+ All Categories

BAB 3

Date post: 07-Jan-2023
Category:
Upload: independent
View: 3 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
24
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PARADIGMA PENELITIAN Penelitian ini menggunakan paradigma kritis, suatu paradigma berfikir yang melihat pesan sebagai pertarungan kekuasaaan, sehingga teks berita dipandang sebagai bentuk dominasi dan hegemoni suatu kelompok kepada kelompok lain. Media menjadi alat dari pemerintah untuk mengontrol publik, menjadi sarana pemerintah untuk mengobarkan semangat perang (Eriyanto, 2001:18-23). Dikategorikan ke dalam penelitian interpretatif, dan bersifat subjektif serta sangat mengandalkan kemampuan peneliti dalam menafsirkan teks yang dikaitkan dengan nilai- nilai ideologi, budaya, moral, dan spiritual. 3.2 METODE PENELITIAN Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian dengan metode kualitatif berusaha 54
Transcript

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 PARADIGMA PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan paradigma

kritis, suatu paradigma berfikir yang melihat

pesan sebagai pertarungan kekuasaaan, sehingga

teks berita dipandang sebagai bentuk dominasi

dan hegemoni suatu kelompok kepada kelompok

lain. Media menjadi alat dari pemerintah untuk

mengontrol publik, menjadi sarana pemerintah

untuk mengobarkan semangat perang (Eriyanto,

2001:18-23). Dikategorikan ke dalam penelitian

interpretatif, dan bersifat subjektif serta

sangat mengandalkan kemampuan peneliti dalam

menafsirkan teks yang dikaitkan dengan nilai-

nilai ideologi, budaya, moral, dan spiritual.

3.2 METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan penulis dalam

penelitian ini adalah metode kualitatif.

Penelitian dengan metode kualitatif berusaha

54

55

memperoleh pemahaman makna dari penggambaran

realitas yang kompleks.

Teori dalam penelitian kualitatif

bermanfaat untuk merumuskan hipotesis dan

sebagai referensi untuk instrumen penelitian.

Landasan teori bertujuan untuk menunjukan

seberapa jauh pemahaman akan teori dengan fakta

yang terjadi sebagai permasalahan.

Penelitian kualitatif memiliki

karakteristik yang dikemukakan oleh Bogdan and

Biklen (1982) (dalam Sugiyono (2010:13)) adalah

sebagai berikut:

1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah,

(sebagai lawannya adalah eksperimen),

langsung ke sumber data dan peneliti

adalah instrumen kunci.

2. Penelitian kualitatif lebih bersifat

deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk

kata-kata atau gambar, sehingga tidak

menekankan pada angka.

56

3. Penelitian kualitatif lebih menekankan

pada proses daripada produk atau outcome.

4. Penelitian kualitatif melakukan analisis

data secara indutif.

5. Penelitian kualitatif lebih menekankan

makna (data dibalik yang teramati)

Penelitian ini menggunakan pendekatan

studi kasus. Metode studi kasus merupakan tipe

pendekatan dalam penelitian yang menelaah satu

kasus secara intensif, mendalam, mendetail, dan

komprehensif (Ardianto, 2010: 64). Penelitian

dengan menggunakan pendekatan studi kasus

diarahkan untuk menghimpun data, mengambil

makna dan memperoleh pemahaman dari kasus

tersebut. Kelebihan penelitian dengan model

studi kasus adalah bersifat luwes dalam hal

pengumpulan data yang digunakan, dapat

menjangkau dimensi yang lebih spesifik dari

topik yang diselidiki, dapat dilakukan secara

lebih praktis pada banyak lingkungan sosial dan

57

dapat digunakan sebagai penguji teori (Ghony

dan Almanshur, 2012: 62-64).

Studi kasus dikehendaki untuk melacak

peristiwa-peristiwa kontemporer, bila

peristiwa-peristiwa yang bersangkutan tak dapat

dimanipulasi. Karena itu studi kasus

mendasarkan diri pada teknik-teknik yang lazim

digunakan pada strategi historis seperti

peneliti sangat bergantung pada dokumen-dokumen

primer, dokumen sekunder, peralatan-peralatan

budaya,  dan fisik sebagai bukti tetapi

kemudian menambahkan dua sumber bukti yang

biasanya tidak dimiliki oleh penelitian

historis yakni observasi dan wawancara

sistematik. Dengan demikian kekuatan unik dari

studi kasus adalah kemampuannya untuk

berhubungan sepenuhnya dengan berbagai jenis

bukti, selebihnya dalam beberapa situasi

seperti observasi partisipan, manipulasi

informasi juga dapat terjadi (Yin, 2012:1-12).

58

Metode studi kasus merupakan tipe

pendekatan dalam penelitian yang menelaah satu

kasus secara intensif, mendalam, mendetail, dan

komprehensif (Ardianto, 2010: 64). Metode studi

kasus memiliki beberapa ciri, menurut

Kriyantono (2006:66) ciri-cirinya sebagai

berikut:

1. Partikularistik : Studi kasus terfokus pada

peristiwa tertentu

2. Deskriptif : Hasil penelitian merupakan

deksripsi detail dari objek yang diteliti

3. Heuristik : Membantu khalayak memahami apa

yang sedang diteliti. Interpretasi baru,

perspektif baru, dan makna baru merupakan

tujuan dari studi kasus

4. Induktif : Data berangkat dari fakta di

lapangan, yang kemudian disimpulkan dalam

tatanan teori

Setiap model dalam penelitian kualitatif

memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan,

begitu pula pada model studi kasus. Secara

59

umum, studi kasus memiliki beberapa kelebihan

dibanding dengan model lainnya. Bungin 2005

(dalam Herdiansyah, 2010:79-80) menyatakan

kelebihan studi kasus sebagai berikut:

a) Studi kasus dapat memberikan informasi

penting mengenai hubungan antar variabel

serta proses yang memerlukan penjelasan

dan pemahaman yang lebih luas.

b) Studi kasus memberikan kesempatan untuk

memperoleh wawasan mengenai konsep dasar

prilaku manusia. Melalui penyelidikan

intensif, peneliti dapat menemukan

karakteristik dan hubungan yang mungkin

tidak diduga sebelumnya.

c) Studi kasus dapat menyajikan data dan

temuan yang sangat berguna sebagai dasar

untuk membangun latar permasalahan bagi

perencanaan penelitian yang lebih besar

dan mendalam dalam rangka pengembangan

ilmu sosial.

60

Jenis penelitian yang dilakukan oleh

penulis adalah penelitian deskriptif kualitatif

dengan menggunakan metode riset studi kasus.

Pada penelitian ini, penulis akan melakukan

penelitian mengenai penerapan Kode Etik

Jurnalistik Televisi pada tayangan infotainment

Silet di RCTI. Hasil penelitian akan bersifat

deskriptif, yaitu menggambarkan mengenai

penerapan Kode Etik Jurnalistik Televisi pada

tayangan infotainment Silet di RCTI.

3.3 OBJEK PENELITIAN

3.3.1 Profil Singkat PT Creative Indigo

Production

Creative Indigo Production adalah rumah

produksi yang mengembangkan dirinya dalam

bisinis program televisi. Pada tahun 1997 PT.

Creative Indigo Production hanya memiliki 8

orang karyawan. Namun dengan perkembangan jaman

saat ini PT. Creative Indigo sudah memiliki 300

orang karyawan.

Gambar 3.1

61

Logo Creative Indigo Production

Sumber : www. creativeindigo.net

Nama Perusahaan : PT Creative Indigo

Production

Alamat Kantor Pusat : Jl. Caringin Barat

kav. 10, Cilandak Barat,

Jakarta 12430, Indonesia.

Telepon: +6221 7581 9010

Alamat Kantor Cabang : Jl Raya H Nawi 17

RT 009/07 Gandaria Utara

– Kebayoran Baru Jakarta

Selatan 12140 DKI

Jakarta. Telepon (021)

7207102

Bidang Usaha : Rumah Produksi Program

Televisi

Berdiri Sejak : Tahun 1997

62

Visi dan Misi : Menyuguhkan tayangan –

tayangan berkualitas yang

terpercaya dan relevan

dalam konteks global

PT Creative Indigo Production memiliki

beberapa program-program acara yang sudah

dibuatnya. Mulai dari program Infotainment, Reality

Show, Sitcom, Feature, Edutaiment, Current Affair, dan Soap

Opera. Untuk lebih lengkapnnya dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Program-program PT Creative Indigo

Production

No.

Program Nama Program

1. Infotaiement - Silet- Hot shot- Was-was- Espressso- I-Gossip New- Loelebay

2. Reality Show - Pacar Pertama- My Special Date- Cit Cat- Nembak

63

- Cepetan Donk3. Sitcom - Superman

- Food Court- Doyok & Nah ini

dia- Komik Api- Stasiun Beos- Pim-pim Pom-pom

4. Feature - My Life- Titik Balik- Comparistar- Designer- Breax- Sisi Unik

5. Edutaiment - Jalan Sesama6. Current Affair - Pilih Mana

- Malam-malam

- Jeritan Silet7. Soap Opera. - Strawbey

Sumber : www. creativeindigo.net

3.3.2 Profil Infotaiment Silet

Silet merupakan program infotainment yang

memberitakan mengenai kejadian-kejadian seputar

misteri, kehidupan selebriti, kehidupan para

politikus dan tragedi yang sedang terjadi.

64

Infotainment Silet pertama kali tayang pada

tanggal 21 Oktober 2002. Infotainment Silet hadir

setiap hari, mulai dari hari senin sampai

minggu yaitu pukul 16.00 – pukul 17.00 WIB.

Dengan motto-nya yaitu “Mengangkat hal yang

dianggap tabu menjadi layak dan pantas untuk

diperbincangkan” dan Silet memiliki slogan yaitu

“Semuanya akan dikupas secara tajam, setajam

Silet!”. Dengan dipandu oleh 2 host yaitu Feni

Rose dan Dona Arsinta.

Gambar 3.2

Logo Infotaiment Silet

Sumber : www.rcti.tv

Silet memenangkan Panasonic Gobel Awards

untuk kategori Infotainment Terbaik selama 7 tahun

berturut-turut (2006 hingga 2013). Berikut

65

Penghargaan-penghargaan yang didapatkan oleh

Silet :

Tabel 3.2

Daftar Penghargaan Infotaiment Silet

Tahun Award Kategori Hasil2005 Panasonic Award

2005Program Infotainment

Nominasi

2006 Panasonic Award 2006

Program Infotainment Menang

2007 Panasonic Award 2007

Program Infotainment Menang

2009 Panasonic Award 2009

Program Infotainment Menang

2010 Panasonic Gobel Award 2010

Program Infotainment Menang

2011 Panasonic Gobel Award 2011

Program Infotainment Menang

2012 Panasonic Gobel Award 2012

Program Infotainment Menang

2013 Panasonic Gobel Award 2013

Program Infotainment Menang

Sumber : www.creativeindigo.net

Program infotainment SILET memiliki target

pemirsa yang berdomisili diIndonesia. Target

penonton untuk infotainment Silet yaitu dengan

jenis Kelamin Wanita dan Pria, Usia 10-39 tahun

dan 50 tahun. Dengan social economy status A dan B.

Pemimpin Redaksi

ALBERT KUHON

Produser Eksekutif

YENNY YUACA S.

ProduserSUGENG RIYANTO

Penulis NaskahTIM PENULIS INDIGO

Sekretaris RedaksiANITA KUSUMAWATY

LELI BUDIASI

CamerawanRICKY O.RIZKY ANOM

J. SUSENO AJIDEDY SEPTIADISYAHRU RIZAL

DUDI A. SUKANDAR

Koord. Kameramen

HOTMAN PARDEDE

Koord. ProduksiANTONY STEVEN

Koord. StudioSTEPHANUS HARYANTO

ReporterANITA RENDAH

RATNASARI

Floor Director

SUPRAYITNOYUDA WIRAWA

EditorM. OGIK M

OBY HERMAWAN

66

3.3.2.1 Struktur Organisasi

Gambar 3.3 Struktur Organisasi Silet

CamerawanRICKY O.RIZKY ANOM

J. SUSENO AJIDEDY SEPTIADISYAHRU RIZAL

DUDI A. SUKANDAR

Sumber : www. creativeindigo.net 67

3.4 DEFINI KONSEP

Definisi konsep adalah konsep dan definisi

yang dirumuskan berbeda-beda menurut

pengetahuan penulis, metode pengumpulan dan

analisis data, situasi dan kondisi sosial,

status dan kedudukan penulis di hadapan

informan, serta hubungan penulis dengan

informan.

Dalam penelitian ini, penulis mengangkat

judul Penerapan Kode Etik Jurnalistik Televisi

pada Program Infotainment Silet di Rajawali Citra

Sumber : RCTI

68

Televisi Indonesi (RCTI). Definisi konsep dari

penelitian yang diangkat oleh penulis adalah

sebagai berikut:

1. Kode Etik Jurnalistik Televisi

Sekumpulan aturan atau patokan yang harus

dihormati oleh para jurnalis televisi yang

memuat aturan mengenai gambar-gambar apa

yang patut ditayangkan dan gambar-gambar

apa yang tidak patut ditayangkan Morissan

(2004:288).

2. Program Infotainment

Rancangan berita yang menyajikan informasi

mengenai kehidupan orang-orang yang

dikenal masyarakat (celebrity), dan sebagian

besar dari mereka bekerja pada industri

hiburan seperti pemain film/sinetron,

penyanyi, dan sebagainya Morissan (2008:

27).

69

3.5 UNIT ANALISIS

Unit analisis dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.3 Unit Analisis

Pasal

5

Hal yang di

amatiUnit Analisis

Ayat 1Kelayakan Isi

Berita

Berita tidak ada

sensasiBerita tidak

menyesatkanBerita sesuai dengan

faktaBerita tidak fitnahBerita tidak pornoBerita tidak sadis

Ayat 2 Gambar dan

suara yang

Gambar yang tidak

menyesatkanSuara yang tidak

70

menyesatkanmenyesatkan

Ayat 3

Peristiwa,

Gambar dan

suara yang

direkayasa

Peristiwa yang tidak

direkayasaGambar yang tidak

direkayasaSuara yang tidak

direkayasa

Ayat 4 Berita SARABerita yang tidak

mengandung SARAAyat 8 Bahasa,

Gambar, yang

santun dan

patut serta

tidak

melecehkan

nilai-nilai

kemanusiaan

Bahasa santun dan

patutGambar santun dan

patut

Tidak melecehkan

nilai-nilai

kemanusiaan

Sumber : Analisa Penulis

3.6 PENGUMPULAN DATA

Data yang digunakan oleh peneliti dalam

penelitian ini berupa data primer dan data

71

sekunder. Penjelasan lebih lanjut dijelaskan

dalam poin dibawah

3.6.1 Data Primer

1. Dokumen

Dokumen yang dimaksud dalam penelitian

ini yaitu berupa rekaman video program

infotainment SILET, pada edisi bulan Mei

2012 yang tayang dari tanggal 1,8, 10,

16, dan 17.

2. Wawancara

Peneliti akan mewawancarai Syaiful Halim

sebagai Jurnalis Televisi SCTV dan Santi

Indra Astuti sebagai Dosen Ilmu

Jurnalistik dan penulis naskah di Venusa

Advertising sebagai data primer untuk

membandingkan kemudian dianalisis oleh

peneliti.

3.6.2 Data Sekunder

1. Penelitian kepustakaan

72

Penelitian kepustakaan dilakukan dengan

cara mempelajari dan mengumpulkan data

melalui literatur dan sumber bacaan yang

relevan dan mendukung penelitian. Dalam

hal ini penelitian kepustakaan dilakukan

melalui buku-buku, jurnal, internet dan

sebagainya.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan melalui tatap muka

dan tanya jawab langsung antara peneliti

terhadap nara sumber atau sumber data.

Peneliti akan mewawancarai Trivina

Oktasari sebagai Penulis naskah pada

infotainment silet di RCTI sebagai data

sekunder mengenai infotainment silet.

3.7 TEKNIK KEABSAHAN DATA

Teknik keabsahan data pada penelitian ini

menggunakan jenis trustworthiness. Trustworthiness

adalah menguji kebenaran dan kejujuran subjek

73

dalam mengungkap realitas menurut apa yang

dialami dan dirasakan atau dibayangkan.

(Kriyantono, 2006:70) Trustworthiness ini mencakup

dua hal :

1. Aunthenticity, memperluas konstruksi personal

yang dia ungkapkan. Dalam hal ini,

peneliti akan membiarkan informan untuk

bercerita panjang lebar tentang peristiwa

yang terjadi melalui wawancara yang

berkonsep formal dan santai.

2. Analisis triangulasi, menganalisis jawaban subjek

dengan meneliti kebenarannya dengan sumber

data lainnya yang telah tersedia. Ada

beberapa macam triangulasi (Dwidjowinoto

dalam Kriyantono, 2006:70), antara lain :

a) Triangulasi sumber

Membandingkan, atau mengecek ulang

derajat kepercayaan suatu informasi

yang diperoleh dari sumber yang

berbeda.

74

b) Triangulasi waktu

Karena manusia berubah tiap waktu,

maka penulis perlu melakukan observasi

tidak hanya satu kali.

c) Triangulasi teori

Memanfaatkan dua atau lebih teori

untuk kemudian dipadu dan membuahkan

hasil yang komprehensif

d) Triangulasi periset

Menggunakan lebih dari satu periset

dalam mengadakan observasi dan

wawancara. Pengamatan dengan

menggunakan dua periset akan membuat

data lebih absah.

e) Triangulasi metode

Dapat menggunakan lebih dari satu

teknik pengumpulan data untuk

mendapatkan yang sama.

Uji keabsahan data yang dilakukan akan

menggunakan jenis authenticity, yaitu dalam

melakukan wawancara mendalam secara formal dan

75

santai, informan akan dibiarkan untuk bercerita

dengan panjang lebar mengenai informasi yang

diketahuinya sehingga diperoleh data yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini.

Apabila saat melakukan wawancara dengan

informan menggunakan authenticity penulis tidak

menemukan kesamaan dari sampel yang diambil

(titik temu), maka penulis akan melanjutkan

menggunakan teknik analisis triangulasi. Hal

ini bertujuan untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan sampai dikatakan valid atau

mengalami kejenuhan, yaitu data yang diperoleh

memiliki kesamaan jawaban terus menerus. Macam

triangulasi data yang digunakan diantaranya:

a) Triangulasi sumber

Dalam triangulasi sumber

membandingkan ulang derajat kepercayaan

suatu informasi yang diperoleh dari sumber

yang berbeda. Garis besar yang ingin

ditanyakan adalah bagaimana penerapan kode

etik jurnalistik televisi pasal 5 pada

76

tayangan infotainment Silet di RCTI.

Peneliti akan berusaha mendapatkan

informasi melalui wawancara dengan:

1. Trivina Oktasari ( sebagai

Penulis naskah pada infotainment

silet di RCTI)

2. Syaiful Halim ( sebagai Jurnalis

Televisi SCTV )

3. Santi Indra Astuti ( sebagai Dosen

Ilmu Jurnalistik dan penulis

naskah di Venusa Advertising)

b) Triangulasi teori

Penulis memanfaatkan beberapa teori

yang dapat mendukung untuk dipadukan

sehingga membuahkan hasil yang

komprehensif.

3.9 TEKNIK ANALISIS DATA

Penelitian bersifat deskriptif ini

bertujuan membuat deskripsi secara sistematis,

faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan

sifat-sifat populasi atau objek tertentu.

77

Metode ini untuk menggambarkan realitas yang

sedang terjadi dan terdiri dari satu variabel.

(Krisyantono, 2007:59)

Di dalam penelitian ini, peneliti

mengunakan satu variabel yaitu variabel Kode

Etik Jurnalistik Televisi. Dimana variabel

tersebut memiliki hubungan dengan isi pesan

pada program infotainment SILET yang sedang

diteliti.


Recommended