Date post: | 12-Mar-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | independent |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
Motif Geometris
Motif tertua.
Memanfaatkan unsur-unsur dalam ilmu ukur seperti:
garis-garis lengkung dan lurus, lingkaran, segitiga,
segiempat, bentuk meander, swastika, dan bentuk pilin, patra
mesir “L/T” dan lain-lain.
Ragam hias ini pada mulanya dibuat dengan guratan-guratan
mengikuti bentuk benda yang dihias,
Dalam perkembangannya motif ini bisa diterapkan pada berbagai
tempat dan berbagai teknik, (digambar, dipahat, dicetak).
Penerapan Motif geometris
Banyak diterapkan pada desain interior seperti desain tegel
keramik, desain plafon, kaca hias, desain teralis sebuah pagar
atau jendela, wallpaper, dan lain-lain.
Motif yang dipakai dlam gambar ornamen mistar banyak
dikembangkan dari bentuk-bentuk geometris seperti, lingkaran,
segitiga, segiempat, segilima, segienam dan seterusnya.
Dapat pula menggunakan motif lain, asalkan proses pembuatannya
tetap menggunakan alat bantu yang telah disebutkan di atas.
Menggambar geometri sering disebut juga dengan menggambar
mistar. Gambar mistar/geometri adalah membuat suatu gambar
baik berupa hiasan atau bangun-bangun geometris melalui
konstruksi matematis dengan bantuan mistar.
Tujuan :
Melatih ketelitian dan kecermatan menggunakan alat gambar
seperti menyambung garis, membagi garis dengan tepat
Fungsi :
- Membuat hiasan berupa bangun-bangun geometris yang banyak
digunakan dalam kegiatan perancangan tekstil dan tata ruang.
- Penjelasan dari wujud suatu benda atau bangun dengan
perbandingan ukuran yang akurat sehingga mendekati wujud yang
sebenarnya.
- Menjelaskan bagian-bagian konstruksi dari suatu bangun atau
benda secara terperinci.
Alat :
- Pensil
- Penggaris
- Jangka
- Drawing Pen
- Rapido
Bahan : kertas
Prinsip Menggambar Geometri :
1. Membagi garis menjadi dua bagian
Trik :
- Buat garis (ukuran bebas)
- Letakkan jarum jangka di salah satu ujung garis (bukaan
jangka kira-kira setengah dari garis yang telah di buat)
- Putar di bagian atas dan bagian bawah garis
- Letakkan jarum jangka di salah satu ujung garis yang satu
lagi (bukaan jangka kira-kira setengah dari garis yang telah
di buat)
- Putar di bagian atas dan bagian bawah garis
- Akan ada persinggungan garis, kemudian tarik garis dari dua
titik persinggungan di bagian atas dan bawah garis
2. Membagi sudut
Trik :
- Buat garis yang bersudut (ukuran bebas)
- Letakkan jarum jangka di ujung sudut (bukaan jangka bebas),
putar jangka hingga memotong dua garis
- Letakkan jarum jangka di salah satu titik singgung (bukaan
jangka kira-kira setengah dari titik sudut)
- Putar di bagian depan
- Letakkan jarum jangka di salah satu titik singgung yang
satunya lagi (bukaan jangka tetap)
- Putar di bagian depan hingga ada titik singgung
- Tarik garis dari ujung sudut ke titik singgung
3. Membagi garis menjadi (n) bagian
Menggambar ornamen mistar atau dalam istilah kesenirupaan
sering disebut juga Menggambar Mistar Ornamen (MMO) merupakan
kegiatan menggambar ornamen atau ragam hias dengan menggunakan
alat bantu mistar atau penggaris. Selain itu digunakan pula
alat bantu berupa jangka, penggaris segitiga (segitiga siku-
siku yang mempunyai sudut 90, 60, 45, dan 30 derajat), mal,
trekpen, rapido (dapat pula menggunakan drawing pen) yang
memiliki ukuran ketebalan garis yang tepat, maupun alat bantu
lainnya guna mempermudah pengerjaan gambar.
Dalam perkembangannya, gambar ornamen mistar saat ini banyak
dibuat dengan teknik digital melalui beberapa program yang ada
dalam komputer seperti program CorelDraw, Paint, Autocad, dan
lain-lain. Akan tetapi proses pembuatan secara manual tetap
diperlukan karena tidak semua motif atau jenis gambar ornamen
mistar dapat ditempuh melalui komputer.
Dalam menggambar ornamen mistar dituntut ketelitian
menggunakan teknik yang benar dan ukuran-ukuran yang tepat
karena gambar seperti ini merupakan bagian dari menggambar
teknik, seperti gambar arsitektur (interior maupun eksterior).
Dengan kata lain, menggambar ornamen mistar merupakan langkah
awal untuk belajar gambar teknik seperti gambar proyeksi dalam
desain arsitektur.
Gambar ornamen mistar banyak diterapkan pada desain interior
seperti desain tegel keramik, desain plafon, kaca hias, desain
teralis sebuah pagar atau jendela, wallpaper, dan lain-lain.
Motif yang dipakai dlam gambar ornamen mistar banyak
dikembangkan dari bentuk-bentuk geometris seperti, lingkaran,
segitiga, segiempat, segilima, segienam dan seterusnya. Namun,
dapat pula menggunakan motif lain, asalkan proses pembuatannya
tetap menggunakan alat bantu yang telah disebutkan di atas.
Berikut ini akan dijelaskan teknik menggambar bentuk-bentuk
dasar geometris yang dapat dikembangkan menjadi motif gambar
ornamen mistar:
- Tariklah garis silang C dan D dari A dan B
- Tariklah garis tegak C dan D
2. Membagi sudut menjadi dua sama besar
- Tariklah garis A – B dan A – C.
- Tariklah garis lengkung D – E dari A
- Tariklah garis silang F dari D dan E
- Tariklah garis A – F
3. Membuat lingkaran
- Tariklah garis A – B
- Buka jangka selebar garis itu dan tariklah lingkaran
4. Segitiga dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Pindahkan jarum jangka ke A dan tariklah garis lengkung
- Tariklah garis C – D – B
5. Segiempat miring dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Tariklah garis A – C – D – B
6. Segiempat tegak dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Tariklah garis silang E dari A dan D
- Tariklah garis silang F dari D dan B
- Tariklah garis silang E dan F melalui titik tengah
- Tariklah garis G – H – I – J
7. Segilima dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Tariklah lingkaran kecil dalam separoh lingkaran itu
- Tariklah garis lengkung G ke H dari E ( itulah garis yang
menentukan segi-seginya).
- Tariklah garis G – H – I – J – K
8. Segienam dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Pindahkan jarum jangka ke A dan tariklah garis lengkung dari
C ke F
- Pindahkan jarum jangka ke B dan tariklah garis lengkung dari
D ke E
- Tariklah garis A – C – D – B – E – F
9. Segitujuh dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Garis pertolongan tegak dibagi 7 sama panjang
- Tariklah garis silang C dari A dan B
- Tariklah garis C – D melalui titik pembagian kedua, (itulah
yang menetukan segi-seginya)
- Tariklah garis A –D – E – F – G – H – I
10. Segi delapan dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Tariklah garis silang E dari A dan D
- Tariklah garis silang F dari dari D dan B
- Tariklah garis A – J – D – G – B – H – C – I
11. Segi sembilan dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Garis pertolongan tegak dibagi 9 sama panjang
- Tariklah garis silang C dari A dan B
- Tariklah garis C – D melalui titik pembagian kedua ( itulah
yang menentukan segi-seginya)
- Tariklah garis A – D – E – F – G – H – I – J – K
12. Segisepuluh dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Tariklah lingkaran kecil dalam separoh lingkaran itu
- Tariklah garis lengkung G ke H dari F, ( garis G – F – H
itulah yang menentukan segi-seginya)
- Tariklah garis G – F – H – I – J – K – L – M – M – N – O
13. Segi sebelas dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Garis pertolongan tegak dibagi 11 sama panjang
- Tariklah garis silang C dari A dan B
- Tariklah garis C – D melalui titik pembagian kedua, ( itulah
yang menentukan segi-seginya)
- Tariklah garis A – D – E – F – G – H – I – J – K – L – M
14. Segi duabelas dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Pindahkan jarum jangka ke A dan tariklah garis lengkung I –
J
- Pindahkan jarum jangka ke B dan tariklah garis lengkung K –
L
- Pindahkan jarum jangka ke C dan tariklah garis lengkung G –
H
- Pindahkan jarum jangka ke D dan tariklah garis lengkung E –
F
- Pindahkan garis A – E – I – D – K – F – B – H – L – C – J –
G
15. Ellips ( dua lingkaran )
- Tariklah dua lingkaran yang sama besar dan saling melalui
titik tengahnya.
- Tariklah garis A – B , A – C , dan A – D
- Tariklah garis B – E dan B – F
- Tariklah garis lengkung C – D dari A
- Tariklah garis lengkung E – F dari B.
16. Ellips ( tiga lingkaran )
- Tariklah tiga lingkaran yang sama besar dan saling melalui
titik tengahnya
- Tarik garis A – G, B – H, C – I, D – J, dan E – F.
- Tariklah garis lengkung I – J dari E.
- Tariklah garis lengkung G – H dari F
17. Bulat telur
- Tariklah lingkaran
- Tarikalah garis silang A – E dan B – D melalui C
- Tariklah garis lengkung E – D dari C
- Tariklah garis lengkung D – A dari B
- Tariklah garis lengkung E – B dari A
18. Ellips ( empat lingkaran )
- Tariklah empat lingkaran yang sama besar
- Yang kedua melalui titik tengah yang pertama
- Yang ketiga mengenai garis tepi yang kedua
- Yang keempat melalui ttitik tengah yang ketiga
- Tariklah garis G – C – F dan F – D – H
- Tariklah garis I – A – E dan E – B – J
- Tariklah garis lengkung G – H dari F
- Tariklah garis lengkung I – J dari E.
Menggambar ornamen primitif
2.1. Pengetahuan tentang ornamen primitif
Seni hias primitif berkembang pada zaman prasejarah, yang mana
tingkat kehidupan manusia pada masanya sangat sederhana sekali
dan sekaligus merupakan ciri utama, sehingga manusianya
disebut orang primitif. Hal ini berpengaruh dalam kebudayaan
yang mereka hasilkan. Mereka menghuni goa-goa, hidup
berpindah-pindah (nomaden) dan berburu binatang. Di bidang
kesenian, seni hias yang dihasilkan juga sangat sederhana,
namun memiliki nilai yang tinggi sebagai ungkapan ekspresi
mereka. Peninggalan karya seni yang dihasilkan berupa lukisan
binatang buruan, lukisan cap-cap tangan yang terdapat pada
dinding goa, seperti pada dinding gua Leangleang di Sulawesi
Selatan. Selain karya lukisan, terdapat juga hiasan-hiasan
pada alat-alat berburu mereka yang berupa goresan-goresan
sederhana. Karya seni yang dihasilkan hanya merupakan ekspresi
perasaan mereka terhadap dunia misterius atau alam gaib yang
merupakan simbolis dari perasaan-perasaan tertentu, seperti
perasaan takut, senang, sedih, dan perasaan damai. Ciri-ciri
lain dari seni primitif yaitu goresannya spontan, tanpa
perspektif, dan warna-warnanya terbatas pada warna merah,
coklat, hitam, dan putih.
2.2. Penempatan ornamen primitif pada sebuah bidang
Secara garis besar motif yang digunakan untuk menyusun sebuah
ornamen dibedakan menjadi dua, yakni motif geometris dan motif
organis. Motif geometris adalah bentuk-bentuk yang bersifat
teratur, terstruktur, dan terukur. Contoh bentuk geometris
adalah segitiga, lingkaran, segiempat, polygon, swastika,
garis, meander, dan lain-lain. Contoh motif geometrik:
2.3. Konsistensi pengulangan bentuk yang diterapkan pada
ornamen primitif
Teknik full repeat:
menciptakan ornamen dengan menyusun motifnya melalui
pengulangan secara penuh dan konsisten
Teknik full drop repeat:
teknik penciptaan ornamen
dengan menyusun motifnya melalui pengulangan yang
digeser/diturunkan kurang dari setengahnya. Dalam arti
penempatan motif selalu diturunkan kurang dari setengah posisi
motif sebelumnya.
Teknik full half repeat:
teknik penciptaan ornamen
dengan menyusun motifnya melalui pengulangan yang
digeser/diturunkan setengahnya. Dalam arti penempatan motif
selalu diturunkan setengah dari posisi motif sebelumnya.
Teknik rotasi:
teknik penciptaan ornamen dengan menyusun motifnya secara
berulang, memutar bertumpu pada satu titik pusat.
Teknik reverse:
teknik penyusunan motif pada ornamen dengan cara berhadap-
hadapan atau berlawanan arah sejajar satu dengan yang lain.
Teknik interval:
teknik penyusunan ornamen dengan menempatkan motifnya secara
selangseling menggunakan dua motif berbeda.
Teknik random:
teknik penyusunan motif secara acak tanpa ada ikatan pola
tertentu. Beberapa pola ditempatkan secara menyebar bebas.
Menggambar ornamen tradisional dan klasik
3.1. Latar belakang sejarah ornamen tradisional dan klasik
Sejarah kehidupan manusia menunjukkan bahwa perkembnagan seni
sejalan dengan perkembangan penalaran pandangan hidup manusia.
Hal ini dibuktikan dengan adanya warisan budaya yang turun
temurun, diantaranya adalah seni ornamen atau seni hias yang
mampu hidup dan berkembang di tengah masyarakat dan memberikan
manfaat bagi kehidupan manusia. Seni ornamen merupakan suatu
ungkapan perasaan yang diwujudkan dalam bentuk visual sebagai
pelengkap rasa estetika dan pengungkapan simbolsimbol
tertentu.
Ornamen tradisional merupakan seni hias yang dalam teknik
maupun pengungkapannya dilaksanakan menurut aturan-aturan,
norma-norma serta pola-pola yang telah digariskan terlebih
dahulu dan telah menjadi suau kesepakatan bersama yang akirnya
diwariskan secara turun temurun. Sesuai dengan pengertian
tersebut, maka setiap karya seni yang telah mengalami masa
perkembangan dan diakui serta diikuti nilainya oleh masyarakat
merupakan suatu tradisi, adat kebiasaaan dan pola aturan yang
harus ditaati, baik teknik maupun pengungkapannya. Perjalanan
sejarah ornamen tradisional sudah cukup lama berkembang.
Berbagai macam pengaruh lngkungan dan budaya lain justru
semakin menambah perbendaharaan senirupa, khususnya seni
ornamen atau seni hias, sehingga munculah berbagai ornamen
yang bersifat etnis dan memiliki ciri khas tersendiri. Ornamen
tradisional yang masih hidup di masyarakat, memiliki ciri khas
tertentu, antara lain:
• Homogen (ada keseragaman)
• Kolektif (sekumpulan motif dari beberapa daerah yang
membentuk menjadi satu kesatuan utuh sebagai motif daerah
tertentu)
• Komunal (motif yang dimiliki oleh daerah tertentu)
• Kooperatif (kemiripan motif yang diapakai oleh masyarakat
dalam daearah tertentu)
• Konsevatif
• Intuitif
• Ekologis
• Sederhana
Ciri khas tersebut dapat dilihat dari penggunaan istilah motif
geometris dan organis yang diterapkan pada suatu bidang benda,
baik dua dimensi maupun tiga dimensi. Motif-motif tersebut
memiliki fungsi sebagai elemen dekorasi dan sebagai simbol-
simbol tertentu. Bentuk seni ornamen dari masa ke masa
mengalami perubahan, seiring dengan tingkat perkembangan
pola pikir manusia tentang seni dan budaya. Dalam hal demikian
terjadilah suatu proses seleksi budaya yang dipengaruhi oleh
peraturan dan normanorma yang berlaku di masyarakat. Ornamen
yang diminati akhirnya tetap dilestarikan secara turun-temurun
dan mejadi ornamen tradisional, yaitu seni hias yang dalam
teknik maupun pengungkapannya dilaksanakan menurut peraturan,
norma, dan pola yang telah digariskan lebih dahulu dan menjadi
kesepakatan bersama serta telah diwariskan secara turun-
temurun.
3.2. Ornamen tradisional dan klasik yang ada di Indonesia
Bentuk seni ornamen dari masa ke masa mengalami perubahan,
seiring dengan tingkat perkembangan pola pikir manusia
mengenai seni dan budaya. Dalam hal demikian terjadilah suatu
proses seleksi budaya,yang dipengaruhi oleh peraturan dan
norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Konsekuensinya ialah
adanya bentuk ornamen yang tetap diakui dan diminati oleh
masyarakat serta adanya bentuk ornamen yang tidak diminati
oleh masyarakat.
Ornamen yang diminati akhirnya tetap dilestarikan secara
turun-temurun dan menjadi ornamen tradisional, yaitu seni hias
yang dalam teknik maupun pengungkapannya dilaksanakan menurut
peraturan, norma, dan pola yang telah digariskan lebih dahulu
dan menjadi kesepakatan bersama serta telah diwariskan secara
turun-temurun. Contoh ornamen tradisional dengan motif
geometris, ialah ornamen yang diterapkan pada motif kain
seperti: motif kawung, parang rusak, dan Truntum. Motif
merupakan jenis bentuk yang dipakai sebagai titik
tolak/gagasan awal dalam pembuatan ornamen, yang berfungsi
untuk menunjukkan perhatian, mengenali, dan memberikan kesan
perasaan. Beberapa bentuk ornamen tradisional yang ada di
daerah di Indonesia:
Motif geometris adalah motif batik dengan ornamen susunan
geometris dengan ciri khas berbentuk seperti ilmu ukur
biasa, seperti segiempat yang panjang atau lingkaran,
contoh: Ganggang, Kawung , golongan Banji, Ceplok. Pada motif
ini juga ada yang tersusun dalam garis miring, sehingga
bentuknya berbentuk belah ketupat, seperti contohnya:
golongan parang dan udan liris.
Menggambar ornamen modern
4.1. Latar belakang ornamen modern
Ornamen modern merupakan seni hias yang berkembang dari
pembaharuan–pembaharuan atau suatu bentuk seni yang dalam
penggarapannya didasarkan atas cita rasa baru, proses kreatif
dan penemuan. Ornamen modern merupakan seni yang bersifat
kreatif, tidak terbatas pada objek–objek tertentu, waktu dan
tempat, melainkan ditentukan oleh sikap batin penciptanya.
Terlepas ikatan–ikatan tradisi merupakan nafas baru dalam
dunia imajinasi yang mendorong daya kreatifitas dan mengajak
seseorang ke suatu pemikiran baru.
Ciri–ciri ornamen modern adalah “multiplied” (tidak terikat
pada satu aturan tertentu), yaitu:
• Heterogen (tidak seragam)
• Individual (menurut penciptanya).
• Kompetitif (bersaing dalam mencipta untuk mencapai proses
kreatif)
• Progresif (tidak terikat pada aturan – aturan tertentu)
• Conscious (sadar akan penciptanya, tidak terpengaruh)
• Gradual (mencipta secara terus menerus)
• Ekologis berantai (berputar secara berantai dan terjadi
perubahan – perubahan dalam prosesnya)
• Complicated (rumit)
• Rasional (masuk akal)
Ciri khas tersebut dapat dilihat dan diamati dan penerapan
teknik pengembangan motif geometris dan organis pada suatu
bidang karya dua dimensi atau tiga dimensi. Penerapan motif
tersebut kebanyakan berfungsi sebagai elemen dekorasi dan
simbol–simbol tertentu menurut penciptanya yang kemudian
disahkan oleh masyarakat tertentu.
4.2. Berbagai komposisi elemen-elemen yang artistik dan
estetik