+ All Categories
Home > Documents > ARTIKEL MERLIN

ARTIKEL MERLIN

Date post: 21-Apr-2023
Category:
Upload: universitasnegeripadang
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
26
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODA DISCOVERY Oleh : Merlin Handayani Sekolah Asal : SD Negeri 11 Piai Tangah Kec. Pauh [email protected] Abstrak Tujuan penulisan ini untuk mendeskripsikan bentuk perencanaan, pelaksanaan, dan peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan metoda discovery. Jenis penulisan adalah Penulisan Tindakan Kelas menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Subjek penulisan yaitu guru dan siswa kelas V SDN 11 Piai Kecamatan Pauh Kota Padang. Berdasarkan hasil penulisan siklus I ke Siklus II, rata-rata ketuntasan hasil belajar siswa (kognitif, afektif, dan psikomotor) dari 6,0 meningkat menjadi 8,0. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metoda discovery dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Kata kunci : Hasil Belajar; IPA; Metoda Discovery PENDAHULUAN Berdasarkan refleksi awal selama penulis melaksanakan pembelajaran IPA di kelas V ternyata tidak semua siswa yang mampu menerima materi IPA dengan baik, banyak siswa yang terlihat malas memperhatikan penjelasan guru, siswa suka bermain atau meribut, dan ketika guru bertanya tentang materi yang sedang dibahas siswa tidak mampu Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 - Angkatan IV”
Transcript

1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA DENGANMENGGUNAKAN METODA DISCOVERY

Oleh :Merlin Handayani

Sekolah Asal : SD Negeri 11 Piai Tangah Kec. [email protected]

Abstrak

Tujuan penulisan ini untuk mendeskripsikan bentukperencanaan, pelaksanaan, dan peningkatan hasilbelajar IPA dengan menggunakan metoda discovery.Jenis penulisan adalah Penulisan Tindakan Kelasmenggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.Subjek penulisan yaitu guru dan siswa kelas V SDN 11Piai Kecamatan Pauh Kota Padang. Berdasarkan hasilpenulisan siklus I ke Siklus II, rata-rata ketuntasanhasil belajar siswa (kognitif, afektif, danpsikomotor) dari 6,0 meningkat menjadi 8,0. Dengandemikian, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakanmetoda discovery dapat meningkatkan hasil belajarIPA.

Kata kunci : Hasil Belajar; IPA; Metoda Discovery

PENDAHULUAN

Berdasarkan refleksi awal selama penulis melaksanakan

pembelajaran IPA di kelas V ternyata tidak semua siswa

yang mampu menerima materi IPA dengan baik, banyak siswa

yang terlihat malas memperhatikan penjelasan guru, siswa

suka bermain atau meribut, dan ketika guru bertanya

tentang materi yang sedang dibahas siswa tidak mampu

Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”

2

menjawab dengan benar, hal tersebut mengakibatkan tidak

tercapainya tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang

diharapkan. Masalah ini dapat dilihat dari hasil belajar

siswa. Dari hasil ulangan harian siswa kelas V pada materi

perubahan sifat benda diperoleh nilai rata-rata kelas 5,5

dengan persentase ketuntasan belajar 18%. Artinya dari 11

orang siswa kelas V, 2 orang tuntas belajar dan 9 orang

belum tuntas belajar. Sedangkan menurut Masnur (2009:214)

ketuntasan belajar ideal adalah 85%. Ini berarti,

pembelajaran IPA di kelas V SDN 11 Piai Tangah Kecamatan

Pauh Kota Padang masih rendah dan perlu ditingkatkan.

Menyikapi kenyataan di atas, perlu ada upaya nyata yang

harus dilakukan guru untuk meningkatkan pembelajaran IPA

khususnya pada materi perubahan sifat benda. Salah satu

upaya yang dapat dilakukan guru adalah dengan menggunakan

metoda pembelajaran yang efektif. Penggunaan metoda

pembelajaran yang tepat dapat membantu siswa dalam

memperoleh semua informasi yang disajikan dalam

pembelajaran.

Metoda yang dapat digunakan dan diterapkan dalam

pembelajaran perubahan sifat benda salah satu diantaranya

adalah metoda discovery. Menurut Mulyasa (2005:110)

“metoda discovery merupakan metoda yang lebih menekankan

pada pengalaman langsung dan pembelajaran dengan metoda

penemuan lebih mengutamakan proses dari pada hasil

belajar”. Dari penjelasan tersebut, jelas bahwa penggunaan

Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”

1

3

metoda discovery dalam pembelajaran menekankan pada

aktivitas siswa sebagai subjek belajar yang mempunyai

kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai

dengan kemampuan yang dimilikinya. Sehingga peranan guru

hanya sebagai fasilitator dan pembimbing siswa dalam

belajar.

Dengan melihat banyak kelebihan-kelebihan dari

penggunaan metoda discovery tersebut, jelaslah bahwa

penggunaan metoda discovery dalam pembelajaran sangatlah

baik, dimana metoda discovery (penemuan) lebih menekankan

pada pengalaman langsung, sehingga siswa betul-betul

merasakan keterlibatan mental mereka untuk penguasaan

keterampilan melalui pengamatan, membuat dugaan,

menjelaskan, dan lain sebagainya. Sehingga metoda

discovery (penemuan) lebih mengutamakan proses dalam

pembelajaran. Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan

sebelumnya, maka penulis berkeinginan melaksanakan

penulisan tindakan kelas (PTK) dengan judul ”Penggunaan

Metoda Discovery Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Pada Pembelajaran IPA Di Kelas V SDN 11 Piai Tangah

Kecamatan Pauh Kota Padang”.

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk

mendeskripsikan bagaimanakah meningkatkan hasil belajar

siswa pada pembelajaran IPA di kelas V SDN 11 Piai Tangah

Kecamatan Pauh Kota Padang. Penulisan ini diharapakan

dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak diantaranya

bagi penulis untuk dapat menambah pegetahuan dan wawasan

Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”

4

dalam penggunaan metoda discovery untuk meningkatan hasil

belajar siswa pada pembelajaran IPA bagi siswa kelas V

SDN 11 Piai Tangah. Bagi kepala sekolah sebagai masukan

dalam melaksanakan pembelajaran IPA khususnya menggunakan

metoda discovery, sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Bagi guru, untuk dapat meningkatkan

profesionalismenya dalam mengajar terutama dalam pemilihan

metoda pembelajaran yang sesuai khususnya materi IPA.

Serta bagi pembaca, sebagai bahan pertimbangan untuk tugas-tugas di masa yang akan datang.

METODOLOGI

Penulisan ini dilaksanakan di SDN 11 Piai

TangahKecamatan Pauh Kota Padang. Pemilihan tempat

penulisan adalah karena tempat penelitian adalah tempat

penulis mengajar serta sekolah bersedia menerima inovasi

pendidikan terutama dalam proses pembelajaran.

Penulisan ini merupakan Penulisan Tindakan Kelas

(PTK) menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.

Penulisan dilaksanakan dengan menggunakan model siklus

yang dikembangkan Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Arikunto,

206:104). Model siklus ini mempunyai empat komponen yaitu

perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penulisan

ini dilaksanakan di SDN 11 Piai Tangah Kecamatan Pauh Kota

Padang. Subjek dalam penulisan ini adalah siswa dan guru

kelas V SDN 11 Piai Tangah Kecamatan Pauh Kota Padang

dengan jumlah siswa 11 orang yang terdiri dari 5 orang

siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan yang terdaftar

Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”

5

pada semester I Tahun Ajaran 2013/2014. Sumber data

penulisan ini berasal dari proses pembelajaran IPA dengan

metoda discovery di kelas V SDN 11 Piai Tangah Kecamatan

Pauh Kota Padang. Data penulisan dikumpulkan dengan teknik

observasi dan tes. Penulisan ini dilaksanakan pada

semester I Tahun Ajaran 2013/2014 (Oktober s/d November

2014) dengan rincian tindakan yaitu pada tanggal 22

Oktober 2014 pelaksanaan siklus I dan pada tanggal 05

November 2014 pelaksanaan siklus II.

Data yang diperoleh dalam penulisan dianalisis.

Seperti yang dikemukakan Rochiati (2007:135) ”analisis

yang dilakukan penulis berupa membuat keputusan mengenai

bagaimana menampilkan data dalam tabel, matrik, atau

bentuk cerita”. Dalam analisis data penulisan tindakan

kelas yang penulis langsungkan ini menampilkan data dalam

bentuk cerita. Data yang diperoleh dalam penulisan

dianalisis dengan menggunakan model analisis data

kualitatif yakni analisis data dimulai dengan menelaah

sejak pengumpulan data sampai seluruh data terkumpul.

Tahap analisis tersebut dimulai dengan menelaah data yang

terkumpul, reduksi data meliputi pengkategorian dan

pengklasifikasian, menyajikan data dilakukan dengan cara

mengorganisasikan informasi yang sudah direduksi dan

mengumpulkan data hasil penulisan.

Analisis data dilakukan terhadap data yang telah

direduksi baik data perencanaan, pelaksanaan, maupun data

penilaian. Analisis data dilakukan dengan cara terpisah-

Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”

6

pisah. Hal ini dimaksudkan agar dapat ditemukan berbagai

informasi yang spesifik dan terfokus kepada berbagai

informasi yang mendukung pembelajaran dan yang menghambat

pembelajaran. Dengan demikian pengembangan dan perbaikan

atas berbagai kekurangan dapat dilakukan tepat pada aspek

yang bersangkutan.

HASIL

Tahap Perencanaan

Perencanaan pada siklus I meliputi: membuat persiapan

yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dan Lembar Kerja Siswa (LKS). RPP ini memuat tentang mata

pelajaran, kelas, hari/tanggal, alokasi waktu, standar

kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi, proses

pembelajaran, media, metode, sumber dan evaluasi yang

dilakukan. Instrumen pengumpulan data yang digunakan

adalah RPP tentang IPA di kelas V semester I dengan

menggunakan metoda discovery, lembar observasi aktivitas

guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Materi yang diajarkan pada siklus I adalah perubahan

sifat benda dengan menggunakan metoda discovery. Standar

Kompetensi (SK) yang dicapai adalah memahami hubungan

antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat

benda sebagai hasil suatu proses. Kompetensi Dasar (KD)

yang ingin dicapai adalah menyimpulkan hasil penyelidikan

tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun

tetap. Indikator yang ingin dicapai dalam pelaksanaan

tindakan pada siklus I ini adalah (1) Melakukan eksperimen

Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”

7

tentang perubahan sifat benda, (2) Mengamati hasil

eksperimen tentang perubahan sifat benda, (3)

Membandingkan hasil eksperimen tentang perubahan sifat

benda, (4) Membedakan perubahan sifat benda baik sementara

maupun tetap, (5) Menyimpulkan hasil eksperimen tentang

perubahan sifat benda.

Untuk menunjang pelaksanaan proses pembelajaran dan

memudahkan siswa untuk memahami materi yang akan dibahas,

penulis juga menyiapkan media yaitu air jernih, periuk

kecil, kompor, piring, batu es, korek api, kertas, dan

lilin. Sehingga dapat menunjang pemahaman siswa dalam

memahami konsep IPA. Pelaksanaan tindakan setiap siklus

disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran metoda

discovery yang dibagi atas tiga tahapan, yaitu kegiatan

awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Perencanaan pada siklus II penulis tetap

berkolaborasi dengan guru kelas V SDN 11 Piai Tangah

Kecamatan Pauh. Pada tahap ini, penulis juga membuat

persiapan yang terdiri dari rencana pelaksanaan

pembelajaran dan lembar pengamatan. Begitu juga dengan

instrumen pengumpulan data yang digunakan masih tetap

seperti yang terdapat pada siklus I.

Materi pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II

ini tidak berbeda dengan siklus I yaitu pembelajaran IPA

dengan menggunakan metoda discovery. Kompetensi dasar yang

ingin dicapai yaitu menjelaskan arti pecahan dan

urutannya.

Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”

8

Sedangkan indikator yang ingin dicapai pada siklus II

ini juga sama dengan indikator pada siklus I, yaitu (1)

Melakukan eksperimen tentang perubahan sifat benda, (2)

Mengamati hasil eksperimen tentang perubahan sifat benda,

(3) Membandingkan hasil eksperimen tentang perubahan sifat

benda, (4) Membedakan perubahan sifat benda baik sementara

maupun tetap, (5) Menyimpulkan hasil eksperimen tentang

perubahan sifat benda.

Tahap Pelaksanaan

Pertemuan pada siklus I dilaksanakan pada hari Rabu

tanggal 22 Oktober 2014 mulai pukul 07.30 sampai 09.15.

Pelaksanaan pembelajaran ini sesuai dengan rencana yang

telah dibuat, yaitu dengan menggunakan metoda discovery.

Pada pertemuan I ini indikator yang dibahas adalah 1)

Melakukan eksperimen tentang perubahan sifat benda, (2)

Mengamati hasil eksperimen tentang perubahan sifat benda,

(3) Membandingkan hasil eksperimen tentang perubahan sifat

benda, (4) Membedakan perubahan sifat benda baik sementara

maupun tetap, (5) Menyimpulkan hasil eksperimen tentang

perubahan sifat benda. Siklus II dilaksanakan pada hari

Rabu tanggal 05 November 2014 pukul 07.30 sampai 09.15

WIB. Pembelajaran siklus II berlangsung selama 105 menit.

Dalam pelaksanaan siklus II ini penulis tetap bertindak

sebagai guru (praktisi) seperti dalam siklus I sedangkan

guru kelas V SDN 11 Piai Tangah Kecamatan Pauh sebagai

pengamat.

Tahap Pengamatan

Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”

9

Pembelajaran pada siklus I ini diamati oleh guru

kelas V SDN 11 Piai Tangah Kecamatan Pauh. Sedangkan

proses pembelajarannya dilaksanakan oleh penulis sendiri

sebagai praktisi (guru). Dimana guru kelas tersebut

mengamati jalannya pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan metoda discovery. Dimana berdasarkan hasil

observasinya pada pertemuan ini dari aspek guru pada

pembelajaran IPA dengan menggunakan metoda discovery

siklus I dapat dilihat bahwa dari 13 karakteristik yang

dinilai atau dari 52 skor maksimal diperoleh skor 38.

Dengan demikian, persentase perolehan skor kemampuan guru

dalam mengajar IPA dengan menggunakan metoda discovery

siklus I adalah 66,6% dengan kategori cukup. Hal ini

menunjukkan bahwa taraf keberhasilan aktivitas guru selama

proses pembelajaran berlangsung belum tuntas karena kurang

dari standar ideal ketuntasan mengajar yaitu 75. Dari

aspek siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan

metoda discovery siklus I dapat dilihat bahwa dari 12

karakteristik yang dinilai atau dari 52 skor maksimal

diperoleh skor 34. Dengan demikian, persentase perolehan

skor kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

IPA dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran metoda

discovery siklus 1 adalah 50%. Hal ini menunjukkan bahwa

taraf keberhasilan aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung belum tuntas karena kurang dari

standar ideal ketuntasan belajar dan dapat dikategorikan

kurang. Hasil belajar siswa pada siklus I bahwa dari 11

Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”

10

orang siswa yang mengikuti tes yang diadakan diakhir

siklus I terdapat 3 orang yang mendapatkan nilai 70 ke

atas sesuai dengan standar Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yang ditetapkan yaitu 70, sehingga siswa tersebut

dikatakan tuntas dalam belajar. Jadi persentase siswa yang

tuntas belajar sebanyak 27%. Sedangkan yang tidak tuntas

sebanyak 8 orang dengan persentase 73%.

Sebagaimana halnya siklus I, pembelajaran siklus II

juga diamati oleh guru kelas V SDN 11 Piai Tangah

Kecamatan Pauh dan melaporkan bahwa penulisan dalam

pembelajaran siklus II telah melaksanakan tugas dengan

baik. Dari hasil temuan observer dari aspek guru dapat

dilihat bahwa dari 13 karakteristik yang dinilai atau dari

52 skor maksimal diperoleh skor 43. Dengan demikian,

persentase perolehan skor kemampuan guru dalam mengajar

IPA dengan menggunakan metoda discovery siklus II adalah

91,6%. Hal ini menunjukkan bahwa taraf keberhasilan

aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung

tuntas karena berada di atas standar ideal ketuntasan

belajar (75%) dan dapat dikategorikan sangat baik.

Sedangkan dari aspek siswa dapat dilihat bahwa dari 13

karakteristik yang dinilai atau dari 52 skor maksimal

diperoleh skor 44. Dengan demikian, persentase perolehan

skor kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

IPA dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran metoda

discovery siklus II adalah 91,6%. Hal ini menunjukkan

bahwa taraf keberhasilan aktivitas siswa selama proses

Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”

11

pembelajaran berlangsung tuntas karena berada di atas

standar ideal ketuntasan belajar (75%) dan dapat

dikategorikan sangat baik. Hasil belajar pada siklus II

mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata kelas yang

diperoleh adalah 8,0. Sedangkan ketuntasan yang diperoleh

adalah 82% atau sebanyak 9 orang. Dimana siswa yang tidak

tuntas sebanyak 2 orang atau sekitar 18%. Jadi dapat

dikatakan penulis sudah berhasil dalam membelajarkan

siswa. Selain itu perilaku siswa pun berubah menjadi lebih

aktif dalam berdiskusi dan berani menyatakan pendapatnya

serta lebih bisa menghargai perbedaan yang ada dalam

kelompok maupun kelasnya. Secara umum, hasil penulisan

mulai dari sikus I sampai siklus II dapat dilihat pada

diagram dibawah ini:

Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dari Siklus I

Ke Siklus II

Dilihat dari diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa

siklus II telah dapat dikatakan berhasil. Hal ini

dibuktikan dengan kenaikan dari siklus I ke siklus II yang

Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”

12

cukup signifikan. Berdasarkan kesepakatan observer dan

penulis bahwa penulisan disukupkan sampai siklus II saja.

Tahap Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan secara kolaboratif antara

penulis dan observer setiap pembelajaran berakhir. Pada

kesempatan ini, temuan dan hasil pengamatan penulis

dibahas bersama. Refleksi tindakan siklus I ini mencakup

refleksi terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan hasil

belajar yang diperoleh siswa. Refleksi terhadap

perencanaan yakni sebagai berikut: dilihat dari hasil

paparan siklus I diketahui bahwa rencana pelaksanaan

pembelajaran IPA dengan menggunakan metoda discovery sudah

terlaksana dengan baik sesuai dengan langkah-langkah

pembelajaran yang tercantum dalam RPP. Sebahagian dari

langkah pada perencanaan terlaksana sesuai yang

diinginkan. Tapi terdapat beberapa langkah pada rencana

pembelajaran yang tidak berjalan dengan baik seperti media

yang digunakan kurang bervariasi, serta langkah

pembelajaran kurang dicantumkan secara rinci.

Refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran diperoleh

hasil sebagai berikut : pada kegiatan pembelajaran awal

diperoleh hal-hal antara lain: (1) guru hendaknya

menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, agar

siswa mengetahui apa yang dipelajari saat itu dengan agak

baik, (2) dalam melakukan tanya jawab, pada tahap

appersepsi guru hendaknya bisa membimbing siswa agar siswa

tidak menjawab dengan serempak (bersama-sama). Pada

Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”

13

kegiatan inti diperoleh hal-hal antara lain: (1) dalam

melakukan pembelajaran guru kurang mampu mengelola kelas

terutama pengelolaan kelompok, (2) saat melaporkan hasil

diskusi kepada kelompok hanya beberapa siswa yang mau

berperan aktif, (3) dalam melaksanakan pembelajaran,

sebaiknya guru merencanakan waktu seefektif mungkin.

Sedangkan pada akhir pembelajaran diperoleh hal-hal antara

lain guru masih kurang baik dalam menyimpulkan pelajaran

atau membuat ringkasan.

Refleksi pada hasil belajar siswa pada siklus I masih

rendah ini terlihat dari hasil evaluasi siswa yang

diadakan pada akhir pelajaran. Hasil analisis mengenai

data penilaian akhir siklus I dapat dilihat pada tabel

diatas. Dari 11 orang siswa yang mengikuti tes yang

diadakan diakhir siklus I terdapat 3 orang yang

mendapatkan nilai 70 ke atas sesuai dengan standar

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu

70, sehingga siswa tersebut dikatakan tuntas dalam

belajar. Jadi persentase siswa yang tuntas belajar

sebanyak 27%. Sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 8 orang

dengan persentase 73%.

Kegiatan refleksi pada siklus II juga dilakukan

secara kolaboratif antara penulis dan observer pada akhir

pembelajaran. Pada kesempatan ini, temuan dan hasil

pengamatan penulis dibahas bersama. Refleksi tindakan

siklus I ini mencakup refleksi terhadap perencanaan,

pelaksanaan, dan hasil belajar yang diperoleh siswa.

Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”

14

Refleksi terhadap perencanaan yakni sebagai berikut:

dilihat dari hasil paparan siklus II diketahui bahwa

rencana pelaksanaan pembelajaran mengurutkan pecahan

dengan menggunakan metoda discovery sudah terlaksana

dengan baik sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran

yang tercantum dalam RPP. Kesalahan-kesalahan dalam

perencanaan pembelajaran pada siklus I sudah tidak terjadi

lagi seperti media yang digunakan sudah bervariasi, serta

langkah pembelajaran sudah dicantumkan secara rinci.

Refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran diperoleh

hasil sebagai berikut : pada kegiatan pembelajaran awal

diperoleh hal-hal antara lain: (1) guru sudah menyampaikan

tujuan pembelajaran dengan baik sehingga siswa mengetahui

apa yang dipelajari saat itu dengan agak baik, (2) dalam

melakukan tanya jawab, pada tahap appersepsi guru sudah

membimbing siswa agar siswa tidak menjawab secara serempak

(bersama-sama). Pada kegiatan inti diperoleh hal-hal

antara lain: (1) dalam melakukan pembelajaran guru sudah

mengelola kelas dengan baik terutama pengelolaan kelompok,

(2) saat melaporkan hasil diskusi kepada kelompok siswa

sudah mau berperan aktif, (3) dalam melaksanakan

pembelajaran, guru sudah merencanakan waktu seefektif

mungkin. Sedangkan pada akhir pembelajaran diperoleh hal-

hal antara lain guru sudah dengan baik menyimpulkan

pelajaran atau membuat ringkasan.

Refleksi pada hasil belajar siswa pada siklus II

sudah mulai meningkat dibandingkan dengan siklus I. Dari

Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”

15

11 orang siswa yang mengikuti tes yang diadakan diakhir

siklus II terdapat 9 orang yang mendapatkan nilai 70 ke

atas sesuai dengan standar Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yang ditetapkan yaitu 70, sehingga siswa tersebut

dikatakan tuntas dalam belajar. Adapun persentase siswa

yang tuntas belajar pada siklus II ini sebanyak 82%,

sedangkan persentase siswa yang tidak tuntas adalah 18%.

Berdasarkan kesepakatan observer dan penulis bahwa

penulisan disukupkan sampai siklus II saja.

PEMBAHASAN

1) Pembahasan Siklus I

a. Perencanaan Pembelajaran IPA dengan Metoda discovery

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dirancang

berdasarkan hasil analisis kurikulum IPA kelas V

semester I. Standar kompetensi yang cocok digunakan

dalam pembelajaran IPA menggunakan langkah-langkah

metoda discovery adalah memahami hubungan antara

sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat

benda sebagai hasil suatu proses. Sedangkan

kompetensi dasarnya adalah menyimpulkan hasil

penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik

sementara maupun tetap. Adapun materi yang dibahas

dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini adalah

perubahan sifat benda.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun

berdasarkan langkah-langkah metoda discovery seperti

yang dikemukakan oleh Menurut Syaiful (2008:197) ada

Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”

16

lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan metoda

discovery yaitu : “1) Perumusan masalah untuk

dipecahkan siswa, 2) Menetapkan jawaban sementara

atau hipotesis, 3) Siswa mencari informasi, data,

fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan

atau hipotesis, 4) menarik kesimpulan jawaban atau

generalisasi, dan 5) mengaplikasikan kesimpulan dalam

situasi baru”.

Berdasarkan RPP yang telah dibuat oleh penulis pada

siklus I, rancangan yang telah penulis buat sudah

tergolong baik, namun ada beberapa aspek yang belum

terlihat. Diantaranya yaitu pada pengorganisasian

materi ajar, cakupan materi kurang luas dan tidak

sesuai dengan alokasi. Sebaiknya cakupan materi ajar

luas dan sesuai dengan alokasi waktu yang telah

ditetapkan.

Pada pemilihan sumber belajar belum sesuai dengan

tujuan pembelajaran serta tidak sesuai dengan materi

ajar. Sebaiknya pemilihan sumber belajar harus sesuai

dengan tujuan pembelajaran serta materi ajar. Pada

kejelasan proses pembelajaran langkah-langkah

pembelajaran masih kurang jelas dan rinci. Sebaiknya

kejelasan proses pembelajaran langkah-langkah

pembelajaran harus jelas dan rinci. Adapun penilaian

observer terhadap RPP pada siklus I ini adalah 60,7

dengan kategori cukup.

b. Pelaksanaan Pembelajaran IPA dengan Metoda discovery

Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”

17

Pelaksanaan pembelajaran IPA dilaksanakan sesuai

dengan perencanaan yang telah dibuat. Pada tahap ini

diawali dengan mempersiapkan kondisi kelas seperti

mempersiapkan media pembelajaran, mempersiapkan alat

atau sumber belajar, mempersiapkan LKS beserta kunci

jawaban, mempersiapkan media pembelajaran,

mempersiapkan lembar observasi, mempersiapkan soal

untuk tes/kuis pada akhir siklus beserta kunci

jawaban serta mempersiapkan papan tulis. Kegiatan

dilanjutkan dengan merapikan kursi dan meja siswa,

kemudian mengajak siswa untuk berdoa menurut agama

dan keyakinannya masing-masing. Setelah berdoa

selesai, guru mulai membuka skemata siswa dengan

bertanya jawab tentang benda-benda disekitar siswa.

Pertanyaan yang diberikan oleh guru menimbulkan

jawaban yang serempak dari siswa. Kemudian kegiatan

dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran

oleh guru. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru.

Pada kegiatan inti menggunakan tahap-tahap

pembelajaran metoda discovery. Pada kegiatan akhir

proses pembelajaran adalah siswa bersama guru

menyimpulkan pelajaran dan meminta siswa untuk berdoa

sebagai tanda proses pembelajaran pada hari itu

selesai.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis dan observer

setelah proses pembelajaran kendala yang dihadapi

selama pembelajaran antara lain: (1) penulis masih

Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”

18

kaku dalam pembelajaran karena metoda pembelajaran

yang digunakan masih baru bagi guru, (2) penggunaan

waktu belum sesuai dengan rancangan pembelajaran, (3)

masih ada siswa yang belum aktif, (4) pengelolaan

kelas yang kurang baik, dan (5) pembagian kelompok

yang perlu dirancang ulang agar tidak menjadikan

suasana kelas menjadi ribut.

Untuk mengatasi kendala yang dihadapi pada siklus I

agar tidak terjadi lagi pada siklus selanjutnya, maka

penulis melakukan beberapa tindakan perbaikan

seperti : yakni: 1) memperbaiki cara pembagian

kelompok dengan cara pemberian nomor pada tiap

anggota kelompok agar tidak terlalu meribut. 2)

menyampaikan materi dengan jelas agar siswa lebih

mudah dalam memahami materi yang akan dipelajari. 3)

berusaha memaksimalkan pemakaian waktu dalam

pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran dan

4) memperbaiki cara memotivasi siswa agar semua siswa

dapat ikut aktif dalam berdiskusi.

Persentase keberhasilan mengajar pada siklus I ini

berdasarkan dari rambu-rambu karakteristik

mengajarnya untuk siklus I ini persentase mengajar

dari aspek guru yaitu 66,6% sedangkan pada aspek

siswa baru mencapai 50%.

c. Hasil Belajar IPA dengan Metoda discovery

Hasil akhir siklus I dengan nilai rata-rata

kelas 6,0 dengan ketuntasan 27% atau sebanyak 3

Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”

19

orang. Hasil ini tidak sesuai dengan target yang

ingin dicapai. Apalagi jumlah siswa yang dibawah

rata-rata cukup banyak yaitu sekitar 8 orang atau

73%.

Berdasarkan hasil pengamatan siklus I yang

diperoleh maka direncanakan untuk melakukan siklus

II. Guru harus lebih memahami aspek-aspek yang

terdapat di dalam pendidikan seperti belajar, proses

belajar, dan situasi belajar sehingga siswa dapat

mengikuti pembelajaran dengan baik dalam situasi dan

suasana pembelajaran tertentu. Menurut Rochman

(2006:43)

belajar adalah proses pembinaan yang terusmenerus terjadi dalam diri individu yang tidakditentukan oleh unsur ketururunan, tetapi lebihbanyak ditentukan oleh faktor-faktor dari luaranak. Dalam belajar siswa banyak memperoleh dariguru, maka guru harus lebih memahami kembaliketiga aspek dalam pendidikan yaitu yangbelajar, proses belajar dan situasi belajar.Yang belajar adalah anak didik atau siswa yangsecara individu atau kelompok mengikuti prosespembelajaran dalam suasana tertentu.

Guru sebagai penggerak dan pengatur proses

pembelajaran sudah seharusnya dapat mengaktifkan semua

siswa tanpa terkecuali agar potensi yang ada pada siswa

dapat tergali dan berkembang. Guru harus dapat

memberikan motivasi kepada siswa dalam pembelajaran.

Peran guru dalam membelajarkan siswa sangat

besar, upaya menimbulkan motivasi siswa untuk belajar

Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”

20

sangatlah berat seperti yang dinyatakan oleh Rochman

(2006:70)

Peran guru dalam memberikan motivasi anak adalahmengenal setiap siswa yang diajarkannya secarapribadi, memperlihatkan interaksi yangmenyenangkan, menguasai berbagai metode dantekhnik mengajar serta menggunakannya dengantepat, menjaga suasana kelas supaya siswaterhindar dari konflik dan frustasi serta yangamat penting memperlakukan siswa sesuai dengankeadaan dan kemapuannya.

Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa dalam

pembelajaran, guru seharusnya memberikan motivasi serta

menggunakan metode dan model pembelajaran yang

bervariasi, karena dengan menggunakan model pembelajaran

yang tepat siswa tidak akan jenuh serta siswa lebih

cepat dalam menerima informasi yang disajikan oleh guru.

Selain itu, guru seharusnya lebih memotivasi siswa dalam

belajar dan pengelolaan kelas yang baik akan menunjang

pembelajaran yang baik pula

2) Pembahasan Siklus II

a. Perencanaan Pembelajaran IPA dengan Metoda Discovery

Dalam menyusun RPP siklus II ini, penulis juga

menggunakan tahap-tahap pembelajaran metoda

discovery. RPP pada siklus II ini merupakan revisi

dari kekurangan-kekurangan yang terdapat pada RPP

siklus I. hal ini bertujuan agar kekurangan-

kekurangan pada siklus I tidak muncul lagi pada

siklus II. Adapun hasil penilaian observer terhadap

Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”

21

RPP pda siklus II yaitu 89,2 dengan kategori baik.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan

perencanaan pembelajaran sudah dapat dikatakan

berhasil.

b. Pelaksanaan Pembelajaran IPA dengan Metoda Discovery

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II hampir

sama dengan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.

namun ada perbaikan terhadap kekuranan yang terdapat

pada siklus I sesuai dengan hasil refleksi siklus I.

Pada kegiatan inti diperoleh hal-hal antara lain: (1)

dalam melakukan pembelajaran guru sudah mengelola

kelas dengan baik terutama pengelolaan kelompok, (2)

saat melaporkan hasil diskusi kepada kelompok siswa

sudah mau berperan aktif, (3) dalam melaksanakan

pembelajaran, guru sudah merencanakan waktu seefektif

mungkin. Sedangkan pada akhir pembelajaran diperoleh

hal-hal antara lain guru sudah dengan baik

menyimpulkan pelajaran atau membuat ringkasan.

c. Hasil Belajar IPA dengan Metoda discovery

Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami

peningkatan yaitu nilai rata-rata kelas yang

diperoleh adalah 8,0. Sedangkan ketuntasan yang

diperoleh adalah 82% atau sebanyak 9 orang. Dimana

siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 orang atau sekitar

18%. Jadi dapat dikatakan penulis sudah berhasil

dalam membelajarkan siswa. Selain itu perilaku siswa

pun berubah menjadi lebih aktif dalam berdiskusi dan

Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”

22

berani menyatakan pendapatnya serta lebih bisa

menghargai perbedaan yang ada dalam kelompok maupun

kelasnya.

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II ini,

pembelajaran tentang IPA sudah berjalan dengan baik,

walau masih ada beberapa orang siswa yang belum dapat

menyelesaikan soal latihan yang diberikan guru. Cara

guru dalam membimbing siswa dalam membagi kelompok

dan mengisikan LKS sudah baik. Begitu juga dalam hal

membimbing siswa untuk melaporkan hasil diskusi

kelompok ke depan kelas dan memberikan motivasi bagi

siswa yang melaporkan sudah baik.

Saat melaksanakan siklus II ini siswa sudah

melaksanakan diskusi dengan baik oleh semua anggota

kelompok, dan sesuai dengan perencanaan yang sudah

disiapkan. Pemanfaatan waktu juga sudah baik sehingga

pembelajaran IPA pada siklus II ini tidak memakan

waktu pelajaran lain.

Pembelajaran yang disajikan guru pada siklus II

sangat baik karena perhatian siswa dalam pelajaran

sudah terpusat dengan baik. Siswa sudah mampu

menyelesaikan soal latihan yang diberikan dengan baik

selain itu siswa sudah mampu bekerja sama dalam

kelompok.

Untuk mencapai hal tersebut sudah seharusnya

guru mampu menciptakan pembelajaran yang sesuai

dengan kebutuhan siswa. Selain itu, guru juga harus

Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”

23

memperhatikan keberhasilan siswa dalam memahami

sesuatu dengan cara sesuai dengan tingkat kemampuan

siswa. Hal ini disebabkan karena guru bertugas

membelajarkan siswa. Untuk membelajarkan siswa

tersebut guru haruslah menggunakan berbagai macam

cara agar pembelajaran dapat bermakna bagi siswa,

seperti menggunakan model pembelajaran yang tepat,

metode dalam pembelajaran yang bervariasi, media

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi

siswa.

Gambar. Diagram perbandingan nilai rata-rata hasil pembelajaran pada aspek kognitif siklus I dan

siklus II

Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”

24

Gambar. Diagram perbandingan nilai rata-rata hasil pembelajaran pada aspek afektif siklus I dan siklus II

Gambar. Diagram perbandingan nilai rata-rata hasil pembelajaran pada aspek psikomotor siklus I dan

siklus II

Gambar. Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan data hasil penulisan dan pembahasan

mengenai upaya peningkatan proses pembelajaran dengan

menggunakan metoda discovery, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut : (a) Perencanaan Pembelajaran denganTugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -

Angkatan IV”

25

menggunakan metoda discovery disesuaikan dengan langkah-

langkah pembelajaran pada metoda discovery yaitu: 1)

Perumusan masalah untuk dipecahkan siswa, 2) Menetapkan

jawaban sementara atau hipotesis, 3) Siswa mencari

informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab

permasalahan atau hipotesis, 4) menarik kesimpulan jawaban

atau generalisasi, dan 5) mengaplikasikan kesimpulan dalam

situasi baru. (b) Pelaksanaan pembelajaran dengan metoda

discovery dapat membuat siswa lebih mengerti dan aktif

dalam belajar. Hal ini disebabkan karena penggunaan metoda

discovery dalam pembelajaran memiliki banyak keunggulan,

diantarnya yaitu membantu siswa dalam mengembangkan dan

memperbanyak keterampilan dalam proses kognitif,

memperdalam pengetahuan siswa serta meningkatkan semangat

dan gairah belajar siswa. (c) Meningkatnya hasil belajar

siswa dapat dilihat dari rata-rata nilai akhir siswa dari

siklus I 6,0 meningkat pada siklus II menjadi 8,0.

Pembelajaran belum dianggap tuntas jika hasil yang

diperoleh di bawah 75%. Hal ini merupakan bukti

pelaksanaan penulisan tindakan kelas berhasil dilakukan di

SDN 11 Piai Tangah Kecamatan Pauh Kota Padang.

Berdasarkan kesimpulan yang telah dicantumkan di atas,

maka penulis mengajukan beberapa saran yaitu (a) untuk

guru, agar dapat mencobakan dan menerapkan model

pembelajaran yang lebih bervariasi dengan tujuan agar

siswa dapat tertarik untuk mengikuti pelajaran yang

diberikan, (b) untuk kepala sekolah, dapat berupaya

Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”

26

meningkatkan sarana dan prasarana yang menunjang

keberhasilan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa,

(c) untuk penulis selaku guru, dapat menambah pengetahuan

yang nanti bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar

siswa, dan (d) untuk pembaca, agar bagi siapapun yang

membaca tulisan ini dapat menambah wawasan kepada pembaca.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi.2009. Penulisan Tindakan Kelas.

Jakarta: Bumi Aksara

Muslih, Masnur. 2009. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta:Bumi

Aksara

Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Rochman. 2006. Strategi dan disain pengembangan systempembelaajran. Jakarta: Prestasi Pustakarya

Sagala, Syaiful. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta:

Alfabeta

Wiriaatmadja, Rochiati. 2007. Penulisan Tindakan Kelas.

Bandung: Rosdakarya.

Tugas Artikel “Workshop PTK Bagi Guru SD dan SMP Kota Padang Tahun 2015 -Angkatan IV”


Recommended