+ All Categories
Home > Documents > BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Sepak Bola 1 ...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Sepak Bola 1 ...

Date post: 09-May-2023
Category:
Upload: khangminh22
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
26
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Sepak Bola 1. Pengertian Sepak Bola Sepak bola merupakan cabang yang sangat popular dikalangan masyarakat seluruh dunia, termasuk indonesia. Masyarakat sangat menikmati permainan sepak bola mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa. Menurut Sucipto dkk (2000: 7) “sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari 11 pemain dan salah satunya penjaga gawang, permainan ini hampir sepenuhnya menggunakan tungkai kaki, kecuali penjaga gawang yang boleh menggunakan lengannya didaerah tendangan hukumannya.” Berdasarkan uraian diatas, maka sepakbola bisa dikatakan permainan yang banyak sekali mengutamakan tungkai kaki sebagai kemampuan dalam bermain sepakbola yang mengutamakan sebuah kerjasama tim demi mencetak gol dan mempertahankan gawangnya agar tidak kemasukan bola. Pada tanggal 21 Mei 1904, atas inisiatif Guarin dari prancis, didirikan federasi sepakbola internasional yang diberi nama Federation Internationale de Football Associaton” yang disingkat FIFA. FIFA adalah badan tertinggi dalam pelaksanaanpertandingan internasional. Di Indonesia, sepakbola pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda. Permainan
Transcript

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Sepak Bola

1. Pengertian Sepak Bola

Sepak bola merupakan cabang yang sangat popular dikalangan

masyarakat seluruh dunia, termasuk indonesia. Masyarakat sangat

menikmati permainan sepak bola mulai dari anak-anak sampai dengan

orang dewasa. Menurut Sucipto dkk (2000: 7) “sepakbola merupakan

permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari 11 pemain dan salah

satunya penjaga gawang, permainan ini hampir sepenuhnya menggunakan

tungkai kaki, kecuali penjaga gawang yang boleh menggunakan lengannya

didaerah tendangan hukumannya.”

Berdasarkan uraian diatas, maka sepakbola bisa dikatakan permainan

yang banyak sekali mengutamakan tungkai kaki sebagai kemampuan dalam

bermain sepakbola yang mengutamakan sebuah kerjasama tim demi

mencetak gol dan mempertahankan gawangnya agar tidak kemasukan bola.

Pada tanggal 21 Mei 1904, atas inisiatif Guarin dari prancis, didirikan

federasi sepakbola internasional yang diberi nama “Federation

Internationale de Football Associaton” yang disingkat FIFA. FIFA adalah

badan tertinggi dalam pelaksanaanpertandingan internasional. Di Indonesia,

sepakbola pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda. Permainan

13

sepak bola dimainkan dilapangan tanah yang berbentuk persegi empat yang

tertutup dengan rumput pendek dan rapat.

Untuk permainan penuh, lapangan sepakbola berukuran panjang sekitar

100-110 m dan lebar 64-75 m. Waktu yang digunakan untuk 1 kali

pertandingan normal sepakbola adalah 2 kali 45 menit. Permainan sepakbola

secara umum dimainkan menggunakan kaki, namun secara umum hanya

penjaga gawang saja yang berhak menyentuh bola dengan tangan atau

lengan di dalam daerah gawangnya, sedangkan 10 (sepuluh) pemain lainnya

dijinkan menggunakan seluruh tubuhnya selain tangan, biasanya untuk

menendang, mengontrol, dan kepala untuk menyundul bola. Tim yang

mencetakgol paling banyak pada akhir pertandingan adalah pemenangnya.

Jika hingga waktu berakhir masih berakhir imbang, maka dapat dilakukan

undian, perpanjangan waktu maupun adu penalti, tergantung dari format

penyelenggaraan kejuaraan. Peraturan pertandingan secara umum diperbarui

setiap tahunnya olehinduk organisasi sepakbola Internasional (FIFA), yang

juga menyelenggarakan Piala Dunia setiap empat tahun sekali.

a. Ukuran Lapangan Sepak bola

Lapangan sepakbola berbentuk persegi panjang dengan ukuran

sebagai berikut, panjang 100 maksimal 110 Meter dan lebarnya 75 sampai

90 Meter. Lebar garis pembatas lapangan adalah 50 cm. dedlam lapangan

terdapat satu lingakaran tengah yang berjari-jari 9,15 cm, dua buah daerah

tendangan gawang seluas 40,32 x 16,5 meter dengan jarak tendangan

pinalti 11 meter.

14

Gambar 2.1

Ukuran Lapangan Sepak Bola

b. Gawang

Tinggi tiang gawang sepak bola ber ukuran 2,24 meter dan panjang mistar

gawang 7,32 meter, diameter gawang 12 cm. Dibelakang gawang di

pasang jala dengan ukuran lubang jala 10 cm.

c. Bola

Bola sepak berukuran 396 sampai 453 gram dan keliling bola 68 sampai

71 cm. Tekanan udara 0,6-1 atm.

1) Manfaat Bermain Sepakbola

Selain membuat bahagia orang yang menonton dan

memainkannya, bermain sepakbola sendiri ternyata memang punya

banyak manfaat untuk kesehatan. Sepakbola adalah latihan fisik yang

bermanfaat bagi kesehatan mental, demikian menurut pakar

kinesiologi dari Canadian National Australian Rules Football Team

yang menjelaskan pula tentang alasan kenapa sepakbola itu bisa

menyehatkan jiwa raga.

15

a) Menjaga kesehatan kardiovaskular

Selama pertandingan seorang pemain sepakbola bisa menempuh

jarak hingga 8-12 kilometer. Hal ini otomatis akan meningkatkan

kemampuan jantung untuk memompa darah ke otot dan membantu

membersihkan penumpukan plak di arteri.

b) Meningkatkan daya tahan tubuh

Tidak hanya meningkatkan kesehatan jantung, karena sepakbola

melibatkan aktivitas berjalan, berlari, melompat dan gerakan lain

yang memerlukan banyak daya tahan. Jadi tidak heran apabila

pemain sepakbola dapat bertahan penuh selama 90 menit.

c) Meningkatkan fungsi otot dan kekuatan tulang

Saat bermain sepakbola tubuh akan terus bergerak secara konstan

sehingga sepakbola melatih otot-otot untuk terus bergerak.

Manfaatnya, semakin tua kepadatan tulang akan tetap terjaga.

d) Melatih kerjasama

Selain melatih kerjasama dalam sebuah tim, sepakbola juga bisa

melatih kerjasama otak dan organ tubuh. Kerjasama ini diperlukan

untuk menggiring bola, berbalik hingga melewati lawan yang

memerlukan kecepatan dan strategi.

Dengan demikian, tidak salah memang bila banyak orang yang

suka bermain sepakbola, karena selain untuk menyalurkan hobi,

bermain sepakbola pun ternyata bermanfaat bagi kesehatan.

16

2) Jenis-jenis Pelanggaran Sepakbola

Pelanggaran adalah sebuah kesalahan yang dibuat oleh seorang

pemaintermasuk kiper baik secara sengaja atau tidak sengaja. Jenis

pelanggaran juga bisa bermacam-macam mulai dari yang sekedar

melanggar aturan permainan, pura-pura jatuh di kotak pinalti, terlibat

kontak fisik dengan pemain tim lawan, mengejek salah satu pemain,

wasit atau official dan lain sebagainya. Akibat dari pelanggaran ini

juga sangat komplikatif mulai dari cedera ringan, perasaan malu,

bersalah hingga cedera berat, bisa dialami sendiri atau oleh pemain tim

lawan.

Jadi boleh dikatakan bahwa semua pelanggaran yang dilakukan

oleh seorang pemain disebut foul. Yang memutuskan terjadi atau

tidaknya sebuah pelanggaran adalah wasit, kedua wasit hakim garis

dan assisten wasit.Tentu atas pertimbangan wasit sesuai dengan

pengalamannya memimpin sebuah pertandingan, aturan main

sepakbola, panduan laga dalam sebuah liga dan lain sebagainya.Sanksi

dari pelanggaran ini bermacam-macam mulai dari nasihat ringan,

teguran, kartu kuning, skorsing beberapa pertandingan, kartu merah,

penalti atau langsung di keluarkan dari pertandingan.Namun jika

pelanggaran itu fatal biasanya selalu berakhir dengan tendangan bebas

atau bahkan pinalti.

Beberapa jenis pelanggaran yang sering dijumpai dalam sebuah

pertandingan sepakbola baik disengaja atau tidak disengaja yang

17

mengakibatkan pelanggaran menurut Sucipto, dkk. (2000:34) adalah

sebagai berikut:

a) Melakukan tackling ke kaki salah satu pemain tim lawan yang

mengakibatkan pemain tim lawan tersebut jatuh tersungkur atau

cedera.

b) Mengangkat kaki terlalu tinggi saat merebut bola.

c) Menerjang pemain tim lawan terutama dari arah belakang.

d) Mendorong salah seorang pemain dari tim lawan apalagi sampai

terjatuh.

e) Memukul salah satu pemain tim lawan.

f) Meludah ke muka wasit atau pemain tim lawan.

g) Menarik baju atau memegang salah satu pemain lawan.

h) Mengejek atau mencemooh wasit dan tim wasit.

i) Pura-pura jatuh di kotak pinalti dengan harapan mendapatkan

kesempatan penalti.

j) Menyentuh atau memegang bola dengan tangan oleh seorang

pemain (handball).

k) Melakukan pola permainan yang membahayakan tim lawan

seperti merebut dan menendang bola yang sudah di pegang oleh

kiper tim lawan.

l) Berdiri di posisi offside.

m) Mengejek dan mengeluarkan kata-kata rasis.

Sedangkan beberapa sanksi yang sering diberikan akibat sebuah

pelanggaran menurut Muhajir (2006:25) adalah sebagai berikut:

a) Kartu kuning (yellow card).

b) Kartu merah (red card).

c) Penalti (penalty kick).

d) Dikeluarkan dari pertandingan.

e) Skorsing pertandingan

f) Denda sejumlah uang.

g) Tendangan bebas (freekick).

Hal-hal yang menyebabkan sering terjadinya pelanggaran dalam

sepak bola adalah kurang dihormatinya peraturan-peraturan yang

ada.Pelanggaran dan kelakuan tidak sopan yang dilakukan oleh para

pemain juga bisa menjadi sumber pemicu terjadinya perselisihan yang

akan menyebakan pelanggaran. Disini tugas wasit dalam permainan

18

sepak bola adalah memimpin jalannya pertandingan agar berjalan

lancar dari mulai awal hingga pertandingan berakhir, agar tidak terjadi

perselisihan yang memicu terjadinya pelanggaran dalam pertandingan

wasit harus berlaku adil dalam menjalankan peraturan-peraturan

bermain sepakbola.

2. Teknik-teknik Dasar Sepak Bola

Gerak dasar atau teknik-teknik dasar pada permainan sepak bola adalah

gerakan-gerakan agar memudahkan mengolah bola pada saat bermain.

Menurut Mellius dan J. Santoso (2014 : 33) Teknik dasar sepak bola adalah

sebagai berikut:

a. Menggiring Bola (Dribble)

Menu wajib dan paling mendasar dalam latihan sepak bola adalah

penguasaan bola secara individu dengan meningkatkan kemampuan

menggiring (dribble). Dribble yaitu teknik menguasai, menggiring bola

dan gerakan menghindar agar bola tidak direbut oleh lawan dengan

membawa bola maju kedepan menembus pertahanan lawan. Gerakan ini

dilakukan dengan menendang bola secara terputus-putus atau pelan-

pelan, oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring

bola sama dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang

bola.

Ada beberapa pola latihan menggiring bola, di antaranya adalah sebagai

berikut:

19

1). Melewati Cones

a) Arah menggiring bola adalah zig-zag melewati cones;

b) Posisikan bola di bagian dalam dan luar kaki secara bergantian;

c) Apabila menggiring menggunakan kaki kanan (kecuali kidal)

maka gunakan bagian kanan luar untuk ke arah kanan melewati

cones;

2). Melewati galah “Orang-orangan”

a) Arah menggiring bola zig-zag, sama halnya dengan teknik

menggiring yang pertama, tetapi kali ini melewati “orang-

orangan”;

b) Posisikan bola di bagian dalam dan luar kaki secara bergantian;

c) Tahap berikutnya, gunakan kedua kaki kanan dan kiri. Membuat

zig-zag ke kanan menggunakan bagian dalam dan luar kaki

kanan. Sementara membuat zig-zag ke kiri menggunakan bagian

dalam dan luar kaki kiri.

b. Mengoper (Passing)

Passing adalah teknik dasar mengoper dalam sepakbola, dengan

cara memberikan bola pada rekan tim. Akhir-akhir ini, banyak sekali

berbaga macam cara yang dilakukan oleh siswa untuk melatih ketepatan

dalam mengoper bola sehingga siswa tersebut mampu menguasai teknik

tersebut dengan baik.

20

Gambar 2.2

Teknik melakukan Passing/mengoper bola

1). Posisi Bola dan Kaki

a) Kaki yang digunakan adalah bagian dalam;

b) Apabila operan mendatar, maka tendang bola pada bagian lingkar

tengah;

c) Apabila operan lambung, maka tendang bola bagian lingkar bawah;

d) Sebagai penyeimbang, buka kedua lengan sesuai dengan takaran

masing-masing;

e) Badan jangan terlalu condong ke belakang karena akan merusak

keseimbangan.

2). Operan Segitiga (Triangel Passing)

a) Buat grup berjumlah tiga orang;

b) Ambil posisi berdiri menyerupai segitiga;

c) Operkan bola kepada teman, dan gunakan teknik mengoper dengan

benar;

d) Sebaiknya tidak terburu-buru dalam mengoper ketika latihan

karena hal itu berpengaruh terhadap ketepatan operan;

21

e) Dalam pertandingan sepak bola yang sesungguhnya, ketepatan

sebuah operan sangat menentukan kerja sama tim yang baik;

f) Penguasaan bola yang kuat, ditentukan dengan kualitas operan.

3). Kontrol Bola

a). Kontrol Kaki

(1) Pastikan badan rileks sebelum menerima bola;

(2) Menyambut bola datang, majukan bagian dalam kaki kanan

atau kiri bagi yang kidal;

(3) Angkat lutut ke atas sedikit untuk menahan bola datang

dengan bagian dalam kaki kanan atau kiri bagi yang kidal.

b). Kontrol Paha

(1) Berdiri rileks dengan kedua kaki dibuka sedikit lebar;

(2) Mata fokus pada arah datanya bola;

(3) Perkirakan jatuhnya bola;

(4) Angkat salah satu paha, dan tahan bola yang datang dengan

rileks sambil pada saat yang sama turunkan paha sedikit agar

bola tidak memantul keras;

(5) Sudut paha harus berada pada kira-kira 45 derajat;

(6) Setelah bola menempel beberapa waktu di paha, segera

turunkan untuk dapat dikontrol dengan kaki.

c. Menendang (Shooting)

Shooting atau tembakan merupakan salah satu cara untuk

memasukan bola atau menciptakan gol ke gawang lawan dengan

22

menggunakan kaki sebagai subyek geraknya. Sucipto dkk. (2000: 11)

menyatakan, “Menendang bola merupakan pola gerak dominan yang

paling penting dalam permainan sepak bola. Pada dasarnya bermain

sepak bola itu tidak lain dari permainan menendang bola”.

B. Teknik Passing Dalam Permainan Sepak Bola

Passing adalah mengumpan atau mengoper bola kepada teman. Passing

yang baik dan benar sangat dibutuhkan dalam permainan sepak bola, karena

dengan menguasai tehnik ini maka akan mempermudah teman kita untuk

menerima bola. Passing dikatakan Sucipto dkk (2000: 17) “adalah teknik dasar

mengoper dalam sepak bola agar bola lebih cepat melaju ke arah lawan,

dengan catatan arah bola yang tepat kepada rekan tim nya sendiri”.

Seperti halnya menendang, passing juga bisa dilakukan dengan kaki

bagian luar dan bagian dalam atau bisa dengan kepala, dada ( kalau kita

memang sudah benar-benar menguasai tehnik ini. Teknik passing dapat

dilakukan dengan menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar.

Posisi badan saat melakukan passing dengan menggunakan kaki bagian dalam:

Badan menghadap sasaran di belakang bola. Kaki tumpu berada disamping

bola kurang lebih 15 cm, ujung kaki menghadap sasaran, lutut sedikit ditekuk.

kaki tendang ditarik kebelakang, dan ayunkan ke depan.

23

Gambar 2.3

Passing Menggunakan Kaki Bagian Dalam

Gambar 2.4

Passing Menggunakan Kaki Bagian Luar

Menendang dalam permainan sepakbola memiliki beberapa tujuan

diantaranya untuk mengumpan. Bentuk dari umpan yang diharapkan adalah

tepat sasaran sehingga satu team tidak kesulitan dalam menerima dan

menguasai bola. Mengumpan (passing) bola dapat dilakukan dengan berbagai

situasi dan kondisi pada saat yang tepat disesuaikan dengan jarak yang

terdekat (short passing) atau jarak yang terjauh (long passing).

24

Berbagai bentuk passing dapat dilakukan baik satu sentuhan (wall pass)

maupun lebih. Untuk jenis passing satu sentuhan pada dasarnya sangat efektif

untuk mengumpan jarak dekat, sedangkan passing yang lebih dari satu

sentuhan lebih efektif untuk mengumpan dengan jarak yang jauh. Posisi kawan

dan lawan sangat mempengaruhi jenis passing yang akan dilakukan, pemain

yang memiliki atau menguasai teknik menendang atau passing dengan baik

akan dapat bermain secara efisien. Untuk dapat menguasai teknik dasar dengan

baik perlu dilatih secara berulang-ulang, sistematis, serta secara progresif

beban berlatih hanya ditambah atau ditingkatkan.

Kesempurnaan teknik-teknik dasar dari setiap gerakan passing adalah

penting oleh karena akan menentukan gerak keseluruhan, dengan demikian

gerak-gerak dasar setiap bentuk bentuk teknik yang diperlukan haruslah dilatih

dan dikuasai secara sempurna. Latihan teknik passing yang di maksud guna

membentuk dan mengembangkan kebiasaan motorik dari system saraf otot.

Harsono (2007) mengungkapkan mengenai latihan teknik adalah sebagai

berikut:“ yang di maksud dengan latihan teknik disini adalah latihan untuk

mempermahir teknik-teknik gerakan yang diperlukan untuk mampu

melakukan cabang olahraga yang dilakukan atlet: misalnya teknik menendang

bola, membending smes dan sebagainya.”

Dari pendapat Harsono di atas dapat penulis jelaskan bahwa setiap bentuk

teknik dasar sepakbola dalam hal ini passing perlu dilatih dan dikuasai secara

sempurna sehingga terwujud efektifitas dan efisiensi dalam permainan

25

sepakbola. Untuk mensiasati model latihan teknik dengan semangat latihan

yang baik pelatih dapat menciptakan latihan yang bervariasi.

Permainan sepak bola merupakan suatu permainan menguasai bola,

merebutnya kembali bila sedang dikuasai lawan, dan memasukkan bola ke

gawang lawan. Sepak bola adalah permainan yang membutuhkan kemampuan

individu disamping kerja sama kelompok. Untuk itu, seorang pesepakbola

diwajibkan menguasai teknik, skill dan fisik yang baik agar dapat bermain

dengan baik dalam suatu pertandingan.

C. Tinjauan Tentang Gaya Mengajar

1. Pengertian Belajar dan Mengajar

Menurut Husdarta (2010: 2) berikut pengertian tentang belajar dan mengajar.

a. Belajar

Apakah yang dimaksud dengan belajar? Belajar dimaknai sebagai

proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara

individu dengan lingkungan. Tingkah laku itu mencakup aspek

pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Tingkah laku dapat dibagi menjadi

dua kelompok, yaitu yang dapat diamati dan yang tidak. Tingkah laku yang

dapat diamati disebut behavioral performance, sedangkan yang tidak

dapat diamati disebut behavioral tendency. Pengetahuan, keterampilan, dan

sikap yang dimiliki siswa dapat diukur dan performanya. Performa ini

dapat berupa kemampuan menyebutkan beberapa jenis teknik dasar sepak

bola atau bisa juga kemampuan melakukan teknik passing, dribble,

shooting, dan sebagainya. Jadi guru dapat mengidentifikasi hasil belajar

26

melalui performa siswa. Namun demikan, tidak semua perubahan tingkah

laku tersebut sebagai hasil belajar. Ada juga perubahan itu yang disebabkan

oleh bukan hasil belajar melainkan faktor kematangan. Kedua faktor ini

satu sama lain saling mengisi guna meraih hasil belajar yang jauh lebih

baik.

Jadi, perubahan tingkah laku dalam proses belajar merupakan akibat

dari interaksi siswa dengan lingkungannya. Interaksi ini berlangsung

secara disengaja. Hal ini terbukti dari adanya tujuan yang ingin dicapai,

motivasi untuk belajar, dan kesiapan siswa untuk belajar baik secara fisik

maupun psikis.

b. Mengajar

Mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Guru

berperan tidak hanya menyampaikan informasi kepada siswa saja tetapi

juga guru harus berusaha agar siswa mau belajar. Karena mengajar sebagai

upaya yang disengaja, maka guru terlebih dahulu harus mempersiapkan

bahan yang akan disajikan kepada siswa.

Upaya yang guru lakukan ini dimaksudkan agar tujuan yang telah

dirumuskan dapat dicapai. Adapun arah yang akan dituju oleh proses

belajar adalah tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan guru dan

diketahui oleh siswa. Jadi, jelas di sini bahwa aktivitas pembelajaran yang

paling menonjol ada pada siswa. Guru cenderung berperan sebagai

fasilitator dan motivator agar siswa mau untuk belajar (learn how to learn).

Disinilah letak kerumitan pembelajaran bagi guru. Guru dihadapkan pada

27

benda hidup dengan karakteristik yang amat berbeda untuk masing-masing

siswa.

2. Gaya Mengajar

Menurut Mosston (Husdarta, 2010:31) gaya mengajar terdiri dari dua

kelompok, yaitu gaya mengajar langsung dan tidak langsung. Paparan lebih

lengkap dijelaskan sebagai berikut:

a. Gaya mengajar komando;

b. Gaya mengajar praktik;

c. Gaya mengjar reciprocal;

d. Gaya mengjar inklusi;

e. Gaya mengajar eksplorasi;

f. Gaya mengajar guided discovery;

g. Gaya mengajar divergent production;

1) Gaya Mengajar Komando

Gaya ini bertujuan mengarahkan siswa dalam melakukan tugas gerak

secara akurat dan di dalam waktu yang singkat. Siswa harus mengikuti

segala instruksi yang disampaikan oleh guru. Dalam gaya komando peran

guru sangat dominan yaitu:

a) Membuat segala keputusan dalam pembelajaran.

b) Membuat semua keputusan terkait dengan: mata pelajaran, susunan

pelaksanaan tugas, memulai dan mengakhiri waktu pelaksanaan

pengajaran, interval, dan mengklarifikasi berbagai pertanyaan siswa.

c) Memberi umpan balik kepada siswa mengenai peran guru dan materi.

Adapun peran siswa adalah hanya mengikuti dan melaksanakan tugas

yang diinstruksikan guru.

28

2) Gaya Mengajar Praktik

Tujuan dari gaya ini adalah menawarkan kepada siswa waktu untuk

melakukan latihan secara individu atau privat. Dalam gaya ini siswa

mempunyai peranan untuk melaksanakan tugas dan segala keputusan

dalam pelaksanaan tugas itu diserahkan kepada siswa. Adapun peranan

guru adalah menjawab berbagai pertanyaan yang siswa ajukan serta

menjelaskan mengenai penampilam siswa dan memberi umpan balik akhir

pembelajaran.

3) Gaya Mengajar Reciprocal

Gaya ini dimulai dengan memperhatikan perubahan yang lebih besar

dalam membuat keputusan dari guru kepada siswa. Siswa bertanggung

jawab untuk mengobservasi penampilan dari teman atau pasangannya dan

memberikan umpan balik segera pada setiap kali melakukan gerakan.

Dalam gaya ini guru mempersiapkan lembar tugas yang menjelaskan

tugas yang harus dilakukan, berikut kriteria evaluasi yang berfungsi untuk

menentukan bahwa gerakan yang dilakukan oleh pasangannya itu sudah

sesuai dengan rujukan. Deskripsi semacam ini akan membantu siswa

selaku pengamat dalam analisis tugasnya. Di samping lembar tugas yang

menguraikan peranan pengamat dan pelaku juga lamanya waktu yang

dibutuhkan beserta jumlah gerakan yang harus dilakukan dalam setiap kali

pengajaran berlangsung.

Secara umum setiap kali guru akan memberikan pelajaran, guru harus

memulainya dengan memberikan peragaan dan menguraikan cara

29

melaksanakan skill itu dan mengklarifikasi lembar tugasnya. Latihan

selanjutnya, siswa melakukan bersama-sama dengan pasangan masing-

masing di mana yang satu bertindak selaku pengamat dan yang lainnya

melakukan aktivitas pendidikan jasmani berupa gerakan. Setelah itu, guru

menyuruh siswa untuk bergantian dalam melakukan tugasnya. Yang

sebelumnya bertugas sebagai pengamat menjadi pelaku dan sebaliknya.

Kegiatan ini dapat diulang beberapa kali tergantung gerakan mana yang

masih dianggap perlu dilatih.

4) Gaya Mengajar Inklusi

Tujuan dari gaya ini adalah membelajarkan siswa pada level

kemampuan masing-masing. Setiap siswa diharuskan terlibat dalam

proses pemelajaran ini, karena siswa dapat memilih aktivitas yang mereka

anggap mampu untuk melakukannya. Perenan siswa adalah mencoba

melakukan gerakan untuk setiap tingkatkan kesulitan. Siswa dapat

memilih gerakan yang mereka anggap mampu. Siswa dapat melanjutkan

aktivitasnya pada level yang lebih sukar apabila dianggap mampu.

Sementara itu peranan guru adalah mempersiapkan tugas gerak yang

akan dilakukan siswa dan menentukan tingkat kesukaran di dalam tugas

tersebut. Guru harus mempersiapkan kriteria untuk masing-masing

tahapan tugas. Gaya mengajar ini dikategorikan sebagai gaya mengajar

langsung karena yang lebih banyak berperan adalah guru (teacher

centered).

30

5) Gaya Mengajar Eksplorasi

Gaya mengajar ini memfokuskan proses belajar pada siswa (student

centered). Dalam gaya mengajar eksplorasi, tugas gerak didesain untuk

memungkinkan siswa bergerak secara bebas seperti yang dinginkan siswa.

Gaya mengajar eksplorasi sama halnya dengan gaya mengajar problem

solving, tetapi siswa mengeksplorasi gerak dengan cara yang lebih umum

dengan sedikit sekali arahan dari guru. Gaya ini dapat digunakan untuk

memperkenalkan konsep, ide, dan memperoleh respons yang original dari

siswa.

Gaya ini juga memberikan siswa peluang bekerja mandiri dan

menggali kemampuannya sendiri dan menghasilkan sikap percaya diri

yang lebih besar pada siswa.

6) Gaya Mengajar Guided Dscovery

Tujuan dari gaya ini adalah untuk mencari alternatif jawaban dalam

bentuk gerakan yang ditanyakan oleh guru. Contoh, guru mengajukan

beberapa pertanyaan seperti cara melakukan tendangan ke gawang dengan

jarak tendangan yang berbeda.

Perenan siswa adalah memperhatikan paparan yang diuraikan guru,

mencari jawaban untuk setiap pertanyaan secara berurutan, dan

menemukan jawaban yang tepat berdasarkan konsep gerak. Sedangkan

peranan guru adalah mendesain pertanyaan, menyajikan pertanyaan

kepada siswa. Memberikan umpan balik dan menjelaskan konsep gerak

yang tepat.

31

7) Gaya Mengajar Divergent Production

Gaya ini bertujuan melibatkan siswa dalam menemukan berbagai

jawaban terhadap satu jenis pertanyaan. Contoh, guru menyusun siswa

mengoper bola ke temannya sementara di depannya ada lawan yang

menghalanginya. Bagaimana upaya siswa itu untuk melewatkan bola agar

dapat dikuasai temannya.

Peranan siswa adalah menghasilkan berbagai respons dan

memverifikasi respons tersebut untuk tugas yang diinstruksikan oleh guru

kepadanya. Sementara peranan guru adalah membuat keputusan yang

tepat mengenai jawaban siswa serta menerima respons tersebut.

3. Pengertian Gaya Mengajar Inklusi

Husdarta (2010: 33) menyatakan tentang gaya mengajar inklusi sebagai

berikut:

Gaya mengajar Inklusi dikategorikan sebagai gaya mengajar

langsung karena lebih banyak berperan adalah guru (Teacher

Centered). Tujuan gaya ini adalah membelajarkan siswa pada level

kemampuan masing-masing. Peranan siswa adalah mencoba

melakukan gerakan untuk setiap tingkatan kesulitan. Siswa dapat

memilih gerakan yang mereka anggap mampu. Sementara itu

peranan guru adalah mempersiapkan tugas gerak yang akan

dilakukan siswa dan menentukan tingkat kesukaran di dalam tugas

tersebut. Guru harus mempersiapkan kriteria untuk masing-masing

tahapan tugas.

32

4. Pengertian Gaya Mengajar Eksplorasi

Husdarta (2010: 33) menyatakan tentang gaya mengajar eksplorasi

sebagai berikut:

Gaya mengajar Eksplorasi memfokuskan proses belajar pada siswa

(Student Centered). Dalam gaya mengajar eksplorasi, tugas gerak

didesain untuk memungkinkan siswa bergerak secara bebas seperti

yang diinginkan siswa, gaya mengajar eksplorasi ini sama dengan

gaya mengajar problem solving, tetapi siswa mengeksplorasi gerak

dengan cara yang lebih umum dengan sedikit sekali arahan dari

guru. Gaya ini dapat digunakan untuk memperkenalkan konsep, ide

dan memperoleh respon yang original dari siswa.

D. Penerapan Gaya Mengajar Inklusi terhadap Keterampilan Passing Dalam

Permainan Sepak Bola.

1. Keuntungan Gaya Mengajar Inklusi terhadap Keterampilan Passing Dalam

Permainan Sepak Bola

a. Siswa dapat memilih tingkat atau level kesulitan melakukan teknik dasar

sepak bola sesuai dengan kemampuannya.

b. Siswa dapat mengetahui tingkat keterampilannya.

c. Siswa dapat meningkatkan keterampilan teknik dasar sepak bola secara

bertahap.

d. Siswa tidak merasa minder dengan kemampuan yang dimiliki.

2. Penerapan Gaya Mengajar Inklusi terhadap Keterampilan Passing dalam

Permainan Sepak Bola

a. Guru menjelaskan materi yang akan disampaikan kemudian

mempraktikan materi tersebut secara gamblang kepada siswa.

33

b. Siswa harus memperhatikan dan memikirkan sebuah prosedur yang

dibutuhkan, maksudnya adalah melakukan gerakan – gerakan yang

sudah didemonstrasikan oleh guru.

c. Guru mempersiapkan tugas yang akan dilakukan siswa dan menentukan

tingkat kesukaran di dalam tugas tersebut.

d. Guru mempersiapkan kriteria untuk masing – masing tahapan tugas.

e. Dalam melakukan gerakan tersebut, siswa mencoba melakukan gerakan

untuk setiap tingkatan kesulitan, mana yang dianggap paling mudah

sesuai dengan kemampuannya masing – masing.

f. Mengamati, mengevaluasi, dan menilai. Siswa dapat melanjutkan

aktivitasnya pada level yang lebih sukar apabila dianggap mampu.

E. Penerapan Gaya Mengajar Eksplorasi terhadap Keterampilan Passing

Dalam Permainan Sepak Bola.

1. Keuntungan Gaya Mengajar Eksplorasi terhadap Keterampilan Passing

Dalam Permainan Sepak Bola

a. Siswa dapat bergerak secara bebas dalam melakukan gerakan teknik

dasar sepak bola.

b. Siswa menyalurkan ide, konsep, dan gagasannya.

c. Memberikan peluang pada siswa bekerja mandiri dan menggali

kemampuannya sendiri.

d. Menghasilkan sikap percaya diri yang lebih besar pada siswa dalam

melakukan teknik-teknik dasar sepak bola.

e. Siswa dapat menemukan gerakan-gerakan baru.

34

2. Penerapan Gaya Mengajar Inklusi terhadap Keterampilan Passing Dalam

Permainan Sepak Bola.

Dalam penerapan gaya mengajar eksplorasi, terdapat langkah-langkah

yang harus dilakukan oleh guru, diantaranya sebagai berikut.

a. Guru menyajikan masalah kepada siswa dalam bentuk pertanyaan atau

pernyataan yang merangsang untuk berfikir. Tidak ada penjelasan atau

demonstrasi karena pemecahan masalahnya bersumber dari anak.

b. Siswa harus memikirkan sebuah prosedur yang dibutuhkan, maksudnya

adalah suatu rangkaian gerakan yang harus dilakukan dalam melakukan

teknik-teknik dasar sepak bola yaitu passing.

c. Dalam melakukan gerakan tersebut, siswa mencoba mencari jalan

keluar agar bisa melakukan teknik-teknik semaksimal mungkin. Guru

hanya menjadi penasihat, seperti menjawab pertanyaan dari siswa yang

nantinya akan membantu siswa, mendorong, dan memotivasi siswa,

serta memberikan komentar kepada siswa.

d. Mengamati, mengevaluasi, dan berdiskusi. Setiap siswa perlu

memperoleh kesempatan untuk menemukan jawaban dan mengamati

apa yang ditemukan siswa lainnya. Aneka hasil temuan dapat

dipertunjukan oleh anak secara perorangan, kelompok kecil, bagian

yang agak lebih besar, atau bagian dari kelas.

e. Penghalusan dan perluasan. Setelah mengamati pemecahan yang

dilakukan siswa, siswa diberikan kesempatan mengemukakan

35

gagasannya, melakukan kembali suatu gerakan yang ia temukan dengan

mendiskusikan gagasannya dengan yang lainnya.

F. Kerangka Pemikiran

Menurut Aziz Alimul Hidayat (2007:18) “Kerangka pemikiran merupakan

justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dipilih sesuai dengan identifikasi

masalahnya”.

Dalam proses belajar mengajar, terdapat dua kegiatan yang saling

beridentifikasi, yaitu kegiatan belajar yang dilakukan siswa dan kegiatan

mengajar yang diperankan oleh guru. Guru memberi motifasi dan siswa

merespon motifasi tersebut, sehingga terjadilah proses belajar mengajar yang

ditandai perubahan ke arah yang lebih baik untuk menjadikan siswa belajar

menjadi lebih aktif. Interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa dalam

proses belajar mengajar merupakan interskdi edukatif dalam arti interaksi

tersebut berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan atau pengajaran.

Gaya mengajar Inklusi dikategorikan sebagai gaya mengajar langsung

karena lebih banyak berperan adalah guru (Teacher Centered). Tujuan gaya ini

adalah membelajarkan siswa pada level kemampuan masing-masing. Peranan

siswa adalah mencoba melakukan gerakan untuk setiap tingkatan kesulitan.

Siswa dapat memilih gerakan yang mereka anggap mampu. Sementara itu

peranan guru adalah mempersiapkan tugas gerak yang akan dilakukan siswa

dan menentukan tingkat kesukaran di dalam tugas tersebut. Guru harus

mempersiapkan kriteria untuk masing-masing tahapan tugas.

36

Gaya mengajar Eksplorasi memfokuskan proses belajar pada siswa

(Student Centered). Dalam gaya mengajar eksplorasi, tugas gerak didesain

untuk memungkinkan siswa bergerak secara bebas seperti yang diinginkan

siswa, gaya mengajar eksplorasi ini sama dengan gaya mengajar problem

solving, tetapi siswa mengeksplorasi gerak dengan cara yang lebih umum

dengan sedikit sekali arahan dari guru. Gaya ini dapat digunakan untuk

memperkenalkan konsep, ide dan memperoleh respon yang original dari siswa.

Passing adalah teknik dasar mengoper dalam sepakbola agar bola lebih

cepat melaju ke arah lawan, dengan catatan arah bola yang tepat kepada rekan

tim nya sendiri. Akhir-akhir ini, banyak sekali berbaga macam cara yang

dilakukan oleh siswa untuk melatih ketepatan dalam mengoper bola sehingga

siswa tersebut mampu menguasai teknik tersebut dengan baik.

Hal ini dapat dilihat dari aktifnya siswa dalam mempelajari apa yang

diberikan oleh guru melalui tugas-tugas. Menyebabkan anak mengetahui apa

yang harus mereka lakukan dan mengetahui bagaimana siswa dapat

memperbaikinya.

G. Hipotesis Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:71) : “Hipotesis dapat diartikan

sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.

Sesuai dengan keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan

yang ada dalam penelitian, yang masih perlu dibuktikan kebenarannya melalui

37

perhitungan statistik dari data yang diperoleh hipotesis adalah asumsi atau

dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal yang sering

dituntut untuk melakukan pengecekan. Berdasarkan pernyataan diatas, maka

penulis mengajukan hipotesa dari penelitian ini adalah:

1. Gaya mengajar inklusi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

keterampilan passing dalam permainanan sepak bola pada siswa putra

kelas X SMK Pasundan Subang;

2. Gaya mengajar eksplorasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

keterampilan passing dalam permainanan sepak bola pada siswa putra

kelas X SMK Pasundan Subang;

3. Gaya mengajar eksplorasi lebih memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap keterampilan passing dalam permainanan sepak bola pada siswa

putra kelas X SMK Pasundan Subang.


Recommended