Date post: | 09-May-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | khangminh22 |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Sepak Bola
1. Pengertian Sepak Bola
Sepak bola merupakan cabang yang sangat popular dikalangan
masyarakat seluruh dunia, termasuk indonesia. Masyarakat sangat
menikmati permainan sepak bola mulai dari anak-anak sampai dengan
orang dewasa. Menurut Sucipto dkk (2000: 7) “sepakbola merupakan
permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari 11 pemain dan salah
satunya penjaga gawang, permainan ini hampir sepenuhnya menggunakan
tungkai kaki, kecuali penjaga gawang yang boleh menggunakan lengannya
didaerah tendangan hukumannya.”
Berdasarkan uraian diatas, maka sepakbola bisa dikatakan permainan
yang banyak sekali mengutamakan tungkai kaki sebagai kemampuan dalam
bermain sepakbola yang mengutamakan sebuah kerjasama tim demi
mencetak gol dan mempertahankan gawangnya agar tidak kemasukan bola.
Pada tanggal 21 Mei 1904, atas inisiatif Guarin dari prancis, didirikan
federasi sepakbola internasional yang diberi nama “Federation
Internationale de Football Associaton” yang disingkat FIFA. FIFA adalah
badan tertinggi dalam pelaksanaanpertandingan internasional. Di Indonesia,
sepakbola pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda. Permainan
13
sepak bola dimainkan dilapangan tanah yang berbentuk persegi empat yang
tertutup dengan rumput pendek dan rapat.
Untuk permainan penuh, lapangan sepakbola berukuran panjang sekitar
100-110 m dan lebar 64-75 m. Waktu yang digunakan untuk 1 kali
pertandingan normal sepakbola adalah 2 kali 45 menit. Permainan sepakbola
secara umum dimainkan menggunakan kaki, namun secara umum hanya
penjaga gawang saja yang berhak menyentuh bola dengan tangan atau
lengan di dalam daerah gawangnya, sedangkan 10 (sepuluh) pemain lainnya
dijinkan menggunakan seluruh tubuhnya selain tangan, biasanya untuk
menendang, mengontrol, dan kepala untuk menyundul bola. Tim yang
mencetakgol paling banyak pada akhir pertandingan adalah pemenangnya.
Jika hingga waktu berakhir masih berakhir imbang, maka dapat dilakukan
undian, perpanjangan waktu maupun adu penalti, tergantung dari format
penyelenggaraan kejuaraan. Peraturan pertandingan secara umum diperbarui
setiap tahunnya olehinduk organisasi sepakbola Internasional (FIFA), yang
juga menyelenggarakan Piala Dunia setiap empat tahun sekali.
a. Ukuran Lapangan Sepak bola
Lapangan sepakbola berbentuk persegi panjang dengan ukuran
sebagai berikut, panjang 100 maksimal 110 Meter dan lebarnya 75 sampai
90 Meter. Lebar garis pembatas lapangan adalah 50 cm. dedlam lapangan
terdapat satu lingakaran tengah yang berjari-jari 9,15 cm, dua buah daerah
tendangan gawang seluas 40,32 x 16,5 meter dengan jarak tendangan
pinalti 11 meter.
14
Gambar 2.1
Ukuran Lapangan Sepak Bola
b. Gawang
Tinggi tiang gawang sepak bola ber ukuran 2,24 meter dan panjang mistar
gawang 7,32 meter, diameter gawang 12 cm. Dibelakang gawang di
pasang jala dengan ukuran lubang jala 10 cm.
c. Bola
Bola sepak berukuran 396 sampai 453 gram dan keliling bola 68 sampai
71 cm. Tekanan udara 0,6-1 atm.
1) Manfaat Bermain Sepakbola
Selain membuat bahagia orang yang menonton dan
memainkannya, bermain sepakbola sendiri ternyata memang punya
banyak manfaat untuk kesehatan. Sepakbola adalah latihan fisik yang
bermanfaat bagi kesehatan mental, demikian menurut pakar
kinesiologi dari Canadian National Australian Rules Football Team
yang menjelaskan pula tentang alasan kenapa sepakbola itu bisa
menyehatkan jiwa raga.
15
a) Menjaga kesehatan kardiovaskular
Selama pertandingan seorang pemain sepakbola bisa menempuh
jarak hingga 8-12 kilometer. Hal ini otomatis akan meningkatkan
kemampuan jantung untuk memompa darah ke otot dan membantu
membersihkan penumpukan plak di arteri.
b) Meningkatkan daya tahan tubuh
Tidak hanya meningkatkan kesehatan jantung, karena sepakbola
melibatkan aktivitas berjalan, berlari, melompat dan gerakan lain
yang memerlukan banyak daya tahan. Jadi tidak heran apabila
pemain sepakbola dapat bertahan penuh selama 90 menit.
c) Meningkatkan fungsi otot dan kekuatan tulang
Saat bermain sepakbola tubuh akan terus bergerak secara konstan
sehingga sepakbola melatih otot-otot untuk terus bergerak.
Manfaatnya, semakin tua kepadatan tulang akan tetap terjaga.
d) Melatih kerjasama
Selain melatih kerjasama dalam sebuah tim, sepakbola juga bisa
melatih kerjasama otak dan organ tubuh. Kerjasama ini diperlukan
untuk menggiring bola, berbalik hingga melewati lawan yang
memerlukan kecepatan dan strategi.
Dengan demikian, tidak salah memang bila banyak orang yang
suka bermain sepakbola, karena selain untuk menyalurkan hobi,
bermain sepakbola pun ternyata bermanfaat bagi kesehatan.
16
2) Jenis-jenis Pelanggaran Sepakbola
Pelanggaran adalah sebuah kesalahan yang dibuat oleh seorang
pemaintermasuk kiper baik secara sengaja atau tidak sengaja. Jenis
pelanggaran juga bisa bermacam-macam mulai dari yang sekedar
melanggar aturan permainan, pura-pura jatuh di kotak pinalti, terlibat
kontak fisik dengan pemain tim lawan, mengejek salah satu pemain,
wasit atau official dan lain sebagainya. Akibat dari pelanggaran ini
juga sangat komplikatif mulai dari cedera ringan, perasaan malu,
bersalah hingga cedera berat, bisa dialami sendiri atau oleh pemain tim
lawan.
Jadi boleh dikatakan bahwa semua pelanggaran yang dilakukan
oleh seorang pemain disebut foul. Yang memutuskan terjadi atau
tidaknya sebuah pelanggaran adalah wasit, kedua wasit hakim garis
dan assisten wasit.Tentu atas pertimbangan wasit sesuai dengan
pengalamannya memimpin sebuah pertandingan, aturan main
sepakbola, panduan laga dalam sebuah liga dan lain sebagainya.Sanksi
dari pelanggaran ini bermacam-macam mulai dari nasihat ringan,
teguran, kartu kuning, skorsing beberapa pertandingan, kartu merah,
penalti atau langsung di keluarkan dari pertandingan.Namun jika
pelanggaran itu fatal biasanya selalu berakhir dengan tendangan bebas
atau bahkan pinalti.
Beberapa jenis pelanggaran yang sering dijumpai dalam sebuah
pertandingan sepakbola baik disengaja atau tidak disengaja yang
17
mengakibatkan pelanggaran menurut Sucipto, dkk. (2000:34) adalah
sebagai berikut:
a) Melakukan tackling ke kaki salah satu pemain tim lawan yang
mengakibatkan pemain tim lawan tersebut jatuh tersungkur atau
cedera.
b) Mengangkat kaki terlalu tinggi saat merebut bola.
c) Menerjang pemain tim lawan terutama dari arah belakang.
d) Mendorong salah seorang pemain dari tim lawan apalagi sampai
terjatuh.
e) Memukul salah satu pemain tim lawan.
f) Meludah ke muka wasit atau pemain tim lawan.
g) Menarik baju atau memegang salah satu pemain lawan.
h) Mengejek atau mencemooh wasit dan tim wasit.
i) Pura-pura jatuh di kotak pinalti dengan harapan mendapatkan
kesempatan penalti.
j) Menyentuh atau memegang bola dengan tangan oleh seorang
pemain (handball).
k) Melakukan pola permainan yang membahayakan tim lawan
seperti merebut dan menendang bola yang sudah di pegang oleh
kiper tim lawan.
l) Berdiri di posisi offside.
m) Mengejek dan mengeluarkan kata-kata rasis.
Sedangkan beberapa sanksi yang sering diberikan akibat sebuah
pelanggaran menurut Muhajir (2006:25) adalah sebagai berikut:
a) Kartu kuning (yellow card).
b) Kartu merah (red card).
c) Penalti (penalty kick).
d) Dikeluarkan dari pertandingan.
e) Skorsing pertandingan
f) Denda sejumlah uang.
g) Tendangan bebas (freekick).
Hal-hal yang menyebabkan sering terjadinya pelanggaran dalam
sepak bola adalah kurang dihormatinya peraturan-peraturan yang
ada.Pelanggaran dan kelakuan tidak sopan yang dilakukan oleh para
pemain juga bisa menjadi sumber pemicu terjadinya perselisihan yang
akan menyebakan pelanggaran. Disini tugas wasit dalam permainan
18
sepak bola adalah memimpin jalannya pertandingan agar berjalan
lancar dari mulai awal hingga pertandingan berakhir, agar tidak terjadi
perselisihan yang memicu terjadinya pelanggaran dalam pertandingan
wasit harus berlaku adil dalam menjalankan peraturan-peraturan
bermain sepakbola.
2. Teknik-teknik Dasar Sepak Bola
Gerak dasar atau teknik-teknik dasar pada permainan sepak bola adalah
gerakan-gerakan agar memudahkan mengolah bola pada saat bermain.
Menurut Mellius dan J. Santoso (2014 : 33) Teknik dasar sepak bola adalah
sebagai berikut:
a. Menggiring Bola (Dribble)
Menu wajib dan paling mendasar dalam latihan sepak bola adalah
penguasaan bola secara individu dengan meningkatkan kemampuan
menggiring (dribble). Dribble yaitu teknik menguasai, menggiring bola
dan gerakan menghindar agar bola tidak direbut oleh lawan dengan
membawa bola maju kedepan menembus pertahanan lawan. Gerakan ini
dilakukan dengan menendang bola secara terputus-putus atau pelan-
pelan, oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring
bola sama dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang
bola.
Ada beberapa pola latihan menggiring bola, di antaranya adalah sebagai
berikut:
19
1). Melewati Cones
a) Arah menggiring bola adalah zig-zag melewati cones;
b) Posisikan bola di bagian dalam dan luar kaki secara bergantian;
c) Apabila menggiring menggunakan kaki kanan (kecuali kidal)
maka gunakan bagian kanan luar untuk ke arah kanan melewati
cones;
2). Melewati galah “Orang-orangan”
a) Arah menggiring bola zig-zag, sama halnya dengan teknik
menggiring yang pertama, tetapi kali ini melewati “orang-
orangan”;
b) Posisikan bola di bagian dalam dan luar kaki secara bergantian;
c) Tahap berikutnya, gunakan kedua kaki kanan dan kiri. Membuat
zig-zag ke kanan menggunakan bagian dalam dan luar kaki
kanan. Sementara membuat zig-zag ke kiri menggunakan bagian
dalam dan luar kaki kiri.
b. Mengoper (Passing)
Passing adalah teknik dasar mengoper dalam sepakbola, dengan
cara memberikan bola pada rekan tim. Akhir-akhir ini, banyak sekali
berbaga macam cara yang dilakukan oleh siswa untuk melatih ketepatan
dalam mengoper bola sehingga siswa tersebut mampu menguasai teknik
tersebut dengan baik.
20
Gambar 2.2
Teknik melakukan Passing/mengoper bola
1). Posisi Bola dan Kaki
a) Kaki yang digunakan adalah bagian dalam;
b) Apabila operan mendatar, maka tendang bola pada bagian lingkar
tengah;
c) Apabila operan lambung, maka tendang bola bagian lingkar bawah;
d) Sebagai penyeimbang, buka kedua lengan sesuai dengan takaran
masing-masing;
e) Badan jangan terlalu condong ke belakang karena akan merusak
keseimbangan.
2). Operan Segitiga (Triangel Passing)
a) Buat grup berjumlah tiga orang;
b) Ambil posisi berdiri menyerupai segitiga;
c) Operkan bola kepada teman, dan gunakan teknik mengoper dengan
benar;
d) Sebaiknya tidak terburu-buru dalam mengoper ketika latihan
karena hal itu berpengaruh terhadap ketepatan operan;
21
e) Dalam pertandingan sepak bola yang sesungguhnya, ketepatan
sebuah operan sangat menentukan kerja sama tim yang baik;
f) Penguasaan bola yang kuat, ditentukan dengan kualitas operan.
3). Kontrol Bola
a). Kontrol Kaki
(1) Pastikan badan rileks sebelum menerima bola;
(2) Menyambut bola datang, majukan bagian dalam kaki kanan
atau kiri bagi yang kidal;
(3) Angkat lutut ke atas sedikit untuk menahan bola datang
dengan bagian dalam kaki kanan atau kiri bagi yang kidal.
b). Kontrol Paha
(1) Berdiri rileks dengan kedua kaki dibuka sedikit lebar;
(2) Mata fokus pada arah datanya bola;
(3) Perkirakan jatuhnya bola;
(4) Angkat salah satu paha, dan tahan bola yang datang dengan
rileks sambil pada saat yang sama turunkan paha sedikit agar
bola tidak memantul keras;
(5) Sudut paha harus berada pada kira-kira 45 derajat;
(6) Setelah bola menempel beberapa waktu di paha, segera
turunkan untuk dapat dikontrol dengan kaki.
c. Menendang (Shooting)
Shooting atau tembakan merupakan salah satu cara untuk
memasukan bola atau menciptakan gol ke gawang lawan dengan
22
menggunakan kaki sebagai subyek geraknya. Sucipto dkk. (2000: 11)
menyatakan, “Menendang bola merupakan pola gerak dominan yang
paling penting dalam permainan sepak bola. Pada dasarnya bermain
sepak bola itu tidak lain dari permainan menendang bola”.
B. Teknik Passing Dalam Permainan Sepak Bola
Passing adalah mengumpan atau mengoper bola kepada teman. Passing
yang baik dan benar sangat dibutuhkan dalam permainan sepak bola, karena
dengan menguasai tehnik ini maka akan mempermudah teman kita untuk
menerima bola. Passing dikatakan Sucipto dkk (2000: 17) “adalah teknik dasar
mengoper dalam sepak bola agar bola lebih cepat melaju ke arah lawan,
dengan catatan arah bola yang tepat kepada rekan tim nya sendiri”.
Seperti halnya menendang, passing juga bisa dilakukan dengan kaki
bagian luar dan bagian dalam atau bisa dengan kepala, dada ( kalau kita
memang sudah benar-benar menguasai tehnik ini. Teknik passing dapat
dilakukan dengan menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar.
Posisi badan saat melakukan passing dengan menggunakan kaki bagian dalam:
Badan menghadap sasaran di belakang bola. Kaki tumpu berada disamping
bola kurang lebih 15 cm, ujung kaki menghadap sasaran, lutut sedikit ditekuk.
kaki tendang ditarik kebelakang, dan ayunkan ke depan.
23
Gambar 2.3
Passing Menggunakan Kaki Bagian Dalam
Gambar 2.4
Passing Menggunakan Kaki Bagian Luar
Menendang dalam permainan sepakbola memiliki beberapa tujuan
diantaranya untuk mengumpan. Bentuk dari umpan yang diharapkan adalah
tepat sasaran sehingga satu team tidak kesulitan dalam menerima dan
menguasai bola. Mengumpan (passing) bola dapat dilakukan dengan berbagai
situasi dan kondisi pada saat yang tepat disesuaikan dengan jarak yang
terdekat (short passing) atau jarak yang terjauh (long passing).
24
Berbagai bentuk passing dapat dilakukan baik satu sentuhan (wall pass)
maupun lebih. Untuk jenis passing satu sentuhan pada dasarnya sangat efektif
untuk mengumpan jarak dekat, sedangkan passing yang lebih dari satu
sentuhan lebih efektif untuk mengumpan dengan jarak yang jauh. Posisi kawan
dan lawan sangat mempengaruhi jenis passing yang akan dilakukan, pemain
yang memiliki atau menguasai teknik menendang atau passing dengan baik
akan dapat bermain secara efisien. Untuk dapat menguasai teknik dasar dengan
baik perlu dilatih secara berulang-ulang, sistematis, serta secara progresif
beban berlatih hanya ditambah atau ditingkatkan.
Kesempurnaan teknik-teknik dasar dari setiap gerakan passing adalah
penting oleh karena akan menentukan gerak keseluruhan, dengan demikian
gerak-gerak dasar setiap bentuk bentuk teknik yang diperlukan haruslah dilatih
dan dikuasai secara sempurna. Latihan teknik passing yang di maksud guna
membentuk dan mengembangkan kebiasaan motorik dari system saraf otot.
Harsono (2007) mengungkapkan mengenai latihan teknik adalah sebagai
berikut:“ yang di maksud dengan latihan teknik disini adalah latihan untuk
mempermahir teknik-teknik gerakan yang diperlukan untuk mampu
melakukan cabang olahraga yang dilakukan atlet: misalnya teknik menendang
bola, membending smes dan sebagainya.”
Dari pendapat Harsono di atas dapat penulis jelaskan bahwa setiap bentuk
teknik dasar sepakbola dalam hal ini passing perlu dilatih dan dikuasai secara
sempurna sehingga terwujud efektifitas dan efisiensi dalam permainan
25
sepakbola. Untuk mensiasati model latihan teknik dengan semangat latihan
yang baik pelatih dapat menciptakan latihan yang bervariasi.
Permainan sepak bola merupakan suatu permainan menguasai bola,
merebutnya kembali bila sedang dikuasai lawan, dan memasukkan bola ke
gawang lawan. Sepak bola adalah permainan yang membutuhkan kemampuan
individu disamping kerja sama kelompok. Untuk itu, seorang pesepakbola
diwajibkan menguasai teknik, skill dan fisik yang baik agar dapat bermain
dengan baik dalam suatu pertandingan.
C. Tinjauan Tentang Gaya Mengajar
1. Pengertian Belajar dan Mengajar
Menurut Husdarta (2010: 2) berikut pengertian tentang belajar dan mengajar.
a. Belajar
Apakah yang dimaksud dengan belajar? Belajar dimaknai sebagai
proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara
individu dengan lingkungan. Tingkah laku itu mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Tingkah laku dapat dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu yang dapat diamati dan yang tidak. Tingkah laku yang
dapat diamati disebut behavioral performance, sedangkan yang tidak
dapat diamati disebut behavioral tendency. Pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang dimiliki siswa dapat diukur dan performanya. Performa ini
dapat berupa kemampuan menyebutkan beberapa jenis teknik dasar sepak
bola atau bisa juga kemampuan melakukan teknik passing, dribble,
shooting, dan sebagainya. Jadi guru dapat mengidentifikasi hasil belajar
26
melalui performa siswa. Namun demikan, tidak semua perubahan tingkah
laku tersebut sebagai hasil belajar. Ada juga perubahan itu yang disebabkan
oleh bukan hasil belajar melainkan faktor kematangan. Kedua faktor ini
satu sama lain saling mengisi guna meraih hasil belajar yang jauh lebih
baik.
Jadi, perubahan tingkah laku dalam proses belajar merupakan akibat
dari interaksi siswa dengan lingkungannya. Interaksi ini berlangsung
secara disengaja. Hal ini terbukti dari adanya tujuan yang ingin dicapai,
motivasi untuk belajar, dan kesiapan siswa untuk belajar baik secara fisik
maupun psikis.
b. Mengajar
Mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Guru
berperan tidak hanya menyampaikan informasi kepada siswa saja tetapi
juga guru harus berusaha agar siswa mau belajar. Karena mengajar sebagai
upaya yang disengaja, maka guru terlebih dahulu harus mempersiapkan
bahan yang akan disajikan kepada siswa.
Upaya yang guru lakukan ini dimaksudkan agar tujuan yang telah
dirumuskan dapat dicapai. Adapun arah yang akan dituju oleh proses
belajar adalah tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan guru dan
diketahui oleh siswa. Jadi, jelas di sini bahwa aktivitas pembelajaran yang
paling menonjol ada pada siswa. Guru cenderung berperan sebagai
fasilitator dan motivator agar siswa mau untuk belajar (learn how to learn).
Disinilah letak kerumitan pembelajaran bagi guru. Guru dihadapkan pada
27
benda hidup dengan karakteristik yang amat berbeda untuk masing-masing
siswa.
2. Gaya Mengajar
Menurut Mosston (Husdarta, 2010:31) gaya mengajar terdiri dari dua
kelompok, yaitu gaya mengajar langsung dan tidak langsung. Paparan lebih
lengkap dijelaskan sebagai berikut:
a. Gaya mengajar komando;
b. Gaya mengajar praktik;
c. Gaya mengjar reciprocal;
d. Gaya mengjar inklusi;
e. Gaya mengajar eksplorasi;
f. Gaya mengajar guided discovery;
g. Gaya mengajar divergent production;
1) Gaya Mengajar Komando
Gaya ini bertujuan mengarahkan siswa dalam melakukan tugas gerak
secara akurat dan di dalam waktu yang singkat. Siswa harus mengikuti
segala instruksi yang disampaikan oleh guru. Dalam gaya komando peran
guru sangat dominan yaitu:
a) Membuat segala keputusan dalam pembelajaran.
b) Membuat semua keputusan terkait dengan: mata pelajaran, susunan
pelaksanaan tugas, memulai dan mengakhiri waktu pelaksanaan
pengajaran, interval, dan mengklarifikasi berbagai pertanyaan siswa.
c) Memberi umpan balik kepada siswa mengenai peran guru dan materi.
Adapun peran siswa adalah hanya mengikuti dan melaksanakan tugas
yang diinstruksikan guru.
28
2) Gaya Mengajar Praktik
Tujuan dari gaya ini adalah menawarkan kepada siswa waktu untuk
melakukan latihan secara individu atau privat. Dalam gaya ini siswa
mempunyai peranan untuk melaksanakan tugas dan segala keputusan
dalam pelaksanaan tugas itu diserahkan kepada siswa. Adapun peranan
guru adalah menjawab berbagai pertanyaan yang siswa ajukan serta
menjelaskan mengenai penampilam siswa dan memberi umpan balik akhir
pembelajaran.
3) Gaya Mengajar Reciprocal
Gaya ini dimulai dengan memperhatikan perubahan yang lebih besar
dalam membuat keputusan dari guru kepada siswa. Siswa bertanggung
jawab untuk mengobservasi penampilan dari teman atau pasangannya dan
memberikan umpan balik segera pada setiap kali melakukan gerakan.
Dalam gaya ini guru mempersiapkan lembar tugas yang menjelaskan
tugas yang harus dilakukan, berikut kriteria evaluasi yang berfungsi untuk
menentukan bahwa gerakan yang dilakukan oleh pasangannya itu sudah
sesuai dengan rujukan. Deskripsi semacam ini akan membantu siswa
selaku pengamat dalam analisis tugasnya. Di samping lembar tugas yang
menguraikan peranan pengamat dan pelaku juga lamanya waktu yang
dibutuhkan beserta jumlah gerakan yang harus dilakukan dalam setiap kali
pengajaran berlangsung.
Secara umum setiap kali guru akan memberikan pelajaran, guru harus
memulainya dengan memberikan peragaan dan menguraikan cara
29
melaksanakan skill itu dan mengklarifikasi lembar tugasnya. Latihan
selanjutnya, siswa melakukan bersama-sama dengan pasangan masing-
masing di mana yang satu bertindak selaku pengamat dan yang lainnya
melakukan aktivitas pendidikan jasmani berupa gerakan. Setelah itu, guru
menyuruh siswa untuk bergantian dalam melakukan tugasnya. Yang
sebelumnya bertugas sebagai pengamat menjadi pelaku dan sebaliknya.
Kegiatan ini dapat diulang beberapa kali tergantung gerakan mana yang
masih dianggap perlu dilatih.
4) Gaya Mengajar Inklusi
Tujuan dari gaya ini adalah membelajarkan siswa pada level
kemampuan masing-masing. Setiap siswa diharuskan terlibat dalam
proses pemelajaran ini, karena siswa dapat memilih aktivitas yang mereka
anggap mampu untuk melakukannya. Perenan siswa adalah mencoba
melakukan gerakan untuk setiap tingkatkan kesulitan. Siswa dapat
memilih gerakan yang mereka anggap mampu. Siswa dapat melanjutkan
aktivitasnya pada level yang lebih sukar apabila dianggap mampu.
Sementara itu peranan guru adalah mempersiapkan tugas gerak yang
akan dilakukan siswa dan menentukan tingkat kesukaran di dalam tugas
tersebut. Guru harus mempersiapkan kriteria untuk masing-masing
tahapan tugas. Gaya mengajar ini dikategorikan sebagai gaya mengajar
langsung karena yang lebih banyak berperan adalah guru (teacher
centered).
30
5) Gaya Mengajar Eksplorasi
Gaya mengajar ini memfokuskan proses belajar pada siswa (student
centered). Dalam gaya mengajar eksplorasi, tugas gerak didesain untuk
memungkinkan siswa bergerak secara bebas seperti yang dinginkan siswa.
Gaya mengajar eksplorasi sama halnya dengan gaya mengajar problem
solving, tetapi siswa mengeksplorasi gerak dengan cara yang lebih umum
dengan sedikit sekali arahan dari guru. Gaya ini dapat digunakan untuk
memperkenalkan konsep, ide, dan memperoleh respons yang original dari
siswa.
Gaya ini juga memberikan siswa peluang bekerja mandiri dan
menggali kemampuannya sendiri dan menghasilkan sikap percaya diri
yang lebih besar pada siswa.
6) Gaya Mengajar Guided Dscovery
Tujuan dari gaya ini adalah untuk mencari alternatif jawaban dalam
bentuk gerakan yang ditanyakan oleh guru. Contoh, guru mengajukan
beberapa pertanyaan seperti cara melakukan tendangan ke gawang dengan
jarak tendangan yang berbeda.
Perenan siswa adalah memperhatikan paparan yang diuraikan guru,
mencari jawaban untuk setiap pertanyaan secara berurutan, dan
menemukan jawaban yang tepat berdasarkan konsep gerak. Sedangkan
peranan guru adalah mendesain pertanyaan, menyajikan pertanyaan
kepada siswa. Memberikan umpan balik dan menjelaskan konsep gerak
yang tepat.
31
7) Gaya Mengajar Divergent Production
Gaya ini bertujuan melibatkan siswa dalam menemukan berbagai
jawaban terhadap satu jenis pertanyaan. Contoh, guru menyusun siswa
mengoper bola ke temannya sementara di depannya ada lawan yang
menghalanginya. Bagaimana upaya siswa itu untuk melewatkan bola agar
dapat dikuasai temannya.
Peranan siswa adalah menghasilkan berbagai respons dan
memverifikasi respons tersebut untuk tugas yang diinstruksikan oleh guru
kepadanya. Sementara peranan guru adalah membuat keputusan yang
tepat mengenai jawaban siswa serta menerima respons tersebut.
3. Pengertian Gaya Mengajar Inklusi
Husdarta (2010: 33) menyatakan tentang gaya mengajar inklusi sebagai
berikut:
Gaya mengajar Inklusi dikategorikan sebagai gaya mengajar
langsung karena lebih banyak berperan adalah guru (Teacher
Centered). Tujuan gaya ini adalah membelajarkan siswa pada level
kemampuan masing-masing. Peranan siswa adalah mencoba
melakukan gerakan untuk setiap tingkatan kesulitan. Siswa dapat
memilih gerakan yang mereka anggap mampu. Sementara itu
peranan guru adalah mempersiapkan tugas gerak yang akan
dilakukan siswa dan menentukan tingkat kesukaran di dalam tugas
tersebut. Guru harus mempersiapkan kriteria untuk masing-masing
tahapan tugas.
32
4. Pengertian Gaya Mengajar Eksplorasi
Husdarta (2010: 33) menyatakan tentang gaya mengajar eksplorasi
sebagai berikut:
Gaya mengajar Eksplorasi memfokuskan proses belajar pada siswa
(Student Centered). Dalam gaya mengajar eksplorasi, tugas gerak
didesain untuk memungkinkan siswa bergerak secara bebas seperti
yang diinginkan siswa, gaya mengajar eksplorasi ini sama dengan
gaya mengajar problem solving, tetapi siswa mengeksplorasi gerak
dengan cara yang lebih umum dengan sedikit sekali arahan dari
guru. Gaya ini dapat digunakan untuk memperkenalkan konsep, ide
dan memperoleh respon yang original dari siswa.
D. Penerapan Gaya Mengajar Inklusi terhadap Keterampilan Passing Dalam
Permainan Sepak Bola.
1. Keuntungan Gaya Mengajar Inklusi terhadap Keterampilan Passing Dalam
Permainan Sepak Bola
a. Siswa dapat memilih tingkat atau level kesulitan melakukan teknik dasar
sepak bola sesuai dengan kemampuannya.
b. Siswa dapat mengetahui tingkat keterampilannya.
c. Siswa dapat meningkatkan keterampilan teknik dasar sepak bola secara
bertahap.
d. Siswa tidak merasa minder dengan kemampuan yang dimiliki.
2. Penerapan Gaya Mengajar Inklusi terhadap Keterampilan Passing dalam
Permainan Sepak Bola
a. Guru menjelaskan materi yang akan disampaikan kemudian
mempraktikan materi tersebut secara gamblang kepada siswa.
33
b. Siswa harus memperhatikan dan memikirkan sebuah prosedur yang
dibutuhkan, maksudnya adalah melakukan gerakan – gerakan yang
sudah didemonstrasikan oleh guru.
c. Guru mempersiapkan tugas yang akan dilakukan siswa dan menentukan
tingkat kesukaran di dalam tugas tersebut.
d. Guru mempersiapkan kriteria untuk masing – masing tahapan tugas.
e. Dalam melakukan gerakan tersebut, siswa mencoba melakukan gerakan
untuk setiap tingkatan kesulitan, mana yang dianggap paling mudah
sesuai dengan kemampuannya masing – masing.
f. Mengamati, mengevaluasi, dan menilai. Siswa dapat melanjutkan
aktivitasnya pada level yang lebih sukar apabila dianggap mampu.
E. Penerapan Gaya Mengajar Eksplorasi terhadap Keterampilan Passing
Dalam Permainan Sepak Bola.
1. Keuntungan Gaya Mengajar Eksplorasi terhadap Keterampilan Passing
Dalam Permainan Sepak Bola
a. Siswa dapat bergerak secara bebas dalam melakukan gerakan teknik
dasar sepak bola.
b. Siswa menyalurkan ide, konsep, dan gagasannya.
c. Memberikan peluang pada siswa bekerja mandiri dan menggali
kemampuannya sendiri.
d. Menghasilkan sikap percaya diri yang lebih besar pada siswa dalam
melakukan teknik-teknik dasar sepak bola.
e. Siswa dapat menemukan gerakan-gerakan baru.
34
2. Penerapan Gaya Mengajar Inklusi terhadap Keterampilan Passing Dalam
Permainan Sepak Bola.
Dalam penerapan gaya mengajar eksplorasi, terdapat langkah-langkah
yang harus dilakukan oleh guru, diantaranya sebagai berikut.
a. Guru menyajikan masalah kepada siswa dalam bentuk pertanyaan atau
pernyataan yang merangsang untuk berfikir. Tidak ada penjelasan atau
demonstrasi karena pemecahan masalahnya bersumber dari anak.
b. Siswa harus memikirkan sebuah prosedur yang dibutuhkan, maksudnya
adalah suatu rangkaian gerakan yang harus dilakukan dalam melakukan
teknik-teknik dasar sepak bola yaitu passing.
c. Dalam melakukan gerakan tersebut, siswa mencoba mencari jalan
keluar agar bisa melakukan teknik-teknik semaksimal mungkin. Guru
hanya menjadi penasihat, seperti menjawab pertanyaan dari siswa yang
nantinya akan membantu siswa, mendorong, dan memotivasi siswa,
serta memberikan komentar kepada siswa.
d. Mengamati, mengevaluasi, dan berdiskusi. Setiap siswa perlu
memperoleh kesempatan untuk menemukan jawaban dan mengamati
apa yang ditemukan siswa lainnya. Aneka hasil temuan dapat
dipertunjukan oleh anak secara perorangan, kelompok kecil, bagian
yang agak lebih besar, atau bagian dari kelas.
e. Penghalusan dan perluasan. Setelah mengamati pemecahan yang
dilakukan siswa, siswa diberikan kesempatan mengemukakan
35
gagasannya, melakukan kembali suatu gerakan yang ia temukan dengan
mendiskusikan gagasannya dengan yang lainnya.
F. Kerangka Pemikiran
Menurut Aziz Alimul Hidayat (2007:18) “Kerangka pemikiran merupakan
justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dipilih sesuai dengan identifikasi
masalahnya”.
Dalam proses belajar mengajar, terdapat dua kegiatan yang saling
beridentifikasi, yaitu kegiatan belajar yang dilakukan siswa dan kegiatan
mengajar yang diperankan oleh guru. Guru memberi motifasi dan siswa
merespon motifasi tersebut, sehingga terjadilah proses belajar mengajar yang
ditandai perubahan ke arah yang lebih baik untuk menjadikan siswa belajar
menjadi lebih aktif. Interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa dalam
proses belajar mengajar merupakan interskdi edukatif dalam arti interaksi
tersebut berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan atau pengajaran.
Gaya mengajar Inklusi dikategorikan sebagai gaya mengajar langsung
karena lebih banyak berperan adalah guru (Teacher Centered). Tujuan gaya ini
adalah membelajarkan siswa pada level kemampuan masing-masing. Peranan
siswa adalah mencoba melakukan gerakan untuk setiap tingkatan kesulitan.
Siswa dapat memilih gerakan yang mereka anggap mampu. Sementara itu
peranan guru adalah mempersiapkan tugas gerak yang akan dilakukan siswa
dan menentukan tingkat kesukaran di dalam tugas tersebut. Guru harus
mempersiapkan kriteria untuk masing-masing tahapan tugas.
36
Gaya mengajar Eksplorasi memfokuskan proses belajar pada siswa
(Student Centered). Dalam gaya mengajar eksplorasi, tugas gerak didesain
untuk memungkinkan siswa bergerak secara bebas seperti yang diinginkan
siswa, gaya mengajar eksplorasi ini sama dengan gaya mengajar problem
solving, tetapi siswa mengeksplorasi gerak dengan cara yang lebih umum
dengan sedikit sekali arahan dari guru. Gaya ini dapat digunakan untuk
memperkenalkan konsep, ide dan memperoleh respon yang original dari siswa.
Passing adalah teknik dasar mengoper dalam sepakbola agar bola lebih
cepat melaju ke arah lawan, dengan catatan arah bola yang tepat kepada rekan
tim nya sendiri. Akhir-akhir ini, banyak sekali berbaga macam cara yang
dilakukan oleh siswa untuk melatih ketepatan dalam mengoper bola sehingga
siswa tersebut mampu menguasai teknik tersebut dengan baik.
Hal ini dapat dilihat dari aktifnya siswa dalam mempelajari apa yang
diberikan oleh guru melalui tugas-tugas. Menyebabkan anak mengetahui apa
yang harus mereka lakukan dan mengetahui bagaimana siswa dapat
memperbaikinya.
G. Hipotesis Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:71) : “Hipotesis dapat diartikan
sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.
Sesuai dengan keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan
yang ada dalam penelitian, yang masih perlu dibuktikan kebenarannya melalui
37
perhitungan statistik dari data yang diperoleh hipotesis adalah asumsi atau
dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal yang sering
dituntut untuk melakukan pengecekan. Berdasarkan pernyataan diatas, maka
penulis mengajukan hipotesa dari penelitian ini adalah:
1. Gaya mengajar inklusi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
keterampilan passing dalam permainanan sepak bola pada siswa putra
kelas X SMK Pasundan Subang;
2. Gaya mengajar eksplorasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
keterampilan passing dalam permainanan sepak bola pada siswa putra
kelas X SMK Pasundan Subang;
3. Gaya mengajar eksplorasi lebih memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap keterampilan passing dalam permainanan sepak bola pada siswa
putra kelas X SMK Pasundan Subang.