+ All Categories
Home > Documents > instalasi moodle

instalasi moodle

Date post: 08-Feb-2023
Category:
Upload: upi-yptk
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
27
BAB II PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMKN 4 (SMSR) Padang yang terletak di kampus SMK-SB Jalan Cengkeh, Lb. Begalung, Padang - 25225. Penyusunan dokumen kurikulum 2013 di SMKN 4 Padang dilakukan oleh Tim Pengembang Kurikulum, Komite sekolah dan guru-guru Kompetensi Keahlian Multimedia dengan bimbingan Dinas Pendidikan Kota Padang dan Provinsi Sumatera Barat.SMKN 4 Padang sebelumnya menerapkan Kurikulum KTSP 2006. Namun, setelah ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Kota Padang untuk menjadi salah satu sekolah yang menjadi percontohan penerapan kurikulum 2013 pada tingkat sekolah menengah kejuruan. Penyusunan kurikulum di SMKN 4 Padang ini merupakan tindak lanjut dan penyempurnaan dari dokumen kurikulum sebelumnya yang dilakukan 9
Transcript

BAB II

PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian

1. Orientasi Kancah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMKN 4 (SMSR) Padang

yang terletak di kampus SMK-SB Jalan Cengkeh, Lb.

Begalung, Padang - 25225. Penyusunan dokumen

kurikulum 2013 di SMKN 4 Padang dilakukan oleh Tim

Pengembang Kurikulum, Komite sekolah dan guru-guru

Kompetensi Keahlian Multimedia dengan bimbingan

Dinas Pendidikan Kota Padang dan Provinsi Sumatera

Barat.SMKN 4 Padang sebelumnya menerapkan Kurikulum

KTSP 2006. Namun, setelah ditunjuk oleh Dinas

Pendidikan Kota Padang untuk menjadi salah satu

sekolah yang menjadi percontohan penerapan kurikulum

2013 pada tingkat sekolah menengah kejuruan.

Penyusunan kurikulum di SMKN 4 Padang ini

merupakan tindak lanjut dan penyempurnaan dari

dokumen kurikulum sebelumnya yang dilakukan

9

10

sepenuhnya oleh pihak sekolah bersama komite sekolah

dan merupakan aktualisasi pengembangan kemampuan

profesional guru dalam pengembangan kurikulum. Untuk

itu kurikulum ini perlu selalu disempurnakan sesuai

dengan perkembangan tuntutan dunia kerja sebagai

orientasi pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan.

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Penentuan Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah Pihak- pihak yang

berwenang mengurus Kurikulum dan Guru Bidang Study

yang terkait Bidang Keahlian Multimedia di SMKN 4

Padang.

2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Sebelum memulai penelitian terlebih dahulu

peneliti meminta persetujuan dari Dosen Pengampu

Mata Kuliah PBTIK di Fakultas Keguruan Ilmu

Pendidikan UPI “YPTK” Padang untuk melakukan

11

observasi dan pengambilan data. Setelah diberikan

izin untuk observasi dan pengambilan data di SMKN 4

Padang, maka peneliti memberikan Lampiran Surat

Izin Penelitian ke bagian Tata Usaha dari Subjek

Penelitian.

3. Jadwal Penelitian

Pengumpulan data yang dilakukan dalam tugas ini

berupa penelitian langsung ke sekolah yang menjadi

sekolah percontohan penerapan Kurikulum 2013 yaitu

SMKN 4 Padang yang dilaksanakan pada Hari Jumat

tanggal 20 September 2013 untuk melakukan wawancara

kepada pihak sekolah yang bersangkutan dan guru

bidang study yang telah menerapkan kurikulum 2013

ini dan sesuai yang dijelaskan dibagian subjek

penelitian kami.Penelitian ini dilakukan oleh tim

penulis sendiri dengan cara memberikan sebuah

instrumen. (terlampir).

C. Analisis Data

12

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan,

terdapat beberapa daftar instrument pertanyaan yang

peneliti berikan kepada pihak sekolah yang terkait

dalam subjek penelitian, selaku narasumber dalam

penelitian ini, antara lain :

1. Apa yang bapak ketahui mengenai kurikulum

2013?

2. Bagaimana respons pertama kali ketika sekolah

bapak ditunjuk sebagai sekolah percontohan

penerapan kurikulum 2013? Mengapa?

3. Apakah yang membedakan kurikulum 2013 dengan

kurikulum KTSP 2006?

4. Bagaimana penerapan kurikulum 2013 pada SMKN

4 Padang?

5. Penerapan TIK pada SMKN 4 dalam Kurikulum

2013 pada jurusan apa saja?

6. Bagaimana dengan pengembangan media di

kurikulum 2013 ini?

7. Apa yang menjadi kendala dalam pengembangan

kurikulum 2013 ini?

13

8. Bagaimana upaya sekolah dalam mengatasi

kendala tersebut?

Daftar instrument yang peneliti buat diatas

merupakan bagian dari terpenting dari penelitian

ini, karena pembahasan akan di bahas berdasarkan

jawaban instrument dari pihak sekolah (terlampir)

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan instrumen pertanyaan yang telah

dirancang, maka peneliti berasumsi bahwa :

1. Penerapan kurikulum 2013 memberikan dampak

yang positif terhadap pembelajaran di SMKN 4

Padang

2. Penerapan kurikulum 2013 memacu penggunaan

teknologi dalam penyajian materi pembelajaran

di SMKN 4 Padang

E. Pembahasan

Berdasarkan hipotesis penelitian dapat

diungkapkan bahwa penerapan kurikulum 2013 di SMKN

14

4 Padang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pengembangan media pembelajaran yang digunakan oleh

guru , baik yang bersifat normatif , produktif dan

adaptif.

1. Pengertian Kurikulum

a. Secara Etimologi

Secara Etimologis, kurikulum berasal dari

bahasa Yunani, yaitu carier yang artinya pelari

dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi,

istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga

pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung

pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh

pelari dari garis start sampai garis finish.

Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa

diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang

dilalui oleh manusia pada berbagai bidang

kehidupan. Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj

al-dirasah) dalam qamus Tarbiyah adalah seperangkat

perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh

15

lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan

pendidikan.

b. Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli

Setelah kami memaparkan pengertian kurikulum

secara etimologi. Maka kami menerangkan secara

terminologi atau biasa disebut dengan pengertian

secara istilah. Pengertian Kurikulum menurut para

ahli inilah pengertian kurikulum secara

Terminologi. Sebenarnya sangat banyak sekali para

ahli pendidikan yang mendifinisikan tetntang

kurikulum. Namun kami hanya memaparkan beberapa

saja, diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Kurikulum adalah Rancangan Pengajaran atau

sejumlah mata pelajaran yang disusun secara

sistematis untuk menyelesaikan suatu program

untuk memperoleh ijazah. (Crow and Crow)

2) Kurikulum adalah seluruh pengalaman siswa di

bawah bimbingan guru ( Hollis L. Caswell and

Doak S. Campbell dalam Oliva, 1991:6)

16

3) Kurikulum adalah sebagai sebuah perencanaan

untuk memperbaiki seperangkat pembelajaran

untuk seseorang agar menjadi terdidik (J.

Galen Saylor, William M. Alexander, and arthur

J. Lewis dalam Oliva 1991:6)

2. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-

prinsip berikut:

a. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang

pendidikan bukan merupakan daftar mata pelajaran.

Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum

sebagai rencana adalah rancangan untuk konten

pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh

peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya

di satu satuan atau jenjang pendidikan tertentu.

Kurikulum sebagai proses adalah totalitas

pengalaman belajar peserta didik di satu satuan

atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten

pendidikan yang dirancang dalam rencana. Hasil

17

belajar adalah perilaku peserta didik secara

keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di

masyarakat.

b. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu

satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan

program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan

Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka

Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar

pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang

harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti

proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu

sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang

pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta

fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan

pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka

pengembangan kurikulum didasarkan pula atas

Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan

pendidikan menengah serta Standar Kompetensi

satuan pendidikan.

18

c. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh

pengembangan kompetensi berupa sikap,

pengetahuan, keterampilan berpikir, dan

keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam

berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk

pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu mata

pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan

ketrampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran

dan bersifat lintas mata pelajaran dan

diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip

penguatan (organisasi horizontal) dan

keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga

memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran.

d. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap

sikap, keterampilan dan pengetahuan yang

dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan

Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap

peserta didik (mastery learning) sesuai dengan

kaedah kurikulum berbasis kompetensi.

19

e. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk

mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan

minat. Atas dasar prinsip perbedaan kemampuan

individual peserta didik, kurikulum memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki

tingkat penguasaan di atas standar yang telah

ditentukan (dalam sikap, keterampilan dan

pengetahuan). Oleh karena itu beragam program dan

pengalaman belajar disediakan sesuai dengan minat

dan kemampuan awal peserta didik.

f. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan,

kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta

lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan

prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi

sentral dan aktif dalam belajar.

g. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan

ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni.

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa

ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni

20

berkembang secara dinamis. Oleh karena itu

konten kurikulum harus selalu mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi,

dan seni; membangun rasa ingin tahu dan kemampuan

bagi peserta didik untuk mengikuti dan

memanfaatkan secara tepat hasil-hasil ilmu

h. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan

kehidupan. Pendidikan tidak boleh memisahkan

peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan

kurikulum didasarkan kepada prinsip relevansi

pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan hidup.

Artinya, kurikulum memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mempelajari permasalahan di

lingkungan masyarakatnya sebagai konten kurikulum

dan kesempatan untuk mengaplikasikan yang

dipelajari di kelas dalam kehidupan di

masyarakat.

i. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,

pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang

berlangsung sepanjang hayat. Pemberdayaan peserta

21

didik untuk belajar sepanjang hayat dirumuskan

dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar

yang dapat digunakan untuk mengembangkan budaya

belajar.

j. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan

kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk

membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara. Kepentingan nasional dikembangkan

melalui penentuan struktur kurikulum, Standar

Kemampuan/SK dan Kemampuan Dasar/KD serta

silabus. Kepentingan daerah dikembangkan untuk

membangun manusia yang tidak tercabut dari akar

budayanya dan mampu berkontribusi langsung kepada

masyarakat di sekitarnya. Kedua kepentingan ini

saling mengisi dan memberdayakan keragaman dan

kebersatuan yang dinyatakan dalam Bhinneka

Tunggal Ika untuk membangun Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

k. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk

mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi.

22

Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat

untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap

peserta didik atau sekelompok peserta didik.

Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan

proses perbaikan terhadap kekurangan dalam aspek

hasil belajar yang dimiliki seorang atau

sekelompok peserta didik.

3. Dari KTSP Menjadi Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah sistem kurikulum terbaru

yang dicanangkan oleh pemerintah, yang akan

diberlakukan mulai tahun ajaran baru tahun 2013-

2014. Rencana perubahan tersebut masih

membingungkan banyak kalangan dan masih menjadi

perdebatan bagi para ahli penyusun kurikulum baru

tersebut. Dikarenakan Kurikulum 2013 megabungkan

setiap mata pelajaran ke dalam rumpun-rumpun

artinya jumlah mata pelajaran kini dipadatkan.

Sehingga jam pelajaran bertambah dari 46 jam

menjadi 48 jam per semester. Misalnya pelajaran

23

KKPI pada SMK yang seolah "hilang" sebagai mata

pelajaran. Kondisi seperti ini telah di terapkan

pada kelas X SMKN 4 Padang , Bidang Keahlian

Tenologi Informasi dan Komunikasi.

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Mohammad Nuh, mata pelajaran itu tidak dihilangkan,

tetapi menjadi obyek pembelajaran dalam tematik

integratif. Artinya, bidang itu tidak menjadi mata

pelajaran tersendiri, tetapi bergabung ke dalam

mata pelajaran lain seperti Sistem Operasi.

Menurut WaKa Kurikulum SMKN 4 Padang, Bapak

Jasrizal Rasyid,S.Pd,M.M , mengatakan bahwa

kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari

kurikulum KTSP 2006. Kurikulum 2013 lebih menekan

kan pendidikan karakter pada setiap pembelajaran

sehingga diharapkan peserta didik mampu menerapkan

dan mengembangkan ilmu pengetahuan sesuai dengan

nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

4. Model Pengembangan TIK dalam Pendidikan

24

Sejarah pemanfaatan TIK dalam pendidikan,

khususnya dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh

perkembangan prangkat keras TIK, khususnya komputer.

Teemu Leinonen (2005) membagi perkembangan tersebut

kedalam 5 fase sebagaimana dijelaskan berikut:

a. Fase pertama (akhir 1970an – awal 1980an) adalah

fase programming, drill and practice.Fase ini ditandai

dengan penggunaan perangkat lunak komputer yang

menyajikan latihan-latihan praktis dan singkat,

khususnya untuk mata pelajaran matematika dan

bahasa.

b. Fase kedua (akhir 1980an – awal 1990an) adalah

fase computer based training (CBT) with multimedia (latihan

berbasis komputer dengan multimedia). Fase ini

adalah era keemasan CD-ROM dan komputer

multimedia. Penggunaan CD-ROM dan komputer

multimedia ini diharapkan memberikan dampak

signifikan terhadap proses pembelajaran, karena

kemampuannya menyajikan kombinasi teks, gambar,

animasi, dan video. Konsep pedagogis yang

25

mendasari kombinasi kemampuan ini adalah bahwa

manusia memiliki perbedaan.

c. Fase ketiga (awal 1990an) adalah fase Internet-based

training (IBT) (latihan berbasis internet. Pada fase

ini, internet digunakan sebagai media

pembelajaran. Hanya saja, pada saat itu, masih

terbatas pada penyajian teks dan gambar.

d. Fase keempat (akhir 1990an – awal 2000an) adalah

fase e-learning yang merupakan fase kematangan

pembelajaran berbasis internet. Sejak itu situs

web yang menawarkan e-learning semakin bertambah,

baik berupa tawaran kursus dalam bentuk e-learning

maupun paket LMS (learning management system).

e. Fase kelima (akhir 2000) adalah fase social software +

free and open content. Fase ini ditandai dengan

banyaknya bermunculan perangkat lunak pembelajaran

dan konten pembelajaran gratis yang mudah diakses

baik oleh guru maupun siswa, yang selanjutnya

dapat diedit dan dimanipulasi sesuai dengan

kebutuhan.

26

Berdasarkan teori yang ada, peneliti mengamati

bahwa pendidikan Indonesia seharusnya sudah berada

di fase yang keempat karena kita telah berada

dikurun waktu fase akhir 1990 – 2000-an yang telah

menerapkan prinsip e-learning dalam proses

pembelajaran. Namun dalam kenyataanya, pendidikan

Indonesia masih berada di fase ketiga yang berada

pada fase Internet Based Training (IBT), model pengembangan

TIK dalam pendidikan di SMKN 4 PADANG juga masih

berada pada fase ketiga yang telah menggunakan

internet dalam media pembelajaran, dan peneliti

lihat juga baru sebatas penyajian teks dan gambar.

Penelitian tentang pengembangan TIK di negara-

negara maju dan sedang berkembang menunjukkan bahwa

sekurang-kurangnya ada empat pendekatan mengenai

pemanfaatan TIK menurut UNESCO sebagai berikut :

a. Emerging dicirikan dengan pemanfaatan TIK oleh

sekolah pada tahap permulaan. Pada pendekatan

ini, sekolah baru memulai membeli atau membiayai

27

infrastruktur TIK, baik berupa perangkat keras

maupun perangkat lunak.

b. Applying dicirikan dengan sudah adanya pemahaman

tentang kontribusi dan upaya menerapkan TIK dalam

konteks manajemen sekolah dan pembelajaran. Para 

tenaga pendidik dan kependidikan telah

menggunakan TIK untuk tugas-tugas yang berkaitan

dengan manajemen sekolah dan tugas-tugas

berdasarkan kurikulum.

c. Infusing menuntut adanya upaya untuk

mengintegrasikan dan memasukkan TIK ke dalam

kurikulum. Pada pendekatan ini, sekolah telah

menerapkan teknologi berbasis komputer di

laboratorium, kelas, dan bagian administrasi.

Guru berada pada tahap mengeksplorasi cara atau

metode baru di mana TIK mengubah produktivitas

dan pekerjaan profesional mereka.

d. Transforming dicirikan dengan adanya upaya

sekolah untuk merencanakan dan memperbaharui

organisasinya dengan cara yang lebih kreatif. TIK

28

menjadi bagian integral dengan kegiatan pribadi

dan kegiatan profesional sehari-hari.

Berdasarkan pendekatan mengenai pemanfaatan ICT

dalam pendidikan menurut UNESCO diatas, peneliti

melihat kondisi SMKN 4 Padang berada pada pendekatan

Infusing.

SMKN 4 Padang di kategorikan masih menggunakan

pendekatan infusing dikarenakan peneliti melihat

bahwa penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi

hampir secara keseluruhan telah diterapkan di SMKN 4

Padang para  tenaga pendidik dan kependidikan telah

menggunakan TIK untuk tugas-tugas yang berkaitan

dengan manajemen sekolah dan tugas-tugas berdasarkan

kurikulum yang dikenal dengan Infusing. Salah satu

cara yang digunakan oleh SMKN 4 Padang adalah dengan

membantu peserta didik dalam mendapatkan akses

internet serta memudahkan peserta didik dalam

mendapatkan materi pembelajaran.

Pihak Sekolah SMKN 4 Padang juga mengusahakan

untuk menyediakan fasilitas yang memadai untuk

29

memaksimalkan potensi dari peserta didik. Menerapkan

Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam setiap

pembelajaran agar dapat menunjang kreatifitas

pendidik dalam penyampaian materi serta dapat

membantu peserta didik berperan aktif dalam

pembelajaran.

Berdasarkan hal di atas peneliti dapat

menyimpulkan bahwa penerapan TIK pada SMKN 4 Padang

sudah hampir menyeluruh pada setiap bidang keahlian.

SMKN 4 Padang sudah mencapai tahap infusing yaitu

tahap untuk pengelolaan TIK dalam setiap kegiatan

pembelajaran.

5. Penggunaan Media Dalam Kurikulum 2013 Di SMKN 4

Padang

Dalam penerapan Kurikulum 2013, pemanfaatan

media teknologi dalam pembelajaran sangat

diharapkan dapat membantu peserta didik untuk

memahami pembelajaran yang bersifat abstrak.

30

Dari wawancara yang peneliti lakukan, diperoleh

informasi bahwa pemanfaatan media teknologi

Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran sudah

diterapkan di SMKN 4 Padang yang disesuaikan dengan

sturuktur kurikulum 2013 .

Untuk mengatasi permasalahan SDM yang terjadi

di SMKN 4 Padang, pihak sekolah telah melakukan

beberapa upaya untuk memaksimalkan pengelolaan SDM

dengan memfasilitasi para pendidik untuk

mendapatkan pelatihan dalam pendayagunaan Teknologi

Informasi dan Komunikasi sebagai media

pembelajaran.

6. Kendala Dalam Penerapan Kurikulum 2013 Di SMK 4

Padang

Dalam penerapan Kuikulum 2013, terdapat

beberapa kendala yang ditemukan , diantaranya :

a. Dari segi Pemanfaatan Media

31

Pemanfaatan media Teknologi Informasi dan

Komunikasi di SMKN 4 Padang menemukan kendala ,

yaitu :

1) Ketersedian sarana infokus baru tercukupi

sekitar lebih kurang 80%.

2) Media seperti komputer masih dinilai kurang

karena idealnya sebuh unit PC dapat digunakan

oleh 1 peserta didik, namun kenyataan yang

ditemukan dilapangan masih ada yang menggunakan

1 unit PC untuk 3 orang peserta didik , yang

mengakibatkan kurang maksimal nya perhatian

peserta didik terhadap materi pembelajaran.

3) Kurangnya buku sumber yang tersesia untuk

pembelajaran di Kurikulum 2013

b. Dari segi pengelolaan Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang lebih dititik beratkan

kepada pihak yang terkait dalam penerapan kurikulum

2013 di SMKN 4 Padang, juga mengalami beberapa

kendala, diantaranya :

32

1) Keterbatasan tenaga pendidik dalam melengkapi

perangkat pembelajaran dalam struktur kurikulum

2013.

2) Belum maksimalnya pendayagunaan media oleh

tenaga pendidik

3) Keterbatasan tenaga pendidik dalam memberikan

variasi terhadap penggunaan media pembelajaran.

4) Keterbatasan tenaga pendidik dalam pengelolaan

kelas yang menerapkan teknologi komunikasi dan

informasi dalam kurikulum 2013

7. Upaya Sekolah Mengatasi Kendala Dalam Penerapan

Kurikulum 2013 di SMKN 4 Padang

Berdasarkan kendala yang ditemukan dalam

penerapan kurikulum 2013 di SMKN 4 Padang ,maka

pihak sekolah SMKN 4 Padang bekerjasama dengan Guru

pengampu Mata Pelajaran yang menerapkan Kurikulum

2013 untuk melakukan beberapa upaya dalam mengatasi

kendala yang dikemukakan sebelumnya , diantaranya :

a. Dari segi Pemanfaatan Media

33

Dalam menciptakan suasana belajar yang lebih

efektif , maka pihak sekolah SMKN 4 Padang melakukan

beberapa upaya dalam pemanfaatan dan pengembangan

media pemelajaran , diantaranya :

1) Penambahan media infokus untuk melengkapi

kebutuhan tenaga pendidik dalam penyampaian

materi pembelajaran

2) Pihak sekolah mengusahakan penggunaan media

pendukung lainya, seperti Simulasi Digital untuk

dapat dimanfaatkan dalam pembbelajaran.

3) Pihak sekolah menyediakan jaringan internet

untuk meberikan akses yang lebih mudah kepada

guru untuk meng update informasi yang terkait

materi pembelajaran.

4) Pihak sekolah akan megusahakan untuk

menyediakan hotspot bagi peserta didik untuk

mendukung peserta didik dalam mengeksplorasi

pengetahuan yang mereka miliki.

5) Pihak sekolah akan mengurus penambahan sarana

komputer pada labor multimedia.

34

6) Pihak sekolah bersama guru bidang study secara

aktif mengumpulkan referensi terhadap sumber

belajar.

b. Dari segi pengelolaan SDM

Dalam memeberikan pengelolaan SDM yang baik

untuk penerapan kurikulum 2013, pihak sekolah

berupaya untuk meminimalisir terjadinya hambatan dan

kendalan, antaralain dengan cara sebagai berikut :

1) Pihak sekolah bekerjasama dalam perumusan

penyusunan perangkat belajar di Kurikulum 2013

yang dinilai berbeda dengan kurikulum KTSP 2004.

2) Pihak sekolah memberikan pelatihan kepada guru

– guru bidang study yang belum mahir atau belum

mengetahui tentang penggunaan media teknologi

komunikasi dan informasi, terutama dalam bagian

yang sangat dibutuhkan untuk pembelajaran

seperti pelatihan terhadap penggunaan Laptop

beserta aplikasinya dan Infokus set lainnya.

35

3) Pihak sekolah bersama guru bidang study

pengampu mata pelajaran yang menerapkan

kurikulum 2013 berusaha untuk mencari media dan

referensi yang dianggap mampu membangkitkan

semangat dan kreatifitas peserta didik.


Recommended