+ All Categories
Home > Documents > Asam amino

Asam amino

Date post: 11-Mar-2023
Category:
Upload: unpad
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
30
BIOKIMIA PERAIRAN Asam Amino dan Protein Disusun Oleh: Kelompok 2 Aldwin 23011013008 4 Bella Maulidya 23011013009 6 Mu’ammar A 23011013011 4 Gulam 23011013011 1 Bastian H damanik 23011013015 2 Adhardiansyah 23011013013 5 Dzulfikar Wahyu 23011013014 2 Siti Aliyah 23011013014 4 Rocella Viernanda 23011013015 0 Yuliana Rafika 23011013015
Transcript

BIOKIMIA PERAIRANAsam Amino dan Protein

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Aldwin 23011013008

4Bella Maulidya 23011013009

6Mu’ammar A 23011013011

4Gulam 23011013011

1Bastian H damanik 23011013015

2Adhardiansyah 23011013013

5Dzulfikar Wahyu 23011013014

2Siti Aliyah 23011013014

4Rocella Viernanda 23011013015

0Yuliana Rafika 23011013015

3Perikanan B

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

2014

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur atas kehadirat Allah SWT ,atas

berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas

makalah tepat pada waktunya, tidak lupa shalawat serta

salam kita panjatkan kepada Rasulallah SAW.

Kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang

telah mebantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas

matakuliah Biokimia Perairan dan sebagai laporan

tertulis hasil diskusi yang telah dilaksanakan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak

kekurangan. Maka dari itu, kami mengharapkan saran dan

kritik dari pembaca.

Jatinangor, 17 September 2014

kelompok 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................i

DAFTAR ISI........................................ii

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..........................1

1.2 Rumusan Masalah.........................2

1.3 Tujuan .................................2

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Definisi Asam Amino...................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam tubuh makhluk hidup banyak proses kimia,

fisika, dan biologis. Salah satu proses kimia yaitu

metabolisme. Metabolisme merupakan Reaksi-reaksi dasar

dari kehidupan, yang membuat sel dapat tumbuh dan

bereproduksi, mempertahankan strukturnya, dan merespon

lingkungannya. Secara keseluruhan, metabolisme

bertanggung jawab terhadap pengaturan materi dan sumber

energi dari sel. Tugas metabolisme inilah yang

menjadikan metabolisme suatu reaksi yang sangat penting

bagi kelangsungan hidup makhluk hidup.

Proses metabolisme berfungsi untuk mengubah

senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang lebih

sederhana. Makanan yang di makan oleh manusia sebagai

nutrisi untuk tumbuh kembangnya mengandung senyawa –

senyawa yang kompleks dan membutuhkan proses untuk

mencerna makanan tersebut agar zat-zat yang bermanfaat

yang terkandung didalam nya dapat diserap oleh tubuh.

Salah satunya makanan yang mengandung protein. Protein

pada makanan akan diserap oleh tubuh dalam bentuk asam

amino. Dalam proses pengubahan bentuk dari bentuk yang

kompleks menjadi yang lebih sederhana itu memerlukan

proses metabolism dan zat yang membantu dalam proses

tersebut contoh nya enzim. Maka dari itu penting

mempelajari metabolism protein, karena enzim merupakan

salah satu jenis protein yang membantu dalam

metabolisme beberapa senyawa yang kompleks.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam pembahasan mengenai metabolisme protein dan

asam amino dapat dirumuskan beberapa rumusan

masalah yang akan dibahas diantaranya:

1. Apa itu asam amino dan protein?

2. Mengapa penting mempelajari mengenai

metabolisme protein dan asam amino?

3. Bagaimana cara metabolisme protein dan asam

amino pada hewan dan tumbuhan air?

4. Asam –asam amino apa saja yang terkandung dalam

ikan air tawar dan ikan air laut?

1.3. Tujuan

pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi

salah satu tugas Matakuliah Biokimia Perairan

serta untuk menambah wawasan mengenai metabolisme

protein dan asam amino, serta kadar protein yang

terkandung dalam ikan air tawar dan air laut.

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Definisi Asam Amino

Asam amino adalah asam karboksilat yang mempunyai

gugus amino. Asam amino yang etrdapat sebagai komponen

protein mempunyai gugus –NH2 pada atom karbon a dari

posisi gugus –COOH. Rumus umum asam amino sebagai

berikut:

H

H2N C COOH

R

2.1.1. Struktur Kimia Asam Amino

Dari rumus umum asam amino atom karbon a ialah

atom karbon yang asimetrik, kecuali bila R ialah atom

H.Oleh karena itu asam amino juga mempunyai sifat

memutar bidang cahaya terpolarisasi atau aktivitas

optic. Rumus molekul dapat digambarkan dengan model

bola. Oleh karena atom karbon asam amino asimetrik,

maka molekul asam amino mempunyai dua konfigurasi yaitu

D dan L.

Gambar 1. Struktur Asam amino

Molekul asam amino dapat dikatakan mempunyai

konfigurasi L, apabila gugus –NH2 berada disebelah kiri

atom karbon. Bila gugus amina itu disebelah kanan makan

konfigurasi asam amino tersebut D. Asam-asam amino yang

terdapat di protein biasanya mempunyai konfigurasi

L.Asam amino yang mempunyai konfigurasi D terdapat pada

organisme mikro, misalnya D-Asam glutamate dari Bacillus

antracis , D-alanin terdapat pula pada dinding sel

bakteri. D- asam amino terdapat pula sebagai hasil

hidrolisis antibiotic gramisidin atau basitrasin.

Konfigurasi asam amino tidak ada hubungannya dengan

arah putaran cahaya terpolarisasi.

2.1.2. Klasifikasi Asam Amino

a. Asam Amino Esensial

Asam amino esensial merupakan asam amino yang

harus ada dalam makanan sehari-hari karena tubuh tidak

dapat membuat atau mensintesis asam amino tersebut.

Tabel  1. Asam Amino Esensial

NO.

NO

Nama Singkat

an

Penjelasan

1 Arginin Arg2 Histidin His3 Isoleusin Ile4 Leusin Leu5 Lisin Lys

6 Metionin Met7 Fenilalanin Phe8 Treonin Thr9 Triptofan Try10 Valin Val

b. Asam Amino Non-Esensial

Asam amino non-esensial merupakan asam amino yang

tidak harus ada dalam makanan karena tubuh dapat

membuat asam amino tersebut.

Tabel  2. Asam Amino Non-Esensial

NO Nama Singkat

an

Penjelasan

1 Alanin Ala2 Asparagin Asn3 Asam aspartate Asp4 Sistein Cys5 Asam Glutamat Glu6 Glutamin Gln7 Glisin Gly8 Prolin Pro9 Serin Ser10 Tirosin Tyr2.1.3. Sifat sifat asam amino

Pada umumnya asam amino larut dalam air dan tidak

larut dalam pelarut organic nonpolar seperti eter,

aseton, dan kloroform.Sifat asam amino ini berbeda

dengan asam karboksilat maupun asam amina. Asam

karboksilat alifatik maupun aromatik yang terdiri atas

beberapa atom karbon umumnya kurang larut dalam

air,tetapi telarut dalam pelarut organic. Demikian pula

amina pada umumnya tidak larut dalam iar , tetapi

terlarut dalam pelarut organik.

Selain itu, sifat fisika asam amino mempunyai

struktur yang bermuatan dan mempunyai polaritas tinggi.

Asam amino juga mempunyai sifat sebagai elektrolit.

Apabila asam amino larut dalam air, gugus karboksilat

akan melepaskan ion H+, sedangkan gugus amina akan

menerima ion H+, seperti reaksi berikut:

-COOH ↔ -COO- + H+

-NH2 + H+ ↔ -NH3+

Oleh adanya kedua gugus tersebut, asam amino dalam

larutan dapat membentuk ion yang bermuatan positif dan

juga bermuatan negatif atau disebut juga ion amfoter

(zwitter ion). Keadaan ion ini sangat tergantung pada

pH larutan. Apabila asam amino dalam air ditambah

dengan basa, maka asam amino akan terdapat dalam bentuk

(I) karena konsentrasi ion OH- yang tinggi mampu

mengikat ion-ion H+ pada gugus –NH3+. Sebaliknya bila

ditambahkan asam ke dalam larutan asam amino, maka

konsentrasi ion H+ yang tinggi mampu berikatan dengan

ion –COO- sehingga terbentuk gugus –COOH sehingga asam

amino akan terdapat dalam bentuk (II) (Anna

Poedjiadi,1994).

Sifat peptida ditentukan oleh gugus –COOH, –NH2

dan gugus R. Sifat asam dan basa pada peptida

ditentukan oleh gugus –COOH dan –NH2, namun pada rantai

panjang gugus – COOH dan –NH2 yang terletak diujung

rantai tidak lagi berpengaruh. Suatu peptida juga

mempunyai titik isolistrik seperti pada asam amino.

Reaksi biuret merupakan reaksi warna untuk peptida dan

protein. (Anna Poedjiadi, 1994).

2.2. Definisi Protein

Protein berasal dari kata protetos (Yunani) yang

berarti bertingkat pertama. Istilah protein pertama

kali dikemukakan oleh Mulder (ahli kimia belanda) pada

tahun 1830-an. Protein adalah suatu polipeptida yang

mempunyai bobot molekul yang bervariasi, dari 5000

hingga lebih dari satu juta. Protein ada yang bersifat

mudah larut dalam air (putih telur) dan ada yang

bersifat sukar larut dalam air (rambut dan kuku).

Protein adalah polimer dari asam amino yang

dihubungkan dengan ikatan peptida. Molekul protein

mengandung unsur-umsur C,H, O, N, P, S, dan terkadang

mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga

(Winarno, 1992). Protein merupakan suatu polipeptida

dengan BM yang sangat bervariasi dari 5000 sampai lebih

dari satu juta karena molekul protein yang besar,

protein sangat mudah mengalami perubahan fisis dan

aktivitas biologisnya. Banyak agensia yang menyebabkan

perubahan sifat alamiah dari protein seperti panas,

asam, basa, solven organik, garam, logam berat, radiasi

sinar radioaktif (Sudarmadji, 1996).

2.2.1. Struktur Protein

Struktur protein merupakan sebuah struktur

biomolekuler dari suatu molekul protein. Setiap

protein, khususnya polipeptida merupakan suatu polimer

yang merupakan urutan yang terbentuk dari berbagai asam

L-α-amino (urutan ini juga disebut sebagai residu).

Perjanjiannya, suatu rantai yang panjangnya kurang dari

40 residu disebut sebagai sebagai polipeptida, bukan

sebagai protein. Untuk dapat melakukan fungsi biologis,

protein melipat ke dalam satu atau lebih konformasi

spasial yang spesifik, didorong oleh sejumlah interaksi

non-kovalen seperti ikatan hidrogen, interaksi ionik,

gaya van der Waals, dan sistem kemasan hidrofobik.

Struktur tiga dimensi perotein sangat diperlukan untuk

memahami fungsi protein pada tingkat molekul. Struktur

protein dapat dibagi menjadi empat bentuk yaitu

primer,sekunder, tersier dan kuartener. Susunan linier

asam amino dalam protein merupakan struktur primer.

Susunan tersebut akan menentukan sifat dasar protein

dan bentuk struktur sekunder serta tersier. Bila

protein mengandung banyak asam amino dengan gugus

hidrofobik, daya kelarutannya kurang dalam air

dibandingkan dengan protein yang banyak mengandung asam

amino dengan gugus hidrofil. (Winarno,1992).

Struktur protein bervariasi dalam hal ukuran, dari

puluhan hingga ribuan residu. Protein diklasifikasikan

berdasarkan ukuran fisik mereka sebagai nanopartikel

(1-100 nm). Sebuah protein dapat mengalami perubahan

struktural reversibel dalam menjalankan fungsi

biologisnya. Struktur alternatif protein yang sama

disebut sebagai konformasi.

Gambar 2.Struktur Protein . Struktur Primer, stuktur sekunder,strukturtersier dan struktur kuarterner.

a. Struktur Primer Protein

Struktur primer protein mengacu pada urutan asam

amino linier dari rantai polipeptida. Struktur primer

disebabkan oleh ikatan kovalen atau peptida, yang

dibuat selama proses biosintesis protein atau disebut

dengan proses translasi. Kedua ujung rantai polipeptida

yang disebut sebagai ujung karboksil (C-terminal) dan

ujung amino (N-terminal) berdasarkan sifat dari gugus

bebas. Perhitungan residu selalu dimulai pada akhir N-

terminal (gugus amino, -NH2), yang merupakan akhir

dimana gugus amino tidak terlibat dalam ikatan peptida.

Struktur primer protein ditentukan oleh gen yang

berhubungan dengan protein. Sebuah urutan tertentu dari

nukleotida dalam DNA ditranskripsi menjadi mRNA, yang

dibaca oleh ribosom dalam proses yang disebut

translasi. Urutan protein dapat ditentukan dengan

metode seperti degradasi Edman.

b. Struktur Sekunder Protein

Struktur sekunder mengacu sub-struktur reguler. Dua

jenis utama dari struktur sekunder yaitu alfa heliks

dan beta sheet, yang diusulkan pada tahun 1951 oleh

Linus Pauling. Struktur sekunder ditentukan oleh pola

ikatan hidrogen antara gugus peptida rantai utama.

Struktur sekunder mempunyai geometri reguler, yang

dibatasi untuk nilai-nilai tertentu dari sudut dihedral

ψ dan φ pada plot Ramachandran.

c. Struktur Tersier Protein

Struktur tersier mengacu pada struktur tiga dimensi

molekul protein tunggal. Alfa heliks dan beta sheet

dilipat menjadi suatu bulatan. Lipatan tersebut

dikendalikan oleh interaksi hidrofobik, tapi struktur

tersebut dapat stabil hanya bila bagian-bagian protein

terkunci pada tempatnya oleh interaksi tersier yang

spesifik, seperti jembatan garam, ikatan hidrogen , dan

kemasan ketat rantai samping dan ikatan disulfida.

d. Struktur Kuartener Protein

Struktur kuartener adalah struktur tiga dimensi dari

beberapa subunit protein yang terikat bersama. Dalam

konteks ini, struktur kuaterner distabilkan oleh

interaksi non-kovalen yang sama dan ikatan disulfida

sebagai struktur tersier. Kompleks dari dua atau lebih

polipeptida disebut multimer.

Protein yang terdapat dalam bahan pangan mudah

mengalami perubahan-perubahan, antara lain:

1. Dapat terdenaturasi oleh perlakuan pemanasan.

2. Dapat terkoagulasi atau mengendap oleh perlakuan

pengasaman.

3. Dapat mengalami dekomposisi atau pemecahan oleh

enzim-enzim proteolitik.

Beberapa makanan yang berfungsi sebagai sumber

protein adalah daging, telur, susu, ikan, beras,

kacang, kedelai, gandum, jagung, buah-buahan, dan lain-

lain. Salah satu sumber protein yang akan diuji pada

praktikum ini adalah putih telur, susu dan ikan

(daging). Telur merupakan bahan makanan yang umum

dikonsumsi oleh masyarakat yang memiliki kadar protein

yang cukup tinggi. Selain itu putih telur memiliki

fungsi yang cukup penting diketahui oleh masyarakat

yaitu sebagai antidotum atau penawar racun apabila

orang keracunan logam berat.

2.2.2. Sifat Kimia Protein

Protein mempunyai beberapa sifat kimia

diantaranya:

1. Protein di alam ditemukan dalam bentuk koloid.

2. Kelarutan protein di dalam air berbeda-beda, dari

yang tidak larut (keratin) sampai yang mempunyai

kelarutan tinggi (albumin).

3. Protein dapat didenaturasi oleh panas, asam kuat,

alkali, alkohol, aseton, urea dan garam dari logam

berat.

4. Denaturasi adalah proses yang mengubah struktur

molekul tanpa memutuskan ikatan kovalen.

5. Denaturasi dapat pula didefinisikan sebagai

perubahan yang besar dalam struktur alami yang

tidak melibatkan perubahan dalam urutan asam-

amino.

6. Denaturasi biasanya diiringi dengan hilangnya

aktivitas biologi dan perubahan yang berarti pada

beberapa sifat fisika dan fungsi.

7. Jika protein didenaturasi, protein akan kehilangan

struktur uniknya dan karena itu sifat-sifat kimia,

fisik dan bilogi yang dimilikinya akan berubah.

2.2.3.Jenis-jenis Protein

a. Kolagen, protein struktur yang diperlukan untuk

membentuk kulit, tulang dan ikatan tisu.

b. Antibodi, protein sistem pertahanan yang melindungi

badan daripada serangan penyakit.

c. Dismutase superoxide, protein yang membersihkan

darah kita.

d. Ovulbumin, protein simpanan yang memelihara badan.

e. Hemoglobin, protein yang berfungsi sebagai pembawa

oksigen.

f. Toksin, protein racun yang digunakan untuk

membunuh kuman.

g. Insulin, protein hormon yang mengawal aras glukosa

dalam darah.

h. Tripsin, protein yang mencernakan makanan protein.

2.2.4. Penggolongan Protein

Protein adalah molekul yang sangat vital untuk

organisme dan terdapat di semua sel. Protein merupakan

polimer yang disusun oleh 20 macam asam amino standar.

Rantai asam amino dihubungkan dengan ikatan kovalen

yang spesifik. Struktur dan fungsi ditentukan oleh

kombinasi, jumlah dan urutan asam amino sedangkan sifat

fisik dan kimiawi dipengaruhi oleh asam amino

penyusunnya.

Penggolongan protein dibedakan menjadi beberapa macam,

antara lain:

1. Berdasarkan Bentuk dan Sifat Fisik

a. Protein globular

Terdiri dari polipeptida yang bergabung satu sama

lain (berlipat rapat) membentuk bulat padat.

Misalnya enzim, albumin, globulin, protamin.

Protein ini larut dalam air, asam, basa, dan

etanol.

b. Protein serabut (fibrous protein)

Terdiri dari peptida berantai panjang dan berupa

serat-serat yang tersusun memanjang, dan memberikan

peran struktural atau pelindung. Misalnya fibroin

pada sutera dan keratin pada rambut dan bulu domba.

Protein ini tidak larut dalam air, asam, basa,

maupun etanol.

2. Berdasarkan Fungsi Biologi

Pembagian protein didasarkan pada fungsinya di

dalam tubuh, antara lain:

a. Enzim (ribonukease, tripsin).

b. Protein transport (hemoglobin, mioglobin, serum,

albumin).

c. Protein nutrien dan penyimpan (gliadin/gandum,

ovalbumin/telur, kasein/susu, feritin/jaringan

hewan).

d. Protein kontraktil (aktin dan tubulin).

e. Protein Struktural (kolagen, keratin, fibrion).

f. Protein Pertahanan (antibodi, fibrinogen dan

trombin, bisa ular).

g. Protein Pengatur (hormon insulin dan hormon

paratiroid)

3. Berdasarkan Daya Larutnya

a. Albumin

Larut air, mengendap dengan garam konsentrasi

tinggi. Misalnya albumin telur dan albumin serum.

b. Globulin Glutelin

Tidak larut dalam larutan netral, larut asam dan

basa encer. Glutenin (gandum), orizenin (padi).

c. Gliadin (prolamin)

Larut etanol 70-80%, tidak larut air dan etanol

100%. Gliadin/gandum, zein/jagung.

d. Histon

Bersifat basa, cenderung berikatan dengan asam

nukleat di dalam sel. Globin bereaksi dengan heme

(senyawa asam menjadi hemoglobin). Tidak larut

air, garam encer dan pekat (jenuh 30-50%).

Misalnya globulin serum dan globulin telur.

e. Protamin

Larut dalam air dan bersifat basa, dapat berikatan

dengan asam nukleat menjadi nukleoprotamin (sperma

ikan). Contohnya salmin.

Dari pembahasan menganai metabolisme protein dan asam

amino akan timbul beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1. Mengapa kita perlu mempelajari ikatan peptida atau

protein?

Karena ikatan peptide merupakan penyusun dari

protein. Dimana dalam tubuh manusia terutama dalam sel

jaringan, protein berfungsi sebagai bahan yang dapat

membentuk jaringan pengikat misalnya kolagen dan

elastin. Disamping itu protein dapat bekerja sebagai

enzim, bertindak sebagai plasma (albumin), me mbentuk

antibodi, serta dapat membentuk molekul yang lebih

kompleks dengan molekul lain. Salah satu klasifikasi

protein adalah enzim. Enzim, merupakan protein yang

dapat berfungsi sebagai katalisator. Hampir seluruh

reaksi kimia yang terjadi di tingkat sel dikatalisis

oleh enzim. Kekurangan protein dalam waktu lama dapat

mengganggu berbagai proses yang terjadi dalam tubuh dan

menurunkan daya tahan tubuht erhadap penyakit. Protein

terdiri dari beberapa asam amino yang merupakan peptide

yang dapat diserap oleh dinding usus, kemudian masuk

kedalam pembuluh darah sehingga dapat menimbulkan

reaksi alergikdalam tubuh.

Peptida terdapat pada setiap makhluk hidup dan

berperan pada beberapa aktivitas biokimia. Peptida

dapat berupa enzim, hormon, antibiotic, dan

reseptor.Oleh karena itu kita perlu mempelajar iikatan

peptidakarena peptide merupakan penyusun  protein

dimana protein sangat penting bagi tubuh manusia.Dengan

mempelajari struktur pada ikatan peptide kita akan

mengerti bagaimana ikatan peptide tersebut terbentuk.

Selain untuk mengetahui proses pembentukan protein dan

asam amino juga untuk mengetahui bahwasannya tubuh kita

memerlukan protein untuk metabolism senyawa-senyawa

yang penting dalam tubuh ,akan tetapi di butuhkan dalam

bentuk sederhana, dengan proses metabolism inilah mampu

mengubah dengan reaksi enzimatis dan enzim merupakan

salah satu jenis protein yang dapat mempercepat reaksi

2. Bagaimana metabolisme asam amino dan protein pada

hewan dan tanaman perairan?

Metabolisme merupakan proses-proses kimia yang

terjadi didalam tubuh makhluk hidup atau sel(Kumal at al

.2010). Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis

karena metabolisme dalam prosesnya melibatkan enzim.

Dalam metabolisme terdapat dua jenis metabolisme yaitu,

Katabolisme dan anabolisme.

Katabolisme Juga dikenal sebagai metabolisme

destruktif, katabolisme menghasilkan energi untuk

membuat sel-sel aktif. Karbohidrat dan lemak dipecah

untuk menghasilkan energi. Energi ini kemudian

dilepaskan untuk menyediakan bahan bakar untuk

anabolisme (baca di bawah). Hal ini pada gilirannya

akan meningkatkan suhu dalam tubuh, membuat kontrak

otot mampu membuat bagian tubuh bergerak. Unit kimia

yang kompleks akan diubah menjadi masalah sederhana,

seperti limbah melalui kulit, paru-paru dan ginjal.

AnabolismeJuga dikenal sebagai metabolisme

konstruktif, anabolisme melayani menyimpan dan

membangun. Sel-sel baru kemudian dibentuk dan energi

disimpan untuk digunakan nanti. Ini kemudian dikonversi

ke molekul besar protein, karbohidrat dan lemak.

a. Metabolisme asam amino dan protein pada hewan

perairan

1.Anabolisme protein

Sintesis protein yang berlangsung di dalam sel

melibatkan DNA, RNA, dan ribosom. Proses sintesis

protein dapat dibedakan menjadi dua tahap. Tahap

pertama adalah transkripsi yaitu pencetakan RNAd oleh

DNA yang berlangsung di dalam inti sel. Tahap kedua

adalah translasi yaitu penerjemahan kode genetik yang

dibawa RNAd oleh RNAt (Vazquez 1973).Metabolisme asam

amino umumnya dapat terjadi dalam tiga lintasan, yaitu

2 lintasan proses katabolisme asam amino yang merupakan

proses degradasi dan glukoneogenesis, serta satu

lintasan proses anabolisme asam amino yang merupakan

proses sintesa protein.

Tempat pemecahan asam amino adalah hati. Gugus α

amino dari banyak asam amino mula-mula akan dipindahkan

ke α keto glutarat untuk membentuk asam glutamat yang

kemudian mengalami deaminasi oksidatif membentuk ion

NH4 +. Enzim aminotransferase mengkatalisis pemindahan

suatu gugus α amino dari suatu asam amino α kepada

keto. Enzim-enzim ini disebut juga transaminase. Laju

sintesis protein lebih tinggi pada jaringan-jaringan

yang aktif seperti hati,insang,organ

pencernaan ,ginjal,dan limfa disbandingkan pada

jantung,otot putih dan merah dan dipengaruhi oleh

oksigen dan salinitas.

2. Katabolisme Protein

Dalam proses katabolisme protein maka akan

dihasilkan amonia sebagai hasil deaminasi

oksidatif.Pada makhluk hidup sebagian besar dikeluarkan

melalui dua jalan kecil dalam tubuhnya yaitu :

a. Amonia dengan asam glutamat dalam hati, untuk

membentuk glutamin membutuhkan ATP, ditranspot ke

ginjal dan kemudian dipisahkan kembali menjadi

glutamat dan amonia. Akhirnya dieksresikan ke urin

sebagai garam amonium (NH4+.)

b. Amonia dengan karbondioksida untuk membentuk

carbamil, yang kemudian difosforilasi menjadi

karbokmoil fosfat, sebuah reaksi yang membutuhkan

dua ATP. Karbamoil fosfat kemudian masuk ke dalam

siklus ornithin urea. Ikan-ikan yang memiliki

paru-paru (lungfish), pada musim kering menjadi

ikan darat dan mengeksresikan urea untuk menghemat

air.

Gambar 3Proses Metabolisme Pada Ikan

b. Metabolisme Protein Dan Asam Amino Pada Tanaman Air

Metabolisme pada tanaman air diperoleh dari nsur

nitrogen yang diseraap oleh tanman dalam bentuk nitrat

(NO3¯) dan ammonium (NH4+).Tumbuhan membentuk protein

dari karbondioksida, air dan senyawa nitrogen. Protein

terdiri atas satu atau lebih rantai polipeptida yang

masing-masing terdiri atas asam amino. Komposisi dan

ukuran tiap protein bergantung pada jenis dan jumlah

sub unit asam amino penyusunnya. Protein umumnya

terdiri dari 18 sampai 20 jenis asam amino yang berbeda

dan sebagian besar protein secara lengkap 20 asam

amino. Kompisisi dan urutan asam amino sangat

menentukan rantai polipeptida atau proteinnya.

Disamping faktor suhu, pH, kekuatan ionic didalam sel

tumbuhan. Dalam sistol sel, asam amino lebih bersifat

hidrofobik ( seperti: valin, leusin, isoleusin,

metionin dan kadang –kadang tirosin akan mengumpul pada

bagian dalam), sedangkan asam amino yang bersifat

hidrofilik( seperti: serin,asam glutamate, asam

aspartate, glutamin,aspargin, lisin, histidin, dan

arginine).

Salah satu tanaman air yang dimaksud adalah sea

gress yaitu lamun. Tanaman lamun mensintesis protein

dengan menyerap unsur hara berupa ammonium pada sedimen

sedangkan untuk nitrat pada air permukaan. Penyerapan

unsur hara yang akan dirubah menjadi protein lebih

tinggi pada bagian akar dibandingkan pada bagian

daunnya. Hal ini terjadi karena pada lamun akar itu

lebih aktif menyesuaikan dengan keadaan sedimen pada

perairan, sehingga nutrisi yang dibutuhkan oleh lamun

untuk membentuk protein diserap oleh akar tanamannya

bukan oleh daun. Pada akar tanaman lamun terdapat enzim

yang dapat mengikat senyawa ammonia yang akan dirubah

menjadi nitrat hingga terbentuk asam-asam amino .

Sedangkan pada daun, tidak terdapat stomata yang dapat

melakukan proses enzimatis hanya bintil bintil saja

sehingga penyerapan dari daun tidak mencukupi nutrisi

untuk metabolisme.

2.3. Perbedaan Kadar Asam amino dan Protein pada Ikan

Air Laut dan Ikan Air tawar

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Martohargono, S. 1984. Biokimia. Gadjah Mada University

Press : Yogyakarta

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. UI Press :

Jakarta

Affandi, Riwan dan Muhammad Tang,Usman.2002.Fisiologi

Hewan Air.Pekanbaru: Unri Press

Lehninger, Albert L. , 1982.Dasar-dasar Biokimia Jilid

1.Jakarta: Erlangga

http://www.sridianti.com/pengertian-konsep-metabolisme-

tumbuhan-hewan-sel.html.Diakses pada Sabtu 06

September 2014 pukul 22:00

http://www.biologi-sel.com/2013/06/fotosintesis-pada-

tanaman-akuatik.html. Diakses pada Minggu,07

September 2014 pukul 20:00

Tahril. Peta protein Berbagai Spesies Lamun di Pantai

Kabupaten Donggala.Jurnal ilmiah Program studi FKIP

Universitas Radulaku.Tidak diterbitkan


Recommended