+ All Categories
Home > Documents > Calsium (Ca)

Calsium (Ca)

Date post: 25-Jan-2023
Category:
Upload: independent
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
20
I. PENDAHULUAN Ion mineral pada sistem Homeostatis meliputi distribusi serta kadar ion-ion Ca, Mg maupun P pada cairan ekstraselular dan pada bagian-bagian dalam intraseluler sel yang mana secara simultan meningkatkan kecukupan absorpsi serta penyimpannya hingga kebutuhan terhadap pembentukan kerangka tulang terjadi. Homeostatis adalah suatu keadaan ketika tercapainya interaksi yang dikoordinasi Intestine; suatu jaringan absorpsi serta ekskresi pada ginjal dan tulang,sebagai tempat penyimpanan ion tersebut di dalam tubuh. Mineral mengalir melintasi instine, tulang dan ginjal serta keluar-masuk dalam darah diregulasikan oleh PTH and 1,25-dihydroxyvitamin D3 [1,25(OH) 2 D 3 ], suatu hormon atau bentuk aktif dari vitamin D (biasa disebut juga calcitriol). Zat ini juga sebagai sinyal darurat yang mana adalah faktor pembentuk benang-benang fibrin (FGF)-23 yakni juga sebagai regulator fisiologis PO 4 yang sangat penting pada homeostasis. Keseimbangan eksternal sel kemungkinan selalu berubah-ubah pada bagian proses metabolisme, variasi kebutuhan penyusun tulang, suplai mineral pada makanan dan pada suatu varian penyakit. Sebagai contoh, terjadi keseimbangan pada usia dewasa, tidak sedang hamil yang mana kesehariannya tidak menambah atau kehilangan ion Ca, Mg atau PO 4 dalam tubuh. Kesetimbangan mineral dalam tubuh dikatakan meningkat (positif) pada waktu perkembangan tulang ketika masa kanak-kanak, masa remaja dan selama masa kehamilan serta menyusui. Penurunannya (negatif) secara cepat kemungkinan dapat terjadi selama pembentukan tulang kembali karena defisiensi hormon estrogen, serta penuaan dan menderita penyakit, sebagai contoh hipertiroidis dan hiperparatiroid. Pengaturan atau adaptasi sistem homeostasis dipertahankan 1
Transcript

I. PENDAHULUANIon mineral pada sistem Homeostatis meliputi

distribusi serta kadar ion-ion Ca, Mg maupun P padacairan ekstraselular dan pada bagian-bagian dalamintraseluler sel yang mana secara simultan meningkatkankecukupan absorpsi serta penyimpannya hingga kebutuhanterhadap pembentukan kerangka tulang terjadi.Homeostatis adalah suatu keadaan ketika tercapainyainteraksi yang dikoordinasi Intestine; suatu jaringanabsorpsi serta ekskresi pada ginjal dan tulang,sebagaitempat penyimpanan ion tersebut di dalam tubuh.Mineral mengalir melintasi instine, tulang dan ginjalserta keluar-masuk dalam darah diregulasikan oleh PTHand 1,25-dihydroxyvitamin D3 [1,25(OH)2D3], suatuhormon atau bentuk aktif dari vitamin D (biasa disebutjuga calcitriol). Zat ini juga sebagai sinyal daruratyang mana adalah faktor pembentuk benang-benang fibrin(FGF)-23 yakni juga sebagai regulator fisiologis PO4

yang sangat penting pada homeostasis. Keseimbanganeksternal sel kemungkinan selalu berubah-ubah padabagian proses metabolisme, variasi kebutuhan penyusuntulang, suplai mineral pada makanan dan pada suatuvarian penyakit. Sebagai contoh, terjadi keseimbanganpada usia dewasa, tidak sedang hamil yang manakesehariannya tidak menambah atau kehilangan ion Ca, Mgatau PO4 dalam tubuh. Kesetimbangan mineral dalam tubuhdikatakan meningkat (positif) pada waktu perkembangantulang ketika masa kanak-kanak, masa remaja dan selamamasa kehamilan serta menyusui. Penurunannya (negatif)secara cepat kemungkinan dapat terjadi selamapembentukan tulang kembali karena defisiensi hormonestrogen, serta penuaan dan menderita penyakit, sebagaicontoh hipertiroidis dan hiperparatiroid. Pengaturanatau adaptasi sistem homeostasis dipertahankan

1

keseimbangannya oleh PTH dan 1,25(OH)2D3 terus berubahdalam usus dan saluran ginjal.

II. KALSIUMKalsium adalah mineral yang banyak terdapat di

dalam tubuh.; pada orang dewasa totalnya mencapai 2%dari berat tubuh, yang setara dengan 1200 gr kalsium.Sebagian besar (~99%) kalsium ditemukan pada tulang dangigi, terutama hidroksiapatit, berbentuk strukturkristal anorganik terbuat dari kalsium dan fosfor[Ca10(PO4)6(OH)2], yang menyebabkan kekerasan pada tulangserta gigi. Sisanya berada pada lapisan lunak dancairan tubuh serta totalnya kurang dari 1% dari totalberat kalsium tubuh. Kalsium adalah nutrisi yang sangatpenting, tidak maya pada mineralisasi tulang dan gigitapi kebanyakan untuk proses regulasi intraseluler padajaringan tubuh. Contoh lainnya kalsium juga memainkanperanan dalam kontraksi otot dan fungsi saraf.

Kristal [Ca10(PO4)6(OH)2] memberi kontribusiterhadap komposisi mekanika penunjang-berat dari tulangdan juga sebagai penampung kalsium (Ca) dan fosfat(PO4) yang mana aliran tersebut bergerak secara cepatuntuk membantu sistem banyak sistem biologis yaknikalsium atau fosfat berfungsi sebagai kofaktor atauregulator.

Gambar 1. Komposisi kalsium dan distribusi padamanusia dewasa

2

Sumber utama kalsium dalam makanan adalah susu danproduk susu lain, memberikan hampir 40% kebutuhankalsium pada orang dewasa, diikuti oleh sereal danproduk sereal memberikan 30%. Memastikan kecukupankalsium yang dikonsumsi adalah suatu hal penting untukmencapai puncak kepadatan tulang (PBM) dan membantumenurunkan kehilangan mineral atau menurunkan resikosteoporosis pada usia lanjut. Terdapat keprihatinankhusus mengenai kebutuhan kalsium antara remaja danwanita muda saat mengkonsumsinya dalam jumlah kecilketika kalsium merupakan suatu kebutuhan denganproporsi khusus pada usia tersebut.

Adanya beberapa bukti yakni berupa penambahanasupan akan kalsium dalam keseharian nantinya mampumembantu menurunkan percepatan kerapuhan tulangdikarenakan faktor penuaan. Bukti tersebut secara kuatterjadi pada masa antara wanita paruh baya yangmengalami masa menopause lebih baik selama masa awal(5-10 tahun pertama) dari menopause. Hal inimenunjukkan banyaknya keuntungan yang diperoleh darikonsumsi penambahan kalsium dalam jangka waktu yangpanjang. Penemuan lebih lanjut dibutuhkan untukmenginvestigasi asupan optimal dalam makanan yangberhubungan dengan hilangnya mineral tulang dalamjumlah kecil dan penurunan resiko osteoporosis.

Kalsium memainkan peranan penting secarastruktural dalam tubuh, merupakan mineral terbanyakpada tulang/kerangka tubuh manusia. Kebanyakan kalsium(~99%) dalam tubuh berada pada tulang, dengan rata-ratatulang manusia dewasa berkisar 1200 gr kalsium (Ilichdan Kerstetter, 2000).

Tulang adalah susunan matriks protein yang pentingyakni garam-garam kalsium (dan mineral lain) terdepositdi dalamnya. Tulang berisi sel-sel dan jaringan kolagenkhusus terbungkus oleh material kristal. Jaringan

3

tersebut dirapikan dengan suatu “substansi solid”mukopolisakarida dan senyawa-senyawa lainnya. Sel-selkolagen dan “substansi solid” membentuk matriks organikatau steroid. Kerangka tulang adalah berupa strukturkompleks “penyokong”. Ini terdiri dari tulang-tulangpanjang, sumsum tulang belakang dan tulang tengkorak.Epiphyses pada tulang panjang yang mana memanjang selamamasa pertumbuhan.

Gambar 2. Penampang suatu tulang panjang

Kalsium, fosfat dan magnesium adalah mineral-mineral penting pada tulang salah satunya kalsiumsebagai yang terbanyak. Kalsium bersama fosfat dalamjangka panjang membentuk kristal kompleks;hidroksiapatit [Ca10(PO4)6(OH)2]. Kandungan mineral padatulang sama dengan hidrokdiapatit, tetapi tidak murnihanya hidroapatit saja melainkan juga berisikankarbonat, sitrat, natrium, magnesium dan sedikitflourida. Kristal-kristal dari mineral tulang sangatkecil, dengan antara 20-30 nm dan ketebalannya 2-3 nm.Ion-ion pada permukaaan kristal tersebut berinteraksi

4

dengan ion dari cairan tubuh; pada kenyataannya tulangdisamakan dengan suatu kolom penukar ion.

Jaringan tulang dibagi menjadi dua bentuk; tulangkeras dan tulang rawan. Tulang keras membentuk lapisan(terluar) dari tulang, pada bagian tangkai dari tulangpanjang, sedangkan tulang rawan terbentuk dari kompleksjaringan-jaringan yang berbentuk kolom dan ditemukanterutama pada tulang belakang, tulang panggul danbagian inti dari tulang panjang. Keseluruhan tulangmembentuk jaringan tulang yang saling berhubungan,walaupun jumlah relatif tulang keras dan rawan dapatberubah-ubah. Rata-rata 80%-nya adalah merupakan tulangkeras dan tulang rawan 20%. Tulang keras begitu padatdan tebal serta berfungsi sebagai bagian strukturalsedangkan tulang rawan memiliki pori dan memilikifungsimetabolik (Departemen Kesehatan Inggris, 1998).

Sejak lahir hingga meninggal, jumlah kalsium dalamtubuh individu sehat bertambah dari 20-30 gr (Koo, dkk.2000; Abrams, 2001) menjadi 1200 gr (Ilich danKerstetter, 2000). Kalsium tidak dapat dibuat olehtubuh; keseluruhan kalsium dipenuhi untuk penambahankebutuhan tersebut diambil dari makanan. Proporsiterbaik kalsium dalam makanan diabsorpsi selama masapertumbuhan hingga dewasa dan ekskresi urine mereduksikalsium berlebih pada proses pengapuran tulang. Jumlahtotal penambahan adalah 1170 gr hingga usia 18 tahunyaitu jumlah rataannya adalah 1,25 gr per Minggu atau178 mg per hari., walaupun pertumbuhan rata-rata tidakselalu tetap terus pada masa kanak-kanak. Selamaperiode pertumbuhan cepat tinggi seseorang, kalsiumdisimpan lebih banyak pada kerangka tulang ketimbangketika proses pertumbuhan berjalan lebih lambat.

Rata-rata 80% kalsium berada dalam tulang padasaat kelahiran disimpan dalam matriks tulang selamamasa kehamilan. Kalsium dikirim melewati plasenta

5

membutuhkan konsentrasi tertentu calcitriol (vitamin Daktif), walaupun bertambahnya jumlah optimal mineraltulang yang dibutuhkan tidak diketahui dengan pasti.Sehingga disarankan penambahan kalsium rata-rata 200mg/hari selama masa kehamilan; bertambah dari 50mg/hari pada 20 minggu awal kehamilan menjadi 330mg/hari pada 35 minggu berikutnya, jadi total kalsiumpada bayi adalah 20-30 gr kalsium saat kelahiran.Selama perkembangan janin, reposisi kalsium lebihbanyak dibutuhkan ketimbang pada bagian metabolismelain dalam kehidupan.

Tabel 1. Perbandingan reposisi kalsium per hari(Abrams, 2001)

Kelompok Usia(tahun)

Beratbadan(kg)

Kalsiumreposisi(mg/kg/hari)

Totalkalsiumtulangreposisi(mg/hari)

Masa awaljanin

- 1,34 160 214

Janin 0,8 8 90 720Sebelumpubertas

8,3 28 52 1456

Pubertas 10,2 35 53 1960Setelahpubertas

15,4 59 21 1240

Dewasa 30-60 60 5-10 300-600

Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya,penambahan mineral tulang yang berkelanjutan sealamhingga setelah pertumbuhan telah dikelompokan. Padausia antara 18 dan 30 tahun, massa tulang kemungkinanmengalami penambahan hingga 10% , tercatat hingga 120gr penambahan kalsium, massa tertinggi tulang (PBM)merupakan massa maksimal tulang selama hidup, telah

6

dilaporkan bertambah lebih cepat pada usia akhirkeremajaan.

Jumlah dari tulang terakumulasi ketika tulangberada pada masa kedewasaan yang berubah-ubah antarsetiap individu dan ditentukan oleh genetik sertapengaruh buruk lingkungan. Kira-kira 80% perubahan PBMpada orang dewasa sebagian besar disebabkan olehgenetik (Ferrari,2004). Faktor lainnya, termasuk jeniskelamin, menyuplai berkisar 20% perubahan PBM. PBMadalah faktor penting untuk menentukan resikosteoporosis; peningkatan 10% PBM dihubungkan dengan50% penurunan risiko kerusakan.

Tabel 2. Faktor yang mempengaruhi massa tertinggitulang, PBM (Philips, 2004)

Genetik Sejarah keluarga.Beberapa suku memiliki kekuatan tulangyang tinggi dibandingkan dengan yanglainnya.Genetik polimorfosis.

Jeniskelamin

Pria memiliki massa tulang lebih baikdibanding wanita.

Makanan Suplai kalsium dan vitamin D secarakhusus, juga protein serta energi,mempengaruhi massa tulang.

Aktivitasfisik

Pelatihan dengan beban berat secaraberkelanjutan sangat penting untukkekuatan tulang.

Berat badan Orang-orang dengan berat berlebihanmemiliki tulang yang kuat.

Hormon-hormon

Pada masa ketidakstabilan wanita ataukekurangan akan kalsium dapatmenyebabkan kerapuhan tulang.

7

Berdasarkan fakta mengenai PMB, usia yangberkaitan dengan terjadinya kerapuhan tulang yang manakehilangan mineral, termasuk kalsium, yang hilang daritulang. Tulang dan hilangnya kalsium terjadi dengankecepatan yang berubah-ubah hingga pada awal menopausewanita, yang mana terjadinya hal ini dipercepat selamakurun waktu rataan 5-10 tahun.

Gambar 3. Perubahan massa tulang hingga akhir kehidupan(New, 2002).

Berdasarkan atas lapisan yang membentuknya, gigiterdiri atas tiga tipe: semi-keras (Enamel), keras danlunak. Seperti hal tulang, lapisan semi-keras (Enamel)dan keras pada gigi tersusun atas kalsium dan fosfatyang membentuk hidroksiapatit. Mineralisasi pada gigidimulai sebelum kelahiran, dengan proses dari lapisansemi-keras (Enamel) terbentuk hingga sempurna selamatahun pertama kehidupan. Satu-satunya bagian pada gigiyang terlindungi dari lingkungan luar mulut adalah tipesemi-keras (Enamel). Walau bagaimana pun, karenapenuaan, lapisan keras tidak tersembunyi dari awal akanhilangnya lapisan semi-keras (Enamel) pada gigi ataujika lapisan pada batas perekat yang membantu gigiperlahan-lahan hilang.

8

Makanan dapat mempengaruhi pembengkakan gigikarena pengaruh kebiasaan. Contohnya, kalsium membantumenjaga komposisi dari gigi, salah satu fokus daridemineralisasi dan remineralisasi bergantung terhadapsuatu faktor pada makanan dan pH dari lingkungan luarmulut. Bakteri pada lak gigi mendegradasi gula,menghasilkan asam yang menurunkan pH dari lapisanterluar gigi, sebagai pengaktif demineralisasi akankalsium (dan fosfat) dari hidroksiapatit pada lapisansemi-keras (Enamel) gigi. Jika kebersihan pada gigibaik dan kesediaan akan ion fluor sedikit, sebuahlubang akan terbentuk. Demineralisasi enamel terjadipada pH di bawah 5,5 (pH kritis). Hal ini begitu burukkarena pH kritis merupakan kebalikan dari konsentrasidari plak dan air liur (yang berpengaruh terhadapmakanan), oleh karena itu tidak menunjukkan angka yangmutlak (Dawes, 2003). Asam dinetralisasi oleh air liur,meningkatkan pH dari lapisan luar gigi di bawah pHkritis, meningkatkan remineralisasi (Loveren, 2000).Keseimbangan antara remineralisasi dan demineralisasi(tinggi-rendahnya pH) berdasarkan keseringanpengurangan dari kadar konsumsi gula yang dapatdifermentasikan sepanjang dua kali pembersihan gigidengan pasta gigi berkadar fluor.

9

Gambar 4. Demineralisasi gigi (Google Documentary,2014)

Keseluruhan sel hidup membutuhkan kalsium untukdapat hidup dan menggunakan kemampuan serta fungsinya.Tubuh membutuhkan kalsium tidak hanya untuk memeliharastruktur penting dari kerangka tubuh tapi juga untukmengontrol aktivitas sel dan jaringan ketika terdapatperubahan pada lingkungan, makanan, suatu stimulus ataupatogen (penyakit). Bermacam-macam fungsi kalsium padastruktur tulang telah dijelaskan sebelumnya, sehinggafungsi lainnya dapat dijelaskan yaitu berupa fungsistruktural dan fungsi reguler metabolisme sel.

Secara struktural, kalsium memiliki peran dalampemeliharaan dari struktur intraseluler seperticontohnya organel-organel sel dan kromatin. Kalsiumberikatan dengan amina, seperti katekholamin, memainkanperanan struktural pada jaringan keluarnya granula darisel endokrin dan terminal saraf. Kalsium, berikatanpada fosfolipid serta protein sangat penting untukmenjaga kerja sama dan permeabilitas kandungan membranbiologi, serta saat berikatan dengan DNA, inidiperlukan untuk menentukan beberapa ciri-ciristruktural kromosom.

10

Gambar 5. Ikatan kalsium pada suatu polipeptida (Gossasdan Danielson, 2006)

Regulasi kalsium dapat diklasifikasikan atasregulasi pasif atau aktif. Kalsium adalah salah saturegulator biokimia dari enzim tetapi tidak secara aspekfisiologi. Perubahan kalsium dalam suatu plasma tidakpun menimbulkan perubahan signifikan dan karenanyakalsium berjalan pada proses aspek pasif. Sebaliknya,perubahan konsentrasi kalsium dalam sel makhluk hidupmenyebabkan suatu bentuk aktif, membuat sel tersebutmengubah aktivitasnya terhadap respons suatu stimulanfisiologis contohnya suatu hormon atau Neuro-transmitter.Kualitas dan kesungguhan dalam bertahan hidup darisuatu kehidupan manusia membutuhkan keseimbangan yangbaik antara suplai kalsium dan prosesnya terhadap sel-sel. Kalsium yang mudah berpindah/berubah secaraekstraselular disimpan tidak hanya dalam tulang, tetapijuga terspesialisasi tempatnya dalam sel. Pelepasandari terakhir menuju sitosol dalam sel menyebabkanuntuk mempengaruhi suatu kinerja dan respon sel.Regulasi kalsium terjadi di intraseluler, hal inidikarenakan ion ini adalah satu aspek penting dalam seldan juga merupakan faktor utama dalam aktivitas-aktivitas khusus sel.

Pergerakan utama kalsium intraseluler pada seltersimpan dalam retikulum endoplasma. Pada jaringantulang, kalsium dilepaskan dari tempat penyimpanannyamelalui satu sinyal. Pada jaringan hati, pelepasanjumlah kecil kalsium menuju bagian dalam sel melaluisatu aksi potensial. Pada sel lainnya, kalsium dilepasmelalui satu aksi yang dilakukan oleh inositoltrifospat (IP3) membentuk sebuah “awan kalsium” bersamadengan sel itu sendiri. Pemulihan sel terhadaphilangnya stimulus merupakan bagian penting dalam

11

penambahan penyimpanan kalsium, pemompaan, beberapakalsium keluar dari sel melalui kalsium-megnesium ATP-ase atau pergantian natrium-kalsium. Kemampuan kalsiumsecara cepat dalam sel tergantung pada “awan kalsium”mencapai kecocokan kalsium yang berikatan denganprotein. Kalsium-protein tersebut adalah kalmodulin,ditemukan berada amat sangat dekat dengan sel, troponinC berada pada otot dan keluarga dari sitoskeletalprotein.

Gambar 6. Mekanisme aksi dari kalsium intraseluler(BNF,1989)

Konsentrasi plasma yang terionisasi kalsiumderegulasi kecil antara 1,1 dan 1,3 mmol/L. Jikakonsentrasi plasma menurun di bawah konsentrasitersebut maka eksistabilitas neuromuscular akanmeningkat dan ketika konsentrasi kalsium turun terlalurendah, hypocalcaemic tetany akan terjadi. Hal inimenyebabkan paraesthesia (kulit kasar), sesak nafas dancardiac arrhythmia serta mampu menyebabkan kefatalan bagitubuh.

Homeostasis kalsium terjadi pada tiga tempat utama: ginjal, tulang dan gastrointestinal.

12

Gambar 7. Faktor-faktor homeostasis kalsium (BNF, 1989)

Homeostasis kalsium pada tiga tempat tersebut,langsung dan tidak langsung oleh PTH, yang manadisekresikan oleh kelenjar tiroid. PTH adalah salahsatu dari tiga faktor hormon kalsiotropik yang pentingdalam homeostasis kalsium, yang lainnya yaknikalsitonin dan kalsitriol (1α, 25-hidroksi vitamin D3).Produksi dan sekresi dari PTH dipengaruhi olehkonsentrasi kalsium plasma; penurunan konsentrasikalsium menciptakan sekresi PTH, yang merupakan aksiuntuk menyimpan konsentrasi plasma kalsium, dan suatukenaikan konsentrasi plasma kalsium menghambatpelepasan PTH.

Gambar 8. Metabolisme vitamin D (DeLuca, 2004)

13

Terdapat empat jalur utama regulasi PTH berdasarkonsentrasi plasma kalsium. Melalui ginjal, aksi PTHmeningkatkan reabsorpsi kalsium dan, oleh karenanyamenurunkan sekresi dari urin. Aksi PTH juga menyebabkanpenurunan reabsorpsi fosfat, mengutamakan penambahanekskresi fosfat dan mereduksi fosfat dalam konsentrasiplasma. Hal ini begitu penting ketika PTH menyebabkanlepasnya kalsium dan fosfat dari tulang yang mana untukmemelihara konsentrasi plasma kalsium. Penambahankonsentrasi plasma fosfat, bagaimanapun juga, akanmencegah kelanjutan resorpsi kalsium dari tulang.Berikutnya, aksi PTH pada ginjal meningkatkanpembentukan kalsitriol (bentuk aktif dari vitamin D),meningkatkan konsentrasi plasma kalsitrol, yang manaaksi dalam instentin untuk meningkatkan absorpsikalsium. Garis besarnya, terdapat empat aksi PTHterhadap penyimpan konsentrasi plasma kalsium tubuh;sekresi penyimpanan PTH dihambat. Selain itu, hormonkalsitonin disekresikan dalam suatu sirkulasi olehkelenjar tiroid. Walaupun, hal ini tidak secara pastimenjadi aturan dari homeostasis kalsium, aksikalsitonin dalam tulang untuk menghambat resorpsi danmenjaga rangka tubuh pada saat-saat stres tubuh,contohnya pada saat kehamilan dan perkembangan tubuh.

Metabolisme vitamin D sangat berkaitan eratdengan homeostasis plasma kalsium, selanjutnya jugaberkaitan dengan peningkatan absorpsi kalsium dalamintestin. Vitamin D terbentuk karena adanya aksi darisinar matahari (radiasi sinar ultraviolet) pada7-dehidrokolesterol yang tardapat dalam kulit. Vitamin Dberada dalam makanan sebagai vitamin D2 (ergokasiferol)dan strukturnya sama dengan vitamin D3. Melalui suatusaluran, keduanya yakni vitamin D2 dan vitamin D3

saling berikatan pada vitamin D-protein; beberapaikatan vitamin D terdeposit dalam penyimpanan adiposit

14

dan dibawa menuju hati. Pada hati, vitamin D mengalamihidroksilasi menjadi membentuk kalsidiol (25-hidroksivitamin D3). Setelah berada di hati, kalsidiol bergerakmenuju ginjal Diana selanjutnya hidroksilasi terjadi.PTH mengaktivasi enzim (sitokrom P450-25-hidroksivitaminD-1-hidroksolase) yang mengkatalis metabolisme untukmembentuk kalsitriol (1α, 25-hidroksi vitamin D3).bentuk tersebut adalah didasarkan pada bentuk aktifvitamin D. Fungsi utama kalsitriol adalah untukmeregulasi kalsium homeostasis.

Hipertensi tetap merupakan masalah kesehatanmasyarakat meskipun obatnya telah sekitar tiga puluhtahun ditemukan. Patofisiologi hipertensi mencakupinteraksi genetik dengan lingkungan yang meliputiproses retensi garam, penurunan ambang filtrasi ginjal,hiperaktivitas simpatis, kelebihan sistem reninangiotensin, perubahan membran sel, hiperinsulinemiadan disfungsi endotel. Diagnosis hipertensi ditegakkanbila tekanan darah (TD) lebih tinggi atau sama dengan140/90 mmHg, yang menetap pada pengukuran berulangminimal dua kali selama beberapa minggu, kecuali bilaTD sangat tinggi yang memerlukan tindakan atau terapisegera.

Pada penatalaksanan hipertensi harus dilakukanstratifikasi pasien berdasarkan klasifikasi tingginyaTD, identifikasi kerusakan organ sasaran yang telahterjadi, dan keadaan klinis terkait akibat hipertensi.Berdasarkan hal tersebut, ada lima prinsippenatalaksanaan hipertensi. Prinsip pertama adalahdeteksi dini dan terapi dini sebelum timbul kerusakanorgan sasaran yang reversibel. Prinsip kedua memulaiterapi dengan memberikan komponen dasar yaitu komponennon obat (modifikasi gaya hidup) yang diikuti denganpemberian obat anti hipertensi (OAH) apabila TD belumterkendali. Prinsip ketiga adalah menurunkan target

15

tekanan darah diastolik (TDD) lebih rendah dari 90 mmHgyang dilakukan secara perlahan-lahan secara gradualdengan memantau kualitas hidup dan tanda vital pasien.Prinsip keempat mempertimbangkan derajat tingginyatekanan darah dan tekanan sistolik dalam menetapkanprognosis hipertensi. Pemilihan OAH yang sesuai atausedikitnya mendekati faktor penyebab hipertensimerupakan prinsip terakhir dalam penatalaksanaanhipertensi.

Pemilihan OAH harus berdasarkan jumlah faktorrisiko yang menyertai dan kerusakan organ sasaran ataukeadaan klinis terkait. Pemilihan tersebutmemperhatikan efek samping seperti efek metabolisme,efek terhadap organ lain (bronkospasme, batuk, dsb),kondisi tertentu pasien (hamil, usia lanjut,olahragawan) dan faktor kemampuan pasien mengingat OAHharus dikonsumsi dalam jangka panjang.

Terapi hipertensi dengan obat dimulai dengan dosisterendah yang masih efektif dan dosis dinaikkan bilaefek terapi masih kurang. Untuk menambah efekhipotensif dan mengurangi efek samping dapat diberikanterapi kombinasi yang tepat. Pemilihan OAH yang bekerja24 jam lebih mudah dipatuhi pasien, selain itu tekanandarah akan menurun secara merata sepanjang hari. Sesuaiindikasi, dapat dipilih salah satu dari 6 OAH yangbanyak dipakai saat ini, yaitu: golongan diuretik,penghambat beta, penghambat angiotensin converting enzyme(ACE), kalsium antagonis, antagonis A II receptor blocker, danalpha-1 blocker.

Antagonis kalsium (AK) bekerja dengan caramenghambat masuknya kalsium ke dalam sel melalui chanel-L. AK dibagi 2 golongan besar, yaitu AK non-dihidropiridin (kelas fenilalkilamin dan benzotiazepin)dan AK dihidropiridin (1,4-dihidropiridin). Golongandihidropiridin terutama bekerja pada arteri sehingga

16

dapat berfungsi sebagai OAH, sedangkan golongan non-dihidropiridin mempengaruhi sistem konduksi jantung dancenderung melambatkan denyut jantung, efekhipertensinya melalui vasodilatasi perifer danpenurunan resistensi perifer.

Penelitian yang membandingkan efek antihipertensiAK dengan obat lain menunjukkan efek antihipertensiyang sama baiknya pada pasien dengan hipertensi ringandan moderat. Efek anti hipertensi AK berhubungan dengandosis, bila dosis ditambah maka efek antihipertensisemakin besar dan tidak menimbulkan efek toleransi. AKtidak dipengaruhi asupan garam sehingga berguna bagiorang yang tidak mematuhi diet garam.

Menurut beberapa studi penggunaan AK dalamhipertensi secara umum tidak berbeda dalam efektivitas,efek samping, atau kualitas hidup dibandingkan denganOAH lain. Ditinjau dari mortalitas, tidak ada perbedaanbermakna antara diuretik, AK dan penghambat ACE dalampengobatan hipertensi. Hanya mungkin ada sedikitperbedaan dalam respons terapi sesuai usia dan kelompoksuku bangsa atau warna kulit. AK sebagai OAH banyakdipakai pada pasien dengan hipertensi esensial, pasiendengan hipertensi renovaskular, hipertensi pada pasienkulit hitam (Diana respons penyakit terhadap b blockeratau ACE biasanya kurang memuaskan) dan pasienhipertensi dengan diabetes mellitus, hipertensi denganasma bronkhial, serta hipertensi dengan hipertrofiventrikel kiri.

AK mempunyai efek tambahan yang menguntungkanpasien. AK dan penghambat ACE lebih baik daripenghambat beta dan diuretik dalam mengurangi kejadianhipertrofi ventrikel kiri yang merupakan risikoindependen pada hipertensi. Banyak studi menunjukkan AKmempunyai efek proteksi vaskular dengan mengurangiremodelling vaskular dan memperbaiki faal endothelium.

17

Beberapa studi jangka panjang pada penggunaan AK(kelompok diltiazem) sebagai OAH menunjukkan hasilbahwa AK dapat mengurangi kejadian stroke sampai 20%.9Kontraindikasi utama penggunaan AK adalah gangguankonduksi (heart block) gagal jantung berat dan sindrom sicksinus.

Semua AK menyebabkan vasodilatasi. Potensi relatifsebagai vasodilator bervariasi dengan nifedipindianggap paling poten sedangkan verapamil dan diltiazemkurang poten. Pada penelitian in vitro, diketahui bahwabeberapa AK (nifedipin, nisoldipin, isradipin)berikatan di saluran kalsium tipe L di pembuluh darahdengan beberapa sifat selektif, sedangkan verapamilberikatan sama baiknya di saluran kalsium tipe L padajantung dan pembuluh darah. Semua kelas AK menurunkanaktivitas sinus jantung dan memperlambat konduksiarterioventrikular (AV), sedangkan di klinik, hanyaverapamil dan diltiazem yang menghambat konduksi AVatau menyebabkan berkurangnya aktivitas sinus. Semuakelas AK menyebabkan kontraksi otot jantung yangtergantung konsentrasi pada in vitro, sedangkan Ni vivohanya verapamil dan diltiazem yang menunjukan haltersebut. Perbedaan in vitro dan in vivo mungkin dapatdijelaskan dengan aktivasi simpatis yang terjadisebagai respons terhadap vasodilatasi yang diinduksioleh dihidropiridin, yang mengurangi efek kronotropikdan inotropik negatif.

18

DAFTAR PUSTAKA

Abrams SA. 2001. Calcium turnover and nutrition through the Lifecycle. Proceedings of the Nutrition Society 60:283–9.

Aziza L. 2007. Peran Antagonis Kalsium dalam PenatalaksanaanHipertensi. Majalah Kedokteran Indonesia. Jakarta.

BNF (British Nutrition Foundation). 1989. Calcium. Thereport of The British Nutrition Foundation’s Task Force. BritishNutrition Foundation: London.

DeLuca HF. 2004. Overview of general physiologic features andfunctions of vitamin D. American Journal of ClinicalNutrition 80:1689S–96S.

H. E. Theobald. 2005. Dietary calcium and Health. BritishNutrition Foundation Nutrition Bulletin. Inggris.

Murray J. Favus, David A. Bushinsky, and Jacob LemannJr. 2006. Regulation of Calcium, Magnesium, Ana PhosphateMetabolism. American Society for Bone and MineralResearch. Amerika serikat.

19

New SA. 2002. Nutrition Society Medal Lecture. The role of theskeleton in acid-base homeostasis. Proceedings of theNutrition Society 61: 151–64.

Phillips F. 2004. Diet and bone health. Nutrition Bulletin29: 99–110.

20


Recommended