Date post: | 12-Jan-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | independent |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
MAKALAHKAJIAN BENCANA BANJIR DI JAKARTA DAN
DAMPAK SOSIAL BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT
MANAJEMEN KRISIS DAN KEADAAN DARURAT
ANDRI PERMADIKELAS D /8197
SINDIKAT G
SEMARANG2013
Daftar Isi
Kata
pengantar....................................................
............................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………...
B. Identifikasi Masalah…………………………………………………………......
C. Pembatasan Masalah…………………………………………………………...
D. Perumusan
Masalah......................................................
.............................
BAB 2 PEMBAHASAN ISI
A. Isi……………………………………………………………………………….......
BAB 3
PENUTUP....................................................
........................................................
SARAN .....................................................
...........................................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan.
Tugas makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas
mata kuliah manajemen krisis dan keadaan darurat dengan judul
”Kajian bencana banjir di
jakarta dan dampak sosial di kehidupan masyarakat” di
STIK – PTIK Luar domisili semarang
Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar
dapat memenuhi tugas mata kuliah Manajemen krisis dan keadaan
darurat
Semarang, Oktober2013
Penyusun
ANDRIPERMADI
No. MHS 8197
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya
daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang
meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang
berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air
sungai, atau pecahnya bendungan sungai.Di banyak daerah yang
gersang di dunia, tanahnya mempunyai daya serapan air yang
buruk, atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk
menyerap air. Ketika hujan turun, yang kadang terjadi adalah
banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran
air kering dengan air.
Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di
suatu kawasan yang banyak dialiri oleh aliran sungai. Secara
sederhana banjir dapat didefinisikan sebagainya hadirnya air
di suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan
tersebut.
Dalam cakupan pembicaraan yang luas, kita bisa melihat
banjir sebagai suatu bagian dari siklus hidrologi, yaitu pada
bagian air di permukaan Bumi yang bergerak ke laut. Dalam
siklus hidrologi kita dapat melihat bahwa volume air yang
mengalir di permukaan Bumi dominan ditentukan oleh tingkat
curah hujan, dan tingkat peresapan air ke dalam tanah.
Aliran Permukaan = Curah Hujan – (Resapan ke dalam tanah +
Penguapan ke udara)
Air hujan sampai di permukaan Bumi dan mengalir di
permukaan Bumi, bergerak menuju ke laut dengan membentuk alur-
alur sungai. Alur-alur sungai ini di mulai di daerah yang
tertinggi di suatu kawasan, bisa daerah pegunungan, gunung
atau perbukitan, dan berakhir di tepi pantai ketika aliran air
masuk ke laut.
Secara sederhana, segmen aliran sungai itu dapat kita bedakan
menjadi daerah hulu, tengah dan hilir.
1. Daerah hulu: terdapat di daerah pegunungan, gunung atau
perbukitan. Lembah sungai sempit dan potongan
melintangnya berbentuk huruf “V”. Di dalam alur sungai
banyak batu yang berukuran besar (bongkah) dari runtuhan
tebing, dan aliran air sungai mengalir di sela-sela batu-
batu tersebut. Air sungai relatif sedikit. Tebing sungai
sangat tinggi. Terjadi erosi pada arah vertikal yang
dominan oleh aliran air sungai.
2. Daerah tengah: umumnya merupakan daerah kaki pegunungan,
kaki gunung atau kaki bukit. Alur sungai melebar dan
potongan melintangnya berbentuk huruf “U”. Tebing sungai
tinggi. Terjadi erosi pada arah horizontal, mengerosi
batuan induk. Dasar alur sungai melebar, dan di dasar
alur sungai terdapat endapan sungai yang berukuran butir
kasar. Bila debit air meningkat, aliran air dapat naik
dan menutupi endapan sungai yang di dalam alur, tetapi
air sungai tidak melewati tebing sungai dan keluar dari
alur sungai.
3. Daerah hilir: umumnya merupakan daerah dataran. Alur sungai
lebar dan bisa sangat lebar dengan tebing sungai yang
relatif sangat rendah dibandingkan lebar alur. Alur
sungai dapat berkelok-kelok seperti huruf “S” yang
dikenal sebagai “meander”. Di kiri dan kanan alur
terdapat dataran yang secara teratur akan tergenang oleh
air sungai yang meluap, sehingga dikenal sebagai “dataran
banjir”. Di segmen ini terjadi pengendapan di kiri dan
kanan alur sungai pada saat banjir yang menghasilkan
dataran banjir. Terjadi erosi horizontal yang mengerosi
endapan sungai itu sendiri yang diendapkan sebelumnya.
Dari karakter segmen-segmen aliran sungai itu, maka dapat
dikatakan bahwa :
1. Banjir merupakan bagian proses pembentukan daratan oleh
aliran sungai. Dengan banjir, sedimen diendapkan di atas
daratan. Bila muatan sedimen sangat banyak, maka
pembentukan daratan juga terjadi di laut di depan muara
sungai yang dikenal sebagai “delta sungai.”
2. Banjir yang meluas hanya terjadi di daerah hilir dari
suatu aliran dan melanda dataran di kiri dan kanan aliran
sungai. Di daerah tengah, banjir hanya terjadi di dalam
alur sungai.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa banjir
adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang
berlebihan merendam daratan. Banjir juga dapat terjadi di
sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air,
terutama di selokan sungai.
Sebagai kota yang berada di daratan rendah, Jakarta tidak
terlepas dari ancaman banjir yang sewaktu-waktu dapat
menyerang. Menurut catatan sejarah Ibukota Jakarta telah
dilanda banjir sejak tahun 1621. Salah satu bencana banjir
terparah yang pernah terjadi di Batavia adalah banjir yang
terjadi di bulan Februari 1918. Saat itu hampir sebagian besar
wilayah Batavia terendam air. Daerah yang terparah saat itu
adalah gunung Sahari, Kampung Tambora, Suteng, Kampung
Klenteng akibat bendungan kali Grogol jebol.
Hingga kini banjir pun belum berhenti meyerang Jakarta.
Apalagi ketika musim penghujan telah tiba. Oleh karena banjir
yang terus menerus melanda sebagian wilayah di Jakarta kini
kota Jakarta telah terkenal dengan Kota Banjir. Walau demikian
warga Jakarta tidak berhenti mencoba menanggulangi banjir di
Ibukota tercinta ini.
Sehubungan dengan cara untuk mencoba menanggulangi banjir
tersebut, maka berbagai masalah penyebab banjir pun mulai
muncul dari masalah sampah, curah hujan yang tinggi, peluapan
air yang berlebihan, pecahnya bendungan sungai, serapan air
yang buruk, hingga pemukiman liar dan pemukiman padat
penduduk. Dan warga yang terkena banjir selalu mengambil
strategi sendiri untuk menanggulangi banjir ketika banjir
datang ke rumah mereka.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Banjir adalah suatu kejadian dimana air menggenangi suatu
daerah, baik volume air yang sedikit maupun sangat banyak.
Bahkan suatu daerah dapat menghilang akibat terjadi banjir.
Menurut SK SNI M-18-1989-F (1989) dalam
www.mbojo.wordpress.com, banjir adalah aliran yang relatif
tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran.
Menurut ahli hidrologi banjir-banjir di Indonesia dibagi
menjadi 3 jenis:
1. Akibat dari peluapan sungai, biasanya terjadi akibat dari
sungai tidak mampu lagi menampung aliran air yang ada disungai
itu akibat debit airnya sudah melebihi kapasitas. Akibatnya
air itu akan meluap keluar dari sungai dan biasanya merupakan
daerah dataran banjir. Bila curah hujan tinggi dan sistem DAS
dari sungai tersebut rusak, maka luapan airnya akan terjadi di
hilir sungai.
2. Banjir lokal. Banjir ini merupakan banjir yang terjadi
akibat air yang berlebihan di tempat tersebut. Pada saat curah
hujan tinggi dilokasi setempat dimana kondisi tanah dilokasi
tersebut sulit dalam melakukan penyerapan air, maka
kemungkinan terjadinya banjir lokal akan sangat tinggi sekali.
3. Banjir akibat pasang surut air laut. Saat air pasang,
ketinggian permukaan air laut akan meningkat, otomatis aliran
air di bagian muara sungai akan lebih lambat dibandingkan pada
saat laut surut. Selain melambat, bila aliran air sungai sudah
melebihi kapasitasnya (ditempat yang datar atau cekungan) maka
air tersebut akan menyebar ke segala arah dan terjdilah
banjir.
Macam-macam banjir
Terdapat berbagai macam banjir yang disebabkan oleh beberapa
hal, diantaranya:
Banjir air
Banjir yang satu ini adalah banjir yang sudah umum. Penyebab
banjir ini adalah meluapnya air sungai, danau, atau selokan
sehingga air akan meluber lalu menggenangi daratan. Umumnya
banjir seperti ini disebabkan oleh hujan yang turun terus-
menerus sehingga sungai atau danau tidak mampu lagi menampung
air.
Banjir “Cileunang”
Jenis banjir yang satu ini hampir sama dengan banjir air.
Namun banjir cileunang ini disebakan oleh hujan yang sangat
deras dengan debit air yang sangat banyak. Banjir akhirnya
terjadi karena air-air hujan yang melimpah ini tidak bisa
segera mengalir melalui saluran atau selokan di sekitar rumah
warga. Jika banjir air dapat terjadi dalam waktu yang cukup
lama, maka banjir cileunang adalah banjir dadakan (langsung
terjadi saat hujan tiba).
Banjir bandang
Tidak hanya banjir dengan materi air, tetapi banjir yang satu
ini juga mengangkut material air berupa lumpur. Banjir seperti
ini jelas lebih berbahaya daripada banjir air karena seseorang
tidak akan mampu berenang ditengah-tengah banjir seperti ini
untuk menyelamatkan diri. Banjir bandang mampu menghanyutkan
apapun, karena itu daya rusaknya sangat tinggi. Banjir ini
biasa terjadi di area dekat pegunungan, dimana tanah
pegunungan seolah longsor karena air hujan lalu ikut terbawa
air ke daratan yang lebih rendah. Biasanya banjir bandang ini
akan menghanyutkan sejumlah pohon-pohon hutan atau batu-batu
berukuran besar. Material-material ini tentu dapat merusak
pemukiman warga yang berada di wilayah sekitar pegunungan.
Banjir rob (laut pasang)
Banjir rob adalah banjir yang disebabkan oleh pasangnya air
laut. Banjir seperti ini kerap melanda kota Muara Baru di
Jakarta. Air laut yang pasang ini umumnya akan menahan air
sungan yang sudah menumpuk, akhirnya mampu menjebol tanggul
dan menggenangi daratan.
Banjir lahar dingin
Salah satu dari macam-macam banjir adalah banjir lahar dingin.
Banjir jenis ini biasanya hanya terjadi ketika erupsi gunung
berapi. Erupsi ini kemudian mengeluarkan lahar dingin dari
puncak gunung dan mengalir ke daratan yang ada di bawahnya.
Lahar dingin ini mengakibatkan pendangkalan sungai, sehingga
air sungai akan mudah meluap dan dapat meluber ke pemukiman
warga.
Banjir lumpur
Banjir lumpur ini identik dengan peristiwa banjir Lapindo di
daerah Sidoarjo. Banjir ini mirip banjir bandang, tetapi lebih
disebabkan oleh keluarnya lumpur dari dalam bumi dan
menggenangi daratan. Lumpur yang keluar dari dalam bumi bukan
merupakan lumpur biasa, tetapi juga mengandung bahan dan gas
kimia tertentu yang berbahaya. Sampai saat ini, peristiwa
banjir lumpur panas di Sidoarjo belum dapat diatasi dengan
baik, malah semakin banyak titik-titik semburan baru di
sekitar titik semburan lumpur utama
C. PEMBATASAN MASALAH
Banjir bukan hanya menyebabkan sawah tergenang sehingga
tidak dapat dipanen dan meluluhlantakkan perumahan dan
permukiman, tetapi juga merusak fasilitas pelayanan sosial
ekonomi masyarakat dan prasarana publik , bahkan menelan
korban jiwa baik di pedesaan maupun diperkotaan. Kerugian
semakin besar jika kegiatan ekonomi dan pemerintahan
terganggu, bahkan terhenti. Meskipun partisipasi masyarakat
dalam rangka penanggulangan banjir sangat nyata. terutama pada
aktivitas tanggap darurat, namun banjir menyebabkan tambahan
beban keuangan negara, terutama untuk merehabilitasi dan
memulihkan fungsi prasarana publik yang rusak.
Banjir tidak sepenuhnya dapat dihindari. Perlindungan total
terhadap banjir adalah sesuatu yang tidak mungkin namun dampak
banjir dapat dikurangi. Yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana menyikapi kemungkinan terjadinya banjir secara
efektif di daerah perkotaan dan bagaimana mengatasi
ketidakpastian. Untuk itu perlu dicermati suatu tatanan dan
kebijakan dalam penanggulangan banjir dengan perencanaan dalam
kesiapsiagaan dan tanggap darurat melalui penanggulangan
banjir berbasis masyarakat dapat mengurangi potensi dampak
banjir terhadap masyarakat dan ekonomi.D. PERUMUSAN MASALAH
1. Faktor – faktor apa saja yang menyebabkan banjir di daerah
kota jakarta ?
2. Apa Dampak sosial yang terjadi di kehidupan masyarakat ?
3. Bagaimana cara untuk menanggulangi banjir di daerah kota
jakarta ?
BAB II
ISI
Empat puluh persen dari wilayah Jakarta terutama di sisi utara
berada lebih rendah dari permukaan air laut saat pasang tinggi
dan terdapat 13 sungai mengalir melalui kota Jakarta. Jakarta
menjadi daerah rawan banjir selama musim hujan, terutama saat
hujan turun deras yang dapat menyebabkan air sungai melimpah.
Resiko banjir menjadi sangat tinggi ketika hujan deras
bertepatan dengan tingginya air pasang di laut. Contoh Banjir
Jakarta 2007 adalah bencana banjir yang menghantam Jakarta dan
sekitarnya sejak 1 Februari 2007 malam hari. Selain sistem
drainase yang buruk, banjir berawal dari hujan lebat yang
berlangsung sejak sore hari tanggal 1 Februari hingga keesokan
harinya tanggal 2 Februari, ditambah banyaknya volume air 13
sungai yang melintasi Jakarta yang berasal dari Bogor-Puncak-
Cianjur, dan air laut yang sedang pasang, mengakibatkan hampir
60% wilayah DKI Jakarta terendam banjir dengan kedalaman
mencapai hingga 5 meter di beberapa titik lokasi banjir.
Namun selain daripada itu, terdapat alasan lain yang
disebabkan oleh kegiatan manusia yang memperbesar kemungkinan
atau memperparah terjadinya banjir di Jakarta:
1. Sistem drainase yang buruk
Sistem Drainase yang dibangun di jakarta saat ini ,
menurut pengakuan pihak yang terkait sistem drainase hanya
mampu mengalirkan 30% banjir yang ada berarti selebihnya 70 %
berada di permukaan dan menyebabkan banjir
2. Alih fungsi lahan
Betonisasi terjadi dimana mana baik di hulu maupun di
hilir. D menjadi i hilir pemukiman berupa villa, resort sampai
hotel menjamur. Bogor, bandung dan daerah sekitarnya yang
seharusnya menjadi daerah tangkapan dan resapan air kini
berubah menjadi daerah pemukiman yang padat.Semakin sedikit
daerah yang menjadi resapan air semakin banyak juga yang
menjadi limpasan dan masuk ke sunga. Debit sungai yang
membludak jelas tidak mampu ditampung dan mengakibatkan
banjir di daerah hilir yaitu jakarta dan sekitarnya.
3. Curah hujan yang tinggi
Curah hujan yang tinggi yang panjang juga menciptakan
debit air yang besar.Dengan perubahan iklim yang mencolok di
beberapa dekade terakhir menciptakan curah hujan yang ekstrim
yang belum pernah diprediksi sebelumnya sehinga drainase yang
dirancang sebelumnya berdasarkan curah hujan yang tidak
ekstrim tidak mampu menampung debit air ekstrim. 4. Penurunan permukaan tanah
Pengambilan air tanah secara massif luar biasa
mengakibatkan terjadinya proses konsolidasi tanah akan lebih
cepat.Turunya tanh akibat dari fungsi air sebagai pengisi
tanah telah hilang.hasil dari penurunan tanah ini menimbulkan
cekungan dan membuat permukaan air laut lebih tinggi daripada
permukaan tanah.Sehingga air lebih mudah menggenang meskipun
hujan yang terjadi tidak besar.
5. Sampah dan sedimentasi di sungai
Bisa dilihat dari kebiasaan buruk warga indonesia yaitu
membuang sampah pada tempatnya, tapi tempatnya adalah
sungai,selokan,got kali sampai tanah kosong.dan apa yang
terjadi bisa ditebak, memperparah drainase yang memang sudah
buruk,sudah drainasenya tidak mampu menampung ditambah sampah
yang menyumbat ditambah dengan kenyataan tingginya angka
sedimentasi daya tampung sungai menurun drastis
6. Pemukiman di daerah dataran banjir dan bantaran sungai
Dibangunnya permukiman di daerah dataran banjir dan bantaran
sungai:
Bermukim terlalu dekat dengan sungai berisiko terkena banjir
akibat limpahan air sungai. Oleh karena itu, sebaiknya
masyarakat sebaiknya tidak membangun rumah mereka di daerah
bantaran sungai untuk memberikan tempat untuk sungai untuk
melimpah.
Banjir dapat berdampak juga pada bidang sosial. Jumlah
penduduk dari suatu daerah biasanya berkurang setelah banjir
terjadi di daerah tersebut. Hal ini memaksa perubahan dan
adaptasi terhadap suatu komunitas sosial di daerah tersebut.
Selain itu, berpindahnya penduduk dari daerah banjir ke daerah
baru juga memaksa penduduk untuk beradaptasi dengan keadaan
yang baru. Komunitas sosial pada suatu pemukiman sampai
sekarang masih sulit mengatasi dampak sosial yang terjadi
setelah banjir.Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
mencatat sudah 20 orang meninggal dunia akibat banjir yang
melanda Jakarta sepekan terakhir. Sementara 45.954 jiwa masih
mengungsi akibat banjir tersebut.
"Tercatat 20 orang meninggal dunia hingga hari ini yang
disebabkan oleh banjir, baik langsung maupun tidak langsung,"
ujar Kepala Pusat data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo
Nugroho dalam rilisnya kepada detikcom, Senin (21/1/2013).
Sutopo menelaskan secara langsung artinya korban meninggal
karena hanyut ke sungai, dan tidak langsung karena dampak
sekunder, seperti kesetrum listrik, sakit karena usia,
kekurangan oksigen karena menghirup gas karbon monoksida dari
genset di ruangan tertutup dan sebagainya. Dari 20 orang yang
meninggal sebagian besar justru meninggal di lokasi yang jauh
dari sungai-sungai yang meluap.
"Korban kesetrum listrik karena berada di rumah atau tempat
yang kerendam banjir," jelasnya.
"Pemerintah, Pemda, dunia usaha dan masyarakat bahu membahu
memberikan bantuan kemanusiaan bagi para korban banjir," kata
Sutopo.
Sementara itu penanganan evakuasi masih dikonsentrasikan di
kawasan Pluit, Jakarta Utara. Saat ini banjir dengan
ketinggian 1,5 masih terjadi di Kecamatan Penjaringan, antara
lain Muara Baru dan Kapuk Muara Jakarta Utara. Beberapa
daerah lain masih tergenang dengan ketinggian di bawah 1
meter seperti di daerah Pluit, Penjaringan, Muara Angke dan
beberapa daerah lainnya.
Banyak cara untuk mengatasi banjir di Jakarta diantaranya :
1. Menyediakan Sistem Perparitan yaitu dengan membersihkan
parit-parit yang telah cetek akibat daripada bahan-bahan
kumuhan Dengan ini air limpahan dan hujan dapat dialirkan
dengan baik.
2. Projek Pendalaman Sungai. Kebanyakan kejadian banjir
berlaku kerana kecetekan sungai. Jika dahulu sungai mampu
mengalirkan sejumlah air yang banyak dalam sesuatu masa, kini
pengaliran telah berkurangan. Ini disebabkan proses
pemendapan dan pembuangan bahan-bahan buangan.
3. Memelihara Hutan. Kegiatan pembalakan di mana penerokaan
di kawasan pinggir sungai digemari menyebabkan tanah terhakis
dan runtuh ke sungai. Keadaan yang sama juga berlaku apabila
aktiviti pembalakan yang giat dilakukan di lereng-lereng
bukit.Oleh itu pemeliharaan hutan merupakan cara yang baik
untuk mengatasi masalah banjir. Hutan boleh dijadikan kawasan
tadahan yang mampu menyerap air hujan daripada mengalir terus
ke bumi..
4. Mengawal Aktifitas Manusia. Banjir kilat yang berlaku
terutamanya di bandar disebabkan pembuangan samapah dan sisa
industri ke sungai dan parit. Bagi menangani masalah ini,
kesedaran kepada masyarakat perlu didedahkan supaya aktiviti
negatif ini tidak terus dilakukan seperti mengadakan kempen
mencintai sungai dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
Jakarta sering terjadi banjir disebabkan letak Geografis
Ibukota Jakarta yang lebih rendah yang dapat menyebabkan
banjir. Pembangunan yang terlalu padat serta banyaknya
kerusakan lingkungan dengan banyaknya sampah yang dibuang
sembarangan dan tidak adanya pohon-pohon yang dapat meresap
air maka Ibukota Jakarta sering terjadi banjir.
• Usaha pemerintah untuk mencegah banjir. Seperti normalisasi
sungai, pembangunan situ/waduk, pembangunan polder,
penghijauan di puncak. Usaha pemerintah tidak akan efektif
tanpa kerjasama dari masyarakat. Masyarakat diharapkan tidak
membuang sampah sembarangan dan selalu membuang sampah pada
tempatnya dan tidak menebang pohon secara liar agar
kestabilan alam dan lingkungan dapat terjaga
•Banjir yang melanda Jakarta biasanya berdampak pada seluruh
di kawasan yang tergenang banjir akan lumpuh. Jaringan
telepon dan internet terganggu. Listrik di sejumlah kawasan
yang terendam juga padam. Sehingga menyebabkan lampu lalu
lintas padam dan kemacetan terjadi di banyak lokasi
SARAN
Partisipasi seluruh elemen masyarakat harus dilakukan secara
terorganisasi dan terkoordinasi agar dapat terlaksana secara
efektif. Sebuah organisasi masyarakat sebaiknya dibentuk untuk
mengambil tindakan-tindakan awal dan mengatur peran serta
masyarakat dalam penanggulangan banjir. Penanggulangan banjir
dilakukan secara bertahap, dari pencegahan sebelum banjir
penanganan saat banjir , dan pemulihan setelah banjir. Tahapan
tersebut berada dalam suatu siklus kegiatan penanggulangan
banjir yang berkesinambungan, Kegiatan penanggulangan banjir
mengikuti suatu siklus (life cycle), yang dimulai dari banjir,
kemudian mengkajinya sebagai masukan untuk pencegahan sebelum
bencana banjir terjadi kembali. Pencegahan dilakukan secara
menyeluruh, berupa kegiatan fisik seperti pembangunan
pengendali banjir di wilayah sungai sampai wilayah dataran