+ All Categories
Home > Documents > LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN

LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN

Date post: 12-Jan-2023
Category:
Upload: independent
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
24
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN
Transcript

LEMBAGA PENDIDIKAN POLRISEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN

MAKALAHKAJIAN BENCANA BANJIR DI JAKARTA DAN

DAMPAK SOSIAL BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT

MANAJEMEN KRISIS DAN KEADAAN DARURAT

ANDRI PERMADIKELAS D /8197

SINDIKAT G

SEMARANG2013

Daftar Isi

Kata

pengantar....................................................

............................................

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………...

B. Identifikasi Masalah…………………………………………………………......

C. Pembatasan Masalah…………………………………………………………...

D. Perumusan

Masalah......................................................

.............................

BAB 2 PEMBAHASAN ISI

A. Isi……………………………………………………………………………….......

BAB 3

PENUTUP....................................................

........................................................

SARAN .....................................................

...........................................................

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya

sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan.

Tugas makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas

mata kuliah manajemen krisis dan keadaan darurat dengan judul

”Kajian bencana banjir di

jakarta dan dampak sosial di kehidupan masyarakat” di

STIK – PTIK Luar domisili semarang

Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar

dapat memenuhi tugas mata kuliah Manajemen krisis dan keadaan

darurat

Semarang, Oktober2013

Penyusun

ANDRIPERMADI

No. MHS 8197

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya

daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang

meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang

berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air

sungai, atau pecahnya bendungan sungai.Di banyak daerah yang

gersang di dunia, tanahnya mempunyai daya serapan air yang

buruk, atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk

menyerap air. Ketika hujan turun, yang kadang terjadi adalah

banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran

air kering dengan air.

Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di

suatu kawasan yang banyak dialiri oleh aliran sungai. Secara

sederhana banjir dapat didefinisikan sebagainya hadirnya air

di suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan

tersebut.

Dalam cakupan pembicaraan yang luas, kita bisa melihat

banjir sebagai suatu bagian dari siklus hidrologi, yaitu pada

bagian air di permukaan Bumi yang bergerak ke laut. Dalam

siklus hidrologi kita dapat melihat bahwa volume air yang

mengalir di permukaan Bumi  dominan ditentukan oleh tingkat

curah hujan, dan tingkat peresapan air ke dalam tanah.

Aliran Permukaan = Curah Hujan – (Resapan ke dalam tanah +

Penguapan ke udara)

Air hujan sampai di permukaan Bumi dan mengalir di

permukaan Bumi, bergerak menuju ke laut dengan membentuk alur-

alur sungai. Alur-alur sungai ini di mulai di daerah yang

tertinggi di suatu kawasan, bisa daerah pegunungan, gunung

atau perbukitan, dan berakhir di tepi pantai ketika aliran air

masuk ke laut.

Secara sederhana, segmen aliran sungai itu dapat kita bedakan

menjadi daerah hulu, tengah dan hilir.

1. Daerah hulu: terdapat di daerah pegunungan, gunung atau

perbukitan. Lembah sungai sempit dan potongan

melintangnya berbentuk huruf “V”. Di dalam alur sungai

banyak batu yang berukuran besar (bongkah) dari runtuhan

tebing, dan aliran air sungai mengalir di sela-sela batu-

batu tersebut. Air sungai relatif sedikit. Tebing sungai

sangat tinggi. Terjadi erosi pada arah vertikal yang

dominan oleh aliran air sungai.

2. Daerah tengah: umumnya merupakan daerah kaki pegunungan,

kaki gunung atau kaki bukit. Alur sungai melebar dan

potongan melintangnya berbentuk huruf “U”. Tebing sungai

tinggi. Terjadi erosi pada arah horizontal, mengerosi

batuan induk. Dasar alur sungai melebar, dan di dasar

alur sungai terdapat endapan sungai yang berukuran butir

kasar. Bila debit air meningkat, aliran air dapat naik

dan menutupi endapan sungai yang di dalam alur, tetapi

air sungai tidak melewati tebing sungai dan keluar dari

alur sungai.

3. Daerah hilir: umumnya merupakan daerah dataran. Alur sungai

lebar dan bisa sangat lebar dengan tebing sungai yang

relatif sangat rendah dibandingkan lebar alur. Alur

sungai dapat berkelok-kelok seperti huruf “S” yang

dikenal sebagai “meander”. Di kiri dan kanan  alur

terdapat dataran yang secara teratur akan tergenang oleh

air sungai yang meluap, sehingga dikenal sebagai “dataran

banjir”. Di segmen ini terjadi pengendapan di kiri dan

kanan alur sungai pada saat banjir yang menghasilkan

dataran banjir. Terjadi erosi horizontal yang mengerosi

endapan sungai itu sendiri yang diendapkan sebelumnya.

Dari karakter segmen-segmen aliran sungai itu, maka dapat

dikatakan bahwa :

1. Banjir merupakan bagian proses pembentukan daratan oleh

aliran sungai. Dengan banjir, sedimen diendapkan di atas

daratan. Bila muatan sedimen sangat banyak, maka

pembentukan daratan juga terjadi di laut di depan muara

sungai yang dikenal sebagai “delta sungai.”

2. Banjir yang meluas hanya terjadi di daerah hilir dari

suatu aliran dan melanda dataran di kiri dan kanan aliran

sungai. Di daerah tengah, banjir hanya terjadi di dalam

alur sungai.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa banjir

adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang

berlebihan merendam daratan. Banjir juga dapat terjadi di

sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air,

terutama di selokan sungai.

Sebagai kota yang berada di daratan rendah, Jakarta tidak

terlepas dari ancaman banjir yang sewaktu-waktu dapat

menyerang. Menurut catatan sejarah Ibukota Jakarta telah

dilanda banjir sejak tahun 1621. Salah satu bencana banjir

terparah yang pernah terjadi di Batavia adalah banjir yang

terjadi di bulan Februari 1918. Saat itu hampir sebagian besar

wilayah Batavia terendam air. Daerah yang terparah saat itu

adalah gunung Sahari, Kampung Tambora, Suteng, Kampung

Klenteng akibat bendungan kali Grogol jebol.

Hingga kini banjir pun belum berhenti meyerang Jakarta.

Apalagi ketika musim penghujan telah tiba. Oleh karena banjir

yang terus menerus melanda sebagian wilayah di Jakarta kini

kota Jakarta telah terkenal dengan Kota Banjir. Walau demikian

warga Jakarta tidak berhenti mencoba menanggulangi banjir di

Ibukota tercinta ini.

Sehubungan dengan cara untuk mencoba menanggulangi banjir

tersebut, maka berbagai masalah penyebab banjir pun mulai

muncul dari masalah sampah, curah hujan yang tinggi, peluapan

air yang berlebihan, pecahnya bendungan sungai, serapan air

yang buruk, hingga pemukiman liar dan pemukiman padat

penduduk. Dan warga yang terkena banjir selalu mengambil

strategi sendiri untuk menanggulangi banjir ketika banjir

datang ke rumah mereka.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Banjir adalah suatu kejadian dimana air menggenangi suatu

daerah, baik volume air yang sedikit maupun sangat banyak.

Bahkan suatu daerah dapat menghilang akibat terjadi banjir.

Menurut SK SNI M-18-1989-F (1989) dalam

www.mbojo.wordpress.com, banjir adalah aliran yang relatif

tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran.

Menurut ahli hidrologi banjir-banjir di Indonesia dibagi

menjadi 3 jenis:

1. Akibat dari peluapan sungai, biasanya terjadi akibat dari

sungai tidak mampu lagi menampung aliran air yang ada disungai

itu akibat debit airnya sudah melebihi kapasitas. Akibatnya

air itu akan meluap keluar dari sungai dan biasanya merupakan

daerah dataran banjir. Bila curah hujan tinggi dan sistem DAS

dari sungai tersebut rusak, maka luapan airnya akan terjadi di

hilir sungai.

2. Banjir lokal. Banjir ini merupakan banjir yang terjadi

akibat air yang berlebihan di tempat tersebut. Pada saat curah

hujan tinggi dilokasi setempat dimana kondisi tanah dilokasi

tersebut sulit dalam melakukan penyerapan air, maka

kemungkinan terjadinya banjir lokal akan sangat tinggi sekali.

3. Banjir akibat pasang surut air laut. Saat air pasang,

ketinggian permukaan air laut akan meningkat, otomatis aliran

air di bagian muara sungai akan lebih lambat dibandingkan pada

saat laut surut. Selain melambat, bila aliran air sungai sudah

melebihi kapasitasnya (ditempat yang datar atau cekungan) maka

air tersebut akan menyebar ke segala arah dan terjdilah

banjir.

Macam-macam banjir

Terdapat berbagai macam banjir yang disebabkan oleh beberapa

hal, diantaranya:

Banjir air

Banjir yang satu ini adalah banjir yang sudah umum. Penyebab

banjir ini adalah meluapnya air sungai, danau, atau selokan

sehingga air akan meluber lalu menggenangi daratan. Umumnya

banjir seperti ini disebabkan oleh hujan yang turun terus-

menerus sehingga sungai atau danau tidak mampu lagi menampung

air.

Banjir “Cileunang”

Jenis banjir yang satu ini hampir sama dengan banjir air.

Namun banjir cileunang ini disebakan oleh hujan yang sangat

deras dengan debit air yang sangat banyak. Banjir akhirnya

terjadi karena air-air hujan yang melimpah ini tidak bisa

segera mengalir melalui saluran atau selokan di sekitar rumah

warga. Jika banjir air dapat terjadi dalam waktu yang cukup

lama, maka banjir cileunang adalah banjir dadakan (langsung

terjadi saat hujan tiba).

Banjir bandang

Tidak hanya banjir dengan materi air, tetapi banjir yang satu

ini juga mengangkut material air berupa lumpur. Banjir seperti

ini jelas lebih berbahaya daripada banjir air karena seseorang

tidak akan mampu berenang ditengah-tengah banjir seperti ini

untuk menyelamatkan diri. Banjir bandang mampu menghanyutkan

apapun, karena itu daya rusaknya sangat tinggi. Banjir ini

biasa terjadi di area dekat pegunungan, dimana tanah

pegunungan seolah longsor karena air hujan lalu ikut terbawa

air ke daratan yang lebih rendah. Biasanya banjir bandang ini

akan menghanyutkan sejumlah pohon-pohon hutan atau batu-batu

berukuran besar. Material-material ini tentu dapat merusak

pemukiman warga yang berada di wilayah sekitar pegunungan.

Banjir rob (laut pasang)

Banjir rob adalah banjir yang disebabkan oleh pasangnya air

laut. Banjir seperti ini kerap melanda kota Muara Baru di

Jakarta. Air laut yang pasang ini umumnya akan menahan air

sungan yang sudah menumpuk, akhirnya mampu menjebol tanggul

dan menggenangi daratan.

Banjir lahar dingin

Salah satu dari macam-macam banjir adalah banjir lahar dingin.

Banjir jenis ini biasanya hanya terjadi ketika erupsi gunung

berapi. Erupsi ini kemudian mengeluarkan lahar dingin dari

puncak gunung dan mengalir ke daratan yang ada di bawahnya.

Lahar dingin ini mengakibatkan pendangkalan sungai, sehingga

air sungai akan mudah meluap dan dapat meluber ke pemukiman

warga.

Banjir lumpur

Banjir lumpur ini identik dengan peristiwa banjir Lapindo di

daerah Sidoarjo. Banjir ini mirip banjir bandang, tetapi lebih

disebabkan oleh keluarnya lumpur dari dalam bumi dan

menggenangi daratan. Lumpur yang keluar dari dalam bumi bukan

merupakan lumpur biasa, tetapi juga mengandung bahan dan gas

kimia tertentu yang berbahaya. Sampai saat ini, peristiwa

banjir lumpur panas di Sidoarjo belum dapat diatasi dengan

baik, malah semakin banyak titik-titik semburan baru di

sekitar titik semburan lumpur utama

C. PEMBATASAN MASALAH

Banjir bukan hanya menyebabkan sawah tergenang sehingga

tidak dapat dipanen dan meluluhlantakkan perumahan dan

permukiman, tetapi juga merusak fasilitas pelayanan sosial

ekonomi masyarakat dan prasarana publik , bahkan menelan

korban jiwa baik di pedesaan maupun diperkotaan. Kerugian

semakin besar jika kegiatan ekonomi dan pemerintahan

terganggu, bahkan terhenti. Meskipun partisipasi masyarakat

dalam rangka penanggulangan banjir sangat nyata. terutama pada

aktivitas tanggap darurat, namun banjir menyebabkan tambahan

beban keuangan negara, terutama untuk merehabilitasi dan

memulihkan fungsi prasarana publik yang rusak.

Banjir tidak sepenuhnya dapat dihindari. Perlindungan total

terhadap banjir adalah sesuatu yang tidak mungkin namun dampak

banjir dapat dikurangi. Yang perlu diperhatikan adalah

bagaimana menyikapi kemungkinan terjadinya banjir secara

efektif di daerah perkotaan dan bagaimana mengatasi

ketidakpastian. Untuk itu perlu dicermati suatu tatanan dan

kebijakan dalam penanggulangan banjir dengan perencanaan dalam

kesiapsiagaan dan tanggap darurat melalui penanggulangan

banjir berbasis masyarakat dapat mengurangi potensi dampak

banjir terhadap masyarakat dan ekonomi.D. PERUMUSAN MASALAH

1. Faktor – faktor apa saja yang menyebabkan banjir di daerah

kota jakarta ?

2. Apa Dampak sosial yang terjadi di kehidupan masyarakat ?

3. Bagaimana cara untuk menanggulangi banjir di daerah kota

jakarta ?

BAB II

ISI

Empat puluh persen dari wilayah Jakarta terutama di sisi utara

berada lebih rendah dari permukaan air laut saat pasang tinggi

dan terdapat 13 sungai mengalir melalui kota Jakarta. Jakarta

menjadi daerah rawan banjir selama musim hujan, terutama saat

hujan turun deras yang dapat menyebabkan air sungai melimpah.

Resiko banjir menjadi sangat tinggi ketika hujan deras

bertepatan dengan tingginya air pasang di laut. Contoh Banjir

Jakarta 2007 adalah bencana banjir yang menghantam Jakarta dan

sekitarnya sejak 1 Februari 2007 malam hari. Selain sistem

drainase yang buruk, banjir berawal dari hujan lebat yang

berlangsung sejak sore hari tanggal 1 Februari hingga keesokan

harinya tanggal 2 Februari, ditambah banyaknya volume air 13

sungai yang melintasi Jakarta yang berasal dari Bogor-Puncak-

Cianjur, dan air laut yang sedang pasang, mengakibatkan hampir

60% wilayah DKI Jakarta terendam banjir dengan kedalaman

mencapai hingga 5 meter di beberapa titik lokasi banjir.

Namun selain daripada itu, terdapat alasan lain yang

disebabkan oleh kegiatan manusia yang memperbesar kemungkinan

atau memperparah terjadinya banjir di Jakarta:

1. Sistem drainase yang buruk

Sistem Drainase yang dibangun di jakarta saat ini ,

menurut pengakuan pihak yang terkait sistem drainase hanya

mampu mengalirkan 30% banjir yang ada berarti selebihnya 70 %

berada di permukaan dan menyebabkan banjir

2. Alih fungsi lahan

Betonisasi terjadi dimana mana baik di hulu maupun di

hilir. D menjadi i hilir pemukiman berupa villa, resort sampai

hotel menjamur. Bogor, bandung dan daerah sekitarnya yang

seharusnya menjadi daerah tangkapan dan resapan air kini

berubah menjadi daerah pemukiman yang padat.Semakin sedikit

daerah yang menjadi resapan air semakin banyak juga yang

menjadi limpasan dan masuk ke sunga. Debit sungai yang

membludak jelas tidak mampu ditampung dan mengakibatkan

banjir di daerah hilir yaitu jakarta dan sekitarnya.

3. Curah hujan yang tinggi

Curah hujan yang tinggi yang panjang juga menciptakan

debit air yang besar.Dengan perubahan iklim yang mencolok di

beberapa dekade terakhir menciptakan curah hujan yang ekstrim

yang belum pernah diprediksi sebelumnya sehinga drainase yang

dirancang sebelumnya berdasarkan curah hujan yang tidak

ekstrim tidak mampu menampung debit air ekstrim. 4. Penurunan permukaan tanah

Pengambilan air tanah secara massif luar biasa

mengakibatkan terjadinya proses konsolidasi tanah akan lebih

cepat.Turunya tanh akibat dari fungsi air sebagai pengisi

tanah telah hilang.hasil dari penurunan tanah ini menimbulkan

cekungan dan membuat permukaan air laut lebih tinggi daripada

permukaan tanah.Sehingga air lebih mudah menggenang meskipun

hujan yang terjadi tidak besar.

5. Sampah dan sedimentasi di sungai

Bisa dilihat dari kebiasaan buruk warga indonesia yaitu

membuang sampah pada tempatnya, tapi tempatnya adalah

sungai,selokan,got kali sampai tanah kosong.dan apa yang

terjadi bisa ditebak, memperparah drainase yang memang sudah

buruk,sudah drainasenya tidak mampu menampung ditambah sampah

yang menyumbat ditambah dengan kenyataan tingginya angka

sedimentasi daya tampung sungai menurun drastis

6. Pemukiman di daerah dataran banjir dan bantaran sungai

Dibangunnya permukiman di daerah dataran banjir dan bantaran

sungai:

Bermukim terlalu dekat dengan sungai berisiko terkena banjir

akibat limpahan air sungai. Oleh karena itu, sebaiknya

masyarakat sebaiknya tidak membangun rumah mereka di daerah

bantaran sungai untuk memberikan tempat untuk sungai untuk

melimpah.

Banjir dapat berdampak juga pada bidang sosial. Jumlah

penduduk dari suatu daerah biasanya berkurang setelah banjir

terjadi di daerah tersebut. Hal ini memaksa perubahan dan

adaptasi terhadap suatu komunitas sosial di daerah tersebut.

Selain itu, berpindahnya penduduk dari daerah banjir ke daerah

baru juga memaksa penduduk untuk beradaptasi dengan keadaan

yang baru. Komunitas sosial pada suatu pemukiman sampai

sekarang masih sulit mengatasi dampak sosial yang terjadi

setelah banjir.Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

mencatat sudah 20 orang meninggal dunia akibat banjir yang

melanda Jakarta sepekan terakhir. Sementara 45.954 jiwa masih

mengungsi akibat banjir tersebut.

"Tercatat 20 orang meninggal dunia hingga hari ini yang

disebabkan oleh banjir, baik langsung maupun tidak langsung,"

ujar Kepala Pusat data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo

Nugroho dalam rilisnya kepada detikcom, Senin (21/1/2013).

Sutopo menelaskan secara langsung artinya korban meninggal

karena hanyut ke sungai, dan tidak langsung karena dampak

sekunder, seperti kesetrum listrik, sakit karena usia,

kekurangan oksigen karena menghirup gas karbon monoksida dari

genset di ruangan tertutup dan sebagainya. Dari 20 orang yang

meninggal sebagian besar justru meninggal di lokasi yang jauh

dari sungai-sungai yang meluap.

"Korban kesetrum listrik karena berada di rumah atau tempat

yang kerendam banjir," jelasnya.

"Pemerintah, Pemda, dunia usaha dan masyarakat bahu membahu

memberikan bantuan kemanusiaan bagi para korban banjir," kata

Sutopo.

Sementara itu penanganan evakuasi masih dikonsentrasikan di

kawasan Pluit, Jakarta Utara. Saat ini banjir dengan

ketinggian 1,5 masih terjadi di Kecamatan Penjaringan, antara

lain Muara Baru dan Kapuk Muara Jakarta Utara. Beberapa

daerah lain masih tergenang dengan ketinggian di bawah 1

meter seperti di daerah Pluit, Penjaringan, Muara Angke dan

beberapa daerah lainnya.

Banyak cara untuk mengatasi banjir di Jakarta diantaranya :

1. Menyediakan Sistem Perparitan yaitu dengan membersihkan

parit-parit yang telah cetek akibat daripada bahan-bahan

kumuhan Dengan ini air limpahan dan hujan dapat dialirkan

dengan baik.

2. Projek Pendalaman Sungai. Kebanyakan kejadian banjir

berlaku kerana kecetekan sungai. Jika dahulu sungai mampu

mengalirkan sejumlah air yang banyak dalam sesuatu masa, kini

pengaliran telah berkurangan. Ini disebabkan proses

pemendapan dan pembuangan bahan-bahan buangan.

3. Memelihara Hutan. Kegiatan pembalakan di mana penerokaan

di kawasan pinggir sungai digemari menyebabkan tanah terhakis

dan runtuh ke sungai. Keadaan yang sama juga berlaku apabila

aktiviti pembalakan yang giat dilakukan di lereng-lereng

bukit.Oleh itu pemeliharaan hutan merupakan cara yang baik

untuk mengatasi masalah banjir. Hutan boleh dijadikan kawasan

tadahan yang mampu menyerap air hujan daripada mengalir terus

ke bumi..

4. Mengawal Aktifitas Manusia. Banjir kilat yang berlaku

terutamanya di bandar disebabkan pembuangan samapah dan sisa

industri ke sungai dan parit. Bagi menangani masalah ini,

kesedaran kepada masyarakat perlu didedahkan supaya aktiviti

negatif ini tidak terus dilakukan seperti mengadakan kempen

mencintai sungai dan sebagainya.

BAB III

PENUTUP

Jakarta sering terjadi banjir disebabkan letak Geografis

Ibukota Jakarta yang lebih rendah yang dapat menyebabkan

banjir. Pembangunan yang terlalu padat serta banyaknya

kerusakan lingkungan dengan banyaknya sampah yang dibuang

sembarangan dan tidak adanya pohon-pohon yang dapat meresap

air maka Ibukota Jakarta sering terjadi banjir.

• Usaha pemerintah untuk mencegah banjir. Seperti normalisasi

sungai, pembangunan situ/waduk, pembangunan polder,

penghijauan di puncak. Usaha pemerintah tidak akan efektif

tanpa kerjasama dari masyarakat. Masyarakat diharapkan tidak

membuang sampah sembarangan dan selalu membuang sampah pada

tempatnya dan tidak menebang pohon secara liar agar

kestabilan alam dan lingkungan dapat terjaga

•Banjir yang melanda Jakarta biasanya berdampak pada seluruh

di kawasan yang tergenang banjir akan lumpuh. Jaringan

telepon dan internet terganggu. Listrik di sejumlah kawasan

yang terendam juga padam. Sehingga menyebabkan lampu lalu

lintas padam dan kemacetan terjadi di banyak lokasi

SARAN

Partisipasi seluruh elemen masyarakat harus dilakukan secara

terorganisasi dan terkoordinasi agar dapat terlaksana secara

efektif. Sebuah organisasi masyarakat sebaiknya dibentuk untuk

mengambil tindakan-tindakan awal dan mengatur peran serta

masyarakat dalam penanggulangan banjir. Penanggulangan banjir

dilakukan secara bertahap, dari pencegahan sebelum banjir

penanganan saat banjir , dan pemulihan setelah banjir. Tahapan

tersebut berada dalam suatu siklus kegiatan penanggulangan

banjir yang berkesinambungan, Kegiatan penanggulangan banjir

mengikuti suatu siklus (life cycle), yang dimulai dari banjir,

kemudian mengkajinya sebagai masukan untuk pencegahan sebelum

bencana banjir terjadi kembali. Pencegahan dilakukan secara

menyeluruh, berupa kegiatan fisik seperti pembangunan

pengendali banjir di wilayah sungai sampai wilayah dataran

banjir dan kegiatan non-fisik seperti pengelolaan tata guna

lahan sampai sistem peringatan dini bencana banjir.


Recommended