Date post: | 23-Feb-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | independent |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
MIK II – MANAJEMEN BERKAS DAN ISI REKAM MEDIS
Definisi dan Pengertian Sistem menururt para ahli
Aliran energy, materi atau informasi dapat lebih mudah dengan
penggunaan suatu kesatuan yang di dalamnya terdiri dari
elemen-elemen atau komponen yang berhubungan secara bersama ,
inilah Sistem.
A. Pengertian system
Dari bahasa latin, disebut juga kesatuan bagian yang mempunyai
hubungan. Berfungsi pada banyak bidang karena luasnya
penggunaan kata system.
1. Menurut Raymon McLeod:
“ Saling berkaitannya unsure-unsur dari suatu himpunan
sehinnga menjadi satu kesatuan yang terpadu dan utuh”
2. Menurut Umar Fahmi Ahcmadi:
“Adanya angkaian dari berbagai komponen yang digambarkan
dari suatu tatatnan yang mempunyai tujuan serasi berjalan
dalam waktu terencana secara terorganisir”
3. Menurut Zulkifli:
“Gabungan dari semua komponen atau elemen baik bena nyata
ataupun abstrak yang dirangkai menjadi satu kesatuan /
unity an satu ama laiannya salig berhubungan, ber
ketergantungan dan saling mendukung untuk menjalankan
fungsinya”
4. Menurut Koentjaraningrat:
Rangkuman MIK II, Supriyanto 1
“Sesuatu yang tersusun dengan rapi, berfungsi dan bergerak
yang didalmnya terdapat ilmu pengetahuan. Mempunyai obyek
yang secara umum dibatasi.”
5. Menurut Djekky R Joht:
“Pengelompokan atau agegrasi beberapa obyek yang irangkai
menjadi satu dengan iterksi yang tetap dan saling
berhubungan”
6. Menurut Pilecki:
“Gabungan beberapa obyek dengan atributnya masing-masing,
kemudian bekerja sama dengan atribut untuk menjalankan
suatu fungsi secara menyeluruh dengan tujuan sama atau
satu”
7. Menurut Fat,
“Suatu himpunan suatu benda nyata atau abstrak yang terdiri
dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling
berkaitan, berhubungan berketergantungan, saling mendukung
yang secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan untuk
mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif.”
Menurut Jerry FutzGerald (1981 :5) “Suatu jaringan kerja
dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk
menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.”
8. Pengertian sistem menurut Davis, G.B, (1991: 45) adalah
kumpulan dari elemen-elemen yang beroprasi bersama-sama
untuk menyelesaikan suatu sasaran.
9. Pengertian sistem menurut Dr. Ir. Harijono Djojodihardjo
(1984: 78) adalah sekumpulan objek yang mencakup hubungan
Rangkuman MIK II, Supriyanto 2
fungsional antara tiap-tiap objek dan hubungan antara ciri
tiap objek, dan yang secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan secara fungsional.
10. Pengertian sistem menurut Lani Sidharta (1995: 9)
adalah himpunan dari bagian-bagian yang saling berhubungan
yang secara bersama mencapai tujuan-tujuan yang sama.
Pengertian sistem
Sistem didefinisikan oleh Eddy Prahasta, tahun 2005
(sistem informasi geografis) dapat sebagai sekumpulan
objek, ide berikut saling keterberhubungannya
(interelasi) dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama.
A “sistem” is conveniently defiend as any collection of
comonents that work together to achieve a common
objective. The objective in the case of health
information sistem then is to improve health services
management through optimal information support. (Design
and Implementation of health information sistem, WHO
2000)
Sistem didefinisikan oleh Sutabri Tata, 2004, sebagai
suatu kumpulan/himpunan dari unsur, komponen atau
variabel-variabel yang terorganisasi, saling
berinteraksi, tergantung satu sama lain dan terpadu.
Sistem didefinisikan oleh sabarguna, 2005 (sistem
informasi manajemen Rumah Sakit), suatu kesatuan yang
untuk dan terdiri dari berbagai faktor yang
berhubungan/diperkirakan berhubungan satu sama lain
saling mempengaruhi, yang kesemuanya dangan sadar
dipersiapkan untuk mencapai tujuan.
Rangkuman MIK II, Supriyanto 3
B. Fungsi Sistem
Fungsi sistem adalah digunakan pada banyak bidang dan banyak
hal juga sistem sering kali difungsikan. Sehingga kata
sistem ini akan semakin beraneka ragam mengingat luasnya
penggunaan dari kata sistem itu sendiri.
C. Karakteristik atau Sifat-Sifat Sistem
Karakteristik atau sifat-sifat system menurut Jogianto (2005
:30)
1) Komponen: Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen
yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja
sama membentuk satu kesatuan.
2) Batasan sistem (boundary) merupakan daerah yang
membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya
atau dengan lingkungan luarnya.
3) Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar
batas sistem yang mempengaruhi operasi.
4) Penghubung merupakan media penghubung antara suatu
subsistem dengan subsistem yang lainnya. Dengan
penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan
subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
A. Sistem Rekam Medis (RM)
A. Sistem penamaan dalam pelayanan rekam medis merupakan
system dalam memberi nama pasien, yang termasuk kegiatan
Rangkuman MIK II, Supriyanto 4
identifikasi jati diri pasien, untuk membedakan pasien
satu dengan yang lainnya dan berfungsi ganda dalam
keselamatan pasien dari kesalahan memberi tindakan medis,
kesalahan pelayanan agama pada saat pasien kritis hingga
meninggal.
B. Sistem penomoran dalam pelayanan rekam medis merupakan
sistem memberi nomor dalam kegiatan identifikasi jatidiri
pasien untuk membedakan pasien satu dengan yang lainnya
dan berfungsi ganda dalam keselamatan pasien dari
kesalahan memberi tindakan medis, kesalahan pelayanan
administarasi keuangan dan lain-lain.
C. Sistem penyimpanan dalam pelayanan rekam medis merupakan
sistem penyimpanan rekam medis pasien agar mudan diambil
kembali dengan memperhatikan nilai-nilai kerahasiaan
pasien sehingga penyimpanan rekam medis hanya dapat
diakses oleh petugas yang diberi wewenang berdasarkan
kebijakan Direktur sarana pelayan kesehatan.
D. Sistem penjajaran dalam pelayanan rekam medis merupakan
sistem meletakkan rekam medis yang menganut salah satu
sistem yang ada pada teori rekam medis, sebaiknya sistem
yang direkomendasikan oleh Organisasi Profesi Rekam Medis
dalam Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan Indonesia (PORMIKI).
B. Istilah Rekam Medis (RM)
Seluruh penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam upaya
kesehatan pokok direkam/dicatat sebagai Medical Record (Rekam
Medis). Istilah Medical Record dalam Peraturan Meteri
Rangkuman MIK II, Supriyanto 5
Kesehatan RI Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 menjadi Rekam
Medis sebagai pengganti sebutan lama “catatan medis”
berdasarkan surat Kepala Pusat Pembina dan Pengembangan
Bahasa nomor 969/F8/UI/1989. Peraturan Menteri Kesehatan RI
(Permenkes-RI) tersebut diatas kemudian diperbaharui dengan
Permenkes nomor 269/Menkes/Per/III/2008.
C. Pengertian Rekam Medis (RM)
Menurut Edna K. Huffman dalam buku Manajement Rekam Medis:
Rekam Medis adalah: kumpulan informasi yang berpusat pada
pasien dan perawatan kesehatannya yang dihasilkan dan
dipelihara pada pelayanan kesehatan berdasarkan kebijakan,
dibuat oleh orang yang mempunyai pengetahuan mengenai
tindakan, perawatan, pendapat atau diagnosis yang behubungan
dengan pasien, dan dibuat pada waktu ditemukan indikasi
dalam pendokumentasian.
The collection of informationconcerning a patient and his or her health care
that is created and maintained in the regular course of bisiness in accordance
with policies, made by a person who has knowledge of the acts, events,
opinions or diagnoses relating to the pattient, and made at or around the
time indicated in the documentation. (IFHRO: International Federation of
Health Record)
D. Makna Rekam Medis (RM)
Makna Rekam Medis sebagai dokumentasi RM di RS penting dalam
prasyarat akreditasi menurut Departement of Health and Human
Service (Depkes AS).
Rangkuman MIK II, Supriyanto 6
Bahwa RM harus adekuat dan dipelihara untuk setiap individu
pasien karena pentingnya RM dalam Accreditation Manual for
Hospital.
E. Tujuan Rekam Medis (RM)
Suatu sistem tanpa didukung pengelolaan rekam medis yang
baik dan benar mustahil terlaksana tertib administrasi
pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
sehingga pengelolaan rekam medis mempunyai tujuan sebagai
penunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya
peningkatan pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan.
Tertib administrasi merupakan salah satu factor yang
menentukan di dalam pelayanan kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan dan merupakan tujuan rekam medis secara
rinci dapat dilihat dari analog dengan kegunaan rekam medis
itu sendiri.
F. Kegunaan/fungsi Rekam Medis (RM)
Kegunaan RM dapat dilihat dari beberapa aspek, yakni :
Administrasi, suatu berkas rekam medis mempunyai nilai
administrasi karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan
wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan
paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan antara
lain:
Legal (hukum)
Financial (keuangan)
Rangkuman MIK II, Supriyanto 7
Research (penelitian)
Education (pendidikan)
Documantation (dokumentasi)
A. Prasarana
Fasilitas adalah sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi
organisasi/institusi dan memudahkan pekerjaan yang ada
didalamnya. Kriteria unit kerja rekam medis yang memenuhi
standar adalah :
Lokasi
Luas
Gedung
Aman.
Unit kerja rekam medis harus memenuhi persyaratan lokasi,
bangunan termasuk tata ruang peralatan sesuai ketentuan
dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan dalam
penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit.
1. Lokasi
1) Dekat dengan penerimaan pasien, gawat darurat dan rawat
jalan.
2) Dekat dengan ruang dokter, pintu utama dan ruang tunggu
3) Dekat dengan kantor administrasi dan pelayanan lain
4) Dekat dengan unit penunjang.
2. Ruangan
Rangkuman MIK II, Supriyanto 8
Sesuai dengan tipe pelayanan, apabila akan merencanakan
kebutuhan ruangan untuk rekam medis, staf dan peralatan
dan ruang manajer harus memperhitungkan :
1) Cakupan pelayan rumah sakit
2) Jumlah tempat tidur
3) Prediksi kunjungan pasien baru, lama, meninggal dan
gawat darurat
4) Jumlah karyawan
5) Peralatan yang diperlukan untuk mendukung kegiatan
6) Mengantisipasi kebutuhan computer
7) Sistem penomoran yang diterapkan
8) Penyimpanan rekam medis secara sentralisasi dan
desentralisasi
9) Jenis dan sistim penjajaran yang digunakan
10) Lama waktu penyimpanan rekam medis
11) Penyusutan rekam medis inaktif
12) Ruang penyimpanan inaktif
13) Pelayanan di unit khusus
3. Peralatan
Dalam merencanakan kebutuhan ruangan untuk menyimpan
rekam medis dan staf harus dipikirkan kebutuhan ruangan
untuk peralatan. Kebutuhan ruangan sebagai berikut:
1) Penjajaran
2) Alat perekam suara
3) Alat distribusi
4. Sistem Komunikasi
Rangkuman MIK II, Supriyanto 9
Sepanjang kebutuhan komunikasi yang diperlukan untuk
rekam medis harus disediakan sistem komunikasi yang
digunakan unit kerja rekam medis dengan unit kerja
terkait lainnya, seperti telepon yang terletak strategis
atau interkom (intercom sistem).
5. Denah
Rancangan denah yang dipersiapkan harus memperhatikan
beberapa hal.
6. Kartu Berobat
Kemudahan pelayanan-pelayanan kesehatan baik rawat jalan,
inap maupun gawat darurat dapat dengan mudah dengan
menunjukkan katru berobat ketika melakukan pendaftaran,
hal ini juga akan membantu tenaga medis untuk lebih cepat
dalam melakukan tindakan medis.
7. Kartu Indek Utama Pasien
Kartu Indeks Pasien adalah suatu alat untuk menunjang
kelancaran pelayanan terhadap pasien. Apabila seorang
pasien tidak membawa kartu berobat maka KIUP akan
membantu untuk mencari data pasien yang diperlukan.
Kartu Indeks Utama Pasien adalah kartu tanda pengenal
bagi setiap pasien yang berisi data sosial. Karu ini
berfungsi sebagai katalog untuk mencari rekam medis
pasien.
Data pada KIUP terdiri dari :
Rangkuman MIK II, Supriyanto 10
1. Nama lemgkap
2. Nomor rekam medis
3. Alamat
4. Nama Ibu
5. Nama ayah
6. Agama
7. Jenis kelamin
8. Diagnosis masuk
9. Status perkawinan
10.Tempat, tanggal lahir dan umur
11.Pekerjaan
12.Orang yang dapat dihubungi
13.Tanggal kunjungan klinik
14.Dokter lain
15.Hari perawatan
16.Status pasien keluar (H/M)
8. Bentuk Penjepit Rekam Medis
Formulir rekam medis yang telah digunakan setelah
pelayanan dan ditata tidak boleh menggunakan stapler.
Formulir-formulir tersebut disusun dengan menggunakan
penjepit.
9. Pembatas Rekam Medis
Untuk memudahkan penataan rekam medis, sebaiknya
menggunakan pembatas rekam medis. Biasanya pembatas rekam
medis digunakan lembaran karton (lebih tebal dan lebih
Rangkuman MIK II, Supriyanto 11
lebar dari formulir rekam medis) dengan menggunakan warna
khusus.
10. Sampul Rekam Medis
Sampul rekam medis digunakan untuk melindungi isis rekam
medis. Sampul rekam medis menggunakan bahan karton yang
lebih tebal untuk memudahkan ketika ditaruh dalam rak
penyimpanan.
11. Kantong Hasil-hasil Pemeriksaan
Kecermatan rekamam medis sangat menentukan mutu dari
rekam medis karena rekam medis adalah sumber ingatan bagi
tenaga kesehatan yang memberi pelayanan pada pasien .
12. Folder Rawat Inap
Rekam medis sebagai sumber ingatan bagi tenaga kesehatan
yang memberi pelayanan pada pasien bahkan selama pasien
dalam proses perawatan maka agar lembar catatan tidak
hilang/tercecer.
A. JENIS PASIEN
Tempat penerimaan pasien (TTP) adalah pintu gerbang rumah
sakit yang menerima pasien dengan jenisnya masing-
masing :
1) Pasien baru
Rawat jalan adalah pasien yang datang ke rumah sakit
tetapi dapat menunggu.
Rawat inap adalah pasien yang datang kerumah sakit
tetapi dapat dapat menunggu dan menginap.
Rangkuman MIK II, Supriyanto 12
Gawat darurat adalah pasien yang datang kerumah
sakit tetapi tidak dapat menunggu (harus segera
ditolong)
2) Pasien lama
Rawat jalan
a. Pasien perjanjian adalah pasien yang sebalum
datang ke rumah sakit tanpa disiapkan rekam medis
terlebih dahulu, dengan kata lain rekam medis
diambil dari rak penjajaran setelah pasien datang
dan menyelesaikan administrasi keuangan.
b. Pasien non perjanjian adalah pasien yang sebalum
datang kerumah sakit telah disiapkan rekam
medisnya terlebih dahulu, dengan kata lain rekam
medis diambil dari rak penjajaran sebalum pasien
datang dan menyelsaikan administrasi keuangan.
Rawat inap
a. Elektif adalah pasien yang masuk rawat inap dengan
persiapan dan perencanaan suatu tindakan medis,
dengan kata lain pasien datang kerumah sakit
dengan persiapan mental dan perencanaan biyaya
yang telah diketahui dan disiapkan.
b. Non elektif adalah pasien yang masuk rawat inap
tanpa persiapan dan perencanaan suatu tindakan
medis karena indikasi medis yang diketahui setelah
pasien masuk rumah sakit dengan katagori berobat
jalan, atau dengan kata lain pasien masuk rumah
Rangkuman MIK II, Supriyanto 13
sakit karena perlu penanganan lebih lanjut stelah
rawat jalan.
Gawat darurat adalah pasien yang segera harus
ditolong karena indikasi medis yang tiba-tiba
(acut).
3) Pasien umum
adalah pasien yang karena penyakitnya harus
mendapatkan pelayanan. Petugas rekam medis di TPP
menerima pasien dari smua jenis umur, jenis kelamin
dan jenis penyakit.
4) Pasien Bayi baru lahir
adalah pasien yang pemberian identitasnya di TPP rawat
inap terdiri dari :
a. Nama Ibu
b. Nama Ayah
c. Nomor rekam medis
d. Nama dokter/bidan yang menolong anak keberapa, bayi
lahir: gentasi, partus, dan abortus (GPA)
e. Nama Bayi
f. Nomor penang
g. Nama pemberi nomor penang
h. Tanggal lahir bayi
i. Jam lahir
j. Jenis kelamin
k. Warna kulit bayi
l. Berat badan
m. Panjang badan
n. Cap ibu jari tangan kanan ibu
Rangkuman MIK II, Supriyanto 14
Tempat penerimaan pasien rawat jalan
o. Cap telapak kaki bayi kanan kiri
5) Pasien tidak dikenal
adalah pasien yang karena penyakitnya harus mendapakan
pelayanan. Petugas rekam di TPP menerima pasien dari
smua jenis umur, jenis kelamin dan jenis penyakit.
B. PROSES (Prosedur dan tata cara identifikasi)
1. Alur rekam medis
Penyelenggaraan rekam mengandung 3 komponen sistem :
input-proses-output yang merupakan alur rekam medis
secara kronologis sebagai aliran data yang diurut
secara sistematis, yaitu data pasien yang berasal dari
identifikasi data pribadi pasien yang disebut jatidiri
pasien baik di TPP rawat jalan/inap maupun unit gawat
darurat atau emergency (EMG).
2. Alur pasien rawat jalan
Prosedur penerimaan pasien rawat jalan (TP2RJ) dapat
terjadi beberapa kemungkinan, pasien datang sendiri,
dari dokter praktek, rujukan puskesmas atau rujukan RS
lain dimana pasien datang menuju tempat penerimaan
pasien rawat jalan.
3. Alur pasien rawat jalan
Datang
sendiriDokter
praktekRujukan
Rangkuman MIK II, Supriyanto 15
Follow up Rawatan Pernah
berobaT
Nomor register (No RM)
tdk
Dirujuk ke Rumah Sakit Lain
PoliklinikDirawat
Perlu berobat ulangPendaftaran perjanjian
ya
pulang
tdk
puskesmasRujukan RS
lain
6) Alur Pasien Rawat inap
Datang
Rangkuman MIK II, Supriyanto 16
Follow up Rawatan
Ruang RawatInap
Tempat penerimaan pasien Rawat Inap
sendiriDokter
praktekRujukan
puskesmasRujukan RS
lain
Rangkuman MIK II, Supriyanto 17
Pernah dirawat/berobat
berobart
Nomorregister
(No RM)
tdk
Dirujuk ke Rumah SakitLain
Poliklinik
Perlu berobat jalanPendaftaran perjanjian
PULANG
A. Sistem Penulisan Nama dan Identitas
Adalah sistem pemberian identitas kepada seorang pasien
serta untuk membedakan antara pasien satu dengan pasien
yang lainnya, sehingga mempermudah/memperlancar di dalam
memberikan pelayanan rekam medis kepada pasien yang
datang berobat ke suatu rumah sakit.
1) Sistem penamaan
Yaitu tata cara/metode penulisan nama
seseorang/pasien
Tujuan :
1. Untuk membedakan satu pasien dengan pasien lainnya
2. Adanya keseragaman dalam cara penulisan nama
3. Memudahkan dalam mengambil rekam medis di tempat
penyimpanan
4. Agar tidak terjadi kesalahan dalam pelayanan rekam
medis
2) Prinsip Penulisan nama
Nama pasien harus lengkap (bukan nama panggilan)
Minimal terdiri dari dua suku kata
Sehingga penulisan nama akan tertulis dengan
beberapa alternatif diantaranya yaitu:
a. Hanya nama pasien sendiri, apabila nama sudah
terdiri dari satu kata atau lebih
Rangkuman MIK II, Supriyanto 18
b. Nama pasien sendiri dilengkapi dengan nama suami,
apabila pasien sudah mempunyai suami
c. Nama pasien sendiri dilengkapi dengan nama orang
tua ( biasanya nama ayah)
d. Bagi pasien yang mempunyai nama keluarga/marga,
maka nama keluarga/marga/surname didahulukan dan
kemudian diikuti nama pasien tersebut.
3) Sarana Dalam Penulisan nama Pasien maka sebaiknya:
a. Nama ditulis dengan huruf cetak dan mengikuti
ejaan yang disempurnakan
b. Sebagai pelengkap, bagi pasien perempuan diakhiri
nama lengkap ditambah NY. Bagi yang sudah menikah
atau Nn. Apabila belum menikah.
c. Tujuan nya adalah agar dapat dengan mudah
membedakan status dari pasien perempuan
d. Pencantuman titel, pelengkap (Ny, Nn) selalu
diletakan sesudah nama lengkap pasien.
e. Tujuan nya adalah untuk mencegah kesalahan dalam
mengindeks atau dalam penyimpanan dan pengambilan
kembali KIUP yang disimpan berdasarkan alphabet.
B. Sistem Penomoran Atau Medical Record Number (MRN)
Pemberian nomor rekam medis adalah memberi ciri khas
kepada pasien yang berkunjung kerumah sakit, baik pasien
rawat jalan maupun rawat inap. Tujuan pemberian nomor
rekam medis adalah:
Rangkuman MIK II, Supriyanto 19
a. Memberi cara yang unik kepada setiap rekam medis untuk
membedakan secara tegas antara rekam medis seorang
pasien dengan rekam medis pasien lainnya.
b. Menunjukan kemana dan dimana rekam medis seorang pasien
disimpan, karena nomor rekam medis dijadikan pedoman
dalam penyimpanan
c. Mengetahui/mengadakan pengawasan atas jumlah rekam
medis seluruh pasien
d. Memudahkan komunikasi dengan bagian-bagian terkait
Sistem penomoran yang selain tersebut diatas, sekarang
digunakan sistem pemberian nomor rekam medis ada 3 (tiga)
jenis :
1. Sistem nomor seri
a) Sistem nomor seri adalah pemberian nomor baru setiap
kunjungan kesetiap unit pelayanan dirumah sakit
b) Jika pasien berkunjung lima kali, maka akan mendapat
lima nomor yang berbeda
c) Semua nomor yang telah diberikan kepada pasien
tersebut harus dicatat pada “kartu Indeks utama
pasien” pasien tersebut, sedangkan rekam medisnya
disimpan diberbagai tempat yang sesuai dengan nomor
yang telah diperolehnya.
2. Sistem nomor unit
a) Sistim ini memberikan satu unit nomor rekam medis
pasien rawat jalan, gawat darurat maupun rawat inap.
Pada kunjungan pertama kali, pasien akan diberi satu
nomor rekam medis yang akan dipakai selamanya untuk
Rangkuman MIK II, Supriyanto 20
kunjungan seterusnya dan rekam medisnya tersimpan
dalam satu folder dengan nomor yang sama.
b) Apabila seorang pasien memperoleh nomor ganda, maka
yang menjadi patokan adalah nomor yang menentukan
informasi terbanyak
c) Melaksanakan penggabungan rekam medis (integrated
record) yakni rekam medis yang digabungkam menjadi
satu dengan satu nomor rekam medis.
3. Sistem penomoran seri – unit (Serial Unit Numbering
System)
a) Sistem ini merupakan sistematis antara sistem seri
dan sistem unit. Setiap pasien berkunjung kerumah
sakit diberikan satu nomor baru tetapi rekam
medisnya yang terdahulu digabungkan dan disimpan
dibawah nomor yang paling baru.
b) Dengan cara ini akan tercipta satu unit rekam medis.
Apabila satu rekam medis lama diambil dan
dipindahkan tempatnya ke nomor yang baru maka tempat
yang lama tersebut harus diberi tanda penunjuk (out
guide) yang menunjukan kemana rekam medis tersebut
telah dipindahkan.
REGISTER
Keputusan Dirjenyanmed no: 1425/Yanmed/Info/SK/XII/1989
tentang Penggunaan Buku Pedoman Pencatatan Kegiatan Pelayanan
Rumah Sakit ditetapkan di Jakarta, 12 Desember 1989, tenyang
Rangkuman MIK II, Supriyanto 21
Buku Pedoman Pencatatan Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit.
Dipergunakan untuk:
Rawat inap
Unit rawat jalan, unit pelayanan penunjang
TPP
Dan lainnya
Setiap RS harus mencatat dan memelihara sehingga tercipta
tertib administrasi.
Penggunaan buku pedoman pencatatan kegiatan pelayanan RS
adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan dari system
pelaporan RS di Indonesia.
Sistem pelaporan rumah sakit pada waktu revisi pertama mulai
dilaksanakan pada tahun 1973, hanya khusus pada upaya
pencatatan tentang mobilisasi pasien pindahan antar ruangan
RS. Pada pelaksanaa system pelaporan RS revisi 3 tahun 1984
disususn beberapa buku register untuk berbagai kegiatan rumah
sakit.
Buku register adalah buku catatan tentang kegiatan rumah sakit
atau catatan pelayanan yang diberikan oleh RS kepada
masyarakat. Diisi untuk jangka waktu satu tahun, mulai 1
Januari ditutup 31 Desember.
Dibuat format buku, menjadi arsip RS dan tidak dikirim ke
Kemnetrian Kesehatan atau Instansi Kesehatan lainnya.
RS dapat menambahkan variable dalam format buku register
sesuai kebutuhan RS, tetapi mempunyai minimal format.
Rangkuman MIK II, Supriyanto 22
A. Definisi Register
Menurut Enat K Huffman, RRA dalam bukunya yang berjudul
Health Information Mangement diedit oleh Jennifer codfer,
RRA diterjemahkan oleh Erkadius seorang guru luar biasa dari
Apikes Dharma Lanbaw Padang pada tahun 1999, adalah
“Pencatatan resmi berbagai benda, nama atau tindakan. Reg
merupaan kumpulan catatan pasien-pasien yang dating ke unit
pelayanan, dalam bentuk buku”
B. Jenis-jenis register:
1. Reg.1, register pendaftaran pasien rawat jalan
Bila pendafaran pasien di masing2 poliklinik, atau URJ
maka buku Reg 1 tidak perlu, langsung Buku Reg 2
2. Reg.2, register pelayanan pasien rawat jalan
Digunakan pada unit rawat jalan umum, URJ spesialisasi,
dan subspesialisasi serta unit2 yang berhubungan langsung
dengan pasien. Berikut adalah daftar URJ yang perlu
membuat buku register
Penyakit dalam dan subspesialisnya
Bedah dan idem
Kesehatan anak dan idem
Obgin dan idem
Bedah saraf dan idem
Jiwa dan idem
THT dan idem
Mata dan idem
Kulit dan kelamin dan idem
Gigi dan mulut & idem
Rangkuman MIK II, Supriyanto 23
Kardiologi, radiodiagnostik dan radioterapi, bedah
ortopedi paru-paru & idem
Kusta, klinik umum – MPK - khusus pejabat teras
UGD, unit darurat bedah, unit darurat non bedah,
rehabilitasi medis dan unit pelayanan rehabilitasi
Akupuntur medis,
Gizi
Day care
3. Reg. 3, register pendaftaran pasien rawat inap
Sesuai banyaknya loket yang ada
4. Reg. 4, register pelayanan pasien rawat inap
Jika suatu jenis pelayanan rawat inap tertentu mempunyai
lebih dari satu ruang rawat inap maka dapat digunakan
buku register yang terpisah untuk setiap ruang rawat inap
yang ada.
5. Reg. 5, register pembedahan
Untuk mencatat golongan anastesi yang digunakan.
Digunakan pada kamar bedah (bedah sentral), unit darurat,
rawat jalan/poliklinik, yang melakukan tindakan
pembedahan
6. Reg. 6, register persalinan dan abortus
Dipakai pada kamar bersalin/abortus. Jika kamar bersalin
dan abortus terpisah maka dapat digunakan buku register
yang terpisah.
7. Reg. 7, register tindaka/pelayanan diagnostic/terapi
Pada semua unit yang melakukan pelayanan radiologi,
rehabilitasi dan sebagainya; URJ yang melakukan tindakan
seperti URD; URI yang melakukan EGC dan sebagainya
Rangkuman MIK II, Supriyanto 24
8. Reg. 8, register penerimaan spesiman pasien
Digunakan untuk mencatat semua penerimaan spesimen
pemeriksaan lab yang digunakan di RS. Dipakai pada unit-
unit penerimaan-penerimaan spesimen baik untu pasien RJ
maupun yang langsung datang ke RS
9. Reg. 9, register kegistsn pemeriksaan laboratorium
Digunakan pada instalasi laboratorium dan unit kerja lain
yang melakukan pemeriksaan
10. Reg. 10, register rujukan dokter
Untuk mencatat semua rujukan dokter ahli dan asisten
senior RS. Buku ini dipakai pada bagian sekretariat RS
bagian pendidikan dan latihan yang berhubungan dengan
kegiatan rujukan dokter ahli/asisten senior.
11. Reg. 11, register kunjunga rumah
Digunakan untuk mencatat semua kegiatan kunjungan rumah
seperti unit kesehatan jiwa, unit rehabilitasi medis,
unit kesehatan anak (untuk bayi sehat) dan kebidanan
(untuk ibu hamil dan nifas) dan unit kerja lainnya jika
ada.
C. Tujuan registrasi
Adalah untuk memantau beban kerja dari suatu unit kerja
untuk menydiakan bukti bahwa sebuah arsip dinamis telah
diterima atau dibuat suatu sistem penataan arsip.
Tujuan registrasi menurut KEM.KES RI
1. Upaya pencatatan yang lebih teratur dan sistematis
2. Sumber data dari kinerja harian
Rangkuman MIK II, Supriyanto 25
3. Catatan pelayanan kepada masyarakat
4. Buku register adalah arsip rumah sakit
5. Tidak dikirimkan ke Depkes
1. Tujuan buku register rawat jalan
a. Memperoleh informasi mengenai identitas pasien,
jenis pengunjung, cara pembayaran yang daftar
melalaui TP2RJ
b. Mengetahui jumlah pengunjung yang baru dan yang lama
sebagai dasar pembuatan rekapitulasi laporan (RL.1)
2. Tujuan buku register pelayanan pasien rawat jalan (Reg.2)
a. Mengetahui identitas pasien, cara kunjungan, asal
pasien, keadaan pasien, cara pembayaran di masing-
unit instalasi
3. Tujuan buku register pendaftaran rawat inap (Reg.3)
a. Memperoleh informasi dari pasien yang dirawat (masuk
dan keluar)
4. Tujuan buku register pelayanan pasien rawat inap (Reg. 4)
a. Memperoleh informasi semua pasien yang masuk dan
keluar rawat inap
5. Tujuan buku register pembedahan (Reg. 5)
a. Memperoleh informasi semua tindakan pembedahan yang
dilakukan di unit bedah central, unit gawat darurat,
rawat inap, uit rawat jalan,
6. Tujuan register persalinan dan abortus
a. Memperoleh informasi semua pasien dengan kasus
persalinan dan abortus
b. Bermanfaat bagi RS dan pasien
Rangkuman MIK II, Supriyanto 26
7. Tujuan buku register tindakan/pelyanan diagnostik/terapi
(Reg. 7)
a. Untuk memperoleh iformasi semua yang dilakukan pada
masing-masing tindakan yang mencakup antara lain
data identitas pasien, ruang asal pasien, diagnosis,
dokter yang bertanggung jawab, jenis tindakan dan
cara pembayaran
8. Tujuan buku register penerimaan spesiman pasien (Reg. 8)
a. Untuk memperoleh informasi semua pemeriksaan
laboratorium baik untuk pasien rawat jalan, rawat
inap maupun pasien yang langsung datang ke
laboratorium baik pasien rawat jalan, rawat inap,
maupun pasien yang langsung datang untuk pemeriksaan
laboratorium
9. Tujuan buku register kegiatan pemeriksaan laboratorium
(Reg. 9)
a. Memperoleh informasi semua pemeriksaan dan kategori
pemeriksaan yang dilakukan pada masing-masing tempat
yang melakukan pemeriksaan laboratorium
D. Manfaat Registrasi
1. Buku register pendaftaran pasien rawat jalan (Reg. 1)
a. Mengetahui jumlah pengunjung baru, dan lama yang
berobat jalan ke rumah sakit sebagai dasar membuat
laporan RL.1
b. Sebagai arsip TP2RJ yang harus disimpan pada unit
rekam medis RS
2. Buku register pelayanan pasien rawat jalan (Reg.2)
Rangkuman MIK II, Supriyanto 27
a. Mengetahui beban kerja URJ masing-masing unit
pelaksana fungsional termasuk UGD
b. Mengetahui kunjungan baru dan jumlah kunjungan di
masing-masing poliklinik dan merupakan data dasar
pembuatan laporan kegiatan URJ
c. Mengetahui cara pembayaran pasien rawat jalan dan
sebagai dasar pembuatan laporan tentang tingkat
pemanfaatan rumah sakit oleh masyarakat
d. Sebagai arsip unit rawat jalan/poliklinik yang
harus selalu disimpan di setiap unit rawat
jalan/poliklinik
3. Buku register pendaftaran pasien rawat inap (Reg. 3)
a. Merupakan catatan yang digunakan untuk memonitor
keadaan pasien masuk setiap hari ke ruang rawat
inap, pindahan intern rumah sakit sampai pasien
tersebut keluar rumah sakit yang dirinci menurut
jenis pelayanan yang ada
b. Mengetahui tempat tidur yang belum terisi pada
masing-masing ruang rawat inap agar memudahkan
penempatan pasien yang akan masuk rumah sakit
c. Mengetahui ruangan tempat seorang pasien dirawat,
masih dirawat atau sdh pulang
d. Merupakan data dasar dari jumlah pasien yang ada di
ruang rawat inap yang perlu dicatat dan dilaporkan
setiap hari ke unit rekam medis yang angkanya akan
di cek silang/crosscek dengan sensus harian yang
dibuat masing-masing ruang rawat inap
Rangkuman MIK II, Supriyanto 28
e. Merupaan catatan yang selalu berada di tempat
penerimaan pasien rawat inap dan dipakai selama 24
jam
4. Buku register pelayanan rawat inap
a. Sebagai informasi jumlah pasien yang masuk keluar
setiap hari
b. Sebagai informasi untuk mengetahui beban ruang rawat
inap
c. Sebagai arsip ruang rawat inap yang harus selalu
disimpan pada ruang rawat inap yang bersangkutan
5. Buku register pembedahan (Reg. 5)
a. Mengetahui julah dan jenis pembedahan yang dilakukan
setiap hari
b. Sebagai data dasar untuk pengisian laporan
pembedahan pada RL.1 menurut jenis anastesi
c. Sebagai catatan yang selalu ada di ruang tindakan
pembedahan
6. Buku register persalinan dan abortus (Reg. 6)
a. Untuk mengetahui jumlah dan enis kegiatan yang
dilakukan di ruang persalinan/abortus
b. Sebagai data dasar pembuatan lapora ke Kementrian
Kesehatan RI tentang kegiatan persalinan / abortus
di RS
c. Sebg catatan yang selalu berada di tempat persaalian
dan dipakai selama 24 jam
7. Buku register tindakan/pelayanan diagnostik/terapi
(reg.7)
Rangkuman MIK II, Supriyanto 29
a. Mengetahui semua jenis kegiatan tindakan pelayanan
pada masing-masing unit baik melalui URJ, URI, atau
datang langsung
b. Untuk mengetahui jumlah kegiatan
pelayanan/terapi/diagnostik rumah sakit merupakan
data dasar pembuatan laporan RL.1
c. Sebagai arsip pada masing-masing unit yang melakukan
tindakan/pelayanan/terapi/diagnostik
8. Buku register penerimaan spesimen pasien (Reg. 8)
a. Mengetahui jumlah kunjungan dan jenis spesimen yang
diperiksa
b. Sebagai data dasar pengisian tingkat pemanfaatan
rumah sakit pada formulir RL.1
c. Manfaat registrasi ini sebagai catatan yang selalu
ada di tempat penerimaan spesimen pasien
9. Buku register pemeriksaan laboratorium
a. Untuk menghitung jumlah semua kegiatan pemeriksaan
laboratorium berdasarkan jenis pada masing-masing
unit baik yang dikirimkan URJ, URI atau datang
sendiri
b. Untuk mengetahui jumlah pemeriksaan berdasarkan
kategori sederhana, sedang dan canggih yang
merupakan data dasar pembuatan laporan RL.1
c. Untuk arsip yang selalu disimpan pada masing-masing
tempat yang melakukan kegiatan pemeriksaan
laboratorium
A. INPUT SDM
Rangkuman MIK II, Supriyanto 30
Tanggung jawab pelaksanaan:
1. Buku register pendaftaran rawat jalan (Reg. 1)
a. Kepala TP2RJ
b. Petugas yang ditunjuk kepala TP2RJ
2. Buku register pelayanan rawat jalan (Reg.2)
a. Perawat kepala pada masing-masing poliklinik
b. Perawat/bidan yang ditunjuk oleh perawat kepala
3. Buku register pendaftaran rawat inap (Reg. 3)
a. Kepala TP2RI
b. Petugas yang ditunjuk oleh kepala TP2RI
4. Buku register pelayanan rawat inap (Reg. 4)
a. Perawat kepala pada masing-masing poliklinik
b. Perwat/bidan yang ditunjuk perawat kepala
5. Buku register pembedahan (Reg. 5)
a. Perawat kepala ruang tindakan
b. Perawat ruang tindakan yang ditunjuk oleh perawat
kepala ruang tindakan
6. Buku register persalinan dan abortus (Reg. 6)
a. Perawat kepala tindakan masing-masing
b. Perawat/bidan yang ditunjuk oleh perawat kepala
7. Buku register tindakan/pelayanan diagnostik/terapi
(Reg. 7)
a. Perawat kepala penerimaan spesimen
b. Perawat/bidan yang ditunjuk perawat kepala
8. Buku register penerimaan spesimen pasien (Reg. 8)
a. Perawat kepala penerimaan spesimen
b. Perawat/bidan yang ditunjuk
Rangkuman MIK II, Supriyanto 31
9. Buku register kegiatan pemeriksaan laboratorium (Reg.
9)
a. Perawat kepala laboratorium
b. Perawat/bidan yang ditunjuk
B. INPUT (SARANA & PRASARANA)
Register pada hampir semua fasilitas pelayanan kesehatan
sampai awal 1970 an dikumpulkan secara manual. Bentuk-bentuk
informasi tertentu mengenai pasien dan atau asuhan pasien
ditarik dari catatan medis dan ditempelkan pada lembaran
besar atau pada kartu-kartu.
Register saat ini sudah komputer, walaupaun informasi
riwayat masih dalam bentuk manual.
Ketersediaan informasi melalui komputerisasi telahmembawa
bagian informasi kesehatan memasuki zaman informasi dan
mengubah peran praktisi informasi menjadi profesional
manajemen informasi kesehatan.
Penyediaan buku Register:
1. Pendaftaran pasien RJ (Reg. 1) oleh Unit Rekam Medis
rumah sakit
2. Pelayanan pasien RJ (Reg.2) oleh bidang perawatan sesuai
format yang telah ditetapkan
3. Pendaftaran pasien RI (Reg. 3) oleh Unit Rekam Medis
rumah sakit
4. Pelayanan pasien RI (Reg. 4) oleh bidang perawatan sesuai
format yang telah ditetapkan
Rangkuman MIK II, Supriyanto 32
5. Register pembedahan (Reg. 5) oleh bidang perawatan sesuai
format yang telah ditetapkan
6. Register persalinan dan abortus (Reg. 6) oleh bidang
perawatan sesuai format yang telah ditetapkan
7. Register tindakan/pelayanan diagnostik/terapi (Reg. 7)
oleh bidang perawatan sesuai format yang telah ditetapkan
8. Register penerimaan spesimen pasien (Reg. 8) oleh bidang
perawatan sesuai format yang telah ditetapkan
9. Register kegiatan laboratorium (Reg. 9) oleh bidang
perawatan sesuai format yang telah ditetapkan
10. Register rujukan dokter ahli (Reg. 10) oleh bidang
perawatan sesuai format yang telah ditetapkan
11. Register kunjungan rumah (Reg. 11) oleh bidang
perawatan sesuai format yang telah ditetapkan
C. PROSES
Mekanisme pengisian register
1. Buku register pendaftaran pasien rawat jala (Reg.1)
a. Untuk pasien yang mendaftar di TP2RJ, diisi pada
setiap kunjungan rawat jalan
b. Untuk pelayanan gawat darurat pengisian buku
register dilaksanakan setiap saat dalam waktu 24 jam
secara terus menerus
c. Buku register ini diisi sebelumpasien diperiksa pada
poliklinik yang dituju
d. Buku register harus diisi lengkap dan jelas sesuai
format yang ditentukan
2. Buku register pelayanan pasien rawat jalan (Reg. 2)
Rangkuman MIK II, Supriyanto 33
a. Pada saat pasien dating ke poliklinik
b. Dilakukan selama 24 jam secara terus menerus
3. Buku register pendaftaran pasien rawat inap (Reg. 3)
a. Diisi saat pasien mendaftar di TP2RI untuk rawat
inap
b. Dilakukan selama 24 jam terus menerus
c. Diisi sebelum pasien dikirim ke ruang rawat inap
d. Diisi lengkap dan jelas sesuai dengan format yang
ada
4. Buku register pelayanan pasien rawat inap (Reg. 4)
a. Dilakukan selama 24 jam terus menerus
b. Petugas pagi-sore-siang-malam segera mengisi buku
begitu pasien masuk dan setelah pasien keluar dari
ruang rawat inap
c. Diisi lengkap dan jelas sesuai dengan format yang
ada
5. Buku register pembedahan
a. Buku register pembedahan diisi saat pasien dating ke
ruang tindakan pembedahan
b. Beberapa kolom diisi sebelum dilakukan pembedahan
dan yang lainnya sesudah pembedahan
c. Diisi lengkap dan jelas sesuai dengan format yang
ada
6. Buku register persalinan dan abortus (Reg. 6)
a. Diisi saat pasien datang di ruang persalinan
b. Dilakukan pencatatan selama 24 jam terus menerus
c. Beberapa kolom diisi sebelum dilakukan tindakan dan
yang lainnya sesudah dilakukan
Rangkuman MIK II, Supriyanto 34
7. Buku register tindakan/pelayanan diagnostic/terapi (Reg.
7)
a. Diisi saat tindakan dilakukan pada pasien
b. Beberapa kolom diisi sebelum dilakukan tindakan dan
yang lainnya sesudah dilakukan
c. Diisi lengkap dan jelas sesuai dengan format yang
ada
8. Buku register penerimaan spesimen
a. Pencatatan dilakukan pada saat diterimanya spesimen
ditempat penerimaan
b. Diisi lengkap dan jelas sesuai dengan format yang
ada
9. Buku register kegiatan pemeriksaan laboratorium (reg.9)
a. Pencatatan dilakukan pada saat diterimanya spesimen
ditempat penerimaan
b. Diisi lengkap dan jelas sesuai dengan format yang
ada
INDEXIN
Pemeliharaan dan pemetikan informasi merupakan fungsi penting
pada setiap fasilitas pelayanan kesehatan. Sebuah rumah sakit
harus memelihara indeks no, indeks utama pasien, indeks dokter
serta indeks-indeks penyakit dan operasi. Sampai awal tahun
70-an hampir semua fasilitas pelayanan kesehatan berupa sarana
manual.
Indeks masa sekarang telah menggunakan komputer walaupun
informasi riwayat masih dalam bentuk manual. Sistem-sistem ini
Rangkuman MIK II, Supriyanto 35
memungkinkan manipulasi data yang kalau dilakukan secara
manual tidak memungkinkan. Ketersediaan informasi melalui
komputerisasi telah membawa bagian informasi kesehatan menjadi
professional manajemen informasi kesehatan.
Indeks berisi informasi yang berharga dan penggunaan indeks
yang paling dipahami secara tradisional adalah untuk
mengarahkan lokasi informasi kesehatan yang digunakan dokter
dalam manajemen asuhan pasien dan penelitian.rumah sakit juga
diharuskan menyediakan informasi asuhan pasien lebih sering
oleh badan-badan yang mendanai pelayanan kesehatan pasien.
Pembayar dari pihak ketiga ingin kepastian bahwa episode
pelayanan pasien yang mereka bayar memang diperlukan dan
pantas di bayar-ganti (reimbursement).
Tim penilai (peer review), badan akreditasi, badan pemberi izin
operasi rumah sakit (license) memerlukan iformasi kesehatan
untuk menilai mutu pelayanan kesehatan pada masyarakat.
Indekin, adalah kegiatan membuat tabulasi sesuai
dengan kode yang sudah dibuat ke dalam indeks-indeks
(defkes.RI, 1997)
Pembuatan indeks adalah kewajiban setiap saryankes
Berisi informasi yang umum untuk mengidentifikasi
posisi/letak medical record
A. Definisi Indeks (American heritage dictionary)
Indeks adalah segala sesuatu yang berfungsi untuk
mengarahkan, menjadi petunjuk menunjukkan, memudahkan
rujukan.
Rangkuman MIK II, Supriyanto 36
Segala sesuatu yang digunakan sebagai petunjuk, perunut
atau yang membantu referensi.
B. Tujuan Indeks
Mempermudah pengguna informasi (user) dalam memperoleh
informasi tentang pelayanan
Memperoleh informasi dari inti yang terkandung dalam
rekaman medis pasien secara rinci namun menyeluruh dan
lengkap
C. Manfaat Indeks
Kunci untuk menemukan dokumen pasien atau segala sesuatu
yang digunakan sebagai penunjuk, perunut atau yang membantu
referensi pencaria kembali (retrieval) rekam medis baik
untuk:
1. kepentingan pasien dalam pelayanan
2. penelitian dalam pendidikan tenaga kesehatan (nakes)
3. mempelajari kasus-kasus terdahulu dari satu penyakit
untuk memperoleh pengertian tentang penanggulangan
terhadap penyakit-penyakit dimasa mendatang
4. mendapatkan data tentang penyakit, pengobatan sebagai
bahan penyusunan tulisan ilmiah
5. memperoleh data enggunaan fasilitas rumah sakit untuk
perencanaan rumah sakit
6. data dasar untuk mengetahui kualitas pelayanan rumah
sakit
D. Indeks (SDM)
Rangkuman MIK II, Supriyanto 37
Petugas yang mengelola kartu indeks adalah yang mampu
melakukan tertib administrasi dengan menggunakan prinsip
perpustakaan (library)
E. Indeks (SARANA DAN PRASANA)
Indeks dapat berupa tabel, file atau katalog yang memuat
daftar yang akan memudahkan akses terhadap informasi yang
ada dalam indeks disimpan dalam indeks yang bersangkutan
Semua data indeks disimpan dalam sarana berupa kartu yang
disebut kartu indeks atau komputer secara permanen dengan
ukuran yang dianjurkan 12,5 x 7,5 cm.
Tempat penyimpanan kartu indeks adalah lemari yang
mempunyai ukuran sesuai kartu indeks (sesuai dengan kondisi
masing-masing rumah sakit) artinya bentuk lemari
kemungkinan biasa dari kayu atau besi.
F. Jenis-Jenis Data Indeks
1. Indeks register 11. Diagnosis
2. Nomor rekam medis 12. Kode ICD
3. Nomor register 13. Tanggal pulang
4. Nama pasien 14. Kelas perawatan
5. Jenis kelamin 15. Lama
6. Tanggal lahir 16. Cara keluar
7. Umur 17. Keadaan keluar
8. Nama bangsal 18. Jumlah bill/pebayaran
9. Dokter (kode/nama) 19. Jenis pembayaran
10. Aktifitas pasien 20.
Dst…………..
Rangkuman MIK II, Supriyanto 38
G. Indeks (JENIS-JENIS INDEKS)
1. Indeks Utama
Suatu kartu katalog yang berisikan nama semua pasien
yang pernah berobat (mendapatkan nakes) di rumah sakit
yang terdiri dari variable-variable data sbb:
nomor rekam medis
nama lengkap pasien
nama keluarga/marga/suami/ayah
tempat lahir pasien
tanggal lahir pasien
umur pasien
jenis kelamin pasien
agama pasien
kebangsaan suku/ras pasien (dari wawancara)
alamat tetap
alamat tocal
pendidikan pasie
pekerjaan pasien
informasi tambahan berupa tanggal masuk, tanggal
keluar, kode dokter
2. Indeks Nomor
Suatu kartu katalog yang berisikan nomor-nomor rekam
medis semua pasien yang pernah berobat di rumah sakit
yang berisikan variable-variable data sebagai berikut:
a. tanggal register k.
Rangkuman MIK II, Supriyanto 39
b. nomor rekam medis
c. nomor register
d. nama pasien
e. jenis kelamin
f. tanggal lahir
g. umur
h. nama bangsal
i. dokter (kode/nama)
j. aktifitas pasien
3. Indeks Dokter
Indeks yang menyediakan data-data pasien yang diobati
oleh dokter tertentu. Masukan dalam indeks dokter
biasanya berupa nama dan nomor rekam medis pasien, tapi
juga berisi data lain seperti layanan rumah sakit, lama
rawat, tagihan-tagihan dan biaya
Indeks ini juga menunjukkan pasien mana yang dokternya
berperan sebagai ahli bedah atau konsultan, hasil akhir
perawatan inap, dan setiap data lain yang mngkin
diinginkan.
Komputer rumah sakit atau pelayanan data pemulangan
dipakai untuk mengindeks penyakit dan prosedur, maka
pembuatan indeks dokter merupakan proses yang sederhana.
Daftar bulanan atau tahunan mengenai dokter dan nama-
nama pasien biasa terpelihara.
4. Indeks Penyakit
Rangkuman MIK II, Supriyanto 40
Suatu kartu katalog yang berisikan nama-nama penyakit
semua pasien yang penah berobat (mendapatkan yankes) di
rumah sakit yang terdiri variable data sebagai berikut:
a. nomor rekam medis
b. tanggal lahir pasien
c. umur pasien
d. jenis kelamin pasien
e. diagnose utama
f. kode diagnose utama
g. diagnose sekunder
h. kode diagnose sekunder
i. nama tindakan yang di terima pasien
j. kode tindakan
k. informasi tambahan berupa: nama dokter,
l. kode dokter tanggal masuk/keluar dll
5. Indeks Tindakan / Operasi
Suatu kartu catalog yang berisikan nama-nama tindakan
dan operasi semua pasien yang pernah mendapatkan yankes
di rumah sakit, terdiri dari variable sbb:
a. nomor rekam medis
b. tanggal lahir pasien
c. umur pasien
d. jenis kelamin pasien
e. diagnose utama
f. kode diagnose utama
g. diagnose sekunder
h. kode diagnose sekunder
Rangkuman MIK II, Supriyanto 41
i. nama tindakan yang diterima pasien
j. kode tindakan
k. informasi tambahan berupa: nama dokter,
l. kode dokter tanggal masuk/keluar dll
6. Indeks Obat
Suatu kartu katalog yang berisikan nama-nama tindakan
operasi semua pasien yang pernah mendapatkan yankes di
rumah sakit yang terdiri dari variable data sbb:
a. nomor rekam medis
b. tanggal lahir pasien
c. umur pasien
d. jenis kelamin pasien
e. diagnose utama
f. diagnose sekunder
g. kode diagnose sekunder
h. nama-nama obat yang di terima pasien
i. kode obat
j. info tambahan: nama dokter pananggung jwb
k. dokter anastesi, kode dokter anastesi, dll
7. Indeks Kematian
Suatu kartu katalog yang berisikan nama-nama diagnose
penyebab kematian semua pasien yang pernah mendapatkan
pelayanan kesehatan di rumah sakit yang terdiri
variable data sbb:
a. nomor rekam medis
b. tanggal lahir pasien
Rangkuman MIK II, Supriyanto 42
c. umur pasien
d. jenis kelamin pasien
e. diagnose utama
f. kode diagnose utama
g. diagnose sekunder
h. kode diagnose sekunder
i. penyebab kematian pasien
j. info tambahan: nama dokter pananggung jwb
k. dokter anastesi, kode dokter anastesi, lama rawat,
tgl masuk/keluar dll
H. PROSES (TATA CARA PENYIPANAN INDEKS)
Kartu indeks disimpan sesuai dengan namanya, indeks utama
pasien akan disimpan dengan cara disusun secara alfabetik
yang disusun seperti susunan kata-kata dalam kamus, jika ada
perubahan data sosial maka kartu yang baru digabung (diberi
petunjuk)
Akses pada indeks apabila indeks masih berbentuk manual
dapat dipermudah pengambilan kartu indeks ini dengan
menyimpannya dalam rak/laci yang tidak terlalu padat untuk
mencari kartu yang dimaksud.
Pengecekan terhadap kartu-kartu ini harus dilakukan secara
berkala untuk menghindari kekeliruan yang mungkin terjadi.
Sedangkan untuk rumah sakit yang sudah menggunakan sistem
komputerisasi , maka data ini dapat di gantikan dengan data
base yang sudah tersimpan di computer.
Rangkuman MIK II, Supriyanto 43
Kartu indeks penyakit, indeks dokter, indeks kematian, dll
harus diberi garis warna pada setiap akhir tahun sebagai
tanda tutup tahun pada setiap kartu.
Cara simpan indeks nomor disimpan dengan cara susunan nomor-
nomor rekam medis yang telah dikeluarkan.
Cara penyimpan kartu indeks penyakit disusun dengan cara
menggunakan nomor kode ICD-10 sama seperti kartu indeks
utama pasien juga harus dilakukan pengecekan secara berkala
untuk menghindari kesalahan letak informasi yang dimasukkan
dalam kartu indeks yang bersangkutan.
Cara penyimpanan kartu indeks tindakan/operasi disusun
berdasarkan nomor kode tindakan /operasi sesuai ICD-9-CM
(International Classification Disease And Health Problem Revision Clinical
Modification) atau ICOPIM (International Classification Of Procedures In
Medicine).
Kartu indeks dokter disusun berdasarkan nomor kode dokter
mulai dari urutan nomor kode terkecil sampai urutan
nomorkode yang terbesar.
Indeks kematian di susun berdasarkan nama pasien sama
seperti susunan indeks utama pasien.
I. OUTPUT INDEKS
Informasi kesehatan yang dapat dipetik dari indeks adalah
ketika permintaan dibuat tentang catatan medis yang
diagnosis tertentu. Ketelitian diperlukan karena semua
catatan dengan diagnosis tertentu tersebut dilibatkan.
Catatan yang diperlukan ternyata memiliki lebih dari satu
Rangkuman MIK II, Supriyanto 44
nomor kode sehingga petugas rekam medis harus membicarakan
semua nomor kode yang dapat memberikan data yang relevan,
disamping ciri-ciri lain pasien seperti kelompok usia, jenis
kelamin, jenis pelayanan dan seterusnya.
ASSEMBLING
Falsafah rekam medis terkandung syndrome GIGO (Garbage In
Garbage Out) yang artinya “Masuk Sampah Keluar Sampah” dan
pepatah kuno yang yang mengatakan “People Forget But Record
Remember”, maka agar rekam medis dapat digunakan oleh pengguna
(user) perlu disusun/ dirakit/assembling.
Assembling yaitu satu fungsi unit rekam medis yang berfungsi
sebagai peneliti kelengkapan isi dan perakit dokumen rekam
medis sebelum disimpan.
A. Definisi assembling
Arti kata assembling adalah perakitan dokumen rekam medis dengan
menganalisis kelengkapan berkas rekam medis.
Pendapat lain assembling adalah pengorganisasian formulir yang
menggambarkan siapa, apa, kapan dan bagaimana dalam hal
pelayanan kesehatan pasien yang merupaka bukti tertulis
tentang dikumen resmi rumah sakit secara kronologis.
B. Tujuan assembling
Adalah member gambaran fakta terkait keadaan pasien, riwayat
penyakit dan pengobatan masa lalu serta saat ini yang ditulis
oleh profesi kesehatan dalam pelayanan kepada pasien.
Rangkuman MIK II, Supriyanto 45
C. Manfaat assembling
Adalah user memperoleh data keadaan kesehatan individu yag
mendapat yankes, meliputi data sosial pasien, catatan
imunisasi, hasil pemeriksaan fisik sesuai dengan penyakit dan
pengobatan yang diperoleh selama mendapat pelayanan.
D. Input (SDM)
Surat keputusan mentri kesehatan RI No.
337/mankes/SK/III/2007 tentang STANDAR PROFESI PEREKAM MEDIS
DAN INFORMASI KESEHATAN dalam kompetisi ke 3 “Manajemen
Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan” kompetensi perekam
medis dan informasi kesehatan di Indonesia adalah “mampu
menyusun (assembling) rekam medis dengan baik dan benar
berdasarkan ketentuan”.
E. Input (sarana dan prasarana)
Unsur-unsur pengendalian yang menjamin pelaksanaan sistem
pelayanan rekam medis di assembling
1. Kartu kendali, fungsi kartu kendali
a. mengendalikan rekam medis yang belum lengkap,
pencatatan data rekam medis guna pengendalian rekam
medis tidak lengkap dari pengkodean penyakit, kode
operasi, kode sebab kematian dan kode dokter.
b. Mengendalikan dokumen rekam medis tidak lengkap
dikembalikan ke unit rekam medis.
c. Melacak kehilangan dokumen, misalnya melacak keberadaan
dokumen rekam medis yang sedang dilengkapi.
Rangkuman MIK II, Supriyanto 46
d. Membuat indeks penyakit, operasi, kematian, dan indeks
dokter.
e. Menghitung angka Incomplete Medical Records (IMR) yaitu
membuat laporan ketidaklengkapan isi dokumen.
2. Digunakannya buku ekspedisi untukserah terima dokumen
rekam medis
3. Buku catatan penggunan nomor
4. Buku catatan penggunaan formulir
5. Lembar pemantauan kelengkapan DRM
6. Analisa kuantitatif
7. Alat tulis kantor (ATK) misalnya pembolong kertas
(perforator), gunting, sablon, alat tulis sablon (rotring
0,8 mm).
8. Perlengkapan kantor furnitur (meja, kursi, rak kertas,
rak sortir), alat komunikasi (telpon).
9. Perlengkapan lain untuk menjaga kebersiha seperti tempat
sampah.
F. Input (aturan assembling)
Peraturan menteri kesehatan RI no. 269/menkes/per/III/2008
tentang rekam medis bab II pasal 3
1. Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana
pelayanan kesehatan (saryankes) sekurang-kurangnya memuat
a. Identitas pasien
b. Tanggal dan waktu
c. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan
dan riwayat penyakitRangkuman MIK II, Supriyanto 47
d. Diagnosis
e. Rencana penatalaksanaan
f. Pengobatan dan/atau tindakan
g. Pelayanan lain yang telah di berikan kepada pasien
h. Untuk pasien kasus gigi di lengkapi dengan odontogram
klinik
i. Persetujuan tindakan bila perlu
2. Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan
satu hari sekurang-kurangnya memuat
a. Indetitas pasien
b. Tanggal dan waktu
c. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan
dan riwayat penyakit
d. Diagnosis
e. Rancana penatalaksanaan
f. Pengobatan dan/atau tindakan
g. Persetujua tindakan bila perlu
h. Catatan observasi klinik klinis dan hasil pengobatan
i. Ringkasan pulang (discharge summary)
j. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau
tenaga kesehatan tertentu yang memberika pelayanan
kesehatan
k. Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
tertentu
l. Untuk pasie kasus gigi di lengkapi dengan odotrogam
kinik
3. Isi rekam medis untuk pasien gawat darurat sekurang-
kurangnya memuat
Rangkuman MIK II, Supriyanto 48
a. Identitas pasien
b. Kondisi saat tiba di saryankes
c. Tanggal dan waktu
d. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan
dan riwayat penyakit
e. Diagnosis
f. Rencana penatalaksanaan
g. Pengobatan dan/atau tindakan
h. Persetujuan tindakan bila di perlukan
i. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan
j. Ringkasan pulang (discharge summary)
k. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau
tenaga kesehatan tertentuyang memberikan pelayanan
kesehatan
l. Pelayanan lain yang dilakukanoleh tenaga kesehatan
tertentu
m. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram
klinik
Jaringan prosedur yang membentuk sistem pelayanan
rekammedis di assembling
1. Prosedur penerimaan sensus harian dan dokumen rekam
medis dari unit pencatat data rekam medis
2. Prosedur perakitan dan penelitian kelengkapan dokumen
rekam medis
3. Prosedur pengembalian dokumen rekam medis yang tidak
lengkap ke unit pencatat data untuk dilengkapi
4. Prosedur penggabungan kartu kendali dengan dokumen
rekam medisRangkuman MIK II, Supriyanto 49
5. Prosedur penyerahan dokumen rekam medis dan kartu
kendali ke koding dan indeksing
6. Prosedur penyimpanan kartu kendali untuk mengendalikan
dikumen medis yang tidak lengkap
7. Prosedur penyerahan sensus harian ke analising dan
reporting
G. Proses (tugas pokok dan fungsi)
Fungsi dan peranan assembling dalam pelayanan rekam medis
adalah sebagai perakit formulir rekam medis, peneliti isi
data rekam medis, pengendali dokumen rekam medis tidak
lengkap, pengendali penggunaaan nomor rekam medis dan
formulir rekam medis.
Berdasarkan fungsi di atas, assembling memiliki tugas pokok
sebagai berikut:
a. Menerima dokumen rekam medis dan sensus harian dari unit-
unit pelayanan
b. menyerahkan dokumen rekam medis baru dan kelegkapan
formulirnya kepada unit pengguna
c. Mencatat setiappenggunaan formulir rekam medis ke dalam
buku pengendalian penggunaan formulir rekam medis
d. Mengalokasikan dan mencatat penggunaan nomor rekam medis
kedalam buku penggunaan nomor RM
e. Menerima pengembalian dokumen rekam medis dan sensus
harian rawat inap, rawat jalan, dan unit gawat darurat
dengan menandatangani buku ekspedisi
f. Mencocokan jumlah dokumen rekam medis dan jumlah pasien
yang tertulis pada sensus harian. Jumlah dokumen rekamRangkuman MIK II, Supriyanto 50
medis yang di terima harus sesuai dengan jumlah yang
tercatat dalam sensus harian
g. Meneliti isi kelengkapan dokumen rekam medis dan mencatat
identitas pasien ke dalam kartu kendali. Sambil meneliti
kelengkapan isi sekaligus formulir-formulir rekam medis
di atur kembali sehingga sejarah dan riwayat penyakit
pasien mudah di telusuri
h. Bila dokumen rekam medis belum lengkap, tulis
ketidaklengkapannya di atas secarik kertas yang
ditempelkan yang ditempelkan pada sampul depan dokumen
rekam medis kemudian dikembalikan ke unit pelayanan yang
bersangkutan untuk dilengkapi oleh petugas yang
bertanggung jawab dengan menggunakan buku ekspedisi,
penggunaan kartu kendali di simpan menurut tanggal
pengembalian
i. Menyerahkan dokumen rekam medis yang sudah lengkap
j. Menyerahkan sensus harian ke fungsi analisdan pelaporan
k. Mencatat dan mengendalikan dokumen rekam medis yang
isinya belum lengkap dan secara periodik melaporkan
kepada kepala unit rekam medis mengenai ketidak lengkapan
isi dokument dan petugas yang bertanggung jawab terhadap
kelengkapan isi tersebut.
l. Mengendalikan penggunaan formulir – formulir rekam medis
dan secara periodik melaporkan kepada kepala unit rekam
medis mengenai jumlah dan jenis formulir yang digunakan;
m. Membuat laporan penggunaan formulir rekam medis.
Rangkuman MIK II, Supriyanto 51
n. Fungsi-fungsi yang terkait dengan assembling menyerahkan
dokumen rekam medis baru dan kelegkapan formulirnya
kepada unit pengguna
o. Mencatat setiap penggunaan formulir rekam medis ke dalam
buku pengendalian penggunaan formulir rekam medis
p. Mengalokasikan dan mencatat penggunaan nomor rekam medis
kedalam buku penggunaan nomor RM
q. Menerima pengembalian dokumen rekam medis dan sensus
harian rawat inap, rawat jalan, dan unit gawat darurat
dengan menandatangani buku ekspedisi
r. Mencocokan jumlah dokumen rekam medis dan jumlah pasien
yang tertulis pada sensus harian. Jumlah dokumen rekam
medis yang di terima harus sesuai dengan jumlah yang
tercatat dalam sensus harian
s. Meneliti isi kelengkapan dokumen rekam medis dan mencatat
identitas pasien kedalam kartu kendali. Sambil meneliti
kelengkapan isi sekaligus formulir-formulir rekam medis
di atur kembali sehingga sejarah dan riwayat penyakit
pasien mudah di telusuri
t. Bila dokumen rekam medis belum lengkap, tulis
ketidaklengkapannya di atas secarik kertas yang
ditempelkan pada sampul depan dokumen rekam medis
kemudian dikembalikan ke unit pelayanan yang bersangkutan
untuk dilengkapi oleh petugas yang bertanggung jawab
dengan menggunakan buku ekspedisi, penggunaan kartu
kendali disimpan menurut tanggal pengembalian
u. Menyerahkan dokumen rekam medis yang sudah lengkap
v. Menyerahkan sensus harian ke fungsi analis dan pelaporan
Rangkuman MIK II, Supriyanto 52
w. Mencatat dan mengendalikan dokumen rekam medis yang
isinya belum lengakap dan secara periodik melaporkan
kepada kepala unit rekam medis mengenai ketidaklengkapan
isi dokument dan petugas yang bertanggung jawab terhadap
kelengkapan isi tersebut.
x. Mengendalikan penggunaan formulir – formulir rekam medis
dan secara periodik melaporkan kepada kepala unit rekam
medis mengenai jumlah dan jenis formulir yang digunakan;
y. Membuat laporan penggunaan formulir rekam medis.
H. Output assembling
Rekam medis yang telah diteliti kelengkapan isi dan merakit
berkas rekam medis sebelum disimpan.
Rangkuman MIK II, Supriyanto 53