Date post: | 18-Jan-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | khangminh22 |
View: | 1 times |
Download: | 0 times |
ISSN 1410-1998 Prosidina Pmstmtasi llmiah DaurBahanBakarNuklir VP2TBDU d | lllllll imi |||! iim iim IIIM MHI mn ,,,„ ,,„ „ „ 2000
ID0200103
PENDUGAAN SEBARAN MINERAL KONDUKTIF SEBAGAI ASOSIASIMINERAL URANIUM Dl SEKTOR DENDANG ARAI DENGAN METODE
POLARISASI TERIMBAS
M. Nurdin, Novan Nikijuluw, Subardjo, Slamet SudartoPusat Pengembangan Bahan Galian Nuklir- BATAN
ABSTRAK
PENDUGAAN SEBARAN MINERAL KONDUKTIF SEBAGAI ASOSIASI MINERALURANIUM Dl SEKTOR DENDANG ARAI DENGAN METODE POLARISASI TERIMBAS.Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, dijumpai zone favourabel dengan dimensi lebar 20 - 80meter, panjang 80 - 240 meter berarah Barat -Timur sampai dengan Baratlaut-Tenggara. Zona inimerupakan zone konduktor yang berasosiasi dengan sulfida. Penerapan metode polarisasiterimbas dengan susunan dipole-dipole dimaksudkan untuk mendapatkan penyebaran sulfidasecara vertikal dan lateral. Pengukuran dilakukan tegak lurus arah pemanjangan lateral zonekonduktor, dengan jarak antar titik pengukuran 20 meter. Besaran terukur adalah chargeabilitydan tahanan jenis semu. Hasil pengukuran dijumpai zona sulfida yang kedudukannya sub-vertikal. Zona sulfida terdapat pada perpotongan struktur sesar yang berarah Timur-Barat sampaiTimurTenggara-BaratBaratlaut dengan sesar Utara-Selatan . Anomali-anomali ini kemudiandibuat model tomografi 3 (tiga) dimensi.
ABSTRACT
DISTRIBUTION OF CONDUCTIVE MINERALS AS ASSOCIATED WITH URANIUMMINERALS AT DENDANG ARAISECTOR BYINDUCED POLARIZATION METHOD. Based onprevious investigation results, a favourable zone of 20 - 80 meters in wide, 80 - 240 meters inlength and in the direction ofEast-West to NorthWest-SouthEast was found. The favourable zoneis conductor, associated with sulfide. Induced polarization method has been applied to find verticaland horizontal sulfide distribution. The measurement was conducted in perpendicular to lateraldirection of the conductive zone in an interval of 20 meters. Properties measured are apparentresistivity and chargeability. Measurement results indicated the presence ofsulfide zone with theposition and dip are sub-vertical. Sulfide zones were found on the fault cross-point with thedirections being East-West to EastSouthEast-WestNorthWest by fault is North-South. Thisanomalies were then represented in 3 (three) dimension tomographic model.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penelitian CEA-BATAN (1977)111 dantim BATAN 1995/1996 (Lilik S. dkkf1 berhasilmenemukan beberapa anomali radiometritanah (300-800 c/s), gas radon danmineralisasi uranium di TR-94 (kupasannomor 94) terdistribusi pada batuan kuarsitdan terakumulasi dalam perangkap strukturberarah Baratlaut - Tenggara. MineralUranium primer berupa uraninit, denganasosiasi mineral pirhotit, kalkopirit, rutil,ilmenit, magnetit, diinterpretasikanmerupakan pengendapan proses hidrotermalpada zone favourabel berarah Baratlaut -Tenggara, berbentuk tabular dengan lebar 20- 80 m dan panjang 80 - 240 m, kemiringansubvertikal.
Penelitian geofisika menggunakanmetoda Polarisasi Terimbas yang dilakukanpada tahun 1997 di sektor Dendang AraiBagian Selatan (Gambar 2, yang bergarispenuh) menunjukkan bahwa, zona anomali
masih menerus di bagian Utara (Gambar 2,yang bergaris putus-putus) sektor yangdiselidiki ini.
Metoda Polarisasi Terimbas dapatmendeteksi mineral-mineral sulfida yangtersebar merata ataupun yang terperangkapdalam struktur bukaan sebagai urat-urat(vein). Metoda ini adalah salah satu metodayang dapat menentukan cebakan uranium(uanium deposite) yang berasosiasi dengansulfida.
Oleh karena itu, maka perlu diadakanprospeksi Geofisika tambahan denganmetoda Polarisasi Terimbas di bagian Utaradaerah penelitian tahun 1997, gunamengetahui ekstensi vertikal dari temuanpenelitian geologi (Liliek, dkk., 1995)[21 ,sebelum dilakukan tindak lanjut pemboran,kupasan atau paritan.
Tujuan
Memperoleh pengetahuan ekstensizona mineralisasi pembawa U di daerah yang
29
Prosiding Presentasi llmiah DaurBahan BakarNuklir VP2TBDUdan P2BGN-BATAN Jakarta, 22 Pebruari2000
ISSN 1410-1998
belum tersingkap dalam posisi vertikalmaupun horisontal.
Lokasi Penelitian
Daerah penelitian ini berada disebelah Utara sektor Tanah Merah, sebelahTimur sektor Jumbang I, seperti terlihat padagambar 1.
Peralatan
Peralatan yang digunakan dalampenelitian ini adalah:
Receiver IPR-8 Scintrex 1 buahTransmitter IPC-9/200W, Scintrex 1 buahKabel baja serabut, @ 450 m, Scintrex,10 gulungElektroda besi 10 buahPorouspot 5 buahDC Regulator 1 buahGenerator EP-2500 HONDA1 buahGenerator EM-650 1 buahBateriN-70AH 2 buah
10. SPP2NF 1 buah11. Kompas geologi 1 buah12. Rol meter 50 m 1 buah13. Handy Talky ICOM 2N 10 buah14. Radio SSB ATLAS 1 unit15. Kuprisulfat 10 kg16. Kalkulator 1 buah
4.5.6.7.8.9.
METODE KERJA
Metode kerja yang dilakukanmenurut rencana awal dengan jarakelektroda a = 50 m, diubah menjadi a = 20msetelah terjadinya kerusakan pada generatorHonda EP2500 di bagian gulungan dinamodan AVR sebagai sumber arus AC.Kerusakan tersebut mengakibatkankemampuan penetrasi kedalaman pada jarakelektroda a = 50m tidak mungkin tercapai.Untuk mengantisipasi persoalan ini makadigunakan sumber tenaga dari bateri denganjarak elektroda diubah menjadi a = 20mdengan kemampuan penetrasi kedalamanpengukuran lebih dangkal. Sehingga targetyang direncanakan semula pada kedalamanpenetrasi 125 meter tidak tercapai dankedalaman penetrasi menjadi 50 meter.
Pelaksanaan pengukuran dilapangan dilakukan dengan cara membuatlintasan Q, T dan W yang berarah N30Edengan titik pengukuran berjarak 20m.Panjang lintasan masing-masing Q = 520 m,T = 400 m dan W = 300 m. Kemudian dibuatpula lintasan 22 dan 30A berarah N120Eberjarak spasi 20 m dengan panjang lintasanmasing-masing 420 m dan 380 m, sepertidiperlihatkan pada gambar 2.
r
Gambar 1. Peta lokasi penelitian sektor Dendang Arai.
30
ISSN 1410-1998 Pmsiding Presentasi llmiah DaurBahan Bakar Nuklir VP2TBDU dan P2BGN -BATAN Jakarta, 22 Pebruari 2000
I95M) /MS» «Ti W.JE, SOA,
Gambar 2, LINTASAN PENGUKURAN POLARISASI TERIMBAS
Diperkirakan lintasan ini sejajardengan zona mineralisasi hasil penelitianterdahulu. Dengan pengukuran lintasansejajar dan tegak-lurus zona mineralisasidiharapkan penyebaran mineralisasi secaralateral dan vertikal di bawah permukaandapat diketahui. Susunan elektroda yangdigunakan dalam pengukuran adalah dipol-dipol [3,4,6,10]
Besaran yang didapat dari hasilpembacaan pada alat berupa : chargeabilitysemu (Ma), kuat arus (I), beda potensial (VP)dan potensial diri (SP); sedangkan besaranyang dihitung adalah chargeabilitysebenarnya (M) dan tahanan jenis semu (pa).Rumus yang dipakai untuk menghitungbesaran tersebut adalah :
Chargeability sebenarnyaM = Ma . k
M = chargeability sebenarnya (mv/V)Ma = chargeability semu (mv/V)K = faktor koreksi = 1,09 (5)
Tahanan jenis semu
pa = x a . n (n + 1) (n + 2) V/l
pa = tahanan jenis semu (fim),V = beda potensial (mV),
I = kuat arus (mA),n =3,14,n =1,2,3,4,5,a = jarak elektroda
HASIL DAN BAHASAN
Pengukuran Polarisasi Terimbas
Data hasil pengukuran yang berupatahanan jenis dan chargeability yang sadahdikoreksi, dituangkan kedalam petapseudosection.
Peta pseudosection tahanan jenis danchargeability
Peta pseudosection lintasan 30 A,kisaran anomali tahanan jenis dari 1000 -4000 fim (konduktor) dan 4000 - 10.000 Qm(isolator). Kisaran ini diambil dari beberapapenelitian terdahulu di daerah Kalan (TaufikBey, dkk., 1984, Harry Jusron, dkk., 1991.,Soebardjo, dkk., 1992., M. Nurdin danSartapa, 1996, bahwa kisaran tahanan jenispada zone favourabel berharga 1000 - 4000Qm)[3]. m. (9i, [ioi, [iii. [121 Kedapatan anomali
pada titik IJ pada kedalaman n4 - n5 , titik JKpada kedalaman n-i - n5 , titik V - Y padakedalaman n4 - n5. Hal ini ditandai dengan
31
Prosiding Presentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir VP2TBDU dan P2BGN-BATAN Jakarta, 22 Pebruari 2000
ISSN 1410-1998
anomali chargeability 50 mVA/. Anomaliyang dijumpai pada lintasan ini terdapatsetempat-setempat. Misal anomali titik RSpada kedalaman n-i - n2, titik X - AA padakedalaman n4 - n5. Keselarasan anomalitahanan jenis dan chargeability hanyaterdapat pada titik V - AA pada kedalaman n4
- n5, seperti terlihat pada gambar 3.
Lintasan 22, anomali tahanan jenis(1000 - 2000 Qm) terdapat di titik T - G padakedalaman n̂ - n5 .Anomali chargeability(> 50 mVTV) dijumpai pada titik yang sama.Sehingga ada keselarasan diantarakeduanya, seperti terlihat gambar 4.
Lintasan Q, anomali tahanan jenis(1000 - 2000 Qm) terdapat di titik 27 - 17Dpada kedalaman n̂ - n5 , titik 13D - 11B padakedalaman n3 - n5 , titik 10C - 9D padakedalaman n2 - n3. Anomali chargeability(> 50 mVA/) terdapat di titik yang samadengan tahanan jenis. Anomali chargeabilityselaras dengan tahanan jenis diperlihatkanpada gambar 5.
Lintasan T, anomali tahanan (1000 -2000 Qm ) jenis terdapat di titik 25 - 23 padakedalaman n4 - n5 , titik 21 pada kedalamann5 , titik 2 0 - 1 5 pada kedalaman n̂ - n3.Anomali chargeability ( 40 mVA/) terdapat dititik 29 - 27 pada n4 - n 5 , titik 23 - 22 pada n4
- n5 , titik 2 0 - 1 6 pada ni - n2. Anomali yangselaras terletak di titik 22 dan 2 0 - 1 6diperlihatkan pada gambar 6.
Lintasan W, anomali tahanan jenis (1000 - 2000 fim) terdapat di titik 28 - 27 padakedalaman n5. Tidak terdapat anomalichargeability ( 30 mVA/) diperlihatkan padagambar 7.
Geologi Daerah Penelitian
Sebelum dibahas kaitan antarageologi daerah penelitian dengan hasilpolarisasi terimbas, maka terlebih dahuludibahas sedikit mengenai geomorfologi,litologi dan struktur, diperlihatkan padagambar 8.
• Geomorfologi.Geomorfologi daerah Dendang Araisecara struktural termasuk dalamklasifikasi satuan geomorfik pegununganblok. Satuan ini dapat dibedakanmenjadi sub satuan punggungan patahandan sub satuan geomorfik lembahpatahan [2].
Satuan geomorfik punggung-an patahan,secara geografis menempati 40 %, dibagian tengah daerah penelitian. Satuantersebut membentuk suatu jalurpunggungan berarah Utara - Selatanpada ketinggian 550 - 670 m dankemiringan rata-rata 45°. Batuanpenyusun didominasi oleh kuarsit yangtelah terlipat dan terpengaruh olehstruktur-struktur patahan berarah umumUtara - Selatan [2\
Satuan geomorfik lembah patahan,secara geografis menempati 60 %daerah penelitian yang terletak di bagianBarat laut - Tenggara. Morfologi initerletak pada elevasi ketinggian 410 -550 m dengan kemiringan lereng rata-rata 30°. Batuan penyusun didominasioleh batuan kuarsit yang telahmengalami pelipatan dan secara intensifterpengaruh oleh keberadaan sesar-sesar berarah Utara - Selatan , Tenggara- Barat daya dan Barat Barat laut -Timur Tenggara'21.
• LitologiDaerah penelitian sebagian besartersusun oleh batuan metamorf berupakuarsit biotit dan kuarsit leopard. Batuantersebut telah terfrakturasi dan terlipatkanserta di beberapa lokasi mengalamialterasi akibat thermal metamorfosa olehterobosan batuan granit'21. (Gambar 9).
• Struktur geologiBerdasarkan hasil pengamatan dan hasilanalisis terhadap elemen struktursekunder maupun primer dapatdijelaskan bahwa batuan-batuan yangmenyusun di daerah ini telahterpengaruh oleh lebih dari satu kaliproses tektonik. Struktur geologi tersebutberupa : lipatan, sesar mendatarTimurlaut - Baratdaya, sesar mendatarBaratlaut - Tenggara, sesar naik BaratBaratlaut - Timur Tenggara, sesarmendatar Utara - Selatan dan sesarnormal.
Berkaitan dengan pencarian sumberdayamineral, yang menarik secara strukturaladalah kehadiran (pembentukan) sesar-sesar gerak mendatar dari sistem frakturberarah UtaraTimurlautSelatanBaratdaya dan TimurTenggara -BaratBaratlaut yang pembentukannyalebih awal.
32
ISSN 1410-1998 Prosiding PfBsentasi tlmiah DaurBahan Bakar Nuklir VP2TBDU dan P2BGN -BATAN Jakarta, 22 Pebmari 2000
Fraktur-fraktur yang berarah BaratBaratlaut - Timur Tenggara yangberperan sebagai perangkap struktural.Sedangkan kehadiran sistem frakturasiberarah relatif Utara - Selatan jugaberfungsi untuk terjadinya "pull apart"pada tempat-tempat tertentu, yaitu dilokasi kehadiran fraktur Barat Baratlaut -Timur Tenggara yang dipotong olehfraktur berarah Utara - Selatan [2]
(Gambar 9).
Kaitan geologi dengan anomali polarisasiterimbas
Secara geomorfologi sepertiditerangkan di halaman 5, maka penerapanmetode polarisasi terimbas di sektor ini tidakmasalah. Karena dalam polarisasi terimbasini parameter yang terukur adalahchargeability (kemampuan dimuati) dantahanan jenis. Chargeability tidakterpengaruh oleh topografi. Sedangkantahanan jenis berpengaruh terhadaptopografi. Akan tetapi dengan menggunakankonfigurasi dipole-dipole, maka pengaruhtopografi dapat diabaikan. Ini telah dibuktikandibeberapa tempat seperti di Wabyutung(Myanmar)[12J, Amir Engkala (Kal-Barf1,Bubu (Kal-Bar), Jeronang Hulu dan Rabau(Kal-Bar).
Hasil pengukuran polarisasi terimbasdidapat anomali chargeability dari 50 - >70mV/V. Anomali ini diinterpretasikan sebagaisulfida. Kemudian hasil penelitian tahun1998 digabungkan dengan hasil penelitiantahun 1997, menunjukkan penyebaran sulfidatidak menerus ke Utara (Gambar 9). Jikadikaitkan dengan geologi daerah penelitian,secara struktural anpmali-anomali sulfidamenempati zona-zona frakturasi berarahTimur - Barat sampai Timur Tenggara -Barat Baratdaya yang terbuka olehkehadiran frakturasi Utara - Selatan (UtaraTimurlaut - Selatan Baratdaya). Kemudian dibagian Utara daerah penelitian fraktur/sesarberarah Utara Timurlaut - Selatan Baratdayatidak dijumpai secara intensif, sehingga tidakmemberikan kesempatan pada frakturberarah Timur - Barat sampai Barat Baratlaut- Timur Tenggara untuk terbuka. Hal ini dapatmemberikan informasi tidak ditemukannyaanomali sulfida di bagian utara. Dengandemikian kedapatan anomali sulfida dikontrololeh struktur.
Hasil tahanan jenis mempunyaikisaran dari < 1000 Qm - 10.000 Qm. Dariharga tahanan jenis dapat diinterpretasikan
adanya struktur sesar (Gambar 9). Sesar-sesar ini dijumpai sampai kedalaman n5 yaitu55 m. Disamping sesar, dapat puladiinterpretasikan intrusi granit ( gambar 9).Interpretasi intrusi granit ini berdasarkanharga tahanan jenis yang > 10.000 Qml3!.Penyebaran granit secara lateral setempat-setempat. Jika dikaitkan dengan hasilpenelitian geologi terdahulu12' , maka dapatdiinterpretasikan sebagai akibat dari sesaryang berarah U - S sampai Utara Timurlaut-Selatan Baratdaya. (Gambar 9).
Untuk mengetahui zona sulfidadalam tiga dimensi, maka dibuat model zonasulfida dengan bayangan (tomografi) 3-dimensi (Gambar 10). Dari pemodelantersebut zona sulfida, terutama untuk sulfidadi TR-29 menerus sampai dikedalaman 55 mdengan kemiringan sub vertikal.
SIMPULAN
Dari hasil bahasan di atas dapatditarik simpulan :
1. Anomali sulfida tidak menerus ke bagianUtara daerah penelitian (Sektor DendangArai).
2. Kedapatan anomali sulfida dikontrol olehperpotongan struktur sesar Timur - Baratsampai Timur Tenggara - Barat Baratlautdengan sesar Utara - Selatan .
3. Anomali sulfida di sekitar TR-29(kupasan nomor 29) terdeteksi sampaidikedalaman penetrasi 55 m.
SARAN
Mengingat daerah temuan anomaliIP mempunyai soil yang tebal, maka sulitdilakukan pembuatan kupasan. Untukmengetahui ekstensi mineralisasi sulfidayang berasosiasi dengan uranium secaravertikal, disarankan dilakukan pemborandalam (± 100 m) dengan LY-65 pada lintasanL titik 22 dan atau Lintasan I titik 22/23.
PUSTAKA
[ I ] . CEA-BATAN, " Prospect to DeveloptUranium Deposits in Kalimantan, Vol.II, page8, (1977).
[2]. SUBIANTORO, L, DKK;"Inventarisasi Sektor Potensial U diSektor Dendang Arai, KalimantanBarat, Tahapan ProspeksiSistematik, halaman 7- 10.PPBGN-BATAN,(1995).
33
Prosiding Presentasi llmiah DaurBahan BakarNuklir VP2TBDU dan P2BGN-BATAN Jakarta, 22 Pebruari 2000
ISSN 1410-1998
[3]. TELFORD, WM., ET ALL. /'Applied [10].Geophysics", Cambridge, page 713-717,(1985).
[4]. SUMMERS, JC.,"Principles ofInduced Polarization", Elsevier, page125-127,(1975).
[5]. Manual Book of IPC-9/200W & IPR-8, Scintrex, Canada, page 1-8,(1989).
[6]. NURDIN, M., DKK.,"PendugaanMineralisasi Pembawa U Sektor AmirEngkala, Kalimantan Barat, DenganMetoda Polarisasi Terimbas", [12].halaman 5-8,(1992).
[7]. DELYUZAR, DKK.,"PenerapanTahanan Jenis (dipole-dipole)Terhadap Pospat Di Daerah JawaTimur", Kumpulan Makalah HAGI, [13].PIT VIII, halaman 86, Oktober(1983).
[8]. LILIEK HENDRADJAJA DAN ADAMARIEF,"Geolistrik Tahanan Jenis",ITB, halaman 30, (1988).
[9]. TAUFIK, BEY, DAN KAWAN-KAWAN, "Penyelidikan TahananJenis Lateral Eko Remaja-Lemajung", halaman 15, (1983).
NURDIN, M., DAN KAWAN-KAWAN,"Pendugaan SebaranMineral Konduktif SebagaiAsosiasi Terhadap MineralUranium Di Sektor Dendang AraiDengan Metoda PolarisasiTerimbas", halaman 6-7, (1997).RICHARD.VAN BLARICOM,"Practical Geophysics For TheExploration Geologist", NorthwestMining Association, Chap. 2, page 48-51,(1983).EDWARDS, LS.,"lntroduction ToMining Geophysics", Vol. I, LecturesNotes, Rangoon Arts and ScienciesUniversity, in Cooperation withUNDP, page417, (1975).FRIEDEL, MJ., ET ALL, "3-DTomographic Imaging Of AnomalousCondition In a Deep Silver Mine",Journal of Applied Geophysics 34,Elsevier, page 1-21, (1995).
550.
600 i
603 m
i
i
500 '
PEN&MFANG TAHANAN JENIS SEMU t/o)>jOOO «MJ XO3 ttOO <«CT-m
TIWUS
PENAMPANG CHARG£A8lLITAS (M!<J0 «? >»!T:*/V
«.*-•
Gambar 3. Penampang Tahanan Jenis Semu dan Chargeabilitas 30A
34
ISSN 1410-1998 Prosiding Presentasi tlmiah DaurBahan BakarNuklir VP2TBDU dan P2BGN-BATAN Jakarta, 22 Pebruari2000
« s
525 -i
Gambar 4. Penampang tahanan jenis semu dan Chargeabilitas Lintasan 22
POSiAMPRNS CHAH064BILITA5 <M i
--' -sC-.
•SCLiTJtN
t
Gambar 5. Penampang tahanan jenis semu dan Chargeabilitas Lintasan Q
35
Prosiding Presentasi llmiah DaurBahan BakarNuMir VP2TBDU dan P2BGN-BATAN Jakarta, 22 Pebrvari 2000
ISSN 1410-1998
MtAftft
«K>»1 V. J A PENAMRftNO TftHANAM JENIS 5EMU
PENAMTONG OHAHGEABiLITAS I M l
4 *O «0
Gambar 6. Penampang tahanan jenis semu dan Chargeabilitas Lintasan T
EKAMPAMG TAHANflN JEMIS5CMU O'ol
P E N A M P A N G C H A R O C A O I L I T A S ( M t
,650 m
500f
\ l V
Gambar 7. Penampang tahanan jenis semu dan Chargeabilitas Lintasan W
36
ISSN 1410-1998 Prosiding Presentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir VP2TBDU dan P2BGN -BATAN Jakarta, 22 Pebruari 2000
Gambar 8. Peta Geologi Sektor Dendang Arai
37
Prosiding Presentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir VP2TBDU dan P2BGN-BATAN Jakarta, 22 Pebruari 2000
ISSN 1410-1998
Gambar 9. Peta Struktur hasil interpretasi geofisika
38
ISSN 1410-1998 Prosiding Pr<esentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir VP2TBDU dan P2BGN -BATAN Jakarta, 22 Pebrvari 2000
UlMt Ufi I • TOC
-«•—' J**«t I
Gambar 10. (A) Penyebaran Sulfida secara mendatar(B) Model penyebaran sulfida dalam tiga dimensi hasil iterpretasi Geofisika
TANYA JAWAB
Amir .Djuhara
• Berapa besar kemampuan alat deteksisulfida tersebut sehingga Pak Nurdindapat memprediksikan bahwamineralisasi U sampai 60 m lebih,padahal belum tentu sampai sedalamdan setebal mineralnya.
• Apa yang mendasari pembicara dapatmenentukan titik untuk jalur ukur danberapa jarak tiap antara jalur.
M. Nurdin
• Kemampuan penetrasi alat inibergantung pada spasi elektroda (yaitu
elektroda arus dan potensial). Semakinbesar spasi elektroda semakin dalampenetrasinya. Dalam penelitiandigunakan spasi 20 m, berarti kedalampenetrasi (secara matematik dapatdihitung: Delyuzar, PIT, HAGI) ± 60 m.Jadi predeksi kedalaman penetran dapatdihitung secara matematik.Yang mendasari penentuan tutukpengukuran adalah dari hasil penelitiangeologi permukaan. Jarak antar titikpengukuran 20 m dan jarak antariintasan 100m.
Handoko
Bagaimana jalur mineralisasi setelahdilakukan pengukuran dengan Polarisasiterimbas apakah dapat dibuat jalurnya.
39
Prosiding Presentasi llmiah DaurBahan BakarNuklir VP27BDUdan P2BGN-BATAN Jakarta, 22 Pebruari2000
ISSN 1410-1998
M. Nurdin
• Hasil pmgukuran IP dapat peta zonamineralisasi. Dengan kata lain metoda IPdapat mendeteksi/melokalisir zonamineralisasi.
Veronika Tuka
• Apakah metode Polarisasi Terimbasdapat digunakan untuk mendeteksimineral radionuklida dari suatu tempatpenyinpanan limbah radioaktif
• Andaikan dapat, parameter-parameter/besaran-besaran apa sajayang terukur.
M. Nurdin
• Tidak dapat, karena metode ini hanyadibuat untuk mendeteksi sulfida.
• Parameter yang terukur adalah tahananjenis dan chargeability.
Yanu Wusana
• Dijumpai zona favorabel dimensi lebar 20- 80 m dengan pendugaan sebaranmineral konduktif. Bagaimana hasilnyaapakah overlaping.
M. Nurdin
• Hasil pengukuran IP selaras {overlaping)dengan hasil pengamatan geologi.
40