Date post: | 02-May-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | khangminh22 |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
LPPHPL - 013 - IDN
PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN AUDIT KHUSUS DAN BERAKHIRNYA MASA
PEMBEKUAN SERTIFIKAT KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)
Nomor : 209/EQ.SHPK/V/2022
LPPHPL PT Equality Indonesia menyampaikan hasil Audit Khusus Kinerja PHPL
terhadap:
Apabila terdapat keluhan terkait hasil keputusan tersebut di atas, dapat disampaikan
secara tertulis dan dilengkapi data pendukung ke:
Nama LP-PHPL : PT Equality Indonesia
Alamat : Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710
No Telp. : +62 251 7550722
Fax. : +62 251 7550724
Email : [email protected]
Website : www.equalityindonesia.com
Bogor, 10 Mei 2022
PT EQUALITY INDONESIA
Kiki Sri Rejeki, S.Hut.
Manager Subdivisi
Operasional Sertifikasi Hutan dan Produk Kehutanan
Nama Auditee : PT Muara Sungai Landak
Lokasi : Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat
IUPHHK-HT : SK. SK.243/Menhut-II/2012 tanggal 21 Mei 2012 jo
jo SK.389/Menlhk/Setjen/HPL.0/10/2020 tanggal 6
Oktober 2020
Luas : ± 11.848 Hektar
Tanggal Pelaksanaan : 7 Mei 2022
Hasil Penilaian : Nilai akhir Penilaian Kinerja PHPL dinyatakan lulus,
sehingga pembekuan sertifikat PT Muara Sungai
Landak berakhir dan diaktifkan kembali sejak tanggal
9 Mei 2022. Sertifikat PT Muara Sungai Landak
direvisi menjadi Nomor 042.2/EQC-PHPL/V/2022
yang berlaku sampai dengan tanggal 3 Desember
2023.
Halaman 1 dari 4
LPPHPL - 013 - IDN
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Nomor: 006/EQI-KEP.Cert/REV-PHPL/V/2022
TENTANG
PERUBAHAN SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL) PADA IZIN
USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN (IUPHHK-HT) PT MUARA
SUNGAI LANDAK DI KABUPATEN MEMPAWAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT SK
IUPHHK-HT NOMOR : SK.243/MENHUT-II/2012 TANGGAL 21 MEI 2012 jo
SK.389/MENLHK/SETJEN/HPL.0/10/2020 TANGGAL 6 OKTOBER 2020
DENGAN LUAS ± 11.848 HEKTAR
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Menimbang:
a. bahwa sehubungan dengan terbitnya Keputusan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari (PHPL) No. SK.62/PHPL/SET.5/KUM.1/12/2020 tentang Pedoman,
Standar dan/atau Tatacara Penilaian Kinerja PHPL, VLK, Uji Kelayakan dan Penerbitan
Deklarasi Kesesuaian Pemasok, serta Penerbitan Dokumen V-Legal/Lisensi Flegt;
b. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Penilaian/Verifikasi pada
PT MUARA SUNGAI LANDAK Berita Acara Penyerahan Laporan Nomor : 033/EQI-F090
tanggal 8 Mei 2022;
c. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah menyampaikan Usulan Lembar
Rekomendasi Nomor : 033/EQI-F037 tanggal 8 Mei 2022 dan Tinjauan Hasil Pemeriksaan
oleh Pengambil Keputusan Nomor : 246.5/EQI-F039 tanggal 9 Mei 2022 dan pernyataan
pemeriksaan yang telah disahkan oleh Pengambil Keputusan;
d. bahwa hasil Pengambilan Keputusan Penilaian Kinerja PHPL bagi PT MUARA SUNGAI
LANDAK sebagaimana tercantum dalam Tabel Rekapitulasi Nilai Indikator
Penilaian/Verifikasi Nomor Urut : 246.5/EQI-F077 tanggal 9 Mei 2022 menunjukkan total
nilai kinerja akhir 13 indikator PHPL berpredikat BAIK, 8 indikator bernilai SEDANG, tidak
terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, dan pemenuhan terhadap Standar
Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI;
e. bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf d, sesuai dengan
Keputusan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor :
SK.62/PHPL/SET.5/KUM.1/12/2020 tanggal 2 Desember 2020, kepada PT MUARA
SUNGAI LANDAK telah memenuhi syarat dalam mempertahankan kelanjutan S-PHPL;
f. bahwa dengan adanya perubahan masa berlaku S-PHPL, perubahan Peraturan Direktur
Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari sebagaimana dimaksud huruf a dan hasil
Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf d, maka Surat Keputusan Direktur Utama
PT EQUALITY Indonesia Nomor : 013/EQI-KEP.Cert/REV-PHPL/XI/2019 tanggal 30
November 2019 perlu dilakukan penyesuaian.
Mengingat:
1. Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang;
2. Peraturan Pemerintah Nomor : 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008 dan Nomor: 16;
Halaman 2 dari 4
LPPHPL - 013 - IDN
4. Peraturan Presiden Nomor : 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik dalam
Kerangka Indonesia National Single Window;
5. Pedoman KAN 403 – 2011 : Penilaian Kesesuaian – Ketentuan umum penggunaan tanda
kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis;
6. ISO/IEC Guide 23:1982 : Methods of Indicating Confirmity with Standards for Third-party
Certification Systems:
7. SNI ISO/IEC 17065:2012 : Penilaian Kesesuaian – Persyaratan untuk Lembaga Sertifikasi
Produk, Proses dan Jasa;
8. ISO 19011:2018 : Guidelines for Auditing Management System;
9. SNI ISO/IEC 17021-1:2015 : Penilaian Kesesuaian – Persyaratan Lembaga Penyelenggara
Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen;
10. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No.
1179/MENLHK/PHPL/HPL.3/11/2021 tentang Penetapan Tanda SVLK;
11. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.418/Menhut-VI/2012 tentang Sistem
Informasi Verifikasi Legalitas Kayu;
12. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : 8 Tahun 2021 tanggal 1 April
2021 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta
Pemanfaatan Hutan di Hutan Lindung dan Hutan Produksi;
13. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 93 Tahun 2020 tanggal 11 November 2020
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 74 Tahun 2020 tentang
Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan;
14. Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 20 Tahun 2021 tentang Kebijakan dan
Pengaturan Impor;
15. Keputusan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) No.
SK.62/PHPL/SET.5/KUM.1/12/2020 tanggal 2 Desember 2020 tentang Pedoman,
Standar dan/atau Tatacara Penilaian Kinerja PHPL, VLK, Uji Kelayakan dan Penerbitan
Deklarasi Kesesuaian Pemasok, serta Penerbitan Dokumen V-Legal/Lisensi Flegt;
16. Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Lembaga Penilai
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) tentang Penggunaan Tanda SVLK;
17. Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LPPHPL-013-IDN tanggal 02
September 2018 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga Penilai
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dengan masa berlaku sampai dengan 01 September
2022;
18. Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LVLK-006-IDN tanggal 18
Agustus 2019 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga Verifikasi
Legalitas Kayu dengan masa berlaku sampai dengan 17 Agustus 2024;
19. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK.1999/MenLHK-
PHPL/UHP/HPL.1/4/2021 tanggal 9 April 2021 tentang Penetapan Perubahan Ruang
Lingkup Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LPPHPL) a.n. PT EQUALITY
Indonesia;
20. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: SK.940/MenLHK-
PHPL/PPHH/HPL.3/3/2021 tanggal 8 Maret 2021 tentang Penetapan Perubahan Ruang
Lingkup Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu PT EQUALITY Indonesia;
21. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK.6904/MenLHK-
PHPL/PPHH/HPL.3/8/2019 tanggal 16 Agustus 2019 tentang Penetapan Kembali
Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LVLK) PT EQUALITY Indonesia sebagai Penerbit
Dokumen V-Legal;
22. Dokumen Sistem Sertifikasi PT EQUALITY Indonesia;
Memperhatikan:
Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Nomor : 256/EQI-MKT/VIII/2017 tanggal 15 Agustus 2017.
Halaman 3 dari 4
LPPHPL - 013 - IDN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
PERUBAHAN SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL) PADA IZIN
USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN (IUPHHK-HT) PT MUARA
SUNGAI LANDAK DI KABUPATEN MEMPAWAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT SK
IUPHHK-HT NOMOR : SK.243/MENHUT-II/2012 TANGGAL 21 MEI 2012 jo
SK.389/MENLHK/SETJEN/HPL.0/10/2020 TANGGAL 6 OKTOBER 2020 DENGAN
LUAS ± 11.848 HEKTAR
PERTAMA : PT MUARA SUNGAI LANDAK (Pemegang Sertifikat) yang telah mendapatkan
Sertifikat Nomor 042.1/EQC-PHPL/XI/2019 pada kegiatan Penilikan II
Penilaian Kinerja PHPL tahun 2019 dinyatakan “LULUS” karena tidak terdapat
Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta pemenuhan terhadap Standar
Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI sesuai Keputusan Dirjen PHPL
Nomor : SK.62/PHPL/SET.5/KUM.1/12/2020 tanggal 2 Desember 2020.
KEDUA : Pemegang Sertifikat dapat mempertahankan kelanjutan Sertifikat PHPL (S-
PHPL) sehingga S-PHPL yang diberikan dapat direvisi dari semula Nomor
042.1/EQC-PHPL/XI/2019 menjadi Nomor 042.2/EQC-PHPL/V/2022.
KETIGA : Masa berlaku sertifikat tetap mulai dari tanggal diterbitkan awal sampai
dengan 3 Desember 2023 selama Pemegang Sertifikat tetap memenuhi
persyaratan standar sesuai Keputusan Dirjen PHPL Nomor :
SK.62/PHPL/SET.5/KUM.1/12/2020 tanggal 2 Desember 2020.
KEEMPAT : Sertifikat dan Logo yang diterbitkan oleh PT EQUALITY Indonesia dapat
dipergunakan oleh Pemegang Sertifikat untuk tujuan publikasi dan promosi di
media cetak, brosur ataupun iklan di televisi sebagaimana Panduan Sistem
yang ditetapkan.
KELIMA : Apabila Pemegang Sertifikat memerlukan penerbitan Dokumen V-Legal dan
atau penggunaan Tanda V-Legal, PT EQUALITY Indonesia dapat memberikan
hak/sublisensi penggunaan Tanda V-Legal kepada Pemegang Sertifikat
melalui ”Perjanjian Penggunaan Tanda V-Legal”, mencakup kewajiban dan hak
PT EQUALITY Indonesia serta kewajiban dan hak Pemegang Sertifikat.
KEENAM : Pemegang Sertifikat harus melaporkan kepada PT EQUALITY Indonesia apabila
terjadi hal-hal yang mempengaruhi kinerja PHPL dan/atau sistem legalitas
kayu, perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan,
perubahan/pergantian struktur manajemen Pemegang Sertifikat.
KETUJUH : PT EQUALITY Indonesia akan melakukan penilaian/verifikasi lebih lanjut
terhadap kondisi sebagaimana Diktum KEENAM melalui Penilikan
(surveillance) atau Percepatan Penilikan (Audit Khusus).
KEDELAPAN : Penilikan (Surveillance) dilakukan paling cepat 24 bulan sejak terbitnya
sertifikat dan segala biaya yang diperlukan untuk penilikan dibebankan
kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan.
KESEMBILAN : Percepatan Penilikan (Audit Khusus) dapat dilakukan apabila diperlukan;
dengan segala biaya dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai
kesepakatan; untuk menindaklanjuti kondisi-kondisi yang berkaitan dengan:
a. Rekomendasi dari Tim Ad Hoc Penyelesaian Keluhan atau Banding terkait
keluhan dari Pemantau Independen (PI) atas kinerja Pemegang Sertifikat;
b. Informasi dari pemerintah atau pemerintah daerah yang menunjukan
bahwa Pemegang Sertifikat tidak memenuhi lagi persyaratan PHPL sesuai
standar yang berlaku;
c. Laporan dari Pemegang Sertifikat terhadap kondisi sebagaimana diktum
KELIMA;
d. Perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan;
Halaman 4 dari 4
LPPHPL - 013 - IDN
e. Pemenuhan standar kembali sebagai tindak lanjut terhadap pengaktifan
sertifikat yang dibekukan sertifikasinya.
KESEPULUH : Sertifikat dapat dibekukan apabila Pemegang Sertifikat tidak bersedia
dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat
temuan ketidaksesuaian yang tidak dilakukan tindakan koreksi/perbaikan
sebagai hasil Penilikan, Audit Khusus atau hal-hal lain sebagaimana
kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).
KESEBELAS : Sertifikat dapat dicabut apabila:
a. Pemegang Sertifikat tetap tidak bersedia dilakukan penilikan setelah 3
(tiga) bulan penetapan pembekuan sertifikat;
b. Secara hukum terbukti melakukan pelanggaran antara lain melakukan
penebangan di luar blok yang sudah ditentukan, pelanggaran Hak Azasi
Manusia (HAM), membeli dan/atau menerima dan/atau menyimpan
dan/atau mengolah dan/atau menjual kayu illegal, dan/atau pembakaran
hutan areal kerjanya;
c. Pemegang Sertifikat kehilangan haknya untuk menjalankan usahanya
atau izin usahanya dicabut (termasuk pencabutan izin yang merupakan
tindak lanjut dari tindak pidana korupsi terkait bidang perizinan);
d. Hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian
Kerja (Kontrak).
KEDUABELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Bogor
Pada Tanggal : 9 Mei 2022
PT EQUALITY Indonesia
Ir. Agustri Warsono
Direktur Utama
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:
1. Direktur Utama PT MUARA SUNGAI LANDAK;
2. Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Direktur Usaha Hutan Produksi di
Jakarta;
3. Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Kepala Bagian
Program dan Pelaporan.
EQI-F102.1.2/20200309 Halaman 1 dari 20
(1) Identitas LPPHPL :
a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA
b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN
c. Alamat : Jln. Raya Sukaraja No. 72. Kabupaten Bogor
d. Nomor Telepon : 0251-7550722
Nomor Fax : 0251-7550724
E-mail : [email protected]
e. Direktur : Ir. Agustri Warsono
f. Tim Audit : Yudi Herdiana (Lead Auditor/Auditor Produksi)
g. Tim Pengambilan Keputusan :
1. Ir. Agustri Warsono (Pengambil Keputusan)
2. Amin Muchakim, S.Hut (Peninjau Aspek Produksi)
(2) Identitas Auditee :
a. Nama Pemegang Izin : PT MUARA SUNGAI LANDAK (PT MSL)
b. Nomor & Tanggal SK : SK.243/Menhut-II/2012 tanggal 21 Mei 2012 Jo.
SK.389/Menlhk/Setjen/HPL.0/10/2020
tanggal 06 Oktober 2020
c. Luas dan Lokasi : ± 11.848 Ha di Provinsi Kalimantan Barat
d. Alamat kantor
- Kantor Pusat : Jl. Perdana, Komp. Rukan Perdana Square
Blok E9, Pontianak 78121, Provinsi Kalimantan Barat
- Kantor Cabang : Base Camp PT MSL, Desa Wajok Hilir,
Kecamatan Siantan, Kabupaten Mempawah,
Provinsi Kalimantan Barat.
- Nomor telepon : Telpon: (0561) 6580193
e. Pengurus :
Komisaris Utama : Justinus Indrayanto
Dewan Direksi :
- Direktur Utama : Hendy
- Direktur : Abas Yacob
Guno Widagdo
f. Nomor S-PHPL : 042.1/EQC-PHPL/XI/2019
g. Masa berlaku S-PHPL : 4 Desember 2017 s.d. 3 Desember 2023;
revisi tanggal 9 Mei 2022
(3) Ringkasan Tahapan:
RESUME HASIL PENILAIAN AWAL/PENILIKAN/AUDIT KHUSUS
DAN RE-SERTIFIKASI KINERJA PHPL
EQI-F102.1.2/20200309 Halaman 2 dari 20
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Audit Tahap I - -
Koordinasi dengan Instansi Kehutanan - -
Konsultasi Publik - -
Pertemuan Pembukaan - -
Verifikasi Dokumen 7 Mei 2022 dilakukan
secara desk audit
(Audit Khusus)
▪ Auditor, mempelajari data dan
dokumen Auditee dan menganalisis
menggunakan kriteria dan indikator
pada Lampiran 1.2 dan Lampiran 2.1
Peraturan Direktur Jenderal
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari
Nomor
P.62/PHPL/SET.5/KUM.1/12//2020
Jo P.21 /MENLHK/SETJEN/
KUM.1/10//2020.
▪ Untuk menguji kebenaran data, Tim
Audit melakukan pengamatan,
pencatatan, uji petik, dan
menganalisis menggunakan kriteria
dan indikator pada Lampiran 1.2 dan
Lampiran 2.1.
Pertemuan Penutupan - -
Pengambilan Keputusan 9 Mei 2022 Rapat Pengambilan Keputusan (PK)
menelaah hasil-hasil dan kesimpulan
penilaian yang telah disampaikan Auditor
untuk menjamin bahwa penilaian telah
dilaksanakan secara efektif dan efisien
sesuai dengan Prosedur PT EQUALITY
Indonesia serta mengambil keputusan
mengenai predikat kinerja PHPL Auditee.
(4) Resume Hasil Penilaian :
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL
1. Prasyarat
1.1. Kepastian Kawasan
Pemegang Izin dan
Pemegang IUPHHK-HTI
BAIK ▪ Auditee memiliki dokumen legal dan tata batas sebagai
berikut :
1). Dokumen Legal terdiri dari Akte Pendirian Perusahaan
dan perubahannya, NPWP dan NIB
2). Dokumen legal perizinan adalah SK IUPHHK-HT
berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan nomor : SK.
243/Menhut-II/2012 tanggal 21 Mei 2012 dan
Keputusan Menteri LHK Nomor : SK.
389/Menlhk/Setjen/HPL.0/10/2020 tanggal 6 Oktober
2020
3). Administrasi Tata Batas terdiri dari Laporan TBT No.
38/BPKH.III-2/2015 Tahun 2015 dan Rencana Penataan
Batas Nomor : 39/KUH-2/IUPHHK-HTI/2020 tanggal 2
Maret 2021
EQI-F102.1.2/20200309 Halaman 3 dari 20
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
▪ Auditee telah melaksanakan tata batas temu gelang di
lapangan namun karena adanya perubahan areal kerja
berdasarkan Keputusan Menteri LHK Nomor : SK.
389/Menlhk/Setjen/ HPL.0/10/2020 tanggal 6 Oktober
2020 luas areal kerja Auditee mengalami perubahan. Pada
trayek batas yang mengalami perubahan telah disusun
Pedoman Tata Batas yang telah mendapat pengesahan dari
Direktur Pengukuhan Dan Penatagunaan Kawasan Hutan
An, Dirjen Planologi Kehutanan tanggal 2 Maret 2021
▪ Secara legal formal eksistensi areal kerja Auditee telah
diakui oleh para pihak yaitu pihak desa yang berbatasan
sesuai Berita Acara Penataan Batas Dalam Rangka
Penataan Batas Sendiri Areal Kerja IUPHHK-HTI PT Muara
Sungai Landak tanggal 28 Agustus 2015, namun riil
dilapangan masih terdapat konflik lahan yang diupayakan
terus menerus penyelesaiannya dan terdapat penurunan
luas dan jenis konflik
▪ Hasil overlay antara peta SK IUPHHK-HT Tahun 2020
dengan Peta SK Menhut nomor SK. SK.733/Menhut-
II/2014 tanggal 2 September 2014 menunjukan bahwa
tidak terdapat perubahan fungsi kawasan pada areal kerja
Auditee. Seluruh Areal kerja Auditee masuk kedalam fungsi
kawasan Hutan Produksi (HP)
▪ Di areal kerja Auditee tidak terdapat penggunaan kawasan
di luar sektor kehutanan sesuai dengan Direktur PT Muara
Sungai Landak tanggal 9 November 2015
▪ Didalam areal kerja Auditee masih terdapat konflik lahan
yang diupayakan secara terus menerus penyelesaiannya
seluas ± 611,7 Ha dan mencapai penguasaan lahan
sebesar 94,83 %.
1.2. Komitmen Pemegang
Izin IUPHHK-HTI
BAIK ▪ Auditee telah memiliki dokumen visi dan misi yang telah
sesuai dengan kerangka PHL yang ditandatangani oleh
Direktur PT MSL dan telah melakukan sosialisasi kepada
karyawan dan seluruh desa binaan yaitu pada 4 desa yang
dibuktikan dengan Berita Acara Sosialisasi.
▪ Implementasi PHL Auditee sebagian sesuai dengan visi dan
misi dan masih terdapat kelola prasyarat mengenai realisasi
penataan batas konsesi, ketersediaan Ganis PHL,
pelaksanaan pelaporan SEHATI, kelola produksi mengenai
hasil kajian riap tegakan hutan tanaman yang belum
digunakan dalam perhitungan JTT, implementasi SOP
pemanfaatan/pengelolaan hutan ramah lingkungan belum
ada pada tahun 2020 dan 2021, kelola ekologi mengenai
ketersediaan SDM pengelolaan dan pemantauan namun
belum terdapat personil berkualifikasi Ganis Binhut dan
Kegiatan identifikasi flora fauna telah dilakukan sesuai
perencanaan, namun belum mencakup tumbuhan bawah
dan kelola sosial mengenai realisasi pemenuhan
tanggungjawab sosial terhadap masyarakat dan
Implementasi kegiatan peningkatan peran serta dan
aktivitas ekonomi masyarakat setempat masih Sebagian.
▪ Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan (Sarjana
Kehutanan dan Ganis PHPL di lapangan hanya tersedia
pada Sebagian bidang kegiatan/ organisasi pengelolaan
hutan sesuai cakupan bidang Ganis PHPL (50-79%) yang
dibuktikan dengan dokumen legalitasnya
EQI-F102.1.2/20200309 Halaman 4 dari 20
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
▪ Realisasi peningkatan kompetensi SDM Auditee
berdasarkan jumlah peserta dan jenis pelatihan sebesar
100 % dari yang direncanakan
▪ Dokumen ketenagakerjaan yang dimiliki oleh Auditee telah
tersedia lengkap yaitu PP PT MSL periode 2020-2022,
kewajiban pelaporan tenaga kerja secara online, BPJS dan
bukti bayarnya dan kebebasan berserikat
1.3. Kapasitas dan
mekanisme untuk
perencanaan
pelaksanaan
pemantauan periodik,
evaluasi dan penyajian
umpan balik mengenai
kemajuan pencapaian
(kegiatan) IUPHHK-HT
BAIK ▪ Auditee memiliki kelengkapan unit perusahaan yaitu
struktur organisasi dengan job description yang sesuai
dengan kerangka PHPL yang disahkan oleh Direktur PT
Muara Sungai Landak sesuai Surat Keputusan Direktur PT
Muara Sungai Landak No. 01/SK-MSL/PTK/X/2021 tanggal
01 Oktober 2021 tentang Penetapan Struktur Organisasi
Dan Job Description PT Muara Sungai Landak.
▪ Auditee telah memiliki perangkat SIM dan tenaga pelaksana
untuk mengoperasikan SIM yang ditunjuk oleh Direktur
▪ Auditee memiliki tenaga pelaksana SIM KLHK (SIPUHH,
SIMPNBP, SEHATI, SIPONGI) yang ditunjuk oleh Direktur PT
MSL. Untuk pengisian pelaporan melalui system SEHATI
selama tahun 2021 tidak dilakukan secara periodik setiap
bulan namun pemutahiran data terbaru dilakukan pada
bulan Desember 2021
▪ Terdapat organisasi SPI PT MSL yang bekerja berdasarkan
SOP Audit Internal Nomor: MSL/SOP/XI/01. Kinerja SPI
telah berjalan dengan efektif untuk mengontrol seluruh
kegiatan karena kegiatan audit internal Auditee telah
dilaksanakan sesuai rencana audit dan jenis kegiatan telah
mencerminkan kegiatan HTI yang dilaksanakan pada
seluruh departemen.
▪ SPI PT MSL telah melakukan kegiatan pemeriksaan dan
pemantauan Internal. Hasil temuan SPI PT MSL telah
ditindaklanjuti seluruhnya dan dilakukan monitoring tindak
lanjut hasil temuan
1.4. Persetujuan Atas
Dasar Informasi Awal
Tanpa Paksaan
(PADIATAPA).
SEDANG ▪ Terdapat 4 desa yang terkena RKT Tebangan 2021 yang
telah disosialisasikan dan mendapat persetujuan para
pihak dari seluruh desa.
▪ Terdapat 4 desa binaan di areal kerja Auditee yang telah
mendapat sosialisasi CSR/CD namun hanya 3 desa yang
telah menerima realisasi CSR, sehingga realisasi proses dan
pelaksanaan CSR/CD kepada masyarakat desa binaan
sebesar 66,67 %.
▪ Terdapat persetujuan dalam proses penetapan kawasan
lindung Auditee dari seluruh desa yang terkena kawasan
lindung sebesar 100 % namun terdapat aktifitas
masyarakat berupa illegal logging pada sempadan sungai
maka pengakuan atau persetujuan terhadap kawasan
lindung dari para pihak belum seluruhnya
2. Produksi
2.1. Penataan areal kerja
jangka panjang dalam
pengelolaan hutan lestari
BAIK ▪ Auditee telah memiliki dokumen RKUPHHK sejak Tahun
2017 untuk periode 10 tahun yang telah beberapa kali
direvisi dan yang terakhir adalah Dokumen RKU periode
tahun 2017-2026 yang telah disahkan melalui
SK.5562/MenLHK-PHPL/UHP/HPL.1/9/2021 tanggal 1
September 2021 tentang Persetujuan Perubahan
RKUPHPBPH Periode Tahun 2017 - 2026 Dalam Rangka
EQI-F102.1.2/20200309 Halaman 5 dari 20
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Perbaikan Tata Kelola Gambut Atas nama PT Muara Sungai
Landak Provinsi Kalimantan Barat.
Dokumen RKU yang dimiliki oleh auditee telah disusun
dengan mempertimbangkan aturan perundangan yang
berlaku serta tidak dikenai peringatan terkait pemenuhan
kewajiban RKUPHHK.
▪ Auditee telah melaksanakan kegiatan PAK pada areal
rencana pemanenan hutan tanaman dan pada areal hutan
alam bekas tebangan sebagaimana yang telah
direncanakan pada RKT 2020 dan 2021. Realisasi PAK
RKT 2020 telah sesuai dengan revisi RKU FEG periode
tahun 2017-2026 sedangkan Realisasi PAK RKT 2021
sebagian telah sesuai dengan Perubahan RKUPH PBPH
periode tahun 2017-2026.
▪ Auditee telah melaksanakan kegiatan pemasangan/
pemeliharaan pal batas blok/petak. Hasil observasi
lapangan menunjukan bahwa tanda batas blok dan petak
kerja terlihat dengan jelas di lapangan.
2.2. Tingkat pemanenan
lestari untuk setiap jenis
hasil hutan kayu utama
dan nir kayu pada setiap
tipe ekosistem
BAIK ▪ Areal kerja Auditee berada pada 1 tipe ekosistem yaitu
hutan rawa gambut (peat swamp forest)
Auditee memiliki data potensi tegakan dari hasil cruising
Tahun 2019, 2020 dan 2021 yang dilengkapi dengan peta
pendukung skala 1:50.000 yang meliputi Peta Rencana
Kegiatan (Peta Jalur) dan Peta Sebaran Plot cruising.
▪ Auditee sudah melakukan pengukuran PSP, menginput
dan mengolah data serta menganalisis riap
tegakannya/PSP untuk seluruh tipe ekosistem yang ada
yaitu tipe ekosistem rawa gambut serta telah disampaikan
kepada Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan,
tembusan kepada Dirjen PHL KLHK. Perhitungan JTT
masih didasarkan pada hasil kegiatan cruising yang
dilaksanakan pada saat umur tanaman mencapai 4
sampai 5 tahun atau 1 tahun sebelum tebangan.
2.3. Pelaksanaan
penerapan tahapan
sistem silvikultur untuk
menjamin regenerasi
hutan
SEDANG ▪ SOP tersedia dengan lengkap sesuai dengan tahapan
kegiatan system silvikultur THPB namun untuk SOP Nursery
belum menjelaskan secara detail tentang mekanisme
pengadaan bibit secara pembelian.
Pada saat dilaksanakan kegiatan Penilikan Ke-4 Tahun
2022, Auditee dalam kondisi tidak beroperasi secara
normal seperti layaknya sebuah perusahaan yang bergerak
dalam pembangunan hutan tanaman. Pada tahun 2020
dan 2021 terdapat implementasi sebagian SOP tahapan
sistem silvikultur THPB yaitu kegiatan perencanaan (PAK
dan cruising), perlindungan dan pengamanan hutan, serta
kegiatan sosial.
▪ Potensi tegakan akasia diareal kerja Auditee untuk RKT
2021 sebesar 115,06 m3/ha sedangkan untuk potensi
tegakan untuk Revisi RKT 2021 adalah sebesar 135,36
m3/ha, atau rata-rata sebesar 125,21 m3/ha. Apabila
mengacu kepada norma penilaian, potensi tegakan pada
angka tersebut menunjukan bahwa sediaan tegakan
mampu menjamin terjadinya kelestarian pemanenan hasil
(≥ 120 m3/ha).
▪ Pada saat dilakukan kegiatan Penilikan Ke-4 Tahun 2022
permudaan tanaman yang dimiliki oleh auditee adalah
tanaman yang berumur 4 tahun yang ditanam pada tahun
EQI-F102.1.2/20200309 Halaman 6 dari 20
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
2017/2018. Sedangkan untuk tanaman muda yang
berusia 1-2 tahun tidak tersedia karena selama 4 tahun
terakhir auditee tidak melakukan kegiatan penanaman
karena adanya kebijakan tata kelola fungsi ekosistem
gambut. Sehingga berdasarkan pencermatan dari auditor
dan hasil dari wawancara dengan pendamping dapat
disimpulkan bahwa auditee tidak memiliki gambaran
tanaman permudaan yang berusia 1-2 tahun. Dengan
demikian maka verifier ini tidak relevan untuk diterapkan
sehingga tidak diterapkan atau Not Applicabel (NA).
▪ Di areal kerja Auditee tersedia struktur tegakan hutan
tanaman pada kelas umur I dan KU V dengan persentase
rata-rata sebesar 82,43 %, sedangkan untuk KU II, KUIII
dan KU IV tidak tersedia struktur tegakan karena tidak
melakukan kegiatan penanaman yang disebabkan oleh
kebijakan KLHK penghentian kegatan operasional
pembukaan lahan dan penanaman HTI di hutan gambut
pada periode 2018 s.d 2019 dan adanya wabah pandemic
covid-19 pada tahun 2020.
2.4. Ketersediaan dan
penerapan teknologi
tepat guna untuk
pemanfaatan hutan
SEDANG ▪ Auditee memiliki prosedur pemanfaatan/pengelolaan
hutan ramah lingkungan untuk seluruh kegiatan
pengelolaan hutan dan isinya sesuai untuk karakteristik
kondisi setempat, yaitu SOP No. MSL/SOP/III/02 tanggal 1
Januari 2014 Rev 1 tgl 31 Januari 2020: Harvesting HTI
Wet Land dan SOP No. MSL/SOP/III/01 tanggal 1 Januari
2014 Rev 1 tgl 31 Januari 2020: Harvesting MHW Wet
Land. Hasil verifikasi dokumen, wawancara dan observasi
lapangan menunjukkan bahwa pada Tahun 2020 dan
2021 Auditee tidak melakukan kegiatan penebangan kayu,
sehingga tidak terdapat tahapan penerapan tebangan
ramah lingkungan. Namun Auditee menyampaikan foto-
foto bukti implementasi teknologi ramah lingkungan pada
waktu ada kegiatan pemanenan/penebangan yaitu
kegiatan pra tebangan dan pasca tebangan.
▪ Pada Tahun 2020 dan 2021 Auditee tidak melaksanakan
kegiatan pemanenan sehingga tidak dapat dilakukan
pengukuran faktor eksploitasi. Dengan demikian maka
verifier ini masuk dalam kategori tidak diterapkan atau Not
Applicable (NA).
2.5. Realisasi
penebangan sesuai
dengan rencana kerja
penebangan/
pemanenan/
pemanfaatan pada areal
kerjanya
BAIK ▪ Auditee telah memiliki dokumen RKT 2020 dan RKT 2021
telah sesuai dengan RKUPHHK Periode 2017-2026
Definitif FEG, sedangkan Revisi RKTPH Tahun 2021 dan
RKTPH Tahun 2022 telah sesuai dengan Perubahan
RKUPH Periode Tahun 2017-2026. Secara garis besar
dokumen RKT 2020, RKT 2021, Revisi RKTPH Tahun 2021
dan RKTPH Tahun 2022 telah disusun mengacu pada
dokumen rencana jangka panjang dan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
▪ Pada tahun 2020 dan 2021 tidak ada operasional
dilapangan sehingga belum ada peta pendukung lainnya
selain peta kerja RKT dan peta PAK RKT 2020 dan peta
PAK RKT 2021. Auditee memiliki peta kerja RKT yang
disusun mengacu pada peta RKUPHHK yang
menggambarkan areal boleh ditebang/dipanen/
dimanfaatkan/ditanam beserta areal yang ditetapkan
sebagai kawasan lindung.
▪ Auditee telah melaksanakan penandaan batas pada blok
EQI-F102.1.2/20200309 Halaman 7 dari 20
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
RKT 2020 dan 2021 (blok tanaman dan LOA) serta telah
melakukan penandaan kawasan lindung secara
keseluruhan atau dengan presentase sebesar 100%.
▪ Pada tahun 2020 dan 2021, Auditee belum melaksanakan
kegiatan tebangan karena : a) masih dalam
proses/persiapan operasional setelah lama vakum
kegiatan penebangan, b) belum adanya kepastian pasar
hasil hutan kayu karena industri kayu yang menampung
sebagai bahan baku juga sudah tidak beroperasi dan c)
adanya wabah covid 19. Hasil verifikasi dokumen dan
observasi lapangan menunjukan bahwa lokasi blok/petak
tebangan sesuai dengan RKT yang disahkan.
2.6. Tingkat investasi dan
reinvestasi yang memadai
dan memenuhi
kebutuhan dalam
pengelolaan hutan,
administrasi, penelitian
dan pengembangan,
serta peningkatan
kemampuan sumber daya
manusia
SEDANG ▪ Kondisi keuangan perusahaan yang berakhir tanggal 31
Desember 2020 dalam situasi yang kurang bagus sebagai
berikut :
1. Likuiditas = 13% menunjukkan adanya indikasi
ketidakmampuan perusahaan untuk membayar
hutang jangka pendek.
2. Solvabiltas = 113% menunjukan bahwa asset yang
dimiliki oleh auditee cukup mampu untuk menjamin
kewajiban jangka panjang perusahaan.
3. Rentabilitas Negatif: sampai dengan tahun 2020
Auditee masih dalam pengembangan pembangunan
hutan tanaman sehingga belum mendapatkan
keuntungan (Rentabilitas Negatif).
Catatan Kantor Akuntan Publik : Laporan Keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan PT MSL tanggal 31 Desember 2020 serta
kinerja keuangan dan arus kasnya untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar
Akutansi Keuangan di Indonesia.
▪ Auditee telah melakukan realisasi alokasi dana
pembangunan hutanan tanaman Tahun 2020 dengan
presentase sebesar 87,73% dari kebutuhan kelola hutan
yang seharusnya berdasarkan laporan penatausahaan
keuangan yang dibuat sesuai dengan Pedoman Pelaporan
Keuangan Pemanfaatan Hutan Produksi (yang telah diaudit
oleh akuntan publik).
▪ Perbedaan realisasi dana untuk seluruh bidang kegiatan
pembangunan hutan tanaman pada tahun 2020 sebesar
19,48%, artinya bahwa alokasi dana untuk seluruh bidang
kegiatan diberikan secara kurang proporsional.
▪ Meskipun Auditee sudah lama tidak beroperasi secara
normal, namun Manajemen Perusahaan tetap
berkomitmen terkait dengan pendanaan operasional
pembangunan hutan tanaman. Hal ini dicerminkan dari
realisasi dana yang dikeluarkan pada tahun 2020
mencapai 87,73% dari rencana. Auditee juga lancar
dalam penggajian kepada karyawan, pembayaran
kewajiban kepada negara serta kewajiban lingkungan dan
sosial.
▪ Pada tahun 2020 dan 2021, Auditee tidak melakukan
kegiatan penebangan. Dengan tidak adanya kegiatan
penebangan Auditee tidak dapat melakukan penanaman
karena tidak adanya areal yang berhasil di land clearing.
Dengan demikian maka verifier ini masuk dalam kategori
Not Applicable.
▪ Auditee belum merealisasikan kegiatan penanaman Tahun
2020 dan 2021 sebagaimana yang direncanakan pada
EQI-F102.1.2/20200309 Halaman 8 dari 20
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
dokumen RKT
3. Ekologi
3.1. Keberadaan,
kemantapan dan kondisi
kawasan dilindungi pada
setiap tipe hutan
BAIK ▪ Persentase luas kawasan lindung mengalami peningkatan
dari semula berdasarkan dokumen Revisi RKUPHHK-HTI
(2020) Periode 2017-2026 mencakup 24,52% (3.217,03
Ha dari 13.122,37 Ha) menjadi 26,93% (3.190,44 Ha dari
11.848 Ha) berdasarkan dokumen Perubahan RKUPH
(2021) Periode 2017-2026. Luas kawasan dilindungi
sebagaimana SK Direktur PT MSL No. 39/DIR-
MSL/SK/PNK/IX/2021 tanggal 17 September 2021 sesuai
dokumen Perubahan RKUPH (2021) periode 2017 sd.
2026 yaitu seluas 3.190,44 Ha (26,93% dari 11.848 Ha)
terdiri dari Sempadan Sungai, KPPN, KPSL, Kawasan
Lindung Lainnya, dan Areal Puncak Kubah Gambut.
Pengalokasian kawasan lindung tersebut telah
mempertimbangkan tipe ekosistem hutan, serta kondisi
spesifik yang ada sesuai ketentuan yang berlaku
▪ Kawasan lindung yang telah ditata di lapangan berdasarkan
tata ruang RKUPH tahun 2021 mencapai 55.524 m (100%
dari yang seharusnya 55.524 m) dengan penandaan batas
terlihat di lapangan berupa patok dari kayu yang dicat
warna merah pada ujungnya dan papan informasi
peruntukan kawasan lindung
▪ Berdasarkan Peta Citra Satelit Platform Sentinel-2A Tile
Number T49NCA liputan 2 Desember 2020 Skala 1 :
50.000, kondisi penutupan kawasan lindung yang berhutan
mencakup 2.722,21 Ha (85,32%) berupa Hutan Rawa
Sekunder 1.077,06 Ha (33,76%) dan Belukar Tua Rawa
1.645,15 Ha (51,56%)
▪ Auditee memiliki dokumen RKUPHHK-HTI dalam rangka
perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut dan
dokumen rencana pemulihan ekosistem gambut yang telah
disahkan oleh pejabat yang berwenang, namun dokumen
penyesuaian/revisi rencana pemulihan ekosistem gambut
yang mengacu kepada dokumen RKUPHHK (revisi terakhir)
dan/atau ketentuan terbaru belum disahkan oleh pejabat
yang berwenang. Upaya pemulihan ekosistem gambut telah
dilakukan meskipun belum maksimal sesuai dokumen
perencanaan, serta nilai rata-rata TMAT pada periode
pelaporan mencapai <45 Cm.
▪ Terdapat sosialisasi kawasan lindung (≥ 50%) dari para
pihak (Desa Sekitar Konsesi) terhadap areal kawasan
lindung yang telah ditetapkan, namun secara de-facto pada
periode 2020/2021 masih terdapat kejadian illegal loging
di sempadan sungai
▪ Auditee telah membuat dokumen perencanaan
pengelolaan kawasan lindung tahun 2021, dan
berdasarkan verifikasi dokumen dan foto/video observasi
lapang kegiatan pengelolaan dilakukan sesuai dengan
dokumen perencanaan yang ada terhadap seluruh
kawasan lindung dan terdapat dokumen terkait
pengelolaan tersebut
3.2. Perlindungan dan
pengamanan hutan
SEDANG ▪ Ketersediaan prosedur perlindungan hutan yang dimiliki
Auditee telah mencakup sebagian besar potensi jenis
gangguan hutan, meliputi: potensi gangguan perambahan
hutan, illegal logging, kebakaran hutan, hama penyakit
EQI-F102.1.2/20200309 Halaman 9 dari 20
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
tanaman. Sedangkan prosedur terkait pengendalian
perburuan belum tersedia
▪ Sarana prasarana perlindungan hutan Jenis dan jumlah
sarpras yang tersedia telah memadai dan masih berfungsi
dengan baik.
▪ Auditee telah memiliki SDM perlindungan hutan dengan
jumlah sesuai ketentuan sedangkan untuk kualifikasi
personil security/satpamhut terdapat personil yang belum
terlibat dalam kegiatan pelatihan pengamanan yang
dibuktikan dengan sertifikat pelatihan
▪ Kegiatan perlindungan telah diimplementasikan melalui
tindakan tertentu (preemptif/preventif/represif) namun
belum mempertimbangkan sebagian jenis gangguan hutan,
seperti :
- Belum terdapat dokumen mekanisme penghitungan
FDR yang telah dilakukan
- Kejadian perambahan/illegal loging yang masih
terjadi,
- Belum terdapat dokumen laporan kegiatan
pengendalian HPT
3.3. Pengelolaan dan
pemantauan dampak
terhadap tanah dan air
akibat pemanfaatan
hutan
SEDANG ▪ Auditee telah memiliki prosedur pengelolaan dan
pemantauan dampak terhadap tanah dan air, namun
Prosedur mencakup sebagian pengelolaan dan
pemantauan dampak terhadap tanah dan air. Prosedur
pengukuran iklim mikro (suhu udara & kelembaban udara),
sedimentasi sungai, kualitas tanah, limbah domestic belum
tersedia
▪ Auditee telah memiliki sarana pengelolaan dan
pemantauan dampak terhadap tanah dan air dengan
jumlah dan fungsi sebagian sesuai dengan dokumen
perencanaan lingkungan AMDAL/RKL/RPL (2009);
dokumen RKUPH; dokumen Rencana Pemulihan Ekosistem
Gambut
▪ Auditee telah memiliki SDM pengelolaan dan pemantauan
namun belum terdapat personil berkualifikasi Ganis Binhut
▪ Auditee telah memiliki dokumen perencanaan pengelolaan
dampak terhadap tanah dan air (RKL tahun 2009, RKUPH)
dan sebagian telah diimplementasikan sesuai ketentuan
seperti manajemen tata kelola air mencakup pembuatan
kanal, pembagian zona air, sekat kanal dan rehabiltasi
kawasan lindung. Pengelolaan yang belum sesuai
mencakup ketidaktersedianya oil trap untuk pengelolaan
limbah BBM/oli di rumah mesin genset dan pengelolaan
sampah an-organik
▪ Auditee telah memiliki dokumen perencanaan pemantauan
dampak terhadap tanah dan air (RPL tahun 2009, RKUPH)
dan sebagian telah diimplementasikan sesuai ketentuan
yaitu pemantauan iklim mikro, TMAT, perubahan kualitas air
sungai dan tanah, dan peat subsiden. Pemantauan yang
belum sesuai mencakup pemantauan Hidrologi Sungai
(Tinggi Muka Air Sungai, debit air sungai, sedimentasi
sungai) dan pemantauan/pemeliharaan hasil tanaman
rehabilitasi, sedangkan hasil pemantauan subsiden belum
diakomodir dalam dokumen pelaksanaan RKL-RPL.
▪ Terdapat indikasi terjadinya dampak besar dan penting
terhadap kualitas air sungai sebagaimana terdapat
EQI-F102.1.2/20200309 Halaman 10 dari 20
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
parameter kimia (BOD, COD, NH3-N) hasil uji lab pada
beberapa sampel di atas baku mutu yang ditetapkan
dokumen AMDAL 2009, namun kegiatan pengelolaan telah
dilakukan.
3.4. Identifikasi spesies
flora dan fauna yang
dilindungi dan/atau
langka (endangered),
jarang (rare), terancam
punah (threatened) dan
endemik
BAIK ▪ Auditee telah memiliki prosedur terkait identifikasi jenis
flora dan fauna dilindungi dan/atau RTE di areal kerja
auditee, referensi prosedur telah mengacu kepada
ketentuan yang terbaru
▪ Kegiatan identifikasi flora dan fauna dilindungi dan/atau
RTE telah dilakukan di Sempadan Sungai, KPSL, KL Lainnya
dan Tanaman Pokok) sesuai Dokumen Rencana Identifikasi
Flora Fauna Periode 2021 sd. 2026, namun berdasarkan
komparasi dokumen kegiatan identifikasi belum mencakup
tumbuhan bawah
3.5. Pengelolaan flora
untuk :
a. Luasan tertentu dari
hutan produksi yang
tidak terganggu, dan
bagian yang tidak
rusak.
b. Perlindungan
terhadap species flora
dilindungi dan/atau
jarang, langka dan
terancam punah dan
endemic
SEDANG ▪ Tersedia prosedur pengelolaan flora sesuai ketentuan yang
mencakup jenis yang dilindungi dan/atau RTE yang ada
▪ Auditee telah melakukan kegiatan pengelolaan flora
terhadap jenis yang dilindungi dan/atau RTE diareal
Auditee sebagian sesuai ketentuan Prosedur yang telah
ditetapkan seperti mengalokasikan kawasan lindung,
sosialisasi, perlindungan hutan, pemantauan. Sedangkan
penandaan dilapangan belum mencantumkan nama jenis,
belum dibuat peta sebaran flora dan pemantauan
tumbuhan bawah, serta pengayaan kawasan lindung belum
mempertimbangkan jeis yang dilindungi
▪ Pada periode 2020/2021 terdapat gangguan terhadap
kondisi sebagian species flora dilindungi dan/atau jarang,
langka dan terancam punah dan endemik yang terdapat di
areal Auditee berupa perambahan/illegal loging di
sempadan sungai, namun upaya pengelolaan telah
dilakukan
3.6. Pengelolaan fauna
untuk :
a. Luasan tertentu dari
hutan produksi yang
tidak terganggu, dan
bagian yang tidak
rusak.
b. Perlindungan
terhadap species
fauna dilindungi
dan/atau jarang,
langka dan terancam
punah dan endemik
BAIK ▪ Tersedia prosedur pengelolaan fauna sesuai ketentuan
yang mencakup jenis yang dilindungi dan/atau RTE yang
ada
▪ Auditee telah melakukan kegiatan pengelolaan fauna
terhadap jenis yang dilindungi dan/atau RTE diareal
Auditee sebagian sesuai ketentuan Prosedur yang telah
ditetapkan seperti mengalokasikan kawasan lindung,
sosialisasi, perlindungan hutan, pemantauan dan
pengayaan di kawasan lindung. Sedangkan Tanda/rambu
di lapangan yang teridentifikasi daerah rawan satwa liar
belum tersedia, dan belum dibuat peta sebaran fauna
▪ Pada periode 2020/2021 tidak terdapat gangguan
terhadap kondisi species fauna dilindungi dan/atau jarang,
langka dan terancam punah dan endemik yang terdapat di
areal Auditee.
4. Sosial
4.1. Kejelasan deliniasi
kawasan operasional
perusahaan/ pemegang
izin dengan kawasan
masyarakat hukum adat
dan/atau masyarakat
setempat
SEDANG ▪ Auditee telah memiliki dokumen/laporan yang lengkap
mengenai pola penguasaan dan pemanfaatan SDA/SDH
setempat, identifikasi hak-hak dasar masyarakat hukum
adat dan/atau masyarakat setempat, dan rencana
pemanfaatan SDH oleh pemegang izin.
▪ Auditee telah memiliki mekanisme penataan batas/
rekonstruksi batas kawasan secara partisipatif yaitu
Dokumen Nomor: MSL/SOP/VIII/06 tentang Pengukuran
EQI-F102.1.2/20200309 Halaman 11 dari 20
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
dan Pemetaan (Penataan Batas Partisipatif) dan Dokumen
Nomor: MSL/SOP/VIII/01 tentang Penanganan dan
Penyelesaian Klaim Areal yang diketahui para pihak namun
belum disepakati melalui BA kesepakatan terhadap SOP
tersebut.
▪ Auditee telah memiliki mekanisme mengenai pengakuan
hak-hak dasar masyarakat hukum adat dan masyarakat
setempat dalam perencanaan pemanfataan SDH, yang
legal, lengkap dan jelas berupa 1) SOP Identifikasi Hak-Hak
Masyarakat No. MSL/SOP/VIII/02, 2) SOP Pemanfaatan
Hasil Hutan Non Kayu dan Infrastruktur Perusahaan Nomor:
MSL/SOP/VIII/11, 3) SOP Pemberdayaan Masyarakat
(Community Development) dan Coorporate Social
Responsibility (CSR) No. MSL/SOP/VIII/14, 4) SOP
Pembayaran Fee/Royalti Tanaman Kehidupan Nomor:
MSL/SOP/VIII/15.
▪ Auditee memiliki sebagian bukti tentang luas dan batas
kawasan pemegang izin dengan (kawasan yang dimiliki)
masyarakat hukum adat/setempat. Sebagian bukti tersebut
diantaranya: 1) Tata Batas belum temu gelang; 2)
Pelaksanaan tata batas partisipatif belum seluruhnya; 3)
Tersedia Surat Direktur PT.MSL Nomor: 40/MSL-
PTK/VI/2021 tanggal 19 April 2021 tentang Permohonan
Tim Pelaksana Tata Batas serta IK Tata Batas Perubahan
Areal Kerja IUPHHK HTI PT. MSL; 4 Surat Dirjen Planologi
KLHK Nomor: S.320/PKTL-KUH/PKHW2/PLA.214/2021
tanggal 12 April 2021 tentang Penyampaian Rencana dan
Peta Kerja Penataan Batas Areal Kerja IUPHHK HTI PT. MSL
di Kabupaten Mempawah.
▪ Auditee telah memiliki SK Menteri LHK No:
SK.389/Menlhk/Setjen/HPL.0/10/2020 tentang
Perubahan IUPHHK HTI PT. MSL atas areal hutan seluas
11.848 Ha, dan telah dilakukan penataan batas areal kerja
namun belum temu gelang serta masih terdapat lahan
klaim seluas 611,7 Ha di areal kerja PT MSL yang belum
dapat diselesaikan dengan baik.
4.2. Implementasi
tanggung jawab sosial
perusahaan sesuai
dengan peraturan
perundangan yang
berlaku.
BAIK ▪ Auditee telah memiliki dokumen yang lengkap menyangkut
tanggung jawab sosial pemegang izin sesuai peraturan
perundangan yang relevan/berlaku yang tertuang dalam
dokumen: 1) SK Menteri LHK No:
SK.389/Menlhk/Setjen/HPL.0/10/2020 tanggal 6 Oktober
2020 tentang Perubahan IUPHHK HTI PT. MSL atas areal
hutan seluas 11.848 Ha; 2) Company Profile PT MSL yang
berupa visi dan misi perusahaan; 3) RKUPHHK-HTI periode
Tahun 2017 sampai dengan 2026 PT MSL Provinsi
Kalimantan Barat; 4) RKT HTI Tahun 2020 dan Tahun 2021
PT MSL ; 5) Rencana Kegiatan CSR PT MSL Tahun 2020
dan 2021.
▪ Auditee memiliki sebagian mekanisme tentang pemenuhan
kewajiban sosial pemegang izin terhadap masyarakat yaitu:
1) SOP Identifikasi Hak-Hak Masyarakat Nomor:
MSL/SOP/VIII/02, 2) SOP Pemanfaatan Hasil Hutan Non
Kayu dan Infrastruktur Perusahaan Nomor:
MSL/SOP/VIII/11, 3) SOP Pengajuan dan Pemberian
Bantuan Sosial Nomor: MSL/SOP/VIII/16, 4) SOP
Pemberdayaan Masyarakat (Community Development) dan
Coorporate Social Responsibility (CSR) Nomor:
MSL/SOP/VIII/14, 5) SOP Pembayaran Fee/Royalti
EQI-F102.1.2/20200309 Halaman 12 dari 20
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Tanaman Kehidupan Nomor: MSL/SOP/VIII/15. dan 6) SOP
Perhutanan Sosial Nomor: MSL/SOP/VIII/18, namun SOP
Perhutanan Sosial masih belum lengkap. ▪ Auditee telah memiliki bukti lengkap pelaksanaan kegiatan
sosialisasi mengenai hak dan kewajiban pemegang izin
terhadap masyarakat dalam mengelola SDH di empat desa
binaan yang dilakukan secara terpadu meliputi sosialisasi :
- Kebijakan PT MSL
- Visi Misi PT MSL
- RKT Tahun 2022
- rencana kerja CSR.
- Kawasan Lindung
- Flora Fauna yg dilindungi
- Tata Batas
- Pencegahan Karhutla.
laporan sosialisasi telah dibuat lengkap berisi Notulensi,
daftar hadir, Berita Acara sosialisasi, dan foto kegiatan
sosialisasi
▪ Auditee memiliki sebagian bukti realisasi pemenuhan
tanggung jawab social terhadap masyarakat sekitar areal
kerja berupa: 1) Realisasi PMDH/CD-CSR sebesar 74 %; 2)
Realisasi Program Tanaman Kehidupan sebesar 50 %; 3)
Realisasi Program Pembinaan dan Pemberdayaan
Masyarakat Pemanfaat HHBK sebesar 50,00 %; 4) Realisasi
Program Kerjasama Kemitraan Kehutanan/ Perhutanan
Sosial sebesar 0 %;5) Realisasi Program Penggunaan TK
Lokal sudah 100%, sehingga secara kumulatif realisasi
tanggungjawab sosial terhadap masyarakat baru mencapai
54,8 % atau bukti realisasi masih sebagian.
▪ Auditee telah memiliki laporan/ dokumen yang lengkap
terkait pelaksanaan tanggungjawab sosial kepada
masyarakat termasuk dokumen tentang ganti rugi, yaitu : 1)
Laporan Program CD-CSR tahun 2020 dan 2021; Laporan
Program Agroforestry Tanaman Hortikultura di Desa Wajok
Hilir; 3) Laporan Monitoring HHBK; 4) Laporan Program
Ketahanan Pangan Pola PLTB tahun 2021 di Desa Peniti
Dalam 1; 5) laporan Penggunaan tenaga kerja lokal/
setempat.
4.3. Ketersediaan
mekanisme dan
implementasi distribusi
manfaat yang adil antar
para pihak
BAIK ▪ Auditee telah memiliki data dan informasi yang lengkap &
jelas tentang masyarakat hukum adat dan/ atau
masyarakat setempat yang terlibat, tergantung,
terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan SDH, diantaranya
terdapat dalam: 1) Laporan Utama Analisa Dampak
Lingkungan (ANDAL) IUPHHK-HTI PT. MSL di Kecamatan
Segedong dan Kecamatan Siantan, Kabupaten Pontianak,
Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2009; 2) Laporan Studi
Dasar Sosial dan PRA (Participatory Rural Appraisal) atas
nama PT Muara Sungai landak di Provinsi Kalimantan Barat,
Tahun 2013; 3) Dokumen Kajian Dampak Sosial Ekonomi
Masyarakat Desa Sekitar IUPHHK-HTI PT MPL, Kabupaten
Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat, Tahun 2016; 4)
Dokumen Analisis Dampak Pembangunan HTI PT MSL
terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di Dusun
Nanas Desa Wajok Hilir, Kecamatan Siantan, Kabupaten
Tahun 2019; 5) Buku Kecamatan Siantan dan Kecamatan
Segedong dalam Angka, Tahun 2021.
EQI-F102.1.2/20200309 Halaman 13 dari 20
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
▪ Auditee memiliki mekanisme yang legal tentang
peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat
yang berbasis hutan, namun belum lengkap yaitu: 1) SOP
Identifikasi Hak-Hak Masyarakat Nomor: MSL/SOP/VIII/02,
2) SOP Pemanfaatan Hasil Hutan Non Kayu dan
Infrastruktur Perusahaan Nomor: MSL/SOP/VIII/11, 3) SOP
Pengajuan dan Pemberian Bantuan Sosial Nomor:
MSL/SOP/VIII/16, 4) SOP Pemberdayaan Masyarakat
(Community Development) dan Coorporate Social
Responsibility (CSR) Nomor: MSL/SOP/VIII/14, 5) SOP
Pembayaran Fee/Royalti Tanaman Kehidupan Nomor:
MSL/SOP/VIII/15. dan 6) SOP Perhutanan Sosial Nomor:
MSL/SOP/VIII/18, namun SOP Perhutanan Sosial masih
belum lengkap.
▪ Auditee telah memiliki dokumen rencana pemegang izin
mengenai kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas
ekonomi masyarakat, yang lengkap dan jelas, diantaranya
terdapat dalam: 1) RKUPHHK-HTI Untuk Jangka Waktu 10
(sepuluh) Tahun Periode 2017 – 2026; 2) RKTPHHK-HTI PT
MSL Tahun 2020 tahun 2021.; 3) Rencana Operasional
Community Social Responsibility (CSR) Tahun 2020 tahun
2021.
▪ Auditee memiliki sebagian bukti implementasi kegiatan
peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat
hukum adat dan/atau masyarakat setempat oleh pemegang
izin yaitu berupa: 1) Implementasi anggaran peningkatan
ekonomi dalam Program CD – CSR tahun 2021 sebesar
50%; 2) Implementasi Program Kerjasama Kemitraan/ Fee
Tanaman kehidupan tahun 2021 sebesar 0 %; 3)
Implementasi Program Agroforestry sebesar 20%; 4)
Implementasi Program Perhutanan Sosial sebesar 0%; 5)
Implementasi Program Penggunaan Tenaga Kerja Lokal
setempat sebesar 100%. Sehingga secara kumulatif
implementasi kegiatan peningkatan peran serta dan
aktivitas ekonomi masyarakat hukum adat dan/atau
masyarakat setempat oleh pemegang izin baru mencapai
34% (< 50 %). ▪ Auditee telah memiliki bukti dokumen/Laporan mengenai
pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak yang
lengkap dan terdokumentasi dengan baik, yaitu berupa: 1)
Laporan Program CSR tahun 2020 dan Tahun 2021; 2) MoU
Tanaman Kehidupan antara PT MTI dengan Desa Wajok
Hilir; 4) BA Kesepakatan Agroforestry antara PT. MSL
dengan Masyarakat Desa Wajok Hilir; 5) MoU Program
ketahanan Pangan Jagung Pola PLTB antara PT. MSL
dengan Kodim 1201 Mempawah dan Gapoktan Wajok
Mandiri Desa Wajok Hilir; 6) Laporan Pembayaran PBB PT.
MSL kepada Pemda Kabupaten Mempawahn periode tahun
2020/2021.
4.4. Keberadaan
mekanisme resolusi
konflik
BAIK ▪ Auditee telah memiliki mekanisme resolusi konflik yang
lengkap dan jelas dan telah mengakomodir Permen LHK No.
8 Tahun 2021 Lampiran V (Perdirjen No. P.5/PHPL/2016
tentang Pedoman identifikasi pemetaan Potensi & Resolusi
Konflik) yaitu: Dokumen nomor : MSL/SOP/VIII/01 tentang
SOP Penanganan dan Penyelesaian Klaim Areal.
▪ Terdapat konflik lahan seluas + 611,7 Ha (sementara) dan
tersedia peta konflik namun belum identifikasi pemetaan
EQI-F102.1.2/20200309 Halaman 14 dari 20
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
potensi konflik yang lengkap dan belum mengakomodir
Permen LHK No. 8 Tahun 2021 Lampiran V (Perdirjen No.
P.5/PHPL/2016 tentang Pedoman identifikasi pemetaan
Potensi & Resolusi Konflik).
▪ Auditee telah memiliki organisasi yang jelas, sumberdaya
manusia yang tersedia, namun belum dilengkapi dengan
jumlah dan alokasi anggaran dana yang memadai untuk
mengelola konflik
▪ Auditee telah memiliki dokumen proses penanganan konflik
yang lengkap dan jelas, diantaranya: 1) Surat No: 48A/MSL-
PTK/VII/2021 tanggal 01 Juli 2021 Kepada Kepala Dinas
Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat, Perihal Laporan Hasil
Pemetaan Potensi dan Resolusi Konflik Periode I Tahun
2021 IUPHHK-HT PT MSL; 2) Surat dengan nomor : 11/MSL-
PTK/I/2022 tanggal 07 Januari 2022 tentang penyampaian
Laporan Hasil Pemetaan Potensi dan Resolusi Konflik
Periode II Tahun 2021 IUPHHK-HT PT MSL; 3) Tabel
Ringkasan Deskripsi Konflik PT Muara Sungai Landak tahun
2021. 4) Surat Gubernur Provinsi Kalimantan Barat No:
522/1177/DLHK-IV/TGH tanggal 14 Mei 2020 prihal
pertimbangan teknis perubahan luasan areal pada IUPHHK-
HTI PT MSL; 5) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor:
SK.389/Menlhk/Setjen/HPL.0/10/2020 tentang
Perubahan atas Keputusan No. SK. 243/Menhut-II/2012
tanggal 21 Mei 2012 tentang Pemberian izin usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada HTI PT. MSL atas areal
HP seluas 13.000 Ha di Kabupaten Pontianak Provinsi
Kalimantan Barat.
4.5. Perlindungan,
Pengembangan dan
Peningkatan Kesejah-
teraan Tenaga Kerja
BAIK ▪ Auditee telah merealisasikan sebagian besar (min. 60 %)
hubungan Industrial kepada seluruh karyawan, baik di
lingkungan PT MSL sendiri maupun di lingkungan mitra
kerjasama Opeasional, diantaranya auditee belum memiliki
dokumen LKS Bipartit yang terdaftar di Dinas terkait.
▪ Auditee telah merealisasikan seluruh rencana
pengembangan kompetensi selama tahun 2021, yang
dibuktikan dengan realisasi pelatihan sebesar 100 % dari
rencana yang telah ditetapkan.
▪ Auditee telah memiliki dokumen standar jenjang karir dan
telah diimplementasikan seluruhnya melalui: 1) Peraturan
Perusahaan PT MSL periode Tahun 2020 – 2022, Pada
Pasal 3 tentang Kepangkatan dan Pengolongan Karyawan
dan Pasal 15 tentang Mutasi dan Penugasan Karyawan,
Pasal 17 tentang Promosi; 2) SOP Pengembangan Karir
Nomor : MSL/SOP/IX/02; 3) laporan promosi karyawan PT.
MSL Tahun 2021 4) Pernyataan karyawan tentang jenjang
karir telah diimplementasikan seluruhnya oleh pihak
perusahaan.
▪ Auditee telah memiliki dokumen tunjangan kesejahteraan
karyawan yang tertuang dalam dokumen Peraturan Perusahaan
yang secara formal telah disahkan oleh Disperindag dan Tenaga
Kerja Kabupaten Mempawah. Tunjangan kesejahteraan
karyawan tersebut telah diimplementasikan seluruhnya
meliputi komponen gaji, tunjangan (THR, Kesehatan,
Astek, insentif, BBM), mess dan sarana penunjang lainnya
kepada seluruh karyawan.
EQI-F102.1.2/20200309 Halaman 15 dari 20
(5) Resume Hasil Verifikasi LK :
Kriteria/Indikator
Memenuhi/
Tidak
Memenuhi/ Not
Applicable
Ringkasan Justifikasi
1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi
1.1.1. Pemegang izin
mampu menunjukkan
keabsahan Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu (IUPHHK) dan izin
lain yang berada dalam
kawasan hutan yang
dikelola IUPHHK.
MEMENUHI ▪ Tersedia lengkap dan absah Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu dalam Hutan Tanaman an. PT Muara Sungai
Landak pada Areal Hutan Produksi Seluas ± 13.000 Ha Ha
di Kabupaten Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat melalui
SK Menteri Kehutanan No : SK.243/Menhut-II/2012
tanggal 21 Mei
▪ Hasil Overlay Peta Areal Kerja IUPHHK-HT PT MSL dengan
Peta Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Provinsi
Kalimantan Barat (Lampiran SK No SK.733/Menhut-
II/2014 tanggal 2 September 2014), menunjukkan bahwa
lokasi IUPHHK-HTI PT MSL sudah sesuai dengan
peruntukannya yaitu seluruh nya terletak di dalam areal
Hutan Produksi (HP).
▪ Tersedia Bukti Pembayaran IIUPHHK sesuai SPP-IIUPHHK-
HT Nomor : S.469/VI-BIKPHH/2012 Tanggal 14 Juni 2012
dari Kementerian Kehutanan, DirJen Bina Usaha
Kehutanan, sejumlah Rp 33.800.000,- yang disetor pada
tanggal 15 Juni 2012 ke rekening Bank Mandiri Cabang
Jakarta Gedung Pusat Kehutanan atas nama
Bendaharawan Penerima Setoran IIUPH Nomor :
1020004203870,
▪ Berdasarkan verifikasi dokumen, wawancana, dan
observasi lapangan, diareal kerja Auditee tidak dijumpai
penggunaan kawasan yang syah diluar sektor kehutanan,
sehingga verifier ini masuk kategori diverifikasi tetapi tidak
dapat diterapkan (Not Applicable).
Indikator 2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/ Bagan Kerja/RTT) disahkan oleh yang
berwenang
2.1.1. RKUPHHK/RPKH
dan Rencana Kerja
Tahunan (RKT/Bagan
Kerja/RTT) disahkan oleh
yang berwenang
MEMENUHI ▪ Perubahan RKUPH Periode 2017 – 2026 yang telah
disetujui dan disahkan oleh a.n. Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan
Lestari No. SK.5562/MenLHK-PHPL/UHP/HPL.1/9/2021
tanggal 1 September 2021.
▪ Tersedia dokumen RKT-HTI Tahun 2020, RKT-HTI Tahun
2021, dan Revisi RKT-HTI Tahun 2021 yang disahkan
secara self approval oleh Direktur PT Muara Sungai
Landak.
▪ Peta areal kerja sebagai lampiran dokumen RKU dan RKT
dibuat oleh petugas yang berwenang, tersedia lengkap dan
absah.
▪ Tersedia peta lokasi areal yang tidak boleh ditebang yang
telah digambarkan oleh Auditee pada Peta Kerja RKT-HTI
Tahun 2020, RKT-HTI Tahun 2021, dan Revisi RKT-HTI
Tahun 2021, dengan skala 1 : 50.000 yang dibuat oleh
Ganis PHPL Canhut, dan berdasarkan hasil observasi
lapangan lokasi areal yang tidak boleh ditebang tersebut
telah diberi tanda batas yang jelas dan keberadaannya
terbukti di lapangan
EQI-F102.1.2/20200309 Halaman 16 dari 20
Kriteria/Indikator
Memenuhi/
Tidak
Memenuhi/ Not
Applicable
Ringkasan Justifikasi
Rencana Blok Tebangan RKT-HTI Tahun 2020, RKT-HTI Tahun
2021, dan Revisi RKT-HTI Tahun 2021 :
▪ Posisi blok tebangan di peta RKT-HTI telah dilakukan
penandaan/deliniasi berupa bloking warna Kuning
dengan batas pinggir garis putus-putus warna Hijau serta
pemberian tulisan Kemitraan dan Swakelola.
▪ Peta blok tebangan RKT-HTI dibuat oleh Ganis PHPL
Canhut, disetujui oleh Direktur dan disahkan (dicap PT
MSL) secara self approval.
▪ Hasil observasi lapangan menunjukkan bahwa penada an
batas lokasi blok tebangan RKT posisinya benar dengan
tanda batas yang cukup jelas dan terbukti di lapangan.
K2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah
Indikator. 2.2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan mempunyai rencana kerja yang sah sesuai dengan peraturan
yang berlaku
2.2.1.a.
Dokumen Rencana Kerja
Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu (RKUPHHK)
(bisa dalam proses)
dengan lampiran-
lampirannya.
MEMENUHI ▪ Dokumen RKUPHHK-HTI (Revisi) PT MSL Periode Tahun
2017-2026 dan telah disahkan oleh Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan melalui Surat Keputusan No :
SK.224/MenLHK-PHPL/UHP/HPL.1/1/2020, tanggal 22
Januari 2020.
▪ Perubahan RKUPH Periode 2017 – 2026 yang telah
disetujui dan disahkan oleh a.n. Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Direktur Jenderal Pengelolaan
Hutan Lestari No. SK.5562/MenLHK-
PHPL/UHP/HPL.1/9/2021 tanggal 1 September 2021.
▪ Proses penyusunan/pengesahan dan kelengkapan
RKUPHHK telah terpenuhi seluruhnya.
2.2.1.b.
Kesesuaian lokasi dan
volume pemanfaatan
kayu hutan alam pada
areal penyiapan lahan
yang diizinkan untuk
pembangunan hutan
tanaman industri.
NOT APPLICABLE Berdasarkan dokumen RKTUPHHK-HTI Tahun 2020 yang
disahkan melalui SK Dirut Nomor: 06/SK/Dirut-MSL/II/2020
tanggal 22 Februari 2020, dokumen RKT 2021 yang disahkan
melalui SK Dirut Nomor: 35/SK/Dirut-MSL/XII/2021 tanggal
30 Desember 2020 dan dokumen Revisi RKT 2021 yang
disahkan melalui SK Dirut Nomor: 36/SK/Dirut-MSL/IX/2021
tanggal 8 September 2021 ada rencana kegiatan
penebangan/pemanenan dan penyiapan lahan HTI namun
sampai dengan dilakukannya kegiatan penilikan keempat ini,
masih belum ada realisasi, sehingga verifier ini masuk kategori
Not Applicable (NA).
K3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat Penimbunan
Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil hutan(IPHH)/pasar
mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah
Indikator 3.1.1. Seluruh kayu bulat yang ditebang/dipanen atau yang dipanen/dimanfaatkan telah di– LHP-kan
Dokumen LHP yang telah
disahkan oleh pejabat
yang berwenang.
NOT APPLICABLE Untuk Kegiatan Penilikan Keempat periode November 2020
s/d Desember 2021, Auditee tidak melakukan kegiatan
pemanenan kayu hasil produksi, sehingga verifier ini masuk
dalam kategori tidak dapat diterapkan atau Not Applicable (NA).
Indikator 3.1.2. Seluruh kayu yang diangkut keluar areal izin dilindungi dengan surat keterangan sahnya hasil
hutan.
EQI-F102.1.2/20200309 Halaman 17 dari 20
Kriteria/Indikator
Memenuhi/
Tidak
Memenuhi/ Not
Applicable
Ringkasan Justifikasi
Surat keterangan sahnya
hasil hutan dan
lampirannya dari:
- TPK hutan ke TPK
Antara,
- TPK hutan ke industri
primer dan/atau
penampung kayu
terdaftar,
- TPK Antara ke industri
primer hasil hutan
dan/atau penampung
kayu terdaftar.
NOT APPLICABLE Seperti dijelaskan pada verifier 3.1.1, Auditee tidak melakukan
kegiatan pemanenan kayu hasil produksi, sehingga tidak
terdapat pengangkutan kayu dari lokasi auditee, dengan
demikian verifier ini masuk dalam kategori tidak dapat
diterapkan atau Not Applicable (NA).
Indikator 3.1.3. Pembuktian asal usul kayu bulat (KB) dari pemegang IUPHHK-HA
Verifier 3.1.3.a. Tanda-
tanda PUHH/ barcode
pada kayu dari pemegang
IUPHHK-HA bisa
NOT APPLICABLE Auditee merupakan pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) dimana sistem
silvikultur yang dikembangkan adalah sistem Tebang Habis
Permudaan Buatan (THPB) yang tidak diperlukan adanya
kegiatan lacak balak. Berdasarkan uraian verifier sebelumnya
pada periode penilaian juga tidak melakukan kegiatan
pemanenan kayu hasil produksi, sehingga verifier ini tidak
dapat diterapkan atau masuk pada kategori Not Applicable
(NA)
Verifier 3.1.3.b.
Identitas kayu diterapkan
secara konsisten oleh
pemegang izin.
NOT APPLICABLE Seperti telah diuraikan pada verifier 3.1.3.a. diatas, Auditee
adalah pemegang IUPHHK pada HT dimana sistem silvikultur
yang dikembangkan adalah Tebang Habis Permudaan Buatan
(THPB), dimana identitas kayu pada sistem THPB tidak
dilakukan batang per batang tetapi berdasarkan ukuran
tumpukan kayu/stapel meter. Berdasarkan uraian verifier
sebelumnya pada periode penilaian juga tidak melakukan
kegiatan pemanenan kayu hasil produksi, sehingga verifier ini
tidak dapat diterapkan, sehingga verifier ini tidak dapat
diterapkan (Not Applicable).
Indikator 3.1.4. Pemegang izin mampu membuktikan adanya catatan angkutan kayu ke luar TPK.
Arsip SKSKB dan dilampiri
Daftar Hasil Hutan (DHH)
untuk hutan alam, dan
arsip FAKB dan
lampirannya untuk hutan
tanaman.
NOT APPLICABLE Seperti dijelaskan pada verifier 3.1.2, Auditee tidak melakukan
kegiatan pemanenan kayu hasil produksi dan tidak terdapat
pengangkutan kayu dari lokasi auditee, sehingga tidak ada
arsip dokumen SKSHHK, dengan demikian verifier ini masuk
dalam kategori tidak dapat diterapkan atau Not Applicable
(NA).
K.3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan kayu
Indikator 3.2.1. Pemegang izin menunjukkan bukti pelunasan Dana Reboisasi (DR) dan atau Provisi Sumber
Daya Hutan (PSDH).
Verifier 3.2.1.a.
Dokumen SPP (Surat
Perintah Pembayaran) DR
NOT APPLICABLE Seperti yang telah dijelaskan pada verifier 3.1.1 bahwa Auditee
tidak melaksanakan kegiatan tebangan sehingga tidak ada
penerbitan LHP dan SPP (Surat Perintah Pembayaran) DR
EQI-F102.1.2/20200309 Halaman 18 dari 20
Kriteria/Indikator
Memenuhi/
Tidak
Memenuhi/ Not
Applicable
Ringkasan Justifikasi
dan/atau PSDH telah
diterbitkan.
dan/atau PSDH, sehingga verifier ini tidak dapat diterapkan
atau masuk pada kategori Not Applicable (NA).
Verifier 3.2.1.b.
Bukti Setor DR dan/atau
PSDH
NOT APPLICABLE Seperti yang telah dijelaskan pada verifier 3.2.1.a, dengan
tidak adanya pemanenan kayu maka auditee tidak
berkewajiban untuk melakukan pembayaran PSDH. Dengan
demikian maka verifier ini masuk dalam kategori diverifikasi
tetapi tidak dapat diterapkan atau Not Applicable (NA).
Verifier 3.2.1.c.
Kesesuaian tarif DR dan
PSDH atas kayu hutan
alam (termasuk hasil
kegiatan penyiapan lahan
untuk pembangunan hutan
tanaman) dan kesesuaian
tarif PSDH untuk kayu
hutan tanaman.
NOT APPLICABLE Seperti yang telah dijelaskan pada verifier 3.2.1.a, dengan
tidak adanya pemanenan kayu maka auditee tidak
berkewajiban untuk melakukan pembayaran PSDH. Dengan
demikian maka verifier ini masuk dalam kategori diverifikasi
tetapi tidak dapat diterapkan atau Not Applicable (NA).
K3.3 Pengangkutan dan perdagangan antar pulau.
Indikator 3.3.1 Pemegang Izin yang mengirim kayu bulat antar pulau memiliki pengakuan sebagai Pedagang
Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT).
Dokumen PKAPT NOT APPLICABLE Ketentuan mengenai kewajiban Pedagang Kayu Antar Pulau
memiliki Pengakuan Sebagai Pedagang Kayu Antar Pulau
Terdaftar (PKAPT) diatur di dalam Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Nomor 68/MPP/KEP/2/2003
Tanggal 11 Februari 2003 Tentang Pedagang Kayu Antar
Pulau.
Keputusan tersebut telah dicabut melalui Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor 81 Tahun 2018 Tanggal 30 Juli 2018
Tentang Pencabutan Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan Nomor 68/MPP/KEP/2/2003 Tentang Pedagang
Kayu Antar Pulau. Peraturan Menteri tersebut berlaku sejak
diundangkan tanggal 10 Agustus 2018, sehingga verifier ini
tidak dapat diterapkan atau masuk pada kategori Not
Applicable (NA).
Indikator 3.3.2. Pengangkutan kayu bulat yang menggunakan kapal harus kapal yang berbendera Indonesia dan
memiliki izin yang sah.
Dokumen yang
menunjukkan identitas
kapal
NOT APPLICABLE Seperti yang telah dijelaskan pada verifier 3.3.1 bahwa Auditee
tidak melakukan kegiatan pemanenan maupun pengangkutan
kayu hasil produksi. sehingga tidak ada pengangkutan kayu
hasil produksi, dengan demikian verifier ini masuk dalam
kategori diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan atau Not
Apllicable (NA).
K3.4 Pemenuhan penggunaan Tanda V- Legal
Indikator 3.4.1 Implementasi Tanda V- Legal
Tanda V- Legal yang
dibubuhkan sesuai
ketentuan.
NOT APPLICABLE Berdasarkan uraian pada verifier 3.1.1 bahwa auditee tidak
melakukan kegiatan pemanenan dan pengangkutan kayu hasil
EQI-F102.1.2/20200309 Halaman 19 dari 20
Kriteria/Indikator
Memenuhi/
Tidak
Memenuhi/ Not
Applicable
Ringkasan Justifikasi
produksi, sehingga tidak ada tanda V-Legal yang sudah
digunakan, dengan demikian maka verifier ini masuk dalam
kategori diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan atau Not
Apllicable (NA).
P4. Pemenuhan aspek lingkungan dan sosial yang terkait dengan penebangan.
K.4.1 Pemegang izin telah memiliki Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)/ Dokumen Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan (DPPL)/ Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL) & melaksanakan kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut.
4.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah
memiliki dokumen
AMDAL/DPPL/UKL-UPL
meliputi ANDAL, RKL dan
RPL yang telah disahkan
sesuai peraturan yang
berlaku meliputi seluruh
areal kerjanya
MEMENUHI Auditee memiliki Dokumen AMDAL yang telah disetujui oleh
Gubernur Provinsi Kalimantan Barat No 642 Tahun 2009
tanggal 3 November 2009.
4.1.2. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan memiliki
laporan pelaksanaan RKL
dan RPL yang
menunjukkan penerapan
tindakan untuk mengatasi
dampak lingkungan dan
menyediakan manfaat
sosial
MEMENUHI Auditee memiliki dokumen RKL dan RPL yang meupakan satu
kesatuan dengan dokumen ANDAL dan telah
disetujui/disahkan Komisi Penilai AMDAL Provinsi Kalimantan
Barat No 642 Tahun 2009 tanggal 3 November 2009.
Auditee telah mengimplementasikan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan sesuai dengan rencana pada
dokumen RKL/RPL dan dampak penting yang terjadi di
lapangan.
Auditee telah membuat dan menyampaikan laporan
pelaksanaan RKL-RPL setiap semester kepada instansi
terkaitsesuai Peraturan Menteri Kehutanan No. P.21/Menhut-
II/2014.
P5. Pemenuhan terhadap peraturan ketenaga kerjaan.
K.5.1 Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
5.1.1. Prosedur dan
Implementasi K3
MEMENUHI ▪ Tersedia pedoman/prosedur K3 dan penanggung jawab K3
yang ditunjuk untuk bertanggung jawab dalam implementasi
pedoman K3 yaitu An. Iwan Gustiawan, A.Md (Sekretaris
P2K3) yang diangkat berdasarkan Direktur PT Muara Sungai
Landak No. : 03/SK-MSL/PTK/I/2016 tanggal 4 Januari
2016. Dan telah memiliki kualifikasi Ahli K3 Umum (AK3U)
dengan Nomor Registrasi 5374/PK3/AJ/61/2020/P3
berlaku sampai dengan tanggal 27 Agustus 2023.
▪ Susunan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (P2K3) PT Muara Sungai Landak, yang telah
didaftarkan untuk disahkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Kalimantan Barat, melalui Surat
Keputusan nomor : 89/NT.WASKER.1/2020 tanggal 18
November 2020..
▪ Tersedia peralatan K3 sesuai ketetuan dan berdasarkan
hasil observasi lapangan peralatan K3 tersebut dalam
kondisi baik
EQI-F102.1.2/20200309 Halaman 20 dari 20
Kriteria/Indikator
Memenuhi/
Tidak
Memenuhi/ Not
Applicable
Ringkasan Justifikasi
▪ Auditee secara konsisten membuat laporan catatan
kecelakaan kerja dan ada upaya Auditee untuk menekan
tingkat kecelakaan kerja berupa program K3
5.2.1. Kebebasan
berserikat bagi pekerja
MEMENUHI Terdapat pernyataan tertulis mengenai kebijakan untuk
memberikan kebebasan terhadap seluruh karyawan untuk
membuat serikat pekerja dengan mengeluarkan surat
pernyataan tentang kebebasan berserikat di lingkungan
Auditee yang ditandatangani oleh Direktur PT Muara Sungai
Landak (Guno Widagdo) dan perwakilan karyawan pada
tanggal 12 Januari 2022.
5.2.2. Adanya
Kesepakatan Kerja
Bersama (KKB) atau
Peraturan Perusahaan
(PP)
MEMENUHI Auditee memiliki Dokumen Peraturan Perusahaan (PP) yang
telah disahkan oleh Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan,
dan Tenaga Kerja Kabupaten Mempawah melalui SK No.
KEP.50 Tahun 2020 tanggal 12 Oktober 2020.
5.2.3. Perusahaan tidak
mempekerjakan anak di
bawah umur
MEMENUHI Hasil verifikasi dokumen daftar karyawan serta wawancara
bahwa periode Desember 2021, Auditee tidak mempekerjakan
karyawan di bawah umur 18 tahun.
Berdasarkan laporan daftar karyawan dan wawancara
diketahui bahwa tidak terdapat karyawan dibawah umur
(dibawah 18 tahun) dimana umur termuda an. MULYADI (Staf
DAMKAR) yang lahir di Wajok Hilir, pada tanggal 13 Juni 2002
(sudah berumur 19 tahun) , tanggal mulai kerja 01 November
2019.