Date post: | 31-Mar-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | independent |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
BAB IV
PROSES PERANCANGAN
4.1 Mengenal kebutuhan (Recognized Need)
Pada tahun 2012, 1.3 milyar orang tidak dapat mengakses
ke listrik sementara 2,7 miliar harus mengandalkan
semata-mata biomassa tradisional untuk memenuhi
kebutuhan energi. Perserikatan bangsa-bangsa
memperkirakan bahwa 1 miliar penduduk duni yang akses
ke listrik, memiliki kualitas listrik buruk[1]. Pada
tahun 2011, rasio elektrifikasi nasional hanya sebesar
72,95% [3]. Sisanya, sebanyak 27.05% wilayah di
Indonesia belum terjangkau listrik dengan kendala yang
beragam, salah satunya karena lokasi yang terpencil
sehingga aksesnya sulit. Maka dari itu untuk daerah
pedesaan perlu dikembangkan teknologi mikrohyro yang
dengan ramah lingkungan, dapat bekerja pada head
rendah, Portable dan mudah pengoperasian, perawatan
mudah, biaya produksi murah dan dapat di produksi oleh
industri kecil bidang perbengkelan serta tidak
memerlukan keahlian khusus dan proses pembuatan dapat
dilakukan oleh masyarakat pedesaan, waktu pembuatan
tidak terlalu lama serta ekonomis dan efisien
4.2 Mendefinisikan problem (Problem Definition)
35
Agar terpenuhinya kebutuhan listrik di pedesaan
diperlukan teknologi pembangkit listrik tenaga
mikrohidro :
Ramah lingkungan,
Bekerja pada head rendah,
Portable
Mudah pengoperasian
Perawatan mudah
Biaya produksi murah
Dapat di produksi oleh industri kecil bidang
perbengkelan serta tidak memerlukan keahlian
khusus
Proses pembuatan dapat dilakukan oleh masyarakat
pedesaan,
Waktu pembuatan tidak terlalu lama
Serta ekonomis dan efisien.
Material mudah didapat
Namun selama ini banyak dilakukan penelitian namun
hanya dengan tujuan meningkatkan effisiensi dari
turbinya sendiri namun jarang memperhatkan head dan
debit rendah dan mudah dibuat
Tabel 4.1 Syarat dari sebuah rancangan yang harus di
penuhi
Disain Turbin PropellerD /W No Uraian Dimensi/Nilai Penanggu
ng Jawab
36
1 JenisD 1.1 Turbin
propeller
2 Area kerjaD 2.1 Debit 0,11 m3/sD Head 5 m
3 GeometriD 3.1 Jumlah suduD 3.2 Diameter suduD 3.3 Diameter hub
4 SuduD 4.1 Jenis Sudu Tetap
5 GayaW 5.1 Mekanisme
TransmisiKopling Flens
6 Material6.1 Tahan korosi Tidak Karatan6.2 Tahan terhadap
temperatur rendah
Tahan terhadapperubahan cuaca
7 Proses manufaktur
R .7.1
Dapat dikerjakan tanpa keahlian khusus
Dapat dibuatmasyarakat
R 7.2 Komponen Ada di pasaranR 7.3 Prototype
8 PerakitanR 8.1 Mudah dirakit Tdak butuh
keahlian khususR 8.2 Bentuk Simpel Tidak rumit
37
R 9 PerawatanR 9.1 Perawatan Mudah
10 KeamananW 10.
1Peralatannya aman di gunakan
Tidak merusak
W 11 Daya 4,7kwW 11.
1Efisiensi Tinggi
80
4.3 Pengumpulan informasi (Gathering Information)
Berikut beberapa bentuk rancangan yang ditemukan
dipasaran dan didalam literatur :Simpson & Williams
[20]. mendisain turbin jenis propeller tipe vertikal,
horizontal head 2 - 10m dan debit aliran 460 l/s serta
daya yang dihasilkan 5 kW, dengan sumbu pertikal, berat
poros sudu dan dinamo terpusat pada bantalan, rumah
turbin yang di disainya adalah menggunakan rumah rumah
keong.
38
Gambar 4.1 Turbin Propeller yang dikembang Simpson
& Williams [20]
Felik Mtalo [20], mendisai turbin cross flow dengan
daya 2,5 kw dengan kecepatan aliran melalui jet
9,7 m/s.seperti terlihat pada tabel dibawah.
Tabel 4.2 Tabel data disain Mtalo [20]
S/N Parameter Spesifikasi
01 Runnerdiamater 230 mm
02 Runner widh 200 mm03 Jet Thicness 41,23 mm04 No.Of blade 1805 Jet Velocity 9,7 m/s06 Nozzel Arc 73
07 OverallDimension 523 x 343x 520
08 Entri angle 16 degree
09 Area Of theJet 0,00824 m2
10 Blade Radius 37 mm11 Shaft speed 354 rpm12 Nozel width 180 mm13 Power 2,5 kw14 Bearing SKF62206C
39
Gambar 4.2 Turbin Crosflow Disain Mtalo[27]
Ho-Yan [20] , mendisain tubin propeller jenis, untuk
head 2 meter dan debit 25 l/s dan daya 363 watt, dia
melakukan penelitian khusus pada sudu turbinya saja
yang terbuat dari besi bekas, dimana hub turbin terbuat
dari besi pipa sedang sudu dibuat dari besi plat yang
dilas ke hub.
Gambar 4.3 Desain Sudu Ho-Yan [20]
40
Permadi [8] di cimahi jawa barat mengembangkan turbin
jenis turbo proppeler dengan tipe dasumbu poros
horizontal dengan sistim transmisi daya menggunakan
transmisi sabuk, dengan head 14 meter dengan output
daya 73 kW[8].
Gambar 4.4 Disain Turbo propeller [8]
selain itu mikrohidro jug berkembang dicina yaitu
jenis Vertikal Tabular Turbine Type dan Horizontal Tabular Turbine
Type seperti terlihat gambar dibawah.
a) Vertikal Tabular Turbine Type
41
Gambar. 4.5. Vertikal Tabular Turbine Type[17]
Tabel 4.3 Spesificationsi Vertikal Tabular Turbine Type
Main Specifications Turbine Remarks Type GD-LZ-12-3KW Vertical Tubular
Turbine Rated Head 11m Rated Flow 45 l/s Power 3 KW Efficiency 60% Generator Remarks Type SF3-4 Conforms to the IEC international
electrician committee standard & CEstandard
Rated Power 3KW Rated Voltage 230V Rated Current 13.04 A FQCY 50Hz Rated Rotational 1500r/min Phase 1 P.F. 0.9
b) Horizontal Tabular Turbine Type
42
Tabel 4.4 Spesificationsi Vertikal Tabular Turbine
Type [17]
Water Head(m)
Flow(cb.m/s)
Output(w)
Speed(rpm)
Pipe(mm)
4 0.136 3000 1000 2506 0.151 5000 1500 3007 0.156 6000 1500 3009 0.161 8000 1500 30011 0.165 10000 1500 300
Gambar 4.6 Horizontal Tabular Turbine Type [18]
c) Tubular turbine mini hydropower enerator model ZDI
43
Gambar 4.7 Tubular turbine mini hydropower enerator model
ZDI[23]
Tabel 4.5 Tubular turbine mini hydropower enerator
model ZDI[23]
Place of
Origin: Hunan China Mainland)
Type: Tubular turbine mini hydropower
generator
Runner diameter: 0.8-6.3m
Generator Stator
Wire: copper coil
Price US $13,000
Brand Name: HC Tubular turbine mini
hydropower generator
Color: blue/green or customerized
Capacity: 250-15000kw
Shell material: iron casing
Model Number: ZD1,Tubular hydro turbine
Water head: 2 m -30m
Material of
runner: stainless steel
Life time: 30-50 years
44
d) Tubular turbine mini hydropower eneratorModel GJ
Gambar 4.8 Tubular turbine mini hydropower enerator model
GJ[23]
Tabel 4.6 Tubular turbine mini hydropower enerator
model ZDI[23]
Place of Origin: Guangxi China (Mainland)
Power Output: 600W-5KW
Frequency(HZ): 50 HZ or 60HZ
Generator shell
material: Iron casting
Price US $ 3600-89000Model Number: GJ, Tubular hydro turbine
Rated Head (m): 4
Voltage(V): 220 /380
45
Generator stator
coil: Copper wire
Type: Tubular turbine
generators,Excitation generator
Rated
Flow(cbm/s): 0.05-0.17
Rotary
Speed(RPM): 1000-1500
Namun jenis tipe turbin jenis turbo proppeler CV
Cihanjuang inti teknik sabuk dan pully sebagai transmisi
sehingga akan terjadi loses yang mengakibat turunnya
efifiensi hidrolik dari turbin yang di pelopori Permadi
yang mengunakan teknologi.
4.4 Generasi konsep (Consept Generation)
Pada penelitian ini adalah di titik berat pada desain
bentuk dan dimensi draft tube, sudu dan rumah turbin
propeller untuk head 5 meter dengan debit 0,11 m3/s,
turbin untuk head dan debit rendah, mudah dibuat,
Portable dan mudah pengoperasian, perawatan mudah,
biaya produksi murah dan dapat di produksi oleh
industri kecil bidang perbengkelan serta tidak
memerlukan keahlian khusus dan proses pembuatan dapat
dilakukan oleh masyarakat pedesaan, waktu pembuatan
tidak terlalu lama serta ekonomis dan efisien.
46
4.4.1 Konsep referensi (existing product)
Dari delapan desain yang ada pada langkah ketiga
dari proses disain, pengumpulan informasi (Gathering
Information) dipilih tiga yang dijadikan sebagai
referensi . Adapun tipe tersebut horizontal tabular
turbine type dinamakan dengan tipe A, turbin Vertikal
Tabular Turbine Type dinamakan dengan tipe B, turbin
turbo propeller dinamakan dengan tipe C. Adapun
modifikasi yang akan dikembang dari ketiga tipe
tersebut.
Tabel 4.7 Modifikasi yang akan dikembangkan dari Turbin
tipe A
Horizontal tabular turbine
No
Modifikasiyang
dikembangan
Modifikasi Kekurangan
1. Arah Aliran fluida masuk
Aliran fluidamasuk dari arahsamping di robahmenjadi dari arahdepan (kiri)
Aliran masuk dari arah samping akan menyebabkan loses oleh belokan dan poros turbin
2 Posisielbow
Elbow dari arahhorizontal
Fluida yang mengalir
47
dirobah menjadivertikal
melalui elbow horizontal lebih lama dibandingkan vertikal
3 Draft tube Draft tube darisebelah kiri dirobah menjadidibawah elbowyang di posisikanvertikal.Diameter saluranmasuk dibuat samadengan aliranmasuk draft tube.
Saluran masuk jauh lebih besar dari saluran masuk draft tube akanmenyebabkan tertahannya aliran pada impeller.
Tabel 4.8. Modifikasi yang akan dikembangkan dari
Turbin tipe B
Vertikal tabular turbine
48
No
Modifikasi
yang
dikembangan
Modifikasi Kekurangan
1. Posisi sumbu
turbin
Posisi sumbu
turbin vertikal
akan di robah
menjadi
horizontal
Berat dinamo
akan enambah
beban poros
2 Elbow Elbow yang
diameter aliran
masuknya lebih
kecil diganti
dengan elbow
yang yang sama
besar diameter
masuk dan keluar
Menyebabkan
kehilangan
tekanan
3 Impeller Dari arah
vertikal robah
menjadi
horizantal dan
sebelumnya
impeller
mendekati draft
tube di robah ke
posis sebelum
aliran memasuki
elbow
Terjadi
turbulensi yang
cukup besar.
49
Tabel 4.9 Modifikasi yang akan dikembangkan dari Turbin
tipe C
Vertikal tabular turbine
No
Modifikasi
yang
dikembangan
Modifikasi Kekurangan
1. Sistim transmisi
Sistim transmisi sabukdi ganti dengantransmisi langsung menggunakan kopling flens
Menyebabkan kehilangan dayaakibat gesekan
2 Elbow Elbow yang diameter masuk dengan keluar tidak sama di buat sama dan elbow yang diabuat dengan cara menyambung
Gesekan saat aliran melewatielbow akan menjadi besar
50
plat diganti dengan elbow dari hasil pengecoran
3 Sudu Jenis sudu yangdapat dirobah diganti dengan sudu tetap
Pengerjaan suduyang dapat di atur kemiringannya rumit proses pengerjaan nya
4.4.2 Konsep alternatif
Agar terpenuhinya kebutuhan listrik di pedesaan,
diperlukan teknologi pembangkit listrik tenaga
mikrohidro sabagai mana di jelaskan dalam definisi
problem (Problem Definition), maka dapat dipilih 3 buah
konsep alternative
3.1.1 Alternatif “ A ”
Alternatif A
51
Gambar 4.9 Lay Out Turbin Alternatif A
No Komponen Keterangan1 Saluran masuk
(Inlet)
Diameter saluran masuk sama
dengan diameter elbow2 Sistim
transmisi
Transmisi langsung (Kopling
Flens)3 Draft tube Conical draft tube dengan posisi
vertikal4 Poros Jenis poros horizontal5 Bearing Memiliki 2 bearing6 Flange Menghubungkan elbow dengan
saluran masuk, draft tube7 Elbow Elbow 450
8 Generator 1 fasa9 Kerangka Dudukan denamo dan turbin
menggunakan besi profil “U”10 Propeller Terletak sebelum diameter masuk
elbow dengan jumlah 4
52
3.1.2 Alternatif “ B”
Alternatif B
Gambar 4.10 Lay Out Turbin Alternatif B
No Komponen Keterangan1 Saluran
masuk (Inlet)
Diameter saluran masuk tidak sama dandiameter elbow, saluran masuk beradadi luar rangka dan lebih panjang dibandingkan alternatif “A”
2 Sistimtransmisi
Transmisi langsung (Kopling Flens)
3 Draft tube Conical draft tube dengan posisivertikal
4 Poros Jenis poros horizontal5 Bearing Memiliki 2 bearing6 Flange Menghubungkan elbow dengan saluran
masuk, draft tube tapi diameternyatidak sama
7 Elbow Elbow 450
8 Generator 1 fasa9 Kerangka Dudukan denamo dan turbin menggunakan
besi profil “U” deminsinya lebih
53
pendek dibandingkan alternatif “A”10 Propeller Terletak sebelum diameter masuk elbow
dan dibelakang propeller terjadipengecilan penampang dengan jumlahsudu 4 buah
54
Alternatif “ C”
Alternatif C
Gambar. 4.11 Lay Out Turbin Alternatif C
No Komponen Keterangan1 Saluran
masuk (Inlet)
Diameter saluran masuk sama dan diameter elbow,
2 Sistimtransmisi
Transmisi langsung (Kopling Flens)
3 Draft tube Conical draft tube dengan posisivertikal
4 Poros Jenis poros horizontal5 Bearing Memiliki 2 bearing6 Flange Menghubungkan elbow dengan saluran
masuk, draft tube tapi diameternyasama
7 Elbow Elbow 450
8 Generator 1 fasa9 Kerangka Dudukan denamo dan turbin
menggunakan besi profil “U” deminsinya sama dibandingkan alternatif “A”
10 Propeller Terletak setelah diameter masukinlet dan poros sangat panjang
55
dengan jumlah sudu 4 buah
4.5 Menyeleksi konsep (Consept Selection)
Sebagai pertimbangan untuk seleksi konsep ada 5
aspek yang menjadi pertimbangan untuk memilih turbin
yang akan di disain yaitu,
1. Effiiensi,
2. Daya yang di hasilkan,
3. Biaya produksi,
4. Waktu dan Kemudahan Produksi,
5. Perawatan.
Jenis turbin yang dipilih untuk dikeembangkan adalah :
1. Horizontal tabular turbine dinamakan dengan
tipe A
2. Vertikal Tabular Turbine Type dinamakan dengan tipe B
3. turbin turbo propeller dengan tipe C
Pada penelitian ini untuk menggunakan Metode AHP
(Analytic Hierarch Process). Strurktur hirarki pada proses
AHP ini terlihat pada gambar 4.5 dibawah.
56
Efisiensi
Daya yang
dihasilka
n
Biaya
Produksi
Waktu Dan
Kemudahan
Produksi Perawatan `Turbin Tipe
A
Turbin
Tipe A
Turbin
Tipe A
Turbin
Tipe A
Turbin
Tipe A Turbin Tipe
B
Turbin
Tipe B
Turbin
Tipe B
Turbin
Tipe B
Turbin
Tipe B Turbin Tipe
C
Turbin
Tipe C
Turbin
Tipe C
Turbin
Tipe C
Turbin
Tipe C
Gambar 4.12 Diagram AHP Pemilihan Turbin.
Perbandingan antara komponen-komponen kriteria dapat
dilihat tabel dibawah
Tabel 4.10 Matrik Perbandingan Berpasangan
Kriteria Effisiensi
Daya
yang di
hasilkan
Biaya
Produk
si
Waktu dan
kemudahan
Produksi
Perawata
n
Eigen
Value
Bobot
Priorita
s
Valida
si
Bobot
Efisiensi 1,000 3,000 5,000 4,000 3,000 2,825 0,434 2,117
Daya yang
di hasilkan0,333 1,000 2,000 5,000 3,000 1,585 0,244 5,033
Biaya
Produksi0,200 0,500 1,000 5,000 5,000 1,201 0,185 8,400
57
PEMILHAN JENIS TURBIN
Waktu dan
kemudahan
Produksi
0,250 0,200 0,200 1,000 6,000 0,570 0,088 15,167
Perawatan 0,333 0,333 0,200 0,167 1,000 0,326 0,050 18,000
TOTAL 2,117 5,033 8,400 15,167 18 6,507
Tabel 4.11 Matrik Penentuan Validasi Bobot
Kriteria Efisiensi
Daya
yang di
hasilkan
Biaya
Produksi
Waktu dan
kemudahan
Produksi
Perawata
n
Bobot
Sintesa
Eigen
Maksimum
Efisiensi 0,472 0,596 0,595 0,264 0,167 2,094 4,823
Daya yang
di
hasilkan
0,157 0,199 0,238 0,330 0,167 1,091 4,478
Biaya
Produksi0,094 0,099 0,119 0,330 0,278 0,920 4,986
Waktu dan
kemudahan
Produksi
0,118 0,040 0,024 0,066 0,333 0,581 6,636
Perawatan 0,157 0,066 0,024 0,011 0,056 0,314 6,262
TOTAL 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 5,000 27,184
CI = (λmaks-n)/(n-1) dan CR = CI/RI untuk n= 5 ,RI =1.12 (λmaks 5,437
Karena CR < 0,100 berari preferensi pembobotan adalah
konsistenCI 0,109
CR 0,091
Tabel 4.12 Matrik Penentuan Bobot Efiiensi
EfisiensiTurbin Tipe
A
Turbin Tipe
B
Turbin Tipe
C
Eige
n
Velu
e
Bobot
Global
Turbin Tipe 1,000 1,333 0,667 1,43 0,322
58
A 7Turbin Tipe
B0,750 1,000 0,333
1,27
40,285
Turbin Tipe
C1,500 3,003 1,000
1,75
50,393
TOTAL 3,250 5,336 2,0004,46
61,000
Tabel 4.13 Matrik Penentuan Bobot Daya Yang Di Hasilkan
Harga
Material
Turbin Tipe
A
Turbin Tipe
B
Turbin Tipe
C
Eige
n
Velu
e
Bobot
Global
Turbin Tipe
A1,000 3,000 4,000
1,98
60,416
Turbin Tipe
B0,333 1,000 3,000
1,62
20,340
Turbin Tipe
C0,250 0,333 1,000
1,16
40,244
TOTAL 1,583 4,333 8,0004,77
21,000
Tabel 4.14 Matrik Penentuan Bobot Proses Waktu dan Kemudahan
Produksi
Waktu dan
Kemudahan
Prosuksi
Turbin Tipe
A
Turbin Tipe
B
Turbin Tipe
C
Eige
n
Velu
e
Bobot
Global
Turbin Tipe 1,000 5,000 3,000 2,06 0,375
59
A 5Turbin Tipe
B0,200 5,000 3,000
2,00
20,364
Turbin Tipe
C0,333 1,667 1,000
1,43
70,261
TOTAL 1,533 11,667 7,0005,50
41,000
Tabel 4.15 Matrik Penentuan Bobot Biaya Produksi
Biaya
Produksi
Turbin Tipe
A
Turbin Tipe
B
Turbin Tipe
C
Eige
n
Velu
e
Bobot
Global
Turbin Tipe
A1,000 6,000 3,000
2,13
80,418
Turbin Tipe
B0,167 1,000 5,000
1,82
30,357
Turbin Tipe
C0,333 0,200 1,000
1,15
10,225
TOTAL 1,500 7,200 9,0005,11
21,000
Tabel 4.16 Matrik Penentuan Bobot Biaya Perawatan
PerawatanTurbin Tipe
A
Turbin Tipe
B
Turbin Tipe
C
Eige
n
Velu
e
Bobot
Global
60
Turbin Tipe
A1 1,333 3,000
1,73
70,364
Turbin Tipe
B0,750 1,000 5,000
1,87
80,394
Turbin Tipe
C0,333 0,200 1,000
1,15
10,242
TOTAL 2,083 2,533 9,0004,76
71,000
Tabel 4.17 Rekap hasil Perhitungan Bobot
Alternatif
Efisie
nsi
Daya yang
di
hasilkan
Waktu
dan
Kemudaha
n
Produksi
Biaya
Produks
i
Perawat
an Total
Bobot
Bobot Prioritas
0,434 0,244 0,185 0,088 0,050
Turbin Tipe
A0,322 0,416 0,375 0,418 0,364 0,365
Turbin Tipe
B0,285 0,340 0,364 0,357 0,394 0,325
Turbin Tipe
C0,393 0,244 0,261 0,225 0,242 0,310
Dari tabel rekap hasil perhitungan diatas terdapat
bobot total Turbin Tipe A (Horizontal tabular turbine)
yang bernilai 0,365. Oleh sebab itu diprioritaskan dan
layak untuk dikembangkan sebagai sebagai pembangkit
61
head rendah dan mudah dibuat di bandingkan dengan tipe
B dan tipe C.
4.6 Mengkomunikasikan disain (Comunication Of Design)
Untuk kesempurnaan disain turbin propeller telah
dilakukan seleksi konsep, namun perlu juga
dikomunikasi.
Pembimbing utama bapak Adek Tasri, Ph.D yang
menyarankan bahwa turbin yang akan di disain tidak
hanya memperhatikan effisiensi semata namun harus
memikirkan bagaimana sebuah disain tersebut harus
praktis, ramah lingkungan, bekerja pada head rendah,
portable, mudah pengoperasian, perawatan mudah biaya
produksi murah dapat di produksi oleh industri kecil
bidang perbengkelan serta tidak memerlukan keahlian
khusus proses pembuatan dapat dilakukan oleh masyarakat
pedesaan.
Generousdi, MT seoarang dosen di Sekolah Tinggi
Teknologi Nasional memberikan saran bahwa pemilihan
material yang digunakan sangat berpengaruh terhadap
biaya produksi dan pemeliharaan.
Syarial, S.Pd seoarang guru teknik perkapalan SMK
Taruna Jambi menyarankan bahwa dalam mendisain
mickrohidro perlujuga diperhatikan yaitu disain bearing
house (rumah bantalan) sebagai dudukan poros turbin
62
harus diusahakan kedap air, dan perlu melakukan
balancing pada propeller.
Agusroni pemilik bengkel Run Jaya tempat pembuatan
turbin yang di disain ini mengatakan perlu ketelitian
dan kesabaran saat pengeboran untuk membuat lobang pada
elbow, sebab kalau tidak center posisinya, maka propeller
juga tidak center.
Sufiyanto,ST mashasiswa pasca sarjana teknik mesin
ITS memberikan solusi bahwa untuk gambar teknik disain
turbin propller ini selain dengan autodesk inventor
juga bisa dengan catia solidwork.
4.7 Detail Disain Dan Analisis (Detailed Design And
Analisys)
4.7.1 Data Perancangan Turbin.
Dari data perancangan maka dapat dihitung dimensi utama
dari turbin propeller yang dirancang, data perancangan
seperti yang ada dibawah:
Head (H) :
5 m
Debit air (Q) : 0, 11
m3/s
Viskositas (ρ) : 998
kg/m3
Gravitasi (g) : 9,81
m/s2
63
Asumsi efisiensi hidrolik (ηh) :
0,80
Perhitungan selanjutnya
4.7.1.1 Perhitungan daya keluaran Turbin (P).
Setelah debit dan head diketahui, maka untuk menghitung
besarnya daya yang dapat dihasilkan turbin digunakan
persamaan berikut[11]:
P=ρxgxQxhxηh
1000
P=
998kgm3 x9,81
ms2 x0,11
m3s x5mx0,8
1000P=4,37kW
4.7.1.2 Perhitungan Kecepatan Spesifik (nQE).
Kecepatan spesifik digunakan untuk menentukan parameter
ukuran dan karateristik dari sifat hidrolik turbin
tersebut dimana Head efektif Hn dan Efesiensi termal ηh
(0.9), kecepatan spesifik dapat dicari dengan persamaan
berikut [11]:
Hn = Hηh
= 5 m x 0,80
= 4 m
nQE=2,29440,486
64
= 1,169
4.7.1.3 Perhitungan Kecepatan Putaran (n).
Kecepatan putaran turbin dihitung untuk menyesuaikan
jenis dari generator yang akan digunakan, sebelumnya
dihitung energi spesifik hidrolik E (J/Kg) pada head
efektif yang dirancang, dapat dihitung dengan persamaan
berikut [11] :
E = Hn x g
= 4m x 9.81m/s2
= 39,24 J/kg
n=nQExE
3 /4
√Q
n=1,169x(39,24)3 /4j/kg
√0,11 m3
s= 55,283 S-1
4.7.1.4 Perhitungan Putaran Maksimal.
Putaran maksimal perlu dihitung untuk menyesuaikan
dengan putaran maksimal dari generator sehingga
generator tidak rusak akibat putaran dari turbin
melebihi batas putaran maksimal dari generator, putaran
maksimal dapat dihitung dengan persamaan berikut [11]:
65
nmax= 3,2 x n
= 3,2 x 55,283 S-1
=176,90 S-1
4.7.2 Saluran masuk
Saluaran masuk atau inlet dari turbin propeller dengan
dimeter inlet (Di) 6 inch dan di tambah dengan
clearence 2 mm dan panjang saluran inlet (L) 128mm(5,04
Inch) dengan ketebal 3,7 mm seperti terlihat gambar
dibawah ini.
Gambar.4.13. Saluran masuk
4.7.2.1 Kekuatan Material Saluran masuk
Untuk memilih material yang digunakan pada saluran
masuk perlu dilakukan Analisa Hoop stress (arahnya
melingkar pipa), Longitudinal stress (memanjang pipa), dan
Radial stress (tegak lurus dinding pipa) yang terjadi
66
dalam pipa, tegangan tangensial tersebut bekerja merata
sepanjang bidang penampang untuk menahan gaya pecah
seperti terlihat gambar dibawah :
Gambar.4.14. Tegangan pada pipa [30]
4.7.2.2 Hoop tress (Tegangan Tangensial) (SH)
Tegangan tangensial adalah tegangan yang
ditimbulkan oleh tekanan internal (internal pressure)
yang bekerja secara tengensial dan nilainya
tergantung dari tebal dinding pipa [30].
67
Gambar.4.15. Hoop tress (Tegangan Tangensial)
[30]
SH=PD2tw
Dimana
SH = Tegangan Tangensial (Psi)
P = Tekanan Internal (Psi)
D = diameter dalam pipa (in)
tw = tebal dinding (in)
Tekanan Internal akibat water hammer [30]
P=0,07xvxL
t+Pi
Dimana
Pi = Tekanan Masuk (Psi)
L = Panjang Pipa (in)
t = Waktu penutupan aliran(s)
v = Kecepatan aliran (ft/s)
tekanan Masuk( P1):
P=ρxgxh=1000kg
m3 x 9,81ms2x
5m=49050 Nm2=7,11Psi
Dimana
Q = Debit aliran (0,11 m3/s)
A = Luas Penampang Aliran (0,07m2)
v = Kecepatan aliran (m/s)
68
v=0,11m3/s0,017m2
=6,4 ms=21ft/s
Kecepatan aliaran (v)
v=QA
Dimana
Q = Debit aliran (0,11 m3/s)
A = Luas Penampang Aliran (0,07m2)
v = Kecepatan aliran (m/s)
v=0,11m3/s0,017m2
=6,4 ms=21ft/s
Sehingga Tekanan Internal akibat water hammer
P=
0,07x21 ftsx5,04inch
0,7s +Pi=10,5Psi+7,11Psi=17,61psi
P=17,61psi=0,12Mpa
4.7.2.3 Longitudinal stress (SL)
Besarnya longitudinal stress yang terjadi karena internal
pressure dapat dihitung menggunakan persamaan
dari ASME
B31.3 sebagai berikut [31]
SL=PD4tw
SL = Tegangan Longitudinal (Psi)
P = Tekanan Internal (Psi)
69
D = diameter dalam pipa (in)
tw = tebal dinding (in)
4.7.2.4 Tegangan Radial
Tegangan yang arahnya sama dengan sumbu radial
yang lebih dikenal dengan tegangan radial yang
berupa tegangan kompresi (negatif) jika ditekan
dari dalam pipa akibat tekanan dalam (presure
gauge), dan berupa tegangan tarik (positif) jika
didalam pipa terjadi tekanan vakum, seperti
dirumuskan [30]
SR=P(ri2+ri2r0
2
r2 )/(ro2−ri
2)
Karena jika r = ro maka maka SR = 0 dan jika r =
ri maka SR = - P yang artinya tegangan ini nol
pada titik dimana tegangan lendutan maksimum,
karena itu tegangan ini di abaikan.
Gambar.4.16. Tegangan Radial Saluran masuk[30]
Sehingga
70
SH=PD2tw
=0,12Mpax0,15m2x0,005m
=1,8Mpa
SL=PD4tw
=0,12Mpax0,15m4x0,005m
=0,9Mpa
SR=−0,12Mpa
4.7.2.5 Tegangan geser Maksimum
Tegangan geser Maksimum yang terjadi [30]
τmax=SL−SH
2=1,8MPa−0.9MPa
2
τmax=0,9MPa
4.7.2.6 Pemilihan Material Saluran Masuk
Tegangan 0,9 Mpa merupakan tegangan maxsimum yang
terjadi pada saluran masuk yang menjadi acuan untuk
pemilihan material. Menggunakan diagram Asbhy [28]
dari nilai σf = 0,9 Mpa (warna hijau) ditarik garis
sejajar dengan M1, sehingga garis tersebut melewati
natural material dan keramik, polimer, steel dan
aloy ), masing – masing material tersebut mempunyai
kekuatan yang berbeda. Selain melihat dari segi
pembebanan dan masa jenis, pertimbangan proses
manufaktur, ketersedian dilapangan juga di
71
perhitungkan, oleh sebab itu material di atas
dieliminasi untuk material saluran masuk.Baja merubakan
material yang cukup banyak ditemukan di pasaran, harga
relatif murah dan mudah didapat dapat, maka dari itu
jenis yang digunakan adalah st 37 yang memiliki yield
strength 235 Mpa[28]
Gambar 4.17.Diagram Ashby untuk material
saluran masuk [28]
4.7.3 Elbow 45 Derajat
Diameter elbow untuk turbin propeller adalah sama
dengan dimeter inlet (Di) 150 mm dan juga sama dengan
diameter aliran masuk draft tube di tambah dengan
clearence 2 mm dengan ketebal 3,7 mm, Material yang
digunakan untuk elbow sama dengan saluran masuk st 37
yang memiliki yield strength 235 Mpa[28],
72
Gambar.4.18. Elbow 45
4.7.4 Pemilihan Material Elbow
Material yang digunakan untuk elbow sama dengan saluran
masuk st 37 yang memiliki yield strength 235 Mpa[28].
Tabel 4.18 Berat minimum untuk kekuatan dan pembebanan
yang berbeda [28]
4.7.5 Draft Tube
73
Dalam perancangan ini tipe draft tube yang digunakan
adalah tipe conical draft tube. draft tube memiliki fungsi
sebagai mengembalikan beberapa energi kinetik
(berdasakan kelajuan) yang meninggalkan runner menjadi
energi tekanan. Gambar dibawah memberikan gambaran
tentang hal hal yang harus di pertimbangkan dalam
mendisain draft tube.
Gambar 4.19 Dimensi conical draft tube[19]
4.7.4.1 Perhitungan Dimensi Draft Tube
Untuk menghitung dimensi draft tube kita pergunakan
persamaan[13] :
74
Gambar 4.20 conical draft tube
tan∅=R0
(X+L)
Dimana:
L = Panjang draft tube (mm)
RO = Jari Jari saluran keluar draft tube (300 mm)
RI = Jari Jari saluran masuk draft tube (150
mm)
∅= sudut kemiringan draft tube (60)
x=Ri
tanθ
x=75/ (tan6¿¿0)¿
x=75/0,105
x=714,28mm
(x+L )=R0
tan∅
L=R0
tan60−x
L=150mm0,105
−714,28mm
L=1428,57mm
75
4.7.4.2 Draft Tube Head loses
HLD=TP¿−TPout
ρg
HLD=Headlosesdrafttube
H¿=Tekanansaluranmasukdrafttube(Pa)
Hout=Tekanansalurankeluardrafttube(Pa)
H¿=ρxgxh
H¿=998kgm3 x9,81
ms2 x 1,428 m
H¿=11710,53Pa
Hout=ρxv42
2
Hout=998kgm3 x
(2 ms2
)2
2
Hout=1996Pa
4.7.4.3 Sehingga loses yang terjadi dalam draft tube
HLD=11710,53Pa−1996Pa
998 kgm3
x9,81 ms2
HLD=1,19m
4.7.4.4 Pemulihan Head (Head Recovery)
76
∆Hd=( v322g−v42
29 )−HLD
∆Hd=( (6,47 ms
)2
2x9,81 ms2
−
(2 ms
)2
2x9,81 ms2 )−1,19m
∆Hd=0,74m (Head Recovery)
4.7.4.5 Effisiensi
ηd=∆Hd
v32
2g
x100%
ηd=0,74m
(6,47ms)2
2x9,81 ms2
x100%
ηd=32,86%
4.7.4.6 Kekuatan material Draft Tube
Beban maksimum yang diterima oleh draft tube sangat
menentukan untuk memperoleh material yang digunakan.
Dalam disain ini plat yang di pakai adalah yang
mempunyai ketebalan 1,5 mm. Pembebanan yang terjadi
berdasarkan perbedaan tekanan antara bagian luar dan
77
bagian dalam draft tube denagan safety factor 3 adalah
[28] :
−σr
Fs=
Pidi2−P0d0
2
d0−¿2d12−di2d0 (Pi−P0)
2
4ri2¿¿
¿
−σr
3=11710,53(0,150)2−101325(0,300)2
(0,300)2−(0,150)2−
(0,150)2 (0,300)2(11710,53−101325)
4(0,075)2((0,300)2−(0,150)2)
σr=−30651,9Pa
Tanda minus yang diperoleh menunjukan bahwa tekanan
lebih besar pada bagian luar dari dalam darft tube.
Selain perbedaan tekanan draft tube juga harus dapat
menahan masanya sendiri karena material belum dapat
diketahui maka hasil yang diperoleh adalah perbandingan
antara kekuatan dan masa jenis[28].
σv
Fs=MCI
σv
Fs=MCI
σv
3=
(ρxgxv) (0,5xl)x(0,5xd)
14x 116
x3,14(do4−di4)
Volume draft tube
v=13πxt(R2+Rr+r2)
78
v=133,14x1,428m{¿
v=0,134m3
Sehingga :
σv
3=
(ρx9,81x0,134) (0,5x0,714 )x(0,5x0,150)
14x 116
x3,14(0,3004−0,1504)
σv
ρ=
(3x9,81x0,134 ) (0,5x0,714 )x(0,5x0,075)
14x 116
x3,14(0,3004−0,1504)
σv
ρ=2115,3 Pa
kgm3
apabila rapat massa maksimum dari material 10.000
kg/m3 maka tegangan yang akan terjadi adalah 2,115
Mpa (garis Merah) dibawah garis M1 merupakan nilai
tegangan maksimum dari diagram .asbhy
merekomendasikan adalah natural material, polimer
dan composit serta metal aloy dan steel, melihat
dari segi pembebanan dan masa jenis, pertimbangan
proses manufaktur, ketersedian dilapangan juga di
perhitungkan, oleh sebab itu material di atas
dieliminasi untuk material saluran masuk.Baja
merubakan material yang cukup banyak ditemukan di
pasaran, harga relatif murah dan mudah didapat
dapat, maka dari itu jenis yang digunakan adalah st
37 yang memiliki yield strength 235 Mpa[28]
79
Gambar 4.21 Diagram Ashby untuk material Draft tube
[28]
4.7.6 Propeller dan Hub
4.7.5.1 Perhitungan Diameter terluar sudu (De).
Menentukan diameter luar sudu turbin dengan menggunakan
persamaan berikut:
4.7.5.2 Perhitungan Diameter Hub (Di)
80
De=84.5×(0.79+1.602×nQE )×√Hn
60×n
De=84.5×(0.79+1.602×1,169 )× √4 m60×55,283
De=0,150 m=150 mm bulatkan 6 inch
Menentukan diameter dalam sudu turbin dengan
menggunakan persamaan berikut [11]:
Gambar 4.22 Ukuran Diameter Hub dan Propeller 4.7.5.3Material hub dan propeller
Material yang digunakan untuk propeller dan hub harus
lah material yang mempunyai sifat mekanik yakni tahan
terhadap beban impact dan tahan terhadap korosi. Dan
mampu menahan beban aksial dan momen puntir dan gaya
gaya yang bekrja pada impeller adalah seperti gambar
berikut:
81
Di=(0,25 +0,095nQE ) x De
Di=(0,25 +0,0951,169 )x 0,150 m
Di= 0,0496 m=49,6 mm bulatkan 2 Inch
Gambar. 4.23. Gaya gaya yang bekerja pada propeller
turbin
Gaya tangensial yang terjadi adalah [11]
Dimana:
Daya (P) = 4,37 kW
Kecepatan putaran sudu (n) = 55 s-1
Jumlah sudu (z) = 4
Jari-Jari terluar sudu (Re) = 0,075 m
Jari-Jari terdalam sudu (Ri) = 0,0248 m ≈0,025 m
Ft=P
2xπxnxzxr
r=√Re2+Ri
2
2=√ (0,075m)2+(0,025m)2
2=0,055m
Ft=5000w
2x3,14x55s−1x4x0,055m
82
Ft=65,80N
Perhitungan Gaya Dalam Arah Aksial
Perhitungan gaya dalam arah aksial dapat
ditentukan melelui persamaan berikut [11]:
Hn = m
α = 80°
β∞ = 164°
δ = 2°
Ab=πxαx(Re
2−Ri2)
3600 `
Ab=3,14x800x(0,075)2−(0,025)2¿ ¿
3600
= 0,0035m2
Fa=9,81ms2 x998
kgm3
x4mx0,0035m2
Fa=137,06N
Perhitungan Resultan Gaya
Resultan gaya adalah penjumlahan dari gaya
aksial dan gaya tangensial, Perhitungan
resultan gaya dapat ditentukan melelui
persamaan berikut:
83
Fr=√Ft2+Fa2Fr=√¿¿
Fr=152,52N
Perhitungan Momen Hydrolik
Momen hidrolik (Mh) pada keseluruhan sudu
turbin dapat diabaikan karena dalam perancangan
kali ini sudu turbin yang dibuat memeliki 5
buah sudu sehingga momen hidrolik antara ke
lima sudu tersebut saling menghilangkan, namun
disini kita perlu mengetahui momen hidrolik
dari salah satu sudu turbin tersebut yang dapat
dicari dengan persamaan berikut:
Fa = 137,06 N
Ab = 0.0034m2
Re = 0,075m = 75mm
Ri = 0.025m = 25mm
a = 80° =>α ) = 1.396
ε = 20°
Mh=Frxey
Maka untuk menghitung momen hidrolik dari
momen inersia (Is) dan titik berat dari sudu
turbin (ys) tersebut, maka dapat dicari dengan
persamaan berikut [11]:
ey=Is
ysxAb
84
Is=Re4−Ri
4
4x( α̂2−sinα
2xcosα
2 )Is=
75mm4−25mm4
4x(1,3962
−sin802xcos80
2 )Is=867187,5mm
4
Untuk mencari titik berat pada sebuah sudu
turbin dapat menggunakan persamaan sebagai
berikut [11]:
ys=Fa
gxρxAbxcosε
ys=137,06N
9,81 ms2x998 kg
m3 x0,0035m2xcos160
ys=4,2m
ey=Is
ysxAb
ey=867187,5mm4
4,2x103mmx0,0034x106mm2
ey=0,063mm
Mh=152,52Nx0,063mmMh=9,70N.mm
Perhitungan Kecepatan Kritis
85
Kecepatan kritis sudu adalah dimana sudu
perputar pada frekuensi alaminya. Ketika sudu
beroperasi pada atau dekat dengan kecepatan
kritis, getaran tinggi yang mungkin terjadi
dapat merusak sudu. Untuk memastikan bahwa
kecepatan rasional tidak sama atau mendekati
kecepatan kritis, kecepatan kritis dapat
ditentukan sebagai berikut [11]:
G = 1,5kg
E = 69,000N/mm2
D = 40mm
d = 30mm
l = 150 mm
nc=1
2xπx√cqG
cq=3xEIl3
I=π64
x (D4−d4 )
I=3,1464
x ((40mm)4−(30mm)4 )
I=85859,37mm4
cq=¿¿
86
cq=2221,61Nmm
nc=1
2xπx√2221,61 N
mm1,5kg
=6,12s−1
Tegangan Yang Terjadi Pada Propeller
Tegangan geser yang terjadi pada propeller dapat di
hitung dengan persamaan [11] :
τt=KAxMt
Wt
Mt=4xrxFt=4x75mmx65,80N=19740N.mm
Wt=π16
xD4−d4
D =π16
x (155mm)4−(150mm)4
155=89832mm3
τt=1,25x19740N.mm
89832mm3 =0,274 Nmm2
=0,27Mpa
Dari diagram ashby dibawah untuk tegangan 0,27 Mpa
(garis biru) yang berada dibawah garis M1
direkomendasikan material untuk hub dan propeller
adalah natural material, polimer, keramik, namun kalau
87
berpatokan dari garis σf
ρ di rekomendasikan adalah
metal, maka untuk bahan propeller di pilih copper alloy
Gambar 4.24 .Diagram Ashby untuk material propeller
[28]
4.7.7 Bearing dan House bearing
4.7.6.1 Pemilihan Bantalan
88
Bantalan adalah elemen mesin yang mendukung mesin atau
menumpu poros yang berputar. Karena beban dari sudu
turbin adalah beban arah aksial maka dipilih
penggunaan bantalan glinding yang mampu menahan gaya
aksial. Bentuk dari bantalan bola dan bantalan luncur
ini dapat dilihat pada Gambar.
Gambar 4.25 Bantalan Glinding
4.7.6.2 Beban Ekivalen dinamis (Pr)
Pr=XVFr+YFa
Dimana :
Pr = Beban Ekivalen (N)
Fr = Gaya yang dialami Poros Arah Radial (152,50
N=34,17 lb)
Fa = Gaya aksial dialami Poros arah aksial (137, 06
N=30,81 lb)
X = Faktor beban arah X
Y = Faktor beban arah Y
89
Bantalan yang digunakan dalam perancangan kali ini
adalah jenis Axial load thrust ball bearing, beban
bantalan dipengaruhi oleh gaya pada bantalan, Faktor
gaya (X dan Y), faktor putaran (V1) dan faktor beban
kejut (impact, C1) [14]
P = C1 (XV1 Fr + Y Fa)
Dimana:
Bila inner ring yang berputar ,maka V1 = 1
Bila outer ring yang berputar, maka V1 = 1,2
Umur bantalan (L atau L10) dipengaruhi oleh beban (P),
putaran (n) dan beban dinamik (C) [10]
Jenis bantalan SKF 6210 diperoleh:[2]
C0 (static rating load) = 5590 lbf
C1 (basic rating load) = 7170 lbf
Faktor beban C1 = 1,5 – 3,0 dipilih = 2,0 (untuk
moderate impact)
Bantalan dengan beban radial dan aksial
ifα
Co=30.81lbf5590lbf
=0.005daritabelreferensididapat
e = 0,26
X= 0,56
Y= 1,71
90
V=1
P = 2 (0,56 x 1x 34,50 lbf + 1.71 x 30,81 lbf) = 144 lb
L=10360xn
x(C1P33)2
=103
60x3000x (7170lbf)
¿¿ ¿
4.7.6.3 House beraing
House bearing terletak pada belokan elbow 45 yang
merupakan casing dari pada bantalan poros turbin,
komponennya terdiri dari dua buah bearing dan sebuah
tabung silinder yang berfungsi untuk menumpu poros.
Material yang digunakan untuk elbow sama dengan saluran
masuk st 37 yang memiliki yield strength 235 Mpa[28]
4.7.8 Perancangan Poros
4.7.7.1 Penentuan Momen Puntir Atau Momen Rencana
Gambar 4.26 Poros
91
Momen Rencana (T) Momen rencana dihitung dengan
persamaan:
Dimana:
T = momen rencana (kg mm)
Pd = daya rencana = 5k W
N = 3000 rpm
T=9,74x105Pdn
T=9,74x105 5kW3000rpm
T=1623,33kgmm
4.7.7.2 Menentukan Material Untuk Poros
Sebagai mana dihitung di atas bahwa torsi yang
akan diterima poros sebesar 1623,33 kg.mm atau berkisar
12,098,697 N.m. apabila diameter poros diasumsikan 3cm
(0,03m) maka tegangan yang akan terjadi
τ=TxrJ
J=π32
D4
Maka
J= π32
(0,03m)4=0,0084m4
92
τ=12.098.697N.mx0,015
0,0084m4 =21.604.816,07 Nm2=21,6MPa
Apabila tengan tarik 3 kali tegangan geser maka :
σaksial=3xτ=3x21,6MPa=64,8MPa
Gambar 4.27.Diagram Ashby untuk material Poros [28]
Dari diagram ashby diatas material poros yang di
rekomendasikan adalah natural material berupa kayu,
polimer komposit, keramik, metal. Dari 5 material yang
di rekomndasikan sehingga yang dipilih adalah metal,
karena mudah diperoleh dan dan harus mampu proses
93
manufactur maka material yang di pakai untuk poros
adalah copper alloy.
4.7.7.3 Penentuan Tegangan Geser Izin Poros (Τa)
Dimensi poros yang diizinkan apabila memiliki tegangan
geser izin (τa) material poros yang dipilih adalah baja
difinis dingin dengan lambang S55C-D dan mempunya
kekuatan tarik ( ) 72kgf/mm2 faktor keamanan pengaruh
massa dan baja paduan (Sf1) = 6,0 dan faktor keamananakibat konsentrasi tegangan (Sf2) =2,0 maka besarnyategangan geser izin dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut[14]:
4.7.7.4 Penentuan diameter poros rencana (ds)
Diameter poros dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut:
Dimana:
94
Cb = faktor beban lentur (1.2 s/d 3.0 dan 1.0
tidak mengalami beban lentur)
Kt = faktor impact atau tumbukan (1,0 bila
dikenakan secara halus, 1,0 - 1,5 jika
sedikit kejutan dan 1,5 -3,0 bila impact
besar)[8]
ds = Diameter poros (mm)
τa = Tegangan geser yang diizinkan = 6 kgf/mm2
Kt = faktor koreksi momen puntir (1 – 1,5)
Cb = faktor koreksi beban lentur (1,2 – 2,3)
T = Torsi rencana = 1623,33 kg.mm
ds=[ 5,1τaxKtxCbxT]
1 /3
ds=[ 5,16kgf /mm2
x2x1,5x1623,33kgf.mm]1/3
=16,05mm
Maka pada perancangan kali ini digunakan poros dengan
diameter 16 mm. Tegangan geser yang dialami oleh momen
puntir (Mp) dan diameter poros (ds) dapat dicari
denagan persamaan[14] beikut:
τ=5,1xTds3
τ=5,1x1623,33kgf.mm
(16,05mm )3=2,00kg/mm2
95
Sehinnga pengecekan poros 6 kg/mm2 ≥ 2,0 kg/mm2 Karena
τa ≥ τ maka untuk pemakaian diameter 16,05 mm untuk
perencanaan poros dianggap layak.
4.7.9 House Bearing
Adalah rumah dudukan bearing yang menumpu poros
seperti terlihat dibawah, House bearing terletak
pada belokan elbow 45 yang merupakan casing dari
pada bantalan poros turbin, komponennya terdiri
dari dua buah bearing dan sebuah tabung silinder
yang berfungsi untuk menumpu poros. Material yang
digunakan untuk elbow sama dengan saluran masuk st
37 yang memiliki yield strength 235 Mpa[28]
Gambar 4.28. House Bearing
96
4.7.10 Kerangka
Kerangka berfungsi tempat dudukan lomponen turbin
yaitu: dinamo, saluran masuk yang terbuat dari besi
Gambar 4.29. kerangka dasar
4.8 Pengembangan prototipe (Prototype)
Pada tahap ini adalah rancangan produk tersebut
dapat dituangkan dalam bentuk gambar tradisional
diatas kertas (2 dimensi) atau gambar dalam bentuk
modern yaitu informasi digital berupa Gambar semua
elemen produk lengkap dengan geometrinya
(Terlampir) , Terlihat seperti gambar dibawah
97
Gambar 4.28.Gambar desain turbin propeller
4.9 Proses manufaktur (Manufacturing Process)
Proses pembuatan produk (turbin propeller) sesuai
dengan perancangan produk yang sebelumnya sudah di
tuangkan dalam kertas gambar baik dalam 2 dimensi
maupun 3 dimensi.
4.9.1 Proses Pemotongan
a) Waktu potong Body Draft tube (tp1)
Dlakukan untuk memotong plat baja yang
mempunyai ketebalan 1,5 mm denagan diameter
bawah 300 mm dan diameter atas 150 mm dengan
kettinggian 208 mm serta sudut kemiringan 6o.
Keliling sisi atas draft tube (S1)= 942 mm
Keliling sisi atas draft tube ( S2 )= 1884 mm
Panjang draft tube (L) = 1428 mm
98
Untuk Memtong Plat di butuh kan waktu jika
dengan asumsi kecepatan potong(v) 30 mm/menit
tp1=s1+s2+l
v
tp1=942mm+1884mm+1428mm
30mm /menit
tp1=942mm+1884mm+1428mm
30mm /menit=141,8menit
b) Waktu potong Saluran Masuk (Inlet)
Saluran masuk dengan ukuran diameter sama
dengan diameter impeller 150 mm dengan panjang
(l) 128 mm, kecepatan potong(v) 20 mm/menit.
S1 (keliling sisi masuk) = S2 (keliling sisi
keluar) = kelilng=πD kelilng=πx150mm=471mm
tp2=s1+s2
v
tp2=471mm+471mm30mm /menit
=31,4menit
c) Waktu potong House Bearing
House bering yang berbentuk silinder dengan
ukuran panajang 131
mm diameter 7,5 mm untuk memotongnya
dibutuhkan waktu 15 menit, kecepatan potong(v)
30 mm/menit
99
S1 (keliling sisi masuk) = S2 (keliling sisi
keluar) = kelilng=πD kelilng=πx70,5mm=235,5mm
tp3=s1+s2
v
tp3=235,5mm+235,5mm
30mm /menit=15,7menit
d) Waktu potong Kerangka
Kerangka berbentuk segi empat yang berukuran
1000 mm x 75 mm x 120 mm kecepatan potong(v) 30
mm/menit.
Panjang potongan = {(2 x 75mm) x 4} +{(2 x
120)x 4}= 1560 mm
tp4=sv
= 1560mm
30 mmmenit
=52menit
e) Waktu potong total
Waktu potong total (tpt¿=tp1+tp2+tp3+tp4
(tpt¿=141,8menit+31,4menit+15,7menit+52menit
tpt¿=240,9menit
4.9.2 Proses gurdi
Pada bagian kerangka dudukan turbin diperlukan
lubang baut untuk mengikat draft tube, dinamo ke
rangka. Jumlah lubang yang dibutuhkan sebanyak 8
buah, untuk membuat lobang baut pada kerangka
100
diperlukan mesin gurdi dengan diameter lobang 14
mm, pada tabel 4.16 dibawah 14 mm mendekati 9/16
inch (14 mm) dengan putran spendel 747, kecepatan
makan 0,008 in /rev (0,203 mm/rev) .
Tabel. 4.19 kecepatan potong [29]
Waktu yang dibutuhkan untuk proses gurdi adalah
0,203 mmrev
x747 revmenit
=151,7 mmmenit
1151,7
menitmm
x5 mmlubang
=0,032 menitlubang
0,032 menitlubang
101
Jadi waktu total yang dibutuhkan untuk 8 buah
lobang baut adalah
0,032 menitlubang
x8 lubangproduk
=0,26 menitproduk
4.9.3 Proses pembentukan
Plat draft tube yang telah dipotong, dibentuk
dengan cara pengerolan yang diatur sedemikian rupa
sesuai dengan bentuk yang di inginkan dan
membutuhkan waktu asumsi 100 menit
4.9.4 Proses pengelasan
Proses pengelasa terjadi pada saluran masuk untuk
menyatukan flange dengan, saluran masuk, elbow
kearah saluran masuk dan kearah draft tube,
menyatukan house bearing dengan elbow 45 dan
proses juga terjadi pada kerangka dudukan turbin
4.9.4.1 Pengelasan Draft Tube
Proses pengelasan draft tube menggunakan
pengelasan TIG, Variabel yang harus diperhatikan
adalah ketebalan plat yaitu, 1,5 mm dengan
pengalasan datar kuat arus 125 ampere dan
102
kecepatan pengalasan 25 cm /menit seperti terlihat
tabel di bawah :
Tabel 4.20.Rancangan sambungan Las TIG dan MIG
Las TIG Las MIGDiameter
Batang
Logam
pengisi
(mm)
ArusPengelasan(Ampere)
DiameterBatangLogampengisi(mm)
ArusPengelasan(Ampere)
1,6
2,0
2,4
3,2
4,0
5,0
6,0
40-100
60-130
70-150
130-200
180-250
240-360
>340
0,8
1,0
1,2
1,6
2,4
3,2
4,0
4,8
5,6
6,4
10-100
70-180
110-230
150-330
250-500
350-650
400-850
450-900
500-950
600-1000
Volume logam las yang harus di isi adalah :
103
Volume 1 / 2
Vdaerah = Vpersegi + V setengah lingkaran
Vpersegi = ( Clearence) x (tebal plate) x (panjang
draf tube)
= 1 mm x 1,5 mm x 1428,57 mm = 2142,85 mm3
V1/2 ling =( П x r2 x L )/2 = (3,14 x (1/2)2 x
1428,57 mm) / 2
=560,713 mm3
Sementara waktu yang dibutuh kan untuk pengelasan
5,7 menit abila kecepatan las 25 cm /menit
4.9.4.2 Pengelasan Flange
Flange yang akan dilas sebanyak 4 buah yang
terdiri flange penghubung antara draft tube dengan
elbow dan penghubung elbow dengan saluran masuk,
metode yang sama dilakukan untuk melakukan
pengelasan terhadap flange.
104
Volume persegi
Daerah Lasan
V1/2 ling = П x D x L x clearence
= 3,14 x 150 mm x 3 mm x 1 mm
= 1413 mm3
Jadi panjang pengelasan adalah 3,14 x 150 mm = 471
mm untuk satu flange, karena flange berjumlah 4
buah maka panjang pengelasan adalah 1884 mm
apabila kecepatan las 25 cm / menit maka waktu
pengelasan 7,53 menit.
4.9.4.3 Pengelasan rangka
Untuk menghitung waktu pengelasan untuk rangka
adalah:
Untuk pengerjaan rangka di asumsikan waktu
pengelasan memakan waktu 10 menit dan volume las
1500mm3
4.9.5 Proses Bubut
Adapun bagian yang di bubut adalah poros yang
panjangnya 439 mm dengan diameter awal 35 mm
meterdijadikan 30 mm. Serta house bering sesuai
105
Daerah Lasan
dengan ukuran bearinng akan digunakan. Waktunya
yang dibutuhkan di prediksi 125 menit (Asumsi)
4.9.6 Prosesp Phinising
Proses pinising dilakukan pada ddisain ini dengan
melakukan pengecatan dengan menggunakan cat
minyak, dan bagian yang di cat adalah saluran
masuk, elbow draft tube menghabiskan waktu 180
menit.(Asumsi)
4.9.7 Proses Pengecoran Hub Dan Impeller
Proses pengecoran untuk pembuatan hub dan impeller
memakan waktu cukup lama maka waktu yang di
asumsikan untuk pengecoran 300 menit.(Asumsi)
4.10 Maintenence berkelanjutan (life cycle maintenence)
Berisikan lankah langkah perawatan turbin propeller
mempertahankan tingkat produktivitas. Pemeliharan
rutin Biasanya dilakukan metik beratkan pada
prosedur pemeliharaan yang telah ada namun
pemeliharaan preventif seacara rutin akan mencegah
gejala gejala yang nantinya akan mempengaruhi kerja
turbin atau kerugian daya yang dihasilkan.
Preventive maintenance adalah suatu pengamatan
secara sistematik disertai analisis teknis-ekonomis
106
untuk menjamin berfungsinya suatu peralatan
produksi dan memperpanjang umur peralatan yang
bersangkutan. Tujuan preventive maintenance adalah
untuk dapat mencapai suatu tingkat pemeliharaan
terhadap semua peralatan produksi agar diperoleh
suatu kualitas produk yang optimum. Adapun kegiatan
Preventive Maintenance meliputi:
a. Inspeksi (inspection), adalah kegiatan
pemeliharaan periodik untuk memeriksa kondisi
komponen peralatan peralatan produksi dan area
sekitar peralatan produksi. Lihat, rasa,
dengar, adalah kegiatan pemeliharaan untuk
memeriksa kondisi peralatan melalui
penglihatan, perasaan dan pendengaran.
b. Pemeliharaan berjalan (running maintenance),
adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan
tanpa mengehentikan kerja peralatan.
c. Penggantian komponen kecil (small repair),
adalah kegiatan pemeliharaan yang berupa
penggantian komponen kecil.
d. Pemeliharaan berhenti (shutdown maintenance),
adalah pemeliharaan yang dapat dilakukan hanya
pada saat peralatan produksi berhenti.
107
4.11 Pekerjaan pemeliharaan dan Jadwal Pemeliharaan
Rutin
NO Bagian Turbin Pekerjaan pemeliharaan1 Draft tube Memeriksa kebisingan dan
getaran
Harian
Memeriksa kebocoran air Bulana
n2 Main shaft
seal
Memeriksa kebocoran air Minggu
an3 Kerangka
Dudukan
Memeriksa baut pengikat Bulana
n4 Impeller Korosi dan keausan Bulana
nPenyimpangan Gap Bulana
nMemeriksa pasak dan
getaran5 Bearing Memeriksa kebocoran oli
dan grease
Mingua
nPenggantian bearing Tahuna
n 6 Flange Memeriksa kelonggaran
baut pengikat
Minggu
anMemeriksa seal perapat
flange
Minggu
an7 Saluran Inlet Membersihkan dari sampah Harian
108
terbawa arusMengontrol debit air
masuk melalui valve
Harian
Memeriksa kebocoran Harian9 Dinamo Mengukur Arus keluar Harian
Mengukur tegangan keluar HarianMengukur Putraran poros
turbin
Harian
10Kopling Flens Memeriksa baut pengikat Minggu
anMemeriksa Karet Peredam
getaran
Minggu
an
Rancang Bangun Biaya Total Produksi
Ongkos Material Habis Pakai dan Biaya Pengerjaan
NO Rincian Jml Harga
Satuan
Harga
Total
1 Dinamo 5 Kw 1Rp
2.700.000
Rp
2.700.000 2 Plat Untuk draft
tube 1,5 mm
1 Rp
450.000
Rp
450.000 3 Elbow 45 diameter
6 inch
1 Rp
450.000
Rp
450.000 4 Buterfly Valve 6
inch
1 Rp
750.000
Rp
750.000 5 Besi Pipa 1 Rp Rp
109
diameter 6 Inch 100.000 100.000 6 Flange 6 inchi 6 Rp
250.000
Rp
1.500.000 7 Baut ukuran 24 mm 24 Rp
5.000
Rp
120.000
8Bahan poros
(Panjang 50 mm) 1
Rp
150.000
Rp
150.000 9 Impeller 6 Inch
1
Rp
750.000
Rp
750.000
10
Kerangka Dudukan
Turbin 1
Rp
1.500.000
Rp
1.500.000
11
Cat Minyak
1
Rp
45.000
Rp
45.000
12
Biaya Pengerjaan
1
Rp
1.500.000
Rp
1.500.000
Total
Rp
10.015.000
110