+ All Categories
Home > Documents > IMPLEMENTASI MANDATORI BIODIESEL

IMPLEMENTASI MANDATORI BIODIESEL

Date post: 14-Mar-2023
Category:
Upload: khangminh22
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
15
www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM 1 1 1 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI www.esdm.go.id kesdm Foto: Hasrullah Arifin/Lomba Foto KESDM 2019 Jakarta, 30 November 2021 Webinar Menjaga Keberlanjutan Mandatori Biodiesel: Indonesia Menuju B40 DADAN KUSDIANA DIREKTUR JENDERAL IMPLEMENTASI MANDATORI BIODIESEL
Transcript

www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM 111

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALDIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

www.esdm.go.id kesdm

Foto: Hasrullah Arifin/Lomba Foto KESDM 2019

Jakarta, 30 November 2021

Webinar Menjaga Keberlanjutan Mandatori Biodiesel: Indonesia Menuju B40

DADAN KUSDIANA

DIREKTUR JENDERAL

IMPLEMENTASI MANDATORI BIODIESEL

Pendahuluan1

2

Kilang Biosolar Pertamina

3www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM 3

KOMITMEN INDONESIA DALAM PENURUNAN EMISIDimulai dari Transisi Energi, Efisiensi Energi, dan Ekonomi Hijau

Menurunkan emisi GRK 29% (kemampuansendiri) atau 41%(bantuan internasional) pada 2030 sesuai NDC.

UNFCCC - COP21, DESEMBER 2015

Membuka investasi terhadap transisi energimelalui pengembangan biofuel, industry baterai lithium, dan kendaraan listrik.

LEADERS SUMMIT ON CLIMATE, APRIL 2021

Indonesia akan mencapai NZE pada 2060.Pengurangan emisi dari sektor energi dilakukandengan pengembangan EV, PLTS, meningkatkanpemanfaatan EBT termasuk biofuel, sertapengembangan industri berbasis energi bersih.

UNFCCC – COP26, NOVEMBER 2021

PRINSIP NZE ARAHAN PRESIDEN

01

02

05

Peningkatan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT), termasuk Bahan Bakar Nabati.

Pengurangan energi fosil• Carbon tax & trading• Co-firing PLTU dengan EBT• Retirement PLTU

Kendaraan listrik di sektor transportasi.

Peningkatan pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan industri.

Pemanfaatan Carbon Capture and Storage(CCS).

03

04

KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI NASIONAL

IMPOR & KONSUMSI DOMESTIK BAHAN BAKAR 2010 - 2020

4

TARGET DAN REALISASI MANDATORI BIOFUELS

PRODUKSI DAN PEMANFAATAN BIODIESEL (sd November 2021)

TAHAPAN, TARGET, REALISASI DAN PEMANFAATAN BIODIESEL

5

Data Belum Final

1

2

3 4

5

7

8

9

10

11

12 13

14

1517

19 1820

21 22 23 26

2930

27

632

31

16

24

Sumatera Utara

Riau

Lampung

Kepulauan Riau

12,000 kL USD 3,000,000

568,966 kL USD 48,642,000

PT Alpha Global Cynergy

PT Multimas Nabati Asahan

15

16

Banten

Jawa Barat

Bali

Mengikuti pengadaanBiodiesel periodeJan– Des 2021

Tidak mengikutipengadaan Biodiesel

Keterangan:

REGION KAPASITAS (kL) INVESTASI (USD)

Sumatera 7.791.322 903.384.834

Jawa 5.370.634 575.794.827

Kalimantan 3.503.305 263.411.493

Sulawesi 475.862 32.620.407

TOTAL 17.141.122 1.775.211.561

28

Kalimantan Tengah

402,299 kL USD 52,222,222

PT Sukajadi Sawit Mekar29

Kalimantan Timur

1,143,247 kL USD 65,640,556

948,276 kL USD 25,444,253

PT Kutai Refinery Nusantara

PT Energi Unggul Persada

30

31

Sulawesi Utara

475,862 kL USD 32,620,407

PT Multi Nabati Sulawesi32

413,793 kL USD 41,379,310

442,529 kL USD 55,555,556

287,356 kL USD 46,581,449

229,885 kL USD 48,275,862

568,966 kL USD 70,671,724

689,655 kL USD 30,000,000

1,603,448 kL USD 158,126,118

862,069 kL USD 85,000,000

PT Pelita Agung Agrindustri

PT Sari Dumai Sejati

PT Wilmar Bioenergi Indonesia

PT Bayas Biofuels

PT Sari Dumai Oleo

PT Intibenua Perkasatama

PT Ciliandra Perkasa

PT Pelita Agung Agrindustri

4

5

6

7

9

10

11

8

Jawa Timur

35,000 kL USD 2,444,000

459,770 kL USD 31,339,031

417,214 kL USD 56,165,185

PT Sintong Abadi

PT Musim Mas (Medan)

PT Permata Hijau Palm Oleo

1

2

3

896,552 kL USD 172,364,673

PT Musim Mas (Batam)14

482,759 kL USD 78,518,519

402,299 kL USD 26,962,963

PT LDC Indonesia

PT Tunas Baru Lampung

12

13

455,400 kL USD 111,678,349

114,943 kL USD 26,666,667

287,356 kL USD 57,629,630

PT Sumiasih

PT Darmex Biofuel

PT Sinar Mas Bio Energy17

18

19

360 kL USD 222,222

PT Bali Hijau Biodiesel26160,920 kL USD 48,984.354

780,459 kL USD 52,618,102

2,250,000 kL USD 109,335,484

229,885 kL USD 6,370,370

568,966 kL USD 80,548,055

579,310 kL USD 30,099,594

PT Eterindo Nusa Graha

PT Anugerahinti Gemanusa

PT Batara Elek Semesta Terpadu

PT Wilmar Nabati Indonesia

PT Energi Baharu Lestari

PT Eco Prima Energi

20

21

22

23

24

25

25

Kalimantan Selatan

440,517 kL USD 59,677,951

568,966 kL USD 60,426,512

PT SMART Tbk

PT Jhonlin Agro Raya

27

28

Catatan:PT Musim Mas dan PTPelita Agung Agrindustridalam 1 SK IUN BBNmemiliki 2 pabrik di lokasiyang berbeda

(Juta KL) 2020 2021 2022 2023 2024 2025

Konsumsi Biodiesel 8.4 9.2 9.3 9.4 9.5 9.6

Kapasitas Terpasang 13.43 17.14 17.96 17.96 17.96 17.96

KAPASITAS TERPASANG (AKTIF) INDUSTRI BIODIESEL

6

7www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM

REALISASI PROGRAM BIODIESEL TAHUN 2021

Realisasi

8.08 Juta kL (87.90%)

Realisasi*)

1.49 juta kL

(72.98.05%)

Alokasi VS RealisasiPurchase Order (PO) vs Realisasi

(Jan - Nov 2021)

Total

9,2Juta KL

Realisasi

8.08 Juta kL (91,87%)

Total PO

8.81

Juta KL

TOTAL ALOKASI TAHUN 2021

9,2 Juta kL

21 BU BBN

21BU BBM

60 TITIK SERAH Keterangan:

1. Data realisasi hingga 22 Nov 2021;2. Data Penyaluran bulan November masih dalam proses penyelesaian

Pengembangan Bahan Bakar Nabati di Transportasi Udara

Pada 6 Oktober 2021 telahdilakukan uji terbangperdana dengan PesawatCN235-200 FTB milik PTDirgantara Indonesiadengan rute Bandung –Jakarta, pp menggunakanbahan bakar bioavtur J2,4berbasis sawit.

Pengembangan Katalis Merah Putih oleh PT Pertamina(Persero) dan Institute Teknologi Bandung.

Pengembangan Bioavtur dengan teknologi co-processing melalui pengolahan RBDPKO (Refined,Bleached, and Deodorized Palm Kernel Oil) di RefineryUnit (RU) IV Cilacap milik PT Pertamina (Persero) .

J2,4 merupakan campuran bioavtur yang dihasilkandari bahan baku 2,4% & RBDPKO. Penyebutan “2,4”menandakan persentase pencampuran dari bahanbakar bioavtur pada bahan bakar avtur.

Hasil uji menunjukkan tidak ada berpedaan perfomaantara J2,4 dan avtur. Tahap selanjutnya adalahpelaksanaan uji pada bebagai jenis tipe pesawat danrencsna implementasi pemanfaatan bioavtur untukpenerbangan domestik.

Serangkaian uji teknis dan uji terbang telah dilakukanmenggunakan Pesawat CN235-200 milik PT Dirgantara.

8

Perlu dilakukan revisi Roadmap Penerapan Bioavturpada Penerbangan Komersial dan mendorong produksibioavtur dalam skala industri.

9

PENGEMBANGAN BIOETHANOL UNTUK SUBSTITUSI GASOLINE

1G Bioethanol: Sugar & Starch Plants▪ Tetes dan nira tebu, nira sorgum manis, nira aren, nira

lontar, nira nipah, dll.

▪ Tepung-tepung sorgum biji (jagung cantel), sagu, ubijalar, singkong/gaplek, dll

TANTANGAN

▪ Kompetisi dengan pangan dan pakan.

▪ Sustainability of feedstock rendah.

▪ Harga bahan baku tinggi (termasuk komoditas ekspordan memiliki pasar yang luas) sehingga tidakekonomis untuk bahan bakar.

▪ Production cost tinggi, tidak ekonomis.

▪ Belum ada sumber pendanaan untuk menutupi selisihharga dengan gasoline.

2G Bioethanol: Nira dari Limbah Batang Sawit▪ Batang tua / limbah peremajaan sawit.

▪ Potensi produksi bioethanol dari peremajaan sawit: 2,8juta kL – 5,6 juta kL / tahun.

▪ Untuk mengatasi lokasi Program PSR tidaktetap/berpindah tiap tahunnya, dapat diatasi dengan dilokasi PSR dilakukan ekstraksi gula serta pati dari batangsawit dan evaporasikan/pekatkan ekstraknya menjaditetes sawit (oil palm molasses, 50 – 60 %-b gulafermentabel) untuk dikirim ke pabrik bioethanol.

▪ Unit produksi tetes sawit bersifat portable.

▪ Program bioetanol dapat dimulai dengan mencampurkan5 %-v bioetanol ke dalam Pertalite, sehingga karenaangka oktan (RON)-nya meningkat menjadi > 91 dapatdijual sebagai Pertamax E5.

▪ Program Pertamax E5 dapat dimulai di Surabaya Rayadan Jakarta (lalu Jabodetabek).

USULAN PENGEMBANGAN PROGRAM BIOETHANOL *)

*) Kajian Tim Studi Bioetanol, Program Studi Teknik Bioenergi dan Kemurgi, FTI - ITB

PENGEMBANGAN BIOFUELS (2021-2040)1) Sejak 2020, Mandatori B30 telah diimplementasikan di seluruh

sektor.

2) Pengembangan Co-processing Green Diesel di Pertamina RU II

Dumai ditargetkan akan mulai berproduksi secara komersial pada

2022.

3) Pengembangan Stand Alone Green Diesel oleh PT Pertamina.

Revamping phase I @ RU IV Cilacap di 2022; Revamping phase II

@ RU IV Cilacap di 2023; dan RU III Plaju standalone green refinery

di 2024.

4) Pengembangan Green Gasoline.

• Non Pertamina stand alone green gasoline

1) Musi Banyuasin (pengembangan proyek bensin sawit

kerakyatan dengan melibatkan koperasi).

2) Meriplikasi porgam bensin sawit kerakyatan di wilayah

perkebunan sawit di Sumatera Utara, Riau, Sumatera

Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Papua.

• Proyek co-processing green gasoline di Pertamina RU III Plaju

ditargetkan berproduksi secara komersial di 2022.

5) Produksi Katalis Merah Putih pada tahun 2022.

RU III Plaju Green

Refinery

Output :

HVO/Green Diesel

(6000bbl/day)

Investasi :

US$ 725 Juta

Lokasi :

Sumatera Selatan

Target : 2023

Pupuk Kujang

Cikampek

Katalis Merah Putih

Output : Katalis

Merah Putih

(800 MT/year)

Investasi :

IDR 170,3 Milyar

Lokasi : Jawa Barat

Target : 2022

PT. Pusri

Palembang CPO

Hydrogenation

Output : Green Diesel /Green Avtur

(1000 L/hari)

Investasi :

IDR 51,16 Milyar

Lokasi :

Sumatera Selatan

Target : 2021

Green Diesel Bio

Refinery Revamping

RU IV Cilacap

Output : HVO/Green

Diesel (6000bbl/day)

Investasi :

US$ 274 Juta

Lokasi :

Jawa Barat

Target : 2022

PENGEMBANGAN BIOFUELS KE DEPAN

Tidak terbatasuntuk biodiesel

Tidak terbatas pada pengusahaan skala besar, didorong yang berbasis

kerakyatan

Spesifikasimenyesuaikan dengankebutuhan konsumen

Pemanfaatanby product biodiesel

Pemanfaatan hasilsawit non-CPO

Mengembangkanadvance generation

biofuels

10

Kajian Pemanfaatan B402

11

Kilang Biosolar Pertamina

12www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM

Sumber: Lemigas KESDM

KAJIAN PEMANFAATAN B-40

*Fatty Acid Methyl Ester** Distilled Palm Oil MethylEster*** Hydrogenated Vegetable Oil

➢ Stabilitas penyimpanan bahan bakar (30 hari) dibandingkan B-30 adalahmeningkatnya Kandungan air dan Angka Asam B-40 (FAME>DPME>HVO).

➢ Endapan presipitasi terbentuk pada B-40 lebih besar dibandingkan denganB-30 (FAME>DPME>HVO). Periode penyimpanan yang lebih lama dantemperatur yang lebih rendah berpengaruh pada pembentukan endapanpresipitat yang lebih tinggi.

➢ Uji kinerja terbatas pada sampel B-40 dan B30+DPME10 terhadap B-30menunjukkan penurunan torsi dan daya (1,1 – 2,1%), peningkatankonsumsi #(1,1%) dan penurunan opasitas gas buang (1,6 – 3,2%).Sedangkan Sampel B-30+HVO10 memberikan nilai tambah pada DayaMaksimal 0,6% dan Torsi Maksimal 2,6%.

➢ Karakteristik Fisika Kimia B-30+HVO10menunjukkan perubahan dibandingkan B-30:a. Kinerja: Angka Setana, Nilai Kalor.b. Lingkungan/Emisi: Kandungan sulphur.c. Handling & Storage: Kandungan air,

Stabilitas Oksidasi, Angka Asam, TitikNyala, Titik Kabut.

d. Kebersihan / Filter Plugging: FBT,Kontamintasi Partikulat, Cleanliness.

Batasan mutu maksimum kandungan monogliserida dalambiodiesel (B-100) yang diusulkan adalah 0, 41 %-massadan kandungan air maksimum 220 ppm (untukimplementasi B-40)

- Produksi FAME mencukupi untuk penerapan B40.

- Bahan baku DPME 10% belum mencukupi untuk mendukungimplementasi B30+DPME10.

- Pertamina mulai memproduksi HVO dalam jumlah besar mulaitahun 2024.

1Menyusun Standard Nasional (SNI).- Merevisi SNI Spesifikasi Biodiesel untuk B40;

- Menyusun SNI untuk Greenfuels;- Menyusun SNI katalis.

2Kajian Teknis dan Tekno EkonomiKajian Teknis dan Tekno Ekonomi Pemanfaatan B40dilaksanakan oleh PPPTMGB Lemigas.

3Mempersiapkan Kebijakan pendukungMempersiapan regulasi yang dibutuhkan agar mandatoriB40/B50 dan Greenfuels dapat sustain.

4Mempersiapkan InsentifBerkoordinasi dengan stakeholder terkait menyiapkanskema insentif agar Mandatori B40/B50 dan Greenfuelsdapat berjalan.

5Mempersiapkan Road Test / Performance Test• Road Test untuk Automotive.

• Performance Test untuk Alsintan, alat berat, locomotive, dan perkapalan.

6Memastikan Kesiapan BU BBN.Mengkajji kesiapan dan kemampuan BU BBN untukmemproduksi Biodiesel dan Greenfuels dalam jumlahdan kualitas yang sesuai dengan yang dipersyaratkan.

7 Proper Handling and Storage SystemMemastikan tata cara penanganan dan penyimpananbiodiesel (B100) dan BXX serta Greenfuels dapatdipahami dan dilaksanakan oleh semua pihak terkait.

8Memastikan Kesiapan Infrastruktur- Fasilitas jetty dan titik serah.- Distribusi dan Supply chain BBN.- Tangki penyimpanan dan peralatan penunjang lainnya.

9Program Strategis NasionalMendorong Pembangunan Bahan Bakar Hijau melaluiProgram Strategis Nasional .

10Sosialisasi secara MassifMelakukan sosialisasi secara massif untuk memastikanpenerimaan publik kepada seluruh stakeholder terkait,

PERSIAPAN BEYOND B30

13

Perlibatan dan Pendampingan PetaniMelibatkan petani dalam penyediaan bahanbaku greendiesel dan melakukanpendampingan bagi petani.

Indonesian Bioediesel Sustainable Indicators (IBSI)

Melakukan kajian penerapan indikatorkeberlanjutan biodiesel, yang meliputi aspeklingkungan, aspek sosial dan aspek ekonomipemanfaatan biodiesel.

ISPO / RSPOMendorong petani sawit / pengusaha Biodieseluntuk memiliki sertifikat RoundtableSustainable Palm Oil (RSPO) dan IndonesiaSustainable Palm Oil (ISPO).

Replanting & Pemanfaatan Lahan Kritis / Eks Tambang

• Pemerintah terus meningkatkan programperemajaan tanaman sawit (replanting)antara lain melalui program Petani Menanamyang ditujukan terutama bagi petaniplasma/petani mandiri.

• Pemerintah bersama pihak-pihak terkaitbekerja sama untuk memanfaatkan lahankritis/ lahan eks tambang untuk ditanamisawit/tanaman penghasil biodiesel lainnya.

Penelitian & PengembanganMendorong penelitian dan pengembanganguna meningkatkan produktivitas tanamankelapa sawit sebagai bahan baku biodiesel.Selain itu juga mendorong penelitian danpengembangan guna mencari alternatif bahanbaku biodiesel lain non-pangan.

MoratoriumPemerintah menerbitkan Inpres Nomor 8/2018tentang Penundaan dan Evaluasi PerizinanSerta Peningkatan Produktivitas PerkebunanSawit. Penghentian sementara ini berlakuselama masa tiga tahun.

Biodiesel Berkelanjutan

Menuju BiodieselBerbasis Sawit Berkelanjutan

14

15www.esdm.go.id Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral @KementerianESDM @kesdm KementerianESDM

TERIMA KASIHKEMENTERIAN ESDM

Jl. Medan Merdeka Selatan No. 18, Jakarta

DIREKTORAT JENDERAL EBTKE

Jl. Pegangsaan Timur No.1 Menteng, Jakarta

15


Recommended