BAB II
PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
1. Orientasi Kancah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMKN 4 (SMSR) Padang
yang terletak di kampus SMK-SB Jalan Cengkeh, Lb.
Begalung, Padang - 25225. Penyusunan dokumen
kurikulum 2013 di SMKN 4 Padang dilakukan oleh Tim
Pengembang Kurikulum, Komite sekolah dan guru-guru
Kompetensi Keahlian Multimedia dengan bimbingan
Dinas Pendidikan Kota Padang dan Provinsi Sumatera
Barat.SMKN 4 Padang sebelumnya menerapkan Kurikulum
KTSP 2006. Namun, setelah ditunjuk oleh Dinas
Pendidikan Kota Padang untuk menjadi salah satu
sekolah yang menjadi percontohan penerapan kurikulum
2013 pada tingkat sekolah menengah kejuruan.
Penyusunan kurikulum di SMKN 4 Padang ini
merupakan tindak lanjut dan penyempurnaan dari
dokumen kurikulum sebelumnya yang dilakukan
9
10
sepenuhnya oleh pihak sekolah bersama komite sekolah
dan merupakan aktualisasi pengembangan kemampuan
profesional guru dalam pengembangan kurikulum. Untuk
itu kurikulum ini perlu selalu disempurnakan sesuai
dengan perkembangan tuntutan dunia kerja sebagai
orientasi pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan.
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Penentuan Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah Pihak- pihak yang
berwenang mengurus Kurikulum dan Guru Bidang Study
yang terkait Bidang Keahlian Multimedia di SMKN 4
Padang.
2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Sebelum memulai penelitian terlebih dahulu
peneliti meminta persetujuan dari Dosen Pengampu
Mata Kuliah PBTIK di Fakultas Keguruan Ilmu
Pendidikan UPI “YPTK” Padang untuk melakukan
11
observasi dan pengambilan data. Setelah diberikan
izin untuk observasi dan pengambilan data di SMKN 4
Padang, maka peneliti memberikan Lampiran Surat
Izin Penelitian ke bagian Tata Usaha dari Subjek
Penelitian.
3. Jadwal Penelitian
Pengumpulan data yang dilakukan dalam tugas ini
berupa penelitian langsung ke sekolah yang menjadi
sekolah percontohan penerapan Kurikulum 2013 yaitu
SMKN 4 Padang yang dilaksanakan pada Hari Jumat
tanggal 20 September 2013 untuk melakukan wawancara
kepada pihak sekolah yang bersangkutan dan guru
bidang study yang telah menerapkan kurikulum 2013
ini dan sesuai yang dijelaskan dibagian subjek
penelitian kami.Penelitian ini dilakukan oleh tim
penulis sendiri dengan cara memberikan sebuah
instrumen. (terlampir).
C. Analisis Data
12
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan,
terdapat beberapa daftar instrument pertanyaan yang
peneliti berikan kepada pihak sekolah yang terkait
dalam subjek penelitian, selaku narasumber dalam
penelitian ini, antara lain :
1. Apa yang bapak ketahui mengenai kurikulum
2013?
2. Bagaimana respons pertama kali ketika sekolah
bapak ditunjuk sebagai sekolah percontohan
penerapan kurikulum 2013? Mengapa?
3. Apakah yang membedakan kurikulum 2013 dengan
kurikulum KTSP 2006?
4. Bagaimana penerapan kurikulum 2013 pada SMKN
4 Padang?
5. Penerapan TIK pada SMKN 4 dalam Kurikulum
2013 pada jurusan apa saja?
6. Bagaimana dengan pengembangan media di
kurikulum 2013 ini?
7. Apa yang menjadi kendala dalam pengembangan
kurikulum 2013 ini?
13
8. Bagaimana upaya sekolah dalam mengatasi
kendala tersebut?
Daftar instrument yang peneliti buat diatas
merupakan bagian dari terpenting dari penelitian
ini, karena pembahasan akan di bahas berdasarkan
jawaban instrument dari pihak sekolah (terlampir)
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan instrumen pertanyaan yang telah
dirancang, maka peneliti berasumsi bahwa :
1. Penerapan kurikulum 2013 memberikan dampak
yang positif terhadap pembelajaran di SMKN 4
Padang
2. Penerapan kurikulum 2013 memacu penggunaan
teknologi dalam penyajian materi pembelajaran
di SMKN 4 Padang
E. Pembahasan
Berdasarkan hipotesis penelitian dapat
diungkapkan bahwa penerapan kurikulum 2013 di SMKN
14
4 Padang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pengembangan media pembelajaran yang digunakan oleh
guru , baik yang bersifat normatif , produktif dan
adaptif.
1. Pengertian Kurikulum
a. Secara Etimologi
Secara Etimologis, kurikulum berasal dari
bahasa Yunani, yaitu carier yang artinya pelari
dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi,
istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga
pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung
pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh
pelari dari garis start sampai garis finish.
Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa
diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang
dilalui oleh manusia pada berbagai bidang
kehidupan. Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj
al-dirasah) dalam qamus Tarbiyah adalah seperangkat
perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh
15
lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan
pendidikan.
b. Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli
Setelah kami memaparkan pengertian kurikulum
secara etimologi. Maka kami menerangkan secara
terminologi atau biasa disebut dengan pengertian
secara istilah. Pengertian Kurikulum menurut para
ahli inilah pengertian kurikulum secara
Terminologi. Sebenarnya sangat banyak sekali para
ahli pendidikan yang mendifinisikan tetntang
kurikulum. Namun kami hanya memaparkan beberapa
saja, diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Kurikulum adalah Rancangan Pengajaran atau
sejumlah mata pelajaran yang disusun secara
sistematis untuk menyelesaikan suatu program
untuk memperoleh ijazah. (Crow and Crow)
2) Kurikulum adalah seluruh pengalaman siswa di
bawah bimbingan guru ( Hollis L. Caswell and
Doak S. Campbell dalam Oliva, 1991:6)
16
3) Kurikulum adalah sebagai sebuah perencanaan
untuk memperbaiki seperangkat pembelajaran
untuk seseorang agar menjadi terdidik (J.
Galen Saylor, William M. Alexander, and arthur
J. Lewis dalam Oliva 1991:6)
2. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-
prinsip berikut:
a. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang
pendidikan bukan merupakan daftar mata pelajaran.
Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum
sebagai rencana adalah rancangan untuk konten
pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh
peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya
di satu satuan atau jenjang pendidikan tertentu.
Kurikulum sebagai proses adalah totalitas
pengalaman belajar peserta didik di satu satuan
atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten
pendidikan yang dirancang dalam rencana. Hasil
17
belajar adalah perilaku peserta didik secara
keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di
masyarakat.
b. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu
satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan
program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan
Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka
Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar
pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang
harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti
proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu
sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang
pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta
fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan
pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka
pengembangan kurikulum didasarkan pula atas
Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan
pendidikan menengah serta Standar Kompetensi
satuan pendidikan.
18
c. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh
pengembangan kompetensi berupa sikap,
pengetahuan, keterampilan berpikir, dan
keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam
berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk
pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu mata
pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan
ketrampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran
dan bersifat lintas mata pelajaran dan
diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip
penguatan (organisasi horizontal) dan
keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga
memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran.
d. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap
sikap, keterampilan dan pengetahuan yang
dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan
Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap
peserta didik (mastery learning) sesuai dengan
kaedah kurikulum berbasis kompetensi.
19
e. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan
minat. Atas dasar prinsip perbedaan kemampuan
individual peserta didik, kurikulum memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki
tingkat penguasaan di atas standar yang telah
ditentukan (dalam sikap, keterampilan dan
pengetahuan). Oleh karena itu beragam program dan
pengalaman belajar disediakan sesuai dengan minat
dan kemampuan awal peserta didik.
f. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta
lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan
prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi
sentral dan aktif dalam belajar.
g. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa
ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni
20
berkembang secara dinamis. Oleh karena itu
konten kurikulum harus selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi,
dan seni; membangun rasa ingin tahu dan kemampuan
bagi peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan secara tepat hasil-hasil ilmu
h. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan
kehidupan. Pendidikan tidak boleh memisahkan
peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan
kurikulum didasarkan kepada prinsip relevansi
pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan hidup.
Artinya, kurikulum memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mempelajari permasalahan di
lingkungan masyarakatnya sebagai konten kurikulum
dan kesempatan untuk mengaplikasikan yang
dipelajari di kelas dalam kehidupan di
masyarakat.
i. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat. Pemberdayaan peserta
21
didik untuk belajar sepanjang hayat dirumuskan
dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar
yang dapat digunakan untuk mengembangkan budaya
belajar.
j. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk
membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Kepentingan nasional dikembangkan
melalui penentuan struktur kurikulum, Standar
Kemampuan/SK dan Kemampuan Dasar/KD serta
silabus. Kepentingan daerah dikembangkan untuk
membangun manusia yang tidak tercabut dari akar
budayanya dan mampu berkontribusi langsung kepada
masyarakat di sekitarnya. Kedua kepentingan ini
saling mengisi dan memberdayakan keragaman dan
kebersatuan yang dinyatakan dalam Bhinneka
Tunggal Ika untuk membangun Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
k. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk
mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi.
22
Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat
untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap
peserta didik atau sekelompok peserta didik.
Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan
proses perbaikan terhadap kekurangan dalam aspek
hasil belajar yang dimiliki seorang atau
sekelompok peserta didik.
3. Dari KTSP Menjadi Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah sistem kurikulum terbaru
yang dicanangkan oleh pemerintah, yang akan
diberlakukan mulai tahun ajaran baru tahun 2013-
2014. Rencana perubahan tersebut masih
membingungkan banyak kalangan dan masih menjadi
perdebatan bagi para ahli penyusun kurikulum baru
tersebut. Dikarenakan Kurikulum 2013 megabungkan
setiap mata pelajaran ke dalam rumpun-rumpun
artinya jumlah mata pelajaran kini dipadatkan.
Sehingga jam pelajaran bertambah dari 46 jam
menjadi 48 jam per semester. Misalnya pelajaran
23
KKPI pada SMK yang seolah "hilang" sebagai mata
pelajaran. Kondisi seperti ini telah di terapkan
pada kelas X SMKN 4 Padang , Bidang Keahlian
Tenologi Informasi dan Komunikasi.
Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Mohammad Nuh, mata pelajaran itu tidak dihilangkan,
tetapi menjadi obyek pembelajaran dalam tematik
integratif. Artinya, bidang itu tidak menjadi mata
pelajaran tersendiri, tetapi bergabung ke dalam
mata pelajaran lain seperti Sistem Operasi.
Menurut WaKa Kurikulum SMKN 4 Padang, Bapak
Jasrizal Rasyid,S.Pd,M.M , mengatakan bahwa
kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari
kurikulum KTSP 2006. Kurikulum 2013 lebih menekan
kan pendidikan karakter pada setiap pembelajaran
sehingga diharapkan peserta didik mampu menerapkan
dan mengembangkan ilmu pengetahuan sesuai dengan
nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
4. Model Pengembangan TIK dalam Pendidikan
24
Sejarah pemanfaatan TIK dalam pendidikan,
khususnya dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
perkembangan prangkat keras TIK, khususnya komputer.
Teemu Leinonen (2005) membagi perkembangan tersebut
kedalam 5 fase sebagaimana dijelaskan berikut:
a. Fase pertama (akhir 1970an – awal 1980an) adalah
fase programming, drill and practice.Fase ini ditandai
dengan penggunaan perangkat lunak komputer yang
menyajikan latihan-latihan praktis dan singkat,
khususnya untuk mata pelajaran matematika dan
bahasa.
b. Fase kedua (akhir 1980an – awal 1990an) adalah
fase computer based training (CBT) with multimedia (latihan
berbasis komputer dengan multimedia). Fase ini
adalah era keemasan CD-ROM dan komputer
multimedia. Penggunaan CD-ROM dan komputer
multimedia ini diharapkan memberikan dampak
signifikan terhadap proses pembelajaran, karena
kemampuannya menyajikan kombinasi teks, gambar,
animasi, dan video. Konsep pedagogis yang
25
mendasari kombinasi kemampuan ini adalah bahwa
manusia memiliki perbedaan.
c. Fase ketiga (awal 1990an) adalah fase Internet-based
training (IBT) (latihan berbasis internet. Pada fase
ini, internet digunakan sebagai media
pembelajaran. Hanya saja, pada saat itu, masih
terbatas pada penyajian teks dan gambar.
d. Fase keempat (akhir 1990an – awal 2000an) adalah
fase e-learning yang merupakan fase kematangan
pembelajaran berbasis internet. Sejak itu situs
web yang menawarkan e-learning semakin bertambah,
baik berupa tawaran kursus dalam bentuk e-learning
maupun paket LMS (learning management system).
e. Fase kelima (akhir 2000) adalah fase social software +
free and open content. Fase ini ditandai dengan
banyaknya bermunculan perangkat lunak pembelajaran
dan konten pembelajaran gratis yang mudah diakses
baik oleh guru maupun siswa, yang selanjutnya
dapat diedit dan dimanipulasi sesuai dengan
kebutuhan.
26
Berdasarkan teori yang ada, peneliti mengamati
bahwa pendidikan Indonesia seharusnya sudah berada
di fase yang keempat karena kita telah berada
dikurun waktu fase akhir 1990 – 2000-an yang telah
menerapkan prinsip e-learning dalam proses
pembelajaran. Namun dalam kenyataanya, pendidikan
Indonesia masih berada di fase ketiga yang berada
pada fase Internet Based Training (IBT), model pengembangan
TIK dalam pendidikan di SMKN 4 PADANG juga masih
berada pada fase ketiga yang telah menggunakan
internet dalam media pembelajaran, dan peneliti
lihat juga baru sebatas penyajian teks dan gambar.
Penelitian tentang pengembangan TIK di negara-
negara maju dan sedang berkembang menunjukkan bahwa
sekurang-kurangnya ada empat pendekatan mengenai
pemanfaatan TIK menurut UNESCO sebagai berikut :
a. Emerging dicirikan dengan pemanfaatan TIK oleh
sekolah pada tahap permulaan. Pada pendekatan
ini, sekolah baru memulai membeli atau membiayai
27
infrastruktur TIK, baik berupa perangkat keras
maupun perangkat lunak.
b. Applying dicirikan dengan sudah adanya pemahaman
tentang kontribusi dan upaya menerapkan TIK dalam
konteks manajemen sekolah dan pembelajaran. Para
tenaga pendidik dan kependidikan telah
menggunakan TIK untuk tugas-tugas yang berkaitan
dengan manajemen sekolah dan tugas-tugas
berdasarkan kurikulum.
c. Infusing menuntut adanya upaya untuk
mengintegrasikan dan memasukkan TIK ke dalam
kurikulum. Pada pendekatan ini, sekolah telah
menerapkan teknologi berbasis komputer di
laboratorium, kelas, dan bagian administrasi.
Guru berada pada tahap mengeksplorasi cara atau
metode baru di mana TIK mengubah produktivitas
dan pekerjaan profesional mereka.
d. Transforming dicirikan dengan adanya upaya
sekolah untuk merencanakan dan memperbaharui
organisasinya dengan cara yang lebih kreatif. TIK
28
menjadi bagian integral dengan kegiatan pribadi
dan kegiatan profesional sehari-hari.
Berdasarkan pendekatan mengenai pemanfaatan ICT
dalam pendidikan menurut UNESCO diatas, peneliti
melihat kondisi SMKN 4 Padang berada pada pendekatan
Infusing.
SMKN 4 Padang di kategorikan masih menggunakan
pendekatan infusing dikarenakan peneliti melihat
bahwa penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi
hampir secara keseluruhan telah diterapkan di SMKN 4
Padang para tenaga pendidik dan kependidikan telah
menggunakan TIK untuk tugas-tugas yang berkaitan
dengan manajemen sekolah dan tugas-tugas berdasarkan
kurikulum yang dikenal dengan Infusing. Salah satu
cara yang digunakan oleh SMKN 4 Padang adalah dengan
membantu peserta didik dalam mendapatkan akses
internet serta memudahkan peserta didik dalam
mendapatkan materi pembelajaran.
Pihak Sekolah SMKN 4 Padang juga mengusahakan
untuk menyediakan fasilitas yang memadai untuk
29
memaksimalkan potensi dari peserta didik. Menerapkan
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam setiap
pembelajaran agar dapat menunjang kreatifitas
pendidik dalam penyampaian materi serta dapat
membantu peserta didik berperan aktif dalam
pembelajaran.
Berdasarkan hal di atas peneliti dapat
menyimpulkan bahwa penerapan TIK pada SMKN 4 Padang
sudah hampir menyeluruh pada setiap bidang keahlian.
SMKN 4 Padang sudah mencapai tahap infusing yaitu
tahap untuk pengelolaan TIK dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
5. Penggunaan Media Dalam Kurikulum 2013 Di SMKN 4
Padang
Dalam penerapan Kurikulum 2013, pemanfaatan
media teknologi dalam pembelajaran sangat
diharapkan dapat membantu peserta didik untuk
memahami pembelajaran yang bersifat abstrak.
30
Dari wawancara yang peneliti lakukan, diperoleh
informasi bahwa pemanfaatan media teknologi
Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran sudah
diterapkan di SMKN 4 Padang yang disesuaikan dengan
sturuktur kurikulum 2013 .
Untuk mengatasi permasalahan SDM yang terjadi
di SMKN 4 Padang, pihak sekolah telah melakukan
beberapa upaya untuk memaksimalkan pengelolaan SDM
dengan memfasilitasi para pendidik untuk
mendapatkan pelatihan dalam pendayagunaan Teknologi
Informasi dan Komunikasi sebagai media
pembelajaran.
6. Kendala Dalam Penerapan Kurikulum 2013 Di SMK 4
Padang
Dalam penerapan Kuikulum 2013, terdapat
beberapa kendala yang ditemukan , diantaranya :
a. Dari segi Pemanfaatan Media
31
Pemanfaatan media Teknologi Informasi dan
Komunikasi di SMKN 4 Padang menemukan kendala ,
yaitu :
1) Ketersedian sarana infokus baru tercukupi
sekitar lebih kurang 80%.
2) Media seperti komputer masih dinilai kurang
karena idealnya sebuh unit PC dapat digunakan
oleh 1 peserta didik, namun kenyataan yang
ditemukan dilapangan masih ada yang menggunakan
1 unit PC untuk 3 orang peserta didik , yang
mengakibatkan kurang maksimal nya perhatian
peserta didik terhadap materi pembelajaran.
3) Kurangnya buku sumber yang tersesia untuk
pembelajaran di Kurikulum 2013
b. Dari segi pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang lebih dititik beratkan
kepada pihak yang terkait dalam penerapan kurikulum
2013 di SMKN 4 Padang, juga mengalami beberapa
kendala, diantaranya :
32
1) Keterbatasan tenaga pendidik dalam melengkapi
perangkat pembelajaran dalam struktur kurikulum
2013.
2) Belum maksimalnya pendayagunaan media oleh
tenaga pendidik
3) Keterbatasan tenaga pendidik dalam memberikan
variasi terhadap penggunaan media pembelajaran.
4) Keterbatasan tenaga pendidik dalam pengelolaan
kelas yang menerapkan teknologi komunikasi dan
informasi dalam kurikulum 2013
7. Upaya Sekolah Mengatasi Kendala Dalam Penerapan
Kurikulum 2013 di SMKN 4 Padang
Berdasarkan kendala yang ditemukan dalam
penerapan kurikulum 2013 di SMKN 4 Padang ,maka
pihak sekolah SMKN 4 Padang bekerjasama dengan Guru
pengampu Mata Pelajaran yang menerapkan Kurikulum
2013 untuk melakukan beberapa upaya dalam mengatasi
kendala yang dikemukakan sebelumnya , diantaranya :
a. Dari segi Pemanfaatan Media
33
Dalam menciptakan suasana belajar yang lebih
efektif , maka pihak sekolah SMKN 4 Padang melakukan
beberapa upaya dalam pemanfaatan dan pengembangan
media pemelajaran , diantaranya :
1) Penambahan media infokus untuk melengkapi
kebutuhan tenaga pendidik dalam penyampaian
materi pembelajaran
2) Pihak sekolah mengusahakan penggunaan media
pendukung lainya, seperti Simulasi Digital untuk
dapat dimanfaatkan dalam pembbelajaran.
3) Pihak sekolah menyediakan jaringan internet
untuk meberikan akses yang lebih mudah kepada
guru untuk meng update informasi yang terkait
materi pembelajaran.
4) Pihak sekolah akan megusahakan untuk
menyediakan hotspot bagi peserta didik untuk
mendukung peserta didik dalam mengeksplorasi
pengetahuan yang mereka miliki.
5) Pihak sekolah akan mengurus penambahan sarana
komputer pada labor multimedia.
34
6) Pihak sekolah bersama guru bidang study secara
aktif mengumpulkan referensi terhadap sumber
belajar.
b. Dari segi pengelolaan SDM
Dalam memeberikan pengelolaan SDM yang baik
untuk penerapan kurikulum 2013, pihak sekolah
berupaya untuk meminimalisir terjadinya hambatan dan
kendalan, antaralain dengan cara sebagai berikut :
1) Pihak sekolah bekerjasama dalam perumusan
penyusunan perangkat belajar di Kurikulum 2013
yang dinilai berbeda dengan kurikulum KTSP 2004.
2) Pihak sekolah memberikan pelatihan kepada guru
– guru bidang study yang belum mahir atau belum
mengetahui tentang penggunaan media teknologi
komunikasi dan informasi, terutama dalam bagian
yang sangat dibutuhkan untuk pembelajaran
seperti pelatihan terhadap penggunaan Laptop
beserta aplikasinya dan Infokus set lainnya.