+ All Categories
Home > Documents > Download this - JURNAL ILMIAH KELAUTAN DAN ...

Download this - JURNAL ILMIAH KELAUTAN DAN ...

Date post: 22-Jan-2023
Category:
Upload: khangminh22
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
6
41 Copyright © 2021, Buletin Teknik Litkayasa (BTL) KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN ZOOPLANKTON PADA SYSTEM PENGAIRAN INSTALASI KOLAM MARIANA BRPPUPP PALEMBANG Muhtarul Abidin 1 , Dewi Apriyanti, dan Thalia Dwi Ananda 2 1 Pada Balai Riset Perikanan Perairan Umum Dan Penyuluhan Perikanan- Palembang 2 Universitas Sriwijaya Teregistrasi I tanggal: 11 Oktober 2021; Diterima setelah perbaikan tanggal: 17 November 2021; Disetujui terbit tanggal: 06 Desember 2021 Tersedia online di: http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/btl e-mail:[email protected] BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 19 Nomor 2 Desember 2021 p-ISSN: 1693-7961 e-ISSN: 2541-2450 PENDAHULUAN Suatu perairan yang dicirikan dengan keadaan air yang menggenang atau tidak ada aliran air disebut dengan perairan Lentik seperti danau, waduk dan kolam, berdasarkan proses terbentuknya perairan dibedakan menjadi perairan alamiah yang terbentuk karena aktivitas tektonik dan vulkanik dan perairan buatan. Contoh perairan lentik yang alamiah adalah danau, sedangkan perairan buatan adalah waduk (Soliha et al. 2016). Sungai merupakan salah satu contoh dari perairan mengalir (lotik). Kondisi sungai digambarkan sebagai badan air yang umumnya berkedalaman dangkal, memiliki arus yang searah, dasar sungai berupa batu kerikil dan berpasir, adanya endapan atau erosi, temperatur air umumnya berfluktuasi dengan nilai atas bawah hamper seragam (Dimenta et al. 2020). Perairan mengalir sendiri mempunyai corak tertentu yang secara jelas membedakannya dari air menggenang walaupun keduanya merupakan habitat air tawar. Semua perbedaan itu tentu saja mempengaruhi bentuk serta kehidupan tumbuhan dan hewan yang menghuninya (Anggara et al. 2017). Keberadaan zooplankton pada suatu perairan dapat digunakan untuk mengetahui tingkat produktivitas suatu perairan, karena kelimpahan zoop- lankton pada suatu perairan, dapat menggambarkan jumlah ketersediaan makanan, maupun kapasitas lingkungan atau daya dukung lingkungan yang dapat menunjang kehidupan biota (Hermawan, 2019). Tujuan dari tulisan ini adalah untuk menyajikan data komposisi dan kelimpahan zooplankton di Sungai Musi dan Instalasi kolam Mariana BRPPUPP Palembang. BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu sampling Kegiatan pengambilan sampel dilakukan secara purposive yaitu pengambilan data dengan alasan dan pertimbangan tertentu dengan sengaja untuk mendapatkan sampel yang mewakili baik area maupun kelompok sampel sehingga didapat gambaran lokasi penelitian secara keseluruhan . Waktu pengambilan sampel air atau contoh air yaitu pada tanggal 04 Januari 2021 di badan air sungai musi (S 104 o 51’52.70’’E 2 o 58’31.76’’) dan kolam Instalasi Mariana (S 104 o 51’53.00’’ E 2 o 58’31.48’’) Balai Riset Perikanan Perairan Umum Dan Penyuluhan Perikanan Palembang (gambar 1). Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pengamatan komposisi dan kelimpahannya zooplankton di sungai dan Kolam Instalasi Mariana Balai Raiset Perairan Umum Dan Penyuluhan Perikanan dapat dilihat pada Tabel 1. Prosedur Kerja Teknik Sampling lapangan Pengambilan sampel dilakukan di sungai musi dan kolam dengan menggunakan teknik secara pasif yaitu dengan cara menyaring air contoh sebanyak 50 liter dengan jaring plankton ( plankton net) nomor 25. Selanjutnya contoh air yang sudah tersaring didalam tabung (Bucket) dituangkan kedalam botol sampel 100 ml dan diberi bahan pengawet lugol sebanyak 6 tetes. Botol sampel diberi label atau kode berisi keterangan lokasi stasiun dan tanggal pengambilan sampel (Gbr 2). ___________________ Korespondensi Penulis: Jl. Gub H Bastari No.8, Jakabaring, Kecamatan Seberang Ulu I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30111 E-mail : [email protected] Komposisi dan Kelimpahan .... Instalasi Kolam Mariana BRPPUPP Palembang (Abidin, M., et al.)
Transcript

41

Copyright © 2021, Buletin Teknik Litkayasa (BTL)

KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN ZOOPLANKTONPADA SYSTEM PENGAIRAN INSTALASI KOLAM MARIANA

BRPPUPP PALEMBANG

Muhtarul Abidin1 , Dewi Apriyanti, dan Thalia Dwi Ananda2

1Pada Balai Riset Perikanan Perairan Umum Dan Penyuluhan Perikanan- Palembang2Universitas Sriwijaya

Teregistrasi I tanggal: 11 Oktober 2021; Diterima setelah perbaikan tanggal: 17 November 2021;Disetujui terbit tanggal: 06 Desember 2021

Tersedia online di: http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/btl

e-mail:[email protected]

BULETIN TEKNIK LITKAYASAVolume 19 Nomor 2 Desember 2021

p-ISSN: 1693-7961

e-ISSN: 2541-2450

PENDAHULUAN

Suatu perairan yang dicirikan dengan keadaan airyang menggenang atau tidak ada aliran air disebutdengan perairan Lentik seperti danau, waduk dankolam, berdasarkan proses terbentuknya perairandibedakan menjadi perairan alamiah yang terbentukkarena aktivitas tektonik dan vulkanik dan perairanbuatan. Contoh perairan lentik yang alamiah adalahdanau, sedangkan perairan buatan adalah waduk(Soliha et al. 2016).

Sungai merupakan salah satu contoh dari perairanmengalir (lotik). Kondisi sungai digambarkan sebagaibadan air yang umumnya berkedalaman dangkal,memiliki arus yang searah, dasar sungai berupa batukerikil dan berpasir, adanya endapan atau erosi,temperatur air umumnya berfluktuasi dengan nilai atasbawah hamper seragam (Dimenta et al. 2020).

Perairan mengalir sendiri mempunyai coraktertentu yang secara jelas membedakannya dari airmenggenang walaupun keduanya merupakan habitatair tawar. Semua perbedaan itu tentu sajamempengaruhi bentuk serta kehidupan tumbuhan danhewan yang menghuninya (Anggara et al. 2017).

Keberadaan zooplankton pada suatu perairandapat digunakan untuk mengetahui tingkatproduktivitas suatu perairan, karena kelimpahan zoop-lankton pada suatu perairan, dapat menggambarkanjumlah ketersediaan makanan, maupun kapasitaslingkungan atau daya dukung lingkungan yang dapatmenunjang kehidupan biota (Hermawan, 2019).

Tujuan dari tulisan ini adalah untuk menyajikandata komposisi dan kelimpahan zooplankton diSungai Musi dan Instalasi kolam Mariana BRPPUPPPalembang.

BAHAN DAN METODE

Lokasi dan Waktu sampling

Kegiatan pengambilan sampel dilakukan secarapurposive yaitu pengambilan data dengan alasan danpertimbangan tertentu dengan sengaja untukmendapatkan sampel yang mewakili baik areamaupun kelompok sampel sehingga didapatgambaran lokasi penelitian secara keseluruhan .Waktu pengambilan sampel air atau contoh air yaitupada tanggal 04 Januari 2021 di badan air sungaimusi (S 104o51’52.70’’E 2o58’31.76’’) dan kolamInstalasi Mariana (S 104o51’53.00’’ E 2o58’31.48’’)Balai Riset Perikanan Perairan Umum DanPenyuluhan Perikanan Palembang (gambar 1).

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalampelaksanaan pengamatan komposisi dankelimpahannya zooplankton di sungai dan KolamInstalasi Mariana Balai Raiset Perairan Umum DanPenyuluhan Perikanan dapat dilihat pada Tabel 1.

Prosedur Kerja

Teknik Sampling lapangan

Pengambilan sampel dilakukan di sungai musidan kolam dengan menggunakan teknik secara pasifyaitu dengan cara menyaring air contoh sebanyak50 liter dengan jaring plankton ( plankton net) nomor25. Selanjutnya contoh air yang sudah tersaringdidalam tabung (Bucket) dituangkan kedalam botolsampel 100 ml dan diberi bahan pengawet lugolsebanyak 6 tetes. Botol sampel diberi label atau kodeberisi keterangan lokasi stasiun dan tanggalpengambilan sampel (Gbr 2).

___________________Korespondensi Penulis:Jl. Gub H Bastari No.8, Jakabaring, Kecamatan Seberang Ulu I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30111E-mail : [email protected]

Komposisi dan Kelimpahan .... Instalasi Kolam Mariana BRPPUPP Palembang (Abidin, M., et al.)

BTL Vol. 19 No. 2 Desember 2021 :

42

Copyright © 2021, Buletin Teknik Litkayasa (BTL)

Gambar 1. Peta Lokasi Pengamatan

Tabel 1. Alat dan bahan untuk pengambilan sampel dan identifikasi zooplankton.

No Alat dan Bahan Fungsi

1 Botol Sampel Tempat menyimpan sampel

2. Net Plankton No. 25 Alat untuk mengambil /menyaring sampel

3. GelasUkur Untuk mengukur volume air sampel

4. Ember Wadah untuk mengambil air sampel

5. Tali Tambang 5 Meter Alat bantu ember untuk mengambil air sampel

6. Pipet Tetes Alat untuk meneteskan air sampel ke SRCC

7. SRCC (Sedgwick Rafter Counting

Cell)

Tempat meletakan contoh air untuk identifikasi plankton

8. Mikroskop Alat bantu melihat contoh air sampel

9. Buku Identifikasi Pedoman dalam penamaan sampel

10. Alat Tulis Mencatat data dan menggambar hasil sampel

11. Lugol Untuk mengawetkan sampel

12. Aquades Untuk pengenceran/membilas

Gambar 2. Pengambilan sampel air Sungai musi dan kolam

41-46

43

Copyright © 2021, Buletin Teknik Litkayasa (BTL)

Selanjutnya botol sampel dibungkus dalamkantong plastik lalu diikat pakai karet gelang,tujuannya supaya tutup botol tidak terbuka atau botolpecah ,yang menyebabkan air sampel tumpah danterbuang. Sampel dikemas dan disusun dimasukankedalam cool box ,semacam kotak pendingin,diusahakan dalam kondisi suhu rendah lebih kurang4 derajat selcius, tujuannya agar sampel tetap segardan tidak mudah rusak bila tersimpan dalam waktulama dan selanjutnya sampel dibawa ke laboratoriumuntuk di identifikasi.

Pengamatan laboratorium

Pengamatan sampel dilakukan di laboratotiumhydrobiologi dengan terlebih dahulu enyiapkan alatdan bahan seperti : Mikroskop Binokuler (Invertedmikroskop) beserta perlengkapannya, SRCC(sedgwich rafter counting cell) , cover glass, pipethisap, blanko hasil pengamatan dan alat tulis, , bukupanduan identifikasi, kertas tissue dan aquadest untukmembilas (Gambar 3).

Adapun teknik identifikasi sampel zooplanktonyang digunakan adalah sebagai berikut ,

Pekerjaan selanjutnya setelah semua siap makasampel plankton dalam botol yang akan diamati ataudiidentifikasi di kocok terlebih dahulu tujuannyasupaya homogen atau Merata, sampel planktondiambil dengan menggunakan pipet dan dituangkankedalam SRCC (sedgwich rafter counting cell)sebanyak 1 ml dan ditutup dengan cover glass supayasampel tidak tumpah (Gambar 4).

SelanjutnyaSRCC(sedgwichraftercountingcell)yangtelahberisiaircontohdiletakkandidibawahlensamikroskopuntuk diamati. Mikroskop dihidupkan dan aturpembesarannya dan pembesaran atau focus yangdigunakan ialahpembesaran10x,20x dan40x.Planktonyang ditemukan kemudian dicocokan ciri morfologisnyadengan yang ada di buku panduan identifikasi yangdigunakan yakni buku Mizuno (1966) sebagai pedomanidentifikasi zooplankton,kemudiandigambardandiambilfotonyadibawah mikroskop(Gambar5).

Gambar 3. Peralatan Dan Bahan Pengamatan Di Laboratorium

Gambar 4. Proses Awal Pengamatan Zooplankton Gambar 5. Proses Identifikasi Zooplankton

Komposisi dan Kelimpahan .... Instalasi Kolam Mariana BRPPUPP Palembang (Abidin, M., et al.)

BTL Vol. 19 No. 2 Desember 2021 :

44

Copyright © 2021, Buletin Teknik Litkayasa (BTL)

Metode Analisa

Perhitungan Kelimpahan Zooplankton

Kelimpahan zooplankton dihitung dalam individu/lmenggunakan rumus yang mengacu pada APHA(1979) dalam Pratama et al. (2019) berikut :

Dimana :N = Jumlah sel per litern = Jumlah rataan total individu per lapang pandangVr = Volume air tersaring (ml)Vo= Volume air yang diamati (ml)Vs= Volume air yang disaring (L)Oi = Luas gelas penutup preparat (mm2)Op=Luas satu lapang pandang (mm2)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Komposisi zooplankton di Sungai Musi.

Dari hasil pengamatan/identifikasi zooplankton disungai musi diketahui komposisi zooplankton ada 7kelas yaitu Ciliata , Crustacea, Mastigophora,Monogonanta, Maxillopoda, Ostracoda, Rhizopodadan ada 15 genus, dkomposisi terari hasil pengamatankomposisi tertinggi diperoleh oleh kelas Mastigophoradengan persentase sebesar 27 %, yang terdiri dari 4genus, yaitu Difflugia, Euglena, Phacus danTrachelomonas (Gambar 6).

Mastigophora atau flagellate merupakan zooplank-ton yang termasuk dalam filum protozoa yang bergerakmenggunakan bulu cambuk (flagel).

oleh 3 kelas yaitu kelas Monogonanta, Mastigophoradan Crustacea. Komposisi tertinggi diperoleh olehkelas Monogonanta dengan persentase sebesar 43%. Diketahui juga pada kelas Monogonanta terdapat4 genus, yaitu Keratella, Trichocerca dan Notholca.

Kelas Monogononta merupakan kelas yangberasal dari filum Rotifera, dengan jumlah spesiesyang ditemukan sebanyak 43%. Banyaknya jenis darikelas Monogononta diduga karena jenis inimenyenangi kondisi perairan yang relative tenangseperti keadaan lokasi pengambilan sampel yangmerupakan kolam budidaya ikan tembakang(Helostomatemminckii). Hal ini diperkuat olehpernyataan Tasevska et al. (2004) dalam Kusumawati(2019) bahwa jenis – jenis dari kelas monogonontadari filum rotifer menyukai perairan yang tidakmengalir.

Gambar6. DiagramKomposisiZooplanktonSungaiMusi

Komposisi Kolam

Komposisi zooplankton di Kolam dapat dilihat pada(Gambar 7). Komposisi zooplankton di kolam diisi

Gambar 7. Diagram Komposisi Zooplankton Kolam

Kelimpahan Zooplankton di Sungai

Kelimpahan zooplankton di Sungai dapat dilihatpada Gambar 8. Nilai kelimpahan zooplankton diSungai berkisar antara 1 – 16 Ind/L. Nilai kelimpahanzooplankton tertinggi pada genus Brachianus sebesar16 Ind/L. Nilai kelimpahan zooplankton terendahterdapat pada beberapa genus yaitu Asplanchna,Trachelomonas, Trinema, Euglypha, Undila, dan Cy-clops sebesar 1 Ind/L.

Tingginya kelimpahan genus Branchianus disungai dapat disebabkan oleh beberapa hal. MenurutRimper et al.(2008) kelimpahan Branchianus yangtinggi pada suatu perairan dapat disebabkan olehkemampuan menempati habitat. Kelimpahan individudipengaruhi oleh daya tahan organisme terhadapberbagai perubahan factor fisika dan kimia perairan,akibatnya hanya organisme yang cocok dengankondisi tertentu yang akan hidup terus danberkembangbiak, sedangkan organisme yang tidakmampu beradaptasi akan mengalami stress bahkanmati.

41-46

45

Copyright © 2021, Buletin Teknik Litkayasa (BTL)

02468

1012141618

Nau

pliu

s

Co

lep

s

Dif

flu

gia

Eu

glen

a

Ph

acu

s

Tra

che

lom

on

as

Cyc

lop

s

Un

dila

Asp

lan

chn

a

Bra

chia

nu

s

Ke

rate

lla

Cyc

locy

pri

s

Ce

ntr

op

yxis

Eu

glyp

ha

Tri

ne

ma

Kelimpahan Zooplankton Sungai Musi

Ind

/L

Genus

Gambar 8. Kelimpahan Zooplankton Sungai Musi

Kelimpahan Zooplankton di Kolam

Kelimpahan zooplankton di Kolam dapat dilihatpada (Gambar 9). Nilai kelimpahan zooplankton diKolam berkisar antara1 – 511 Ind/L. Nilai kelimpahanzooplankton tertinggi pada genus Phacus sebesar 511Ind/L. Nilai kelimpahan zooplankton terendah terdapatpada beberapa genus Notholca sebesar1 Ind/L.

Phacus dan Euglena merupakan genus yangsering ditemukan disetiap pengulangan padapengamatan sampling serta memiliki total kelimpahan

tertinggi dibanding genus lainnya. Hal ini didugakarena kelas Mastigophora banyak ditemukan danmampu beradaptasi dengan lingkungan perairan.Pernyataan ini selaras dengan pendapat Yusanti(2019) bahwa kelas Mastigophora merupakan bagiandari filum Protozoa yang mampu beradaptasi dengankondisi lingkungan. Selain itu, Suryanto (2009) dalamPrima (2015) menambahkan bahwa filum Protozoaadalah kelompok hewan yang melayang ataumengapung dalam air, umumnya berhabitat di airtawar, laut atau estuari bahkan sampai habitatteresterial.

Gambar 9. Kelimpahan Zooplankton di Kolam

Komposisi dan Kelimpahan .... Instalasi Kolam Mariana BRPPUPP Palembang (Abidin, M., et al.)

BTL Vol. 19 No. 2 Desember 2021 :

46

Copyright © 2021, Buletin Teknik Litkayasa (BTL)

KESIMPULAN

Hasil analisa jenis zooplankton secara keseluruhanmenunjukan bahwa nilai komposisi di sungai musiadalah klas Mastigophora dengan persentase sebesar27 %, terdiri dari 4 genus, yaitu Difflugia, Euglena,Phacus dan Trachelomonas, sedangkan pada kolamkelas Monogonanta dengan persentase sebesar 43yang terdiri dari 4 genus, yaitu Keratella, Trichocercadan Notholca.

Nilai kelimpahan zooplankton di Sungai berkisarantara 1 – 16 Ind/L dan tertinggi pada kelasmonogonanta yaitu genus Brachianus sebesar 16 Ind/L, terendah terdapat pada beberapa genus yaituAsplanchna, Trachelomonas, Trinema, Euglypha,Undila, dan Cyclops sebesar 1 Ind/L.

Nilai kelimpahan zooplankton di Kolam berkisarantara1 – 511 Ind/L, dengan Nilai kelimpahan tertinggipada kelas Mastighopora yaitu genus Phacus sebesar511 Ind/L. Dan nilai kelimpahan zooplankton terendahterdapat pada beberapa genus Notholca sebesar 1Ind/L.

DAFTAR PUSTAKA

APHA. 2005. Standard Methods for the Examinationof Water and Waste Water. 21 th Edition.Publication Office HealthAssociation. Washington.

AnggaraAP, Bodijantoro PMH dan Kartijono NE. 2017.Keaneka ragaman plankton di Kawasan CagarAlam Tlogo Dringo, Dataran Tinggi Dieng, JawaTengah. MIPA Vol. 40 (2): 74 – 79.

Dimenta RH, Agustina R, Machrizal R dan Khairul.2020. Kualitas sungai bilah berdasarkanbiodiversitas fitoplankton Kabupaten Labuhan batu,Sumatera Utara. Ilmu Alam dan Lingkungan Vol.11 (2): 24 – 33

Hermawan A. 2019. Keanekaragaman plankton disystem sungai bawah tanah guate mugringkawasan Karst Tuban. [Skripsi]. Surabaya:Universitas Islam Negeri Sunan GunungAmpel.

Mizuno T. 1966. Illustrations of the freshwaterp lankton of japan. Osaka: Ho ikushaPublishing ltd.

Rimper JRTSL, Kaswadji R, Widigdo B dan Sugiri N.2008. Bioekologi rotifer dari Perairan Pantai danEstuari Sulawesi Utara. Forum Pascasarjana Vol.31 (1): 59 – 68.

Soliha E, Rahayu SYS dan Triastinur miatiningsih.2016. Kualitas air dan keanekaragaman planktondi Danau Cikaret, Cibinong, Bogor. Ekologia Vol.16 (2): 1 – 10.

SuryantoAMH dan Umi HS. 2009. Pendugaan statustrofik dengan pendekatan kelimpahan fitoplanktondan zooplankton di W aduk Sengguruh,Karangkates, Lahor, Wligi Raya dan WonorejoJawa Timur. Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 1(1): 7 – 13.

41-46


Recommended