LAPORAN PRAKTIKUM
‘’ LISTRIK DINAMIS ‘’
Disusun guna memenuhi tugas mata pelajaran
Fisika
Kelas IX.9
Oleh :
M. Aqshal Jilham Karunia (17)
SMP NEGERI 5 BEKASI
2014
SMP NEGERI 5 BEKASI
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengkonsumsi teh bukanlah suatu hal yang baru bagi
masyarakat Indonesia. Sejak jaman penjajahan Belanda,
masyarakat kita telah mengenal tradisi menikmati teh.
Masyarakat kita menyukai teh karena mempercayai bahwa
mengkonsumsi teh dapat merelaksasikan diri dan melepaskan
kepenatan. Masyarakat juga menyukai teh sebab teh memiliki
kandungan gizi yang berguna bagi tubuh manusia.
Namun sayangnya, persiapan penyajian teh memakan waktu
yang tidak sebentar. Dengan mobilitas masyarakat yang kian
hari kian meninggi, diperlukan terobosan baru dalam
penyajian teh. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut
Teh Botol Sosro dengan teknologi yang modern menawarkan
kepada masyarakat produk –produk varian teh yang siap
dikonsumsi. Selain produk yang siap dikonsumsi , Teh Botol
Sosro juga menawarkan teh yang enak, berkualitas tinggi dan
aman bagi kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembuatan teh botol Sosro ?
2. Bagaimana proses pengawetan dalam pembuatan teh botol
Sosro?
C. Tujuan
- Dapat mengetahui proses pembuatan teh botol Sosro
- Dapat mengetahui proses pengawetan dalam pembuatan teh
botol Sosro
D. Manfaat
Dengan mengikuti kunjungan ke pabrik SOSRO dalam rangka
mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup para siswa/i
diharapkan dapat mengetahui proses pembuatan teh dalam botol
yang siap dikonsumsi langsung serta dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman mengenai teknologi pangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman teh (Camelia sinensis), pada umumnya tumbuh di
daerah yang beriklim tropis dengan ketinggian antara 200 s/d
2.000 meter diatas permukaan laut dengan suhu cuaca antara 14
s/d 25 derajat celsius. Ketinggian tanaman dapat mencapai 9
meter untuk Teh Cina dan Teh Jawa, sedangkan untuk Teh jenis
Assamica dapat mencapai 12 s/d 20 meter.1
Untuk mempermudah pemetikan daun-daun teh terutama yang
masih muda, ketinggian pohon teh ini dijaga. Umumnya tinggi
pohon teh dipertahankan pada ketinggian 1 meter.
Terdapat 4 jenis teh berdasarkan proses pengolahannya:
a. Teh Hitam ( Black Tea )
Merupakan jenis teh yang mengalami proses
fermentasi penuh dan paling lama sehingga warnanya
sangat pekat dan aromanya paling kuat. Teh hitam
merupakan jenis teh yang paling banyak dikonsumsi oleh
masyarakat di dunia.2 Masa seduh : 3 – 5 menit dengan
100 ‘C.
Proses pembuatan the hitam:
1. Proses Pelayuan
- Menggunakan kotak untuk melayukan daun (Whitehring
trought), merupakan
kotak yang diberikan kipas untuk menghembuskan angin
ke dalam kotak.
- Pembalikan pucuk 2 - 3 kali untuk meratakan proses
pelayuan.
2. Proses Penggilingan
Bertujuan untuk memecah sel-sel daun, agar proses
fermentasi dapat berlangsung
secara merata.
3. Proses Pengeringan
- Menggunakan ECP drier (Endless Chain Pressure drier) & Fluid bed
drier.
- Kadar air produk yang dihasilkan 3 - 5 %
b. Teh Oolong ( Oolong Tea )
Teh Oolong adalah gabungan teh hitam dan teh
hijau.Teh Oolong adalah jenis teh yang dalam
pengolahannya hanya melalui setengah proses fermentasi.
Teh tersebut difermentasi dengan cepat, sesudah dan
sebelum penggulungan. Karena hanya setengah difermentasi,
bagian tepi daunnya berwarna kemerahan sedang bagian
tengah daunnya tetap hijau. Rasa seduhan teh oolong lebih
mirip dengan teh hijau, namun warna dan aromanya kurang
kuat dibandingkan teh hitam.
Masa seduh : 5 – 7 menit
Proses pembuatan teh oolong ( teh semi fermentasi ):
1. Daun teh segar (kadar air 75 - 80 %)
2. Pelayuan dengan sinar matahari ( 90 menit )
3. Pelayuan dan pengayakan dalam ruangan (4-7 jam )
4. Pengeringan I dengan sistim Panning ( proses tersebut
dilakukan dengan cara
melewatkan daun pada lorong / silinder panas (suhu
permukaan 300° - 350° C
dengan tujuan untuk menghambat proses oksidasi
enzimatis.
5. Penggulungan ( 5-12 menit )
6. Pemotongan
7. Pengeringan II.
c. Teh Hijau ( Green Tea )
Teh hijau adalah jenis teh yang tidak mengalami
proses fermentasi tetapi mengalami proses pengeringan
dan penguapan daun yang sedikit lebih lama dibandingkan
teh putih.1 Masa seduh : 1 – 3 menit, 70 ‘C
1. Proses Pelayuan
- Setelah penerimaan pucuk dari kebun, daun teh ditebar
& diaduk-aduk untuk
mengurangi kandungan air yang terbawa pada daun.
- Setelah itu daun teh dilayukan dengan melewatkan daun
tersebut pada silinder
panas ± sekitar 5 menit (system panning) atau
dilewatkan beberapa saat pada uap
panas bertekanan tinggi (system steaming), proses
pelayuan ini bertujuan untuk
mematikan aktivitas enzim sehingga akan menghambat
timbulnya proses
fermentasi.
- Menurunkan kadar air menjadi sekitar 60 - 70 %.
2. Proses Pendinginan
Bertujuan untuk mendinginkan daun setelah melalui
proses pelayuan.
3. Proses Penggulungan daun
- Menggunakan mesin Jackson, bertujuan untuk memecah sel-
sel daun sehingga
teh yang dihasilkan akan mempunyai rasa yang lebih
sepet.
- Proses ini hampir sama dengan proses penggilingan pada
proses pembuatan
Teh hitam, tetapi untuk proses pembuatan teh hijau daun
yang dihasilkan
sedapat mungkin tidak remuk / hanya tergulung, dan
mempunyai rasa yang lebih
sepet. Proses penggulungan berkisar antara 15 - 30
menit.
4. Proses Pengeringan
- Proses pengeringan yang pertama dilakukan adalah dengan
menggunakan ECP
drier, kemudian setelah itu langsung dilanjutkan dengan
pengeringan
menggunakan rotary drier.
- Proses pengeringan pertama akan menurunkan kadar air
menjadi 30 - 35 %, dan
akan memperpekat cairan sel. Proses ini dlakukan pada
suhu sekitar 110° - 135° C
selama ± 30 menit.
- Proses pengeringan kedua akan memperbaiki bentuk
gulungan daun, suhu yang
dipergunakan berkisar antara 70° - 95° C dengan waktu
sekitar 60 - 90 menit.
- Produk teh hijau yang dihasilkan mempunyai kadar air 4
- 6 %.
5. Proses sortasi
Proses ini bertujuan untuk mendapatkan teh hijau dengan
berbagai kualitas mutu :
a. Peko (daun pucuk).
b. Jikeng (daun bawah / tua).
c. bubuk / kempring (remukan daun).
d. tulang.
d. Teh Putih
Berasal dari pucuk daun teh paling muda yang masih
dipenuhi bulu halus. Teh putih tidak mengalami proses
fermentasi, hanya diuapkan dan dikeringkan.Daun teh
putih setelah dikeringkan tidak berwarna hijau tapi
berwarna putih keperakan dan jika diseduh berwarna lebih
pucat dengan aroma lembut dan segar. Katekin dalam
jumlah tinggi
Ketika dihidangkan, teh putih memiliki warna kuning
pucat dan aroma yang lembut dan segar. Teh ini merupakan
yang paling lembut di antara semua jenis teh. Untuk
memproduksi teh hijau juga tidak bisa dilakukan
sembarangan. Masa seduh : 5 – 7 menit, 60 ‘C.
Teh Wangi Melati ( Jasmine Tea )
Teh jenis ini merupakan teh yang populer dikonsumsi
oleh masyarakat Indonesia.
1. Proses Pengeringan I
- Teh hijau dipanaskan dengan menggunakan mesin Rotary drier
/ Fluid bed drier
pada suhu 90° - 125° C.
- Proses penggosongan akan menghasilkan "Cou-cui"
berwarna coklat kehitaman
dengan kadar air 3 - 5 %
2. Pemilihan bunga
Dipilih bunga yang siap mekar, hal ini bertujuan agar
proses pewangian dapat
berlangsung dengan sempurna.
3. Proses pelembaban
- Bertujuan untuk mempersiapkan teh agar dapat menerima
aroma bunga secara
maksimal.
- Dilakukan penambahan air ± 20 %.
- Proses pelembaban dilakukan pada pagi - siang hari,
kemudian teh hasil
pelembaban ditebar membentuk suatu lapisan setebal ± 15
- 20 cm.
- Setelah itu dilanjutkan dengan proses pewangian, dimana
bunga melati
dicampurkan.
4. Proses Pengeringan II
- Menggunakan ECP drier (Endless Chain Pressure drier) dengan suhu
berkisar
antara 110° - 125° C selama 45 - 60 menit.
- Kadar air produk yang dihasilkan berkisar antara 4 - 6
%.
BAB III
METODE PEMBUATAN TEH BOTOL SOSRO
Alat:
1. Pallet
2. Alat penghilang kotoran
3. De-Crater
4. Mesin pencuci krat (Crate Washer)
5. Mesin pencuci botol
6. Optic Scan
7. Light Inspection
8. Unit Pasteurisasi
9. Mesin Pengisi (Filler)
10. Mesin Penutup (Crowner)
11. Coding (Inkjet Printer)
12. Mesin Crater
13. Pompa
14. Pipa sirkulasi (Holding Pipe)
15. Plat Heat Exchanger (PHE)
Bahan baku:
1. Teh Wangi Melati (Jasmine tea)
2. Gula pasir
3. Air
Tahap pembuatan:
Tahap I : Penyeduhan Teh
Teh kering yang di ekstrak air panas pada temperature
100° - 105°C. Dengan volume yang telah ditentukan. Airdimasukkan dengan cara menyemprotkan air panas lewat atas.
Setelah volume air tercapai, ditunggu antara 15 – 20 menit.
Teh wangi melati diseduh didalam tangki ekstraksi dengan air
yang mendidih yang sudah melalui filtrasi pemanasan. Setelah
proses penyeduhan teh selesei, maka Teh Cair Pahit (TCP)
hasil seduhan tersebut dilewatkan ke filter cosmos (kadar
Tanin TCP setelah disaring dengan cosmos filter tinggal 950 –
1300ppm) dan ditampung di tangki percampuran (Mixing Tank).
Tahap II : Pembuatan Sirup Gula
Gula pasir dimasukkan ke Hopper, kemudian dengan screw
conveyor gula dimasukkan ke dissolver gula. Gula dilarutkan
dengan air softener pada temperatur100°± 5 C. Pada
penggunaan jenis gula tertentu ditambahkan activecarbon powder.
Jumlah active carbon powder yang ditambahkan sekitar 0,5kg untuk
gula local.
Penyaringan larutan gula dilakukan melalui beberapa tahap
yaitu penyaringan kasar pada hopper screw conveyor, dan
penyaringan dengan cosmos filter. Untuk mengurangi kesadahan
gula sirup dilewatkan unit softenet. Jika kesadahan belum
mencapai standar, dari softener sirup gula disirkulasikan
kembali ke tangki pelarutan gula. Jika kesadahan gula
tercapai, sirup gula langsung dimasukkan ke Mix Tank untuk
dicampur dengan Teh Cair Pahit.
Tahap III : Percampuran
Dari tangki penampungan, sirup gula dipompa ke tangki
percampuran hingga kadar gula untuk Teh Cair Manis (TCM)
mencapai standar yang telah ditentukan.
Tahap IV: Pemanasan Teh Cair Manis
Teh Cair Manis (TCM) adalah percampuran antara Teh Cair
Pahit (TCP) dengan sirup gula yang kemudian dipompa ke unit
pasteurisasi (proses pemanasan). Pada proses ini TCM
dipanaskan dengan Heat Exchanger (Pemanas Tidak Langsung)
hingga mencapai temperatur diatas 90°C.
Tahap V : Pengisian Dalam Botol
Dari unit pasteurisasi ini TCM di pompa ke mesin pengisi
botol. Di stasiun ini, TCM dengan temperatur di atas 90°Cdiisi ke dalam botol panas yang sudah dicuci dan steril.
sehingga bebas dari kuman. Dalam keadaan panas, botol
langsung ditutup, diangkut dan dibiarkan dingin.
Pembotolan (Bottling Line)
1. Pallet
Krat botol di atas pallet dipindahkan secra manual ke
roll konveyor untuk dikirim menuju De Crater.
2. Penghilangan kotoran
Krat berisi botol kotor dilewatkan mengikuti roll
konveyor, secara manual diperiksa benda asing yang
berada di dalam botol seperti straw, plastic, dan
lainnya. Kotoran dibuang secara manual.
3. De-Crater
Botol dipisahkan dari krat dengan peralatan De-Crater.
Botol kotor dipindahkan ke atas roll koveyor, sekali
angkat 3 x 24 botol, selanjutnya botol dikirim menuju
mesin washer, sedangkan krat botol menuju crate washer.
4. Mesin pencuci krat (Crate Washer)
Krat kotor masuk ke mesin pencuci krat mengikuti
konveyor pembawa. Di dalam mesin pencuci, posisi krat
dibuat terbalik, kotoran yang tertinggal dalam krat akan
jatuh. Krat disemprot dari segala arah serta disikat.
Pada saat keluar, posisi krat kembali seperti semula.
Krat yang sudah bersih mengikuti konveyor menuju Crater
untuk diisi dengan teh botol sosro.
5. Mesin pencuci botol
Proses pencucian botol pada mesin pencuci melewati
beberapa tahap . proses pencucian botol adalah sebagai
berikut:
Pre Soaking● temperature 55° – 56° C.● Caustic Lye 1 temperatur 70° – 80° C.
Konsentrasi NaOH 1,0% – 1,5%.Tekanan penyemprotan 0,40-0,75
bar.
● Caustic Lye II Temperature 80°C−90°C.
Konsentrasi NaOH 0,5% – 1,0%.
Tekanan penyemprotan 0,30 –
0,60 bar.
Caustic Lye III● Temperature 80°−90°C.Konsentrasi NaOH 0,0%−0,5%.
Tekanan penyemprotan 0,30 –
0,60 bar.
Warm Water● temperature 80°−90°C.Tekanan Penyemprotan 1,00 –
1,50 bar.
● Cold Water Temperatur 80°−90°C.Tekanan Penyemprotan 1,00 –
1,50 bar.
● Fresh Water Temperature 90°−100°C.Tekanan Penyemproran 0,25-0,55
bar.
Botol keluar dari mesin pencuci harus bersih, bebas
caustic dan temperatunya minimal 78° C.6. Optic scan
Secara otomatis botol berisi kotoran tersebut
dikeluarkan dari konveyor. Kotoran yang dapat di deteksi
adalah kotoran dengan ukuran lebih besar dari 3 x
3mm.alat ini bekerja dengan prinsip fotosel dan
elektrik. Sinar dipancarkan dari bawah dasar botol akan
ditangkap oleh fotosel yang berputar di bagian atas
botol. Alat ini bekerja dengan 3 buah sel berputar yang
mendekati kotoran pada bagian pinggir, tengah dan pusat
dasar botol yang diperiksa.
7. Light Inspection
Botol diperiksa dengan latar belakang layar yang
diterangi cahaya lampu. Pemeriksaan ini meliputi
pemeriksaan kotoran disekeliling botol
(dinding) ,keutuhan, retak mulut botol yang lolos dari
optic scan, serta botol asing dan juga botol buram.
8. Unit pasteurisasi
Sebelum teh cair masuk ke filler, temperature Teh Cair
Manis distandartkan melalui alat pasteurisasi. Unit
pasteurisasi terdiri dari Plat Heat Exchanger, Pompa, dan
pipa sirkulasi (Holding pipe). Teh Cair Manis dari mix
tank dipompakan melalui PHE kemudian dialirkan melewati
holding pipe menuju filler. Pada ujung holding pipe
terdapat temperature control yang bekerja secara
otomatis.
9. Mesin Pengisi (Filler)
Pengisian Teh Cair Manis ke dalam botol pada mesin
filler dilakukan berdasarkan perbedaan tekanan didalam
botol dan TCM yang berada di cover Tank Filler. TCM akan
keluar mengisi botol bila terdapat perbedaan tekanan,
katup pengisi akan menutup bila perbedaan tekanan
diantara keduanya tidak ada. Proses pengisian dilakukan
dalam keadaan panas , yaitu temperature botol minimal 60
°C dan temperature TCM 90°-100°C.
10. Mesin penutup (Crowner)
Botol yang telah berisi TCM kemudian memasuki mesin
Crowner yang mempunyai kecepatan sama dengan mesin
filler. Temperature TCM pada waktu ditutup minimal 80°C.Ukuran tutup botol (crown crimp) untuk teh botol sosro
adalah 28.5-28,9 ppm.
11. Coding
Botol isi selanjutnya diberi kode produksi menggunakan
inject printer
12. Light inspection
Botol isi selanjutnya dilewatkan didepan layar yang
diterangi dengan lampu untuk diperiksa volume teh, botol
retak, botol buram, botol isi benda asing, tidak
bertutup, dan tutup tidak sempurna/miring. Pemeriksaan
ini dilakukan secara visual.
13. Mesin crater
Krat yang sudah dicuci di crate washer,melalui konveyor
krat sudah berada di mesin crater. Tiap krat berisi 24
botol isi. Dan disusun diatas pallet secara manual.tiap
pallet berisi 60 krat.
BAB IV
PEMBAHASAN
Sosro merupakan pelopor produksi teh siap minum dalam
kemasan pertama di Indonesia. Untuk memenuhi permintaan
masyarakat Indonesia akan konsumsi teh, PT.Sinar Sosro
menawarkan beberapa produk olahan dari teh. Salah satu
produknya adalah Teh Botol Sosro.
Inovasi ini mendapat tanggapan positif dari masyarakat
Indonesia, dan menjadi populer sebagai minuman teh yang
praktis dan siap dikonsumsi langsung. Adapun pengolahannya,
dengan menggunakan mesin paling modern dari Jerman yang
dilakukan untuk menghasilkan produk terbaik dengan standar
kualitas terjaga.1
Untuk memproduksi teh dalam botol yang siap saji tersebut,
pabrik TBS menggunakan bahan baku yaitu daun teh hijau
terbaik kualitas peko yang dicampur dengan bunga melati
( atau lebih dikenal dengan Jasmine Tea ), dan campuran gula
pasir terbaik yang memiliki standar warna, rasa dan ukuran
yang dikontrol ketat. Penambahan bunga melati ini bertujuan
untuk membuat aroma yang khas pada produk teh tersebut.
Produk Teh Botol Sosro, terbuat dari seduhan Teh Wangi
Melati, difilter dan dicampur dengan sirup gula cair yang
diperoleh dengan melarutkan gula pasir putih.
Pada tahap pembuatan teh, perusahaan TBS ini menggunakan
5 tahap dalam proses pembuatannya meliputi penyeduhan the,
pembuatan sirup gula, pencampuran, pemanasan the cair manis,
pengisian dalam botol.
Tiap tahap ini menggunakan mesin canggih yang berasal
dari Jerman, diharapkan dapat menghasilakan produk dengan
kualitas baik dan terjaga. Bahan baku yang digunakan
merupakan daun the hijau bagian peko (pucuk daun) yaitu daun
teh yang tidak mengalami fermentasi. Pemilihan daun teh hijau
ini kemungkinan untuk tetap mempertahankan citarasa the yang
asli dan khas. Selain itu, teh hijau lebih populer karena
kandungan katekinya lebih tinggi dibandingkan dengan teh
hitam. Sehingga teh hijau lebih dikenal sebagai jenis teh
yang dapat mencegah pertumbuhan kanker.3
Pada tahap penyeduhan the, the wangi melati diseduh
dalam tangki ekstraksi dengan air mendidih yang sudah melalui
filtrasi pemanasan. Kadar tanin juga dikurangi melalui filter
cosmos sehingga kadarnya hanya 950 – 1300 ppm, dan rasa
sepatnya berkurang. Hasil filtrasi ini masuk ke dalam tangki
pencampuran untuk selanjutnya dicampur dengan sirup gula yang
telah dibuat melalui beberapa tahap. Dalam tahap ini,
kesadahan sirup gula (sirup gula tersebut mengandung ion
kalsium, dan atau magnesium) dikurangi dengan melewatkan pada
unit softenet.
Pada proses pencampuran, the cair pahit dicampur dengan
larutan sirup gula untuk menghasilkan teh dengan kadar
kemanisan yang sesuai standar pabrikh. Selanjutnya, campuran
antara Teh Cair Pahit (TCP) dengan sirup gula dipompa ke unit
pasteurisasi. Proses ini bertujuan untuk membunuh bakteri
patogen yang mungkin terdapat dalam laruta the tersebut.
Tahap terakhir adalah pengisisan The Cair Manis (TCM) ke
dalam botol-botol yang telah disterilkan melalui beberapa
tahap. Metode pengisian produk the dalam botol ini menjadi
salah satu metode pengawetan. Dalam keadaan panas, The Cair
Manis (TCM) l yang berasal dari unit pasteurisasi dimasukkan
dalam botol kemudian secara langsung ditutup, diangkut dan
dibiarkan dingin. Cara ini membuat the botol sosro tetap
segar dan awet meskipun tidak menggunakan bahan pengawet.
Tutup botol pun dibuat khusus, untuk mencegah masuknya udara
ke dalam produk, sehingga kerapatan botol penutup juga
menentukan ketahanan produk the tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN: Suatu industri yang bermula dari seorang pencetus ide teh dalam kemasan botol. Yang sekarang sudah menjadi industribesar dan dikenal hingga ke mancanegara. Dengan berbekal filosofi “niat baik”,PT. Sinar Sosro selalu mengedepankan kualitas dan ramah lingkungan. Karena proses produksi yang dilakukan terbukti steril dan yang terpenting adalah limbah yang dihasilkan terbukti mampu dikembalikan pada alam. Harapan kedepannya yaitu semoga dengan diadakannya kunjungan industri di PT. Sinar Sosro ini dapat menambah pengetahuan kita tentang kegiatan sistem produksi. Dan semoga laporan inidapat bermanfaat. Dan dari hasil laporan di atas dapat disimpulkan bahwa kita perlu menghargai dan menggunakan produk-produk asli Indonesia dalam meningkatkan kualitas SDM indonesia.
SARAN : Setelah melakukan pengamatan langsung ke pabrik PT. Sinar Sosro, menyarankan agar PT. Sinar Sosro tetap berusaha menjadi perusahaan yang mampu mengolah pasar lokal maupun internasional. Karena dengan begitu, maka tidak lagi khawatirakan konsumsi masyarakat terhadap minuman siap saji berharga terjangkau yang banyak beredar di pasar.Bila perlu agar banyak produk Pt Sosro dan lainnya Indonesiadisebarkan ke seluruh dunia agar keuntungan Negara semakin meningkat dan Indonesia semakin terkenal di manca negara
DAFTAR PUSTAKA
1. Suryana,Taryana. Perusahaan Global Di Indonesia Studi Kasus
PT.SOSRO. Stmik LIKMI Bandung. 2007
2. Selian, M.Novri Hendri. Analisis Pengaruh Brand Quaty Teh
Botol Sosro Terhadap Loyalitas Pembelian Pada Mahasiswa Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara. USU. 2009
3. http://www.sosro.com