BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes Melitus adalah kelainan metabolik yang ditandai
dengan intoleren glukosa. Penyakit ini dapat dikelola dengan
menyesuaikan perencanaan makanan , kegiatan jasmani dan
pengobatan yang sesuai dengan konsensus pengelolaan diabetes di
Indonesia dan perlunya diadakan pendekatan individual bagi
edukasi diabetes, yang dikenal dengan Pentalogi Terapi DM
meliputi :
1. Terapi Primer, yang terdiri dari : Penyuluhan Kesehatan,
Diet Diabetes, Latihan Fisik.
2. Terapi Sekunder, yang terdiri dari : Obat Hipoglikemi
Diabetes Militus berhubungan dengan meningkatnya kadar
glukosa darah dan bertambahnya risiko komplikasi gawat darurat
bila tidak dikelola dengan baik (Soegondo,1999). Komplikasi dapat
timbul oleh karena ketidak patuhan pasien dalam menjalankan
program terapi sebagai berikut : pengaturan diet, olah raga dan
penggunaan obat-obatan (Putra,1995). Berbagai penelitian telah
menunjukan ketidak patuhan pasien DM terhadap perawatan diri
sendiri( Efendi Z,1991).
Jumlah penderita DM di dunia dan Indonesia diperkirakan akan
meningkat, jumlah pasien DM di dunia dari tahun 1994 ada 110,4
juta, 1998 kurang lebih 150 juta, tahun 2000= 175,4 juta (1 ½
kali tahun 1994),tahun 2010=279,3 juta ( kurang lebih 2 kali
1994) dan tahun 2020 = 300 juta atau kurang lebih 3 kali tahun
1994. Di Indonesia atas dasar prevalensi kurang lebih 1,5
% dapatlah diperkirakan jumlah penderita DM pada tahun 1994
adalah 2,5 juta, 1998= 3,5 juta, tahun 2010 = 5 juta dan 2020 =
6,5 juta .
Disamping peningkatan prevalensi DM, penderita memerlukan
perawatan yang komplek dan perawatan yang lama. Kepatuhan
berobat merupakan harapan dari setiap penderita DM. Berarti
setiap penderita DM sanggup melaksanakan instruksi–instruksi
ataupun anjuran dokternya agar penyakit DM nya dapat dikontrol
dengan baik(Haznam,1986). Pada umumnya penderita DM patuh
berobat kepada dokter selama ia masih menderita gejala / yang
subyektif dan mengganggu hidup rutinnya sehari-hari. Begitu ia
bebas dari keluhan – keluhan tersebut maka kepatuhannya untuk
berobat berkurang.
Ketidakpatuhan ini sebagai masalah medis yang sangat
berat, Taylor [ 1991]. La Greca & Stone [ 1985]
menyatakan bahwa mentaati rekomendasi pengobatan yang dianjurkan
dokter merupakan masalah yang sangat penting . Tingkat
ketidakpatuhan terbukti cukup tinggi dalam populasi medis yang
kronis.
Walaupun pasien DM telah mendapatkan pengobatan OAD, masih
banyak pasien tersebut mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan
oleh berbagai faktor antara lain : pengetahuan yang relatif
minim tentang penyakit DM, tidak menjalankan diet dengan baik dan
tidak melakukan latihan fisik secara teratur
(Tjokroprawiro,A.,1991).
Dalam meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit DM
diperlukan suatu proses yang berkesinambungan dan sesuai dengan
prinsip-prinsip penatalaksanaan DM. Prinsip tersebut meliputi :
1. Dukungan yang positif untuk menghindari kecemasan.
2. Pemberian informasi secara bertahap.
3. Mulai dengan hal sederhana
4. Penggunaan alat bantu pandang (audio visual ).
5. Lakukan pendekatan dan stimulasi
Materi penyuluhan ini meliputi pengaturan diet yang
ditekankan pada 3 J : jenis, jadwal dan jumlah diet yang
diberikan kepada pasien DM. Disamping itu materi penyuluhan
difocuskan pada aktifitas fisik secara teratur dan penggunaan
obat anti diabetik secara realistis. Ketiga hal ini merupakan
kunci pokok keberhasilan program terapi DM.
Dari uraian diatas , maka perlu diadapak penelitian guna
mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan
pasien dalam menjalankan program terapi, sehingga hasil
penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perawat khususnya
dalam menberikan asuhan keperawatan pada pasien DM.
1.2 Tujuan
1.Mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada penderita DM
2.Mengetahui masalah-masalah dan diagnosa keperawatan komunitas
pada pasien DM
3.Merencanakan asuhan keperawatan komunitas pada penderita DM
4.Mengidentifikasi pengaruh tingkat pendidikan terhadap
kepatuhan pasien DM dalam menjalankan program terapi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Diabetes militus adalam penyakit metabolik yang kebabanyakan
herediter dengan tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai
dengan atau tidak adanya gejala klinik acut maupun cronik,
sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif maupun insulin
absolut dalam tubuh, dimana gangguan primer terletakpada
metabolisme karbohidrat, yang biasanya disertai juga gangguan
metabolisme protein dan lemak.
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen
yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau
hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar
gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut
maupun relatif (Arjatmo, 2002).
2.2 Klasifikasi
Klasifikasi Diabetes mielitus dan ganggguan toleransi glukosa
menurut WHO 1985 :
A.Clinical Classes
a. DM
1. IDDM ( DM Type 1 ).
2. NIDDM ( DM Type 2 ).
3. Questionable DM , bila meragukan type 1 atau type 2.
4. MRDM
a) Fibrocalcolous Pancreatic DM ( FDPD ).
b) Proten Deficient Pancreatic DM ( PDPD ).
c) DM type lain dengan keadaan dan gejala yang
tertentu.
5. Impaired Glucosa Tolerance ( GTG ).
6. Gestasional Diabetes Mielitus.
B.Statistical Risk Classes.
1. Kedua orang tuanya pernah menderita DM.
2. Pernah menderita GTG kemudian normal kembali.
3. Pernah melahirkan bayi dengan berat lahir lebih dari 4
kilogram.
2.3 Etiologi
DM mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi dapat
menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik
biasanya memegang peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain
yang dianggap sebagai kemungkinan etiologi DM yaitu :
a. Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta
sampai kegagalan sel beta melepas insulin.
b. Faktor – faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta,
antara lain agen yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana
pemasukan karbohidrat dan gula yang diproses secara
berlebihan, obesitas dan kehamilan.
c. Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh
autoimunitas yang disertai pembentukan sel – sel antibodi
antipankreatik dan mengakibatkan kerusakan sel – sel
penyekresi insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel beta
oleh virus.
d. Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan
kepekaan jaringan terhadap insulin akibat kurangnya reseptor
insulin yang terdapat pada membran sel yang responsir terhadap
insulin.
2.4 Patofisiologi
Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan
dengan salah satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut:
1.Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh yang
mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300 –
1200 mg/dl.
2.Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak
yang menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal
disertai dengan endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah.
3.Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.
Pasien – pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat
mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau
toleransi sesudah makan. Pada hiperglikemia yng parah yang
melebihi ambang ginjal normal ( konsentrasi glukosa darah sebesar
160 – 180 mg/100 ml ), akan timbul glikosuria karena tubulus –
tubulus renalis tidak dapat menyerap kembali semua glukosa.
Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang
menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida,
potasium, dan pospat. Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi dan
timbul polidipsi. Akibat glukosa yang keluar bersama urine maka
pasien akan mengalami keseimbangan protein negatif dan berat
badan menurun serta cenderung terjadi polifagi. Akibat yang lain
adalah astenia atau kekurangan energi sehingga pasien menjadi
cepat telah dan mengantuk yang disebabkan oleh berkurangnya atau
hilangnya protein tubuh dan juga berkurangnya penggunaan
karbohidrat untuk energi.
Hiperglikemia yang lama akan menyebabkan arterosklerosis,
penebalan membran basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini
akan memudahkan terjadinya gangren.
2.5 Tanda dan gejala
Gejala yang sering muncul pada DM, yaitu :
a. Poliuria (banyak dan sering kencing)
b. Polipagia (banyak makan)
c. Polidipsi (banyak minum)
Kemudian diringi dengan keluhan-keluhan :
a. Kelemahan tubuh, lesu, tidak bertenaga.
b. Berat badan menurun
c. Rasa kesemutan, karena iritasi (perangsangan) pada serabut-
serabut saraf
d. Kelainan kulit, gatal-gatal, bisul-bisul
e. Infeksi saluran kencing
f. Kelainan ginjal kalogi: keputihan
g. Infeksi yang sukar sembuh
Pada pemeriksaan laboratorium:
a. Kadar gula darah meningkat
b. Peningkatan plasma proinsulin dan plasma C polipeptida
c. Glukosuria
2.6 Test diagnosa
a. Test Glukosa darah
b. Gula dalam urine
c. Glukosa toleran test
d. Plasma proinsulin
2.7 Pengobatan
a. Diet rendah kalori
b. Exercise untuk meningkatkan jumlah dan fungsi reseptor site
c. Insulin diberikan bila dengan oral tidak efektif
d. Khusus untuk ganggren :
e. Ringan atau lokasi bukan daerah ekstremitas dilakukan
nekrotomi luas di OK
f. Berat dan lokasinya pada ektremitas pertimbangan amputasi
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Skenario kasus
Di RT 3 RW 5 kelurahan Margo Rukun terdapat penduduk yang
menderita diabetes melitus berjumlah 300 orang, 55 % wanita yaitu
sebanyak 180 orang dan 45 % laki-laki sebanyak 120 orang. Dari
jumlah penduduk yang menderita diabetes melitus tersebut sebanyak
150 orang (50 %) usia dewasa dan 30% usia lansia sebanyak 90
orang, serta 20% ibu hamil sebanyak 60 orang. Dari data tersebut
diketahui Diabetes Melitus dengan tipe IDDM 25% sebanyak 75
orang, NIDDM 35% sebanyak 105 orang, dan DM dengan gangren 30%
sebanyak 90 orang, serta DM gestasional sebanyak 30 orang (10 %).
Dari penduduk yang menderita DM sangat sedikit sekali penderita
DM yang rutin memeriksakan kadar gula darahnya. Asuhan
keperawatan ini menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
meliputi : pengkajian status kesehatan masyarakat, perumusan
diagnosa keperawatan, dan perencanaan keperawatan. Pemberian
asuhan keperawatan melibatkan kader kesehatan, tokoh masyarakat
dan pimpinan wilayah tersebut.
3.2 Pengkajian
Pengkajian menggunakan pendekatan community as partner meliputi :
data inti dan data sub sistem.
3.2.1 Data Inti KJomunitas Meliputi ;
A. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
o Lokasi :
Propinsi daerah tingkat 1 : Jawa Timur
Kabupaten/ kotamadya : Pacitan
Kecamatan : Sumber Asri
Kelurahan : Margorukun
RW : 05
RT : 03
Luas wilayah : 5.220 m2
Batas wilayah/wilayah
Utara :
Jalan raya melati
Selatan : RT
06 /RW 04
Barat :
RT 07
Timur : RT
18/ RW 03
Keadaan tanah menurut pemanfaatannya
Pemukiman : 4550 m2
B. Data demografi
1. Jumlah penderita hipertensi : 250 orang
2. Jumlah penderita TB Paru : 65 orang
3. Jumlah penderita asma : 20 orang
4. Jumlah penderita DM : 300 orang
o Berdasarkan jenis kelamin
Laki-laki : 120 orang (45 %)
Perempuan : 180 orang (55 %)
o Berdasarkan kelompok penderita DM
Anak-anak : -
Remaja : -
Dewasa : 150 orang (50 %)
Lansia : 90 orang (30 %)
Ibu hamil : 60 orang (20%)
o Berdasarkan agama
Islam : 20 orang (80%)
Kristen : 30 orang (10%)
Hindu : 15 orang (5%)
Budha : 15 orang (5%)
Katolik : -
o Berdasarakan suku bangsa
Jawa : 210 orang (70%)
Madura : 75 orang (25%)
Sunda : 9 orang (3%)
WNI keturunan : 6 orang (2%)
o Jumlah penderita DM gangren : 90 orang
o Suku bangsa
Jawa : 210 orang (70%)
Madura : 75 orang (25%)
Sunda : 9 orang (3%)
WNI keturunan : 6 orang (2%)
o Status perkawinan
Kawin : 195 orang (65%)
Tidak kawin : 60 orang (20%)
Duda : 30 orang (10%)
Janda : 15 orang (5%)
3.2.2 Data Sub Sistem
A. Data Lingkungan Fisik
a. Sumber air dan air minum
o Penyediaan Air bersih
PAM : 180 orang (60%)
Sumur : 120 orang (40%)
Sungai : -
o Penyediaan air minum
PAM : 150 orang (50%)
Sumur : 90 orang (30%)
Sungai : -
Lain-lain/air mineral : 60 orang (20%)
o Pengolahan air minum
Masak : 300 orang (100%)
Tidak dimasak : -
o Pengelolaan air minum
Selalu dimasak : 300 orang (100%)
Air mentah : -
b. Saluran pembuangan air/sampah
o Kebiasaan membuang sampah
Diangkut petugas : 30%
Dibuang sembarangan : 70%
o Pembuangan air limbah
Got/parit : 100%
Sungai : -
o Keadaan pembuangan air limbah
Baik/lancer : 25%
Kotor : 75%
c. Jamban
o Kepemilikan jamban
Memiliki jamban : 80%
Tidak memiliki jamban : 20%
o Macam jamban yang dimiliki
Septitank : 75%
Disungai : 25%
o Keadaan jamban
Bersih : 45%
Kotor : 55%
d. Keadaan rumah
o Tipe rumah
Tipe A/permanen : 210 orang (70%)
Tipe B/semipermanen : 75 orang (25%)
Tipe C/tidak permanen : 15 orang (5%)
o Status rumah
Milik rumah sendiri : 180 orang (60%)
Kontrak : 120 orang (40%)
o Lantai rumah
Tanah : 30 orang (10%)
Papan : 90 orang (30%)
Tegel/keramik : 180 orang (60%)
o Ventilasi
Ada : 240 orang (80%)
Tidak ada : 60 orang (20%)
o Luas kamar tidur
Memenuhi syarat : 180 orang (60%)
Tidak memenuhi syarat : 120 orang (40%)
o Penerangan rumah oleh matahari
Baik : 120 orang (40%)
Cukup : 30 orang (10%)
e. Halaman rumah
o Kepemilikan pekarangan
Memiliki : 240 orang (80%)
Tidak memiliki : 60 orang (20%)
o Pemanfaatan pekarangan
Ya : 270 orang (90%)
Tidak : 30 orang (10%)
B. Fasilitas Umum dan Kesehatan
a. Fasilitas umum
1. Sarana Kegiatan Kelompok
o Karang taruna : 1 kelompok
o Pengajian : 2 kelompok
o Ceramah agama : 1 kelompok
o PKK : 1 kali per bulan
2. Tempat perkumpulan umum
o Balai desa : ada (1 buah)
o Dukuh : ada (1 buah)
o RW : ada (1 buah)
o RT : ada (1 buah)
o Masjid/Mushola : ada (2 buah)
b. Fasilitas Kesehatan
1. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
o Puskesmas : 150 orang (50%)
o Rumah Sakit : 50 orang (16,6%)
o Para Dokter Swasta : 25 orang (8,3%)
o Praktek Kesehatan Lain : 75 orang (25%)
2. Kebiasaan check up kesehatan
o Rutin tiap bulan : 90 orang (30%)
o Jarang : 210 orang (70%)
C. Ekonomi
a. Karekteristik Pekerjaan
o PNS/ABRI : 60 orang (20%)
o Pegawai swasta : 60 orang (20%)
o Wiraswasta : 30 orang (10%)
o Buruh tani/pabrik :150 orang (50%)
b. Penghasilan Rata-Rata Perbulan
o < dari UMR : 150 orang (50%)
o UMR – 1.000.000,00: 90 orang (30%)
o > dari UMR : 60 orang (20%)
c. Pengeluaran Rata-Rata Perbulan
o < dari UMR : 165 orang (55%)
o UMR – 1.000.000,00: 105 orang (35%)
o > dari UMR : 30 orang (10%)
d. Kepemilikan usaha
o Toko : 30 orang (10%)
o Warung makanan : 15 orang (5%)
o UKM : 9 orang (3%)
o Tidak punya : 246 orang (82%)
D. Keamanan dan Transportasi
a. Keamanan
1. Diet makan
o Kebiasaan makan makanan manis : 70%
( 210 org )
o Kebiasaan makan makanan berlemak : 20% ( 60
org )
o Lain-lain : 10% ( 30 org )
2. Kepatuhan terhadap diet
o Patuh : 25% ( 75 org )
o Kadang-kadang : 30% ( 90 org )
o Tidak patuh : 45% ( 135 org )
3. Kebiasaan berolah raga
o Sering : 15% ( 45 org )
o Kadang-kadang : 40% ( 120 org )
o Tidak pernah : 45% ( 135 org )
4. Kebiasaan sehari-hari
o Memakai alas kaki
Setiap saat : 60% ( 180 org )
Saat di luar rumah : 30% ( 90 org )
Jarang memakai : 10% ( 30 org )
5. Kebiasaan mencuci kaki sebelum tidur
o Sering : 10% ( 30 org )
o Kadang-kadang : 15% ( 40 org )
o Tidak pernah : 75% ( 225 org )
b. Transportasi
1. Fasilitas transportasi : Jalan Raya,
Angkutan Umum, Ambulans
2. Alat transportasi yang dimiliki
o Sepeda : 90 orang (30%)
o Motor : 120 orang (40%)
o Mobil : 6 orang (2%)
o Lain-lain/ becak : 84 orang (28%)
3. Penggunaan Sarana Transportasi Oleh Masyarakat
o Angkutan umum : 165 orang (55%)
o Kendaraan pribadi : 135 orang (45%)
E. Politik dan pemerintahan
a. Struktur organisasi : ada
o Terdapat kepala desa dan perangkatnya
o Ada organisasi karang taruna
b. Kelompok layanan kepada masyarakat (pkk, karang taruna,
panti, posyandu)
c. Kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan
: ada yaitu puskesmas
d. Kebijakan pemerintah khusus untuk penyakit DM
: belum ada
e. Peran serta partai dalam pelayanan kesehatan :
belum ada
F. Sistem Komunikasi
a. Fasilitas komunikasi yang ada
o Radio : 225
orang (75 %)
o TV : 165
orang (55 %)
o Telepon/handphone : 120 orang (40 %)
o Majalah/koran : 135 orang (45%)
b. Fasilitas komunikasi yang menunjang untuk kelompok DM
o Poster tentang diet DM : ada
o Pamflet tentang penanganan DM: ada
o Leaflet tentang penanganan DM: ada
c. Kegiatan yang menunjang kegiatan DM
o Penyuluhan oleh kader dari masyarakat dan oleh
petugas kesehatan dari Puskesmas :
ada tapi jarang
G. Pendidikan
a. Distribusi pendudukan berdasarkan tingkat pendidikan
formal
o SD : 135 orang (45%)
o SLTP : 90 orang (30%)
o SLTA : 60 orang (20%)
o Perguruan tinggi : 15 orang (5%)
H. Rekreasi
o Tempat wisata yang biasanya dikunjungi taman kota
dan alun – alun.
o Ada program setahun sekali diadakan program
wisata bersama kader kesehatan RT 05 RW 03
Kelurahan Margo Rukun.
3.3 ANALISA DATA
No PENGELOMPOKKAN DATA ETIOLOGI MASALAH1.
2.
Ds :
Dari hasil wawancara di dapat tingkat pendidikan ada50% warga yang tidak patuh menjalankan diit
Do :
- data menyebutkan bahwa tingkat pendidikan SD sebanyak 135 orang (45%)
- penyuluhan kader dari masyarakat dan petugas kesehatan dari puskesmas jarang ada
- kebiasaan masyarakat makanmakanan yang manis sebanyak 210 orang (70%)
Ds:
Dari hasil wawancara didapatketidak patuhan masyarakat untuk melaksanakan check up kesehatan sebanyak 219 orang(70%)
Do:
- sebanyak 210 orang jarang check up/bulan
- lulusan SD sebanyak 135
Pengetahuan
yang kurang
Faktor
penghasilan
yang rendah
Ketidakpatuhan
terhadap diet Di
RT 3 RW 5
kelurahan Margo
Rukun
Ketidakpatuhan
masyarakat/penderi
ta DM melaksanakan
check up kesehatan
Di RT 3 RW 5
kelurahan Margo
Ruk
3.
orang
- lulusan SLTP sebanyak 90 orang
- penghasilan < UMR sebanyak150 orang
- penghasilan UMR-1.000.000 sebanyak 90 orang
- penghasilan > UMR 60 orang
Ds:
Dari hasil wawancara didapatjumlah penderita DM 300 orang
Do:
-jumlah penderita DM dengan ganggren sebanyak 30% (90 orang)
- distribusi penderita DM berdasarkan tingkat pendidikan formal
SD :45% (135 orang)
SLTP :30% (90 orang)
SLTA :20% (60orang)
Perguruan tinggi:5%(15 orang)
Kurangnya
pengetahuan
penderita DM
tenytang
pencegahan
terjadinya luka
ganggren
Resiko peningkatan
penderita ganggren
Di RT 3 RW 5
kelurahan Margo
Rukun
-sebanyak 210 orang (70%) penderita DM tidak check up secara rutin
- kebiasaan sehari hari penderita DM yang setiap saat memakai alas kaki sebanyak 45 orang (15%),saatdilauar rumah 75 orang (25%)dan jarang memakai 180 orang(60%)
3.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Ketidakpatuhan terhadap diit di RT 5 RW 3 kelurahan Margo
Rukun berhubungan dengan Pengetahuan yang kurang ditandai
dengan :
Ds :
Dari hasil wawancara di dapat tingkat pendidikan ada 50%
warga yang tidak patuh menjalankan diet
Do :
- data menyebutkan bahwa tingkat pendidikan SD sebanyak 135
orang (45%)
- penyuluhan kader dari masyarakat dan petugas kesehatan
dari puskesmas jarang ada
- kebiasaan masyarakat makan makanan yang manis sebanyak 210
orang (70%)
2) Ketidakpatuhan masyarakat/penderita DM melaksanakan check up
kesehatan di RT 5 RW 3 kelurahan Margo Rukun berhubungan
dengan faktor penghasilan yang rendah ditandai dengan:
Ds:
Dari hasil wawancara didapat ketidak patuhan masyarakat untuk
melaksanakan check up kesehatan sebanyak 219 orang (70%)
Do:
- sebanyak 210 orang jarang check up/bulan
- lulusan SD sebanyak 135 orang
- lulusan SLTP sebanyak 90 orang
- penghasilan < UMR sebanyak 150 orang
- penghasilan UMR-1.000.000 sebanyak 90 orang
- penghasilan > UMR 60 orang
3) Resiko peningkatan penderita ganggren di RT 5 RW 3 kelurahan
Margo Rukun berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan
penderita DM tentang pencegahan terjadinya luka ganggren di
tandai dengan:
Ds:
Dari hasil wawancara didapat jumlah penderita DM 300 orang
Do:
- Jumlah penderita DM dengan ganggren sebanyak 30% (90
orang)
- Distribusi penderita DM berdasarkan tingkat pendidikan
formal
SD : 45% (135 orang)
SLTP : 30% (90 orang)
SLTA : 20% (60 orang)
Perguruan Tinggi :5%(15 orang)
- Sebanyak 210 orang (70%) penderita DM tidak check up
secara rutin
- Kebiasaan sehari hari penderita DM yang setiap saat
memakai alas kaki sebanyak 45 orang (15%),saat dilauar
rumah 75 orang (25%) dan jarang memakai 180 orang (60%)
3.5 PRIORITAS MASALAH
Diagnosa
keperawatan
Pentingnya
penyelesaian
masalah
Perubahan positif
untuk penyelesaian
di komunitas
Penelesaian untuk
peningkatan
kwalitas hidup
1 : rendah2 : sedang3 : tinggi
0 : tidak ada1 : rendah2 : sedang3 : tinggi
0 : tidak ada1 : rendah2 : sedang3 : tinggi
Diagnosa keperawatan
Pentingnya
penyelesai
an masalah
Perubahan
positif
untuk
penyelesa
ian di
komunitas
Penelesai
an untuk
peningkat
an
kwalitas
hidup
Skor
1. Ketidakpatuhan terhadap diit di RT 5 RW 3 kelurahanMargo Rukun berhubungan dengan Pengetahuan yang kurang
2.
3 3 3 9
1. Ketidakpatuhan masyarakat/penderita DM melaksanakan check up kesehatan di RT 5 RW 3 kelurahan Margo Rukun berhubungan dengan faktor penghasilan yang rendah
3 2 1 6
1. Resiko peningkatan 3 2 2 7
penderita ganggren di RT 5 RW 3 kelurahan Margo Rukun berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan penderita DM tenytang pencegahan terjadinya luka ganggren
3.6 PERENCANAAN
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyn E. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih
bahasa I Made Kariasa. (1999). Jakarta : EGC.
Carpenito, Lynda Juall. (1997). Buku Saku Diagnosa Keperawatan
edisi 6 alih bahasa YasminAsih. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y.
Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih. Jakarta : EGC.
Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus
Pada Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.
Arjatmo Tjokronegoro. (2002). Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
R, Fallen. Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas. (2010).
Yogyakarta: Nuha Medika
Sumber:http://www.ilmukeperawatan.com
http://lizanurviana.blog.com/2010/11/28/askep-komunitas-pada-
diabetes-melitus/