+ All Categories
Home > Documents > laporan praktikum mortum

laporan praktikum mortum

Date post: 21-Apr-2023
Category:
Upload: putriwulansari340gmail
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
34
LAPORAN PRAKTIKUM I BAGIAN-BAGIAN DAUN (FOLIUM) Oleh : Suaibah (13222096) Dosen Pembimbing Riri Novita S., M.Si
Transcript

LAPORAN PRAKTIKUM IBAGIAN-BAGIAN DAUN (FOLIUM)

Oleh :

Suaibah (13222096)

Dosen Pembimbing

Riri Novita S., M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAHPALEMBANG

2014

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara morfologi, Daun sesungguhnya merupakan batangyang telah mengalami modifikasi yang kemudian berbentuk

pipih dan juga terdiri dari sel-sel dan jaringan seperti

terdapat pada batang. Alat ini hanya terdapat pada

batang saja dan tidak terdapat pada bagian lain pada

tubuh tumbuhan. Bentuk daun yang tipis melebar,

warna hijau, dan duduknya pada batang yang menghadap

ke atas itu memang sudah selaras dengan fungsi dan

bagi tumbuh tumbuhan.

Daun memiliki fungsi Pengambilan zat-zat makanan

(resorbsi), terutama yang berupa zat gas CO2,

Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi), Penguapan air

(transpirasi), Pernapasan (respirasi) melalui stomata

atau mulut daun. Perbedaan tipe daun (filome)

spermatophyta sangat beragam baik mengenai struktur

dalam dan luar maupun mengenai struktur dalam dan

luar, maupun mengenai fungsinya.

Daun Angiospermae amat beragam struktur anatomi

dan morfologinya. Pada sebagian besar Angiospermae

dapat dibedakan dasar daun, tangkai daun, dan helai

daun. Bentuk, struktur dan ukuran ketiga bagian

tersebut berguna dalam menentukan klasifikasi daun.

Jelaslah sudah bahwa untuk menghindari terjadinya

1

kekeliruan dalam soal apapun selalu diperlukan

penelitian atau pemeriksaan yang saksama.

Daun yang lengkap dapat kita jumpai pada beberapa

macam tumbuhan misalnya : pohon pisang (Musa paradisial

L), pohon pinang (Areca catechu L), bambu (Bambusa

sp.), dan lain-lain. Daun yang lengkap mempunyai

bagian-bagian berikut : Upih daun atau pelepah daun

(Vagina), Tangkai daun (Petiolus), dan Helaian daun

(Lamina). Tumbuhan yang mempunyai daun yang lengkap

tidak begitu banyak jumlah jenisnya. Kebanyakan

tumbuhan mempunyai daun yang kehilangan satu atau

dua bagian dari tiga bagian tersebut di atas. Daun

yang demikian dinamakan daun tidak lengkap.

B. Tujuan

Adapun tujuan dalam melakukan praktikum Morfologi

Tumbuhan kali ini, yaitu :

1. Dapat mengenal bagian- bagian daun.

2. Dapat membedakan bagian- bagian daun dengan

bagian- bagian tumbuhannya.

2

3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Daun

Menurut Tjitrosoepomo (1985), Daun merupakan

suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya

tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat

ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak

terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan.

Bentuk daun yang tipis melebar, warna hijau, dan

duduknya pada batang yang menghadap ke atas itu

memang sudah selaras dengan fungsi dan bagi tumbuh

tumbuhan, yaitu sebagai alat untuk :

1. Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi), terutama

yang berupa zat gas CO2

2. Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)

3. Penguapan air (transpirasi)

4. Pernapasan (respirasi)

B. Bagian – Bagian Daun

Daun Angiospermae amat beragam struktur anatomi

dan morfologinya. Pada sebagian besar Angiospermae

dapat dibedakan dasar daun, tangkai daun, dan helai

daun. Bentuk, struktur dan ukuran ketiga bagian

tersebut berguna dalam menentukan klasifikasi daun

(Hidayat, 1995).

4

Daun yang lengkap dapat kita jumpai pada beberapa

macam tumbuhan misalnya : pohon pisang (Musa paradisial

L), pohon pinang (Areca catechu L), bambu (Bambusa sp.),

dan lain-lain. Daun yang lengkap mempunyai bagian-

bagian berikut : Upih daun atau pelepah daun

(Vagina), Tangkai daun (Petiolus), Helaian daun

(Lamina). Tumbuhan yang mempunyai daun yang lengkap

tidak begitu banyak jumlah jenisnya. Kebanyakan

tumbuhan mempunyai daun yang kehilangan satu atau

dua bagian dari tiga bagian tersebut di atas. Daun

yang demikian dinamakan daun tidak lengkap

(Tjitrosoepomo, 1985).

Gambar 1. Bentuk Daun Tidak Lengkap(Kusdianti, 2011)

Berdasarkan struktur pokok tersebut, daun dapat

dibedakan menjadi daun lengkap dan tidak lengkap.

Daun tidak lengkap sering diistilahkan dengan

bagian-bagian yang dimilikinya tersebut, seperti

daun bertangkai, daun berpelepah, daun semu, dan5

daun duduk. Beberapa jenis daun memiliki alat

tambahan yang berbentuk daun penumpu (Stipula),

selaput bumbung (Ocrea) dan lidah (Ligula) (Rosanti,

2012).

C. Bangun Daun

Menurut Rosanti (2012), bangun daun merupakan

bentuk keseluruhan helaian daun (Lamina). Untuk

menentukan bangun suatu daun, dapat digambarkan

secara sketsa visual berdasarkan bagian yang

terlebar, baik di bagian tengah, bawah, maupun

bagian yang memiliki lebar yang sama. Untuk

mengamati struktur daun lebih terperinci, dapat

diperhatikan pangkal daun, ujung daun, tulang daun,

daging daun, warna daun, dn permukaan daun. Namun

dalam mengidentifikasi tumbuhan, perlu dikaji secara

terperinci setiap struktur sehingga dapat dibedakan

daun dari suatu jenis tumbuhan dengan tumbuhan

lainnya.

1. Ujung Daun

Bentuk apeks daun yang sering dijumpai antara

lain runcing (Acutus), meruncing (Acuminatus),

tumpul (Obtusus), membulat (Rotundus), rompang

(Truncatus), terbelah (Retusus) dan berduri

(Mucronatus) (Kusdianti, 2011).

6

Gambar 2. Ujung- Ujung Daun(Tjitrosoepomo,1985)

Menurut Tjitrosoepomo (1985), Ujung daun dapat

pula memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa.

Bentuk – bentuk ujung daun yang sering kita

jumpai ialah :

a. Runcing (Acutus), jika kedua tepi daun di kanan

kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke

atas dan pertemuannya pada puncak daun

membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari

90o).

b. Meruncing (Acuminatus), seperti pada ujung yang

runcing tetapi titik pertemuan kedua tepi

daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga

ujujng daun nampak sempit panjang dan runcing.

c. Tumpul (Obtusus), tepi daun yang semula masih

agak jauh dari ibu tulang, cepat menuju ke

suatu titik pertemuan, hingga terbentuk sudut

yang tumpul (lebih besar dari 90o).

7

d. Membulat (Rotundatus), seperti pada ujung yang

tumpul, tetapi tidak terbentuk sudut sama

sekali, hingga ujung daun merupakan semacam

suatu busur, terdapat pada daun yang bulat

atau jorong.

e. Rompang (Truncatus), 2ujung dain tampak sebagai

garis yang rata.

f. Terbelah (Retusus), ujung daun justru

memperlihatkan suatu lekukan, kadang- kadang

amat jelas.

g. Berduri (Mucronatus), jika ujung daun ditutup

dengan suatu bagian yang runcing keras,

merupakan suatu duri.

2. Pangkal Daun

Istilah-istilah yang digunakan untuk

menyatakan bentuk apeks daun pada umumnya dapat

digunakanuntuk menyatakan bentuk pangkal daun.

Namun, pada beberapa tumbuhan, bentuk bentuk

pangkal daun berkaitan erat dengan pelekatan daun

tersebut terhadap batangnya (Kusdianti, 2011).

Selain dari itu ada pula kalanya, bahwa kedua

tepi daun dikanan kiri pangkal dapat bertemu dan

berlekatan satu sama lain, oleh sebab itu pangkal

daun dapat dibedakan yang tepi daunnya di bagian

itu tidak pernah bertemu, tetapi terpisah oleh

pangkal ibu tulang/ ujung tangkai daun yaitu

runcing (Acutus), meruncing (Acuminatus), tumpul

8

(Obtusus), membulat (Rotundus), rompang (Truncatus),

dan berlekuk (Emarginatus) (Tjitrosoepomo, 1985).

Gambar 3. Pangkal Daun(Tjitrosoepomo,1985)

Dan yang tepi daunnya dapat bertemu dan

berlekatan satu sama lain, yaitu pertemuan tepi

daun pangkal pada sisi yang sama terhadap batang

dan pertemuan tepi daun sisi seberang batang yang

berhadapan dengan letak daunnya (Tjitrosoepomo,

1985).

3. Tulang Daun

Tulang daun merupakan struktur penguat helaian

daun, sama fungsinya dengan tulang manusia yang

memberi kekuatan menunjang berdirinya tubuh.

Tulang- tulang daun merupakan jaringan pembuluh

yang dapat mengangkut air maupun hasil

fotosintesis dari akar dan batang serta menuju

batang dan akar. Struktur tulang daun terdiri

atas ibu tulang daun (Costa), tulang cabang

(Nervus lateralis) dan urat daun (Vena). Keberadaan9

tulang-tulang cabang terhadap ibu tulang daun

dapat menentukan sistem pertulangan daun

(Rosanti, 2012).

Gambar 4. Susunan Tulang Daun(Tjitrosoepomo,1985)

Menurut Tjitrosoepomo (1985), melihat pada

arah tulang- tulang cabang yang besarpada helaian

daun, kita membedakan beberapa macam susunan

tulang dan berdasarkan susunan tulangnya kita

membedakan daun menjadi 4 golongan, yaitu :

a. Daun yang bertulang menyirip (Penninervis)

Daun ini mempunyai satu ibu tulang yang

berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan

terusan tangkai daun. Dari ibu tulang ini ke

sampuing keluar tulang tulang cabang, sehingga

mengingatkan kita pada susunan sirip pada

ikan, oleh sebab itu dinamakan bertulang

menyirip. Misalnya daun mangga (Mangifera

indica).10

b. Daun yang bertulang menjari (Palminervis)

Dari ujung tangkai daun keluar beberapa

tulang yang memencar, memperlihatkan susunan

seperti jari-jari pada tangan. Misalnya daun

jarak (Ricinus communis).

c. Daun yang bertulang melengkung (Cervinervis)

Daun ini pun mempunyai beberapa tulang yang

besar, satu di tengah, yaitu yang paling

besar, sedang yang lainnya mengikuti jalannya

tepi daun. Misalnya daun genjer (Limnocharis

flava).

d. Daun yang bertulang sejajar (Rectinervis)

Biasanya terdapat pada daun bangun garis

atau bangun pita, yang mempunyai satu tulang

di tengah yang besar membujur daun, sedang

yang lain jelas lebih kecil dan nampaknya

semua mempunyai arah yang sejajar dengan ibu

tulang daun tadi yang disebut bertulang

sejajar.

4. Tepi Daun

Menurut Kusdianti (2011), Pada daun tunggal

atau anak daun dari daun majemuk, helaian daun

dapat bertepi rata (Integer / entire) atau bertoreh.

Daun-daun dengan tepi bertoreh, torehan dapat

dangkal atau dapat pula besar dan dalam. Helaian

daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan

11

merubah bentuk secara keseluruhan, tetapi jika

helaian daun bertoreh besar dan dalam dapat

mempengaruhi bentuk daun tersebut.

Gambar 5. Tepi Daun(Tjitrosoepomo,1985)

Torehan yang besar dan dalam tersebut biasanya

mengikuti pola pertulangannya (menyirip atau

menjari). Daun-daun dengan repi torehan dangkal,

bentuknya dapat bergigi (Dentatus), bergerigi

(Seratus), bergerigi ganda (Biseratus), beringgit

(Crenatus), dan berombak (Repandus). Untuk daun

dengan helaian yang bertoreh dalam dapat berlekuk

(Lobatus/lobus) bila torehan tersebut dalamnya

kuran dari setengah panjang tulang daun,

bercangap (Fissus/fidus) bila torehannya mencapai

setengah panjang tulang daun, atau berbagi

(Partitus) bila torehannya melebihi setengah

panjang tulang daun.

12

Karena terbentuknya torehan (sinus) selalu

mengikuti pola pertulangan daun, maka istilah

yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang

bertoreh dalam ini merupakan kombinasi antara

sifat torehan dengan pola pertulangan daun.

Sebagai contoh, untuk 9 daun dengan pertulangan

daun menyirip dan tepi daun bertoreh hingga

mencapai setengah tulang daun diberikan istilah

Pinnatifissud atau Pinnatifidus (Kusdianti, 2011).

5. Daging Daun

Yang dinamakan daging daun ialah bagian yang

terdapat di antara tulang- tulang daun dan urat-

urat daun. Bagian inilah yang merupakan dapur

tumbuhan yang sesungguhnya. Di bagian ini zat-

zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan

tumbuhan tadi. Tebal atau tipisnya helaian daun

pada hakekatnya juga bergantung pada tebal

tipisnya daging daun. Sifat ini dibedakan daun

yang : tipis seperti selaput (Membranaceus),

seperti kertas (Papyraceus), tipis lunak

(Herbaceus), seperti perkamen (Perkamenteus),

seperti kulit (Coriaceus), dan berdaging (Carnosus)

(Tjitrosoepomo, 1985).

6. Warna Daun

Pada umumnya daun berwarna hijau. Namun tidak

jarang dijumpai daun dengan warna yang berbeda,

seperti merah pada keladi (Caladium sp.). ada juga

13

yang memiliki warna campuran seperti hijau

bercampur merah dan hijau keputihan. Warna pada

daun disebabkan kandungan klorofil pada daun.

Pada beberapa tanaman hias, warna pada daun

merupakan hasil persilangan gen. Semakin banyak

paduan warna yang dihasilkan maka semakin tinggi

nilai jualnya (Rosanti, 2012).

Gambar 6. Indentifikasi Warna daun

(Gani, 2010)

Perlu dicatat, bahwa dalam menyebut warna daun

sangat besar pengaruh perseorangan, mengingat

mengenai warna tidak ada ukuran objektif, lagi

pula warna daun suatu jenis tumbuhan dapat

berubah menurut keadaan tempat tumbuhnya dan erat

sekali hubungannya dengan persediaan air dan

makanan serta penyinaran (Tjitrosoepomo, 1985).

7. Permukaan Daun

Menurut Rosanti (2012), permukaan daun dapat

ditentukan dengan alat peraba (tangan). Ada

beberapa jenis permukaan daun, yaitu : licin,

gundul, berkerut, berbulu, bersisik.

D. Daun Tunggal dan Daun Majemuk14

Menurut Tjitrosomo (1983), bilamana daun hanya

mempunyai satu helai daun pada tangkainya, daun

disebut daun tunggal. Contohnya daun mangga, jambu,

kamboja, dan lain-lain. Bilama terdapat lebih dari

satu helai daun, maka daun disebut daun majemuk.

Helainya terdiri dari beberapa anak daun.

Menurut susunan anak daun pada ibu tangkainya,

daun majemuk dapat dibedakan dalam dua golongan,

yaitu : daun majemuk menyirip, menjari, bangun kaki,

dan campuran. Jelaslah sudah bahwa untuk menghindari

terjadinya kekeliruan dalam soal apapun selalu

diperlukan penelitian atau pemeriksaan yang saksama

(Tjitrosoepomo, 1985).

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum morfologi tumbuhan tentang Bagian-

Bagian Daun ini dilaksanakan pada hari Selasa, 04

November 2014. Pukul 13.30 – 15.00 WIB. Di

Laboratorium Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

15

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah

Palembang.

B. Alat dan Bahan

1. Alat Praktikum

a. Lup

b. Mikroskop binokuler

c. Pensil warna

d. Mistar

e. Buku gambar

2. Bahan Praktikum

a. Daun bambu (Bambusa sp.)

b. Daun cemara kipas (Thija orientalis)

c. Daun bawang (Allium sp.)

d. Daun kelapa (Cocus nucifera)

e. Talas pelangi (Caladium bicolor)

f. Daun Terong (Solanum melongena)

g. Eforbia (Eforbia milli)

C. Cara Kerja

Adapun langkah kerja pada praktikum kali ini,

yaitu :

1. Diamati daun bambu, cemara kipas, daun bawang,

daun kelapa talas pelangi, Solanum lycopersicum,

eforbia. Lalu dibandingkan bagian-bagian dari

semua jenis daun tersebut.

2. Digambarkan daun tersebut dan ditunjukkan bagian

vagina, pteolus, dan lamina.

16

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Pengamatan Daun Bambu

Gambar Pengamatan Gambar ReferensiBambu (Bambusa sp)

Keterangan :

1. Daun lengkap

2. Bangun daun berbentuk memanjang

3. Ukuran panjang 22 cm dan lebar 3,5 cm

4. Ujung daun meruncing

5. Pangkal daun runcing

6. Tepi daun rata

7. Perkamen

8. Permukaan daun kasar

9. Warna daun hijau kekuningan

10. Term

17

asuk daun majemuk

11. Pert

ulangan daun sejajar

Tabel 2. Pengamatan Daun Cemara Kipas

Gambar Pengamatan Gambar ReferensiCemara Kipas (Thija orientalis)

Keterangan :

1. Daun bertangkai

2. Bangun daun segitiga

3. Ukuran panjang 9 cm dan lebar 4 cm

4. Ujung daun tumpul

5. Pangkal daun rata

6. Tepi daun bertoreh

7. Berdaging

8. Warna daun hijau tua

18

9. Permukaan daun kasap

10. Term

asuk daun majemuk

11. Pert

ulangan menjari

Tabel 3. Pengamatan Daun Bawang

Gambar Pengamatan Gambar ReferensiDaun bawang (Allium Sp.)

Keterangan :

1. Daun berpelepah

2. Bangun daun memanjang

19

3. Ukuran panjang 30 cm dan lebar 1,2 cm

4. Ujung daun runcing

5. Dangkal daun tumpul

6. Tepi daun rata

7. Tipis, lunak

8. Warna daun hijau kekuningan

9. Permukaan daun licin

10. Term

asuk daun tunggal

11. Pert

ulangan sejajar

Tabel 4. Pengamatan Daun Eforbia

Gambar Pengamatan Gambar Referensi

20

Eforbia (Eforbia milli)

Keterangan :

1. Daun bertangkai

2. Bangun daun berbentuk jorong

3. Ukuran panjang 9,5 cm dan lebar 4,5 cm

4. Ujung daun terbelah

5. Pangkal daun tumpul

6. Tepi daun berombak

7. Permukaan daun licin

8. Daun berdaging

9. Warna daun hijau tua

10. Juml

ah daun tunggal

11. Pert

ulangan menyirip

21

Tabel 5. Pengamatan Daun Kelapa

Gambar Pengamatan Gambar ReferensiKelapa (Cocus nucifera)

Keterangan :

1. Daun lengkap

2. Bangun daun berbentuk lanset

3. Ukuran panjang 45 cm dan lebar 1,5 cm

4. Ujung daun runcing

5. Pangkal daun tumpul

6. Tepi daun rata

7. Daging daun perkamen

8. Warna daun hijau kekuningan

9. Permukaan daun licin

10. Term

22

asuk daun majemuk

11. Pert

ulangan sejajar

Tabel 6. Pengamatan Daun Terong

Gambar Pengamatan Gambar ReferensiTerong (Solanum melongena)

Keterangan :

1. Daun bertangkai

2. Bangun daun bulat

3. Ukuran panjang 12 cm dan lebar 11 cm

4. Ujung daun meruncing

23

5. Pangkal daun rata

6. Tepi daun bertoreh

7. Seperti kertas

8. Warna daun hijau tua

9. Permukaan daun berbulu halus

10. Term

asuk daun tunggal

11. Pert

ulangan menjari

Tabel 7. Pengamatan Daun Talas Pelangi

Gambar Pengamatan Gambar ReferensiTalas Pelangi (Caladium

bicolor)

24

Keterangan :

1. Daun bertangkai

2. Bangun daun berbentuk perisai

3. Ukuran panjang 10,2 cm dan lebar 6,5 cm

4. Ujung daun meruncing

5. Pangkal daun terbelah

6. Tepi daun rata

7. Permukaan daun licin

8. Tipis lunak

9. Warna daun campuran (hijau, merah, dan

bercak putih)

10. Term

asuk daun tunggal

11. Pert

ulangan menjari

B. Pembahasan

Pada praktikum morfologi tumbuhan kali ini,

mengamati dan menentukan bagian-bagian daun pada

tujuh jenis tumbuhan. Pertama mengamati daun bambu

(Bambusa sp), merupakan jenis daun lengkap dan daun

majemuk. Bentuk bangun daun memanjang atau oblongus,

yang memiliki ukuran panjang daun 22 cm dan lebar

nya 3,5 cm. Ujung daun yang meruncing dan pangkal

daun runcing. Tepi daun rata, memiliki pertulangan

25

daun yang sejajar daging daun perkamen, permukaan

daun kasar, dan daun berwarna hijau kekuningan.

Kedua daun cemara kipas (Thija orientalis), merupakan

daun bertangkai dan termasuk daun majemuk. Bentuk

bangun daun segitiga yang memiliki ukuran panjang

daun 9 cm dan lebar 4 cm. Ujung daun tumpul, pangkal

daun rata. Memiliki pertulangan daun menjari, tepi

daun bertoreh, daun berdaging, warna daun hijau tua,

permukaan daun kasar.

Ketiga daun bawang (Allium sp.), merupakan daun

berupih dan daun tunggal. Bangun daun berbentuk

memanjang yang memiliki ukuran panjang daun 30 cm

dan lebar 1,2 cm. Ujung daun runcing, pangkal daun

tumpul. Memiliki pertulangan sejajar, tepi daun

rata, daun tipis lunak, warna daun hijau kekuningan,

dan permukaan daun licin.

Keempat daun Eforbia milli, merupakan jenis daun

bertangkai dan daun tunggal. Memiliki bangun daun

berbentuk jorong atau ovalis yang didapat ukuran

panjang daun 9,5 cm dan lebar 4,5 cm. Ujung daun

terbelah dan pangkal daun tumpul. Tepi daun yang

berombak, pertulangan daun menyirip, daun berdaging,

permukaan daun licin, dan warna daun hijau tua.

Kelima daun kelapa (Cocos nucifera L), merupakan

daun lengkap dan daun majemuk. Memiliki bangun daun

lanset yang didapat ukuran panjang daun 45 cm dan

lebar 1,5 cm. Ujung daun yang runcing. Memiliki

26

pertulangan sejajar, pangkal daun yang tumpul, tepi

daun rata, daging daun parkamen, warna daun hijau

kekuningan, dan permukaan daun licin.

Keenam daun terong (Solanum melongena), merupakan

daun bertangkai dan termasuk daun tunggal. Bentuk

bangun daun bulat yang memiliki ukuran panjang daun

12 cm dan lebar 11 cm. Ujung daun meruncing, pangkal

daun yang rata, tepi daun bertoreh. Memiliki

pertulangan menjari, daun seperti kertas, warna daun

hijau tua, permukaan daun berbulu halus.

Ketujuh daun talas pelangi (Caladium bicolor),

merupakan daun lengkap dan termasuk daun tunggal.

Memiliki bentuk bangun daun perisai yang didapat

ukuran panjang daun 10,2 cm dan lebar 6,5 cm. Ujung

daun yang meruncing dan pangkal daun terbelah. Tepi

daun rata, pertulangan daun menjari, daun tipis dan

lunak. Warna daun campuran (hijau, merah, dan bercak

putih), dan permukaan daun licin.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan

pada beberapa jenis tumbuhan, ada tiga jenis

tumbuhan yang pada daunnya merupakan daun lengkap.

Dimana ketiga daun ini memiliki tiga bagian pokok

daun. Ketiga daun tersebut ialah, daun bambu

(Bambusa sp.), daun kelapa (Cocos nucifera L), dan daun

talas pelangi (Caladium bicolor). Ketiga daun ini dapat

dikatakan daun lengkap karena terdapat upih atau

pelepah (Vagina), tangkai (Petiolus) dan helaian (Lamina).

27

Sedangkan pada tumbuhan lain memiliki daun yang

tidak lengkap dengan istilahnya masing- masing.

Menurut Hidayat (1995), Daun Angiospermae amat

beragam struktur anatomi dan morfologinya. Pada

sebagian besar Angiospermae dapat dibedakan dasar

daun, tangkai daun, dan helai daun. Bentuk, struktur

dan ukuran ketiga bagian tersebut berguna dalam

menentukan klasifikasi daun.

Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian basal

yang berkembang menjadi pelepah (Vagina), tangkai

(Petiolus), dan helai (Lamina). Daun lengkap memiliki

ketiga bagian tersebut. Jika daun hanya memiliki dua

dari ketiga bagian tersebut maka disebut daun tidak

lengkap (Tjitrosoepomo,1985).

Helai daun bambu mempunyai tipe pertulangan yang

sejajar seperti rumput, dan setiap daun mempunyai

tulang daun utama yang menonjol. Daunnya biasanya

lebar, tetapi ada juga yang kecil dan sempit seperti

pada bambu cendani (Bambusa multiplex) dan bambu

siam (Thyrsostachys siamensis). Helai daun

dihubungkan dengan pelepah oleh tangkai daun yang

mungkin panjang atau pendek. Pelepah dilengkapi

dengan kuping pelepah daun dan juga ligula. Kuping

pelepah daun umumnya besar tetapi ada juga yang

kecil atau tidak tampak. Pada beberapa jenis bambu,

kuping pelepah daunnya mempunyai bulu kejur panjang,

tetapi ada juga yang gundul (Widjaja, 2001).

28

Bangun daun merupakan bentuk keseluruhan helaian

daun (Lamina). Untuk menentukan bangun suatu daun,

dapat digambarkan secara sketsa visual berdasarkan

bagian yang terlebar, baik di bagian tengah, bawah,

maupun bagian yang memiliki lebar yang sama. Untuk

mengamati struktur daun lebih terperinci, dapat

diperhatikan pangkal daun, ujung daun, tulang daun,

daging daun, warna daun, dan permukaan daun. Namun

dalam mengidentifikasi tumbuhan, perlu dikaji secara

terperinci setiap struktur sehingga dapat dibedakan

daun dari suatu jenis tumbuhan dengan tumbuhan

lainnya (Rosanti, 2012).

29

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum mengamati, mengenali dan

menentukan bagian-bagian daun pada tujuh jenis

tanaman berbeda yang telah dilaksanakan, maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Daun

merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting.

Daun hanya terdapat pada batang saja dan tidak

terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan.

Bentuk daun yang tipis melebar, warna hijau, dan

duduknya pada batang yang menghadap ke atas itu

memang sudah secara umum.

2. Daun dapat dibedakan menjadi daun lengkap dan

daun tidak lengkap. Dan dikelompokkan menurut

susunan daun tunggal dan daun majemuk.

30

3. Daun lengkap yaitu daun yang memiliki pelepah

(Vagina), tangkai (petiolus), dan helaian (lamina).

Contohnya pada pengamatan, ialah daun bambu, daun

kelapa, dan daun talas pelangi.

4. Daun tidak lengkap dibagi lagi menjadi daun

bertangkai yaitu daun yang hanya memiliki tangkai

(Petiolus) dan helai (Lamina). Contohnya pada

pengamatan daun Eforbia,daun cemara kipas, dan

daun terong.

5. Daun berpelepah yaitu daun yang hanya memiliki

pelepah (Vagina) dan helai (lamina). Contohnya pada

pengamatan daun bawang.

6. Sedangkan daun tunggal adalah daun yang hanya

terdiri dari satu helaian daun pada satu tangkai

daun. Contohnya pada pengamatan, Eforbia, daun

talas pelangi,daun bawang, dan daun terong.

7. Daun majemuk adalah daun yang dalam satu tangkai

daun terdapat lebih dari satu helaian daun.

Contohnya pada pengamatan, daun kelapa, daun

bambu, dan daun cemara kipas.

DAFTAR PUSTAKA

31

Hidayat, Estiti. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung:Institut Teknologi Bandung.

Mulyani E.S, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta:Kanisius.

Rosanti, Dewi. 2012. Morfologi Tumbuhan. Jakarta:Erlangga.

Tjitrosomo, dkk. 1983. Botani Umum 1. Bandung: Angkasa.

Tjitrosoepomo, G. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.

Kusdianti. 2011. Morfologi Daun. Website :http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196402261989032-R._KUSDIANTI/Handout_mortum_2.pdf.Diakses Sabtu, 01 November 2014 pukul 10.00 WIB.

Widjaja. 2001. Morfologi Tanaman Bambu. Website :http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25039/4/Chapter%20II.pdfDiakses Sabtu, 01 November2014 pukul 13.00 WIB.

32


Recommended