+ All Categories
Home > Documents > Laporan Kunjungan Ke Pabrik Sosro

Laporan Kunjungan Ke Pabrik Sosro

Date post: 11-Mar-2023
Category:
Upload: smp5
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
23
LAPORAN PRAKTIKUM ‘’ LISTRIK DINAMIS ‘’ Disusun guna memenuhi tugas mata pelajaran Fisika Kelas IX.9 Oleh :
Transcript

LAPORAN PRAKTIKUM

‘’ LISTRIK DINAMIS ‘’

Disusun guna memenuhi tugas mata pelajaran

Fisika

Kelas IX.9

Oleh :

M. Aqshal Jilham Karunia (17)

SMP NEGERI 5 BEKASI

2014

SMP NEGERI 5 BEKASI

2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengkonsumsi teh bukanlah suatu hal yang baru bagi

masyarakat Indonesia. Sejak jaman penjajahan Belanda,

masyarakat kita telah mengenal tradisi menikmati teh.

Masyarakat kita menyukai teh karena mempercayai bahwa

mengkonsumsi teh dapat merelaksasikan diri dan melepaskan

kepenatan. Masyarakat juga menyukai teh sebab teh memiliki

kandungan gizi yang berguna bagi tubuh manusia.

Namun sayangnya, persiapan penyajian teh memakan waktu

yang tidak sebentar. Dengan mobilitas masyarakat yang kian

hari kian meninggi, diperlukan terobosan baru dalam

penyajian teh. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut

Teh Botol Sosro dengan teknologi yang modern menawarkan

kepada masyarakat produk –produk varian teh yang siap

dikonsumsi. Selain produk yang siap dikonsumsi , Teh Botol

Sosro juga menawarkan teh yang enak, berkualitas tinggi dan

aman bagi kesehatan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pembuatan teh botol Sosro ?

2. Bagaimana proses pengawetan dalam pembuatan teh botol

Sosro?

C. Tujuan

- Dapat mengetahui proses pembuatan teh botol Sosro

- Dapat mengetahui proses pengawetan dalam pembuatan teh

botol Sosro

D. Manfaat

Dengan mengikuti kunjungan ke pabrik SOSRO dalam rangka

mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup para siswa/i

diharapkan dapat mengetahui proses pembuatan teh dalam botol

yang siap dikonsumsi langsung serta dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman mengenai teknologi pangan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman teh (Camelia sinensis), pada umumnya tumbuh di

daerah yang beriklim tropis dengan ketinggian antara 200 s/d

2.000 meter diatas permukaan laut dengan suhu cuaca antara 14

s/d 25 derajat celsius. Ketinggian tanaman dapat mencapai 9

meter untuk Teh Cina dan Teh Jawa, sedangkan untuk Teh jenis

Assamica dapat mencapai 12 s/d 20 meter.1

Untuk mempermudah pemetikan daun-daun teh terutama yang

masih muda, ketinggian pohon teh ini dijaga. Umumnya tinggi

pohon teh dipertahankan pada ketinggian 1 meter.

Terdapat 4 jenis teh berdasarkan proses pengolahannya:

a. Teh Hitam ( Black Tea )

Merupakan jenis teh yang mengalami proses

fermentasi penuh dan paling lama sehingga warnanya

sangat pekat dan aromanya paling kuat. Teh hitam

merupakan jenis teh yang paling banyak dikonsumsi oleh

masyarakat di dunia.2 Masa seduh : 3 – 5 menit dengan

100 ‘C.

Proses pembuatan the hitam:

1. Proses Pelayuan

- Menggunakan kotak untuk melayukan daun (Whitehring

trought), merupakan

kotak yang diberikan kipas untuk menghembuskan angin

ke dalam kotak.

- Pembalikan pucuk 2 - 3 kali untuk meratakan proses

pelayuan.

2. Proses Penggilingan

Bertujuan untuk memecah sel-sel daun, agar proses

fermentasi dapat berlangsung

secara merata.

3. Proses Pengeringan

- Menggunakan ECP drier (Endless Chain Pressure drier) & Fluid bed

drier.

- Kadar air produk yang dihasilkan 3 - 5 %

b. Teh Oolong ( Oolong Tea )

Teh Oolong adalah gabungan teh hitam dan teh

hijau.Teh Oolong adalah jenis teh yang dalam

pengolahannya hanya melalui setengah proses fermentasi.

Teh tersebut difermentasi dengan cepat, sesudah dan

sebelum penggulungan. Karena hanya setengah difermentasi,

bagian tepi daunnya berwarna kemerahan sedang bagian

tengah daunnya tetap hijau. Rasa seduhan teh oolong lebih

mirip dengan teh hijau, namun warna dan aromanya kurang

kuat dibandingkan teh hitam.

Masa seduh : 5 – 7 menit

Proses pembuatan teh oolong ( teh semi fermentasi ):

1. Daun teh segar (kadar air 75 - 80 %)

2. Pelayuan dengan sinar matahari ( 90 menit )

3. Pelayuan dan pengayakan dalam ruangan (4-7 jam )

4. Pengeringan I dengan sistim Panning ( proses tersebut

dilakukan dengan cara

melewatkan daun pada lorong / silinder panas (suhu

permukaan 300° - 350° C

dengan tujuan untuk menghambat proses oksidasi

enzimatis.

5. Penggulungan ( 5-12 menit )

6. Pemotongan

7. Pengeringan II.

c. Teh Hijau ( Green Tea )

Teh hijau adalah jenis teh yang tidak mengalami

proses fermentasi tetapi mengalami proses pengeringan

dan penguapan daun yang sedikit lebih lama dibandingkan

teh putih.1 Masa seduh : 1 – 3 menit, 70 ‘C

1. Proses Pelayuan

- Setelah penerimaan pucuk dari kebun, daun teh ditebar

& diaduk-aduk untuk

mengurangi kandungan air yang terbawa pada daun.

- Setelah itu daun teh dilayukan dengan melewatkan daun

tersebut pada silinder

panas ± sekitar 5 menit (system panning) atau

dilewatkan beberapa saat pada uap

panas bertekanan tinggi (system steaming), proses

pelayuan ini bertujuan untuk

mematikan aktivitas enzim sehingga akan menghambat

timbulnya proses

fermentasi.

- Menurunkan kadar air menjadi sekitar 60 - 70 %.

2. Proses Pendinginan

Bertujuan untuk mendinginkan daun setelah melalui

proses pelayuan.

3. Proses Penggulungan daun

- Menggunakan mesin Jackson, bertujuan untuk memecah sel-

sel daun sehingga

teh yang dihasilkan akan mempunyai rasa yang lebih

sepet.

- Proses ini hampir sama dengan proses penggilingan pada

proses pembuatan

Teh hitam, tetapi untuk proses pembuatan teh hijau daun

yang dihasilkan

sedapat mungkin tidak remuk / hanya tergulung, dan

mempunyai rasa yang lebih

sepet. Proses penggulungan berkisar antara 15 - 30

menit.

4. Proses Pengeringan

- Proses pengeringan yang pertama dilakukan adalah dengan

menggunakan ECP

drier, kemudian setelah itu langsung dilanjutkan dengan

pengeringan

menggunakan rotary drier.

- Proses pengeringan pertama akan menurunkan kadar air

menjadi 30 - 35 %, dan

akan memperpekat cairan sel. Proses ini dlakukan pada

suhu sekitar 110° - 135° C

selama ± 30 menit.

- Proses pengeringan kedua akan memperbaiki bentuk

gulungan daun, suhu yang

dipergunakan berkisar antara 70° - 95° C dengan waktu

sekitar 60 - 90 menit.

- Produk teh hijau yang dihasilkan mempunyai kadar air 4

- 6 %.

5. Proses sortasi

Proses ini bertujuan untuk mendapatkan teh hijau dengan

berbagai kualitas mutu :

a. Peko (daun pucuk).

b. Jikeng (daun bawah / tua).

c. bubuk / kempring (remukan daun).

d. tulang.

d. Teh Putih

Berasal dari pucuk daun teh paling muda yang masih

dipenuhi bulu halus. Teh putih tidak mengalami proses

fermentasi, hanya diuapkan dan dikeringkan.Daun teh

putih setelah dikeringkan tidak berwarna hijau tapi

berwarna putih keperakan dan jika diseduh berwarna lebih

pucat dengan aroma lembut dan segar. Katekin dalam

jumlah tinggi

Ketika dihidangkan, teh putih memiliki warna kuning

pucat dan aroma yang lembut dan segar. Teh ini merupakan

yang paling lembut di antara semua jenis teh. Untuk

memproduksi teh hijau juga tidak bisa dilakukan

sembarangan. Masa seduh : 5 – 7 menit, 60 ‘C.

Teh Wangi Melati ( Jasmine Tea )

Teh jenis ini merupakan teh yang populer dikonsumsi

oleh masyarakat Indonesia.

1. Proses Pengeringan I

- Teh hijau dipanaskan dengan menggunakan mesin Rotary drier

/ Fluid bed drier

pada suhu 90° - 125° C.

- Proses penggosongan akan menghasilkan "Cou-cui"

berwarna coklat kehitaman

dengan kadar air 3 - 5 %

2. Pemilihan bunga

Dipilih bunga yang siap mekar, hal ini bertujuan agar

proses pewangian dapat

berlangsung dengan sempurna.

3. Proses pelembaban

- Bertujuan untuk mempersiapkan teh agar dapat menerima

aroma bunga secara

maksimal.

- Dilakukan penambahan air ± 20 %.

- Proses pelembaban dilakukan pada pagi - siang hari,

kemudian teh hasil

pelembaban ditebar membentuk suatu lapisan setebal ± 15

- 20 cm.

- Setelah itu dilanjutkan dengan proses pewangian, dimana

bunga melati

dicampurkan.

4. Proses Pengeringan II

- Menggunakan ECP drier (Endless Chain Pressure drier) dengan suhu

berkisar

antara 110° - 125° C selama 45 - 60 menit.

- Kadar air produk yang dihasilkan berkisar antara 4 - 6

%.

BAB III

METODE PEMBUATAN TEH BOTOL SOSRO

Alat:

1. Pallet

2. Alat penghilang kotoran

3. De-Crater

4. Mesin pencuci krat (Crate Washer)

5. Mesin pencuci botol

6. Optic Scan

7. Light Inspection

8. Unit Pasteurisasi

9. Mesin Pengisi (Filler)

10. Mesin Penutup (Crowner)

11. Coding (Inkjet Printer)

12. Mesin Crater

13. Pompa

14. Pipa sirkulasi (Holding Pipe)

15. Plat Heat Exchanger (PHE)

Bahan baku:

1. Teh Wangi Melati (Jasmine tea)

2. Gula pasir

3. Air

Tahap pembuatan:

Tahap I : Penyeduhan Teh

Teh kering yang di ekstrak air panas pada temperature

100° - 105°C. Dengan volume yang telah ditentukan. Airdimasukkan dengan cara menyemprotkan air panas lewat atas.

Setelah volume air tercapai, ditunggu antara 15 – 20 menit.

Teh wangi melati diseduh didalam tangki ekstraksi dengan air

yang mendidih yang sudah melalui filtrasi pemanasan. Setelah

proses penyeduhan teh selesei, maka Teh Cair Pahit (TCP)

hasil seduhan tersebut dilewatkan ke filter cosmos (kadar

Tanin TCP setelah disaring dengan cosmos filter tinggal 950 –

1300ppm) dan ditampung di tangki percampuran (Mixing Tank).

Tahap II : Pembuatan Sirup Gula

Gula pasir dimasukkan ke Hopper, kemudian dengan screw

conveyor gula dimasukkan ke dissolver gula. Gula dilarutkan

dengan air softener pada temperatur100°± 5 C. Pada

penggunaan jenis gula tertentu ditambahkan activecarbon powder.

Jumlah active carbon powder yang ditambahkan sekitar 0,5kg untuk

gula local.

Penyaringan larutan gula dilakukan melalui beberapa tahap

yaitu penyaringan kasar pada hopper screw conveyor, dan

penyaringan dengan cosmos filter. Untuk mengurangi kesadahan

gula sirup dilewatkan unit softenet. Jika kesadahan belum

mencapai standar, dari softener sirup gula disirkulasikan

kembali ke tangki pelarutan gula. Jika kesadahan gula

tercapai, sirup gula langsung dimasukkan ke Mix Tank untuk

dicampur dengan Teh Cair Pahit.

Tahap III : Percampuran

Dari tangki penampungan, sirup gula dipompa ke tangki

percampuran hingga kadar gula untuk Teh Cair Manis (TCM)

mencapai standar yang telah ditentukan.

Tahap IV: Pemanasan Teh Cair Manis

Teh Cair Manis (TCM) adalah percampuran antara Teh Cair

Pahit (TCP) dengan sirup gula yang kemudian dipompa ke unit

pasteurisasi (proses pemanasan). Pada proses ini TCM

dipanaskan dengan Heat Exchanger (Pemanas Tidak Langsung)

hingga mencapai temperatur diatas 90°C.

Tahap V : Pengisian Dalam Botol

Dari unit pasteurisasi ini TCM di pompa ke mesin pengisi

botol. Di stasiun ini, TCM dengan temperatur di atas 90°Cdiisi ke dalam botol panas yang sudah dicuci dan steril.

sehingga bebas dari kuman. Dalam keadaan panas, botol

langsung ditutup, diangkut dan dibiarkan dingin.

Pembotolan (Bottling Line)

1. Pallet

Krat botol di atas pallet dipindahkan secra manual ke

roll konveyor untuk dikirim menuju De Crater.

2. Penghilangan kotoran

Krat berisi botol kotor dilewatkan mengikuti roll

konveyor, secara manual diperiksa benda asing yang

berada di dalam botol seperti straw, plastic, dan

lainnya. Kotoran dibuang secara manual.

3. De-Crater

Botol dipisahkan dari krat dengan peralatan De-Crater.

Botol kotor dipindahkan ke atas roll koveyor, sekali

angkat 3 x 24 botol, selanjutnya botol dikirim menuju

mesin washer, sedangkan krat botol menuju crate washer.

4. Mesin pencuci krat (Crate Washer)

Krat kotor masuk ke mesin pencuci krat mengikuti

konveyor pembawa. Di dalam mesin pencuci, posisi krat

dibuat terbalik, kotoran yang tertinggal dalam krat akan

jatuh. Krat disemprot dari segala arah serta disikat.

Pada saat keluar, posisi krat kembali seperti semula.

Krat yang sudah bersih mengikuti konveyor menuju Crater

untuk diisi dengan teh botol sosro.

5. Mesin pencuci botol

Proses pencucian botol pada mesin pencuci melewati

beberapa tahap . proses pencucian botol adalah sebagai

berikut:

Pre Soaking● temperature 55° – 56° C.● Caustic Lye 1 temperatur 70° – 80° C.

Konsentrasi NaOH 1,0% – 1,5%.Tekanan penyemprotan 0,40-0,75

bar.

● Caustic Lye II Temperature 80°C−90°C.

Konsentrasi NaOH 0,5% – 1,0%.

Tekanan penyemprotan 0,30 –

0,60 bar.

Caustic Lye III● Temperature 80°−90°C.Konsentrasi NaOH 0,0%−0,5%.

Tekanan penyemprotan 0,30 –

0,60 bar.

Warm Water● temperature 80°−90°C.Tekanan Penyemprotan 1,00 –

1,50 bar.

● Cold Water Temperatur 80°−90°C.Tekanan Penyemprotan 1,00 –

1,50 bar.

● Fresh Water Temperature 90°−100°C.Tekanan Penyemproran 0,25-0,55

bar.

Botol keluar dari mesin pencuci harus bersih, bebas

caustic dan temperatunya minimal 78° C.6. Optic scan

Secara otomatis botol berisi kotoran tersebut

dikeluarkan dari konveyor. Kotoran yang dapat di deteksi

adalah kotoran dengan ukuran lebih besar dari 3 x

3mm.alat ini bekerja dengan prinsip fotosel dan

elektrik. Sinar dipancarkan dari bawah dasar botol akan

ditangkap oleh fotosel yang berputar di bagian atas

botol. Alat ini bekerja dengan 3 buah sel berputar yang

mendekati kotoran pada bagian pinggir, tengah dan pusat

dasar botol yang diperiksa.

7. Light Inspection

Botol diperiksa dengan latar belakang layar yang

diterangi cahaya lampu. Pemeriksaan ini meliputi

pemeriksaan kotoran disekeliling botol

(dinding) ,keutuhan, retak mulut botol yang lolos dari

optic scan, serta botol asing dan juga botol buram.

8. Unit pasteurisasi

Sebelum teh cair masuk ke filler, temperature Teh Cair

Manis distandartkan melalui alat pasteurisasi. Unit

pasteurisasi terdiri dari Plat Heat Exchanger, Pompa, dan

pipa sirkulasi (Holding pipe). Teh Cair Manis dari mix

tank dipompakan melalui PHE kemudian dialirkan melewati

holding pipe menuju filler. Pada ujung holding pipe

terdapat temperature control yang bekerja secara

otomatis.

9. Mesin Pengisi (Filler)

Pengisian Teh Cair Manis ke dalam botol pada mesin

filler dilakukan berdasarkan perbedaan tekanan didalam

botol dan TCM yang berada di cover Tank Filler. TCM akan

keluar mengisi botol bila terdapat perbedaan tekanan,

katup pengisi akan menutup bila perbedaan tekanan

diantara keduanya tidak ada. Proses pengisian dilakukan

dalam keadaan panas , yaitu temperature botol minimal 60

°C dan temperature TCM 90°-100°C.

10. Mesin penutup (Crowner)

Botol yang telah berisi TCM kemudian memasuki mesin

Crowner yang mempunyai kecepatan sama dengan mesin

filler. Temperature TCM pada waktu ditutup minimal 80°C.Ukuran tutup botol (crown crimp) untuk teh botol sosro

adalah 28.5-28,9 ppm.

11. Coding

Botol isi selanjutnya diberi kode produksi menggunakan

inject printer

12. Light inspection

Botol isi selanjutnya dilewatkan didepan layar yang

diterangi dengan lampu untuk diperiksa volume teh, botol

retak, botol buram, botol isi benda asing, tidak

bertutup, dan tutup tidak sempurna/miring. Pemeriksaan

ini dilakukan secara visual.

13. Mesin crater

Krat yang sudah dicuci di crate washer,melalui konveyor

krat sudah berada di mesin crater. Tiap krat berisi 24

botol isi. Dan disusun diatas pallet secara manual.tiap

pallet berisi 60 krat.

BAB IV

PEMBAHASAN

Sosro merupakan pelopor produksi teh siap minum dalam

kemasan pertama di Indonesia. Untuk memenuhi permintaan

masyarakat Indonesia akan konsumsi teh, PT.Sinar Sosro

menawarkan beberapa produk olahan dari teh. Salah satu

produknya adalah Teh Botol Sosro.

Inovasi ini mendapat tanggapan positif dari masyarakat

Indonesia, dan menjadi populer sebagai minuman teh yang

praktis dan siap dikonsumsi langsung. Adapun pengolahannya,

dengan menggunakan mesin paling modern dari Jerman yang

dilakukan untuk menghasilkan produk terbaik dengan standar

kualitas terjaga.1

Untuk memproduksi teh dalam botol yang siap saji tersebut,

pabrik TBS menggunakan bahan baku yaitu daun teh hijau

terbaik kualitas peko yang dicampur dengan bunga melati

( atau lebih dikenal dengan Jasmine Tea ), dan campuran gula

pasir terbaik yang memiliki standar warna, rasa dan ukuran

yang dikontrol ketat. Penambahan bunga melati ini bertujuan

untuk membuat aroma yang khas pada produk teh tersebut.

Produk Teh Botol Sosro, terbuat dari seduhan Teh Wangi

Melati, difilter dan dicampur dengan sirup gula cair yang

diperoleh dengan melarutkan gula pasir putih.

Pada tahap pembuatan teh, perusahaan TBS ini menggunakan

5 tahap dalam proses pembuatannya meliputi penyeduhan the,

pembuatan sirup gula, pencampuran, pemanasan the cair manis,

pengisian dalam botol.

Tiap tahap ini menggunakan mesin canggih yang berasal

dari Jerman, diharapkan dapat menghasilakan produk dengan

kualitas baik dan terjaga. Bahan baku yang digunakan

merupakan daun the hijau bagian peko (pucuk daun) yaitu daun

teh yang tidak mengalami fermentasi. Pemilihan daun teh hijau

ini kemungkinan untuk tetap mempertahankan citarasa the yang

asli dan khas. Selain itu, teh hijau lebih populer karena

kandungan katekinya lebih tinggi dibandingkan dengan teh

hitam. Sehingga teh hijau lebih dikenal sebagai jenis teh

yang dapat mencegah pertumbuhan kanker.3

Pada tahap penyeduhan the, the wangi melati diseduh

dalam tangki ekstraksi dengan air mendidih yang sudah melalui

filtrasi pemanasan. Kadar tanin juga dikurangi melalui filter

cosmos sehingga kadarnya hanya 950 – 1300 ppm, dan rasa

sepatnya berkurang. Hasil filtrasi ini masuk ke dalam tangki

pencampuran untuk selanjutnya dicampur dengan sirup gula yang

telah dibuat melalui beberapa tahap. Dalam tahap ini,

kesadahan sirup gula (sirup gula tersebut mengandung ion

kalsium, dan atau magnesium) dikurangi dengan melewatkan pada

unit softenet.

Pada proses pencampuran, the cair pahit dicampur dengan

larutan sirup gula untuk menghasilkan teh dengan kadar

kemanisan yang sesuai standar pabrikh. Selanjutnya, campuran

antara Teh Cair Pahit (TCP) dengan sirup gula dipompa ke unit

pasteurisasi. Proses ini bertujuan untuk membunuh bakteri

patogen yang mungkin terdapat dalam laruta the tersebut.

Tahap terakhir adalah pengisisan The Cair Manis (TCM) ke

dalam botol-botol yang telah disterilkan melalui beberapa

tahap. Metode pengisian produk the dalam botol ini menjadi

salah satu metode pengawetan. Dalam keadaan panas, The Cair

Manis (TCM) l yang berasal dari unit pasteurisasi dimasukkan

dalam botol kemudian secara langsung ditutup, diangkut dan

dibiarkan dingin. Cara ini membuat the botol sosro tetap

segar dan awet meskipun tidak menggunakan bahan pengawet.

Tutup botol pun dibuat khusus, untuk mencegah masuknya udara

ke dalam produk, sehingga kerapatan botol penutup juga

menentukan ketahanan produk the tersebut.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN:     Suatu industri yang bermula dari seorang pencetus ide teh dalam kemasan botol. Yang sekarang sudah menjadi industribesar dan dikenal hingga ke mancanegara. Dengan berbekal filosofi “niat baik”,PT. Sinar Sosro selalu mengedepankan kualitas dan ramah lingkungan. Karena proses produksi yang dilakukan terbukti steril dan yang terpenting adalah limbah yang dihasilkan terbukti mampu dikembalikan pada alam. Harapan kedepannya yaitu semoga dengan diadakannya kunjungan industri di PT. Sinar Sosro ini dapat menambah pengetahuan kita tentang kegiatan sistem produksi. Dan semoga laporan inidapat bermanfaat. Dan dari hasil laporan di atas dapat disimpulkan bahwa kita perlu menghargai dan menggunakan produk-produk asli Indonesia dalam meningkatkan kualitas SDM indonesia.

      SARAN             :      Setelah melakukan pengamatan langsung ke pabrik PT. Sinar Sosro, menyarankan agar PT. Sinar Sosro tetap berusaha menjadi perusahaan yang mampu mengolah pasar lokal maupun internasional. Karena dengan begitu, maka tidak lagi khawatirakan konsumsi masyarakat terhadap minuman siap saji berharga terjangkau yang banyak beredar di pasar.Bila perlu agar banyak produk Pt Sosro dan lainnya  Indonesiadisebarkan ke seluruh dunia  agar keuntungan  Negara semakin meningkat  dan Indonesia semakin terkenal di manca negara

DAFTAR PUSTAKA

1. Suryana,Taryana. Perusahaan Global Di Indonesia Studi Kasus

PT.SOSRO. Stmik LIKMI Bandung. 2007

2. Selian, M.Novri Hendri. Analisis Pengaruh Brand Quaty Teh

Botol Sosro Terhadap Loyalitas Pembelian Pada Mahasiswa Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara. USU. 2009

3. http://www.sosro.com


Recommended