+ All Categories
Home > Documents > CARA BUDIDAYA POHON JABON AGAR CEPAT BESAR

CARA BUDIDAYA POHON JABON AGAR CEPAT BESAR

Date post: 25-Nov-2023
Category:
Upload: independent
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
15
CARA BUDIDAYA POHON JABON AGAR CEPAT BESAR POHON JABON SIAP PANEN akan kami jelaskan bagaimana tanaman jabon ditanam dan jarak tanam pada tanaman pohon jabon pada umumnya adalah sebagai berikut : Pola Hutan Rakyat tumbuhan bibit jabon Umumnya menggunakan jarak tanam 2 x 2,5 m. namun hasil pertumbuhan dan perkembangan diameternya tidak begitu cepat dan maksimal, cara ini biasanya digunakan untuk kayu sengon maupun pohonkayu sengon masyarakat dengan sendirinya membiarkan tumbuh liar dengan sendirinya ibarat hutan. Perkebunan rakyat selama ini pada umumnya menggunakan pola jarak tanam jabon yang direkomendasikan yaitu 4×3 m. jarak tersebut dapat memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan diameter batangnya,sebab radius lingkaran bayangan bibit jabon kebawah batang atas pohon adalah wilayah penyerapan unsur-unsur hara ditanah oleh akar pohon jabon. jadi jarak 4 x 3 m adalah yang paling baik bagi pertumbuhan pohon jabon . Cara Tanam : Buka Lobang Lebar.40 x Panjang.40 x dalam 50 cm. (untuk bibit 40-50 cm) Lalu masukan Kompos ditambah NPK 2,5 gr (campur) sebagai pupuk dasar diendapkan dilubang setinggi 30 cm (dapat langsung tanam/3-7 hr kemudian baru tanam),kemudian masukkan bibit yang polibagnya sudah dibuka/disobek kedalam,dudukan yang benar/rata,lalu isi tanah kompos sebagai penutup akar dengan tanah setinggi 20 cm (jangan diterlalu dipadatkan),hingga tersisa lubang 10 cm sebagai kantong air.
Transcript

CARA BUDIDAYA POHON JABON AGAR CEPAT BESAR

POHON JABON SIAP PANEN

akan kami jelaskan bagaimana tanaman jabon ditanam dan jarak tanam pada tanaman pohon jabon pada umumnya adalah sebagai berikut :Pola Hutan Rakyat tumbuhan bibit jabon Umumnya menggunakan jarak tanam 2 x 2,5 m. namun hasil pertumbuhan dan perkembangan diameternya tidak begitu cepat dan maksimal, cara ini biasanya digunakan untuk kayu sengon maupun pohonkayu sengon masyarakat dengan sendirinya membiarkan tumbuh liar dengan sendirinya ibarat hutan.

Perkebunan rakyat selama ini pada umumnya menggunakan pola jarak tanam jabon yang direkomendasikan yaitu 4×3 m. jarak tersebut dapat memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan diameter batangnya,sebab radius lingkaran bayangan bibit jabon kebawah batang atas pohon adalah wilayah penyerapan unsur-unsur hara ditanah oleh akar pohon jabon. jadi jarak 4 x 3 m adalah yang paling baik bagi pertumbuhan pohon jabon.Cara Tanam :Buka Lobang Lebar.40 x Panjang.40 x dalam 50 cm. (untuk bibit 40-50 cm)Lalu masukan Kompos ditambah NPK 2,5 gr (campur) sebagai pupuk dasar diendapkan dilubang setinggi 30 cm (dapat langsung tanam/3-7 hr kemudian baru tanam),kemudian masukkan bibit yang polibagnya sudah dibuka/disobek kedalam,dudukan yang benar/rata,lalu isi tanah kompos sebagai penutup akar dengan tanah setinggi 20 cm (jangan diterlalu dipadatkan),hingga tersisa lubang 10 cm sebagai kantong air.

Perawatan :Semprot Pungisida dan instektisida secara aktip per 2 minggu sekali selama 3 sampai 6 bulan tergantung keadaan gangguan pada tanaman jabon, agar daun tidak dimakan ulat.setelah daun cukup banyak pengusida sudah tidak perlu disemprotkan lagi,sebab daun tidak akan habis dimakan ulat sebab daun sudah banyak.

Pemupukan :untuk pertumbuhan maksimal dapat dilakukan sampai usia 3 tahun, cukup kompos + NPK, Periode pemupukan 1-2 kali/setahun.awal tanam - 1 Tahun : NPK 1 sendok makan (tabur jgn kena/menumpuk pada batang pangkal)1 Tahun - 2 Tahun : Kompos 4 kilo + NPK 2,5 On2 Tahun - 3 Tahun : Kompos 8 kilo + NPK 7,5 On

Dapat juga hanya dengan kompos :1 Tahun - 2 Tahun : Kompos 10 Kilo2 Tahun - 3 Tahun : Kompos 10 kilo

Kompos sangat penting peranannya,kompos berperan sebagai pengikat kation yg dapat menyimpan mineral & unsur hara dan memperlancar pertukaran kation didalam tanah. tampa kompos tanah semakin lama semakin jenuh,jika tanah jenuh sehingga pemberian pupuk jabon akan menjadi sia-sia dikarenakan tanah jenuh tidak dapat lagi mengikat mineral sehingga pupuk yang diberikan tidak dapat mengurai kedalam tanah dan akan menguap atau tercuci, kompos memperbarui kondisi tanah dan menjadikan tanah disekitar pangkal pohon/akar menjadi lembab dan subur, dengan kompos pupuk yang diberikan dapat mengurai dengan baik sehingga akar jabon menjadi mudah menyerap unsur hara tersebut.

Perawatan Kebersihan disekitar pohon jabon,agar sumber makanan akar tidak terganggu dan dapat maksimal diserap akar pohon.minimal perawatan sampai usia 1 tahunan,untuk selebihnya dapat juga dibiarkan,sebab daya serap akar sudah kuat. *by : Herwindo* jabon

teknik budidaya pohon sengon yang benar created by: Rahmat Hidayat di Jumat, April 05, 2013 . Label: kehutanan punya, MK kehutanan

 bibit sengon yang sehat

   SUMBER BENIH ATAU BIBITPada umumnya tanaman sengon (Paraserianthes falcataria)

diperbanyak dengan bijinya. Biji sengon (Paraserianthes falcataria) yang

dijadikan benih harus terjamin mutunya. Benih yang baik adalah benih

yang berasal dari induk tanaman sengon (Paraserianthes falcataria) yang

memiliki sifat-sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar,

tidak menjadi inang dari hama ataupun penyakit. Ciri-ciri penampakan

benih sengon (Paraserianthes falcataria) yang baik sebagai berikut :

·      Kulit bersih berwarna coklat tua

·      Ukuran benih maksimum

·      Tenggelam dalam air ketika benih direndam, dan

·      Bentuk benih masih utuh.

Selain penampakan visual tersebut, juga perlu diperhatikan daya

tumbuh dan daya hidupnya, dengan memeriksa kondisi lembaga dan

cadangan makanannya dengan mengupas benih tersebut. Jika

lembaganya masih utuh dan cukup besar, maka daya tumbuhnya tinggi.

1.      Pembuatan PersemaianKeberhasilan persemaian benih sengon (Paraserianthes falcataria)

ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tempat. Oleh karena itu perlu

diperhatikan beberapa persyaratan memilih tempat persemaian sebagai

berikut :

·      Lokasi persemaian dipilih tempat yang datar atau dengan derajat

kemiringan maksimum 5 %

·      Diupayakan memilih lokasi yang memiliki sumber air yang mudah

diperoleh sepanjang musim ( dekat dengan mata air, dekat sungai atau

dekat persawahan).

·      Kondisi tanahnya gembur dan subur, tidak berbatu/kerikil, tidak

mengandunh tanah liat.

·      Berdekatan dengan kebun penanaman dan jalan angkutan, guna

menghindari kerusakan bibit pada waktu pengangkutan.

Untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah besar perlu dibangun

persemaian yang didukung dengan sarana dan prasarana pendukung yang

memadai, antara lain bangunan persemaian, sarana dan prasarana

pendukung, sarana produksi tanaman dll. Selain itu ditunjang dengan ilmu

pengetahuan yang cukup diandalkan.

2.      Penaburan BenihKegiatan penaburan dilakukan dengan maksud untuk memperoleh

prosentase kecambah yang maksimal dan menghasilkan kecambah yang

sehat. Kualitas kecambah ini akan mendukung terhadap pertumbuhan bibit

tanaman, kecambah yang baik akan menghasilkan bibit yang baik pula dan

hal ini akan dapat membentuk tegakan yang berkualitas.

Bahan dan alat yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penaburan

adalah sebagai berikut

·      Benih

·      Bedeng tabur/bedeng kecambah

·      Media Tabur, campuran pasir dengan tanah 1 : 1

·      Peralatan penyiraman

·      Tersedianya air yang cukup.

Teknik pelaksanaan, bedeng tabur dibuat dari bahan kayu/bambu

dengan atap rumbia dengan ukuran bak tabur 5 x 1 m ukuran tinggi

naungan depan 75 cm belakang 50 cm.. kemudian bedeng tabur disi

dengan media tabur setebal 10 cm , usahakan agar media tabur ini bebas

dari kotoran/sampah untuk menghindari timbulnya penyakit pada

kecambah.

Penaburan benih pada media tabur dilakukan setelah benih

mendapat perlakuan guna mempercepat proses berkecambah dan

memperoleh prosen kecambah yang maksimal. Penaburaan dilakukan

pada waktu pagi hari atau sore hari untuk menghindari terjadinya

penguapan yang berlebihan.

Penaburan ini ditempatkan pada larikan yang sudah dibuat

sebelumnya, ukuran larikan tabur ini berjara 5 cm antar larikan dengan

kedalaman kira – kira 2,0 cm. Usahakan benih tidak saling tumpang tindih

agar pertumbuhan kecambah tidak bertumpuk. Setelah kecambah berumur

7 – 10 hari maka kecambah siap untuk dilakukan penyapihan.

3.      Pemeliharaan Bibit Di Bedeng TaburPemeliharaan yang dilakukan terhadap bibit dipersemaian adalah

sebagai berikut :

·      Penyiraman

Penyiraman yang optimum akan memberikan pertumbuhan yang

optimum pada semai / bibit. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari

maupun siang hari dengan menggunakan nozle. Selanjutnya pada kondisi

tertentu, penyiraman dapat dilakukan lebih banyak dari keadaan normal,

yaitu pada saat bibit baru dipindah dari naungan ke areal terbuka dan hari

yang panas.

·      Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan menggunakan larutan “gir”. Adapun

pembuatan larutan “gir: sebagai berikut :

Disiapkan drum bekas dan separuh volumenya diisi pupuk kandang.

Tambahkan air sampai volumenya ¾ bagian, kemudian tambahkan 15 kg

TSP, lalu diaduk rata. Biarkan selama seminggu dan setelah itu digunakan

untuk pemupukan. Dosis pemupukan sebanyak 2 sendok makan per 2

minggu, pada umur 6 bulan, ketika tingginya 70 – 125 cm, bibit siap

dipindahkan ke kebun.

·      Penyulaman

Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu

dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan

bibit lainnya.

·      Penyiangan

Penyiangan terhadap gulma, dilakukan dengan mencabut satu per

satu dan bila perlu dibantu dengan alat pencungkil, namun dilakukan hati –

hati agar jangan sampai akar bibit terganggu.

·      Pengendalian Hama dan Penyakit

Beberapa hama yang biasa menyerang bibit adalah semut, tikus

rayap, dan cacing, sedangkan yang tergolong penyakit ialah kerusakan

bibit yang disebabkan oleh cendawan.

·      Seleksi bibit

Kegiatan seleksi bibit merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum

bibit dimutasikan kelapangan, maksudnya yaitu mengelompokan bibit yang

baik dari bibit yang kurang baik pertumbuhannya. Bibit yang baik

merupakan prioritas pertama yang bisa dimutasikan kelapangan untuk

ditanam sedangkan bibit yang kurang baik pertumbuhannya dilakukan

pemeliharaan yang lebih intensip guna memacu pertumbuhan bibit

sehingga diharapkan pada saat waktu tanam tiba kondisi bibit mempunyai

kualitas yang merata.

4.      PenyapihanPenyapihan bibit adalah untuk memindahkan bibit siap sapih dari bak

penaburan ke dalam polybag dilakukan pada areal pertumbuhan. Biasanya

bibit siap sapih untuk berbagai jenis tanaman hutan berbeda-beda

tergantung kepada laju dan besarnyapertumbuhan bibit di bedeng tabur.

Alat yang digunakan stik berupa batang bambu ataukayu dengan diameter

sekitar 2 cm.

Cara kerja:

a.    Sebelum bibit disapih, pot di bedeng sapih disiram terlebih dahulu.

b.    Kecambah yang siap disapih dibawa ke lokasi dengan alat stik. Pot

dilubangi dengan stik secara tegak lurus dan tepat di tengah diameter

polybag. Dalamnya lubang disesuaikan dengan panjang akar kecambah

lebih sedikit dan kemudian stik dimiringkan sedikit dan diputar untuk

memberikan lubang yang besar di permukaan polybag.

c.    Setelah itu kecambah dimasukkan ke dalam lubang yang telah disiapkan

dan ditutup kembali dengan menggunakan stik, sehingga tidak ada rongga-

rongga di sekitar akar yang dapat mengakibatkan akar membusuk.

d.   Diadakan penyiraman setelah selesai disapih.

e.    Semai yang belum siap disapih dikembalikan ke germination house

untuk dipelihara sampai siap disapih kembali.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyapihan adalah:

·      Akar tidak boleh terlipat.

·      Semai harus berdiri tegak lurus.

·      Semai yang telah diambil dari bak tidak boleh terlalu lama dipegang,

supaya tidak luka terhadap semai yang masih kecil.

·      Penyiraman harus hati-hati (pancaran air halus).

5.      Pemeliharaan Bibit Di Bedeng SapihBedeng sapih atau di sebut juga bedeng pertumbuhan dibuat berupa

segi empat dengan ukuran 1 m x 5 m dan sekelilingnya di perkuat dengan

kayu, bata atau bahan lainnya yang kuat. Bedeng sapih di beri naungan

yang tembus cahaya 50%. Luas bedeng sapih menunjukkan kapasitas bibit

di persemaian.

Pelaksanaana.       Persiapan lapangan

·      Pengukuran batas persemaian dengan pemberian tanda batas yang

jelas dan kemudian dipetakan

·      Pembersihan lapangan dari semak-semak, rumput/alang-alang dan

tunggak-tunggak yang ada

·      Pengerjaan/pencangkulan tanah dengan baik dan meratakannya

·      Pengaturan tempat, terutama untuk bedengan/bak dan bedengan sapih

sesuai hasil pemetaan, amar

·      Pemegaran persemaian

·      Pembuatan bedengan/ bak yang diberi pasir bagian atasnya setebal 10-

15 cm dan bedengan sapih dengan diberi naungan / atap

·      Pembuatan jalan angkutan/pengawasan

·      Pembuatan/pemasangan alat pengairan

·      Pengisian kantong plastik sampai penuh dengan medium tumbuh yang

telah dicampur pupuk sebagai medium sapihan, kemudian diatur/disusun di

bedengan sapih yang telah disiapkan.

b.      Penaburan benih

Penaburan benih adalah menanam benih yang telah dipersiapkan /

telah melalui perlakuan-perlakuan khusus dibedengan/bak dengan tujuan

agar benih dapat berkecambah dengan baik.

Penaburan benih dilakukan secara merata menurut larikan/jalur-jalur

atau lubang- lubang yang telah dibuat, kemudian ditutup dengan pasir atau

tanah halus setebal 0,5-1  cm/ setebal benih. Secara garis besar

penaburan dapat dilakukan tiga cara (1) satu persatu (drill sowing), (2)

bentk garis/baris (line sowing), dan (3) menabur mereta (dust  sowing).

Dan kemudian ditutup dengan potongan-potongan seresah yang telah

disterilkan.

Penutupan seresah ini dimaksudkan untuk :

·      Menjaga kelembaban medium.

·      Meningkatkan suhu medium.

·      Menekan pengeliaran rumput-rumput pengganggu, sehingga dengan

demikian perkecambahan benih dapat berlangsung sempurna..

Jarak tanam antara benih dan atara larikan tergantung pada benih

dari suatu jenis tanaman, namun rata-rata 5 cm antar benih dan 5 – 10 cm

antar larikan.

Untuk benih – benih yang halus/ kecil (misalnya benih Melaleuca

spp), agar hasil  penaburan benih dapat merata, maka benih yang akan di

dicampur dengan pasir.

Perbandingan berat/volume campuran benih dan pasir biasanya 1 :

20. Setelah benih ditutup tanah, segera dilakukan penyiraman sampai

pasir/medium cukup basah, kemudian pada setiap bak/bedengan dipasang

label yang bertulisan : nomor bak penabur, species/jenis, asal benih

tanggal penaburan, dan jumlah / banyak benih  Panitia Implementasi

Program NFP-FAO Regional Maluku & Maluku Utara

Pelatihan Penanaman Hutan di Maluku & Maluku Utara – Ambon, 12

– 13 Desember 2007 yang di. Kegiatan ini memerlukan kecermatan

sehingga jangan sampai menggunakan  tenaga borongan.

c.       Penyapihan

Pengertian penyapihan adalah memindahkan bibit/anak semai dari

bedengan / bak ke medium di bedengan sapih. Cara penyapihan, baik

pada waktu mencabut/menggali  bibit/anak semai di bedengan / bak

maupun waktu menanamnya ke medium sapih harus dilakukan dengan

hati-hati, jangan sampai batang/akar-akarnya rusak atau tidak tertanam

tegak lurus. Waktu penyapihan sebaiknya dilakukan sore hari, dan setelah

disapih segara dilakukan penyiraman sampai tanahnya cukup basah.

Setelah itu ada setiap bedengan sapih dipasang label yang bertuliskan :

Nomor bedengan sapihan, species/jenis,asal bedengan penaburan.

Kegiatan ini memerlukan kecermatan sehingga jangan sampai

menggunakan tenaga borongan.

Waktu kecambah (semai anakan) siap disapih tergantung, jenisnya

biasanya sesudah keluar daun pertama sudah dapat dilakukan

penyapihan. Setelah bibit / semai sapihan berupa 3-4 minggu sejak

disapih, kerapatan atap/naungan mulai dikurangi dan setelah berumur 8-10

minggu sebelum semai dipindahkn / ditanam ke lapangan, atap/naungan

tanaman sama sekali ditiadakan. Khususnya untuk jenis Pinus merkusii,

sebelum penyapihan, perlu tanah/medium sapih diberi mecorrhiza.

D.           TEKNIK PENANAMANa.        Persiapan Penanaman

Penyiapan lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan

pengganggu atau komponen lain dengan maksud untuk memberikan ruang

tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara pelaksanaan

penyiapan lahan digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik, semi

mekanik dan manual. Jenis kegiatannya terbagi menjadi dua tahap ;

Pembersihan lahan, yaitu berupa kegiatan penebasan terhadap semak

belukar dan padang rumput. Selanjutnya ditumpuk pada tempat tertentu

agar tidak mengganggu ruang tumbuh tanaman. Pengolahan tanah,

dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah dengan cara mencanggkul

atau membajak (sesuai dengan kebutuhan).

b.        Penentuan Jarak TanamPenentuan jarak tanam pada tanaman sengon dapat dilakukan pada

jarak tanam 5 x 5 m atau 3 x 2 m. Dengan jarak tanam demikian,maka

tanaman sengon (Paraserianthes falcataria) dapat tumbuh dengan baik

dan persaingannya tidak tinggi

c.         Pembuatan Lubang Tanam dan Pemasangan AjirLobang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm tepat pada ajir

yang sudah terpasang.

Ajir dapat dibuat dari bahan bambu atau kayu dengan ukuran, panjang

0,5 – 1 m, lebar 1 – 1,5 cm. Pemasangangan ajir dimaksudkan untuk

memberikan tanda dimana bibit harus ditanam, dengan demikian

pemasangan ajir tersebut harus sesuai dengan jarak tanam yang

digunakan

d.        Pengangkutan BibitAda dua macam pengangkutan bibit yaitu pengankuatan bibit dari

lokasi persemaian ketempat penampungan bibit sementara di lapangan

(lokasi penanaman), dan pengangkutan bibit dari tempat penampungan

sementara ke tempat penanaman.

e.         PenanamanJenis kegiatan yang dilakukan berupa :

·      Pembuatan dan pemasangan ajir tanam

Ajir dapat dibuat dari bahan bambu atau kayu dengan ukuran, panjang

0,5 – 1 m, lebar 1 – 1,5 cm. Pemasangangan ajir dimaksudkan untuk

memberikan tanda dimana bibit harus ditanam, dengan demikian

pemasangan ajir tersebut harus sesuai dengan jarak tanam yang

digunakan

·      Pembuatan lobang tanam

Lobang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm tepat pada ajir

yang sudah terpasang.

·      Pengangkutan bibit

Ada dua macam pengangkutan bibit yaitu pengankuatan bibit dari

lokasi persemaian ketempat penampungan bibit sementara di lapangan

(lokasi penanaman), dan pengangkutan bibit dari tempat penampungan

sementara ke tempat penanaman.

·      Penanaman bibit

Pelaksanaan kegiatan penanaman harus dilakukan secara hati – hati

agar bibit tidak rusak dan penempatan bibit pada lobang tanam harus tepat

ditengah-tengah serta akar bibit tidak terlipat, hal ini akan berpengaruh

terhadap pertumbuhan bibit selanjutnya. f.         Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan berupa kegiatan

·      Penyulaman

Yaitu penggantian tanaman yang mati atau sakit dengan tanaman yang

baik, penyulaman pertama dilakukan sekitar 2-4 minggu setelah tanam,

penyulaman kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun pertama

(sebelum tanaman berumur 1 tahun). Agar pertumbuhan bibit sulaman

tidak tertinggal dengan tanaman lain, maka dipilih bibit yang baik disertai

pemeliharaan yang intensif

·      Penyiangan,

Pada dasarnya kegiatan penyiangan dilakukan untuk membebaskan

tanaman pokok dari tanaman penggagu dengancara membersihkan gulma

yang tumbuh liar di sekeliling tanaman, agar kemampuan kerja akar dalam

menyerap unsur hara dapat berjalan secara optimal. Disamping itu

tindakan penyiangan juga dimaksudkan untuk mencegah datangnya hama

dan penyakit yang biasanya menjadikan rumput atau gulma lain sebagai

tempat persembunyiannya, sekaligus untuk memutus daur hidupnya.

Penyiangan dilakukan pada tahun-tahun permulaan sejak penanaman agar

pertumbuhan tanaman sengon tidak kerdil atau terhambat, selanjutnya

pada awal maupun akhir musim penghujan, karena pada waktu itu banyak

gulma yang tumbuh.

tegakan sengon

·      Pendangiran,

Pendangiran yaitu usaha mengemburkan tanah disekitar tanaman dengan

maksud untuk memperbaiki struktur tanah yang berguna bagi pertumbuhan

tanaman.

·      Pemangkasan,

Melakukan pemotongan cabang pohon yang tidak berguna (tergantung dari

tujuan penanaman).

·      Penjarangan

Penjarangan dillakukan untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih

leluasa bagi tanaman sengon yang tinggal. Kegiatan ini dilakukan pada

saat tanaman berumur 2 dan 4 tahun, Penjarangan pertama dilakukan

sebesar 25 %, maka banyaknya pohon yang ditebang 332 pohon per

hektar, sehingga tanaman yang tersisa sebanyak 1000 batang setiap

hektarnya dan penjarangan kedua sebesar 40 % dari pohon yang ada

( 400 pohon/ha ) dan sisanya 600 pohon dalam setiap hektarnya

merupakan tegakan sisa yang akan ditebang pada akhir daur.

Cara penjarangan dilakukan dengan menebang pohon-pohon sengon

menurut sistem “untu walang” (gigi belakang) yaitu : dengan menebang

selang satu pohon pada tiap barisan dan lajur penanaman.

Sesuai dengan daur tebang tanaman sengon yang direncanakan yaitu

selama 5 tahun maka pemeliharaan pun dilakukan selama lima tahun.

Jenis kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan disesuaikan dengan

kondisi dan kebutuhan tanaman. Pemeliharaan tahun I sampai dengan

tahun ke III kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan dapat berupa

kegiatan penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan dan

pemangkasan cabang. Pemeliharaan lanjutan berupa kegiatan

penjarangan dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada

tanaman yang akan dipertahankan, presentasi dan prekuensi penjarangan

disesuaikan dengan aturan standar teknis kehutanan yang ada.

http://www.budidayasengon.blogspot.com/2010/11/waspadai-tanaman-sengon-terserang.html

PETANI tanaman sengon (Paraserianthes falcataria) harus mewaspadai terhadap serangan penyakit karat puru yang disebabkan oleh jamur Uromycladium tepperianum yang kini

mewabah,karena bisa mematikan tanaman secara besar-besaran,sehingga dapat merugikan.

Buktinya,sebanyak 309.760 batang pohon tanaman sengon milik petani di 10 kecamatan yang ada di Kab.Tasikmalaya terserang penyakit karat puru,yang sudah berlangsung sejak beberapa bulan lalu.Hal itu diungkapkan Koordinator Penyuluh Kehutanan (KPK) Dinas Kehutanan dan

Perkebunan (Dishutbun) Kab.Tasikmalaya Endang Supriatna,SP.

Selanjutnya dia mengatakan,tanaman sengon/albasiah yang terserang penyakit karat puru tersebut tersebar pada lahan seluas 710,40 hektar dari luas total hutan rakyat seluas 33.446,17 hektar. ”Akibat serangan penyakit karat puru tersebut,maka kerugian yang dialami para petani

tanaman sengon di Kab.Tasikmalaya diperkirakan mencapai Rp.4.115.023.350.”jelasnya.Kehadiran penyakit karat puru dapat menyerang tanaman sengon,mulai dari persemaian sampai

pada tingkat lapangan (pucuk,ranting,cabang dan batang).Adapun gejala awal terlihat berupa benjolan yang berwarna cokelat muda sampai cokelat tua pada tulang daun ataupun pada pucuk bibit tanaman,yang lama-kelamaan akan membesar sampai mencapai ukuran diameter lebih dari

10 cm.Apabila karat puru telah menjadi tua,maka benjolan/tumor (Gall) akan berubah warna menjadi merah tua sampai hitam (Hardi,2005).

Serangan penyakit karat puru pada tanaman muda menyebabkan pertumbuhan tanaman sengon terganggu dan pada serangan yang lebih berat dapat batang atau cabang patah bila tertiup

angina.Apabila hampir seluruh bagian tanaman telah dipenuhi dengan benjolan penyakit maka daun akan mengering,rontok dan akhirnya tanaman mati.

Adapun gejala awal serangan penyakit karat puru ini ditandai dengan adanya garis-garis putih memanjang di bagian pucuk (warna pucuk agak kehitaman dan bersifat kaku),kemudian

berkembang membengkak hingga menyerupai tumor (gall) pada pucuk dengan warna putih pucat,kemudian berubah menjadi cokelat tua.Serangan pada tanaman di lapangan dapat dilihat

pada pucuk,ranting,cabang dan batang.Gejala yang diperlihatkan ditandai dengan daun berwarna kuning,lama kelamaan gugur kemudian tanaman menjadi gundul dan mati.

Dalam upaya mengatasi munculnya serangan penyakit karat puru terhadap tanaman sengon yang dapat merugikan para petani,maka perlu dilakukan upaya pencegahan sedini mungkin,dengan

melakukan langkah-langkah berikut ini.

ImunisasiCara pencegahan secara immunisasi merupakan pencegahan yang sangat mendasar terhadap

munculnya serangan penyakit tanaman.Immunisasi dilakukan sedini mungkin yang dimulai sejak penyimpanan benih,yaitu mencampur benih dengan fungisida.Perendaman benih dengan

fungisida berbahan aktif tembaga sulfat sebelum benih ditabur.Menggunakan media semai yang

telah disterilkan.Juga menghindari penggunaan pupuk kotoran ayam karena sangat rentan terhadap timbulnya serangan penyakit,terutama karat puru.

SilvikulturUpaya pencegahan secara silvikultur ini meliputi berbagai kegiatan silvikultur,antara lain;

pengaturan jarak tanam yang sesuai,pemupukan yang tepat dan teratur,pemangkasan,pengendalian gulma secara selektif, pengapuran pada tanah masam dan

menggunakan pola tanam multikultur. Untuk penanaman diperlukan tanaman pelindung seperti nimba untuk mengandalikan serangan hama sebagai vector penyakit.

MekanikPencegahan secara mekanik ini dilakukan dengan memangkas bagian tanaman yang terserang kemudian ditimbun ke dalam tanah (kedalaman minimal 30 cm dari permukaan tanah).Untuk

tanaman sengon muda dilakukan pewiwilan secara teratur terutama untuk tanaman yang berumur 1 tahun.

Ramah Lingkungan/TradisionalPencegahan secara ramah lingkungan ini dilakukan dengan mencampur bahan kapur 1 kg dan belerang 1 kg serta air sebanyak 10 atau 20 liter,lalu diaduk hingga rata. Bagian tanaman yang

terserang penyakit karat puru dibersihkan dari gallnya, kemudian bagian tersebut disemprot/diolesi larutan kapur dan belerang tadi.

KimiawiUpaya pencegahan secara kimia ini dengan melakukan penyemprotan secara serentak pada

persemaian dan lapangan pada saat gejala penyakit karat puru mulai muncul dengan menggunakan fungisida yang berbahan aktif tembaga.Penyemprotan dilakukan pada saat 3

minggu sebelum turun hujan. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan fungsi dari bahan aktif tembaga yang melekat pada permukaan tanaman sebagai pelindung terhadap pertumbuhan spora Uromycladium tepperianum.Sementara selang waktu penyemprotan adalah sekakali dalam dua

minggu.

Dengan upaya pencegahan yang dapat dilakukan tersebut,maka diharapkan kerugian akibat serangan penyakit karat puru dapat dihindari, sehingga petani masih dapat meningkati hasil

panennya meski kurang begitu optimal.


Recommended