Date post: | 07-Jan-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | independent |
View: | 3 times |
Download: | 0 times |
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 PARADIGMA PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan paradigma
kritis, suatu paradigma berfikir yang melihat
pesan sebagai pertarungan kekuasaaan, sehingga
teks berita dipandang sebagai bentuk dominasi
dan hegemoni suatu kelompok kepada kelompok
lain. Media menjadi alat dari pemerintah untuk
mengontrol publik, menjadi sarana pemerintah
untuk mengobarkan semangat perang (Eriyanto,
2001:18-23). Dikategorikan ke dalam penelitian
interpretatif, dan bersifat subjektif serta
sangat mengandalkan kemampuan peneliti dalam
menafsirkan teks yang dikaitkan dengan nilai-
nilai ideologi, budaya, moral, dan spiritual.
3.2 METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan penulis dalam
penelitian ini adalah metode kualitatif.
Penelitian dengan metode kualitatif berusaha
54
55
memperoleh pemahaman makna dari penggambaran
realitas yang kompleks.
Teori dalam penelitian kualitatif
bermanfaat untuk merumuskan hipotesis dan
sebagai referensi untuk instrumen penelitian.
Landasan teori bertujuan untuk menunjukan
seberapa jauh pemahaman akan teori dengan fakta
yang terjadi sebagai permasalahan.
Penelitian kualitatif memiliki
karakteristik yang dikemukakan oleh Bogdan and
Biklen (1982) (dalam Sugiyono (2010:13)) adalah
sebagai berikut:
1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah,
(sebagai lawannya adalah eksperimen),
langsung ke sumber data dan peneliti
adalah instrumen kunci.
2. Penelitian kualitatif lebih bersifat
deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk
kata-kata atau gambar, sehingga tidak
menekankan pada angka.
56
3. Penelitian kualitatif lebih menekankan
pada proses daripada produk atau outcome.
4. Penelitian kualitatif melakukan analisis
data secara indutif.
5. Penelitian kualitatif lebih menekankan
makna (data dibalik yang teramati)
Penelitian ini menggunakan pendekatan
studi kasus. Metode studi kasus merupakan tipe
pendekatan dalam penelitian yang menelaah satu
kasus secara intensif, mendalam, mendetail, dan
komprehensif (Ardianto, 2010: 64). Penelitian
dengan menggunakan pendekatan studi kasus
diarahkan untuk menghimpun data, mengambil
makna dan memperoleh pemahaman dari kasus
tersebut. Kelebihan penelitian dengan model
studi kasus adalah bersifat luwes dalam hal
pengumpulan data yang digunakan, dapat
menjangkau dimensi yang lebih spesifik dari
topik yang diselidiki, dapat dilakukan secara
lebih praktis pada banyak lingkungan sosial dan
57
dapat digunakan sebagai penguji teori (Ghony
dan Almanshur, 2012: 62-64).
Studi kasus dikehendaki untuk melacak
peristiwa-peristiwa kontemporer, bila
peristiwa-peristiwa yang bersangkutan tak dapat
dimanipulasi. Karena itu studi kasus
mendasarkan diri pada teknik-teknik yang lazim
digunakan pada strategi historis seperti
peneliti sangat bergantung pada dokumen-dokumen
primer, dokumen sekunder, peralatan-peralatan
budaya, dan fisik sebagai bukti tetapi
kemudian menambahkan dua sumber bukti yang
biasanya tidak dimiliki oleh penelitian
historis yakni observasi dan wawancara
sistematik. Dengan demikian kekuatan unik dari
studi kasus adalah kemampuannya untuk
berhubungan sepenuhnya dengan berbagai jenis
bukti, selebihnya dalam beberapa situasi
seperti observasi partisipan, manipulasi
informasi juga dapat terjadi (Yin, 2012:1-12).
58
Metode studi kasus merupakan tipe
pendekatan dalam penelitian yang menelaah satu
kasus secara intensif, mendalam, mendetail, dan
komprehensif (Ardianto, 2010: 64). Metode studi
kasus memiliki beberapa ciri, menurut
Kriyantono (2006:66) ciri-cirinya sebagai
berikut:
1. Partikularistik : Studi kasus terfokus pada
peristiwa tertentu
2. Deskriptif : Hasil penelitian merupakan
deksripsi detail dari objek yang diteliti
3. Heuristik : Membantu khalayak memahami apa
yang sedang diteliti. Interpretasi baru,
perspektif baru, dan makna baru merupakan
tujuan dari studi kasus
4. Induktif : Data berangkat dari fakta di
lapangan, yang kemudian disimpulkan dalam
tatanan teori
Setiap model dalam penelitian kualitatif
memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan,
begitu pula pada model studi kasus. Secara
59
umum, studi kasus memiliki beberapa kelebihan
dibanding dengan model lainnya. Bungin 2005
(dalam Herdiansyah, 2010:79-80) menyatakan
kelebihan studi kasus sebagai berikut:
a) Studi kasus dapat memberikan informasi
penting mengenai hubungan antar variabel
serta proses yang memerlukan penjelasan
dan pemahaman yang lebih luas.
b) Studi kasus memberikan kesempatan untuk
memperoleh wawasan mengenai konsep dasar
prilaku manusia. Melalui penyelidikan
intensif, peneliti dapat menemukan
karakteristik dan hubungan yang mungkin
tidak diduga sebelumnya.
c) Studi kasus dapat menyajikan data dan
temuan yang sangat berguna sebagai dasar
untuk membangun latar permasalahan bagi
perencanaan penelitian yang lebih besar
dan mendalam dalam rangka pengembangan
ilmu sosial.
60
Jenis penelitian yang dilakukan oleh
penulis adalah penelitian deskriptif kualitatif
dengan menggunakan metode riset studi kasus.
Pada penelitian ini, penulis akan melakukan
penelitian mengenai penerapan Kode Etik
Jurnalistik Televisi pada tayangan infotainment
Silet di RCTI. Hasil penelitian akan bersifat
deskriptif, yaitu menggambarkan mengenai
penerapan Kode Etik Jurnalistik Televisi pada
tayangan infotainment Silet di RCTI.
3.3 OBJEK PENELITIAN
3.3.1 Profil Singkat PT Creative Indigo
Production
Creative Indigo Production adalah rumah
produksi yang mengembangkan dirinya dalam
bisinis program televisi. Pada tahun 1997 PT.
Creative Indigo Production hanya memiliki 8
orang karyawan. Namun dengan perkembangan jaman
saat ini PT. Creative Indigo sudah memiliki 300
orang karyawan.
Gambar 3.1
61
Logo Creative Indigo Production
Sumber : www. creativeindigo.net
Nama Perusahaan : PT Creative Indigo
Production
Alamat Kantor Pusat : Jl. Caringin Barat
kav. 10, Cilandak Barat,
Jakarta 12430, Indonesia.
Telepon: +6221 7581 9010
Alamat Kantor Cabang : Jl Raya H Nawi 17
RT 009/07 Gandaria Utara
– Kebayoran Baru Jakarta
Selatan 12140 DKI
Jakarta. Telepon (021)
7207102
Bidang Usaha : Rumah Produksi Program
Televisi
Berdiri Sejak : Tahun 1997
62
Visi dan Misi : Menyuguhkan tayangan –
tayangan berkualitas yang
terpercaya dan relevan
dalam konteks global
PT Creative Indigo Production memiliki
beberapa program-program acara yang sudah
dibuatnya. Mulai dari program Infotainment, Reality
Show, Sitcom, Feature, Edutaiment, Current Affair, dan Soap
Opera. Untuk lebih lengkapnnya dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Program-program PT Creative Indigo
Production
No.
Program Nama Program
1. Infotaiement - Silet- Hot shot- Was-was- Espressso- I-Gossip New- Loelebay
2. Reality Show - Pacar Pertama- My Special Date- Cit Cat- Nembak
63
- Cepetan Donk3. Sitcom - Superman
- Food Court- Doyok & Nah ini
dia- Komik Api- Stasiun Beos- Pim-pim Pom-pom
4. Feature - My Life- Titik Balik- Comparistar- Designer- Breax- Sisi Unik
5. Edutaiment - Jalan Sesama6. Current Affair - Pilih Mana
- Malam-malam
- Jeritan Silet7. Soap Opera. - Strawbey
Sumber : www. creativeindigo.net
3.3.2 Profil Infotaiment Silet
Silet merupakan program infotainment yang
memberitakan mengenai kejadian-kejadian seputar
misteri, kehidupan selebriti, kehidupan para
politikus dan tragedi yang sedang terjadi.
64
Infotainment Silet pertama kali tayang pada
tanggal 21 Oktober 2002. Infotainment Silet hadir
setiap hari, mulai dari hari senin sampai
minggu yaitu pukul 16.00 – pukul 17.00 WIB.
Dengan motto-nya yaitu “Mengangkat hal yang
dianggap tabu menjadi layak dan pantas untuk
diperbincangkan” dan Silet memiliki slogan yaitu
“Semuanya akan dikupas secara tajam, setajam
Silet!”. Dengan dipandu oleh 2 host yaitu Feni
Rose dan Dona Arsinta.
Gambar 3.2
Logo Infotaiment Silet
Sumber : www.rcti.tv
Silet memenangkan Panasonic Gobel Awards
untuk kategori Infotainment Terbaik selama 7 tahun
berturut-turut (2006 hingga 2013). Berikut
65
Penghargaan-penghargaan yang didapatkan oleh
Silet :
Tabel 3.2
Daftar Penghargaan Infotaiment Silet
Tahun Award Kategori Hasil2005 Panasonic Award
2005Program Infotainment
Nominasi
2006 Panasonic Award 2006
Program Infotainment Menang
2007 Panasonic Award 2007
Program Infotainment Menang
2009 Panasonic Award 2009
Program Infotainment Menang
2010 Panasonic Gobel Award 2010
Program Infotainment Menang
2011 Panasonic Gobel Award 2011
Program Infotainment Menang
2012 Panasonic Gobel Award 2012
Program Infotainment Menang
2013 Panasonic Gobel Award 2013
Program Infotainment Menang
Sumber : www.creativeindigo.net
Program infotainment SILET memiliki target
pemirsa yang berdomisili diIndonesia. Target
penonton untuk infotainment Silet yaitu dengan
jenis Kelamin Wanita dan Pria, Usia 10-39 tahun
dan 50 tahun. Dengan social economy status A dan B.
Pemimpin Redaksi
ALBERT KUHON
Produser Eksekutif
YENNY YUACA S.
ProduserSUGENG RIYANTO
Penulis NaskahTIM PENULIS INDIGO
Sekretaris RedaksiANITA KUSUMAWATY
LELI BUDIASI
CamerawanRICKY O.RIZKY ANOM
J. SUSENO AJIDEDY SEPTIADISYAHRU RIZAL
DUDI A. SUKANDAR
Koord. Kameramen
HOTMAN PARDEDE
Koord. ProduksiANTONY STEVEN
Koord. StudioSTEPHANUS HARYANTO
ReporterANITA RENDAH
RATNASARI
Floor Director
SUPRAYITNOYUDA WIRAWA
EditorM. OGIK M
OBY HERMAWAN
66
3.3.2.1 Struktur Organisasi
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Silet
CamerawanRICKY O.RIZKY ANOM
J. SUSENO AJIDEDY SEPTIADISYAHRU RIZAL
DUDI A. SUKANDAR
Sumber : www. creativeindigo.net 67
3.4 DEFINI KONSEP
Definisi konsep adalah konsep dan definisi
yang dirumuskan berbeda-beda menurut
pengetahuan penulis, metode pengumpulan dan
analisis data, situasi dan kondisi sosial,
status dan kedudukan penulis di hadapan
informan, serta hubungan penulis dengan
informan.
Dalam penelitian ini, penulis mengangkat
judul Penerapan Kode Etik Jurnalistik Televisi
pada Program Infotainment Silet di Rajawali Citra
Sumber : RCTI
68
Televisi Indonesi (RCTI). Definisi konsep dari
penelitian yang diangkat oleh penulis adalah
sebagai berikut:
1. Kode Etik Jurnalistik Televisi
Sekumpulan aturan atau patokan yang harus
dihormati oleh para jurnalis televisi yang
memuat aturan mengenai gambar-gambar apa
yang patut ditayangkan dan gambar-gambar
apa yang tidak patut ditayangkan Morissan
(2004:288).
2. Program Infotainment
Rancangan berita yang menyajikan informasi
mengenai kehidupan orang-orang yang
dikenal masyarakat (celebrity), dan sebagian
besar dari mereka bekerja pada industri
hiburan seperti pemain film/sinetron,
penyanyi, dan sebagainya Morissan (2008:
27).
69
3.5 UNIT ANALISIS
Unit analisis dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.3 Unit Analisis
Pasal
5
Hal yang di
amatiUnit Analisis
Ayat 1Kelayakan Isi
Berita
Berita tidak ada
sensasiBerita tidak
menyesatkanBerita sesuai dengan
faktaBerita tidak fitnahBerita tidak pornoBerita tidak sadis
Ayat 2 Gambar dan
suara yang
Gambar yang tidak
menyesatkanSuara yang tidak
70
menyesatkanmenyesatkan
Ayat 3
Peristiwa,
Gambar dan
suara yang
direkayasa
Peristiwa yang tidak
direkayasaGambar yang tidak
direkayasaSuara yang tidak
direkayasa
Ayat 4 Berita SARABerita yang tidak
mengandung SARAAyat 8 Bahasa,
Gambar, yang
santun dan
patut serta
tidak
melecehkan
nilai-nilai
kemanusiaan
Bahasa santun dan
patutGambar santun dan
patut
Tidak melecehkan
nilai-nilai
kemanusiaan
Sumber : Analisa Penulis
3.6 PENGUMPULAN DATA
Data yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini berupa data primer dan data
71
sekunder. Penjelasan lebih lanjut dijelaskan
dalam poin dibawah
3.6.1 Data Primer
1. Dokumen
Dokumen yang dimaksud dalam penelitian
ini yaitu berupa rekaman video program
infotainment SILET, pada edisi bulan Mei
2012 yang tayang dari tanggal 1,8, 10,
16, dan 17.
2. Wawancara
Peneliti akan mewawancarai Syaiful Halim
sebagai Jurnalis Televisi SCTV dan Santi
Indra Astuti sebagai Dosen Ilmu
Jurnalistik dan penulis naskah di Venusa
Advertising sebagai data primer untuk
membandingkan kemudian dianalisis oleh
peneliti.
3.6.2 Data Sekunder
1. Penelitian kepustakaan
72
Penelitian kepustakaan dilakukan dengan
cara mempelajari dan mengumpulkan data
melalui literatur dan sumber bacaan yang
relevan dan mendukung penelitian. Dalam
hal ini penelitian kepustakaan dilakukan
melalui buku-buku, jurnal, internet dan
sebagainya.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan melalui tatap muka
dan tanya jawab langsung antara peneliti
terhadap nara sumber atau sumber data.
Peneliti akan mewawancarai Trivina
Oktasari sebagai Penulis naskah pada
infotainment silet di RCTI sebagai data
sekunder mengenai infotainment silet.
3.7 TEKNIK KEABSAHAN DATA
Teknik keabsahan data pada penelitian ini
menggunakan jenis trustworthiness. Trustworthiness
adalah menguji kebenaran dan kejujuran subjek
73
dalam mengungkap realitas menurut apa yang
dialami dan dirasakan atau dibayangkan.
(Kriyantono, 2006:70) Trustworthiness ini mencakup
dua hal :
1. Aunthenticity, memperluas konstruksi personal
yang dia ungkapkan. Dalam hal ini,
peneliti akan membiarkan informan untuk
bercerita panjang lebar tentang peristiwa
yang terjadi melalui wawancara yang
berkonsep formal dan santai.
2. Analisis triangulasi, menganalisis jawaban subjek
dengan meneliti kebenarannya dengan sumber
data lainnya yang telah tersedia. Ada
beberapa macam triangulasi (Dwidjowinoto
dalam Kriyantono, 2006:70), antara lain :
a) Triangulasi sumber
Membandingkan, atau mengecek ulang
derajat kepercayaan suatu informasi
yang diperoleh dari sumber yang
berbeda.
74
b) Triangulasi waktu
Karena manusia berubah tiap waktu,
maka penulis perlu melakukan observasi
tidak hanya satu kali.
c) Triangulasi teori
Memanfaatkan dua atau lebih teori
untuk kemudian dipadu dan membuahkan
hasil yang komprehensif
d) Triangulasi periset
Menggunakan lebih dari satu periset
dalam mengadakan observasi dan
wawancara. Pengamatan dengan
menggunakan dua periset akan membuat
data lebih absah.
e) Triangulasi metode
Dapat menggunakan lebih dari satu
teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan yang sama.
Uji keabsahan data yang dilakukan akan
menggunakan jenis authenticity, yaitu dalam
melakukan wawancara mendalam secara formal dan
75
santai, informan akan dibiarkan untuk bercerita
dengan panjang lebar mengenai informasi yang
diketahuinya sehingga diperoleh data yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini.
Apabila saat melakukan wawancara dengan
informan menggunakan authenticity penulis tidak
menemukan kesamaan dari sampel yang diambil
(titik temu), maka penulis akan melanjutkan
menggunakan teknik analisis triangulasi. Hal
ini bertujuan untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan sampai dikatakan valid atau
mengalami kejenuhan, yaitu data yang diperoleh
memiliki kesamaan jawaban terus menerus. Macam
triangulasi data yang digunakan diantaranya:
a) Triangulasi sumber
Dalam triangulasi sumber
membandingkan ulang derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh dari sumber
yang berbeda. Garis besar yang ingin
ditanyakan adalah bagaimana penerapan kode
etik jurnalistik televisi pasal 5 pada
76
tayangan infotainment Silet di RCTI.
Peneliti akan berusaha mendapatkan
informasi melalui wawancara dengan:
1. Trivina Oktasari ( sebagai
Penulis naskah pada infotainment
silet di RCTI)
2. Syaiful Halim ( sebagai Jurnalis
Televisi SCTV )
3. Santi Indra Astuti ( sebagai Dosen
Ilmu Jurnalistik dan penulis
naskah di Venusa Advertising)
b) Triangulasi teori
Penulis memanfaatkan beberapa teori
yang dapat mendukung untuk dipadukan
sehingga membuahkan hasil yang
komprehensif.
3.9 TEKNIK ANALISIS DATA
Penelitian bersifat deskriptif ini
bertujuan membuat deskripsi secara sistematis,
faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan
sifat-sifat populasi atau objek tertentu.
77
Metode ini untuk menggambarkan realitas yang
sedang terjadi dan terdiri dari satu variabel.
(Krisyantono, 2007:59)
Di dalam penelitian ini, peneliti
mengunakan satu variabel yaitu variabel Kode
Etik Jurnalistik Televisi. Dimana variabel
tersebut memiliki hubungan dengan isi pesan
pada program infotainment SILET yang sedang
diteliti.