Date post: | 23-Nov-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | independent |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
HAMA DAN PENYAKIT PADA NANAS DAN CARA
PENGENDALIANNYA
Tugas Makalah Penyajian Ilmiah
Oleh:
Muhammad Ridwan
NIM : 20140210153
Prodi : Agroteknologi
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014/2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan wilayah tropis, beriklim basah, serta berada
diwilayah khatulistiwa. Daerah ini memungkinkan tumbuhnya berbagai macam
tumbuhan dengan subur, termasuk buah-buahan. Banyak jenis buah-buahan tropis
yang dihasilkan Indonesia, namun kebanyakan masih membanjiri pasar lokal
hanya pada saat panen raya. Baru sedikit jenis buah yang menempati pasar
swalayan atau pasar internasional. Jenis buah-buahan tropis yang diperdagangkan
di pasar internasional saat ini adalah pisang, mangga, alpukat, rambutan, markisa,
sirsak, jambu biji, belimbing, manggis, dan nanas.
Nanas merupakan salah satu komoditas penting yang dimiliki oleh
Indonesia. Buah ini menjadi komoditas ekspor andalan dalam bentuk kalengan
(canning) dan jus. Selain buahnya, nanas memiliki banyak kegunaan. Daunnya
dapat diolah menjadi serat (benang) yang bagus sebagai bahan pakaian tetapi
masih belum dikembangkan. Sedangkan menurut sunarjono (2006), pada buah
nanas terdapat zat bromealin yang bersifat sebagai pemecah protein (pelunak
daging). Akan tetapi, di alam kehidupan ini tumbuhan selalu dihadapkan dengan
berbagai gangguan, jenis-jenis gangguan tersebut bisa berupa hama dan penyakit.
Pada kesempatan ini akan dibahas mengenai hama dan penyakit yang
menyerang tanaman nanas. Sesungguhnya apabila kita rajin melakukan
penyemprotan tanaman dengan menggunakan obat pencegahan, areal yang kita
usahakan paling tidak 80% telah bebas hama dan penyakit. Sedangkan yang 20%
biasanya hanyalah gangguan hama yang tahan terhadap pestisida, hingga
diperlukan langkah pencegahan secara mekanis. Meskipun demikian, ada baiknya
kita mengenal dan mengetahui macam-macam hama dan penyakit yang umumnya
sering menyerbu areal penanaman nanas (wihardjo, 1993).
1
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka diperoleh
permasalahan sebagai berikut :
1. Hama dan penyakit apa saja yang menyerang tanaman nanas ?
2. Cara pengendalian pada tanaman nanas ?
C. Tujuan
Sesuai dengan permasalahan yang dipaparkan diatas, maka tujuan yang
ingin dicapai oleh penulis adalah mendeskripsikan dan meneliti lebih dalam
mengenai hama dan penyakit apa saja yang dapat menyerang tanaman nanas dan
bagaimana cara untuk mengatasi atau mencegah hama dan penyakit pada tanaman
nanas.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Hama Pada Tanaman Nanas
Pengendalian suatu serangga berstatus hama atau bukan bersifat relatif
tergantung kepada manusia itu sendiri yang menilainya. Bahkan dapat terjadi beda
status mengenai serangan apabila dihadapkan pada kondisi lapangan. Pada
umumnya bila suatu serangan belum menimbulkan kerugian secara ekonomi
maka belum dapat digolongkan sebagai hama. Sebagai akibat dari perbedaan
bentuk stadium dari stadium di atas maka akan muncul perbedaan habitat dan
makanan akan berkurang. Aktivitas serangga hama berhubungan dengan tipe alat
mulutnya yang dapat dibagi menjadi bermacam-macam (Kartasapoetra, 1987).
Masalah hama terletak pada populasinya. Populasi merupakan kumpulan
individu sejenis yang berada di suatu tempat dalam kurun waktu tertentu. Hama
menjadi masalah ketika populasinya melebihi ambang ekonomi atau ambang
toleransi. Peningkatan populasi hama terjadi karena laju angka kelahiran dan laju
imigrasi jauh lebih tinggi daripada laju angka mortalitas dan emigrasi. Perubahan
ekosistem pertanian yang mengkoordinasikan hama berkembang cepat, bisa jadi
karena adanya perubahan iklim atau kesalahan manusia dalam mengelola
ekosistem pertanian (Wagiman, 2003).
Hama kadangkala merupakan jenis hama yang relatif kurang penting
karena kerusakan yang diakibatkan masih dapat ditoleransi oleh tanaman.
Kadang-kadang populasinya pada suatu saat meningkat melebihi aras toleransi
ekomoni tanaman. Hama potensial merupakan sebagian besar jenis serangga
herbivora yang saling berkompetisi dalam memperoleh makanan. Hama migran
merupakan hama yang tidak berasal dari agroekosistem setempat, tetapi datang
dari luar karena sifatnya yang berpindah-pindah (Putra,1994).
Pencuplikan adalah langkah yang sangat penting untuk menetapkan
jumlah serangga. Pemantauan yang konstan adalah esensial dalam pengendalian
3
hama, karena populasi hama akan mengalami fluktuasi dengan perubahan
lingkungan (Triharso, 2004).
Pengamatan populasi hama secara garis besar dibedakan menjadi tiga
bentuk, yaitu (1) pengamatan populasi mutlak, (2) pengamatan populasi relatif
dan (3) pengamatan indeks populasi. Masing-masing cara tersebut mempunyai
kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri sehingga perlu ditentukan cara mana
yang dipilih untuk memberikan keefektifan yang paling besar (Harjaka dan
Sudjono, 2005).
Tujuan perlindungan tanaman yaitu menekan populasi hama di bawah
Ambang Ekonomi (AE). Ambang Ekonomi itu sendiri didefinisikan sebagai
kepadatan hama yang membutuhkan suatu tindakan pengendalian untuk
mencegah peningkatan populasi berikutnya yang dapat mencapai tingkatan
kerusakan ekonomi (Rukmana dan Saputra, 1997).
B. Penyakit Pada Tanaman Nanas
Tanaman dikatakan sakit bila ada perubahan seluruh atau sebagian organ-
organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologis sehari-hari.
Secara singkat penyakit tanaman adalah penyimpangan dari keadaan normal.
Suatu tanaman dapat dikatakan sehat atau normal jika tanaman tersebut dapat
menjalankan fungsi-fungsi fisiologis dengan baik, seperti pembelahan dan
perkembangan sel, pengisapan air dan zat hara, fotosintesis dan lain-lain.
Gangguan pada proses fisiologis atau fungsi-fungsi tanaman dapat menimbulkan
penyakit. Penyakit tanaman adalah sesuatu yang menyimpang dari keadaan
normal, cukup jelas menimbulkan gejala yang dapat dilihat, menurunkan kualitas
atau nilai ekonomis, dan merupakan akibat interaksi yang cukup lama. Tanaman
sakit adalah suatu keadaan proses hidup tanaman yang menyimpang dari keadaan
normal dan menimbulkan kerusakan. Makna kerusakan tanaman adalah setiap
perubahan pada tanaman yang menyebabkan menurunya kuantitas dan kualitas
hasil (Rukmana dan Saputra, 2005).
4
III. METODE PENULISAN
1. Metode Penulisan yang digunakan adalah deskriptif
2. Metode sumber kajian pustaka dilakukan dengan mencari literatur di internet
3. Prosedur pengumpulan data / informasi secara :
a) Penelusuran data melalui internet dan
b) Penelusuran data melalui buku-buku panduan
4. Pengolahan informasi dengan : Analisis-sintesis
5. Pengambilan simpulan : berdasarkan hasil pembahasan yang mendalam, kritis,
analisi, dan menyeluruh.
5
IV. PEMBAHASAN
A. Tanaman Nanas
Tanaman nanas merupakan salah satu jenis tanaman buah yang dapat
tumbuh baik di Indonesia. Oleh karena itu, tanaman nanas dapat dijumpai hampir
di seluruh Indonesia. Sentra produksi nanas terutama ada di Jawa Barat, Jawa
Timur, Sumatera Selatan, Jambi, Riau, dan Sulawesi Selatan. Nanas tumbuh
dengan baik di daerah yang memiliki curah hujan tinggi tetapi tidak tahan hidup
pada lahan yang tergenang cukup lama atau banjir. Tanaman nanas merupakan
tanaman herba yang dapat hidup dalam berbagai musim (perenial). Tanaman ini
digolongkan ke dalam kelas monokotil yang bersifat tahunan yang mempunyai
rangkaian bunga dan buah yang terdapat di ujung batang. Tumbuhnya meluas
dengan menggunakan tunas samping yang berkembang menjadi cabang-cabang
vegetatif. Pada cabang tersebut kelak akan menghasilkan buah nanas. Dalam
sistematika tumbuhan nanas diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi :
Spermatophyta (tumbuhan hijau). Subdivisi : Angiospermae (biji tertutup). Kelas :
Monocoteledonae. Ordo : Farinosae. Famili : Bromeliaceae. Genus : Ananas.
Spesies : Ananas comosus (L) merr (Samadi, 2014).
B. Jenis-Jenis Hama dan Penyakit Pada Tanaman Nanas
Salah satu kendala dalam budi daya tanaman nanas adalah serangan hama
dan penyakit. Serangan yang berat dapat menggagalkan panen. Beberapa jenis
hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman nanas yaitu sebagai berikut :
1. Kumbang (Carpophilus hemipterus L), hama ini mempunyai ukuran tubuh kecil
berwarna cokelat samapi hitam, kaki dan antenanya berwarna kuning kemerahan.
Kumbang ini menyerang semua bagian tanaman nanas, terutama nanas akan
mengeluarkan getah. Bagian daging nanas akan membusuk oleh karena
mikroorganisme lain (Samadi, 2014).
6
2. Hama penggerek batang (Castnia licus Drury), stadium hama yang merusak
tanaman nanas adalah larva yang baru menetas dari telurnya. Hama penggerek
batang ini sering kali menyerang batang nanas yang sedang berbuah. Bila hama
ini menyerang anaknya, bagian pucuknya akan membusuk dan akhirnya mati.
Larva ini sering menyerang batang nanas dengan membuat lubang kecil. Pada
serangan yang parah mengakibatkan batang busuk dan roboh. Apabila batang itu
dibelah, maka akan tampak larva yang masih muda (Samadi, 2014).
3. Thrips (Holopothrips ananasi Da Costa Lima), hama ini mempunyai ukuran
tubuh yang sangat kecil sekitar 1,5 mm dan berwarna cokelat. Hama ini
menghisap cairan daun sehingga daun menjadi mengkerut. Serangan hama thrips
juga ditandai adanya bercak berwarna keperak-perakan pada permukaan daun.
Serangan yang berat mengakibatkan tanaman nanas tumbuh kerdil (Samadi,
2014).
4. Kutu putih (Dysmicoccus brevipes), serangga ini merupakan vektor Pineapple
Mealybug Wilt associated Virus (PMWaV) yang sering menyerang pertanaman
nanas. Ciri-ciri pada serangga dewasa tungkainya terlihat pendek dan
membengkok. Pada tibia terdapat pori translusen. Ciri khasnya yaitu terdapat 2
seta yang besar pada bagian lobus anal, 2 porus disciodal dekat mata, dan di ruas
ke-8 bagian dorsal terdapat seta-seta panjang yang diantaranya terdapat pori
granular (Nainggolan, 2006). Serangga ini lebih banyak menginfestasi nanas
kultivar smooth Cayenne (samson, 1992).
5. Tikus (Ratus argentiventer), tikus merupakan hewan cerdik yang banyak
menimbulkan kerugian, baik pada tanaman pangan maupun tanaman buah,
terutama pada buah yang mulai matang. Tikus merusak dan memakan buah nanas
yang telah masak sehingga terdapat bekas gigitan, buah berlubang, dan akhirnya
membusuk oleh mikroorganisme lain. Menurut Priyambodo (2003), pada
umumnya serangan tikus terjadi di pertanaman nanas yang terletak dekat
pemukiman warga atau ladang.
7
Serangan penyakit lebih berbahaya karena dapat merusak hamparan
kebun. Kebanyakan penyakit yang menyerang tanaman nanas adalah bakteri dan
jamur. Ada beberapa jenis-jenis penyakit pada tanaman nanas yaitu sebagai
berikut :
1. Busuk Akar dan Busuk Hati, penyakit ini disebabkan oleh jamur Phytophthora
spp yang dapat berkembang secara cepat pada kondisi tanah yang basah dan
lembab. Penyakit ini menyebabkan pembusukan pada sebagian besar sistem
perakaran. Tanaman yang sakit pertumbuhannya terhambat, sehingga pematangan
buahnya juga tertunda. Penyakit ini akan berkembang dengan baik pada kondisi
pertanaman nanas yang drainasenya tidak baik atau tergenang air. Penyebaran
patogen dibantu oleh curah hujan yang tinggi. Penyakit ini memberikan kerugian
yang lebih besar di tanah yang lebih kering dan lebih panas (Semangun, 2007).
2. Busuk Buah Bakteri, pantogen dari penyakit ini yaitu Erwinia chrysanthemi
(Sunarjono, 2006). Gejala yang ditimbulkan yaitu pembusukan pada bagian buah
dan tercium bau yang tidak sedap.
3. Busuk Pangkal, penyakit ini disebabkan oleh jamur Ceratocystis dengan gejala
yang tampak pada bibit nanas yaitu terjadi busuk lunak yang berwarna coklat pada
pangkalnya yang meluas ke atas (daun) sebelum atau sesudah bibit dipindah ke
lapangan. Serangan pada daun ditandai dengan timbul bercak-bercak putih
kekuningan yang melebar dan pendek. Buah matang yang terinfeksi membusuk,
berwarna kuning yang akhirnya berubah menjadi hitam, biasanya mulai dari
bidang potongan tangkai dan mengeluarkan bau yang khas. Kerugian terbesar
yang diakibatkan yaitu saat buah setelah dipetik. Patogen penyakit ini hanya dapat
mengadakan infeksi melalui luka, baik luka karena pemotongan maupun karena
penanganan kasar. Bibit-bibit yang mempunyai bidang potongan yang cukup
besar pada pangkalnya, sangat rentan terhadap penyakit, terutama jika banyak
hujan (Semangun, 2007).
8
8
C. Upaya Mengatasi atau Mencegah Terjadinya Perusakan dan Pembusukan
Pada Tanaman Nanas
Di Indonesia ini upaya untuk mengatasi dan mencegah terjadinya
perusakan dan pembusukan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Jaga kebersihan kebun. Terutama buang bagian tanaman yang telah membusuk.
2. Semprot dengan insektisida efektif untuk hama kumbang dengan dosis sesuai
anjuran (Pracaya, 2008).
3. Jaga kebersihan kebun. Batang nanas yang terserang hama penggerek batang
harus segera dimusnahkan dengan cara dibakar atau dipendam (Pracaya, 2007).
4. Lakukan sanitasi kebun dengan mengumpulkan buah yang terserang lalat buah
dan pendam dalam tanah.
5. Pasang perangkap umpan atraktan untuk lalat buah. Perangkap dibuat dari
bahan yang ringan dan mudah didapat, misalnya botol air mineral.
6. Lakukan rotasi tanaman pada lahan yang sama sehingga dapat memutus siklus
hidup thrips.
7. Semprot dengan insektisida seperti Mitac 200 EC untuk hama thrips dengan
dosis sesuai anjuran (Pracaya, 2008).
8. Jaga kebersihan kebun dengan menyiangi rumput secara rutin agar terhindar
dari hama tikus (Pracaya, 2007)
9. Lakukan gropyokan dengan membongkar sarang tikus.
10. Semprot lubang tempat tinggal tikus dengan gas beracun (Pracaya, 2007)
11. cabut atau potong tanaman yang sakit atau terserang penyakit, agar tidak
menular ke tanaman nanas lain.
12. Jaga tanah tetap kering dengan memperbaiki drainase (Pracaya, 2007).
9
V. SIMPULAN
Tanaman nanas merupakan tanaman herba yang dapat berbagai musim
(perenial). Tanaman nanas bukan tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari
Amerika tropis yakni Brazil, Argentina, dan Peru. Tanaman nanas bersifat
semusim, karena biasanya tanaman nanas dipanen secara bertahap sebanyak 4
kali. Hal ini karena tingkat kemasakan buah dari satu tanaman dengan tanaman
yang lain tidak sama (Samadi, 2014).
Tanaman nanas dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai buah segar.
Dalam mengembankan budidaya tanaman nanas harus memperhatikan hal-hal
yang harus dibutuhkan dari tanaman tersebut seperti iklim, tanah, perawatan,
pemanenan, dan pemupukan. Di dalam perawatan tanaman nanas harus benar-
benar dijaga dan diperhatikan agar tanaman tersebut tidak terserang hama dan
penyakit yang dapat mengurangi produktivitas tanaman tersebut.
10
DAFTAR PUSTAKA
Harjaka, T. dan S. Sudjono. 2005. Petunjuk Praktikum Dasar-dasar Ilmu Hama
Tanaman. Jurusan Perlindungan Tanaman. Fakultas Pertanian.
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Kartasapoertra, A. E. 1987. Hama Tanaman dan Perkebunan. Bina Aksara.
Jakarta.
Nainggolan, L. M. 2006. Penularan Pineapple Mealybug Wilt-Associated Virus
melalui Dysmicoccus brevipes (Cockerell) (Hemiptera:
Pseudococcidae) pada Tanaman Nanas (Ananas comosus
(L) Merr). (Skripsi). Bogor: Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Pena, J. E., Sharp J. L., Wysoki M. 2002. Tropical Fruit pests and Pollinators:
Biology, Economic Importance, Natural Enemies and Control.
London: CABI Publishing.
Pracaya. 2007. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman. Penerbit Swadaya.
Jakarta
Pracaya. 2008. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Secara Organik.
Kanisius. Yogyakarta.
Priyambodo, S. 2003. Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Putra, N. S. 1994. Serangga di Sekitar Kita. Kanisius. Yogyakarta.
Rukmana, R. dan S. Saputra. 1997. Hama Tanaman dan Teknik Pengendalian.
Kanisius. Yogyakarta.
Rukmana, R. dan S. Saputra. 2005. Penyakit Tanaman. Kanisius. Yogyakarta.
Samadi, budi. 2014. Panen Untung dari Budi Daya Nanas Sistem Organik.
Penerbit Andi. Yogyakarta. 117 hal.
Samson, J. A. 1992. Tropical Fruits. Ed ke-2. New York: Longman Group UK.
Semangun, H. 1989. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Semangun, H. 2007. Penyakit-penyakit Hortikultura di Indonesia. Ed ke-2.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sunarjono, H. 2006. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Jakarta: Penebar
Swadaya.
11
Taufik, H. 2013. Hama dan Penyakit Pada Tanaman.
http://taufiqurrozik.blogspot.com/2013/05/hama-penyakit-pada-
tanaman.html. Diakses pada tanggal 20 November 2014.
Triharso. 2004. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Wagiman, F. X. 2003. Hama Tanaman: Cermiri Morfologi, Biologi dan Gejala
Serangan, Jurusan Hama Penyakit Tanaman. Fakultas Pertanian,
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Wihardjo, S. 1993. Bertanam Nanas. Kanisius. Yogyakarta.
12