+ All Categories
Home > Documents > GULA AREN PENUNJANG EKONOMI MASYARAKAT MALAPARI

GULA AREN PENUNJANG EKONOMI MASYARAKAT MALAPARI

Date post: 10-Dec-2023
Category:
Upload: independent
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula aren atau Gula merah adalah pemanis yang dibuat dari nira, yang berasal dari tandan bunga jantan pohon aren (enau). Gula aren biasanya juga diasosiasikan dengan segala jenis gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon keluarga palma, seperti pohon aren, dan siwalan. Bagi masyarakat desa malapari, memproduksi gula aren merupakan mata pencaharian, sekaligus tradisi turun-temurun yang masih dilestarikan. Secara tidak langsung, masyarakat Malapari telah melestarikan budaya nenek moyang, dan juga mendapatkan keuntungan dalam memproduksi gula aren. Keuntungan tersebut membuat masyarakat Malapari semakin konsisten dalam memproduksi gula aren. Memproduksi gula aren tidak memerlukan alat dan bahan yang mahal. Hanya dengan pisau khusus menyadap dan wadah nira untuk memanen nira, serta wajan bulat sebagai wadah memasak gula aren hingga kental, dan batok kelapa sebagai cetakannya. Dalam memproduksi gula aren diperlukan keterampilan dalam mencetak. Begitu pula dalam memanen nira, dibutuhkan kedisiplinan, karena apabila tidak disiplin dalam memanen nira, maka nira akan berkurang tetesannya atau bahkan tidak menetes sama sekali. Sehingga masyarakat Malapari selalu rutin memanen nira, yang merupakan bahan baku dalam memproduksi gula aren. Konsistensi masyarakat Malapari dan kualitas gula aren yang mereka hasilkan, menambah relasi dan pangsa pasar yang membuat masyarakat Malapari menjadi pemasok gula aren yang terkenal dan salah satu pemasok terbesar di Provinsi Jambi. Hal ini sangat berkaitan dengan ekonomi masyarakat Malapari. Berdasarkan uraian pada latar belakang, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana memperoleh bahan baku, dan proses pembuatan gula aren, serta bagaimana peran gula aren dalam menunjang ekonomi masyarakat di desa Malapari. Karya tulis ilmiah ini penulis beri judul “Gula Aren Penunjang Ekonomi Masyarakat Malapari”. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada karya tulis ilmiah ini adalah: Bagaimana Peran Gula Aren sebagai Penunjang Ekonomi Masyarakat Malapari. 1
Transcript

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gula aren atau Gula merah adalah pemanis yang dibuat dari nira, yang berasal dari tandan

bunga jantan pohon aren (enau). Gula aren biasanya juga diasosiasikan dengan segala jenis

gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon keluarga palma,

seperti pohon aren, dan siwalan. Bagi masyarakat desa malapari, memproduksi gula aren

merupakan mata pencaharian, sekaligus tradisi turun-temurun yang masih dilestarikan.

Secara tidak langsung, masyarakat Malapari telah melestarikan budaya nenek moyang, dan

juga mendapatkan keuntungan dalam memproduksi gula aren.

Keuntungan tersebut membuat masyarakat Malapari semakin konsisten dalam

memproduksi gula aren. Memproduksi gula aren tidak memerlukan alat dan bahan yang

mahal. Hanya dengan pisau khusus menyadap dan wadah nira untuk memanen nira, serta

wajan bulat sebagai wadah memasak gula aren hingga kental, dan batok kelapa sebagai

cetakannya. Dalam memproduksi gula aren diperlukan keterampilan dalam mencetak. Begitu

pula dalam memanen nira, dibutuhkan kedisiplinan, karena apabila tidak disiplin dalam

memanen nira, maka nira akan berkurang tetesannya atau bahkan tidak menetes sama sekali.

Sehingga masyarakat Malapari selalu rutin memanen nira, yang merupakan bahan baku

dalam memproduksi gula aren. Konsistensi masyarakat Malapari dan kualitas gula aren yang

mereka hasilkan, menambah relasi dan pangsa pasar yang membuat masyarakat Malapari

menjadi pemasok gula aren yang terkenal dan salah satu pemasok terbesar di Provinsi Jambi.

Hal ini sangat berkaitan dengan ekonomi masyarakat Malapari.

Berdasarkan uraian pada latar belakang, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana

memperoleh bahan baku, dan proses pembuatan gula aren, serta bagaimana peran gula aren

dalam menunjang ekonomi masyarakat di desa Malapari. Karya tulis ilmiah ini penulis beri

judul “Gula Aren Penunjang Ekonomi Masyarakat Malapari”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada karya tulis ilmiah ini adalah: Bagaimana Peran Gula Aren sebagai

Penunjang Ekonomi Masyarakat Malapari.

1

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui peran gula aren dalam menunjang ekonomi masyarakat malapari.

2. Menjadi salah satu sumber informasi bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih

lanjut di lokasi yang berbeda.

3. Untuk menambah wawasan mengenai gula aren yang berperan dalam menunjang

ekonomi masyarakat malapari.

1.4 Kerangka Pemikiran

2

MASYARAKAT MALAPARI

GULA AREN

PROVINSI JAMBI

BENEFIT (KEUNTUNGAN)

MENUNJANG EKONOMI

1.5 Metode Penulisan

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode deskriptif.

Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan

menginterprestasi objek sesuai dengan apa adanya.

1. Teknik Pengumpulan Data

Wawancara:

Teknik pengumpulan data dengan wawancara yakni cara mengumpulkan

data dengan memperoleh data langsung dari narasumber.

Studi Pustaka:

Pengumpulan data dilakukan dengan telaah pustaka adalah mengumpulkan

berbagai data yang sudah ada sebelumnya. Baik itu melalui buku maupun

melalui literatur dan artikel yang terdapat di internet.

2. Sumber Data

Sumber data primer didapatkan dengan cara mewawancarai para

narasumber di desa Malapari.

Sumber data sekunder didapatkan dari buku, literatur, dan artikel yang

terdapat di internet.

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dibeberapa tempat, yaitu di RT. 02, RT.04 dan RT.05

desa Malapari, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. Adapun lokasi pohon aren

masyarakat Malapari berada di dekat aliran sungai Batanghari. Desa Malapari berada

di dataran rendah.

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Cara Memperoleh Bahan Baku Pembuatan Gula Aren

Dalam pembuatan gula aren, bahan baku yang digunakan adalah nira. Nira berasal dari

pohon aren. Pohon aren tidak membutuhkan kondisi tanah yang spesifik, sehingga dapat

tumbuh pada tanah liat, dan berpasir, tetapi aren tidak tahan pada tanah yang memiliki kadar

asam (pH tanah yang rendah). Aren dapat tumbuh pada ketinggian 0–1.400 meter di atas

permukaan laut, dan mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan tumbuhnya.

Namun pertumbuhan yang paling baik adalah pada ketinggian 500 – 700 meter di atas

permukaan laut, dengan curah hujan lebih dari 1.200-3.500 mm/tahun. Kelembaban tanah

dan curah hujan yang tinggi berpengaruh dalam pembentukan mahkota daun pohon aren.

Untuk pertumbuhan dan produksi, tanaman aren membutuhkan suhu 20-250 derajat

celcius. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di daerah pegunungan, lembah-lembah, dekat

aliran sungai, maupun daerah bergelombang, dan banyak pula dijumpai di hutan. Pohon aren

dihasilkan dari penyadapan tandan bunga, baik bunga jantan maupun bunga betina. Akan

tetapi, tandan bunga jantan dapat menghasilkan nira dengan kualitas baik dan jumlah yang

banyak. Oleh karena itu, penyadapan nira banyak dilakukan pada tandan bunga jantan.

Sebelum penyadapan (nderes) dimulai, dilakukan persiapan penyadapan yaitu memilih

bunga jantan yang siap disadap, atau bunga jantan yang tepung sarinya sudah banyak jatuh di

tanah. Hal ini dapat dilihat jika disebelah batang pohon aren, permukaan tanah tampak

berwarna kuning tertutup oleh tepung sari yang jatuh. Lalu pembersihan tandan bunga,

dengan memukul serta mengayunkan pohon agar dapat memperlancar keluarnya tetesan nira.

Masyarakat Malapari mengucapkan mantra yang telah diajarkan turun-temurun. Pengucapan

mantra dilakukan untuk membujuk atau merayu pohon aren, dan juga bertujuan untuk

kelancaran dalam memanen nira, agar nira yang dipanen menjadi banyak.

Mantra tersebut berbunyi:

Assalamualaikum putri satulung besar

Yang beralun berilir simayang

Mari kecil, kemari

Aku menyanggul rambutmu

Aku membawa sadap gading

Akan membasuh mukamu

4

Untuk mengetahui apakah bunga jantan yang sudah dipukul dan diayunkan tersebut sudah

atau belum menghasilkan nira, dilakukan dengan cara menyayat tandan bunga tersebut.

Apabila mengeluarkan nira maka bunga jantan sudah siap disadap. Penyadapan dilakukan

dengan memotong tandan bunga pada bagian yang disayat. Kemudian pada potongan tandan

dipasang penampung atau wadah. Kemudian tetesan nira akan terakumulasi diwadah tersebut.

Pohon aren disadap dua kali sehari, yakni pada pagi dan sore hari. Nira hasil sadapan

yang diambil pada pagi hari hasilnya lebih banyak daripada nira hasil panen sore hari. Hal ini

terjadi karena dalam cuaca dingin ditengah malam sampai pagi hari, air nira mengalir lebih

deras. Pohon aren yang ditanam diketinggian di atas 800 meter dari permukaan laut, akan

menghasilkan nira yang lebih banyak dari pada yang dihasilkan oleh pohon aren yang

ditanam di dataran rendah. Namun dalam hal kandungan penting terlarut (kadar gula), nira

dataran rendah lebih unggul. Zat gula yang terkandung dalam nira mudah terfermentasi oleh

bakteri, sehingga akan membuat nira menjadi masam. Jika nira sudah masam, maka gula

yang dihasilkan nantinya juga akan memiliki rasa asam.

Cara untuk memperlambat pemasaman nira aren adalah sebagai berikut:

1. Cincang 1 kg keripik kayu nangka.

2. Rendam dalam air masak 1 liter, lalu biarkan 3 hari.

3. Setelah air berwarna kecoklatan, masukkan airnya sebanyak 200 cc ke dalam

setiap wadah penampung nira di pohon, apabila hasilnya 10 liter.

4. Jika air pada cincangan kayu sudah habis, dapat ditambah air sebanyak dua

kali lagi.

Jadi, satu cincangan kayu nangka dapat direndam sebanyak 3 kali.

Selain kayu nangka, dapat pula menggunakan kayu cempedak, parutan buah, dan

tumbukan daun nangka maupun cempedak, potongan sabut kelapa yang masih basah,

kapur sirih, dan lainnya.

2.2 Proses Pembuatan Gula Aren

Air nira yang sudah dibawa ke tungku untuk langsung dimasak. Jika jumlah nira sudah

cukup satu wajan, maka air nira akan dimasak hingga kental. Lama pemasakan sekitar 4-5

jam, kayu bakar harus dalam kondisi kering agar api mudah membesar. Selain kayu bakar,

sekam padi dan tandan kosong sawit juga bisa dipakai. Jika jumlah nira belum cukup satu

wajan, maka nira hasil sadapan sore hari dipanaskan hingga mendidih, lalu padamkan api.

5

Nira yang sudah dipanaskan ini akan dimasak dengan nira hasil sadapan esok paginya. Nira

aren dimasak dengan api yang sedang, sambil sesekali diaduk.

Buih yang keluar saat nira sudah mendidih dibuang, tujuannya agar gula bisa mengeras

saat dicetak. Selain itu, pembuangan buih juga akan membuat warna gula tidak menghitam.

Untuk mencegah meluapnya buih nira saat dimasak, 2 butir daging buah kemiri yang sudah

dihaluskan, atau 2 sendok minyak kelapa ditaburkan untuk tiap wajan. Kemudian cetakan dan

papan alas cetakan dibersihkan. Cetakan di atas papan alas diatur, apabila cetakan terbuat dari

batok kelapa, maka batok kelapa harus dikeringkan dahulu.

Cara menguji nira yang siap untuk dicetak:

1. Larutkan sekitar 1 cc air nira yang dimasak itu ke dalam air bersih dingin.

2. Jika air nira langsung membeku, maka nira sudah siap untuk dicetak.

3. Jika air nira belum membeku tetapi sudah dicetak, bisa menyebabkan gula

aren mudah berjamur.

Gula aren yang sudah membeku dibiarkan satu malam, untuk dibungkus. Membungkus

gula saat masih hangat akan membuat gula basah dan juga mudah berjamur. Masyarakat

Malapari membungkus gula aren dengan daun pisang yang sudah kering. Gula aren yang

sudah dibungkus kemudian siap dipasarkan.

2.3 Peran Gula Aren sebagai Penunjang Ekonomi Rumah Tangga Masyarakat

Malapari

Memproduksi gula aren merupakan kegiatan turun-temurun yang dilestarikan, dan juga

mata pencaharian yang menghasilkan keuntungan. Masyarakat Malapari selalu konsisten

dalam memproduksi dan menjaga kualitas gula aren. Konsistensi tersebut yang menjadikan

masyarakat Malapari sebagai pemasok gula aren yang terkenal dan terpercaya. Menambah

relasi dalam pendistribusian akan menambah pangsa pasar. Gula aren hasil produksi

masyarakat Malapari tidak hanya didistribusikan di Kabupaten Batanghari. Tetapi juga telah

didistribusikan di pasar-pasar modern di Kota Jambi. Sehingga pasokan gula aren di Provinsi

Jambi terpenuhi.

Sebagai pemasok gula aren yang terkenal, terpercaya, dan salah satu pemasok terbesar di

Provinsi Jambi, masyarakat Malapari mendapatkan keuntungan yang dapat menunjang

ekonomi rumah tangga mereka. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat ekonomi masyarakat

6

Malapari yang terus mengalami kenaikan. Berikut ini tabel dan grafik mengenai tingkat

kenaikan penghasilan masyarakat Malapari:

Tahun

Total Hasil Produksi/Tahun

(Bungkus)

Total Penghasilan/Tahun

(Ribuan rupiah)

Tingkat Kenaikan Produksi dan Penghasilan Masyarakat Malapari

(%)2012 5.400 16.200 02013 9.000 27.000 402014 18.000 54.000 702015 54.000 162.000 90

Note: Tahun 2012 dijadikan sebagai tahun dasar.

2012 2013 2014 20150

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

160,000

180,000

T. ProduksiT. Penghasilan%

Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan produksi dan penghasilan

masyarakat. Pada tahun 2015 terjadi peningkatan yang sangat signifikan apabila

dibandingkan dengan tahun sebelumnya, bahkan apabila dibandingkan dengan tahun dasar.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa, gula aren berperan dalam menunjang ekonomi rumah

tangga masyarakat Malapari.

7

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Memproduksi gula aren tidak memerlukan alat dan bahan yang mahal, yang diperlukan

adalah keterampilan dalam mencetak. Sedangkan dalam memanen nira, dibutuhkan

kedisiplinan, karena apabila tidak disiplin dalam memanen nira, maka nira akan berkurang

tetesannya atau bahkan tidak menetes sama sekali. Sehingga masyarakat Malapari selalu rutin

memanen nira, yang merupakan bahan baku dalam memproduksi gula aren.

Konsistensi masyarakat Malapari dan kualitas gula aren yang mereka hasilkan,

menambah relasi dan pangsa pasar yang membuat masyarakat Malapari menjadi pemasok

gula aren yang terkenal, dan salah satu pemasok terbesar di Provinsi Jambi. Hal tersebut

mendatangkan keuntungan, yaitu meningkatnya produksi gula aren dan penghasilan

masyarakat Malapari. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa gula aren berperan dalam

menunjang ekonomi masyarakat Malapari.

3.2 Saran

Penulis berharap semoga penggunaan gula aren dalam kehidupan sehari-hari semakin

bertambah, agar dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga, dan meningkatkan taraf hidup

masyarakat Malapari. Pemerintah juga diharapkan untuk memfasilitasi sarana

pendistribusian, bahkan mempromosikan gula aren khas Malapari, sehingga gula aren khas

Malapari tidak hanya dijual di Provinsi Jambi, tetapi juga di luar Provinsi Jambi. Masyarakat

Malapari diharapkan tetap konsisten dan meningkatkan kualitas gula aren.

8

DAFTAR PUSTAKA

Isnaini, Muhammad. 2015. Budidaya Gula Aren di Batu Bara. Sumatera Utara: IKAPI.

Nazir, Moh. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Putra, Reviansyah. 2011. Analisis Finansial Usaha Pengolahan Gula Aren. Sumatera Barat: Lembaga Penerbit Fakultas Pertanian-Universitas Andalas.

Soeseno, Slamet. 1991. Bertanam Aren. Jakarta: Penebar Swadaya.

Suswono. 2014. Pedoman Budidaya Aren. Jakarta: Kementerian Pertanian.

9

LAMPIRAN

Dokumentasi

10

11

Biodata Penulis

Nama: Atifa Zulfa Khoiriyah

TTL: Jambi, 24 Maret 2000

Jenis Kelamin: Perempuan

Asal Sekolah: SMA NEGERI 1 BATANGHARI

Kelas: XI MIA 1

Alamat Rumah: Jl. Jend. Sudirman, Lrg. Cendrawasih No. 53a, Kec. Ma.Bulian,

Kab. Batanghari, Prov. Jambi.

No. HP: 085384896817/081367732339

12


Recommended