Date post: | 21-Apr-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | universitasnegeripadang |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
1
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA DENGANMENGGUNAKAN METODA DISCOVERY
Oleh :Merlin Handayani
Sekolah Asal : SD Negeri 11 Piai Tangah Kec. [email protected]
Abstrak
Tujuan penulisan ini untuk mendeskripsikan bentukperencanaan, pelaksanaan, dan peningkatan hasilbelajar IPA dengan menggunakan metoda discovery.Jenis penulisan adalah Penulisan Tindakan Kelasmenggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.Subjek penulisan yaitu guru dan siswa kelas V SDN 11Piai Kecamatan Pauh Kota Padang. Berdasarkan hasilpenulisan siklus I ke Siklus II, rata-rata ketuntasanhasil belajar siswa (kognitif, afektif, danpsikomotor) dari 6,0 meningkat menjadi 8,0. Dengandemikian, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakanmetoda discovery dapat meningkatkan hasil belajarIPA.
Kata kunci : Hasil Belajar; IPA; Metoda Discovery
PENDAHULUAN
Berdasarkan refleksi awal selama penulis melaksanakan
pembelajaran IPA di kelas V ternyata tidak semua siswa
yang mampu menerima materi IPA dengan baik, banyak siswa
yang terlihat malas memperhatikan penjelasan guru, siswa
suka bermain atau meribut, dan ketika guru bertanya
tentang materi yang sedang dibahas siswa tidak mampu
Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”
2
menjawab dengan benar, hal tersebut mengakibatkan tidak
tercapainya tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang
diharapkan. Masalah ini dapat dilihat dari hasil belajar
siswa. Dari hasil ulangan harian siswa kelas V pada materi
perubahan sifat benda diperoleh nilai rata-rata kelas 5,5
dengan persentase ketuntasan belajar 18%. Artinya dari 11
orang siswa kelas V, 2 orang tuntas belajar dan 9 orang
belum tuntas belajar. Sedangkan menurut Masnur (2009:214)
ketuntasan belajar ideal adalah 85%. Ini berarti,
pembelajaran IPA di kelas V SDN 11 Piai Tangah Kecamatan
Pauh Kota Padang masih rendah dan perlu ditingkatkan.
Menyikapi kenyataan di atas, perlu ada upaya nyata yang
harus dilakukan guru untuk meningkatkan pembelajaran IPA
khususnya pada materi perubahan sifat benda. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan guru adalah dengan menggunakan
metoda pembelajaran yang efektif. Penggunaan metoda
pembelajaran yang tepat dapat membantu siswa dalam
memperoleh semua informasi yang disajikan dalam
pembelajaran.
Metoda yang dapat digunakan dan diterapkan dalam
pembelajaran perubahan sifat benda salah satu diantaranya
adalah metoda discovery. Menurut Mulyasa (2005:110)
“metoda discovery merupakan metoda yang lebih menekankan
pada pengalaman langsung dan pembelajaran dengan metoda
penemuan lebih mengutamakan proses dari pada hasil
belajar”. Dari penjelasan tersebut, jelas bahwa penggunaan
Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”
1
3
metoda discovery dalam pembelajaran menekankan pada
aktivitas siswa sebagai subjek belajar yang mempunyai
kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya. Sehingga peranan guru
hanya sebagai fasilitator dan pembimbing siswa dalam
belajar.
Dengan melihat banyak kelebihan-kelebihan dari
penggunaan metoda discovery tersebut, jelaslah bahwa
penggunaan metoda discovery dalam pembelajaran sangatlah
baik, dimana metoda discovery (penemuan) lebih menekankan
pada pengalaman langsung, sehingga siswa betul-betul
merasakan keterlibatan mental mereka untuk penguasaan
keterampilan melalui pengamatan, membuat dugaan,
menjelaskan, dan lain sebagainya. Sehingga metoda
discovery (penemuan) lebih mengutamakan proses dalam
pembelajaran. Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan
sebelumnya, maka penulis berkeinginan melaksanakan
penulisan tindakan kelas (PTK) dengan judul ”Penggunaan
Metoda Discovery Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Pembelajaran IPA Di Kelas V SDN 11 Piai Tangah
Kecamatan Pauh Kota Padang”.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk
mendeskripsikan bagaimanakah meningkatkan hasil belajar
siswa pada pembelajaran IPA di kelas V SDN 11 Piai Tangah
Kecamatan Pauh Kota Padang. Penulisan ini diharapakan
dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak diantaranya
bagi penulis untuk dapat menambah pegetahuan dan wawasan
Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”
4
dalam penggunaan metoda discovery untuk meningkatan hasil
belajar siswa pada pembelajaran IPA bagi siswa kelas V
SDN 11 Piai Tangah. Bagi kepala sekolah sebagai masukan
dalam melaksanakan pembelajaran IPA khususnya menggunakan
metoda discovery, sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Bagi guru, untuk dapat meningkatkan
profesionalismenya dalam mengajar terutama dalam pemilihan
metoda pembelajaran yang sesuai khususnya materi IPA.
Serta bagi pembaca, sebagai bahan pertimbangan untuk tugas-tugas di masa yang akan datang.
METODOLOGI
Penulisan ini dilaksanakan di SDN 11 Piai
TangahKecamatan Pauh Kota Padang. Pemilihan tempat
penulisan adalah karena tempat penelitian adalah tempat
penulis mengajar serta sekolah bersedia menerima inovasi
pendidikan terutama dalam proses pembelajaran.
Penulisan ini merupakan Penulisan Tindakan Kelas
(PTK) menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Penulisan dilaksanakan dengan menggunakan model siklus
yang dikembangkan Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Arikunto,
206:104). Model siklus ini mempunyai empat komponen yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penulisan
ini dilaksanakan di SDN 11 Piai Tangah Kecamatan Pauh Kota
Padang. Subjek dalam penulisan ini adalah siswa dan guru
kelas V SDN 11 Piai Tangah Kecamatan Pauh Kota Padang
dengan jumlah siswa 11 orang yang terdiri dari 5 orang
siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan yang terdaftar
Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”
5
pada semester I Tahun Ajaran 2013/2014. Sumber data
penulisan ini berasal dari proses pembelajaran IPA dengan
metoda discovery di kelas V SDN 11 Piai Tangah Kecamatan
Pauh Kota Padang. Data penulisan dikumpulkan dengan teknik
observasi dan tes. Penulisan ini dilaksanakan pada
semester I Tahun Ajaran 2013/2014 (Oktober s/d November
2014) dengan rincian tindakan yaitu pada tanggal 22
Oktober 2014 pelaksanaan siklus I dan pada tanggal 05
November 2014 pelaksanaan siklus II.
Data yang diperoleh dalam penulisan dianalisis.
Seperti yang dikemukakan Rochiati (2007:135) ”analisis
yang dilakukan penulis berupa membuat keputusan mengenai
bagaimana menampilkan data dalam tabel, matrik, atau
bentuk cerita”. Dalam analisis data penulisan tindakan
kelas yang penulis langsungkan ini menampilkan data dalam
bentuk cerita. Data yang diperoleh dalam penulisan
dianalisis dengan menggunakan model analisis data
kualitatif yakni analisis data dimulai dengan menelaah
sejak pengumpulan data sampai seluruh data terkumpul.
Tahap analisis tersebut dimulai dengan menelaah data yang
terkumpul, reduksi data meliputi pengkategorian dan
pengklasifikasian, menyajikan data dilakukan dengan cara
mengorganisasikan informasi yang sudah direduksi dan
mengumpulkan data hasil penulisan.
Analisis data dilakukan terhadap data yang telah
direduksi baik data perencanaan, pelaksanaan, maupun data
penilaian. Analisis data dilakukan dengan cara terpisah-
Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”
6
pisah. Hal ini dimaksudkan agar dapat ditemukan berbagai
informasi yang spesifik dan terfokus kepada berbagai
informasi yang mendukung pembelajaran dan yang menghambat
pembelajaran. Dengan demikian pengembangan dan perbaikan
atas berbagai kekurangan dapat dilakukan tepat pada aspek
yang bersangkutan.
HASIL
Tahap Perencanaan
Perencanaan pada siklus I meliputi: membuat persiapan
yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dan Lembar Kerja Siswa (LKS). RPP ini memuat tentang mata
pelajaran, kelas, hari/tanggal, alokasi waktu, standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi, proses
pembelajaran, media, metode, sumber dan evaluasi yang
dilakukan. Instrumen pengumpulan data yang digunakan
adalah RPP tentang IPA di kelas V semester I dengan
menggunakan metoda discovery, lembar observasi aktivitas
guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Materi yang diajarkan pada siklus I adalah perubahan
sifat benda dengan menggunakan metoda discovery. Standar
Kompetensi (SK) yang dicapai adalah memahami hubungan
antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat
benda sebagai hasil suatu proses. Kompetensi Dasar (KD)
yang ingin dicapai adalah menyimpulkan hasil penyelidikan
tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun
tetap. Indikator yang ingin dicapai dalam pelaksanaan
tindakan pada siklus I ini adalah (1) Melakukan eksperimen
Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”
7
tentang perubahan sifat benda, (2) Mengamati hasil
eksperimen tentang perubahan sifat benda, (3)
Membandingkan hasil eksperimen tentang perubahan sifat
benda, (4) Membedakan perubahan sifat benda baik sementara
maupun tetap, (5) Menyimpulkan hasil eksperimen tentang
perubahan sifat benda.
Untuk menunjang pelaksanaan proses pembelajaran dan
memudahkan siswa untuk memahami materi yang akan dibahas,
penulis juga menyiapkan media yaitu air jernih, periuk
kecil, kompor, piring, batu es, korek api, kertas, dan
lilin. Sehingga dapat menunjang pemahaman siswa dalam
memahami konsep IPA. Pelaksanaan tindakan setiap siklus
disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran metoda
discovery yang dibagi atas tiga tahapan, yaitu kegiatan
awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
Perencanaan pada siklus II penulis tetap
berkolaborasi dengan guru kelas V SDN 11 Piai Tangah
Kecamatan Pauh. Pada tahap ini, penulis juga membuat
persiapan yang terdiri dari rencana pelaksanaan
pembelajaran dan lembar pengamatan. Begitu juga dengan
instrumen pengumpulan data yang digunakan masih tetap
seperti yang terdapat pada siklus I.
Materi pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II
ini tidak berbeda dengan siklus I yaitu pembelajaran IPA
dengan menggunakan metoda discovery. Kompetensi dasar yang
ingin dicapai yaitu menjelaskan arti pecahan dan
urutannya.
Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”
8
Sedangkan indikator yang ingin dicapai pada siklus II
ini juga sama dengan indikator pada siklus I, yaitu (1)
Melakukan eksperimen tentang perubahan sifat benda, (2)
Mengamati hasil eksperimen tentang perubahan sifat benda,
(3) Membandingkan hasil eksperimen tentang perubahan sifat
benda, (4) Membedakan perubahan sifat benda baik sementara
maupun tetap, (5) Menyimpulkan hasil eksperimen tentang
perubahan sifat benda.
Tahap Pelaksanaan
Pertemuan pada siklus I dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 22 Oktober 2014 mulai pukul 07.30 sampai 09.15.
Pelaksanaan pembelajaran ini sesuai dengan rencana yang
telah dibuat, yaitu dengan menggunakan metoda discovery.
Pada pertemuan I ini indikator yang dibahas adalah 1)
Melakukan eksperimen tentang perubahan sifat benda, (2)
Mengamati hasil eksperimen tentang perubahan sifat benda,
(3) Membandingkan hasil eksperimen tentang perubahan sifat
benda, (4) Membedakan perubahan sifat benda baik sementara
maupun tetap, (5) Menyimpulkan hasil eksperimen tentang
perubahan sifat benda. Siklus II dilaksanakan pada hari
Rabu tanggal 05 November 2014 pukul 07.30 sampai 09.15
WIB. Pembelajaran siklus II berlangsung selama 105 menit.
Dalam pelaksanaan siklus II ini penulis tetap bertindak
sebagai guru (praktisi) seperti dalam siklus I sedangkan
guru kelas V SDN 11 Piai Tangah Kecamatan Pauh sebagai
pengamat.
Tahap Pengamatan
Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”
9
Pembelajaran pada siklus I ini diamati oleh guru
kelas V SDN 11 Piai Tangah Kecamatan Pauh. Sedangkan
proses pembelajarannya dilaksanakan oleh penulis sendiri
sebagai praktisi (guru). Dimana guru kelas tersebut
mengamati jalannya pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan metoda discovery. Dimana berdasarkan hasil
observasinya pada pertemuan ini dari aspek guru pada
pembelajaran IPA dengan menggunakan metoda discovery
siklus I dapat dilihat bahwa dari 13 karakteristik yang
dinilai atau dari 52 skor maksimal diperoleh skor 38.
Dengan demikian, persentase perolehan skor kemampuan guru
dalam mengajar IPA dengan menggunakan metoda discovery
siklus I adalah 66,6% dengan kategori cukup. Hal ini
menunjukkan bahwa taraf keberhasilan aktivitas guru selama
proses pembelajaran berlangsung belum tuntas karena kurang
dari standar ideal ketuntasan mengajar yaitu 75. Dari
aspek siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan
metoda discovery siklus I dapat dilihat bahwa dari 12
karakteristik yang dinilai atau dari 52 skor maksimal
diperoleh skor 34. Dengan demikian, persentase perolehan
skor kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
IPA dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran metoda
discovery siklus 1 adalah 50%. Hal ini menunjukkan bahwa
taraf keberhasilan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung belum tuntas karena kurang dari
standar ideal ketuntasan belajar dan dapat dikategorikan
kurang. Hasil belajar siswa pada siklus I bahwa dari 11
Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”
10
orang siswa yang mengikuti tes yang diadakan diakhir
siklus I terdapat 3 orang yang mendapatkan nilai 70 ke
atas sesuai dengan standar Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang ditetapkan yaitu 70, sehingga siswa tersebut
dikatakan tuntas dalam belajar. Jadi persentase siswa yang
tuntas belajar sebanyak 27%. Sedangkan yang tidak tuntas
sebanyak 8 orang dengan persentase 73%.
Sebagaimana halnya siklus I, pembelajaran siklus II
juga diamati oleh guru kelas V SDN 11 Piai Tangah
Kecamatan Pauh dan melaporkan bahwa penulisan dalam
pembelajaran siklus II telah melaksanakan tugas dengan
baik. Dari hasil temuan observer dari aspek guru dapat
dilihat bahwa dari 13 karakteristik yang dinilai atau dari
52 skor maksimal diperoleh skor 43. Dengan demikian,
persentase perolehan skor kemampuan guru dalam mengajar
IPA dengan menggunakan metoda discovery siklus II adalah
91,6%. Hal ini menunjukkan bahwa taraf keberhasilan
aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung
tuntas karena berada di atas standar ideal ketuntasan
belajar (75%) dan dapat dikategorikan sangat baik.
Sedangkan dari aspek siswa dapat dilihat bahwa dari 13
karakteristik yang dinilai atau dari 52 skor maksimal
diperoleh skor 44. Dengan demikian, persentase perolehan
skor kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
IPA dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran metoda
discovery siklus II adalah 91,6%. Hal ini menunjukkan
bahwa taraf keberhasilan aktivitas siswa selama proses
Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”
11
pembelajaran berlangsung tuntas karena berada di atas
standar ideal ketuntasan belajar (75%) dan dapat
dikategorikan sangat baik. Hasil belajar pada siklus II
mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata kelas yang
diperoleh adalah 8,0. Sedangkan ketuntasan yang diperoleh
adalah 82% atau sebanyak 9 orang. Dimana siswa yang tidak
tuntas sebanyak 2 orang atau sekitar 18%. Jadi dapat
dikatakan penulis sudah berhasil dalam membelajarkan
siswa. Selain itu perilaku siswa pun berubah menjadi lebih
aktif dalam berdiskusi dan berani menyatakan pendapatnya
serta lebih bisa menghargai perbedaan yang ada dalam
kelompok maupun kelasnya. Secara umum, hasil penulisan
mulai dari sikus I sampai siklus II dapat dilihat pada
diagram dibawah ini:
Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dari Siklus I
Ke Siklus II
Dilihat dari diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa
siklus II telah dapat dikatakan berhasil. Hal ini
dibuktikan dengan kenaikan dari siklus I ke siklus II yang
Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”
12
cukup signifikan. Berdasarkan kesepakatan observer dan
penulis bahwa penulisan disukupkan sampai siklus II saja.
Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan secara kolaboratif antara
penulis dan observer setiap pembelajaran berakhir. Pada
kesempatan ini, temuan dan hasil pengamatan penulis
dibahas bersama. Refleksi tindakan siklus I ini mencakup
refleksi terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan hasil
belajar yang diperoleh siswa. Refleksi terhadap
perencanaan yakni sebagai berikut: dilihat dari hasil
paparan siklus I diketahui bahwa rencana pelaksanaan
pembelajaran IPA dengan menggunakan metoda discovery sudah
terlaksana dengan baik sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran yang tercantum dalam RPP. Sebahagian dari
langkah pada perencanaan terlaksana sesuai yang
diinginkan. Tapi terdapat beberapa langkah pada rencana
pembelajaran yang tidak berjalan dengan baik seperti media
yang digunakan kurang bervariasi, serta langkah
pembelajaran kurang dicantumkan secara rinci.
Refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran diperoleh
hasil sebagai berikut : pada kegiatan pembelajaran awal
diperoleh hal-hal antara lain: (1) guru hendaknya
menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, agar
siswa mengetahui apa yang dipelajari saat itu dengan agak
baik, (2) dalam melakukan tanya jawab, pada tahap
appersepsi guru hendaknya bisa membimbing siswa agar siswa
tidak menjawab dengan serempak (bersama-sama). Pada
Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”
13
kegiatan inti diperoleh hal-hal antara lain: (1) dalam
melakukan pembelajaran guru kurang mampu mengelola kelas
terutama pengelolaan kelompok, (2) saat melaporkan hasil
diskusi kepada kelompok hanya beberapa siswa yang mau
berperan aktif, (3) dalam melaksanakan pembelajaran,
sebaiknya guru merencanakan waktu seefektif mungkin.
Sedangkan pada akhir pembelajaran diperoleh hal-hal antara
lain guru masih kurang baik dalam menyimpulkan pelajaran
atau membuat ringkasan.
Refleksi pada hasil belajar siswa pada siklus I masih
rendah ini terlihat dari hasil evaluasi siswa yang
diadakan pada akhir pelajaran. Hasil analisis mengenai
data penilaian akhir siklus I dapat dilihat pada tabel
diatas. Dari 11 orang siswa yang mengikuti tes yang
diadakan diakhir siklus I terdapat 3 orang yang
mendapatkan nilai 70 ke atas sesuai dengan standar
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu
70, sehingga siswa tersebut dikatakan tuntas dalam
belajar. Jadi persentase siswa yang tuntas belajar
sebanyak 27%. Sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 8 orang
dengan persentase 73%.
Kegiatan refleksi pada siklus II juga dilakukan
secara kolaboratif antara penulis dan observer pada akhir
pembelajaran. Pada kesempatan ini, temuan dan hasil
pengamatan penulis dibahas bersama. Refleksi tindakan
siklus I ini mencakup refleksi terhadap perencanaan,
pelaksanaan, dan hasil belajar yang diperoleh siswa.
Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”
14
Refleksi terhadap perencanaan yakni sebagai berikut:
dilihat dari hasil paparan siklus II diketahui bahwa
rencana pelaksanaan pembelajaran mengurutkan pecahan
dengan menggunakan metoda discovery sudah terlaksana
dengan baik sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran
yang tercantum dalam RPP. Kesalahan-kesalahan dalam
perencanaan pembelajaran pada siklus I sudah tidak terjadi
lagi seperti media yang digunakan sudah bervariasi, serta
langkah pembelajaran sudah dicantumkan secara rinci.
Refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran diperoleh
hasil sebagai berikut : pada kegiatan pembelajaran awal
diperoleh hal-hal antara lain: (1) guru sudah menyampaikan
tujuan pembelajaran dengan baik sehingga siswa mengetahui
apa yang dipelajari saat itu dengan agak baik, (2) dalam
melakukan tanya jawab, pada tahap appersepsi guru sudah
membimbing siswa agar siswa tidak menjawab secara serempak
(bersama-sama). Pada kegiatan inti diperoleh hal-hal
antara lain: (1) dalam melakukan pembelajaran guru sudah
mengelola kelas dengan baik terutama pengelolaan kelompok,
(2) saat melaporkan hasil diskusi kepada kelompok siswa
sudah mau berperan aktif, (3) dalam melaksanakan
pembelajaran, guru sudah merencanakan waktu seefektif
mungkin. Sedangkan pada akhir pembelajaran diperoleh hal-
hal antara lain guru sudah dengan baik menyimpulkan
pelajaran atau membuat ringkasan.
Refleksi pada hasil belajar siswa pada siklus II
sudah mulai meningkat dibandingkan dengan siklus I. Dari
Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”
15
11 orang siswa yang mengikuti tes yang diadakan diakhir
siklus II terdapat 9 orang yang mendapatkan nilai 70 ke
atas sesuai dengan standar Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang ditetapkan yaitu 70, sehingga siswa tersebut
dikatakan tuntas dalam belajar. Adapun persentase siswa
yang tuntas belajar pada siklus II ini sebanyak 82%,
sedangkan persentase siswa yang tidak tuntas adalah 18%.
Berdasarkan kesepakatan observer dan penulis bahwa
penulisan disukupkan sampai siklus II saja.
PEMBAHASAN
1) Pembahasan Siklus I
a. Perencanaan Pembelajaran IPA dengan Metoda discovery
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dirancang
berdasarkan hasil analisis kurikulum IPA kelas V
semester I. Standar kompetensi yang cocok digunakan
dalam pembelajaran IPA menggunakan langkah-langkah
metoda discovery adalah memahami hubungan antara
sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat
benda sebagai hasil suatu proses. Sedangkan
kompetensi dasarnya adalah menyimpulkan hasil
penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik
sementara maupun tetap. Adapun materi yang dibahas
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini adalah
perubahan sifat benda.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun
berdasarkan langkah-langkah metoda discovery seperti
yang dikemukakan oleh Menurut Syaiful (2008:197) ada
Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”
16
lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan metoda
discovery yaitu : “1) Perumusan masalah untuk
dipecahkan siswa, 2) Menetapkan jawaban sementara
atau hipotesis, 3) Siswa mencari informasi, data,
fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan
atau hipotesis, 4) menarik kesimpulan jawaban atau
generalisasi, dan 5) mengaplikasikan kesimpulan dalam
situasi baru”.
Berdasarkan RPP yang telah dibuat oleh penulis pada
siklus I, rancangan yang telah penulis buat sudah
tergolong baik, namun ada beberapa aspek yang belum
terlihat. Diantaranya yaitu pada pengorganisasian
materi ajar, cakupan materi kurang luas dan tidak
sesuai dengan alokasi. Sebaiknya cakupan materi ajar
luas dan sesuai dengan alokasi waktu yang telah
ditetapkan.
Pada pemilihan sumber belajar belum sesuai dengan
tujuan pembelajaran serta tidak sesuai dengan materi
ajar. Sebaiknya pemilihan sumber belajar harus sesuai
dengan tujuan pembelajaran serta materi ajar. Pada
kejelasan proses pembelajaran langkah-langkah
pembelajaran masih kurang jelas dan rinci. Sebaiknya
kejelasan proses pembelajaran langkah-langkah
pembelajaran harus jelas dan rinci. Adapun penilaian
observer terhadap RPP pada siklus I ini adalah 60,7
dengan kategori cukup.
b. Pelaksanaan Pembelajaran IPA dengan Metoda discovery
Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”
17
Pelaksanaan pembelajaran IPA dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan yang telah dibuat. Pada tahap ini
diawali dengan mempersiapkan kondisi kelas seperti
mempersiapkan media pembelajaran, mempersiapkan alat
atau sumber belajar, mempersiapkan LKS beserta kunci
jawaban, mempersiapkan media pembelajaran,
mempersiapkan lembar observasi, mempersiapkan soal
untuk tes/kuis pada akhir siklus beserta kunci
jawaban serta mempersiapkan papan tulis. Kegiatan
dilanjutkan dengan merapikan kursi dan meja siswa,
kemudian mengajak siswa untuk berdoa menurut agama
dan keyakinannya masing-masing. Setelah berdoa
selesai, guru mulai membuka skemata siswa dengan
bertanya jawab tentang benda-benda disekitar siswa.
Pertanyaan yang diberikan oleh guru menimbulkan
jawaban yang serempak dari siswa. Kemudian kegiatan
dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran
oleh guru. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru.
Pada kegiatan inti menggunakan tahap-tahap
pembelajaran metoda discovery. Pada kegiatan akhir
proses pembelajaran adalah siswa bersama guru
menyimpulkan pelajaran dan meminta siswa untuk berdoa
sebagai tanda proses pembelajaran pada hari itu
selesai.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis dan observer
setelah proses pembelajaran kendala yang dihadapi
selama pembelajaran antara lain: (1) penulis masih
Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”
18
kaku dalam pembelajaran karena metoda pembelajaran
yang digunakan masih baru bagi guru, (2) penggunaan
waktu belum sesuai dengan rancangan pembelajaran, (3)
masih ada siswa yang belum aktif, (4) pengelolaan
kelas yang kurang baik, dan (5) pembagian kelompok
yang perlu dirancang ulang agar tidak menjadikan
suasana kelas menjadi ribut.
Untuk mengatasi kendala yang dihadapi pada siklus I
agar tidak terjadi lagi pada siklus selanjutnya, maka
penulis melakukan beberapa tindakan perbaikan
seperti : yakni: 1) memperbaiki cara pembagian
kelompok dengan cara pemberian nomor pada tiap
anggota kelompok agar tidak terlalu meribut. 2)
menyampaikan materi dengan jelas agar siswa lebih
mudah dalam memahami materi yang akan dipelajari. 3)
berusaha memaksimalkan pemakaian waktu dalam
pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran dan
4) memperbaiki cara memotivasi siswa agar semua siswa
dapat ikut aktif dalam berdiskusi.
Persentase keberhasilan mengajar pada siklus I ini
berdasarkan dari rambu-rambu karakteristik
mengajarnya untuk siklus I ini persentase mengajar
dari aspek guru yaitu 66,6% sedangkan pada aspek
siswa baru mencapai 50%.
c. Hasil Belajar IPA dengan Metoda discovery
Hasil akhir siklus I dengan nilai rata-rata
kelas 6,0 dengan ketuntasan 27% atau sebanyak 3
Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”
19
orang. Hasil ini tidak sesuai dengan target yang
ingin dicapai. Apalagi jumlah siswa yang dibawah
rata-rata cukup banyak yaitu sekitar 8 orang atau
73%.
Berdasarkan hasil pengamatan siklus I yang
diperoleh maka direncanakan untuk melakukan siklus
II. Guru harus lebih memahami aspek-aspek yang
terdapat di dalam pendidikan seperti belajar, proses
belajar, dan situasi belajar sehingga siswa dapat
mengikuti pembelajaran dengan baik dalam situasi dan
suasana pembelajaran tertentu. Menurut Rochman
(2006:43)
belajar adalah proses pembinaan yang terusmenerus terjadi dalam diri individu yang tidakditentukan oleh unsur ketururunan, tetapi lebihbanyak ditentukan oleh faktor-faktor dari luaranak. Dalam belajar siswa banyak memperoleh dariguru, maka guru harus lebih memahami kembaliketiga aspek dalam pendidikan yaitu yangbelajar, proses belajar dan situasi belajar.Yang belajar adalah anak didik atau siswa yangsecara individu atau kelompok mengikuti prosespembelajaran dalam suasana tertentu.
Guru sebagai penggerak dan pengatur proses
pembelajaran sudah seharusnya dapat mengaktifkan semua
siswa tanpa terkecuali agar potensi yang ada pada siswa
dapat tergali dan berkembang. Guru harus dapat
memberikan motivasi kepada siswa dalam pembelajaran.
Peran guru dalam membelajarkan siswa sangat
besar, upaya menimbulkan motivasi siswa untuk belajar
Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”
20
sangatlah berat seperti yang dinyatakan oleh Rochman
(2006:70)
Peran guru dalam memberikan motivasi anak adalahmengenal setiap siswa yang diajarkannya secarapribadi, memperlihatkan interaksi yangmenyenangkan, menguasai berbagai metode dantekhnik mengajar serta menggunakannya dengantepat, menjaga suasana kelas supaya siswaterhindar dari konflik dan frustasi serta yangamat penting memperlakukan siswa sesuai dengankeadaan dan kemapuannya.
Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa dalam
pembelajaran, guru seharusnya memberikan motivasi serta
menggunakan metode dan model pembelajaran yang
bervariasi, karena dengan menggunakan model pembelajaran
yang tepat siswa tidak akan jenuh serta siswa lebih
cepat dalam menerima informasi yang disajikan oleh guru.
Selain itu, guru seharusnya lebih memotivasi siswa dalam
belajar dan pengelolaan kelas yang baik akan menunjang
pembelajaran yang baik pula
2) Pembahasan Siklus II
a. Perencanaan Pembelajaran IPA dengan Metoda Discovery
Dalam menyusun RPP siklus II ini, penulis juga
menggunakan tahap-tahap pembelajaran metoda
discovery. RPP pada siklus II ini merupakan revisi
dari kekurangan-kekurangan yang terdapat pada RPP
siklus I. hal ini bertujuan agar kekurangan-
kekurangan pada siklus I tidak muncul lagi pada
siklus II. Adapun hasil penilaian observer terhadap
Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”
21
RPP pda siklus II yaitu 89,2 dengan kategori baik.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan
perencanaan pembelajaran sudah dapat dikatakan
berhasil.
b. Pelaksanaan Pembelajaran IPA dengan Metoda Discovery
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II hampir
sama dengan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.
namun ada perbaikan terhadap kekuranan yang terdapat
pada siklus I sesuai dengan hasil refleksi siklus I.
Pada kegiatan inti diperoleh hal-hal antara lain: (1)
dalam melakukan pembelajaran guru sudah mengelola
kelas dengan baik terutama pengelolaan kelompok, (2)
saat melaporkan hasil diskusi kepada kelompok siswa
sudah mau berperan aktif, (3) dalam melaksanakan
pembelajaran, guru sudah merencanakan waktu seefektif
mungkin. Sedangkan pada akhir pembelajaran diperoleh
hal-hal antara lain guru sudah dengan baik
menyimpulkan pelajaran atau membuat ringkasan.
c. Hasil Belajar IPA dengan Metoda discovery
Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami
peningkatan yaitu nilai rata-rata kelas yang
diperoleh adalah 8,0. Sedangkan ketuntasan yang
diperoleh adalah 82% atau sebanyak 9 orang. Dimana
siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 orang atau sekitar
18%. Jadi dapat dikatakan penulis sudah berhasil
dalam membelajarkan siswa. Selain itu perilaku siswa
pun berubah menjadi lebih aktif dalam berdiskusi dan
Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”
22
berani menyatakan pendapatnya serta lebih bisa
menghargai perbedaan yang ada dalam kelompok maupun
kelasnya.
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II ini,
pembelajaran tentang IPA sudah berjalan dengan baik,
walau masih ada beberapa orang siswa yang belum dapat
menyelesaikan soal latihan yang diberikan guru. Cara
guru dalam membimbing siswa dalam membagi kelompok
dan mengisikan LKS sudah baik. Begitu juga dalam hal
membimbing siswa untuk melaporkan hasil diskusi
kelompok ke depan kelas dan memberikan motivasi bagi
siswa yang melaporkan sudah baik.
Saat melaksanakan siklus II ini siswa sudah
melaksanakan diskusi dengan baik oleh semua anggota
kelompok, dan sesuai dengan perencanaan yang sudah
disiapkan. Pemanfaatan waktu juga sudah baik sehingga
pembelajaran IPA pada siklus II ini tidak memakan
waktu pelajaran lain.
Pembelajaran yang disajikan guru pada siklus II
sangat baik karena perhatian siswa dalam pelajaran
sudah terpusat dengan baik. Siswa sudah mampu
menyelesaikan soal latihan yang diberikan dengan baik
selain itu siswa sudah mampu bekerja sama dalam
kelompok.
Untuk mencapai hal tersebut sudah seharusnya
guru mampu menciptakan pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan siswa. Selain itu, guru juga harus
Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”
23
memperhatikan keberhasilan siswa dalam memahami
sesuatu dengan cara sesuai dengan tingkat kemampuan
siswa. Hal ini disebabkan karena guru bertugas
membelajarkan siswa. Untuk membelajarkan siswa
tersebut guru haruslah menggunakan berbagai macam
cara agar pembelajaran dapat bermakna bagi siswa,
seperti menggunakan model pembelajaran yang tepat,
metode dalam pembelajaran yang bervariasi, media
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi
siswa.
Gambar. Diagram perbandingan nilai rata-rata hasil pembelajaran pada aspek kognitif siklus I dan
siklus II
Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”
24
Gambar. Diagram perbandingan nilai rata-rata hasil pembelajaran pada aspek afektif siklus I dan siklus II
Gambar. Diagram perbandingan nilai rata-rata hasil pembelajaran pada aspek psikomotor siklus I dan
siklus II
Gambar. Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan data hasil penulisan dan pembahasan
mengenai upaya peningkatan proses pembelajaran dengan
menggunakan metoda discovery, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut : (a) Perencanaan Pembelajaran denganTugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -
Angkatan IV”
25
menggunakan metoda discovery disesuaikan dengan langkah-
langkah pembelajaran pada metoda discovery yaitu: 1)
Perumusan masalah untuk dipecahkan siswa, 2) Menetapkan
jawaban sementara atau hipotesis, 3) Siswa mencari
informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab
permasalahan atau hipotesis, 4) menarik kesimpulan jawaban
atau generalisasi, dan 5) mengaplikasikan kesimpulan dalam
situasi baru. (b) Pelaksanaan pembelajaran dengan metoda
discovery dapat membuat siswa lebih mengerti dan aktif
dalam belajar. Hal ini disebabkan karena penggunaan metoda
discovery dalam pembelajaran memiliki banyak keunggulan,
diantarnya yaitu membantu siswa dalam mengembangkan dan
memperbanyak keterampilan dalam proses kognitif,
memperdalam pengetahuan siswa serta meningkatkan semangat
dan gairah belajar siswa. (c) Meningkatnya hasil belajar
siswa dapat dilihat dari rata-rata nilai akhir siswa dari
siklus I 6,0 meningkat pada siklus II menjadi 8,0.
Pembelajaran belum dianggap tuntas jika hasil yang
diperoleh di bawah 75%. Hal ini merupakan bukti
pelaksanaan penulisan tindakan kelas berhasil dilakukan di
SDN 11 Piai Tangah Kecamatan Pauh Kota Padang.
Berdasarkan kesimpulan yang telah dicantumkan di atas,
maka penulis mengajukan beberapa saran yaitu (a) untuk
guru, agar dapat mencobakan dan menerapkan model
pembelajaran yang lebih bervariasi dengan tujuan agar
siswa dapat tertarik untuk mengikuti pelajaran yang
diberikan, (b) untuk kepala sekolah, dapat berupaya
Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”
26
meningkatkan sarana dan prasarana yang menunjang
keberhasilan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa,
(c) untuk penulis selaku guru, dapat menambah pengetahuan
yang nanti bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar
siswa, dan (d) untuk pembaca, agar bagi siapapun yang
membaca tulisan ini dapat menambah wawasan kepada pembaca.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi.2009. Penulisan Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara
Muslih, Masnur. 2009. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta:Bumi
Aksara
Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Rochman. 2006. Strategi dan disain pengembangan systempembelaajran. Jakarta: Prestasi Pustakarya
Sagala, Syaiful. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta:
Alfabeta
Wiriaatmadja, Rochiati. 2007. Penulisan Tindakan Kelas.
Bandung: Rosdakarya.
Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”