BENZENA DAN TURUNANNYA
Kelompok 10Lasliana Harahap (0900589)Mahyar Diani (0900655)Nur Esa Fauziah (0905808)
IsiAnalisis Standar Isi dan ProsesStruktur MakroSilabusMiskonsepsiKesulitan dan RekomendasiMateri PrasyaratMateri
Miskonsepsi
Miskonsepsi Konsep Sebenarnya
Semua senyawa yang memliki
aroma khas merupakan senyawa
aromatis.
Tidak semua senyawa yang
memiliki aroma khas merupakan
senyawa aromatis, tetapi salah
satu ciri sebagian besar
senyawa aromatis memiliki aroma
khas.
Semua senyawa aromatis memiliki
aroma khas.
Tidak semua senyawa aromatis
memiliki aroma khas, namun
sebagian besar senyawa aromatis
memiliki aroma khas, misalnya
paracetamol.
Benzena dan senyawa turunan
benzena semuanya beracun
sehingga tidak aman untuk
dikonsumsi.
Tidak semua senyawa turunan
benzena beracun, terdapat
beberapa senyawa benzena yang
dapat dikonsumsi, seperti
sinamaldehid pada kayu manis,
limonena pada lemon dsb.
KesulitanKesulitan Siswa• Siswa sulit menggambarkan struktur
benzena dan turunannya.• Siswa sulit memahami reaksi yang
terjadi pada benzena dan turunannya. • Siswa sulit memahami kecenderungan
sifat pada senyawa benzena dan turunannya.
Kesulitan Guru• Guru sulit menjelaskan struktur
benzena dan turunannya.• Guru sulit menjelaskan reaksi yang
terjadi pada benzena dan turunannya.• Guru sulit menjelaskan pengecualian
dari kecenderungan sifat yang terdapat pada benzena dan turunannya.
Rekomendasi
• Menggunakan visualisasi gambar struktur benzena.
• Menjelaskan terlebih dahulu reaksi umum.• Menjelaskan menggunakan tabel• Menjelaskan kecenderungan terlebih dahulu.
Apersepsi
• Pernahkah melihat benda-benda di atas ?• Keempat senyawa di atas merupakan senyawa aromatis,
yang merupakan senyawa turunan benzena.
Struktur Benzena• Senyawa benzena pertama kali
ditemukan oleh Michael Faraday pada 1825 dari suatu gas yang digunakan dalam lampu penerangan dengan rumus molekul C6H6.
• Nama benzena mirip dengan bensin, namun benzena berbeda sekali dengan bensin
• Benzena merupakan senyawa golongan aromatik, sedangkan bensin merupakan campuran senyawa golongan alifatik.
• Dari rumus molekulnya, benzena merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap.
• Biasanya, suatu senyawa yang memiliki ikatan rangkap mudah mengalami reaksi adisi.
Michael Faraday
• Benzena sukar mengalami reaksi adisi dan justru lebih mudah mengalami reaksi subtitusi seperti halnya senyawa alkana.
• Pada tahun 1865 Friedrich August Kekulȇ mengemukakan pendapatnya mengenai gejala tersebut,
• “Bahwa senyawa benzena berbentuk siklik (rantai tertutup) dan segi enam beraturan dengan sudut antar atom karbon 1200. Setiap atom C mengikat 1 atom C yang lain sehingga terdapat tiga buah ikatan rangkap dua yang berselang-seling dengan ikatan tunggal”.
Struktur Benzena Cont’d
Friedrich August Kekulȇ
• Gambar Benzena berupa cincin segi enam tanpa digambarkan atom C dan atom H-nya.
• Setiap sudut dari segi enam disepakati merupakan atom C.
• ikatan tunggal digambarkan berselang-seling dengan ikatan ganda.
• Struktur benzena dapat juga digambarkan berbentuk segi enam, dengan resonansi elektron diwakili oleh bulatan di tengah cincin.
• Semua ikatan antar atom C memiliki panjang yang sama. Berarti, karakter dan fungsi setiap atom C dari benzena tersebut juga sama. Hal ini dapat disimpulkan berdasarkan panjang ikatan antar atom C tersebut.
Struktur Benzena Cont’d
=
Struktur dan Tata Nama Turunan Benzena
Jika satu atau lebih atom H dari benzena digantikan oleh gugus lain, senyawa yang terbentuk disebut senyawa turunan benzena.
Turunan Benzena dengan Satu Gugus Fungsional
Metilbenzena
(Toluene)
Hidoksibenzena (Fenol)
Aminobenzena (Anilin)
Senyawa Turunan Benzena dengan Gugus Fenil
c
Hc
BenzenaGugus fenil
c
CH3-CH-CH2-CH3
2-fenilbutana
c
CH3-CH-CH2-CH2-OH
3-fenil-1-butanol
Senyawa Turunan Benzena dengan Gugus Metil
Toluene
CH2-
Gugus benzil
CH2-Cl
Benzil klorida
CH2-NH2
Benzilamina
CH=CH-CH
Sinamaldehid (kayu manis)
Senyawa Turunan Benzena dengan Dua Gugus Fungsional
• Senyawa turunan benzena yang mengandung dua gugus isomer fungsional akan memiliki tiga buah isomer, yaitu isomer posisi Orto (o-), Meta (m-, dan para (p-).
• Posisi orto merupakan posisi (1,2), meta menunjukkan posisi (1,3), sedangkan para menunjukkan posisi (1,4).
• senyawa tersebut juga dapat diberi nama menggunakan awalan orto (o-), meta (m-), dan para (p-). Posisi subtituen (1,2) disebut posisi orto, posisi (1,3) disebut posisi meta, dan posisi (1,4) dikenal pula sebagai posisi para.
Contoh
Senyawa Turunan Benzena dengan Dua Gugus Fungsional
Cont’d
Orto kloro fenol
Para amino toluena
Reaksi-Reaksi Pada Benzena
Benzena lebih mudah mengalami reaksi substitusi daripada reaksi adisi.
H+ XY
X
+ HYH menggantikan X
dan X menggantikan H
Reaksi Substitusi
Reaksi-Reaksi Pada Benzena cont’d
Substitusi Atom H dengan Atom Halogen(Reaksi Halogenasi)
Benzena
Bromobenzena
Asam Bromida
Bromin
Atom Halogen Rumus Kimia Nama
Br C6H5Br Bromobenzen
a
Cl C6H5Cl Klorobenzen
a
I C6H5I Iodobenzena
Reaksi-Reaksi Pada Benzena
cont’d• Substitusi Atom H dengan Gugus Nitro (Reaksi Nitrasi)
• Hasil reaksi ini adalah nitrobenzena.
Nitrobenzena
Benzena
HNO3 Pekat
Reaksi-Reaksi Pada Benzena cont’d
Substitusi Atom H dengan Gugus Sulfonat (Reaksi Sulfonasi)
H2SO4 Pekat Asam Benzena
SulfonatBenzena
Reaksi-Reaksi Pada Benzena (cont’d)
Substitusi Atom H dengan Gugus Alkil (Reaksi Alkilasi Friedel-Crafts)
Benzena Alkil halida Alkil benzena Asam klorida
Benzena Metil klorida Metil benzena Asam klorida
Reaksi-Reaksi Pada Benzena cont’d
Substitusi Atom H dengan Gugus Asil (Reaksi Asilasi)
Benzena
Asetil klorida
Asetofenon
Reaksi-Reaksi Pada Benzenacont’d
Adisi Atom H Pada Benzena (Reaksi Hidrogenasi)
HH2
H
H
H
H
H
Pt
Benzena Sikloheksana
Reaksi-Reaksi Pada Turunan Benzena
(cont’d)• Dapat terjadi pada posisi orto (1,2), meta (1,3) atau para (1,4).
• Arah posisi substituen kedua dan seterusnya ditentukan oleh substituen yang telah mengikat cincin benzena
Contoh senyawa hasil reaksi substitusi kedua pada benzena.
Reaksi-Reaksi Pada Turunan Benzena (cont’d)
Sifat Fisika Benzena dan Turunannya
SenyawaGugus
FungsionalMr
Titik Cair
(0C)
Titik Didih
(0C)
Wujud pada
Suhu RuanganWarna
Benzena - 78 5,5 80,1 CairTidak
berwarna
Toluena -CH3 93 -95,0 111 CairTidak
berwarna
Anilin -NH2 94 -6,0 180 CairTidak
berwarna
Fenol -OH 95 41,0 182 PadatTidak
berwarna
Etil Benzena -C2H5 107 -95,0 136 CairTidak
berwarna
Benzaldehid -CHO 107 -26,0 178 Cair Kuning
Benzil alkohol -CH2OH 109 -5,0 205 CairTidak
berwarna
Klorobenzena -Cl 114 -45 131 CairTidak
Berwarna
Asam Benzoat -COOH 123 122,0 250 Padat Putih
Peningkatan titik didih pada turunan benzena dipengaruhi oleh meningkatnya Mr senyawa dan kepholaran senyawa.
Sifat Fisika Benzena dan Turunannyacont’d
Senyawa Gugus FungsionalKelarutan dalam Air
(g/100 mL Air)
Etil Benzena -C2H5 Tidak larut
Klorobenzena -Cl Tidak larut
Nitrobenzena -NO2 0,19 (Tidak larut)
Benzaldehid -CHO 0,3 (Tidak larut)
Asam Benzoat -COOH 0,34 (Tidak larut)
Toluena -CH3 0,47 (Tidak larut)
Benzena - 0,8 (Tidak larut)\
Anilin -NH2 3,7
Benzil alkohol -CH2OH 4,0
Fenol -OH 9,3
Berdasarkan data pada Tabel tersebut, Anda dapat mengetahui bahwa benzena, toluena, dan etil benzena bersifat nonpolar.
• Derajat Keasaman
• Kereaktifan Turunan Benzena
Sifat Kimia Benzena dan Turunannya
Senyawa Gugus
FungsionalKa Kb
Anilin -NH2 - 3,8 x
10-10
Fenol -OH 1,3 x
10-10
-
Asam
Benzoat
-COOH 6,46 x
10-5
-
Nama Senyawa
Gugus Fungsi Kepholaran Keterbakar
anSifat
Lainnya
Benzena -- Non pholar Mudah terbakar Beracun
Toluena -CH3Non pholar Mudah
terbakar Iritan
Anilin -NH2Pholar Mudah
terbakar
Iritan Karsinogeni
k
Fenol -OH Pholar Tidak mudah terbakar
KorosifBeracun
Etil Benzena -C2H5Non pholar Mudah
terbakar Beracun
Benzaldehid -CHO Non Pholar Mudah terbakar Iritan
Benzil
alkohol-CH2OH Pholar Tidak mudah
terbakar Iritan
Klorobenzena -Cl Non pholar Mudah terbakar
Mudah meledak,, iritan
Asam Benzoat -COOH Non pholar Tidak mudah terbakar
Mudah meledak
Sifat Kimia Benzena dan Turunannyacont’d
Sebagai Zat Aditif pada Makanan
Pewarna MakananPewarna buatan umumnya berasal dari senyawa aromatik diazonium yang terbuat dari bahan dasar anilina.
Contoh:
Sebagai Zat Aditif pada Makanan cont’d
Nama Nama Niaga
Amaran food Red
Eritrosin food Red
Fast green food green
Indigotin food blue
Sunset ellow food Yellow
Tartrazin food Yellow
Beberapa pewarna buatan yang diizinkan oleh Depkes, diantaranya:
Auramin adalah salah satu pewarna berbahaya dan dilarang penggunaannya karena berpotensi menimbulkan karsinogen.
Sebagai Zat Aditif pada Makanan cont’d
Pemanis Pemanis buatan yang diizinkan oleh Departemen Kesehatan adalah: Sakarin
- Rasa manis 800 kali dari rasa manis gula tebu.- Dosis yang dikonsumsi tidak melebihi 1 g per hari.
Aspartam- Rasa manis aspartam sama dengan 200 kali dibandingkan gula tebu.
- Untuk setiap kg berat badan jumlah aspartam yang boleh dikonsumsi setiap harinya adalah 40 mg.
Sorbitol
Sebagai Zat Aditif pada Makanan
cont’d
Pengawet - Anti OksidanContoh:
- Menghambat pertumbuhan bakteriContoh:
Sebagai Obat-Obatan
• Untuk mengurangi rasa sakit, seperti sakit kepala atau sakit gigi. Contoh:-Aspirin
-ParasetamolAspirin
Parasetamol
Sebagai Obat-Obatan cont’d
• Metil salisilat adalah komponen utama obat gosok atau minyak angin.
• Benzaldehida dapat berkondensasi dengan asetaldehida (etanal), untuk menghasilkan sinamaldeahida (minyak kayu manis) yang memiliki banyak manfaat, diantaranya: mengontrol gula darah, mengurangi kadar kolestrol jahat, anti infeksi, meringankan sakit pada penderita rematik, mencegah pertumbuhan sel kanker, dan lain-lain.
StirenaStirena digunakan sebagai bahan dasar pembuatan polimer sintetik polistirena melalui proses polimerisasi yang banyak digunakan untuk isolator listrik, piring atau pun cangkir.
Kegunaan Benzena Lainnya
ToluenaToluena digunakan sebagai pelarut dan sebagai bahan dasar untuk membuat TNT (trinitotoluena), senyawa yang digunakan sebagai bahan peledak (dinamit).
Kegunaan Benzena Lainnya cont’d
Dampak Benzena dan Turunannya
Benzena memiliki dampak negatif terhadap kesehatan yaitu dipengaruhi oleh beberapa faktor:• Jumlah benzena yang memengaruhi.
• Jangka waktu pemaparan atau interaksi dengan benzena.
• Daya tahan setiap individu terhadap benzena.
Dampak Benzena dan Turunannyacont’d
Paparan Benzena antara 50–150 ppm dapat menyebabkan sakit kepala, kelesuan, dan perasaan mengantuk.
Paparan sebesar 7.500 ppm dapat menyebabkan keracunan jika terhirup selama 0,5 – 1 jam.
Paparan sebesar 20.000 ppm selama 5 – 10 menit bersifat fatal.