+ All Categories
Home > Documents > Model Analisis dan Strategi Mitigasi Risiko pada UKM ...

Model Analisis dan Strategi Mitigasi Risiko pada UKM ...

Date post: 25-Feb-2023
Category:
Upload: khangminh22
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
9
Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 2/Desember 2020 p-ISSN : 1410-7015 e-ISSN : 2622-8769 Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 2/Desember 2020 50 Model Analisis dan Strategi Mitigasi Risiko pada UKM Pengolahan Limbah Kertas Semen Surabaya (Studi Kasus: CV. XYZ) Della Ginza Ramadhan Jurusan Teknik Industri Agro, Politeknik ATI Makassar E-mail: [email protected] ABSTRAK CV. XYZ merupakan industri pengolahan limbah kertas semen yang memiliki risiko pada proses produksinya. Risiko produksi dapat sangat merugikan dalam pencapaian sasaran dan tujuan organisasi bisnis. Tujuan penelitian adalah menganalisis dan merumuskan strategi mitigasi risiko yang dihadapi pada CV. XYZ. Metode analisis yang digunakan adalah Failure Mode Effect Analysis (FMEA) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Pada proses identifikasi risiko proses produksi di UKM CV. XYZ terdapat 10 risiko yang dapat mempengaruhi yaitu berdasarkan bahan baku, produksi maupun permintaannya. Hasil pengukuran dan penilaian risiko proses produksi pengolahan kertas semen di UKM CV. XYZ didapatkan risiko tertinggi pada masing-masing variabel. Risiko pada bahan baku dapat dihadapi dengan strategi menjalin kemitraan dengan pemasok bahan baku, risiko pada proses produksi dapat dihadapi dengan strategi melakukan perencanaan kebutuhan bahan baku, dan risiko permintaan dapat dihadapi dengan strategi menjalin kemitraan dengan para konsumen. Berdasarkan perhitungan metode AHP yang dilakukan diperoleh alternatif strategi untuk meminimasi risiko pada variabel. Alternatif strategi tersebut yaitu menjalin kemitraan dengan para konsumen. Kata kunci: Analytical Hierarchy Process, Failure Mode Effect Analysis, risiko produksi ABSTRACT CV. XYZ is a cement paper waste processing industry that has risks in its production process. Production risk can be very detrimental in achieving the goals and objectives of a business organization. The research objective is to analyze and formulate risk mitigation strategies faced by CV. XYZ. The analytical methods used are Failure Mode Effect Analysis (FMEA) and Analytical Hierarchy Process (AHP). In the process of identifying the risk of the production process, there are 10 risks that can affect, namely based on raw materials, production and demand. The results of measurement and risk assessment of the cement paper processing production process at CV. XYZ obtained the highest risk in each variable. Risks in raw materials can be faced with a strategy of forming partnerships with suppliers of raw materials, risks in the production process can be faced with a strategy to plan raw material requirements, and risk of demand can be faced with a strategy of establishing partnerships with consumers. Based on the calculation of the AHP method, an alternative strategy is obtained to minimize risk in the variables. The alternative strategy is to build partnerships with consumers. Keywords: Analytical Hierarchy Process, Failure Mode Effect Analysis, Production Risk
Transcript

Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 2/Desember 2020

p-ISSN : 1410-7015

e-ISSN : 2622-8769

Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 2/Desember 2020 50

Model Analisis dan Strategi Mitigasi Risiko pada UKM Pengolahan Limbah

Kertas Semen Surabaya (Studi Kasus: CV. XYZ)

Della Ginza Ramadhan

Jurusan Teknik Industri Agro, Politeknik ATI Makassar E-mail: [email protected]

ABSTRAK

CV. XYZ merupakan industri pengolahan limbah kertas semen yang memiliki risiko pada proses produksinya. Risiko produksi dapat sangat merugikan dalam pencapaian sasaran dan tujuan organisasi bisnis. Tujuan penelitian adalah menganalisis dan merumuskan strategi mitigasi risiko yang dihadapi pada CV. XYZ. Metode analisis yang digunakan adalah Failure Mode Effect Analysis (FMEA) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Pada proses identifikasi risiko proses produksi di UKM CV. XYZ terdapat 10 risiko yang dapat mempengaruhi yaitu berdasarkan bahan baku, produksi maupun permintaannya. Hasil pengukuran dan penilaian risiko proses produksi pengolahan kertas semen di UKM CV. XYZ didapatkan risiko tertinggi pada masing-masing variabel. Risiko pada bahan baku dapat dihadapi dengan strategi menjalin kemitraan dengan pemasok bahan baku, risiko pada proses produksi dapat dihadapi dengan strategi melakukan perencanaan kebutuhan bahan baku, dan risiko permintaan dapat dihadapi dengan strategi menjalin kemitraan dengan para konsumen. Berdasarkan perhitungan metode AHP yang dilakukan diperoleh alternatif strategi untuk meminimasi risiko pada variabel. Alternatif strategi tersebut yaitu menjalin kemitraan dengan para konsumen.

Kata kunci: Analytical Hierarchy Process, Failure Mode Effect Analysis, risiko produksi

ABSTRACT

CV. XYZ is a cement paper waste processing industry that has risks in its production process. Production risk can be very detrimental in achieving the goals and objectives of a business organization. The research objective is to analyze and formulate risk mitigation strategies faced by CV. XYZ. The analytical methods used are Failure Mode Effect Analysis (FMEA) and Analytical Hierarchy Process (AHP). In the process of identifying the risk of the production process, there are 10 risks that can affect, namely based on raw materials, production and demand. The results of measurement and risk assessment of the cement paper processing production process at CV. XYZ obtained the highest risk in each variable. Risks in raw materials can be faced with a strategy of forming partnerships with suppliers of raw materials, risks in the production process can be faced with a strategy to plan raw material requirements, and risk of demand can be faced with a strategy of establishing partnerships with consumers. Based on the calculation of the AHP method, an alternative strategy is obtained to minimize risk in the variables. The alternative strategy is to build partnerships with consumers.

Keywords: Analytical Hierarchy Process, Failure Mode Effect Analysis, Production Risk

Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 2/Desember 2020

p-ISSN : 1410-7015

e-ISSN : 2622-8769

Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 2/Desember 2020 51

PENDAHULUAN

CV . XYZ merupakan salah satu UKM

dikota Surabaya yang terletak di Jalan Karah Agung, Surabaya. CV. XYZ bergerak di bidang pengolahan limbah kertas semen yang berdiri sejak tahun 2014 dengan kapasitas produksi 10 ton per bulan. CV. XYZ memproduksi produk akhir untuk disimpan dan kebutuhan untuk konsumen akan diambil dari persediaan di Gudang. Target konsumen utama CV. XYZ adalah pabrik-pabrik yang bergerak dalam bidang pengolahan bijih plastik yang membutuhkan plastik putih sebagai bahan baku utamanya. Selain itu, CV. XYZ juga menjual sisa kertas hasil pengolahan limbah sebagai bahan baku utama pembuatan kertas. Berbagai macam risiko dihadapi oleh CV. XYZ dalam proses produksinya. Risiko adalah suatu ketidakpastian yang ditimbulkan oleh adanya suatu perubahan (Bessis, 2002). Risiko dapat dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya kerugian yang tidak terduga. Kemungkinan ini menunjukkan adanya ketidakpastian yang dapat memperngaruhi pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis risiko untuk mengidentifikasi, mengukur dan kemudian menyusun strategi sebagai dasar untuk membangun sistem manajemen risiko.

Menurut Suswinarno (2012), sasaran pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda terkait dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima masyarakat. Risiko ini dapat berupa ancaman dari lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Pengelolaan risiko dapat dilakukan dengan risk avoidance, risk transfer, risk deferral, risk retention dan contingency plan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk melakukan untuk mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi pada proses produksi adalah metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA). FMEA adalah prosedur untuk menganalisis mode kegagalan potensial dalam sistem klasifikasi berdasarkan tingkat keparahan atau

penentuan efek kegagalan pada sistem (Ebrahimipour, 2010). Selanjutnya, untuk menentukan strategi yang tepat dalam meminimasi risiko dapat dilakukan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP adalah salah satu metode yang digunakan untuk pengambilan keputusan menggunakan beberapa variabel dengan proses analisis bertingkat. Menurut Setiawan (2009), metode AHP memberikan solusi dalam membantu membuat keputusan berdasarkan multi kriteria yang diterapkan.

Beberapa penelitian terdahulu yang menggunakan metode FMEA dan AHP yaitu Irawan, Santoso & Mustaniroh (2017) telah melakukan penelitian tentang model analisis dan strategi mitigasi risiko produksi keripik tempe dimana dari hasil penelitian didapatkan bahwa risiko tertinggi terdapat pada bahan baku kedelai yang berfluktuasi, hasil produk keripik tempe yang kurang baik dan beragam, serta permintaan keripik tempe tidak pasti. Djatna dan Sarinah (2015), telah melakukan penelitian tentang strategi penanganan risiko kekurangan pasokan pada industri pengolahan rumput laut pada PT.XYZ dengan menggunakan metode Modified Failure Mode Effect Analysis (MFMEA) dan AHP dimana dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan mendapatkan pemasok yang lebih efektif dan pada saat yang sama mendapatkan mitra rantai pasokan yang berisiko rendah. Rusmiati (2012) melakukan penelitian tentang penerapan fuzzy failure mode and effect analysis (Fuzzy FMEA) dalam mengidentifikasi kegagalan pada proses produksi di PT. Daesol Indonesia dimana hasil dari penelitian menunjukkan permasalahan terbesar dialami oleh proses injection forming. Dalam hal ini peneliti menggunakan FMEA untuk mengidentifikais risiko kegagalan yang dapat dihadapi oleh CV.XYZ kemudian menggunakan AHP untuk menentukan prioritas dalam pengambilan keputusan dalam strategi perbaikan.

Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 2/Desember 2020

p-ISSN : 1410-7015

e-ISSN : 2622-8769

Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 2/Desember 2020 52

METODOLOGI

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2019 hingga bulan Juli 2019. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan studi kasus di CV.XYZ Jalan Karah Agung, Kota Surabaya. Penelitian dilakukan secara sistematis agar tujuan penelitian dapat sesuai dengan permasalahan. Tahap dalam penelitian ini yaitu observasi dan siskusi awak dengan pemilik CV.XYZ, melakukan kajian pustaka, perumusan masalah penelitian, identivitasi variable dan penyusunan kuesioner, pengumpulan dan pengolahan data, serta perumusan kesimpulan. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penilitian ini adalah dengan melakukan pengamatan langsung diperusahaan yang menjadi obyek penilitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Kuesioner. Pembagian kuesioner dilakukan

dengan metode expert judgement, yaitu memberikan kuesioner kepada responden yang memahami alur produksi, dimana responden pada penelitian ini yaitu kepada pemilik perusahaan dan karyawan terkait proses produksi.

2. Wawancara. Wawancara dilakukan kepada pemilik perusahaan dan karyawan terkait proses produksi, mulai dari bahan baku hingga proses pemasaran produk..

3. Observasi. Observasi dilakukan untuk mengamati sistem atau cara kerja karyawan yang ada, mengamati proses produksi dari awal hingga akhir, dan kegiatan pengendalian kualitas.

4. Dokumentasi. Dokumentasi yang dilakukan berupa laporan kegiatan produksi dan laporan jumlah produksi.

Analisis Data Pengolahan data dilakukan pada penelotian ini dilakukan dengan langkah- langkah analisis data sebagai berikut:

1. Melakukan identifikasi faktor risiko dan indikator risiko. Dalam penelitian ini terdapat dua faktor pengukuran yaitu faktor risiko dan indikator risiko. Pengkajian pengukuran risiko dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Identifikasi Risiko Faktor Risiko Indikator Risiko

Risiko bahan baku

Harga bahan baku kertas semen fluktuatif

Ketersediaan pasokan kertas semen kurang

Risiko produksi Kenaikan upah tenaga kerja Kapasitas produksi terbatas Kurangnya standar keamanan

pekerja Tata letak ruang produksi yang

tidak bagus Tidak ada dokumentasi SOP Risiko permintaan

Nilai jual produk yang tidak stabil

Kesalahan pengiriman barang Kompetitor UKM

2. Pengolahan Data menggunakan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Data analisis risiko dinilai oleh pemilik CV.XYZ menggunakan instrument kuesioner. Penilaian tingkat keparahan dampak suatu potensi kegagalan dari setiap indikator risiko dilakukan dengan mendefinisikan Risk Priority Number (RPN) berdasarkan tiga kriteria keparahan efek atau Severity (S), Kejadian atau Occurrence (O), dan Dekteksi atau Detection (D). Angka prioritas RPN merupakan hasil perkalian dari keparahan, kejadian dan deteksi. Angka ini akan menunjukkan rangking sehingga akan membantu memberikan setiap pertimbangan untuk tindakan korektif pada setiap potensi kegagalan.

3. Pengolahan Data menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

Pada tahap ini dilakukan pengambilan keputusan berdasarkan nilai perbandingan bobot (weight) dengan menggunakan kuesioner berdasarkan prinsip pairwise

Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 2/Desember 2020

p-ISSN : 1410-7015

e-ISSN : 2622-8769

Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 2/Desember 2020 53

comparation. Nilai tertinggi menunjukkan alternatif strategi yang paling baik dalam setiap indikator risiko.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan terhadap risiko yang dihadapi CV.XYZ dapat diidentifikasi tiga variable yang

sangat mempengaruhi keberlangsungan proses produksi yaitu bahan baku, proses produksi dan permintaan. Metode FMEA digunakan untuk mengidentifikasi dan mengukur tingkat Risk Priority Number (RPN) tertinggi pada proses produksi pengolahan limbah kertas semen. Hasil identifikasi dengan metode FMEA dapat dilhat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil identifikasi risiko dengan FMEA

Indikator Risiko S O D RPN Peringkat Risiko bahan baku Harga bahan baku kertas semen fluktuatif 4 6 8 192 1 Ketersediaan pasokan kertas semen kurang 5 5 7 175 2 Risiko produksi Kenaikan upah tenaga kerja 4 3 7 84 5 Kapasitas produksi terbatas 6 7 4 168 3 Kurangnya standar keamanan pekerja 7 5 6 210 2 Tata letak ruang produksi yang tidak bagus 8 5 3 120 4 Tidak ada standar operasional prosedur (SOP) 6 6 8 288 1 Risiko permintaan Nilai jual produk yang tidak stabil 5 2 5 50 3 Kesalahan pengiriman barang 6 5 3 90 2 Kompetitor UKM 6 4 4 96 1

Berdasarkan hasil FMEA didapatkan nilai RPN tertinggi pada masing-masing variabel risiko. Nilai RPN tertinggi pada risiko bahan baku terdapat pada harga bahan baku kertas semen fluktuatif dengan nilai sebesar 192. Risiko harga pada bahan baku merupakan faktor risiko yang paling tinggi, karena bahan baku yang digunakan adalah limbah. Saat ini para pengusaha pengolahan limbah kertas semen tidak dapat mengendalikan harga produknya secara konstan, karena harga bahan baku tergantung dari hasil pemakaian perusahaan ataupun masyarakat dan tidak dapat dikendalikan oleh pengusaha atau pemerintah. Harga bahan baku kertas semen pada saat ini sebesar Rp.3.000,00 per kg, apabila harga kertas semen yang menjadi bahan baku utama pengolahan limbah naik, harga jual plastik dan kertas semen pada konsumen juga akan naik.

Faktor tersebut menjadi risiko yang tidak dapat dihindari baik dari UKM, pemasok kertas semen, dan pemerintah. Nilai RPN tertinggi risiko produksi terdapat pada tidak adanya SOP dengan nilai sebesar 288. Risiko produksi tidak adanya SOP merupakan faktor risiko yang paling tinggi, karena semua pekerjaan dilakukan menurut pengetahuan dasar karyawan tidak ada aturan ataupun petunjuk yang harus diikuti sebagai pedoman. Dengan adanya SOP semua kegiatan di suatu perusahaan dapat terancang dengan baik dan dapat berjalan sesuai kemauan perusahaan. SOP dapat didefinisikan sebagai dokumen yang menjabarkan aktivitas operasional yang dilakukan sehari-hari, dengan tujuan agar pekerjaan tersebut dilakukan secara benar, tepat, dan konsisten, untuk menghasilkan produk sesuai standar yang telah

Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 2/Desember 2020

p-ISSN : 1410-7015

e-ISSN : 2622-8769

Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 2/Desember 2020 54

ditetapkan sebelumnya (Tathagati, 2014). Nilai RPN tertinggi pada risiko permintaan tertinggi terdapat pada faktor kompetitor ukm dengan nilai RPN sebesar 96. Risiko permintaan tidak dapat dengan pasti diprediksi. Faktor kompetitor UKM dapat berakibat pada pendapatan yang dihasilkan oleh CV. XYZ dan keberlanjutan dari proses produksi selanjutnya, sebab kompetitor juga akan mempengaruhi jumlah bahan baku yang terancam akan lebih sulit lagi didapatkan akibat persaingan UKM. Faktor lain yang dapat mempengaruhi permintaan kertas semen yaitu kesalahan pengiriman. Citra UKM yang bagus akan sangat berpengaruh terhadap permintaan pesanan terhadap UKM tersebut. Semakin banyaknya UKM pengelola limbah kertas semen dapat menjadi risiko kurangnya permintaan pesanan pada UKM tersebut. Namun apabila UKM tersebut memiliki citra yang baik dengan kualitas dan harga yang baik, maka para konsumen dapat sangat loyal kepada UKM pengelola limbah kertas semen tersebut. Untuk meminimalisir atau mengurangi risiko yang akan terjadi, maka dilakukan

perumusan strategi dengan metode AHP. Langkah ini akan menentukan risiko mana yang akan menjadi prioritas dan strategi apa yang harus segera dilakukan. Hasil perumusan strategi dengan metode AHP dapat dilihat pada Tabel 3. Perumusan ini dilakukan bersama UKM dan akademisi guna mendapatkan nilai responden dan bobot dari masing-masing alternatif strategi. Nilai responden dapat dilihat pada Tabel 4. Dari hasil perhitungan Tabel 4 menunjukkan nilai rasio konsistensi atau Consistency Ratio (CR) untuk minimasi risiko produksi yaitu 0,01, nilai CR untuk risiko bahan baku yaitu 0,01, nilai CR untuk risiko produksi yaitu 0,09 dan nilai CR risiko permintaan yaitu 0,04. Nilai rasio konsistensi CR ≤ 0,10 (10%) maka dianggap konsisten, dan jika nilai CR ≥ 0,10 (10%) maka diperlukan perbaikan atau perhitungan ulang dari variabel yang digunakan (Saaty, 2001). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian ini sudah sesuai kriteria dan dapat dikatan valid. Nilai bobot masing-masing variabel dan struktur hirarki alternatif strategi dapat dilhat pada gambar 1.

Tabel 3. Strategi minimasi risiko CV.XYZ

Tujuan Variabel Indikator Risiko Alternatif Strategi Bahan baku Harga bahan baku kertas semen fluktuatif Menjalin kemitraan dengan

pemasok bahan baku Melakukan perencanaan kebutuhan bahan baku Membuat SOP dan menerapkan SOP pada proses produksi Menjalin kemitraan dengan para konsumen Melakukan perancanaan dan peramalan permintaan

Ketersediaan pasokan kertas semen kurang

Strategi mitigasi risiko proses produksi

Proses produksi

Kenaikan upah tenaga kerja Kapasitas produksi terbatas Kurangnya standar keamanan pekerja Tata letak ruang produksi yang tidak bagus Tidak ada standar operasional prosedur (SOP)

Permintaan Nilai jual produk yang tidak stabil Kesalahan pengiriman barang Kompetitor UKM

Tabel 4. Rasio Konsistensi Responden No Tujuan Kriteria Level 1 Nilai Konsistensi (CR)

1 Minimasi risiko produksi 0.01 2 Risiko bahan baku 0.01 3 Risiko produksi 0.09 4 Risiko permintaan 0.04

Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 2/Desember 2020

p-ISSN : 1410-7015

e-ISSN : 2622-8769

Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 2/Desember 2020 55

Gambar 1. Struktur hirarki strategi minimasi risiko produksi

Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 2/Desember 2020

p-ISSN : 1410-7015

e-ISSN : 2622-8769

Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 2/Desember 2020 56

Strategi Bahan Baku Hasil dari perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan metode AHP pada Gambar 1 didapatkan prioritas strategi yang dapat meminimalisir risiko harga yang fluktuatif pada variabel bahan baku. Alternatif strategi tersebut adalah menjalin kemitraan dengan pemasok bahan baku dengan nilai bobot sebesar 0,29. menjalin kemitraan dengan pemasok bahan baku menjadi strategi yang tepat dipilih dibandingkan dengan strategi lain seperti melakukan perencanaan kebutuhan bahan baku, membuat SOP dan menerapkan SOP pada proses produksi, menjalin kemitraan dengan para konsumen serta melakukan perancanaan dan peramalan permintaan. Perencanaan kebutuhan bahan baku dan peramalan permintaan adalah sebagai strategi pendukung untuk menjaga kualitas dari bahan baku. Untuk dapat menjalin kemitraan dengan pemasok bahan baku yang baik juga perlu menerapkan SOP yang baik, agar menjadi acuan untuk menentukan standard yang baik. Penerapan SOP proses produksi pada bahan baku bertujuan untuk menerapkan standar yang tepat dalam menentukan kualitas bahan baku yang digunakan pada proses produksi. Strategi Proses Produksi Hasil perhitungan pada Gambar 1 didapatkan nilai bobot alternatif strategi pada proses produksi untuk meminimasi risiko terjadinya kesalahan produksi. Alternatif strategi tersebut adalah melakukan perencanaan kebutuhan bahan baku dengan bobot nilai sebesar 0,43. Pada hal ini UKM harus mampu meminimalkan kesalalahan proses produksi agar dapat bersaing dengan kompetitor, karena dengan meminimalkan kesalalahan proses produksi UKM dapat meningkatkan permintaan bahan baku yang berkualitas yang siap dipasarkan dengan mempertimbangkan mutu dan kualitas dari bahan baku (Sudiro, 2013). Namun kadangkala dalam proses produksi yang berlangsung terjadi hambatan-hambatan yang menyebabkan kerusakan atau

keterlambatan pengiriman produk karena alat yang disediakan hanya satu dan masih bersifat manual. Penerapan SOP pada proses produksi dapat mendukung terjaganya keberlangsungan proses produksi yang akan dilakukan, karena bertujuan untuk menghindari kegagalan/kesalahan pada saat proses produksi berlangsung. SOP pada aktivitas produksi akan dijadikan sebagai acuan untuk membuat suatu standar proses pada sistem produksi. Oleh karena itu strategi ini akan membantu untuk menjadi acuan standar proses produksi yang baik agar mengahasilkan produk yang berkualitas dan tidak terjadi keterlambatan pengiriman produk. Melakukan perencanaan kebutuhan bahan baku proses produksi dapat dengan mudah dilakukan dengan cara menjalin kemitraan dengan koperasi pemasok dan bahan pendukung, sedangkan menjalin kemitraan dengan distributor, agen dapat membantu untuk penyediaan peralatan yang digunakan seperti gas elpiji, minyak, kemasan, dan lainnya. Strategi Permintaan Pada perhitungan Gambar 1 dengan menggunakan metode AHP didapatkan alternatif strategi yang dipilih yaitu menjaga kualitas produk. Strategi ini mendapatkan nilai bobot sebesar 0,4, karena menjalin kemitraan dengan konsumen akan membuat permintaan pada produk tersebut meningkat. Pada persaingan yang ketat seperti sekarang, pengusaha dituntut untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan mempunyai nilai lebih dengan kemitraan yang bagus dan terpercaya. Peluang ini dapat menjadi strategi untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas. Untuk mendapatkan pangsa pasar yang luas dapat menjalin kemitraan dengan distributor, agen, dan riteler. Perluasan pangsa pasar dapat berdampak pada permintaan produk yang akan meningkat karena produk yang dipasarkan menyebar pada daerah-daerah lain. Strategi kemitraan ini juga dapat membantu produsen dan

Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 2/Desember 2020

p-ISSN : 1410-7015

e-ISSN : 2622-8769

Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 2/Desember 2020 57

distributor, agen atau riteler untuk dapat bekerjasama dengan saling membutuhan dan menguntungkan. Kerjasama kemitraan dapat menciptakan hubungan saling mengun-tungkan, saling membutuhkan dan saling memperkuat antara kedua belah pihak. Perluasan pangsa pasar yang luas dapat menjadi keuntungan karena dapat melakukan perenca-naan dan peramalan permintaan yang lebih banyak. Untuk mendukung perencanaan permintaan yang banyak memerlukan perencanaan bahan baku yang baik dengan cara menjalin kemitraan dengan koperasi dan pemasok, untuk mempermudah mendapatkan bahan yang akan digunakan. Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil dari pembahasan didapatkan beberapa rekomendasi manajerial yang dapat dilakukan oleh CV. XYZ yaitu, perlunya menjaga kemitraan baik itu dengan pemasok bahan baku maupun dengan konsumen. Hal ini dikarenakan terbatasnya pasokan bahan baku kertas semen yang dapat mengakibatkan tidak berjalannya ukm ketika bahan baku tidak ada, sehingga kemitraan ini menjadi sangat penting untuk meminimalisir risiko kekosongan bahan baku pada CV. XYZ. Risiko produksi bisa diminimalisir dengan melakukan perencanaan kebutuhan bahan baku secara berkala, membuat SOP untuk semua kegiatan produksi juga menjadi hal penting dalam keberlangsungan perusahaan. Pembuatan SOP akan sangat membantu untuk menerjemahkan alur produksi CV. XYZ, sehingga dapat meminimalkan terjadinya kesalahan prosedur baik pada saat produksi maupun pada saat pengiriman produk. Selain itu diperlukan juga SOP untuk pemeliharaan dengan penerapan konsep 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke), dengan metode ini akan menciptakan suasana kerja yang rapi, bersih sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Metode ini juga berfungsi sebagai awal dari pencegahan dan kemudahaan perusahaan dalam mendeteksi masalah yang akan timbul. Pada faktor

permintaan strategi yang digunakan sama dengan bahan baku yaitu untuk menjaga kemitraan khususnya kepada konsumen. Pada faktor permintaan berdampak pada daya saing dan daya terima konsumen terhadap produk tersebut. Strategi ini menjadi dasar dalam memperluas pangsa pasar, karena daya terima produk dapat bersaing dengan kompetitor lain. Selain itu juga perlu dilakukan perhitungan peramalan permintaan sehingga CV. XYZ dapat mengantisipasi permintaan dan tidak ada permintaan yang tidak dipenuhi, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan citra CV. XYZ ke konsumen.

KESIMPULAN

Terdapat 10 risiko yang dapat diidentifikasi pada proses produksi CV. XYZ yaitu pada variabel bahan baku antara lain harga bahan baku kertas semen fluktuatif dan ketersediaan pasokan kertas semen kurang. Pada variabel produksi terdapat risiko kenaikan upah tenaga kerja, kapasitas produksi terbatas, kurangnya standar keamanan pekerja, tata letak ruang produksi yang tidak bagus serta tidak ada standar operasinal prosedur (SOP). Pada variabel permintaan terdapat risiko permintaan nilai jual produk yang tidak stabil, kesalahan pengiriman barang dan kompetitor UKM. Risiko tertinggi pada masing-masing variabel berdasarkan pengukuran dan penilaian risiko proses produksi CV. XYZ yaitu pada bahan baku risiko tertinggi adalah harga bahan baku kertas semen fluktuatif, pada produksi risiko tertinggi adalah tidak ada standar operasional prosedur (SOP) dan pada permintaan risiko tertinggi adalah kompetitor UKM. Alternatif strategi untuk meminimalkan risiko pada variabel berdasarkan perhutungan AHP yaitu menjalin kemitraan dengan para konsumen.

DAFTAR PUSTAKA Ahyari, A. Manajemen Produksi, Pengendalian

Produksi. Yogyakarta: BPFE. 1990.

Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 2/Desember 2020

p-ISSN : 1410-7015

e-ISSN : 2622-8769

Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 2/Desember 2020 58

Basyaib, F. Manajemen Risiko. Jakarta: Grasindo. 2007.

Bessis, J. Risk Management in Banking. Wiley:Chicester. 2002.

Ebrahimipour,V., Rezai e, K., & Shokravi, S. An Ontology Approach to Support FMEA Studies. Expert Systems with Applications 37. pp 671-677. 2010.

Irawan, J.P., Santoso, Imam., & Mustaniroh, S. A. Model Analisis dan Strategi Mitigasi Risiko Produksi Keripik Tempe. Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Volume 6. No 2: 88-96. 2017.

Rusmiati, E. penerapan fuzzy failure mode and effect analysis (Fuzzy FMEA) dalam mengidentifikasi kegagalan pada proses produksi di PT. Daesol Indonesia. Jurnal Teknologi dan Manajemen Volume 10 No. 2. 2012.

Saaty, T.L. Decision Making with Dependence and Feedback the Analytic Network Process, 2th Ed. USA: RWS Publications, 4922 Ellsworth Avenue Pittsburgh. 2001.

Sarinah., & Taufik. Analisis Strategi Penanganan Risiko Kekurangan Pasokan pada Industri Pengolahan Rumput Laut: Kasus di Sulawesi Selatan. Agritech 35(2): 223-233. 2015.

Setiawan, A. Implementasi aplikasi Decision Support System dengan metode Analytical Hierarcy Process (AHP) untuk penentuan jenis supplier. Jurnal Gaung Informatika. 2(2): 93-104. 2009.

Sudiro. Manajemen dan pengembangan fungsi produksi dan operasional pada usaha pengolahan bahan kimia PT. X di Gresik. AGORA. 1(1): 1-13. 2013.

Suswinarno. Aman dari Risiko dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Visimedia, Jakarta. 2012.

Tampubolon, R. Risk Management: Manajemen Risiko Pendekatan Kualitatif untuk Bank Komersial. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2004.

Tathagati, A. Step by Step Membuat SOP. Efata. Jakarta. 2014.


Recommended