+ All Categories
Home > Documents > Makalah kata baku dan tidak baku

Makalah kata baku dan tidak baku

Date post: 27-Feb-2023
Category:
Upload: unigal
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
21
ANALIS RAGAM BAHASA BAKU DAN TIDAK BAKU PADA SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 2013 MAKALAH DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA Disusun Oleh : 1 Asep Joharli 7011140073 2 Iik Ikbal Fauzi 7011140009 3 Irfan Somantri 7011140078 4 Masto Hardianto 7011140040 5 Rendi Najmudin 7011140068 6 Sutrisno Pibowo 70111400
Transcript

ANALIS RAGAM BAHASA BAKU DAN TIDAK BAKU

PADA SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 2013

MAKALAH

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Disusun Oleh :

1 Asep Joharli 70111400732 Iik Ikbal

Fauzi7011140009

3 Irfan Somantri

7011140078

4 Masto Hardianto

7011140040

5 Rendi Najmudin

7011140068

6 Sutrisno Pibowo

70111400

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GALUH

2014

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa

Indonesia yang sudah dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak

dahulu jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia. Cikal bakal

bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara

berawal dari pernyataaan sikap politik pemuda nusantara dengan

ikrar  sumpah pemuda. Menurut Sugono (2007) sikap politik

pemuda nusantara yang menyatakan “memjunjung bahasa persatuan,

bahasa Indonesia“ merupakan pengakuan terhadap banyaknya

bahasa di Indonesia sebanyak 746 bahasa. Dalam kedudukan

bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, disamping menjadi

alat komunikasi antar etnik yang mempunyai bahasa daerah

masing-masing sebagai bahasa pertama, bahasa Indonesia juga

telah menjadi alat komunikasi efektif bagi terjalinnya

hubungan antar etnik di Indonesia.

Sedangkan dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara yang

ditetapkan sehari setelah hari proklamasi kemerdekaan republik

Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam pasal 36 UUD 1945,

sejak saat itu bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi yang

digunakan dalam mengelola Negara dalam situasi formal, seperti

interaksi di kantor-kantor, di sekolah-sekolah, pidato dan

ceramah serta secara tertulis dalam buku. Namun tidak semua

orang menggunakan tatacara atau aturan-aturan yang benar,

salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri

yang tidak sesuai dengan ejaan. Oleh karena itu pengetahuan

tentang bahasa baku cukup penting untuk mempelajari bahasa

Indonesia secara menyeluruh yang akhirnya bisa diterapkan dan

dapat digunakan dengan baik dan benar sehingga identitas kita

sebagai bangsa Indonesia tidak akan hilang.

Bahasa Indonesia perlu dipelajari oleh semua lapisan

masyrakat. Tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi

semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia.

Dalam bahasan bahasa Indonesia itu ada yang disebut bahasa

baku. Dimana bahasa baku merupakan standar penggunaan bahasa

yang dipakai dalam bahasa Indonesia.

Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara

luas. Namun pengenalan istilah tidak menjamin bahwa mereka

memahami secara komprehensif konsep dan makna istilah bahasa

baku itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau

masyarakat berpendapat bahasa baku sama dengan bahasa yang

baik dan benar. “Kita berusaha agar dalam berusaha

menggunakan bahasa yang baku”. (Pateda, 1997 : 30).

Slogan “pergunakanlah bahasa Indonesia dengan baik dan

benar”, tampaknya mudah diucapkan, namun maknanya tidak jelas.

Slogan itu hanyalah suatu retorika yang tidak berwujud nyata,

sebab masih diartikan bahwa di segala tempat kita harus

menggunakan bahasa baku.

1.2 Masalah Penelitian

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai

berikut ;

1. Apa yang dimaksud dengan bahasa dan ragam bahasa?

2. Apa saja jenis - jenis ragam bahasa?

3. Bagaimana proses terjadinya ragam bahasa?

4. Apa yang dimaksud ragam bahasa baku dan tidak baku?

5. Apa saja sifat ragam bahasa baku?

6. Apa fungsi ragam bahasa baku dan tidak baku?

1.3 Tujuan Penelitian

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pengertian bahasa dan ragam bahasa.

2. Mengetahui jenis - jenis ragam bahasa.

3. Mengetahui proses terjadinya ragam bahasa.

4. Mengetahui pengertian ragam bahasa baku dan tidak baku.

5. Mengetahui sifat ragam bahasa baku.

6. Mengetahui fungsi ragam bahasa baku dan tidak baku.

7. Dapat menganalisis dan membahas ragam bahasa baku dan

tidak baku.

1.4 Metode Penelitian

Metode penelitiann makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Membaca dan memahami pada skripsi mahasiswa program studi

teknik sipil 2013.

2. Berdiskusi secara seksama.

3. Merumuskan ragam bahasa baku dan tidak baku.

4. Melihat referensi pada kamus besar bahasa Indonesia.

5. Melihat referensi dari internet dan sumber – sumber yang

dapat dipercaya.

6. Bertanya kepada masiswa yang lebih senior,

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan adanya makah ini, pembaca diharapkan :

1. Memahami penggunaan bahasa baku dan tidak baku.

2. Memahami teori – teori penggunaan kata baku.

3. Mampu menggunakan kata baku.

1.6 Definisi Operasional Penelitian

Refresentasi penggunaan ragam bahasa baku dan tidak baku

pada skripsi mahasiswa prodi teknik sipil 2013 yang

disesuaikan dengan “Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)” dan Kamus

Besar Bahasa Indonesia.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bahasa dan Ragam Bahasa

Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dipakai dalam

berbagai keperluantentu tidak seragam, tetapi akan berbeda-

beda disesuaikan dengan situasi dan kondisi.Keanekaragaman

penggunaan bahasa Indonesia itulah yang dinamakan ragambahasa.

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang

berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan

pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut

medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap

sebagai ragam yang baik, yang biasa digunakan di kalangan

terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-

undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat

menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku

atau ragam bahasa resmi.

Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan

pemakaian bahasa Indonesia timbul dua masalah pokok, yaitu

masalah penggunaan bahasa baku dan tidak baku. Dalam situasi

resmi seperti di sekolah, di kantor atau di dalam pertemuan

resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tidak

resmi seperti di rumah, di taman atau di pasar kita tidak

dituntut menggunakan bahasa baku.

2.2 Jenis Ragam Bahasa

2.1.1Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Media

Di dalam bahasa Indonesia disamping dikenal kosa kata baku

Indonesia dikenal pula kosa kata bahasa Indonesia ragam baku,

yang sering disebut sebagai kosa kata baku bahasa Indonesia

baku. Kosa kata baku bahasa Indonesia, memiliki ciri kaidah

bahasa Indonesia ragam baku, yang dijadikan tolak ukur yang

ditetapkan berdasarkan kesepakatan penutur bahasa Indonesia,

bukan otoritas lembaga atau instansi didalam menggunakan

bahasa Indonesia ragam baku. Jadi, kosa kata itu digunakan di

dalam ragam baku bukan ragam santai atau ragam akrab. Walaupun

demikian, tidak menutup kemungkinan digunakannya kosa kata

ragam baku di dalam pemakian ragam-ragam yang lain asal tidak

mengganggu makna dan rasa bahasa ragam yang bersangkutan.

Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan

hukum, tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk

kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi panutan bagi

masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Perlu diperhatikan ialah

kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar

belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan

topik pembicaraan (Fishman ed., 1968; Spradley, 1980). Ragam

bahasa Indonesia berdasarkan media dibagi menjadi dua yaitu :

1. Ragam bahasa lisan

Adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan,

terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan

dapat membantu pemahaman.

Ciri-ciri ragam lisan :

A. Memerlukan orang kedua/teman bicara.

B. Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu.

C. Hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.

D. Berlangsung cepat.

E. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu.

F. Kesalahan dapat langsung dikoreksi.

G. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta

intonasi.

2. Ragam bahasa tulis

Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan

memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya.

Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan

(ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata

Ciri Ragam Bahasa Tulis :

A. Tidak memerlukan kehadiran orang lain.

B. Tidak terikat ruang dan waktu.

C. Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat.

D. Pembentukan kata dilakukan secara sempurna.

E. Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap.

F. Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu.

G. Berlangsung lambat.

H. Memerlukan alat bantu.

2.1.2Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur

1. Ragam bahasa berdasarkan daerah (logat/dialek)

Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan

pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang

yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang

digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli.

Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Misalnya

logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak pada pelafalan

“b” pada posisi awal saat melafalkan nama-nama kota seperti

Bogor, Bandung, Banyuwangi, dan lain-lain. Logat bahasa

Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan “t” seperti pada

kata ithu, kitha, canthik, dan sebagainya.

2. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur

Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur

yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan,

terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing,

misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas.

Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan

pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini

juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa

seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu

bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang

seharusnya dipakai.

3. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur

Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur

terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap

pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab,

dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap

penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut.

Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau

petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak

antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan

digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal

jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin

tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya,

makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat

kebakuan bahasa yang digunakan.

2.1.3Ragam Bahasa Menurut Pokok Persoalan atau Bidang

Pemakaian

Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang

dibicarakan. Dalam membicarakan pokok persoalan yang berbeda-

beda ini kita pun menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam

bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan

bahasa yang digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau

pers. Bahasa yang digunakan dalam lingkungan politik, berbeda

dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan

ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau teknologi. Ragam

bahasa yang digunakan menurut pokok persoalan atau bidang

pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras bahasa.

2.3 Proses Terjadinya Ragam Bahasa

Bahasa mengalami perubahan seiring dengan perubahan

masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang

dipakai sesuai keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak

mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien,

dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu

yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut ragam standar

(Subarianto, 2000). Bahasa Indonesia memang banyak ragamnya.

Hal Ini karena bahasa Indonesia sangat luas pemakaiannya dan

bermacam-macam ragam penuturnya. Oleh karena itu, penutur

harus mampu memilih ragam bahasa yang sesuai dengan dengan

keperluan, apapun latar belakangnya.

2.4 Arti Ragam Bahasa Baku dan Tidak Baku

Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa

Indonesia yang bentuk bahasanya telah dikodifikasi, diterima,

dan difungsikan atau dipakai sebagai model oleh masyarakat

Indonesia secara luas.

Contoh pada Undang-undang dasar :

Undang-undang dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya

kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu

penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai

dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Dari beberapa kalimat dalam undang-undang tersebut

menunjukkan  bahasa baku, dan merupakan pemakaian bahasa

secara baik dan benar.

Bahasa Indonesia tidak baku adalah salah satu ragam bahasa

Indonesia yang tidak dikodifikasi, tidak diterima dan tidak

difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara luas,

tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus.

2.5 Sifat Ragam Bahasa Baku

(1) Pelafalan sebagai bahagian fonologi bahasa Indonesia baku

adalah pelafalan yang relatif bebas dari atau sedikit

diwarnai bahasa daerah atau dialek. Misalnya,

BAHASA BAKU BAHASA TIDAK BAKUAtap AtepKalau KaloHabis AbisSenin SenenMantap MantepHilang IlangDalam Dalem

(2) Bentuk kata yang berawalan me- dan ber- dan lain-lain

sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis

atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kata.

Misalnya:

Banjir menyerang kampung yang banyak penduduknya itu.

Kuliah sudah berjalan dengan baik.

BAHASA BAKU BAHASA NON BAKUBersama-sama Bersama2Melipatgandakan Melipat gandakan

(3) Konjungsi sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia

baku ditulis secara jelas dan tetap di dalam kalimat.

Misalnya:

Sampai dengan hari ini ia tidak percaya kepada siapa

pun, karena semua diangapnya penipu.

(4) Partikel -kah, -lah dan -pun sebagai bahagian morfologi

bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap di

dalam kalimat.

Misalnya:

Bacalah buku itu sampai selesai!

Bagaimanakah cara kita memperbaiki kesalahan diri?

Bagaimanapun kita harus menerima perubahan ini dengan

lapang dada.

(5) Preposisi atau kata dengan sebagai bahagian morfologi

bahasa Indonesia baku dituliskan secara jelas dan tetap

dalam kalimat.

Misalnya:

Saya bertemu dengan adiknya kemarin.

Ia benci sekali kepada orang itu.

(6) Bentuk kata ulang atau reduplikasi sebagai bahagian

morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan

tetap sesuai dengan fungsi dan tempatnya di dalam kalimat. 

Mereka-mereka itu harus diawasi setiap saat.

Semua negara-negara melaksanakan pembangunan ekonomi. 

Suatu titik-titik pertemuan harus dapat dihasilkan dalam musyawarah

itu.

(7) Kata ganti atau polaritas tutur sapa sebagai bahagian

morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan

tetap dalam kalimat. 

Misalnya:

Saya – anda bisa bekerja sama di dalam pekerjaan ini.

Aku – engkau sama-sama berkepentingan tentang problem itu.

Saya – Saudara memang harus bisa berpengertian yang sama.

(8) Pola kelompok kata kerja aspek + agen + kata kerja

sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia baku ditulis dan

diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.

Misalnya:

Surat Anda sudah saya baca.

Kiriman buku sudah dia terima.

(9) Konstruksi atau bentuk sintesis sebagai bahagian kalimat

bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas

dan tetap di dalam kalimat.

Misalnya:

Saudaranya

Dikomentari

Mengotori

Harganya

(10) Fungsi gramatikal (subjek, predikat, obyek sebagai

bahagian kalimat bahasa Indonesia baku ditulis atau

diucapkan secara jelas dan tetap dalam kalimat. 

Misalnya:

Kepala Kantor pergi keluar negeri.

Rumah orang itu bagus.

(11) Kosakata sebagai bagian semantik bahasa Indonesia baku

ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap dalam

kalimat.

Misalnya:

Mengapa, tetapi, bagaimana, memberitahukan, hari ini,

bertemu, tertawa, mengatakan, pergi, tidak begini, begitu,

silakan.

(12) Ejaan resmi sebagai bahagian bahasa Indonesia baku

ditulis secara jelas dan tetap baik kata, kalimat maupun

tanda-tanda baca sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan.

(13) Peristilahan baku sebagai bahagian bahasa Indonesia baku

dipakai sesuai dengan Pedoman Peristilahan Penulisan

Istilah yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Purba, 1996 : 63 – 64).

2.6 Fungsi Ragam Bahasa Baku dan Tidak Baku

Secara umum, fungsi ragam bahasa baku dan tidak baku

adalah sebagai berikut :

1. Pemakaian bahasa baku dan tidak baku dapat mempersatukan

sekelompok orang menjadi satu masyarakat bahasa baik dalam

kegiatan resmi ataupun tidak resmi.

2. Pemakaian bahasa baku dan tidak baku dapat menjadi pembeda

dengan pemakaian bahasa lainnya.

3. Bahasa baku menjadi tolak ukur bagi benar tidaknya bahasaseseorang atau sekelompok orang.

4. Membawa wibawa kepada seseorang atau kelompok sesuai ragam

bahasa yang dipakainya.

BAB III HASIL ANALIS DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Analisis

No. Bahasa Baku Bahasa Tidak Baku1 Ucapkan Haturkan2 Allah S.W.T. Allah SWT3 Yanti Defiana, M.T. Yanti Defiana MT4 R. Nugraha Kusuma N. R Nugraha Kusuma N5 Tidak Tak6 Kategori Katagori7 Silakan Silahkan8 Saksama Seksama9 Sertifikat Certifikat10 Alternatif Altenatif

3.2 Pembahasan

Dari hasil analisis pada skripsi mahasiswa prodi teknik

sipil 2013, bahwa terdapat kesalahan – kesalahan antara lain :

1. Baku dari Segi Nasional

Kata - kata yang masih bersifat kedaerahan, belum

bersifat “nasional” hendaknya jangan digunakan dalam

karangan ilmiah. Kalau kata-kata dari bahasa daerah itu

sudah bersifat nasional,  artinya sudah menjadi bagian dari

kekayaan kosakata bahasa Indonesia boleh saja digunakan.

2. Singkatan

Singkatan nama - nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan,

atau pangkat diikuti tanda titik yang sesuai.

3. Kesalahan Ejaan

Ejaan bahasa Indonesia yang baku telah diberlakukan sejak

1972. Nama Ejaan Bahasa Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan

(disingkat EYD). Oleh karena itu, semua kata yang tidak

ditulis menurut kaidah yang diatur dalam EYD adalah kata

yang tidak baku. Yang ditulis sesuai dengan aturan EYD

adalah kata yang baku.

4. Baku dari Bahasa Asing

Kata serapan dari bahasa asing disebut baku kalau

ejaannya telah dibuat menurut pedoman penyesuaian ejaan

bahasa asing seperti yang disebutkan dalam EYD maupun dalam

buku Pedoman Pembentukan Istilah.

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Bahasa baku atau

bahasa standar adalah ragam bahasa yang diterima untuk dipakai

dalam situasi resmi, seperti dalam perundang-undangan, surat-

menyurat, dan rapat resmi.

Kata-kata baku adalah kata-kata yang standar sesuai

dengan aturan kebahasaaan yang berlaku, didasarkan atas kajian

berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan sesuai dengan

perkembangan zaman.

1. Ragam bahasa baku yang lazim digunakan dalam:

Komunikasi resmi, yakni dalam surat menyurat resmi, surat

menyurat dinas,

pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi

resmi,

perundang-undangan, penamaan dan peristilahan resmi, dan

sebagainya.

2. Wacana teknis seperti dalam laporan resmi, karang ilmiah,

buku pelajaran, dan sebagainya.

3. Pembicaraan di depan umum, seperti dalam ceramah, kuliah,

pidato dan sebagainya.

4.      Pembicaraan dengan orang yang dihormati dan

sebagainya.

6.2 Saran

Sebaiknya kita lebih peka dalam menggunakan bahasa

Indonesia agar sesuai dengan kaidah yang berlaku. Disamping

mempertahankan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku, juga

sebagai bahasa kebanggaan kita karena mampu menyatukan ribuan

pulau dan etnis dari Sabang sampai Merauke.

DAFTAR PUSTAKA

Harsono, fitri. 2013. Ragam Bahasa Indonesia. (online)

http://fitriharsono.blogspot.com/2013/09/ragam-bahasa-

indonesia.html (diakses pada 30 November 2014)

Rosdianto, Candra. 2013. Ragam Bahasa Indonesia.(online)

http://candrarosdianto.blogspot.com/2013/10/ragam-

bahasa-indonesia_7424.html(diakses pada 21 Maret 2014)

Puspandari, Dyas.2008.Bahasa Indonesia Hand Book (Sifat Ragam Bahasa Ilmu).Bandung :Polytechnic Telkom


Recommended