+ All Categories
Home > Documents > ANALISIS PUTUSAN HAK CIPTA

ANALISIS PUTUSAN HAK CIPTA

Date post: 01-Dec-2023
Category:
Upload: independent
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
12
TUGAS ANALISA PUTUSAN Hak Atas Kekayaan Intelektual Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Oleh : Sri Nurmina Sari, Fakhruddin AS, Lisa Risma, Nuraima, Ratna. Nim : 10400114216, Analisa Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor : 69/PDT.SUS-HAK CIPTA/2014/PN.NIAGA.JKT.PST Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan No.69/PDT.SUS HAK CIPTA/2014/PN.NIAGA. JKT.PST- (terlampir) merupakan kasus perdata khusus, yang mengenai sengketa Hak Cipta yang terdiri dari 2 Pihak. Pertama adalah DR. MUCHTAR PAKPAHAN,SH.,MH, selaku Penggugat yang kemudian melawan pihak Tergugat I Dewan Eksekutif Nasional Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (DEN KSBSI). Tergugat II Dewan Pengurus Pusat Federasi Kontraktor, Umum dan Informasi – Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (FKUI-SBSI). Tergugat III Dewan Pengurus Pusat Federasi Niaga, Keuangan dan Perbankan-Serikat Buruh Sejatera Indonesia (F NIKEUBA-SBSI). Tergugat IV Dewan Pengurus Pusat Federasi Serikat Buruh Hutan, Kayu dan Pertanian-Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (FSB HUKATAN-SBSI). Tergugat V Dewan Pengurus Pusat Federasi Garmen, Tekstil, Kulit, Dan Sepatu-Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (F GARTEKS-SBSI). Tergugat VI Dewan Pengurus Pusat Federasi Serikat Buruh Makanan, Minuman, Pariwisata, Hotel Dan Tembakau –Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (DPP FSB KAMIPARHO-SBSI). Tergugat VII Dewan Pengurus Pusat Federasi Pertambangan Dan Energi – Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (FPE-SBSI). Tergugat VIII Dewan Pengurus Pusat Federasi Kimia, Industri, Kesehatan Dan Rumh Sakit Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (F KIKES – SBSI). Tergugat IX Dewan Pengurus Pusat Federasi Logam, Mesin Dan Elektronik- Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (F LOMENIK-SBSI). Tergugat X Dewan Pengurus Bpusat Federasi Pendidikan, Pengajaran Dan Pegawai Negeri – Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (FESDIKARI-SBSI). Tergugat XI Koperasi Anggota-Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KOPAG-SBSI). Penggugat telah mengajukan surat gugatan pada tanggal 05 Nopember 2014 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 06 Nopember 2014, yang pada pokoknya menerangkan pihak tergugat I telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum dengan menggunakan Hak Cipta Slogan dengan nomor dan tanggal permohonan (065536-7 Januari 2013), Hak Cipta Mars/lagu dengan nomor dan tanggal pendaftaran (065537-7 januari 2013) dan Logo (yang sementara dalam proses pendaftaran) kepunyaan Penggugat dan meminta kepada tergugat I-XI untuk menganti kerugian.
Transcript

TUGAS ANALISA PUTUSAN

Hak Atas Kekayaan Intelektual

Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Oleh : Sri Nurmina Sari, Fakhruddin AS, Lisa Risma, Nuraima, Ratna.

Nim : 10400114216,

Analisa Putusan

Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Nomor : 69/PDT.SUS-HAK CIPTA/2014/PN.NIAGA.JKT.PST

Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan No.69/PDT.SUS

HAK CIPTA/2014/PN.NIAGA. JKT.PST- (terlampir) merupakan kasus perdata khusus, yang

mengenai sengketa Hak Cipta yang terdiri dari 2 Pihak. Pertama adalah DR. MUCHTAR

PAKPAHAN,SH.,MH, selaku Penggugat yang kemudian melawan pihak Tergugat I Dewan

Eksekutif Nasional Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (DEN KSBSI). Tergugat II

Dewan Pengurus Pusat Federasi Kontraktor, Umum dan Informasi – Serikat Buruh Sejahtera

Indonesia (FKUI-SBSI). Tergugat III Dewan Pengurus Pusat Federasi Niaga, Keuangan dan

Perbankan-Serikat Buruh Sejatera Indonesia (F NIKEUBA-SBSI). Tergugat IV Dewan Pengurus

Pusat Federasi Serikat Buruh Hutan, Kayu dan Pertanian-Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (FSB

HUKATAN-SBSI). Tergugat V Dewan Pengurus Pusat Federasi Garmen, Tekstil, Kulit, Dan

Sepatu-Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (F GARTEKS-SBSI). Tergugat VI Dewan Pengurus Pusat

Federasi Serikat Buruh Makanan, Minuman, Pariwisata, Hotel Dan Tembakau –Serikat Buruh

Sejahtera Indonesia (DPP FSB KAMIPARHO-SBSI). Tergugat VII Dewan Pengurus Pusat Federasi

Pertambangan Dan Energi – Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (FPE-SBSI). Tergugat VIII Dewan

Pengurus Pusat Federasi Kimia, Industri, Kesehatan Dan Rumh Sakit Serikat Buruh Sejahtera

Indonesia (F KIKES – SBSI). Tergugat IX Dewan Pengurus Pusat Federasi Logam, Mesin Dan

Elektronik- Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (F LOMENIK-SBSI). Tergugat X Dewan Pengurus

Bpusat Federasi Pendidikan, Pengajaran Dan Pegawai Negeri – Serikat Buruh Sejahtera

Indonesia (FESDIKARI-SBSI). Tergugat XI Koperasi Anggota-Serikat Buruh Sejahtera Indonesia

(KOPAG-SBSI).

Penggugat telah mengajukan surat gugatan pada tanggal 05 Nopember 2014 yang diterima

dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada

tanggal 06 Nopember 2014, yang pada pokoknya menerangkan pihak tergugat I telah

melakukan Perbuatan Melawan Hukum dengan menggunakan Hak Cipta Slogan dengan nomor

dan tanggal permohonan (065536-7 Januari 2013), Hak Cipta Mars/lagu dengan nomor dan

tanggal pendaftaran (065537-7 januari 2013) dan Logo (yang sementara dalam proses

pendaftaran) kepunyaan Penggugat dan meminta kepada tergugat I-XI untuk menganti

kerugian.

A. MENGENAI DUDUK PERKARA

KRONOLOGI

Penggugat adalah Pendiri dan Deklarator sekaligus inisiator berdirinya Serikat Burruh

Sejahtera Indonesia yang disingkat (SBSI) pada tanggal 24-26 April 1992 diwisma Cipayung,

Bogor, Jawa Barat. Sebelum dilaksanakannya pertemuan tersebut Penggugat sudah

menyiapakan seni gambar logo untuk diajukan dalam Pertemuan Buruh Nasional tersebut

untuk dijadikan sebagai lambing organisasi SBSI dan kemudian gambar logo itu diterima dan

diterapkan menjadi lambing resmi SBSI.

Tanggal 25 April 1992 penggugat diangkat menjadi ketua umum pertama SBSI, sejak

saat itu gambar logo tersebut digunakan oleh SBSI sebagai lambing resmi dalam setiap

aktivitas organisasi. Selain menciptakan logo penggugat juga menciptakan slogan kata-kata

untuk Buruuh di Indonesia yang dikenal dengan TRIDARMA SBSI serta bersama amor

menciptakan lagu MARS SBSI yang selalu dinyayikan pada setiap acara di SBSI sebagai lagu

resmi organisai.

Lagu, slogan SBSI telah didaftar pada Departemen Hukum dan HAM RI Direktorat Hak

Kekayaan Intelektual:

1. Daftar ciptaan atas nama : Dr. Muchtar Pakpahan, SH.,M.A,

Nomor dan tanggal permohonan : C00201300048, 7 januari 2013

Jenis Ciptaan : Slogan

Judul Ciptaan : TRI DARMA SBSI

Nomor Pendaftran : 065536

2. Daftar ciptaan atas nama : Amor tampubolon, SH

Dr. Muchtar Pakpahan, SH.,M.A,

Nomor dan tanggal permohonan : C002013000049, 7 Januari 2013

Jenis Ciptaan : Lagu

Judul Ciptaan : MARS SBSI

Nomor Pendaftran : 065537

Sedang untuk logo SBSI masih dalam proses di Departemen Hukum dan HAM Republik

Indonesia Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelktual sesuai hasil putusan pengadilan niaga

pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Perkara Nomor : 01/Pdt-Sus/HAK CIPTA/2013/PN.

NIAGA Jkt.Pst, tanggal 1 Mei 2013 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor: 444 K/Pdt.Sus-

HKI/2013, yang putus pada tanggal 9 Desember 2013.

Setelah penggugat mendaftarakan ciptaannya ternyata logo SBSI sudah didaftarkan oleh

Rekson Silaban pada tanggal 14 Mei 2004 dengan judul “Konfederasi Serikat Buruh

Sejahtera Indonesia” dengan nomor 028742 dengan patikan Hak cipta oleh direktorak

Jenderal Haki tertanggal 06 Februari 2013 nomor HKI.2-HI,07-06;

Setelah penggugat mengetahui telah didaftarkannya logo SBSI yang dibutanya oleh

Rekson Silaban maka penggugat melakukan upaya hukum yaitu dengna melakukan gugatan

perdata terhadap Rekson pada pengadilan negeri Jakarta Pusat ditahun 2013, dengan

perkara nomor : 01/PDT.SUS/HAK CIPTA/2013/PN.NIAGA-JKT PST. Dan pada persidangan

tersebut selain pihka tergugat juga terdapat pihak tergugat intervensi yaitu Eduard

Parsaulin dan telah diputus pada tanggal 1 Mei 2013 dengna mengabulkan gugatan

pengguat dengan putusan sebagai berikut.

Atas putusan terssebut Rekson Silaban dan Eduard Marpaung melakukan Upaya kasasi

ke Mahkamah Agung dengan perkara Nomor: 444 K/Pdt.Sus-HKI/2013, yang putus pad

tanggal 9 Desember, dengan amar sebagai berikut :

Dengan atas dua putusan penggugat menganggap bahwa Logo SBSI adalah merupakan

milik penggugat dan juga merupakan satu kesatuan dengan nama SErikat Buruh Seajhtera

Indonesia yang ada dalam logo SBSI (jadi antara nama dan logo SBSI adalah merukapan

sutu kesatuan).

Akan tetapi kemudian pada kenyataannya setelah putusan pengadilan negeri Jakarta

pusat dan juga putusan kasasi pada mahkamah agung tidak membuat tergugat dalam hal ini

Rekson dan Eduard untuk berhenti menggunakan logo SBSI milik penggugat hal itu

dibuktikan dengan adanya balasan surat teguran dari penggugat kepada Rekson dan Eduard

yang didalam kop surat terdapat logo SBSI.

Sehingga penggugat merasa bahwa hak cipta milik telah digunakan tanpa adanya lisensi

dari penggugat dan hal tetrsebut sangat merugikan penggugat baik moril maupun materiil.

DASAR GUGATAN

Undang-Undang RI No. 19 tahun 2002 tentang HAK CIPTA

Pasal 44 Butir e

“kekuatan hukum dari suatu pendaftaran ciptaan hapus karena”

Dinyatakan batal oleh putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum

yang tetap.

Pasal 45

(1) Pemegang hak cipta berhak untuk memberikan lisensi kepada pihak lain

berdasarkan surat perjanjian lisensi untuk melaksanakan perbuatan sebagaimana

yang dimaksud dalam pasal 2.

(2) Kecuali diperjanjikan lain, lingkup lisensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi semua perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 berlangsung

selama jangka waktu lisensi diberikan dan berlaku diseluruh wilayah negear republic

Indonesia.

Pasal 56

(1) Pemegang Hak Cipta berhak mengajukan gugatn ganti rugi kepada pengadilan niaga

atas pelanggaran Hak Ciptaannya dan meminta terhadap benda yang diumumkan

atau hasil perbanyakan ciptaan itu.

(2) Pemegang hak cipta juga berhak memohon kepada pengadilan niaga agar

memerintahkan menyerahkan seluruh atau sebagaian penghasilan yang diperoleh

dari penyelenggaran ceramah, pertemuan ilmiah, pertunjukan atau pameran karya

yang merupakan hasil pelanggaran Hak cipta.

(3) Sebelum menjatuhkan putusan akhir dan untuk mencegah kerugian yang lebih besar

pada pihak yang haknya dilanggar. Hakim dapat memerintahkan pelanggaran untuk

menghentikan kegiatan pengumuman dan atau perbanyakan ciptaan atau barang

yang merupakan hasil pelanggaran hak cipta.

Pasal 72

(1)

Adapun petitum pada gugatan, sebagai berikut :

SEDANG DALAM POKOK PERKARA,

DUDUK PERKARA

Karena merasa telah dirugikan baik Moril maupun materiil penggugat kemudian

menggugat melalui pengadilan niaga pada pengadilan negeri Jakarta pusat menunut agar

menyatakan tergugat telah mekaukan perbuatan melawan hukum dan membayar ganti rugi

secara tunai dan sekaligus kerugian metriil senilai Rp. 1.800.000.000,- ( satu miliar delapan

ratus juta rupiah) dan membayar denda secara tanggung renteng sebesar rp.

5.000.000.000,- (lima miliyar rupiah)

Pada hari sidang yang telah diterapkan dari pijak penggugat telah hadir kuasanya

Budiyono,SH., sedang tergugat hadir dipersidangan Saut Pangaribuan,SH, Parulian

Sianturi,SH, Abdullah Sani, SH, dan Surisna,SH.

JAWABAN TERTULIS TERGUGAT

Atas gugatan yang dilayangkan oleh pihak penggugat tersebut pihak tergugat Kemudian

memberikan jawaban dalam konvensi, yang pada pokoknya menyangkal secara tegas dalil

penggugat dan menganggap bahwa pengadilan niaga pada pengadilan negeri Jakarta

pusat tidak berwenang mengadili gugatan penggugat, gugatan penggugat tidak cermat

dan salah alamt (error inpersona), gugatan premateur.

1. Tentang Pengadilan niaga pada pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang

mengadili perkara a quo.

Yang pada pokoknya tergugat menerangkan bahwa gugatan penggugat dimohonkan

kepada pengadilan niaga pada pengadilan negeri Jakarta pusat adlah gugatan perbuatan

melawan hukum (onrechmatige daad) dan ganti kerugian atas hak cipta. Sebagaimana

diatur pasal 1365 KUHPer “tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian

kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,

mengganti kerugian tersebut” dengan demikian menurut tergugat pengadilan umumlah

yang seharusnya mengadili perkara a quo, sehingga pengadilan niaga pada pengadilan

negeri Jakarta pusat tidak dapat menerima, memeriksa dan mengadilinya, olehnya itu

gugatan penggugat harus ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima (Niet

Ontvankelijke Verklaard/NO).

2. Gugatan penggugat tidak cermat dan salah alamat (error in persona)

Didalam gugatan penggugat terdapat beberapa alamat dan juga kekliruaan penggugat

tentang nama lengkap dari lembaga lembaga yang digugatnya.

3. Gugatan Premateur.

Pada pokoknya tergugat menerangkan bahwa sejak gugatan diajukan oleh penggugat

hingga kemudian diseidangkan, penggugat belum terdaftar sebagai pencipta loho SBSIm

permohonan pendaftaran hak cipta masih dalam proses di Kementerian Hukum dan

HAM republic Indonesia direktorat HKI. Dengan demikian gugatan penggugat dikatakan

premateur.

Selain hal tersebut tergugat juga membantah dalam pokok perkara

Tergugat mengemukakan bahwa pembuatan logo SBSI sudah dipersiapkan oleh

panitia sebelum pertemuan buruh nasional yang diadakan pada tanggal 24-26 April

1992, didalamnya adalah salah satunya adalah Eduard P. Marpaung, sehingga dalil

penggugat yang menyatakan bahwa penggugat sendirilah yang menyiapkan gambar

logo SBSI adalah tidak benar.

Dan juga tentang Slogan Tridarma SBSI dan Mars SBSI adalah tidak benar dan

mengada ada, karena sebenarnya tridarma SBSI itu adalah hasil keputusan Pertemuan

Buruh Nasional (PBN) tanggal 25-27 April 1992 dan lagu mars adlaah merupakan ciptaan

sdr, Amor Tampubolon, SH. Sehinggga menurut tergugat dalil penggugat yang

menyatakan bahwa 3 ciptaan tersebut adalah miliknya tidaklah benar.

Kemudian dalil penggugat yang menyatakan para tergugat menggunakan hak cipta

penggugat tanpa izin lisensi dari penggugat haruslah ditolak, oleh Karena tergugat II

sampai dengan Tergugat XI memiliki logo organisasi yang berbeda berdasarakan

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga masing-masing.

Selanjutnya dalam pasal 57 UU Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta “hak dari

pemegang Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 tidak berlaku terhadap

ciptaan yang berada pad pihak yang dengan itikad baik memperoleh ciptaan tersebut

semata-mata untuk keperluan sendiri dan tidak digunakan untuk suatu kegiatan

komersial dan/atau kepentingan yang berkaitan dengan kegiatan yang komersial”. Hal

ini berkaitan dengan tujuan dan fungsi organisasi SBSI dimana para tergugat sebagai

pengurus serikat buruh yaitu;

a. Mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia

melalui Pembagunan Nasional sebagai pengalaman Pancasila dalam

mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Menyalurkan dan

memperjuangankan aspirasi buruh dengan hak untuk mengadakan perjanjian

perburuhan dan perlindungan hukum.

b. Membela, melindungi dan memperjuangankan hak, kepentingan serta aspirasi.

Dengan demikian para tergugat bukan merupakan organisasi komersial (mencari

keuntungan). Sehingga dalil penggugat yang menggunakan pasal 56 UU No. 19 tahun

2002 patut dikesampingkan.

Dalam jawaban tertulisnya pihak tergugat juga mengajukan gugatan Rekovensi (balik),

yang pada pokoknya menerangkan;

Didalam bagian awal gugatan rekovensi para penggugat rekovensi/tergugat konvensi

menjelaskan tentang sejarah pembentukan dan beridirinya SBSI. Dan menjelaskan

bahwasahnya Penggunaan logo SBSI, Tridarma SBSI dan lagu mars SBSI tercipta berdasarkan

adanya putusan pada kongres SBSI yang diadakan pada tahun 1992.

Dan pada bagian selanjutnya para penggugat rekovensi/tergugat konvensi

menejelaskan tentang proses pergantian bentuk SBSI yang semula berbentuk Unitaris

menjadi Konfederasi, hal tersebut disesuaikan dengan adanya suatu regulasi yang

mengamanatkan hal tersebut (UU No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Buruh).

Pada kongres IV SBSI, terpilih ketua umum KSBSI Rekson Silaban,S.E, sementara tergugat

rekovensi/penggugat konvensi terpilih sebagai ketua majelis pertimbangan organisasi

(MPO) KSBSI.

Kemudian pada kongres V 21-24 April 2007, terjadi beberapa perubahan diantaranya;

istilah Dewan Pengurus Pusat Serikat Buruh Indonesia (DPP KSBSI) berubah menjadi Dewan

Eksekutif Nasional (DEN KSBSI), sehingga yang menjadi ketua ialah Rekson Silaban, S.E dan

tergugat rekonvensi/penggugat konvensi sebagai Mejelis Pertimbangan Organisasi DEN

KSBSI. Pemakaian logo SBSI pada Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI)

masih memakai logo yang samaa dengan apa yang dipakai sebelum SBSI berubah menjadi

konfederasi tanpa adanya keberatan daripada tergugat rekonvensi/penggugat konvensi.

Sedangkan federasi yang menjadi anggota anggota KSBSI yaitu penggugat

rekonvensi/tergugat konvensi II,III,IV,V,VI,VII,VIII,IX, dan X tidak lagi memakai logo SBSI

sebagai logo organisasinya.

Kemudian sejak saat itulah tergugat rekonvensi/penggugat konvensi dengan alasan

yang tidak jelas melakukan klaim dan menyatakan bahwa logo, mars dan slogan tridarma

SBSI, adalah hasil ciptaanya dan oleh karenanya tergugat rekonvensi/ penggugat konvensi

dengan penggugat rekonvensi/tergugat konvensi (Rekosn SIlaban, SE) telah berperkara

untuk memperebutkan siapa yang berhak atas ciptaan logo tersebut.

Sebagai kesimpulan pada gugatan rekonvensi, para penggugat memperjelas bahwa

Logo, Mars dan Slogan Tridarma SBSI merupakan suatu produk yang dibuat berdasarkakn

suatu kongres dan diputuskan oleh para peserta kongres dan sudah menjadi hak daripada

masyarakat buruh yang diakui kebenarannya.

Dan juga para penggugat rekonvensi/tergugat koonvensi dalam menjalankan roda

organisasi KSBSI dengan bukanlah bertujuan untuk mencari keuntungan, akan tetapi hanya

sebagai lambang untuk mempersatukan butuh dan pengurus yang merupakan anggota

KSBSI untuk memperjuangkan.

B. KEPUTUSAN

MASALAH PEMBUKTIAN

A. Penggugat mengajukan replik pada tanggal 16 Desember 2014, kemudian para

tergugat mengajukan duplik pada tanggal 23 Desember 2014, dalam tahapan

pembuktian penggugat menguatkan dalil gugatan dengan menyertakan berbagai

bukti (P1 sampai dengan P-15) dan penggugat juga menghadirkan dua orang saksi.

Untuk Para tergugat mengajukan bukti (TI-1 sampai dengan TI-19), (TII-1TII-2), (TIII-

1-2) dsb. Dan juga mengajukan 4 orang Saksi.

Penggugat dan para tergugat menagjukan kesimpulan secara tertulis pada tanggal

17 Maret 2015.

PERTIMBANGAN HUKUM

Melihat perkembangan dan jawab jinawab antara pihak penggugat dan

dan para tergugat selama persidangan serta adanya berbagai bukti-bukti serta pada

pokoknya gugatan dari penggugat adalah bahwa para tergugat telah melakukan

perbuatan melawan huku telah menggunakan hak cipta Logo, lagu mars, dan Sloga

Tridarma SBIS tanpa adanya lisensi dari penggugat dan hal tetrsebut sangat

merugikan penggugat baik moril maupun materiil.

Untuk menjawab ini majelis hakim kemudian menggunakan dimensi yuridis

apakah tergugat dapat dinyatakan secara hukum telah melakukan perbuatan

melawan hukum telah menggunakan hak cipta Logo, lagu mars, dan Sloga Tridarma

SBIS tanpa adanya lisensi dari penggugat dan hal tetrsebut sangat merugikan

penggugat baik moril maupun materiil, dapat dikatakan sebagai perbuatan melawan

hukum.

1. Pasal 56 Undang-undang No. 19 tahun 2002 tentang hak cipta

2. Pasal 58 Undang-undang No. 19 tahun 2002 tentang hak cipta

3. Pasal 57 Undang-undang No. 19 tahun 2002 tentang hak cipta

4. Pasal 8 ayat (3) Undang-Undnag No. 19 tahun 2002 tentang hak cipta

5. Pasal 6 Undang-undang No. 19 tahun 2002 tentang hak cipta

FAKTA HUKUM

Setelah menghubungkan dalil penggugt, tergugat, alat bukti. Maka mejelis hakim

mempertimbangkan, telah ditemukan fakta;

1) Bahwa terbentuknya Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) hasil

pertemuan Buruh Nasioanl tanggal 24-26 April 1992 yang dihadiri ±107

deklarator yang diprakarsai antara lain penggugat bersama dengan

Almarhum KH. Abdurahman Wahid

2) Bahwa penggugat sejak tahun 1992 sampai dengan tahun 2003 terpilih

menjadi ketua umum SBSI dan sampai tahun 2015 penggugat menjadi

Majelis Pertimbangan Organisasi.

3) Bahwa nama SBSI, logo SBSI, Tridarma SBSI dan Mars SBSI telah

dipergunakan sejak tahun 1992 sampai sekarang pada setiap kegiatan SBSI.

4) Bahwa konfederasi SBSI merupakan perubahan atau kelanjutan dari SBSI.

Mejelis hakim menarik kesimpulan terlepas siapa pencipta logo SBSI, mars SBSI,

Slogan SBSI adalah diciptakan untuk organisasi SBSI, maka sesuai dengan ketentuan

pasal 8 ayat (3) UU No. 19 tahun 2002 tentang hak cipta, logo SBSI, mars SBSI, dan

Slogan SBSI, menjadi milik organisasi SBSI dan SBSI selaku pemegang hak cipta.

Perbuatan penggugat Konvensi mengajukan gugatan/tuntutan terhadap tergugat

bukan merupakan perbuatan melawan hukum, karena setiap orang yang meras memiliki

suatu hak, berhak untuk menuntut pemenuhan atau pengembalian haknya dimuka

pengadilan demikian sebaliknya para penggugat berhak pula untuk mempertahankan

haknya.

PUTUSAN MAJELIS HAKIM

Atas pertimbangan majelis hakim inilah menyatakan bahwa penggugat konvensi

dinyatakan kalah dan dihukum untuk membayar ongkos perkara sebesar yang tercatum

pada amar;

Pada hari selasa tanggal 17 Maret 2015 kemudian majelis hakim diketuai oleh

MAS’UD,SH.,MH dan hakim anggota ASWIJON,SH.,MH dan SUTIO JUMAGI

AKHIRNO,SH.,M.Hum serta dibantu panitera pengganti TATI DORESLY,SH putusan

sebagaimana dijelaskan tadi dibacakan didalam persidangan.

*kalimat yang dicetak tebal dan digaris bawah dinilai oleh penulis mempunyai niali

penting atau menunjukkan alur yang terjadi dalam berjalannya persidangan.

B. PENALARAN/ALASAN PUTUSAN HAKIM

Sebagaimana telah disebutkan bahwa hakim dalam tugasnya mencari keadilan

seadil-adilnya dalam memutuskan sebuah perkara sengketa melakukan pencarian

hukum (rechtfinding) dengan metode dan sudut pandangn Yuridis. Dimana hakim

melihat fakta-fakta hukum yang ada di kemudian mencari kriteria kriteria sesorang

yang melakukan perbuatan melawan hukum telah menggunakan hak cipta Logo,

lagu mars, dan Sloga Tridarma SBIS tanpa adanya lisensi dari penggugat dan hal

tetrsebut sangat merugikan penggugat baik moril maupun materiil.

Karena itu mejelis hakim kemudian dalam putusannya menyatakan bahwa

gugatan penggugat tidak dapat diterima atau ditolak seluruhnya. Dan

memerintahkan kepada pihak penggugat untuk membayar biaya perkara sebagai

pihak yang kalah.

Dalam hal ini hakim benar benar menilai bahwa apakah pihak penggugat berhak

untuk mengajukan gugatan ganti rugi atas perbuatan melawan hukum telah

menggunakan hak cipta Logo, lagu mars, dan Sloga Tridarma SBIS tanpa adanya

lisensi dari penggugat dan hal tetrsebut sangat merugikan penggugat baik moril

maupun materiil oleh para tergugat. untuk melihat itu yang perlu menjadi rujukan

pertama adalah :

Pasal 56

1. Pemegang Hak Cipta berhak mengajukan gugatan ganti rugi kepada Pengadilan Niaga

atas pelanggaran Hak Ciptaannya dan meminta penyitaan terhadap benda yang

diumumkan atau hasil Perbanyakan Ciptaan itu.

2. Pemegang Hak Cipta juga berhak memohon kepada Pengadilan Niaga agar

memerintahkan penyerahan seluruh atau sebagian penghasilan yang diperoleh dari

penyelenggaraan ceramah, pertemuan ilmiah, pertunjukan atau pameran karya, yang

merupakan hasil pelanggaran Hak Cipta.

3. Sebelum menjatuhkan putusan akhir dan untuk mencegah kerugian yang lebih besar pada

pihak yang haknya dilanggar, hakim dapat memerintahkan pelanggar untuk

menghentikan kegiatan Pengumuman dan/atau Perbanyakan Ciptaan atau barang yang

merupakan hasil pelanggaran Hak Cipta.

Pasal 57

Hak dari Pemegang Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 tidak berlaku terhadap

Ciptaan yang berada pada pihak yang dengan itikad baik memperoleh Ciptaan tersebut

sematamata untuk keperluan sendiri dan tidak digunakan untuk suatu kegiatan komersial

dan/atau kepentingan yang berkaitan dengan kegiatan komersial.

Pasal 58

Pencipta atau ahli waris suatu Ciptaan dapat mengajukan gugatan ganti rugi atas pelanggaran

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24.

Pasal 24

1. Pencipta atau ahli warisnya berhak menuntut Pemegang Hak Cipta supaya nama Pencipta

tetap dicantumkan dalam Ciptaannya.

2. Suatu Ciptaan tidak boleh diubah walaupun Hak Ciptanya telah diserahkan kepada pihak

lain, kecuali dengan persetujuan Pencipta atau dengan persetujuan ahli warisnya dalam

hal Pencipta telah meninggal dunia.

3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku juga terhadap perubahan judul

dan anak judul Ciptaan, pencantuman dan perubahan nama atau nama samaran Pencipta.

4. Pencipta tetap berhak mengadakan perubahan pada Ciptaannya sesuai dengan kepatutan

dalam masyarakat.

Pasal 8

3. Jika suatu Ciptaan dibuat dalam hubungan kerja atau berdasarkan pesanan, pihak

yang membuat karya cipta itu dianggap sebagai Pencipta dan Pemegang Hak Cipta,

kecuali apabila diperjanjikan lain antara kedua pihak.

Pasal 6

Jika suatu Ciptaan terdiri atas beberapa bagian tersendiri yang diciptakan oleh dua orang atau

lebih, yang dianggap sebagai Pencipta ialah orang yang memimpin serta mengawasi

penyelesaian seluruh Ciptaan itu, atau dalam hal tidak ada orang tersebut, yang dianggap sebagai

Pencipta adalah orang yang menghimpunnya dengan tidak mengurangi Hak Cipta masing-

masing atas bagian Ciptaannya itu.

PENDAPAT KELOMPOK TERHADAP PUTUSAN

Pada dasarnya kelompok kami setuju dengan utusan mejelis hakim, hal tersebut didasarkan

pada Pasal 8 “Jika suatu Ciptaan dibuat dalam hubungan kerja atau berdasarkan pesanan,

pihak yang membuat karya cipta itu dianggap sebagai Pencipta dan Pemegang Hak Cipta,

kecuali apabila diperjanjikan lain antara kedua pihak”, memang benar pasal 8 tetap

mengamanatkan bahwa yang berhak atas suatu ciptaan yang dibuat atas hubungan kerja

adalah penciptanya, akan tetapi kemudian akhir dari pasal 8 menyatakan kecuali apabila

diperjanjikan lain antara kedua pihak, yang ketika disingkronisasikan dengan kasus, terdapat

fakta hukum yang menunjukkan bahwa pihak penggugat telah sepakat apabila Logo, mars dan

slogan SBSI digunakan pada KSBSI hal tersebut dibuktikan pada adanya momentum kongres ke

V SBSI, akibat dari itu logo, mars, dan slogan SBSI menajadi milik organisasi KSBSI sebagai

lanjutan dari SBSI.

Jadi menurut kelompok kami putusan hakim sudahlah tepat.

SIKRONISASI DENGAN UU HAK CIPTA TERBARU, UU NO. 28 Tahun 2014.

Dasar hukum yang dipakai oleh majelis hakim pada kasus ini adalah UU lama hak cipta hal itu

dikarenakan pada saat kasus ini diregistrasi di pengadilan uu yang berlaku masih uu yang lama

yakni uu no 19 tahun 2002 tentang hak cipta. Selanjutnya sebagai bahan pembelajaran

kelompok kami akan menyingkronkan uu lama hak cipta dengan uu yang terbaru.

Bahwa sahnya amanat pada pasal 6 dan 8 uu hak cipta yang lama pada dasarnya tidak terdapat

perbedaan subtansi yang mendasar. Hanya saja subtansi pada pasal 6 dan 8 uu hak cipta lama

kini terdapat pada pasal 31 sampai dengan 37 UU hak cipta yang lama.

…………………………………………………………………..SEKIAN……………………………………………


Recommended