Date post: | 04-Feb-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | khangminh22 |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
MEMO HUKUM
SRI JULIANTI HUSEIN
KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN BENTUK HUKUM BANK R AKYAT INDONESIA MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN TERHAOAP KEPENGURUSAN DAN SUMBER
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA S U R A B A Y A
1994
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
KONSEKUENSI yURIDIS PERUBAHAN BENTUK HUKUH
BANK KAKyAT INDONESIA HENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN
TERHADAP KEPENGURUSAN DAN SttMBER DAyA HANUSIANyA
MEMO HUKUH
DIAJUKAN SEBAGAI PENULISAN SKRIPSI
PROGRAM SARJANA BIDANG ILMU HUKllM
A. QEXAR WONGSODIWIRJO, S.H
NIP. 130325843 NIH. 039013163
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
TIM PENGUJI
KETUA
SEKRETARIS
ANGGOTA
MEMO HUKUM INI TELAH DXUJI
PADA TANGGAL 25 3ANUARI 1994
TERDIRI DARI :
SAMZARI BOENTORO, S.H.
: Dra.H.SOENDARI KABAT, S.H.
*>v: 1. A. OEMAR WONGSODIWIRJO, S
2. DJOKO SLAMET. S.H.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyeiesaikan memo
hukum ini.
Sebagai suatu tugas dalam rangka memenuhi
persyaratan dalam menempuh ujian akhir untuk mendapatkan
gelar sarjana hukum, maka penulisan memo hukum ini
mempunyai arti yang sangat penting bagi saya, yaitu
sebagai tambahan modal dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan di tengah-tengah masyarakat nantinya.
Mengingat hal tersebut di atas, maka dengan
segala upaya yang ada, saya telah berusaha semaksimal
mungkin agar memo hukum ini dapat memberikan manfaat
seperti yang diharapkan. Tetapi saya menyadari bahwa
kemampuan dan pengetahuan yang saya miliki sangat
terbatas sehingga hasilnya perlu penyempurnaan.
Walaupun sederhana, saya yakin bahwa memo hukum
ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, oleh karena itu, pada kesempatan ini
saya menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Frans Limahelu, S.H., LLM, selaku Dekan
Fakultas Hukum Universitas Airlangga,
2. Bapak Ansor Oemar Wongsodiwirjo, S.H., selaku dosen
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
pembimbing saya, yang membimbing saya menyelesaikan
memo hukum ini,
3. Para tim penguji, yang telah meluangkan waktunya
untuk saya,
4. Bapak Suharyoto S.H., selaku Pimpinan PT. BRI (Perse
ro), yang telah roengijinkan saya melakukan survey.di
PT. BRI (Persero) Cabang Sidoarjo,
5. Bapak Suharto, selaku Marketing Lending Officer (MLO)
PT. BRI (Persero) Cabang Sidoarjo, yang telah berse-
dia memberikan informasi dan data-data yang saya per-
lukan untuk menyelesaikan memo hukum ini,
6. Bapak Ibnu Husein, selaku Kepala Seksi Porto Folio
Kredit PT. BRI (Persero) Cabang Sidoarjo yang berse-
dia memberikan waktu sehingga saya berkesempatan
untuk melakukan wawancara dan pengumpulan data,
7. Papa, mama dan kakak saya tercinta, yang telah menga-
suh, membimbing dan memberikan dorongari semangat
dalam menyelesaikan memo hukum ini,
8. Mas Agus tercinta, yang selalu memberikan dorongan
sehingga memo hukum ini dapat saya selesaikan
tepat pada waktunya,
9. Rekan-rekan lainnya yang tidak mungkin saya sebutkan
satu-persatu, yang telah banyak membantu saya untuk
menyelesaikan memo hukum ini.
i i
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
Akhir kata, saya persembahkan memo hukum ini
kepada almamater tercinta Fakultas Hukum Universitas
Airlangga, juga kepada semua pihak yang memerlukannya.
Surabaya, Januari 1994 Penyusun,
Sri Julianti Husein
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
ABSTRAK
Dengan semakin berkembangnya kegiatan ekonomi masyarakat, permasalahan yang
sering timbul ialah kebutuhan akan modal, karena sebagian besar para pelaku ekonomi di
Indonesia masih belum mempunyai modal yang memadai. Keberadaan bank sebagai salah
satu sektor usaha perekonomian ikut memberi andil yang cukup besar dalam pembangunan
nasional. Perkembangan perbankan mempunyai hubungan yang erat sekali dengan
pertumbuhan perekonomian nasional, dan setiap bentuk kegiatan lembaga perbankan
menunjukkan adanya suatu usaha kemajuan perdagangan yang lebih lanjut akan
mempengaruhi pula perekonomian nasional.
Peranan perbankan dalam menunjang perekonomian nasional terlihat dari fungsi bank
sebagai alat pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi dan stabilitas keuangan.
Sehubungan dengan itu, maka peranan perbankan diharapkan dapat lebih ditingkatkan, baik
dari segi kualitas maupun dari segi kuantitasnya, oleh karena itu stabilitas perekonomian dan
keuangan akan dapat tercapai apabila bank dapat melaksanakan fungsinya dengan sebaik-
baiknya.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
DAFTAR IS I
halaman
KATA PENGANTAR............................................ . i
DAFTAR ISI.................................... ............ iv
I . Uraian Fakta..........................................1
II. Permasalahan..........................................5
III. Dasar Hukum........................................... 5
IV. Pembahasan............................................ 6
1. Susunan organ/alat perlengkapan PT. BRI (Per-
sero).............................................. 6
a . Pe nguru s/Dir eksi................... ........... 6
b. Komisaris..................................... 10
c. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)........... 15
2. Pengaruh perubahan bentuk hukum Bank Rakyat,
Indonesia menjadi Perusahaan Perseroan ter-
hadap sumber daya marvusianya................... 18
V. Kesimpulan/Saran-saran............................. 25
DAF*. AR BACAAN
LAMPIRAN
i v
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
I. Uraian Fakta
Tujuan pembangunan nasional adalah untuk mencip-
takan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila
yang telah ditegaskan dalam Garis-garis Besar Haluan Ne
gara. Untuk melaksanakan pembangunan nasional Pemerintah
melaksanakan Pembangunan Jangka Panjang yang dilakukan
secara bertahap dengan program yang sudah terencana
dalam REPELITA. Titik berat Pembangunan Jangka Panjang
adalah pembangunan bidang ekonomi dengan sasaran utama
terwujudnya struktur ekonomi yang seimbang, dimana ter-
dapat kemampuan dan kekuatan pertanian dan industri yang
tangguh. Sehingga kemakmuran yang diharapkan bukanlah
kemakmuran hanya untuk suatu golongan atau sebagian dari
masyarakat saja, tetapi kemakmuran ini harus benar-benar
dirasakan oleh seluruh rakyat sebagai perbaikan tingkat
hidup.
Dengan semakin berkembangnya kegiatan ekonomi
masyarakat, permasalahan yang sering timbul ialah kebu-
tuhan akan modal, karena sebagian besar para pelaku
ekonomi di Indonesia masih belum mempunyai modal yang
memadai. Keberadaan bank sebagai salah satu sektor usaha
perekonomian ikut memberi andil yang cukup besar dalam
pembangunan nasional. Perkembangan perbankan mempunyai
hubungan yang erat sekali dengan pertumbuhan perekonomi
an nasional, dan setiap bentuk kegiatan lembaga perban-
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
2
kan menunjukkan adanya suatu usaha kemajuan perdagangan
yang lebih lanjut akan mempengaruhi pula perekonomian
nasional.
Peranan perbankan dalam menunjang perekonomian
nasional terlihat dari fungsi bank sebagai alat pemerin-
tah untuk menjaga stabilitas ekonomi dan stabilitas
keuangan. Sehubungan dengan itu, maka peranan perbankan
diharapkan dapat lebih ditingkatkan, baik dari segi kua-
litas maupun dari segi kuantitasnya, oleh karena itu
stabilitas perekonomian dan keuangan akan dapat tercapai
apabila bank dapat melaksanakan fungsinya dengan sebaik-
baiknya.
Dalam pasal 5, 8 dan 9 Undang - undang Nomor 14
Tahun 1967 tentang Pokok - pokok Perbankan ( selaruutnya
disingkat Undang - undang Perbankan 1967 ) dinyatakan
bahwa, untuk bank umum dalam undang-undang ini bentuk
hukum yang diperkenankan untuk mendirikan bank adalah
Bank Umum milik Negara. Bank Umum Swasta dan Bank Umum
Koperasi. Salah satu dari Bank Umum milik Negara adalah
Bank Rakyat Indonesia ( selanjutnya disingkat BRI ) yang
didirikan berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1968
tentang Bank Rakyat Indonesia. Status hukum BRI adalah
sebagai perusahaan negara yang mempunyai status khusus
yang didirikan berdasarkan undang - undang secara khusus
atau disebut juga sebagai Badan Usaha Milik Negara se-
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
3
lanjutnya disingkat BUMN )
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa
perbankan maka landasan gerak perbankan yang ada dirasa-
kan sudah saatnya diadakan penyesuaian agar mampu mengi-
kuti perkembangan jasa perbankan. Sehubungan dengan hal
itu, maka pembinaan dan pengawasan perbankan serta
landasan gerak perbankan yang didasarkan pada ketentuan
Undang - undang Perbankan 1967 perlu dikembangkan dan
disempurnakan. Oleh karena itu lahirlah Undang - undang
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan ( selanjutnya
disingkat Undang-undang Perbankan 1992 ).
Kelahiran Undang - undang Perbankan 1992 telah
merubah tata perbankan nasional. Perubahan dan
penyempurnaan tersebut dimaksudkan agar perbankan mampu
berperan lebih baik dalam mendukung pembangunan nasio
nal. Dalam rangka penyempurnaan tata perbankan nasional,
salah satu langkah yang ditempuh adalah penyederhanaan
jenis bank. Hal ini tercermin dalam pasal 5 ayat (1)
Undang - undang Perbankan 1992 yang menyatakan bahwa
menurut jenisnya bank terdiri dari Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat.1 ' —Philipus M. Hadjon, P.J.J. van Buuren, Pencrantar
Hukum Administrasi Negara Indonesia. cet.I, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1993, h. 195.
1
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
4
Selanjutnya dalam pasal 21 ayat (1) Undang-undang
Perbankan 1992 dinyatakan bahwa bentuk hukum suatu Bank
Umum dapat berupa salah satu dari : Perusahaan Perseroan
(PERSERO); Perusahaan Daerah; Koperasi dan Perseroan
Terbatas. Sehubungan dengan hal itu Bank Rakyat Indone
sia sebagai Bank Umum yang didirikan berdasarkan undang-
undang harus menyesuaikan bentuk hukumnya. Bentuk hukum
selanjutnya yang dianggap tepat bagi BRI adalah Perusa
haan Perseroan (PERSERO) sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969 dan Peraturan Pemerin-
tah Nomor 12 Tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan
yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1972.
Sebagai dasar peralihan bentuk hukum BRI ialah
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1992 tentang Penye-
suaian Bentuk Hukum Bank Rakyat Indonesia menjadi Peru
sahaan Perseroan (PERSERO). Pelaksanaan pendirian Peru
sahaan Perseroan bagi BRI telah dilaksanakan dengan Akta
Notaris Nomor 133 tanggal 31 Juli 1992 yang dibuat oleh
dan di hadapan Muhani Salim S.H., Notaris di Jakarta.
Dengan berubahnya bentuk hukum BRI menjadi Perusahaan
Perseroan, maka secara yuridis penyebutan bagi BRI seba
gai Persero adalah Perusahaan Perseroan PT. Bank Rakyat
Indonesia atau kemudian disingkat P T . Bank Rakyat Indo-
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
5
nesia (PERSERO)
II. Permasalahan
Dengan adanya perubahan bentuk hukum menjadi
Perusahaan Perseroan membawa berbagai konsekuensi
yuridis bagi Bank Rakyat Indonesia. Berkaitan dengan hal
tersebut, maka permasalahan yang akan dibahas adalah :
1. Bagaimana susunan organ/alat perlengkapan dalam Bank
Rakyat Indonesia sebagai Perusahaan Perseroan ?;
2. Sejauh raanakah pengaruh perubahan bentuk hukum Bank
Rakyat Indonesia menjadi Perusahaan Perseroan terha-
dap sumber daya manusianya ?.
III. Dasar Hukum
Dasar hukum yang digunakan dalam penulisan Memo
Hukum ini adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1968 tentang Bank Rakyat
Indonesia;
2. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pe-
nyesuaian Bentuk Hukum Bank Rakyat Indonesia menjadi
Perusahaan Perseroan;
4. Kitab Undang-undang Hukum Dagang;
5. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-
^okok Perbankan;
2
Bank Rakyat Indonesia, Buku Kerja 1993.2
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
6
5. Akta Notaris Nomor 133 tanggal 31 Juli 1992 yaitu
Anggaran Dasar PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero);
6. Surat Edaran Kanpus BRI tanggal 27 Agustus 1993 NOSE:
S .89-DIR/0RG/8/1993 tentang Pedoman Perhitungan For-
masi Pegawai Kantor Cabang Bank Rakyat Indonesia;
7. Surat Keputusan Direksi BRI NOKEP : S .1-DIR/0RG/1/
1993 tentang Klasifikasi Kantor - kantor Cabang Bank
Rakyat Indonesia Tahun 1992.
IV. Pembahasan
1. Susunan organ/alat perlengkapan PT. BRI (Persero)
Dengan perubahan bentuk hukum BRI menjadi Perusa
haan Perseroan, maka susunan organ/alat perlengkapan BRI
sebagai Perusahaan Perseroan adalah identik dengan susu
nan .organ/alat perlengkapan yang dimiliki oleh suatu
Perseroan Terbatas. Karena pada hakekatnya PT. BRI (Per
sero) tiada lain merupakan suatu perseroan terbatas,
hanya saja dalam bentuk Persero dimana terdapat unsur
pemilikan saham oleh negara. Susunan organ/alat perleng
kapan PT. BRI (Persero) adalah : a. Pengurus/Direksi;
b. Komisaris;
c. RUPS.
a . Pengurus/Direksi
Perseroan terbatas merupakan suatu badan hukum
atau subyek hukum yang mempunyai hak dan kewajiban,
tetapi sebagai halnya suatu kreasi hukum yang secara
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
7
fisik dan psikis tidak dapat bertindak sendiri, maka
perlu diwakili dengan sah. Adapun lembaga yang ditunjuk
oleh hukum untuk mewakili hak dan kewajiban perseroan3
adalah Pengurus . Hal ini dinyatakan dalam pasal 44 ayat
(1) KUHD bahwa tiap-tiap perseroan terbatas harus diurus
oleh beberapa pengurus. Pengurus merupakan pimpinan
sehari-hari dari suatu perseroan terbatas. dan biasanya
disebut Direksi.
Setelah berubah menjadi perusahaan perseroan,
maka kepengurusan dalam PT. BRI (Persero) dilakukan dan
dipimpin oleh Direksi. Direksi PT. BRI (Persero) terdiri
dari seorang Direktur Utama dan 5 (lima) orang Direktur.
Direksi inilah yang menjadi pimpinan P T . BRI (Persero)
sehari-hari dan merupakan perwakilan dari PT. BRI (Per
sero) sebagai badan hukum yang mempunyai eksistensi
terpisah dari pemegang saham. Sebelum berubah menjadi
perusahaan perseroan, kepengurusan dalam BRI juga dilak-
sanakan dan dipimpin oleh Direksi. Dengan demikian
walaupun BRI telah berubah menjadi perusahaan perseroan,
namun dalam hal kepengurusan PT. BRI (Persero) tetap
dipimpin oleh Direksi, seperti halnya pada masa BRI
sebagai BUMN sebelum berubah menjadi perusahaan persero-
3R.T. Sutantya R. Hadikusuma S.H., dan Dr. Suman-
toro, Penaertian Pokok Hukum Perusahaan, cet. I. Rajawa- li Pers Jakarta. 1991, h. 71-72.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
8
an. 'Sehingga dalam hal siapa yang menjalankan kepenguru-
san BRI sebelum dan sesudah menjadi perusahaan perseroan
tidak ada perbedaan, yaitu dilakukan dan dipimpin oleh
Direksi.
Sebelum menjadi perusahaan perseroan, Direksi BRI
bertugas untuk menentukan kebijaksanaan dalam pengurusan
(manajemen) serta mewakili BRI di dalam dan di luar
pengadilan. Setelah menjadi perusahaan perseroan, maka
tugas Direksi PT. BRI (Persero) menjadi bertambah luas
dan kompleks sebagaimana diatur dalam KUHD dan Anggaran
Dasarnya. Pada dasarnya tugas Direksi PT. BRI (Persero)
adalah berkisar pada : mengurus segala urusan PT ( mema-
nage ); menguasai. memindahtangankan dan mengelola keka-
yaan P T ; serta melakukan perwakilan di muka dan di luar
pengadilan. Oleh karena itu perubahan menjadi perusahaan
perseroan membawa konsekuensi tugas Direksi PT. BRI
(Persero) menjadi lebih luas dan kompleks dibanding
dengan tugas Direksi BRI sebagai BUMN.
Dalam menentukan kebijaksanaan pengurusan, Direk
si BRI (BUMN) tidak hanya memperhatikan kepentingan eko-
nomi perusahaan saja, akan tetapi juga harus memperhati
kan pedoman - pedoman/petunjuk - petunjuk Bank Indonesia
dalam pelaksanaan kebijaksanaan ekonomi moneter dan
Pemerintah. Hal ini dapat dipahami sebab BRI merupakan
sal ah satu dari 7 (tujuh) bank pemerintah yang mempunyai
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
9
status sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sehingga
dalam pengelolaan/pengurusannya BRI terikat pada kebi-
jaksanaan yang ditentukan oleh Pemerintah selaku pemilik
BRI.
Sebagai perusahaan perseroan maka PT. BRI (Perse
ro) sekarang selain mempunyai fungsi sebagai agen pemba
ngunan ( Agent of Development ) juga berfungsi sebagai
badpin usaha yang berorientasi pada pemupukan keuntungan
( profit oriented ) atau sebagai alat untuk mencari
sumber keuangan negara. Oleh karena itu dalam pengelola
an/pengurusannya harus lebih profesional dan didasarkan
pada pertimbangan komersial. Sebagai perusahaan persero
an maka Direksi PT. BRI (Persero) memiliki keleluasaan
dalam mengambil kebijaksanaan dan tidak lagi sepenuhnya
menggantungkan pada keputusan Pemerintah, walaupun kebi-
jaksanaan Pemerintah masih tetap menentukan. Sehingga
peranan Pemerintah lebih menekankan kepada pengawasan
arah kegiatan ekonomi P T . BRI (Persero) dan pengelolaan/
pengurusan dalam BRI setelah menjadi perusahaaan perse
roan lebih mandiri daripada pengelolaan/pengurusan BRI
sebelum menjadi perusahaan perseroan.
Sebelum menjadi perusahaan perseroan Direksi BRI
diangkat dan diberhentikan oleh Pemerintah. Setelah
menjadi perusahaan perseroan Direksi PT. BRI (Persero)
yang pertama diangkat oleh Menteri Keuangan selaku
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
10
pendiri setelah mendapat persetujuan Presiden.
Pengangkatan Direksi PT. BRI (Persero) berikutnya
dilakukan oleh RUPS dari calon-calon yang diajukan
Menteri Keuangan selaku pemegang saham setelah mendapat
persetujuan Presiden ( pasal 5 ayat 3 PP Nomor 21 Tahun
1992 ). Dengan demikian walaupun BRI telah berubah
menjadi perusahaan perseroan namun Pemerintah memandang
masih perlu ikut menentukan siapa-siapa yang menjadi
pimpinan PT. BRI (Persero).
Dengan demikian walaupun BRI telah berubah
menjadi perusahaan perseroan, namun peran Pemerintah
masih tetap dominan. Hal ini dapat dipahami sebab sampai
saat ini Pemerintah masih tetap menjadi pemegang saham
mayoritas dalam PT. BRI (Persero). Sehingga kemandirian
BRI sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sudah
menjadi perusahaan perseroan bergantung pada besarnya
saham yang dimiliki Pemerintah. Karena dengan Pemerintah
tetap sebagai pemegang saham mayoritas, maka Pemerintah
pula yang akan menetapkan kebijaksanaan pengelolaan/
pengurusan PT. BRI (Persero).
b. Komisaris
Mengenai komisaris ini pasal 44 ayat (1) KUHD
menyatakan bahwa pengurus PT diawasi atau tidak diawasi
oleh komisaris. Sehingga keberadaan komisaris dalam
suatu perseroan tidak diharuskan. Apabila dikehendaki
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
11
adanya komisaris, maka jumlahnya harus lebih dari satu.
Karena pada umumnya perseroan terbatas merupakan suatu
usaha yang bermodal besar, mempunyai tanggung jawab dan
risiko yang besar pula. Oleh karena itu jika hanya ada3
seorang komisaris saja tidak akan memadai . Tetapi dalam
praktek ada juga suatu perseroan terbatas yang hanya
mempunyai seorang komisaris, dalam hal ini merupakan
perkecualian.
Dewan komisaris PT. BRI (Persero) bertugas
melakukan pengawasan terhadap pengelolaan perusahaan,
serta pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan-
ketentuan anggaran dasar dan keputusan-keputusan RUPS.
Menurut pasal 15 Anggaran Dasar PT. BRI (Persero) Dewan
Komisaris mempunyai tugas antara lain :
a. melakukan pengawasan atas jalannya pengurusan dan
pengelolaan Perseroan oleh Direksi;
b. memeriksa buku-buku, dokumen-dokumen serta kekayaan
Perseroan, memasuki bangunan - bangunan atau tempat-
tempat lain yang dikuasai oleh Perseroan;
c. memberhentikan untuk sementara anggota Direksi dengan
disertai alasan-alasan pemberhentiannya;
d. mengurus Perseroan untuk sementara waktu dalam hal
Perseroan tidak mempunyai anggota Direksi.
4 ~Purwosutjipto, Penqertian Pokok Hukum Daqang In
donesia 2 . cet. IV, Djambatan, 1986, h. 154.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
12
Atas pelaksanaan tugas-tugas tersebut di atas, Dewan
Komisaris bertanggungjawab kepada Menteri Keuangan
selaku pemegang saham.
Dewan Komisaris PT. BRI (Persero) terdiri dari
seorang Komisaris Utama dan 2 (dua) orang Komisaris.
Pengangkatan 'Dewan Komisaris PT. BRI (Persero) yang
pertama dilakukan oleh Menteri Keuangan setelah mendapat
persetujuan Presiden. Pengangkatan Dewan Komisaris PT.
BRI (Persero) berikutnya dilakukan oleh RUPS dari calon-
calon yang diajukan Menteri Keuangan selaku pemegang
saham setelah mendapat persetujuan Presiden (pasal 5
ayat 3 PP Nomor 21 Tahun 1992).
Dewan Komisaris PT. BRI (Persero) diangkat untuk
waktu 3 (tiga) tahun. Masa jabatan Dewan Komisaris ini
lebih pendek dibanding dengan masa jabatan Direksi/
yaitu 5 (lima) tahun. Hal ini dibuat demikian dengan
tujuan untuk menjaga obyektivitas dan kemandirian di
dalam pelaksanaan tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris.
Sebelum berubah menjadi perusahaan.perseroan, BRI
juga mempunyai lembaga yang bertugas melakukan
pengawasan terhadap pengurusaan yang dilakukan oleh
Direksi. Lembaga tersebut adalah Dewan Pengawas. Dewan
Pengawas ini juga bertugas untuk mengawasi dan menjaga
agar ketentuan-ketentuan untuk mengatur dan mengurus BRI
dijalankan sebagaimana mestinya. Dewan Pengawas juga
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
13
berhak memeriksa buku-buku dan surat-surat BRI. Selain
Dewan Pengawas, Bank Indonesia juga mengadakan
pengawasan dan blmbingan terhadap pengurusan BRI (pasal
18 ayat 1 Undang-undang Nomor 21 Tahun 1968).
Dengan demikian setelah menjadi perusahaan
perseroan maka pengawasan terhadap pengelolaan/penguru-
san PT. BRI (Persero) dilakukan oleh Dewan Komisaris.
Sedangkan sebelum menjadi perusahaan perseroan tugas
pengawasan tersebut dilakukan oleh Dewan Pengawas.
Tugas Dewan Komisaris lebih luas dibanding dengan
tugas Dewan Pengawas. Hal ini dapat kita lihat bahwa
Dewan Komisaris berhak memberhentikan untuk sementara
anggota Direksi yang melakukan tindakan yang bertentang-
an dengan Anggaran Dasar atau melalaikan kewajibannya.
Demikian pula apabila PT. BRI (Persero) tidak mempunyai
satupun anggota Direksi, maka Dewan Komisaris untuk
sementara menjalankan pekerjaan Direksi untuk mengurus
Perseroan. Hal ini berbeda dengan tugas Dewan Pengawas
yang hanya berkisar pada pengawasan oleh Direksi dan
pengawasan terhadap ketentuan-ketentuan mengenai pengu
rusan bank agar berjalan sebagaimana mestinya. Dewan
Pengawas hanya mengawasi, tetapi tidak berhak untuk
mengambil tindakan apabila terjadi pelanggaran terhadap
ketentuan-ketentuan tersebut.
Setelah menjadi perusahaan perseroan, pengawasan
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
14
yang dilakukan oleh Dewan Komisaris merupakan pengawasan
dalam arti luas. Karena Dewan Komisaris tidak hanya
bertugas mengawasi, tetapi juga ikut serta dalam pengu-
rusan PT. BRI (Persero) dan berhak memberhentikan anggo
ta Direksi yang bertindak bertentangan dengan Anggaran
Dasar. Sedangkan pengawasan yang dilakukan oleh Dewan
Pengawas adalah pengawasan dalam arti sempit, dimana
Dewan Pengawas hanya bertugas mengawasi saja tanpa boleh
ikut dalam kepengurusan BRI, dan Dewan Pengawas tidak
berhak mengambil tindakan apabila Direksi di dalam
menjalankan tugasnya bertentangan dengan ketentuan-
ketentuan yang mengatur tentang pengurusan BRI.
Sehubungan dengan pengawasan dalam arti luas
tersebut, maka Dewan Komisaris tidak boleh merangkap
jabatan lain pada perusahaan lain karena dikhawatirkan
akan terjadi pertentangan kepentingan secara langsung
maupun tidak langsung dengan kepentingan PT. BRI (Perse
ro) . Hal ini berbeda dengan Dewan Pengawas yang melaku
kan pengawasan dalam arti sempit. Tidak ada ketentuan
yang menyatakan bahwa Dewan Pengawas tidak boleh
merangkap jabatan lain. Sehingga dengan demikian Dewan
Pengawas boleh merangkap jabatan lain pada perusahaan
lain. Bahkan untuk menjadi Dewan Pengawas tidak perlu
seorang pejabat dari suatu instansi resmi.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
15
c. Rapat Umum Pemegang Sahara (RUPS)
Rapat umum pemegang saham merupakan himpunan dari
pemegang saham yang merupakan organisasi tertinggi, dan
mempunyai kekuasaan tertinggi dalam perseroan terbatas.
Dikatakan kekuasaan tertinggi sebab segala keputusan-
keputusan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan perseroan
ditentukan oleh rapat tersebut dan keputusan inilah yang
digunakan oleh pengurus perseroan sebagai dasar untuk
menjalankan perusahaan.
Meskipun keduduka.n RUPS sangat penting, tetapi
KUHD tidak banyak mengatur tentang RUPS ini. Dalam pasal
44 ayat Cl) antara lain menyatakan bahwa para pengurus
har.us diangkat oleh para pesero. Dari ketentuan inilah
diartikan sebagai adanya rapat umum pemegang saham dalam
suatu perseroan terbatas. Sedangkan untuk mengetahui
secara terperinci mengenai RUPS ini dapat kita lihat
pada anggaran dasar perseroan.
Dalam pasal 19, 20 dan 21 Anggaran Dasar P T . BRI
(Persero) dinyaatakan bahwa terdapat dua macam rapat
umum para pemegang saham, yaitu :
a. Rapat umum tahunan para pemegang saham yang d.iadakan
tiap - tiap tahun, meliputi : rapat yang diadakan
selambat-lambatnya dalam bulan Juni dan rapat yang
diadakan selambat-lambatnya pada akhir tahun buku,
sebelum tahun buku baru dimulai, untuk mengesahkan
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
16
rencana kerja dan anggaran Perseroan;
b. Rapat umum luar biasa para pemegang saham yang
diadakan setiap saat jikalau dianggap perlu oleh
Direksi atau Dewan Komisaris atas permintaan tertulis
dari Dewan Komisaris atau pemegang saham yang mewaki-
li sekurang-kurangnya 25% (duapuluh lima persen) dari
seluruh modal yang ditempatkan dalam Perseroan.
Sebagaimana diketahui bahwa sebagai perusahaan
perseroan maka modal PT. BRI (Persero) terdiri atas
saham prioritas dan saham biasa yang diterbitkan tidak
atas tunjuk. Sebab jika saham PT. BRI (Persero)
diterbitkan atas tunjuk, maka berarti akan ada sekutu
yang tidak dikenal ikut berperan dalam pengelolaan
PT. BRI (Persero). Hal ini merupakan sesuatu yang tidak
sesu-ai dengan kebi jaksanaan Pemerintah.
Dalam pasal 4 Anggaran Dasar PT. BRI (Persero)
dinyatakan bahwa modal dasar PT. BRI (Persero) ditetap-
kan sebesar R p . 5.000.000.000.000,00 (lima trilyun rupi
ah) terbagi dalam 5.000.000 (lima juta) saham ma-
sing - masing saham dengan nilai nominal sebesar
R p . 1.000,000,00 (satu juta rupiah). Dari modal dasar
tersebut telah ditempatkan dalam kas sebanyak 1.000.000
(satu juta) saham, atau sebesar Rp. 1.000.000.000.000,00
(satu trilyun rupiah) oleh para pendiri, yaitu ;
a. Negara Republik Indonesia, sebanyak 999.999 saham
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
17
atau seluruhnya seharga Rp. 999.999.000.000,00 (sem-
lanratus sembilanpuluh sembilan milyard sembi1anratus
sembi1anpuluh sembilan juta rupiah );
b. Tuan Doktorandus Oskar Surjaatmadja, Master of
Accounting Science, sebanyak 1 (satu) saham atau
seharga R p . 1.000.000,00 (satu juta rupiah).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sampai saat
ini saham PT. BRI (Persero) mayori'tas masih merupakan
milik Pemerintah. Hal ini disebabkan karena PT. BRI
(Persero) belum melaksanakan pembukaan saham kepada
masyarakat (go public). Apabila PT. BRI (Persero) telah
melaksanakan pembukaan saham kepada masyarakat, maka
masyarakat yang ikut memiliki saham PT. BRI (Persero)
akan berkumpul dalam rapat umum pemegang saham. Sehingga
PT. BRI (Persero) dapat melaksanakan rapat umum pemegang
saham sebagai organ yang mempunyai kekuasaan tertinggi
dalam PT. BRI (Persero). Dengan demikian maka PT. BRI
(Persero) telah mencapai tujuan untuk menjadi perusahaan
perseroan sebagaimana dimaksud dalam Undang - undang
Nomor 9 Tahun 1969 dan Peraturan Pemerintah Nomor 12
Tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan yang telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1972.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
18
2. Pengaruh perubahan bentuk hukum Bank Rakyat Indonesia
menjadi Perusahaan Perseroan terhadap sumber daya
manusianya.
Dengan lahirnya Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992
tentang Perbankan pada 25 Maret 1992, maka Bank Rakyat
Indonesia sebagai bank umum harus menyesuaikan bentuk
hukumnya. Bentuk hukum selanjutnya bagi Bank Rakyat
Indonesia adalah Perusahaan Perseroan (PERSERO) sebagai
mana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969 dan
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1969 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1972.
Dengan berubahnya bentuk hukum Bank Rakyat Indo
nesia menjadi Perusahaan Perseroan, maka tujuan/
orientasi PT. BRI (Persero) adalah untuk memupuk
keuntungan (profit oriented). Karena bentuk Persero ini
dimaksudkan untuk pemupukan dana bagi negara atau
sebagai alat untuk mencari sumber keuangan negara. Hal
ini berbeda dengan tujuan Bank Rakyat Indonesia sebagai
BUMN pada masa sebelum berubah menjadi perusahaan
perseroan. Sebelum berubah menjadi perusahaan perseroan,
tugas dan usaha Bank Rakyat Indonesia diarahkan kepada
perbaikan ekonomi rakyat dan pembangunan ekonomi
nasional (Agent of Development). Dengan kata lain Bank
Rakyat Indonesia sebagai salah satu Bank Pemerintah yang
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
19
bertugas melaksanakan kebijaksanaan Pemerintah.
Dengan perubahan bentuk hukum menjadi perusahaan
perseroan, maka PT. BRI (Persero) sekarang selain
berfungsi sebagai badan usaha yang berorientasi pada
pemupukan keuntungan (profit oriented) juga tetap
mengemban tugas sebagai agen pembangunan (Agent of
Development). Oleh karena itu maka PT. BRI (Persero)
harus menyelenggarakan pelayanan dan pembinaan organisa-
si yang baik. efektif, efisien dan ekonomis secara
business-zakelijk, cost-accounting principles, manage
ment effectiveness dan pelayanan umum yang baik.
Sehubungan dengan itu maka perubahan bentuk hukum
menjadi perusahaan perseroan memberi pengaruh pada
sumber daya manusia yang dimiliki P T . BRI (Persero).
Karena sebagai perusahaan perseroan yang berorientasi
pada pencarian keuntungan ( profit oriented ), maka
PT. BRI (Persero) harus dikelola dengan manajemen yang
baik dan dit.angani oleh sumber daya manusia yang
profesional. Oleh karena itu maka PT. BRI (Persero)
harus meningkatkan mutu/kualitas sumber daya manusianya.
Perubahan bentuk hukum BRI menjadi perusahaan
perseroan juga berpengaruh pada jumlah/kuantitas sumber
daya manusianya yang sangat besar, yaitu tidak kurang
dari 40.000 ( empatpuluh ribu ) orang di seluruh
Indonesia. Dengan jumlah tersebut dirasakan perlu dilak-
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
20
sanakan penyempitan atau pengurangan jumlah sumber daya
manusia, karena dengan jumlah sumber daya manusia yang
demikian besar tetapi kurang produktif merupakan ham-
batan bagi P T . BRI (Persero) dengan statusnya yang baru
sebagai perusahaan perseroan yang berorientasi pada5
pemupukan keuntungan (bank komersial) .
Untuk mengatasi masalah yang berkenaan dengan
peningkatan mutu/kualitas sumber daya manusianya PT. BRI
(Persero) melaksanakan program perencanaan sumber daya
manusia. Program tersebut antara lain yaitu program
perencanaan calon-calon staf yang dipersiapkan untuk
menerima tongkat kepemimpinan dari para pemimpin yang
terdahulu. Program ini meliputi : Jalur Staf Umum (CS.
Umum) dan Jalur Staf Specialis (CS. Spesialis). Pada
program ini calon-calon staf/calon-calon manajer mengi-
kuti pendidikan selama lebih kurang 9 (sembilan) bulan
di kantor-kantor cabang BRI (on the job training), kemu-
dian dievaluasi, ditempatkan kembali apakah di kantor
cabang, kantor wilayah atau kantor pusat. Selama pendi-
kan, calon-calon staf tersebut mendapatkan pengetahuan
dasar perbankan. Dari program ini diharapkan calon-calon
staf/manager P T . BRI (Persero) mempunyai pengetahuan
dasar perbankan yang memadai serta mempunyai wawasan
5 :Wawancara dengan Bp. Ibnu Husein, Kasie Porto
Folio Kredit PT. BRI (Persero) Cabang Sidoarjo.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
21
yang luas dan mampu bekerja dengan sikap profesional.
Sehingga dengan program perencanaan sumber daya manusia
yang dilaksanakan oleh PT. BRI (Persero) akan dihasilkan
calon-calon manager yang handal yang dapat mendukung
BRI sebagai perusahaan perseroan.
Sedangkan untuk mengatasi masalah yang berkenaan
dengan jumlah/kuantitas sumber daya manusia yang begitu
besar, maka kebijaksanaan yang diambil oleh Direksi
PT. BRI (Persero) antara lain dengan dikeluarkannya
Surat Edaran Kanpus BRI tanggal 27 Agustus 1993, NOSE :
S .89-DIR/0RG/8/1993 tentang Pedoman Perhitungan Formasi
Kantor Cabang Bank Rakyat Indonesia. Di dalam Surat Eda
ran tersebut dijelaskan mengenai Formasi Standard yang
dapat digunakan sebagai alat pengendali jumlah formasi
pegawai di kantor cabang. Dalam Surat Edaran tersebut
ditentukan jumlah Formasi Standard pegawai kantor cabang
sebagai berikut :
- Kantor cabang kelas I = lebih kurang 52 orang;
- Kantor cabang kelas II = lebih kurang 43 orang;
- Kantor cabang kelas III = lebih kurang 29 orang;
- Kantor cabang kelas IV = lebih kurang 23 orang.
Formasi standard ini digunakan sebagai alat peng-
endalian jumlah tenaga kerja di kantor cabang. Artinya
apabila suatu kantor cabang menetapkan formasi pegawai-
nya melebihi formasi standard, maka harus dapat membe-
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
22
kan alasan-alasan yang rasional. Sebagai contoh, di
PT. BRI (Persero) Cabang Sidoarjo sekarang ini jumlah
formasi pegawainya sekitar 80 (delapanpuluh) orang. Dan
menurut Surat Keputusan Direksi BRI NOKEP : S.1-DIR/0RG/
1/1993 tentang Klasifikasi Kantor-kantor Cabang BRI
Tahun 1992, PT. BRI (Persero) Cabang Sidoarjo termasuk
kantor cabang kelas I, dimana menurut Formasi Standard
jumlah pegawainya adalah lebih kurang 52 orang. Sehingga
formasi jumlah pegawai PT. BRI (Persero) Cabang Sidoarjo
melebihi Formasi Standard. Sehubungan dengan hal itu,
maka PT. BRI (Persero) Cabang Sidoarjo akan melaksanakan
penyempitan/pengurangan jumlah pegawainya. Antara lain
dengan melaksanakan mutasi antar kantor cabang atau mem-
buka kantor-kantor unit yang baru, sehingga dengan demi
kian masalah jumlah / kuantitas sumber daya manusia
sehubungan dengan perubahan bentuk hukum BRI menjadi pe
rusahaan perseroan akan dapat diatasi. Sehingga jumlah
sumber daya manusia yang ada adalah sumber daya manusia
yang benar-benar dibutuhkan ( produktif ) yang dapat
mendukung tujuan PT. BRI (Persero) sebagai perusahaan
yang berorientasi pada pemupukan keuntungan ( profit6
oriented ) .
6 — — —
Wawancara dengan Bp. Ibnu Husein, Kasie Porto Folio Kredit PT. BRI (Persero) Cabang Sidoarjo.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
23
Sebelum menjadi perusahaan perseroan, status pe
gawai Bank Rakyat Indonesia adalah sebagai pegawai peru
sahaan negara yang mempunyai status khusus yang dxatur
dalam undang-undang secara khusus, yaitu Undang-undang
Nomor 21 Tahun 1968 tentang Bank Rakyat Indonesia. Sete
lah menjadi perusahaan perseroan, maka status pegawainya
berubah menjadi pegawai perusahaan (negara) perseroan,
yaitu sebagai pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia (Perse
ro) .
Sebelum menjadi perusahaan perseroan, gaji. pen-
siun dan tunjangan hari tua serta penghasilan lain pega
wai Bank Rakyat Indonesia ditetapkan oleh Direksi berda
sarkan peraturan-peraturan Pemerintah yang berlaku. Hal
ini dapat dipahami, karena modal Bank Rakyat Indonesia
merupakan kekayaan Negara yang dipisahkan. Sehingga
Direksi Bank Rakyat Indonesia dalam menetapkan gaji,
pensiun dan tunjangan hari tua serta penghasilan lain
pegawai BRI tetap berdasarkan pada kebijaksanaan Peme
rintah.
Setelah menjadi perusahaan perseroan, maka Direk
si PT. BRI (Persero) yang menetapkan gaji, pensiun
dan tunjangan hari tua serta penghasilan lain pegawai
P T . BRI (Persero) berdasarkan keuntungan yang diperoleh
perusahaan. Hal ini dapat dipahami bahwa sebagai perusa
haan perseroan, maka orientasi PT. BRI (Persero) adalah
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
24
pada pemupukan keuntungan (profit oriented). Sehingga
dengan demikian setelah menjadi perusahaan perseroan,
penetapan gaji, pensiun dan tunjangan hari tua serta
penghasilan lain pegawai PT. BRI (Persero) tidak lagi
ditentukan oleh Pemerintah.
Dengan berubahnya bentuk hukum BRI menjadi peru
sahaan perseroan, maka diberlakukan sistim penggajian
baru bagi pegawai PT. BRI (Persero). Dalam sistim peng
gajian yang baru tersebut sudah tidak tercantum lagi
antara lain : tunjangan anak, tunjangan istri, tunjangan
jabatan dan tunjangan beras. Tetapi sebenarnya tunjangan
keluarga ini dalam sistim penggajian yang baru telah di-
jamin melalui gaji, penggantian biaya pengobatan bagi
pegawai dan keluarganya (isteri dan anak-anaknya), lump
sum biaya pindah dan program pensiun. Sedangkan tunjang-
an-tunjangan yang lain, antara lain : tunjangan perusa
haan, tunjangan SBP (biaya perjalanan) dan tunjangan pa-
jak besarnya mengalami kenaikan. Begitu pula dengan gaji
pokok pegawai PT. BRI (Persero) mengalami kenaikan.
Dengan demikian walaupun ada beberapa tunjangan yang ti
dak diberikan lagi, namun pada dasarnya gaji pegawai
P T . BRI (Persero) mengalami kenaikan dibanding dengan
sebelum menjadi perusahaan perseroan.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
25
V. Kesimpulan/Saran-sarfin
Kesimpulan
1. Dengan berubahnya bentuk hukum Bank Rakyat Indonesia
menjadi Perusahaan Perseroan, maka susunan organ/alat
perlengkapan PT. BRI (Persero) adalah identik dengan
susunan organ/alat perlengkapan yang dimiliki oleh
suatu perseroan terbatas. Karena pada hakekatnya
PT. BRI (Persero) tiada lain merupakan perseroan ter
batas, hanya saja dalam bentuk Persero dimana terda-
pat unsur pemilikan saham oleh negara. Susunan organ/
alat perlengkapan PT. BRI (Persero) terdiri atas :
a. Pengurus/Direksi;
b. Komisaris;
c. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
• Sebelum dan sesudah menjadi Perusahaan Perseroan, ke-
pengurusan Bank Rakyat Indonesia tetap dilakukan oleh
Direksi. Sedangkan mengenai tugas pengawasan. sebelum
berubah menjadi Perusahaan. Perseroan dilakukan oleh
Dewan Pengawas, yaitu pengawasan dalam arti sempit.
Setelah menjadi Perusahaan Perseroan, maka tugas pe
ngawasan dalam PT. BRI (Persero) dilakukan oleh Dewan
Komisaris yaitu melakukan pengawasan dalam arti luas.
Sebagai perusahaan perseroan, PT. BRI (Persero) belum
melaksanakan pembukaan saham kepada masyarakat ( go
public ). Sehingga Pemerintah tetap menjadi pemegang
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
26
saham mayoritas PT. BRI (Persero).
2. Perubahan bentuk hukum Bank Rakyat Indonesia menjadi
perusahaan perseroan berpengaruh terhadap sumber daya
■manusianya. Bahwa sebagai perusahaan perseroan yang
bertujuan untuk mencari keuntungan (profit oriented)
maka PT. BRI (Persero) harus ditangani oleh sumber
daya manusia yang profesional. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka PT. BRI (Persero) harus meningkatkan
mutu/kualitas sumber daya manusianya. Disamping itu
perubahan bentuk hukum menjadi perusahaan perseroan
juga berpengaruh terhadap jumlah/kuantitas sumber da
ya manusia PT. BRI (Persero). Sehinggga PT. BRI (Per
sero) melakukan penyempitan/pengurangan jumlah sumber
daya manusia, antara lain dengan diberlakukannya For
masi Standard pegawai kantor cabang. Dengan demikian
sumber daya manusia yang ada benar-benar produktif
dan profesional yang dapat mendukung PT. BRI (Perse
ro) sebagai perusahaan yang berorientasi pada pemu
pukan keuntungan (profit oriented).
Saran
1. Dengan berubahnya bentuk hukum Bank Rakyat Indonesia
menjadi Perusahaan Perseroan dengan susunan organ/
alat perlengkapan yang kompleks dan lengkap, diharap-
kan P T . BRI (Persero) dapat menjalankan fungsinya,
baik sebagai agen pembangunan (Agent of Development)
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
27
maupun sebagai bank komersial (Convercial Bank) .
2. Dengan bentuk hukum yang baru sebagai Perusahaan Per
seroan, diharapkan agar setiap personil ( sumber daya
manusia ) PT. BRI (Persero) terus meningkatkan kemam-
puan dan kemauannya untuk menjadi seorang bankir yang
profesional dan mampu menyesuaikan diri dengan peru
bahan dan perkembangan yang terjadi.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
DAFTAR BACAAN
Abdulkadir Muhammad, Pengantar Hukum Perusahaan Indones i a . cet.I , Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1991.
Philipus M. Hadjon, P.J.J. van Buuren, Penaantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, cet I, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1993.
Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Daqanq Indonesia 2 cet.IV. Djambatan, Jakarta, 1986.
Rudhi Prasetya, A. Oemar Wonqsodiwirjo, Dasar-dasar Hukum Persekutuan. Surabaya, 1992.
R.T. Sutantya R. Hadikusuma, Dr. Sumantoro, Penqertian Pokok Hukum Perusahaan. cet. I, Rajawali Pers, Jakarta, 1991.
Subekti, Tjitrosudibyo, Kitab Undang-undang Hukum Daqanq cet. XVI, Pradnya Paramita, Jakarta, 1985.
Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Th. 1967 tentangPokok-pokok Perbankan. cet. I, Sinar Grafika, Jakarta, 1991.
Undang-undang Republik Indonesia No. 21 T h . 1968 tentang Bank Rakvat Indonesia, cet. Ill, Sinar Grafika, Jakarta, 1993.
Undang-undang Republik Indonesia No. 7 T h . 1992 tentang Perbankan, cet. Ill, Sinar Grafika, Jakarta, 1993.
i
Peraturan Pemerintah No. 21 Th. 1992 tentang Penve- suaian Bentuk Hukum Bank Rakvat Indonesia menjadi Perusahaan Perseroan. cet. Ill, Sinar Grafika. Jakarta, 1993.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
J'ioo'.; !s-i
B A N K R M ¥ 4 T I ^ O O P i E S S AKANTOR PUSAT
Ja U n J * n d «r« l Budlrm an No. 4 4 ♦ 4 # Troroot Pm 1 © M / 1 0 0 0 0 .M uw ta 102 10 T . l . p o n l * 7 0 3 3 4 4 , 1 7 0 3 3 7 4 , »7 0 3 4 0 * . 1 7 0 4 2 4 7 . 1 7 0 4 3 1 3
T i l t x > 4 4 7 2 1 . 4 4 7 * 2 . 4 1 2 2 1 , 4 (2 3 4 . 4 I2 4 S H e i i m l k : I 7 0 4 1 M KAWAT : KANPUfMI
SURAT- JSAM
Henimbang
Mengingat
NOKEP: - Si ,1 -DIR/0RG/1/93
tentang:
K L A S I F I K A S I K A N T O R - K A N T O RC A B A N G B R I T A H U N 1 9 9 2
DIREKSI BANK RAKYAT INDONESIA
: 1. bahwa untuk menjadi dasar dibidang pembinaan pdrsonil, pengembangan organises! dan penetapan standard logistik Kantor Cabang, perlu ditetap kan Klasifikasi Kantor Cabang.
2. bahwa berdasarkan perubahan volume/size usaha dan perfomance usaha Kanca-Kanca BRI dalam tahun 1991v, perlu segera ditetapkan Klasifikasi Kantor Cabang BRI untuk tahun 1992, yang pene- tapannya mengacu kepada data tahun .1991.
: 1. .Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan
2. Perturan Pemerintah No.21 tahun 1992 tentang Penyesuaian Bentuk Hukum Bank Rakyat Indonesia menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
3. Anggaran. Dasar Perseroan Terbatas PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), yang dimuat dalam Akte Nomor 133 tanggal 31 Juli 1992 yang oleh Notaris Muhani Salim, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta.
st-Us92
4. Surat Keputusan Direksi BRI Nokep: S.44-1650/9/ 1&77 tanggal 19 September 1977, tentang Pokok- pokok Organisasi Bank Rakyat Indonesia.
5. Surat Edaran Direksi BRI NOSE : S. 1 -DIR/0RG/ 1/90 tanggal 4 Januari 1990 tentang Klasifikasi Cabang BRI Sistem Baru.
6. Surat Keputusan Direksi BRI NOKEP;S.95-DIR/0RG/ 10/90 tanggal 19 Oktober 1990 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi Kantor Cabang BRI Sistem Baru.
/ o -n-'i \1 7 . G
’(''/IV''[/•/!
r J . -j-Hi-fc 1^3
... J fa.- - - -..... ii. ......
r - . » : ;.1 '•
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
REK-APITULASI PERKE.MBANGAN SIZE CABANG
1 9 9 1
1 II III IV - J u m l a h
■1 44 10 0 0 0 53
II 101
41 ! 2 0 0 53
III Osj•
SO 65 0 0 149
IV 0 6 49. ' 0 59
1 1 2 2 9
J u m l a h 53 138 118 6 3 ' 3 2 3
REKAPITULASI PERKEMBANG.AN PERFOMANCE CABANG
1 9 9 1
A B 0 D E J u m l a h
A 1 9 6 9 6 0 31
B 0 20 CO
: -& 42 36 0 1 3 2
0 1 n 13 43 12 0 72
D 0
t I
5 4 | 39 19 0 67
E 0 0 0 3 1 0 4"
0 1 4 2 0 10 17
J u m l a h 2 38 61 1 3 8 74 10 3 2 3
f i . A / O K C P ;
*p-kc92 /jakarta . Nopember 19 9 !j^ > ^ '
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
KLASIFIKASI KANTOR CABANG BRI 1992 BERDASARKAN SIZE & PERFORMANCE TH 1991
Lampiran 1
KANW1L BRI KANCA ERI 1 9 9 1SIZE PERFORMANCE
Banda Aceh 1 j Banda Aceh II E
2 Bireuen III E3 JBtanq Pidie IV EA Kotacane III D5 Lanqsa D
. 6 Lhdkseumawe n ' E
7 Meukaboh tit D
8 Sigli til E9 Takenqori"- in E
10 Tapaktuan in . E
Medan 1 Balige E2- Binjai 1! E3 Gununq Sholi ill D4 Kabanjahe D5 Kisaran II D6 Lubuk Pakam 11 D7 M edan Pemuda 1 C8 M edan Putri.Hijau CQ Pematanq Siarttar 11 D
10 Padanq Sidempuan E11 Rantau Prapal II C12 Sibolqa D13 Sidikalanq j ili D14 Tarutunq | 111 E15 Tanjunq Balai II E :16 Tebinq Tinqqt 11 B
Padang 1 Baqansiap i-ap i 1 \ \ D2 Banakinanq 111 DOo B atusanqtar III E4 Benqkalis 111 D5 Bukit Tinqqi II D6 Dumai | 11 D7 Lubuk Sikapinq III D8 Pad3nq j ! D9 Padanq Panjanq | III E
10 Painan | II) E11 Pariaman j III E12 Payakumbuh i '1 D
kfc-kc92
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
Klasifikasi Kanca BRI Ta h u n 1352
K A N W i L B R I K A N C A B R I , 1 9 9 1 , !• S I Z E P E R F O R M A N C E I
9 K u a la K a p u a s III D
10-. M a r a b a h a n I 111 D
11 M a rta p u ra II D
12 M u a ra T e w e h •• ill E
1 3 P a p a t a n . HI E
P a la n q k s r a v a II B
1 5 P a n q k a la n B u n II E
16 Pleihari III E
17 R a n t a u 111 E
18 S a m a r in d a I D
19 S a m p U ll ■ c
20 T a n a h G ro q o t II D
21 T a n j u n q M D2 2 T a n j u n q R e d e p III C23 T a n j u n q S e lo r Ilf D24 T a r a ka n II C
. . . 25 T e n q q a r o n q il 8
J a k a r t a 1 B e k a s i II E2 B o q o r C3 J a k a r t a K o la D4 J k t C u t M utia h B5 J k t F a tm a w a t i D
6 J k t G a to t Suforoto | I -
7 Jk t G u n u n g S a h a r i ( I C8 J k t H a y a m W u r u k I I C
9 Jk t J a t in e g a r a \ 1 B1 0 JK1 K e b a y o r a n B a r u C11 J k t K e m a v o r a n II -12 J k t K ra m a t | A13 J k t Krekot • E
I 14 J k t O tista j I D| 15 Jk t P a s a r M in q q u I ! B
J k t P a s a r Paqi I II Ci 1/ Jk t P o n d o k In d a h I -
j 18 J k t R o x y I 0I. 19 Jk t Secii T i q a S e n e n I -| 20 J k t T a o a h Atoanq j B| 21 Jk t T a n j u n q P iio k [ J DI 22 J k t V e te ra n | I Bj. 23 Jk t W a r u n q B u n c it ! ' • i 0I 24 K e ta p a n q ~ i in DI 25 M e m p a w a h . i ii E
i 26 P o n tia n a k i DI . 27 p u tu s s ib a u i m E
I- 28 S a n q q a u . .. in C
W *-ko92 /.U ru sa n Orqanisasi KP BRV 3
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
Kb|sifikasi Kanca BRI Ta h u n 1992
k A N W l L B R I K A N C A BRI 1 9 9 1
'* S I Z E P E R F O R M A N C E
13 Pati I E
14 P e k a lo n q a n II E
15 P e m a l a n g II E
16 P u rw o d a d i E
1 7 R e m b a n g D
1 8 S a la tiqa II E
1 9 S e m a r a n q M u r a E
2 0 S e m a r a n g P a n d a n a r a n I D
21 S o lo S R I C
2 2 S r a g e n II E
2 3 S u k o h a r jo II D
24 S u ra k a rta S I o2 5 T e g a ! D
26 U n q a r a n II E
27 W o n o g ir i II! D
Yogyakarta 1 A j ib a ra n q ill D
2 B a n ja m e g a r a B
3 B a n tu l II D
4 C itaca p I! C
5 G o m b o n q lii D
6 K e b u m e n III E
7 K u to a rjo III D
8 M a q e la n q II B
9 M a je n a n q III D
1 0 M u n ii la n III E
11 P a ra k 3 n III D
12 P u rb a l in g g a 111 E
1 3 P u rw o k e r lo II D
14 P u rw o re jo C
15 S le m a n II D
1 6 T e m a n q q u n q II E
17 W a t e s til D
18 W o n o s a r i I ill D
19 vVonos-obQ 1 II E20 Y g y CM*; Ditiro ] 1 C
21 Y q y K a t a m s o I 1 D
Surabaya 1 i B a n q k a la n i II B
2 B a n y u w a n q i ; ii I"" Bn Blitar i u E4 Bojoneqoro M B
5 Bondowoso !l C
6 Gresik I D
7 J e m b e r | 1 E
8 J o m b a n q i II C9 Kediri | 1 C
kls -kc92 f Urusan C>ra3n»sasi KP BRI 5 /
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
Ktasiflkasi Kanc3 BRI Ta h u n 1992
K A N W 1 L B R I |
I
K A N C A B R I 1 9
s i z e " I9 .
P E R P O R M A N '
'20 S e n q k a n q j 111 - | D 1
21 S i d e n re n q ' | lit D22 Sin'fai ill B
23 S u r ig q u m ir ia s a 111 E
24 T a k a la r II . D
25 U ju n q P a n d a n q I D
26 U j .P a n d a n q S o m b a O p u II D
27 W a t a m p o n e I! B
28 W a t a n s o p p e n q Ill D
Manado 1 A m p a a a m E
2 Brtunq * II n
3 G o ro n ta lo II D4 K o la m o b a g u lit D5 U m boto in c !6 Luvvuk ii B 17 M a n a d o l I D8 Palu II D9 P o s o III B
10 S o a Sio ? HI C11 T a h u n a III D12 T e r n a t e II D13 To li - lo l 't til 014 T o n d a n o il D
, ’Jayapura 1 A m b o n | ii *~7 D2 B ia k ", C3 J a y a p u r a n C
M a n o k w a ri in -5 M a s o h i in B6 M e r a u k e in ■
7- Serui IV B8 S o r o n q H D9 T uai HI C
10 W a m e n a !!! BDenpasar 1 A m la p u ra Ill 1 o
2 B a n qli III Dr\
t D e n p a s a r I •! C4 D o m p u HI ! D5 G ia n y a r III B6 K lu n q k u n q ■ III D7 M a t2 ram I ! DS N e q a r a in D9 P ra y a III D
10 R a b a B im a III 1 ' D11 S e lo n q 11 | E
kls~kc92 •Jruoan Oraanisnsi KP BR
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
Model J*
B A N K R A K Y A T I N D O N E S I AK A N TO R P U S A T
T ,| « « 44729. 44782. 45229. *5234, 4*249 FiCil'f'H* 8704154k a w a t icA N m jsn n t
Jakarta, 27 Agustus 1993
SURAT EDA.RAN NOSE : S 89- DIR/ORG/8/93
t e n t a n g
PEDOMAN PERHITUNGAN FORMASI KANTOR CABANG BRI
I. LATAR BEIAKANG
1 • -Penetapan formasi pegawai di ‘ Kantor Cabang_.y.ang mefiBa- earkan kepada~*analiVa bebah 'ker j‘a7Cm&nning analysis ) ,masih perlu disempurnakan, mengingat terdapat kegiatan-kegiatan tertentu di Kancayang eulit diukur beban kerjanya aecara tepat, eeperti : tugas-tugae yang berkaitan dengan marketing, pembinaan kepada debitur.
2. Semua kegiatan di Kantor Cabang harus diarahkan kepada efektifitas fungsi Kantor Cabang sebagai Financial Intermediary dan Delivery Operation. Karena itu organisasi Kantor Cabang secara bertahap akan disusun, agar kedua fungsi tsb dapat dilaksanakan secara optimal.
3. Mengingat keterbatasan penerapan semua sistem di Kantor Cabang yang belum sepenuhriya mendukung bionis, maka perhitungan formnal peroonLl yang diatur dldalam Surat Eda- ran ini masih mengacu kepada keterbatasan dimaksud, sambil secara terus menerus menyempurnakan peqerapan sistem tsb agar bonar-benar dapat mondukung koUncnr^n binnln.
4. Penerapan perangkat lunak komputer di Kanca yang belum sepenuhnya terpadu (integrated) merupakan kendala untuk dapat meny-ueun organioaoi Kanca yang lebih efioicn , oelain keterbatasan kualitas sumber daya manusia di Kanca.
II. ACUAN PERHITUNGAN FORMASI
Acuan perhitungan formasi pereoni dalam Lampiran 1 Surat Edaran ini.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
Model J4T. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSEIIO] Lcmbaran lanjutan ke,
III.JEKNIK PKUVKSANAAN1. Pelokaanaan por^hi tungan fornmal poraonil di Kantor Cabang
sampai kepada penyuaunan atruktur organisaainya oepenuhnya tnenjadi wewenang dan tanggung jawab nasing-masing Kantor Wilayah dengan berpedoman kepada acuan sebagaimana cUlampirkan didalam Surat Edaran ini.
2. Perhitungan formasi personil di Kantor Cabang sudah harus diselesaikan o'leh tnasing-ma3ing Kantor Wilayah paling l&jnbat akhir bulan Deeember 1993 dan total rekapitulasi hasil perhitUngan formasi Kanca disetiap Kantd>r Wilayah diminta dilaporkan kepada Rajitor Pueat BRI Uruaan Organisasi paling lambat okhir bulan Januart 1994.
3. Perhitungan formasi pegaw&i Kanca dilaksanakan oleh pasing- maolng Kanca’ bersama R8M yang mombidangi don dieyahkon o U h Petnimpin Wil*y*h dan Surat K^putusan Pen^tapan Formasinya ditandatangani oleh Pinwil barsama RBH yang tnembidangi .
4. Contoh Struktur Organisasi Kanca terlampir (lampiran 2).5. Terhadap Kanca-Kanca yang sudah diteliti oleh Team Efisien
si Kantor Pusat, maka tidak perlu dihltung lagi formasi per sonilnya, tetapi cuKup ditnintakan pengesahan kepada RBM/Pin wil.
IV(FORMASI STANDARD
Berdasarkan acuan perhitungan formasi yang d.ijelaskan dalam lampiran 1 Surat Edaran ini. dapat dibuat formasi standard yang dapat digunakan 3ebagai alat pengendali jumlah formasi pegawai di Kantor Cabang. Jika formasi personil Kanca besar dari formasi s.tanda 'd, maka Kanca harus dapat menjelapkan alas&n-alasannya.Matrlks formasi otandar tertera dalam lampiran Surat Edaran ini (lampiran 3).
V. LAIH-LAIN
Surat Edaran ini diterbitkan untuk mengoreksi Surat Edaran 'Kanpus BRI NOSE: S .133-DIR/ORG/10/90 tanggal 31 Oktober 1990, dan dengan diterbitkannya Surat Edaran ini, maka Surat Edaran BRI HOSE : S .133-DIR/0RG/10/90 tanggal 31-10-1990 dinyatakan tidak berlaku lagi.Selain itu disadari pula, bahwa batasan rentang kendali . Offi cer dan Kepala Seksi yang diatur dalajn Surat Edaran ini menga- lami penyempurnaan dibandingkan dengan yang ditetapkan . dalam Surat Keputusan Direksi BRI NOKEP 95-D1R/0RG/10/90, tanggal 19 Oktober 1990.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
M o d «lS4 UfifuUA
'AIMK RAKYAT IN D O N E S IA IPEH8ER0] L^baran Unjutan k e -... ..........
Demikian Surat Edaran ini dibuat agar dapat diiaKsanaKan dengan tepat waktu dan penuh tanggung jawab.
X-BArnTRAKYAT INDONESIA/." DIREKSI '
Iwon R Prqiwiranata Direktur Utaioa
S u g i a n t oDirektur
Kopada :1. Para Ponimpin WilayaJhi BRI se Indonesia.2. Para RBH oe Indonooia.3. Para Pemlmpin Cabang oe IndonooiaTindasan :1. Para Anggota Direkoi BRI.2 . K e p a l a S P l /D o p u t y I e / d IT^CAPPG K PBRI. 3 » p a r a U V B IN W IL /K A U R /& A B A G KANPUS B R I.4 . P i n c a s u e BRI*5. para Inopektur BRI Solindo.fn: oo-efko.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
Uo&l J4
tfANk RAKYAT INDONESIA (PERSERO) UmbutRNvlMk*.................—
LAMPIRAN 1: Surah Edarnn Runtor Puoat NOSE : S 89 DIR/ORG/8/93Tanggal,*27 .Agustus 1993.
I. ACUAN PERHITUNGAN FORMASI
1. Prinoip Rentang Kendall (Span of Control)/Yaitu kemampuan yang Ideal seorang Pemimpin/Kepal* untuk memitnpin dan mengawasi sejumlah bawahan (sub ordinate):Batas kemampuan ideal rentang kendali sangat bervariasi, tergantung sifat pekerjaan masing-masing fungsi/sub fungsi. Berd&sark&n sifat pekerjaan se-tiap fungei/oub fungei yang ada di Kantor Cabang,dapat dibebapkan batanan opan of control abb
^^^PemiJBipin CabangIdealnya oeorang Pe'mimpin Cabar\g membawahi 2 - 10 bawahan langsung (sub ordinabe). Bawahan langsung Pemimpin Cabang bisa berupa : Officer,Kepala Seksi.UBM .Account Officer dan Pelaksana.
b« Officer
Idealnya seorang Officer membawahi 2 s/d 10 bawahanlangsung (sub ordinate), dimana bawahan langsung Officer adalah Kepala Seksi atau Account Officer dan Pegawai Pe- laksana.Khusus untuk MLO , batasan rentang kendali maksimum adalah15 orang.Berdasarkan haeil penelitian yang telah dilakukan di beberapa Kanca,. diperoleh keaimpulan bahwa fungsi-fungei di Kanca yang memerlukan jabatan Officer adalah :b.l. Fungsi Marketing
Untuk Kanca Kelas I & II, dapat ditetapkan formasi mi nimal 1 orang Officer dengan nama Marketing Lending 0- ffieer (MLO).Tajnbahan MLO diperkenankan, jika formasi AO nya sudah lebih dari 15 orang,Sedangkan untuk Kanca kelas III & IV tidak ,diperlukan formasi jabatan MLO,
1
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
T. BANK RAKYAT IWDONE3 IA (PERQECTO]Lfi.mbaran lar\jutan ke
to. 2. Fungsi Bisnis BRI UnitDapat ditotapknn fot'marsl Unit D^sa Officer (U D O ), j i- ka Kahca sudah tnemiliki ■ 9 BRI Unit/Mantri. Tambahan formasi UDO diperkenankan. jika sudah terdapat formasi lebih dari 7 U B M .
b.3. Fungsi Pelayanan Nasabah (Bidarlg Operasional)
Semua kelas Kahca (Kelas I,II,III,IV) harus ada formasi minimal 1 orang Operation Officer (00). Tapibahan formasi,00 diperkenankan, jika jumlah formasi Kepala Seksi dibawah 00 sudah lebih dari 10 (sepuluh).
b.4. Fungsi Akuntansi & LaporanUntuk Kanea kolas III Zc IV hnruo ada formasi 1 orang ACTO, tetapi formasi Kasi dibawah ACTO tidak diperlu- kan.Sedangkan untuk Kanca kelas I , IJE harus -ada formasi 1 orang ACTO, dan diperkenanka^fcftmbentuk formasi Kepa la Seksi dibawah ACTO sepanja’ryfpH-merienuhi persyaratan pembentukan formasi Kepala Sekoi; (minimal 5 orang). Khusus untuk jabatan Verlfikatur, merupakan Jabatan fungsional (jabatan tanpa anak buah) dengan level jabatan setinggi-tingginya s e t i n g ^ t Kepala Seksi untuk Kanca Kelas I & II.
b.5. Fungsi Administrasi Kredit
Retentuanjtfnya sama dengan point b . .
Sedangkan fungsi di Kanca yang tidak memerlukan Officer a- dalah fungsi Humah Tangga. Di fungsi ini hanya diperlukan formasi Seksi yang bortonggung Jowob longoung kepada Pinca.
c, Kepala Seksi
Idealnya formasi Kepala Seksi dapat dibentuk, jika sudah terdapat formasi pegawai pelaksana sekurang-kurangnya 5 orang. Namun sesuai dengan sifat pek’erjaan di Kanca yang me merlukan WASKAT yang ketat dalam rangka keamanan operasio nal perbankan, sehingga terdapat beberapa fungsi dan sub fungsi yang memerlukan formasi jabatan Kepala Seksi tanpa melihat jumlah formasi pegawai pelaksana di Seksi tsb, mi - salnya :
- Fungsi Rumah Tangga.- Sub Fungsi Pelayanan Usaha Devisa
Sedangkan
2
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
Modal 54 Unjuttn
ANK RAKYAT INDONESIA (PERSERC) Umhil*n lanjuun ------- -
Sedangkan pembentukan Seksi dibawah 00. mendasarkan kepada battfSfcn rentang kendali 5-10 oronp., cvrtinyn formaai Kopa- la Seksi dapat ditetapkan jika sudah terdapat formasi pegawai pelaksana minimal 5 orang. (Jika jumlah formasi pegawai pelaksana di sub fungsi dibawah 00 tidak memenuhi persyaratan untuk membentuk Seksi, maka aub fungsi tsb dapat digabungkan dengan sub fungsi l&innya agar memenuhi persyaratan pembentukan Sek3i.Jika karena alasan pengembangan bisnis, euatp Kantor Cabang memerlukan Unit KKB» 'maka dapat ditetapkan formasi personil KKB minimal 3 orang pelaksana dan 1 orang Kepala KKB, tamba han pegawai pelaksana (Deskman dan Teller) mengacu kepada ketentuan formasi Deskman dan Teller.
2. Rrlnoip Internal ControlFungsi dan sub fungsi yang ada di Kantor Cabang dapat dikelompokkan sbb :a. Fungsi Marketing.b. Fungsi Pelayanan Nasabah .
- sub fungsi pelayanan kas- sub fungsi pelayanan pinjaman- sub fungsi pelayanan DJS
c. Fungsi Administrasi Kredit- sub fungsi portofolio kredit- aub fungsi operasi kredit- aub fungsi CP &P.
d. Fungsi Akuntansi Sc Laporan- sub fungsi operator- sub fungsi verifikatur- aub fungsi laporan
e. Fungal Bianis BRI unitf. Fungni Runiah Tangga
- sub fungsi kesekretariatan.- sub fungsi personalia- sub fungsi logistik
Pelayanan Pinjaman dengan Pelayanan Kas Pelayanan DJS dengan Pelayanan Kas.
Perangkapan .
3
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
Model
PT. BANK RAKYAT iniDOWIESlA (PERSERO) Le.nbnrnn larOutnn ke
Perangkapan tugas kedua sub fungsi tsb, dapat membahayakan kecnanan Kanca (internal control).
3* Formasi Hasil Manning AnalysisSecara total hasil perhitungan formasi setiap Kanca harus lebih kecil dari formasi hasil manning analysis (SE KP NOSE S 133. DIR/ORG/10/90, tgl 31 Oktober 1990).
4. Jumlah Be ban Kerja Yang EfiaienPerhitungan formasi pegawai mengacu kepada sistem dan cara- cara kerja yang efisien, tertna3uk didalamnya pemanfaatan secara optimal penggunaon sarana komputer.
5. Judgment PincaPertimbang&n Pinca yang didasarkan kepada azas efisiensi dan efektifitas pencapaian laba. Judgment ini diperlukan terutama untuk tenaga marketing (AO),
II.PEDOMAN PERHITUNGAN FORMASI PEGAWAI PELAKSANA
Perhitungan formasi pegawai pelaksana maujpun formasi jabatan- Jabatan yang selevel.dengan KASI ( UBM ) dapat dihitung s b b :
1. Fungsi Marketing
a. Untuk Kanca kelas III & IV, perhitungan formasi AO mendasarkan kepada ratio terhadap Jumlah account pinjamon diluar KRETAP/KRESUN dengan ratio I AO : 300 account intra.Pengertian account mencakup : kredit komersial, kredit program (tidak tormasuk kredit channelling).Untuk kredit nvassal, pengertian account adalah jumlah kelompok tani/KUD'.
b. Untuk Kanca Kelas I dan II, perhitungan jumlah formasi AO diserahkan sepenuhnya kepada judgment Pinca dan RBM yang membidangi dengan tetap mengacu kepada azas efisensi organisasi.
c. Mantri BKD dan TTA/KUT terma^uk dalajn kelompok Marketing dan ratio perhitungan formasinya sbb :
Mantri B K D ----- > 1 : 17 BKD.TTA/KUT ----> Is : 6 KUD.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
Modet 54 U u jviu n
ifANK RAKYAT INDONESIA ( P E R 3 S R 9 ] Umbaran ,an)ulan ke .... .................
h Formasi SAO identik dengan formasi AO. artinya AO yang sudah memenuhi persyaratan kenaikan jabatan,dap*t dipro mosikan menjadi SAO. Denman kata lain semua formaai AO dapat diisi oleh SAO, karena SAO bu^an Jabatan struktu ral. Ketentuan ini berlaku ba^i semua kelas Kanca.
2, Fungsi Pelayanan Kepada Nasabah2.1. Sub Fungsi Pelayanan Kas
Perhitungan formasinya mengacu kepada’ratio terhadap Jumlah transaksi kas/kliring rata-rata per hari yang dihitung dalam satu tahun :a. Teller Kas
0 - 200 transaksi/hari -- > 1 Teller.>200 - 400 transaksi/hari -- > 2 Teller dstnya.Khusus untuk Kanca-Kanca Kelas I dikota-kota besar seperti : Jakarta, Surabaya, Medan-, U j ungpandang, Bandung, Semarang»maka ratio Teller Kas (sbb :0 - 100-transaksi/hari --- > 1 Teller>100 - 200 transaksi/hari ----> 2 Teller dstnya.Selain itu untuk Kanca-kanca dikotarkota bes.fcr tsb, jika diperlukan diperkenankan untuk menetapkan formasi 1 orang Kasir Induk.
b. Teller Kliring
0 - 50 transaksi/hari>50 - 300 transaksi/hari >300 550 transaksi/hari
c. Teller TABANAS
Karena komputer TABANAS belucn on line dengan 0LS1B/ 0LBS, maka Teller TABANAS diplot minimal 1 orang, eepanjang jumlah transaksi rata-rata perharinya su dah lebih dari 50, jika belum mencapai jumlah tsb Teller TABANAS dirangkap oleh Teller Umum, sepajang 'Teller Umum tsb belu^overloaded.Tambahan Teller TABANAS mengacu kepada ratio transaksi Teller UmumApabila Jumlah Teller dan Petugas Tabanas lainnya eudah memenuhi persyaratan pembentukan- Seksi ( minimal 5 orang), dimungkinkan untuk ditetapkan formasi Kepala Seksi TABANAS.
----> dirangkap oleh Teller Kas
-- > 1 Teller Kliring.,---> 2 Teller Kliring
dstnya.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
RAKYAT INDONESIA (PERSJEnO) L mbarsn laniutan ke
d. Teller Payment Point-
0 50 transakoi/hari ---> digabung dongan Toller Umum.
>50 - 250 transak s l / h a r l----> 1 Teller Payment Point
>250 - 450 transaksi/hari ---- > 2 Teller Payment Polnt dstnya.
Tenaga untuk payment point harus tenaga kontralc. Pelayanan payment point yang lokasinya diluar Kantor Cabang, dapat ditetapkan formasi Teller minimal 2 orang untuk setiap lokasi.
e. Teller Money Changer
0- - 50 tranaaksi./hari ---->
>50 - 250 transaksi/hari ---->>250 -450 traneakoi/hari ----- >
f. Teller KRETAP/KRESUN
Perhitungan formasinya mengacu kepada ratio terhadap jumlah nasabah KRETAP/KRESUN.
Kurang dari 1000 nasabah ----- > digabung dengan TeH e r Umum.
1000 s/d 5000 nasabah- ---> 1 Teller KRETAP/SUN.>5000 -9000 nasabah ,----- > 2 Teller KRETAP/SUN.
Bagi Kanca yang menggunakan komputer KRETAP/ KRESUN yang tidak on line dengan 0LBS/0LSIBtidak borlaku ketentuan trab diabas dan dapat mem bentuk Sek3i te'rsendiri sepanjang telah memenuhi persyaratan pembentukan Sekei (minimal terdapat formasi pegawai 5 orang).Apabila tidak memenuhi persyaratan membentuk Seksi, petugae KRETAP/SUN tetap merupakan sub ordinate da ri Fungei/Seksi Pelayanan Pinjaman.
g. Teller SPP/SPS BULOG/DOLOG.
0 50 transaksi/hari ---> digabung dengan Teller Umum.
>50 - 250 transaksi/hari •----> 1 Teller Dolog.>250 - 450 transakai/hari ---- > 2 Teller Dolog.
A
digabung dengan Teller Umum.1 Teller Money Change r .2 Teller Money Changer.
6
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
RAKYAT IWDOWEQtA JPEmSSiRGl L e m b n r a n l a n j u t a n k c .......................... ...........
Mo4«l 54 laftjutfl
Bag! Kanca yang mengc.unakan kowputer yang tidak on Line dengan OLBS/OLSIB , dapat diplot formapi Teller minimal 1 orang, selan.Jutnya tninb;jhan Ti-'llor mengacu kepada ratio transaksi Teller Umum.
2.2. Sub Fungsi Pelayanan Kepada Nasabah
a. Deskman/UPN Umuma.i. Perhitungan formasi Deskman/UPM mengacu kepada
jumlah nasabah Giro dan Deposifco.
0 - 1000 nasabah ----- > 1 Deskman/UPH.>1000 •* 2000 nasabah ----- > 2 Dotfkman/WPM
a.2. Penetapan formasi Depkman/UPH berasaakan kepada " a l 2 r o u n d s e z ' v i c e ", artinya set.iap Deskman/ UPN eedapat mungkin mampu memberikan pelayanan dan informasi semua produk & Jasa bank yang di tawarkan.
a.3. Untuk Petugas Kliring (Clearing Man) diplot 1 ( satu) -orang .
b. Deskman Yang Menangani Tugas-Tugas Khusus
Untuk kepentingan pelayanan kepada nasabah dan ke- lancaran proses pekerjaan, diperkenankan member\tuk formasi Deskman/UPN yang menangani tugas-tugas ter- tentu seperti :
b .1. Dolog
Untuk Kanca--Kanca yanf» m'imo 1. I.hara kor.wiknn l./C Dolog dan mendistr ibusikan L/C t s b & \ ) f e - Kanca Sub Dolog, dapat dibentvk formasi Peskman Dolog minimal 1 orang dan maksimal 2 orang. * Untuk Kanca-Kanca Sub Dolog, tidak 'p^i-lu, dibentuk formasi Deskrnan Dolog* karena. dapat | digabung dengan Deskman Umum.
b,2. Usaha Devisa
Untuk Kanca-Kanca Devisa, perhitungan formasi Deekman Deviaa mengacu kepada ratio terhadap transaksi ekspor-impor ^invisible rata-rata per hari :
0 - 5 tranoakoi/har 1 ---> dinabunr. dorv»nnDnnkrn.'in l.ltnum .
>5 - 10 transakni/hnri ---> 1 D«akmnn Devin>10 - 15 t ransaksi/hari---> 2 Doskman Dev J.ct
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
*T. HAKYAT INDONESIA (PERBER18] Umb.nn Mutm ke
Karena keterbatasan tsnaca devisa di Rz-:' sementara bisnis ini termasuk beresiko ting.s'i, maka penetapan formasinya diserahkan kop*.f» judgment Pinca* jika kc* t.entuan tsb b u I 1 ; diterapkan,
b.3. Pelayanan .Khusus lainnya
Jika suatu Kantor Cabang mengelola suatu jas*“ yang memerlukan pelayanan khusus, seperti : r* ngelolaan dana -dana pemerintah, pa.jH dll,Pinca diperkenankan untuk monetapkc^ formasi petugas beda&arkrm judgment dentr*.-* tetap mempertimbangkan efioiensi. Kanca-Rfttvj< tsb misalnya :Kanca BRI Jakarta Cut Mutiah.Knr. ca BRI Jakarta Vetersn,Kanca BRI Jakarta Keh~ yoran B a r u , Kanca BRI Jakarta Tanjung Prick. Kanca Bandung Dewi Sartika.
2.3. Sub Fungsi Polayanaji Pinjoiuana. Petugas Pelayanan Pinjaman
Perhitungan formasinya nrtujacu kepada rati- terhadap jumlah seluruh account pinjaman tornm^''’ KRF.TAP/KRFSUN yang masih int.ra :0 - 3000 account ----- > 1 Petugas.>3000 - 6000 account ---- ;> 2 Fetugas.
Untuk kredit massal yang dihitung sebagai account adalah Jumlah penerima kredit secara langeung (KUJ)« Kelompok Ta n i , Perusahaan tertentu).
b. Petugas Asuransi dan BUPLN
Pene to pan formas in ya dlru? r k r c p a d a j Pinca, .makslmum 2 orang.
c. Petugas Barkas I Pinjaman
Dirangkap oleh petugas po.lnyanan pinboman d'«-' harus ditunjuk dengan Surat Kerutusan Pinca.
3. Fungsi/>
nM)«
0
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
Model 54 UnjimniAFJK HAKYAT INDONESIA (PERSEnO) ^ UnjuUn ke.......
3. Fungsi Administraei Kredita. Sub Fungsi CP &p
Dirangkap oleh CAJDO.b. Sub Fungsi Analiea Keuangan
Tidak diperlukan formasi FA di Kantor Cabang.
c. Sub Fungsi Operaei KreditDiserahkan kepada Judgment Pinco, minimal 1' orang makal- mal 3 orang untuk Kanca Kelas III & IV dan 4 orang untuk Kanca kelas I & II.Petugae barkas II pinjaman dirangkap oleh petutfaa operaoi kredit.
4 . Fungsi Akuntaxiei dajn Laporajn a. Sub Fungsi Akuntansi
•a.i. Operator
Dengan keterbatasan sistetn kocnputerisasi, ma*ka for tnaai Operator dapat diplot sbb , :Operator QLSIB/OLBS -----> l orang.Operator TABANAS -----> 1 orang.Operator Artomail ----->,jika transaksi transfer
,perhari < 30 dirangkap oleh KASI.dan jika eudah lebih 30 transaksi perhari-- > 1 Operator Artotnai 1.
a.2. Petugae POSKA/1FDirangkap oleh operator 0LSIB/0LBS.
a.3. Verifikatur
Perhitungan formasinya mengacu kepada ratio terhadap jumlah voucher setiap hari (diluar voucher TA BAWAS) :
0 - 500 voucher/hari — -- > 1 Verifikatur.>500 - 1000 voucher/hari --- > 2 Verifikatur.Fungsi arsip pembukuan diranekap oleh verifikatur.
a.4. Verifikatur
9
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
Hodal 3ke....... .
a.4. Verifikatur TABANAS
Jika transaksi tabanas rata-rata perhari kurang da ri 100. maka Verifikatur TABANAS- dirangkap oleh Ve rifikatur Umum, sepanj'ang jumlah voucher rata-rata per hari diluar TABANAS kurang dari 400.Apabila sudah melampaui kriteria tsb, maka verifikatur TABANAS. baru dapat diplot 1 oranp;
b. Sub Fungsi LaporanFormasi petugas laporan diplot minimal 1 orang maksimal2 orang.
5. Funesi Bisnis BRI Unita . Unit Business Manager (UBM)
1 - 4 Mantri .BRI Unit ---> 1 UBM5 - 8 Mantri BRI U n i t ---> 2 UEM dstnya..
b. Sub Fungsi Administrasi BRI Unit
1 - 1 5 BRI Unit ----- > 1 Petugas Adm BRI Unit.16 - 31 BRI Unit ----- > 2 Petugas Adm BRI Unit, dstnya.Sesuai SE Mo 40 DIR/BUD/03/92, tgl 6 Maret 1992.
6. Fungsi Rumaii Tangga
a. Sub Fungsi Kesekretariatan
Formasi Sekretaris dipiot 1 orang.
b. Fungsi Personalia/Logistik/Umum
Perhitungan formasinya mengacu kepada ratio terhadap jumlah formasi pegawai Kanca & BRI Unit dengan ratio sbb :
0 - 75 formasi personil di Kc + Unit ---> 1 orang.>75 - 150 formasi personil di Kc + Unit---> 2 orang
c. Sub Fungsi Pegawai Dasar
Perhitungan formasi untuk Pengemudi, Pramubakti dan SATPAM diserahkan kepada Judgment Pinca dan diwajibkan menggunakan tenaga kontrak .dengan pembatasan fcbb :
Pengemudi ----•-> maksimal 4 orang.Pramubakti ----- > maksimal 4 orangSATPAM ----- > maksimal 6 orang sesuai SE Direksi NOSE
81 DIR/ORG/5/89, tgli25-5-1909.
»T. BAtyK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Lembaran lanjutan
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
Model J 4 U n ju u fl
<4ANIC RAKYAT IN D O N E S IA [PER3ER0] Umbara„ ianjuta„ ke
III. PENYUSUNAN STHUK'nJU ORGAN WAi311. Berdasarkan pedornan perhitunp.'-in r.ormasi po^-iw'! i loka^na
pada angka II tsb diatas, dapat d i has; i lk'^n juml'jh |fornvi3i seluruh pegawai pelaksana dan ongawAi sel*evoI Kasi dlsua- tu K antor'Cabang.
2. Berdasarkan hasil pada angka i f-sb diatas. maka dapat ditetapkan formasi untuk jabatan Kepala Seksi keatas dengan berpedoman kepada asas rentang kendali dan perangkapan kegiatan yang diperkenankan menurut pertimbangan internal control
3. Berdasarkan hasil penetapon formasi jabatan Kepala Seksi keatas pada butir 2 tersebut diatas, dapat disusun Struk tur Organisasi Kantor Caban /2
4. Jika berdasarkan p'srhltun/^on b'H ' r 3 trib d 1 n K'ir. . t-. 'Vrny'i Ko terdapat formats 1 Jabatan your/. tidak d i.po r luk'm , maka terhadap penyandang Jabatan tc:h dapat dipindahkan antar Kantor Cabang yang ada atau diali.h tugaskan ke ERI Unit aepanjang memungkinkan.Jika tidak memunginkan,jnaka kepa da penyandang jabatan tsb tetap d i.rtianfaatkan samF>ai dengan ybs pensiun/diallh tugaskan/dipromosikan dan selanjutnya formasi yang sudah tidak ada tidak bolr-h diisi lagi.
5. Berdasarkan acuan perhitungan formasi pegawai Kanca, diperkirakan organisasi Kantor Cabang lebih efisien tanpa menghambat pelayanan kepada nasabah maupun mernperletnah keajnanan bank, sehingga jumlah Formasi Standard Pegawai Kanca tidak termasuk Pegawai Daear dan Peflnwfii yang melaksanakan fungsi hi^nio BRI Unit (U D O f U B M , Petugao Adminietrasi BRI Unit) maupun Fofcn/j/vo P/.iymont Point sbbKanca K«J,nn I ------ > hnninf; •)'?. u r n n«.Kanca Kelao II .....— > Jebl.h kurmi/t 43 orang.Kanca Kelas I I I ----- ■> lebih kuroutf 29 orann.Kanca Kelao I V -------> lebih kur/witf 23 o m n n .
Formas! Standard > ini merupakan formasi pfersonil Kanca yang melaksanaicari kegiatan standard, dalam arti tidak banyok kegiatan yang tnemerlkan pencxniEanan khusus.
.6. Formasi Standard tersebut dapat digunakan sebagai alat pengendalian jumlah tenaga kerja di Kanca,artinya apabila suatu Kanca menetapkan formasi pegawainya melebihi formasi standard, harus dapat memberikan alasan—alasan yang rasional. Selain itu Formasi Standard' ini sudah mempertimbangkan kelanoaran operational, artinya apabila kegiatan suatu Kanca tidak kompleks, dengan formasi standard tsb kegiatan Kanca dapat berjalan Uncar.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
u u oT T 1 3 3 3
a•¥ +• — 3 911V)i a. j ) j r
”3 *5 71 3 3 -
i : :r ». a.: 3 3- 7 T 3 33 »- a. 3* ?: Z
- 3*z a: > i- . *
— i3 O 3a a— <4-7 Z 3 3 3 a*4*C Tx* 3
Tr* 3> 3 3a* r3 3T- n
3 3 — n
3V) 3 3 a r 3•A 0
3 -7
— — VI3 3 ■» 33 -------3 3* — T - . 3i 7 3 3c 3 a
* 3•• n
ir 3 -w a — *3 r
3 *- 3
3 3
l««plr«n
V'#»
: Sf.
Dirn
dl
HIM
STIRIKTM
H C
Htf.A
NISA
SI
NdSI :S. 89-DIR/O
RG/ 3/93
KANCA I Hi I
K(l AS
I *
II T
g|
,27 Agust>
1993
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN
%
\
H,3
IO
H' P CTf+ H*cTO >- P 3CD H*If t f t C ap***• o* sr ftc 01 WcCD
?■*a>ft(0TCD3nP3
If t Cm(0 c n B oq »—cu p3 ST f tc v s a w »
p ** £ CD p >0 »- pa »< p p 3<_*. Qqc3 S M P
g-s-gCO CD
cr W Pp ►H 3W P»— G3 P?»?H- 5p ft3 HiO << cP P 3 3 TO<< ft aP H*3 pQQ a o'P H-O' 1 CDP 33 H**<?p
COK* CDW9p t-H3 GP 31 H-ft
KA
NC
A
KLS
IV
1
KA
NC
A
KLS
II
I
—----------------------------------------------------------------------------------i
KA
NC
A
KLS
II
KA
NC
A
KLS
I
FU
NG
SI
KE
LA
S
KA
NC
A
>-* ■ . i-* h *
! P
INC
A
i1
GO -4
10
3 *21 > d • w z
^ oP I COH
' sTJ
CO
10
i S
T JOh-
z ' a >3> n i d co c r ~> > \TJ CD ►< CO> Ms ;
o i cn
t
o > *3 1 h-i n GH 2 Z
a ^ cn so *-<CT
i
CTj ~o CO
S* > 3P*: d
r* g z> 2 a
■rtJ H COo >» z> 01 *sr h-i
CJ O) cn
H 50 *g
§ S i• 0 > O ,
a Ec cn 1> H-»
23
29
43 cn
TO
TA
L
MATRIKS ACUAN
FORMASI STANDARD
PEGAWAI KANCA
BRI EXCLUSIF
PEGAWAI YANG
MErAKSANAKAN
FUNGSI BISNIS
BRI UNIT
(UDO, UBM.PETUGAS ADMINISTRASI
BRI WIT)
PEGAWAI DASAR
DAN PAYMENT
POINT u«±i; .ruwiwAI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KONSEKUENSI YURIDIS PERUBAHAN ... SRI JULIANTI HUSEIN