+ All Categories
Home > Documents > BAB 1 Autosaved

BAB 1 Autosaved

Date post: 09-Dec-2023
Category:
Upload: independent
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
38
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pesatnya perkembangan kota medan menyebabkan berubahnya karateristik fisik kota medan. Perubahan ini juga diikuti dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dan mengakibatkan debit air buangan dari penduduk bertambah. Untuk itu diperlukan saluran yang mampu mengalirkan debit tersebut ke tempat pembuangan akhir, sehingga tidak menimbulkan genangan air yang dapat menghambat aktifitas masyarakat. Ditinjau dari tersedianya prasarana drainase kota medan yang ada saat ini, terdapat indikasi bahwa saluran drainase yang ada sudah banyak yang rusak dan tersumbat, dengan berubahnya karateristik kota medan, harus diimbangi pula dengan sistem drainase yang memadai serta mampu mengendalikan aliran air permukaan yang ada. Untuk itu dibutuhkan perbaikan sistem drainase dan perbaikan saluran drainase yang sudah banyak rusak sehingga dapat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang sudah sering terjadi seperti banjir dan genangan air. Dimana akibat genangan tersebut dapat merusak badan jalan dan menghambat aktifitas masyarakat. Melihat permasalahan genangan air sering terjadi disebabkan karena curah hujan cukup tinggi serta kondisi saluran yang tersumbat dan sudah banyak yang rusak dan juga sikap masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan, misalnya kebiasaan membuang sampah kedalam saluran sehingga terjadi penyempitan dan pendangkalan pada saluran yang mengakibatkan air dalam saluran tidak dapat mengalir dengan lancar. 1
Transcript

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pesatnya perkembangan kota medan menyebabkan berubahnya

karateristik fisik kota medan. Perubahan ini juga diikuti dengan

semakin bertambahnya jumlah penduduk dan mengakibatkan debit air

buangan dari penduduk bertambah. Untuk itu diperlukan saluran yang

mampu mengalirkan debit tersebut ke tempat pembuangan akhir,

sehingga tidak menimbulkan genangan air yang dapat menghambat

aktifitas masyarakat.

Ditinjau dari tersedianya prasarana drainase kota medan yang ada

saat ini, terdapat indikasi bahwa saluran drainase yang ada sudah

banyak yang rusak dan tersumbat, dengan berubahnya karateristik kota

medan, harus diimbangi pula dengan sistem drainase yang memadai

serta mampu mengendalikan aliran air permukaan yang ada. Untuk itu

dibutuhkan perbaikan sistem drainase dan perbaikan saluran drainase

yang sudah banyak rusak sehingga dapat mengantisipasi

kemungkinan-kemungkinan yang sudah sering terjadi seperti banjir

dan genangan air. Dimana akibat genangan tersebut dapat merusak

badan jalan dan menghambat aktifitas masyarakat. Melihat

permasalahan genangan air sering terjadi disebabkan karena curah

hujan cukup tinggi serta kondisi saluran yang tersumbat dan sudah

banyak yang rusak dan juga sikap masyarakat yang kurang peduli

terhadap lingkungan, misalnya kebiasaan membuang sampah kedalam

saluran sehingga terjadi penyempitan dan pendangkalan pada saluran

yang mengakibatkan air dalam saluran tidak dapat mengalir dengan

lancar.

1

Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menarik suatu judul yaitu

“Perencanaan Desain Penampang Saluran Pada Proyek Preservasi

Konstruksi Jalan Jamin Ginting, Sumatera Utara”.

B. RUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah pada penulisan Tugas Akhir (TA) ini adalah :

1. Bagaimana menghitung dimensi penampang saluran?

2. Bagaimana cara merencanakan penampang teroptimum?

C. BATASAN MASALAH

Untuk menghindari lingkup penelitian yang terlalu luas, serta dapat

memberikan arah yang lebih baik dan memudahkan dalam

penyelesaian masalah sesuai dengan tuntutan yang ingin dicapai, maka

dilakukan pembatasan masalah dalam ruang lingkup penelitian yang

dikerjakan. Adapun batasan ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Menghitung dimensi saluran yang dibuat sesuai debit limpasan,

2. Menentukan penampang teroptimum,

3. Saluran yang dihitung pada Proyek Preservasi Konstruksi Jamin

Ginting hanya saluran sebelah kiri saja.

D. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui cara menghitung dimensi saluran drainase jalan raya,

2. Mengetahui bagaimana cara menentukan penampang saluran

teroptimum.

E. MANFAAT LAPORAN TUGAS AKHIR

Manfaat yang telah kami peroleh dari penulisan Tugas Akhir ini

adalah sebagai berikut :

1. Pada Laporan Tugas Akhir ini penulis dapat lebih luas lagi

mengetahui tentang saluran drainase serta mendapatkan

2

pengalaman yang berharga pada Tugas Akhir ini, dan mempunyai

pengalaman untuk bekerja nantinya,

2. Laporan Tugas Akhir ini juga dapat menambah wawasan atau

menjadi refernsi bagi mahasiswa lainnya sebagai bahan pembuatan

Laporan Tugas Akhir,

3. Dapat menjelaskan apa-apa saja kendala yang ada pada lapangan

serta memberikan solusi terbaik pada proyek.

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Pengumpulan data yang diperlukan yaitu melakukan pengambilan

data-data lapangan pada kantor/instansi terkait,

2. Mengadakan studi kepustakaan yaitu mengumpulkan seluruh teori-

teori baik yang didapat dari buku-buku maupun literatur yang ada

kaitannya dengan teori hidrologi dan hidrolika mengenai drainase,

3. Menganalisis data yang didapat,

4. Mengambil kesimpulan dari pengamatan di lapangan dan hasil

analisis data yang didapat.

G. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN

Adapun sistematika penulisan laporan Tugas Akhir ini adalah :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan tentang pendahuluan

yang terdiri dari latar belakang proyek saluran

irigasi, tujuan pembahasan, manfaat penulisan

laporan, teknik pengolahan data, metode

penulisan laporan, dan sistematika penulisan

laporan.

BAB 2 : TINJAUAN PROYEK

Dalam bab ini dijelaskan tentang tinjauan

proyek, dan penjelasan tentang proyek drainase

pada jalan jamin ginting.

3

BAB 3 : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan tentang tinjauan

kepustakaan yang terdiri dari, pengertian

tentang drainase, pengertian banjir, analisa

hidrologi, analisa hidrolika.

BAB 4 : PEMBAHASAN

Dalam bab ini dijelaskan tentang perencanaan

penampang saluran pada preservasi rekonstruksi

jalan jamin ginting medan.

BAB 5 : KESIMPULAN

Dalam bab ini diuraikan kesimpilan dan saran

dari pembahasan bab 4.

4

5

H. TABEL JADWAL PELAKSANAAN

No. Kegiatan April Mei Juni Juli AgustusA. Persiapan 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Survay perencanaan objek Tugas Akhir dan mendapatkan judul TA 2 Mendapatkan Dosen Pembimbing TA 3 Bimbingan untuk pelaksanaan TA dari Dosen Pembimbing 4 B. Pelaksanaan 5 Bimbingan untuk pengumpulan data 6 Pengumpulan data 7 Bimbingan dan pengolah data 8 Pengolahan data 9 C. Pelaporan

10 Asistensi BAB I (Pendahuluan) 11 Asistensi BAB II (Tinjauan Umum Proyek) 12 Asistensi BAB III (Tinjauan Kepustakaan) 13 Asistensi BAB IV (Pembahasan) 14 Asistensi BAB V (Penutup) 15 Bimbingan tahap akhir (Penyempurnaan laporan TA)

6

7

BAB II

TINJAUAN PROYEK

A. Data Umum Proyek

1. Data Teknis

Preservasi Rekonstruksi pada Jalan Jamin Ginting Medan

adalah jalan yang menghubungkan kota Medan dengan Kab.Karo

dan Preservasi Rekonstruksi Jalan Jamin Ginting adalah proyek

yang akan memperbaiki saluran-saluran drainase yang sudah rusak

dan tersumbat dengan panjang 5125 M, yang dilaksanakan oleh

penyedia jasa yaitu PT.Surya Marsq Konsultindo.

2. Data Non Teknis

1 Pemilik Proyek : Pemerintah Republik Indonesia

Kementrian Pekerjaan Umum

Directorat jendral Bina Marga

Satuan Kerja Non Vertical

Tertentu Perencanaan dan

pengawasan Jalan Nasional

(P2JN) Provinsi Sumatera

Utara Jalan Sei Siput No. 09

Medan.

2 Nama Proyek : Perencanaan DED Jalan dan

Jembatan, Preservasi

Rekonstruksi Jalan Jamin

Ginting Medan.

3 Kontrak

Nomor

: HK.02.03/Br.S1/PPK19/

PAKET-33/114/2015.

4 Tanggal

Kontrak

: 17 Februari 2015

8

5 Penyedia Jasa : PT.Surya Marzq Konsultindo

6 Jangka Waktu : 6 (enam) Bulan

7 Nilai Kontrak : Rp. 2.413.367.000

8 Lokasi

Kegiatan

: Jalan Jamin Ginting (Medan)

3. Lokasi Proyek

B. Tinjauan Umum Perusahaan

9

1. PT.Surya Marzq Konsultindo

PT.Surya Marzq Konsultindo adalah layanan jasa konsultasi

perencana teknik jalan kota medan, pada bagian perencanaan dan

pengawasan jalan metropolitan sumatera utara satuan kerja non

vertical tertentu perencanaan dan pengawasan jalan nasional

sumatera utara, dengan sumber dana APBN tahun anggaran 2015

secara profesional berdasarkan kontrak nomor:

HK.02.03/Br.SI/PPK19/PAKET-33/114/2015 Tanggal : 17

februari 2015 dan kerangka acuan kerja dengan menempatkan

tenaga profesional dan sub profesional staff yang memahami

tugas-tugasnya dan selalu berorientasi pada kepuasan pengguna

jasa.

2. Uraian Tugas dan Tanggungjawab Pelaksanaan Pekerjaan

Uraian tugas Tenaga Ahli

a. Team Leader

1. Bertanggung jawab atas semua layanan jasa konsultasi

sesuai dengan kerangka acuan tugas,

2. Mengkoordinasi semua komonitas baik secara lisan

maupun tertulis dengan pemberi tugas sehubungan

dengan aspek teknis yang berkaitan,

3. Mengasistensikan dan menyiapkan/ menyelesaikan

laporan-laporan serta semua dokumen sesuai dengan

kerangka acuan tugas,

4. Mempersiapkan gambar rencana alinyemen jalan

termasuk desain geometrik, desain persimpangan dan

pemilihan pelengkap jalan yang diperlukan,

5. Bersama-sama dengan tenaga ahli lain menyusun

dokumen lelang untuk kebutuhan tender fisik dan

pelaporannya.

b. Ahli Hidrologi/Hydrolika

10

1. Menganalisis dari data survay terhadap trase hasil study

serta mendata alur lintasan dan mengevaluasi daerah

kontur-kontur disekitar daerah konstruksi,

2. Menganalisis data-data curah hujan disekitar area

konstruksi yang akan dibangun,

3. Melaksanakan semua kegiatan yang mencakup

pengumpulan data/survay hidrologi,

4. Menganalisis dan perhitungan hidrologi, perencanaan

drainase untuk keperluan jalan maupun jembatan.

11

12

13

BAB III

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Drainase

1. Pengertian Drainase

Drainase berasal dari bahasa inggris drainage mempunyai arti

mengalirkan, menguras, membuang, atau memeliharakan air.

Dalam bidang teknik sipil, drainase secara umum dapat di

defenisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi

kelebihan air, baik yang berasal dari suatu kawasan/lahan,

sehingga fungsi kawasan/lahan tidak terganggu. Drainase dapat

juga diartikan sebagai usahauntuk mengontrol kualitas air tanah

dalam kaitanya dengan salinitas. Jadi, drainase menyangkut tidak

hanya air permukaan tapi juga air tanah. (suripin, 2004).

2. Jenis-jenis Drainase

Secara garis besar drainase dapat dibedakan menjadi dua

macam yaitu :

a. Drainase permukaan adalah sistem drainase yang berkaitan

dengan pengendalian aliran air permukaan,

b. Drainase bawah permukaan adalah sistem drainase yang

berkaitan dengan pengendalian aliran air di bawah permukaan.

3. Jenis-jenis Saluran

Pada dasarnya saluran terbagi dua yaitu(Suripin, 2004). :

a. Saluran terbuka, dapat diklasifikasikan sebagai buatan

(artificial) atau alami (natural), tergantung pada apakah

penampangnya adalah buatan manusia atau sebaliknya,

b. Gorong-gorong, saluran tertutup (pendek) yang

mengalirkan air melalui jalan raya, jalan kereta api, atau

timbunan lainya.

14

4. Jenis-jenis penampang saluran

a. Penampang persegi

Gambar 3.1. Penampang Persegi.

b. Penampang trapesium

Gambar 3.2. Penampang Trapesium.

c. Penampang segitiga

Gambar 3.3. Penampang Segitiga.

d. Penampang setengah lingkaran

15

Gambar 3.4. Penampang Setengah Lingkaran.

B. Analisa Hidrolika

Zat cair dapat diangkut dari suatu tempat ke tempat yang lain

melalui bangunan pembawa alamiah ataupun buatam manusia.

Bangunan pembawa ini dapat terbuka maupun tertutup bagian

atasnya. Saluran sedangkan yang terbuka bagian atasnya disebut

saluran pembuka (open channels). Sungai, saluran irigasi, selokan,

estuari merupakan saluran terbuka, sedangkan terowongan, pipa,

aquaduct, gorong-gorong, dan siphon merupakan saluran tertutup.

(suripin,M.Eng,2004).

1. Klasifikasi Kecepatan

Kecepatan aliran dalam saluran biasanya sangat

bervariasi dari satu titik ke titik lainya. Hal ini disebabkan

adanya tegangan geser di dasar dan dinding saluran dan

keberadaan permukaan bebas.

Kecepatan aliran mempunyai tiga komponen arah

menurut koordinat kartesius. Namun, komponen arah vertikal

dan lateral biasanya kecil dapat diabaikan. Sehingga, hanya

kecepatan aliran yang searah dengan arah aliran yang

diperhitungkan. Komponen kecepatan ini bervariasi terhadap

kedalaman dari permukaan air. Tipikal variasi kecepatan

terhadap kedalaman air diperlihatkan dalam Gambar 3.6.

(Suripin,M.Eng,2004).

16

Gambar 3.6 pola distribusi kecepatan sebagai fungsi

kedalaman.

2. Klasifikasi Aliran

a. Aliran subkritis, Kritis, Superkritis

Aliran dikatakan kritis apabila kecepatan sama

dengan kecepatan gelombang gravitasi dengan

amlitudo kecil. Gelombang gravitasi dapat

dibangkitkan dengan merubah kedalaman. Jika

kecepatan aliran lebih kecil dari pada kecepatan kritis,

maka aliranya disebut aliran subkritis, sedangkan jika

kecepatan aliranya lebih besar dari pada kecepatan

kritis, maka aliranya disebut superkritis.

Parameter yang menetukan ketiga jenis aliran

tersebut adalah nisbah antara gaya gravitasi dan gaya

inersia, yang dinyatakan dengan bilangan Froude (Fr).

Bilangan Froude untuk saluran berbentuk persegi

(Suripin,2004)

didefenisikan sebagai :

Fr= V√g .h

(3.1)

Dengan: V=¿ kecepatan aliran (m/det),

17

h=¿ kedalaman aliran (m),

g=¿ percepatan gravitasi (m/det2 ).

3. Perencanaan Dimensi Saluran

Saluran stabil, jika tidak terjadi penggerusan lining dan

tidak terjadi pengendapan di dasar saluran.

Parameter Analisa Kecepatan Aliran

Rumus Manning: V=1n

R2/3 S1 /2 (3.2)

Dan Q=AV (3.3)

Saluran stabil jika : Q. n√S

=AR2 /3(3.4)

Jari-jari hidrolis, R= b× hh+2h (3.5)

Keliling basah, P=b+2 h yaitu keliling basah

saluran pada satu penampang

Luas penampang basah saluran dihitung

berdasarkan debit air dan kecepatan aliran, dengan

rumus: A=QV (3.6)

Dimensi untuk saluran persegi : A=b∗h (3.7)

Keterangan :

V = kecepatan aliran air pada saluran (m/detik),

R = Jari-jari hidrolis penampang basah (m),

S = Kemiringan dasar saluran (%),

n = Koefien manning (table),

Q = Debit aliran air (m3/detik),

A = Luas penampang saluran (m2),

b = lebar dasar saluran (m),

h = tinggi aliran (m).

18

Tinggi Jagaan (Free board)

Untuk tinggi jagaan (Free board) pada saluran digunakan

rumus :

fb=√c . x . y (3.8)

Dimana :

h = Kedalaman aliran

c = Koefisien yang nilainya tergantung pada debit

Untuk Q < 8,5 M/detik ; c = 0,46

Untuk Q > 8,5 M/detik ; c = 0,78

Maka tinggi saluran : H = h + fb

4. Analisa Hidrolis Box Culvert

Analisa hidrolis untuk box culvert direncanakan sesuai tipe

aliran permukaan bebas (free surface flow). Kemiringan dasar

saluran box culvert dihitung berdasarkan rumus untuk tipe

aliran free surface flow,sebagai berikut:

Q=A . V=A .√ 2. g . S . L

1,5+ 2. g . L

ks2 . R

43

(3.9)

Dimana:

Q = debit rencana (m3/dt)

A = luas penampang basah (m3)

V = kecepatan aliran (m/dt)

g = percepatan grafitasi (9,81 m/dt2)

S = kemiringan memanjang box

L = panjang box (m)

k s= koefisien kekasaran “stikler” (m13 /dt ¿

= 70 (box culvert beton)

19

R = jari-jari hidrolis (m).

Tabel 3.10 koefisien manning

No Jenis permukaan min norma

l

mak

1

2

3

4

Gorong-gorong slab

Gorong-gorong beton, bekas kikisan

Gorong-gorong beton,saluran

pembuang dengan bak kontrol, apron,

dan lurus

Gorong-gorong baja bergelombang

0,018

0,010

0,013

0,013

0,025

0,011

0,015

0,016

0,030

0,013

0,017

0,017

5

6

7

8

9

10

11

12

Saluran tanah, lurus, dan seragam,

bersihbaru dibuat

Saluran tanah berkelok-kelok dan

tenang tanpa tetumbuhan

Saluran tanah, berkelok-kelok dan

tenang dengan beberapa tanaman

pengganggu

Saluran tanah, berkelok-kelok dan

tenang dengan banyak tanaman

pengganggu atau tanaman air pada

saluran air yang dalam

Saluran tanah, dasar tanah dengan

tebing dari batu pecah

Saluran tanah hasil galian atau kerukan

tanpa tetumbuhan

Saluran tanah hasil galian atau kerukan

dengan semak-semak kecil di tebing

0,016

0,022

0,023

0,025

0,030

0,028

0,025

0,035

0,018

0,027

0,025

0,030

0,035

0,030

0,028

0,050

0,020

0,033

0,030

0,033

0,040

0,035

0,033

0,060

13

14

15

Saluran pasangan batu disemen

Saluran pasangan batu

Saluran beton dipoles

0,017

0,023

0,015

0,025

0,032

0,017

0,030

0,035

0,020

20

16 Saluran beton tidak dipoles 0,014 0,017 0,020

1. Konsep Penampang Yang Paling Efisien

Persamaan manning dapat di gabung dengan persamaan

kontinuitas untuk memperoleh :

Q=1n

. R2/3 . S1/2 . A (3.10)

Atau

Q= A5 /3 S1 /2

nP2/3 (3.11)

Keterangan :

Q = debit

A = luas penampang melintang

R = radius hidraulis saluran

S = kemiringan memanjang

n = koefisien kekerasan dari manning (Kst).

Sehingga untuk harga harga n dan S yang diketahui, debit adalah

maksimum untuk luas penampang yang diketahui apabila P minimum.

Penampang yang demikian dikenal sebagai penampang hidraulis yang

paling efesien. Jelas, penampang bulan adalah penampang yang paling

efesien karena suatu lingkaran mempunyai keliling basah yang paling

kecil untuk suatu luas yang tertentu. Namun pertimbangan praktek

seperti meringankan konstruksi, kemiringan stabil yang paling curam

di dalam tanah dan lain-lain dalam berbagai hal mengenyamping

pengambilan penampang bulat. Sehingga pengoptimalan masalah

menjadi satu penetuan penampang yang paling efesien dari suatu

bentuk tertentu.

Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa penampang basah minimum

berarti juga minimum panjang lining. Sekarang

21

P= S3 / 4

Q3 /2 n3 /2 . A5 /2=K1 A5 /2 (3.12)

Dari persamaan di atas K 1 adalah konstan untuk Q, n dan S yang

diketahui adalah sama dengan S3 /4 /Q3/2/n3/2. Sehingga parameter basah

minimum juga berarti luas penampang minimum dan sehingga volume galian

minimum. Maka penamang sesungguhnya menyatakan suatu biaya galian

dan juga linning yang minimum.

1. Penampang berbentuk persegi yang ekonomis

Pada penampang melintang saluran berbentuk persegi

dengan lebar dasar (B) dan kedalaman air (h) (Gambar , luas

penampang basah (A), dan keliling basah (P),dapat dituliskan

sebagai berikut:

A = Bh (3.13)

Atau

B = A/h (3.14)

P = B + 2h

(3.15)

Subtitusi persamaan () ke dalam persamaan (), maka diperoleh

persamaan:

P= Ah

+2h (3.16)

22

Dengan asumsi luas penampang (A), adalah konstan, maka

persamaan () dapat dideferiensialkan terhadap h dan dibuat

sama dengan nol untuk memperoleh harga P minimum.

dPdh

=−Ah2 +2=0 (3.16)

A=2 h2=Bh (3.17)

Atau

B = 2h atau h = B/2 (3.18)

Jari-jari Hidraulik

R= AP

= BhB+2 h (3.19)

Atau

R= 2 h2

2 h+2 h=h

2

Perhatikan, bentuk penampang melintang persegi yang

paling ekonomis adalah jika kedalaman air setengah dari lebar

dasar saluran, atau jari-jari hidrauliknya setengah dari

kedalaman air.

2. Penampang berbentuk trapesium yang ekonomis

Luas penampang melintang (A), dan keliling basah (P),

saluran dengan penampang melintang yang berbentuk

trapesium dengan lebar dasar (B), kedalaman aliran (h), dan

kemiringan dinding 1: m (), dapat dirumuskan sebagai berikut:

A=(B+mh )h (3.20)

23

P=B+2h√m2+1 (3.21)

Atau

B=P−2 h√m2+1 (3.22)

Nilai B pada persamaan () disubtitusikan ke dalam

persamaan (), maka diperoleh persamaan sebagai berikut:

A=(P−2 h√m2+1) h+mh2 (3.23)

Atau

A=Ph−2h2√m2+1+ mh2 (3.24)

Asumsikan bahwa luas penampang (A), dan kemiringan

dinding (m) adalah konstan, maka persamaan () dapat

didefenisikan terhadap h dan dibuat sama dengan nol untuk

memperoleh kondisi P minimum.

dAdh

P−4h√m2+1+2 mh=0 (3.25)

Atau

P=4√m2+1 −2 mh (3.26)

Dengan mengnggap h konstan, mendeferensial persamaan

() dan membuat sama dengan nol, maka diperoleh

persamaan sebagai berikut:

dPdm=

12 (4 h 2 m

√m2+1 )−2 h=0 (3.27)

24

Atau

2m√m2+1

=1 (3.28)

4 m2=1+m2; m=√ 13=

1√ 3

(3.29)

3m2+1 (3.30)

Nilai m didistribusikan ke dalam persamaan (), maka

persaman yang diperoleh adalah:

P=83

h√3−23

h√3=2 h√ 3 (3.31)

Jika nilai m didistribusikan ke dalam persamaan (), maka

persamaan yang diperoleh adalah:

B=2h√3−43

h√3=23

h√ 3 (3.32)

Selanjutnya, jika nilai m disubstitusikan ke dalam

persamaan () maka diperoleh persamaan sebagai berikut:

A=( 23

h√3+ 13

h √ 3)h=h2 √ 3 (3.33)

3. Penampang berbentuk segitiga yang ekonomis

Pada potongan melintang saluran yang berbentuk segitiga

dengan kemiringan sisi terhadap garis vertikal (θ¿, dan

kedalaman air (h) (), maka penampang basah (A) dan keliling

basah (P), dapat ditulis sebagai berikut:

A=h2 tanθ (3.34)

Atau

h√ Atanθ

(3.35)

25

P= (2h ) secθ (3.36)

Substitusi nilai h, dari persamaan () ke dalam persamaan

maka diperoleh persamaan berikut:

P= 2√ A√ tanθ

(secθ) (3.37)

Pada luas penampang (A), konstan, dengan mendeferensial

persamaan () terhadap θ dan dibuat sama dengan nol, maka

diperoleh persamaan berikut:

dPdθ

=2 √ 4[ secθtanθ√ tanθ

− sec3θ

2(tanθ)3❑ 2 ] = 0

(3.38)

26

BAB IV

PEMBAHASAN

A. TUJUAN UMUM

Analisis dimensi saluran drainase adalah perencanaan penampang

saluran drainase, sehingga didapatkan dimensi saluran (lebar dan tinggi

saluran).

Analisis dimensi saluran drainase ini terdiri dari analisis perencanaan

dimensi saluran aliran uniform (seragam) pada kondisi MSL serta analisis

non uniform (tidak seragam) pada kondisi HWL dalam hal ini adalah

backwater (air balik).

B. PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN

Analisa perencanaan dimensi saluran pada STA -0+100 – 0+027

Parameter analisa kecepatan aliran (dilihat pada saluran

Q = AV

Perhitungan luas penampang :

A = b x h

= 1,40 x 1,08

27

=1,512 m2

V = 1n

. R2 /3 . S1 /2

Perhitungan jari-jari hidrolis :

R = bxh

h+2 h

= 1,40 x1,08

1,08+2 x 1,08

= 0,4667 m

Perhitungan kecepatan aliran :

Jadi, V = 1

0,0170,46672/30,201/ 2

= 15,8279 m/detik

Perhitungan debit aliran :

Jadi, Q = A.V

= 1,512 . 15,8279

= 23,9317 m3/detik

Perhitungan keliling basah :

P = b + 2h

= 1,40 + 2.1,08

= 3,56

28

Gambar 4.1. penampang persegi

Keterangan :

V = kecepatan aliran air pada saluran (m/dtk)

R = jari-jari hidrolis penampang basah (m)

S = kemiringan dasar saluran (%)

n = koefisien Manning (table)

Q = Debit aliran air (m3/dtk)

A = Luas penampang saluran (m)

b = lebar dasar saluran (m)

h = tinggi aliran (m)

29

Tabel 4.1 Rekapitulasi rencana dimensi saluran samping Jln. Jamin Ginting.

STA – STAPANJANG

ALIRAN (m)

LINING BETONS(%)

Luas Penampang

(A)

Jari-jari Hidrolis (R)

Kecepatan aliran (V) n Debit (Q) Keliling

Basah (P)H (m) B (m)

0+100 - 0+27 127 1,08 1,4 0,2 1,512 0,466666667 0,427015251 0,017 0,645647059 3,560+027 BOX CULVERT -0+027 - 0+350 323 1,32 1,4 0,8 1,848 0,466666667 1,708061002 0,017 3,156496732 4,04

0+350 BOX CULVERT -0+350 0+500 150 1,17 1,4 0,7 1,638 0,466666667 1,494553377 0,017 2,448078431 3,740+500 0+750 150 1,27 1,4 0,3 1,778 0,466666667 0,640522876 0,017 1,138849673 3,940+750 0+911 161 1,2 1,4 0,2 1,68 0,466666667 0,427015251 0,017 0,717385621 3,80+911 BOX CULVERT -0+911 1+200 289 1,7 1,6 0,4 2,72 0,533333333 1,11546841 0,017 3,034074074 51+200 1+400 200 1,82 1,6 0,3 2,912 0,533333333 0,836601307 0,017 2,436183007 5,241+400 1+625 225 2,02 1,6 0,2 3,232 0,533333333 0,557734205 0,017 1,80259695 5,641+625 BOX CULVERT -1+625 2+000 375 1,47 1,6 0,5 2,352 0,533333333 1,394335512 0,017 3,279477124 4,542+000 2+325 325 1,77 1,6 0,2 2,832 0,533333333 0,557734205 0,017 1,579503268 5,142+325 BOX CULVERT -2+325 2+475 150 1,33 1,4 0,4 1,862 0,466666667 0,854030501 0,017 1,590204793 4,062+475 2+685 210 1,01 1,2 0,8 1,212 0,4 1,254901961 0,017 1,520941176 3,222+700 3+050 350 2,17 1,6 0,2 3,472 0,533333333 0,557734205 0,017 1,936453159 5,943+050 BOX CULVERT -

30

31

32

33

Analisa perencanaan dimensi BOX CULVERT STA 0+027

Q = A.V = A.√ 2. g .S . L

1,5+ 2. g .L

ks2 .R

43

Perhitungan luas penampang basah :

A = b x h

= 2 x 1,5

= 3 m3

Perhitungan keliling basah :

P = b + 2h

= 2 + 3

= 5

Perhitungan jari-jari hidrolis :

R= ( AP )

2 /3

R=( 35 )

2 /3

= 0,7114 m

Perhitungan kecepatan aliran :

V = 1n

. R2 /3 . S1 /2

= 1

0,0170,71142 /3 1,601/2

= 59,2953 m/det

Perhitungan debit aliran :

Q = A.V = A.√ 2. g .S . L

1,5+ 2. g .L

ks2 .R

43

34

Q = 3 x 59,2953 = 3 x√ 2 x 9,81 x 1,60 x 25

1,5+ 2 x9,81 x25

702 x0,711443

= 21, 7588 m3/detik

Keterangan :

V = kecepatan aliran air pada saluran (m/detik)

R = jari-jari hidrolis penampang basah (m)

S = kemiringan dasar saluran (%)

g = kecepatan gravitasi (9,81 m/detik2)

Q = Debit aliran air (m3/dtk)

A = Luas penampang basah (m)

L = panjang box culvert (m)

Ks = koefisien kekasaran “stikler” (m1/3/detik)

Tabel 4.2 Rekapitulasi dimensi box culvert Jln. Jamin Ginting

STA

Desain

S (%)L P T

(m) (m) (m)

Box Culvert

0+027 25.00 1.50 2.00 1.60

0+350 25.00 1.50 1.50 1.48

0+911 25.00 2.00 2.00 1.07

1+625 25.00 2.00 1.50 2.25

2+325 25.00 2.00 1.50 1.75

3+050 25.00 2.00 2.00 1.13

C. MENENTUKAN PENAMPANG TEROPTIMUM

Pada penampang melintang saluran berbentuk persegi dengan

lebar dasar B dan kedalaman air h (), luas penampang basah A, dan

keliling basah P, dapat dituliskan sebagi berikut:

1. Penampang teroptimum STA-0+100-0+027

35

Data yang diperlukan untuk menghitung penampang

saluran teroptimumnya

Debit rencana (Q) : 23,9301 m3/detik

Kemiringan dinding saluran (n) : 0,20 m

Kecepatan minimum aliran (V) : 15,8267 m/detik

Luas penampang saluran (A)

A = Q/V

= 23,930115,8267

= 1,5120 m2

Untuk mencari lebar dan tinggi saluran digunakan trial and

error (dengan cara coba-coba) menggunakan P =

A = BH

= 1,40 x 1,08

= 1,512 m

Keliling basah penampang saluran (P):

P = B + 2H

= 1,40 + 2 X 1,08

= 3,56

P = A/H + 2H

= 1,512/1,08 + (2 x 1,08)

= 3,56

Agar penampang menjadi yang terefisien, keliling basah (P)

harus minimum, dengan persamaan sebagai berikut:

P/H = 0

P/H (A/H + 2H) = 0

A/H2 + 2 = 0

H = √ A2

H = √ BH2

36

H2 = BH2

H = B2

H = 1,40

2

= 0,75 m

Jadi, luas penampang saluran (A) :

A = B x H

= 1,50 x 0,75

= 1,125

Perhitungan jari-jari hidrolis (R) :

R = 2H 2

2H+2 H =

H2

= 2x 0,752

2 x 0,75+2 x 0,75 =

0,752

= 0,375 = 0,75 m

penampang saluran teroptimum STA -0+100-0+027

lebar (B) = 1,50 m

tinggi (H) = 0,75 m

Gambar 4.1. penampang saluran teroptimum

37

Rekapitulasi penampang teroptimum

38


Recommended