Date post: | 13-May-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | khangminh22 |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
xix
LAMPIRAN B: WAWANCARA
Wawancara Kepada Oey Tjin Eng
C: Sejarah muncul lampion darimana ya?
O: Dari tiongkok, dinasti Han timur pada abad ke-3 M. Kertas ditemukan pada
105 oleh Cai Lun. Berkembang lampion pada abad ke-7 pada dinasti Tang.
Buddhist mengklaim untuk upacara agama. Tapi untuk Tionghoa untuk
sembhayang cap go meh.
C: Bagaimana lampion bisa sampai ke Indonesia?
O: Dibawa oleh perantau
C: Apa saja makna lampion?
O: Makna dari lampion adalah kemakmuran dan kebahagiaan. Warna merah untuk
menolak bala. Ada sejarah anak kecil memakai baju merah, Nian takut dan kabur.
Sejak itu masyarakat pakai baju merah, bakar petasan dan membuat keramaian
C: Festival lampion
O: festival lampion disebut juga dengan cap go meh. Pelepasan lampion ke atas,
(fang he deng) melepas lampion ke sungai pada tanggal 15 bulan 7. Lampion
biasa digunakan di klenteng, rumah-rumah Tionghoa, pesta, China Town
C: Lampion yang digunakan sekarang masih tradisional atau modern?
O: Lampion zaman sekarang memakai lampu dan bukan lagi lilin. Lampion selain
untuk menolak bala tapi juga dapat menjaga hatinya seperti nyalanya lampion
tersebut supaya tidak menyimpang.
C: Apakah sampai sekarang lampion masih sering digunakan?
xx
O: Lampion masih sering dipakai di klenteng ataupun di China Town, contohnya
pada festival Cap Go Meh. Dulu lampion pakai sutra, sekarang pakai kertas.
Lampion sekarang juga beraneka ragam bentuknya sesuai perkembangan zaman,
seperti bentuk shio, segi enam, segi delapan.
C: Apakah masyarakat umum dapat menikmati festival lampion?
O: Masyarakat umum dapat ikut festival lampion yaitu pada perayaan Cap Go
Meh. Pada saat ulang tahun klenteng pasti ada memasang lampion. Lampion
terdapat lampu yang digunakan sebagai penerang.
C: Apakah lampion perlu untuk dilestarikan?
O: Budaya Tionghoa tentu harus dilestarikan contohnya juga bisa pada
pemanggilan seperti encek, engkong.
Wawancara Kepada Ardian Cangianto
A: Yang dapat mengubah peradaban masyarakat jaman purba adalah api. Fungsi
api adalah penerangan, melindungi dari yang jahat, tidak takut dengan kegelapan.
Secara budaya, masyarakat di berbagai belahan dunia memuja api atau memuja
penerangan. Mereka sering melambangkan sinar adalah penerangan mereka yang
gelap. Api/ penerangan membawa perubahan besat terhadap peradaban manusia,
membuat manusai terkagum-kagum dengan sinar, cahaya. Intinya manusia lebih
menyukai terang daripada gelap karena mereka takup menghadapi kegelapan.
Legenda promoteus mencuri api. Promoteus (manusia setengah dewa) dia
melihat manusia jadi dia mencuri api zeus sehingga dihukum, jantungnya dipatuk
oleh burung gagak setiap hari sampai dia mati bangkit mati. Lampu/ lentera tidak
hanya sekedar penerangan tetapi bisa juga sebagai sinyal, tanda (lampu merah,
xxi
kuning hijau), neonsign/ neonbox. Mereka menandakan kegembiraan dengan sinar
lampu contoh: nonton konser bawa stik yang bisa menyala. Juga melambangkan
wujud kemarahan seperti demo.
Lentera pada perayaan Cap Go Meh (Yuan Xiao Jie) dan festival bulan
atau moon festival. Kedua perayaan tersebut pengguna lentera besar-besaran dan
menyolok sehingga dikaitkan dengan festival. Pengguna lentera jaman dulu di
tiongkok, awal pertama di kaitkan dengan festival itu pada di dinasti han yaitu
Cap Go Meh. Lentera jaman dulu sebelum dinasti han menggunakan kain untuk
membungkusnya. Setelah ada kertas dan menjadi murah, maka rakyat jelata bisa
mengikuti jejak para bangsawan untuk menggunakan lentera dan juga
ditemukannya lilin. Lilin jaman dulu beda dengan sekarang. Mereka
menggunakan bahan parafin untuk sumber penerangan. Bentuk lentera orang
tiongkok 90% bulat, ada segi 8 (Ba Xien Deng) beda lagi fungsinya. Lambangnya
adalah kesempurnaan, tidak adanya hawa buruk,
Festival mulai pada festival han pada pemerintahan ming di (versi kaum buddhist)
dikatakan Han Ming di seorang penganut buddhist dan merayakan masuknya
agama buddha jadi memrintahkan rakyatknya untuk menggunakan lentera. Kedua
dikaitkan dengan dung fang su atau tawis, orang yang memiliki kemampuan
tinggi tapi tidak menonjolkan kemampuan dan bergaul seperti orang biasa. Dung
fang su seroang yien shi yng berada disebelah kaisar Han Wen Ti. Dia yang
menganjurkan untuk mengadakan festival lentera pada Cap Go Meh supaya
seorang gadis istana dapat bertemu dengan orang tuanya (dongeng/mitos). Yang
lebih mendekati realitas sejarah, dimana kaisar han wen ti berhasil menaklukan
xxii
kekuasaaan ibu suri Li hou. Li hou istri liu pang yang dianggap berkuasa setelah
suaminya meningal. Keluarganya menguasai dinasti han sehingga banyak terjadi
kaisar2 boneka. Han wen ti berhasil menggulingkan kekuasaan ibu suri li hou.
Untuk merayakan, dia memerintahkan rakyatknya pada cap go meh untuk
mengadakan lentera akhirnya dikaitkan pada festival lentera (tahun 150 SM).
Festival sudah berumur 2100 tahun lebih tapi Meluasnya itu tahun 600 M pada
dinasti tang dimana pembuatan kertas sudah meluas dan murah.
Festival bulan 7 atau festival hantu (bulan pertobatan). Bulan 7 banyak
melepas lentera ke sungai, laut, danau, kolam atau ember. Isi lentera adalah nama
orang tua atau leluhur yang ditaruh di air. Maknanya adalah bahwa mereka semua
mengarungi sungai atau lautan menuju daratan kebahagiaan. Melihat jembatan
antar 2 dunia bisa dipisahkan pertama dengan sungai/laut, dan kedua adalah
jembatan itu sendiri. Tujuan melepaskan lampion adalah mengantarkan para
arwah itu ke tempatnya dan ditaruh lentera sebagai penerangan. Simbol menerangi
mereka.
Bulan 8 menggunakan lentera sebagai simbol kebahagiaan. Pada Cap Go
Meh digantung tinggi, bulan 7 merak taruh di air, bulan 8 mereka kadang-kadang
suka tenteng lentera, bermain-main. Walaupun Cap Go Meh ada yang
menggunakan lentera yang ada pegangannya yang panjang Pie deng. Sekarang ini
di tiongkok mulai terulang tradisi tersebut. Kenapa cap go meh dikaitkan dengan
lentera? Bahwa di tiongkok pada jam dulu, awal mula sekolah/ pembelajaran itu
adalah cap go meh. Biasanya ortu mengantarkan anaknya kesekolah dengan
membawa lentera dan lentera itu diberikan kepada gurunya dan gurunya akan
xxiii
menyalakan lentera itu, itu disebut dien deng atau menyalakan lentera. Artinya
adalah siswa tersebut diharapkan bisa menjadi lulus dengan penerangan sang guru
dan sang guru menjadi penerang bagi muridnya. Sehingga tidak sekedar festival,
memiliki makna simbolis antara guru dan murid, tanggung jawab guru kepada
murid dijelaskan dengan detil melalui upacara penyalaan lentera maka dari itu
guru jaman dulu di tiongkok perannya sangat tinggi, dihargai, bahkan tidak semua
orang berani menyebut dirinya sebgai guru karena berkewajiban menyalakan
penerangan kepada siswanya. Sehingga tidak aneh cap go meh banyak lentera
dibandingkan festival lainnya.
Seiring dengan kemajuan dinasti tang, penggunaan lentera semakin luas.
Fungsinya adalah sign/tanda seprti restoran, hotel, rumah makan, rumah bordir
(tidak kasih tulis rumah bordir tapi hanya menggantung lentera). Dinasti tang
banyak pengguna lentera karena disebutkan bahwa kota tersebut ada kota
metropolitan yang selalu terang benderang 24 jam. Sehingga banyak lentera yang
digantung. Sebgai tanda bahwa ada aktivitas ekonomi. Kedua lentera diguankaan
sebagai aktivitas suatu kegiatan. Salah satu aktivitas adalah pada bulan 7, mereka
akan menggantung lentera diatas biasa 3hari/sebulan cit gue, petanda bahwa para
arwah kumpul dan dijamu. Lentera juga digunakan sebgai petanda rumah tersebut
sedang terjadi apa; pernikahan, kelahiran anak, duka cita. Jadi tau apa yang terjadi
pada keluarga tersebut.
4 metode untuk yang digunakan untuk lentera. Pertama seni lukis, kedua
origami/seni menggunting kertas, ketiga membuat rumah2 orang yang meninggal
(kerajinan konstruktif), keempat seni sulam, biasa menggunakan kain. Ada 2 jenis
xxiv
lentera secara umum, gao deng/ gung deng yaitu model lentera yang ditempel
dipinggir jalan dan ada konstruksinya seperti lampu jalan, sa deng dengan kertas.
lentera ada melambangkan sebgai lentera keberuntungan biasa bewarna merah
dengan garis-garis strip emas dan biasa dipasang 3 buah melambangkan fu lu sou,
ada juga lentera digambarakan 8 dewa, binatang, pemandangan, tokoh; semuanya
simbol-simbol kebahgiaan, keberuntungan yang digambarkan di lentera itu. Jika
dipasang 3 biji lentera, melambangkan 3 pengharapan manusia yaitu rejeki/
berkah, dihargai/ diapresiasi, panjang umur. Gong deng/ gao deng bentuknya
persegi misalnya ada 6 sudut, biasanya ditaruh di istana yaitu melambangkan
kejayaan, sehingga rakyat jelata tidak boleh memasang kecuali ada gelar kerajaan.
Sekarang gong deng sering digambarkan kebahagiaan orang menikah,
pengharapan memiliki keturunan. Sehingga bentuk persegi lebih digunakan oleh
pasutri atau pengantin baru. Lentera umum di indonesia adalah Cuan jiu/ cuan
zhou. Contohnya seperti di klenteng dan warnanya kuning (menandakan pusat
aktivitas ritual religi, warna yang sering digunakan buddhist maupun taoist) dan
tidak boleh merah. Sekarang ini, lentera masih bertahan hanya lampu diganti
seiring perkembangan jaman menjadi lampu led. Lentera yang paling sering
digunakan adalah lentera sebagai petanda. Ada duka cita bisa tau dari sudut siku
dan tulisannya siapa yang meninggal dan ada juga bisa tau anaknyanya berapa
dengan bulatan-bulatan yang ditaruh dibawahnya. Sekarang lentera makin
berkembang sampai dibuat seperti mobil raksasa, tokoh pahlawan, tulisan
kemudian mereka melakukan parade pada Cap Go Meh ataupun festival bulan. Di
pedesaan Tiongkok lebih meriah dibandingkan di kota karena di kota aktivitas
xxv
dibatasi pergerakannya. Lentera juga digunakan untuk menunjukkan ini rumah
milik marga apa dan kadang-kadang juga ada jabatannya.
Tulisan pada lampion fu yaitu berkah, lu yaitu status sosial di masyarakat
naik, shou. Kebanyakan fu dipakai di imlek. Cap go meh dikaitkan dengan tien
guan atau penguasa langit, dianggap pemberi berkah.
C: Festival dengan pengguna lampion terbanyak salah satunya adalah festival
bulan. Apa saja yang mereka lakukan pada festival tersebut?
A: Mencari jodoh, mengadu kepandaian syair dan menyatukan keluarga terpecah.
Festival bulan diadakan malam hari sehingga menggunakan lampion sebagai
penerangan. Kemudian maknanya berkembang menjadi permainan menebak kata
lampion. Setiap kali di tionghoa setiap peristiwa dimaknai oleh festival, misalnya
kue bulan dimaknai sebagai pelawanan penjajahan. Lampion terdapat nilai-nilai
sejarah sehingga diadakan festival. Yang bisa bertahan sampai sekarang adalah
bentuk lampion yang awalnya memakai sutra. Sutra mahal tapi dengan penemuan
kertas yang lebih murah jadi semakin banyak digunakan. Fungsi awalnya yang
melindungi manusia dari binatang buas dan penerangan, lampion dimaknai jadi
beragam misalnya ekspresi perasaan terhadap penguasa langit sehingga lampion
digantung di langit, neonsign. Kenapa 2 festival pengguna lampion terbanyak.
Festival bulan itu musim semi, tunas mulai bertumbuh, bunga bermekaran, petani
bercocok tanam. Musim cocok tanam, musim panen pasti ada ritual dan festival.
Kertas juga berubah fungsi yang awalnya untuk menulis dan berkembang menjadi
pembungkus, gelas minum, seni (origami). Lampion masih bertahan sampai
sekarang karena adanya nilai, alat ekspresi perasaan mereka, contoh ekspresi
xxvi
bahagia di tahun baru imlek dengan menggantung lampion. Kurungan pada
lampion tetap bertahan karena mereka meng-ekspresikan dikertas tersebut dengan
menuliskan huruf-huruf, lukisan, gambar. Sehingga mereka dapat mengharapkan
sambil menggantung lampion tersebut.
Wawancara Kepada Yulia Suzana