+ All Categories
Home > Documents > MODUL 3 SUMBERDAYA HUTAN SBG EKOSISTEM ALAMI

MODUL 3 SUMBERDAYA HUTAN SBG EKOSISTEM ALAMI

Date post: 09-Dec-2023
Category:
Upload: independent
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
31
SUMBERDAYA HUTAN SEBAGAI SUMBERDAYA HUTAN SEBAGAI EKOSISTEM ALAMI EKOSISTEM ALAMI Oleh : Oleh : Prof. Dr. Ir. Surjono Hadi Sutjahjo, M.S. Prof. Dr. Ir. Surjono Hadi Sutjahjo, M.S. INSTITUT PERTANIAN BOGOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOPEMBER, 2010 NOPEMBER, 2010
Transcript

SUMBERDAYA HUTAN SEBAGAI SUMBERDAYA HUTAN SEBAGAI EKOSISTEM ALAMIEKOSISTEM ALAMI

Oleh :Oleh :Prof. Dr. Ir. Surjono Hadi Sutjahjo, M.S.Prof. Dr. Ir. Surjono Hadi Sutjahjo, M.S.

INSTITUT PERTANIAN BOGORINSTITUT PERTANIAN BOGORNOPEMBER, 2010NOPEMBER, 2010

LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG

1. Hutan dunia (FAO, 1997)1. Hutan dunia (FAO, 1997) Luas 3,9 milyar ha (30 % dari total luas daratan bumi).Luas 3,9 milyar ha (30 % dari total luas daratan bumi). 57% merupakan hutan tropis. 57% merupakan hutan tropis. 1980-1995 berkurang 5%. 1980-1995 berkurang 5%. Deforestasi hutan 16,5 Juta ha/tahun.Deforestasi hutan 16,5 Juta ha/tahun.

2. Bencana El Nino 1997/98 (Tacconi, 20032. Bencana El Nino 1997/98 (Tacconi, 2003)) Kebakaran 25 juta hektar hutan dunia. Kebakaran 25 juta hektar hutan dunia. Ancaman potensial pembangunan berkelanjutan.Ancaman potensial pembangunan berkelanjutan. Efek: ekosistem, kontribusi emisi karbon, dan Efek: ekosistem, kontribusi emisi karbon, dan

keanekaragaman hayati.keanekaragaman hayati. Indonesia kebakaran hutan yang paling hebat di dunia. Indonesia kebakaran hutan yang paling hebat di dunia.

(terulang pada tahun 2002)(terulang pada tahun 2002)..

3. Bidang kehutanan - 3. Bidang kehutanan - konvensi khusus kehutanan?konvensi khusus kehutanan?

KTT Bumi Rio de Janeiro '92, psl 43 (Chalik dalam Sutamihardja, 2004)KTT Bumi Rio de Janeiro '92, psl 43 (Chalik dalam Sutamihardja, 2004): : Pengelolaan Hutan BerkelanjutanPengelolaan Hutan Berkelanjutan

LLangkah utama dalam mencapai pembangunan berkelanjutan angkah utama dalam mencapai pembangunan berkelanjutan

MMemiliki arti penting dalam: emiliki arti penting dalam: KKemiskinan, emiskinan, DDeforestation, eforestation, KKehilangan keragaman hayati, ehilangan keragaman hayati, PPerubahan iklim global, erubahan iklim global, SSuplai kayu dan sumberdayauplai kayu dan sumberdaya KKeamanan makanan dan akses air minum eamanan makanan dan akses air minum KKemajuan energi emajuan energi

Peran penting dalam isyu perubahan iklim global.Peran penting dalam isyu perubahan iklim global. Kepentingan nasional maupun internasional : fungsi klimatologis Kepentingan nasional maupun internasional : fungsi klimatologis

(CO2) dan (CO2) dan fungsi ekologis (biodiversitas/paru-paru dunia). fungsi ekologis (biodiversitas/paru-paru dunia). Pemanasan global --perubahan iklim global (berdampak pada Pemanasan global --perubahan iklim global (berdampak pada

semua bentuk kehidupan di bumi) emisi GRK yang didominasi semua bentuk kehidupan di bumi) emisi GRK yang didominasi oleh CO2 (50%).oleh CO2 (50%).

““Efek rumah kaca” Efek rumah kaca” Pembakaran BBM, penebangan dan Pembakaran BBM, penebangan dan pembakaran hutan melepaskan CO2. pembakaran hutan melepaskan CO2. Akumulasi CO2 dan gas-gas Akumulasi CO2 dan gas-gas lainnya dalam atmosfer menahan radiasi matahari dekat lainnya dalam atmosfer menahan radiasi matahari dekat permukaan bumi sehingga menyebabkan naiknya suhu bumi permukaan bumi sehingga menyebabkan naiknya suhu bumi (WCED,1987(WCED,1987).).

Kebakaran hutan :Kebakaran hutan : salah satu sebab degradasi hutan. salah satu sebab degradasi hutan. berdampak ganda (emisi CO2 & fungsi klimatologis hutan).berdampak ganda (emisi CO2 & fungsi klimatologis hutan). kerusakan dan kerugian (aspek ekonomi, ekologi, sosial).kerusakan dan kerugian (aspek ekonomi, ekologi, sosial).

4.4. Degradasi Hutan IndonesiaDegradasi Hutan Indonesia 1980-an sekitar 1 juta ha per tahun (Kompas, 2001).1980-an sekitar 1 juta ha per tahun (Kompas, 2001). 1990-an sekitar 1,7 juta ha/tahun (Kompas, 2002).1990-an sekitar 1,7 juta ha/tahun (Kompas, 2002). Sejak tahun 1996-- 2 juta ha/tahun (Kompas, 2003).Sejak tahun 1996-- 2 juta ha/tahun (Kompas, 2003). 1,6 juta ha /tahun (2000) (Kompas 5 Maret 2005).1,6 juta ha /tahun (2000) (Kompas 5 Maret 2005). DEPHUT-RI 2003 3,4 juta hektar/tahun (Minangsari, DEPHUT-RI 2003 3,4 juta hektar/tahun (Minangsari,

dkk., 2005).dkk., 2005). 3,6 juta ha /tahun (2004) (Kompas 5 Maret 2005).3,6 juta ha /tahun (2004) (Kompas 5 Maret 2005). Tahun 2005 --3,8 juta ha /tahun(Kompas 5 Maret Tahun 2005 --3,8 juta ha /tahun(Kompas 5 Maret

2005).2005).

4. Degradasi Hutan Indonesia4. Degradasi Hutan Indonesia

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

1980 90 96 0 2 3 4 5

20052004200320022000199619901980

5. Nasib Hutan Indonesia 5. Nasib Hutan Indonesia (Minangsari, (Minangsari, dkk., 2005).dkk., 2005).

Hutan tropis dataran rendah Sumatera dan Hutan tropis dataran rendah Sumatera dan Kalimantan akan musnah dalam 10 tahun.Kalimantan akan musnah dalam 10 tahun.

Bank dunia --hutan di Indonesia --10 – 15 Bank dunia --hutan di Indonesia --10 – 15 tahun.tahun.

Pengelolaan tidak berkelanjutan, Pengelolaan tidak berkelanjutan, illegal illegal logginglogging dan kebakaran hutan. dan kebakaran hutan.

II. PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI II. PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI INDONESIAINDONESIA

KTT Bumi Rio de Janeiro '92, psl 43 KTT Bumi Rio de Janeiro '92, psl 43 (Pengelolaan Hutan Berkelanjutan)(Pengelolaan Hutan Berkelanjutan)

LLangkah utama dalam mencapai pembangunan angkah utama dalam mencapai pembangunan berkelanjutan berkelanjutan

MMemiliki arti penting dalam: emiliki arti penting dalam: kemiskinan, kemiskinan, deforestation, deforestation, kehilangan keragaman hayati, kehilangan keragaman hayati, perubahan iklim global, perubahan iklim global, suplai kayu dan sumberdayasuplai kayu dan sumberdaya keamanan makanan dan akses air minum keamanan makanan dan akses air minum kemajuan energikemajuan energi

Tutupan hutan Indonesia 130 juta hektar Tutupan hutan Indonesia 130 juta hektar

SSekitar 72 % hutan asliekitar 72 % hutan asli hilang hilang dari sisa 28 % dari sisa 28 % 25 % ( 25 % (++30 30 jujuttaa hha) kondisi rusak paraha) kondisi rusak parah Pembangunan hutanPembangunan hutan:: 1,5 juta hektar (5 th) 1,5 juta hektar (5 th)

Kerusakan hutan 12 juta hektar (5 th) Kerusakan hutan 12 juta hektar (5 th) 10,5 juta hektar 10,5 juta hektar terabaikanterabaikan

(Tempo Interaktif, 24 Mei 2004; (Tempo Interaktif, 24 Mei 2004; Fahutan IPB, 22 April 2004Fahutan IPB, 22 April 2004))

Sejak 1967-2000 kebijakan pembangunan kehutanan tidak mampu Sejak 1967-2000 kebijakan pembangunan kehutanan tidak mampu memperbaiki kinerja pengelolaan hutan (Minangsari, dkk., 2005)memperbaiki kinerja pengelolaan hutan (Minangsari, dkk., 2005)

Kehilangan lebih dari 50 % potensinya Kehilangan lebih dari 50 % potensinya target prod. kayu bulat nasional target prod. kayu bulat nasional

(37 juta m(37 juta m33 /th :1980-an /th :1980-an 22 juta m 22 juta m33 :2000) :2000)

Pentingnya Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Pentingnya Pengelolaan Hutan Berkelanjutan PROPENAS (Telapak, 2005)PROPENAS (Telapak, 2005)

Pengelolaan hutan marginal dan kehutanan sosial - Pengelolaan hutan marginal dan kehutanan sosial - masyarakat, masyarakat,

Nilai hutan (hasil hutan nonkayu dan jasa-jasa kehutanan)Nilai hutan (hasil hutan nonkayu dan jasa-jasa kehutanan) Peran hutan lindung dan hutan konservasi dalam ekonomi Peran hutan lindung dan hutan konservasi dalam ekonomi

lokallokal Pembalakan liar dan Pembalakan liar dan kebakaran hutankebakaran hutan Status hutan dengan mengakui hak-hak masyarakatStatus hutan dengan mengakui hak-hak masyarakat Merestrukturisasi sistem pengelolaan hutanMerestrukturisasi sistem pengelolaan hutan Investasi dan peluang bisnis di sektor kehutananInvestasi dan peluang bisnis di sektor kehutanan Menyeimbangkan antara pemanfaatan dan konservasi,Menyeimbangkan antara pemanfaatan dan konservasi, Konflik atas lahanKonflik atas lahan Institusi sosial Institusi sosial mengelola sumberdaya mengelola sumberdaya

Perlindungan hutanPerlindungan hutan (salah satu (salah satu aspek SFMaspek SFM)) Mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil Mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil

hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakarankebakaran, , bencana alam, hama serta penyakit. bencana alam, hama serta penyakit.

Mempertahankan dan menjaga Mempertahankan dan menjaga hak-hakhak-hak negara, masyarakat dan negara, masyarakat dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.

PP No. 45/ 2004 PP No. 45/ 2004 tentang tentang Perlindungan Hutan.Perlindungan Hutan. PP No. 4/ 2001 PP No. 4/ 2001 tentang tentang Kebakaran Hutan dan Lahan.Kebakaran Hutan dan Lahan. UU Kehutanan No 41 tahun 1999UU Kehutanan No 41 tahun 1999 upaya penanggulangan upaya penanggulangan

kebakaran? (pasal 50 ayat 3 huruf d) vs Malaysia.kebakaran? (pasal 50 ayat 3 huruf d) vs Malaysia. PP No. 6/99PP No. 6/99 tentang Pengelolaan Hutan. tentang Pengelolaan Hutan. UU No 32/2009UU No 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup (PPLH).Lingkungan Hidup (PPLH). Kepmenhut No 19/Kpts-II/2003Kepmenhut No 19/Kpts-II/2003 tentang Kebijakan. tentang Kebijakan.

Pemenuhan Bahan Baku Industri Pemenuhan Bahan Baku Industri (plywood, pulp, kertas, dll.)(plywood, pulp, kertas, dll.)

21 21 perusahaan kayu lapisperusahaan kayu lapis kapasitas prod 624.000 m kapasitas prod 624.000 m33 (1979) (1979)

101 pabrik kayu lapis kapasitas prod 4,9 juta m101 pabrik kayu lapis kapasitas prod 4,9 juta m33 (1985) (1985)

kapasitas prod meningkat melebihi 10 juta mkapasitas prod meningkat melebihi 10 juta m33 (1993) (1993)

Industri pulpIndustri pulp produksi pulp 606.000 ton (1988) produksi pulp 606.000 ton (1988)

4,9 juta ton (2000)4,9 juta ton (2000)

kapasitas pemrosesan kertas tahunan (sejak 2000): kapasitas pemrosesan kertas tahunan (sejak 2000):

1,2 juta ton 1,2 juta ton 8,3 juta ton pada periode yang sama. 8,3 juta ton pada periode yang sama.

Pasokan kayu tidak imbangPasokan kayu tidak imbang (Telapak, 2005) (Telapak, 2005)

70 % kayu ditengarai berasal dari penebangan liar70 % kayu ditengarai berasal dari penebangan liar

Kebakaran hutanKebakaran hutan dan lahan akibat dan lahan akibat aktivitas aktivitas pembukaan lahan (land clearingpembukaan lahan (land clearing)) dengan dengan menggunakan api (dibakar) (Hidayat dkk,2003menggunakan api (dibakar) (Hidayat dkk,2003

Data ‘hot-spot’ kebakaran dan gambar satelit Data ‘hot-spot’ kebakaran dan gambar satelit api api dimulai di daerah perusahaan-perusahaandimulai di daerah perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit dan pulp (bersihkan lahanperkebunan kelapa sawit dan pulp (bersihkan lahan))

Asal mula kebakaran juga dipicu oleh ber-bagai Asal mula kebakaran juga dipicu oleh ber-bagai alasan. Konsesi-konsesi kayu, transmigrasi dan alasan. Konsesi-konsesi kayu, transmigrasi dan pembangunan perkebunan-perkebunan agro-industri pembangunan perkebunan-perkebunan agro-industri membuka jalanmembuka jalan masuk masuk ke wilayah-wilayah yang ke wilayah-wilayah yang sebelumnya terpencil. sebelumnya terpencil. Ini Ini mendorong peningkatan mendorong peningkatan skala dan jumlah kebakaranskala dan jumlah kebakaran (Fahut-IPB (Fahut-IPB, 2001), 2001)

Penelitian Fahut IPB, 2001: mengidentifikasi Penelitian Fahut IPB, 2001: mengidentifikasi empat empat penyebab langsungpenyebab langsung dari kebakaran, dan dari kebakaran, dan enam kekuatanenam kekuatan yang mendasari terjadinya kebakaranyang mendasari terjadinya kebakaran..

1). Pembersihan lahan.1). Pembersihan lahan. 2). Kebakaran tak disengaja.2). Kebakaran tak disengaja. 3). Api sebagai senjata.3). Api sebagai senjata. 4). Memperbaiki jalan masuk.4). Memperbaiki jalan masuk. 5). Kepemilikan lahan.5). Kepemilikan lahan. 6). Alokasi pemanfaatan lahan.6). Alokasi pemanfaatan lahan. 7). Insentif ekonomi.7). Insentif ekonomi. 8). Praktek-praktek kehutanan yang buruk.8). Praktek-praktek kehutanan yang buruk. 9). Perpindahan penduduk.9). Perpindahan penduduk. 10). Kekurang cukupan pencegahan kebakaran.10). Kekurang cukupan pencegahan kebakaran.

Dampak Kebakaran Hutan Terhadap KesehatanDampak Kebakaran Hutan Terhadap Kesehatan

Berbagai pencemar udara yang ditimbulkan akibat Berbagai pencemar udara yang ditimbulkan akibat kebakaran hutankebakaran hutan, misalnya : debu dengan ukuran , misalnya : debu dengan ukuran partikel kecil (PM10 & PM2,5), gas SOx, NOx, COx, dan lain-partikel kecil (PM10 & PM2,5), gas SOx, NOx, COx, dan lain-lain lain

dampak negatif terhadap kesehatan manusia, antara dampak negatif terhadap kesehatan manusia, antara lain infeksi saluran pernafasan, sesak nafas, iritasi kulit, lain infeksi saluran pernafasan, sesak nafas, iritasi kulit, iritasi mata, dan lain-lain. Selain itu juga dapat menimbulkan iritasi mata, dan lain-lain. Selain itu juga dapat menimbulkan gangguan jarak pandang / penglihatan, sehingga dapat gangguan jarak pandang / penglihatan, sehingga dapat menganggu semua bentuk kegiatan di luar rumah.menganggu semua bentuk kegiatan di luar rumah.

Pencegahan dan Penanggulangan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan di IndonesiaKebakaran Hutan di Indonesia

Upaya PencegahanUpaya Pencegahan Upaya pencegahan Upaya pencegahan kebakebakarkaran an huthutanan (Soemarsono, 1997): (Soemarsono, 1997): (a). Memantapkan kelembagaan. (a). Memantapkan kelembagaan. (b). Melengkapi perangkat lunak(b). Melengkapi perangkat lunak.. (c). Melengkapi (c). Melengkapi perangkat keras . perangkat keras . (d). Melakukan pelatihan .(d). Melakukan pelatihan . (e). Kampanye dan penyuluhan .(e). Kampanye dan penyuluhan . (f). Pemberian pembekalan(f). Pemberian pembekalan.. (g).Setiap pelepasan kawasan hutan (g).Setiap pelepasan kawasan hutan syarat non bakar. syarat non bakar.

Upaya PenanggulanganUpaya Penanggulangan Penanggulangan kebakaran hutan meliputi (Ditjen Penanggulangan kebakaran hutan meliputi (Ditjen

Kehutanan, 2005):Kehutanan, 2005): Pengembangan sistem penanggulangan kebakaran, Pengembangan sistem penanggulangan kebakaran, Deteksi dan evaluasi kebakaran, Deteksi dan evaluasi kebakaran, Pencegahan dan pemadaman kebakaran, Pencegahan dan pemadaman kebakaran,

Dampak kebakaranDampak kebakaran Kegiatan penanggulangan antara lain (Soemarsono, 1997):Kegiatan penanggulangan antara lain (Soemarsono, 1997):

Memberdayakan posko-posko kebakaran hutan. Memberdayakan posko-posko kebakaran hutan. Mobilitas semua sumberdaya (manusia, peralatan & dana). Mobilitas semua sumberdaya (manusia, peralatan & dana). Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait.Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait. Meminta bantuan luar negeri.Meminta bantuan luar negeri.

Peningkatan Upaya Pencegahan dan Peningkatan Upaya Pencegahan dan PenanggulanganPenanggulangan

Hasil upaya pencegahan dan penanggulangan belum optimal Hasil upaya pencegahan dan penanggulangan belum optimal dan kebakaran hutan masih terus terjadi disebabkan oleh dan kebakaran hutan masih terus terjadi disebabkan oleh berbagai faktor antara lain:berbagai faktor antara lain:

(a). Kemiskinan/ketidak adilan bagi masyarakat (a). Kemiskinan/ketidak adilan bagi masyarakat pinggiran/dalam kawasan hutan.pinggiran/dalam kawasan hutan.

(b). Kesadaran masyarakat terhadap bahaya (b). Kesadaran masyarakat terhadap bahaya kebakaran masih rendah.kebakaran masih rendah.

(c). Kemampuan aparatur pemerintah masih rendah.(c). Kemampuan aparatur pemerintah masih rendah. (d). Upaya pendidikan penanggulangan kebakaran (d). Upaya pendidikan penanggulangan kebakaran

hutan belum memadai.hutan belum memadai.

Sektor Kebijakan...Sektor Kebijakan... Kebijakan KehutananKebijakan Kehutanan

1.1. Pembalakan yang merusakPembalakan yang merusak 4,4 juta ha hutan dunia dibalak setiap tahun untuk memenuhi 4,4 juta ha hutan dunia dibalak setiap tahun untuk memenuhi

keperluan Eropa, Amerika Utara dan Jepangkeperluan Eropa, Amerika Utara dan Jepang 67% negara Jepang ditutupi oleh hutan, mereka tidak 67% negara Jepang ditutupi oleh hutan, mereka tidak

menebang di negaranya tapi mengambil di Asia dan Pasific menebang di negaranya tapi mengambil di Asia dan Pasific (termasuk Indonesia)(termasuk Indonesia)

2.2. Ekspansi perkebunan dan peternakanEkspansi perkebunan dan peternakan Diperkirakan ekspansi perkebunan dan peternakan Diperkirakan ekspansi perkebunan dan peternakan

menghabiskan 70% lahan hutan Afrika, 50% Asia dan 35% menghabiskan 70% lahan hutan Afrika, 50% Asia dan 35% Amerika LatinAmerika Latin

Sektor Kebijakan...Sektor Kebijakan... Ekspansi perkebunan dan peternakanEkspansi perkebunan dan peternakan

Lebih dari 100 juta ton minyak nabati yang diproduksi di seluruh dunia setiap tahun, setidaknya 30 juta ton adalah minyak sawit.Inggris adalah importir terbesar kedua minyak sawit di Eropa,

setelah Belanda.90 persen dunia ekspor minyak kelapa sawit berasal dari

perkebunan kelapa sawit Malaysia dan Indonesia. Produksi minyak sawit global diproyeksikan dua kali lipat pada

tahun 2020 untuk memenuhi meningkatnya permintaan.

Sektor Kebijakan...Sektor Kebijakan... Degradasi lahan dan hutan di IndonesiaDegradasi lahan dan hutan di Indonesia

Total Hutan Indonesia tahun 1950 an: 162 juta haTotal Hutan Indonesia tahun 1950 an: 162 juta ha Undang-Undang Pokok Kehutanan No 5/1967, Undang-Undang Pokok Kehutanan No 5/1967,

memperkenankan pemanfaatan 143 juta ha, (2/3 hutan memperkenankan pemanfaatan 143 juta ha, (2/3 hutan Indonesia)Indonesia)

Tahun 2009, hutan alam Indonesia hanya 20 juta ha (Mentri Tahun 2009, hutan alam Indonesia hanya 20 juta ha (Mentri Kehutanan, Majalah Tempo, Senin 30/11/09)Kehutanan, Majalah Tempo, Senin 30/11/09)

Thn 1994-95 ada 585 perusahaan konsesi kayu (62.534.370 ha) 132 Industri kayu lapis 12.595.290 M3 Industri Pulp yang menggunakan hutan alam, sebelum ada

Hutan Tanaman Industri (HTI)

Sektor Kebijakan...Sektor Kebijakan...

Sektor Kebijakan...Sektor Kebijakan...

Sektor KebijakanSektor Kebijakan

Kebijakan Kehutanan (...lanjutan)Kebijakan Kehutanan (...lanjutan)3.3. Persoalan kepemilikanPersoalan kepemilikan

Siapa pemilik hutanSiapa pemilik hutan Mengapa komunitas hutan/pemilik tidak mau menyisakan Mengapa komunitas hutan/pemilik tidak mau menyisakan

waktu dan sumber daya dan uang untuk manajemen hutan waktu dan sumber daya dan uang untuk manajemen hutan mereka?mereka?

4.4. Kebakaran hutanKebakaran hutan Merupakan masalah besar dunia, termasuk di ASMerupakan masalah besar dunia, termasuk di AS Bencana kebakaran hutan Indonesia mengakibatkan asap Bencana kebakaran hutan Indonesia mengakibatkan asap

pada negara tetanggapada negara tetangga

Beberapa hal yang terkait dengan Beberapa hal yang terkait dengan kebijakan menajemen hutankebijakan menajemen hutan

Peraturan zonasi hutanPeraturan zonasi hutan Dampak pembangunan intersectorDampak pembangunan intersector Akses dalam kepemilikan sumber kayuAkses dalam kepemilikan sumber kayu Konsultasi publikKonsultasi publik Peran aktif lembaga kehutananPeran aktif lembaga kehutanan

Kerangka Kerja Institusi Kerangka Kerja Institusi Manajemen LingkunganManajemen Lingkungan

Kepala Negara/Pemerintah

Kementerian Lingkungan

Hidup/Lembaga

Mentri-Mentri Sektoral dan Lembaga lain

• Payung Kebijakan/Status LH• UU Perlindungan LH• Kebijakan AMDAL dan Juklak•Kordinasi dan Bantuan dalam Formulasi •Kebijakan Sektoral dan Perundangan•Monitoring dan Penelitian

•Kebijakan Sektoral: Energi, Transportasi, Air, Pertanian• Polusi Udara, Air, ManajemenLahan, Keanekaragaman Haya-ti, Konservasi, dll.


Recommended