+ All Categories
Home > Documents > KREATIVITAS MUSIK KERONCONG PADA ACARA ...

KREATIVITAS MUSIK KERONCONG PADA ACARA ...

Date post: 24-Feb-2023
Category:
Upload: khangminh22
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
57
KREATIVITAS MUSIK KERONCONG PADA ACARA “KROMATIS” DI TVRI JAWA TENGAH skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan oleh Yogi Mahesa Putra 2501412026 JURUSAN PENDIDIKAN SENI DRAMA TARI DAN MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2018
Transcript

i

KREATIVITAS MUSIK KERONCONG PADA ACARA “KROMATIS” DI

TVRI JAWA TENGAH

skripsi

diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1

untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Yogi Mahesa Putra

2501412026

JURUSAN PENDIDIKAN SENI DRAMA TARI DAN MUSIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2018

ii

iii

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“ Cara terbaik untuk memiliki ide yang baik adalah memiliki banyak ide.” ( Linus

Pauling )

PERSEMBAHAN:

Dengan rasa syukur kepada Tuhan Yang

Maha Esa atas segala karunia-Nya, secara

khusus skripsi ini saya persembahkan

kepada:

1. Kedua orang tua saya ( Ayahanda

Ratamto dan Ibunda Watimah )

yang selalu memberikan cinta dan

doa yang tak pernah terhenti.

2. Dr. Slamet Haryono, M.Sn dan

Abdul Rachman, S.Pd,M.Pd, selaku

dosen pembimbing yang selalu

memberikan pengarahan, semangat

dan bimbingan dalam penyusunan

skripsi ini.

v

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan karunia-Nya skripsi yang

berjudul “ Kreativitas Musik Grup Keroncong Pada Acara Kromatis Di TVRI

Jawa Tengah” dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana pendidikan di Universitas Negeri Semarang.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan juga berkat dorongan, kritik, dan

saran serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan

terima kasih atas segala bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang secara

langsung dan tidak langsung telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M. Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang,

yang telah memberi fasilitas selama perkuliahan.

2. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M. Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Semarang, yang telah memberi izin penelitian.

3. Dr. Udi Utomo,M.Si selaku Ketua Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa

dan Seni Universitas Negeri Semarang.

4. Dr. Slamet Haryono, M.Sn sebagai pembimbing I yang telah memberikan

kesempatan dan meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan,

mengoreksi, serta memberikan dorongan kepada penulis untuk menyusun

skripsi.

vi

5. Abdul Rachman, S.Pd,M.Pd sebagai pembimbing II yang telah

memberikan kesempatan dan meluangkan waktu untuk membimbing,

mengarahkan, mengoreksi, serta memberikan dorongan kepada penulis

untuk menyusun skripsi.

6. Seluruh Dosen Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Negeri Semarang., tanpa terkecuali yang telah membekali penulis dengan

ilmu pengetahuan dan seni selama perkuliahan.

7. Ir. H.Muhammad Rusli Sumara, M.I.Kom kepala TVRI stasiun Jawa

Tengah yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

8. Pak Nano Wahyono selaku Produser program acara Kromatis yang turut

mendukung selama melakukan penelitian.

9. Pak Igus Jariyanto pemimpin OK. Sehati yang memberikan izin

untukmelakukan penelitian kepada OK.Sehati serta turut mendukung

selama proses penelitian.

10. Kedua orang tua dan keluarga besar yang telah memberikan dukungan

serta doa untuk kelancaran terselesaikannya skripsi ini.

11. Teman-teman Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Semarang yang

telah membantu selama proses penyelesaian skripsi ini

12. Mae Ida Sari teman dekat yang selalu memberikan dukungan serta

motivasi selama proses penyusunan skripsi ini.

13. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam

penyusunan skripsi.

vii

Semoga Allah SWT memberikan balasan dan kenikmatan untuk

kita semua. Penulis berharap semoga karya skripsi ini bermanfaat bagi

semua pihak. Amin.

Semarang, 28 Agustus 2018

Penulis

Yogi Mahesa Putra

2501412026

viii

ABSTRAK

Mahesa Putra, Yogi. 2018. “Kreativitas Musik Grup Keroncong Pada Acara

Kromatis Di TVRI Jawa Tengah”. Skripsi. Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa

dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dr.Slamet

Haryono,M.Sn., Pembimbing II: Abdul Rachman,S.Pd,M.Pd.

Kata Kunci : Kreativitas, Keroncong, Kromatis.

Kromatis adalah sebuah program acara musik keroncong di TVRI Jawa

Tengah yang memberikan wadah untuk para seniman keroncong berkreasi dan

berkreativitas agar musik keroncong tetap eksis ditengah masyarakat. Bagaimana

kreativitas musik grup keroncong yang pada acara Kromatis di TVRI Jawa

Tengah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kreativitas musik grup keroncong

pada acara kromatis di TVRI Jawa Tengah.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara,

dan dokumentasi. Teknik analisis data mencakup reduksi data, penyajian, dan

penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik

triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain.

Hasil penelitian menunjukan hal-hal berikut. Orkes Keroncong Sehati

adalah salah satu grup keroncong pengisi acara kromatis. Melalui konsep

kreativitas O.K Sehati menghasilkan Produk kreativitas musik, yaitu berupa

aransemen iringan musik pop keroncong. Membawakan lagu pop yang berjudul

Rindang Tak Berbuah dengan iringan musik keroncong secara penuh, iringan

tersebut dibawakan dengan menggunakan alat musik khas musik keroncong

secara menyeluruh. Melalui lagu pop yang disajikan dengan iringan musik

keroncong, O.K Sehati memberikan nuansa baru bagi musik keroncong.

Program Kromatis disarankan untuk lebih memperhatikan jam tayang agar

tidak berbenturan dengan waktu ibadah shalat maghrib, dengan harapan acara

tersebut banyak yang menonton, sehingga sajian musik keroncong pada acara

tersebut dapat diapresiasi oleh banyak orang. Seniman disarankan untuk terus

berkreativitas dalam bermusik, agar terus menghasilkan karya-karya baru musik

keroncong.

ix

ABSTRACT

Mahesa Putra, Yogi. 2018. "The Creativity of Keroncong Group Musical at

Kromatis Events on TVRI Central Java". Final Project. Sendratasik Department,

Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Semarang. Advisor I: Dr.

Selamet Haryono, M.Sn., Advisor II: Abdul Rachman, M.Pd.

Keywords : creativity, keroncong, kromatis

Kromatis is a keroncong music program on Central Java TVRI that

provides a place for keroncong artists to be creative so that keroncong music still

exists in the midst of society. How is the Keroncong group's music creativity at

the Kromatis event on TVRI Central Java. The purpose of this study was to

determine the keroncong group's music creativity at kromatis events on TVRI

Central Java.

Data collection techniques used are observation, interviews, and

documentation. Data analysis techniques include data reduction, presentation, and

conclusion drawing. In this study, researchers used triangulation techniques.

Triangulation is a data validity checking technique that utilizes something else.

The results show as follow: The Keroncong Sehati Orchestra is one of the

keroncong groups that performs chromatic programs. Through the concept of

creativity O.K Sehati produced musical creativity products, namely in the form of

keroncong pop music accompaniment arrangements. Bringing a pop song titled

Rindang Tak Berbuah with the full accompaniment of keroncong music, the

accompaniment was delivered using a musical instrument typical of keroncong

music as a whole. Through pop songs that are presented with keroncong music

accompaniment, O.K Sehati gives a new feel to keroncong music.

Program Kromatis is recommended to pay more attention to the broadcast

time so that it does not collide with the time of the Maghrib prayer service, with

the hope that the event will be a lot of watching, so that the presentation of

keroncong music at the event can be appreciated by many people. Artists are

advised to continue to be creative in music, to continue to produce new works of

keroncong music.

x

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................. i

PENGESAHAN ............................................................................................... ii

PERNYATAAN ............................................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

PRAKATA ....................................................................................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

ABSTRACT ..................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 8

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 9

xi

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 9

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi .................................................................... 10

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIS ....................... 12

2.1 Kajian Pustaka ............................................................................................ 12

2.2 Kreativitas Musik ....................................................................................... 13

2.2.1 Pengertian Kretivitas ........................................................................ 13

2.2.2 Definisi Kreativitas .......................................................................... 14

2.2.3 Konsep Kreativitas ........................................................................... 15

2.2.4 Crir-ciri Karakter Kreativitas ........................................................... 16

2.2.5 Tahapan Kreativitas ......................................................................... 21

2.2.6 Musik ............................................................................................... 22

2.3 Keroncong .................................................................................................. 23

2.4 Media ......................................................................................................... 26

2.4.1 Definisi Media ................................................................................. 26

2.4.2 Fungsi Media Massa ........................................................................ 27

2.4.3 Sejarah Televisi Indonesia ............................................................... 27

2.4.4 Program Televisi .............................................................................. 29

xii

2.5 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 31

BAB 3 METODE PENELITIAN..................................................................... 33

3.1 Pendekatan Penelitian ................................................................................ 33

3.2 Lokasi dan Sasaran Penelitian .................................................................... 34

3.3 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 34

3.3.1 Studi Observasi ................................................................................ 34

3.3.2 Studi Wawancara ............................................................................. 35

3.3.3 Studi Dokumentasi ........................................................................... 37

3.4 Teknik Analisis Data .................................................................................. 38

3.5 Teknik Keabsahan Data ............................................................................. 39

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 41

4.1 Gambaran Umum TVRI Jawa Tengah ....................................................... 41

4.1.1 Sejarah TVRI Jawa Tengah ............................................................. 43

4.1.2 Profil TVRI Jawa Tengah ................................................................ 45

4.2 Program Acara TVRI ................................................................................. 49

4.2.1 Tayangan Program Berita ................................................................ 49

4.2.2 Tayangan Program Motivasi ............................................................ 50

xiii

4.2.3 Tayangan Program Religi ................................................................ 51

4.2.4 Tayangan Program Hiburan ............................................................. 53

4.2.5 Tayangan Program Seni Budaya ...................................................... 55

4.3 Program Kromatis ...................................................................................... 57

4.4 O.K Sehati .................................................................................................. 59

4.5 Lagu-lagu Yang Ditampilkan ..................................................................... 62

4.6 Alat Musik Yang Dipakai Saat Tampil ...................................................... 65

4.7 Produk Kreativitas Musik Grup Keroncong Pada Acara Kromatis di TVRI

Jawa Tengah ..................................................................................................... 69

4.7.1 Pribadi (Person) ............................................................................... 71

4.7.2 Proses (Process) ............................................................................... 71

4.7.3 Pendorong (Press) ............................................................................ 72

4.7.4 Produk (Product) .............................................................................. 72

4.7.5 Aransemen Lagu Rindang Tak Berbuah pada Orkes Keroncong Sehati

................................................................................................................... 73

1. Pola Iringan Lagu Rindang Tak Berbuah................... 73

2. Aransemen Melodi Lagu Rindang Tak Berbuah ....... 79

3. Aransemen Rhythm .................................................... 81

xiv

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 85

5.1 Simpulan .................................................................................................... 85

5.2 Saran ........................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 87

LAMPIRAN ..................................................................................................... 91

xv

Daftar Tabel

Tabel 4.1 Daftar tayangan program religi ............................................................. 52

Tabel 4.2 Daftar tayangan program hiburan ......................................................... 53

Tabel 4.3 Daftar tayangan program budaya .......................................................... 55

Tabel 4.4 Daftar grup keroncong yang pernah tampil di acara kromatis .............. 59

Tabel 4.5 Daftar lagu yang ditampilkan pada acara kromatis ............................... 64

xvi

Daftar Gambar

Gambar 4.1 Peta jalan menuju TVRI Jawa Tengah .............................................. 41

Gambar 4.2 Kantor TVRI Jawa Tengah ............................................................... 45

Gambar 4.3 Lambang TVRI Jawa Tengah ........................................................... 47

Gambar 4.4 Cover tayangan Warta Jawa Tengah ................................................. 50

Gambar 4.5 Cover tayangan Jendela Dunia .......................................................... 50

Gambar 4.6 Cover tayangan Salam Dari Desa...................................................... 51

Gambar 4.7 Foto penulis bersama Bp Kecuk Sumarsono..................................... 58

Gambar 4.8 Studio penayangan acara Kromatis ................................................... 58

Gambar 4.9 Foto penulis bersama Bp Igus Jariyanto pimpinan OK.Sehati.......... 60

Gambar 4.10 Foto para pemain OK.Sehati saat tampil ......................................... 61

Gambar 4.11 Foto para pemain OK.Sehati setelah tampil .................................... 61

Gambar 4.12 Alat musik Flute .............................................................................. 65

Gambar 4.13 Alat musik Cuk ............................................................................... 66

Gambar 4.14 Alat musik Cak ............................................................................... 66

Gambar 4.15 Alat musik Gitar .............................................................................. 67

Gambar 4.16 Alat musik Biola ............................................................................. 67

xvii

Gambar 4.17 Alat musik Cello ............................................................................. 68

Gambar 4.18 Alat musik Bass Elektrik ................................................................. 69

Gambar 4.19 Intro lagu Rindang Tak Berbuah (Variasi Engkel) ......................... 74

Gambar 4.20 Verse 1 lagu Rindang Tak Berbuah (Variasi Engkel) ..................... 75

Gambar 4.21 Verse 2 lagu Rindang Tak Berbuah (Variasi Engkel) ..................... 75

Gambar 4.22 Verse 3 lagu Rindang Tak Berbuah (Variasi Dobel)....................... 76

Gambar 4.23 Reff lagu Rindang Tak Berbuah (Variasi Dobel) ........................... 76

Gambar 4.24 Bridge lagu Rindang Tak Berbuah (Variasi Dobel) ........................ 77

Gambar 4.25 Interlude lagu Rindang Tak Berbuah (Variasi Engkel) .................. 78

Gambar 4.26 Melodi flute pada intro .................................................................... 79

Gambar 4.27 Melodi violin pada intro .................................................................. 79

Gambar 4.28 Melodi flute pada interlude ............................................................ 79

Gambar 4.29 Melodi violin pada interlude ........................................................... 80

Gambar 4.30 Pola iringan Cak pada variasi engkel .............................................. 80

Gambar 4.31 Pola iringan Cak pada variasi dobel ................................................ 80

Gambar 4.32 Pola iringan Cuk pada variasi engkel .............................................. 81

Gambar 4.33 Pola iringan Cuk pada variasi dobel ................................................ 81

xviii

Gambar 4.34 Pola gitar pada birama 1sampai 4 ................................................... 81

Gambar 4.35 Pola iringan Cello pada variasi engkel ............................................ 81

Gambar 4.36 Pola iringan Cello pada variasi dobel .............................................. 82

Gambar 4.37 Pola iringan bass pada lagu Rindang Tak Berbuah ......................... 82

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian...................................................................... 89

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ......................................................... 90

Lampiran 3 Lembar Wawacara ........................................................................ 91

Lampiran 4 Partitur Lagu Rindang Tak Berbuah ............................................. 102

Lampiran 5 Part Lagu Rindang Tak Berbuah .................................................. 112

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan manusia pada masa sekarang ini hampir tidak pernah lepas dari

media massa baik itu televisi, koran, radio, ataupun internet. Setiap manusia

hampir dapat dipastikan akan berhubungan dengan media massa. Dapat kita

lihat berapa jam orang akan menonton televisi dalam satu hari. Menonton

televisi tidak dapat demikian saja diasumsikan sebagai sebuah aktivitas yang

berdimensi tunggal, apalagi sebagai sesuatu yang terjadi dengan begitu saja

(Morley, 1988: 28; Lull, 1988a: 17 dalam Budiman,2002: 8). Semakin lama

waktu orang melihat televisi, maka akan semakin banyak pula hal-hal baru

yang dapat ia ketahui.

Televisi adalah media pandang sekaligus media dengar (audio-visual). Ia

berbeda dengan media cetak yang lebih merupakan media pandang. Orang

memandang gambar yang ditayangkan di televisi, sekaligus mendengar atau

mencerna narasi atau narasi dari gambar tersebut (Badjuri, 2010: 39). Pendapat

lain menyebutkan, televisi dalam bahasa Inggris disebut Television. Televisi

terdiri dari istilah tele yang berarti jauh dan visi (vision) yang berarti penglihatan

(Effendy, 2003: 174), dalam perkembangannya, berbagai negara di dunia mulai

menggunakan media televisi untuk menayangkan sebuah acara yang penting di

negaranya, diantaranya : (1) Inggris pada tahun 1924 di BBC, (2) Rusia pada

tahun 1939 pada World Fair, (3) USA pada tahun 1946 saat sidang PBB, (4)

Jepang pada tahun 1952 di NHK (Rusman, 2008). Penyiaran televisi di Indonesia

2

dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya

pembukaan Pesta Olahraga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu

pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai

panggilan stasiun (station call) hingga sekarang. Selama tahun 1962-1963 TVRI

berada di udara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya

(Effendy, 1993:54).

Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang berdiri pada tanggal 24 Agustus

1962 merupakan lembaga penyiaran yang menyandang nama negara

mengandung arti bahwa dengan nama tersebut siarannya ditujukan untuk

kepentingan negara, dengan tujuan mengangkat citra bangsa melalui

penyelenggaraan penyiaran peristiwa yang berskala internasional, mendorong

kemajuan kehidupan masyarakat serta sebagai perekat sosial. Seiring

perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, TVRI mendapat saingan televisi

siaran lainnya. Banyak stasiun-stasiun televisi nasional yang bermunculan dan

turut serta meramaikan penyiaran televisi di Indonesia dengan menyuguhkan

berbagai acara yang menarik penikmat televisi. Sampai saat ini ada 11 stasiun

televisi nasional yang sedang mewarnai dunia penyiaran televisi di Indonesia,

yaitu : TVRI, RCTI, SCTV, INDOSIAR, ANTV, MNC TV, METRO TV,

TRANS TV, GLOBAL TV, TRANS 7, dan TV ONE. Sekarang, hampir semua

negara di dunia memiliki stasiun televisi. Di Asia, bidang 'broadcasting" ini

dipelopori oleh jepang pada tahun 1953, Filipina tahun yang sama, Muangthai

tahun 1955, Indonesia dan RRC tahun 1962, Singapura tahun 1963 dan disusul

oleh negara Malaysia. (Badjuri, 2010:5). Dengan adanya suguhan program yang

3

menarik dari stasiun lain, TVRI berusaha memberikan program televisi yang

menarik pula agar bisa menarik minat para penonton televisi, salah satunyan

dengan mengusung program acara yang bertemakan budaya, salah satunya adalah

acara Kromatis (Keroncong Romantis). Fokus pada penelitian ini adalah

kreativitas musik pada acara “Kromatis” yang di miliki oleh TVRI Jawa Tengah.

KROMATIS (Keroncong Romantis) adalah salah satu acara bertema

musik yang bertajuk dialog interaktif dengan narasumber tokoh-tokoh Keroncong

yang ada di Jawa Tengah seperti , tidak menutup kemungkinan mendatangkan

musisi keroncong dari luar Jawa Tengah. Tujuan dari acara program

“KROMATIS” (Kroncong Romantis) tersebut adalah memberikan hiburan

sekaligus melestarikan budaya, memperkenalkan group musik keroncong yang

ada di Jawa Tengah termasuk generasi muda yang mencintai musik keroncong

dan memberikan pengetahuan musik keroncong sekaligus memotivasi generasi

muda mencintai musik keroncong. Target dari program “KROMATIS” melingkup

semua umur dan para generasi muda yang belum mengetahui musik keroncong

dan supaya generasi muda mau mencintai serta melestarikan kebudayaan bangsa.

(Astireannafi, 2013: 2)

Acara musik Keroncong Romantis (Kromatis) sangat membantu dalam

usaha melestarikan musik keroncong, dengan disiarkannya musik keroncong

melalui media televisi akan lebih mempermudah mengenalkan musik keroncong

ke wilayah yang luas, tentunya akan menjadi tontonan favorit bagi para pecinta

musik keroncong. Acara musik Keroncong Romantis (Kromatis) bisa di nikmati

oleh semua kalangan, dengan jadwal siaran yang pasti di setiap minggunya akan

4

mempermudah para pecinta musik keroncong untuk menyaksikan acara tersebut,

dan media yang di butuhkan hanya televisi tidak harus melalui jaringan internet,

sehingga tidak membutuhkan akses yang sulit untuk menyaksikan acara tersebut,

dan penonton bisa menyaksikan acara tersebut meskipun tidak datang langsung ke

tempat acara.

Acara Keroncong Romantis (Kromatis) memberikan ruang untuk tampil

dan berkarya bagi para komunitas musik keroncong di berbagai daerah, sehingga

para musisi keroncong termotivasi untuk terus berkarya dan mengenalkan grup

mereka masing-masing ke masyarakat luas melalui program acara musik

keroncong romantis, dengan demikian ada tujuan serta acuan bagi mereka untuk

terus berkarya. Grup yang di tampilkan juga tergolong variatif, karena berbeda-

beda setiap minggunya, dengan demikian akan memberikan kesempatan bagi

grup-grup musik keroncong yang berada di dalam maupun luar daerah semarang

untuk tampil di acara keroncong romantis dengan perlukiran penampil tersebut

akan memberikan dampak positif bagi grup-grup musik keroncong yang ada di

Jawa Tengah karena grup mereka akan lebih dikenal oleh masyarakat luas dan

dengan adanya pergantian penampil akan menghilangkan kesan bosan bagi para

penonton acara kromatis.

Keroncong sendiri Menurut Soeharto (1996: 45) adalah jenis permainan

musik tradisional menggunakan tangga nada diatonik dengan iringan beberapa

alat musik berdawai yang dimainkan dengan aturan tertentu sehingga menjadi

cirri khas musik itu sendiri. Musik keroncong merupakan musik tradisional

dengan tata nada dinamik, berbentuk vocal dengan iringan beberapa alat musik

5

berdawai yang merupakan bentuk baku dari sebuah orchestra yang terdiri dari

gitar melodi secara berkesinambungan dari awal hingga akhir permainan lagu,

gitar pengiring, ukulele (cuk), dan cello untuk menimbulkan nada staccato yang

disebut sebagai kendhang (menurut istilah dalam keroncong) atau efek bunyi

kendang (Dekdikbud 1987: 84).

Musik keroncong di kota semarang mulai dikenal sejak tahun 1920,

perkembangan musik keroncong di kota semarang dibantu dengan adanya stambul

ider atau stambul keliling yang selalu membawakan lagu-lagu keroncong dan lagu

stambul. Pada tahun 1925 muncul perkumpulan orkes keroncong yang namanya

cukup terkenal yaitu S.O.V.L.A.S.O (Steck Orcest Vereeneging Langen Agawe

Santosa Oetomo). Pada tahun 1930an musik keroncong di kota semarang mulai

digemari oleh anak-anak kecil, dibuktikan pada tahun itu banyak penyanyi-

penyanyi keroncong cilik yang bermunculan salah satu dari meraka adalah Kasran

dari grup S.O.V.L.A.S.O (Budiman, 1979: 101-103)

Perkembangan musik keroncong mulai meluas di masyarakat setelah

lahirnya siaran radio di Indonesia pada tahun 1933 dengan nama RRI (Radio

Republik Indonesia). Maraknya festival keroncong pada zaman dulu ikut

mengembangkan musik keroncong di Nusantara,dengan adannya penghargaan

bagi para musisi keroncong di festival itu membuat para musisi keroncong

berlomba-lomba untuk memberikan karya terbaiknnya, sehingga dari tahun

ketahun perkembangan musik keroncong semakin baik dan semakin variatif.

Sampai saat ini musik keroncong masih tetap bertahan meskipun ruang

eksistensinya semakin menyempit,musik keroncong saat ini hampir tidak pernah

6

menampakkan eksistensinya baik lewat penciptaan lagu maupun pementasan.Jika

dahulu keroncong bisa dijumpai di tempat-tempat hajatan seperti pernikahan,

syukuran, kini hampir tidak dilakukan lagi. Dalam hal ini keberadaan keroncong

terdesak oleh orgen tunggal yang lebih mampu melayani berbagai jenis musik

mulai dari pop, dangdut, campur sari dan keroncong. Faktor yang turut

mempegaruhi mundurnnya perkembangan musik keroncong antara lain minimnya

peran media serta kecenderungan perkembangan industri musik, dan hambatan

dalam pengembangan kreativitas (Darini, 2013: 30). Kreativitaslah yang

memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam era

pembangunan ini kesejahteraan dan kejayaan masyarakat bergantung kepada

sumbangan kreatif berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru, dan teknologi

baru. Untuk mencapai hal ini, sikap, pemikiran, dan perilaku kreatif harus

dipupuk sejak dini (Munandar, 2002: 44). Hingga sekarang siaran radio

pemerintah dan swasta masih melangsungkan siarang musik keroncong. Selain

melalui siaran radio, secara rutin pula musik keroncong disiarkan melalui televisi

khususnya televisi milik pemerintah yang terprogram (Widjajadi, 2005).

Perkembangan musik keroncong memang menjadi sorotan utama dalam

dunia kesenian, dari dulu hingga sekarang, dikarenakan perkembangannya yang

semakin menyusut, beberapa peneliti telah melakukan penelitian sebelumnya

mengenai perkembangan musik keroncong, Lucky Rachmawati Wuryanto dalam

penelitiannya pada tahun 2012 yang berjudul “Eksistensi Seniman Keroncong

Pada Acara Musik Keroncong “Kromatis” Di TVRI Jawa Tengah” dalam

penelitian ini Eksistensi Seniman Keroncong menjadi pembahasan utama,

7

bagaimana cara mereka betahan sampai saat ini ditengah kemajuan teknologi yang

sangat pesat, serta pengaruh musik dengan genre lain yang turut mempengaruhi

menyusutnya perkembangan musik keroncong, ditengah keberadaan yang terjepit

tersebut para seniman tidak pernah putus asa dalam mempertahankan keberadaan

musik keroncong, melalui penelelitian tersebut membuktikan bahwa acara

Kromatis di TVRI Jawa Tengah memberikan tempat bagi para musisi keroncong

untuk menunjukan hasil dari karya mereka kepada para penikmat musik

keroncong, dan sangat membantu para seniman keroncong untuk tetap eksis serta

terus mengembangkan musik keroncong agar dapat dinikmati bukan hanya oleh

kalangan musisi keroncong saja melainkan bagi masyarakat umum.

Pembahasan mengenai perkembangan musik keroncong juga terdapat pada

artikel yang ditulis oleh Abdul Rachman pada jurnal Chataris yang berjudul

“Bentuk Aransemen Musik Keroncong Asli Karya Kelly Puspito dan

Relevansinya Bagi Remaja Dalam Mengembangkan Musik Keroncong Asli”

dalam artikel tersebut dibahas tentang aransemen musik keroncong asli karya

Kelly puspito yang berbeda dengan musik keroncong asli pada umumnya, hal ini

membuat para remaja menjadi tertarik untuk mempelajari musik keroncong asli

karya Kelly Puspito. Melalui hasil penelitian ini, membuktikan bahwa kreativitas

musik memberikan dampak positif bagi perkembangan musik tersebut, dengan

adanya pengembangan kreativitas pada musik keroncong asli oleh kelly puspito,

dalam hal melodi, sistem nada, interval, harmonisasi, progresi akord yang berbeda

dari musik keroncong asli pada umumnya mampu menarik antusias para remaja

untuk mempelajari musik keroncong.

8

Hasil dari penelitian terdahulu menunjukan sebuah usaha dalam

mempertahankan serta mengembangkan musik keroncong agar terus berkembang

dan tetap eksis dimasyarakat serta tetap mendapatkan tempat favorit dihati para

penikmat musik keroncong maupun penikmat musik dengan genre lain.

Berdasarkan observasi pra-penelitian yang dilakukan oleh penulis pada

tanggal 16 Juni 2017, Acara Keroncong Romantis (Kromatis) menjadi wadah

yang baik untuk pemusik maupun peminat keroncong di tanah air, baik yang

muda maupun orang tua yang sudah mengenal musik keroncong maupun yang

ingin mengenal musik keroncong. Dengan munculnya musisi-musisi muda yang

mencoba menyajikan musik keroncong, maka tidak sedikit yang menyajikan lagu-

lagu yang diciptakan berirama pop maupun rock dikemas menjadi musik

keroncong. Kreatifitas dan selera musisi-musisi muda inilah yang mendorong

penulis untuk meneliti dan menggambarkan seperti apa kreativitas musik grup

keroncong yang tampil pada acara Keroncong Romantis (Kromatis) di TVRI dan

menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah skripsi dengan judul “Kreativitas

Musik Grup Keroncong Pada Acara Kromatis di TVRI Jawa Tengah (Suatu

Kajian Tentang Musikologi)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang diajukan dalam

penelitian atau skripsi ini adalah :

Bagaimana kreativitas musik grup keroncong pada acara Keroncong

Romantis (Kromatis) di Televisi Republik Indonesia (TVRI) Jawa Tengah ?

9

1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, tujuan yang ingin dicapai

dalam penulisan skripsi ini adalah :

Untuk mengetahui kreativitas musik grup keroncong pada acara

Keroncong Romantis (Kromatis) di Stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI)

Jawa Tengah.

1.4 Manfaat Penelitian

Penulisan Skripsi ini dilakukan dalam rangka penyusunan skripsi dengan

tujuan yang hendak dicapai oleh penulis, sehingga dengan adanya penulisan ini

diharapkan akan memiliki hasil yang baik.

1.4.1 Secara Teoritis

Secara teori dengan adanya penulisan skripsi ini diharapkan dapat

digunakan sebagai acuan pihak Stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI) Jawa

Tengah dalam upaya peningkatan program musik keroncong Kromatis dan

diperuntukkan bagi pengamat seni terutama masyarakat pencinta musik

keroncong yang mana dari hasil penelitian tersebut diharapkan dapat dijadikan

landasan untuk mengembangkan dan melestarikan musik Keroncong, serta

dengan adanya hasil penelitian ini dapat dijadikan refrensi pada penelitian

berikutnnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Dengan adanya manfaat penulisan skripsi ini secara praktis memberikan

manfaat bagi :

10

1.4.2.1 Bagi Penulis

Dengan adanya penelitian ini bagi penulis mendapatkan manfaat dan ilmu

yang berhubungan kreativitas musik keroncong pada acara Kromatis, sehingga

dengan adanya penulisan skripsi ini dapat berguna bagi diri sendiri dan

memberikan ilmu pengetahuan yang lebih tentang kreativitas musik keroncong itu

sendiri.

1.4.2.2 Bagi Pembaca

Dengan adanya penulisan skripsi ini dapat memberikan wawasan tentang

kreativitas musik keroncong pada acara keroncong romantis di Televisi Republik

Indonesia (TVRI) Jawa Tengah serta dapat menambah wawasan tentang

pengertian kreativitas secara menyeluruh.

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk lebih mengarahkan dan memberi batasan dalam penulisan skripsi,

maka penulis akan memberikan batasan tentang hal – hal yang akan diuraikan

dalam penulisan ini, yaitu:

1.5.1 BAB I – Pendahuluan

Pada bab ini berisikan tentang latar belakang permasalahan tujuan

penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan

skripsi.

1.5.2 Bab II – Landasan Teori

Pada bab ini berisikan landasan teori yang digunakan dalam penulisan

skripsi ini dan memuat konsep atau teori yang berkenaan dengan obyek penelitian

11

dan dijadikan dasar atau acuan berpijak untuk mengkaji permasalahan yang ada,

yaitu tentang kreativitas acara musik keroncong romantis di Stasiun Televisi

Republik Indonesia (TVRI) Jawa Tengah.

1.5.3 Bab III – Metodologi Penelitian

Pada Bab ini berisikan metodelogi penelitian yang dimana terdapat

pendekatan penelitian, sasaran penelitian, teknik pengumpulan data,teknik

analisis, dan serta pemeriksaan keabsahan data.

1.5.4 BAB IV- Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada Bab ini berisikan deskripsi tentang hasil penelitian dan pembahasan

mengenai kreativitas musik dan konsep acara pada Kroncong Romantis

(Kromatis) di TVRI Jawa Tengah dengan apa adanya.

1.5.5 BAB V – Simpulan dan Saran

Pada Bab ini berisikan deskripsi tentang hasil penelitian dan pembahasan

mengenai kreativitas musik dan konsep acara pada Kroncong Romantis

(Kromatis) di TVRI Jawa Tengah disertai saran dari penulis.

12

BAB 2

Kajian Pustaka dan Kerangka Teoretis

2.1 Kajian Pustaka

Artikel yang di tulis oleh Abdul Rachman yang berjudul “Bentuk dan

Analisis Musik Keroncong Tanah Airku Karya Kelly Puspito” dalam jurnal

harmonia edisi 13,No.1 tahun 2013, artikel tersebut membahas tentang bentuk dan

analisis lagu keroncong tanah airku karya kelly puspito, yang meliputi bentuk lagu

keroncong tanah airku, melodi lagu, sistem nada dalam lagu keroncong tanah

airku, interval, harmonisasi, tempo, birama, modulasi, serta motif dalam lagu

keroncong tanah airku yang di bahas secara menyeluruh. Dari hasil penelitian

tersebut Kelly Puspito telah melakukan pengembangan kreativitas pada lagu

keroncong tanah airku, dalam bentuk lagu, interval, harmonisasi, tempo, birama

serta motif yang berbeda dengan lagu keroncong asli pada umumnya, sehingga

memberikan nuansa baru bagi perkembangan musik keroncong.

Apriliandini Rahmawati dalam penelitiannya pada tahun 2009 yang berjudul

“Proses Produksi Acara Musik Kroncong di Tv Borobudur Semarang ”

didalamnnya membahas tentang proses produksi acara musik keroncong yang

dimana meliputi pemilihan grup keroncong yang akan ditampilkan, pemilihan

lagu yang akan ditampilkan, penyusunan alat yang akan ditampilkan, serta

manajemen keuangan selama proses produksi. Berdasarkan hasil dari penelitian

tersebut, pemilihan grup yang tampil dan lagu-lagu yang ditampilkan harus sesuai

kriteria yang sudah di tentukan oleh TV borobudur, karena tayangan musik

keroncong pada TV borobudur semarang bertujuan untuk menayangkan musik

13

keroncong kepada masyarakat umum yang dikemas dengan sebagus mungkin agar

dapat menarik para penonton untuk mengenal musik keroncong.

Lucky Rachmawati Wuryanto dalam penelitiannya yang berjudul

“Eksistensi Seniman Keroncong Pada Program Acara Musik Keroncong

„KROMATIS‟ di TVRI Jawa Tengah” pada tahun 2012 yang dimana didalamnya

membahas tentang eksistensi seniman pada proses siaran acara kromatis dan

membahas tentang respon yang dihasilkan dari para seniman yang pernah mengisi

acara musik tersebut serta respon para penonton yang menonton acara musik

tersebut. Acara Kromatis di TVRI Jawa Tengah memberikan tempat bagi para

musisi keroncong untuk menunjukan hasil dari karya mereka kepada para

penikmat musik keroncong, dan membantu musik keroncong untuk tetap eksis

dan berkembang. Hasil dari penelitian terdahulu menunjukan sebuah usaha dalam

mempertahankan serta mengembangkan musik keroncong agar terus berkembang

dan tetap eksis dimasyarakat.

Tinjauan pustaka yang peneliti paparkan menjadi titiktumpu peneliti untuk

meneliti aspek baru yang belum pernah di bahas sebelumnya dan berkaitan

dengan pertunjukan kromatis yaitu tentang kreativitas musik grup keroncong pada

acara kroncong romantis (Kromatis) di TVRI Jawa Tengah.

2.2 Kreativitas musik

2.2.1 Pengertian Kreativitas

Kreatif berarti orang yang selalu berkreasi, sedangkan pengertian berkreasi

itu sendiri adalah membuat sesuatu yang sebelumnya belum ada menjadi ada.

Prinsip dasar kreativitas sama dengan inovasi, yaitu memberiilai tambah pada

14

benda-benda, cara kerja, cara hidup dan sebagainya, agar senantiasa muncul

produk baru yang lebih baik dari produk yang sudah ada sebelumnya. Penciptaan

sebuah karya seni mengandung pengertian mewujudkan suatu karya seni yang

mempunyai arti dan nilai baru (Nooryan, 2008: 22-23).

2.2.2 Definisi Kreativitas

Ausubel (1962: 99-100) dalam yosep, membedakan istilah kreativitas

sebagai suatu ciri perbedaan individual yang mencakup rentang lebar dan

berkesinambungan dengan istilah orang kreatif yang digunakan secara terbatas

untuk menyebut individu unik yang memiliki ciri yang langka dengan kadar luar

biasa yaitu suatu kadar tertentu yang menempatkannya secara kualitatif berbeda

dari individu lainnya. Kreativitas dibutuhkan dalam memecahkan masalah yang

sifatnya divergen, sebagaimana yang dikatakan oleh santrock (1988: 23) dalam

yosep bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir tentang sesuatu dengan

cara yang baru dan tidak umum untuk menemukan pemecahan masalah yang unik.

Kreativitas didefenisikan sebagai kemampuan untuk mencipta atau proses

timbulnya ide baru. Pada intinya pengertian kreativitas adalah kemampuan

seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun

karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, dalam karya

baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, dan semuanya relatif

berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. Sebenarnya, ada banyak pengertian

kreativitas, misalnya ada yang mengartikan kreativitas sebagai upaya melakukan

aktivitas baru dan mengagumkan. Di lain pihak, ada yang menganggap bahwa

kreativitas adalah menciptakan inovasi baru yang mencengangkan.

15

2.2.3 Konsep Kreativitas

Dalam munandar (tahun 2002) Umumnya kreativitas dirumuskan dalam

istilah 4P yaitu Pribadi (person), proses (Process),Pendorong (press), dan produk

(Product).

2.2.3.1 Pribadi (Person)

Pribadi atau Person ini menyangkut tentang seorang pribadi yang

kreatif,pribadi yang kreatif tersebut dapat dilihat dari segi kesenimanannya,

pengalaman berkarya, pengalaman belajar bermusik, dan hal-hal lain yang

menyangkut kreativitas.

2.2.3.2 Proses (Process)

Hal ini berhubungan dengan mengkaji proses langkah-langkah dalam

metode ilmiah, yaitu proses merasakan kesulitan, permasalahan, kesenjangan,

membuat dugaan dan memformulasikan hipotesis, merevisi dan memeriksa

kembali hingga mengkomunikasikan hasil.

2.2.3.3 Pendorong(Press)

Hal ini merupakan faktor internal dan eksternal yang mendorong individu

untuk berkreativitas dengan inisiatif yang dihasilkan individu dengan

kemampuannya untuk mendobrak pemikiran yang biasa.

2.2.3.4 Produk (Product)

Produk merupakan hasil dari proses berkreativitas dengan menghasilkan

sebuah karya yang baru. Bahwa suatu produk yang dikatakan sebagai produk

kreatif jika produk tersebut “baru” dan belum ada sebelumnya. Dimaksudkan

bahwa produk tersebut memiliki ciri khas atau karakter.

16

2.2.4 Ciri-Ciri Karakter Kreativitas

Ada beberapa ciri-ciri kreativitas yang dimiliki oleh individu yang kreatif.

Guilford (dalam Munandar, 1992) membedakan antara ciri kognitf (aptitude) dan

ciri afektif (non-aptitude) yang berhubungan dengan kreativitas. Ciri-ciri kognitif

(aptitude) berhubungan dengan kognisi, proses berpikir yang meliputi kelancaran,

kelenturan (fleksibilitas) dan orisinilitas dalam bepikir dan elaboration

(mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan. Sedangkan ciri-ciri

afektif (non-aptitude) ialah ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau

perasaan yang meliputi rasa ingin tahu, bersifat imajinatif, merasa tertantang oleh

kemajemukan, sifat berani mengambil resiko dan sifat menghargai. Kedua jenis

ciri-ciri kreativitas itu diperlukan agar perilaku kreatif dapat terwujud.

2.2.4.1 Ciri-Ciri Kognitif

a. Kemampuan berpikir lancar (fluency)

Merupakan kemampuan untuk melahirkan banyaknya ide dan gagasan,

mengemukakan banyaknya cara untuk melakukan berbagai hal serta mencari

banyak kemungkinan alternatif jawaban dan penyelesaian masalah.

b. Kemampuan berpikir luwes atau fleksibel (flexibility)

Merupakan kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam

pendekatan dalam mengatasi persoalan, orang yang kreatif adalah orang yang

kreatif dalam berpikir, mereka dapat dengan mudah meninggalkan cara berpikir

yang lama dan menggantikan dengan cara berpikir yang baru. Diperlukan

kemampuan untuk tidak terpaku pada pola pemikiran yang lama. Hal ini bisa

dilakukan dengan fleksibilitas yang spontan dan adaptif. Fleksibilitas spontan

17

adalah kemampuan untuk menyampaikan berbagai macam ide tentang apa saja

tanpa rasa takut salah. Sedangkan fleksibilitas adaptif adalah kemampuan untuk

menyampaikan berbagai macam ide tentang apa saja tetapi masih memperhatikan

kebenaran ide tersebut. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap seseorang dalam

memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap suatu gambar,

cerita atau masalah, menerapkan suatu konsep dengan cara yang berbeda-beda,

memberi pertimbangan terhadap situasi, yang berbeda dari yang diberikan orang

lain, dalam membahas atau mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai posisi

yang berbeda atau bertentangan dari mayoritas kelompok., jika diberikan suatu

masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang berbeda-beda untuk

menyelesaikannya, mampu mengubah arah berpikir secara spontan.

c. Kemampuan berpikir orisinal (Originality)

Merupakan kemampuan untuk melahirkan ide-ide atau gagasan-gagasan

dan mebuat kombinasi-kombinasi yang sifatnya baru dan unik, menggunakan cara

yang tidak lazim dalam mengungkapkan diri, dan mampu mencari berbagai

kemungkinan pemecahan masalah dengan cara-cara yang mungkin tidak

terpikirkan oleh orang lain. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap seseorang dalam

memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh

orang lain, mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-

cara yang baru, memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain, setelah membaca

atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan penyelesain yang

baru, memberikan warna-warna yang tegas dan berbeda dengan keadaan aslinya

18

dalam menggambar atau sering mempertanyakan mengapa sesuatu hal harus

dilakukan dengan suatu cara dan bukan dengan cara lain.

d. Kemampuan menilai (Evaluation)

Merupakan kemampuan untuk membuat penilaian sendiri dan menentukan

apakah suatu pertanyaan benar, atau suatu tindakan itu bijaksana serta tidak hanya

mencetuskan gagasan saja tetapi juga melaksanakannya. Ciri-ciri ini dapat dilihat

pada sikap seseorang dalam memberi pertimbangan atas dasar sudut pandangnya

sendiri, menentukan pendapat sendiri mengenai suatu hal, menganalisa masalah

atau penyesalan secara kritis dengan selalu menanyakan”Mengapa?”,serta mereka

mempunyai alasan rasional yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mencapai

suatu keputusan, merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang

tercetus, pada waktu tertentu tidak menghasilkan gagasan-gagasan tetapi menjadi

peneliti atau penilai yang kritis, menentukan pendapat dan bertahan terhadapnya.

e. Kemampuan memperinci (Elaboration)

Merupakan kemampuan untuk memperkaya atau mengembangkan suatu

ide, gagasan atau produk dan kemampuan untuk memperinci suatu obyek,

gagasan, dan situasi sehingga tidak hanya menjadi lebih baik tetapi menjadi lebih

menarik. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap seseorang dalam mencari arti yang

lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan

langkah-langkah yang terperinci, mengembangkan atau memperkaya gagasan

orang lain, mencoba atau menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan

ditempuh, mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan

penampilan yang kosong atau sederhana, menambahkan garis-garis, warna-warna

19

dan detil-detil (bagian-bagian) terhadap gambarnya sendiri atau gambar orang

lain.

2.2.4.2 Ciri-Ciri Afektif

a. Rasa ingin tahu

Selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, misalnya: selalu

bertanya, memperhatikan banyak hal, peka dalam pengamatan dan ingin

mengetahui atau meneliti. Ada beberapa perilaku yang mencerminkan rasa ingin

tahu, misalnya sering mempertanyakan segala sesuatu, senang menjajaki buku-

buku, peta-peta, gambar-gambar, dan sebagainya untuk mencari gagasan-gagasan

baru, menggunakan semua pancainderanya untuk mengenal, tidak takut menjajaki

bidang-bidang baru, ingin mengamati perubahan-perubahan dari hal-hal atau

kejadian-kejadian.

b. Imajinatif/fantasi

Mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak atau

belum pernah terjadi dan menggunakan daya khayal namun dapat membedakan

mana khayalan dan mana yang kenyataan. Perilaku yang terlihat biasanya berupa

memikirkan atau membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi, memikirkan

bagaimana jika melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan orang lain,

meramalkan apa yang akan dikatakan atau dilakukan orang lain, mempunyai

firasat tentang sesuatu yang belum terjadi, melihat hal-hal dalam suatu gambar

yang tidak dilihat orang lain, membuat cerita tentang tempat-tempat yang belum

pernah dikunjungi atau tentang kejadian-kejadian yang belum pernah dialami.

20

c. Merasa tertantang oleh kemajemukan

Mempunyai dorongan untuk mengatasi masalah-masalah yang sulit,

merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit serta lebih tertarik pada tugas-

tugas yang sulit. Perilaku yang mencerminkan sikap tertantang oleh

kemajemukan, adalah menggunakan gagasan atau masalah-masalah yang rumit,

melibatkan diri dalam tugas-tugas yang majemuk, tertantang oleh situasi yang

tidak dapat diramalkan keadaannya, mencari penyelesaian tanpa bantuan orang

lain, tidak cenderung mencari jalan tergampang, berusaha terus-menerus agar

berhasil, mencari jawaban-jawaban yang lebih sulit atau rumit daripada menerima

yang mudah, dan senang menjajaki jalan yang lebih rumit.

d. Berani mengambil resiko (tidak takut membuat kesalahan)

Berani mempunyai pendapat meskipun belum tentu benar, tidak takut

gagal atau mendapat kritik dari orang lain. Perilaku yang memiliki sifat berani

dalam mengambil risiko adalah berani mempertahankan gagasan-gagasan atau

pendapatnya walaupun mendapatkan tantangan atau kritik, bersedia mengakui

kesalahan-kesalahannya, berani menerima tugas yang sulit meskipun ada

kemungkinan gagal, berani mengajukan pertanyaan atau mengemukakan masalah

yang tidak dikemukakan orang lain, tidak mudah dipengaruhi orang lain,

melakukan hal-hal yang diyakini, meskipun tidak disetujui sebagian orang, berani

mencoba hal-hal baru, berani mengakui kegagalan dan berusaha lagi.

21

e. Saling menghargai

Kemampuan untuk dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam

hidup serta menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang

berkembang. Adapun beberapa perilaku yang memiliki sifat menghargai adalah

menghargai hak-hak sendiri dan orang lain, menghargai diri sendiri dan prestasi

sendiri, menghargai makna orang lain, menghargai keluarga, sekolah lembaga

pendidikan lainnya serta teman-teman, menghargai kebebasan tetapi tahu bahwa

kebebasan menuntut tanggung jawab, tahu apa yang betul-betul penting dalam

hidup, menghargai kesempatan-kesempatan yang diberikan, serta senang dengan

penghargaan yang di berikan terhadap dirinya sendiri .

2.2.5 Tahapan Kreativitas

Adapun empat tahapan proses kreativitas yang dikemukakan oleh Wallas

(1978) dalam munandar, yang meliputi tahap persiapan, tahap inkubasi, tahap

iluminasi, dan tahap verifikasi.

2.2.5.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahapan pengumpulan informasi atau data

yang diperlukan untuk memecahkan masalah. Dengan bekal bahan pengetahuan

maupun pengalaman individu menjajagi bermacam-macam kemungkinan

penyelesaian masalah. Disini belum ada arah yang tentu atau tetap akan tetapi

alam pikirannya mengeksplorasi macam-macam alternatif. Pada tahap ini

pemikiran divergen atau pemikiran kreatif sangat penting.

22

2.2.5.2 Tahap Inkubasi

Tahap inkubasi merupakan tahap dimana individu seakan-akan

melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut dalam arti bahwa ia tidak

memikirkan masalah secara sadar, tetapi “mengeramnya” dalam alam pra-sadar.

Tahapan ini penting artinya dalam proses timbulnya inspirasi. Mereka semua

melaporkan bahwa gagasan atau inspirasi yang merupakan titikmula dari suatu

penemuan atau kreasi baru berasal dari daerah pra-sadar atau timbul dalam

ketidaksadaran penuh.

2.2.5.3 Tahap Iluminasi

Tahap iluminasi ialah tahap timbulnya “Insight” atau “Aha-Erlebnis”, saat

timbulnya inspirasi atau gagasan baru beserta proses-proses psikologis yang

mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru.

2.2.5.4 Tahap Verifikasi

Tahap verifikasi adalah tahap evaluasi, tahap dimana ide atau kreasi

tersebut harus diuji terhadap realitas, disini diperlukan pemikiran yang kritis dan

konvergen. Dengan kata lain, proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti

dengan proses konvergensi (pemikiran kritis).

2.2.6 Musik

Susilo (2007; 1) menyatakan musik merupakan bagian dari seni budaya

yang tak pernah dilewatkan begitu saja oleh setiap orang semasa hidupnya. Setiap

orang sudah tentu pernah menyanyi atau bermain musik. Setiap orang

mempunyai perasaan musik tersendiri yang berbeda-beda. Perasaan musik

23

seseorang sangat tergantung dari kebiasaan yang dialaminya.

Kemahiran/kecakapan seseorang dalam bermain musik sangat tergantung dari

adanya bakat dan kebiasaan.

Jamalus (1988: 1) mendiskripsikan musik sebagai suatu hasil karya seni

bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan

perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni,

bentuk, struktur lagu, dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Lebih pantas

dikatakannya musik mengandung unsur melodi, irama, dan harmoni dengan unsur

pendukung berupa bentuk, gagasan dan warna bunyi yang dipadukan dengan

unsr-unsur lain seperti bahasa, gerak dan warna.

Berdasarkan uraian diatas maka kreativitas musik dapat diartikan

berperilaku musik dengan melakukan hal yang baru sesuai dengan teori kreativitas

dan mengolah pengetahuan yang sudah ada, sehingga menciptakan sajian yang

lebih baik dan memiliki keindahan untuk dapat dinikmati.

2.3 Keroncong

Budaya Nusantara bermakna sama dengan budaya Indonesia, namun

masyarakat Indonesia lebih sering menyebut budaya Nusantara dibandingkan

dengan budaya Indonesia, dikarenakan lebih mempresentasikan keanekaragaman

etnik dan kultural yang mana merupakan semboyan dari Bhineka Tunggal Ika,

begitupun dengan musik, masyarakat lebih sering menyebut musik Nusantara

dibandingkan dengan musik Indonesia, dikarenakan kultur musik indonesia

merupakan akumulasi dari budaya-budaya nusantara (Martopo, 2003: 2). Salah

satu musik nusantara adalah musik keroncong.

24

Sejarah keberadaan musik keroncong di Indonesian tidak terlepas dari

pengaruh bangsa Portugis sekitar abad ke-16 yang melakukan ekspansi ekonomi

ke Nusantara dengan mencari rempah-rempah, Soeharto (1995: 24) dalam Prakosa

(2012) “Tahun 1511 bangsa Portugis di bawah pimpinan Alfonso d‟Alburqueque

merebut Malaka yang waktu itu dipimpin oleh Sultan Alauddin Syah. Setelah 11

tahun berada di Malaka, maka pada tahun 1522 pedagang-pedagang Portugis

tersebut melanjutkan perjalanan ke Ternate dan Ambon guna untuk mencari

rempah-rempah khususnya cengkeh”.Dalam perjalanannya menuju laut timur

itu,pedagang yang sekaligus pelaut Portugis telah singgah pula di beberapa pulau

yang dilaluinya,diantarannya di pantai sebelah timur laut kota Jakarta atau

sekarang orang-orang lebih mengenal dengan nama Kampung Tugu,dan diduga

dari daerah inilah musik keroncong lahir. Sopaheluwakan (2008 : 12) dalam

Prakosa (2012) “Ketika Portugis membuat perkampungan (Tugu), mereka

bermain musik di sela-sela kehidupan mereka sehari-hari. Mereka berkumpul

bersama-sama untuk mengusir kesepian”. Keturunan bangsa Portugis sampai saat

ini masih terdapat di Kampung Tugu Jakarta Utara, daerah yang diduga sebagai

tempat lahirnya musik keroncong (Prakosa, 2012: 69)

Pengaruh Portugis terhadap musik keroncong di Indonesia telah di akui

oleh para musikolog. Istilah “Keroncong” itu sendiri adalah sebuah istilah lokal

yang muncul dalam kosa kata bahasa Melayu semasa Hindia Belanda, meski

terdapat pendapat yang menganggap bahwa istilah “Keroncong” ada hubungannya

dengan bangsa portugis. Ini berarti bahwa istilah “Keroncong” lahir dari sebuah

25

fenomena musikal di Indonesia yang kemudian dikaitkan dengan kehadiran dan

pengaruh musik portugis pada abad keenambelas (Ganap, 2011: 86)

Asal mula nama “Keroncong” berasal dari terjemahan bunyi alat musik

semacam gitar kecil dari Polynesia (Ukulele) yang bertali lima. Dikemudian hari

alat keroncong ini dapat di ciptakan sendiri oleh orang-orang keturunan Portugis

yang berdiam di kampung Tugu,dan hanya bertali empat. Terjemahan bunyi alat

musik Ukulele yang dimainkan secara arpegio akan menimbulkan bunyi

“crong,crong” hingga pada akhirnya timbulah istilah “Keroncong” (Harmunah,

2011: 9)

Perkembangan musik keroncong di luar jakarta seperti di kota Ambon,

Makassar (Ujung Pandang), Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surakarta,dan

Surabaya, sangat terpengaruh oleh musik tradisional. Terutama di Jawa Tengah,

musik keroncong ini dipengaruhi oleh musik gamelan. Dalam hal ini timbulah

istilah ”Langgam”. Perkembangan di Jawa Timur dimulai dari adannya teater

rakyat komedi Stambul yang mempergunakan lagu-lagu keroncong di panggung

pertunjukan untuk selingan maupun untuk bagian-bagian dari drama itu sendiri.

Dari itu timbulah tipe keroncong yang disebut “Stambul”. Perkembangan

keroncong di kota Ambon terpengaruh oleh musik Hawaian. Dalam prakteknya

mereka menambahkan alat musik Hawaian gitar sebagai pembawa melodi.

Sedangkan perkembangan di Makasar(Ujung Pandang), alat-alat musiknya sama

dengan di Jawa, hanya mereka menambahkan dengan alat tradisional mereka yaitu

Kecapi. Lagu-lagunya pun terpengaruh oleh laagu-lagu tradisional. Di

Balikpapan, musik keroncong ini terdiri dari alat satu atau dua Biola,satu

26

Mandolin yang disebut “Gambus”, alat-alat ritmik Ukulele dan Banyo, serta dua

buah Gendang. Sedangkan di Flores, terutama di desa-desa Flores Tengah mereka

mempergunakan alat Gitar dan Ukulele saja, sedangkan di Flores Timur dengan

satu Biola, Gitar dan Gendang. Mereka menyebutnya sebagai musik keroncong,

biarpun alatnya tidak lengkap (Harmunah, 2011: 10).

Adapun kurun waktu perkembangan jenis musik keroncong dari tahun ke

tahun. Keroncong Asli mulai di kenal dari zaman lama sekitar tahun 1920 sampai

dengan zaman modern atau sekarang ini, Keroncong Langam mulai di kenal

sekitar tahun 1940 sampaidengan sekarang,Keroncong Stambul mulai di kenal

sekitar tahun 1920 sampai dengan sekarang, dan Ekstra Keroncong mulai di kenal

sekitar tahun 1924 sampai dengan sekarang (Harmunah, 2011: 49).

2.4 Media

2.4.1 Definisi Media

Media masa atau juga disebut media komunikasi massa yaitu alat yang

dapat digunakan untuk menyampaikan pesan secara serentak kepada khalayak

banyak yang berbeda-beda dan tersebar di berbagai tempat.Media massa

berdasarkan pembuatannya dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1) Media Cetak,

2) Media Elektronika. Media Cetak yaitu media yang dibuat dalam bentuk cetak,

media ini terdiri dari berbagai jenis, yaitu koran atau surat kabar, majalah, bulletin

atau terbitan berkala, buku, selebaran lepas. sedangkan Media Elektronik yaitu

media yang dibuat dalam bentuk elektronika. Media ini terdiri dari beberapa jenis,

yaitu radio, televisi, dan film. Media massa berdasarkan hasil outputnya dapat di

bedakan menjadi tiga, audio,visual,dan audio visual. Media audio berfungsi untuk

27

menyalurkan pesan audio dari sumber pesan ke penerima pesan. Media audio

berkaitan erat dengan indra pendengaran.contoh media yang dapat dikelompokkan

dalam media audio diantarany : radio, tape recorder, telepon, laboratorium bahasa,

dll. Media visual yaitu media yang mengandalkan indra penglihat.

Media visual dibedakan menjadi dua yaitu: (1) media visual diam; (2)

media visual gerak. Media visual diam contohnya foto, ilustrasi, flashcard,

gambar pilihan dan potongan gambar, film bingkai, film rngkai, OHP, grafik,

bagan, diagram, poster, peta, dan lain- lain. Media visual gerak contohnya

gambar-gambar proyeksi bergerak seperti film bisu.

Media audio visual merupakan media yang mampu menampilkan suara

dan gambar. Ditinjau dari karakteristiknya media audio visual dibedakan menjadi

2 yaitu : (1) media audio visual diam; (2) media audio visual gerak. Media

audiovisual diam diantaranya TV diam, film rangkai bersuara, halaman bersuara,

buku bersuara. Media audio visual gerak diantaranya film TV, TV, film bersuara,

dan gambar bersuara (Arsyad: 1996).

2.4.2 Fungsi Media Massa

Media massa memiliki fungsi antara lain penerangan,pendidikan dan

hiburan. Namun searah makin berkembangnnya kebutuhan akan media massa,

bagi masyarakat modern atau sedang mengalami modernisasi fungsi media massa

turut mengalami perkembangan menjadi: (1) Fungsi kewaspadaan tentang

lingkungan; (2) Fungsi interpretasi atau konsensus; (3) Fungsi pewarisan nilai

budaya; (4) Fungsi hiburan sehat; (5) Fungsi perantara perbedaan kepentingan dan

kebutuhan atau fungsi menjual atau periklanan (Baharudin , 1998: 13)

28

2.4.3 Sejarah Televisi Indonesia

Pada tahun 1952, muncul gagasan dari Menteri Penerangan saat itu,

Maladi, untuk mendirikan sebuah stasiun televisi di Indonesia. Meski jumlah

pemilik pesawat televisi masih sangat sedikit dan itu pun terpusat di Jakarta,

namun bangsa Indonesia, dari kacamatanya, sudah memerlukan satsiun televisi

nasional. Sepuluh tahun kemudian, Agustus 1962, Keinginan itu terlaksana

dengan nama Televisi Republik Indonesia ( TVRI ) .Ide itu sejalan dengan cita-

cita Presiden Soekarno yang ingin menjadikan bangsa Indonesia sebagai

mencusuar melalui pendidikan hal-hal besar. Dengan stasiun televisi, tujuan-

tujuan pemerintah yang bersifat politis, pedagogis, dan prestise, baik internal

maupun eksternal, akan relatif mudah untuk bisa dicapai .

Paul Kitley (2001: 25) dalam Astrieannafi ,Setidaknya, ada tiga pemikiran

yang menjadi dasar berdirinya TVRI. Pertama, secara politis diperkirakan akan

menguntungkan pemerintah dalam kampanye pemilu pertama 1955. Kedua, dapat

menempa persatuan nasional lewat pendidikan. Ketiga, momen Asian Games,

dimana dengan adanya stasiun televisi, bangsa Indonesia akan mendapatkan

prestise sebagai bangsa yang modern, berkembang cepat, dan canggih dalam

perkara teknologi.

Parwadi (2004: 28) dalam Astrieannafi “Televisi adalah sistem

pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui

tenaga listrik. Gambar tersebut ditangkap dengan kamera televisi, diubah menjadi

sinyal listrik, dan dikirim langsung lewat kabel listrik kepada pesawat penerima”.

29

Berdasarkan pendapat di atas menjelaskan bahwa televisi adalah sistem

elektronis yang menyampaikan suatu isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak

dan merupakan sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan

kembali gambar melalui tenaga listrik.Dengan demikian, televisi sangat berperan

dalam mempengaruhi mental, pola pikir khalayak umum. Televisi karena sifatnya

yang audiovisual merupakan media yang dianggap paling efektif dalam

menyebarkan nilai-nilai yang konsumtif dan permisif. Stasiun televisi merupakan

lembaga penyiaran atau tempat berkerja yang melibatkan banyak orang, dan yang

mempunyai kemampuan atau keahlian dalam bidang penyiaran yang berupaya

menghasilkan siaran atau karya yang baik.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat didefinisikan bahwa siaran televisi

adalah suatu pemancar yang diproyeksikan melalui pendekatan sistem lensa,

suara, dan menghasilkan gambar yang bergerak dan berisikan suatu informasi

yang beranekaragam yang dapat diterima oleh setiap kalangan masyarakat.

2.4.4 Program Televisi

Kata program berasa dari bahasa inggris Programme atau Program yang

berarti acara atau rencana. Program televisi dapat diartikan sebagai hasil liputan

suara dan gambar yang disusun menjadi sebuah program audio visual dan disebar

luaskan kepada khalayak melalui media dengan bentuk audio visual atau format

acara televisi. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata

program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan

sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun

30

kata “Program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia dari

pada kata “siaran” untuk mengacu pada pengertian acara.

Program televisi ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat. Pada prinsipnya isi program televisi mencerminkan

orientasi isi program suatu stasiun televisi. Namun demikian, satu hal yang

mendasari adalah orientasi isi siaran yang ditetapkan, dan semuannya harus

dimulai dari gagasan-gagasan atau ide-ide kreatif yang dituangkan secara rinci

dalam sebuah konsep (Nisa khairun, 2008: 20).

Jenis program televisi dapat dibedakan berdasarkan format teknis atau

berdasarkan isi. Format teknis merupakan format umum yang menjadi acuan

terhadap bentuk program televisi seperti talk show, dokumenter, film, kuis, dan

musik. Berdasarkan isi, program televisi berbentuk informasi dapat dibedakan

antara lain berupa program hiburan, drama, olahraga, dan agama. Sedangkan

untuk program televisi berbentuk berita dapat dibagi menjadi dua secara garis

besar, yaitu berita keras (hard news) untuk berita-berita penting serta baru saja

terjadi dan berita lunak (soft news) untuk mengangkat berita yang bersifat ringan.

Televisi memegang pengaruh penting terhadap perkembangan pola piikir

masyarakat, program televisi dapat memberikan dampak positif maupun negatif

apabila tidak benar-benar diperhatikan. Program televisi yang akan membawa

dampak negatif yaitu program televisi yang didalamnya mengandung unsur

kekerasan, pornografi, gosip yang berujung fitnah dan sebagainnya, karena secara

tidak langsung program televisi dapat mengarahkan pola pikir para masyarakat

yang menyaksikannya.

31

Adapun beberapa program televisi yang mendidik atau memberikan

dampak positif sepertihalnya: (1) Tayangan Berita, berita dapat memberikan

informasi baik dari tingkat lokal,nasional, bahkan internasional, program berita

akan menambah wawasan dan menjadikan kecerdasan seseorang menjadi lebih

baik; (2) Tayangan Program Petualangan, dengan adanya program televisi yang

bertema petualangan akan menambah wawasan para penonton terhadap

lingkungan di sekitarnya yang belum mereka ketahui, seperti petualangan

alam,tempat wisata, tempat bersejarah; (3) Tayangan Religi, dengan adanya

tayangan religi di televisi masyarakat bisa memperdalam pengetahuan religi

mereka, dan memberikan semangat kepada mereka untuk menjadi orang yang

lebih baik; (4) Tayangan Motivasi, tayangan motivasi memberi pengaruh berupa

semangat kepada masyarakat dalam menghadapi kesulitan dan permasalahan

dalam kehidupan; (5) Tayangan Olahraga, stasiun televisi TVRI salah satu stasiun

yang menyiarkan banyak acara olahraga seperti sepakbola,bulutangkis,tinju dll,

tayangan ini membeikan wawasan yang lebih bagi masyarakat akan berita

olahraga baik lokal maupun internasional (Wuryanto, 2012: 25)

4.5 Kerangka Berpikir

Kreativitas didefenisikan sebagai kemampuan untuk mencipta atau proses

timbulnya ide baru. Pada intinya pengertian kreativitas adalah kemampuan

seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun

karya nyata. Salah satu bentuk kretivitas dibidang musik adalah program musik

Keroncong Romantis (Kromatis) yang di siarkan di TVRI Jawa Tengah. Pada

program ini para musisi keroncong didorong untuk berkreativitas melalui musik

32

keroncong,dengan tujuan inti untuk tetap mempertahankan keberadaan musik

keroncong.

Dalam berkreativitas ada empat unsur pokok yang perlu diperhatikan

yaitu, Pribadi (Person), Proses (Process), Pendorong (Press), dan Produk

(Product). Pribadi (Person) ,ini menyangkut tentang seorang pribadi yang kreatif.

Proses (Process), Hal ini berhubungan dengan mengkaji proses langkah-langkah

dalam metode ilmiah, yaitu proses merasakan kesulitan, permasalahan ,merevisi,

hingga mengkomunikasikan hasil. Pendorong (Press), Hal ini merupakan faktor

internal dan eksternal yang mendorong individu untuk berkreativitas dengan

inisiatif yang dihasilkan individu. Produk(Product), hal ini merupakan hasil dari

berkreativitas. Keempat unsur tersebut menjadi pegangan dasar dalam

berkreativitas, melalui keempat unsur tersebut kita dapat mengetahui suatu produk

hasil dari berkreativitas.

Bagan 1 Skema kerangka berpikir

KROMATIS

Produk Kreativitas Musik Keroncong Pada Acara Kromatis

Kreativitas Musik

Person Process

Press Product

TVRI JAWA TENGAH

85

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Kreativitas dalam bermusik sangat memberikan dampak positif bagi

perkembangan musik itu sendiri, sepertihalnya dalam perkembangan musik

keroncong yang semakin menyusut, melalui berkreativitas musik dapat turut

mempertahankan keberadaan musik keroncong agar tetap eksis dan berkembang.

Pembuktian tersebut dapat dilihat dari acara musik Kromatis (Keroncong

Romantis) di TVRI Jawa Tengah yang menghadirkan grup-grup Keroncong yang

ada di jawa tengah dan para musisi keroncong. Salah satu penampil pada acara

Kromatis adalah grup OK.Sehati. Dalam acara kromatis OK.Sehati menyajikan

lagu pop berjudul Rindang Tak Berbuah yang disajikan dengan iringan musik

keroncong secara penuh. O.K Sehati melakukan perubahan lagu tersebut pada

bagian birama ,bagian pola iringan, melodi dan pola rhythm lagu tersebut sesuai

dengan alat musik keroncong yang dimainkan, O.K Sehati juga menambahkan

alatt musik bass elektrik sebagai pengganti kontra bass saat tampil dalam acara

Kromatis di TVRI Jawa Tengah. Kreativitas tersebut memberikan nuansa baru

dalam musik keroncong.

Bermusik memerlukan ide dan gagasan untuk dikembangkan menjadi

sebuah ekspresi melalui susunan nada-nada. Peneliti menemukan suatu ide dan

gagasan baru dalam acara kromatis yaitu dengan adanya sajian lagu pop yang

disajikan dalam iringan musik keroncong, dalam masa milenium ini inovasi

86

tersebut memberikan ruang baru bagi para penikmat musik keroncong sehingga,

musik keroncong dapat tetap bertahan dan lebih dikenal bukan hanya oleh

kalangan musisi keroncong.

5.2 Saran

Sesuai dengan hasil penelitian dan simpulan yang telah diuraikan di atas,

maka peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut:

5.2.1 Bagi Seniman

Seniman disarankan untuk terus berkreativitas dalam bermusik,

membawakan lagu-lagu yang bersifat baru atau yang sedang viral dalam iringan

musik keroncong, supaya musik keroncong bisa lebih dikenal dan dinikmati

bukan hanya oleh para penikmat musik keroncong tetapi juga oleh para penikmat

genre musik lain.

5.2.2 Bagi TVRI

Program Kromatis disarankan untuk lebih memperhatikan jam tayang agar

tidak berbenturan dengan waktu ibadah shalat maghrib, dengan harapan acara

tersebut banyak yang menonton, sehingga sajian musik keroncong pada acara

tersebut dapat diapresiasi oleh banyak orang.

87

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 1993.Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo

Astrieannafi,Avininda. 2013. Proses Produksi Program Acara Kromatis Yang

Menjadi Salah Satu Program Unggulan di LPP TVRI Stasiun Jawa Tengah.

Tugas Akhir Universitas Sebelas Maret (Tidak diterbitkan)

Arsyad,Ashar.1996.Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Badjuri, Adi. Jurnalistik Televisi.Yogyakarta : Graha Ilmu

Bahari, Nooryan. 2008. Kritik Seni : Wacana, Apresiasidan kreasi. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Baharudin M.S.1998. Peran Media Massa Lokal Bagi Pembinaan dan

Pengembangan Kebudayaan Daerah Lampung. Lampung : DEPDIKBUD.

B.J, Budiman. 1979. Mengenal Keroncong Dari Dekat. Jakarta: Naskah Buku

Budiman, Kris. Analisis Wacana. Yogyakarta:Kanal

Darini, R. 2012. Keroncong : Dulu dan Kini. Artikel Jurnal. Mozaik; vol 6, No1.

Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta

DEPDIKBUD. (1987). Peralatan Dan Hiburan Kesenian Tradisional Daerah

Jawa Barat. Jakarta: DEPDIKBUD Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi

Kebudayaan daerah

Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

88

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu,Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT.

Citra Aditya

Ganap, Victor. 2011. Krontjong Toegoe. Yogyakarta: Badan Penelitian ISI

Harmunah. 2011. Musik Keroncong. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi

Jamalus. 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta: P2LPTK

Miles,Mathew B. Dan A. Michael Huberman.1992. Analisis Data Kualitatif :Buku

Sumber Tentang Metode-Metode Baru,Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi.

Jakarta : UI Press

Moleong, J. Lexi.1990. Metode penelitian kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosda

Karya.

----- .2002. Metode penelitian kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Munandar, S.c. Mengembangkan Bakat anak. Jakarta: Gramedia

----- .2002. Kreativitas Dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi

Kreatif dan Bakat. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Martopo, Hari. 2003.Persoalan Mencari Identitas Musik Indonesia Melalui

Kajian Historis Gamelan dan Keroncong. Jurnal Harmonia. Januari

2003. Volume 4. Nomor 1. Universitas Negeri Semarang

Nazir, Muhammad. 1988. Metode Peneletian. Jakarta : Ghalia Indonesia

89

Nisa, Khairun. 2008. Proses Produksi Program Televisi Spesial Event( Studi

Kasus Program Variety Show ”Trans B16 show” di Trans TV dan Trans 7).

Jakarta: Fakultas Ilmu Komunikasi-Universitas Mercu Buana

Prakosa G.R, Selamet Haryono. 2012 . Improvisasi Permainan Cello Pada

Permainan Irama Jenis Langgam Jawa Grup Orkes Keroncong Harmoni

Semarang. Jurnal Seni Musik 1. Semarang : Universitas Negeri Semarang

Rachman, Abdul. 2012. Bentuk Aransemen Musik Keroncong Asli Karya Kelly

Puspito dan Relevansinya Bagi Remaja Dalam Mengembangkan musik

Keroncong Asli. Jurnal Chataris 1. Semarang : Universitas Negeri

Semarang

----- 2013. Bentuk dan Analisis Musik Keroncong Tanah Airku Karya Kelly

Puspito. Jurnal Harmonia. Juni 2013. Volume 13. Nomor 1. Semarang :

Universitas Negeri Semarang

Rahmawati, Apriliandini. 2009. Proses Produksi Acara Musik Keroncong di TVB

Semarang. Skripsi Universitas Negeri Semarang (Tidak diterbitkan)

Rusman. 2008. Sejarah Perkembangan dan Karakteristik Media TV. Universitas

Pendidikan Indonesia

Sudjana, Nana. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Balai Pustaka

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif,kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Wallas G. Stage in the Creative Process. Dalam : S.C. Utami Munandar.

Kreativitas Sebagai Aktualisasi Diri. Jakarta

90

Widjajadi A.S.R. 2005. Menelusuri Sarana Penyebaran Musik Keroncong. Jurnal

Harmonia. Mei 2005. Volume 6. Nomor 2. Semarang : Universitas Negeri

Semarang

Wuryanto L.R. 2012. Eksistensi Seniman Keroncong Pada Program Acara Musik

Keroncong “Kromatis” di TVRI Jawa Tengah. Skripsi Universitas Negeri

Semarang (Tidak diterbitkan)

Yosep, Wagiman. 2004. Pembelajaran Musik Kreatif Pada Anak Usia Dini.

Jurnal Harmonia. Volume 5. Nomor 1. Semarang: Universitas Negeri

Semarang


Recommended