1
ANALISIS PENGARUH JARAK DAN PARAMETER ELEKTRIS TERHADAP
DATA RATE DALAM MENDUKUNG LAYANANBROADBAND
STUDI KASUS PT TELKOM PURWOKERTO
Anggun Fitrian Isnawati1 Nunung Sadtomo P.
2 Lisa Teresia
3
1,2,3 Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Purwokerto
Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto, Telp: (0281) 641629 1 [email protected],
ABSTRAK
Untuk melayani permintaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan teknologi broadband, PT Telkom selalu
meningkatkan kualitas layanan salah satu caranya adalah dengan melakukan pengukuran jarak dan parameter
elektris pada jaringan lokal akses tembaga untuk melihat bahwa jaringan pelanggan tersebut dapat memenuhi
persyaratan untuk layanan pasang broadband serta data rate yang mampu disediakan sesuai dengan kondisi
jaringan. Agar dapat mengetahui parameter yang mempengaruhi nilai data rate maka dibuat perhitungan dan
analisis korelasi serta analisis regresi untuk mengetahui arah, kuat, dan seberapa jauh parameter seperti jarak,
redaman, unbalance resistance dan longitudinal balance dapat mempengaruhi data rate. Berdasarkan
persamaan regresi dari sampel data jaringan telepon Area Purwokerto, diperoleh hasil bahwa semakin jauh
jarak dari STO ke pelanggan maka data rate akan semakin kecil dengan tingkat kekuatan korelasi yang kuat
sebesar -0,826 ; semakin besar nilai redaman maka nilai data rate akan semakin kecil dengan tingkat
kekuatan korelasi yang kuat sebesar -0,838; semakin besar nilai unbalance resistance tidak akan
mempengaruhi data rate namun akan berpengaruh pada kesiapan layanan pasang broadband jika hasil ukur
saluran telepon melebihi standarisasi sebesar 4%, sedangkan longitudinal balance tidak akan mempengaruhi
data rate namun akan berpengaruh pada kesiapan layanan pasang broadband jika hasil ukur saluran tidak
memenuhi standarisasi >60 dB.
Kata kunci: broadband, jarak, parameter elektris, data rate.
ABSTRACT
To serve the demand of broadband technology, PT TELKOM always try to improve the quality of services,
one of that is measurement of distance and electrical parameters on Network Access to find out that if
network’s can requirement is ready to broadband and number of data rate that can served based of network
condition. In order to find out the parameters that affect to data rates, the analysis of regression and
correlation calculation for knowing direction, strength, and how much relation between distance,
attenuation, unbalance resistance, and longitudinal balance can affect to data rate. Based on equation of
regression from 50 data samples of Network Access in Purwokerto area, the result obtained that: if distance
from STO to user are increase, so number of data rate will be decline with number of correlation is -0,826
and its number is strength; if number of attenuation are increase, so number of data rate will be decline with
correlation -0,838 and its number is strength; if number of unbalance resintance are increase, its not affect
to the number of data rate but can affect on the condition of ready-to-broadband if measurement result of
network access are more than 4%; and longitudinal balance is not affect to data rate but affect to the
condition of ready-to-broadband if measurement result of network access is not suitable with standardization
>60 dB.
Keyword : broadband, distance, electrical parameters, data rate.
1.1 PENDAHULUAN
Saat ini teknologi berkembang dengan pesat,
salah satunya adalah bidang telekomunikasi.
Banyak orang menggunakan teknologi komunikasi
yang dapat memenuhi semua kebutuhan hidup baik
dalam pekerjaan maupun kebutuhan sehari-hari.
Telekomunikasi dapat terjadi apabila terdapat
media transmisi perantara untuk menghantarkan
suara maupun data.
Pada saat ini PT. (Persero) Telekomunikasi
Indonesia, Tbk bertanggung jawab dalam
penyediaan sarana dan prasarana media
telekomunikasi seperti jaringan telepon rumah dan
jaringan internet yang keduanya sangat dibutuhkan
oleh masyarakat. Banyaknya Internet Service
Provider (ISP) yang menawarkan akses internet
kecepatan tinggi (broadband) merupakan
tantangan dan peluang bagi PT Telkom untuk
memasuki bisnis layanan internet.
Salah satu faktor penting yang menjadi
perhatian untuk memperoleh kualitas pengiriman
2
dan penerimaan sinyal transmisi yang baik pada
jaringan telekomunikasi adalah dengan menjaga
nilai karakteristik elektris jaringan kabel sesuai
dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Nilai ini
akan mencerminkan baik atau buruknya kondisi
dari jaringan kabel tersebut [2]. Untuk melayani
permintaan masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan teknologi broadband, PT Telkom selalu
meningkatkan kualitas layanan salah satu caranya
adalah dengan melakukan pengukuran parameter
elektris kabel tembaga untuk melihat kondisi pada
jaringan pelanggan tersebut dapat memenuhi
persyaratan untuk layanan broadband.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil
perumusan masalah yaitu bagaimana pengaruh
parameter jarak, redaman, unbalance resistance,
dan longitudinal balance terhadap data rate dalam
mendukung layanan broadband?
Adapun tujuan dan manfaat penulisan Tugas
Akhir ini adalah; menjelaskan pengaruh parameter
pada jaringan telepon seperti jarak, redaman,
unbalance resistance, dan longitudinal balance
yang terukur terhadap data rate untuk layanan
broadband sehingga dapat mencari solusi untuk
menangani masalah tersebut dan menjelaskan
seberapa besar korelasi parameter – parameter
jarak, redaman, unbalance resistance,dan
longitudinal balance terhadap data rate. Adapun
metode Penelitian Tugas Akhir ini adalah :
1. Metode penelitian
Studi Literatur
Mencari literatur - literatur yang sesuai dengan
materi yang akan dijadikan bahan penelitian
yang berasal dari buku (textbook) , buku
pedoman (handbook) dan internet.
a. Studi Observasi
Melakukan pengumpulan data dengan cara
observasi dan difokuskan terhadap data-data
pengukuraan kondisi jaringan kabel tembaga
berupa parameter jarak, redaman,
ketidakseimbangan tahanan penghantar,
longitudinal balance dan data rate.
b. Interview
Pengumpulan data dilakukan dengan
melakukan wawancara pembimbing lapangan
dan dosen pembimbing untuk pemahaman
materi.
2. Metode pengumpulan data
a. Data Primer
Data primer diambil berdasarkan data standar
kondisi jaringan berdasarkan jarak dan
parameter elektris. Data yang diambil sesuai
dengan parameter yang diamati.
b. Data Sekunder
Data sekunder yang akan digunakan untuk
analisa dalam Tugas Akhir ini adalah
parameter elektris dan data rate yang akan
didapatkan dari masing-masing saluran
telepon pelanggan.
c. Variabel penelitian
1). Jarak menunjukkan jauhnya jarak dari
sentral ke pelanggan. Perhitungan jarak
menggunakan satuan meter (m)
2). Redaman menunjukkan nilai daya yang
hilang pada suatu saluran telepon rumah.
Nilai redaman diukur dengan satuan dB.
3). Unbalance resistance menunjukkan nilai
persentase ketidakseimbangan tahanan
penghantar antara 1 urat kabel dengan
urat pasangannya (urat a dan b).
4). Longitudinal balance adalah
menunjukkan nilai keseimbangan sinyal
antara sepanjang satu urat kabel dengan
urat kabel pasangannya ( urat a dan b).
5). Data rate dihitung dari besarnya kapasitas
yang disediakan pada sebuah jaringan
kabel sehingga data bisa ditransmisikan
maksimal dan dinyatakan dalam satuan
kecepatan bit per second (bps).
3. Metode Analisis
a. Analisis deskriptif
Metode analisis deksripif adalah analisis yang
mengarah kepada pengamatan perilaku
parameter jarak, redaman, unbalance
resistance, dan longitudinal balance terhadap
data rate.
b. Analisis korelasi
Metode analisis korelasi adalah teknik statistik
yang digunakan untuk Metode analisis
korelasi adalah teknik statistik yang digunakan
untuk pengamatan antara dua variabel atau
lebih yang bersifat kuantitatif untuk mencari
arah dan kuatnya hubungan.
c. Analisis regresi
Metode analisis regresi digunakan untuk
memprediksikan seberapa jauh perubahan
nilai variabel dependen jika nilai variabel
independen jika nilainya diubah atau dinaik-
turunkan.
2.1 PARAMETER ELEKTRIS DAN
TEKNOLOGI ADSL UNTUK LAYANAN
BROADBAND
Salah satu faktor penting yang menjadi
perhatian untuk memperoleh kualitas pengiriman
dan penerimaan sinyal transmisi yang baik pada
jaringan telekomunikasi dalam mendukung
layanan broadband adalah dengan menjaga nilai
karakteristik elektris jaringan kabel sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan. Nilai ini akan
mencerminkan baik atau buruknya kondisi dari
jaringan kabel tersebut [2].
3
2.1.1 Tahanan Isolasi
Pengukuran nilai tahanan isolator kabel
(pembungkus konduktor kabel) terhadap
kebocoran listrik yang terjadi antara urat yang
diukur dengan urat lainnya maupun antara urat
yang diukur dengan pentanahan (grounding).
Transmisi sinyal informasi yang melalui
konduktor kabel secara umum tidak
terpengaruh terhadap nilai tahanan isolasi [2].
2.1.2 Redaman Saluran
Redaman pada kabel tembaga disebabkan
karena konduktivitas konduktor yang tidak
sempurna. Redaman ini merupakan kerugian
daya yang terjadi dalam saluran. Definisi
redaman ialah nilai logaritma dari daya
sumber dibagi dengan daya yang didapatkan
dari hasil pengukuran. Pengukuran ini
dilakukan untuk mengetahui kerugian daya
yang terjadi dalam saluran. Pengukuran
redaman saluran dilakukan untuk mengetahui
kemampuan konduktor kabel jika dilalui
sinyal informasi pada frekuensi sinyal dan
pengukuran ini ditujukan untuk mengukur
besarnya redaman (loss) sepanjang kabel.
2.1.3 Kontinuitas
Kontinuitas adalah pengukuran kelurusan
urat-urat kabel (urat a dan b) pada suatu pair
kabel untuk memastikan bahwa secara elektris
urat-urat kabel dari ujung satu ke ujung
lainnya tersambung dengan baik, tidak
terputus baik untuk kabel yang belum
diinstalasi, dalam tahapan instalasi maupun
sesudah instalasi.
2.1.4 Tahanan Jerat (Loop)
Pengukuran tahanan Jerat adalah untuk
mengetahui nilai resistansi/tahanan murni
konduktor atau urat kabel. Pada pengukuran
loop kabel tidak dilewati oleh sinyal
informasi.
2.1.5 Impedansi Saluran
Suatu jaringan kabel tembaga mempunyai
karakteristik impedansi saluran tertentu yang
biasa disebut dengan impedansi karakteristik.
Impedansi karakteristik tergantung pada
parameter-parameter induktif, kapasitif,
redaman dan juga frekuensi. Parameter
impedansi ini penting terutama setelah saluran
atau jaringan kabel berhubungan dengan
sistem perangkat. Hal ini karena pada
perangkat juga mempunyai nilai impedansi.
Impedansi saluran atau jaringan harus sesuai
dengan nilai impedansi perangkat untuk
menghindari terjadinya sinyal informasi
terpantul balik atau terbias (refleksi) yang
akan mengurangi kualitas sinyal informasi
yang dikirim atau diterima.
2.1.6 Tahanan Screen
Alumunium Foil adalah pita alumunium
yang dipasang secara tumpang tindih yang
meliliti kabel dan dipasang untuk pengamanan
kabel dari gangguan tegangan liar, oleh karena
itu almunium foil ini harus terhubung dengan
baik ke ground yang ada di MDF, RK, DP
yang selanjutnya dihubungkan ke titik ground
pada setiap titik terminal [4].
2.1.7 Redaman Cakap Silang (Crosstalk)
Crosstalk adalah transfer elektromagnetik
dari suatu saluran transmisi ke saluran
transmisi lainnya yang letaknya berdekatan.
Parameter ini untuk mengetahui sampai
seberapa jauh nilai ikut dengar suatu saluran
apabila saluran lain dalam jaringan kabel
sedang berkomunikasi. Seperti halnya pada
komunikasi telepon, kadang sering terdengar
komunikasi dari pembicaraan lain atau suara
dari pemancar radio, dan lainnya. Ada dua
jenis parameter cakap silang, yaitu NEXT
(Near End Cross Talk), cakap silang ujung
dekat dan FEXT (Far End Cross Talk), cakap
silang ujung jauh.
2.1.8 Unbalance Resistance
Unbalance Resistance adalah nilai
perbedaan tahanan penghantar antara urat a
dan urat b dalam satuan %. Nilai Unbalance
Resistance yang baik pada kabel tembaga
untuk layanan Speedy adalah kurang dari
sama dengan 4% [4].
2.1.9 Longitudinal Balance
Longitudinal Balance adalah nilai
keseimbangan sinyal sepanjang 1 pair urat
kabel (a dan urat b) yang diukur dalam satuan
dB.Nilai Longitudinal Balance yang baik pada
kabel tembaga untuk layanan ADSL adalah
lebih dari 60 dB [4].
2.1.10 Grounding
Semua perangkat aktif harus dihubungkan
dengan grounding atau dikenal juga dengan
istilah pentanahan, yang tujuannya adalah
untuk membuang arus/tegangan petir dan
arus/tegangan asing. Satuan/unit dari
grounding adalah Ohm (Ω). Parameter ini
4
sebagai standar parameter sistem
telekomunikasi dan juga berlaku untuk
jaringan. Parameter ini untuk mengetahui nilai
tahanan tanah dari jaringan dan
kelengkapannya (misalnya RK, KTB, DP dan
lain-lain) yang tujuannya adalah untuk
membuang arus/tegangan petir dan
arus/tegangan asing [3]. Standarisasi nilai
pentanahan yang baik adalah lebih kecil dari 3
Ω.
2.1.11 Data Rate
Data rate adalah besarnya kapasitas yang
disediakan pada segmen jaringan kabel
sehingga data bisa ditransmisikan maksimal
dan dinyatakan dalam satuan kecepatan bit per
second (bps). Kecepatan transfer data dibagi
menjadi 2 yaitu downstream dan upstream.
Downstream adalah kecepatan aliran data
ketika pelanggan melakukan download
sedangkan upstream adalah kecepatan aliran
data ketika pelanggan melakukan upload.
2.2 Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)
Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)
adalah teknologi telekomunikasi yang mampu
merubah saluran telepon biasa menjadi saluran
digital berkecepatan tinggi (high speed) untuk
akses internet yang cepat (fast internet access).
Pada prinsipnya sama dengan teknologi xDSL
lainnya, yaitu merupakan sepasang modem yang
diletakkan pada dua sisi yaitu pada sisi sentral
yang berfungsi untuk menerima dan mengirimkan
sumber layanan, sedangkan pada sisi pengguna
berfungsi untuk menampilkan layanan yang
diterima dari sentral. ADSL digunakan untuk
layanan multimedia dan aplikasi ADSL untuk
layanan multimedia dapat dilihat pada gambar 1 di
bawah ini [6]:
Gambar 1 Aplikasi ADSL layanan multimedia [6]
Pada gambar 8.1 di atas ada bagian ADSL
Transceiver Unit – Central Unit (ATU-C) dan
ADSL Transceiver Unit – Remote yang terletak
pada sisi DSLAM. ATU-C berfungsi untuk
melakukan proses multiplexing (mengubah sinyal
digital menjadi sinyal analog), demultiplexing
(mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital),
receiving, fungsi kontrol sistem, sistem operasi dan
switching (penyambungan) sedangkan ATU-R
pada sisi pelanggan berfungsi menyediakan
interface untuk distribusi lokal yang digunakan
untuk layanan broadband. Penggunaan ADSL
disesuaikan dengan karakteristik pelanggan yang
lebih banyak melakukan proses download daripada
proses upload, karena itu sinyal informasi yang
dikirim pelanggan ke arah sentral (upstream)
membutuhkan kecepatan yang relatif lebih rendah
jika dibandingkan dengan arah sebaliknya yaitu
arah dari sentral ke pelanggan (downstream).
Kecepatan data yang biasanya dilayani oleh
ADSL untuk arah downstream adalah mulai dari 2
Mbps hingga 8 Mbps, sedangkan untuk arah
upstream mulai dari 64 Kbps hingga 1 Mbps [6].
Jumlah pasangan kabel yang digunakan untuk
layanan ADSL adalah hanya 1 pasang kabel
dengan jarak jangkauan maksimum adalah sekitar
5,5 Km. ADSL memberikan kemampuan yang
memungkinkan melakukan layanan suara dan data
secara bersamaan dengan hanya menggunakan satu
saluran telepon sehingga lebih sederhana [1]. DSL
yang paling banyak diimplementasikan adalah tipe
ADSL. ADSL lebih diminati karena batasan antara
kecepatan upstream dan downstream yang tidak
setara. Seiring dengan berjalannya waktu,
teknologi ADSL mengalami banyak
perkembangan yaitu menjadi [16]:
1. ADSL2
ADSL 2 merupakan perkembangan pertama
dari teknologi ADSL. ADSL 2 memiliki
kecepatan data untuk downstream sampai 12
Mbps dan untuk upstream sampai 1 Mbps
dengan jarak jangkauan mencapai 6 km.
ADSL 2 dapat mengurangi overhead dan
meningkatkan payload dan frame overhead
dari 4 kbps menjadi 32 kbps serta mendukung
fungsi pilot floating dan meningkatkan
kemampuan anti interferensi ADSL.
2. ADSL2+
Saat ini ADSL 2+ merupakan pengembangan
paling terbaru dari teknologi ADSL. ADSL 2+
mengandung segala fitur ADSL 2 dan
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
dengan ADSL biasa. Keunggulan tersebut
diantaranya;
a. Kecepatan data ADSL 2+ dapat mencapai
24 Mbps untuk downstream dan 1,4 Mbps
untuk upstream, hal ini dikarenakan
5
ADSL 2+ memperbesar batas frekuensi
tertinggi dari ADSL biasa yaitu dari1,1
Mhz menjadi 2,2 Mhz. Kecepatan data ini
juga bergantung pada jarak antara
DSLAM dengan rumah pelanggan.
b. Jarak jangkauan dari ADSL 2+ dapat
mencapai 6 km dan juga memungkinkan
untuk port bonding. Teknologi ini
memungkinkan penggandaan bandwidth
yang juga akan berpengaruh pada
penggandaan kecepatan data. Kecepatan
data hasil penggabungan adalah jumlahan
dari masing-masing laju data, misal
terdapat dua saluran dengan laju data 24
Mbps, maka akan terbentuk sebuah
saluran dengan laju data 48 Mbps.
c. Dalam ADSL 2+ terdapat fitur dynamic
power consumption control, dimana
menghemat sekitar 1/3 sampai 1/2
konsumsi daya dan juga biaya operasi.
ADSL 2+ mengurangi efek cross-talk
dapat mengurangi masalah
interoperability.
2.3 Digital Subscriber Line Access Multiplexer
(DSLAM)
Digital Subscriber Line Access Multiplexer
(DSLAM) adalah konfigurasi perangkat xDSL
yang secara fisik modem sentralnya berupa card
module yang berisi banyak modem sentral.
DSLAM sebagai modem sentral dapat berisi
berbagai jenis teknologi xDSL, yaitu ADSL,
SDSL, ISDL, HDSL, VDSL. Fungsi utama dari
DSLAM adalah sebagai filter suara dan data, jadi
suara yang berasal dari sentral Public Switched
Telephone Network (PSTN) akan dilebur bersama
dengan data yang dikirim oleh Internet Service
Provider (ISP) [12]. Berdasarkan lokasinya,
terdapat DSLAM indoor yang ditempatkan pada
Sentral Telepon Otomatis (STO), gedung, mall dan
bangunan-bangunan besar. Sedangkan DSLAM
outdoor ditempatkan di luar gedung yang
menggunakan kabinet sendiri, dan perlu catuan
listrik dan biasanya diletakan disamping rumah
kabel (RK) [12]. DSLAM mengalirkan transmisi
data dengan kecepatan tinggi dengan
menggunakan media jaringan telepon kabel
tembaga yang telah ada. DSLAM memisahkan
sinyal frekuensi suara dan sinyal frekuensi data
hingga mencapai pada sisi pelanggan.
2.4 LAYANAN INTERNET AKSES
KECEPATAN TINGGI (BROADBAND)
Layanan broadband adalah solusi layanan
multimedia yang mencakup internet kecepatan
tinggi, data , video dan suara yang dapat
mengakomodasikan kebutuhan bandwidth besar
dan bersifat interaktif dengan menggunakan
teknologi berbasis xDSL (x-Digital Subcriber
Line). Layanan triple play adalah layanan internet
terbaru yang menyediakan layanan data, video, dan
suara dalam satu kemasan paket berlanggan.
Layanan ini muncul sebagai hasil inovasi dari
munculnya layanan akses internet broadband [16].
2.4.1 Layanan IPTV
IPTV (Internet Protocol Television) adalah
suatu pengembangan baru dalam software
komunikasi client-server yang membroadcast
video berkualitas tinggi (setara real time full
motion video secara simultan ) ke user window
melalui jaringan data yang ada sekarang.
Beberapa fitur yang dimiliki oleh IPTV
diantaranya [16]; menyiarkan secara langsung
(prerecorded digital video) program
pendidikan, komersial, serta dapat melakukan
capturing dan transmisi program dari berbagai
sumber, melakukan penjadwalan Program
sesuai dengan kebutuhan antara pemilik
informasi dan audience. Penonton dapat
memilih program dari daftar yang dapat
terlihat, memberikan layanan yang ekonomis
namun dengan tidak mengorbankan kualitas
layanan. Hal ini disebabkan teknologi
bandwidth transmisi yang efisien, yaitu IP
multicasting, mendukung format standar
MPEG (Motion Picture Experts Group) untuk
memberikan high quality, full motion video.
2.4.2 Layanan Data
Layanan data dalam layanan triple play
adalah akses internet berkecepatan tinggi
(broadband). Secara khusus, banyak aplikasi
yang dapat diterapkan dengan adanya layanan
ini, salah satu di antaranya adalah Home
Network atau HAN (Home Area Network)
yang merupakan suatu jaringan akses dalam
rumah yang dibangun dari perangkat berbasis
IP (IP based) dengan akses internet kecepatan
tinggi yang dapat diakses dari dalam atau luar
rumah. Pengaturan pada perangkat home
network tersebut dilakukan oleh Home
Gateway [16].
2.4.3 Layanan VoIP
VoIP adalah teknologi telepon yang
menggunakan internet sebagai medianya.
VoIP juga dikenal dengan istilah lain seperti
VoBB (Voice over BroadBand) dan IP
Telephony. Dengan adanya VoIP, pelanggan
dapat terhindar biaya telepon yang mahal saat
menelepon seseorang yang berada di tempat
yang jauh. Selain itu, VoIP juga menghemat
6
biaya infrastruktur telepon. Latar belakang
dibangunnya teknologi VoIP, antara lain ;
karena perkembangan teknologi komunikasi
data, teknologi sistem kompresi yang semakin
berkembang, perkembangan teknologi proses
data, efisiensi dan penggunaan media
transmisi.
2.5 REGRESI DAN KORELASI LINIER
Untuk mempelajari bentuk hubungan
fungsional antara dua peubah atau dua faktor biasa
digunakan analisis regresi. Dalam analisis regresi,
dikenal ada dua jenis peubah, yaitu peubah respon
atau disebut juga peubah tak bebas (dependent)
yaitu peubah yang keberadaannya dipengaruhi oleh
variabel lainnya dan biasa dinotasikan dengan Y
sedangkan peubah prediktor dan disebut juga
peubah bebas (independent) yaitu peubah yang
tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya dan biasa
dinotasikan sebagai [10]. Persamaan regresi linier
sederhana adalah :
𝑌′ = 𝑎 + 𝑏𝑋 (1)
dengan: Y =Nilai perkiraan dari variabel Y
berdasarkan variabel X yang
dipilih
a = Nilai titik potong Y. Merupakan
perkiraan nilai Y saat X=0
b = Kemiringan garis atau perubahan
rata-rata Y’ untuk setiap satu unit
perubahan variabel X
X = Sembarang variabel bebas yang
dipilih
b = 𝑛∑𝑋𝑖𝑌𝑖−∑𝑋𝑖∑𝑌𝑖
𝑛∑𝑋𝑖2− ∑𝑋𝑖
2 (2)
a = ∑𝑋𝑖
2∑𝑌𝑖−∑𝑋𝑖∑𝑋𝑖𝑌𝑖
𝑛∑𝑋𝑖2− ∑𝑋𝑖
2 (3)
dengan : n = banyak pasangan data
Yi = nilai peubah tak bebas Y ke-i
Xi = nilai peubah bebas X ke-i
∑X dan ∑ = nilai rata-rata dari masing-masing
variabel X dan Y
Korelasi didefinisikan hubungan antara dua
peubah atau lebih. Pada analisis korelasi tidak
tentang peubah bebas (X) peubah terikat (Y),
keduanya dapat bertukar tempat dan bersifat acak.
Model korelasi mangasumsikan bahwa pada suatu
populasi terdapat pasangan nilai X dan Y,
keduanya saling berhubungan dan tidak ada
bersifat fiks. Berikut persamaan korelasi liner
sederhana [8, 14]:
r=𝑛 ∑𝑋𝑌𝑖 − ∑𝑋𝑖 (∑𝑌𝑖)
𝑛∑𝑋𝑖2−(∑𝑋𝑖)
2 𝑛∑𝑌𝑖2−(∑𝑌𝑖)
2
(4)
dengan : R = r2
n = banyak pasangan data
Yi = nilai peubah tak bebas Y ke-i
Xi = nilai peubah bebas X ke-i
Koefisien korelasi (r) adalah ukuran hubungan
linier peubah X dan Y. Pada gambar 2.19
menunjukkan harga kekuatan korelasi seperti
berikut ini:
Gambar 2 Kekuatan Korelasi [10]
Keterangan :
Nilai r bekisar antara (+1) sampai (-1)
Nilai r yang (+) ditandai oleh nilai b yang (+)
Nilai r yang (-) ditandai oleh nilai b yang (-)
3.1 PENGARUH JARAK DAN PARAMETER
ELEKTRIS TERHADAP DATA RATE
Analisis yang dilakukan pada Penyusunan
Tugas Akhir ini adalah dengan mengamati perilaku
pengaruh jarak dan parameter elektris terhadap
data rate. Agar mengetahui arah dan kuatnya
hubungan parameter elektris terhadap data rate
maka data dianalisis dengan metode analisis
regresi dan analisis korelasi.
3.1.1 Pengaruh Jarak terhadap Data Rate
Hasil pengukuran jarak yang dimaksud
adalah jauhnya jarak/panjang saluran kabel
tembaga dari sentral hingga ke pelanggan.
Data yang kurang valid (status Not R2BB)
yang disebabkan oleh parameter lain tidak
diikutsertakan dalam perhitungan agar tidak
terjadi prediksi nilai perubahan data rate yang
tidak konstan.
Jarak terdekat dari sentral ke pelanggan
adalah 1.309 m sedangkan jarak terjauh adalah
6470 m. Data rate yang mampu dilayani oleh
PT Telkom pada MDF PWT_1 memiliki
kecepatan terendah sebesar 0,512 Mbps
7
sedangkan kecepatan tertinggi adalah 20
Mbps. Jarak maksimal untuk teknologi ADSL
adalah 5,5 km (diameter kabel 0,6mm)
sehingga jarak sentral ke pelanggan yang
melebihi standarisasi tersebut memiliki
kecepatan yang semakin rendah, terlihat dari
sampel data jarak terjauh yaitu pada 6470 m
hanya memiliki kapasitas kecepatan data
maksimal 0,512 Mbps.
Gambar 3 Grafik pengaruh jarak terhadap data
rate
Dari Gambar grafik 3 terlihat beberapa
nilai data rate yang turun dan tidak stabil pada
jarak 2.195 m dan 2.633 m. Hal ini
disebabkan pada jarak tersebut terdapat
redaman yang cukup besar dibandingkan
redaman pada jarak 2.228 m dan 2.677 m. Hal
ini bisa terjadi apabila pada saluran tersebut
terdapat sambungan yang cukup banyak
sehingga menimbulkan redaman yang cukup
besar. Persamaan regresi linier yaitu Y’ = a +
bx, pada perhitungan nilai a diperoleh yaitu
0,82 dan nilai b yaitu- 0,004 sehingga hasil
persamaan regresi linier adalah Y’ = 0,82 –
0,004x. Gambar 3 menunjukkan fungsi linier
pengaruh jarak terhadap data rate seperti
berikut ini :
Gambar 4 Grafik pengaruh jarak terhadap data
rate dengan garis linier
Dari grafik 4 di atas dapat dilihat nilai
kolerasi dari persamaan 4 diperoleh nilai r = -
0,826 yang menunjukkan bahwa peubah Y
(data rate) dan X (jarak) memiliki korelasi
linier yang negatif atau saling berlawanan
dengan tingkat hubungan kuat. Dengan
menunjukkan arah negatif pada nilai r berarti
hubungan antara jarak dan data rate
berbanding terbalik yaitu semakin jauh jarak
pelanggan dari sentral maka semakin rendah
nilai data rate. Hasil korelasi determinasi R =
- 0,8562 yaitu sebesar 0,681 yang
menunjukkan bahwa proporsi keragaman nilai
Y dapat dijelaskan sebesar 68,1 % oleh nilai
peubah X.
3.1.2 Pengaruh Redaman terhadap Data Rate
Hasil pengukuran redaman menunjukkan
nilai daya yang hilang pada suatu saluran
telepon rumah pada saat sinyal tersebut
dlewati oleh sinyal informasi. Nilai redaman
diukur dengan satuan dB. Data memiliki status
Not R2BB yang disebabkan oleh parameter
lain tidak diikutsertakan dalam perhitungan
agar tidak terjadi prediksi nilai perubahan data
rate yang tidak konstan.
Gambar 5 Pengaruh redaman terhadap data
rate
Nilai terkecil untuk nilai redaman pada
Tabel 4.3 di atas setelah diurutkan adalah
12,67 dB dan nilai terbesar adalah 57,51 dB.
Data rate bernilai sama yaitu terendah
kecepatan terendah adalah 0,512 Mbps dan
kecepatan tertinggi 20 Mbps. Terlihat bahwa
redaman terkecil 12,67 memiliki nilai data
rate terbesar yaitu 20 Mbps dan redaman
terbesar memiliki nilai data rate terkecil yaitu
0,512 Mbps. Calon pelanggan yang mampu
mendapatkan data rate sebesar 20 Mbps
dikarenakan redaman pada saluran teleponnya
memenuhi persyaratan ≤ 15,8 dB sedangkan
calon pelanggan yang mampu mendapatkan
data rate sebesar 10 Mbps telah memenuhi
persyaratan hasil ukur redaman sebesar ≤ 20,7
0
5
10
15
20
25
13
09
13
71
16
20
16
44
18
72
22
28
24
08
25
52
26
75
28
20
32
78
36
00
40
70
45
80
64
70
Da
ta R
ate
(M
bp
s)
Jarak (m)
y = -0.004x + 20.82
R² = 0.681-15
-10
-5
0
5
10
15
20
25
0 2000 4000 6000 8000
Da
ta R
ate
(M
bp
s)
Jarak (m)
0
5
10
15
20
25
12
.67
13
.27
14
.16
16
.53
18
.11
20
.7
22
.42
23
.44
24
.29
27
.04
29
.24
32
.18
37
.09
39
.98
57
.51
Da
ta r
ate
(m
bp
s)
Redaman (dB)
8
dB, calon pelanggan yang mampu
mendapatkan data rate sebesar 6 Mbps
memenuhi standarisasi hasil ukur redaman ≤
25 dB, calon pelanggan yang mampu
mendapatkan data rate sebesar 4 Mbps
memenuhi standarisasi hasil ukur redaman ≤
30 dB, calon pelanggan yang mampu
mendapatkan data rate 2 Mbps memenuhi
persyaratan hasil ukur redaman ≤ 35 dB, calon
pelanggan yang mampu mendapatkan data
rate 1 Mbps memenuhi persyaratan hasil ukur
redaman ≤56 dB, calon pelanggan yang
mampu mendapatkan data rate hanya sebesar
0,512 Mbps dikarenakan nilai redaman pada
jaringan tersebut besar dan memenuhi
persyaratan ≤ 65 dB.
Dari Gambar 5 terlihat penurunan nilai
redaman yang konstan dari jarak yang terjauh
hingga jarak terdekat. Berdasarkan persamaan
1 yaitu regresi linier Y’ = a + bx, pada
perhitungan nilai a diperoleh 21,81 dan nilai b
yaitu - 0,553 sehingga hasil persamaan regresi
linier adalah Y’ = 21,81 – 0,553x. Nilai
kolerasi adalah R = r2 dan diperoleh nilai r = -
0,838 yang menunjukkan bahwa peubah Y
(data rate) dan X (redaman) memiliki korelasi
linier yang negatif atau saling berbanding
terbalik dengan tingkat korelasi yang kuat.
Dengan menunjukkan arah negatif pada nilai r
berarti semakin besar redaman maka akan
semakin rendah nilai data rate. Hasil korelasi
R Determinasi = - 0.8382 yaitu sebesar 0.702
menunjukkan bahwa proporsi keragaman nilai
Y dapat dijelaskan 70,2 % oleh nilai peubah
X. Gambar 6 menunjukkan fungsi linier
pengaruh redaman terhadap data rate seperti
berikut ini :
Gambar 6 Grafik pengaruh redaman terhadap
data rate dengan garis linier
Gambar 6 menunjukkan bahwa nilai
redaman meningkat seiring dengan
bertambahnya data rate yang digunakan.
Redaman bisa dikategorikan sebagai daya
yang hilang. Daya input lebih besar dari daya
output. Semakin kecil nilai redaman, akan
semakin bagus kualitasnya.
3.1.3 Pengaruh Jarak terhadap redaman
Jarak sangat berpengaruh terhadap
redaman. Hal ini disebabkan semakin panjang
saluran kabel maka akan terdapat banyak
sambungan dan menyebabkan redaman atau
kerugian daya pada saat transmisi pada titik-
titik penyambungan tersebut. Sampel data
valid yang digunakan untuk perhitungan jarak
terhadap redaman sebanyak 50 .
Gambar 7 Grafik pengaruh jarak terhadap
redaman
Persamaan regresi linier adalah Yi = a
+ bx, pada perhitungan nilai a diperoleh 1,293
dan nilai b 0,008 sehingga diperoleh hasil
persamaan regresi linier adalah Y’ = 1,293 +
0,008 x. Nilai kolerasi adalah R Determinasi =
r2 dan dari persamaan 2.14 dapat diperoleh
nilai r = 0,99 yang menunjukkan bahwa
peubah Y (redaman) dan X (jarak) memiliki
korelasi linier yang berbanding lurus dengan
tingkat kekuatan yang mendekati sempurna.
Hasil korelasi R Determinasi = 0,9972 yaitu
sebesar 0,993 yang menunjukkan bahwa
proporsi keragaman nilai Y dapat dijelaskan
sebesar 99% oleh nilai peubah X.
Gambar 8 Grafik pengaruh redaman terhadap
data rate dengan garis linier
y = - 21.81-0,553x
R² = 0.702
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
25
0 20 40 60 80
Da
ta r
ate
Mb
ps)
Redaman (dB)
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8.1
9
12
.94
13
.27
14
.29
18
.11
16
.22
20
.83
20
.07
23
.51
22
.77
24
.29
28
.81
31
.12
32
.18
37
.18
39
.98
46
.51
Ja
rak
(m
)
Redaman (dB)
y = 1.293 +0.008
R² = 0.993
0
10
20
30
40
50
60
70
0 2000 4000 6000 8000
Red
am
an(dB)
Jarak (m)
9
Berdasarkan data yang diperoleh dari
Gambar 8 maka kecenderungan redaman akan
semakin meningkat sebanding dengan
peningkatan jarak sentral ke pelanggan. Hubungan antara besar redaman terhadap
panjang media secara langsung belum
ditentukan formulasinya. Namun hubungan
tersebut dapat didekati melalui persamaan
resistivitas. Redaman berperilaku mirip
dengan hambatan (R). Sehingga apabila dalam
persamaan tersebut besar R berbanding lurus
atau sebanding dengan panjang media (L),
demikian pula besar redaman juga akan
berbanding lurus dengan panjang media (L).
3.1.4 Pengaruh unbalance resistance
terhadap data rate
Hasil pengukuran unbalance resistance
menunjukkan nilai ketidakseimbangan
tahanan penghantar sepanjang 1 pair antara
urat kabel satu dan urat pasangannya (a dan
b). Nilai parameter ini diukur dengan satuan
persentase(%).Standarisasi ketidakseimbangan
tahanan penghantar adalah bernilai 4%.
Nilai unbalance resistance pada data
saluran kabel telepon area PWT_1 memiliki
persentase terkecil yaitu 0 % yang berarti
tahanan penghantar antar pair urat kabel
tersebut dalam kondisi yang baik dan
seimbang sedangkan nilai unbalance
resistance yang melebihi standarisasi 4% yaitu
pada sampel ke 44 yaitu sebesar 7,83%,
sampel data ke-45 sebesar 8,41%, sampel ke
46 sebesar 11,63% dan nilai terbesar terbesar
yaitu 31,23 % yang berarti kabel tembaga
pada saluran telepon tersebut memiliki
ketidakseimbangan tahanan penghantar yang
cukup besar antar pair sehingga jaringan
berada dalam kondisi yang kurang baik
sehingga berstatus Not Ready to Broadband.
Gambar 4.7 Pengaruh unbalance resistance
terhadap data rate
Pada Gambar 9 tersebut terdapat 5 titik
error yang memiliki nilai lebih besar dari 4%.
Perubahan data rate terlihat tidak beraturan
dan tidak konstan jika nilai unbalance
resistance semakin besar.
Regresi linier Y’ = a + bx, pada
perhitungan diperoleh nilai a = 7,925 dan
nilai b = - 0,346 sehingga hasil persamaan
regresi linier adalah Y = 7,925 – 0,346x. Nilai
kolerasi adalah R Determinasi = r2 dan
diperoleh perhitungan nilai r = -0,111 yang
menunjukkan bahwa peubah Y (data rate) dan
X (unbalance resistance) memiliki korelasi
linier yang negatif atau saling berbanding
terbalik dengan tingkat kekuatan korelasi yang
sangat lemah.
Dengan menunjukkan arah negatif pada
nilai r berarti semakin besar unbalance
resistance maka semakin rendah nilai data
rate. Hasil korelasi R determinasi = - 0,111 2
yaitu sebesar 0,087 yang menunjukkan bahwa
proporsi keragaman nilai Y dapat dijelaskan
hanya sebesar 8,7% oleh nilai peubah X
karena memiliki tingkat korelasi yang sangat
lemah. Maka dapat diketahui bahwa nilai
unbalance resistance berpengaruh terhadap
kondisi kesiapan jaringan dalam layanan
broadband namun tidak begitu berpengaruh
terhadap kecepatan akses data.
Gambar 10 Grafik pengaruh unbalance
resistance terhadap data rate dengan garis
linier
Gambar 10 menunjukkan bahwa nilai
unbalance resistance tidak meningkat seiring
dengan bertambahnya data rate yang
digunakan. Unbalance resistance dapat
diminimalisir apabila sebelum melakukan
penggelaran kabel baru ukuran diameter kabel
lebih diperhatikan dengan cara memasang
kabel dengan diameter yang sama pada setiap
titik terminasi dari MDF hingga ke KTB
karena besar diameter kabel yang jauh berbeda
dapat menimbulkan ketidakeseimbangan
antara tahanan penghantar pada urat a dan urat
b dan nilai perbedaan yang melebihi
0
5
10
15
20
25
0 0
0.2
1
0.2
1
0.4
2
0.4
2
0.4
2
0.6
3
0.6
3
0.8
4
1.0
6
1.2
7
1.4
7
1.9
1
3.1
8
11
.63
Da
ta R
ate
(M
bp
s)
Unbalance Resistance (%)
y = 7,925-0,346
R² = 0,087
-5
0
5
10
15
20
25
0 10 20 30 40
Da
ta r
ate
(M
bp
s)
Unbalance Resistance (%)
10
standarisasi 4% dapat menyebabkan
ketidakstabilan kecepatan download pada saat
mengakses data.
3.1.5 Pengaruh longitudinal balance
terhadap data rate
Hasil pengukuran longitudinal balance
menunjukkan nilai keseimbangan
penghantaran sinyal sepanjang 1 pair antara
urat kabel satu dengan urat kabel pasangannya
(a dan b). Standarisasi untuk nilai ukur
longitudinal balance yang baik adalah lebih
besar dari ( > ) 60 dB [4] .
Saluran telepon memiliki nilai ukur
terkecil yaitu 43.33 yang tidak memenuhi
standarisasi sedangkan nilai terbesarnya yaitu
> 60 dB. Pada alat ukur tidak menunjukkan
angka real untuk angka yang sudah memenuhi
standarisasi >60 dB, hasil ukur longitudinal
balance dianggap baik jika sudah memenuhi
standarisasi tersebut.
Gambar 11 Pengaruh longitudinal
balance terhadap data rate
Longitudinal Balance adalah nilai
keseimbangan sinyal sepanjang urat a dengan
urat b dalam satuan dB. Nilai Longitudinal
Balance yang baik pada kabel tembaga lebih
besar dari 60 dB. Hasil pengukuran
Longitudinal Balance yang ditampilkan pada
BAMS adalah > 60 dB dan menunjukkan nilai
ukur yang real jika < 60 dB. Seperti terlihat
pada Tabel 4.6 terdapat 2 titik error yang
memiliki nilai kurang dari 60 dB yaitu terlihat
pada sampel data pengamatan ke-1 bernilai
43,33 dB dan sampel data ke-2 bernilai 49,95
dB. Hal ini menyebabkan jaringan kabel
tembaga tersebut tidak dapat digunakan untuk
layanan broadband walaupun parameter
elektris yang lain telah memenuhi syarat.
Regresi linier Y’ = a + bx, pada
perhitungan diperoleh nilai a = 7,881 dan
nilai b = - 0,013 sehingga hasil persamaan
regresi linier adalah Y’ = 7,881 – 0,013x.
Nilai kolerasi adalah R Determinasi = r2 dan
diperoleh perhitungan nilai r = 0,000 yang
menunjukkan bahwa peubah Y (data rate) dan
X (longitudinal balance) tidak ada korelasi
sama sekali atau tidak saling mempengaruhi
dan menunjukkan bahwa proporsi keragaman
nilai Y tidak dapat dijelaskan oleh nilai
peubah X.
Gambar 12 Grafik pengaruh longitudinal balance
terhadap data rate dengan garis linier
Dari gambar 12 tersebut ditunjukkan
bahwa longitudinal balance tidak dapat
mempengaruhi nilai data rate karena tidak ada
korelasi atau hubungan sama sekali antara
kedua parameter tersebut. Maka dapat
diketahui bahwa Longitudinal Balance cukup
berpengaruh terhadap kondisi kesiapan
jaringan dalam mendapatkan layanan
broadband namun tidak berpengaruh terhadap
data rate.
3.2 HUBUNGAN ANTARA VARIABEL
PARAMETER ELEKTRIS TERHADAP
DATA RATE
Hubungan antara variabel terhadap data rate
berdasarkan penelitian yang telah diuraikan
ditunjukkan pada Tabel 1 berikut ini :
Tabel 4.7 Hubungan antara jarak dan parameter
elektris terhadap data rate
Parameter
Korelasi
terhadap data
rate
Regresi Linier
Jarak -0,826 Y’ = 0,82 0,004x
Redaman -0,838 Y’= 21,81 – 0,553x
Unbalance
resistance -0,111 Y’ = 7,925 –0,346x
Longitudinal
Balance 0,000 Y’= 7,881 –0,013x
0
5
10
15
20
25
43
.33
> 6
0
> 6
0
> 6
0
> 6
0
> 6
0
> 6
0
> 6
0
> 6
0
> 6
0
>6
0
>6
0
>6
0
>6
0
>6
0
Da
ta r
ate
(M
bp
s)
Longitudinal Balance (dB)
y = 7.881-0,013x
R² = 0.000
0
5
10
15
20
25
0 10 20 30 40 50
Da
ta R
ate
(M
bp
s)Longitudinal Balance (dB)
11
Apabila diamati secara seksama data
parameter elektris terhadap data rate pada Tabel 1
tersebut maka dapat diketahui secara garis besar
hubungan data rate dengan parameter berupa
jarak, redaman, unbalance resistance dan
longitudinal balance adalah sebagai berikut :
1. Data rate ≈ Jarak, semakin jauh jarak akan
memiliki nilai data rate yang semakin kecil.
Begitu pula sebaliknya, untuk pelanggan yang
dekat dengan sentral akan memiliki nilai data
rate yang tinggi atau dengan kata lain jarak
berbanding terbalik dengan kecepatan
downstream.
2. Data rate ≈ Redaman, semakin jauh jarak
pelanggan dari sentral maka akan semakin
besar nilai redamannya begitu juga sebaliknya.
Hal ini disebabkan karena semakin panjang
saluran maka akan semakin banyak terdapat
sambungan yang dapat menimbulkan redaman
atau dengan kata lain redaman berbanding
terbalik dengan kecepatan downstream.
3. Data rate ≈ Unbalance resistance, semakin
besar semakin besar nilai unbalance
resistance hanya akan sedikit mempengaruhi
data rate namun akan berpengaruh pada
kesiapan layanan pasang broadband jika hasil
ukur saluran telepon melebihi standarisasi 4%.
4. Data rate ≈ Longitudinal balance, tidak akan
berpengaruh namun akan berpengaruh pada
kesiapan layanan pasang broadband jika hasil
ukur saluran tidak memenuhi standarisasi >60
dB.
Dari uraian penelitian jarak dan parameter
elektris terhadap data rate dapat diketahui bahwa
parameter yang paling berpengaruh adalah
parameter jarak dan redaman. Jarak sentral atau
panjang saluran kabel yang semakin jauh dengan
pelanggan akan menimbulkan redaman yang cukup
besar sehingga dapat mempengaruhi data rate.
Berdasarkan analisis data diketahui bahwa
parameter elektris akan dianggap Not Ready to
Broadband jika salah satu parameter elektris tidak
memenuhi standarisasi pengukuran untuk layanan
broadband.
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data mengenai
pengaruh parameter elektris jarak, redaman,
unbalance resistance dan longitudinal balance
terhadap data rate maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Tidak seluruh parameter elektris berpengaruh
terhadap data rate, dari 50 sampel data dapat
diketahui parameter yang paling berpengaruh
adalah jarak dan redaman yang memiliki
tingkat korelasi sedang yaitu -0,826 dan -
0,8388 dan berbanding terbalik dengan
kecepatan data.
2. Korelasi antara jarak dan redaman adalah
0,997 atau mendekati sempurna sehingga
parameter ini saling mempengaruhi, apabila
semakin jauh jarak dari sentral ke pelanggan
maka redaman atau daya yang hilang akan
semakin besar pada saat dilewati oleh sinyal
informasi dan begitu pula sebaliknya.
3. Nilai unbalance resistance berpengaruh
terhadap kesiapan jaringan dalam pemasangan
layanan broadband namun lemah dalam
mempengaruhi data rate karena memiliki nilai
korelasi -0,111.
4. Nilai Longitudinal Balance cukup
berpengaruh terhadap kondisi kesiapan
jaringan dalam mendapatkan layanan
broadband jika tidak memenuhi standarisasi
>60 dB namun tidak berpengaruh terhadap
data rate karena memiliki tingkat korelasi 0.
5. Saluran telepon pelanggan akan dianggap
Ready to Broadband apabila semua parameter
elektris telah memenuhi standarisasi
pengukuran dan data rate yang mampu
dilayani oleh PT Telkom kecepatannya
tergantung oleh nilai besar kecilnya nilai hasil
ukur parameter elektris tersebut.
6. Saluran telepon pelanggan Not Ready to
Broadband jika salah satu parameter elektris
tidak memenuhi standarisasi pengukuran
untuk layanan broadband.
4.2 SARAN
Berdasarkan analisis data pengaruh parameter
elektris terhadap data rate dalam mendukung
layanan broadband studi kasus di PT TELKOM
maka saran Penulis adalah sebagai berikut :
1. Dengan penelitian ini diharapkan perusahaan
dapat meningkatkan kualitas layanan
broadband dengan cara mengurangi faktor
penghambatnya yaitu jarak dan redaman.
2. Untuk menambah data rate dapat dilakukan
dengan meminimalisir nilai redaman dengan
cara mendekatkan jarak dari DSLAM ke
pelanggan. Oleh karena itu PT Telkom
hendaknya memperbanyak DSLAM outdoor
di lokasi yang jauh dari MDF dan padat
dengan pelanggan sehingga akses broadband
dapat terpenuhi dengan baik agar senantiasa
dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
3. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan
menambah parameter penelitian berupa
pengaruh Tahanan Isolasi, Kapasitansi,
Tegangan, dan Arus .
12
DAFTAR PUSTAKA
1. http://id.wikipedia.org/wiki/XDSL
diakses pada tanggal 22 September 2012
2. Telekomunikasi Indonesia Divisi Riset
Teknologi Informasi, “Basic Knowledge
x Digital Subscriber Line”, Bandung,
2004.
3. Nababan, Laosmaria, “Jaringan Lokal
Akses Tembaga Pada Performansi
DSLAM berbasis teknologi ADSL di PT.
TELKOM Medan”, Medan , Universitas
Sumatera Utara, 2011.
4. Telekomunikasi Indonesia Divisi Riset
Teknologi Informasi “Pedoman
Pemasangan Jaringan Telekomunikasi”,
Bandung , 2000.
5. Purwanita, R. A, “Analisis Pengaruh
Jarak Terhadap redaman, SNR (Signal
To Noise Ratio), Dan Kecepatan
Download Pada Jaringan ADSL”,
Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy
Putra Purwokerto, Purwokerto, 2010.
6. Rizky, Alain, “Jumlah Ideal Pengguna
Pada Perangkat Digital Sibscriber Line
Access Multiplexer (DSLAM) di PT.
Telkom Tbk., Divisi Access Area (DIVA)
Purwokerto”, Universitas Jendral
Sudirman, Purwokerto, 2011.
7. Sugiharto, Toto, “Bahan Kuliah Statistik
2 ANALYSIS OF VARIANS” ,
Universitas Gunadarma, Jakarta Pusat ,
2009.
8. Sugiyono, “Statistika Untuk Penelitian”,
Penerbit Alfabeta, Bandung, 2011.
9. Suherman, Rahmad Fauzi, “Jaringan
Telekomunikasi”, Universitas Sumatera
Utara., Medan ,2006.
10. Sungkawa, Iwa, “Penditeksian Pencilan
(Outlier) dan Residual pada Regresi
Linier”, Universitas Bina Nusantara,
Jakarta , 2009.
11. Syamsuryana, Mulyatno E, Rahman A. A,
“X-DSL X-Digital Subscriber Line Dari
Modem Analog Ke Modem Digital ,
Penerbit PT. Elex Media Komputindo.
Cetakan I, Jakarta, 2006.
12. Triseno, Saras, “Analisis Pengaruh
Karakteristik Elektris Kabel Tembaga
Terhadap Kecepatan Data Pada
Layanan Speedy di PT. (Persero)
Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Kandatel Purwokerto”, Sekolah Tinggi
Teknologi Adisutjipto Yogyakarta,
Yogyakarta, 2010.
13. Widosari, Kinanthi Nindhita, “Analisis
Pengaruh Jarak Terhadap Kualitas
Jaringan ADSL Pada Arah Uplink di
TELKOM Purwokerto”, Akademi
Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra,
Purwokerto, 2010.
14. Yanottama, “Analisis Pengaruh Jarak
dan Waktu Geografis Server terhadap
Kecepatan Download dan Upload Pada
Koneksi Asymmetric Digital Subscriber
Line (ADSL)”, Akademi Teknik
Telekomuninasi Sandhy Putra
Purwokerto, Purwokerto , 2012.
15. Yuniati, Mela, “Analisis Pengaruh User
Aktif Terhadap Bandwidth Used Pada
Layanan Speedy Studi Kasus Di PT.
TELKOM, Tbk”, Akademi Teknik
Telkom Sandhy Putra Purwokerto,
Purwokerto, 2011.
16. http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/w
pcontent/uploads/2012/05/L2F006044_M
KP.pdf diakses pada tanggal 29 Januari
2013
17. Telekomunikasi Indonesia, “Standar
Parameter Elektris Jaringan Akses
Tembaga Untuk Layanan Broadband”,
Bandung , 2000.
18. http://www.itu.int/osg/spu/ip/chapter_sev
en.html diakses pada tanggal 01 Februari
2013
Mengetahui :
Pembimbing I
Anggun Fitrian Isnawati, S.T., M.Eng.
NIDN: 0604097801
Pembimbing II
Nunung Sadtomo P., S.T
NIDN: 0611077401