+ All Categories
Home > Documents > kamus kimia - forensik dan imunokimia - Repositori Kemdikbud

kamus kimia - forensik dan imunokimia - Repositori Kemdikbud

Date post: 25-Feb-2023
Category:
Upload: khangminh22
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
161
Transcript

TIOAK DIPEROAGANGKAN UNTUK UMUM

KAMUS KIMIA FORENSIK DAN IMUNOKIMIA

A. Hadyana Pudjaatrnaka Siswandi Sudiono Djaja Suryaatrnaja

Rudy Wahyu Widayat I.S.

Pusat Pembinaan . dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Jakarta 1994

KAMUS KIMIA: FORENSIK DAN IMUNOKIMIA

Penyusun Dr. A Hadyana Pudjaatmaka Dr. Siswandi Sudiono

Pembina Proyek Dr. Hasan Alwi

Pemimpin Proyek Dr. Edwar Djamaris Dr. Djaja Suryaatmaja

Drs. Rudy Wahyu Widayat I.S.

ISBN : 979-459-472-5

Penyunting Hartini Supadi

Pewajah Kulit A Murad

Pembantu Teknis Sartiman

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Jalan Daksinapati Barat IV

Rawamangun Jakarta 13220

Hak cipta dilindungi undang-undang. Sebagian atau seluruh isi buku ini dilarang diperbanyak

dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal pengutipan

untuk keperluan penulisan artikel .:~2 J .. ~r·· ; ~

atau karya ilmiah. .

ii

KATA PENGANTAR KEPALA PUSA T

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA

Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia-Jakarta yang ber­naung di bawah Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departe­men Pendidikan dan Kebudayaan, sejak tahun 1974 mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan kebahasaan dan kesastraan yang bertujuan meningkatkan mutu pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar, menyempumakan sandi (kode) bahasa Indonesia, mendorong pertum­buhan sastra Indonesia, dan meningkatkan apresiasi sastra Indonesia. Dalam rangka penyediaan sarana kerja dan buku acuan bagi mahasiswa, guru, dosen, dan tenaga peneliti, tenaga ahli, dan masyarakat umum, naskah basil penelitian dan penyusunan para ahli diterbitkan dengan biaya proyek ini.

Kamus dwibahasa yang diterbitkan mencakupi kamus bahasa Indonesia-bahasa daerah dan kamus bahasa daerah-bahasa Indonesia.

Terbitan ini, Kamus Kimia Forensik Dan lmunokimia, merupakan . salah satu dari seri itu yang naskahnya berhasil disusun berkat bantuan

tenaga dan pikiran A. Hadyana Pudjaatmaka, Siswandi Sudiono, Djaja Suryaatmaja, dan Rudy Wahyu Widayat I.S. ·

Ucapan terima kasih juga ingin saya sampaikan kepada Dr. Edwar Djamaris (Pemimpin Proyek 1992/1993), Drs. A. Murad (Sekretaris Proyek) Sdr. Suhadi (Bendahara Proyek), Sdr. Sartiman, Sdr. Radiyo, dan Sdr. Suna.rko (Staf Proyek) yang telah mengelola penerbitan bukU ini

Jakarta, J anuari 1994

Dr. Hasan Alwi

iii

PRAKATA

Kerja sama kebahasaan Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam telah selesai menangani penyelarasan padanan istilah ilmu dasar (Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi). Dalam bidang kimia telah ditangani subbidang kimia yang lazim dan kimia terapan. Kimia terapan yang disepakati adalah Kimia Lingkungan dan Industri, Kimia Pangan, Kimia Pertanian, dan Kimia Forensik serta Imunokimia.

Sejajar dengan dan kadang-kadang mendahului kerja sama keba­hasaan ini, Pusat Bahasa juga mengadakan proyek penyusunan kamus istilah. Berkaitan dengan itu, dalam bidang kimia, Pusat Bahasa telah menyusun Kamus Kimia Umum, Kimia Fisika, Kimia Organik, Kimia Anorganik dan Geokimia, Kimia Inti dan Radiokimia, Kimia Analisa, Biokimia, Kimia lndustri dan Lingkungan, Kimia Pangan, dan Kimia Pertanian.

Dalam rencana semula kerja sama kebahasaan, Kimia Forensik dimaksudkan sebagai terapan dalam bidang hukum, sedangkan Imuno­kimia sebagai terapan kimia dalam bidang kedokteran. Namun, dalam penyusunan kamus istilah, terutama karena pelaksanaannya adalah satu tim, kamus dwibagian ini lebih berkisar ke kimia media serta kadang­kadang mencakup ulang Biokimia dan Kimia Farmasi. Pembagian entri

.· .dalam dua bagian pun agak sebarang dan banyak entri muncul, baik dalam bidang Kimia Forensik maupun Imunokimia.

Penyus\man kamus selengkapnya adalah Dr. A. Hadyana Pudjaat­maka, dr; Siswandi Sudiono, dan dr. Djaja .suryaatmaja. Karena

iv

penyusunan terakhir berti.Jgas ke Jepang, dalam penye1esaiai1Jlya diganti o1eh dr. Budi Sampuma. Adapun yang bertindak sebagai pendamping bahasa adalah Drs. Rudy Wahyu Widayat I.S., sedangkan Sdr. Suyatmo, sebagai pembantu teknis.

Dalam rencana yang akan datang, · Pusat Bahasa akan menerbitkan "Daftar Kolektif Istilah Kimia", yang akan disusun setelah dise1araskan dengan istilah Matematika, Fisika, dan Bio1ogi. Daftar ini diharapkan dapat dipersembahkan kepada masyarakat dalam bulan Oktober 1993. Setelah itu, mungkin akan muncul dua kamus susulan di luar rencana semula, yaitu "Kamus Pulpa dan Kertas", serta : Kimia Keramik dan Kaca". Setelah kedua kamus tersebut terbit, semua kamus kimia akan diintegrasikan dan direvisi menjadi Kamus Bidang Kimia.

Melalui tulisan ini, penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. Hasan Alwi, Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dan kepada Dr. Edwar Djamaris, Pemimpin Bagian Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia beserta seluruh stafnya yang telah membantu terse1enggaranya penyusunan kamus ini pada anggaran tahun 1992/1993. ·

Jakarta, Januari 1993

Penyusun

y

A

abortifasien obat-obatan yang dapat menginduksikan terjadinya abortus, cara kerjanya adalah dengan menyebabkan kongesti pelvis dan mukoan utenus (spt minyak pala, oli of savin) menyebabkan kontraksi usenus (spt kinina, ergot, oksitosin) atau menyebabkan iritasi . pada vagina dan serviks (spt arsen, sublimat, dan lisol). (abortifacients)

adenilat kinase miokinase, enzim trinerik yang ditemukan dalam nusokondria sel otot dan jaringan lainnya, resisten terhadap panas dan asam, bekerja mengkatalisis konversi R molekul ADP menjadi A TP dan AMP, yang merupakan suatu reaksi penting untuk pembuatan energi dari ADP. ( adenylate kinase)

adiposero, lilin mayat perubahan penampakan dan konsiskusi jaringan lemak subkutis pada mayat menjadi agak k~ras, licin berlilin dengan wama kekuningan. terjadi akibat perubahan lemak netral menjadi asam lemak, terutama asam pulmitat, as hidrostearat, as stearat dan asam oleat, di bawati . · sinar ultra violet berfluoresensi putih· sampai ungu atau violet, larut dalam eter dan alkohol, dengan CuSO 4 akan berwama biru, hijau muda, berbentuk terutama jika mayat dibenamkan dalam air atau ..

2

tanah basah atau udara lembap dingin dengan ventilasi buruk; pe­rubahan ini menghambat teljadinya, pembusukan pada mayat, ber­bau tengik seperti keju lama. (adipocere)

aditif bensin antiketuk zat yang ditambahkan ke dalam bensin agar motor berbahan bakar · bensin bebas dari ketukan; karena bensin lebih cepat terbakar, biasa digunakan timbel tetraetik yang bersifat toksik, juga basil pemba­karannya. (antiknock petrol additive)

ahli toksikologi orang yang ahli dalam bidang ilmu racun (toksikologi) (toxicologist)

akrod.inia; penyakit rnerah jambu pada bayi penyakit kronis akibat keracunan raksa (merkurium) pada bayi atau anak kecil, gejala utama berupa perubahan wama ujung jari-jari dan hidung menjadi merah jambu yang menjalar ke telapak tangan dan kald disertai bercak pucat (iskemi) dan sianosis; jari-jari mem­bengkak, kulit menebal, rambut rontok, liur dan keringat menetes dalam jumlah banyak, gigi tanggal, rahang membusuk, otot menyusut dan lemah, fotofobia, dan diare (acrodynia)

aldehida kelas senya organik beranggota banyak dengan rumus umum RCHO, dengan gugus alkil atau azil, mudah dioksidasi menjadi asam karboksilat RCOOH dan direduksi menjadi alkohol primer, RCHpH. (aldehyde)

alkaloid senyawa organik bernitrogen dan bersifat basa, umumnya berasal dari tumbuhan, misalnya turunan firidina, kuinolina, isokuinolina, dan firola, banyak yang berldlasiat obat, bersifat narkotik atau toksik. (alkaloid)

3

Amaniba taloides jenis jamur yang sangat beraeun, tinggi 6-9 em, tangkai menjulang dari suatu mangkuk pada tanah, memiliki pileus atau cincin pada tangkai kira-kira 2,5 em dari puncalmya, di bawah pileus ini terdapat lekuk-lekuk yang memanear (insang), bagian atas pileus berwama putih atau kekuning-kuningan atau kehijau-hijauan, tumbuh di sekitar hutan dan jalan pada akhir musim panas dan awal musim gugur, mengandung racun yang dapat merusak sel-sel tubuh serta menyebabkan hemolens sel darah merah. (Amanita phalloides)

amfetamina Benzedrine; 1-fenil-2-aminopropana; cairan asiri tak berwama, dasar dari sejumlah obat halusinogen, dapat menimbulkan ketagihan; C,H5CH2CH(NHJCH

2 -

(amphetamine)

amil asetat minyak pisang; campuran isomeri, cairan tak-berwama dengan bau harum pisang ranum, mudah terbakar, digunakan sebagai pelarut. misalnya untuk mengekstrak penisilih, pelarut cat kuku, zat citarasa; H3COOC5H11;

(amyl acetate)

amilobarbiton lihat amobarbital ( amylobarbitone)

Ami tal nama niaga amobarbital (Amytal)

amiloid protein patologis, fibrilar dengan bobot molekul rendah, pada penya .. ·-: kit amiloidosn ditumpuk bersama glikoprotein dan prokoglikan dalam jaringan limpa, hati, dan ginjal, terdiri atas 2 jenis y3:itu amiloid protein A yang terdiri atas untai tunggal 77 asiun amino tanpa jembatan disulfida dan amiloid protein IV yaitu jenis proteiD yang mirip amiloid, terdiri atas 40-45 asam amino dengan struktur

4

dan aminologi sangat mirip dengan alfa lembada imunoglobulin. (amyloid)

amina alifatik amina alifatik diekstraksi dengan eter, kemudian eter diuapkan di bawah titik didihnya dalam gelas beker bulat, sementara satu kertas filter kecil dicelupkan di dala.rrinya sehingga amina tertinggal pada kertas, tambahkan 3 tetes larutan karbon disulfida (CS2)-etil alkohol 1:1 pada satu ujung kertas dan biarlcan berdifusi, lalu dikeringkan, adanya amina afifatik akan menyebabkan timbulnya bercak hitam Ag S dengan gelembung-gelembung gas N

2 jika pada kertas filter

ditetesi pareaksi Ag nitrat-asam nitrat (aliphatic amines)

amobarbital asam 5-etil-5-isoamilbarbiturat; bubuk kristalin putih, tak berbau, pahit, agak toksik bila tercerna, digunakan sebagai zat hipnotik; CuNtsH203 (amobarbital)

analisis pengaktifan neutron analisis unsur( -unsur) dengan cara membiarkan atom unsur itu me­nangkap neutron termal (dalam sebuah reaktor atom) sehingga ber­ubah menjadi unsur lain yang radioaktif sehingga dapat ditetapkan jenis ataupun banyaknya, dalam firensik diterapkan misalnya mene­tapkan Pb dan Sb, dari bekas peluru. (neutron acrivation analysis)

analisis toksikologis pemeriksaan untuk menentukan ada tidaknya suatu racun dalam suatu bahan, biasanya meliputi serangkaian pemeriksaan tertentu, baik secara sederhana maupun dengan berbagai peralatan canggih. (toxicological analysis)

Angel dust . mengandung fensiklinida suatu analgesilclanestetik, dengan rentang

•· takaran efektif dan toksin yang sempit. dapat menimbulkan gejala­gejala agitasi psik.omotor, emosi labil, rasa harga disi besar dan tingkah laku yang meladaptif (tidak dapat diterima) oleh penyalah

s

guna obat dikenal juga dengan nama ,lain; Peace Pill PCP), digunakan dengan jalan dim inurn, melalui suntikan, . atau . dengan merokok. (Angel dust)

anileridina bubuk kristal putih, tak berbau, toksik bila tercena, digunakan dalam kedokteran sebagai zat narkotik; C22H~p2 ( anileridine)

anilina cairan minyak tak berwarna yang mudah menjadi cokelat karena toksidasi atau terk.ena cahaya, bau dan citarasa khas, basa organik penting karena merupakan dasar bagi banyak zat wama dan obat, toksik bila terkena, terttirup, atau terserap kulit; C6H~ (anilene)

anisotropi gejala berbeda-bedanya indeks bias suatu kristal meneuer arah berkas cahaya yang memasuki itu; gejala yang lazim untuk kristal yang struktumya tidak isometrik (bukan kubus) (anisotropy)

anoksia kekurangan oksigen (02) dalam jaringan, dapat terjadi akibat lc.u­rangnya oksigen yang diisap oleh paru-paru (anoksia anoksik), akibat ganguan pada pengangkut oksigen atau sel darah merah (anoksida enermik) akibat gangguan sirkulasi (anoksia stagnan) atau akibat gangguan penggunaan oksigen di jaringan (anoksida sito­toksik atau nistotoksik) seperti pada keracunan sianida (CN). (anoxia)

an tabus tetraetiltiuram disulfida; obat yang digunakan untuk melakukan sen­tisisasi orang terhadap alkohol, jika obat ini diberikan pada orang yang darahnya telah mengandung alkohol akan terjadi sensasi panas pada muka, kongesti pembuluh darah permukaan kulit dan sklei'a, pulpitosi, sesak, mual dan muntah, reaksi ini terjadi akibat peruba­han alkohol menjadi asetaldehida oleh antabusa, harus dilakukan

-6

secara berltati-hati karena dapat menyebabkan bahaya dan kematian. (antabuse)

antidepresan trisiklik golongan obat turunan dibenzazepima yang banyak digunakan untuk pengobatan keadaan depresi, terdiri atas imipramina dan amitrip­tilina, menimbulkan peningkatan "model", aktivitas fisik, kewas­padaan mental, nafsu makan dan perbaikan pola tidur, tidak menye­babkan euforia pada orang novinal, mekanisme kerja belum diketahui. (tricyclic antidepressant)

antidotum penawar racun; bahan yang dapat menetralkan efek suatu racun, seperti Natrium tiosulfat untuk menetralkan keracunan dianida yang bekeija dengan cara mengubah sianida (CN) yang beracun menjadi tiosionat (CNS) yang tidak beracun. (antidotes)

antigen ABH substansi ABH; antigen atau substansi dari sistem golongan darah ABO yang hanya terdapat dalam cairan tubuh orang yang tennasuk golongan sekreton, misalnya air mani, air liur dan sebagainya, dalam golongan sekretor selalu terdapat substansi H, pada sekretor go­longan A terdapat substan A dan H, pada sekretor golongan AB ter­dapat substansi A, B, dan H, pada sekretor golongan 0 hanya ter­dapat substansi H. (ABH antigens)

antigen ABO antigen dari sistem golongan darah ABO, terdiri atas antigen/aglut­niogen A dan antigen/aglutniogen B, 0 menunjukkan tidak ter­dapatnya antigen A dan antigen B. (ABO antigens)

antihistamina zat-zat sintetik yang strukturnya analog dengan histamina, yang berada dalam kuantitas kelumit mampu inencegah atau melawan keija kelebihan histamina yang berbentuk dalam jaringan tubuh

7

umumnya berupa amina dengan berbagai tipe, bias.., digunakan dalam obat batuk, misalnya kloferiramina malead, difenhidramina hidroldorida. (antihistamine)

antikolinergik obat antimuskarinik; parasimpatolitik; bekelja mengadakan peng­hambatan di tempat yang dipersarafi oleh serabut kolinergik pasca ganglion, menimbulkan penekanan aktivitas kelenjar liur, kelenjar keringat, dan kelenjar bronkus, dilotasi pupil, penghambatan saraf vagus, dan hambatan paristalsis usus, contoh alkaloid beladona (atroping skopolamida), dan obat semisintetik (homatropina HBr, homatropina metil bromida, skopolamina metilbromida, metantelina bromida = bantina bromida, oksifenonium dan parpanit). (anticholinergic)

antitoksin adalah bahan yang digunakan untuk menetralkan efek suatu racun atau toksin dalam tubuh, bahan ini didapatkan dengan menyuntikan racun ke dalam tubuh binatang dalam dosis dan kondisi yang mema­tikan sehingga terbentuk zat anti temadap racun tersebut, pemberian bahan ini harus dilakukan secara bemati-hati karena dapat menye­babkan reaksi alergi (hipersensitivitas), contoh SABU (serum anti bisa ular). (antitoxin)

apel pahit buah dari pohon Citrullus Clocynthin, mengandung bahan resiu dan alkoloid holosintina yang berasa pahit; toksik (colocyuth)

asam askorbat; vitamin c vitamin c; kristal putih pipih atau berbentuk jarum, tidak toksik, terdapat dalam berbagai buah dan sayuran, mencegah sakit skorout; · CaHaOa; . (ascorbic acid)

asam bongkrek asam yang sering terdapat dalam tempe bongkrek yang tercemari

8

mikroorganisme Psendomonas cocovenenans, bersifat toksik. (bongrecic acid)

asam folat asam pteroilglutamat; dianggap anggota vitamin B kompleks, kristal pipih atau mirip jarum kuning jingga, tak ada citarasanya, tak­berbau, digunakan sebagai aditif makanan, gizi, dan obat;

cl9Hl~,o6 (jolic acid)

asam folinat asam 5-fonnil-5,6,7,8-tetrahidropteroil-L-glutamat, anggota kelom­pok asam folat sebagai vitamin, kristal, digunakan dalam obat, gizi, penelitian biokimia; C20~3N707 (folinic acid)

asam glikokolat kolilglisina; garam natriumnya terdapat dalam empedu, kristal, digunakan untuk bahan pengemulsi makanan, dan dalam penelitian biokimia; C28H4~08 (glycocholic acid)

asam glutamat asam amino tak-esensial, tak-toksik, digunakan dalam obat, peneli­tian biokimia, untuk meningkatkan citarasa (bentuk-L saja); COOH (C~)2 CH~)COOH (glutamic acid)

asam guanilat guanosina monofosfat; asam guanosina fosfat; nukkleotida yang mengandung guanina, 0-ribosa, dan asam fosfat, digunakan dalam penelitian biokimia, potensiator citarasa; C10H14Np

8P

(guanylic acid)

asamguanosit:ta fosfat asam guanilat; lihat asam gualinat (guanos'ina phosphoric acid)

asam karbolat fenol, lihat fenol (carbonic acid)

9

asam nalidiksit asam 1-etil-7-metil-1, 8-naftiridin-4-on-3-karboksilat; digunakan sebagai obat antibakteri; C12H12N20 3 (nalidixic acid)

asbes amianthus; kalsium-magnesium silikat; merupakan serat halus, langsing dan lentur yang tahan terhadap api dan kebanyakan pelarut, digunakan sebagai isolator panas, semen, pembakaran serta penutup pipa yang panas, sebagai mesin fllter pada alat-alat laboratorium, sarong tangan/lapisan/pakaian tahan api. diduga berbahaya bagi manusia yang terpapar lama dengan serat ini karena dapat menye­babkan pneumokoniosin, fibrosis paru dan kanker paru (asbestos)

aseton uji natrium nitroprusida-natrium hidroksida; ke dalam 1 ml destilaka teroksigenasi dan nonteroksigenasi ditambahkan 2 tetes larutan Na nitropusida dan 1 tetes NaOH 10%, adanya aseton dan beton dengan gugus CH

3-C:O- akan menyebabkan timbulnya perubahan wama

merah menjadi merah lembayung gelap atau timbulnya wama violet jika ditambahkan asam aselat glasial. (acetone)

aspirin asam asetilsalisilat; kristal atau bubuk kristalin putih, tak-berbau, agak pahit, digunakan sebagai obat nyeri, demam, dan peradangan, bersifat alergen dan dapat menimbulkan pendarahan lokal, misalnya dinding lambung; CH3COOC

6H4COOH

(aspirin)

atabrina kuinakrina; garam hidrokloridanya berupa bubuk kristalin kuning, sangat pahit, tak berbau, digunakan sebagai obat malaria dan obat cacing; C23H30ClN30 (atabrina)

auto psi bedah mayat; bedah jenazah; tindakan pemeriksaan atas tubuh mayat

--10

dengan jalan membuka rongga tengkorak, rongga dada, serta rongga perut dan pinggul serta memeriksa organ-organ dalam, dikenal autopsi anatomik yang bertujuan untuk pendidikan mahasiswa kedokteran, autopsi klinik untuk menentukan penyakit penyebab lcematian serta autopsi forensik untuk menentukan identitas, penye­bab kematian, mekanisme kematian serta hal-hal lain untuk kepentingan peradilan. (autopsy)

B

badan pendar-fluor-Y bagian dari lengan panjang kromosom-y, tampak sebagai titik yang jelas terpendar di dalam inti sel-sel jaringan dalam stadium interfase dengan teknik penawaran fluorokrom (kuinakrina hidroklorida), khas ditemukan pada jenis kelamin pria. (Y -fluorescent body)

bagasosis penyakit akibat mengisap debu ampas tebu (bagasse) yang menye­babkan gejala batuk, sesak napas, peningkatan kerja jantung serta timbulnya granuloma miller pada paru-paru. (bagassosis)

·barbiturat turunan asam barbiturat yang menghasilkan depresi sistem saraf pusat dan mengakibatkan sedasi, lazim digunakan sebagai obat sedatif dan anestetik, toksik dan menimbulkan kecanduan. (barbiturate)

basitrasin antibiotika dengan struktur polipeptida yang dihasilkan oleh kuman Bacillus subtilis, bubuk putih ke putih kotor, hidroskopik, tak berbau atau sedikit berbau, pahit, digunakan sebagai antibakteri. (bacitracin)

11

12

bau arnandel, bau badan bau yang terasa agak. pahit, menunjukkan adanya sanida (CN-), tidak. semua orang dapat mencium bau ini karena dalam populasi terdapat sekitar 20--40% orang yang mengalami defisiensi gen penciuman ini yang diturunkan secara terkait seks resesif (sex linbed Recessive) menurut hukum Mendel (almond odour)

bahan biologis bahan yang diperoleh dari mahluk hidup, meliputi rambut, kuku, tulang, air liur, darah, air seni, cairan tubuh lainnya serta organ dan jaringan tubuh (pada manusia dan hewan) atau bagian-bagian tum­buh-tumbuhan (biological s~le)

ben peri dol 1-1- 4-(p-flourofenil)-4-oksobutil piperidin-4-11 -2-benzidazoli non; benzperidol; anquil; frenaktil; glianimon; digunakan sebagai obat antipsikotik (benperidol)

bercak darah noda darah; bekas kumuran darah yang mungkin dijumpai pada senjata, pakaian, lantai atau benda~benda lain merupakan bukti penting untuk mengungkapkan peristiwa kejahatan. (bloodstain)

-bintik pembintikan basofilik

bintik kasar atau halus berwama kebiruan atau ungu tersebar di sekeliling tepi atau di seluruh sel darah merah, dalam keadaan normal hanya ak.an dijumpai pada 1 atau 2 sel darah merah di antara 500 se1 darah merah yang normal, peningkatan jumlah sel darah merah yang menunjukkan pembintikan busofilih me­rupakan pertanda adanya perubahan bahan kromatik akibat keracunan timah hitam (Pb, atau racun lainnya seperti fenilhidralazina) (basophilic stippling)

13

bisinosis penyakit akibat rnengisap udara yang rnengandung d~bu panas, di­tandai dengan gejala batuk-batuk, perasaan dada tertekan serta serniinvaliditas (byssinosis)

botak kebotakan, alopesia; keadaan yang teijadi akibat ketidakseirnbangan, berupa kerontokan rarnbut yang rnelebihi penambahan rarnbut baru sehingga jurnlah ram but terus berkurang, dapat teijadi akibat penya­kit dernam tinggi, kelebihan vitamin A, penyakit kronis dan kegana­san, penyakit kekurangan vitamin B

12, asamfolat, biotin dan zat besi,

gangguan hormonal, penyakit ausoniurn, penyakit lokal pada kulit kepala (bisul, ketornbe) atau karena sifat bawaan (keturunan botak), urnurnnya rnenyerang laki-laki (alopecia)

buklizina gararn hidroklaridanya digunakan sebagai obat antihistarnina; C28H32CIN2

(buclizine)

bukti kelumit bukti renik; benda-benda yang kecil dan sedikit jurnlahnya, diperkirakan terlibat dalarn suatu peristiwa pidana sehingga rneru­pakan benda bukti, bisa berupa bahan organik (seperti darah, sperrna, rarnbut) ataupun bahan anorganik (seperti tanah, bulu kar­pet, lipstik), dapat diternukan pada ternpat kejadian perkara (TKP), tubuh korban, tubuh pelaku, pakaian, serta alat kejahatan (trace evidence)

butadiena viniletilena; gas sangat rnudah terbakar, c~nderung rnernbentuk peroksida yang mudah rneledak, digunakan dalarn pernbuatan ber­bagai resin dan folirner; C4H8

(butadiene)

c

cairan tubuh komponen terbesar (70%) tubuh manusia, berfungsi sebagai media reaksi kimia dalam tubuh, pelarut senyawa kimia antarsel dan mem­pertahankan suhu tubuh, dua pertiga bagian merupakan cairan in­trasel, sisanya merupakan cairan ekstrasel yang terbesar di luar dan di dalam pembuluh darah, cairan intrasel terutama mengandung ion natrium (body fluids)

candu; opium opium dapat dibedakan dalam opium mentah dan opium masak, opium mentah adalah getah yang membeku sendiri diperoleh dari buah tanaman Papaver Somniferum yang hanya mengalami pengo­laban sekedarnya untuk pembungkusan dan pengangkutan tanpa memperhatikan kadar morlinnya, opium masak adalah hasil yang diperoleh dari pengolahan opium mentah melalui pelarutan, pema­nasan dan peragian, opium obat adalah opium mentah yang telah diolah sehingga dapat digunakan sebagai obat. (opium)

cannabis satjvus; ganja golongan tanaman perdu, tinggi 1--4 m, dapat tumbuh hampir di seluruh daerah di Indonesia, bentuk daun memanjang, pinggir bergerigi, ujung lancip, bagian bawah daun berbulu halus, jumlah

14

IS

helai daun selalu ganjil berjumlah 5,7,9, dst, mengandung tetraka­nabinol (THC) yaitu zat psikoaktif dengan efek halusinasi, diperjual­belikan dalam bentuk tumbuhan ganja, ganja kering dalam ukuran linting, amplop, bungkus, "Budha stick", minyak ganja dan biji ganja. (cannabis sativus)

-..candu pecandu kokaina

seseorang yang secara terus-menerus ingin memaparkan dirinya dengan kokaina dan tergantung padanya, biasanya dengan cara inhalasi untuk mendapatkan efek kokaina berupa halusinasi dan delusi, kebiasaan ini dapat menyebabkan gangguan nutrisi, kepucatan pada kulit serta kekacauan mental (coccaine addict)

D

deteksi residu senjata api analisis pengaktifan neutron atau teknik serapan atom dilakukan dengan uji parapin untuk menentukan adanya mesiu yang tidak terbakar atau terbakar sebagian pada tangan atau daerah luka tem­bak, uji parafm adalah untuk menentukan nitrit dan nitrat yang ter­dapat dalam sisa mesiu. (firearms residue detection)

dietilstilbestro DES; bubuk kristalin putih, tak berbau, estrogen sintetik nonsteroid, mungkin bersifat karsinogen, digunakan untuk memacu per­tumbuhan temak, kontraseptif darurat; H08H4C(C

2H

5) =

C(C2H~C6H40H ( deithylstilbestrol)

-dokter kedokteran forensik

cabang spesialistik ilmu kedokteran yang membantu proses peradilan (forensic medicine)

16

E

efek toksik Rhubarb gejala-gejala yang timbul akibat penggunaan pencahar (akar dan ri­zoma kering dari Rheum officina/e) dalam takaran berlebihan berupa mual, muntah, dan diare; bila digunakan untuk waktu yang lama dapat menyebabkan ruam kulit dan keringat serta urine berwarna kuning, umumnya tidak menimbulkan kematian. (Rhubarb, toxic action)

elektroforesis perpindahan partikel suspensi atau kolidal dalam cairan akibat se­lisih potensial antara sepasang elektrode yang dibenamkan dalam cairan itu, penting dalam memperlajari protein.

emboli udara masuknya udara/gas ke dalam pembuluh darah dan menyebar ke perifer, merupakan suatu keadaan gawat karena akan menyumbat pembuluh darah perifer sehingga terjadi kematian jaringan akibat iskemi atau infark, dapat menyebabkan kematian terutama jika penyumbatan terjadi pada pembuluh darah organ vital seperti na­diokoroner atau pembuluh darah paru, udara dapat masuk melalui sistem vena (seperti pada luka terbuka di daerah leher) atau sistem arteri (seperti tusukan pada paru-paru) (air embolism)

17

18

ester sianoakrilat ester alkil dari asam sianoakrilat, CH,C(CN)COOH, digunakan untuk membuat perekat, toksik bila terhirup, dalam ilmu forensik digunakan untuk mempetjelas bekas sidik jari yang tak tampak; CHz = C(CN)COOR (cyanoacrylate ester)

F

faktor widmark angka yang menunjukkan huhungan antara kadar alkohol dalam serum dan dalam darah yaitu 1 ,2 berarti hila kadar alkohol dalam serum mg/lOOg, kadar dalam darah adalah mg/lOOg, sedangkan kadar alkohol dalam urin = 15-20% lehih tinggi daripada kadar alkohol dalam darah pada waktu yang sama. (widmark factor)

farmakokinetika pengetahuan tentang ahsorpsi, distrihusi, metabolisme dan ekskesi ohat di dalam tuhuh (pharmacokinetics)

fenasetin acetofenetidin; kristal atau huhuk putih, agak toksin hila dicema, digunakan sehagai penghilang nyeri dan dalam kedokteran veteriner; CH3CONHC6H40C2H, (phenacetin)

feniramina maleat 1-fenil-1-(2-piridil)-3-dimetilasmino profana maleat; huhuk kristalin putih, dalam kedokteran digunakan sehagai antihistamina; C,6HzoNzo C4H40 4 (pheniramine maleate)

19

20

fibrin protein darah yang tak larut yang terbentuk dari hidrolisis fibri­nogen yang dikatalisis oleh Trombin, mudah berpolimerisasi membentuk gumpalan darah, diduga juga membentuk salutan pelin­dung bagi tumor dengan demikian menghambat aktivitas antigen terhadap sel tumor itu dan menetralkan sistem kekebalan organisme itu. (fibrin)

tisin enzim proteolitik yang mampu menghidrolisis kasein, kolagen, edestin, fibrin, hati, dan bahan mirip protein lain. (ficin)

fluoresein bubuk kristalin merah-jingga larutan besarnya memperagakan pen­daran pantulan kuning-kehijauan yang intensif, sementara larutan itu tampak merah jingga oleh cahaya yang diteruskan digunakan se­bagai pewarna dan indikator, C2iJH1Ps (fluorescein)

FMN (flavin monokleotida) flavin monokleotida; riboflavin 5-fosfat; koenzim bagi banyak en­zim flavin (FMN (flavin mononucleotide)

-fokus pemfokusan isoelektrik

teknik untuk memisahkan senyawa amfoter seperti proseni pada elektrofovenis, melalui migrasi dalam medium yang mempu­nyai gradien pH yang tetap, dengan pH yang berubah-ubah dalam arab migrasi, protein bergerak ke zona dalam medium dengan pH sama dengan titik isoelektrik protein, pada pH ini muatan menjadi 0 dan migrasi berhenti, dengan teknik ini, zone protein menjadi tampak jelas. (isoelectric focusing)

folkodina morfolinilettiemorfina; turunan morfina yang digunakan sebagai

21

obat baruk, dengan sifat ketagihan obat tidak lebih besar daripada jodenia, takaran mematikan diperkirakan 500 mg. (pholcodine)

forensik kata sifat yang berhubungan dengan kehakiman dan peradilan. (forensic)

Fortrasin nama dagang basitrasin metilena disalisilat sebagai suplemen pakan temak. ( F ortracin)

fosfatase alkali enzim pengurai ikatan ester gugus fosfat dengan senyawa organik dalam suasana basa, terdapat dalam tulang, hati, usus, kelenjar, mammas, limpa, paru, lenkosit dll, pembuangan melalui hati dan saluran empedu · menuju usus, peningkatan enzim ini dalam plasma menunjukkan kemungkinan adanya sumbatan pada saluran empedu atau kelaian tulang. (alkaline phosphatase)

fosfogl ukomutase PGM; (salah satu) enzim yang terdapat dalam sel darah merah PGM 1-1, merupakan salah satu penanda genetik, dikenal pola POM 1-1, PGM-2 dan PGM2-2, dapat digunakan untuk membantu penentuan henyakan; (uji paterintas) (phosphoglucomutase)

fosfomisin antibiotika yang dihasilkan oleh streptomyces berupa kristal yang larut dalam air; c3~0 4p (Josfomycin)

fumigilin zat antibiotika yang dihasilkan oleh Asfergillus fumigatus, kristal kuning muda, digunakan dalam pengobatan; cl~o, (fumagilin)

G

ganja Indian hemp; turnbuhan yang bunga dan pucuknya digunakan se­bagai campuran rokok untuk tujuan rnendapatkan rasa riang atau rnernuaskan ketagihan, rnengandung bahan aktif kanabin, tatanoka­nabin, kanabin dan kanabis balsam, termasuk narkotik dan dilarang digunakan pada banyak negara (cannabis indica)

gas bersin sternutator; gas yang rnenyebabkan bersin, digunakan dalarn born yang ternbakkan dengan rneriam, bila born rneledak gas akan rneli­puti udara di sekitamya, contoh difenil klorarsina, difenilamina klo­rarsina, arsin rnetil arklorida, dan arsirnetil diklorida. (sneeze gas)

gas pe~ti lernas gas yang akan rnenyebabkan asfiksia jika terhirup, termasuk dalam kelornpok ini adalah gas karbon dioksida (C02), karbon rnonoksida (CO), hidrokarbon, Hidrogen Sulfida ~ dll. (asphyxiating gas)

glutarnina asam 2-amino-4-karbamoilbutanoat, asam amino tak-esensial, bubuk kristal putih, digunakan sebagai aditif pakan, media kultur, dalam

22

23

obat; dalam penelitian biokimia; ~NC(O)(CI92CH(NH2)COOH (glutamine)

glutation gama-glutamil sisteimilglisina, mudah dihidrolisis, bubuk kristaliri putih, tak berbau, tak-toksik, digunakan dalam penelitian gizi dan metabolik; C10H170 6N3

S (glutathione)

glikolisis penguraian enzimatik gula, pati dan karbohidrat lain, dengan mem­bebaskan energi, biasa teijadi dalam fermentasi ragi dan proses metabolik lain (glycolysis)

-go long golongan darah MNS

golongan darah yang ditemukan oleh Landsteiner dan Levine (1927, 1928), dengan antigen M dan N yang terdapat dalam sel darah merah, dikenal 3 fonetipe yaitu M, MN dan N dengan masing-masing genotipe MM, MN, dan NN. (MNS blood group)

penggolongan ABO darah-lengkap penentuan golongan darah ABO dengan menggunakan kaca objek, 3 buah tetes darah ditambahkan masing-masing dengan 1 tetes anti-A, 1 tetes anti-B dan 1 tetes anti A,B, diaduk dengan lidi dan dilihat ada tidaknya aglutinasi secara makroskopik, darah golongan A akan beraglutinasi dengan anti-A dan anti A,B, golongan B akan ber­aglutinasi dengan anti-B dan anti A,B golongan AB akan beragluti­nasi dengan anti-A, anti-B, dan anti A,B, sedangkan golongan 0 tidak akan beraglutinasi dengan anti-A, anti-B, dan anti-A, B. (whole-blood ABO typing)

penggolongan sel darah merah Lewis dilakukan dengan mencampur serum anti-Le8 dan suspensi sel darah merah 2% dalam volume yang sama, biarkan selama 2 jam dalam suhu ruang atau l5°C, juga dilakukan kontrol dengan sel darah merah Le8 positif dan Le8 negatif yang telah diketahui, bila teijadi

24

aglutinasi berarti Le8 positif hila tidak berarti Le8 negatif, demikian pula dengan serum anti-Le8•

(red-cell Lewis typing)

Gram-negatif Sifat khas reaksi bakteri dalam pewamaan yang pertama kali dikem­bangkan oleh Gram dalam tahun 1880, yaitu hilangnya zat wama setelah dicuci dengan larutan garam. (Gram-negative)

gram-positif sifat khas reaksi bakteri dalam pewarnaan gram, yaitu tetapnya zat warna setelah pencucian dengan larutan gram. (gram-positive)

gramisidin antibiotika yang dihasilkan oleh Bacillits brevis, siatu polifeftida yang aktif terhadap kebanyakan bakteri patogen gram-positif, meru­pakan salah satu dari dua komponan antibiotika tirotrisin. (gramicidin)

guanina 2-amino-6-oksipurina; konstituen purina dari RNA dan DNA, kristal rombik tak-berwama, digunakan dalam penelitian biokimia dan dalam kosmetika; C5H~ p (guanine)

guanosina nukleosida yang mengandung guanina dan D-ribosa; bubuk kristalin putih tak berbau, diperoleh dalam pankreas, kopi, cengkih, digunakan dalam penelitian biokimia. (guanosine)

guanosina monofosfat asam guanilat; lihat asam guanilat (guanosine monaphosphate)

guanosina fosfat nukleotida-nukleotida yang digunakan dalam proses pertumbuhan, dikenal monofosfat, difosfat, dan trifosfat. (guanosine phosphata)

I

ignotina kamosina; beta-alanilhistidina; asam amino yang terdapat dalam otot bentuk-L(+), garam nitratnya bert:>entuk kristal, digunakan dalam penelitian biokimia; C9H14N40 3

(ignotine)

ilmu forensik ilmu pengetahuan yang dapat digunakan untuk melakukan pe­meriksaan (benda) bukti secara ilmiah dalam menyelesaikan proses hukum (kasus sipil dan kriminal), meliputi kriminalistik, patologi, patologi forensik, teksikologi forensik, metropologi forensik, odon­tologi forensik, pemeriksaan dokumen, teknologi poligraf, ilmu yang berkaitan dengan tugas kepolisian seperti sidik jari dan balistik. (forensic science)

imunoglobulin bagian dari globulin serum, dapat dibedakan dalam 3 golongan, yaitu lgG, lgA, dan lgM yang jelas tampak dengan elektroforesis, lgA berperan dalam aktivitas antibodi, sedangkan kebanyakann anti­bodi golongan darah merupakan lgG atau lgM, lgM biasanya meru­pakan aglutinin yang menyebabkan aglutinasi sel-sel darah merah yang mengandung antigen yang sesuai lgG umumnya merupakan antibodi tidak sempurna yang melekat pada sel darah merah tetapi tidak menyebabkan aglutinasi, lgA dapat merupakan aglutinin atau

26

antibodi tidak sempuma. (immunoglobulin)

Indocin

27

nama dagang indometasin, obat antiradang yang digunakan dalam mengobati artritis (lndocin)

indometasin a sam 1-(para-klorobenzoil)-5-metoksi-2-metilindola-3-asetat; digunakan sebagai obat antiradang dalam pengobatan artritis. (indomethacin)

inosina hipoksantina ribosida, zat-antara yang penting dalam metabolisme purina hewani, diperoleh dari deaminasi adenosina, digunakan dalam penelitian biokimia; C10H1~405 (inosine)

inositol heksahidroksisikloheksana; konstituan jaringan tubuh, ada 9 isomer, kristal putih, tak berbau, digunakan dalam obat, gizi, dan sebagai zat antara; C

6H

6(0H)

6.ZH

20

(inositol)

insektisida karbamat pembasmi serangga yang merupakan turunan asam karbonat NH2COOH, misalnya aldiKarb, prospoksur, karbaril, dimetan, dan pirolan. (carbamate insecticide)

insektisida organofosfat insektisida yang mengandung gugus fosfat, umumnya bersifat sangat toksik, pada manusia mempengaruhi otot polos dan kelenjar berupa efek muskarinik dan mempengaruhi saraf motoris somatik dan gan­glion berupa efek inkotiruk, tennasuk dalam golongan ini antara lain paration tetraetil pirofosfat (phosphate organic insecticide)

insiden keracunan peristiwa terjadinya keracunan (poisoning incident)

intron

28

urutan (sekuens) selang-seling dalam gen organisme tinggi, banyak­nya beraneka, paling banyak 17 seperti dalam konalbumin protein. (intron)

isoleusina asam-2-amino-3-metilpentanoat; asam amino esensial, dalam alam terdapat dalam bentuk-L(+), digunakan dalam pengobatan, gizi, dan penelitian biokimia; CH3CHzCH(CH3)CH(NHz)COOH. (isoleucine)

isotonik sama tekanan osmosisnya dengan larutan lain, misalnya antara darah dan suatu larutan garam faali. (isotonic)

J

jejas alat jejas yang ditinggalkan oleh suatu alat pada tubuh karbon, dapat berupa luka lecet, lukaterbuka atau memar (pendarahan), senjata tajam bennata satu misalnya dapat menimbulkan jejas berupa luka terbuka dengan satu sudut tumpul dan satu sudut tajam, tongkat atau sepatu akan menimbulkan jejas berupa cetakan negatif pada kulit (yang disebut perdarahan tepi) yang bentuknya mirip benda-benda tersebut. (roolmark)

jejas jarum bekas suntikan pada kulit, sering dijumpai pada pecandu obat de­ngan perut bekas suntikan lama dan bekas suntikan lebih barn sepanjang jalan vena. (needle mark)

29

K

kadar plasma kadar atau konsentrasi suatu zat termasuk obat dalam plasma darah. (plasma level)

kadar terapeutik kadar terapi; kadar obat di antara efektif minimal, yaitu kadar obat yang menghasilkan sekitar 50% efek terapi maksimal dan kadar toksik minimal, yaitu kadar obat yang menghasilkan efek toksik pada tidak lebih dari 5-10% penderita. (therapeutic level)

karboksihemoglobin, COHb suatu senyawa hasil ikatan karbon monoksida (CO) dengan homo­blobin, senyawa ini sangat stabil karena afinitas ikatannya yang 210-300 kali ikatan antara aosigen dengan hemoglobin (Hb), dijumpai pada darah orang yang keracunan karbon monoksida. ( carboxyhaemoglobin) ·

karbonat anhidrase karbonanhidrase; karbonat dehidrase; enzim penting untuk mengatur keseimbangan asam:basa, dalam pernapasan, pengangkutan C02 dan proses fisiologis lain, banyak terdapat dalam sel darilh merah yang bekerja mengkatalisis reaksi C02 dan H20 membentuk HC03-

yang keluar sel, merupakan salah satu penanda genetik untuk uji

30

31

pateenitas. (carbonic anhydrase)

kacang Calabar Physostigrria venenosum; sejenis kacang dati pohon Calabar, me­ngandung alkaloid fisostigmina atau eserina (C15H21NP2), dapat menyebabkan keracunan terutama pada anak-anak karena alkaloid ini dapat menghambat enzim kolinesterase sehingga merangsang aktivitas muskarinih dan nikotinik kelenjar dan otot. (Calabar bean)

kalsium sianamida kalsium karbimida; kristal atau bubuk tak berwama, toksik, me­rangsang kulit, digunakan sebagai pestisida, pupuk, dalam pabrik baja; N=C=N=Ca (calcium cyanamide)

kejang mayat kekakuan pada bagian otot mayat yang sangat kuat tanpa didahului oleh kelemasan/relaksasi primer, kekakuan ini berbeda dari kaku mayat biasa dalam hal kejang mayat lebih kuat kekakuannya dan segera kaku setelah meninggal, dapat dijumpai pada orang yang mengalami ketegangan mental dan fisik yang hebat sesaat sebelum meninggal, adanya kejang mayat pada tangan yang menggenggam erat senjata merupakan petunjuk bunuh diri, adanya kejang mayat pada tangan yag menggenggam batu tumbuhan air pada kasus pene­muan mayat dalam air menunjukkan bahwa korban masuk ke dalam air pada waktu masih hidup. (cadaveric spasm)

-kering beku pengeringbekuan

liofilisasi; jenis dehidrasi untuk memisahkan air dari bahan hayati, dengan cara membekukan bahan itu kemudian menaruh dalam ruang vakum sehingga es menguap (bersublimasi) ke dalam ruang hampa meninggalkan bahan sisa yang tidak rusak. (freeze-drying)

32

kinkonidina alkaloid yang terdapat dalam kulit pohon kayu kina. (cinchonidine)

klordiazepoksida garam hidrok.loridanya herbentuk kristal, toksik hila kosentrasi tinggi, menekan sistem saraf pusat, digunakan sehagai penenang;

Cl6Hl"CIN30 (chlordiazepoxide)

klorfeniramina garam maleatnya berupa kristal putih tak berbau, diguriakan sehagai antihistamina; C16H19CIN2 ( chlorpheniramine)

klormetazanon kristal yang digunakan sehagai ohat penenang dan pengendur otot; C11H12CIN03S (chormethazanone)

klorokuina kristal tak-herwama, pahit, C9H,NCINHCH(CH3)(CHz)~(C2H,)2• (chloroquine)

klorovinildikloroarsina

ohat malaria;

cairan tak-berwama, pelepuh yang sangat toksik, digunakan sehagai zat racun dan untuk melepuhkan kulit; OCH=CHAsC1

2•

( chlorovinyldichloroarsine)

klorpromazina cairan berminyak, tosik hila tercerna, digunakan sehagai ohat penenang (antipsikotik); C1,H19CIN2S (chlorpromazine)

kodeina metilmorfina; kristal atau huhuk putih atau kristal tak-berwarna, menipakan narkotik yang memhuat kecanduan, digunakan sebagai penghilang nyeri, dalam sirup hatuk; C11Hz1N03.H20 (codeine)

33

kolestiramina polirner penukar-anion sintetik, bubuk putih sampai kuning pucat, efektif untuk menyingkir}can senyawa organokloein yang toksik dari dalam tubuh. ( cholesthyramine)

kolina beta-hidroksietiltrimetilamonium hidroksida; anggota vitamin B kompleks, digunakan sebagai obat, aditif makanan dan pakan, katalis, pengatur pH, zat peram, memudahkan larut; (CH3)3N(OH)CH2CH

20H

(choline)

kolkisina alkaloid, hormon tumbuhan, kristal atau bubuk kuning, sangat toksik; C22H25N06 (colchicine)

kolostrum air susu jolong. air susu yang dihasilkan beberapa hari sebelum lahimya bayi sampai beberapa hari setelah kelahiran, kalorinya lebih rendah dan proteinnya lebih banyak. (colostrum)

koproporfirin . sterkoporfirin yang dibentuk dalam usus dari bilirubin dan dijumpai dalam tinja dan dalam urine pada keadaan koproporfi rinuria; C36H3sOsN4 (coproporphyrin)

kresol campuran tiga isomer, (arto-, meta-, dan parakresol), cairan tak ber­wama atau kekuningan atau kemerahan, toksik dan merangsang korosif temadap kulit dan selaput lendir digunakan antara lain se­bagai desinfektan; CH3C6H40H. (cresol)

kromatin kompleks deoksinibonukleoprotein yang terdiri atas (1) molekul

34

DNA berunting-rangkap, (2) histon, suatu protein basa, (3) protein lain yang melindungi DNA terhadap serangan enzim, terdapat dalam inti sel sebagai pembentuk kromosom, pengemban gen (chromatin)

kromatografi lapis tipis yang fase diamnya berupa lapisan tipis yang disalutkan pada lem­peng kaca atau aluminium sebagai pendukung dan fase gerakannya bergerak ke atas karena efek kapiler. (thin layeer chromatography)

kurare bahan yang didapatkan dari kulit kayu atau kayu pohon Strychnos sepanjang daerah tropis, digunakan sebagai racun panah, mengan­dung bahan aktif kurarima dan alkoloid lain, dalam dunia medis digunakan sebagai obat pelemas otot pada operasi perut. (curare)

L

Laba-laba bisa hitam Latrodeetus muctams; laba-laba yang sangat beracun, ditemukan di antaranya di Amerika Serikat, bila menggigit dapat menyebabkan di­latasi pupil, sianosis, Rdema pada muka dan anggota badan, tanda­tanda neurotoksik dan peritoneal, kematian dapat terjadi walaupun lukanya hanya kecil saja. (black widow spider)

Leitrile nama dagang asam 1-mandelonitril-beta-glukuronat, diperoleh dari hidrolisis amihdalin, diduga mempunyai khasiat antikanker, bila dicema dapat menghasilkan sianida-sianida yang toksik; Cl4HISN07 (Laetrile)

Laktalbumin albumin susu; protein-protein yang larut dalam air yang terdapat dalam susu. (lactalbumin)

-Ia rut Iarutan formal Zenker

larutan flksatif untuk melihat mitokondria dalam inti sel dengan jelas, terdiri atas merkurium klorida 50 gram, kalianidikromat

35

36

25 gram, natrium silfat 10 gram dan skuades 1.000 ml, kemu­dian tarnbahkan 5 ml fortmalin 37-40% pada 95 m1 larutan tersebut menjelang penggunaan. (Zenker formal solution)

larutan rodamina

-lepuh

larutan kristal berwama hijau atau bubuk berwama ungu kemerahan, larutan berwama merah kebiruan, yang terpendar, digunakan sebagai zat wama terutama untuk kertas, sebagai reagen untuk stibium, bismut, kobalt, niobium, luras, mangan, merkurium, molibdenum, tantalim, talium, dan tungsten. (rhoadamine solation)

pelepuh

lesitin

bahan kimia, umumnya berupa cairan iritan asm, yang digunakan dalam perang kimia, dapat menyebabkan timbulnya eritan, edema, dan pembentukan vesikal (gelembung) pada kulit, termasuk di dalam kelompok ini adalah Yperite atau gas mustard (dikloraetil sulfida) dan lewisite (klorovinil diklo­rarsina) (vesicant)

fosfatidil kolina; digunakan sebagai bahan pengemulsi pendis­persi, pembasah, dan antioksidan dalam margaris, mayones, dan cokelat, produk panggang, pakan ternak; CH

2(R)CH(R ')C~OPO(OP)O(CH2)2N(OH)(CH2)3

(lecithin)

leukotrien anggota kelompok senyawa yang aktiffaali, diturunkan langsung dari asam arakidonat, secara kimiawi dikaitkan dengan prostagladin dan terdapat dalam lekosit (leukotriene)

leu sin a asam alfa-amino-gama-metilvalerat; asam amino kristal putih, digunak.an dalam suplemen diet dan natrien, dan dalam penelitian

37

biokimia; (CH3) 2CHCRzCH(NIIz)COOH (leucine)

lusiferin albumin yang terdapat dalam tubuh kunang-kunang yang dapat · memperagakan pendarahan hayati bila terkena enzim lusiferase, digunakan untuk mengukur pertumbuhan bakteri berdasarkan kore­lasi antara intensitas pendaran dan kuantitas ATP (adenosina tri­fosfat). (luciferin)

M

mani; sem~ lendir kental berwama keputihan yang dihasilkan alat reproduksi pria, terdiri atas speranatozra (sel-sel mani) dalam plasma mani, lendir dari kelenjar prostat, vesikula seminalis dan berbagai kelenjar lain, dan sel-sel epitel (semen)

-mati kematian akibat barbiturat

terjadinya kasus pembunuhan, bunuh diri, atau kecelakaan, biasanya akibat menelan barbiturat terlalu banyak setelah minum banyak alkohol yang keduanya secara sinergis menekan susunan saraf pusat, kematian terjadi secara cepat dalam bebe­rapa menit karena penyerapan sangat cepat, pada autopsi di­dapatkan residu parbiturat berupa pasir, kongesti alat-alat dalam, edema paru, dan sinosis. (barbiturate death)

kematian scuba kematian yang terjadi dalam penyelaman termasuk olahraga selam, dapat disebabkan oleh faktor lingkungan yang berba­haya, faktor peralatan yang kurang baik atau faktor manusia termasuk pengalaman yang kurang dengan akibat terpe­rangkapnya udara dalam paru karena terlalu cepat naik dari

38

39

tempat dalam, menyebabkan sindrom udara alveolar dengan akibat timbul pusnuotoraks, empidema interstisial, atau emboli udara, atau keadaan yang dinamakan narkosis nitrogen akibat kelarutan gas nitrogen meningkat pada tekanan tinggi, dan bila tekanan turun secara tiba-tiba akibat penyelam naik dengan cepat, kelarutan gas akan turun sehingga terjadi pembebasan ge­lembung-gelembung gas dalam pembuluh darah yang meng­akibatkan udara kembali. (scuba death)

rnekoniurn; tahi gagak isi usus yang kental berwama hijau tua dari janin cukup bulan, merupakan campuran lendir yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar usus dan cairan amnion (meconium)

meksiletina obat anti-aritmia yang menekan depolarisasi tanpa atau sedikit mem­pengaruhi tegangan-istirahat atau lama tegangan-aksi otot jantung, bila digunakan dalam takaran berlebihan, meksiletina dapat menim­bulkan mual, muntah, nyeri sendi, pusing, gelisah, penglihatan kabur, tremor, palpitasi, fibrilasi jantung dan henti jantung; 1-metil-2-(2,6-xililoksi jetilamina hidroklorida). (mexiletina)

mesiu hitam amunisi revolver yang terdiri atas 6~75% kalium nitrat (KN0

3).

1~20% sulfur dan 2-8% karbon arang, bila terbakar akan meng­hasilkan 50% gas karbon dioksida (CO:J 10% karbon monoksida (CO), 35% gas nitrogen, 3% gas hidrogen sulfida (~S) dan 2% gas hidrogen dengan sedikit metana dan oksigen, pembakarannya meng­hasilkan banyak panas, api dan asap dengan banyak mesiu tak ter­bakar atau terbakar sebagian. (black powder)

mesiu nirasap mesin dengan bahan dasar nitroselulosa atau campuran nitroselulosa dan nitrogliserin, mengandung cukup oksigen sehingga dapat

40

terbakar di dalam senjata api tanpa memerlukan tambahan oksigen dari luar, dengan demikian panas dan gas yang terbentuk akan me­nambah tekanan yang akan manambah panas dan ledakan, tidak ada atau sedikit sekali asap yang keluar dari senjata api. (smokeless powder)

metabolit PCP (pentaklorofeno) penta; 2,3,4,5,6-pentaklorofeno; dalam tubuh cepat dikeluarkan dalam urine tanpa mengalami perubahan bentuk dan tidak terkon­jungsi, takaran mematikan kira-kira 2g, digunakan sebagai pengawet kayu, dapat masuk ke dalam tubuh melalui penghirupan, mulut atau kulit yang utuh, kadang-kadang dapat menimbulkan kematian; C6HCip (PCP metabolite)

metakualon turunan quinoizolina yang mempergunakan sebagai alat penenang dan obat tidur, sering disalahgunakan dalam takaran berlebihan sampai 3 gram sehari, gejala-gejala keracunan berupa ataksia, bicara terbata-bata, mengantuk, koma, dan kematian akibat kelumpuhan pusat pemapasan, pada autopsi tidak ditemukan tanda yang khas, hanya tanda perbendungan pada alat-alat dalam. (methaqualone)

metemoglobinemia kadar metemoglobin dalam darah meningkat, meyebabkan darah berwarna merah cokelat, dapat tetjadi pada kasus keracunan nitrit, nitrat, nitro benzena, anilina, kuinina, dll, kadar methoemoglobin dalam darah normal kurang dari 2%, mengandung besi bervalensi 3 dan tidak mampu mengangkut oksigen (methemoglobinemia)

metode kualitatif metode penentuan jenis suatu senyawa atau bahan kimia, tanpa menghiraukan kadarnya. (qualitative method)

metode kuantitatif metode penentuan jwnlah atau lcadar suatu senyawa atau bahan

41

kimia yang identitasnya telah diketahui. (quantitative method)

metode mikrodisfusi pemeriksaan untuk menentukan · adanya racun sepeni karbon monoksida dan alkohol dalam darah dengan menggunakan sel atau cawan mikrodifusi, 1 ml darah dimasukkan ke dalam sel bagian tepi dan 2 ml reagen dimasukkan (H2S04 10% untuk CO, K2C03 untuk alkohol) ke dalam sel bagian tepi pada tempat yang berlawanan, ke dalam sel bagian tengah dimasukkan reagen lain (paladivin klorida untuk CO dan reagen Antie yang mengandung kalivin dikromat dan asam sulfat untuk alkohol), darah dan reagen dalam sel bagian tepi dibiarkan berdifusi sehingga akan timbul reaksi yang menghasilkan gas atau uang yang kemudian akan bereaksi dengan reagen yang terdapat dalam sel bagian tengah pada CO akan terbentuk lapisan film hitam kelabu pada permukaan cairan dan pada alkohol akan terlihat perubahan wama kuning kehijauan. (microsdiffusion method)

metode sulfida analisis untuk logam-logam dengan pemisahan yang sistematik dan reaksi penentuan yang spesifik untuk tiap logam, berdasar kelarutan garam sulfidanya. (sulfide method)

metoksiklor insektisida golongan hidrokarbon berhalogen dengan sifat sedikit merangsang kulit, bila larutannya dalam minyak dengan dosis 36 gram dipakaikan pada kulit mungkin diserap dan berbahaya bagi manusia, jarang terjadi kematian. (methoxychlor)

• • 101anserm obat untuk menghilangkan gejala-gejala depresi, mengandung se­nyawa golongan piperazina-azepina, bila digunakan dalam takaran berlebihan meanserin dapat menimbulkan sedasi yang lama, denyut jantung tidak teratur, kejang-kejang, hipotensi, depresi pemapasan, edema, ginekomasti hipomania, gangguan fungsi hati, dan kelainan

42

darah; bila dirninurn bersama alkohol berbahaya karena memper­besar efek penekanan susunan saraf pusat. (mianserin)

mikroskopi fluoresensi teknik penggunaan rnikroskop yang rnengamati pendaran yang di­pancark.an objek. ifluorescency microscopy)

minyak badam pahit minyak yang rnengandung 2 sampai 4 persen asam hidrosianat (HCN), diperoleh dari ekstrak turnbuhan badam pahit. (bitter almond, oil of)

minyak cengkih diekstrak dari bunga cengkih atm ranting bunga cengkih, digunakan dalam parfum, zat citarasa, sabun, dan makanan awetan. (clove oil)

minyak kamfor minyak dengan penyusun utamanya kamfor, C

10H

160, digunakan se­

bagai pewangi, zat citarasa, dan dalam berbagai obat luar, agak toksik. (camphor oil)

minyak sinanom minyak kasia; minyak kayu manis dengan penyusun utama sinamat asdehida, digunakan dalam obat, zat citarasa, parfum, dan dalam sabun. (cinnamon oil)

mope ron 1-(-4-fluorofenil)-4-( 4-hidroksi-4( 4-metil fenil)-piperidil-1-butanon; digunakan sebagai alat penenang. (moperone)

mortin glukuronida hasil konjugasi rnorfm dengan asam glukuronat yang teijadi dalam hati, sebagian rnorfin yang diabsorpsi akan rnengalami konjugasi dan sebagian dalam bentuk bebas, kedua bentuk tersebut kemudian

43

dikeluarkan dari tubuh terutama melalui ginjal, seb~gian kecil melalui tinja, keringat. empedu, dan cairan lambung. (morphine-glucuronide)

mumifikasi proses pengeringan pada mayat akibat penguapan cairan tubuh di­sebabkan oleh suhu keliling yang tinggi sehingga mayat menyusut dengan kulit mengeras dan berwama gelap, proses pembusukan terhambat atau terhenti. (mummification)

muntah vomitus; gejala keluamya isi lam bung secara aktif ke kerongkongan dan mulut. (vomitus)

N

nonsekretor golongan individu dengan genotipesese, yang tidak mengandung substansi golongan darah dalam cairan tubuhnya, merupakan 20-25% dari seluruh populasi. (nonsecretor)

44

0

obat antidiabetes obat yang terdiri atas beberapa golongan obat, seperti insulin yang diberikan dalam bentuk suntikan dan obat yang diminum, seperti turunan sulfonilurea (tolbutamid, tolazamid, asetoheksamid, klorpropamid, karbutamid, tolsiklamid dan 1-butil-3-meta-nilurca) dan turunan biguanid (fenformin, huformin dan metformin), obat ini berkhasiat menurunkan kadar gula. dalam darah dengan jalan me­rangsang pengeluaran insulin pankreas atau langsung bekerja pada organ sasaran. (antidiabetic drugs)

obat simpatomimetik obat adernergik; golongan obat yang bekerja merangsang aktivitas susunan saraf simpatis yang mempunyai khasiat stimulasi otot polos pembuluh darat kulit dan seluruh lendir kelenjar itu, menghambat otot polos usus, bronkus dan pembuluh darah otot rangka, me­rangsang otot jantung, merangsang susunan saraf pusat dengan akibat stimulasi pernapasan dan mungkin mengurangi nafsu makan, serta khasiat metabolik misalnya meningkatkan glikogenol ini dalam hati dan otot serta pelepasan asam lunak bebas dari jaringan lemak. contohnya epinefrina, levaroterenol, isoproterenol, amfetamina, mefentermina, fenilpropanolamina, hidroksiamfetamina, metarami­nol, fenileflmia, metoksamina, dan metoksifenamina. (sympathomimetic drug)

45

46

obat termetabolisme obat yang telah mengalami proses metabolisme (metabolised drug)

-obat pengobatan keracunan

pengobatan keracunan yang secara prinsip dilakukan dengan (1) pembuangan racun pada lokasi paparan, (2) pemberian anti­dotum, (3) pembuangan racun melalui ekstresi, (4) perangsan­gan dan pengobatan gejala, dan (5) pengambilan bahan untuk pemeriksaan kimiawi, yang masing-masing berbeda satu sama lain bergantung pada jenis racunnya. (poisoning, treatment)

oksikodon dihidrohidroksikodeinon; dihidron; okskon; tekodin; obat narlcotika analgesik, takaran mematikan diperkirakan 500 mg. ( oxycodnne)

oksimorfon dihidrohidroksimorfinon; dimorfon; oksidimorfon; obat narkotika analgesik, mempunyai sifat dapat menimbulkan kecanduan yang mencolok, takaran mematikan diperkirakan 50 mg. ( oxymorphone)

Ouabain glikosida yang didapatkan dari biji Strophantus gratus atau dari bahan Acokanthera Schimperi (Apocynaceae), berbentuk kristal kecil tidak berwarna atau bubuk kristal berwaina putih, biasanya diberikan dalam bentuk suntikan ke pembuluh darah sampai 0.25 mg mg, LD50 pada tikus 0.25 mg/kg, digunakan untuk pengobatan penyakit payah jantung c~ ... .ol2'8~0. (Ouabain)

p

paneolus jamur yang rnengandung racun yang rnenyerang otak sehingga dapat rnenyebabkan rasa senang, keracunan mental, dilatasi pupil, dan depresi jantung tanpa adanya gejala saluran pencemaan sama sekali, biasanya dapat sernbuh sendiri. (paneolus)

paru narkotika paru dengan garnbaran lobul (anak baga) yang rnenonjol disebabkan terdapatnya berbagai tingkat aerasi dari atelektasis, aerasi nonnal dan ernfiserna, sernbab dan pernbendungan, dapat dijurnpai pada kasus kernatian akibat suntikan narlcotik beberapa jam sebelurnnya. (narcotic lung)

patologi forensik penerapan ilrnu dan rnetode patologi untuk rnernbantu rnenyelesai­kan rnasalah peradilan. (jorensik pathology)

pika kebiasaan rnernakan benda-benda yang tak lazirn dirnakan, seperti rnakan tanah, serpihan ternbok bisa rnerupakan rnanifestasi keku­rangan unsur zink (Zn) dalam bubuk. (pica)

47

48

piritildion 3.3-dietil-2,4-(1H.3H) piridinadion; presidon; persedon; tetridin; benedonn; presidon yang digunakan sebagai obat hipnotik-sedatif;

c~~~o2 (pyrithyldione)

pirokatekol 1,2-benzenadiol; pirokatekin; katekol; 1,2-dihidroksibenzena; katekol yang digunakan sebagai antiseptik topikal, juga dalam foto­grafi dan pengecatan bulu, dapat menyebabkan dennatitis (eksim); C6H602. (pyrocatechol)

presipitasi amonium sulfat cara ekstrasi untuk isolasi racun organik tak asiri, dilakukan sebagai berikut; 200 gram jaringan beku dihaluskan dalam blender dengan 200 ml air yang diasamkan dengan klorida encer, amonium sulfat padat ditarnbahkan untuk membuat larutan jenuh, campuran di­panaskan dalam penangan air pada 65°C sampai protein berkogulasi, bila krogulasi telah lengkap, campuran tersebut didinginkan dan disaring, filtrat residu diekstraksi dengan 200 m1 air panas dan di­saring, filtrat siap untuk ekstraksi pelarut berikutnya. (ammonium sulfate precipitation)

propoksifena 4-dimetilarnino-3-metil-1,2-difenil-2-butanol propionat; obat peng­hilang nyeri yang dapat menimbulkan ketagihan, dan overdosis dapat fatal; C22Rz~02• (propoxyphene) ~

protokol toksikologi tata cara penangan kasus dalam toksikologi (toxicology protocol)

protoporfirin porfirin alarniah terpenting dengan kompleks besi yang terikat pada protein, timbul sebagai hemoglobin, mioglobin, dan katalase; C34H34N•O• (protoporphyrin)

49

portriptilina N -metil-5H -dibenzo( a,d)siklo heptena-5-propilamina; amimetilina; protriptilina digunakan sebagai obat antidepresan; C1~H21N (protriptyline)

psikotrina alkaloid yang dihasilkan oleh twnbuhan cephaclis ipecacuanha dan cephaelis acuminota, mempunyai efek antimuba, menyebabkan defresi susunan saraf pusat dengan efek miotoksik yang jelas, meng­iritasi saluran cema dan dapat menyebabkan perubahan degeneratif pada hati dan ginjal; C28H36

Np 4

(psichotrine)

psilosibin 4-fosforitoksi-N,N- dimetil triptamina; bersama psilosin merupakan bahan aktif halusinogen pada jamus Teonanacatl (Psilocybe mexi­cana), sedikit beracun, mempunyai titik leleh 220-228°C, biasa diberikan peroral atau suntikan intramuskuler dengan efek halusinasi seperseratus LSD; C8H~(OP03H2)(2H4N)(CH~2 (psilocybin)

psilosin 4-hidroksi-N, N-dimetil triptamina; bersama psilosibin merupakan bahan aktif yang berasal dari jamur Teonanacatl (Psilocybe mexi­cana) mempunyai efek halusinasi, mempunyai titik leleh 172-1760C bahan ini sedikit beracun, biasa diberikan peroral atau sunti­kan intra muskuler sebagai obat psikotropik, potensi halusinagen seperseratus kali LSD; C

8H

5N(OH)C

2H4N(CH

3)

2•

(psilocybin)

R

racun anion racun yang berupa gugus onion, seperti sulfat, bromida, nitrit, dan sebagainya. (anionic poisons)

racun araknida gigitan laba-laba beracun; gigitan umumnya hanya menyebabkan reaksi lokal berupa edema, perdarahan, peradangan dan kadang­kadang kerusakan jaringan, kematian dapat teijadi akibat infeksi sekunder pada tempat gigitan, pada anak-anak gigitan pada kelopak mata bisa berbahaya dan mematikan khususnya jika laba-laba penggigit termasuk laba-laba beracun seperti Tarantula, Caracurtal, dan Latrodectus mactans (black widow.) (arachnid poison)

racun asiri racun yang mudah menguap pada suhu yang relatif rendah, pada kasus keracunan jenis ini, racun dapat diperoleh dengan cara mendestilasi organ atau cairan tubuh di atas atau di dalam uap dan mengumpulkan bahan racunnya dalam destilat. (volatile · poison)

racun asiri alifatik racun dari senyawa alifatik yang mudah menguap, seperti

50

51

nitrogleserin, metil bromida, dan: lain-lain. (aliphatic volatile poison)

racun korosif racun yang menyebabkan aksi lokal yang hebat dan destruktif, umumnya merupakan racun anorganik, termasuk dalam kategori ini adalah asam korosif (asam sulfat, asam klorida), basa korosif (amonium hidroksida, Natrium hidroksida), dan organik korosif (fenol, formoldehida) (corrosive poison)

racun metalik logam yang dalam konsentrasi tertentu dapat menimbulkan gejala keracunan, terdiri atas logam tak-asiri seperti perak, aluminium, bismut, kronium, krubaga, besi, magnesium, mangan, molibdenum, nikel, platinum, radium, silikon, torium, titanium, vanadium, tungsten, berilium, kadenium, timbel; timah, dan zink, serta logam asiri seperti merkurium, arsen, dan stibium. (metallic poison)

racun organik aromatik asiri racun yang terdiri atas senyawa organik dengan inti benzena mudah menguap, termasuk dalam kelompok ini adalah benzena (C6H6), nitro benzena (C6H5N02), anilina (C6H5MH2). fenilhidralazina (C6H5NH),NH2), benzadrina atau fenilisopro­pilamina (CH65.CHON.CH.NHCH3.CH3), Timol (C6H3.CH3.0H. C3N7), piridida (C5N5N), nafralena (ClOH8), kamfor (C9Hl6CO), dan metrazola (C6HlOH4). (aromatic organic volatile poison)

racun organik aromatik tak asiri kelompok racun dari bahan organik dengan inti benzena yang tak menguap, tennasuk dalam kelompok ini antara lain sukloheksanol, ortorikresil fosfat, asam pikrat. (aromatic organic non volatile poison)

racun organik non-alkaloid racun yang meliputi beberapa golongan yaitu hipnotik alipatik (barbiturat, hidantoin, karbamida, sulfonal dan lain-lain), senyawa

52

aromatik (salisilat, asam pikrat, sulfonamida, antipirina, amino pirina, dan lain-lain), glukosida (digitalis, oleander, Cannabis indica, dan lain-lain), pencahar organik (minyak kroton, golongan aritrasena, resin katartik), minyak esensial (aspidium, minyak savin, minyak pala, dan lain-lain). golongan pikrotoksin, dan lain-lain (kantarida, santonin, laburnum, dan lain-lain). (non-alkaloid organic poison)

racun organik takasiri semua obat organik yang dapat dipisahkan dari jaringan melalui ekstraksi dengan pelarut organik, meliputi senyawa yang larut dalam alkohol, air dan pelarut organik, senyawa yang larut dalam air dan alkohol tetapi tidak larut dalam pelarut organik senyawa yang larut dalam air tetapi larut dalam alkohol dan pelarut organik, dan se­nyawa yang tidak larut dalam air dan alkohol tetapi larut dalam pelarut organik tertentu. (non-volatile organic poison)

-racun

keracunan akonitina keracunan alkohol toksik akonitin (C34H47N011) atau asetil bensoil akonina yang sering digunakan sebagai depresan jan­tung, masuknya obat secara oral dan suntikan, segera diserap, menyebab-kan gejala dan kematian hanya dalam 3-4 jam, efek utama berupa depresi pusat batang otak, gejala berupa salivasi, gatal dan kebas pada mulut, gatal pada jari-jari, kejang, dis­fogia, nadi lemah dan iragular, pemapasan cepat dangkal, le­mah, kulit lembap dan dingin, delirium, serta koma. ( aconetine poisoning)

keracunan akonitum keracunan akibat memakan akar Aconitum napellus (monkshood) yang salah, disangka tumbuhan obat horseradish, menyebabkan salivasi,' gatal dan kebas pada mulut, gatal pada jari, kejang pada anggota tubuh, kejang tetanik, desfergia dan kolaps, nadi lemah dan urugular, pernapasan cepat dan dangkal, lemah, kulit lembap dan dingin, delirium serta koma, efek racun terjadi akibat bahan aktif

53

akonitin (C34H47N011) atau asetil-benzoil akonina. (aconitum poisoning)

keracunan aldikarb keracunan lemik; keracunan insektisida yang tennasuk dalam go­longan karbonat dan paling beracun, dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit dan saluran cema, pemakaiannya hanya terbatas dalam rumah kaca karena sangat beracun, LD50 = 3.0 mg./kg berat badan bila melalui kulit dan 0.8 mg/lg berat badan bila melalui saluran cema, gejala-gejala keracunan sama seperti insektisida golongan karbonat pada umumnya. ( aldicarb poisoning)

keracunan aldrin keracunan insektisida yang tennasuk dalam golongan hidro-karbon ber-klorin, biasanya terjadi akibat kecelakaan, dengan gejala ke­racunan berupa tremor, ataksia, kejang, gejala penekanan fungsi susunan saraf pusat dan kematian akibat kegagalan pemapasan, pada autopsi ditemukan tanda-tanda perbendungan alat-alat dalam, takaran mematikan 2-5 gram. (aldrin poisoning)

keracunan alkali tanah umumnya terjadi akibat kesalahan pemberian barium sulfat (BaS04) untuk pemeriksaan ronsen dengan memberikan garam barium lain­nya yang beracun dan larut (Bas, BaC12, BaN03) 2, BaCo3) gejala berupa nyeri abdomen, muntah, diare, kelumpuhan, pemapasan, kejang, kolaps, dilalasi pupil dan kematian dalam beberapa lama sampai beberapa hari, pada autopsi dijumpai lambung dan usus yang meradang dan merah, serta erosi, degenerasi lemah pada hati, neklosin nobulus ginjal dan sistisis akut. (alkaline earths poisoning)

keracunan alkohol kecelakaan akibat minum esil alkohol berlebihan, menyebabkan euforia, kegembiraan, sentimentil, argumentatif, pada yang lebih benit menyebabkan inkoordinasi otot, ataksia, bicara inkoheren, mual dan muntah, relaksi total, anestesi parsial, kulit lembap dengan

54

denyut jantung cepat, pupil normal atau berdilatsi, pemapasan lam­bat dan mendengkur, koma dalam dan kematian, dan autopsi di­dapatkan organ-organ mengalami pembendungan, darah merah gelap dan cair, lambung merah meradang serta bau manis alkohol. (alcohol poisoning)

keracunan Amanita musaria keracunan jamur yang sering terjadi tapi jarang menyebabkan kematian, dalam junlah kecil akan menyebabkan rasa kesempatan dan halusinasi, gejala keracunan muncul 2-6 jam setelah menelan jamur ini berupa menjeluak (resching), muntah, diare hebat .dan mencret, sesak napas, pemapasan cepat, nadi ireguler lambat dan keracunan mental, tanda diagnostik penting di antaranya miosin dengan reaksi cahaya dan akomodasi negatif. (Amanita muscaria poisoning)

keracunan amil nitrit keracunan yang teijadi akibat pemakaian innalasi atau oral amil nitrit (C5H11N02) secara berlebihan untuk pengobatan angina pek­tores, menimbulkan gejala kemerahan pada muka (flushing), muntah, sesak, siononis, koma sampai kematian akibat paralisis pusat pernapasan, pada autopsi hanya dijumpai adanya kongesti organ-organ dalam. (amyl nitrite poisoning)

keracunan amonium hidroksida keracunan yang umumnya teijadi akibat kesalahan meminum bahan pembersih rumah tangga yang mengandung amonium hidroksida (NH40H), menyebabkan rasa sakit pada mulut, kerongkongan dan ulu hati, salivasi, muntah, disfergia, dan ititasi ginjal dengan anuria parsial, silindiennia, hematuria, dan albuminuria, (ammonium hydroxide poisoning)

keracunan anilina keracunan yang biasa teijadi pada industri zat pewarna, pelarut karet, serilir sepatu serta tinta akibat menghirup atau mempercik pada kulit, pada bayi dapat teijadi akibat bayi memakai popok yang dicap dengan tinta yang mengandung anilina hidroklorida, gejalanya

ss

berupa stimulasi primer dilanjutkan depresi susunan saraf pusat, pewamaan biro kelabu pacta muka, bibir, dan kuku, pembentukan metenoglobin dalam darah, sakit kepala, pusing, mabuk, semnolen, lemah, mual, muntah, nadi kecil, dan cepat koma serta meninggal dalam 12 jam karena toksinia dan kolaps jantung, pacta kasus subakut menyang hati dan ginjal dan menimbulkan gejala kuning dan diare dan urin yang gelap, pacta kasus fatal dapat dijumpai darah dan jaring dan berwarna cokelat serta adanya bau anilina yang keras pada organ-organ. (aniline poisoning)

keracunan antimon; keracunan stibium keracunan yang sering terjadi akibat kecelakaan, menyebabkan iri­tasi gastrointestinal hebat, nyeri hulu hati, disfogia, rasa logam pada lidah, memuntahkan bahan berama merah darah, tenesmen, diare cair, nadi cepat, berkeringat, spasme otot lengan, tungkai, dan jari­jari; pada keracunan kronis akan menyebabkan anoreksis, mual, muntah, haus, diare, kejang pada otot, dan keringat dingin; pada kasus fatal akan dijumpai lapisan submukosa saluran cema yang merah, membangka (edema) dan kadang-kadang juga ulserasi dan inflamasi jika antimon Ariklorida (SbC13) yang ditelan. (antimony poisoning)

keracunan antipirina keracunan yang akibat pemberian obat antipirina (analgetik anti­piretik berlebihan, gejala berupa vertigo, delirium, gangguan pendengaran dan penglihatan, keringat dingin, sianosis, nadi lemah dan cepat, koma, kolaps, kadang-kadang terdapat erupsi kulit di­sertai rasa gatal terutama pada yang sensitif terhadap obat itu; C6NCH3CCH3). (antipyrine poisoning)

keracunan arsen keracunan yang biasanya terjadi pada pembunuhan, jika diberikan dalam jumlah · besar akan menyebabkan kolaps sirkulasi dengan tekanan darah rendah nadi cepat serta lemah, pemapasan dangkal, kesadaran menurun dan kejang, pacta sistem pencemaan menye­babkan muntah dan diare, rasa panas dalam perut, dan dihidrasi;

S6

setelah fase akut lewat dapat dijumpai, gejala sisa berupa neutritis, paralisis (kelumpuhan) tangan dan kaki, anestesia, atrifi otot serta lepasnya rambut dan kuku, racun ini disimpan dalam rambut, kulit, dan tulang sehingga dapat dideteksi lama setelah peracunan terjadi. (arsenic poisoning)

keracunan arsina keracunan yang biasa terjadi pada laboratorium/industri yang menggunakan a tau memproduksi · asam dan hidrogen dalam jumlah besar, AsH3 masuk melalui udara pemapasan dan menyebabkan rasa lemah, lemas, pusing, sakit kepala, nyeri abdomen, mual dan mun­tah; pada susunan saraf pusat arsina menyebabkan narkosis dan kelumpuhan; pada sel darah merah, arsina menyebabkan hemolisis, hemoglobinuria, urine berwama merah, kulit kuning dan enenia; pada kasus fatal akan dijumpai wama kuning pada organ-organ, degenerasi pada hepar, pembesaran limpa, nefrosis toksik, dan edema paru. (arsine poisoning)

keracunan arsinetil diklorida keracunan gas perang, segolongan dengan arsin metil diklorida, masuk ke tubuh melalui inkulasi udara atau makanan/minuman yang terkontaminasi, menimbulkan gejala coryza, mual, muntah, malaise, sakit kepala, salivasi, nyeri dada, dan rasa lemas, digunakan untuk menghancurkan mental lawan. (arsinethyl dichloride poisoning)

keracunan asam asetil salisilat keracunan akibat mengkonsumsi aspmn atau asam asetil salisilat dosis sangat besar, menyebabkan kongesti umum organ dalam, erosi putih kelabu mukosa lambung dengan kuat asam asetat pada isi lam bung. (acetyl salicylic acid poisoning)

keracunan asam borat keracunan yang biasa terjadi pada waktu mencuci abses atau lavase lambung oleh petugas kesehatan atau tanpa sengaja memaparkan larutan atau bubuk asam borat pada kulit, yang menyebabkan der-

57

matitis eksfoliativa pada seluruh tubuh, degenerasi tubulus ginjal, sistitis berupa ederma hemoragika pada submukosa kandung kencing, dan kadang-kadang juga degenerasi lemah pada hati. (boric acid poisoning)

keracunan asam pitrat keracunan trinitrofenol, C6H2(N02)30H; keracunan biasa akibat tak sengaja memberi bubuk asam pikrat pada luka bakar atau ter­siram tanpa sengaja atau ditelan dalam usaha bunuh diri; jika ditelan dalam jumlah besar, penderita akan menyebabkan gejala nyeri perut, diare, dan muntah berwama kuning urin kuning yang berubah jadi cokelat kuning atau cokelat merah, hemolisis darah, degenerasi hati akut, kulit dan selaput lendir berwama kuning, pada yang keracunan hebat dapat terjadi kelemahan, demam, kesoran maupun sampai

. stupor, kejang dan kolaps serta kematian akibat anuria setelah be­berapa hari. (picric acid poisoning)

keracunan asam sitrat keracunan yang terjadi akibat kecelakaan, meminum sitrat yang merupakan asam organik yang korosif, menyebabkan korosi saluran cema bagian atas berupa selaput lendir lidah dan esofogus menjadi berkerut kasar, berwama putih kelabu atau hijau kekuningan, selaput lendir lambung dan usus halus membengkak sembab berwama merah atau hijau kekuningan pucat (citrit acid poisoning)

keracunan asam sulfat keracunan akibat bunuh diri dengan meminum, kadang-kadang sengaja disiramkan pada muka untuk merusak wajah seseorang, bila terkena kulit akan menyebabkan karosi hebat dengan selaput nekrotik berwama putih kelabu dengan pembengkakan, kemudian akan berubah menjadi hitam atau kecokelatan; bila terminum, seluruh selaput lendir saluran cema yang terkena akan berwama hitarn, membengkak, kering, dan hangus akibat karbonisasi akibat afmitas asam terlladap air dalam jaringan, nyeri hebat dalam mulut, kerongkongan,. dan lam bung serta tidak dapat berbicara, mungkin timbul kematian akibat syok berat dan asidosis; bila terdapat luka

58

bakar yang hebat pada kulit yang terkena; mungkin timbul kematian akibat syok. (sulfuric acid poisoning)

keracunan asam oksalat keracunan akibat kecelakaan atau bunuh diri dengan cara menelan­nya, menyebabkan gejala disfogia, nyeri hulu hati, rasa haus, muntah berupa cairan cokelat, tekanan darah rendah, kejang, tetanik, koma, kolaps dan kematian, pada autopsi dapat dijumpai mukosa mulut, faring dan esofagus yang berwama kelabu dengan reaksi radang hebat disekitamya pada lambung terlihat erosi pada puncak rugas berupa garis merah dengan daerah mekrotik wama cokelat akibat pembentukan kematian. (oxalic acid poisoning)

keracunan asetaldehida keracunan yang akibat inhalasi uap yang mengandung asetal­dehida, menyebabkan peradangan pada saluran pemapasan, batuk, sesak, dan gejala seperti keracunan alkohol, kadang-kadang me­nyebabkan terbentuknya methemoglobin dan hemolisis sel darah merah (acetaldehyde poisoning)

keracunan asetanilida keracunan yang terjadi akibat minum asetanilida (obat analgetik antipiretik antifebrin) berlebihan untuk mengobati sakit kepala atau pemberian lokal untuk obat luka dan luka bakar, gejala utama berupa sianosis hebat pada kuku dan bibir, badan lemah, berkeringat, kulit dingin, nadi lemah, pemapasan lemah, sesak, muntah, dilatasi pupil, delirium, kejang dan kematian akibat efek obat pada pusat per­napasan (acetanilide poisoning)

keracunan aspidium keracunan yang teljadi akibat penggunaan tanaman resam (feran) untuk tujuan pengobatan cacing pita dan cacing tambang, merupa­kan efek toksik sejenis resin yang bemama oleoresina aspidii yang terkandung dalam tanaman tersebut, menyebabkan gejala iritasi

59

saluran cerna, muntah, nyeri abdomen, diare, otot lemah, pandangan kuning, kacau mental, somnolen, kejang, sakit kepala, sesak napas dan kematian akibat paralisis pernapasan, pada autopsi dijumpai peradangan dan kongesti pada lambung dan usus-usus (aspedium poisoning)

keracunan atofan keracunan yang terjadi pada gangguan jangka panjang pada orang­orang tertentu yang rawan/sensitif terhadap stofan (yang sering digunakan sebagai obat rematik), menyebabkan malaise, kuning, indigesti, urobulinuria, degredasi, dan pembesaran hati, kadang­kadang atrofi kuning pada hati, lesi kulit skarlatiniform, vesekel dan edema, biasanya gejala bersifat reversibel (atophan poisoning)

keracunan atropina kebanyakan merupakan kecelakaan akibat kesalahan pemberian, baik perarol maupun parenteral, menyebabkan tenggorokan kering, disfagia, suara serak, midriasi, gangguan penglihatan, halusinasi, pusing, delirium, terangsang, gerakan khoreiform dan kejang, nadi penuh lalu menjadi kecil dan cepat, pernapasan dalam dan cepat lalu tertekan, kulit kemerahan dan kering dengan erupsi merah lalu ter­jadi kebas dan kelumpuhan anggota, kejang, hilang kesadaran dan kematian, pada autopsi hanya dijumpai kelainan tidak khas berupa perbandingan dan erupsi kulit (atropine poisoning)

keracunan bahan organik korosif keracunan yang disebabkan oleh senyawa organik yang bersifat korosif sehingga menyebabkan peradangan hebat dan merusak jaringan yang terpapar langsung, termasuk dalam kategori ini adalah keracunan asam fomiat. asam oksalat, asam asetat, dan asam sitrat. (organic corrosive poisoning)

keracunan barbiturat keracunan yang dapat terjadi akibat pembunuhan, bunuh diri ataupun kecelakaan, biasa teljadi akibat menelan obat ini dalam

60

jumlah banyak., mula-mula menyebabkan pusing, sak.it kepala, mual, muntah, atak.sia, bicara inartikulasi, kekacauan mental lalu koma, delirium, gelisah, spasma tonik, depresi pernapasan, pernapasan cheyne stokes, suhu tubuh turun, sionosis lalu dasar dalam beberapa hari atau meninggal ak.ibat komplikasi pneumonia, paralisis pusat pernapasan atau uremia, pada yang meninggal akan dijumpai pneu­monia artostatil, nekrosis globus palidus bilateral degenerasi neutron dan edema perivaskuler pada otak (barbiturate poisoning)

keracunan barium keracunan yang tetjadi akibat salah memberikan garam barium

. sebagai ganti memberikan barium sulfat (BaS04) untuk pemeriksa­an radiologis, menyebabkan nyeri abdomen, muntah, diare, dan gejala iritasi saluran cerna lainnya dilanjutkan dengan kelumpuhan pernapasan, kejang dan kolaps dan kematian dengan peleburan pupil ak.ibat aksinya pada susunan saraf pusat (barium poisoning)

keracunan Basudin keracunan diaznion; keracunan obat pembasmi serangga yang ter­masuk dalam golongan fosforus dengan gejala keluar air mata, banyak keluar liur, berkeringat, mual, muntah, diare, gangguan per­napasan, gangguan penglihatan, kejang perut, tremor, kejang tonik­klonik, koma dan kematian akibat kegagalan pernapasan, pada autopsi ditemukan tanda-tanda perbandingan pada alat-alat dalam dan tanda asfiksia lain saluran mematikan 466 mg/kg berat badan (Basudin poisoning)

keracunan Benzedrine keracunan fenilisopropilamina; (C6H5CH2CH (NH2) CH3); ke­racunan amfetamina; biasa tetjadi tak disengaja pada saat menghirup uap benzidrina untuk mengerutkan selaput lendir saluran napas atau selama serangan flu, atau saat menelan atau penyuntikan amfetamina sulfat untuk narkolepsi secara berlebihan, menyebabkan iritabilitas, tak bisa beristirahat, insomnia, delirium, kekacauan mental, panik, kelainan saluran cema dan sirkulasi seperti muntah diare, anokreksia, palpitasi, sesak. napas, dan kematian (Benzedrina poisoning)

61

keracunan benzina keracunan tak disengaja karena menghirup uap bensin (campuran heptana dan oktana) sewaktu melepas plester dari kulit dengan Ia­rutan benzina, menyebabkan pusing, rasa tercekik, mual, muntah, mengantuk, hilang kontrol tubuh, bergoyang, sakit kepala, gemetar lalu menjadi pucat, bibir biro, pemapasan melambat, denyut jantung melemah, kejang, koma, kematian, keracunan kronis menyebabkan mual, muntah, kelemahan, anggota tubuh, dan purestasi kontak pada kilit menyebabkan lesi seperti jerawat atau purtala, jika tertelan menyebabkan napas pendek, sianosis, kulit dingin dan lembap, koma serta kematian akibat syok (benzine poisoning)

keracunan berilium keracunan yang umumnya teljadi akibat paparan dengan uap beri­lium sulfat, fluorida atau oksifluorida yang dihasilkan oleh pabrik peralatan, pipa dan papan switch telepon, paparan pada kulit menye­babkan erupsi eritem atau papuloveskular, ulhus dan deskuamasi, pada mata menyebabkan konjungtifitas, pada saluran napas menye­babkan nasofaringsitis, trakleobronkistis, dan gramuloma dalam paru, gejala berupa rasa nyeri pada hidung dan tenggorokan, pem­bengkakan dan perbandingan selaput lendir, epistolsis (mimisan), fisura dalam hidung, batuk, busuk pada paru, spurtum berdarah, demam dan penurunan kapasitas vital paru-paru (beryllium poisoning)

keracunan biji jarak keracunan yang teljadi akibat memakan biji jarak (castor bean) yang mengandung racun ricin, gejala muncul 45 menit sampai beberapa jam setelah memakan biji ini, menyebabkan rasa lemah, muntah, diare, vertigo, nyeri perut, ihterus, nadi cepat dan kecil serta kulit lembap, kolaps, dan kematian dalam beberapa hari, pada autopsi dijumpai selaput lendir saluran cema meradang, sembab dan per­darahan submukosa, pada isi lambung dan usus ditemukan bagian­bagian biji yang hancur (castor oil bean poisoning)

keracunan bismut keracunan yang teljadi terutama kecelakaan pada pemberian obat

62

yang mengandung bismut untuk pengobatan luka dan sinus, menye­babkan gejala nyeri mulut. pengecapan seperti rasa logam, salivasi, napas berbau busuk, muntah, nyeri abdomen, diare dengan feses hitam kehijauan itu (Bismut sulfida), gusi hitam kebiruan, gigi melonggar, urine mengandung albumin, deposit hitam silinder, uremia dan kematian, pada autopsi dijumpai gusi seperti spons dan berdarah, gigi melonggar, bercak putih pada mulut dan tenggorokan (bercak Brown), selaput lendir saluran cema tertutup membran ke­labu atau hitam dan ulserasi sampai perforasi, degenerasi lemah pada hati dan ginjal, deposit basofilik pada epitel tubulus ginjal serta deposit hemosiderin pada oragan limpa, ginjal dan selaput lendir usus besar · (bismuth poisoning)

keracunan boraks keracunan yang biasa terjadi tak disengaja karena boraks (N~B407'10H.O) tertelan atau sengaja ditelan untuk bunuh diri atau menggugurkan kandungan, gejala berupa salivasi, diare, muntah, mual, kolik perut dan tanda iritasi saluran cema lainnya, selain itu dapat juga terjadi depresi pusat pemapasan dan kolaps, depresi susunan saraf pusat, delirium, sianosis, adanya darah, albumin serta silinder dalam urine, kematian terjadi beberapa jam sampai beberapa hari (borax poisoning)

keracunan brombenzil sianida keracunan gas air mata; biasa terjadi pada waktu petugas keamanan sedang, menenangkan demonstrasi maisa, sejumlah bubuk brom­benzil sianida yang berbau seperti buah asam disemprotkan sehingga orang yang terpapar mengeluarkan banyak air mata dan mengalami kebutuhan sementara akibat ledakan, biasanya tidak membahayakan jiwa dan dapat dicegah dengan menggunakan masker gas (brombenzyl cyanide poisoning)

keracunan bromida keracunan yang terjadi akibat penggunaan natrium atau kalium bromida untuk sedatif pada kasus kelainan saraf dan mental dalam jumlah banyak dan jangka waktu lama, atau tak sengaja masuk ke

63

dalam tubuh ibu ke tubuh bayi lewat ASI, ion bromida yang ber­lebihan akan menggantikan ion klorida dalam asam lambung se­hingga terjadi keadaan yang disebut bromisme berupa munculnya banyak pustula pada kulit yang mirip jerawat atau timbulnya nodu­lus pada kulit (bromodenna nodosa), stupor, pemapasan berbau busuk, gangguan pencemaan, kelamahan otot, kelainan saraf, dan

. depresi mental; jika bromida ditelan dalam jumlah besar, dapat ter­jadi kematian akibat kelelahan atau pneumonia (bromide poisoning)

keracunan bromin keracunan yang terjadi akibat kecelakaan menghirup uap bromin (Br

2), terpecik pada kulit atau tertelan tak disengaja, menghirup uap

bromin menyebabkan peradangan hebat pada seluruh napas sehingga selaput lendir (mukosa) berwama cokelat kemerahan, edema paru dan kematian dalam beberapa menit, pada muka menyebabkan konjungtivitas dan luka bakar pada muka, percikan pada kulit akan menyebabkan luka bakar hebat dan kematian; jika tertelan, me­nyebabkan nyeri hebat hitam, selaput lendir saluran cema berwama cokelat, nekrosis, melubak dan merontok, kematian terjadi dalam beberapa jam akibat syok (bromine poisoning)

keracunan bromoform keracunan yang dahulu sering terjadi akibat mengisap uap cairan bening (CHBr3) ini untuk memnfaatkan efek sedativanya pada penyakit pertusis (batuk rejan), menyebabkan kelemahan eksteemi­tas, kemerahan pada wajah, nadi cepat dan pemapasan cepat dan kematian akibat refleks yang menghentikan jantung, jika ditelan akan menyebabkan iritasi, muntah dan diare, koma dan kematian karena kelumpuhan pemapasan. (bromoform poisoning)

keracunan Cascara sagrada keracunan yang terjadi akibat penggunaan kelebihan bahan ini se­bagai obat pencahar secara berlebihan, menyebabkan iritasi saluran cema (Cascara sagrada poisoning)

64

keracunan cemara air beracun keracunan cicutasp; biasa terjadi akibat kesalahan memakan akar pohon cicutaps (cemara air beracun, mengandung sikutoksin) yang disangka sebagai umbi yang dapat dimakan, menyebabkan rasa pusing, nyeri perut, kulit dingin lembap, berkeringat banyak, muntah darah, kejang, koma, nadi lemah, dilatasi pupil dan kematian dalam beberapa jam akibat kelumpuhan pusat pemapasan, pada autopsi dijumpai adanya iritasi saluran cema, kongesti paru, dan organ­organ (water hemlock poisoning)

keracunann cucculus indicus buah kering Anamiera cocculus yang lazim digunakan sebagai vermisida (tuba ikan) karena mengandung pikrotoksin, biasa akibat kesalahan menelan bahan ini, kadang-kadang sengaja diberikan bersama rum untuk membuat orang jatuh (knock-out drop) atau dimakan untuk sengaja menggugurkan kandungan, dengan gejala nyeri hulu hati, mual, muntah, diare, salivasi dilanjutkan dengan gejala lemah, berkeringat, sakit kepala, dan koma, ·pupil berdilatasi atau kontraksi, pemapasan cepat lalu melambat, kejang klonik dan kematian, pada autopsi ditemukan adanya iritasi ringan saluran cema dan kongesti organ-organ dalam ( cucculus indicus poisoning)

keracunan Crocus keracunan zat wama dari Crocus sativus yang mengandung glukoside krosin dan minyak esensial, digunakan sebagai penggugur kandungan, dengan gejala-gejala sama seperti keracunan minyak esensial (saffron poisoning)

keracunan dinitrogen oksida keracunan gas gelak, N20, gas tidak berwama, berbau dan terasa manis, sedikit berat dari udara, digunakan untuk anestasi, keracunan dapat terjadi secara akut dengan kematian yang cepat, atau secara lambat dengan kematian terjadi beberapa hari/minggu atau menyem­buh dengan gejala-gejala sisa akibat kerusakan otak, pada autopsi kasus keracunan akut ditemukan tanda-tanda asflksi, perbandingan

6S

alat-alat dalam dan darah berwama merah gelap, sedangkan pada keracunan lambat ditemukan nekrosis fokal pada otak yang mirip dengan keracunan karbon monoksida (nitrous oxide poisoning)

keracunan distilat minyak bumi keracunan biasa tak disengaja meminum atau menghirup uap distilat minyak bumi yang banyak digunakan sebagai pelarut cat, industri kabel, pembersih, peketjaan yang berhubungan dengan mobil dan pembersihan mobil, menyebabkan pusing, tenggorokan rasa terce­kik, mual, muntah, mengantuk, hilang kontrol diri, tubuh bergoyang, sakit kepala, gemetaran yang dilanjutkan dengan gejala muka pucat, bibir biru, pemapasan lambat, gangguan jantung, kejang koma dan kematian, pada autopsi ditemukan perbandingan organ-organ, darah merah gelap dan cair serta lambung yang merah meradang (petroleum distillate poisoning)

keracunan fenasetin keracunan asetfenesidin (C6H4(0C2H5)NH(CH3CO)); jarang ter­jadi dan jarang mematikan, menyebabkan erupsi kulit, sianosia, lemah, tak bertenaga, berkeringat, kulit dingin, nadi halus, per­napasan dangkal, sesak, muntah, dilatasi pupul, delirium dan kejang, temuan autopsi tidak khas (phenacetin poisoning)

keacunan fenobarbital keracunan luminal !CO(NHC0)2C(C2H5)(C6H5)!; biasanya akibat kecelakaan menelan obat ini terlalu banyak, menyebabkan gejala awal pusing, sakit kepala, mual, muntah, ataksia, bicara inartikulasi, kekacauan mental, koma stupar atau delirium dan spasme tonik, depresi pemapasan, penggunaan untuk jangka waktu lama juga me­nunjukkan dermatitis bulosa, pada yang meninggal dapat dijumpai pnemonia artostatik dan nekrosis simetris bilateral pada globus palidus (phenobarbital poisoning)

keracunan fenilenadiamina keracunan yang tetjadi akibat penggunaan pewama rambut yang

66

mengandung fenilenadiamina, menyebabkan dennatosis, iritasi saluran cema, kelemahan jantung, edema angioneurotik, dan ke­matian (phenylenediamine poisoning)

keracunan fenol keracunan asam karbonat (C6H50H); biasanya akibat kecelakaan atau bunuh diri meminum fenol atau sengaja dimasukkan ke dalam vagina atau uterus untuk menggugurkan kandungan, menyebabkan gejala lokal seperti rasa terbakar di tenggorokan, mulut dan lam bung dan gejala sistenik seperti muntah, sakit kepala, otot lemah, sianosis, nadi cepat, delirium, koma, pemapasan tak teratur, kolaps, keringat dingin dan kejang, hemolisisn dan iritasi hebat pada ginjal (phenol poisoning)

keracunan tisostigmina keracunan eserina; biasanya akibat tak sengaja memakan kacang calabar atau pasien yang meminum obat ini (C15~1N302) secara berlebihan, menyebabkan gejala muntah, nyeri epigastrum, sesak napas, pusing, otot lemah dan bergetar, kontraksi pupil, berkeringat dan salitasi, jantung melemah dan kolaps, kelumpuhan pemapasan, peningkatan peristalsih usus, sekresi kelenjar dan berlebihan, dan kematian segera, pada autopsi ditemukan kongesti dan kemerahan pada selaput lendir lidah, tenggorokan, lambung, edema paru, penyempitan kolon, hiperemi otak dan pendarahan berbintik pada subleura (physostigmine poisoning)

keracunan fosgen keracunan gas COClz yang sengaja digunakan dalam perang untuk membunuh musuh, jika dihirup dalam jumlah, gas tersebut akan mematikan dalam beberapa menit sampai satu jam dalam keadaan asfiksia akut dengan sianosis yang jelas syok dan hipotensi menda­dak, pada autopsi menunjukkan gambaran manner pada paru akibat adanya daerah dengan hiperaerasi dan daerah kolaps dan perban­dingan kapiler paru dan peradangan ringan pada selaput lendir saluran napas; Jika kadamya lebih rendah, karbon mengalami akflksia batuk hebat, sianosis, nadi cepat, hipotensi, kolaps, pucat,

67

nedi melemah, dan gagal sirkulasi gula, kematian dalam 24 jam (phosgene poisoning)

keracunan fosfina keracunan yang biasa teijadi dalam kondisi lembap pada ferosilikon, atau bisa terjadi akibat kecelakaan dalam laboratorium, menimbul­kan gejala utama pada susunan saraf pusat berupa perangsangan di­lanjutkan penekanan dan kelumpuhan, gejala berupa sesak napas, batuk, sakit kepala, trimor, kejang, vertigo, telinga berdenging, kelemahan otot, dan kematian; pada autopsi didapatkan darah merah dan cair, peradangan saluran pernapasan, edema paru dan degenerasi lemak pada organ-organ (phospine poisoning)

keracunan fosforus keracunan yang terjadi pada kecelakaan, bunuh diri atau pem­bunuhan; jika sejumlah besar uap fosforus terhirup atau iertelan, bahan fosforus akan menyebabkan kolaps, peredaran dalam bebe­rapa jam adalah mengalami delirium, stupor dan koma dengan gejala utama paralisis susunan saraf pusat; jika jumlah tak terlalu besar, fosforus akan menyebabkan mual, haus, nyeri lambung, dan memun­tahkan materi hitam, diare yang berpendar; jika keracunan bersifat subakut, fosfurus akan meracuni protoplasma sehingga terjadi de­generasi lemak hebat pada seluruh organ-organ dalam (phosphorous poisoning)

keracunan garam natrium lihat keracunan masing-masing jenis garam natrium (sodium salts poisoning)

keracunan gas amonia keracunan yang terjadi akibat mengisap gas amonia yang bocor dari pipanya, menyebabkan gejala batuk-batuk hebat, spasme glotis serta peradangan pada saluran-saluran pemapasan yaitu laringitis pseudomembranosa, trakheitis, bronkhitis dan bronkhopneunomia, pada mata akan menyebabkan iritasi konjungtiva dan komea yang be rat (ammonia gaseous poisoning)

68

keracunan gas mustard keracunan (perit; dikloraetil mefida; cairan yang mudah men~ap, berbau bawang putih dan pedas dengan efek iritasi hebat pada bagian tubuh yang terkena, dengan gejala-gejala Selaput rnata dan kelopak mata rnerah dan mernbengkak, banyak keluar air rnata atau lendir kental, nyeri pada mata, fotofobi, parut pada komea dan timbul kebutaan, kulit kernerahan dengan lepuk-lepuk, nekrosis jalan napas bagian atas, dengan demam, batuk, suara hilang, sulit ber­napas dan dapat rneninggal karena infeksi; selain itu, dapat diternu­kan jumlah lekosit yang berkurang dan nekrosis sumsum tulang (mustard gas poisoning)

keracunan gas perang keracunan yang diakibatkan oleh bahan kimia berbentuk gas, asap, cairan asiri atau bubuk halus yang digunakan dalam perang untuk tujuan menghancurkan rnusuh, dibagi dalam keracunan gas peluruh air rnata (lakrimator), keracunan gas iritan paru, keracunan vesikan dan keracunan pad a jenis bahan kimianya (war gasses poisoning)

keracunan geluk akee keracunan yang terjadi akibat memakan buah/geluk Akee (Blighia sapidil, Koen) yang belum ranurn atau sudah rusak tanpa dirnasak lebih dahulu, beberapa jam setelah makan terjadi rnuntah, kejang dan koma; kematian terjadi dalam 11/2 sampai 12 jam setelah tim­bulnya gejala, pada autopsi dapatditemukan degenerasi lernah pada sel hati dan tubulus ginjal, kongesti paru-paru dan perdarahan pada korteks otak dan subaraknoid ( akee nut poisoning)

keracunan hidrokarbon parafin keracunan yang terjadi akibat tak sengaja meminum atau menghirup uap turunan minyak burni yang memiliki titik didih di bawah 15<J>C (yaitu eter, petroleum, bensin, nafta, dan benzena), menyebabkan pusing, tenggorokan tercekik, mual, muntah, mengantuk, hilang kontrol diri, tubuh bergoyang, sakit kepala, gemetaran dilanjutkan gejala muka pucat dan bibir biru, pemapasan lambat, gangguan aksi jantung, kejang, koma, dan kematian, pada autopsi ditemukan

69

perbendungan organ-organ, darah merah gelap dan cair, serta lam­bung yang merah meradang (paraffin hydrocarbons poisoning)

keracunan jamur keracunan akibat makan jamur beracun, menimbulkan pengaruh pada tubuh yang dapat dibedakan dalam 5 jenis, 1) koleriform, di­sebabkan oleh Amanita phallides yang sangat beracun terutama bagi anak-anak, dengan gejala nyeri perut, muntah, diare, sionosis, kulit dingin, kejang, koma, dan akhimya meninggal, pada autopsi ditemukan degenerasi lemak pada hati, jantung, ginjal, diafragma, dan otot; 2) neurotoksik, disebabkan oleh Amanita muscaria yang mengandung muskaria yang bekeija seperti asetilkolina, dengan gejala keluar air mata, liur berlebihan, berkeringat, muntah, diare, sesak napas, gelisah, halusina'si, kejang, koma, dan meninggal akibat kelumpuhan pusat pemapasan; 3) gastrointestinal, disebabkan oleh Boletus Setanas, Boletus miniato-olivaceous, Entoloma, Uvidum, Entoloma Sinuatum, Lepiotamorgani, dan Russula emetica, dengan gejala-gejala saluran cema seperti haus, muntah, diare, sukar ber­bicara, dan umumnya tidak rnenimbulkan kematian; 4) anemik di­sebabkan oleh Helvella aseulenta yang mengandung asam helvelat, dapat menimbulkan hemolisis darah dengan ikterus dan anemis, darah berwama kopi cokelat karena terbentuk metemoglobin, mungkin timbul kematian; 5) Serebral, disebabkan Paneolus, yang menyebabkan gelisah, pupil melebar dan penekanan keija jantung, tidak ada gejala saluran cema dan umumnya tidak menimbulkan kematian (mushroom poisoning)

keracunan kadrium keracunan yang dapat teijadi akibat menelan garam atau senyawa kadmium dalam jumlah toksik, menyebabkan enteritis kronis, nefro­sis dan defenerasi hati dan otot jantung, gejala berupa nyeri otot perut hebat, muntah dan diare, dapat juga teijadi akibat menghirup gas basil pemanasan senyawa kadmium sehingga menyebabkan gejala iritasi pada hidung dan tenggorokan, muntah, nyeri dada, napas pendek, peradangan berat pada saluran pemapasan dan kema­tian akibat pneunomia, menghirup uap senyawa kadmium dalam

70

waktu lama menyebabkan nyeri epigastrium (hulu hati) tanpa kolik (cadmium poisoning)

keracunan kafeina keracunan dapat teijadi akibat minum kopi berlebihan atau minum kafeina untuk bunuh diri atau menggugurkan kandungan, menye­babkan gejala rasa terbakar pada tenggorokan, nyeri, epigastrum, mual, muntah, diare, tercekik milesi panas, nyeri prekordial, denging pada telinga, nadi ireguler, dan kolaps, sementara kesadaran tetap baik, dosis fatal diperkirakan 10 gram (caffeine poisoning)

keracunan kalium bitartrat keracunan teijadi jika minum kalium bitartrat dalam jumlah besar, menyebabkan muntah, diare, nyeri abdomen, rasa Ielah, dan kikaps (potassium bitartrate poisoning)

keracunan kalium dikromat keracunan yang biasanya teijadi akibat kecelakaan atau bunuh diri dengan cara menelan dalam jurnlah berlebihan, menyebabkan rasa tak enak dalam mulut, nyeri epigastrum, oliguria, hematuria, mun­tah, diare berdarah, dilatasi pupil, koma, kolaps pernapasan lambat, dan kematian dalam satu jam akibat kelumpuhan pernapasan dan syok; pada autopsi dijumpai kerak pada selaput lendir dan ulhus pada mulut, esofagus dan faring, lambung menunjukkan adanya pseudomembran kelabu kehijauan atau cokelat kehijauan dan raksi peradangan pada usus, hati, ginjal, dan otot jantung menunjukkan degenerasi lemak, peradangann pada saluran pencernaan dan kan­dung kemih, organ-organ kelabu kebiruan dan darah berwarna coke­lat akibat pembentukan methenoglobin (potassium dichromate poisoning)

keracunan kalium hidroksida keracunan yang biasanya akibat bunuh diri atau kecelakaan menelan bahan ini (KOH), menyebabkan rasa terbakar pada mulut, tenggorokan dan hulu hati, memuntahkan bahan kental merah coke­lat. nadi cepat dan lemah, pemapasan cepat dan dangkal, kulit dingin lembap, kematian terjadi dalam 3 jam karena syok atau dalam

71

beberapa hari karena bronklopneunomia; pada autopsi didapatkan selaput lendir mulut dan esofagus bengkak dan basah, sedikit memutih berwama merah, cokelat dan hitam akibat pembentukan hematin alkali dalam dinding lambung atau cokelat, lambung dan usus halus bengkak dan edema (potassium hydroxide poisoning)

keracunan kalium karbonat keracunan karena tak sengaja menelan larutan kalium karbonat menyebabkan kongesti dan perubahan wama selaput lendir lambung dan kerongkongan menjadi merah dan cokelat karena pembentukan hematin alkali; jika teijadi regurgitasi, dapat pula dijumpai adanya edema glotis, peradangan pada saluran napas pneumonia per­ibronkhial (potassium carbonate poisoning)

keracunan kalium klorat keracunan yang teijadi akibat kesalahan pemberian obat, kadang­kadang sengaja ditelan untuk membunuh atau bunuh diri, dalam dosis besar (15-46 gram KC103), menyebabkan nyeri abdomen, muntah, diare, sesak napas, sionosis hebat, kejang, kolaps, koma, dan kematian; pada autopsi ditemukan peradangan pada saluran cema berupa selaput lendir kuning kelabu atau kelabu biruan, kongesti dan perdarahan kecil-kecil dengan isi usus hitam, adanya meshemoglbinemia (darah cokelat ungu), perbandingan berwama cokelat pada kulit cokelat ungu (pauasium chi/orate poisoning)

keracunan kalium nitrat keracunan yang piasa teijadi akibat kesalahan meminum obat pen­cahar (KN03) disangka MgSO ~ menyebabkan iritasi saluran cema dan kelumpuhan pusat pemapasan, pemakaian jangka menyebab­kan penurunan berat badan, rasa lemah, anemia. albuminuria, dan suspensi urine (potassium nitrate poisoning

keracunan kalium permanganat keracunan yang biasa teijadi pada bunuh diri, meminum larutan

kalium pennangat pekat, menyebabkan gastroenteristis korosif berupa krusta pada selaput lendir berwarna hitam kecokelatan, edema glotis dan faringitis akut (potassium permanganate poisoning)

keracunan kalium sianida keracunan yang biasa terjadi akibat menelan (KCN) ini untuk tujuan bunuh diri, menyebabkan stimulasi gerakan pernapasan untuk waktu singkat, keringat dingin, nadi lemah dan cepat, hipotensi, midriasis, tanpa sianosis, pernapasan pelan dan dangkal, spame otot, kolaps, koma, kelumpuhan pemapasan, dan kematian; pada autopsi ditemukan kongesti organ-organ, edema paru, terciumnya bau amandel (bitter aimond) pada organ-organ (terutama otak), selaput lendir lambung berwarna merah bata yang lalu berubah jadi cokelat gelap atau cokelat kotor akibat pembentukan hematin alkali (potassium cyanide poisoning)

keracunan kalium sulfat keraeunan yang terjadi akibat menelan kalium sulfat (~S04) dalam jumlah banyak, menyebabkan muntah, diare, nyeri perut, rasa Ielah dan kolaps (potassium sulfate poisoning)

keracunan kalsium oksida keracunan yang biasa terjadi akibat kecelakaan atau bunuh diri, kontak dengan bahan ini menyebabkan luka korosif pada kulit, mata, saluran pernapasan atau saluran percernaan, mukosa yang terk.ena akan sembab, lembab, berwarna putih muda atau cokelat hitam, kematian dapat terjadi akibat syok atau komplikasi perawatan seperti bronkhopneumonia (calcium oxide poisoning)

keracunan kamfor keracunan akibat kecelakaan, tak sengaja memberikan kamfor (C

9H

16CO) sebagai obat dalam dosis besar, pada beberapa keadaan

juga tetjadi saat menggunakan obat ini untuk menggugurkan kan­dungan, menyebabkan iritasi dan rasa panas pada tenggorokan dan lambung, haus, mual, muntah dilanjutkan dengan pandangan kabur,

73

telinga berdenging, pusing dan sakit kepala, dalam beberapa waktu dapat terjadi gejala yang mirip keracunan alkohol (bersemangat. inkoheren, halusinasi, delirum, dan kejang), koma dan meninggal karena kelumpuhan pusat pemapasan (camphor poisoning)

keracunan kantarida keracunan yang terjadi akibat memakai bubuk obat ini atau tinktur­nya (mengandung antara lain kantarat, C10H120 4) sebagai obat penggusur kandungan, afrodisiak, pengobatan tublikolosis atau salah pemberian obat, kontak pada kulit menyebabkan eritema, vesikel dan gangres; jika tertelan kantarida mengakibatkan vesikasi pada tenggorokan dan lambung, rasa panas hulu hati, haus, disfegia, muntah darah, diare berdarah, nyeri perut, lemah, kolaps, dan kematian; pada autopsi dijumpai adanya peradangan pada organ pencemaan, saluran kencing dan kulit serta adanya partikel kumbang pada isi lambung dan usus ( cantharide poisoning)

keracunan kapur tohor keracunan kalsium oksida (CaO); umumnya terjadi akibat kecelaka­an atau usaha bunuh diri dengan meminum larutan kapur tohor atau yang mengandung zat ini masuk ke dalam mata atau saluran napas dan menyebabkan gejala-gejala perangsangan (iritasi), gejala yang timbul sama seperti keracunan natrium atau kelainan hidroksida tetapi tidak hebat dengan korosi pada kulit, mata, saluran pema­pasan, dan saluran cema (quicklime poisoning)

keracunan karbarnat keracunan yang umumnya terjadi akibat bunuh diri atau kecelakaan karbonat, masuk ke dalam tubuh melalui mulut atau terhirup melalui pemapasan dan setelah masuk ke dalam darah menyebabkan po­tensiasi aktivitas parasimpatis pascagangkin dengan gejala-gejala berupa kontraksi pupil, perangsangan otot-otot pemapasan, kelenjar liur dan kelenjar keringat, kontraksi otot-otot bronki, kontraksi kandung kencing, penghambatan pusat-pusat pengatur irama jan­tung, mula-mula terjadi perangsangan dan kemudian penekanan

74

susunan saraf pusat dengan akibat penghambatan pusat pemapasan dan pusat kejang, dan kematian akibat kegagalan pemapasan dan gangguan jantung (carbamate poisoning)

keracunan karbon dioksida keracunan yang terjadi jika seseorang turun ke dalam lubang atau sumur yang tidak memiliki ventilasi untuk waktu lama, korban kolaps tiba-tiba setelah menghirup udara yang mengandung banyak bahan ini (C02); jika korban sampai meninggal akan dijumpai muka yang sangat biru tapi kadang-kadang pusat, organ-organ kongesti, darah merah gelap dan bintik-bintik perdarahan pada perikardium, picura, dan galea pada kulit kepala (carbon dioxide poisoning)

keracunan karbon disulfida keracunan terutama terjadi pada pekerja pabrik karet yang meng­hirup uap bahan (CS2) ini terns menerus dan kronis, menyebabkan malise dan sakit kepala kronis, kadang-kadang dijumpai adanya sindroma Partison, gangguan penglihatan karena atropi optikus, neurisis perefer, kelumpuhan dan gejala mental yang mirip kelainan manik-depresif, jika larutan tertelan (misalnya pada bunuh diri) penderita akan lemah, sesak, sianosis, pupil midriasis, kejang, koma, dan kematian akibat paralisis pusat pemapasan, pada autopsi ditemukan adanya iritasi saluran cema, kongesti organ dan bau khas (carbon disulfide poisoning)

keracunan karbon monoksida keracunan yang biasa terjadi akibat tak sengaja menghirup gas CO, menyebabkan terbentuknya karboksihemoglobin (COHb) yang memiliki afinitas jauh lebih tinggi dibandingkan ikatan Hb02 se­hingga menyebabkan oksida, pada keracunan akut terjadi sakit kepal, denyut jantung cepat dan kuat, peningkatan tekanan darah dan frekuensi pemapasan dilanjutkan nadi yang melemah, kecil dan cepat, susah bemapas dan tekanan darah turun; pada karacunan berat ditemukan sakit kepala, mengantuk, pingsan, lemah, anestesi, hiper­retleksi, klonus tumit, spatisitan umum, dan stipor, berikutnya akan

1S

tampak pemerahan terang pada kulit, muntah, inkontinansia urin dan alis, koma dalam, dan meninggal (carbon monoxide poisoning)

keracunan karbon tetraklorida keracunan yang kebanyakan terjadi akibat kecelakaan tenninum bahan ini (CC14), menyebabkan rasa hangat pada lambung, mabuk, tersedu, kejang, sakit kepala, nyeri perut, mual, muntah, diare, dan kematian akibat kolaps sirkulasi atau kelumpuhan pernapasan, ka­dang-kadang teljadi setelah masa interval Iaten 24-36 jam setelah terminum CC14 menyebabkan rasa mengantuk, pusing, susah buang air kecil, kuning, kejang, lemah jantung, perdarahan usus, kolaps, dan kematian, pada autopsi ditemukan bilirubinem bilirubinuria, hematuria, dan degenerasi lemah pada ginjal (carbon tetrachloride poisoning)

keracunan kerang keracunan akibat makan udang, kepiting, kerang, dsb., dengan gejala-gejala mual, muntah, nyeri hulu hati, nadi cepat, mulut terasa terkancing, kemudian timbul kelemahan otot, sulit menelan, sulit bicara, kulit anggota gerak dingin, dan kematian akibat kelumpuhan pusat pernapasan di batang otak, mungkin pula timbul reaksi alergi berupa rasa gatal dan kemerahan pada kulit, asam dan kejang (shellfish poisoning)

keracunan kloramfenikol keracunan yang biasa teljadi pada pemberian kloramfenikol (suatu antibiotika) untuk jangka lama, menyebabkan teljadinya kelainan darah berupa trombositopenia, granulositopenia, pensitopenia, dan anemia plastik, mekanisme yang mendasari gejala-gejala ini masih kontroversial sampai saat ini (chloramphenicol poisoning)

keracunan klorat hidrat kebanyakan merupakan kecelakaan akibat kesalahan pemberian zat ini CC1 3CHO.H20) sebagai obat, kadang-kadang sengaja diminum untuk bunuh diri menyebabkan iritasi saluran cerna, berupa rasa terbakar pada tenggorok, mual, muntah, dan nyeri epigastrum, koma

76

dengan tekanan darah rendah, relaksasi otot, anggota badan dingin, kejang, delirium dan sianosis, kematian terjadi akibat kelumpuhan pusat pemapasan; pada autopsi dijumpai tanda iritasi saluran cema, kongesti organ, darah cair, edema paru; jika kematian lama terjadi­nya, dapat ditemukan degenerasi lemak pada otot jantung, hati dan ginjal (chloral hydrate poisoning)

keracunan klorasetofenon keracunan yang biasa terjadi akibat menghirup gas air mata yang mengandung zat ini (C6H5COCH2Cl) pada watu polisi membubar­kan demonstrasi, menyebabkan lakrimasi hebat dan kebutaan se­mentara akibat ledakan, jika paparan terjadi dalarn posisi besar dan untuk jangka lama dapat terjadi koma dan kematian, pada autopsi di­dapatkan adanya pewamaan cokelat ungu pada muka, leher dan bahu dengan vesikel yang tak nyeri di mana-mana, peradangan pseudomembran supuratif pada laring, trakhea dan bronkus, kongesti konjungiva dan bronkho pneumonia ( chloracetophenone poisoning)

keracunan klordan keracunan yang terjadi akibat paparan tubuh dengan racun serangga yang mengandung klordan (C

10H

8C

18) gejala yang muncul dalam 45

menit adalah iritasi susunan saraf pusat berupa kejang-kejang lalu depresi, kematian terjadi dalam 1-2 hari, pada autopsi didapatkan nekrosis pada darah vena sentralis hari (chlordane poisoning)

keracunan klorin keracunan dapat terjadi akibat pembunuhan pada zarnan perang atau kecelakaan menghirup gas Cl 2 di pabrik, paparan pada orang menyebabkan konjungtivitis, spasma laring, batuk, iritatif, sesak napas, nyeri dada, sianosis, asfiksia, nadi lemah dan kolps, kematian terjadi akibat spasma laring, pada autopsi didapatkan peradangan pada selaput lendir saluran napas (peradangan kataral) dengan lendir yang liat dan kadang-kadang disertai adanya psuudomembran, edema paru dan mungkin juga pneumonia (chlorine poisoning)

77

keracunan kloroform keracunan yang umumnya terjadi pada kecelakaan saat niendapatkan pembiusan dengan klorofonn (CHCI,) di rurnah sakit. menyebabkan depresi susunan saraf pusat. dengan gejala perasaan menumpul, kelemahan ekstrimitan, pemerahan pada wajah, nadi cepat dan peningkatan frekuensi pemapasan, kematian terjadi segera akibat terh.entinya refleks jantung; jika klorofonn masuk dalam jumlah besar, pasien akan kolaps, sianosis, midriasis, pemapasan mengorok, nadi lambat, hipotensi, dan kematian akibat paralisis, medula; jika klorofonn tertekan akan menyebabkan iritasi saluran cema bagatas, mual, muntah, koma, dan kematian akibat kelumpuhan pemapasan ( choloroform poisoning)

keracunan kloropikrin keracunan insektisida yang termasuk golongan hidrokarbon ber­klorin dengan gejala keracunan berupa tremor, ataksia, kejang, sesak napas, koma dan kematian akibat kegagalan pemapasan, pada autopsi ditemukan tanda perbendungan pada alat-alat dalam (chloropicrin poisoning)

keracunan kodeina keracunan yang terjadi akibat menelan kodeina (C18H21NO:) terlalu banyak, jarang mematikan, menyebabkan depresi susunan saraf pusat terutama pusat pemapasan, pada keracunan fatal menyebabkan rasa lemah, hilang kesadaran, miosis, delirium, iritasi kulit, kontrak­si otot, peningkatan denyut jantung, sesak napas, kolaps, dan ke­matian; pada autopsi ditemukan kongesti alat dalam, sianosis dan darah yang cair dan berwama gelap (code ina poisoning)

keracunan kokaina keracunan akibat kecelakaan, pecandu tak sengaja meminum obat ini (C1rl21N04) dalam jumlah bedebihan, dapat juga ditemukan pada kasus bunuh diri dengan cara menelan atau menyuntik diri, me­nyebabkan penderita banyak bicara, gelisah, bersemangat, lalu mengalami delirium, halusinasi dan mania, mulut kering, midriasis, disfagia, mual, nyeri hulu hati, sakit kepala, vertigo, bebas dan kesempitan, nadi cepat dan halus, pemapasan cepat lalu cheyne­stokes dan melemah; pada fase akhir akan terjadi kejang, kolaps

78

sianosis, kulit lembab, syok, dan kematian; gambaran organ pada autopsi hanya berupa kongesti organ-organ (cocaine poisoning)

keracunan kolksina keracunan yang terutama terjadi akibat kecelakaan mamakan daun colchicum sebagai salad atau salah meminum larutan colchicun, menyebabkan rasa panas di tenggorokan, nyeri kolik, haus, inual, muntah, diare, anusia, hematuria, kulit lembap, dingin, syok nadi lemah, pernapasan dangkal, dan meninggal akibat kelumpuhan pusat pernapasan; pada autopsi didapatkan kongesti dan peradang­an saluran cerna, darah gelap dan encer dan degenerasi parenkim ginjal (colchicine poisoning)

keracunan kolosin, keracunan apel pahit keracunan yang terjadi akibat menelan buah Litrullus colocynthis tanpa disengaja atau disengaja untuk menggugurkan kandungan, me­nyebabkan iritasi rasa lemah, nadi tak teratur, delirium dan kolaps, pada korban yang meninggal ditemukan lambung dan usus yang radang dan mungkin juga ulserasi, kongesti organ hati dan ginjal (colocynth poisoning)

keracunan kromium keracunan yang biasanya merupakan kasus kecelakaan atau bunuh diri, tertelannya garam kromium akan menyebabkan perubahan eskarotik pada saluran cerna dengan gejala mengecapkan yang buruk, nyeri hulu hati, oliguria, hematuria, muntah, diare berdarah serta dilatasi pupil, koma, kolaps, dan pemapasan lambat, kematian terjadi dalam satu jam akibat kelumpuhan pernapasan dan syok, pada autopsi ditemukan iritasi dan ulserasi pada mulut, esofogus, faring, dan lambung berupa pseudomembran kelabu atau cokelat kehijau~, isi lambung berupa darah atau cairan kuning kehijauan (chromium poisonin~)

keracunan kronis benzena keracunan yang terjadi akibat menghirup uang untuk waktu lama atau akibat menelan cairan benzena untuk pengobatan, menyebab-

79

kan mengantuk, sakit kepala, purpura pada kulit dan selaput lendir, perdarahan gusi dan hidung, stupor dan anemia aplas~ik yang lalu diikuti oleh depresi komponen sumsum tulang lainnya, menyebab­kan anoksia jaringan hebat dan kematian, kadang-kadang dijumpai pembengkakan rahang atas dengan periostitis, osieomielitis dan tanggalnya gigi (benzena, chronic poisoning)

keracunan kuinidina keracunan alkaloid suikona, yang digunakan dalam pengobatan fi­brilasi atrium, pada orang-orang yang mungkin menimbulkan mual, muntah, kejang, jantung berdebar-debar, sakit kepala, dan muka merah, kadang-kadang menyebabkan prupuna trombopenik dengan pendarahan gusi dan bintik merah pada selaput lendir mata, badan dan anggota gerak (quinidine poisoning)

keracunan kuinina keracunan kina, biasa teljadi akibat menelan obat malaria ini dalam takaran yang berlebihan, dengan gejala sakit kepala, demam, mun­tah, telinga mendenging, lapang pandangan menyempit, nyeri hulu hati, gelisah, kemudian suhu badan turun, tekanan darah turun, nadi dan pernapasan lambat (quinine poisoning)

keracunan kurare keracunan yang terjadi akibat pemberian obat ini secara intravena dalam bentuk d-tubokurarina klorida atau ekstrak mumi kondoden­dron tomentosum, menyebabkan depresi otot dan susunan saraf pusat, konstruksi bronkus yang hebat sehingga kedua paru kolaps dan kematian, kurang berbahaya jika ditelan karena absorpsinya terbatas, dan ia berubah di dalam usus ( curace poisoning)

keracunan logam keracunan yang ditimbulkan oleh logam, lihat keracunan masing­masing logam (metallic poisoning)

80

keracunan lidah buaya keracunan terjadi akibat menelan, terlalu banyak juice kering atau daun lidah buaya (bahan aktif = aloin purgatife dari kelompok autrasena) untuk menggugurlcan kandungan, gejala berupa diare, tenesmus, kolek, dan fases berdarah dalam 8-12 jam setelah kotak dan bahan ini, pada autopsi ditemukan kongesti pelvis, inflamasi kolon dan iritasi ginjal (aloes poisoning)

keracunan merkurium klorida keracunan sublimat; obat antiseptik atau disinfektan yang bersifat korosif, biasa terjadi akibat kecelakaan atau bunuh diri, bila tertekan · akan menimbulkan peradangan akut saluran cema dengan gejala mulut terasa logam, haus, nyeri pada faring dan penlt, mual, diare, berdarah, ureina dan kematian, pada autopsi ditemukan selaput lendir mulut, faring dan kerongkongan menunjukkan korosi dengan lapisan berwama kelabu perak yang melapisi selaput lendir, peradangan gusi dan selaput lendir mulut, gusi berwama kebiruan peradangan pada kolon dengan selaput palsu (pseudomembran) ber­wama hitam kehijauan dan kelabu kekuningan, kadang-kadang dengan ulserasi yang luas, ginjal membengkak, konteks menebal berwarna kuning kelabu yang kontras dengan wama piramid yang ungu gelap (mercury chloride poisoning)

keracunan merkurium keracunan raksa; umumnya terjadi akibat kecelakaan dalam industri (limbah industri), pada pekerja tambang emas, perak, tembaga, dan merlcurium keracunan timbul karena menelan atau menyerap garam merlcurium yang mudah larut; senyawa merlcurium organik melalui kulit, menghirup uap merk:urium atau menyuntikkan logam mer­kurium, keracunan akut sering disebutkan oleh merk:urium klorida atau merlcurium sianida yang terminum sebagai usaha bunuh diri atau kecelakaan (mercury poisoning)

keracunan mesantoin keracunan metil-fenil-etil hidantoin; obat anti kejang yang

81

menggunakan untuk pengobatan epilepsi, mungkin ·menimbul­kan pansitopenia dan dermatitis bulesa yang berakir dengan ke­matian (mesantoin poisoning)

keracunan metil bromida keracunan akibat menghirup gas dengan bau seperti eter yang di­gunakan dalam industri zat warna, dengan gejala-gejala sakit kepala, muntah, gangguan penglihatan, kelumpuhan anggota gerak, spasma otot, klonik, koma dan kematian, pada autopsi ditemukan tanda pembendungan pada alat-alat dalam, tidak ada tanda yang khas (methyl bromide poisoning)

keracunan metil klorida keracunan yang umumnya teijadi akibat kecelakaan karena meng­hirup gas yang bocor dari sistem pendingin, keracunan berlangsung perlahan-lahan, korban tidak menyadarinya sampai kesadaran hi­lang, gejala-gejala berupa pusing, kehilangan selera makan, nyeri perut, diare, jalan sempoyongan, siaursis, sesak napas, kejang,koma, dan mungkin kematian, pada autopsi ditemukan pembendungan alat­alat dalam, tidak ada tanda yang khas. (methyl chloride poisoning)

keracunan metil salisilat keracunan yang umumnya teijadi akibat kecelakaan, untuk tujuan bunuh diri atau menggugurkan kandungan, dengan gejala sama seperti keracunan salisilat, peradangan saluran cerna bagian atas, perdarahan pada submukosa pada ginjal, pembendungan alat-alat dalam bau yang khas metil silisilat digunakan sebagai pelarut turunan selulosa, bahan perasa dalam makanan, obat analgetik, antiseptik, dan antigatal (methyl salicylate poisoning)

keracunan nUnyak cedrus keracunan yang teijadi akibat penggunaan minyak ini dengan tujuan menggugurkan kandungan, menyebabkan gejala yang berhubungan dengan peradangan saluran cema, peradangan ginjal, kolaps, koma,

82

dan kematian karena kelumpuhan pusat pemapasan (cedar oil poisoning)

keracunan minyak kenopodium keracunan yang terjadi akibat kecelakaan meminum minyak ini terlalu banyak sebagai obat cacing, menyebabkan tuli, iritasi hebat saluran cema, kejang dan depresi susunan saraf pusat, koma dan meninggal dalarn 2-3 hari, pada autopsi dijumpai adanya deferasi lemak pada hati dan ginjal serta edema otak ( chenopodium oil poisoning)

keracunan minyak kroton keracunan oleum tighi minyak pencahar yang sangat toksik, di­peroleh dari biji Croton Tiglium; biasanya akibat kecelakaan yaitu pemberian kelebihan atau salah memberi, kadang-kadang sengaja untuk pengguguran kandungan atau membunuh orang, jika terkena kulit akan terjadi eritema, vesikel purulen dan ulserasi; jika ter­minum, menyebabkan salivasi, rasa terbakar pada mulut dan tenggorok, muntah, diare berdarah, nyeri perut, kejang otot, dan tenesmus; jika kasusnya berat, segera terjadi syok dengan halus cepat, pemapasan larnbat dangkal, halus lembap dingin, sianosis, suhu subnorrmal, delirium dan kematian, autopsi kadang-kadang tak menunjukkan adanya temuan apa-apa (croto oil poisoning)

keracunan minyak pala keracunan minyak yang berasal dari tumbuhan pala, digunakan untuk mengugurkan kandungan dengan gejala-gejala peradangan saluran cema dan ginjal, pingsan, koma, atau kematian akibat kelum­puhan pusat pemapasan, dosis mematikan 4 gram (nutmeg oil poisoning)

keracunan ~nyak ruta keracunan minyak yang berasal dari tumbuhan hijau kecil dan terasa pahit, digunakan untuk menggugurkan kandungan dengan gejala­gejala peradangan saluran cema dan ginjal, pingsan, koma, dan kematian akibat kelumpuhan pusat pemapasan (oil of rue poisoning)

83

keracunan minyak savin keracunan minyak. yang berasal dari tumbuhan savin; digunak.an untuk menggugurkan kandungan dengan gejala-gejala peradangan saluran cema dan ginjal, pingsan, koma, dan kematian ak.ibat ke­lumpuhan pusat pemapasan, dosis mematikan 4 gram (oil of savin poisoning)

keracunan minyak timus keracunan minyak. dari daun tumbuhan timus yang harum semerbak. yang digunakan untuk menggugurkan kandungan dengan gejala­gejala peradangan saluran cema dan ginjal, pingsan, koma, kematian ak.ibat kelumpuhan pusat pemapasan (oil of thyme poisoning)

keracunan morfina keracunan yang biasanya tetjadi ak.ibat penggunaan dosis yang ber­lebihan, dengan gejala tertidur, koma, pemapasan lambat, sianosis, tekanan darah turun, syok, pupil mengecil kemudian melebar, suhu badan turun," kulit dingin dan kematian ak.ibat penghambatan pema­pasan, pada autopsi ditemukan bekas-bekas suntikan pada kulit sering tertutup rajah/tato, pembesaran kelenjar getah bening re­gional, busa putih kemerahan keluar dari hidung dan mulut, pada paru-paru ditemukan gambaran paru narkotik atau sembab dan pembendungan alat-alat dalam (morphine poisoning)

keracunan naftalena keracunan hidrokaron aromatik (C10H8) yang terdapat dalam penolak. serangga terutama ngengat (kapur barus), antiseptik usus dan obat untuk mengeluarkan cacing, bila uapnya terhirup terus-menerus ak.an timbul gejala-gejala lesu, sak.it kepala dan muntah; bila tertelan dalam jumlah toksik ak.an timbul gejala-gejala muntah, nyeri perut, nyeri pinggang, jalan sempoyongan, anemia keriolitik, nefrosis hemoglobinurik dan iktenus, urine berwama merah anggur atau cokelat, pada autopsi ditemukan bau yang khas, dermatitis, gastro­enteritis, meteuglonbinemia, limpa membesar berwama cokelat hitam, hati membesar dengan perlemak.an dan nekrosis, degerasi tubili ginjal (naphthalene poisoning)

84

keracunan naftol keracunan kristal putih berbau fenol, dipergunakan sebagai antisep­tik usus, obat cacing, dalam salap atau larutan untuk pengobatan skabies, dengan gejala-gejala iritasi lokal pada kulit dan selaput lendir berwarna kecokelatan, rnuntah, anerni, pernbesaran lirnpa dan hati, alburninuri, hernaturi, urine berwama tua karena rnengandung naftol glikuronat dan naftol sulfat serta basil destruksi darah, pada autopsi diternukan selaput lendir lambung kernerahan akibat iritasi, nefrosis ginjal, hati dan limpa rnembesar, dosis fatal nafrol dalam salap 4 gram; C10JI,OH (naphrhol poisoning)

keracunan natrium fluorida keracunan yang biasanya teijadi akibat kecelakaan menelan maka­nan yang tercemar racun tikus yang mengandung zat ini (NaF), me­nimbulkan gejala nyeri perut, rnual, rnuntah, sesak napas, gangguan rnotorik dan sensonik, kejang, syok, dan kematian, pada autopsi ditemukan korosi selaput lendir lambung berwama.merah tua akibat terbentuknya asam fluoridal, nefrosis, ginjal dengan fluoride sel-sel tubuh (sodium fluoride poisoning)

keracunan natrium hidroksida keracunan soda api (NaOH); biasanya teijadi akibat bunuh diri atau kecelakaan, racun bersifat korosif menyebabkan luka bakar pada kulit yang terkena, rasa terbakar pada kulit, tenggorok dan perut, muntah berwama cokelat dan berdarah, nadi cepat, · pernapasan dangkal dan cepat, syok dan kematian, pada autopsi diternukan selaput lendir saluran cema bagian atas sembab berwarna merah kecokelatan akibat terbentuknya hematian alkali dan tanda per­bendungan alat-alat dalam (sodium hydroxide poisoning)

keracunan natrium hipoklorit keracunan yang biasanya teijadi akibat kecelakaan, gejala keracunan sama seperti keracunan klorin yang akan terbentuk bila terdapat asam atau terpapar pada udara, dengan gejala sesak napas, nyeri dada, sianosis, nadi lemah, pingsan dan kematian, pada autopsi

ditemukan sembab selaput lendir saluran pemapasan .dan saluran cema, sembab paru, dan tanda pelbendungan alat-alat dalam (iodium hypoclorite poisoning) ·

keracunan natrium iodida keracunan yang biasanya terjadi akibat kecelakaan, menimbulkan mual, muntah, nyeri hulu hati, sesak napas, kejang, syok, dan mungkin kematian, pada autopsi ditemukan korosi selaput lendir lambung dan tanda pelbendungan alat-alat dalam, pada keracunan kronik dapat timbul keadaan indisme yang ditandai dengan roam kulit, anemia, lesu, dan berat badan turun (sodium iodium poisoning)

keracunan natrium karbonat keracunan yang mirip dengan keracunan natrium hidroksida, tetapi gejala-gejala yang timbul lebih ringan (lihat keracunan natrium hidroksida) (sodium carbonate poisoning)

keracunan natrium klorida keracunan garam dapur; mungkin terjadi akibat usaha bunuh diri dengan memakan garam dapur banyak sekali, menimbulkan gejala­gejala muntah berak (sodium chloride poisoning)

keracunan natrium nitrat lihat keracunan kalium nitrat (sodium nitrate poisoning)

keracuan natrium nitrit keracunan zat yang banyak digunakan dalam industri pangan untuk pengolahan daging karena membentuk nitrosomioglobin yang ber­warna merah cerah, dan mengawetkan daging karena bersifat se­bagai antimikroba, gejala-gejala keracunan berupa sakit kepala, kulit kemerahan akibat pelebaran pembuluh darah, muntah, pusing, pingsan, tekanan darah turun, sianosis, kejang, koma, dan kematian akibat kelumpuhan pemapasan, pada autopsi ditemukan tanda perbendungan pada alat-alat dalam dan darah berwarna merah coke-

86

lat karena mengandung metemoglobin, takaran mematikan 70.4 mg/ kg bobot badan (sodium nitrite poisoning)

keracunan natrium sianida keracunan yang terjadi akibat bunuh diri atau pembunuhan karena menelan makanan/minuman yang mengandung zat ini, · ban yak digunakan dalam proses pengerasan besi dan baja, penyepuhan emas dan perak, serta fotografi, gejala-gejala berupa rasa terbakar pada lidah dan kerongkongan, sesak napas, banyak keluar liur, mual, muntah, sakit kepala, keluar busa dari mulut, nadi cepat dan kecil, pemapasan berbau amandel yang khas, sianosis, kejang dan kema­tian, pada keracunan kronik timbul pusing, keringat dingin, mual, nyeri perut, sesak napas, pembesaran kelenjar gondok, hipoti­roilisme akibat terbentuknya sulfosianat, pada autopsi tercium bau amandel dari mulut dan hidung bila dada ditekan, busa pada mulut dan hidung, lebam mayat berwama merah terang, bau amandel pada pembukaan rongga tubuh, perbendungan alat-alat dalam, darah, otot dan organ berwama merah terang, pada selaput lendir lambung terdapat korosi berwama merah kecokelatan akibat pembentukan kematian alkali dengan perabaan licin seperti sabun (sodiam cyanide poisoning)

keracunan nikel keracunan yang terjadi pada pekerja penyepuhan nikel dengan gejala-gejala eksim pada kulit, bila gas nikel karbonil (NiC04) terhirup dapat timbul sianosis, sulit bemapas, pupil melebar, dan muntah, pada autopsi ditemukan bercak perdarahan dan pera­dangan pada lambung dan usus, pada keracunan kronik mungkin ditemukan kelainan pada ginjal dan bintik-bintik perdarahan pada otak (nickel poisoning)

keracunan nitrit keracurian yang terjadi terutama pada anak-anak akibat kecelakaan menelan makan yang mengandung nitrit, dengan gejal-gejala siano­sis, jantung berdebar-debar, sesak napas, kejang dan kematian, pada autopsi ditemukan tanda perbendungan pada alat-alat dalam dan

87

matemoglobin dalam darah, dosis mematikan 20 mg./kg berat badan (nitrite poisoning)

keracunan nitrobenzena keracunan dengan zat ini termasuk keracunan akut dengan gejala­gejala kesemutan pada mulut dan kerongkongan, muka berwama kelabu, lidah dan kuku berwama ungu tua, gangguan penglihatan, kepala berat, telinga mendenging, mual, napas berbau amandel, tri­mus, kejang, urine berwama tua, sesak napas, koma, dan meninggal akibat kelumpuhan pusat pemapasan, pada autopsi ditemukan lebam mayat berwama biru kelabu dan darah berwama cokelat, perbendu­ngan alat-alat dalam yang berbau amandel, perdarahan kecil-kecil pada kulit, usus, dan otak, limpa berwama cokelat tua, perlemakan dan mekrosis pada hati, otot, jantung dan ginjal, usus berwama tua, pada keracunan kronik timbul gejala-gejala sianosis, buta, dan sesak nap as (nitrobenzene poisoning)

keracunan nitrogen dioksida keracunan gas korosif kuning, N02 , bila terhirup menyebabk.an kon­traksi spasmodik bronkus dengan batuk, dadaterasa seperti terikat, nyeri perut, sionosis, dan dapat timbul kematian akibat syok atau infeksi paru, pada autopsi ditemukan paru-paru terbendung dan sembab, selaput lendir jalan napas merah kecokelatan, deskuamasi epitel bronkus dengan lendir merah kecokelatan, perbendungan alat­alat dalam, darah berwama merah kecokelatan karena terbentuk metemoglobin (nitrogen dioxide poisoning)

keracunan nitrogen mustard keracunan obat yang digunakan untuk pengobatan kelainan susunan tulang dan limpatik serta penyakit Hodgkin, dengan efek iritasi dan merusak jaringan limpatik, sumsum tulang, mukosa usus, dengan gejala-gejala mual, muntah, lesu, sakit kepala kadang-kadang khopeni, anemi, ttombositopeni, serta korosi pada tempat suntikan (nitrogen mustard poisoning)

keracunan nitrogliseri keracunan yang umumnya terjadi ak.ibat kesalahan pada pekerja

88

pabrik bahan peledak dengan gejala-gejala sakit kepala hebat, mengantuk, muntah, kolik perut, diare, muka merah, pusing, sesak napas, sianosis, kejang delirium, koma, dan meninggal akibat kelumpuhan pusat pemapasan, pada autopsi ditemukan tanda perbendungan pada alat dalam tubuh kadang-kadang selaput lendir jalan napas berwama cokelat kemerahan (C

3H

5(N0

3)

3

(nitroglycerine poisoning)

keracunan oleander keracunan glukosida yang mirip dengan digitalis, terdapat dalam daun tumbuhan semak Nerium oleander, digunakan untuk meng­gugurkan kandungan dan dalam racun tikus, dengan gejala pusing, muntah, denyut nadi kecil, dan lambat, nyeri perut, kejang, koma, dan kematian (oleander poisoning)

keracunan osmium keracunan yang terbentuk akibat reduksi asam asmat yang dihasil­kan dalam pabrik lampu pijar, menimbulkan ulserasi pada kelopak mata, bercak-bercak berwama hitam pada kulit daerah tubuh yang tidak terlindungi, bercak inflimasi pada kulit dengan gangren kering, pilek kronik, dan nefrosis ringan (osmium poisoning)

keracunan parakuat keracunan suatu herbisida (C12H14C1 2N2,1,1'-dimetil-4.4"-bifiridi­lium diklorida) yang sangat larut dalam air dan beracun bagi manusia,dengangejala utama muntah-muntah dan kematian, takaran mematikan diperkirakan 5 mg tetapi mungkin terjadi kematian pada takaran yang jauh lebih rendah pada autopsi ditemukan tanda perbendungan pada alat-alat dalam dengan perbendungan he bat pad a paru, perdarahan berbintik pada permukaan paru dan perdarahan dalam jaringan paru (paraq,uate poisoning)

keracunan p:traldehida keracunan yang terjadi tak disengaja akibat mencium obat ini (CH,CHO), digunakan untuk penenang saraf pusat dan dalam pen-

89

gobatan alkoholisme terlalu banyak, menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, pusing, hilang kesadaran, kadang paralisis pemapasan dan kematian, pada autopsi dapat tercium bau khas paraldehida dan perbendungan pada organ-organ; (CH3CH0)3

(paraldehyde poisoning)

keracunan perak nitrat keracunan yang tejadi akibat bunuh diri atau kecelakaan karena menelan garam ini, dengan gejala-gejala nyeri tenggorok dan perut, muntah, diare berdarah, pusing, koma, kegagalan pemapasan, dan kematian, pada autopsi ditemukan mulut dan lidah berwama putih kelabu kemudian hitam akibat pengendapan perak, selaput lendir lambung mengalami korosi berwama kelabu, takaran mema­tikan diperkirakan 200 mg, pada keracunan kronik ditemukan keadaan argiria yaitu terdapatnya logam perak dalam jaringan penyokong, dalam kulit tepat di bawah epidermis dan berbagai alat dalam (silver nitrate poisoning)

keracunan pikrotoksin keracunan yang kebanyakan tetjadi akibat kecelakaan memakan obat (C

30H

340

1:J atau buah beri, kadang-kadang sengaja digunakan untuk

menggugurkan kandungan, aksi utama pada susunan saraf perak dengan merangsang medula, meningkatkan peka-rangsang refleks dan kejang klonik, gejala berupa nyeri hulu hati, mual, muntah, diare, dan salivasi, disusul kelemahan, berkeringat, sAkit kepala dan koma, pesan cepat lalu lambat, kematian tetjadi setelah menjerit atau kejang-kejang pada otot wajah, pada autopsi ditemukan iritasi ringan saluran cema, kongesti paru, selaput otak, dan organ dalam (picrotoxin poisoning)

keracunan pilokarpina keracunan akibat tak sengaja meminum obat yang salah atau mem­inum secara berlebihan (C

11H

160

2N

2, alkaloid untuk mengerutkan

pupil dan mengurangi tegangan intraokuler) atau akibat penggunaan jangka lama untuk memperbaiki wama rambut, menyebabkan gejala salivasi, lakrimasi, sekresi lendir, berkeringat, pemerahan pada kulit, kontraksi pupil, gangguan akomodasi visual dan muntah, dilanjut-

90

kan rasa haus, pusing, halusinasi, kejang, jantung melemah, sianosis, sesak napas, dan kematian akibat kolaps pusat pemapasan, pada autopsi ditemukan adanya asfiksia, sianiosis dan edema paru (pilocarpine poisoning)

keracunan piramidon keracunan aminopirina; terjadi terutama pada penggunaan obat ini untuk jangka waktu yang lama, menyebabkan granulositopenia yang hebat dan mematikan, diduganya ini terjadi akibat penekanan sumsum tulang (pyramidone poisoning)

keracunan piridina keracunanyang terjadi karena menelan cairan ini (C

5H5N) terlalu

banyak, menyebabkan iritasi lambung, setelah diserap oleh darah akan menyebabkan gejala sianosis, sesak napas, rasa lemas, edema paru, delirium, koma, dan kematian akibat asfiksia, namun autopsi tidak khas (pyridene poisoning)

keracunan pirogalol kebanyakan keracunan dengan C

9H3(0H)3 ini terjadi akibat ke­

celakaan, baik pada pemakaian lewat kulit atau maupun mulut, menyebabkan pada pemakaian lewat kulit atau maupun mulut, menyebabkan sianosis, menggigil, muntah, diare, sakit kepala, nadi lemah, urine gelap, tremor, dan kematian, kadang-kadang dijumpai adanya uremia, pada sel darah merah pirogalol menyebabkan mate­moglobinemia dilanjutkan dengan destruksi sel darah merah se­hingga terjadi kuning, hemoglobirunia, dan nefrosis, pada autopsi dijumpai adanya bekuan darah berwarna cokelat kemerahan, nefro­sis, dan perbendungan ginjal dan usus yang berdarah (pyrogalol poisoning)

keracunan pituitrin keracunan yang terjadi akibat pituitrin ekstrak kelenjar pituitrin (suatu rasokonstriktor) berlebihan, menyebabkan gangrin simetrik pada tangan dan kaki akibat konstriksi kuat pembuluh darah (pitutrin poisoning)

91

keracunan plasmokin keracunan yang biasa akibat meminum obat malaria. (C19~N10) secara berlebihan atau akibat efek kumulatif pada pemberian jangka panjang menyebabkan metemoglobinemia, hemolisis, sianosis, hemoglobinuria dan kuning; jika fatal, darat dijumpai adanya nekro­sis sentral pada hati (5plasmochine poisoning)

keracunan platinum keracunan yang terjadi akibat terpapar garam platinum, klorida; jika terkena kulit, akan menyebabkan kemerahan danvesikel; jika terminum, akan menyebabkan korosi cokelat kekuningan pada lam­bung disertai salivasi, rasa terbakar pada mulut, kolik, mual, muntah, sakit kepala, feses berdarah, dan sedikit ikterus, jika natrium platinat disuntikan subkutan akan terjadi sindrom yang mirip keracunan arsen dengan peradangan pada ginjal, kandung kemih/kencing, . dan usus (platinum poisoning)

keracunan podophyllum keracunan yang biasa terjadi tak sengaja saat mengobati kutil dengan bahan atau ekstrak bahan ini (dari akar dan shizoma kering Podo­phyllum peltatum may apple, mandrake), menyebabkan muntah, buang air besar, kolaps dengan anggota tubuh dingin, nadi halus lemah, koma, albuminuria, hematuria dan kematian dengan cepat akibat kelumpuhan pernapasan (podophyllum poisoning)

keracunan prokaina keracunan yang biasa terjadi pada penggunaan prokaina untuk anes­tesi spinal, menyebabkan rasa gelisah, bersemangat, sulit beristirahat dilanjutkan dengan delirium halusinasi, manis, mulut kering, midria­sis, disfagia; mual, nyeri hulu hati, sakit kepala, vertigo, kebas dan rasa sakit pada tangan, kejang, sianosis, kulit lembap, syok, dan kematian, pada autopsi dijumpai adanya kelainan yang khas (procaine poisoning)

keracunan · prontosil keracunan yang umumnya akibat kecelakaan tanpa sengaja mem-

92

inurn prontosil (suatu obat infeksi golongan) terlalu banyak, menye­babkan rasa mual, muntah dan diare disertai rasa mabuk ringan dan manisfestasi psikotik, sianosis, demam, menggigil, sakit kepala, kadang-kadang timbul gejala kulit berupa artikaris, ensipeloid, morbilifonn, skarlatinifonn dan purpura serta dennatitis eksfoliatif, anemia hemolitika akut, nefrosis dengan supresi kencing dan urenia (prontosil poisoning)

keracunan propana keracunan siklopropana, obat anestetik yang diberikan secara inhala­si, dapat menimbulkan atalektasis paru atau berupa ledakan dari campuran siklopropana aktigen pada waktu pemberian anestasi (propana poisoning)

keracunan propil alkohol keracunan akibat bunuh diri dengan cara meminum cairan 1m (CH3CH2CH OH), menyebabkan gejala seperti keracunan etanol (etil alkohol), pada autopsi ditemukan perbendungan pada organ-organ, selaput lendir lambung kemerahan, dan adanya bau alkohol pada organ dan darah (propyl alcohol poisoning)

keracunan propoksur keracunan insektisida yang lama dalam golongan karbonat, biasanya terjadi akibat bunuh diri dengan minum insektisida ini, dengan gejala keracunan yang makin lama hebat hilang selera makan, sakit kepala, tremor pada lidah dan kelopak mata, penglihatan kabur, mual, muntah, nyeri perut, berkeringat, keluar air mata, diare, pupil mengecil dan tidak bereaksi terhadap rangsangan, sesak napas, sianosis, kejang, koma, dan kematian akibat kegagalan pemapasan atau gangguan jantung, pada autopsi tidak ditemukan tanda yang khas, hanya sembab paru, perbendungan alat-alat dalam dan mungkin. tercium bau dari pelarut yang digunakan misalnya minyak tanah, ~aran mematikan 95 mg/kg bobot badan (propoxur poisoning)

keracunan radium keracunan yang umumnya teJjadi akibat penggunaan radium lokal

93

atau dari luar tubuh untuk pengobatan berbagai tumor ganas, mung­kin menyebabkan luka bakar dan ulserasi pada kulit d;m jaringan lain yang terkena, sterilitas, anemia aplastik, nyeri tulang, osteos­klerosis, infeksi tulang, neuritis, kerusakan gemtik seperti kelainan konganital/bawaan, gangguan mental, epilepsi, dan sebagainya (radium poisoning)

keracunan Rhus keracunan akibat tumbuhan Rhus toxicondendron, Rhus vernix, Rhus diversiloba yang mengandung racun, toksikondendrol, suatu minyak iritan, tidak menguap, larut dalam alkohol dan lemak, bila tumbuhan tersebut bersentuhan dengan kulit akan menyebabkan lepuh-lepuh, bila minum teh yang terbuat dari akar tumbuhan tersebut akan me­nyebabkan ruam kulit yang gatal, keluar air mata, nyeri tenggorok, nyeri lambung, mengantuk, dan gelisah (Rhus poisoning)

keracunan Russula emetica keracunan sejenis jamur, menyebabkan gejala-gejala gangguan sa­luran cema seperti haus, muntah, diare, sulit bicara, dan gangguan pada mata, biasanya timbul beberapa jam setelah makan jamur, umumnya tidak menimbulkan kematian (Rassula emetica poisoning)

keracunan salvarsan keracunan kronik obat turunan arsfenamina yang mengandung arsenik organik bervalensi-3, dahulu digunakan sebagai obat anti spiroketa dan antiprotozoa, timbul akibat pelepasan arsenik dari radikal organik arsfenamia dalam tubuh dengan gejala pengelupasan epidermis dan infiltrasi sel radang bulat dan lekosit dalam lapisan bawah kulit mungkin diselimuti tubuh (dermatitis eksfoliatif), iktenus, perdarahan otak, koma, dan kematian, pada autopsi di­temukan perdarahan dalam substansi putih otak, kadang-kadang perlunakan batang otak ( salvarsan poisoning)

keracunan sanokrisin keracunanobat yang mengandung emas dengan gejala-gejala ke-

94

lainan kulit berupa dennatitis, keratosis mukula, dan papula, rambut rontok, kuku terlepas, sakit kepala, tidak bisa tidur, nyeri dada, gramulositopenia, perlemakan hati dan nefrosis, pada penggunaan obat untuk waktu lama mungkin ditemukan fragmen emas muncul di bawah kulit, menyebabkan kriosis yang mirip dengan argirosis pada keracunan perak (sanocrysin poisoning)

keracunan santonin keracunan obat cacing (C15H180~ umumnya teljadi pada anak-anak dengan gejala gangguan penglihatan, semua benda terlihat berwama kekuningan, gangguan pendengaran, penciuman, dan pengucap, pusing, sakit kepala, pupil melebar, kejang kronik, stupor, muntah, nyeri perut, banyak keringat, demam, urine berdarah, dan mungkin timbul kematian (santonin poisoning)

keracunan sianida keracunan yang biasanya teljadi pada bunuh diri dengan cara mene­lan bubuk/ larutan dalam kalium atau natrium sianida atau menelan asam sianida atau menghirup asam sianida berlebihan, menyebab­kan kolaps, hilangnya perasaan, kejang dan kematian; dalam dosis yang lebih kecil dan menyebabkan kolaps, keringat dingin, nadi lemah dan cepat, respirasi tersengal-sengal, spasme otot, koma, dan ke-matian; pada autopsi didapatkan kongesti alat dalam, edema paru, bau khas, badam pahit (bitter almond), jika kalium atau natrium sianida yang tertelan, akan dijumpai selaput lendl r lambung yang berwarna cokelat gelap akibat terbentuknya kematian alkali (cyanide poisoning)

keracunan sikutoksin keracunan akibat tidak sengaja memakan akar tumbuhan cicuta sp (waterhemlock), biasa teljadi pada anak-anak, menyebabkan gejala akut pusing, nyeri perut, tangan lembap dan dingin, berkeringat, muntah darah, kejang epileptifonn, koma, nadi lemah, midriasis dan kematian dalam beberapa jam akibat kelumpuhan pusat pemapasan, pada autopsi didapatkan iritasi saluran cema, kongesti paru, dan

organ-organ lain (cicutoxin poisoning)

keracunan sinkofen

95

keracunan yang terjadi pada orang-orang sensitif dan rawan terhadap sinkofen, setelah meminum obat antirematik ini untuk jangka waktu lama menyebabkan generasi hati dengan gejala malaise, kuning, indigesti, urobilinuria, dan pembengkakan hati yang semuanya ber­sifat reversibel ( cinhophen poisoning)

keracunan sparteina keracunan alkaloid (C

15H

28N

2) dari tumbuhan spartium scoparius

yang digunakan sebagai stimulan jantung, dengan gejala-gejala seperti pada keracunan cemara racun (Lihat keracunan cemara

· racun) (sparteine poisoning)

keracunan spelter keracunan kronik uap zink tidak mumi, biasanya terjadi di antara para pekerja yang menghirup uap zink tidak mumi menyebabkan sindrom demam uap logam dengan gejala menggigil, nyeri pada anggota gerak dan perut, rasa logam di mulut, mual, diare, batuk, nadi cepat, suhu tinggi, Ielah, dan mengantuk (spelter poisoning)

keracunan Strophanthus keracunan tumbuhan Strophantus kombe yang mengandung gluko­sida strofantin (C

23H

320

6) dengan kerja yang sama seperti digitalis,

gejala keracunan dan kelainan pada autopsi sama seperti pada keracunan digitalis (Strophanthus poisoning)

keracunan sulfonamida keracunan golongan obat kemoterapi, berbentuk kristal putih, tidak larut dalam air kecuali dalam bentuk garam natrium, termasuk dalam golongan sulfanamida adalah sulfanadi¥ioa.. sulfamerazina, sul­fametazina, sulfisoksazona, sulfametoksina, ffalilsulfatiazola, sulfisomidina, dan sulfasetamida, gejala yang timbul adalah akibat

96

re~ksi toksik berupa mual, muntah, diare, anemia, hemolitik, agranulositosis, anemia aplastik, trombositopenia, nefrosis toksik, pembenrukan kristal dalam ginjal, reaksi sensitisasi berupa gatal dan kemerahan pada kulit, sindrom Stevens-Johnson, dermatitis, hepatitis, manifestasi psikosis, kadang-kadang timbul kematian (sulfonamide poisoning)

keracunan sulfur dioksida keracunan gas yang tidak berwama, lebih berat dari udara, dengan bau menusuk, terdapat di daerah gunung berapi, dalam industri se­bagai disinfektan, pemutih dan zat reduktor, biasanya tetjadi akibat gas terhirup dengan gejala bersin, batuk, iritasi jalan napas, dan selaput lendir mata, sesak napas, sianosis, kejang dan kematian, pada autopsi terdapat tanda gelap asgiksia, peradangan saluran pema­pasan, dan darah yang berwama gelap mengandung kematian asam (sulfur dioxide poisoning) ·

keracunan taksus keracunan yang umumnya tetjadi akibat kecelakaan pada anak-anak yang makan buah taksus (Taxus baccata), dengan gejala nyeri perut, muntah, diare, kejang, asfiksia, koma, dan kematian, pada autopsi dapat ditemukan peradangan pada lambung dan usus serta sisa-sisa buah atau daun dalam isi lambung (taxus poisoning)

keracunan talium keracunan yang umumnya timbul akibat menelan garam talium yang banyak digunakan dalam industri, obat untuk jamur, untuk tujuan bunuh diri, membunuh atau kecelakaan, dengan gejala rasa logam di mulut, stomatitis, mual, muntah, diare, nyeri perut, keluar banyak liur, kelopak mata membengkak, dan kematian akibat kegagalan per­napasan, pada autopsi dapat ditemukan stomatitis, gastritis, anteritis dengan selaput lendir yang sembab, berwama kemerahan dan ber­cak-bercak hitam (talium sulfida) (thallium poisoning)

keracunan tawas keracunan yang biasa teljadi karena kesalahan mengambil bahan, sengaja untuk bunuh diri atau untuk menggugurlc.an kandungan, bila

97

ditelan menyebabkan iritasi saluran pencernaan, nyeri hulu hati, muntah berupa lendir cokelat, hematuria, dan tanda iritasi renal, pada organ-organ menyebabkan nekrosis berwarna kelabu pada mukosa lambung, nekrosis tubulus ginjal dan degenerasi lemah pada hati (alum poisoning)

keracunan teluriurn keracunan yang biasanya akibat kecelakaan menghirup uap hidrogen telurida, telurium oksida dan telurat, di daerah tambang tembaga, timbel, besi atau perak, dengan gejala mual, rasa logam di mulut, napas berbau bawang putih, kulit kering, liur, berkeringat dan cairan lambung berkurang, umumnya tidak menyebabkan kematian (tellurium poisoning)

keracunan tembaga keracunan yang dapat teijadi akibat penggunaan secara berlebihan tembaga sulfat (CUS04) sebagai emetik pada keracunan fosfor atau akibat penggunaan garam tembaga pada kulit kepala dan vagina, umumnya merupakan usaha bunuh diri dengan cara meminum larut­an ini, menyebabkan iritasi saluran cerna, rasa tembaga pada mulut, aksi astrengen pada tenggorok, muntah berupa bahan kehijauan, nyeri lambung, haus dan buang air berupa tinja hijau, urine penuh albumin yang berwarna gelap dan penuh silinder, teijadi spasme tetanik, delirium, kelumpuhan dan kolaps, kulit menjadi kuning, pada autopsi didapatkan lesi korosif pada saluran cerna berupa krusta kering yang kadang-kadang warna hijau atau cokelat keme­rahan, ulserasi dan peradangan pada usus halus dan holon, degene­rasi lemah pada hati, degenerasi dan kongesti ginjal dan darah akibat pembentukan hematin (copper poisoning)

keracunan tembakau keracunan yang biasanya teijadi akibat kecelakaan, tanpa sengaja menelan daun tembakau (mengandung antara lain nikotina, C1~14N2), menggunakan emulsi untuk enema tau digosokkan pada penyakit kulit, menyebabkan rasa panas pada saluran cerna bagian atas, salivasi, mual, muntah, diare, dan nyeri perut, setelah diserap

98

oleh usus akan terjadi perangsangan dilanjutk.an penekanan susunan saraf pusat, menyebabkan lemah otot, kejang klonik, spasme tetanik, berkejat-kejat, vertigo, dan kekacauan mental, kolaps, hilangnya refleks, pemapasan cepat dan kematian akibat kelumpuhan pema­pasan, pada autopsi ditemukan kongesti dan peradangan pada salu­ran cema, kongesti organ-organ darah gelap dan cair serta bau tembakau (tobacco poisoning)

keracunan temik keracunan aldikarb C~SC(CH3)2HC = NOCONHC~; keracunan insektisida golongan karbonat yang paling toksik, dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit dan saluran cema dengan LD50 =3,0 mg/ kg bila melalui kulit dan LD50=0,8 mg/kg bila melalui saluran cema, pemakaian hanya terbatas di rumah kaca, dengan gejala banyak berlceringat, Ielah, letih, sesak napas, jantung berdebar-de­bar, kejang dan kematian (Lihat keracunan karbonat) (temik poisoning)

keracunan terpentin keracunan akibat kecelakaan, meminum terpentin sebagai obat cacing, atau akibat mencium cat baru dalam ruang tertutup, kadang ditelan untuk bunuh diri, menggugurkan kandungan atau pada kasus pembunuhan, menelan cairan ini dalam dosis besar akan menyebab­kan rasa hangat dan nyeri pada perut, muntah dan diare,. kerja jan­tung melemah, pemapasan melambat dan tak teratur, terjadi inkoor­dinasi, bersemangat, kejang, koma, dan kelumpuhan pusat pema­pasan, jika cairan terhirup ke saluran pemapasan akan terjadi bronkitis, peradangan akut pada lambung dan saluran kencing den­gan organ-organ berbau terpentin (turpentine poisoning)

keracunan tetrakloretana keracunan cairan berminyak, tidak berwama, mudah menguap, menghasilkan uap yang lebih berat dari udara dan berbau seperti kloroform, digunakan sebagai pelarut dalam industri, biasanya ter­jadi akibat kecelakaan menghirup uapnya dengan gejala lemah, me­ngantuk, susah tidur, tidak nafsu makan, sakit kepala, ikterus, mual,

muntah, delirium, koma, dan kematian, pada autopsi dapat ditemukan tanda perbendungan alat-alat dalam, perlemakan hati, ginjal, dan otot jantung; CHC1

1

(tetrachlorethane poisoning)

keracunan tetronal keracunan yang umumnya terjadi akibat penggunaan yang ber­lebihan dari obat tidur ini (C

2H

5)

2C(S0

2C

2H_s)2 yang ditimbun dalam

tubuh, kurang toksik dibandingkan dengan sulfonat, dengan gejala sakit kepala, jalan sempoyongan, stupor, koma, dan kematian, pada autopsi ditemukan perbendungan alat-alat dalam tidak ada kelainan yang khas (tetronal poisoning)

keracunan timah keracunan yang biasa teijadi akibat kecelakaan memasak makanan yang asam dalam wadah dari timah atau menelan garam timah tanpa sengaja, menyebabkan mual, muntah, rasa logam pada mulut, nyeri abdomen, sianosis, diare, dan kolaps, pada yang meninggal dapat dijumpai adanya kemerahan pada lambung, kongesti dan peradangan selaput lendir usus dengan pembentukan pseudomembran, per­darahan subendokardial, infiltrasi lemah dalam hati dan bronkho­pneumonia (tin poisoning)

. keracunan timol keracunan yang biasanya terjadi akibat menelan obat ini C

6H

3

(CH~(OH)(C3~) yang teijadi dalam minyak thymus dan digunakan sebagai obat cacing dan antiseptik terlalu banyak, menyebabkan rasa terbakar pada lambung, mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing, dengung pada telinga dan kolaps, kematian terjadi akibat efek toksik pada pusat pemapasan (thymol poisoning)

keracunan tiosianat keracunan yang biasanya teijadi akibat penggunaan garam natrium atau kalium tiosianat yang digunakan untuk menurunkan atau meng­hilangkan selera makan, mual, lemah, hlpotiroidisme, penekanan

100

fungsi sumsum tulang, ikterus, dan kematian, pada autopsi ditemu­kan sembab dan perbendungan otak terutama batang otak, nefrosis degeneratif dan nekrosis sentrolobular hati (thiocynate poisoning)

keracunan tiourea keracunan obat yang digunakan untuk hipertiroidisme, menyebabkan demam arfritis, pembengkakan kelenjar liur submaksilar, ikterus, obstruktif, dan agranulositosis yang dapat menyebabkan kematian (thiourea poisoning)

keracunan tiroksin keracunan yang umumnya teljadi akibat kecelakaan dengan pem­berian yang berlebihan, menyebabkan gejala-gejala hipertihidisme berupa jantung berdebar-debar, gelisah, tremor, sakit kepala, muka merah, berkeringat banyak, bobot badan turon dan kritis tiro­toksikosis yang dapat menimbulkan kematian (thyroxin poisoning)

keracunan trional keracunan teljadi akibat menelan obat ini (CH3)(C2H5)C(S02C2H5) 2

sebagai obat hipnotik terlalu banyak (everdosis) atau akibat menelan obat ini sedikit tetapi untuk jangka waktu lama (efek kumulatif), pada keracunan kronik dapat dijumpai sakit kepala, keracunan mental, terhuyung-huyung, stupor dan koma, lumpuh, kejang otot, ataksia, depresi, neuritis, muntah, diare, konstipasi dan kembung, dalam darah dijumpai metemoglobinemia, kadang-kadang dijumpai aritema, edema kelopak mata pada autopsi dijumpai perbendungan pada organ-organ terutama paru, tanda iritasi ginjal, degenerasi lemah pacta hati dan tubulus ginjal ( trional poisoning)

keracunan uranium keracunan yang teljadi akibat paparan pada pemboman dengan menggunakan born yang mengandung unsur uranium, kadang­kadang juga pada petugas laboratorium yang keljanya berkaitan dengan bahan radioaktif, pada dosis tinggi menyebabkan demam tinggi, lemah, anoreksis, dan kematian; yang bertahan hidup akan mengalami penurunan bobot badan, diare, kerontokan rambut, dan

101

kemandulan karena penekanan Spumatogenesis 'dan perk.embangan telur, selain itu dijumpai penekanan sumsum tulang hingga terjadi leukopenia, trombositoperia, dan anemia yang berat (uranium poisoning)

keracunan vanadium keracunan yang terjadi pada pekerja yang terpapar debu dan uap yang mengandung vanadium pada industri zat warna dan baja, jika paparan terjadi akibat menghirup uap vandium trioksida (V 20 3),

akan terjadi keracunan kronik yang disebut vanadiumisme, gejala­nya berupa anoreksia, mual, diare, anemia, batuk kering paroksimal, iritasi mata dan tenggorok, albuminuria, adanya silinder dan darah dalam urine, dilanjutkan adanya sakit kepala, vertigo, tremor, retini­tis dan amaurosis, pada orang yang meninggal dapat dijumpai adanya kongesti paru, peradangan lambung dan usus sulanefrosis hemoragika ringan, (vanadium poisoning)

keracunan Veratrum sp keracunan yang kebanyakan terjadi akibat kecelakaan meminum akstrak atau tingtur akar tumbuhan Veratrum sp, (mengandung antara lain alkaloid sevadina, sevadilina, sabadina, sabadimina), menyebabkan gejala keracunan berupa rasa menyengat pada mulut, rasa panas pada lambung, salivasi, koriz, mual, muntah, diare, kolik abdomen, kulit kemerahan dan gatal, berk.eringat, dilatasi pupil, hilangnya penglihatan, sesak napas, dengan pemapasan tersengal dan dangkal, nadi lemah, kolaps, sirk.ulasi dan meninggal akibat kelumpuhan pemapasan atau lemah jantung, pada autopsi ditemu1can kongesti alat dalam . ~: ·;

(Veratrum sp poisoning)

keracunan zink keracunan akibat kecelakaan atau bunuh diri dalam bentuk zink stearat, keracunan dapat terjadi akibat penggunaan benda ini untuk bayi, terhirup dan menyebabkan bronkhopneumonia, dalam benru'k zink sulfat bila ditelan berlebihan akan menyebabkan muntah, diare, lemah, dan depresi susunan saraf pusat, dalam bentuk zink klorida terjadi akibat penyerapan lewat kulit atau mukosa atau paroral,

102

menyebabkan erosi lokal berupa kemerahan ulserasi sampai perfo­rasi lambung disertai rasa nyeri tenggorok, apigastrium, salivasi, disfagia, rasa logam pada mulut, muntah darah, diare tinja berdarah, koma, kolaps, dan kematian (zinc poisoning)

keracunan zink klorida keracunan akibat kecelakaan, terpapar cairan ini pada kulit yang tak mengenakan sarong atau sengaja meminum cairan ini untuk bunuh diri atau menyuntikkan cairan ini ke dalam rahim atau vagina untuk menggugurkan kandungan; bila terkena kulit akan menyebabkan luka bakar yang dalam, paparan pada saluran cema menyebabkan efek korosif hebat berupa pengelupasan selaput lendir berwama cokelat kemerahan, melemah, ulserasi, sampai perforasi lambung, pada tenggorok terasa nyeri, nyeri hulu hati, salivasi he bat, disfagia, rasa logam pada mulut, muntah darah, diare, feses (tinja) berdarah, kolaps dan kematian setelah koma beberapa jam, kadang-kadang dijumpai kelemahan otot, spasma, afonia, dan gangguan sensasi (zinc chloride poisoning)

keracunan zink sulfat keracunan yang umumnya terjadi- akibat menelan obat ini terlalu banyak (dosis fatal 15,~6 gram) tanpa sengaja atau sengaja untuk bunuh diri atau akibat penyuntikan obat ini ke dalam vagina atau uterus untuk menggugurk.an kandungan, menyebabkan iritasi saluran cema dan kematian (zinc sulfate poisoning)

rajah; tato tanda pada kulit dengan gambar atau pola yang tidak akan menghi­lang dengan menusukkan jarum pada kulit yang kemudian diberi zat wama (tattoo)

reagen Millon larutan merkurium dalam asamnitrat pekat, digunakan untuk menen­tukan senyawa fenol dengan menambahkan 1 ml reagen Millon pada 3 ml distilat dididihkan selama 2 menit, warna merah, kuning atau

103

kecokelatan dengan atau tanpa endapan menunjukkan terdapatnya senyawa fenol (Millon's reagent)

reaksi biru prusia penentuan adanya sianida, 5 ml distilat isi lambung atau jaringan di­tambah 1 ml NaOH 50%, 3 tetes FeSU4 10% dan 3 tetes FeC1 3 5%, dipanaskan sampai hampir mendidih, lalu didinginkan dan tam­bahkan HCl pekat tetes demi tetes untuk melarutkan endapan Fe(OH)3, bila terdapat sianida akan tampak warna biru (prussian blue reaaction)

reaksi karbilamina uji untuk membuktikan adanya amina primer, didasarkan atas reaksi antara amina dengan kloroform dalam suasana basa kuat sehingga terbentuk isosonida yang membuat mual dan berbau menyengat (R-NH2 + HCC1 3 + 3 KOH ---> R-CN + 3 KCl + 32H 0), ekstrak distilat ditambahi 0,25 m1 etanol yang mengandung KOH ( 1 pelet KOH dalam 1 m1 etanol 95%), ditambahi 2 tetes kloroform dan di­panaskan sampai mendidih, bau menyengat membuktikan adanya amina primer ( carbylamine reaction)

reaksi natrium azida iodin pemeriksa untuk menentukan adanya sulfida dan senyawa tio dalam distilat yang timbul akibat proses pembusukan, menggunakan reagen; natrium azida dan natrium iodida, warna cokelat yang diser­tai gelembung menunjukkan adanya sulfida dan senyawa tio (sodium azide-iodine reaction)

rodanase tiosulfat-sianida sulfur transferase; enzim yang terdapat dalam hati, ginjal, dan darah yang berfungsi memindahkan unsur S dari tiosulfat ke sianida (CN) sehingga terbentuk siosianat (CN

5), merupakan

salah satu metode detoksifikasi racun sianida dalam tubuh menjadi senyawa tiosianat yang tak beracun dan dapat dibuang melalui urine dan liur (rhodanase)

s

-sakit penyakit Minamata

penyakit yang menyerang lebih dari 8.000 orang di Teluk Minamata, disebabkan oleh keracunan merkurium akibat me­nelan makanan laut yang terkontaminasi (Lihat keracunan merkurium) (Minamata disease)

salisilisme keracunan ringan salisilat (C6Hi0H)COO-) dengan gejala-gejala sakit kepala, pusing, telinga mendenging, kesukaran mendengar, penglihatan kabur, rasa bingung, lemas, mengantuk, banyak ke­ringat, haus, mual, muntah, kadang-kadang diare (salicylism)

sangga upas; Rhus Rhus tokskodendron; tumbuhan dari marga Rhus yang mengandung raeun toksikodendrol, suatu minyak iritasi tak-asiri yang larut dalam alkohol dan lemak, kontak kulit dengan tumbuhan ini dapat menye­babkaan timbulnya vesikel-vesikel pada seluruh darah yang ber­minyak seperti muka, tangan, dan kantong zakar, disertai rasa gatal yang hebat, tak sengaja meminum tek dari tumbuhan ini akan menyebabkan gatal hebat, sembab mata, nyeri tenggorok dan

104

105

lambung, iritasi ginjal, albuminuria, strupor, mengantuk, dan delirium (posion ivy)

-sen gat

sengatan beracun kalajengking sengatan yang terutama disebabkan oleh kalajengking dari Asia dan Afrika, anak-anak lebih renta daripada orang dewasa, menyebabkan kaku kuduk, kelakuan pada tungkai dan badan, kejang, mungkin ditemukan limfangitis dan lirnfadenitis di dekat luka sengatan, dan kematian akibat kegagalan pemapasan, pada autopsi mungkin ditemukan kelainan pernbuluh darah dan perdarahan dalam berbagai alat dalam (scorpion, poisonous sting)

senyawa alkil merkuri senyawa dengan rumus umum RR'Hg, dengan R dan R' adalah gugus alkil, umumnya toksik (alkyl mercury compound)

senyawa organofosforus (salah satu) golongan pestisida yang dalam tubuh beketja sebagai penghambat enzim kolinesterase efek toksik pada susunan saraf pusat akibat penimbunan asetilkolina (organophosphorus compound)

senyawa forensik senyawa yang dalam jumlah kecil bila terpupur pada manusia akan menyebabkan penyakit atau kematian (toxic compound)

serologi forensik penerapan ilrnu dan metode serologi untuk membantu menyelesai­kan proses peradilan (jorensik serology)

siderofilin transferin; protein dengan fungsi utama mengangkut besi yang di­serap dari makanan ke depot besi dalam hati dan limpa, keretikuenit

106

dan sumsum tulang, transferin terikat pada reseptor pennukaan re­tikulosit, memasuki sel dan melepaskan besi, kemudian kembali lagi ke sirkulasi darah sebagai apotrasferin, dikenal 15 varian genetik trasferin, yang tersering adalah transferin A, B, dan C (siderophilin)

siklizina garam hidrokloridanya berupa bubuk putih atau kristal tak berwama, tak berbau, atau hampir tak berbau, pahit, digunakan sebagai obat anti muntah; (C6H5) 2CHC4HzN2CH3

(cyclizine)

sikloheksanol cairan benninyak tak berwama, berbau mirip kamfor, agak toksik bila terhirup atau terserap kulit, bersifat narkotik pada konsentrasi tinggi, digunakan sebagai pelarut, pembunuh kuman, menstabilkan larutan insektisida pemplastik; C

6H

110H

(eye lohexanol)

siklopropana sym-trimetilena Trinitrasnina; padatan kristalin putih, digunakan sebagai bahan peledak, 1,5 kali lebih kuat daripada TNT; N(N02)

C~N(N02)CH~(N02)C~ (cyclonite (RDX))

siklopropana gas dengan bau khas, sangat mudah terbakar, agak toksik bila ter­hirup, bersifat narkotik pada konsentrasi tinggi, digunakan sebagai anestetik; C3H6

(cyclopropane)

sindrom adrenogenital kumpulan gejala akibat kelebihan hormon seks pria dari kelenjar adrenal, umumnya akibat tumor adrenal yang menghasilkan honnon androgen atau akibat cacat bawaan tertentu, pada wanita akan me­nyebabkan maskulinisasi/virilisasi (suara parau, klitoris membesar, payudara dan usenus menyusut), pada anak pria akan menyebabkan pseudopubertas praekoks (fisik cepat besar, tapi belum mampu memproduksi spenna) (adrenogenital syndrome)

107

sindrom kantung tubuh kumpulan gejala keracunan akut morfma atau heroin yang teijadi akibat pecah atau robeknya kantung berisi morfmalheroin yang diselundupkan di dalam usus, vagina, atau rektum (body packer syndrome)

sistem golongan darah ABO seperangkat oleh ganda yang terdapat pada suatu lokus tunggal pada kromosom 9 manusia yang mengkhaskan adanya atau tiadanya antigen sel darah merah tertentu yang menetapkan golongan darah; antigen itu diwakili oleh dua faktor darah (A dan B) dan em pat tipe darah (A, B, AB, dan 0) (ABO blood-group system)

sistim golongan serum sistem golongan darah berdasarkan jenis protein dalam serum yang juga diturunkan dari orang tua kepada anaknya seperti antigen sel darah merah, misalnya golongan Gc, kaptoglobin dan transferase serum (serum-group system)

sistem isoenzim polimorfik sistem enzim sel darah merah yang merupakan penanda genetik dan dapat digunakan dalam uji paternitas, terdiri atas enzim-enzim fos­fatase masam dengan gen pengatur terletak pada kromosom 2, adenosina deamionase pada kromosom 20, adenilat kuiase pada kromosom 9, karbonat anhidrase pada kromosom 8, esterase-D pada kromosom 13, glukosa-6-fosfat dehidrogenase pada kromosom x, glutamat-prirawat transaminase pada kromosom 16, glioksalase pada kromosom 6, fosfoglukomutase pada kromosom I dan 6-fosfoglukonat dehidrogenase pada kromosom 1 (polymorphic isoenzyme system)

sulfmethemoglobin butir darah merah yang terdapat pada keracunan hidrogen mefida akibat menghirup gas hidrogen (H2S) untuk waktu lama, pada pemeriksaan spektroskopik terlihat 2 buah pita absorpsi masing­ma8ing di daerah merah dan paruh pertama daerah kuning, karena pembentukannya lambat snefmethemoglobin tidak terdapat pada

kasus keracunan yang cepat ( sulfmethemoglobin)

sumak racun

108

Rhus vemiks; tumbuhan dari marga Rhus yang mengandung toksikodendrol, suatu minyak iritan tak-asiri yang larut dalam alkohol dan lemak, jika terkena kulit, akan menyebabkan vesikel pada daerah yang berlemak (seperti muka, tangan, dan kantung zakar) disertai rasa gatal hebat (poison sumac)

superoksida dismutase SOD; hiperoksida; superoksida oksidoreduktase, enzim yang mengkatalisasikan proses dismutasi atau desproporsionasi suatu superoksida dengan reaksi sebagai berikut = 0 2- + 0 2- + 2H+ === 0

2 + Hzo2, dikenal ada SOD yang sensitif terhadap sianida (terdapat

pada sel eukariotik, mengandung Cu dan Zu) dan SOD yang tak sensitif terhadap sianida (pada sel prokariotik, mengandung Fe atau Mn) (superoxide dismutase)

T

tanaman iritan Primula tanaman yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit, jika tennakan akan menyebabkan rasa gatal, pembengkakan mata, nyeri tenggorok dan lambung, iritasi ginjal, albuminuria, stupor, mengantuk, dan de­lirium (primrose irritant plant)

tangan lelai keadaan tangan yang tertekuk ke arah bagian telapak akibat kelum­puhan otot-otot ekstensor tangan, dapat disebabkan oleh keracunan tim bel (weistdrop)

tebaina para-morfina; alkaloid putih yang diperoleh dari kuncup bunga candu, pelopor kokaina, toksik bila dicema, dapat menimbulkan ketagihan; C19~1N03 (thebaine)

te.knik imunodifusi uji disfusi agar; teknik untuk menentukan spesies darah dengan cara melapis kaca objek dengan agar, membuat lubang-lubang dalam agar, 1 buah di tengah dikelilingi oleh beberapa lubang di sekitamya, ke dalam lubang tengah memasukkan ekstrak darah dan

109

110

ke dalam lubang pinggir dimasukkan antisera berbagai spesies tertentu, tennasuk serum antimanusia, bila spesies darah dan serum anti sesuai, akan terlihat reaksi presipetasi pada perbatasan kedua lubang (immunodiffusion techniques)

teknik isolasi teknik pemisahan dan identifikasi zat murni yang terdapat dalam persentase renik dalam suatu campuran yang rumit . (isolation techniques)

-tetap

penetapan kadar imunologi penentuan kadar zat yang sangat kecil dengan menggunakan prinsip imunologi, yaitu reaksi antara antigen dan antibodi, dapat dilakukan dengan bantuan enzim (enzyme immunoassay), radioaktif (radio immunoassay), partikel lateks (particle coun­ting immunoassay) dan fluoresensi fluorescence immunoassay) (immunoassay)

timbel tetraetil; TEL senyawa yang digunakan dalam bahan bakar bensin, bila uapnya terhirup dalam jumlah cukup akan timbul keracunan dengan gejala delirium, kejang, sesak napas, batuk, ikterus, perdarahan dalam sumsum tulang, trombi sel darah merah dalam pembuluh darah otak dan kematian (TEL)

toksafena kamfeklor; poliklorokamfera; kamfeklor; insektisida hidrokarbon terklonnasi, turunan dari kamfena, bersifat iritasif sedang pada kulit dan dapat diserap melalui kulit, kontak harlan 2,4 g membahayakan dan 2,7 gram dapat menyebabkan kematian setelah mengalami gemetar dan kejang-kejang sebelumnya (toxaphene)

toksikologi analitik ilmu tentang racun (toksin) yang mengkhususkan diri dalam mengisolasi, mendeteksi dan memperkirakan bahan-bahan yang

111

bukan tnerupakan komponen nonnal pada bahan biologi, pada kasus meninggal ditujukan untuk mencari penyebab kematian atau mene­rangkan tentang situasi kematian, pada kasus nenfatal untuk me­negakkan diagnosis pada kasus dugaan keracunan (analytic toxicology)

toksikologi forensik penerapan ilmu dan metode toksikologi untuk membantu penyele­saian proses peradilan (forensic toxicology)

toksikologi klipis ilmu tentang keracunan obat yang digunakan dalam klinik untuk tindakan diagnostik dan pengobatan, termasuk menentukal) diagno­sis dan pengobatan keracunan (clinical toxicology)

toksisitas daya racun suatu zat, termasuk obat, untuk menimbulkan efek buruk berupa gangguan fungsi tubuh pada manusia atau binatang (toxicity)

toksisitas butazolidin keracunan yang terjadi akibat penggunaan butazolidin (fenilbuta­zon), suatu obat anti reumatik, analgesik turunan pirazola untuk waktu lama, gejalanya berupa edema, mual, rasa tak enak pada perut, erupsi kulit, peradangan pada konjungtiva, mulut, dan tenggorok, agranulositosis, dan kadang-kadang juga kematian (butazolidin, toxicity of)

torotras suspensi yang mengandung torwin oksida (th0)20--25% yang digunakan sebagai alat bantu diagnostik medium radio-opak dalam bidang radiologi, torium oksida merupakan kristal berwama putih, berat dan tidak larut dalam air atau basa, sukar larut dalam asam (thorotrast)

tun1buhan beracun tumbuhan yang bagian-bagiannya dapat menyebabkan keracunan

112

pada orang yang terpapar dengannya, biasanya racun dijumpai pada semua sel tanaman meski kadarnya berbeda-beda satu sama lain, biasanya efeknya pada jantung dan sirk.ulasi, bahan aktif amino, dsb, C_Qiltoh tumbuhan beracun adalah tumbuhan penghasil Aconitum, oolchicum, conium, curare, strychos, dan alkaloid Tropan (poisonous plant)

u

uji amonium vanadat uji mandelin; uji mikro untuk alkaloid dan basa nitrogen lain, 1 tetes mikro larutan amonium vanadat 0,5% ditambahkan pada 1 tetes mikro larutan yang akan diperiksa dan ridu setelah penguapan diba­sahkan dengan asam sulfat (ammonium vanadate test)

uji benzidina uji penyaring bercak darah, pereaksi terdiri atas serbuk benzidina dalam asam aselat glasial, bercak darah yang ditetesi pereaksi ini lalu ditetesi dengan hidrogen peroksida (H20 2) akan menunjukkan warna biru (benzidine test)

uji benzoil peroksida-nitrobenzena merupakan uji generik untuk alkaloid menggunakan pereaksi benzoil peroksida padat, nitrobenzena dan pereaksi fuksi-Schiff asam, mula­mula tambahkan 3 tetes nitrobenzena dan satu tetes bahan yang akan diperiksa ke dalam 20--30 mg benzoil peroksida, lalu dipanas­kan dalam air mendidih selama 5 menit, dinginkan dan ditambah­kan 3 tetes pereaksi Schiff dan dikocok, akan tampak dua lapisan yang terpisah segera dan setelah 30 menit akan terbentuk sulfida yang berwama violet (ungu), sementara kontrol tetap kuning wamanya (benzoyl perozide-nitrobenzene test)

113

114

uji Berberio uji yang menentukan adanya cairan mani, didasarkan atas adanya sperma di dalam cairan mani, sebagai pereaksi digunakan asam pikrat jenuh dalam air atau alkohol, satu tetes ekstrak atau cairan diletakkan pada kaca objek dan satu tetes pereaksi di dekatnya lalu keduanya ditutup dengan kaca penutup dan dilihat di bawah mikroskop, adanya cairan mani akan menyebabkan terbentuknya kristal spennin pikrat yang berbentuk jarum romboid kuning ber­sudut tumpul atau ovoid dengan kadang-kadang terdapat garis re­fraksi longitudinal di dalamnya (Berberio test)

uji fenolfalein uji penyaring darah, pereaksi terdiri atas 1-2 gram fenolftalein dalam 100 ml KOH 25% dan 19 gram bubuk zink yang telah di­panaskan sampai bening, cara pengujian bercak darah adalah dengan meneteskan pereaksi pada bercak lalu ditambahkan beberapa tetes H

20

2 (hidrogen peroksida), reaksi positif akan berwama merah

mawar dan berarti mungkin darah, reaksi negatif menyingkirkan kemungkinan bercak darah (phenolphthalein test)

uji tloroglusinol-siklopentanol uji untuk hidroksarbon berhalogen, dengan pereaksi yang terdiri atas floroglusinol 2% dalam siklopentanol, asam sulfat pekat dan natrium hidroksida padat, dengan cara 5 ml destilat ditambahkan pada tabung yang berisi 1/4 bagian pelet NaOH, lalu tambahkan 1 ml floroglusinol, kocok dan hangatkan sampai 80°C, biarkan sampai terbentuk 2 lapisan cairan, lihat wama pada lapisan bawah lalu teteskan 2 tetes asam sulfat pekat menyusuri dinding tabung, kocok dan biarkan sampai terbentuk 2 lapisan, nilai wama lapisan bawah, kloroform berwama biru jingga yang berubah jadi kuning muda, karbon tetraklorida berwama biru cokelat yang berubah jadi cokelat kuning, kloralhidrat berwama cokelat jingga yang berubah jadi kuning muda sedang larutan berhalogen lain berwama biru ungu yang berubah jadi tak berwama

. (phloroglucinol-cyclopentanol test)

115

uji hemin Teichmann uji pemastian darah dari suatu bercak yang diduga darah, benang yang dicurigai mengandung darah atau serbuk yang berasal dari bahan yang diduga darah diletakkan pada kaca objek, letakkan 1 butir kristal natrium klorida di dekatnya dan tambahkan 1 tetes asam cuka glasial, tutup dengan kaca penutup dan panaskan dengan nyala api kecil sampai tampak biuh, dilihat dengan mikroskop, hasil positif akan memeperlihatkan kristal-kristal heii}in-hidro-klorida, berbentuk batang-batang berwama cokelat (Teichmann hemin test)

uji hemin Wagenaar uji pemastian darah terhadap suatu bercak benang yang diduga me­ngandung darah atau serbuk yang diduga darah, berdasar ada tidak­nya kristal aseton-hemin atau aseton hematin pada bercak, bubuk atau benang setelah diolah dengan HC1, pemanasan dan aseton (Wagenaar hemin test)

uji kantaridin pemeriksaan adanya kantaridin, yang termasuk dalam senyawa yang tidak memberikan hasil perubahan wama dalam reaksi wama de­ngan asam nitrosilsulfat, setelah penambahan air dan setelah peruba­han amonia pekat, juga tidak menunjukkan reaksi dengan reagen paradimetilamino benzaldehida, tetapi memberikan presipikat putih setelah dilakukan pengenceran dengan air (cantharidin, test for)

uji natrium nitroprusida-fenilhidralazina uji untuk menentukan adanya etil dan metil alkohol, dengan menam­bahkan 10 ml akuades pad a bahan yang dicurigai, 1,5 ml larutan fenilhidralasina jenuh dan 2 tetes natrium nitroprusid jenuh, dicam­pur lalu ditambahkan 5 tetes Na Oh 10% pada sisi tabung yang dimiringkan, adanya eti1 alkohol akan memberikan wama merah, sedangkan metil alkohol berwama biru (phenylhydralazine sodium nitropruside test)

uji natrium nitroprusida piperidina uji untuk menentukan terdapatnya asetaldehida dalam distilat yang

116

tidak teroksidasi dari jaringan yang belum membusuk, dilakukan dengan menambahkan dua tetes larutan natrium nitroprusida jenuh pada 2 ml distilat tidak teroksidasi yang akan berwama kekuningan, kemudian biarkan 1 tetes larutan piperidina mengalir pada dinding tabung reaksi dalam posisi miring, bila terdapat asetaldehida akan tampak wama hijau sampai biru tua yang pada penambahan asam cuka glasial akan berubah menjadi hijau tua dan kemudian menghi­lang (sodium nitroprusside piperidine test)

uji oksidasi uji untuk pembuktian adanya etil alkohol dalam bahan biologis di­dasarkan atas reaksi oksidasi alkohol menjadi asam asetat untuk kemudian diukur jumlah asam yang diproduksi atau bahan oksidator yang dikonsumsi, termasuk di dalam kelompok ini adalah metode Gettler dan Tiber, Gettler dan Freirech, dll. (oxidation test)

uji PAN uji untuk penentuan bercak cairan mani, didasarlcan atas adanya zink (Zn) dalam jumlah sangat banyak di dalam cairan mani, pereaksi mengandung PAN (1-(2-piridilazo)2-naftol 1 mg dalam 0,2 ml lar triton X-100), pengujian dilakukan dengan melakukan penetesan pereaksi pada bercak yang dicurigai, cairan mani akan menunjukkan wama merah (PAN test)

uji pengeceran alkali uji resistensi alkali; metode pembuktian semi kuantitatif adanya gas karlx>n monoksida (CO) dalam darah, dasarnya adalah stabilitas ikatan CO dengan Hemoglobin (Hb) sehingga tahan terhadap pe­nambahan alkali (NaOH atau KOH 10%) tanpa terbentuk hekatin alkali, darah mula-mula diencerkan dengan penambahan ~0 lalu ditambahkan beberapa tetes NaOH atau KOH 10%, darah yang mengandung CO lebih atau sama dengan 30% saturasi akan ber­warna merah terang sebelum dan sesudah penambahan alkali, sedangkan pada darah kontrol yang berwarna merah keruh sebelum · penambahan alkali akan berubah jadi cokelat kehijauan setelah

penambahan alkali (alkaline dilution test)

uji Puranen

117

uji untuk menentukan ada tidaknya cairan mani, pemeriksaan di­dasarkan atas pembentukan kristal spermin flavinat yang terjadi akibat reaksi antara pereaksi natrium dinitronaftol sulfonat (nophthol S yellow 5 g/100 cc H20) dengan spermin yang terdapat dalam cairan mani, . pemeriksaan didahulukan dengan meneteskan ekstrak bahan yang akan diperiksa dalam kaca objek dan a tetes pereaksi di sebelahnya, tutup dengan kaca penutup dan diperiksa di bawah mikroskop setelah 1 jam, uji positif menunjukkan adanya kristal kuning sperminflavinat (Puranen test)

uji Reinsch pemeriksaan untuk menentukan terdapatnya logam dalam isi lam­bung dan jaringan, berdasarkan warna tembaga yang dimasak de­ngan isi lambung atau gerusan jaringan, merkurium, bismut, perak, arsentik, stibium, selen, telurium dan sulfida akan mengendap pada permukaan tembaga (Reinsch test)

uji susu uji yang khas untuk menentukan banyaknya formaldehida yang berasal dari metilalkohol dalam distilat, campur 3 ml susu, 3 ml distilat dan 1 tetes FeC1 3 5%, tambahkan 5 ml H2S04 pekat sambil mengaduk dan panaskan dalam air mendidih, wama ungu menunjuk­kan formaldehida dalam jumlah cukup banyak, saring larutan de­ngan kertas saring dan perhatikan warna presipitat, warna merah muda menunjukkan formaldehida dalam jumlah sedikit (milk test)

uji Takayama uji pemastian darah dengan menggunakan reagen Takayama yang terdiri atas 3 ml larutan piridina 1%, 3 mllarutan glukosa jenuh, 3 ml larutan NaOH 10% dan 7 ml akuades, benang atau serbuk yang diduga mengandung darah diletakkan pada kaca objek, tambahkan 1

118

tetes reagen Takayama, tutup dengan kaca penutup dan panaskan dengan nyala api kecil, hasil positif akan menunjukkan kristal-kristal piridina, betbentuk batang dan ada yang bersatu membentuk gam­baran seperti bulu-bulu, berwama merah dadu atau merah jingga (Takayama test)

uji Tiber dan Gettler uji untuk membuktikan adanya etil alkohol (C2HsOH), didasarkan atas reaksi oksidasi etil alkohol menjadi asam asetat, penentuan kadar etil alkohol dihitung berdasarkan atas jumlah asam asetat yang terbentuk (Tiber and Gettler test)

urine; air kencing cairan yang dibuang dari dalam tubuh melalui sistem saluran kencing yang terdiri atas ginjal, ureter, kandung kencing dan metra, mengandung berbagai bahan yang berlebihan dan tidak diperlukan lagi oleh tubuh (urine)

uji van Slyke metode penentuan penjenuhan karbon monoksida dalam darah, paling tepat dibandingkan metode lainnya, mula-mula darah dibagi dua, satu bagian digunakan dengan melewatkan gas CO selama 15 menit, analisis dilakukan untuk menentukan kapasitas CO dan persentasi volume pada saat hemoglobin telah diubah seluruhnya menjadi karboksihemoglobin (COHb), penjenuhan diperoleh dengan membagi persen volume kandungan CO dengan 1,34 kali kadar hemoglobin (gram/1 00 ml darah) (van Slyke test)

uji Widmark uji untuk menentukan kadar alkohol dalam darah, urine, dan se­bagainya· pada keracunan alkohol, dengan cara menyuling alkohol dari dalam bahan pemeriksaan, kemudian dioksidasi dengan asam kromat, dan sisa kromat dititrasi dengan tiosulfat (Widmark test)

w

-warna pewarnaan Baecchi

pewamaan yang digunak.an untuk mewamai sel spenna pada bercak. mani pada kain, pereak.si terdiri atas 1 bagian fak.sin asam 1%, 1 bagian biru metilena dan 40 bagian HC1 1%, kain dengan bercak dicelupkan dalam larutan pereak.si selama 2-3 menit lalu dicuci dengan HC1 1% lalu didehidrasi dalam alkohol 70%, 85%, dan 95-100% lalu dijernihkan dalam izena sebanyak 2 kali, kain yang sudah dikeringkan lalu diambil benangnya dan diuraikan di atas gelas objek, ditutup dengan · Kanada balsem dan dilihat di bawah mikroskop, adanya sperma ak.an tampak. berupa bulatan kepala berwama merah dan ekor berwama biru muda menempel pada permukaan serabut kain (Baecchi staining)

pewarna PT AH pewamaan untuk sediaan histologik dengan menggunak.an asam fosfotungstat dan hematoksilin, terutama untuk melihat struktur di dalam serabut otot jantung pad a penyakit jantung iskemik, gambaran saran lintang tampak. lebih berwama ungu dibandingkan dengan pewamaan HE (PTAH (Phospho Tungstic Acid Hematoxilin staining)

pewarnaan Wright pewamaan untuk sediaan darah dengan menggunak.an reagen biru metilena dan eosin, wama ak.hir sediaan darah adalah merah muda dan sel darah merah berwama kuning atau merah muda (Wright staining)

ll9

PADANAN KATA INGGRIS-INDONESIA

120

ABH antigents a/;Jortificients ABO antigens ABO blood-group system acetaldehyde poisoning acetaldehyde poisoning acetone acetyl salicylic acid poisoning aconitine poisoning acontinum poisoning acrodynia

acute hemorrhagic gastritis adenylate hinase adipocere adrenogenital syndrome air embolism alue nut poisoning alcohol poisoning aldehyde aldicarb poisoning aldrin poisoning aliphatic amines aliphatic volatile poison

A

antigen ABH abortifasien antigen ABO sistem golongan darah ABO keracunan asetaldehida keracunan aseta/dehida aseton keracunan asam asetil salisilat keracunan akonitina keracunan akontinum akrodinia; penyakit merah jambu

pada bayi grastritis hemoragik akut adenilat hinase adiposera; lilin mayat sindrom adrenogenital emboli udara keracunan geluk alue keracunan alkohol aldehida keracunan aldikarb keracunan aldrin amina alifatik racun asiri alifalik

121

alkaline dilution test alkaline earths poisoning alkaline phosphatase alkaloid alkyl mercury compund almond adour aloes poisoning alopecia alwn poisoning Amanita muscaria poisoning Amanita phalloides amobarbital ammonia gaseous poisoning

. ammoniwn hydroxide poisoning · ·.. ammoniwn sulfate precipitation

alnmoniwn vanadate test amphetamine amylobarbitone amyloid amyl acetate amyl nitrite poisoning analitic toxicology Angel dust anileridine aniline aniline poisoning anionic poisons anysotropy anoxia antabuse anticholinergic antidotes antidiabetic drups antihistamine antiknock petrol additive antimony poisoning

122

uji pengenceran alkali keracunan alkali tanah fosfatase alkali alkaloid senyawa alkil merkuri bau amandel; bau badan keracunan lidah buaya kebotakan; alopesia keracunan tawar keracunan Amanita muskaria Amanita phalloides amobarbital keracunan gas amonia keracunan amonium hidroksida presipitasi amonium sulfat uji amonium vanadat amfetamina amilobarbiton amiloid amilasetat keracunan amil nitrit toksikologi analitik Angel dust anileridina anilina keracunan anilina racun anionik anisotropi anoksia antabus antikolinergik anti do tum obat antidiabetes antihistamina aditif bensin antiketuk keracunan antimon; keracunan sti­

bium

antitoxin arachnid poison aromatic organic non volatile poison arsenic poisoning arsine poisoning arsinethyl dichloride poi­

soning arsinmethyl dichloride poi-

soning asbestos ascorbic acid aspirin asphyxiating gas atabrine atophan poisoning atropine poisoning autopsy

123

antitoksin racun araknida racun organik aromatik tak asiri keracuna arsen keracunan arsina keracunan arsinetil diklorida

keracunan arsinmetif diklorida

ashes asamaskorbat; vitamin C aspirin gas pemati lemas atabrina keracunan atofan keracunan atropina auto psi

bacitracin Baecchi staining bagassosis barbiturate barbiturate death barbiturate poisoning barium poisoning basophilic stippling Basudin poisoning benperidol BEnzedrine poisoning benzene; chronic poisoning by benzidine test benzine poisoning benzoyl peroxide-nitrobenzene

test Berberio test berylium poisoning biological sample bismuth poisoning bitter almond, oil of black powdfr black widOw spider bloodstain

B

124

basitrasin pewamaan Baecchi bagassosis barbiturat kematian akibat berbiturat keracunan barbiturat keracunan barium pembintikan basofllik keracunan basudin benferidol keracunan Benzedrine keracunan kronis benzena uji benzidina keracunan benzina uji benzoil pereksida-nitro-

benzena uji Berberio keracuna berilium bahan biologis keracunan bismut minyak badan panit mesiu hitam laba-laba bisa hitam bercak darah

body flluids body packer syndrome bongkrekic acid borax poisoning boric acid poisoning brombenzyl cyanide poisoning bromide poisoning bromine poisoning bromofrom poisoning buclizine butadiene butazolidin; toxicity of byssinosis

cairan tubuh sindrom kantung tubuh asam bongkrek keracunan boraks keracunan asam borat keracunan brombenzil sianida keracunan bromida keracunan bromina keracunan bromoform buklizina butaadiena toksisitas butazolidin bisinosis

cadaveric spasm cadmium poisoning caffeine poisoning calabar bean calcium cyanamide calcium oxide poisoning camphor oil camphor poisoning cannabis indica cannabis sativus catharide poisoning cantharidin, test for carbamate insecticide carbolic acid carbon dioxide poisoning carbon disulfide poisoning carbon monoxide poisoning carbon tetrachloride poisoning carbonic anhydrase carboxyhaemoglobin carbylamine reaction cascara sagrada poisoning castor oil btan poisoning cedar oil poisoning

c

kejang mayat keracunan kadmium keracunan kafeina kacang calabar kalsium sianamida keracunan kalsium oksida minyak kamfor keracunan kamfor ganja canabis sativus; ganja keracunan kantarida uji kantaridin insektisida karbamat asam karbolat keracunan karbon dioksida keracunan karbon disulfida keracunan karbon monoksida keracunan karbon tetraklorida karbonat anhidrase karboksihemoglobin; COHb reaksi karbilamina keracunan cascara sagrada keracunan biji jarak keracunan minyak lipan

126

centipede; poisonous bite of chenopodium oil poisoning chinese heorin cholesthyramine chloral hydrate poisoning chloracetophenone poisoning chlorampenicol poisoning chlordane poisoning chlordiazepoxide chlorine poisoning chlorinated hydrocarbon chlormethanone chloroform poisoning chloropicrin poisoning chloroquine clhorovinyldichloroarsine chlorpromazine choline chromatin chromium poisoning cicutoxin poisoning cinchophen poisoning cinnamon oil citric acid poisoning

·clinical toxicology clove oil coccaine addict coccaine poisoning cocculus indicus poisoning code in codeine poisoning colchicine colchicine poisoning colocynth colocynth poisoning

127

gigitan beracun cedrus keracunan minyak kenopodium heroin cina kolestiramine keracunan kloral hidrat keracunan klorasetofenon keracunan kloramfenikol keracunan klordan klordiazepoksida keracunan klorin hidrokarbon berklorin klonnetanon keracunan klorofonn keracunan kloropikrin klorokuina klorovinildikloroarsina klorpromazina kolina kromatin keracunan kromium keracunan sikutoksin keracunan sinkofen minyak sinamon keracunan asam sitrat toksikology klinis minyak cengkih pecandu kokaina keracunan kokaina keracunan cocculus indicus kodeina keracunan kodeina kolkisina keracunan kolkisina apel pahit keracunan kolosin; keracunan apel

pahit

colostrum copper poisoning coproporphyrin corrosive poison cresol croton oil poisoning curare curare poisoning cyanide poisoning cyanoacrylate ester cyclizine cyclohexanol cyclonite (RDX) cyclopropane

128

kolostrum keracunan tembaga koproporfirin racun korosit kresol keracunan minyak kroton kurare keracunan kurare keracunan sianida ester sianoakrilat siklizina sikloheksanol siklonit (RDX) siklopropana

D

diethylstilbestrol dietilstilbestrol

129

E

electrophoresis electroforesis

130

fibrin ficin fluorescein fluorescency microsopy FMN (flavin monunuckotide) forensic forensic medicine forensic pathhology forensic science forensic serology forensic toxicology fortracin fosfomycin freeze-drying fumagillin

F

fibrin tis in tluoresein rnikroskopi tluoresensi FMN (flavin rnononukleotida) forensik kedokteran forensik patologi forensik ilrnu forensik serologi forensik toksikologi forensik Fortrasin fosfornisin pengeringbeluan furnagilin

131

gelsemine glutamic acid glutamine glutathione glycocholic acid glycolysis gram-negative gramicidin guanine guanosine guanosine monophosphate guanosine phosphate guanosine phospharic acid guanylic acid

G

gelsernina asarn glutarnat glutarnina glutation asarn glikokolat glikolisis grarn-negatif grarnisidin guanina guanosina guanosina rnonofosfat guanosina fosfat asarn guanosina fosfat asarn guanilat

132

hematoporphyrin hexestrol histamine histidine histone hydrabamine penicillic hydralazine hydrochloride 'hydroxyproline

H

hematoporfirin heksestrol histamina histidina his ton hidrabamina penisilin hidralazina hidroklorida hidroksiprolina .

133

·.: :~ : . . . ..

ignootine immunoassay immunodiffusion technique lndocin indomethacin inosine inositol intron isoelectric focusing isolation techniques isolencine isotonic

I

134

ignotina penetapan kadar irnunologi teknik imunodifusi Indocin indometasin inosina inositol intron pemfokusan isoelektrik teknik isolasi isolensina isotonik

lactalbumin laetrile lecithin lencine leukotriene luciferin

L

laktalbumin lactrila lesitin lensina leukotriena lusiferin

135

. ·· .. · .·

meconium · mercury chloride poisoning

mercury poisoning metabolised drug metallic poisoning metha(/ualone methemoglobinemia methoxychlor methyl bromide poisoning methyl chloride poisoning

· · methyl salicylate poisoning . mexiletine · mianserin

mictodiffusion method Millon's reagent milk test Minmata disease MNS blood group monoamine oxidase inchubitor moperone morphine glucuronide morphine poisoning mummification mushroom poisoning mustard gas poisoning

M

mekonium, tahi gagak keracunan merkurium klorida keracunan merkurium obat termetabolisme keracunan logam metakualon metemogobinemia metoksiklor keracunan metil bromida keracunan metil klorida keracunan metil salisilat meksiletina mianserin metode mikrodifusi reagen Millon uji susu penyakit Minmata golongan darah MNS penghambat monoamina oksidase moperon morfina glukuronida keracunan morfina mumifikasi keracunan jamur keracunan gas mustard

136

nalidixic acid naphtalene poisoning naphtol poisoning narcotic lung needle mark nerve gas neutron activation analysis nickel poisoning nitrite poisoning nitrobenzene poisoning nitrigen dioxide poisoning nitrogen mustard poisoning nitroglycerine poisoning nitrous oxide poisoning non-alkaloid organic poison nonvolatile organic poison nonsecretor nutmeg oil poisoning

N

asam nalidiksat keracunan naftalena keracunan naftol paru narkotik jejas jarum gas saraf analisis pengaktifan neutron . keracunan nikel keracunan nitrit keracunan nitrobenzena keracunan nitrogen dioksida keracunan nitrogen mustard keracunan nitrogliserin keracunan dinitrogen oksida racun organik non-alkaloid racun organik takasiri nonsekretor keracunan minyak pala

137

oil of rue poisoning oil of savin poisoning oil of thyme poisoning opium organic corrosive poisoning organophosphorus compound osmium poisoning Oubain oxalic acid poisoning oxidation test oxycodone oxymorphone

0

keracunan minyak ruta keracunan minyak savin keracunan minyak timus candu; opium keracunan bahan organik korosif senyawa organofosforus keracunan osmium Oubain keracunan asam oksalat uji oksidasi oksikodon oksimorfon

138

Pan test paneolus paraffin hydrocarbons poison-

ing paraldehyde poisoning paraquate poisoning PCP metabolite petroleum distillate poisoning pharmacokinetics phenacetin phenacetine poisoning pheniramine maleate phenobarbital poisoning phenol poisoning phenolphthalein test phenylenediamine poisoning phenylhydralizine sodium nitropuside test phloro g luc inol-cyclopentanol

test pholcodine phosgene poisoning phospate organic insecticida phosphine poisoning

p

uji Pan paneulus keracunan hidrokarbon parafin

keracunan paraldehida keracunan parakuat rnetabolit PCP (pentaklorofenol) keracunan distilat rninyak burni fannakokinetika fenasetin keracunan fenasetin fenirarnina rnaleat keracunan fenobarbital keracunan fenol uji fenolftalein keracunan fenilenadiarnina uji sodium nitroprusida fenilhidralazina uji floroglusionol-siklopentanol

folkodina keracunan fosgen insektisida organofosfat keracunan fosfina

139

phosphaglucomutase phosporus poisoning physostigmine poisoning pica picrid acid poisoning picrotoxin poisoning pilocarpine poisoning pitutrin poisoning plasma level

. plasmochine poisoning platinum poisoning podophyllum poisoning poison ivy poison sumac poisoning incident poisoning treatment poisonous plant polymorphic isoenzyme system potassium bitartrate poisoning potassium carbonate poisoning potassium chlorate poisoning potassium cyanide poisoning potassium dichromate poisoning potassium hydroxide poisoning potassium nitrate poisoning potasium permanganate poiso-

ning potassium sulfate poisoning primrose irritant plant procaine poisoning prontosil poisoning propane poisoning propoxur poisoning proporyphene propyl alkohol poisoning protriptyline protoporphyrin ---->

140

fosfaglukomutase keracunan fosforus keracunan fisostigmina pika keracunan asam pikrat keracunan pikrotoksin keracunan pilokarpina keracunan pitutrin kadar plasma keracunan plasmokin keracunan platinum keracunan podophyllum sanggah upas; Rhus sumak racun insiden keracunan pengobatan keracunan tumbuhan beracun sistem isoenzim polimorfik keracunan potassium bitartrat keracunan kalium karbonat keracunan kalium klorat keracunan kalium sianida keracunan kalium dikromat keracunan kalium hidroksida keracunan kalium nitrat keracunan kalium permanganat

keracunan kalium sulfat tanaman iritan Primula keracunan keracunan prokaina keracunan prontosil keracunan propana keracunan propoksur propoksifena keracunan propil alkohol protriptilina protoporfirin ----> propoxyfena

prussian blue reaction psilocin psilocybin psychotrine PT AH staining

Puranen test pyramidone poisoning pyridine poisoning pyrithyldione pyrocatechol pyrogalol poisoning

141

reaksi biru prusia psilosin psilosibin psikotrina pewamaan PT AH (Phospho Thung-

stic acid H ematoxilin ) uji Puranen keracunan piramidon keracunan piridina piritildiona pirokatetekol keracunan pirogalol

qualitative method quantitivate method quicklime poisoning quanidine poisoning quinine poisoning

Q

142

metode kualitatif metode kuantitatif keracunan kapur tohor keracunan kuanidina keracunan kuinina

radium poisoning red-cell Levis typing Reinsch test · rhodamine solution rhodanase Rhubarb toxid action Rhus poisoning Russula emetica poisoning

R

keracunan radium penggolongan sel darah merah Levis uji Reinsch larutan rodamina rodanase efek toksik Rhubarb keracunan Rhus keracunan Russula emetika

143

'1.

s

saffron poisoning keracunan Crocus salycilism salisilisme salvarsan poisoning keracunan salvarsan sanocrysin poisoning keracunan sanokrisin santonin poisoning keracunan santonin scorpion poisonous sting sengatan beracun kalajengking scuba death kematian scuba sedative-hypnotics hipnotika sedatif semen mani; semen serum-group sistem sistem golongan serum shellfish poisoning keracunan kerang siderophilin siderofilin silver nitrate poisoning keracunan perak nitrat smokeless powder mesiu nirasap sneeze gas gas bersin sodium azide-iodine reaction reaksi sodium azida iodin sodium carbonate poisoning keracunan natrium karbonat sodium chloride poisoning keracunan natrium klorida sodium cyanide poisoning keracunan natrium sianida sodium fluoride poisoning keracunan natrium fluorida sodium hydroxide poisoning keracunan natrium hidroksida sodium hypochlorite poisoning keracunan natrium hipoklorit sodium iodide poisoning keracunan natrium iodida sodium nitrate poisoning keracunan natrium nitrat

144

sodium nitrite poisoning sodium nitropuside piperidine

test sodium malts poisoning sparteine poisoning spelter poisoning spider poisonous bite Strophanthus poisoning sulfide method sulfonamide poisoning sulj?nethemoglobin sulfur dioxide poisoning sulfuric acid poisoning superoxide dismutase sympathomimetic drug

145

keracunan natrium nitrit uji natrium nitroprusida piperidina

keracunan garam natrium keracunan sparteina keracunan spelter gigitan beracun laba-laba keracunan Strophanthus metode sulfida keracunan sulforiamida sulfmethemoglobin keracunan sulfur dioksida keracunan asam sulfat superoksida dismutase obat simpatomimetik

Takayama test tatoo taxus poisoning Teichmanu hemin test TEL tellurium poisoning temik poisoning tetrachlorethane poisoning ·tetronal poisoning thallium poisoning thebaine therapentic level thin layer chromatography thiocynate poisoning thiourea poisoning thoratrast thymol poisoning thyroxin poisoning Tiber and Gettler test tin poisoning tobacco poisoning too/mark toxaphene toxic compund

T

uji Takayama rajah; tato keracunan taksus uji hemin Teichmanu tirnbel totraetil; TEL keracunan telurium keracunan temik keracunan tetrakloretana keracunan tetronal keracunan talium tebaine kadar terapentik kromatografi lapis tipis keracunan tiosianat keracunan tiourea toratras keracunan timol keracunan tiroksin uji Tiber dan Gettler keracunan timah keracunan tembakau jelas alat toksafena senyawa toksik

146

toxic symton toxicity toxicological analysis toxicologist toxicology protocol trece evidence tricyclic antidepressant trional poisoning turpentine poisoning

147

gejala toksik toksisitas analisis toksikologis ahli toksikologi protokol toksikologi bukti kelumit antidepresan trisiklik keracunan trional keracunan terpentin

uranium poisoning urine

u

148

keracunan uranium urine; air kencing

Van Slyhe test vanadium poisoning vetratrum sp poisoning vesicant volatile poison vomitus

v

uji Van Slyhe keracunan vanadium keracunan vetratrum sp pelepuh racun asiri muntah

149

wagerna.ar hemin test war gasses poisoning water hemlock poisoning whole-blood ABO typing widmark factor widmark test wristdrop

w

uji hemin wagenaar keracunan gas perang keracunan air cemara penggolongan ABO darah lengkap faktor widmark uji widmark tangan lelai

150

y

Y-jluorescent body badan pendar-fluor-Y

151

zenlur formol solution zinc chloride poisoning zinc poisoning zinc sulfate poisoning

z

larutan fonnol zenlur .keracunan zink klorida keracunan zink keracunan zink sulfat

152

DAFTAR PUSTAKA

Ballantyne, B, 1974, Forensic Toxicology, Bristol: John Wright and Sons Limited.

Baselt, R.C. Disposition of Toxic Drugs and Chemical in Man. Second edition. Davis, California: Biomedical Publications.

Budiyanto, A. et al. 1982. Kejahatan Seks dan Aspek Medikologikal Gangguan Psikoseksual. Jakarta: Kalman Media Pustaka.

Camps, F.E. 1976. Gradwohl's Legal Medicine and Toxicology, New Yorlc Pergamon Press.

Davies, Geoffrey. Forensic Science. Second edition, Revised and ex­panded.

Dreisbach, R.H. Handbook of Poisoning. Eleventh edition. Maruzen Asian Edition.

Gonzales, T.A. et al. Lagel Medicine:· Pathology and Toxicology. New York: Appleton-Century-Crots, Inc.

Grant & Hackh' s Chemical Dictionary. Firth edition.

Hawley~'s Condensed Chemical Dictionary. Eleventh edition. New York: van· Nostrand Reinhold _Company.

Me "<~raw-Hill. Dictionary of Scientific and Technical Terms, Me Graw­I:Iill Book Company, Second edition.

153

. _~

·:l

-

154

The Condensed Chemical Dictionary, Ninth edition van Nostrand Rein­hold.

The Pesticide Manual, 1987, A Word Compendium, The British Crop Protection Counsil, 8 th edition .

~.' .

··l


Recommended