+ All Categories
Home > Documents > JURNAL TUGAS AKHIR

JURNAL TUGAS AKHIR

Date post: 24-Jan-2023
Category:
Upload: st3telkom
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
12
1 ANALISIS PENGARUH JARAK DAN PARAMETER ELEKTRIS TERHADAP DATA RATE DALAM MENDUKUNG LAYANANBROADBAND STUDI KASUS PT TELKOM PURWOKERTO Anggun Fitrian Isnawati 1 Nunung Sadtomo P. 2 Lisa Teresia 3 1,2,3 Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Purwokerto Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto, Telp: (0281) 641629 1 [email protected] , 2 [email protected] , 3 [email protected] ABSTRAK Untuk melayani permintaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan teknologi broadband, PT Telkom selalu meningkatkan kualitas layanan salah satu caranya adalah dengan melakukan pengukuran jarak dan parameter elektris pada jaringan lokal akses tembaga untuk melihat bahwa jaringan pelanggan tersebut dapat memenuhi persyaratan untuk layanan pasang broadband serta data rate yang mampu disediakan sesuai dengan kondisi jaringan. Agar dapat mengetahui parameter yang mempengaruhi nilai data rate maka dibuat perhitungan dan analisis korelasi serta analisis regresi untuk mengetahui arah, kuat, dan seberapa jauh parameter seperti jarak, redaman, unbalance resistance dan longitudinal balance dapat mempengaruhi data rate. Berdasarkan persamaan regresi dari sampel data jaringan telepon Area Purwokerto, diperoleh hasil bahwa semakin jauh jarak dari STO ke pelanggan maka data rate akan semakin kecil dengan tingkat kekuatan korelasi yang kuat sebesar -0,826 ; semakin besar nilai redaman maka nilai data rate akan semakin kecil dengan tingkat kekuatan korelasi yang kuat sebesar -0,838; semakin besar nilai unbalance resistance tidak akan mempengaruhi data rate namun akan berpengaruh pada kesiapan layanan pasang broadband jika hasil ukur saluran telepon melebihi standarisasi sebesar 4%, sedangkan longitudinal balance tidak akan mempengaruhi data rate namun akan berpengaruh pada kesiapan layanan pasang broadband jika hasil ukur saluran tidak memenuhi standarisasi >60 dB. Kata kunci: broadband, jarak, parameter elektris, data rate. ABSTRACT To serve the demand of broadband technology, PT TELKOM always try to improve the quality of services, one of that is measurement of distance and electrical parameters on Network Access to find out that if network’s can requirement is ready to broadband and number of data rate that can served based of network condition. In order to find out the parameters that affect to data rates, the analysis of regression and correlation calculation for knowing direction, strength, and how much relation between distance, attenuation, unbalance resistance, and longitudinal balance can affect to data rate. Based on equation of regression from 50 data samples of Network Access in Purwokerto area, the result obtained that: if distance from STO to user are increase, so number of data rate will be decline with number of correlation is -0,826 and its number is strength; if number of attenuation are increase, so number of data rate will be decline with correlation -0,838 and its number is strength; if number of unbalance resintance are increase, its not affect to the number of data rate but can affect on the condition of ready-to-broadband if measurement result of network access are more than 4%; and longitudinal balance is not affect to data rate but affect to the condition of ready-to-broadband if measurement result of network access is not suitable with standardization >60 dB. Keyword : broadband, distance, electrical parameters, data rate. 1.1 PENDAHULUAN Saat ini teknologi berkembang dengan pesat, salah satunya adalah bidang telekomunikasi. Banyak orang menggunakan teknologi komunikasi yang dapat memenuhi semua kebutuhan hidup baik dalam pekerjaan maupun kebutuhan sehari-hari. Telekomunikasi dapat terjadi apabila terdapat media transmisi perantara untuk menghantarkan suara maupun data. Pada saat ini PT. (Persero) Telekomunikasi Indonesia, Tbk bertanggung jawab dalam penyediaan sarana dan prasarana media telekomunikasi seperti jaringan telepon rumah dan jaringan internet yang keduanya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Banyaknya Internet Service Provider (ISP) yang menawarkan akses internet kecepatan tinggi (broadband) merupakan tantangan dan peluang bagi PT Telkom untuk memasuki bisnis layanan internet. Salah satu faktor penting yang menjadi perhatian untuk memperoleh kualitas pengiriman
Transcript

1

ANALISIS PENGARUH JARAK DAN PARAMETER ELEKTRIS TERHADAP

DATA RATE DALAM MENDUKUNG LAYANANBROADBAND

STUDI KASUS PT TELKOM PURWOKERTO

Anggun Fitrian Isnawati1 Nunung Sadtomo P.

2 Lisa Teresia

3

1,2,3 Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Purwokerto

Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto, Telp: (0281) 641629 1 [email protected],

2 [email protected],

3 [email protected]

ABSTRAK

Untuk melayani permintaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan teknologi broadband, PT Telkom selalu

meningkatkan kualitas layanan salah satu caranya adalah dengan melakukan pengukuran jarak dan parameter

elektris pada jaringan lokal akses tembaga untuk melihat bahwa jaringan pelanggan tersebut dapat memenuhi

persyaratan untuk layanan pasang broadband serta data rate yang mampu disediakan sesuai dengan kondisi

jaringan. Agar dapat mengetahui parameter yang mempengaruhi nilai data rate maka dibuat perhitungan dan

analisis korelasi serta analisis regresi untuk mengetahui arah, kuat, dan seberapa jauh parameter seperti jarak,

redaman, unbalance resistance dan longitudinal balance dapat mempengaruhi data rate. Berdasarkan

persamaan regresi dari sampel data jaringan telepon Area Purwokerto, diperoleh hasil bahwa semakin jauh

jarak dari STO ke pelanggan maka data rate akan semakin kecil dengan tingkat kekuatan korelasi yang kuat

sebesar -0,826 ; semakin besar nilai redaman maka nilai data rate akan semakin kecil dengan tingkat

kekuatan korelasi yang kuat sebesar -0,838; semakin besar nilai unbalance resistance tidak akan

mempengaruhi data rate namun akan berpengaruh pada kesiapan layanan pasang broadband jika hasil ukur

saluran telepon melebihi standarisasi sebesar 4%, sedangkan longitudinal balance tidak akan mempengaruhi

data rate namun akan berpengaruh pada kesiapan layanan pasang broadband jika hasil ukur saluran tidak

memenuhi standarisasi >60 dB.

Kata kunci: broadband, jarak, parameter elektris, data rate.

ABSTRACT

To serve the demand of broadband technology, PT TELKOM always try to improve the quality of services,

one of that is measurement of distance and electrical parameters on Network Access to find out that if

network’s can requirement is ready to broadband and number of data rate that can served based of network

condition. In order to find out the parameters that affect to data rates, the analysis of regression and

correlation calculation for knowing direction, strength, and how much relation between distance,

attenuation, unbalance resistance, and longitudinal balance can affect to data rate. Based on equation of

regression from 50 data samples of Network Access in Purwokerto area, the result obtained that: if distance

from STO to user are increase, so number of data rate will be decline with number of correlation is -0,826

and its number is strength; if number of attenuation are increase, so number of data rate will be decline with

correlation -0,838 and its number is strength; if number of unbalance resintance are increase, its not affect

to the number of data rate but can affect on the condition of ready-to-broadband if measurement result of

network access are more than 4%; and longitudinal balance is not affect to data rate but affect to the

condition of ready-to-broadband if measurement result of network access is not suitable with standardization

>60 dB.

Keyword : broadband, distance, electrical parameters, data rate.

1.1 PENDAHULUAN

Saat ini teknologi berkembang dengan pesat,

salah satunya adalah bidang telekomunikasi.

Banyak orang menggunakan teknologi komunikasi

yang dapat memenuhi semua kebutuhan hidup baik

dalam pekerjaan maupun kebutuhan sehari-hari.

Telekomunikasi dapat terjadi apabila terdapat

media transmisi perantara untuk menghantarkan

suara maupun data.

Pada saat ini PT. (Persero) Telekomunikasi

Indonesia, Tbk bertanggung jawab dalam

penyediaan sarana dan prasarana media

telekomunikasi seperti jaringan telepon rumah dan

jaringan internet yang keduanya sangat dibutuhkan

oleh masyarakat. Banyaknya Internet Service

Provider (ISP) yang menawarkan akses internet

kecepatan tinggi (broadband) merupakan

tantangan dan peluang bagi PT Telkom untuk

memasuki bisnis layanan internet.

Salah satu faktor penting yang menjadi

perhatian untuk memperoleh kualitas pengiriman

2

dan penerimaan sinyal transmisi yang baik pada

jaringan telekomunikasi adalah dengan menjaga

nilai karakteristik elektris jaringan kabel sesuai

dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Nilai ini

akan mencerminkan baik atau buruknya kondisi

dari jaringan kabel tersebut [2]. Untuk melayani

permintaan masyarakat dalam memenuhi

kebutuhan teknologi broadband, PT Telkom selalu

meningkatkan kualitas layanan salah satu caranya

adalah dengan melakukan pengukuran parameter

elektris kabel tembaga untuk melihat kondisi pada

jaringan pelanggan tersebut dapat memenuhi

persyaratan untuk layanan broadband.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil

perumusan masalah yaitu bagaimana pengaruh

parameter jarak, redaman, unbalance resistance,

dan longitudinal balance terhadap data rate dalam

mendukung layanan broadband?

Adapun tujuan dan manfaat penulisan Tugas

Akhir ini adalah; menjelaskan pengaruh parameter

pada jaringan telepon seperti jarak, redaman,

unbalance resistance, dan longitudinal balance

yang terukur terhadap data rate untuk layanan

broadband sehingga dapat mencari solusi untuk

menangani masalah tersebut dan menjelaskan

seberapa besar korelasi parameter – parameter

jarak, redaman, unbalance resistance,dan

longitudinal balance terhadap data rate. Adapun

metode Penelitian Tugas Akhir ini adalah :

1. Metode penelitian

Studi Literatur

Mencari literatur - literatur yang sesuai dengan

materi yang akan dijadikan bahan penelitian

yang berasal dari buku (textbook) , buku

pedoman (handbook) dan internet.

a. Studi Observasi

Melakukan pengumpulan data dengan cara

observasi dan difokuskan terhadap data-data

pengukuraan kondisi jaringan kabel tembaga

berupa parameter jarak, redaman,

ketidakseimbangan tahanan penghantar,

longitudinal balance dan data rate.

b. Interview

Pengumpulan data dilakukan dengan

melakukan wawancara pembimbing lapangan

dan dosen pembimbing untuk pemahaman

materi.

2. Metode pengumpulan data

a. Data Primer

Data primer diambil berdasarkan data standar

kondisi jaringan berdasarkan jarak dan

parameter elektris. Data yang diambil sesuai

dengan parameter yang diamati.

b. Data Sekunder

Data sekunder yang akan digunakan untuk

analisa dalam Tugas Akhir ini adalah

parameter elektris dan data rate yang akan

didapatkan dari masing-masing saluran

telepon pelanggan.

c. Variabel penelitian

1). Jarak menunjukkan jauhnya jarak dari

sentral ke pelanggan. Perhitungan jarak

menggunakan satuan meter (m)

2). Redaman menunjukkan nilai daya yang

hilang pada suatu saluran telepon rumah.

Nilai redaman diukur dengan satuan dB.

3). Unbalance resistance menunjukkan nilai

persentase ketidakseimbangan tahanan

penghantar antara 1 urat kabel dengan

urat pasangannya (urat a dan b).

4). Longitudinal balance adalah

menunjukkan nilai keseimbangan sinyal

antara sepanjang satu urat kabel dengan

urat kabel pasangannya ( urat a dan b).

5). Data rate dihitung dari besarnya kapasitas

yang disediakan pada sebuah jaringan

kabel sehingga data bisa ditransmisikan

maksimal dan dinyatakan dalam satuan

kecepatan bit per second (bps).

3. Metode Analisis

a. Analisis deskriptif

Metode analisis deksripif adalah analisis yang

mengarah kepada pengamatan perilaku

parameter jarak, redaman, unbalance

resistance, dan longitudinal balance terhadap

data rate.

b. Analisis korelasi

Metode analisis korelasi adalah teknik statistik

yang digunakan untuk Metode analisis

korelasi adalah teknik statistik yang digunakan

untuk pengamatan antara dua variabel atau

lebih yang bersifat kuantitatif untuk mencari

arah dan kuatnya hubungan.

c. Analisis regresi

Metode analisis regresi digunakan untuk

memprediksikan seberapa jauh perubahan

nilai variabel dependen jika nilai variabel

independen jika nilainya diubah atau dinaik-

turunkan.

2.1 PARAMETER ELEKTRIS DAN

TEKNOLOGI ADSL UNTUK LAYANAN

BROADBAND

Salah satu faktor penting yang menjadi

perhatian untuk memperoleh kualitas pengiriman

dan penerimaan sinyal transmisi yang baik pada

jaringan telekomunikasi dalam mendukung

layanan broadband adalah dengan menjaga nilai

karakteristik elektris jaringan kabel sesuai dengan

persyaratan yang telah ditetapkan. Nilai ini akan

mencerminkan baik atau buruknya kondisi dari

jaringan kabel tersebut [2].

3

2.1.1 Tahanan Isolasi

Pengukuran nilai tahanan isolator kabel

(pembungkus konduktor kabel) terhadap

kebocoran listrik yang terjadi antara urat yang

diukur dengan urat lainnya maupun antara urat

yang diukur dengan pentanahan (grounding).

Transmisi sinyal informasi yang melalui

konduktor kabel secara umum tidak

terpengaruh terhadap nilai tahanan isolasi [2].

2.1.2 Redaman Saluran

Redaman pada kabel tembaga disebabkan

karena konduktivitas konduktor yang tidak

sempurna. Redaman ini merupakan kerugian

daya yang terjadi dalam saluran. Definisi

redaman ialah nilai logaritma dari daya

sumber dibagi dengan daya yang didapatkan

dari hasil pengukuran. Pengukuran ini

dilakukan untuk mengetahui kerugian daya

yang terjadi dalam saluran. Pengukuran

redaman saluran dilakukan untuk mengetahui

kemampuan konduktor kabel jika dilalui

sinyal informasi pada frekuensi sinyal dan

pengukuran ini ditujukan untuk mengukur

besarnya redaman (loss) sepanjang kabel.

2.1.3 Kontinuitas

Kontinuitas adalah pengukuran kelurusan

urat-urat kabel (urat a dan b) pada suatu pair

kabel untuk memastikan bahwa secara elektris

urat-urat kabel dari ujung satu ke ujung

lainnya tersambung dengan baik, tidak

terputus baik untuk kabel yang belum

diinstalasi, dalam tahapan instalasi maupun

sesudah instalasi.

2.1.4 Tahanan Jerat (Loop)

Pengukuran tahanan Jerat adalah untuk

mengetahui nilai resistansi/tahanan murni

konduktor atau urat kabel. Pada pengukuran

loop kabel tidak dilewati oleh sinyal

informasi.

2.1.5 Impedansi Saluran

Suatu jaringan kabel tembaga mempunyai

karakteristik impedansi saluran tertentu yang

biasa disebut dengan impedansi karakteristik.

Impedansi karakteristik tergantung pada

parameter-parameter induktif, kapasitif,

redaman dan juga frekuensi. Parameter

impedansi ini penting terutama setelah saluran

atau jaringan kabel berhubungan dengan

sistem perangkat. Hal ini karena pada

perangkat juga mempunyai nilai impedansi.

Impedansi saluran atau jaringan harus sesuai

dengan nilai impedansi perangkat untuk

menghindari terjadinya sinyal informasi

terpantul balik atau terbias (refleksi) yang

akan mengurangi kualitas sinyal informasi

yang dikirim atau diterima.

2.1.6 Tahanan Screen

Alumunium Foil adalah pita alumunium

yang dipasang secara tumpang tindih yang

meliliti kabel dan dipasang untuk pengamanan

kabel dari gangguan tegangan liar, oleh karena

itu almunium foil ini harus terhubung dengan

baik ke ground yang ada di MDF, RK, DP

yang selanjutnya dihubungkan ke titik ground

pada setiap titik terminal [4].

2.1.7 Redaman Cakap Silang (Crosstalk)

Crosstalk adalah transfer elektromagnetik

dari suatu saluran transmisi ke saluran

transmisi lainnya yang letaknya berdekatan.

Parameter ini untuk mengetahui sampai

seberapa jauh nilai ikut dengar suatu saluran

apabila saluran lain dalam jaringan kabel

sedang berkomunikasi. Seperti halnya pada

komunikasi telepon, kadang sering terdengar

komunikasi dari pembicaraan lain atau suara

dari pemancar radio, dan lainnya. Ada dua

jenis parameter cakap silang, yaitu NEXT

(Near End Cross Talk), cakap silang ujung

dekat dan FEXT (Far End Cross Talk), cakap

silang ujung jauh.

2.1.8 Unbalance Resistance

Unbalance Resistance adalah nilai

perbedaan tahanan penghantar antara urat a

dan urat b dalam satuan %. Nilai Unbalance

Resistance yang baik pada kabel tembaga

untuk layanan Speedy adalah kurang dari

sama dengan 4% [4].

2.1.9 Longitudinal Balance

Longitudinal Balance adalah nilai

keseimbangan sinyal sepanjang 1 pair urat

kabel (a dan urat b) yang diukur dalam satuan

dB.Nilai Longitudinal Balance yang baik pada

kabel tembaga untuk layanan ADSL adalah

lebih dari 60 dB [4].

2.1.10 Grounding

Semua perangkat aktif harus dihubungkan

dengan grounding atau dikenal juga dengan

istilah pentanahan, yang tujuannya adalah

untuk membuang arus/tegangan petir dan

arus/tegangan asing. Satuan/unit dari

grounding adalah Ohm (Ω). Parameter ini

4

sebagai standar parameter sistem

telekomunikasi dan juga berlaku untuk

jaringan. Parameter ini untuk mengetahui nilai

tahanan tanah dari jaringan dan

kelengkapannya (misalnya RK, KTB, DP dan

lain-lain) yang tujuannya adalah untuk

membuang arus/tegangan petir dan

arus/tegangan asing [3]. Standarisasi nilai

pentanahan yang baik adalah lebih kecil dari 3

Ω.

2.1.11 Data Rate

Data rate adalah besarnya kapasitas yang

disediakan pada segmen jaringan kabel

sehingga data bisa ditransmisikan maksimal

dan dinyatakan dalam satuan kecepatan bit per

second (bps). Kecepatan transfer data dibagi

menjadi 2 yaitu downstream dan upstream.

Downstream adalah kecepatan aliran data

ketika pelanggan melakukan download

sedangkan upstream adalah kecepatan aliran

data ketika pelanggan melakukan upload.

2.2 Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)

Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)

adalah teknologi telekomunikasi yang mampu

merubah saluran telepon biasa menjadi saluran

digital berkecepatan tinggi (high speed) untuk

akses internet yang cepat (fast internet access).

Pada prinsipnya sama dengan teknologi xDSL

lainnya, yaitu merupakan sepasang modem yang

diletakkan pada dua sisi yaitu pada sisi sentral

yang berfungsi untuk menerima dan mengirimkan

sumber layanan, sedangkan pada sisi pengguna

berfungsi untuk menampilkan layanan yang

diterima dari sentral. ADSL digunakan untuk

layanan multimedia dan aplikasi ADSL untuk

layanan multimedia dapat dilihat pada gambar 1 di

bawah ini [6]:

Gambar 1 Aplikasi ADSL layanan multimedia [6]

Pada gambar 8.1 di atas ada bagian ADSL

Transceiver Unit – Central Unit (ATU-C) dan

ADSL Transceiver Unit – Remote yang terletak

pada sisi DSLAM. ATU-C berfungsi untuk

melakukan proses multiplexing (mengubah sinyal

digital menjadi sinyal analog), demultiplexing

(mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital),

receiving, fungsi kontrol sistem, sistem operasi dan

switching (penyambungan) sedangkan ATU-R

pada sisi pelanggan berfungsi menyediakan

interface untuk distribusi lokal yang digunakan

untuk layanan broadband. Penggunaan ADSL

disesuaikan dengan karakteristik pelanggan yang

lebih banyak melakukan proses download daripada

proses upload, karena itu sinyal informasi yang

dikirim pelanggan ke arah sentral (upstream)

membutuhkan kecepatan yang relatif lebih rendah

jika dibandingkan dengan arah sebaliknya yaitu

arah dari sentral ke pelanggan (downstream).

Kecepatan data yang biasanya dilayani oleh

ADSL untuk arah downstream adalah mulai dari 2

Mbps hingga 8 Mbps, sedangkan untuk arah

upstream mulai dari 64 Kbps hingga 1 Mbps [6].

Jumlah pasangan kabel yang digunakan untuk

layanan ADSL adalah hanya 1 pasang kabel

dengan jarak jangkauan maksimum adalah sekitar

5,5 Km. ADSL memberikan kemampuan yang

memungkinkan melakukan layanan suara dan data

secara bersamaan dengan hanya menggunakan satu

saluran telepon sehingga lebih sederhana [1]. DSL

yang paling banyak diimplementasikan adalah tipe

ADSL. ADSL lebih diminati karena batasan antara

kecepatan upstream dan downstream yang tidak

setara. Seiring dengan berjalannya waktu,

teknologi ADSL mengalami banyak

perkembangan yaitu menjadi [16]:

1. ADSL2

ADSL 2 merupakan perkembangan pertama

dari teknologi ADSL. ADSL 2 memiliki

kecepatan data untuk downstream sampai 12

Mbps dan untuk upstream sampai 1 Mbps

dengan jarak jangkauan mencapai 6 km.

ADSL 2 dapat mengurangi overhead dan

meningkatkan payload dan frame overhead

dari 4 kbps menjadi 32 kbps serta mendukung

fungsi pilot floating dan meningkatkan

kemampuan anti interferensi ADSL.

2. ADSL2+

Saat ini ADSL 2+ merupakan pengembangan

paling terbaru dari teknologi ADSL. ADSL 2+

mengandung segala fitur ADSL 2 dan

memiliki beberapa keunggulan dibandingkan

dengan ADSL biasa. Keunggulan tersebut

diantaranya;

a. Kecepatan data ADSL 2+ dapat mencapai

24 Mbps untuk downstream dan 1,4 Mbps

untuk upstream, hal ini dikarenakan

5

ADSL 2+ memperbesar batas frekuensi

tertinggi dari ADSL biasa yaitu dari1,1

Mhz menjadi 2,2 Mhz. Kecepatan data ini

juga bergantung pada jarak antara

DSLAM dengan rumah pelanggan.

b. Jarak jangkauan dari ADSL 2+ dapat

mencapai 6 km dan juga memungkinkan

untuk port bonding. Teknologi ini

memungkinkan penggandaan bandwidth

yang juga akan berpengaruh pada

penggandaan kecepatan data. Kecepatan

data hasil penggabungan adalah jumlahan

dari masing-masing laju data, misal

terdapat dua saluran dengan laju data 24

Mbps, maka akan terbentuk sebuah

saluran dengan laju data 48 Mbps.

c. Dalam ADSL 2+ terdapat fitur dynamic

power consumption control, dimana

menghemat sekitar 1/3 sampai 1/2

konsumsi daya dan juga biaya operasi.

ADSL 2+ mengurangi efek cross-talk

dapat mengurangi masalah

interoperability.

2.3 Digital Subscriber Line Access Multiplexer

(DSLAM)

Digital Subscriber Line Access Multiplexer

(DSLAM) adalah konfigurasi perangkat xDSL

yang secara fisik modem sentralnya berupa card

module yang berisi banyak modem sentral.

DSLAM sebagai modem sentral dapat berisi

berbagai jenis teknologi xDSL, yaitu ADSL,

SDSL, ISDL, HDSL, VDSL. Fungsi utama dari

DSLAM adalah sebagai filter suara dan data, jadi

suara yang berasal dari sentral Public Switched

Telephone Network (PSTN) akan dilebur bersama

dengan data yang dikirim oleh Internet Service

Provider (ISP) [12]. Berdasarkan lokasinya,

terdapat DSLAM indoor yang ditempatkan pada

Sentral Telepon Otomatis (STO), gedung, mall dan

bangunan-bangunan besar. Sedangkan DSLAM

outdoor ditempatkan di luar gedung yang

menggunakan kabinet sendiri, dan perlu catuan

listrik dan biasanya diletakan disamping rumah

kabel (RK) [12]. DSLAM mengalirkan transmisi

data dengan kecepatan tinggi dengan

menggunakan media jaringan telepon kabel

tembaga yang telah ada. DSLAM memisahkan

sinyal frekuensi suara dan sinyal frekuensi data

hingga mencapai pada sisi pelanggan.

2.4 LAYANAN INTERNET AKSES

KECEPATAN TINGGI (BROADBAND)

Layanan broadband adalah solusi layanan

multimedia yang mencakup internet kecepatan

tinggi, data , video dan suara yang dapat

mengakomodasikan kebutuhan bandwidth besar

dan bersifat interaktif dengan menggunakan

teknologi berbasis xDSL (x-Digital Subcriber

Line). Layanan triple play adalah layanan internet

terbaru yang menyediakan layanan data, video, dan

suara dalam satu kemasan paket berlanggan.

Layanan ini muncul sebagai hasil inovasi dari

munculnya layanan akses internet broadband [16].

2.4.1 Layanan IPTV

IPTV (Internet Protocol Television) adalah

suatu pengembangan baru dalam software

komunikasi client-server yang membroadcast

video berkualitas tinggi (setara real time full

motion video secara simultan ) ke user window

melalui jaringan data yang ada sekarang.

Beberapa fitur yang dimiliki oleh IPTV

diantaranya [16]; menyiarkan secara langsung

(prerecorded digital video) program

pendidikan, komersial, serta dapat melakukan

capturing dan transmisi program dari berbagai

sumber, melakukan penjadwalan Program

sesuai dengan kebutuhan antara pemilik

informasi dan audience. Penonton dapat

memilih program dari daftar yang dapat

terlihat, memberikan layanan yang ekonomis

namun dengan tidak mengorbankan kualitas

layanan. Hal ini disebabkan teknologi

bandwidth transmisi yang efisien, yaitu IP

multicasting, mendukung format standar

MPEG (Motion Picture Experts Group) untuk

memberikan high quality, full motion video.

2.4.2 Layanan Data

Layanan data dalam layanan triple play

adalah akses internet berkecepatan tinggi

(broadband). Secara khusus, banyak aplikasi

yang dapat diterapkan dengan adanya layanan

ini, salah satu di antaranya adalah Home

Network atau HAN (Home Area Network)

yang merupakan suatu jaringan akses dalam

rumah yang dibangun dari perangkat berbasis

IP (IP based) dengan akses internet kecepatan

tinggi yang dapat diakses dari dalam atau luar

rumah. Pengaturan pada perangkat home

network tersebut dilakukan oleh Home

Gateway [16].

2.4.3 Layanan VoIP

VoIP adalah teknologi telepon yang

menggunakan internet sebagai medianya.

VoIP juga dikenal dengan istilah lain seperti

VoBB (Voice over BroadBand) dan IP

Telephony. Dengan adanya VoIP, pelanggan

dapat terhindar biaya telepon yang mahal saat

menelepon seseorang yang berada di tempat

yang jauh. Selain itu, VoIP juga menghemat

6

biaya infrastruktur telepon. Latar belakang

dibangunnya teknologi VoIP, antara lain ;

karena perkembangan teknologi komunikasi

data, teknologi sistem kompresi yang semakin

berkembang, perkembangan teknologi proses

data, efisiensi dan penggunaan media

transmisi.

2.5 REGRESI DAN KORELASI LINIER

Untuk mempelajari bentuk hubungan

fungsional antara dua peubah atau dua faktor biasa

digunakan analisis regresi. Dalam analisis regresi,

dikenal ada dua jenis peubah, yaitu peubah respon

atau disebut juga peubah tak bebas (dependent)

yaitu peubah yang keberadaannya dipengaruhi oleh

variabel lainnya dan biasa dinotasikan dengan Y

sedangkan peubah prediktor dan disebut juga

peubah bebas (independent) yaitu peubah yang

tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya dan biasa

dinotasikan sebagai [10]. Persamaan regresi linier

sederhana adalah :

𝑌′ = 𝑎 + 𝑏𝑋 (1)

dengan: Y =Nilai perkiraan dari variabel Y

berdasarkan variabel X yang

dipilih

a = Nilai titik potong Y. Merupakan

perkiraan nilai Y saat X=0

b = Kemiringan garis atau perubahan

rata-rata Y’ untuk setiap satu unit

perubahan variabel X

X = Sembarang variabel bebas yang

dipilih

b = 𝑛∑𝑋𝑖𝑌𝑖−∑𝑋𝑖∑𝑌𝑖

𝑛∑𝑋𝑖2− ∑𝑋𝑖

2 (2)

a = ∑𝑋𝑖

2∑𝑌𝑖−∑𝑋𝑖∑𝑋𝑖𝑌𝑖

𝑛∑𝑋𝑖2− ∑𝑋𝑖

2 (3)

dengan : n = banyak pasangan data

Yi = nilai peubah tak bebas Y ke-i

Xi = nilai peubah bebas X ke-i

∑X dan ∑ = nilai rata-rata dari masing-masing

variabel X dan Y

Korelasi didefinisikan hubungan antara dua

peubah atau lebih. Pada analisis korelasi tidak

tentang peubah bebas (X) peubah terikat (Y),

keduanya dapat bertukar tempat dan bersifat acak.

Model korelasi mangasumsikan bahwa pada suatu

populasi terdapat pasangan nilai X dan Y,

keduanya saling berhubungan dan tidak ada

bersifat fiks. Berikut persamaan korelasi liner

sederhana [8, 14]:

r=𝑛 ∑𝑋𝑌𝑖 − ∑𝑋𝑖 (∑𝑌𝑖)

𝑛∑𝑋𝑖2−(∑𝑋𝑖)

2 𝑛∑𝑌𝑖2−(∑𝑌𝑖)

2

(4)

dengan : R = r2

n = banyak pasangan data

Yi = nilai peubah tak bebas Y ke-i

Xi = nilai peubah bebas X ke-i

Koefisien korelasi (r) adalah ukuran hubungan

linier peubah X dan Y. Pada gambar 2.19

menunjukkan harga kekuatan korelasi seperti

berikut ini:

Gambar 2 Kekuatan Korelasi [10]

Keterangan :

Nilai r bekisar antara (+1) sampai (-1)

Nilai r yang (+) ditandai oleh nilai b yang (+)

Nilai r yang (-) ditandai oleh nilai b yang (-)

3.1 PENGARUH JARAK DAN PARAMETER

ELEKTRIS TERHADAP DATA RATE

Analisis yang dilakukan pada Penyusunan

Tugas Akhir ini adalah dengan mengamati perilaku

pengaruh jarak dan parameter elektris terhadap

data rate. Agar mengetahui arah dan kuatnya

hubungan parameter elektris terhadap data rate

maka data dianalisis dengan metode analisis

regresi dan analisis korelasi.

3.1.1 Pengaruh Jarak terhadap Data Rate

Hasil pengukuran jarak yang dimaksud

adalah jauhnya jarak/panjang saluran kabel

tembaga dari sentral hingga ke pelanggan.

Data yang kurang valid (status Not R2BB)

yang disebabkan oleh parameter lain tidak

diikutsertakan dalam perhitungan agar tidak

terjadi prediksi nilai perubahan data rate yang

tidak konstan.

Jarak terdekat dari sentral ke pelanggan

adalah 1.309 m sedangkan jarak terjauh adalah

6470 m. Data rate yang mampu dilayani oleh

PT Telkom pada MDF PWT_1 memiliki

kecepatan terendah sebesar 0,512 Mbps

7

sedangkan kecepatan tertinggi adalah 20

Mbps. Jarak maksimal untuk teknologi ADSL

adalah 5,5 km (diameter kabel 0,6mm)

sehingga jarak sentral ke pelanggan yang

melebihi standarisasi tersebut memiliki

kecepatan yang semakin rendah, terlihat dari

sampel data jarak terjauh yaitu pada 6470 m

hanya memiliki kapasitas kecepatan data

maksimal 0,512 Mbps.

Gambar 3 Grafik pengaruh jarak terhadap data

rate

Dari Gambar grafik 3 terlihat beberapa

nilai data rate yang turun dan tidak stabil pada

jarak 2.195 m dan 2.633 m. Hal ini

disebabkan pada jarak tersebut terdapat

redaman yang cukup besar dibandingkan

redaman pada jarak 2.228 m dan 2.677 m. Hal

ini bisa terjadi apabila pada saluran tersebut

terdapat sambungan yang cukup banyak

sehingga menimbulkan redaman yang cukup

besar. Persamaan regresi linier yaitu Y’ = a +

bx, pada perhitungan nilai a diperoleh yaitu

0,82 dan nilai b yaitu- 0,004 sehingga hasil

persamaan regresi linier adalah Y’ = 0,82 –

0,004x. Gambar 3 menunjukkan fungsi linier

pengaruh jarak terhadap data rate seperti

berikut ini :

Gambar 4 Grafik pengaruh jarak terhadap data

rate dengan garis linier

Dari grafik 4 di atas dapat dilihat nilai

kolerasi dari persamaan 4 diperoleh nilai r = -

0,826 yang menunjukkan bahwa peubah Y

(data rate) dan X (jarak) memiliki korelasi

linier yang negatif atau saling berlawanan

dengan tingkat hubungan kuat. Dengan

menunjukkan arah negatif pada nilai r berarti

hubungan antara jarak dan data rate

berbanding terbalik yaitu semakin jauh jarak

pelanggan dari sentral maka semakin rendah

nilai data rate. Hasil korelasi determinasi R =

- 0,8562 yaitu sebesar 0,681 yang

menunjukkan bahwa proporsi keragaman nilai

Y dapat dijelaskan sebesar 68,1 % oleh nilai

peubah X.

3.1.2 Pengaruh Redaman terhadap Data Rate

Hasil pengukuran redaman menunjukkan

nilai daya yang hilang pada suatu saluran

telepon rumah pada saat sinyal tersebut

dlewati oleh sinyal informasi. Nilai redaman

diukur dengan satuan dB. Data memiliki status

Not R2BB yang disebabkan oleh parameter

lain tidak diikutsertakan dalam perhitungan

agar tidak terjadi prediksi nilai perubahan data

rate yang tidak konstan.

Gambar 5 Pengaruh redaman terhadap data

rate

Nilai terkecil untuk nilai redaman pada

Tabel 4.3 di atas setelah diurutkan adalah

12,67 dB dan nilai terbesar adalah 57,51 dB.

Data rate bernilai sama yaitu terendah

kecepatan terendah adalah 0,512 Mbps dan

kecepatan tertinggi 20 Mbps. Terlihat bahwa

redaman terkecil 12,67 memiliki nilai data

rate terbesar yaitu 20 Mbps dan redaman

terbesar memiliki nilai data rate terkecil yaitu

0,512 Mbps. Calon pelanggan yang mampu

mendapatkan data rate sebesar 20 Mbps

dikarenakan redaman pada saluran teleponnya

memenuhi persyaratan ≤ 15,8 dB sedangkan

calon pelanggan yang mampu mendapatkan

data rate sebesar 10 Mbps telah memenuhi

persyaratan hasil ukur redaman sebesar ≤ 20,7

0

5

10

15

20

25

13

09

13

71

16

20

16

44

18

72

22

28

24

08

25

52

26

75

28

20

32

78

36

00

40

70

45

80

64

70

Da

ta R

ate

(M

bp

s)

Jarak (m)

y = -0.004x + 20.82

R² = 0.681-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

0 2000 4000 6000 8000

Da

ta R

ate

(M

bp

s)

Jarak (m)

0

5

10

15

20

25

12

.67

13

.27

14

.16

16

.53

18

.11

20

.7

22

.42

23

.44

24

.29

27

.04

29

.24

32

.18

37

.09

39

.98

57

.51

Da

ta r

ate

(m

bp

s)

Redaman (dB)

8

dB, calon pelanggan yang mampu

mendapatkan data rate sebesar 6 Mbps

memenuhi standarisasi hasil ukur redaman ≤

25 dB, calon pelanggan yang mampu

mendapatkan data rate sebesar 4 Mbps

memenuhi standarisasi hasil ukur redaman ≤

30 dB, calon pelanggan yang mampu

mendapatkan data rate 2 Mbps memenuhi

persyaratan hasil ukur redaman ≤ 35 dB, calon

pelanggan yang mampu mendapatkan data

rate 1 Mbps memenuhi persyaratan hasil ukur

redaman ≤56 dB, calon pelanggan yang

mampu mendapatkan data rate hanya sebesar

0,512 Mbps dikarenakan nilai redaman pada

jaringan tersebut besar dan memenuhi

persyaratan ≤ 65 dB.

Dari Gambar 5 terlihat penurunan nilai

redaman yang konstan dari jarak yang terjauh

hingga jarak terdekat. Berdasarkan persamaan

1 yaitu regresi linier Y’ = a + bx, pada

perhitungan nilai a diperoleh 21,81 dan nilai b

yaitu - 0,553 sehingga hasil persamaan regresi

linier adalah Y’ = 21,81 – 0,553x. Nilai

kolerasi adalah R = r2 dan diperoleh nilai r = -

0,838 yang menunjukkan bahwa peubah Y

(data rate) dan X (redaman) memiliki korelasi

linier yang negatif atau saling berbanding

terbalik dengan tingkat korelasi yang kuat.

Dengan menunjukkan arah negatif pada nilai r

berarti semakin besar redaman maka akan

semakin rendah nilai data rate. Hasil korelasi

R Determinasi = - 0.8382 yaitu sebesar 0.702

menunjukkan bahwa proporsi keragaman nilai

Y dapat dijelaskan 70,2 % oleh nilai peubah

X. Gambar 6 menunjukkan fungsi linier

pengaruh redaman terhadap data rate seperti

berikut ini :

Gambar 6 Grafik pengaruh redaman terhadap

data rate dengan garis linier

Gambar 6 menunjukkan bahwa nilai

redaman meningkat seiring dengan

bertambahnya data rate yang digunakan.

Redaman bisa dikategorikan sebagai daya

yang hilang. Daya input lebih besar dari daya

output. Semakin kecil nilai redaman, akan

semakin bagus kualitasnya.

3.1.3 Pengaruh Jarak terhadap redaman

Jarak sangat berpengaruh terhadap

redaman. Hal ini disebabkan semakin panjang

saluran kabel maka akan terdapat banyak

sambungan dan menyebabkan redaman atau

kerugian daya pada saat transmisi pada titik-

titik penyambungan tersebut. Sampel data

valid yang digunakan untuk perhitungan jarak

terhadap redaman sebanyak 50 .

Gambar 7 Grafik pengaruh jarak terhadap

redaman

Persamaan regresi linier adalah Yi = a

+ bx, pada perhitungan nilai a diperoleh 1,293

dan nilai b 0,008 sehingga diperoleh hasil

persamaan regresi linier adalah Y’ = 1,293 +

0,008 x. Nilai kolerasi adalah R Determinasi =

r2 dan dari persamaan 2.14 dapat diperoleh

nilai r = 0,99 yang menunjukkan bahwa

peubah Y (redaman) dan X (jarak) memiliki

korelasi linier yang berbanding lurus dengan

tingkat kekuatan yang mendekati sempurna.

Hasil korelasi R Determinasi = 0,9972 yaitu

sebesar 0,993 yang menunjukkan bahwa

proporsi keragaman nilai Y dapat dijelaskan

sebesar 99% oleh nilai peubah X.

Gambar 8 Grafik pengaruh redaman terhadap

data rate dengan garis linier

y = - 21.81-0,553x

R² = 0.702

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

0 20 40 60 80

Da

ta r

ate

Mb

ps)

Redaman (dB)

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8.1

9

12

.94

13

.27

14

.29

18

.11

16

.22

20

.83

20

.07

23

.51

22

.77

24

.29

28

.81

31

.12

32

.18

37

.18

39

.98

46

.51

Ja

rak

(m

)

Redaman (dB)

y = 1.293 +0.008

R² = 0.993

0

10

20

30

40

50

60

70

0 2000 4000 6000 8000

Red

am

an(dB)

Jarak (m)

9

Berdasarkan data yang diperoleh dari

Gambar 8 maka kecenderungan redaman akan

semakin meningkat sebanding dengan

peningkatan jarak sentral ke pelanggan. Hubungan antara besar redaman terhadap

panjang media secara langsung belum

ditentukan formulasinya. Namun hubungan

tersebut dapat didekati melalui persamaan

resistivitas. Redaman berperilaku mirip

dengan hambatan (R). Sehingga apabila dalam

persamaan tersebut besar R berbanding lurus

atau sebanding dengan panjang media (L),

demikian pula besar redaman juga akan

berbanding lurus dengan panjang media (L).

3.1.4 Pengaruh unbalance resistance

terhadap data rate

Hasil pengukuran unbalance resistance

menunjukkan nilai ketidakseimbangan

tahanan penghantar sepanjang 1 pair antara

urat kabel satu dan urat pasangannya (a dan

b). Nilai parameter ini diukur dengan satuan

persentase(%).Standarisasi ketidakseimbangan

tahanan penghantar adalah bernilai 4%.

Nilai unbalance resistance pada data

saluran kabel telepon area PWT_1 memiliki

persentase terkecil yaitu 0 % yang berarti

tahanan penghantar antar pair urat kabel

tersebut dalam kondisi yang baik dan

seimbang sedangkan nilai unbalance

resistance yang melebihi standarisasi 4% yaitu

pada sampel ke 44 yaitu sebesar 7,83%,

sampel data ke-45 sebesar 8,41%, sampel ke

46 sebesar 11,63% dan nilai terbesar terbesar

yaitu 31,23 % yang berarti kabel tembaga

pada saluran telepon tersebut memiliki

ketidakseimbangan tahanan penghantar yang

cukup besar antar pair sehingga jaringan

berada dalam kondisi yang kurang baik

sehingga berstatus Not Ready to Broadband.

Gambar 4.7 Pengaruh unbalance resistance

terhadap data rate

Pada Gambar 9 tersebut terdapat 5 titik

error yang memiliki nilai lebih besar dari 4%.

Perubahan data rate terlihat tidak beraturan

dan tidak konstan jika nilai unbalance

resistance semakin besar.

Regresi linier Y’ = a + bx, pada

perhitungan diperoleh nilai a = 7,925 dan

nilai b = - 0,346 sehingga hasil persamaan

regresi linier adalah Y = 7,925 – 0,346x. Nilai

kolerasi adalah R Determinasi = r2 dan

diperoleh perhitungan nilai r = -0,111 yang

menunjukkan bahwa peubah Y (data rate) dan

X (unbalance resistance) memiliki korelasi

linier yang negatif atau saling berbanding

terbalik dengan tingkat kekuatan korelasi yang

sangat lemah.

Dengan menunjukkan arah negatif pada

nilai r berarti semakin besar unbalance

resistance maka semakin rendah nilai data

rate. Hasil korelasi R determinasi = - 0,111 2

yaitu sebesar 0,087 yang menunjukkan bahwa

proporsi keragaman nilai Y dapat dijelaskan

hanya sebesar 8,7% oleh nilai peubah X

karena memiliki tingkat korelasi yang sangat

lemah. Maka dapat diketahui bahwa nilai

unbalance resistance berpengaruh terhadap

kondisi kesiapan jaringan dalam layanan

broadband namun tidak begitu berpengaruh

terhadap kecepatan akses data.

Gambar 10 Grafik pengaruh unbalance

resistance terhadap data rate dengan garis

linier

Gambar 10 menunjukkan bahwa nilai

unbalance resistance tidak meningkat seiring

dengan bertambahnya data rate yang

digunakan. Unbalance resistance dapat

diminimalisir apabila sebelum melakukan

penggelaran kabel baru ukuran diameter kabel

lebih diperhatikan dengan cara memasang

kabel dengan diameter yang sama pada setiap

titik terminasi dari MDF hingga ke KTB

karena besar diameter kabel yang jauh berbeda

dapat menimbulkan ketidakeseimbangan

antara tahanan penghantar pada urat a dan urat

b dan nilai perbedaan yang melebihi

0

5

10

15

20

25

0 0

0.2

1

0.2

1

0.4

2

0.4

2

0.4

2

0.6

3

0.6

3

0.8

4

1.0

6

1.2

7

1.4

7

1.9

1

3.1

8

11

.63

Da

ta R

ate

(M

bp

s)

Unbalance Resistance (%)

y = 7,925-0,346

R² = 0,087

-5

0

5

10

15

20

25

0 10 20 30 40

Da

ta r

ate

(M

bp

s)

Unbalance Resistance (%)

10

standarisasi 4% dapat menyebabkan

ketidakstabilan kecepatan download pada saat

mengakses data.

3.1.5 Pengaruh longitudinal balance

terhadap data rate

Hasil pengukuran longitudinal balance

menunjukkan nilai keseimbangan

penghantaran sinyal sepanjang 1 pair antara

urat kabel satu dengan urat kabel pasangannya

(a dan b). Standarisasi untuk nilai ukur

longitudinal balance yang baik adalah lebih

besar dari ( > ) 60 dB [4] .

Saluran telepon memiliki nilai ukur

terkecil yaitu 43.33 yang tidak memenuhi

standarisasi sedangkan nilai terbesarnya yaitu

> 60 dB. Pada alat ukur tidak menunjukkan

angka real untuk angka yang sudah memenuhi

standarisasi >60 dB, hasil ukur longitudinal

balance dianggap baik jika sudah memenuhi

standarisasi tersebut.

Gambar 11 Pengaruh longitudinal

balance terhadap data rate

Longitudinal Balance adalah nilai

keseimbangan sinyal sepanjang urat a dengan

urat b dalam satuan dB. Nilai Longitudinal

Balance yang baik pada kabel tembaga lebih

besar dari 60 dB. Hasil pengukuran

Longitudinal Balance yang ditampilkan pada

BAMS adalah > 60 dB dan menunjukkan nilai

ukur yang real jika < 60 dB. Seperti terlihat

pada Tabel 4.6 terdapat 2 titik error yang

memiliki nilai kurang dari 60 dB yaitu terlihat

pada sampel data pengamatan ke-1 bernilai

43,33 dB dan sampel data ke-2 bernilai 49,95

dB. Hal ini menyebabkan jaringan kabel

tembaga tersebut tidak dapat digunakan untuk

layanan broadband walaupun parameter

elektris yang lain telah memenuhi syarat.

Regresi linier Y’ = a + bx, pada

perhitungan diperoleh nilai a = 7,881 dan

nilai b = - 0,013 sehingga hasil persamaan

regresi linier adalah Y’ = 7,881 – 0,013x.

Nilai kolerasi adalah R Determinasi = r2 dan

diperoleh perhitungan nilai r = 0,000 yang

menunjukkan bahwa peubah Y (data rate) dan

X (longitudinal balance) tidak ada korelasi

sama sekali atau tidak saling mempengaruhi

dan menunjukkan bahwa proporsi keragaman

nilai Y tidak dapat dijelaskan oleh nilai

peubah X.

Gambar 12 Grafik pengaruh longitudinal balance

terhadap data rate dengan garis linier

Dari gambar 12 tersebut ditunjukkan

bahwa longitudinal balance tidak dapat

mempengaruhi nilai data rate karena tidak ada

korelasi atau hubungan sama sekali antara

kedua parameter tersebut. Maka dapat

diketahui bahwa Longitudinal Balance cukup

berpengaruh terhadap kondisi kesiapan

jaringan dalam mendapatkan layanan

broadband namun tidak berpengaruh terhadap

data rate.

3.2 HUBUNGAN ANTARA VARIABEL

PARAMETER ELEKTRIS TERHADAP

DATA RATE

Hubungan antara variabel terhadap data rate

berdasarkan penelitian yang telah diuraikan

ditunjukkan pada Tabel 1 berikut ini :

Tabel 4.7 Hubungan antara jarak dan parameter

elektris terhadap data rate

Parameter

Korelasi

terhadap data

rate

Regresi Linier

Jarak -0,826 Y’ = 0,82 0,004x

Redaman -0,838 Y’= 21,81 – 0,553x

Unbalance

resistance -0,111 Y’ = 7,925 –0,346x

Longitudinal

Balance 0,000 Y’= 7,881 –0,013x

0

5

10

15

20

25

43

.33

> 6

0

> 6

0

> 6

0

> 6

0

> 6

0

> 6

0

> 6

0

> 6

0

> 6

0

>6

0

>6

0

>6

0

>6

0

>6

0

Da

ta r

ate

(M

bp

s)

Longitudinal Balance (dB)

y = 7.881-0,013x

R² = 0.000

0

5

10

15

20

25

0 10 20 30 40 50

Da

ta R

ate

(M

bp

s)Longitudinal Balance (dB)

11

Apabila diamati secara seksama data

parameter elektris terhadap data rate pada Tabel 1

tersebut maka dapat diketahui secara garis besar

hubungan data rate dengan parameter berupa

jarak, redaman, unbalance resistance dan

longitudinal balance adalah sebagai berikut :

1. Data rate ≈ Jarak, semakin jauh jarak akan

memiliki nilai data rate yang semakin kecil.

Begitu pula sebaliknya, untuk pelanggan yang

dekat dengan sentral akan memiliki nilai data

rate yang tinggi atau dengan kata lain jarak

berbanding terbalik dengan kecepatan

downstream.

2. Data rate ≈ Redaman, semakin jauh jarak

pelanggan dari sentral maka akan semakin

besar nilai redamannya begitu juga sebaliknya.

Hal ini disebabkan karena semakin panjang

saluran maka akan semakin banyak terdapat

sambungan yang dapat menimbulkan redaman

atau dengan kata lain redaman berbanding

terbalik dengan kecepatan downstream.

3. Data rate ≈ Unbalance resistance, semakin

besar semakin besar nilai unbalance

resistance hanya akan sedikit mempengaruhi

data rate namun akan berpengaruh pada

kesiapan layanan pasang broadband jika hasil

ukur saluran telepon melebihi standarisasi 4%.

4. Data rate ≈ Longitudinal balance, tidak akan

berpengaruh namun akan berpengaruh pada

kesiapan layanan pasang broadband jika hasil

ukur saluran tidak memenuhi standarisasi >60

dB.

Dari uraian penelitian jarak dan parameter

elektris terhadap data rate dapat diketahui bahwa

parameter yang paling berpengaruh adalah

parameter jarak dan redaman. Jarak sentral atau

panjang saluran kabel yang semakin jauh dengan

pelanggan akan menimbulkan redaman yang cukup

besar sehingga dapat mempengaruhi data rate.

Berdasarkan analisis data diketahui bahwa

parameter elektris akan dianggap Not Ready to

Broadband jika salah satu parameter elektris tidak

memenuhi standarisasi pengukuran untuk layanan

broadband.

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data mengenai

pengaruh parameter elektris jarak, redaman,

unbalance resistance dan longitudinal balance

terhadap data rate maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Tidak seluruh parameter elektris berpengaruh

terhadap data rate, dari 50 sampel data dapat

diketahui parameter yang paling berpengaruh

adalah jarak dan redaman yang memiliki

tingkat korelasi sedang yaitu -0,826 dan -

0,8388 dan berbanding terbalik dengan

kecepatan data.

2. Korelasi antara jarak dan redaman adalah

0,997 atau mendekati sempurna sehingga

parameter ini saling mempengaruhi, apabila

semakin jauh jarak dari sentral ke pelanggan

maka redaman atau daya yang hilang akan

semakin besar pada saat dilewati oleh sinyal

informasi dan begitu pula sebaliknya.

3. Nilai unbalance resistance berpengaruh

terhadap kesiapan jaringan dalam pemasangan

layanan broadband namun lemah dalam

mempengaruhi data rate karena memiliki nilai

korelasi -0,111.

4. Nilai Longitudinal Balance cukup

berpengaruh terhadap kondisi kesiapan

jaringan dalam mendapatkan layanan

broadband jika tidak memenuhi standarisasi

>60 dB namun tidak berpengaruh terhadap

data rate karena memiliki tingkat korelasi 0.

5. Saluran telepon pelanggan akan dianggap

Ready to Broadband apabila semua parameter

elektris telah memenuhi standarisasi

pengukuran dan data rate yang mampu

dilayani oleh PT Telkom kecepatannya

tergantung oleh nilai besar kecilnya nilai hasil

ukur parameter elektris tersebut.

6. Saluran telepon pelanggan Not Ready to

Broadband jika salah satu parameter elektris

tidak memenuhi standarisasi pengukuran

untuk layanan broadband.

4.2 SARAN

Berdasarkan analisis data pengaruh parameter

elektris terhadap data rate dalam mendukung

layanan broadband studi kasus di PT TELKOM

maka saran Penulis adalah sebagai berikut :

1. Dengan penelitian ini diharapkan perusahaan

dapat meningkatkan kualitas layanan

broadband dengan cara mengurangi faktor

penghambatnya yaitu jarak dan redaman.

2. Untuk menambah data rate dapat dilakukan

dengan meminimalisir nilai redaman dengan

cara mendekatkan jarak dari DSLAM ke

pelanggan. Oleh karena itu PT Telkom

hendaknya memperbanyak DSLAM outdoor

di lokasi yang jauh dari MDF dan padat

dengan pelanggan sehingga akses broadband

dapat terpenuhi dengan baik agar senantiasa

dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.

3. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan

menambah parameter penelitian berupa

pengaruh Tahanan Isolasi, Kapasitansi,

Tegangan, dan Arus .

12

DAFTAR PUSTAKA

1. http://id.wikipedia.org/wiki/XDSL

diakses pada tanggal 22 September 2012

2. Telekomunikasi Indonesia Divisi Riset

Teknologi Informasi, “Basic Knowledge

x Digital Subscriber Line”, Bandung,

2004.

3. Nababan, Laosmaria, “Jaringan Lokal

Akses Tembaga Pada Performansi

DSLAM berbasis teknologi ADSL di PT.

TELKOM Medan”, Medan , Universitas

Sumatera Utara, 2011.

4. Telekomunikasi Indonesia Divisi Riset

Teknologi Informasi “Pedoman

Pemasangan Jaringan Telekomunikasi”,

Bandung , 2000.

5. Purwanita, R. A, “Analisis Pengaruh

Jarak Terhadap redaman, SNR (Signal

To Noise Ratio), Dan Kecepatan

Download Pada Jaringan ADSL”,

Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy

Putra Purwokerto, Purwokerto, 2010.

6. Rizky, Alain, “Jumlah Ideal Pengguna

Pada Perangkat Digital Sibscriber Line

Access Multiplexer (DSLAM) di PT.

Telkom Tbk., Divisi Access Area (DIVA)

Purwokerto”, Universitas Jendral

Sudirman, Purwokerto, 2011.

7. Sugiharto, Toto, “Bahan Kuliah Statistik

2 ANALYSIS OF VARIANS” ,

Universitas Gunadarma, Jakarta Pusat ,

2009.

8. Sugiyono, “Statistika Untuk Penelitian”,

Penerbit Alfabeta, Bandung, 2011.

9. Suherman, Rahmad Fauzi, “Jaringan

Telekomunikasi”, Universitas Sumatera

Utara., Medan ,2006.

10. Sungkawa, Iwa, “Penditeksian Pencilan

(Outlier) dan Residual pada Regresi

Linier”, Universitas Bina Nusantara,

Jakarta , 2009.

11. Syamsuryana, Mulyatno E, Rahman A. A,

“X-DSL X-Digital Subscriber Line Dari

Modem Analog Ke Modem Digital ,

Penerbit PT. Elex Media Komputindo.

Cetakan I, Jakarta, 2006.

12. Triseno, Saras, “Analisis Pengaruh

Karakteristik Elektris Kabel Tembaga

Terhadap Kecepatan Data Pada

Layanan Speedy di PT. (Persero)

Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Kandatel Purwokerto”, Sekolah Tinggi

Teknologi Adisutjipto Yogyakarta,

Yogyakarta, 2010.

13. Widosari, Kinanthi Nindhita, “Analisis

Pengaruh Jarak Terhadap Kualitas

Jaringan ADSL Pada Arah Uplink di

TELKOM Purwokerto”, Akademi

Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra,

Purwokerto, 2010.

14. Yanottama, “Analisis Pengaruh Jarak

dan Waktu Geografis Server terhadap

Kecepatan Download dan Upload Pada

Koneksi Asymmetric Digital Subscriber

Line (ADSL)”, Akademi Teknik

Telekomuninasi Sandhy Putra

Purwokerto, Purwokerto , 2012.

15. Yuniati, Mela, “Analisis Pengaruh User

Aktif Terhadap Bandwidth Used Pada

Layanan Speedy Studi Kasus Di PT.

TELKOM, Tbk”, Akademi Teknik

Telkom Sandhy Putra Purwokerto,

Purwokerto, 2011.

16. http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/w

pcontent/uploads/2012/05/L2F006044_M

KP.pdf diakses pada tanggal 29 Januari

2013

17. Telekomunikasi Indonesia, “Standar

Parameter Elektris Jaringan Akses

Tembaga Untuk Layanan Broadband”,

Bandung , 2000.

18. http://www.itu.int/osg/spu/ip/chapter_sev

en.html diakses pada tanggal 01 Februari

2013

Mengetahui :

Pembimbing I

Anggun Fitrian Isnawati, S.T., M.Eng.

NIDN: 0604097801

Pembimbing II

Nunung Sadtomo P., S.T

NIDN: 0611077401


Recommended