KELOMPOK 2 AUDITINGKELAS AKUNTANSIKARYAWAN B 2011
March 24, 2014
AUDITING 1TUJUAN, TANGGUNG JAWAB, DAN BAHAN BUKTI AUDIT
1
AUDITING 1 | 3/24/2014
AUDITING 1TUJUAN, TANGGUNG JAWAB, DAN BAHAN BUKTI AUDIT
Tujuan Audit
Tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapatatas kewajaran, dalam semua hal upah material, posisikeuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai denganprinsip akuntansi yang berterima umum. Dengan melihattujuan audit spesifik tersebut, auditor akan dapatmengidentifikasikan bukti apa yang dapat dihimpun,dan bagaimana cara menghimpun bukti tersebut.
Tujuan audit spesifik ditentukan berdasarkan asersi-asersi yang dibuat oleh manajemen yang tercantumdalam laporan keuangan. Oleh karena itu, auditormenggunakan asersi untuk (1) Membuat keputusantentang penilaian risiko dengan mempertimbangkan tipesalah saji potensial yang mungkin terjadi, (2)Mennetukan prosedur audit yang cocok dengan asersidan penilaian risiko.
Adapun asersi-asersi ini dapat diklasifikasikansebagi berikut :
1. Keberdaaan atau keterjadian (existence oroccurrence)
2. Kelengkapan (completeness)
3. Hak dan kewajiban (right and obligation)
AUDITING 1TUJUAN, TANGGUNG JAWAB, DAN BAHAN BUKTI AUDIT
2
AUDITING 1 | 3/24/2014
4. Penilaian atau pengalokasian (valuation orallocation)
5. Penyajian dan pengungkapan ( presentationand disclosure)
Prosedur auditing meliputi studi dan evaluasiterhadap stuktur pengendalian internal klien termasuksistem akuntansi. Auditor, melalui pemahaman strukturpengendalian internal dapat menentukan apakah sistemakuntansi sudah benar-benar dilaksanakan oleh semuapihak sebagaimana mestinya, dan apakah sistemakuntansi tersebut dapat menghasilkan catatanakuntansi yang valid.
Pekerjaan audit adalah pekerjaan mengumpulkan danmengevaluasi bukti. Auditor harus menghimpunevidential metter, dan tidak sekedar evident. Asersidapat diklasifikasikan sebagi berikut:
A.Keberadaan atau keterjadian (existence oroccurrence), hal ini berhubungan dengan apakahaktiva atau utang suatu perusahaan benar-benarada pada tanggal tertentu dan apakah transaksiyang tercatat benar-benar terjadi selama periodetertentu.
B.Kelengkapan (completeness), hal ini berhubungandengan apakah semua transaksi dan akun (rekening)yang semestinya disajikan dalam laporan keuangantelah dicantumkan.
C.Hak dan kewajiban (right and obligation), hal iniberhubungan dengan dua hal yaitu ; apakah aktivayang tercantum dalam laporan keuangan benar-benarmerupakan hak perusahaan pada tanggal tertentu,
3
AUDITING 1 | 3/24/2014
apakah hutang yang tercantum dalam laporankeuangan betul-betul merupakan kewajibanperusahaan pada tanggal tertentu.
D.Penilaian atau pengalokasian (valiation oralloction), hal ini berhubungan dengan apakahkomponen-komponen aktiva, utang, pendapatan, danbiaya yang sudah dimasukkan dalam laporankeuangan pada jumlah yang semestinya.
E.Penyajian dan pengungkapan (presentasion anddisclosure), hal ini behubungan dengan apakahkomponen-komponen tertentu dalam laporan keuangansudah diklasifikasikan, dijelaska, dandiungkapkan secara semestinya.
4
AUDITING 1 | 3/24/2014
Tanggung Jawab Auditor
Perencanaan, Pengendalian dan Pencatatan. Auditorperlu merencanakan, mengendalikan dan mencatatpekerjannya.
1. Sistem Akuntansi.
Auditor harus mengetahui dengan pasti sistempencatatan dan pemrosesan transaksi dan menilaikecukupannya sebagai dasar penyusunan laporankeuangan. Bukti Audit. Auditor akan memperoleh buktiaudit yang relevan dan reliable untuk memberikankesimpulan rasional.
2. Pengendalian Intern.
Bila auditor berharap untuk menempatkan kepercayaanpada pengendalian internal, hendaknya memastikan danmengevaluasi pengendalian itu dan melakukancompliance test.
3. Meninjau Ulang Laporan Keuangan yang Relevan.
Auditor melaksanakan tinjau ulang laporan keuanganyang relevan seperlunya, dalam hubungannya dengankesimpulan yang diambil berdasarkan bukti audit lainyang didapat, dan untuk memberi dasar rasional ataspendapat mengenai laporan keuangan.
TANGGUNG JAWAB DAN FUNGSI AUDITOR INDEPENDEN
5
AUDITING 1 | 3/24/2014
Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditorindependen pada umumnya adalah untuk menyatakanpendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yangmaterial, posisi keuangan, hasil usaha, perubahanekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansiyang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditormerupakan sarana bagi auditor untuk menyatakanpendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untukmenyatakan tidak memberikan pendapat. Baik dalam halauditor menyatakan pendapat maupun menyatakan tidakmemberikan pendapat, ia harus menyatakan apakahauditnya telah dilaksanakan berdasarkan standarauditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.Standar auditing yang ditetapkan Ikatan AkuntanIndonesia mengharuskan auditor menyatakan apakah,menurut pendapatnya, laporan keuangan disajikansesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum diIndonesia dan jika ada, menunjukkan adanyaketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalampenyusunan laporan keuangan periode berjalandibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansitersebut dalam periode sebelumnya.
PERBEDAAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR INDEPENDEN DENGAN TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan danmelaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadaitentang apakah laporan keuangan bebas dari salah sajimaterial, baik yang disebabkan oleh kekeliruan ataukecurangan.
6
AUDITING 1 | 3/24/2014
1.Oleh karena sifat bukti audit dan karakteristikkecurangan, auditor dapat memperoleh keyakinanmemadai, namun bukan mutlak, bahwa salah sajimaterial terdeteksi.
2. Auditor tidak bertangung jawab untukmerencanakandan melaksanakan audit guna memperoleh keyakinanbahwa salah sajiterdeteksi, baik yang disebabkanoleh kekeliruan atau kecurangan, yang tidakmaterial terhadap laporan keuangan.
3.Laporan keuangan merupakan tanggung jawabmanajemen. Tanggung jawab auditor adalah untukmenyatakan pendapat atas laporan keuangan.Manajemen bertanggung jawabuntuk menerapkankebijakan akuntansi yang sehat dan untukmembangun dan memelihara pengendalian intern yangakan, di antaranya, mencatat, mengolah,meringkas, dan melaporkan transaksi (termasukperistiwa dan kondisi) yang konsisten denganasersi
4.Manajemen yang tercantum dalam laporan keuangan.Transaksi entitas dan aktiva, utang, dan ekuitasyang terkait adalah berada dalam pengetahuan danpengendalian langsung manajemen. Pengetahuanauditor tentang masalah dan pengendalian interntersebut terbatas pada yang diperolehnya melaluiaudit. Oleh karena itu, penyajian secara wajarsesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umumdi Indonesia.
5.Merupakan bagian yang tersirat dan terpadu dalamtanggung jawab manajemen. Auditor independendapat memberikan saran tentang bentuk dan isi
7
AUDITING 1 | 3/24/2014
laporan keuangan atau membuat draft laporankeuangan, seluruhnya atau sebagian, berdasarkaninformasi dari manajemen dalam pelaksanaan audit.Namun, tanggung jawab auditor atas laporankeuangan auditan terbatas pada pernyataanpendapatnya atas laporan keuangan tersebut.
8
AUDITING 1 | 3/24/2014
PERSYARATAN PROFESIONAL
Persyaratan profesional yang dituntut dari auditorindependen adalah orang yang memiliki pendidikan danpengalaman berpraktik sebagai auditor independen.Mereka tidak termasuk orang yang terlatih untuk atauberkeahlian dalam profesi atau jabatan lain. Sebagaicontoh, dalam hal pengamatan terhadap penghitunganfisik sediaan, auditor tidak bertindak sebagaiseorang ahlipenilai, penaksir atau pengenal barang.Begitu pula, meskipun auditor mengetahui hukumkomersial secara garis besar, ia tidak dapatbertindak dalam kapasitas sebagai seorang penasihathukum dan ia semestinya menggantungkan diri padanasihat dari penasihat hukum dalam semua hal yangberkaitan dengan hukum.
Dalam mengamati standar auditing yang ditetapkanIkatan Akuntan Indonesia, auditor independen harusmenggunakan pertimbangannya dalam menentukan proseduraudit yang diperlukan sesuai dengan keadaan, sebagaibasis memadai bagi pendapatnya. Pertimbangannya harusmerupakan pertimbangan berbasis informasi dariseorang profesional yang ahli.
TANGGUNG JAWAB TERHADAP PROFESI
Auditor independen juga bertanggung jawab terhadapprofesinya, tanggung jawab untuk mematuhi standaryang diterima oleh para praktisi rekan seprofesinya.
9
AUDITING 1 | 3/24/2014
Dalam mengakui pentingnya kepatuhan tersebut, IkatanAkuntan Indonesia telah menerapkan aturan yangmendukung standartersebut dan membuat basis penegakankepatuhan tersebut, sebagai bagian dari Kode EtikIkatan Akuntan Indonesia yang mencakup Aturan EtikaKompartemen Akuntan Publik.
PRINSIP-PRINSIP KODE ETIKA PERILAKU PROFESIONAL
Prinsip-prinsip aturan perilaku profesionalmengandung 7 cakupan umum.
1. Suatu pernyataan dari maksud prinsip-prinsiptersebut.
Banyak dari kode etik AICPA yang dapat dilanggartanpa harus melanggar hukum/peraturan. Alasan utamadari kode etik ini adalah menyemangati anggotanyauntuk melatih disiplin diri di dalam/di luarhukum/peraturan.
2. Tanggung jawab
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional CPA harus menggunakan pertimbangan profesional dan moral yang sensitif dalam semua aktifitasnya. Sebagaimana disebutkan dalam bab I, CPA/akuntan publik melaksanakan suatu peran penting di masyarakat. Mereka bertanggung jawab, bekerja samasatu sama lain untuk mengembangkan metode akuntansi dan pelaporan, memelihara kepercayaan publik, dan melaksanakan tanggung jawab profesi bagi sendiri.
3. Kepentingan publik
10
AUDITING 1 | 3/24/2014
CPA wajib memberikan pelayanannya bagi kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen serta profesionalisme. Salah satu tanda yang membedakan profesi adalah penerimaan tanggung jawabnya kepada publik. CPA diandalkan oleh banyak unsur masyarakat, termasuk klien, kreditor, pemerintah, pegawai, investor, dan komunitas bisnis serta keuangan. Kelompok ini mengandalkan obyektifitas dan integritas CPA untuk memelihara fungsi perdagangan yang tertib.
4. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik,CPA harus melaksanakan semua tanggung jawab profesionalnya dengan integritas tertinggi. Perbedaankarakteristik lainnya dari suatu profesi adalah pengakuan anggotanya akan kebutuhan memiliki integritas. Integritas menurut CPA bertindak jujur dan terus terang meskipun dihambat kerahasiaan klien.Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi. Integritas dapat mengakomodasi kesalahan akibat kurang berhati-hati dan perbedaan pendapat yang jujur, akan tetapi, integritas tidak dapat mengakomodasi kecurangan/pelanggaran prinsip.
5. Obyektifitas dan independensi
Seorang CPA harus mempertahankan obyektifitas dan bebas dari konflik kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab profesional. Seorang CPA dalam praktekpublik harus independent dalam kenyataan dan dalam penampilan ketika memberikan jasa auditing dan jasa
11
AUDITING 1 | 3/24/2014
atestasi lainnya. Prinsip obyektifitas menuntut seorang CPA untuk tidak memihak, jujur secara intelektual, dan bebas dari konflik kepentingan. Independensi menghindarkan diri dari hubungan yang bisa merusak obyektifitas seorang CPA dalam melakukanjasa atestasi.
6. Kemahiran
Seorang CPA harus melakukan standar teknis dan etis profesi, terus berjuang meningkatkan kompetensi mutu pelayanan, serta melaksanakan tanggung jawab profesional dengan sebaik- baiknya. Prinsip kemahiran(due care) menuntut CPA untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya. CPA akan memperoleh kompetensi melalui pendidikan dan pengalaman dimulai dengan menguasai ilmu yang disyaratkan bagi seorang CPA. Kompetensi juga menuntut CPA untuk terus belajar di sepanjang karirnya.
7. Lingkup dan sifat jasa
Seorang CPA yang berpraktik publik harus mempelajari prinsip kode etik perilaku profesional dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang akan diberikan. Dalam menentukan apakah dia akan melaksanakan atau tidak suatu jasa, anggota AICPA yang berpraktik publik harus mempertimbangkan apakah jasa seperti itu konsisten dengan setiap prinsip perilaku profesional CPA.
ETIKA
12
AUDITING 1 | 3/24/2014
Definisi Etika secara garis besar etika dapatdidefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilaimoral yang dimiliki oleh setiap orang. Dalam hal inikebutuhan etika dalam masyarakat sangat mendesaksehingga sangatlah lazim untuk memasukkan nilai-nilaietika ini ke dalam undang-undang atau peraturan yangberlaku di negara kita. Banyaknya nilai etika yangada tidak dapat dijadikan undang-undang atauperaturan karena sifat nilai-nilai etika sangattergantung pada pertimbangan seseorang.
Prinsip etika seorang auditor terdiri dari enam yaitu:
1. Rasa tanggung jawab (responsibility) mereka harus peka serta memiliki pertimbangan moral atas seluruh aktivitas yang mereka lakukan.
2. Kepentingan publik, auditor harus menerima kewajiban untuk bertindak sedemikian rupa agar dapat melayani kepentingan orang banyak, menghargai kepercayaan publik, serta menunjukan komitmennya padaprofesionalisme.
3. Integritas, yaitu mempertahankan dan memperluas keyakinan publik.
4. Obyektivitas dan Indepensi, auditor harus mempertahankan obyektivitas dan terbebas dari konflikantar kepentingan dan harus berada dalam posisi yang independen.
5. Due care, seorang auditor harus selalu memperhatikan standar tekhnik dan etika profesi dengan meningkatkan kompetensi dan kualitas jasa,
13
AUDITING 1 | 3/24/2014
serta melaksanakan tanggung jawab dengan kemampuan terbaiknya.
6. Lingkup dan sifat jasa, auditor yang berpraktek bagi publik harus memperhatikan prinsip-prinsip pada kode etik profesi dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang disediakannya.
Etika dalam Audit Dikaitkan dengan konsep Independensi
Dalam melaksanakan tugas audit, auditor dituntutuntuk bersikap dan bertindak independen dan objektif.Independen berarti bebas dari pengaruh, tidakdikendalikan ataupun tidak tergantung kepada pihaklain termasuk memberi penugasan. Objektif berartisikap tidak memihak dalam mempertimbangkan fakta.Objektivitas lebih banyak ditentukan faktor daridalam diri auditor, sedangkan independensi selainditentukan faktor dari dalam diri auditor, jugabanyak ditentukan oleh faktor dari luar diri auditor.
Independensi dalam audit mencakup independensi dalamperencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan:
a. Independensi dalam perencanaan audit berartibebas dari pengaruh manajemen dalam menerapkan prosedur audit, menentukan sasaran dan ruang lingkup audit.
b. Independensi dalam pelaksanaan berarti bebas dalam mengakses aktivitas yang akan diaudit.
14
AUDITING 1 | 3/24/2014
c. Independensi pelaporan berarti bebas dari usaha untuk menghilangkan atau memengaruhi makna laporan serta bebas untuk mengungkapkan fakta.
Sikap independen auditor pada dasarnya sangattergantung pada diri auditor sendiri. Seorang auditoryang jujur akan selalu berupaya/berusaha secara nyatauntuk bertindak objektif dan independen. Secaraetika, auditor yang independen harus dapatmemosisikan dirinya, agar dapat memperolehkepercayaan dari masyarakat atau pihak lain melaluisikap dan tindakan nyata yang dapat dirasakan olehpihak lain tersebut, misalnya dengan menolakpenugasan audit bila menenmui kondisi berikut :
1.Terdapat hubungan istimewa antara auditor denganauditi / aktivitas auditi.
2.Terjadi pembatasan ruang lingkup, sifat dan luasaudit.
3.Tidak memiliki kemampuan untuk memahami aktivitasyang akan diaudit sehingga dapat mempengaruhisikap independensi, misalkan tidak memahamikejahatan dibidang komputer.
4.Auditor tidak dapat independen karena posisiauditor dalam organisasi auditi.
KODE ETIKA PROFESIONAL DALAM PROFESI AKUNTAN
Kode ini menjelma dalam kode etik profesional AKDA, ada 3 karakteristik dan hal-hal yang ditekankan untukdipertanggungjawabkan oleh CPA kepada publik.
15
AUDITING 1 | 3/24/2014
1. CPA harus memposisikan diri untuk independen, berintegritas, dan obyektif.
2. CPA harus memiliki keahlian teknik dalam profesinya.
3. CPA harus melayani klien dengan profesional dan konsisten dengan tanggung jawab mereka kepada publik.
16
AUDITING 1 | 3/24/2014
BUKTI AUDIT
Dalam audit, bahan bukti merupakan informasi yangdigunakan auditor untuk menentukan apakah informasikuantitatif yang sedang diaudit disajikan sesuaikriteria yang ditetapkan.
Perbandingan untuk membedakan bahan bukti:
• Tujuan penggunaan bahan bukti
• Sifat bahan bukti yang digunakan
• Pihak yang mengevaluasi bahan bukti.
• Kepastian dari kesimpulan berdasarkan bahan bukti
• Sifat kesimpulan
• Konsekuensi yang timbul akibat kesimpulan yangsalah dari bahan bukti
Bahan Bukti Yang Menyimpulkan
Suatu bahan bukti dapat memberikan kesimpulan apabila:
1. Relevan, berkaitan terhadap tujuan pengujianauditor
2. Kompeten, menunjukkan tingkat dapat dipercayainyasuatu bahan bukti
Kompetensi dapat diperbaiki dengan :
• Independensi penyedia data
17
AUDITING 1 | 3/24/2014
• Efektifitas struktur pengendalian intern
• Pengetahuan yang diperoleh sendiri oleh auditor
• Kualifikasi orang yang menyediakan informasi
• Tingkat objektivitas
3. Kecukupan, jumlah bahan bukti yang diperolehdibandingkan dengan besar sampel .
4. Ketepatan waktu, saat bahan bukti dikumpulkan,sedekat mungkin dari tanggal neraca.
Jenis Bahan Bukti Audit
Bahan bukti yang digunakan oleh auditor dalamprosedur audit terdiri dari :
• Pemeriksaan fisik .
• Konfirmasi .
• Dokumentasi .
• Pengamatan .
• Tanya jawab dengan klien .
• Pelaksanaan Ulang (Reperformance) .
• Prosedur analitis .
Efektifitas struktur pengendalian intern klienmempunyai pengaruh yang besar pada keandalankebanyakan jenis bahan bukti. Jenis bahan bukti
18
AUDITING 1 | 3/24/2014
tertentu jarang mencukupi sendirian untuk memberikanbahan bukti yang kompeten untuk memenuhi satu tujuan.
Prosedur Analitis
Adalah evaluasi atas informasi keuangan yangdilakukan dengan mempelajari hubungan logis antaradata keuangan dan non keuangan termasuk perbandinganjumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasiauditor. Pelaksanaan prosedur analitis dapatdilakukan pada seluruh tahap, baik tahap perencanaan,tahap pengujian dan tahap penyelesaian
Alasan yang terpenting penggunaan prosedur analitis :
• Memahami bidang usaha klien.
• Penetapan kemampuan satuan usaha untuk menjagakelangsungan hidupnya.
• Indikasi adanya kemungkinan salah saji dalamlaporan keuangan.
• Mengurangi pengujian audit yang terinci.
Jenis Prosedur Analistis
1. Membandingkan data klien dengan industri sejenis.
2. Membandingkan data klien dengan data yang serupapada periode sebelumnya
19
AUDITING 1 | 3/24/2014
• Perbandingan antara saldo tahun berjalan dengansaldo tahun lalu.
• Membandingakan rincian total saldo denganrincian serupa pada tahun sebelumnya.
• Membandingkan rasio dan hubungan persentasedengan tahun sebelumnya.
3. Membandingkan data klien dengan data yangdiperkirakan oleh klien.
4. Membandingkan data klien dengan data yangdiperkirakan oleh auditor.
5. Membandingkan data klien dengan hasil perkiraanyang menggunakan data non keuangan.
“Bahan bukti adalah segala informasi yang digunakan oleh auditoruntuk menentukan apakah laporan keuangan yang diaudit telahsesuai dengan kriteria yang ditetapkan.”
Keputusan Bahan Bukti Audit
Keputusan utama yang dihadapi auditor terkait bahanbukti adalah menentukan jenis dan jumlah bahan bukti,agar memperoleh keyakinan memadai bahwa seluruhkomponen laporan keuangan telah disajikan wajar, danbahwa klien telah menerapkan pengendalian intern yangefektif.
4 hal yang harus diputuskan auditor terkait bahanbukti adalah:
20
AUDITING 1 | 3/24/2014
1. Prosedur audit yang manakah yang akan ditempuh?(Prosedur Audit)
2. Berapa besar ukuran sampel yang akan diambil?(Ukuran sampel)
3. Pos/unsur mana yang akan dipilih dari populasi?(Unsur yang dipilih)
4. Kapan prosedur audit tersebut akan dilaksanakan?(Saat Pelaksanaan)
PERSUASIVITAS BAHAN BUKTI AUDIT
(Bahan bukti yang dapat menyimpulkan)
Persuasivitas bahan bukti dapat dilihat dari 2 sisi,yaitu:
Kompetensi Bahan Bukti. Mengacu kepada reliabilitasbahan bukti, sejauh mana bahan bukti tersebut dapatdiyakini kebenarannya.
7 Karakteristik kompetensi bahan bukti :
1.Relevansi. Bahan bukti yang dikumpulkan harusselaras dengan tujuan audit.
2.Independensi penyedia data. Bahan bukti/data yangberasal dari sumber luar lebih dapat dipercayadaripada data yang berasal dari dalam perusahaan.
3.Efektifitas Pengendalian Intern. Bahan bukti yangdiperoleh dari suatu perusahaan yang memilikipengendalian intern yang efektif lebih dapat
21
AUDITING 1 | 3/24/2014
diandalkan daripada jika pengendalian internlemah
4.Pemahaman langsung yang diperoleh auditor.Informasi yang diperoleh langsung sendiri olehauditor lebih dapat diandalkan daripada jikainformasi tersebut berasal dari orang lain
5.Kualifikasi orang yang menyediakan informasi.Informasi dari orang yang memiliki kualifikasilebih dapat dipercaya daripada informasi yangberasal dari orang yang tidak memilikikualifikasi.
6.Tingkat Obyektifitas. Bahan bukti obyektif adalahbahan bukti yang bersumber dari luar/eksternperusahaan, seperti konfirmasi, faktur pembeliandll. Bahan bukti subyektif adalah bahan buktiyang bersumber dari intern perusahaan, sepertisalinan faktur penjualan, ayat-ayat jurnal, dll.
7.Ketepatan Waktu. Ketepatan waktu ini mengacu,baik kepada kapan bahan bukti tersebutdikumpulkan, dan periode akuntansi yang dicakupoleh audit.
Kecukupan Bahan Bukti. Mengacu kepada jumlah bahanbukti yang dikumpulkan, berapa besar ukuran sampelyang akan diambil.
2 faktor yang mempengaruhi keputusan ukuran sampel adalah:
1. Ekspektasi auditor akan kemungkinan salah sajimaterial
22
AUDITING 1 | 3/24/2014
2. Efektifitas pengendalian intern klien
JENIS-JENIS BAHAN BUKTI AUDIT
Pengujian Fisik. Yaitu menguji/menghitung fisikaktiva berwujud. Umumnya yang diuji adalahpersediaan, kas, surat-surat wesel, dll.
Konfirmasi. Yaitu penerimaan tanggapan dari pihakketiga yang independen mengenai akurasi informasisebagaimana yang dimaksud oleh auditor. Contoh:konfirmasi atas piutang usaha, hutang usaha, dll.
Dokumentasi. Yaitu pemeriksaan terhadap catatan-catatan yang dibuat oleh klien. Biasanya disebutvouching.
Prosedur Analitis. Yaitu evaluasi informasi keuangandengan cara mempelajari hubungan logis antara datakeuangan dengan data non keuanagan, meliputi rasiodan perbandingan antara jumlah yang tercatat denganekspektasi auditor.
Tanya jawab dengan klien. Mendapatkan informasidengan cara mengajuan pertanyaan baik secara lisanmaupun tertulis kepada klien/pegawai klien.
Reperformance/Pelaksanaan Ulang/Uji hitung. Auditormenguji perhitungan yang dilakukan klien. Misalnyamenghitung kembali penjumlahan ke bawah, menghitungkembali perkalian antara harga jual per unit dengankuantitas barang yang terjual, dll.
23
AUDITING 1 | 3/24/2014
Observasi/Pengamatan. Penggunaan alat indera untukmenentukan aktivitas tertentu, seperti penglihatan,pendengaran, penciuman, perasaan, dl
24
AUDITING 1 | 3/24/2014
PENUTUPSebelumnya saya ingin mengucapkan terimakasih kepadaAllah SWT, Orang Tua, Dosen, dan Teman-teman kelompoksaya sehingga makalah ini selesai tepat padawaktunya. Saya sebagai Ketua Kelompok sangatmengharapkan kritik dan saran membangun dari pembacaagar kedepannya saya bisa membuat makalah yang lebihbaik lagi. Wassalamualaikum WarahmatullahiWabarakatuh.
Tim Penyusun
NO. NAMA NPM KETERANGAN
1 A. RENDY SANDRA MAMOLA434.334.032.011.
044 KETUA KELOMPOK2 GILANG GUMILANG ANGGOTA
3SENDHY ADHITYA FEBRIANI ANGGOTA
4 SUSAN ANDRIANI ANGGOTA5 HELMI ILHAMSYAH ANGGOTA6 NOPI HERDIANA ANGGOTA7 SUCI ANICA ANGGOTA8 BUDIONO ANGGOTA9 ALI SYAHBANI ANGGOTA10 DEVI AYU NURTA ANGGOTA11 TEGUH ANGGOTA12 MULYO ANGGOTA13 YOGI PRATAMA ANGGOTA14 ISMI MUTIAMALIA ANGGOTA