Date post: | 09-Jan-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | khangminh22 |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
i
AKUNTABILITAS KINERJA
PENGELOLAAN PAJAK HOTEL PADA
DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA KUPANG
Oleh:
KHINTA MARIA DAMI
NIM: 232010202
KERTAS KERJA
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
vi
MOTTO
Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu,
dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.
(Amsal 3:5)
Karena masa depan sungguh ada,
dan harapanmu tidak akan hilang.
(Amsal 23:18)
Don’t be upset by the results,
you didn’t get with the work you didn’t do.
vii
ABSTRACT
Implementation of autonomy not only provide discretion to the local
government but also give accountability performance on their financial
management. One of the local revenue is hotel tax that support the regional
growth as a result of good governance. The purpose of the study to find out is the
accountability performance system by Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang
can support hotel tax management as one of the local revenue. The result showed
that the government performance accountability system has been implemented
properly so that the performance of the management of hotel tax shows good
result, in which realization of achieving the target since fiscal year 2009-2014
exceeded the target, except in 2013. Nevertheless, according to the research of
Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang, there is still a problem that isn’t
optimal coordination and control in the management of PAD, the limited quality
of human resources, low awareness of taxpayers and need to upgrade the
infrastructure and facilities work.
Keyword: Accountability, Management, Hotel Tax, SAKIP.
viii
SARIPATI
Penyelenggaraan otonomi daerah tidak hanya memberikan keleluasaan kepada
pemerintah daerah tetapi tuntutan untuk memberikan pertanggungjawaban kinerja
(akuntabilitas) dalam mengurus dan mengelola rumah tangganya, salah satunya dalam
pengelolaan sumber penerimaan daerah (pajak hotel) guna mendukung kelancaran
pembangunan daerah sebagai wujud penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good
governance). Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah sistem
akuntabilitas kinerja yang diterapkan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang telah
mendukung pengelolaan pajak hotel sebagai salah satu sumber penerimaan daerah. Hasil
penelitian menunjukan bahwa Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah telah
diimplementasikan dengan baik sehingga kinerja pengelolaan pajak hotel menunjukan
hasil yang baik, dimana realisasi pencapaian target sejak tahun anggaran 2009-2014
melampaui target kecuali pada tahun anggaran 2013. Walaupun demikian, Dinas
Pendapatan Daerah Kota Kupang masih terdapat permasalahan yaitu belum optimalnya
koordinasi dan pengawasan dalam pengelolaan PAD, terbatasnya kualitas SDM, masih
rendahnya kesadaran wajib pajak dan perlu peningkatan sarana dan prasarana kerja.
Kata Kunci: Akuntabilitas, Pengelolaan Pajak Hotel, SAKIP.
ix
KATA PENGANTAR
Setiap instansi pemerintah diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan
setiap kegiatan pemerintahan, termasuk pengelolaan keuangan daerah. Dengan
ditetapkannya sistem yang disebut Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP), diharapkan agar segala kegiatan pemerintah salah satunya
kegiatan dalam mengelola keuangan daerah (termasuk pengelolaan pajak hotel)
dapat dipertanggungjawabkan baik itu keberhasilan maupun kegagalan dalam
pengelolaannya.
Dalam skripsi ini penulis meneliti mengenai sistem akuntabilitas kinerja
yang diterapkan telah mendukung pengelolaan pajak hotel pada Dinas Pendapatan
Daerah Kota Kupang. Skripsi ini merupakan karya penulis, sebagai syarat yang
harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Kristen
Satya Wacana.
Penulis mengharapkan saran, kritik, dan koreksi yang membangun
terhadap kekurangan skripsi guna perbaikan penelitian serupa di kemudian hari.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Salatiga, 1 Mei 2015
Penulis
x
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih
karuniaNya yang telah diberikan sehingga penulisan skripsi dengan judul
Akuntabilitas Kinerja Pengelolaan Pajak Hotel Pada Dinas Pendapatan Daerah
Kota Kupang dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Sarjana (S1) Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
Penyusunan skripsi ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa adanya
peran, bimbingan serta doa dan dukungan dari berbagai pihak selama penyusunan
skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala hormat penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada:
1. Tuhan Yesus, yang senantiasa memberikan tuntunan dan pertolongan-Nya,
memberikan segala kelancaran sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi
ini.
2. Prof. Christantius Dwiatmadja, SE., ME., PhD., selaku Dekan Fakultas
Ekonomika dan Bisnis UKSW Salatiga.
3. Dr. Theresia Woro Damayanti, SE., Msi., Akt., CA, selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW.
4. Bapak Usil Sis Sucahyo, SE., MBA., Dr, selaku dosen pembimbing bagi
penulis. Terima kasi atas kesabaran dalam memberikan bimbingan dan arahan
yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyusun skripsi ini.
5. Ibu Yeterina Widi Nugrahanti selaku wali studi, terima kasih atas segala
bimbingan selama masa studi di UKSW.
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW yang
telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis selama proses
perkuliahan.
7. Seluruh pegawai Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW yang
telah memberikan kemudahan dalam proses administrasi.
8. Bapa, Mama dan Adik Dio, Mama Corry, Mama Essy, Ka Yoce, terima kasih
atas motivasi, dukungan dan doa.
xi
9. Teman-teman FEB 2010, Alya, Insos, Kitty, Ka Lucy, Candra, Francklyn,
Asty, Ida, Vira, Tata, teman-teman kos yang memberikan motivasi dan
dukungan.
Penulis menyadari bahwa penyajian maupun pembahasan skripsi ini masih
jauh dari sempurna. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat serta dapat
menambah pengetahuan dan wawasan bagi pihak yang membutuhkan.
Salatiga, 1 Mei 2016
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................. iv
ABSTRACT ............................................................................................................. v
SARIPATI ............................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii
1. PENDAHULUAN...................................................................................... ......... 1
2. KAJIAN PUSTAKA... ......................................................................................... 4
2.1 Akuntabilitas Kinerja ................................................................................ 4
2.2 Pengelolaan Pajak Hotel ......................................................................... 12
2.3 Akuntabilitas Kinerja Pengelolaan Pajak Hotel ..................................... 14
3. METODE PENELITIAN ................................................................................... 18
3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 18
3.2 Data dan Sumber Data ............................................................................ 18
3.3 Teknik Analisis Data .............................................................................. 19
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................................... 21
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................ 21
4.1.1 Gambaran Umum Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang ................ 21
4.1.2 Pengelolaan Pajak Hotel Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang...... 23
4.2 Penerapan SAKIP pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang .......... 25
4.3 Pembahasan ............................................................................................ 37
5. PENUTUP .......................................................................................................... 43
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 43
5.2 Saran ....................................................................................................... 43
xiii
5.3 Keterbatasan ........................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 46
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................... 49
LAMPIRAN ........................................................................................................... 51
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perkembangan Jumlah Hotel di Kota Kupang Tahun 2009-2014 ............ 2
Tabel 2 Keadaan Pegawai Menurut Jenjang Pendidikan ..................................... 22
Tabel 3 Target dan Realisasi Pajak Hotel Kota Kupang Tahun 2009-2014 ........ 24
Tabel 4 Perubahan Peraturan SAKIP .................................................................... 25
Tabel 5 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Dinas Pendapatan Daerah Kota
Kupang Tahun 2014 ............................................................................... 31
Tabel 6 Pengukuran Kinerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang Tahun
2009-2014 ............................................................................................... 32
Tabel 7 Perbandingan Antara LAKIP Yang Disusun Dengan LAKIP Yang
Sesuai Peraturan ...................................................................................... 34
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Penerimaan Hasil Pajak Hotel Tahun 2009-2013 ............................ 51
Lampiran 2 Usaha Jasa Hotel Dalam Wilayah Kota Kupang Tahun 2009-2014 52
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Peneltian .......................... 55
Lampiran 4 Kuisioner .......................................................................................... 59
16
1. PENDAHULUAN
Selama pemerintahan orde baru sistem pemerintahan yang diterapkan adalah sistem
sentralistik, dimana intervensi pemerintah pusat terhadap daerah sangat kuat yang
mengakibatkan daerah tidak dapat bertumbuh atau tidak dapat berkreasi dalam pelaksanaan
pembangunan, sehingga banyak menimbulkan permasalahan yang mengakibatkan hilangnya
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Puncak dari krisis tersebut terjadi pada tahun
1998, dimana semakin kuatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan
yang baik (Good Governance) atau tuntutan masyarakat untuk segera dilakukan reformasi
diberbagai bidang, baik dibidang pemerintahan, bidang ekonomi, bidang hukum dan juga
birokrasi. Oleh sebab itu, pada tahun 1999 pemerintah menetapkan Undang-Undang Nomor
32 Tahun 1999 dan telah dirubah beberapa kali dan terakhir dengan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana sesuai dengan undang-undang tersebut
penyelenggaraan pemerintah daerah dilakukan berdasarkan prinsip desentralisasi
kewenangan, desentralisasi fiskal dan desentralisasi administrasi sehingga daerah diharapkan
dapat lebih mandiri dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, termaksud
kemandirian dalam mengurus dan mengelola sumber-sumber penerimaan.
Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 dijelaskan bahwa daerah diharapkan lebih
mandiri dalam mengurus dan mengelola sumber penerimaan yang salah satu sumber
penerimaan daerah berasal dari Pendapatan Daerah (PAD) yang diperoleh dari pajak dan
retribusi daerah. Pajak merupakan uang yang diperoleh dari rakyat sehingga penggunaan atau
pengelolaannya perlu dipertanggungjawabkan kepada rakyat. Oleh sebab itu, pemerintah
menetapkan sebuah sistem yang menjadi landasan bagi seluruh instansi pemerintah dalam
mempertanggungjawabkan berbagai kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan
17
masyarakat, termaksud pengelolaan keuangan daerah yang tertuang dalam Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Sistem yang dijalankan dalam SAKIP sangat menentukan keberhasilan dalam
mempertanggungjawabkan pengurusan rumah tangga pemerintah daerah, dimana sistem yang
disebut SAKIP terdapat subsistem yang meliputi rencana strategis, perjanjian kinerja,
pengukuran kinerja, pengelolaan data kinerja, pelaporan kinerja serta review dan evaluasi
kinerja harus dijalankan karena hubungan saling keterkaitan sehingga mendukung
terlaksananya suatu sistem (SAKIP) yang baik.
Kedudukan Kota Kupang sebagai ibukota provinsi memiliki keuntungan tersendiri yaitu
merupakan tempat persinggahan (transit) bagi 20 kabupaten dan/atau kota, selain itu terdapat
pula kantor-kantor pemerintah, baik kantor pemerintah pusat dan juga daerah serta menjadi
pusat kegiatan ekonomi di NTT dengan demikian maka sangat dibutuhkan hotel baik jumlah
maupun kualitas yang memadai. Oleh karena itu pertumbuhan hotel di Kota Kupang sangat
pesat, dimana pada akhir tahun 2009 jumlah hotel di Kota Kupang baru sekitar 44 hotel,
sedangkan pada tahun 2014-2015 jumlah hotel mencapai 66 hotel dengan berbagai
klasifikasi.
Tabel 1
Perkembangan Jumlah Hotel di Kota Kupang Tahun 2009 - 2014
Tahun Pertambahan Hotel
Per Tahun Jumlah Hotel
2009 - 44
2010 9 53
18
Perkembangan Jumlah Hotel di Kota Kupang Tahun 2009 - 2014 (Lanjutan)
Tahun Pertambahan Hotel
Per Tahun Jumlah Hotel
2011 3 56
2012 3 59
2013 4 63
2014 3 66
Sumber: BPS Kota Kupang
Tingkat pertumbuhan hotel yang pesat ini tentunya menjadi potensi bagi peningkatan
pendapatan dari hasil pajak daerah, khususnya pajak hotel. Besarnya potensi harus didukung
dengan sistem pertanggungjawaban terhadap pengelolaan pajak hotel tersebut sehingga dapat
memberikan hasil sebagaimana sesuai dengan yang direncanakan.
Berdasarkan pada pembahasan latar belakang diatas, maka pokok permasalahan dalam
penelitian ini adalah: Apakah sistem akuntabilitas kinerja yang diterapkan telah mendukung
pengelolaan pajak hotel pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang?
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah sistem akuntabilitas
kinerja yang diterapkan yang meliputi subsistem yang dimulai dari rencana strategis,
perjanjian kinerja, pengukuran kinerja, pengelolaan data kinerja, pelaporan kinerja serta
review dan evaluasi kinerja oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang telah mendukung
sehingga dapat tercapainya sistem akuntabilitas kinerja.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah memberikan sumbangan pemikiran bagi
pemerintah Kota Kupang khususnya Dinas Pendapatan Daerah dalam pelaksanaan SAKIP
secara optimal sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah khususnya pajak hotel.
19
2. KAJIAN PUSTAKA
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah merupakan landasan
yuridis bagi pengembangan otonomi daerah, yang dalam pelaksanaannya diawali dengan
penyerahan kewenangan yang seluas-luasnya dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah sehingga daerah mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Selain itu
dalam undang-undang disebutkan pula bahwa pengembangan otonomi daerah
diselenggarakan dengan prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan,
serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah. Undang-undang ini memberikan
otonomi secara utuh kepada daerah untuk membentuk dan melaksanakan kebijakan menurut
prakarsa dan aspirasi masyarakat. Artinya, daerah sekarang diberikan kewenangan yang luas
untuk merancanakan, melaksanakan, mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi
kebijakan-kebijakan daerah.
Dalam pelaksanaan otonomi daerah pemerintah tidak hanya diberikan kewenangan yang
luas untuk mengatur rumah tangganya tetapi pemerintah juga diharapkan untuk mengatur
rumah tangganya dengan bersikap transparan terhadap segala kegiatan yang dilakukan untuk
pembangunan daerah dan mempertanggungjawabkan setiap kegiatan atau program yang
dijalankan kepada publik yaitu dengan menunjukkan keberhasilan atau pencapaian target
yang direncanakan sesuai misi yang ditetapkan organisasi.
2.1 Akuntabilitas Kinerja
Berdasarkan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor
239/IX/6/8/2003, Akuntabilitas merupakan kewajiban untuk menyampaikan
pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan
20
seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak
atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban. Sedangkan kinerja
adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan sebagai penjabaran
dari visi, misi, dan strategi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.
Dengan demikian apabila dikaitan dengan penulisan ini yang diarahkan pada instansi
pemerintah maka yang dimaksudkan dengan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah
perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik.
Pemerintah sebagai pihak yang memberikan pertanggungjawaban kinerja, dalam
mencapai keberhasilan atau kegagalan atas sasaran dan tujuan yang ditetapkan pemerintah
membutuhkan suatu sistem yang tertata untuk digunakan sebagai dasar atau pedoman untuk
menyusun dan melaporkan pertanggungjawaban kinerjanya. Sistem yang digunakan
pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) adalah rangkaian sistematik dari berbagai
aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran,
pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi
pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.
Dalam pencapaian sasaran atau tujuan, instansi pemerintah harus menetapkan visi, misi
dan strategi yang dilaksanakan sehingga dapat menggambarkan tingkat keberhasilan atau
kegagalan pelaksanaan kegiatan atau program sesuai dengan program dan kebijakan yang
21
ditetapkan. Kewajiban pemerintah untuk memberikan pertanggungjawaban atas keberhasilan
dan/atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik, hal ini disebut
sebagai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).
Agar AKIP dapat terwujud dengan baik, berdasarkan Keputusan Kepala Lembaga
Administrasi Negara (LAN) Nomor 239/IX/6/8/2003 ada persyaratan-persyaratan yang harus
dipenuhi, yaitu:
1. Beranjak dari sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber-sumber daya yang
konsisten dengan asas-asas umum penyelenggaraan negara;
2. Komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi yang bersangkutan;
3. Menunjukan tingkat pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan;
4. Berorientasi pada pencapaian visi dan misi, serta hasil dan manfaat yang diperoleh;
5. Jujur, obyektif, transparan, dan akurat;
6. Menyajikan keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan.
Dalam Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah terdapat sistem yang digunakan untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi, sistem
ini disebut dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Penyelenggaraan SAKIP meliputi rencana strategis, perjanjian kinerja, pengukuran kinerja,
pengelolaan data kinerja, pelaporan kinerja serta review dan evaluasi kinerja. Untuk petunjuk
teknis penyusunan perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara review atas laporan
22
kinerja terdapat dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014.
a) Rencana Strategis
Rencana Strategis (Renstra) dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) menjelaskan mengenai visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategis (cara mencapai
tujuan dan sasaran). Tujuan dalam sebuah instansi pemerintah adalah apa yang akan
dicapai dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahunan. Tujuan mengarah
pada perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan
misi.
Visi dalam perencanaan strategis dirumuskan sebagai berikut: (a) mencerminkan apa
yang ingin dicapai sebuah organisasi; (b) memberikan arah dan fokus strategi yang jelas;
(c) mampu menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis yang terdapat
dalam sebuah organisasi; (d) memiliki orientasi terhadap masa depan sehingga segenap
jajaran harus berperan dalam mendefinisikan dan membentuk masa depan organisasi; (e)
mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi; dan (f)
mampu menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi.
Misi suatu instansi harus jelas dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Misi juga
terkait dengan kewenangan yang dimiliki instansi pemerintah dan peraturan perundangan
atau kemampuan penguasaan teknologi sesuai dengan strategi yang telah dipilih. Pada
perumusan misi hendaknya mampu: (a) melingkup semua pesan yang terdapat dalam
visi; (b) memberikan petunjuk terhadap tujuan yang akan dicapai; (c) memberikan
petunjuk kelompok sasaran mana yang akan dilayani oleh instansi pemerintah; dan (d)
23
memperhitungkan berbagai masukan dari pihak-pihak yang berkepentingan
(stakeholders).
Sasaran dalam instansi pemerintah merupakan hasil yang akan dicapai nyata oleh
instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang
lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran yaitu, ukuran
tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan dan
setiap indikator sasaran disertai dengan rencana tingkat capaiannya (target) masing-
masing. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu atau
tahunan secara berkesinambungan dalam rencana strategis.
Strategi adalah cara mencapai tujuan dan sasaran yang dijabarkan ke dalam
kebijakan-kebijakan dan program-program. Kebijakan pada dasarnya merupakan
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan
pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program
atau kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran,
tujuan serta visi dan misi intansi pemerintah. Program merupakan kumpulan kegiatan yng
sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau
beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat, guna
mencapai sasaran tertentu.
b) Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan
instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk
melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Perjanjian
24
kinerja mewujudkan komitmen antara penerima amanah dan kesepakatan antara
penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan
wewenang serta sumber daya yang tersedia.
Perjanjian kinerja disusun dengan mencantumkan indikator kinerja dan target kinerja.
Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan yang menggambarkan terwujudnya kinerja,
tercapainya hasil program dan hasil kegiatan. Indikator kinerja harus memenuhi kriteria
sebagai berikut spesifik (specific), dapat terukur (measureable), dapat dicapai
(attainable), relevan dan sesuai dengan kurun waktu tertentu.
Perjanjian kinerja bertujuan sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan
pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja
aparatur; menciptakan tolok ukur sebagai dasar evaluasi kineja aparatur; sebagai dasar
penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai
dasar pemberian penghargaan dan sanksi; sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk
melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja
penerima amanah; dan sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.
c) Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan publik dan
meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan outcome yang akan
dan seharusnya dicapai untuk memudahkan terwujudnya organisasi yang akuntabel.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara kinerja yang (seharusnya)
terjadi dengan kinerja yang diharapkan. Pengukuran kinerja ini dilakukan secara berkala
(triwulan) dan tahunan. Pengukuran dan pembandingan kinerja dalam laporan kinerja
harus cukup menggambarkan posisi kinerja instansi pemerintah.
25
Dalam menggambarkan kinerja pemerintah dapat dilakukan pengukuran kinerja
pemerintah dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini,
membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun ini
atau beberapa tahun terakhir, membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini
dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis
organisasi, membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada),
analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta
alternatif solusi yang telah dilakukan, analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya,
serta analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian kinerja.
d) Pengelolaan Data Kinerja
Pengelolaan data kinerja dilakukan dengan cara mencatat, mengolah dan melaporkan
data kinerja. Pengelolaan data kinerja mencakup penetapan data dasar (baseline data),
penyediaan instrumen perolehan data berupa pencatatan dan registrasi, penatausahaan
dan penyimpanan data serta pengkompilasian dan perangkuman. Pengumpulan dan
perangkuman harus memperhatikan indikator kinerja yang digunakan, frekuensi
pengumpulan data, penanggungjawab, mekanisme perhitungan dan media yang
digunakan.
e) Pelaporan Kinerja
Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi
yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal
terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja
dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap
26
pengukuran kinerja. Pelaporan kinerja bertujuan untuk memberikan informasi kinerja
yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya tercapai, dan
sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk
meningkatkan kinerjanya.
Laporan kinerja disusun oleh setiap tingkatan organisasi yang menyusun perjanjian
kinerja dan menyajikan informasi mengenai uraian singkat organisasi, rencana dan target
kinerja yang ditetapkan, pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis kinerja untuk setiap
sasaran strategis atau hasil program atau kegiatan dan kondisi terakhir yang seharusnya
terwujud.
f) Review dan Evaluasi Kinerja
Review adalah penelaahan atas laporan kinerja untuk memastikan bahwa laporan
kinerja telah menyajikan informasi kinerja yang andal, akurat dan berkualitas. Penelaah
atas laporan kinerja dilaksanakan untuk menilai keselarasan antara Renstra pemerintah
daerah atau dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah, terutama keselarasan sasaran,
indikator kinerja, program dan kegiatannya.
Tujuan review adalah membantu penyelenggaraan SAKIP dan memberikan
informasi keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan, dan keabsahan data atau
informasi kinerja instansi pemerintah sehingga dapat menghasilkan laporan kinerja yang
berkualitas. Review terhadap laporan kinerja harus dilakukan oleh aparatur pengawasan
intern pemerintah atau tim yang dibentuk untuk itu. Review dilakukan pada saat
pelaksanaan manajemen kinerja dan penyusunan laporan kinerja instansi pemerintah.
Pelaksanaan review dititikberatkan pada pertanggungjawaban pelaksanaan review
yang pokoknya mengungkapkan prosedur review yang dilakukan, kesalahan atau
27
kelemahan yang ditemui, langkah perbaikan yang disepakati, langkah perbaikan yang
telah dilakukan dan saran perbaikan yang tidak atau belum dilaksanakan, hal tersebut
merupakan dasar dalam penyusunan pelaporan review. Hasil pelaporan review berisikan
pernyataan antara lain review telah dilakukan atas laporan kinerja untuk tahun kerja
bersangkutan, review telah dilaksanakan sesuai dengan pedoman review laporan kinerja,
semua informasi yang dimuat dalam laporan review adalah penyajian manajemen dan
informasi keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan, dan keabsahan data atau
informasi kinerja instansi pemerintah sehingga dapat menghasilkan laporan kinerja yang
berkualitas.
2.2 Pengelolaan Pajak Hotel
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 pasal 4 ayat 1 menyatakan bahwa
keuangan daerah harus dikelola secara tertib, taat peraturan perundang-undangan, efektif,
efisien, ekonomis, transparan, bertanggungjawab mengelola keuangan daerah yang salah
satunya berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) lebih difokuskan pada pengelolaan pajak
hotel sebagai salah satu pajak yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi
pendapatan daerah Kota Kupang.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah, daerah berkewajiban menyusun Perencanaan Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang kemudian dibagi dalam perencanaan 5 (lima) tahunan
daerah yang disebut dengan Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Berpedoman pada Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) maka
Dinas Pendapatan Daerah akan menyusun Rencana Strategis (Renstra), dalam Renstra akan
28
ditetapkan target/misi yang harus dicapai oleh Dinas Pendapatan Daerah yang salah satunya
adalah menetapkan besarnya target pajak hotel yang harus dicapai.
Dalam Rencana Strategis, Dinas Pendapatan Daerah melalui akan mendaftarkan fasilitas
penyedia jasa penginapan atau peristirahatan yaitu hotel, yang mencakup motel, losmen,
gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan serta rumah kos
dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh). Selanjutnya akan dilakukan pendataan berapa
jumlah jasa penginapan dan pelayanan yang disediakan termaksud jasa penunjang yang
meliputi fasilitas telepon, faxmail, telex, internet, foto kopi, pelayanan cuci, setrika,
transportasi dan fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau dikelola oleh hotel, fasilitas
olahraga dan hiburan seperti pusat kebugaran. Setelah didaftar dan didata, selanjutnya akan
ditetapkan berapa jumlah hotel dan jasa penginapan lainnya yang harus membayar pajak pada
pemerintah daerah berdasarkan hasil pendataan.
Sesuai dengan peraturan daerah APBD Kota Kupang tahun berjalan dan Peraturan
Daerah Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, Pajak Hotel adalah jenis pajak yang
dibayar sendiri oleh wajib pajak (self-assessment system) dengan dasar pajak hotel adalah
jumlah pembayaran atau yang harus dibayar kepada hotel dikalikan dengan tarif pajak
sebesar 10% (sepuluh persen). Dengan demikian self-assesment system merupakan suatu
proses pembayaran pajak yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak baik orang pribadi atau
badan yang mengusahakan hotel berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)
yaitu surat yang digunakan wajib pajak untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran
pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, serta Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD)
yaitu bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan
29
formulir atau menggunakan cara lain melalui tempat pembayaran yang telah ditunjuk oleh
kepala daerah.
2.3 Akuntabilitas Kinerja Pengelolaan Pajak Hotel
Pemerintah daerah sebagai pihak yang telah diberikan kewenangan untuk mengurus
rumah tangganya sendiri, dipercaya oleh masyarakat untuk mengelola sumber daya publik
salah satunya Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pada penelitian ini lebih dikhusus pada
pengelolaan pajak hotel berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, dimana
dalam mengelola pajak hotel harus memperhatikan ketertiban, ketaatan peraturan perundang-
undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, bertanggungjawab dengan memperhatikan
azas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat sehingga dapat mencapai
keberhasilan (target) yang telah ditetapkan sebagai wujud pertanggungjawaban pemerintah.
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas kinerja
pengelolaan pajak hotel merupakan kewajiban instansi pemerintah, dalam hal ini adalah
Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang untuk menyampaikan pertanggungjawaban terhadap
atasan (Walikota) dan masyarakat mengenai pencapaian kineja dalam pengelolaan pajak
hotel. Selanjutnya menurut Keputusan Kepala LAN, agar Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dapat terwujud dengan baik ada persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu beranjak
dari sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber daya yang konsisten dengan asas-asas
umum penyelenggaraan negara.
Sistem tersebut terdapat pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 yaitu Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). SAKIP merupakan rangkaian sistematik
berbagai aktivitas, alat dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran,
30
pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran dan pelaporan kinerja pada instansi
pemerintah dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.
Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang akan menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang
merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu
5 (lima) tahun termaksud didalamnya ditetapkan target atau misi yang harus dicapai, yang
salah satunya adalah menetapkan besarnya target pajak hotel yang harus dicapai, serta
ditetapkan visi yang menjadi pandangan ke depan menyangkut kemana harus dibawa dan
diarahkan, hal tersebut terkait dengan komitmen pimpinan dan seluruh staf instansi untuk
mengarahkan dan menjelaskan apa yang ingin dicapai organisasi.
Setelah ditetapkan Renstra selanjutnya dibuat perjanjian kinerja yang berisikan
penugasan dari Walikota Kupang kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang.
Melalui Bidang Pendapatan I akan didistribusikan dan diterima kembali formulir pendaftaran
yang telah diisi oleh wajib pajak dan dibuat laporan tentang formulir pendaftaran wajib pajak
yang belum diterima kembali, lalu akan dicatat nama pemilik hotel dan alamat wajib pajak
dan ditetapkan nomor pokok wajib pajak (NPWP). Bidang Pendapatan I akan menghimpun
dan mengelola serta mencatat objek dan subjek pajak hotel, kemudian melakukan
pemeriksaan lapangan atau lokasi dan melaporkan hasilnya dan membuat daftar mengenai
formulir SPT yang belum diterima kembali dan terakhir akan menghitung serta menetapkan
jumlah pajak hotel yang terhutang.
Berdasarkan perjanjian kinerja yang dibuat, maka selanjutnya pemerintah akan
melakukan pengukuran kinerja yang akan menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
kegiatan. Pengukuran kinerja Dinas Pendapatan Derah ialah membandingkan antara target
pajak hotel yang ditetapkan dan realisasi pajak hotel tahun bersangkutan, membandingkan
31
antara realisasi serta capaian pajak hotel dengan tahun yang bersangkutan atau beberapa
tahun terakhir, membandingkan realisasi kinerja pajak hotel sampai dengan tahun
bersangkutan dengan target jangka menengah yang terdapat dalam Renstra Dinas
Pendapatan Daerah, menganalisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan dari target pajak hotel yang ditetapkan serta solusi yang dilakukan
untuk mengatasi hal tersebut, menganalisis efisiensi penggunaan sumber daya dalam
pengelolaan pajak hotel, serta menganalisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan
atau kegagalan pengelolaan pajak hotel. Setelah memperoleh data dari pengukuran kinerja,
data tersebut kemudian dikumpulkan dan dirangkum serta harus memperhatikan indikator
kinerja yang digunakan sehingga mempermudah pengelolaan kinerja.
Sebagai bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan program/kegiatan yang menunjang
keberhasilan atau kegagalan target pajak hotel yang telah ditetapkan, pemerintah diwajibkan
untuk menyajikannya pelaporan kinerja secara jujur, obyektif, transparan dan akurat. Dalam
penyajian keberhasilan dan kegagalan dalam pengelolaan pajak hotel, Dinas Pendapatan
Daerah Kota Kupang selaku instansi yang mengelola pajak hotel harus
mempertanggungjawabkan dan menjelaskan tingkat kinerja yang telah dicapainya. Pelaporan
kinerja tersebut akan dituangkan dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang
akan disampaikan kepada pihak yang berkepentingan (Walikota) setahun sekali.
Setelah penyusunan LAKIP, tahap terakhir dari penyelenggaraan SAKIP adalah
melakukan review dan evaluasi atas kinerja. Dari review yang dilakukan akan dilihat apakah
laporan kinerja yang susun oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang telah disajikan
dengan andal, akurat dan berkualitas sesuai dengan data dan informasi yang telah dirangkum
dan dikumpulkan. Pelaporan kinerja harus direview oleh auditor aparat pengawas intern
32
pemerintah yaitu inspektorat daerah Kota Kupang dan Badan Pemeriksa Keuangan dan
Pembangunan (BPKP).
33
3. METODA PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif kualitatif.
Penelitian deskriptif kualitatif adalah prosedur penelitian berdasarkan data deskriptif, yaitu
berupa lisan atau kata tertulis dari seorang subyek yang telah diamati dan memiliki
karakteristik bahwa data yang diberikan merupakan data asli yang tidak dirubah serta
menggunakan cara yang sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Ciri
penelitian deskriptif kualitatif yaitu data penelitiannya diambil dari hasil wawancara atau
penelitian, analisis data dilakukan setelah data terkumpul, pengumpulan data secara deskriptif
ditulis dalam bentuk laporan data berupa kata-kata dan gambar.
3.2 Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer
yang diperlukan dalam penelitian ini terkait dengan Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah
(SAKIP) peroleh melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner, sedangkan data
sekunder diperoleh melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
yaitu data rencana strategis (Renstra) yang memuat tentang visi, misi dan tujuan Dinas
Pendapatan Daerah dalam kurun waktu 5 tahun kedepan, perjanjian kinerja, pengukuran
kinerja, pengelolaan data kinerja, pelaporan kinerja serta review dan evaluasi kinerja. Selain
itu dibutuhkan data mengenai pelaporan Dinas Pendapatan Daerah mengenai pencapaian
kinerja dalam satu tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan
sasaran, dan pelaporan.
34
Data primer terkait penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak terkait
dengan pengelolaan pajak hotel yaitu Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang, selain
itu sekunder juga diperoleh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
2014 dan beberapa dokumen seperti Review Rencana Strategi Tahun 2014/2017, Rencana
Kinerja Tahunan Tahun 2014, dan Penetapan Kinerja Tahun 2014.
3.3 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini langkah pengumpulan dan teknik pengambilan data yang dilakukan
meliputi: data mengenai perencanaan kinerja yang didalamnya memuat mengenai sasaran
yang ingin dicapainya dalam tahun yang bersangkutan dan beserta indikator serta rencana
tingkat capaiannya (targetnya), program-program yang akan dilaksanakan pada tahun
bersangkutan sebagai cara untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Kegiatan yang
dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang sesuai dengan kebijakan serta
pemanfaatan sumber daya untuk mencapai sasaran dan tujuan, dalam kegiatan ini perlu
ditetapkan indikator kinerja kegiatan yaitu masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil
(outcomes), manfaat (benefits), dampak (impacts) terhadap pengelolaan pajak hotel dan
rencana pencapaiannya.
Data mengenai pengukuran kinerja yaitu akan dilihat tahapan penetapan, pengumpulan
data kinerja dan cara pengukuran kinerja. Selanjutnya dilihat data evaluasi terhadap
pencapaian setiap indikator kinerja kegiatan untuk memberikan penjelasan tentang hal-hal
yang mendukung keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan pengelolaan pajak hotel. Data
mengenai analisis akuntabilitas kinerja yang meliputi keterkaitan kinerja kegiatan dengan
program dan kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan dan misi serta visi. Dalam data
35
tersebut juga dapat dilihat perkembangan kondisi pencapaian sasaran dan tujuan secara
efektif dan efisien, sesuai dengan kebijakan, program dan kegiatan yang telah ditetapkan.
Langkah pengumpulan dan teknik analisis data yang dilakukan meliputi:
1. Peneliti mewawancarai pihak-pihak terkait seperti Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kota
Kupang mengenai kebijakan-kebiajakn operasional dan program pendukung akuntabilitas
pengelolaan pajak.
2. Setelah melakukan wawancara, selanjutnya peneliti melihat kembali hasil wawancara
lalu peneliti akan mengolah hasil wawancara tersebut dengan memfokus pada hal-hal
yang penting. Dalam penelitian ini, peneliti akan memfokuskan pada
pertanggungjawaban pemerintah dalam mengelola pajak hotel.
3. Setelah hasil wawancara dikelola, peneliti akan menyajikan hasil wawancara dengan
menyajikannya sebagai sebuah data. Data tersebut akan disajikan dalam bentuk teks yang
bersifat naratif.
4. Dari data tersebut lalu peneliti akan menarik kesimpulan apakah pemerintah
mempertanggung-jawabkan pengelolaan pajak hotel.
36
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada Dinas Pendapatan Daerah
Kota Kupang. Nomenklatur Dinas Pendapatan Daerah ini telah mengalami beberapa kali
perubahan, dimana berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah, telah ditetapkan Peraturan Daerah
Kota Kupang Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
Kota Kupang yang menetapkan nomenklatur Dinas Pendapatan Daerah menjadi Dinas
Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Kupang.
Pada tahun 2013, diterbitkan Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 4 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 6 Tahun 2008 tersebut diatas,
sehingga nomenklatur dinas kembali menjadi Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang dengan
tugas pokok yaitu “Membantu Walikota dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintah
daerah dibidang pendapatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan”. Sedangkan
fungsi Dinas Pendapatan Daerah yaitu:
1. Merumuskan kebijakan teknis dibidang pendapatan daerah;
2. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang pendapatan;
3. Membina dan melaksanakan tugas dibidang pendapatan;
4. Membina unit pelaksanaan teknis dinas;
37
5. Pelaksanaan administrasi ketatausahaan yang meliputi urusan umum, perlengkapan,
keuangan, kepegawaian dan pelaporan;
6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Walikota dibidang pendapatan.
Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsinya tersebut, Dinas
Pendapatan Daerah Kota Kupang didukung dengan jumlah pegawai sebanyak 145 orang yang
terdiri dari PNS sebanyak 108 orang dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) sebanyak 37 orang.
Tabel 2
Keadaan Pegawai Menurut Jenjang Pendidikan
NO JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH
1 PEGAWAI NEGERI SIPIL
a. Pasca Sarjana/S2
b. Sarjana/S1
c. Sarjana Muda/D3
d. SMU/SMK
e. SMP
f. SD
4 orang
50 orang
4 orang
50 orang
- orang
- orang
Total 108 orang
2 TENAGA HONORER
a. Sarjana/S1
b. SMU/SMK
c. SD
8 orang
29 orang
1 orang
Sumber: LAKIP Dinas Pendapatan Daerah Tahun 2014
38
4.1.2 Pengelolaan Pajak Hotel Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang
Sesuai penelitian yang dilakukan pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang maka
pengelolaan keuangan daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
dikhususkan pada pengelolaan pajak hotel sebagai salah satu pajak daerah yang memberikan
kontribusi yang cukup besar bagi pembentukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota
Kupang.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 6 Tahun 2011 Pasal 32 tentang
Pajak Daerah, sistem pemungutan pajak hotel yang digunakan Kota Kupang merupakan self-
assessment system. Pengelolaan terhadap pajak hotel dimulai dengan pelaporan omset
pemilik hotel (wajib pajak) pada Bidang Pendapatan I Dinas Pendapatan Daerah, dimana
omset yang telah dilaporkan akan lakukan pendataan dan pendaftaran untuk melihat berapa
banyak hotel yang telah melaporkan omset dan setelah dilakukan pengolahan data omset
maka selanjutnya akan dihitung untuk mengetahui jumlah pembayaran atau dasar pengenaan
pajak pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6
Tahun 2011 akan ditetapkan besaran pokok pajak hotel dengan mengalikan dasar pengenaan
pajak hotel dengan tarif pajak hotel sebesar 10%. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota
Kupang Nomor 6 tahun 2011 Pasal 32 tentang Pajak Daerah, setelah pemilik hotel
melaporkan omset dan diketahui besaran pokok pajak hotel maka pemilik hotel (wajib pajak)
akan mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dengan jelas, benar, lengkap dan
ditandatangani oleh wajib pajak untuk melaporkan pembayaran serta Surat Setoran Pajak
Daerah (SSPD) sebagai bukti pembayaran atau penyetoran pajak pada Bidang Pendapatan I
Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang.
39
Realiasasi pembayaran pajak hotel dalam rangka pencapaian target yang telah ditetapkan
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3
Target dan Realisasi Pajak Hotel Kota Kupang Tahun 2009 - 2014
Tahun
Anggaran
Target Pajak Hotel
(Rp)
Realisasi Pajak Hotel
(Rp) Presentase (%)
2009 1.420.000.000 1.921.407.179 135,31%
2010 1.800.000.000 2.097.769.918 116,54%
2011 2.549.419.000 2.619.562.437 102,75%
2012 3.015.487.000 3.617.254.144 119,96%
2013 5.107.468.000 4.332.621.400 84,83%
2014 5.186.781.084 5.743.185.399 110,73%
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang
Dari data pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun anggaran 2013, realisasi pajak
hotel sebesar 4.332.621.400 tidak mencapai target yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu
sebesar 5.107.468.000, berbeda dengan tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012 dimana realisasi
bahkan melebihi target yang ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan penelitian pada Dinas
Pendapatan Daerah Kota Kupang tidak tercapainya target tahun 2013 disebabkan oleh
kualitas dan jumlah sumber daya manusia (aparatur) yang terbatas dan sarana dan prasarana
operasional seperti laptop atau komputer, kendaraan operasional (kendaraan bermotor untuk
kegiatan lapangan) yang belum memadai. Selain permasalahan tersebut diatas, maka sesuai
hasil penelitian ditemukan pula permasalahan yakni rendahnya kesadaran wajib pajak,
dimana terdapat cukup banyak wajib pajak yang tidak jujur dalam melaporkan omset yaitu
tidak melapor secara benar saat adanya penambahan pembangunan kamar dan penggunaan
fasilitas hotel lainnya.
40
4.2 Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada Dinas
Pendapatan Daerah
Berdasarkan tujuan penelitian ini yang ingin mengetahui apakah Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang diterapkan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota
Kupang telah mendukung pengelolaan pajak hotel berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29
Tahun 2014 (Peraturan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang berlaku).
Namun setelah dilakukan penelitian, diketahui bahwa dalam penerapan akuntabilitas kinerja
Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang ternyata masih menggunakan undang-undang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang lama yaitu Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun
1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Tabel 4
Perubahan Peraturan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
Instruksi Presiden
Nomor 7 Tahun 1999 (Tidak Berlaku) Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014 (Berlaku)
- Perencanaan Strategis (Renstra)
- Perencanaan Kinerja
- Pengukuran Kinerja
- Pelaporan Kinerja.
- Rencana Strategis (Renstra)
- Perjanjian Kinerja
- Pengukuran Kinerja
- Pengelolaan Data Kinerja
- Pelaporan Kinerja
- Review dan Evaluasi Kinerja
Sumber: LAKIP Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa setelah Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun
1999 dihapus dan diberlakukan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014, sehingga terdapat
beberapa perubahan dan penambahan komponen pada pedoman penyelenggaraan
41
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah tersebut. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999
yang digunakan Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang dalam penyelenggaraan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku dengan
diterbitkannya peraturan baru yaitu Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada tanggal 21 April 2014 yang
implementasinya diberlakukan secara bertahap paling lambat tahun anggaran 2014.
Akuntabilitas kinerja yang diterapkan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang
berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 dilaksanakan dengan menyusun
perencanaan strategis (Renstra), perencanaan kinerja, pengukuran kinerja dan pelaporan
kinerja. Implementasi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 oleh Dinas Pendapatan
Daerah Kota Kupang diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan Strategis
Perencanaan Strategis (Renstra) dalam SAKIP berdasarkan Instruksi Presiden
Nomor 7 Tahun 1999 menjelaskan mengenai visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategis
(cara mencapai tujuan dan sasaran). Tujuan dalam sebuah instansi pemerintah adalah apa
yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahunan yang
akan mengarah pada perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka
merealisasikan misi.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah, ditegaskan bahwa daerah berkewajiban menyusun Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang kemudian dibagi dalam
perencanaan 5 (lima) tahunan daerah yang disebut dengan Rencana Pembangunan Jangka
42
Menengah Daerah (RPJMD). Dengan berpedoman pada RPJMD Kota Kupang Tahun
2013 - 2017, Penyusunan Renstra memuat visi yang berkaitan dengan pandangan ke
depan menyangkut kemana Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang harus dibawa dan
diarahkan. Sehingga Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang menyusun visi sebagai
berikut: “Terwujudnya Peningkatan Pendapatan Daerah Untuk Mendukung Percepatan
Pembangunan Daerah”. Dengan visi tersebut diharapkan dapat mencerminkan apa yang
ingin dicapai Dinas Pendapatan Daerah kota Kupang, memberi arah dan fokus yang jelas,
mampu menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis yang terdapat dalam
dinas, memiliki orientasi terhadap masa depan, mampu menumbuhkan komitmen seluruh
jajaran dalam dinas dan mampu menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi.
Untuk dapat mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka harus ditetapkan misi
sebagai bentuk penjabaran dari visi. Misi pada dasarnya memuat sesuatu yang harus
diemban atau dilaksanakan oleh dinas. Oleh sebab itu Dinas Pendapatan Daerah Kota
Kupang telah menetapkan misi yang disusun sebagai berikut:
1. Meningkatkan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dinamis,
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan melalui perbaikan sumber daya
manusia dan sarana prasarana,
3. Mewujudkan penegakan kepastian hukum pajak daerah dan retribusi daerah.
Penyusunan misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang tersebut diharapkan
melingkup semua pesan yang terdapat dalam visi, memberikan petunjuk terhadap tujuan
yang akan dicapai, memberikan petunjuk kelompok sasaran mana yang akan dilayani
43
oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang, dan memperhitungkan berbagai masukan
dari pemangku kepentingan (stakeholders).
Berdasarkan penyusunan visi dan misi, serta isu-isu dan analisis strategi maka dinas
telah merancang sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dinas dalam waktu
1(satu) sampai dengan 5 (lima) tahunan yang disebut tujuan. Dari visi dan misi yang
telah disusun maka dijabarkan tujuan dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang
adalah: “Mengembangkan sumber-sumber pendapatan daerah yang potensial dan kreatif
dengan tidak membebani rakyat serta peningkatan kualitas pengelolaan keuangan
daerah”. Penyusunan tujuan tersebut akan mengarahkan pada perumusan sasaran,
kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi. Sedangkan sasaran
merupakan hasil yang akan dicapai oleh dinas secara nyata dalam rumusan yang lebih
spesifik, terukur, dan dengan kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Selain itu
dalam sasaran juga dirancang indikator sasaran, sehingga Dinas Pendapatan Daerah Kota
Kupang menetapkan sasaran yaitu: “Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)”,
dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu:
1. Jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD);
2. Jumlah pendapatan pajak daerah;
3. Jumlah pendapatan retribusi daerah;
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka Dinas Pendapatan
Daerah membutuhkan strategi yang dijabarkan ke dalam kebijakan-kebijakan dan
program-program. Dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan agar pendapatan daerah
meningkat maka diperlukan strategi dan kebijakan. Berdasarkan misi yang harus
44
dilaksanakan, berikut penjabaran strategi dan kebijakan yang disusun Dinas Pendapatan
Daerah Kota Kupang yaitu sebagai berikut:
1. Misi I: Meningkatkan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dinamis;
a. Strategi:
- Intensifikasi dan Ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah
b. Kebijakan:
- Meningkatkan kinerja pengelolaan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang transparan, jujur, akuntabel dan berkeadilan.
2. Misi II: Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan melalui perbaikan sumber
daya manusia (SDM) dan sarana prasarana;
a. Strategi:
- Meningkatkan kemampuan SDM dalam pelayanan pajak daerah dan
retribusi daerah;
- Meningkatkan dan memenuhi standar minimal sarana dan prasarana
penunjang pelayanan.
b. Kebijakan:
- Meningkatkan pengetahuan petugas pungut tentang tata cara pemungutan
pajak daerah dan retribusi daerah;
- Mewujudkan penerapan sistem online terhadap pengelolaan PAD.
3. Misi III: Mewujudkan penegakan kepastian hukum pajak daerah dan retribusi daerah:
a. Strategi:
- Menetapkan peraturan daerah dan aturan pelaksanaan berdasarkan Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
45
b. Kebijakan:
- Meningkatkan pembinaan dan pengawasan serta penilaian terhadap wajib
pajak;
- Memberi sanksi hukum terhadap wajib pajak sesuai dengan aturan yang
berlaku.
Setelah strategi dan kebijakan Dinas Pendapatan Daerah dijabarkan, selanjutnya
disusun program yang sistematis dan terpadu untuk mendukung tercapainya tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan. Program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis
dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi
pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat guna mencapai sasaran
tertentu, sehingga Dinas Pendapatan Daerah menyusun program untuk mendukung tujuan
dan sasaran yaitu dengan meningkatkan pelayanan administrasi perkantoran,
meningkatan sarana dan prasarana, meningkatkan disiplin aparatur, meningkatkan
penunjang pelayanan administrasi, meningkatkan sumber daya aparatur, meningkatkan
dan mengembangkan pengelolaan pendapatan daerah, serta meningkatkan dan
mengembangkan pengelolaan keuangan daerah.
Dengan penyusunan Renstra, Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang dapat
mengetahui apa yang ingin dicapai dengan adanya visi sebagai pemberi arah dan fokus
strategi yang jelas serta memiliki orientasi terhadap masa depan dan mampu
menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam dinas dan mampu menjamin
kesinambungan kepemimpinan organisasi.
46
2. Perencanaan Kinerja
Perencanaan kinerja merupakan penjabaran dari perencanaan startegis (Renstra)
Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang tahun 2014 - 2017, Renstra dijabarkan dalam
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang disusun setiap tahun. Dalam RKT disusun tujuan
dan sasaran yang ingin dicapai oleh Dinas Pendapatan Daerah dalam tahun yang
bersangkutan, cara mencapai tujuan dan sasaran yang berupa kebijakan, program dan
kegiatan serta indikator kinerja kegiatan dan target capaiannya. Rencana Kinerja
Tahunan (RKT) Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang Tahun 2014 dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel 5
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang Tahun 2014
Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Target
Peningkatan
Pendapatan Asli
Daerah (PAD)
1. Jumlah Pendapatan Asli Daerah
(PAD) 100,923,871,583.00
2. Jumlah Pendapatan Pajak Daerah 47,023,367,364.00
3. Jumlah Pendapatan Retribusi
Daerah 23,291,427,858.00
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang
Dari tabel Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dapat dilihat bahwa sasaran strategis
Dinas Pendapatan Daerah adalah peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dengan
indikator kinerja salah satunya adalah jumlah pendapatan pajak daerah termasuk jumlah
pendapatan pajak hotel. Untuk dapat mencapai sasaran strategis maka Dinas Pendapatan
Daerah perlu meningkatkan jumlah pendapatan pajak daerah (termasuk pajak hotel)
47
dengan melakukan langkah efisensi yaitu dengan memanfaatkan sarana dan prasarana
yang ada, serta sumber daya aparatur juga sangat berperan penting yaitu pengetahuan
pegawai (aparatur) dalam mengelola pendapatan pajak daerah (pajak hotel) terutama
dalam tahap perencanaan yang menetukan berapa besarnya target dan langkah-langkah
yang harus dilakukan sehingga target dapat tercapai.
c. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara kinerja yang
(seharusnya) terjadi dengan kinerja yang diharapkan, sehingga laporan kinerja dapat
menggambarkan posisi kinerja instansi pemerintah. Kinerja Dinas Pendapatan Daerah
Kota Kupang diukur berdasarkan tingkat pencapaian sasaran (Peningkatan Pendapatan
Asli Daerah) dan program kegiatan yang dilakukan melalui rencana kinerja yang
membandingkan antara target dan realisasinya. Dikaitkan dengan pengelolaan pajak hotel
maka kinerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang diukur berdasarkan tingkat
pencapaian sasaran adalah peningkatan pendapatan pajak hotel dan membandingkan
antara target pajak hotel dengan realisasi yang dicapai.
Tabel 6
Pengukuran Kinerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang Tahun 2009 - 2014
Tahun Target
(Rp)
Realisasi
(Rp) Indikator
2009 1.420.000.000 1.921.407.179
Jumlah
Pendapatan Hasil
Pajak Daerah
(Pajak Hotel).
2010 1.800.000.000 2.097.769.918
2011 2.549.419.000 2.619.562.437
2012 3.015.487.000 3.617.254.144
2013 5.107.468.000 4.332.621.400
48
2014 5.186.781.084 5.743.185.399
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang
Pengukuran kinerja Dinas Pendapatan Daerah sesuai tabel tersebut menunjukan
bahwa tahun 2013 realisasi pajak hotel tidak mencapai target sebagaimana yang
diharapkan, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Dilihat dari realisasi pajak hotel pada tahun 2013 yang tidak tercapai maka pada
tahun 2014 Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang melakukan berbagai usaha (inovasi)
agar dapat tercapainya target pada tahun 2014, antara lain:
1. Melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah yang akan menjadi faktor
yang penting dalam mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota
Kupang.
2. Mengoptimalkan aset-aset daerah yang berpotensial menjadi sumber pendapatan
daerah.
3. Melakukan pemutakhiran data wajib pajak untuk mengetahui potensi pajak daerah.
d. Pelaporan Kinerja
Laporan kinerja disusun oleh setiap tingkatan organisasi yang menyajikan informasi
tentang uraian singkat organisasi, rencana dan target kinerja yang ditetapkan, pengukuran
kinerja serta evaluasi dan analisis kinerja untuk setiap sasaran atau hasil
program/kegiatan dan kondisi terakhir yang seharusnya terwujud, analisis ini juga
mencakup atas efisiensi penggunaan sumberdaya.
Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi
yang dipercayakan kepada instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Sebagai
49
bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota
Kupang juga telah menyusun laporan kinerja yaitu Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) yang dilakukan oleh Kepala Sub Bagian Perencanaan,
Evaluasi dan Pelaporan dan diawasi oleh Sekretariat. Dengan penyusunan laporan kinerja
tersebut diharapkan agar dapat memberikan informasi kinerja yang terukur kepada
pemberi mandat (Walikota) atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai dan sebagai
upaya perbaikan berkesinambungan bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang untuk
meningkatkan kinerjanya.
Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 239/IX/6/8/2003
tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dijadikan sebagai acuan oleh Dinas Pendapatan Daerah untuk menyusun
laporan pertanggungjawaban (LAKIP). Tabel dibawah akan menjelaskan apakah
penyusunan LAKIP oleh Dinas Pendapatan Daerah telah sesuai dengan Keputusan
Kepala LAN yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Instruksi Presiden Nomor
7 Tahun 1999 tentang SAKIP.
Tabel 7
Perbandingan Antara LAKIP Yang Disusun Dengan LAKIP Yang Sesuai Peraturan
No. LAKIP Dinas Pendapatan
Daerah Tahun 2014
Keputusan Kepala LAN No.
239/IX/6/8/2003
Sesuai/ Tidak
Sesuai
1 Ikhtisar Eksekutif:
Telah menjelaskan tujuan dan
sasaran, pencapaian sasaran
yang ditetapkan dalam Rencana
Kinerja Tahunan (RKT),
realisasi pencapaian indikator
sasaran dan perbandingan
Ikhtisar Eksekutif:
Disajikan tujuan dan sasaran
yang ditetapkan dalam
Renstra serta pencapaian dan
kendala serta langkah dalam
mengatasi kendala.
Sesuai
50
Perbandingan Antara LAKIP Yang Disusun Dengan LAKIP Yang Sesuai Peraturan
No. LAKIP Dinas Pendapatan
Daerah Tahun 2014
Keputusan Kepala LAN No.
239/IX/6/8/2003
Sesuai/ Tidak
Sesuai
capaian indikator kinerja.
Tidak menjelaskan mengenai
kendala dan cara mengatasinya
karena mencapai target pada
tahun 2014 dengan interpretasi
memuaskan.
2 Pendahuluan:
Telah menjelaskan tugas dan
fungsi Dinas Pendapatan
Daerah, maksud dan tujuan
penyusunan LAKIP, dasar
hukum yang digunakan, profil
layanan dan struktur organisasi
Dinas Pendapatan Daerah Kota
Kupang.
Pendahuluan:
Menjelaskan gambaran
umum instansi.
Sesuai
3 Rencana Strategis dan
Perjanjian Kinerja:
Uraian tentang visi-misi,
tujuan, sasaran, indikator
kinerja, strategi, kebijakan,
rencana kinerja dan penetapan
kinerja.
Rencana Strategis
(Renstra):
- Rencana Strategis
Uraian singkat tentang
Renstra mulai dari visi-
misi, tujuan, sasaran serta
kebijakan dan program.
- Rencana Kinerja
Disajikan Rencana Kinerja
Tahunan bersangkutan,
menyangkut kegiatan
dalam mencapai sasaran
sesuai dengan program dan
indikatornya.
Sesuai
4 Akuntabilitas Kinerja:
Capaian Kinerja
- Perbandingan antara target
dan realisasi tahun 2014,
- Perbandingan realisasi kinerja
serta pencapaian kinerja pada
tahun 2014 dengan tahun
sebelumnya,
Akuntabilitas Kinerja:
Menyajikan hasil pengukuran
kinerja, evalusi dan analisis
akuntabilitas kinerja,
termasuk keberhasilan dan
kegagalan, hambatan serta
langkah dalam mengatasi
hambatan.
Sesuai
51
Perbandingan Antara LAKIP Yang Disusun Dengan LAKIP Yang Sesuai Peraturan
No. LAKIP Dinas Pendapatan
Daerah Tahun 2014
Keputusan Kepala LAN No.
239/IX/6/8/2003
Sesuai/ Tidak
Sesuai
- Perbandingan realisasi kinerja
sampai tahun 2014 dengan
target RPJMD,
- Analisis tentang penyebab
keberhasilan atau kegagalan
kinerja,
- Langkah efisiensi terhadap
sarana prasarana, pegawai
/aparatur dan keuangan,
- Program yang dilakukan
untuk meningkatkan PAD.
Realisasi dan Anggaran
5 Penutup:
Kesimpulan
Telah menyajikan keberhasilan
Dinas Pendapatan Daerah
dalam mengelola pendapatan
daerah.
Saran
Penutup:
Menyajikan secara umum
tentang keberhasilan dan
kegagalan, hambatan dan
kendala serta pemecahan
masalah yang dilaksanakan
ditahun mendatang.
Sesuai
6 Lampiran - Lampiran
Menyajikan dokumen
penetapan kinerja tahun 2014,
keputusan Kepala Dinas
Pendapatan Daerah Kota
Kupang tentang LAKIP, dan
struktur organisasi Dinas
Pendapatan Daerah Kota
Kupang
Lampiran - Lampiran:
Menyajikan perhitungan,
gambar dan aspek pendukung
seperti SDM, sarana
prasarana. Keputusan atau
peraturan dan perundang -
undangan.
Sesuai
Sumber: LAKIP Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang dan Keputusan Kepala LAN No.
239/IX/6/8/2003
52
4.3 Pembahasan
Berdasarkan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003,
akuntabilitas kinerja merupakan kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban
mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan sebagai penjabaran dari visi, misi dan
strategis yang menggambarkan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-
kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan oleh seseorang/badan hukum/ pimpinan
kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak untuk meminta
pertanggungjawaban.
Agar penyelenggaraan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dapat
terlaksana dengan baik maka terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Persyaratan
pelaksanaan AKIP tersebut dilaksanakan berdasarkan Keputusan Kepala LAN Nomor
239/IX/6/8/2003 sebagai berikut:
1. Beranjak dari sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber-sumber daya yang
konsisten dengan asas-asas umum penyelenggaraan negara.
Dalam pelaksanaan akuntabilitas pada instansi pemerintah dibutuhkan sistem yang
dapat mengatur penyelenggaraan akuntabilitas sehingga dalam menjalan tugas dan
fungsinya instansi pemerintah tersebut dapat menjamin penggunaan sumber daya. Sistem
yang mengatur mengenai akuntabilitas (AKIP) terdapat pada Peraturan Presiden Nomor
29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang
melingkupi Rencana Strategis (Renstra), Perjanjian Kinerja, Pengukuran Kinerja,
Pengelolaan Data Kinerja, Pelaporan Kinerja, serta Review dan Evaluasi Kinerja .
53
Namun dalam penelitian ini Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang sebagai instansi
pemerintah yang dalam menjalankan tugas dan fungsinya mengelola pendapatan daerah
agar menjamin penggunaan sumber daya yaitu pendapatan pajak daerah yang salah
satunya bersumber dari pajak hotel masih menerapkan peraturan sistem akuntabilitas
(SAKIP) yang lama yaitu Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999. Meskipun
menggunakan peraturan lama, penyelenggaraan SAKIP tetap diawali dengan penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) oleh Pemerintah Daerah Kota
Kupang dan kemudian membaginya dalam Rencana Pembungan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Kupang tahun 2013 - 2017 yang akan digunakan sebagai dasar
bagi Dinas Pendapatan Daerah dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra).
2. Komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi yang bersangkutan.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014, setelah penyusun Renstra
maka dilakukan perjanjian kinerja. Perjanjian kinerja merupakan dokumen penugasan
dari Walikota (pemimpin instansi yang lebih tinggi) kepada Kepala Dinas Pendapatan
Daerah (pemimpin instansi yang lebih rendah). Dengan melakukan perjanjian kinerja
maka akan mewujudkan komitmen antara penerima amanah (Kepala Dinas Pendapatan
Daerah dan seluruh staf) dalam meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja
aparatur (pegawai) agar menjadi tolok ukur sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur serta
sebagai dasar penilaian keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran
Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang.
Berdasarkan penelitian pada Dinas Pendapatan Daerah yang masih menggunakan
peraturan lama yaitu Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999, perjanjian kinerja dapat
dilihat pada komponen penetapan kinerja yang merupakan dokumen pernyataan kinerja
54
atau kesepakatan antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja. Dari
laporan hasil evaluasi yang dilakukan oleh Inspektorat Pemerintah Kota Kupang
ditemukan permasalahan mengenai komitmen pimpinan dan seluruh staf (pegawai) Dinas
Pendapatan Daerah Kota Kupang yaitu belum ditanda tanganinya dokumen penetapan
kinerja yang termasuk dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2014 oleh Walikota
Kupang sebagai pemimpin instansi yang lebih tinggi atau pemberi amanah untuk
mewujudkan target kinerja.
3. Menunjukkan tingkat pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
Untuk menunjukan tingkat pencapaian sasaran dan tujuan maka Dinas Pendapatan
Daerah Kota Kupang harus menetapkan terlebih dahulu visi, misi dan strategi yang
terdapat dalam Rencana Strategis (Renstra). Dari visi dan misi yang telah disusun maka
dijabarkan tujuan dan sasaran. Berkaitan dengan penulisan ini, maka dari visi dan misi
yang disusun maka dijabarkan tujuan yaitu “Mengembangkan Sumber-Sumber
Pendapatan Daerah yang Potensial dan Kreatif dengan Tidak Membebani Rakyat serta
Peningkatan Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah”. Dari penyusunan tujuan tersebut
maka dirumuskan sasaran yaitu salah satunya “Peningkatan Pajak Daerah” dengan pajak
hotel sebagai salah satu sumber pendapatannya.
Agar dapat menunjukan tingkat pencapaian sasaran dan tujuan Dinas Pendapatan
Daerah Kota Kupang dalam mengelola pajak hotel (pendapatan pajak daerah), Dinas
Pendapatan Daerah Kota Kupang telah melakukan pengukuran kinerja yaitu dengan
membandingkan antara target pajak hotel yang telah ditetapkan dengan realisasi pajak
hotel (Tingkat pencapaian sasaran dapat dilihat pada tabel 2.1.2 Pengkuran Kinerja Dinas
Pendapatan Daerah Tahun 2009 - 2014).
55
4. Berorientasi pada pencapaian visi dan misi, serta hasil dan manfaat yang diperoleh.
Dengan diselenggarakannya Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP), maka secara otomatis Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang akan menyusun
Rencana Strategis (Renstra). Penyusunan Renstra memuat visi, misi, tujuan, sasaran dan
strategi dari Dinas Pendapatan Daerah yang selanjutnya akan menjadi dasar pelaksanaan
akuntabilitas kinerja (AKIP).
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Dinas Pendapatan Daerah harus
menggunakan visi dan misi sebagai dasar untuk menjalankannya, seperti penerapan
sasaran dan tujuan yang disusun berdasarkan visi dan misi yang ditetapkan sehingga pada
saat menjalankan sasaran dan tujuan Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang harus
melihat apakah sasaran dan tujuan yang dilaksanakan sejalan dengan visi dan misi yang
ditetapkan.
5. Jujur, obyektif, transparan dan akurat.
Dalam penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
instansi pemerintah dituntut untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dalam
melaksanakan tugas dan fungsi maupun kegagalan yang juga harus dijelaskan sehingga
dari kegagalan tersebut dapat dilakukan evaluasi agar dapat memperbaiki kinerja, untuk
itu sangat penting bagi instansi pemerintah untuk jujur, obyektif, transparan dan akurat
demi mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance).
Penyelenggaraan SAKIP pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang dilakukan
agar dapat mepertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan dalam mengelola
pendapatan daerah (termasuk pajak hotel) karena pendapatan daerah tersebut nantinya
akan digunakan untuk pembangunan daerah. Keberhasilan maupun kegagalan dalam
56
mengelola pendapatan daerah harus diinformasikan kepada pihak yang membutuhkan
informasi (sepeti Walikota sebagai pemberi amanah agar dapat mengetahui bagaimana
pencapaian kinerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang) tersebut dengan jujur,
obyektif, transparan dan akurat sehingga dari informasi tersebut dapat digunakan untuk
melakukan evaluasi dalam mengelola pendapatan daerah sehingga dapat memperbaiki
kinerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang.
6. Menyajikan keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan.
Dalam tahap terakhir penyelenggaraan SAKIP baik itu berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 atau Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999,
mewajibkan setiap instansi pemerintah untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai bentuk akuntabilitas atas pelaksanaan tugas yang
dipercayakan kepada instansi dalam penggunaan sumber daya.
Dalam penulisan ini, Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang telah menyusun laporan
pertanggungjawaban (LAKIP) dengan menggunakan Keputusan Kepala Lembaga
Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 sebagai pedoman dalam penyusunan
LAKIP. LAKIP akan menerangkan pencapaian kinerja sebagai wujud akuntabilitas atas
keberhasilan maupun kegagalan dalam pengelolaan keuangan daerah (termasuk
pengelolaan pajak hotel) agar dapat menjadi evaluasi bagi Dinas Pendapatan Daerah
Kota Kupang untuk memperbaiki kinerja dimasa yang akan datang.
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah diuraikan, penyelenggaraan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP) telah diimplementasikan dengan baik oleh
Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun
57
1999 dan telah memenuhi persyaratan mengenai pelaksanaan SAKIP sesuai dengan
Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003.
58
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP) yang diimplementasikan pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang
dalam tugas dan fungsinya sebagai instansi pemerintah yang mengelola pendapatan daerah
(termasuk pajak hotel sebagai salah satu sumber pendapatan daerah) meliputi Rencana
Strategis (Renstra), Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, telah
dijalankan sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999.
Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang telah menerapkan SAKIP sehingga dapat
mendukung pengelolaan pendapatan daerah (termasuk pajak hotel) dan mencapai target yang
telah ditetapkan, namun berdasarkan penelitian dan LAKIP tahun 2014 masih terdapat
beberapa permasalahan yang dihadapi Dinas Pendapatan Daerah, yaitu:
1. Belum optimalnya koordinasi dan pengawasan dalam pengelolaan PAD,
2. Terbatasnya kualitas sumber daya manusia,
3. Masih rendahnya kesadaran wajib pajak,
4. Perlu peningkatan sarana dan prasarana kerja.
5.2 Saran
Berdasarkan permasalahan yang ada tersebut diatas, maka dalam rangka untuk lebih
meningkatkan akuntabilitas kinerja pada Dinas Pendapatan Daerah dalam pengelolaan
pendapatan daerah termasuk pajak hotel, sehingga kedepan dapat memberikan kontribusi
59
yang lebih besar dalam pembentukan PAD Kota Kupang mengingat tingkat pertumbuhan
hotel yang cukup pesat, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Perlunya mengoptimalkan koordinasi dan pengawasan dalam mengelola PAD, khususnya
pajak hotel dengan dinas-dinas pengelolaan PAD tingkat pemerintah Kota Kupang dan
instansi terkait lainnya.
2. Perlunya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dengan mengikutsertakan pegawai
dalam pelatihan perhitungan pajak dan retribusi daerah.
3. Perlunya dilakukan sosialisasi secara berkesinambungan terhadap wajib pajak, dalam hal
ini para pengusaha hotel, losmen dan lain - lain untuk lebih meningkatkan kesadarannya
sebagai wajib pajak. Selain itu perlu segera diwujudkan penerapan sistem on-line dalam
pengelolaan pajak hotel di Kota Kupang yang sudah merupakan kebijakan dinas
sebagaimana tertuang dalam Renstra Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang Tahun 2014
- 2017.
4. Perlukannya peningkatan akan kebutuhan sarana dan prasarana kerja dengan memperbaiki
gedung perkantoran, meja dan kursi, mobil dinas dan lain sebagainya, agar lebih
memadai, sehingga dapat menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
Selain beberapa masalah yang terdapat diatas alangkah baiknya jika Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014 tentang SAKIP segera diimplementasikan secara penuh oleh Dinas
Pendapatan Daerah Kota Kupang sesuai dengan ketentuan yang seharusnya yaitu
diberlakukan secara bertahap paling lambat tahun anggaran 2014.
60
5.3 Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam mengakses data serta kurangnya pemahaman
responden mengenai pengelolaan pajak hotel dan data mengenai penyelenggaraan SAKIP
pada tahun 2009 - 2013 sehingga menyebabkan peneliti kesulitan saat melakukan wawancara
dengan pihak Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang.
61
DAFTAR PUSTAKA
Badruzaman, Jajang dan Chairunnisa, Irna. Pengaruh Implementasi Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Terhadap Penerapan Good Governance.
Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
Griffin, R. 2006. Business, 8th Edition. NJ:Prentice Hall.
Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah, Salemba
Empat. Jakarta.
Husaini, Usman. 2004. Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan, Bumi Aksara.
Surabaya.
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 589/IX/6/1999 tentang Pedoman
Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman
Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Lembaga Administrasi Negara dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan RI. 2000.
Akuntabilitas dan Good Governance, Modul 1-5, Modul Sosialisasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), LAN BPKP RI, Jakarta.
Mardiasmo, 2002.Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah.ANDI.Yogyakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Perangkat Daerah.
Peraturan Daerah Kota Kupang Tahun Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas - Dinas Daerah Kota Kupang.
62
Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.
Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kota Kupang Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Dinas - Dinas Daerah Kota Kupang.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan
Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Riwu Kaho, Josef. 1988. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia.PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Sadjiarto, Arja. 2000. Akuntabilitas dan Pengukuran Kinerja Pemerintahan.Fakultas
Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Petra.
Sedarmayanti. 2003. Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik) Dalam Rangka
Otonomi Daerah. Mandar Maju. Bandung.
Soleh, Chabib dan Rochmansjah, Heru.2010. Pengelolaan Keuangan Daerah Sebuah
Pendekatan Struktural Menuju Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik. Fokusmedia.
Bandung.
Syah, Irwan. 2014. Efektivitas Dan Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli
Daerah (Studi di Pemerintah Daerah Kota Semarang). Skripsi S1 Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional.
Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah.
63
Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah.
Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Widyastuti, Mita. 2009. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah: Pengalaman
Beberapa Daerah Peserta Program Prakarsa Pembaruan Tata Pemerintah Daerah
(P2TPD).
64
RIWAYAT HIDUP
Identitas Diri
Nama : Khinta Maria Dami
Alamat : Jl. Cempaka 3 No. 442, Salatiga, Jawa Tengah
Tempat, tanggal lahir : Kupang, 13 Agustus 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Telp : 081353990003
Email : [email protected]
Latar Belakang Pendidikan
2016 Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
Program Studi Akuntansi
2007 SMA Kristen Mercusuar, Kupang
2005 SMP Negeri 1, Kupang
1999 SD Negeri Bonipoi 2, Kupang
Pengalaman Organisasi
2013 Panitia Salatiga Film Festival (SAFFEST)
2013 Panitia FEB Show
2012 Panitia Paskah UKSW
Pengalaman Lainnya
2010 Seminar “How to Trade In The Futures Market”
2011 Seminar Redenominasi Rupiah
2011 Peserta Kuliah Umum BRI
2012 Peserta Seminar Nasional Kewirausahaan “Inspire, Instruct, Improve:
Other Side Of Business”
65
2012 Peserta Sosialisasi UU Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa
Keuangan
2015 Peserta Seminar Nasional (DESNA)
67
PENERIMAAN HASIL PAJAK HOTEL TAHUN 2009 - 2013
Pajak Hotel 1,420,000,000.00 1,921,407,179.00 135.31% 501,407,179.00
Hotel Bintang Tiga 797,427,250.00 844,145,123.00 105.86% 46,717,873.00
Hotel Bintang Dua 419,639,000.00 722,992,291.00 172.29% 303,353,291.00
Hotel Bintang Satu 72,781,000.00 122,298,830.00 168.04% 49,517,830.00
Hotel Melati Tiga 130,152,750.00 231,970,935.00 178.23% 101,818,185.00
Pajak Hotel 1,800,000,000.00 2,097,769,918.00 116.54% 297,769,918.00
Hotel Bintang Tiga 810,000,000.00 784,243,289.00 96.82% (25,756,711.00)
Hotel Bintang Dua 633,600,000.00 886,689,938.00 139.94% 253,089,938.00
Hotel Bintang Satu 106,400,000.00 136,806,828.00 128.58% 30,406,828.00
Hotel Melati Tiga 250,000,000.00 290,029,863.00 116.01% 40,029,863.00
Pajak Hotel 2,549,419,000.00 2,619,562,437.00 102.75% 70,143,437.00
Hotel Bintang Tiga 875,000,000.00 814,684,164.00 93.11% (60,315,836.00)
Hotel Bintang Dua 928,019,000.00 1,178,505,914.00 126.99% 250,486,914.00
Hotel Bintang Satu 307,468,000.00 231,664,715.00 75.35% (75,803,285.00)
Hotel Melati Tiga 438,932,000.00 394,707,644.00 89.92% (44,224,356.00)
Pajak Hotel 3,015,487,000.00 3,617,254,144.00 119.96% 601,767,144.00
Hotel Bintang Tiga 1,000,000,000.00 1,240,428,169.00 124.04% 240,428,169.00
Hotel Bintang Dua 1,258,019,000.00 1,738,693,267.00 138.21% 480,674,267.00
Hotel Bintang Satu 307,468,000.00 188,534,800.00 61.32% (118,933,200.00)
Hotel Melati Tiga 450,000,000.00 449,597,908.00 99.91% (402,092.00)
Pajak Hotel 5,107,468,000.00 4,332,621,400.00 84.83% (774,846,600.00)
Hotel Bintang Tiga 1,800,000,000.00 1,746,705,369.00 97.04% (53,294,631.00)
Hotel Bintang Dua 2,400,000,000.00 1,748,156,893.00 72.84% (651,843,107.00)
Hotel Bintang Satu 207,468,000.00 222,124,040.00 107.06% 14,656,040.00
Hotel Melati Tiga 700,000,000.00 615,635,098.00 87.95% (84,364,902.00)
TARGET REALISASIU R A I A N % REALISASIBERTAMBAH /
(BERKURANG)TAHUN
2013
2012
2011
2010
2009
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang
68
USAHA JASA HOTEL DALAM WILAYAH KOTA KUPANG TAHUN 2009-2014
NO KECAMATAN KELURAHAN NAMA HOTEL NAMA PEMILIK KLASIFIKASI ALAMAT
I. Kelapa Lima Kelapa Lima 1. Sasando Stanislaus Sanga Ama Bintang 2 JL. R.A. Kartini
2. Pelangi Petrus Djoni Ratu Doko NB 4 Jl. Veteran
3. Citra Sammin Taka NB 2 Jl. Diponegoro No. 16
4. Kelapa Lima Indah Benyamin Kalelena NB 2 Jl. Hans Kapitan I No. 2
5. On The Rock Gunawan Satia Darma Bintang 3 Jl. Timor Raya
6. Ina Boi Frouke Hege Bubu, Bsc NB 3 Jl. Cokroaminoto
7. Lumba-Lumba H. Tanjung Jl. Timor Raya
8. Aston Kupang Marthin Fanggidae Bintang 4 Jl. Timor Raya
Oesapa Barat 1. Ima Fredy Ongko Saputra Bintang 2 Jl. Timor Raya
2. Bahtera Int. M. Arifin NB 2 Jl. Pulau Indah
3. Royal A. Rotinggo NB 3 Jl. Timor Raya
4. King Stone Samin Hendrik Taka NB 4 Jl. Timor Raya
5. Palm Beach Non Lakusa NB 2 Jl. Timor Raya
Oesapa 1. Wingslow Ludia Efrodia Isliko- Taka NB 3 Jl. Timor Raya KM 8
2. Ti'i Langga Helena Mandala NB 3 Jl. Timor Raya
3. Brenton Benyamin Mandala NB 3 Jl. Timor Raya
4. Graha Timor Grasia Toni Sinatra Jl. Piet A. Tallo
Oesapa Selatan 1. T-More Juvenile Jodjana Bintang 3 Jl. Piet A. Tallo
2. Hotel Le-Detadu Albert Wilson Riwukore NB 3 Jl. Matahari
II. KOTA LAMA Pasir Panjang 1. Swiss Berlin Kristal David Fulbertus Bintang 3 Jl. Timor Raya No. 59
Tode Kiser 1. Pantai Timor Hengky Tanone NB 3 Jl. Sumatra
2. Maya J.N. Manafe NB 4 Jl. Sumatra No. 31
69
USAHA JASA HOTEL DALAM WILAYAH KOTA KUPANG TAHUN 2009-2014
NO KECAMATAN KELURAHAN NAMA HOTEL NAMA PEMILIK KLASIFIKASI ALAMAT
3. Maliana Theolina Toebe Simatupang NB 2 Jl. Sumatra
4. Susi Theolina Toebe Simatupang NB 2 Jl. Sumatra No. 35
Solor 1. Rahmat Ridlo Rahman Hasan NB 2 Jl. Sunan Gunung Jati
2. Family Faizal Beladjam Jl. Gunung Mutis
LLBK 1. Kupang Sea View Teddy Tanonef NB 2 Jl. Ikan Tongkol No. 1
2. Surya Kencana Deny Surya NB 4 Jl. Soekarno
3. Insana Eddy R. Inggunau NB 4 Jl. Soekarno
Oeba 1. Nusantara Adrianus Ndolu NB 2 Jl. Timor Raya
Merdeka 1. Mustika Fatuleu Jimmy Mourits Ronald Sine NB 2 Jl. Gunung Fatuleu
2. Syariah Kelimutu Group Nurhayati J. F. B. Beladjam NB 3 Jl. Kelimutu No.38
3. Laguna In Louis Ronald Yermia Los NB 4 Jl. Gunung Kelimutu
4. Syariah Komodo Group Nurhayati J. F. B. Beladjam NB 2 Jl. Gunung Kelimutu
5. Orchid Garden Non Lakusa NB 2 Jl. Gunung Fatuleu
6. Marina Patricia Maria Porsiana NB 2 Jl. Ahmad Yani
Bonipoi 1. Salunga Hj. Pipie Rofiah NB 2 Bonipoi
2. Nirwana Nursyamsi Saka NB 2 Jl. Merpati
3. Setia Kefarudin Abubakar NB 2
III. ALAK Nunbaun Delha 1. Kupang Beach Pemerintah Kota NB 3 Jl. Pahlawan
IV. OEBOBO Oebobo 1. Carvitha Charles Y. Malessy NB 4 Jl. Lalamentik
2. Jolly Marvel J.P Ledo NB 2 Kelurahan Oebobo
70
USAHA JASA HOTEL DALAM WILAYAH KOTA KUPANG TAHUN 2009-2014
NO KECAMATAN KELURAHAN NAMA HOTEL NAMA PEMILIK KLASIFIKASI ALAMAT
3. Grenia Marlin Eka Ningsih Seme NB 3 Jl. Hati Mulia
4. Cendana J. Sita Lada Bintang 1 Jl. El Tari No. 23
Oebufu 1. Romytha Thomas Djone Ora NB 4 Jl. Lalamentik
2. John's Yohanes Paulus Tesman NB 4 Jl. W.J. Lalamentik
Kayu Putih 1. Dua Lontar Charlos M. Mala NB 2 Jl. Dua lontar
2. Olive Ny. Lada Sita NB 3 Jl. Dua lontar
3. Joniar Naema Riwu Dida NB 2 Jl. Dua lontar
4. Elmilya Hardian Amalia NB 3 Jl. Manafe
5. Kupang Inn Christiana Suhartiningsih NB 3 Jl. Perintis Kemerdekaan
Tuak Daun Merah 1. Amaris Christopher Malonda Jl. Bundaran PU
Oetete 1. Nusa Lontar A Ndolu NB 2 Jl. Cak Doko
2. Dewata Erni Lerik NB 3 Jl. Tompelo
Fatululi 1. Merry Christmas Andreas Sinyo Langoday NB 2 Jl. Bajawa
2. Debitos Paskasitus M. B. Sola NB 4 Jl. Frans Seda
3. Naka Ir. Charles J. Angkiriwang Jl. Frans Seda
Liliba 1. Lavender Elizabeth Albertina Lada NB 2 Jl. Kiu Leu
2. La - Hasenda Izaak Melianus Tomasowa NB 2 Jl. Adi Sucipto
V. KOTA RADJA Naikoten II 1. Cahaya Bapa Dando Regina NB 3 Jl. Herewila
Kuanino 1. Flobamor Elisabeth Nathan Kosad Bintang 3 Jl. Sudirman
71
USAHA JASA HOTEL DALAM WILAYAH KOTA KUPANG TAHUN 2009-2014
NO KECAMATAN KELURAHAN NAMA HOTEL NAMA PEMILIK KLASIFIKASI ALAMAT
Nunleu 1. Astiti Made Adi Kusuma Bintang 2 Jl. Jendral Sudirman
Naikoten I 1. Silvia Daniel Adolf Nggai Bintang 3 Jl. Soeharto
2. Dewi Indah Edyanto Fulbertus NB 2 Jl. Anggur
Fontein 1. Gajahmada Naemnuke Liadi NB 3 Jl. Gajah Mada Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Kupang
Keterangan : NB 1 = 1 - 9 Rooms NB 2 = 10 - 24 Rooms NB 3 = 25 - 40 Rooms NB 4 = 41 - 100 Rooms