+ All Categories
Home > Documents > LAMPIRAN A: FORM BIMBINGAN

LAMPIRAN A: FORM BIMBINGAN

Date post: 13-May-2023
Category:
Upload: khangminh22
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
12
xvii LAMPIRAN A: FORM BIMBINGAN
Transcript

xvii

LAMPIRAN A: FORM BIMBINGAN

xviii

xix

LAMPIRAN B: WAWANCARA

Wawancara Kepada Oey Tjin Eng

C: Sejarah muncul lampion darimana ya?

O: Dari tiongkok, dinasti Han timur pada abad ke-3 M. Kertas ditemukan pada

105 oleh Cai Lun. Berkembang lampion pada abad ke-7 pada dinasti Tang.

Buddhist mengklaim untuk upacara agama. Tapi untuk Tionghoa untuk

sembhayang cap go meh.

C: Bagaimana lampion bisa sampai ke Indonesia?

O: Dibawa oleh perantau

C: Apa saja makna lampion?

O: Makna dari lampion adalah kemakmuran dan kebahagiaan. Warna merah untuk

menolak bala. Ada sejarah anak kecil memakai baju merah, Nian takut dan kabur.

Sejak itu masyarakat pakai baju merah, bakar petasan dan membuat keramaian

C: Festival lampion

O: festival lampion disebut juga dengan cap go meh. Pelepasan lampion ke atas,

(fang he deng) melepas lampion ke sungai pada tanggal 15 bulan 7. Lampion

biasa digunakan di klenteng, rumah-rumah Tionghoa, pesta, China Town

C: Lampion yang digunakan sekarang masih tradisional atau modern?

O: Lampion zaman sekarang memakai lampu dan bukan lagi lilin. Lampion selain

untuk menolak bala tapi juga dapat menjaga hatinya seperti nyalanya lampion

tersebut supaya tidak menyimpang.

C: Apakah sampai sekarang lampion masih sering digunakan?

xx

O: Lampion masih sering dipakai di klenteng ataupun di China Town, contohnya

pada festival Cap Go Meh. Dulu lampion pakai sutra, sekarang pakai kertas.

Lampion sekarang juga beraneka ragam bentuknya sesuai perkembangan zaman,

seperti bentuk shio, segi enam, segi delapan.

C: Apakah masyarakat umum dapat menikmati festival lampion?

O: Masyarakat umum dapat ikut festival lampion yaitu pada perayaan Cap Go

Meh. Pada saat ulang tahun klenteng pasti ada memasang lampion. Lampion

terdapat lampu yang digunakan sebagai penerang.

C: Apakah lampion perlu untuk dilestarikan?

O: Budaya Tionghoa tentu harus dilestarikan contohnya juga bisa pada

pemanggilan seperti encek, engkong.

Wawancara Kepada Ardian Cangianto

A: Yang dapat mengubah peradaban masyarakat jaman purba adalah api. Fungsi

api adalah penerangan, melindungi dari yang jahat, tidak takut dengan kegelapan.

Secara budaya, masyarakat di berbagai belahan dunia memuja api atau memuja

penerangan. Mereka sering melambangkan sinar adalah penerangan mereka yang

gelap. Api/ penerangan membawa perubahan besat terhadap peradaban manusia,

membuat manusai terkagum-kagum dengan sinar, cahaya. Intinya manusia lebih

menyukai terang daripada gelap karena mereka takup menghadapi kegelapan.

Legenda promoteus mencuri api. Promoteus (manusia setengah dewa) dia

melihat manusia jadi dia mencuri api zeus sehingga dihukum, jantungnya dipatuk

oleh burung gagak setiap hari sampai dia mati bangkit mati. Lampu/ lentera tidak

hanya sekedar penerangan tetapi bisa juga sebagai sinyal, tanda (lampu merah,

xxi

kuning hijau), neonsign/ neonbox. Mereka menandakan kegembiraan dengan sinar

lampu contoh: nonton konser bawa stik yang bisa menyala. Juga melambangkan

wujud kemarahan seperti demo.

Lentera pada perayaan Cap Go Meh (Yuan Xiao Jie) dan festival bulan

atau moon festival. Kedua perayaan tersebut pengguna lentera besar-besaran dan

menyolok sehingga dikaitkan dengan festival. Pengguna lentera jaman dulu di

tiongkok, awal pertama di kaitkan dengan festival itu pada di dinasti han yaitu

Cap Go Meh. Lentera jaman dulu sebelum dinasti han menggunakan kain untuk

membungkusnya. Setelah ada kertas dan menjadi murah, maka rakyat jelata bisa

mengikuti jejak para bangsawan untuk menggunakan lentera dan juga

ditemukannya lilin. Lilin jaman dulu beda dengan sekarang. Mereka

menggunakan bahan parafin untuk sumber penerangan. Bentuk lentera orang

tiongkok 90% bulat, ada segi 8 (Ba Xien Deng) beda lagi fungsinya. Lambangnya

adalah kesempurnaan, tidak adanya hawa buruk,

Festival mulai pada festival han pada pemerintahan ming di (versi kaum buddhist)

dikatakan Han Ming di seorang penganut buddhist dan merayakan masuknya

agama buddha jadi memrintahkan rakyatknya untuk menggunakan lentera. Kedua

dikaitkan dengan dung fang su atau tawis, orang yang memiliki kemampuan

tinggi tapi tidak menonjolkan kemampuan dan bergaul seperti orang biasa. Dung

fang su seroang yien shi yng berada disebelah kaisar Han Wen Ti. Dia yang

menganjurkan untuk mengadakan festival lentera pada Cap Go Meh supaya

seorang gadis istana dapat bertemu dengan orang tuanya (dongeng/mitos). Yang

lebih mendekati realitas sejarah, dimana kaisar han wen ti berhasil menaklukan

xxii

kekuasaaan ibu suri Li hou. Li hou istri liu pang yang dianggap berkuasa setelah

suaminya meningal. Keluarganya menguasai dinasti han sehingga banyak terjadi

kaisar2 boneka. Han wen ti berhasil menggulingkan kekuasaan ibu suri li hou.

Untuk merayakan, dia memerintahkan rakyatknya pada cap go meh untuk

mengadakan lentera akhirnya dikaitkan pada festival lentera (tahun 150 SM).

Festival sudah berumur 2100 tahun lebih tapi Meluasnya itu tahun 600 M pada

dinasti tang dimana pembuatan kertas sudah meluas dan murah.

Festival bulan 7 atau festival hantu (bulan pertobatan). Bulan 7 banyak

melepas lentera ke sungai, laut, danau, kolam atau ember. Isi lentera adalah nama

orang tua atau leluhur yang ditaruh di air. Maknanya adalah bahwa mereka semua

mengarungi sungai atau lautan menuju daratan kebahagiaan. Melihat jembatan

antar 2 dunia bisa dipisahkan pertama dengan sungai/laut, dan kedua adalah

jembatan itu sendiri. Tujuan melepaskan lampion adalah mengantarkan para

arwah itu ke tempatnya dan ditaruh lentera sebagai penerangan. Simbol menerangi

mereka.

Bulan 8 menggunakan lentera sebagai simbol kebahagiaan. Pada Cap Go

Meh digantung tinggi, bulan 7 merak taruh di air, bulan 8 mereka kadang-kadang

suka tenteng lentera, bermain-main. Walaupun Cap Go Meh ada yang

menggunakan lentera yang ada pegangannya yang panjang Pie deng. Sekarang ini

di tiongkok mulai terulang tradisi tersebut. Kenapa cap go meh dikaitkan dengan

lentera? Bahwa di tiongkok pada jam dulu, awal mula sekolah/ pembelajaran itu

adalah cap go meh. Biasanya ortu mengantarkan anaknya kesekolah dengan

membawa lentera dan lentera itu diberikan kepada gurunya dan gurunya akan

xxiii

menyalakan lentera itu, itu disebut dien deng atau menyalakan lentera. Artinya

adalah siswa tersebut diharapkan bisa menjadi lulus dengan penerangan sang guru

dan sang guru menjadi penerang bagi muridnya. Sehingga tidak sekedar festival,

memiliki makna simbolis antara guru dan murid, tanggung jawab guru kepada

murid dijelaskan dengan detil melalui upacara penyalaan lentera maka dari itu

guru jaman dulu di tiongkok perannya sangat tinggi, dihargai, bahkan tidak semua

orang berani menyebut dirinya sebgai guru karena berkewajiban menyalakan

penerangan kepada siswanya. Sehingga tidak aneh cap go meh banyak lentera

dibandingkan festival lainnya.

Seiring dengan kemajuan dinasti tang, penggunaan lentera semakin luas.

Fungsinya adalah sign/tanda seprti restoran, hotel, rumah makan, rumah bordir

(tidak kasih tulis rumah bordir tapi hanya menggantung lentera). Dinasti tang

banyak pengguna lentera karena disebutkan bahwa kota tersebut ada kota

metropolitan yang selalu terang benderang 24 jam. Sehingga banyak lentera yang

digantung. Sebgai tanda bahwa ada aktivitas ekonomi. Kedua lentera diguankaan

sebagai aktivitas suatu kegiatan. Salah satu aktivitas adalah pada bulan 7, mereka

akan menggantung lentera diatas biasa 3hari/sebulan cit gue, petanda bahwa para

arwah kumpul dan dijamu. Lentera juga digunakan sebgai petanda rumah tersebut

sedang terjadi apa; pernikahan, kelahiran anak, duka cita. Jadi tau apa yang terjadi

pada keluarga tersebut.

4 metode untuk yang digunakan untuk lentera. Pertama seni lukis, kedua

origami/seni menggunting kertas, ketiga membuat rumah2 orang yang meninggal

(kerajinan konstruktif), keempat seni sulam, biasa menggunakan kain. Ada 2 jenis

xxiv

lentera secara umum, gao deng/ gung deng yaitu model lentera yang ditempel

dipinggir jalan dan ada konstruksinya seperti lampu jalan, sa deng dengan kertas.

lentera ada melambangkan sebgai lentera keberuntungan biasa bewarna merah

dengan garis-garis strip emas dan biasa dipasang 3 buah melambangkan fu lu sou,

ada juga lentera digambarakan 8 dewa, binatang, pemandangan, tokoh; semuanya

simbol-simbol kebahgiaan, keberuntungan yang digambarkan di lentera itu. Jika

dipasang 3 biji lentera, melambangkan 3 pengharapan manusia yaitu rejeki/

berkah, dihargai/ diapresiasi, panjang umur. Gong deng/ gao deng bentuknya

persegi misalnya ada 6 sudut, biasanya ditaruh di istana yaitu melambangkan

kejayaan, sehingga rakyat jelata tidak boleh memasang kecuali ada gelar kerajaan.

Sekarang gong deng sering digambarkan kebahagiaan orang menikah,

pengharapan memiliki keturunan. Sehingga bentuk persegi lebih digunakan oleh

pasutri atau pengantin baru. Lentera umum di indonesia adalah Cuan jiu/ cuan

zhou. Contohnya seperti di klenteng dan warnanya kuning (menandakan pusat

aktivitas ritual religi, warna yang sering digunakan buddhist maupun taoist) dan

tidak boleh merah. Sekarang ini, lentera masih bertahan hanya lampu diganti

seiring perkembangan jaman menjadi lampu led. Lentera yang paling sering

digunakan adalah lentera sebagai petanda. Ada duka cita bisa tau dari sudut siku

dan tulisannya siapa yang meninggal dan ada juga bisa tau anaknyanya berapa

dengan bulatan-bulatan yang ditaruh dibawahnya. Sekarang lentera makin

berkembang sampai dibuat seperti mobil raksasa, tokoh pahlawan, tulisan

kemudian mereka melakukan parade pada Cap Go Meh ataupun festival bulan. Di

pedesaan Tiongkok lebih meriah dibandingkan di kota karena di kota aktivitas

xxv

dibatasi pergerakannya. Lentera juga digunakan untuk menunjukkan ini rumah

milik marga apa dan kadang-kadang juga ada jabatannya.

Tulisan pada lampion fu yaitu berkah, lu yaitu status sosial di masyarakat

naik, shou. Kebanyakan fu dipakai di imlek. Cap go meh dikaitkan dengan tien

guan atau penguasa langit, dianggap pemberi berkah.

C: Festival dengan pengguna lampion terbanyak salah satunya adalah festival

bulan. Apa saja yang mereka lakukan pada festival tersebut?

A: Mencari jodoh, mengadu kepandaian syair dan menyatukan keluarga terpecah.

Festival bulan diadakan malam hari sehingga menggunakan lampion sebagai

penerangan. Kemudian maknanya berkembang menjadi permainan menebak kata

lampion. Setiap kali di tionghoa setiap peristiwa dimaknai oleh festival, misalnya

kue bulan dimaknai sebagai pelawanan penjajahan. Lampion terdapat nilai-nilai

sejarah sehingga diadakan festival. Yang bisa bertahan sampai sekarang adalah

bentuk lampion yang awalnya memakai sutra. Sutra mahal tapi dengan penemuan

kertas yang lebih murah jadi semakin banyak digunakan. Fungsi awalnya yang

melindungi manusia dari binatang buas dan penerangan, lampion dimaknai jadi

beragam misalnya ekspresi perasaan terhadap penguasa langit sehingga lampion

digantung di langit, neonsign. Kenapa 2 festival pengguna lampion terbanyak.

Festival bulan itu musim semi, tunas mulai bertumbuh, bunga bermekaran, petani

bercocok tanam. Musim cocok tanam, musim panen pasti ada ritual dan festival.

Kertas juga berubah fungsi yang awalnya untuk menulis dan berkembang menjadi

pembungkus, gelas minum, seni (origami). Lampion masih bertahan sampai

sekarang karena adanya nilai, alat ekspresi perasaan mereka, contoh ekspresi

xxvi

bahagia di tahun baru imlek dengan menggantung lampion. Kurungan pada

lampion tetap bertahan karena mereka meng-ekspresikan dikertas tersebut dengan

menuliskan huruf-huruf, lukisan, gambar. Sehingga mereka dapat mengharapkan

sambil menggantung lampion tersebut.

Wawancara Kepada Yulia Suzana

xxvii

LAMPIRAN C: SURAT IJIN

xxviii

LAMPIRAN D: KUESIONER


Recommended