Gambaran Umum Sistem Pendingin di Kapal
Mesin yang dipasang pada kapal dirancang untuk bekerja dengan
efisien maksimal dan berjalan selama berjam-jam berjalan lamanya.
Hilangnya energi paling sering dan maksimum dari mesin adalah
dalam bentuk energi panas. Untuk menghilangkan energi panas yang
berlebihan harus menggunakan media pendingin (Cooller) untuk
menghindari gangguan fungsingsional mesin atau kerusakan pada
mesin. Untuk itu, sistem air pendingin dipasang pada kapal.
Ada dua sistem pendingin yang digunakan di kapal untuk tujuan
pendinginan:
Sistem pendingin Air Laut : Air laut langsung digunakan
dalam sistem mesin sebagai media pendingin untuk penukar
panas.
Air Tawar atau sistem pendingin utama: air tawar digunakan
dalam rangkaian tertutup untuk mendinginkan mesin yang ada
di kamar mesin. Air tawar kembali dari exchanger panas
setelah pendinginan mesin yang selanjutnya didinginkan oleh
air laut pada pendingin air laut.
Memahami Sistem Pendingin utama
1. Sebagaimana dibahas di atas, dalam sistem pendinginan utama,
semua mesin yang bekerja pada kapal-kapal yang didinginkan
dengan menggunakan sirkulasi air tawar. Sistem ini terdiri
dari tiga rangkaian yang berbeda:
2. Sistem Air Laut: Air laut digunakan sebagai media pendingin
di dalam air lautan yang besar mendinginkan exchanger panas
yang dapat mendinginkan air tawar dari rangkaian tertutup.
Mereka merupakan sistem pendingin utama dan umumnya dipasang
di kopel.
3. Sistem Temperatur rendah: Rangkaian temperatur yang rendah
digunakan untuk daerah temperatur mesin yang rendah dan
Rangkaian ini secara langsung terhubung ke air lautan utama
pada pendingin pusat; maka temperatur rendah dibandingkan
dengan temperatur yang tinggi (HT sirkuit). Rangkaian LT
meliputi dari semua sistem bantu.
4. Suhu tinggi Rangkaian (HT): Rangkaian HT terutama meliputi
dari sistem tabung air pada mesin utama dimana suhu ini
cukup tinggi. Suhu air HT dijaga oleh air tawar dengan
temperatur rendah.
5. Tangki Ekspansi : Kerugian pada rangkaian tertutup yaitu air
tawar terus dikompensasi oleh tangki ekspansi yang juga
menyerap peningkatan tekanan karena ekspansi panas.
Keuntungan Sistem pendinginan utama
1. Biaya pemeliharaan rendah : Sebagai sistem yang menjalankan
air tawar, pembersihan, pemeliharaan dan penggantian
komponen lebih sedikit.
2. Kecepatan Pendinginan air tawar lebih tinggi: kecepatan yang
tinggi mungkin dalam sistem air tawar dan tidak berbahaya
bagi pipa dan juga mengurangi biaya instalasi.
3. Penggunaan bahan lebih murah: Karena sistem air tawar dapat
mengurangi faktor korosi, pada bahan yang mahal seperti
katup dan pipa.
4. Tingkat suhu yang stabil : Karena temperatur dikontrol tanpa
melihat pada temperatur air laut, temperatur tetap
dipertahankan agar stabil yang membantu dalam mengurangi
kerusakan mesin.
Pada peraturan BKI 1996 vol.III sec. 11 I, dinyatakan bahwa:
1. Sea Chest, hubungan ke laut
Sekurang-kurangnya 2 sea chest harus ada. Bilamana mungkin
sea chest diletakkan serendah mungkin pada masing-masing
sisi kapal.
Untuk daerah pelayaran yang dangkal, disarankan bahwa harus
terdapat sisi pengisapan air laut yang lebih tinggi, untuk
mencegah terhisapnya lumpur atau pasir yang ada di perairan
dangkal tersebut.
Diharuskan suplai air laut secara keseluruhan untuk main
engine dapat diambil hanya dari satu buah sea chest.
Tiap sea chest dilengkapi dengan suatu ventilasi yang
efektif. Pengaturan ventilasi tersebut haruslah disetujui
yang meliputi : Suatu pipa udara sekurang-kurangnya
berdiameter dalam 32 mm yang dapat diputuskan hingga di atas
deck bulk head. Adanya tempat dengan ukuran yang cukup di
bagian dinding pelat.
Saluran udara bertekanan atau saluran uap melengkapi
kelengkapan sea chest untuk pembersihan sea chest dari
kotoran. Saluran tersebut dilengkapi dengan katup shut off
yang dipasang di sea chest. Udara yang dihembuskan ke sea
chest dapat melebihi 2 bar jika sea chest dirancang untuk
tekanan yang lebih tinggi.
2. Katup
Katup sea chest dipasang sedemikian hingga sehingga dapat
dioperasikan dari atas pelat lantai (floor plates)
Pipa tekan untuk system pendingin air laut dipasangi suatu
katup shut off pada shell plating.
3. Strainer
Sisi hisap pompa air laut dipasangi strainer. Strainer
tersebut juga diatur sehingga dapat dibersihkan selama pompa
beroparasi. Bilamana air pendingin disedot oleh corong yang
dipasang dengan penyaringnya, maka pemasangan strainer dapat
diabaikan.
4. Pompa pendingin air laut
Pembangkit penggerak utama kapal dengan menggunakan motor
diesel harus dilengkapi dengan pompa utama dan pompa
cadangan.
Pompa pendingin motor induk yang diletakkan pada pembangkit
penggerak (propulsion plant) dipastikan bahwa pompa itu
dapat memenuhi kapasitas air pendingin yang layak untuk
keperluan motor induk dan Bantu pada berbagai jenis
kecepatan dari propulsion plant. (untuk pompa cadangan
digerakkan oleh motor yang independent)
Pompa air pendingin utama dan cadangan masing-masing
kapasitasnya merupakan kapasitas maksimal air pendingin yang
diperlukan oleh pembangkit. Atau sebagai alternatif tiga
buah pompa air pendingin dengan kapasitas yang sama dapat
dipasang. Bahwa dua dari pompa adalah cukup untuk menyuplai
air pendingin yang diperlukan pada kondisi operasi beban
penuh pada temperatur rancangan. Dengan pengaturan ini
dimungkinkan untuk pompa yang kedua secara otomatis
mengambil alih operasi hanya pada temperatur yang lebih
tinggi dengan dikendalikan oleh thermostat.
Pompa ballast atau pompa air laut lainnya dapat digunakan
sebagai pompa pendingin cadangan.
Bilamana air pendingin dipasok oleh corong hisap (Scoop),
pompa air pendingin utama dan cadangan harus dipastikan
memiliki kapasitas yang menjamin keandalan pada operasinya
pada pembangkit di bawah kondisi pembebanan parsial. Pompa
air pendingin utama secara otomatis dibangkitkan sesegera
mungkin bila kecepatan turun di bawah kecepatan yang
diperlukan oleh corong.
5. System untuk pendingin air tawar
Sistem pendingin air tawar diatur sehingga motor dapat
secara baik didinginkan di bawah berbagai kondisi suhu.
Menurut kebutuhan dari motor system pendingin air tawar
yangdiperlukan seperti: a. Suatu sirkuit tunggal untuk
keseluruhan pembangkit. B. Sirkuit terpisah untuk pembangkit
daya induk dan Bantu. C.Beberapa sirkuit independent untuk
komponen motor induk yang memerlukan pendinginan (silinder,
piston, dan katup bahan bakar) dan untuk motor bantu. D.
Sirkuit terpisah untuk berbagai batasan temperatur.
Sirkuit pendingin diatur sehingga bila salah satu sirkuit
mangalami kegagalan maka dapat diambil alih oleh sirkuit
pendingin yang lain. Bilamana perlu, dibuatkan pengaturan
pengambilalihan untuk tujuan tersebut.
Sedapat mungkin pengatur suhu dari motor induk dan Bantu
dibuatkan sirkuit yang terpisah dan independent satu sama
lainnya.
Bilamana pada motor pembangkit otomatis, penukar panas untuk
bahan bakar dan pelumas melibatkan sirkuit air pendingin,
system air pendingin dimonitor terhadap kebocoran dari
minyak bahan bakar dan pelumas.
System air pendingin umum untuk pembangkit induk dan bantu
dipasangi katup shut off untuk memungkinkan reparasi tetapi
tidak mengganggu pelayanan dari system tersebut.
6. Penukar Panas, Pendingin
Pendingin dari system air pendingin, motor, dan peralatannya
dipasang untuk menjamin bahwa temperatur air pendingin yang
telah ditentukan dapat diperoleh pada berbegai jenis
kondisi.Temperatur air pendingin dipasang sesuai untuk
keperluan yang dibutuhkan oleh motor dan peralatan.
Penukar panas untuk peralatan bantu pada sirkuit air
pendingin utama jika memungkinkan dilengkapi dengan jalur by
pass, bilamana terjadi gangguan pada penukar panas, untuk
menjaga kelangsungan operasi system.
Dipastikan bahwa peralatan bantu dapat tetap bekerja saat
perbaikan pada peralatan pendingin utama. Bilamana perlu
diberikan pengalih aliran ke penukar panas yang lain,
permesinan, atau peralatan sepanjang suatu penukaran panas
sementara dapat diperoleh.
Katup shut off dipasang pada sisi hispap dan tekan dari
semua penukar panas.
Tiap penukar panas dan pendingin dilengkapi dengan ventilasi
dan corong kuras.
7. Tangki Ekspansi
Tangki ekspansi diatur pada ketinggian yang cukup untuk tiap
sirkuit air pendingin. Sirkuit pendingin lainnya hanya dapat
dihubungkan ke suatu tangki ekspansi umum jika tidak saling
mempengaruhi satu sama lainnya, perhatian harus diberikan
untuk memastikan bahwa kerusakan dan kegagalan dari system
tidak dapat mempengaruhi system lain.
Tangki ekspansi dihubungkan dengan jalur pengisi, peralatan
aerasi atau de aerasi, pengukur tinggi air, dan corong
kuras.
8. Pompa Pendingin Air Tawar
Pompa air pendingin utama dan cadangan harus terdapat di
setiap system pendingin air tawar.
Pompa air pendingin dapat digerakkan langsung oleh motor
induk atau bantu yang mana dimaksudkan untuk mendinginkan
sehingga jumlah pasok yang layak dari air pendingin dapat
dicapai pada berbegai kondisi operasi.
Pompa air pendingin cadangan digerakkan secara independent
oleh motor induk.
Pompa air pendingin cadangan berkapasitas sama seperti pompa
air pendingin utama.
Motor induk dilengkapi sekurangnya oleh satu pompa pendingin
utama dan cadangan. Bilamana menurut konstruksi dari motor
memerlukan lebih dari satu sirkuit air pendingin, satu pompa
cadangan dipasang untuk tiap pompa pendingin utama.
Suatu pompa air pendingin cadangan dari suatu system
pendingin dapat digunakan sebagai suatu pompa cadangan untuk
system lain yang dilengkapi dengan lajur sambungan yang
memungkinkan. Katup shut off pada sambungan ini harus
dilindungi dari penggunaan yang tidak diinginkan.
Peralatan yang melengkapi system untuk pendinginan darurat
dari system lain dapat disetujui jika system dan
pembangkitnya sesuai untuk tujuan ini.
9. Pengatur Suhu, Sirkuit air pendingin dilengkapi dengan
pengatur suhu sesuai yang diperlukan dan sesuai dengan
peraturan yang ada. Alat pengatur yang mengalami kerusakan
dapat mempengaruhi fungsi keandalan dari motor yang
dilengkapinya atau saat dia bekerja.
10. Pemanasan Mula untuk Air Pendingin, Harus terdapat dan
dilengkapi dengan pemanasan awal dari air pendingin.
11. Unit Pembangkit Darurat, Motor bakar dalam pembangkit
daya yang bekerja saat keadaan darurat dilengkapi dengan
system pendingin yang independent. Seperti system pendingin
yang dibuat untuk mengatasi kebekuan (freezing).
C. Engine Project Guide Tentang Sistem Pendingin
Dalam desain sistem pendingin ini ditentukan menggunakan
sistem pendingin terpusat (central).
1) Jacket Cooling Water System
Jacket water cooling system digunakan untuk mendinginkan
bagian cylinder liner, cylinder cover, dan juga exhaust
valve dari main engine dan juga dapat memanaskan pipa drain
bahan bakar. Pompa jacket water cooler membawa air dari
outlet jacket water cooler dan mengirimkannya ke mesin
utama. Pada daerah inlet dari jacket water cooler terdapat
katup pengatur temperatur, dengan sensor pada engine cooling
water outlet yang menjaga temperatur dari air pendingin
tetap pada posisi 800C.
Air pendingin jacket harus sangat hati-hati dalam
memperlakukannya, merawat, dan juga memonitornya sehingga
dapat mencegah terjadinya perkaratan, kelelahan yang
diakibatkan korosi, kavitasi. Dalam hal ini direkomendasikan
untuk memasang preheater jika preheating tidak tersedia pada
auxiliary engine jacket cooling water system.
Pipa pernapasan dalam tangki ekspansi harus berakhir di
bawah bagian terendah dari air yang ada di tangki tersebut,
dan tangki tersebut harus di letakkan paling tidak 5 meter
diatas pipa outlet dari air pendingin.
Untuk exsternal pipe, maximum water velocities yang harus
diikuti adalah :
o Jacket water ..........................3,0 m/s
o Seawater ...............................3.0 m/s
Componen jacket water system, antara lain :
2) Jacket water cooling pump
• Pompa dengan type centrifugal
• Jacket water flow ..................32 m3/h
• Pump head ...........................3 bar
• Delivery pressure ..................depend on position of
expansion tank
• Test pressure .......................according to class
rule
• Working temperature.............normal 800 C, max 1000 C
Kapasitas tersebut merupakan kapasitas hanya untuk main
engine saja, pump head dari pompa tersebut untuk menghitung
total actual pressure drop yang terjadi sepanjang sistem
cooling water sistem tersebut.
3) Jacket Water thermostatic valve
Temperatur kontrol sistem dapat menggunakan katup tiga arah
yang dipasang sebagai katup pengalih, dengan mengalirkan
dengan jalan pintas seluruh atau sebagian jacket water
disekitar jacket water cooler. Sensor diletakkan pada
keluaran dari mesin utama, dan level temperatur haruslah
dijaga pada range 70 - 900C.
4) Jacket water preheater
Ketika preheater diinstall pada jacket cooling water system,
untuk mengetahui aliran air dan juga kapasitas dari pompa
adalah 10% dari kapasitas dari pompa water jacket utama.
Berdasarkan pada pengalaman, direkomendasikan pressure drop
pada preheater sekitar 0.2 bar. Pompa preheater dan pompa
utama harus terkunci secara electric untuk menghindari
resiko dari operasi simultan.
Kapasitas dari preheater tergantung pada permintaan lamanya
waktu pemanasan dan kebutuhan peningkatan temperatur dari
air jacket. Pada umumnya, temperatur meningkat sekitar 350C
(dari 150C menjadi 500C).
5) Expansion tank
Total dari volume ekspansi harus memenuhi 10 % dari total
air pada sitem di jacket cooling. Sesuai dengan petunjuk
bahwa volume tanki exspansi untuk keluaran dari main engine
berdayan antara2700 kw dan 15000 kw adalah 1.00m3.
C. Central Cooling Water System
Sistem pendingin ini didesain dengan hanya mempunyai satu
head exchanger yang didinginkan dengan air laut, sedangkan
untuk cooler yang lain termasuk jacket water, minyak
pelumas, udara bilas, didinginkan dengan air tawar yang
bertemperatur rendah. Karakteristik pada sistem pendingin
engine MAN yang menggunakan jenis ini dengan tujuan untk
mencegah temperatur udara bilas yang terlalu tinggi, desain
temperatur pendingin untuk fresh water low temperatur
biasanya sebesar 360C, yang berkaitan dengan temperatur
maksimum air laut sebesar 320C.
Rekomendasi dari MAN agar menjaga temperatur inlet air
pendingin pada bagian cooler pembilasan udara pada main
engine serendah mungkin hal ini juga diterapkan pada sistem
pendinginan terpusat. Ini artinya bahwa temperatur katup
pengontrol didalam fresh water low temperatur (FW-LT) diset
minimum 100C, sebaliknya temperatur mengikuti temperatur air
laut diluar kapal jika melebihi 100C.
Untuk koneksi pipa eksternal, velosity dari air untuk
keadaan maksimum mengikuti :
Jacket
water ......................................................
.... 3.0 m/s
Central cooling water (FW-
Lt ................................ 3.0 m/s
Seawater....................................................
........... 3.0 m/s
Komponen untuk seawater system
1. Pompa Sea water,
Kapasitas sea water .................................... 105
m3/h
Head pompa.................................................
2,5 bar
Temperatur kerja normal .............................. 0 -
320C
Temperatur kerja maksimum ....................... 500C
Kapasitas ini diberikan toleransi sebesar 10%. Beda tekanan
pompa ditentukan berdasar total tekanan yang hilang
saatmelalui sistem cooling water.
2. Central cooler
Cooler boleh menggunakan jenis shell and tube atau plate dan
terbuat dari bahan yang tahan korosif.
Panas yang hilang...........................................
2200 kw
Debit aliran pendingin......................................
105 m3/h
Temperatur keluar cooler ................................
360C
Tekanan hilang pada sisi central cooling max. 0,2 bar
Tekanan yang hilang boleh besar, tergantung pada desain
aktual cooler Panas yang hilang dan debit sea water
didasarkan pada output MCR pada kondisi tropis dan
temperatur udara ruang 450C. Pengoperasian pada beban
berlebih pada kondisi tropis akan meningkatkan temperatur
sistem pendingin dan juga mempengaruhi perfomance engine.
3. Pompa central cooling
Pompa yang digunakan jenis sentrifugal
Debit air
tawar .................................................
105m3/h
Head
pompa....................................................
2,5 bar
Temperatur kerja normal ................................
800C
Temperatur kerja max .....................................
900C
Debit aliran pada bagian ini diberikan toleransi sebesar
10%.
Data kapasitas hanya diperuntukkan pada main engine.
Perbedaan tekanan yang disediakan pada pompa ditentukan
berdasarkan total tekanan yang hilang pada sistem cooling
water.
4. Katup thermostatic central cooling water
Temperatur rendah pada sistem pendingin dilengkapi dengan
three way valve, dihubungkan dengan katup pencampur, dimana
tersambung semuanya atau bagian air tawar mengelilingi
central cooler.
5. Jacket water cooler
Cooler dapat menggunakan jenis shell and tube atau plate
Panas yang hilang ..........................................
580 kw
Debit
aliran .....................................................
36 m3/h
Temperatur inlet jacket water cooler ............... 800C
Tekanan maksimal yang hilang ...................... 0,2 bar
Debit FW- LT 105 m3/h
Temperatur inlet FW-LT .................................. 42
C
Tekanan yang hilang pada FW-LT maks ........ 0,2 bar
Panas yang hilang dan debit FW-LT ditentukan berdasarkan
output MCR pada kondisi tropis, temperatur maksimum sea
water 32 C dan temperatur udara ruang 45 C
6. Cooler udara bilas
Cooler ini terintregasi secara langsung dengan engine
Panas yang hilang...........................................
1920 kw
Debit FW-
LT ................................................... 105
m3/h
Tempewratur inlet FW-LT ............................... 360C
Tekanan hilang pada FW-LT........................... 0,5 bar
Diagram alir sistem pendingin yang direkomendasikan MAN & BW
, untuk type Sea water cooling dan Central cooling adalah
sebagai berikut Mengingat motor induk digunakan di kapal
sebagian besar menggunakan pendinginan air, maka akan
dibahas operasi system pendinginan tertutup ( air tawar )
dan system pendinginan terbuka ( air laut ). Sistem
pendinginan tertutup pada motor kapal terdiri atas dua
peredaran, yaitu peredaran air tawar merupakan sistem yang
harus ada pada mesin itu sendiri, sama seperti sistem
pendinginan pada mesin mobil.
Salah satu perbedaan antara instalasi air tawar pada motor
induk dilaut dan motor di mobil adalah bahwa pada motor laut
penggabungan pendinginan dan radiator di dalam instalasi
yang membawa panas di dinginkan oleh air laut, atau bahkan
juga oleh angin, sedangkan pada motor mobil tidak terdapat
instalasi peredaran air laut
Memahami Cara Kerja Sistem Pelumasan di Kapal
Posted on September 20, 2011 by kapitanmadina
Pada system transmisi pada kapal sebenarnya adalah suatu system
dimana daya yang dikeluarkan dari mesin utama (prime mover)
supaya dapat digunakan untuk menggerakkan suatu kapal dengan
thrust yang sesuai dengan diharapkan, dan untuk memindahkan daya
dari prime mover tersebut maka dibutuhkan suatu system transmisi
pada kapal.
Transmission system pada suatu kapal terdiri atas berbagai macam
komponen dimana komponen tersebut nantinya akan saling
berhubungan satu dengan yang lain, komponen komponen tersebut
seperti shafting, coupling atau clutch , gearbox dan bearings.
Komponen komponen tersebut memiliki peranan masing masing pada
system transmisi pada suatu kapal. Perlakuan pada setiap komponen
harus diperhatikan dengan detail supaya transmisi daya yang
dihasilkan maksimal dan sesuai dengan kebutuhan.
Pada shafting misalnya, shafting pada main engine kapal berguna
untuk mengkonversikan daya rotasi yang dihasilkan dari main
engine/prime mover kapal menjadi thrust yang nantinya digunakan
untuk menggerakkan suatu kapal. Propeller juga termasuk salah
satu komponen penting pada proses shafting ini, dimana nantinya
propeller inilah yang digunakan untuk menggerakkan suatu
kapal.disini yang harus diperhatikan adalah bagaimana kita
mengurangi getaran getaran yang terjadi di poros yang dapat
menghilangkan daya yang dihasilkan dari suatu prime mover,
bagaimana system pelumasannya dan sebagainya dan untuk mendukung
shafting maka diperlukan lah bearings atau bantalan yang menjaga
suatu shaft tetap pada porosnya. Sedangkan gearbox disinilah
tempat perubahan daya yang dihasilkan oleh suatu prime mover
diubah dan disesuaikan dengan putaran propeller yang dibutuhkan
agar tidak terjadi kavitasi dan daya dapat dipergunakan secara
maksimal untuk menggerakkan kapal.didalam suatu gearbox pada
kapal terdapat suatu reduction gear yang digunakan untuk
menurunkan putaran dari mesin utama. Perlu diperhatikan desain
roda gigi tersebut dan di sesuaikan dengan bentuk propeller
Setiap propeller digerakkan dengan sistim roda gigi dengan
perbandingan reduksi yang sesuai dengan karakteristik baling-
baling. Sistim roda gigi adalah dari reversing reduction gear
type. Setiap roda gigi dilengkapi dengan pompa minyak pelumas,
thermometer, dan Thrust bearing yang dipasang menyatu dengan
rumah roda gigi, berapa rasio ukuran tiap gear yang tepat dan
lain sebagainya.pada clutch atau coupling sebenarnya clutch atau
coupling ini berfungsi menghubungkan antara gear dengan shaft.
Maka melihat uraian diatas maka perlu kita memahami apa itu daya
dan thrust pada kapal terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam
masalah system transmisi pada kapal.
Engine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan manusia, secara
kumulatif sebagai penghasil daya yang berguna untuk menggerakan
kendaraan, peralatan industri, penggerak generator pembangkit
energi listrik, sebagai penggerak propeler kapal dan lain-lain.
Pada suatu engine dapat menghasilkan daya dan energi maksimal
namun tidak semua daya dan energi tersebut nantinya akan
digunakan untuk menggerakkan kapal karena terdapat gaya gaya lain
yang tedapat pada suatu kapal.
Gaya-gaya ini diteruskan ke poros engkol melalui connecting rod
dan melalui main bearing gaya-gaya ini di berikan ke rumah
bantalan (engine body). Bearing utama dan journal bearing pada
komponen engine bekerja dengan beban yang tinggi. Beban impulsif
akibat kompresi dan pembakaran menyebabkan adanya beban kontak
yang akan terjadi ketika engine beroperasi. Batang penghubung
(shaft) menjadi faktor yang sangat dominan dalam penelitian ini
karena berfungsi sebagai alat untuk memindahkan daya indikatur Ni
yang dihasilkan dalam cambustion chamber ke poros engkol. Daya
ini akan berubah menjadi daya efektif Ne setelah memperhitungkan
kerugian mekanis ηm. Teknik yang digunakan untuk mendeteksi
kondisi keausan bantalan termasuk pengukuran ketebalan lapisan
film, pengukuran kesesumbuan poros, analisis signal getaran, dan
lain-lain sudah dilakukan.
- Daya Efektif (PE) adalah besarnya daya yang dibutuhkan untuk
mengatasi gaya hambat dari badan kapal (hull), agar kapal dapat
bergerak dengan kecepatan servis sebesar Vs.
P = R xvs
- Daya Dorong (PT) adalah besarnya daya yang dihasilkan oleh
kerja dari alat gerak kapal (propulsor) untuk mendorong badan
kapal.
P = txva
- Daya Yang Disalurkan ( PD ) adalah daya yang diserap oleh
baling-baling kapal guna menghasilkan Daya Dorong sebesar Pt
P = 2π Qd n
Dimana Q adalah torsi yang disalurkan dari main engine dan n
adalah jumlah propeller.
- Daya Poros (PS) adalah daya yang terukur hingga daerah di depan
bantalan tabung poros (stern tube) dari sistem perporosan
penggerak kapal. Effisieiensi shaft sekitar 98% dari Daya Rem /
Brake Power .
Ada 2 tipe pelumasan secara conventional :
Pelumasan Minyak
Pelumasan Air
Sistem modern untuk pelumasan air adalah dengan memberikan
pasokan air pelumas dari dalam badan kapal, sehingga tidak lagi
menggunakan air laut. Karena itu seal-seal yang digunakan menjadi
mirip dengan sistem pelumasan minyak.
Sistim pelumasan air laut
- air laut masuk melalui celah bantalan bagian belakang
- Pada bagian depan digunakan remes packing untuk menjaga
kekedapan
- Menggunakan bantalan kayu pok (Lignum vitae)
Sistim pelumasan minyak lumas
- pelumasan menggunakan minyak lumas
- Bantalan menggunakan babbit methal
- minyak lumas ditampung dalam tangki dan dialirkan ke tabung
buritan
- Sistim kekedapan menggunakan seal baik didepan maupun
dibelakang
- dilengkapi dengan pompa untuk sirkulasi minyak lumas
Salah satu penyebab kesalahan dalam memilih bahan pelumas untuk
permesinan kapal adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan
dalam bahan pelumas, yang dapat berakibat fatal karena dapat
merusak komponen-komponen mesin yang tidak sesuai dengan standar
spesifikasi pabrik pembuat bahan pelumas. Pengetahuan bahan
pelumas mutlak harus dimiliki oleh awak kapal dalam bekerja di
atas kapal. Disamping itu awak kapal juga diharuskan mengetahui
dan memahami tentang bahan pelumas yang sering digunakan dalam
bidang permesinan di kapal untuk menghindari kesalahan dalam
pemilihan bahan pelumas yang digunakan di kapal.
Sumber utama pelumas adalah minyak bumi yang merupakan campuran
beberapa organic, terutama hidrokarbon. Segala macam minyak bumi
mengandung paraffin (cnh2n-2), naftena (cnh2n) dan aromatik
(cnhn), jumlah susunan tergantung sumber minyaknya. Aromatik
mempunyai sifat pelumasan yang baik tetapi tidak tahan oksidasi.
Paraffin dan naftena lebih stabil tetapi tidak dapat menggantikan
aromatik
Secara keseluruhan. Karena tipe aromatik tertentu bertindak
sebagai penghalang oksidasi dan parafin murni tidak mempunyai
sifat pelumasan yang baik.
Perbedaan yang lain yaitu aromatik mempunyai viskositas rendah,
naftena mempunyai viskositas sedang, dan paraffin mempunyai
viskositas tinggi. Oksidasi minyak mineral umumnya menyebabkan
meningkatkan viskositas serta terbentuknya asam dan zat yang
tidak dapat larut.
Apabila terjadi oksidasi besar-besaran akan menyebabkan korosi
dan bahkan merusak logam yang dilumasi, kemudian oli harus
diperbaharui. Daya tahan oksidasi berkurang pada suhu yang
tinggi. Dengan minyak pelumas yang baik, oksidasi berkurang pada
suhu yang tinggi. Dengan minyak pelumas yang baik, oksidasi masih
akan tetap berlangsung perlahan-lahan pada suhu 80 0 C. Diatas
suhu tersebut kecepatan oksidasi meningkat dengan cepat.
Kecepatan oksidasi tergantung pada suhu udara dan macam bahan
bantalan (bearing). Oleh karena itu sangat sulit menentukan suhu
operasi maksimum dan bagaimana seringnya minyak pelumas (oli)
harus diganti.
Fungsi pelumas
Fungsi terpenting dari pelumas adalah mencegah logam bergesekan,
menghindari keausan, mengurangi hilangnya tenaga, dan mengurangi
timbulnya panas. Hal yang diinginkan adalah apabila gesekan logam
dicegah atau ditiadakan, disebut hydrodinamik atau penuh film
pelumas, disini gesekan metal betul-betul diganti dengan gesekan
dalam pelumas yang sangat rendah. Sebaliknya karena tekanan
tinggi, kecepatan rendah, pelumas tidak cukup dan sebagainya,
film pelumas menjadi sangat tipis, pelumas akan disebut dalam
kondisi boundary dan masih menyebabkan
Gesekan logam.
Disamping itu gesekan juga tergantung dari kehalusan dan keadaan
logam,
Selain kemampuan pelumas. Bahan yang tidak sejenis biasanya
kurang menyebabkan kerusakan permukaan dibandingkan bahan yang
sejenis. Dalam kenyataan molekul pelumas yang berhubungan
langsung dengan logam akan diserap permukaan logam. Kemampuan dan
adhesi penyerapan molekul-molekul ini memberikan daya tahan pada
logam.
Terlepas dari kemampuan pelumas, pelumas harus tahan lama, tahan
panas dan tahan oksidasi. Minyak mineral, tumbuh-tumbuhan dan
binatang atau gemuk sebagai pelumas mempunyai kemampuan pelumas
tetapi tidak cukup tahan oksidasi.
Viskositas adalah ukuran tahanan mengalir suatu minyak merupakan
sifat yang penting dari minyak pelumas. Beberapa pengujian telah
dikembangkan untuk menentukan viskositas, antara lain pengujian
Saybolt, Redwood, Engler, dan Viscosity Kinematic. Viskositas
semua cairan tergantung pada suhu. Bila suhu meningkat maka daya
kohesi antar molekul berkurang. Sebagai jenis minyak perubahan
viskositasnya sangat drastis dibandingkan yang lainnya. Titik
beku suatu minyak adalah suhu dimana minyak berhenti mengalir
atau dapat juga disebut titik cair yaitu suhu terendah dimana
minyak masih mengalir. Pengetahuan mengenai hal ini penting dalam
pemakaian minyak pada suhu yang rendah
Gesekan dan Pelumasan
Gesekan akan terjadi bila dua permukaan bahan yang bersinggungan
digerakkan terhadap satu sama lain, gesekan itu menyebabkan
keausan, dengan melumas berarti memasukkan bahan pelumas antara
dua bagian yang bergerak dengan tujuan untuk mengurangi gesekan
dan keausan.
A. Gesekan Kering
Gesekan kering terjadi bila tidak terdapat bahan pelumas. Jadi
antara bagian-bagian yang bergerak terjadi kontak langsung.
Perlawanan gesekan adalah akibat dari kaitan berturut-turut dari
puncak bagianbagian yang tidak rata. Besarnya koefisien gesek
ditentukan oleh jenis permukaan yang saling bergeser, koefisien
gesek antara 0,3 sampai 0,5. Gesekan kering tidak diperbolehkan
dalam peralatan teknik.
B. Gesekan Zat Cair dan Pelumasan Penuh
Gesekan zat cair terjadi jika antara permukaan terdapat suatu
lapisan bahan pelumas yang demikian tebalnya, sehingga puncak-
puncak yang tidak rata itu tidak saling bersinggungan lagi. Jadi
dalam hal ini tidak terdapat gesekan kering antara bagian-bagian
yang bergerak melainkan suatu gerakan zat cair antara lapisan-
lapisan bahan pelumas. Besarnya koefisien gesek ditentukan oleh
tebalnya lapisan bahan pelumas dan oleh viskositas. Koefisien itu
lebih kecil dari 0,03. Pelumasan yang terjadi karena gesekan zat
cair dinamakan pelumasan penuh atau pelumasan hidro dinamis.
Keuntungan yang terpentingdari pelumasan penuh ialah pengausan
yang sangat kecil.Terjadinya pelumasan penuh tergantung dari
banyak faktor , yaituviskositas dari bahan pelumas, garis tengah
poros, kecepatan putarporos, beban, suhu kerja, cara pemasukan
minyak, ruang main antaraporos dan bantalan, jenis dan
sebagainya.
C. Gesekan Setengah Kering dan Pelumasan Terbatas
Gesekan setengah kering terjadi jika antara permukaan terdapat
lapisanbahan pelumas yang demikian tebalnya, sehingga puncak-
puncak yangtidak rata masih dapat bersinggungan. Jadi dalam hal
ini terjadigesekan kering sebagian dan gesekan zat cair
sebagian.Besarnya koefisien gesek ditentukan oleh jenis bidang
yang bergeserterhadap satu sama lain, tebalnya lapisan bahan
pelumas dan viskositas serta daya lumas dari bahan pelumas.
Koefisien daya lumas kira-kira 0,1. Pelumasan yang terjadi pada
gesekan setengah kering dinamakan pelumasan terbatas.
(3). Jenis Pelumas
Minyak pelumas yang digunakan dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis,yaitu sebagai berikut.
A. Minyak tumbuh-tumbuhan
Minyak tumbuh-tumbuhan diperoleh dengan cara memeras biji atau
buah. Pada minyak tumbuh-tumbuhan yang terpenting dalam
teknikialah minyak lobak (rape oil), minyak biji katun dan biji
risinus.
B. Minyak hewan
Minyak hewan diperoleh dengan cara merebus atau memeras
tulangbelulang atau lemak babi. Minyak hewan yang terpenting
untukkeperluan teknik ialah minyak tulang dan minyak ikan.
Minyaktersebut masing-masing diperoleh dari kaki hewan dan ikan.
Minyaktumbuh-tumbuhan dan minyak hewan keduanya mempunyai
dayalumas yang baik, oleh sebab itu minyak tersebut dinamakan
minyakberlemak.Keburukan dari minyak itu ialah cepat menjadi
tengit yang berartibahwa minyakmenjadi cepat rusak. Minyak
tumbuh-tumbuhan danminyak hewan hampir tidak digunakan secara
tersendiri sebagaiminyak pelumas. Akan tetapi karena daya
lumasnya baik sekali makaditambahkan pada minyak mineral.
C. Minyak mineral
Minyak mineral diperoleh dengan cara distilasi (penyulingan)
minyakbumi secara bertahap. Minyak mineral lebih murah dari pada
minyaktumbuh-tumbuhan atau minyak hewan, akan tetapi lebih tahan
lamadari kedua macam minyak tersebut. Hanya saja daya lumas
dariminyak mineral tidak sebaik minyak tumbuh-tumbuhan dan
minyakhewan.
D. Minyak kompon
Minyak kompon itu adalah campuran antara minyak mineral
dengansedikit minyak tumbuh-tumbuhan atau minyak hewan. Campuran
inimempunyai daya lumas yang lebih sempurna dari pada
minyakmineral.
(4). Bahan Aditif
Bahan tambahan aditif itu ialah zat kimia yang ditambahkan pada
minyakdengan tujuan untuk memperbaiki sifat-sifat tertentu dari
minyak yangbersangkutan. Berbagai macam bahan tambahan itu diberi
nama menurutsifat yang diperbaikinya dalam minyak.
Jenis bahan tambahan adalah sebagai berikut ;
A. Bahan tambahan untuk menurunkan titik beku.
B. Bahan tambahan untuk meningkatkan indeks viskositas.
C. Bahan tambahan pemurni dan penyebar.
Aditif ini menjaga supaya bagian-bagian zat arang tetap tinggal
melayanglayangdan mencegahnya melekat pada logam, dengan demikian
pesawatyang bersangkutan tetap dalam kondisi bersih.Aditif
antioksidan mengurangi ketuaan minyak, jadi minyak yang
diberiaditif antioksidan tidak cepat mengoksida sehingga
pengasaman dapatdicegah. Aditif antikorosi memberi lapisan
pelindung pada bagian mesin dengan demikian dapat dicegah
termakanya oleh asam yang terjadi dalam minyak.
Aditif dapat mencegah dua bagian permukaan logam yang
salingbersinggungan berpadu dan juga meningkatkan daya lumas
minyak.Minyak yang diberi aditif peningkat nilai tekanan batas,
tahan terhadaptekanan tinggi.
(5). Gemuk
Gemuk adalah produk padat agak cair, umumnya tersusun dari minyak
dansabun disamping metode lain membuat gemuk. Kandungan
minyakumumnya antara 75-95%. Gemuk lebih tahan karat, tahan
oksidasi, tahanudara lembab dan sebagainya. Kita menggunakan
gemuk apabilapemakaian oli mengalami kesulitan karena tidak ada
penutupnya.Gemuk bantalan mempunyai struktur halus atau butiran,
sedangkan gemukroda gigi ulet dan berserabut. Untuk roda gigi
harus mempunyai adhesiyang kuat pada logam sehingga tidak
terlempar keluar dari antara gigi-gigi.Gemuk roda gigi pada kotak
roda gigi yang tidak tertutup adalah agar cairsehingga gemuk
dapat kembali pada posisi semula.Sesuai dengan jenis logam yang
digunakan untuk pelumasan, kita
Membedakan gemuk sebagai berikut ini.
A. Gemuk sabun kalsium (gemuk kapur)
Gemuk ini tahan air tetapi tidak tahan suhu tinggi, titik
tetesnyaterletak antara 90 – 1500 C. Gemuk sabun kalsium
digunakan untukpelumasan umum terutama untuk bantalan luncur.
B. Gemuk sabun natrium (gemuk soda)
Gemuk ini tidak tahan air akan tetapi tahan suhu tinggi, titik
tetesnyaterletak antara 150 – 2300 C. Gemuk sabun natrium
digunakan untukpelumasan bantalan peluru dan bantalan golong.
C. Gemuk sabun aluminium
Gemuk ini tahan air, akan tetapi tidak tahan suhu tinggi, titik
tetesnyaterletak pada 900 C. Gemuk ini sesuai untuk penggunaan
khusus yangmemerlukan perlawanan terhadap daya lempar keluar.
D. Gemuk sabun litium
Gemuk ini tahan air dan tahan suhu tinggi, titik tetesnya
terletak pada180 0 C. Gemuk sabun litium digunakan sebagai gemuk
serba guna yangberarti bahwa gemuk ini dapat digunakan untuk
banyak macamkeperluan.
E. Gemuk basa campuran
Gemuk ini mengandung sabun kalsium dan sabun natrium, sifatgemuk
ini tentu saja berada diantara sifat sabun kalsium dan sifatsabun
natrium. Gemuk basa campuran digunakan sebagai gemuk serbaguna,
akan tetapi tidak mungkin ditempat yang ada air. Suhu
kerjamaksimum kira-kira 400 C, lebih rendah dari pada titik
tetes.
(6). Penggunaan Pelumas
Pelumas dapat digunakan untuk beberapa keperluan antara lain
sebagaiberikut.
A. Minyak lumas mesin
Tersedia dalam dua kualitas yaitu bermutu rendah dan tinggi.
Bermuturendah diperuntukkan untuk bagian-bagian yang dapat
dilumas daritempat minyak lumas. Kualitas yang lebih tinggi
diperuntukan untuksystem sirkulasi (pelumasan bantalan, roda gigi
transmisi beban ringan)dimana oli harus berfungsi dalam jangka
waktu yang lama, bermutudan tahan oksidasi. Viskositas yang
diberikan untuk bantalantergantung beberapa factor yaitu; beban,
suhu, kecepatan, diameterporos dan system pelumasan.
B. Pelumasan transmisi roda gigi lurus dan roda gigi cacing
Minyak lumas mineral murni tidak tahan lama untuk pelumas
padabeban berat dan beban hentakan transmisi roda gigi dan minyak
lumas.Untuk system roda gigi, beban ringan yang terbuka
diperlukan minyaklumas yang adhesi dengan logam dan tidak
terlempar dari roda gigi.Untuk roda gigi beban berat terbuka,
campuran yang mengandungaspal ulet sering digunakan pada suhu
yang tinggi.
C. Minyak lumas motor
Minyak lumas motor bensin mengandung pembersih untuk mencegah
mengendapnya kotoran padat dengan menjaganya tetap dalam kondisi
bersih.
D. Minyak lumas silinder uap
Minyak lumas silinder uap harus mempunyai titik nyala yang
tinggidan tidak mengandung bahan yang mudah menguap pada uap
panas.Minyak mengandung gemuk tertentu diperbolehkan beremulsi
dengan
Cairan yang bersifat pelumas yang baik, adhesi pada logam cukup
baik.
E. Minyak lumas hidrolik
Dengan alasan keselamatan cairan hidrolik tidak mudah menyala,
dan mempunyai kekentalan yang rendah, apalagi untuk system
hidrolik yang bekerja di dekat api.
C. Rangkuman.
1. Bahan pelumas berasal dari minyak bumi yang merupakan campuran
beberapa organic, terutama hidrokarbon.
2. Fungsi pelumas adalah mencegah logam bergesekan,
menghindarikeausan, mengurangi hilangnya tenaga, dan mengurangi
timbulnyapanas.
3. Viskositas adalah ukuran tahanan mengalir suatu minyak
merupakan
Sifat yang penting dari minyak pelumas.
4. Pengujian untuk menentukan viskositas minyak pelumas
adalahpengujian Saybolt, Redwood, Engler, dan Viscosity
Kinematic.
5. Gesekan kering terjadi bila tidak terdapat bahan pelumas
padapermukaan logam atau metal.
6. Besarnya koefisien gesek ditentukan oleh tebalnya lapisan
bahan pelumas dan oleh viskositas.
7. Minyak pelumas yang digunakan dibedakan menjadi beberapa
jenis, yaitu minyak tumbuh-tumbuhan, minyak hewan, minyak
mineral, dan minyak kompon.
8. Bahan tambahan aditif adalah zat kimia yang ditambahkan pada
minyak pelumas dengan tujuan untuk memperbaiki sifat-sifat
tertentu dari minyak yang bersangkutan.
9. Gemuk adalah produk padat agak cair, dengan kandungan minyak
umumnya antara 75-95%.
10. Gemuk lebih tahan karat, tahan oksidasi, tahan udara lembab
dan sebagainya
SISTEM STARTER KAPAL
SISTEM STARTER KAPAL Sistem starter kapal untuk mesin penggerak kapal dapat dilakukan denganbeberapa cara yaitu secara manual, elektrik dan dengan menggunakan udaratekan. Sistem starter di atas kapal umumnya menggunakan udara bertekanan.Penggunaan udara bertekanan selain untuk start mesin utama juga digunakanuntuk start generator set, untuk membersihkan sea chest, untuk membunyikanhorn kapal, dan menambah udara tekan untuk sistem hydrophore.
Pada sistem starter mesin utama kapal udara dikompresikan dari kompressorudara utama dan ditampung pada botol angin utama (main air receiver) padatekanan udara 30 bar menurut ketentuan klasifikasi. Sistem udara bertekananyang digunakan engine pada start awal mempunyai prinsip-prinsip kerja sebagaiberikut :1. Udara tekan mempunyai tekanan yang harus lebih besar dari tekanankompresi, ditambah dengan hambatan yang ada pada mesin kapal, yaitu tenagauntuk menggerakkan bagian yang bergerak lainnya seperti engkol, shaft, danlain-lain.2. Udara tekan diberikan pada salah satu silinder dimana toraknya sedangberada pada langkah ekspansi.3. Penggunaannya dalam engine membutuhkan katup khusus yang berada padakepala silinder. Berikut adalah gambar instalasi sistem starter kapal:
Gambar instalasi sistem starter kapal jenis udara bertekanan
Adapun komponen pendukung utama dalam sistem starter kapal adalah :
1. Kompressor merupakan alat yang berfungsi untuk menghasilkan udara yangakan dikompresi ke dalam tabung udara start, dimana digerakkan oleh motorlistrik yang berasal dari generator.2. Separator berfungsi untuk memisahkan kandungan air yang turut sertadalam udara/udara lembab (air humidity) kompresi yang diakibatkan olehpengembunan sebelum masuk ke tabung botol angin. Sehingga separator disediakansteam trap guna menampung air tersebut untuk selanjutnya dibuang ke bilga.3. Main air receiver berfungsi sebagai penampung udara yang dikompresi darikompressor dengan tekanan 30 bar sehingga selain dilengkapi indikator tekanan(pressure indicator), main air receiver juga dilengkapi dengan safety valveyang berfungsi secara otomatis melepaskan udara yang tekanannya melebihitekanan yang telah ditetapkan.4. Reducing valve berfungsi untuk mereduksi takanan keluaran dari main airreceiver sebesar 30 bar guna keperluan pengujian katup bahan bakar.5. Reducing station berfungsi untuk mengurangi tekanan dari 30 bar menjadi7 bar guna keperluan untuk pembersihan turbocharger.
Prinsip kerja sistem starter udara tekan kapal adalah motor listrik yangmemperoleh daya dari generator dipergunakan untuk membangkitkan kompresor gunamenghasilkan udara bertekanan. Selanjutnya udara yang dikompresikan tersebutditampung dalam tabung bertekanan yang dibatasi pada tekanan kerja 30 bar. Sebelum menuju ke main air receiver, udara tersebut terlebih dahulu melewatiseparator guna memisahkan air yang turut dalam udara yang disebabkan prosespengembunan sehingga hanya udara kering saja yang masuk ke tabung. Konsumsi udara dari main air receiver digunakan sebagai pengontrol udara,udara safety, pembersihan turbocharge, untuk pengetesan katup bahan bakar,untuk proses sealing air untuk exhaust valve yang dilakukan dengan memberikantekanan udara kedalam ruang bakar melalui katup buang (exhaust valve) dibukasecara hidrolis dan ditutup dengan pneumatis spring dengan cara memberikantekanan pada katup spindle untuk memutar. Sedangkan untuk proses start, udara bertekanan sebesar 30 bardimasukkan/disalurkan melalui pipa ke starting air distributor, kemudian olehdistributor regulator dilakukan penyuplaian udara bertekanan secara cepatsesuai dengan firing sequence.