+ All Categories
Home > Documents > Oleh : Deni Cahyono Digunakan untuk internal PT United Tractors sebagai suplement materi overhaul

Oleh : Deni Cahyono Digunakan untuk internal PT United Tractors sebagai suplement materi overhaul

Date post: 29-Nov-2023
Category:
Upload: independent
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
51
Pengetahuan Dasar Overhaul Oleh : Deni Cahyono BSCOVH-HAN/08/00/DCY 1 Technical Training Department PT. UNITED TRACTORS Tbk KIDECO Mine Site Batukajang, Kalimantan Timur, Indonesia Telp. 0543-5230 758 Fax : 0543-23507 Digunakan untuk internal PT United Tractors sebagai suplement materi overhaul
Transcript

Pengetahuan Dasar Overhaul

Oleh : Deni Cahyono

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 1

Technical Training DepartmentPT. UNITED TRACTORS TbkKIDECO Mine Site Batukajang, Kalimantan Timur, IndonesiaTelp. 0543-5230 758 Fax : 0543-23507

Digunakan untuk internal PT United Tractors sebagai suplement materi overhaul

Pengetahuan Dasar Overhaul

BAB IBASIC OVERHAUL

Overhaul termasuk dalam pekerjaan maintenance yang telah terjadwalkan sesuai dengan Schedule Overhaul yang dapat dilakukan terhadap masing-masing komponen atau secara total terhadap seluruh komponen dan unit tersebut.

Schedule Overhaul dilaksanakan dengan tujuan untuk merekondisi machine kembali pada kondisi standard sesuai dengan standard factory. Untuk pelaksanaan Schedule Overhaul dapat dilakukan sesuai Life Time yang diberikan oleh Factory, tetapi juga terkadang didapatkan komponen mengalami kerusakan sebelum masuk jadwal overhaul. Interval waktu machine tersebut dilakukan overhaul juga telah ditentukan, tetapi dipengaruhi juga oleh beragam kondisi eksternal, seperti : kondisi medan operasi machine, periodic service yang dilakukan, skill operator dan berbagai facyor yang lain.

Macam-macam overhaul sesuai life time dari factory :a. Engine Overhaul,b. Transmission Overhaul,c. Final Drive Overhaul, sertad. General Overhaul.Lingkup pekerjaan overhaul sendiri meliputi : Washing component, dis-

assembly, inspection and measurement, Part Ordering sesuai Standard Part Overhaul (SPO), Assembly and Testing and Adjusting untuk mendapatkan performance test yang sama dengan kondisi machine atau komponen yang masih baru.

Gambar 1. Alur Overhaul

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 2

Removal

Dis-Assembly

Measurement Washing Visual check

Rec. s/parts Reusable Repair Scrap

Machining

WIP Section

Sub Assy 1Sub Assy 2Sub Assy 3FIP

Pre Washing

Assembly

Testing & Adjusting

Install

Pengetahuan Dasar Overhaul

1. SCOOP PEKERJAAN OVERHAUL

a. Pre-washing & WashingPre-washing atau pembersihan komponen sebelum dilakukan dis-

assembly, dilakukan untuk menghilangkan segala kotoran, seperti tanah yang menempel, debu, tumpahan oli atau air pendingin (coolant) serta grease. Tujuan dari pre-washing sendiri selain pembersihan komponen juga untuk mendapatkan data yang jelas dalam proses Inspection sehingga masalah keretakan (crack), goresan (scratch), penyok (dent), dan sebagainya dapat terlihat secara visual dengan jelas. Sedangkan Washing dilakukan setelah komponen di dis-assembly untuk membersihkan komponen atau sub komponen yang akan masuk ke WIP atau dilakukan Measurement.

Gambar 2. Washing

Sebelum washing dilakukan pastikan detergen atau pembersih yang dipakai tepat pada part tersebut dan tidak membuat komponen atau part tersebut rusak atau deformation (berubah bentuk), yang perlu diperhatikan dalam proses washing adalah :

1. Washing harus dipisahkan antara small komponen dan large komponen, untuk small komponen harus pada tempat tertentu yang dapat direndam atau di semprot,

2. Pilih detergen atau chemical yang tepat untuk masing-masing komponen (misal : oli, minyak tanah, solar hanya untuk part dari metal saja),

3. Jika menggunakan air atau udara bertekanan, perhatikan tekanan yang diberikan sesuai dengan kotoran yang akan dibersihkan,

4. Pastikan komponen yang tempat bekas gasket atau sealant gasket harus dibersihkan terlebih dahulu,

5. Setelah di washing komponen harus dikeringkan dengan udara bertekanan, jangan menggunakan majun!,

6. untuk membersihkan lubang dari kotoran yang bersifat metal (misal : gram-gram keausan) dapat menggunakan brush yang bersifat magnet,

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 3

Pengetahuan Dasar Overhaul

b. Dis-AssemblyDis-Assembly adalah pekerjaan pembongkaran komponen menjadi

sub-sub komponen secara terpisah. Tujuan dari dis-assembly adalah untuk mendeteksi kerusakan-kerusakan sub komponen, seperti : ke ausan (worn), kebengkokan (bending), macet (jamed) yang kemungkinan terjadi sehingga mengakibatkan kerusakan yang lebih parah terhadap komponen yang lain. Dis-Assembly juga harus sesuai dengan sesuai prosedur yang ada pada shopmanual, untuk menghindari kerusakan komponen saat pelaksanaan pembongkaran, serta penggunaan special tools yang tepat. Sub komponen yang dapat dipakai ulang (reusable) disimpan pada tempat tertentu (WIP) dan sub komponen lain dapat dioverhaul atau reseal.

a. Dis-Assembly b. WIPGambar 3.

c. Inspection & MeasurementInspection & Measurement adalah pekerjaan yang mutlak

dilaksanakan dalam suatu proses pekerjaan overhaul. Inspection dilakukan secara visual untuk mendapatkan data tentang komponen dari kerusakan yang dapat dengan jelas terlihat. Measurement adalah pekerjaan pengukuran dengan tools (measurement tools, seperti : vernier caliper, micrometer, dial gauge, multimeter, isolation tester, dan sebagainya) untuk mendapatkan data akurat tentang kondisi masing-masing komponen.

Gambar 4. Inspection & Measurement

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 4

Pengetahuan Dasar Overhaul

Pekerjaan Inspection dan Measurement sendiri akan menghasilkan data-data akurat berupa angka-angka hasil ukur yang akan dibandingkan dengan standard yang ada pada Meintenance Standard yang telah diberikan oleh Factory. Hasil perbandingan antara data actual pengukuran dan Maintenance standard akan mendapatkan sebuah kesimpulan bahwa part atau komponen tersebut masih layak digunakan (use again) atau harus di rebuild sesuai standard (after recondition) atau harus diganti (replace). Pedoman yang digunakan untuk mengabil kesimpulan tersebut selain dari maintenance standard, juga harus disediakan partbook serta reusable part handbook.

d. Part Ordering atau Recomended Part Setelah didapatkan hasil dari Inspection dan Measurement, maka

akan menghasilkan data-data akurat yang akan kita gunakan untuk melakukan recommended part terhadap part yang kita simpulkan bahwa part tersebut rusak dan harus diganti atau part-part yang mutlak diganti saat melakukan pekerjaan overhaul tersebut (sesuai SPO). Recomended part juga mengacu pada Partbook sesuai dengan unit tersebut dan Part Service News (PSN) yang ada setelah adanya improvement dari Factory.

Part Order adalah pekerjaan menentukan dan meminta (order) jenis dan jumlah part yang rusak, aus atau hilang saat pengoreasian dan dari data Inspection dan Measurement. Untuk Orser Part harus sesuai dengan Rangking Part sesuai dengan penjelasan berikut dibawah ini :

Jenis-jenis Rangking Part Overhaul :

Dalam Pekerjaan Part Order ini akan menjadi sangat subyektif dalam mennentukan rangkin part. Penentuan rangking part overhaul sendiri dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini :

a. Jenis Part yang berkaitan dengan struktur, fungsi, lokasi serta cara kerja,

b. Tingkat pemahaman pelaksana (mekanik) terhadap struktur, fungsi, lokasi dan cara kerja komponen tersebut,

c. Tingkat Life time setelah komponent atau mechine di Overhaul,d. Tingkat pemahaman pelaksana tentang Reusable part dari

shopmanual dan pengalaman overhaul.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 5

Pengetahuan Dasar Overhaul

Batasan-batasan Rangkin Overhaul :1. Rangking A : mutlak diganti

Pengertian mutlak diganti adalah part tersebut harus dipastikan penggantianya tanpa melalui proses Inspection atau measurement, dengan keterangan sebagai berikut :a. Part-part yang pasti rusak akibat proses dis-assembly

contoh : seal, packing, gasket, lock plate, pin, plug, dsb.b. Filter dan element filter

contoh : fuel filter, oil filter, air cleaner, corrosion resistor, dsb.c. Part yang tidak memiliki standard dimensi dan repair

limit, contoh : Ring seal, seal piston, wear ring, dsb.d. Bolt dan washernyang bergesek langsung denngan

tanah, contoh : bolt shoe, bolt bottom guard, dsb.e. Part yang beresiko rusak tinggi apabila dipakai ulang,

terutama apabila berkaitan dengan target life time.contoh : ring piston, valve guide, metal, hose, dsb.

2. Rangking B : kemungkinan besar digantiPart-part yang memiliki standard dimensi, yang kepastian penggantiannya ditentukan berdasar hasil pengukuran dan prosentasi penggantian perfrekuensi atau interval pekerjaan overhaul 60-80% diganti.contoh : Plate clutch, bolt pada engine, spider, dsb.

3. Rangking C : kadang-kadang digantiPart yang kepastian penggantiannya ditetapkan berdasar hasil pemeriksaan dan prosentase penggantian saat pekerjaan overhaul adalah 10-30%.contoh : Gaear, Wire, Witch, gauge, dsb

4. Rangking AX : mutlak fabrikasiPart mutlak difabrikasi, contoh : bushing, metal, dsb

5. Rangking BX : kemungkinan difabrikasiPart yang kepastian fabrikasinya setelah dilakukan pengkukuran atau pemeriksaan berkisar 60-80% difabrikasi.contoh : track link, track roller, Idler, frame, cover.

6. Rangking CX : kadang-kadang difabrikasiKemungkinan pelaksanaan fabrikasi perfrekuensi pekerjaan overhaul berkisar 10-30%. contoh : Cabin Guard, stay canopy, hood, dsb

fabrikasi adalah direpair, dengan berbagai perlakuan atau dibuat secara local tanpa harus mengganti komponent tersebut dengan genuine part.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 6

Pengetahuan Dasar Overhaul

e. AssemblySetelah Part diorder dan semua part telah tersedia lengkap, dan

part tersebut sesuai yang telah kita hasilkan dari hasil dis-assembly, inspection dan measurement, maka part tersebut kita Assembly (pasang) kembali sesuai yang ditunjukkan oleh langkah-langkah atau prosedur yang ditunjukkan oleh shopmanual dan penggunaan tools yang tepat.

Untuk proses Assembly yang perlu diperhatikan adalah cara attau standard ukuran yang harus ada pada setiap part yang terpasang pada komponen, contoh : portusion liner terhadap cylinder block, tightening bolt, rotating torque, end-play, backlash dan sebagainya. Standard-standard tersebut dapat kita temukan pada shop manual dan maintenance standard atau work description. Biasanya untuk memandu mekanik dalam pekerjaan Assembly mekanik telah disertakan sebuah panduan berupa Quality Assurance (QA) khusus assembly, agar tidak mengalami kesalahan atau dapat meminimalisir re-do akibat assemble.

Untuk penjelasan masing-masing assembly (pemasanngan) part, seperti bolt, seal, bearing dan coating material akan dijelaskan pada bab-bab selanjutnya.

f. Performance Test (Testing & Adjusting)Testing adjusting dilaksanakan setelah semua part dan sub

komponen selesai diassembly secara lengkap dan dilakukan pengujian, apakah komponen tersebut siap dipakai dan telah mencapai performa yang sesuai dengan factory dan dapat mencapai life time yang ditentukan. Adjusting wajib dilakukan guna mendapatkan standard setting yang telah ditentukan dalam shopmanual, guna mencapai performance yang optimal dan sesuai dengan kondisi komponen dari factory.

Gambar 5. Engine Testbench

Testing dan Adjusting ini dapat dilakukan selama proses assembly dan pada saat test performance di test bench atau melalui uji secara terpisah sub komponen tersebut, seperti : Fuel Injection Pump (FIP), Alternator, Starting Motor, dan beberapa komponen lain.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 7

Pengetahuan Dasar Overhaul

2. PREPARATION OVERHAUL

Untuk menghasilkan kualitas overhaul yang baik dan kemungkinan kecil adanya Re-Do, persiapan sebelum dan pada proses overhaul sangatlah mendukung keberhasilan proses kerja overhaul. Tanpa adanya persiapan yang matang dan sistematis dipastikan hasil overhaul tidak akan mencapai hasil yang seperti diharapkan secara life time dan Re-Do kemungkinan terjadi. Beberapa hal yang perlu disiapkan dalam pekerjaan overhaul antara lain :

a. Data Component : data detail component atau mechine untuk mempersiapkan Shopmanual, Partbook dan data pendukung yang sesuai dan nilai-nilai (value) adjusting yang tepat.

b. Common Tools : tools yang harus dimiliki setiap mekanik dalam melakukan pekerjaan, seperti : Open end wrench, Socket, Pliers, adjustable wrench, dan sebagainya.

c. Special Tools : Tools special diluar common tools yang wajib ada saat melaksanakan pekerjaan dis-assembly ataupun assembly, seperti : puller, spring pusher, tracker, Torque Wrench dan sebagainya. Biasanya special tools ini telah disiapkan oleh factory sesuai product masiing-masing. (dibahas pada bab selanjutnya)

d. Measurement Tools : adalah tools yang disiapkan untuk memperoleh data pemeriksaan atau pengukuran agar didapat hasil pengukuran yang akurat dan dapat dipercaya untuk mengambil keputusan. Seperti : vernier caliper, micrometer, dial gauge, dan sebagainya. (dibahas pada bab selanjutnya)

e. Document : Document pendukung seperti QA sheet, Reusable part, shopmanual, partbook, Part service News, yang mendukung untuk pekerjaan overhaul.

f. Consumable Goods : adalah part atau barang yang mendukung saat proses overhaul, seperti washing detergen, oli pembersih, coating material, grease, majun, dan sebagainya untuk mendukung kelancaran pekerjaan overhaul.

g. Others : adalah barang-barang ayang kemingkinan muncul untuk memperlancar proses overhaul.

3. QUALITY ASSURANCE (QA)

Quality Assurance atau yang sering disebut QA, adalah sheet yang secara khusus dibuat untuk mendukung proses pekerjaan overhaul maupun pekerjaan remove-install. Tujuan adanya QA sheet ini adalah sebagai guidence mekanik dalam melakukan pekerjaan overhaul dari proses reciving, dis-assembly, measurement, assembly dan sampai langkah delivery, untuk meminimalizir adanya Re-Do dalam pekerjaan overhaul.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 8

Pengetahuan Dasar Overhaul

Gambar 6. Proses penggunaan QA Sheet

Berikut ini dalah QA sheet yang tersedia dan fungsi masing-masing sheet : a. QA 1 : Delivery Check Sheet.

Berisi tentang hal-hal yang perlu diperiksa oleh supervisor untuk tahap delivery, tujuannya agar supervisor terlibat langsung dalam pengendalian tahap delivery.

b. QA 2 : Final Inspection SheetBerisi check list tentang critical point dalam tahap inspection terakhir setelah melalui pengujian dan dinyatakan komponen tersebut siap pakai (ready for use)

c. QA 3 : Testing SheetBerisi tentang tahapan dalam proses pengujian atau testbench. Data yang diharapkan saat pengujian dan menuntun proses pengujian tersebut.

d. QA 4 : Guidence Assembly SheetBerisi hal-hal yang berkaitan dengantahapan proses assembling atau pemasanngan suatu part atau komponen. Tujuannya adalah menjadi guidence dalam melaksanakan proses assembling dan mendata hasil assembling, tanpa meninggalkan Shopmanual atau work description.

e. QA 5 : Measurement & Inspection SheetBerisi hal-hal yang berkaitan dengan proses pengukuran (measurement) dan inspection visual dari komponen dan part overhaul. Tujuannya adalah mendapatkan data komponen overhaul dan menjadikan referensi untuk part recomended.

f. QA 6 : Guidence Dis-Assembly SheetBerisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses pembongkaran dari suatu komponen, tujuanya untuk menentukan pelaksana dalam proses overhaul, mendata kondisi part hasil pembongkaran serta data refferensi part order.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 9

Pengetahuan Dasar Overhaul

g. QA 7 : Recieving SheetBerisi tentang hal-hal yang harus dilakukan dalam tahap penerimaan dari komponen yang akan diperbaiki. Tujuannya untuk mendata komponen, kelengkapan dan kondisinya serta petunjuk untuk menyiapkan dokument pendukung yang lain yang sesuai.

h. QA 8 : Guidence Job (Petunjuk Pelaksanaan)Sebagai petunjuk mengenai methode pelaksanaan pekerjaan overhaul dan langkah kerja, digunakan untuk membantu pelaksanaan suatu pekerjaan jika mengalami kesulitan.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 10

Pengetahuan Dasar Overhaul

BAB IIBOLT & CAP SCREW

Bolt merupakan suatu kata yang sangat familiar, bolt merupakan common fastener yang paling banyak digunakan pada kontruksi unit heavy equipment. Pada dasarnya setiap bolt terdiri dari dua bagian, yaitu head dan thread shaft (batang berulir). Head dari bolt berfungsi sebagai tempat wrench pada saat pengencangan bolt, memiliki bermacam bentuk, dari hexagon, hexagon socket, carriage, plow dan sebagainya. Sedangkan untuk thread dari bolt memiliki tiga type, yaitu : metric, unified dan withworth.

Gambar 7. macam-macam jenis bolt

KLASIFIKASI BOLTJenis bahan dan perlakuan yang diterima oleh bolt dan screw selama

pembuatan menentukan kekuatan dan kemampuannya melakukan kerja.

BOLT IMPERIAL ( Unified )SAE (Society of Automotive Engineer) telah mengeluarkan standard

tertentu untuk mengklasifikasi bolt unified (inch) berdasarkan kekuatan tariknya (Tensile strength). SAE memberikan tanda pada kepala bolt untuk mengidentifikasi kekuatan bolt.

Gambar 8. Jenis bolt Unified dan kekuatannya

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 11

Pengetahuan Dasar Overhaul

Berikut adalah Standard yang dikeluarkan SAE untuk menandakan kekuatan bolt berdasar marking pada kepala bolt.

Gambar 9. Kalisifikasi Bolt Unified dan kekuatan bahannya

Dari table diatas dapat dilihat mengapa sangat penting bahwa bolt yang diganti harus diganti dengan bolt yang mempunyai kekuatan tarik yang sama.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 12

Pengetahuan Dasar Overhaul

BOLT METRICISO (International Standard Organization) telah mengeluarkan standard

untuk klasifikasi bolt dan screw kedalam property class. Klasifikasi ini didasarkan pada kekuatan (tarik dan geser). Tanda (angka) pada kepala bolt menunjukkan property class. Seluruh bolt dan screw metric berkualitas tinggi yang berdiameter lebih besar dari 4 mm memiliki tanda ini.

Sebagai contoh :4.6 menunjukkan property classM5 menunjukkan M untuk metric, 5 adalah diameter bolt tersebut 5 mm400 menyatakan kekuatan tarik dalam MPa4.6, 4.8 mempunyai grade rating ekuivalen dengan bolt unified grade 1 SAE

NAMA BAGIAN – BAGIAN BOLT

UKURAN BOLT

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 13

Gambar 10. Klasifikasi Bolt Metric

Gambar 11. Struktur Bolt & Nut

Pengetahuan Dasar Overhaul

UNIFIED THREAD IDENTIFICATION

METRIC THREAD IDENTIFICATION

BOLT DESCRITION

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 14

Gambar 12. Dimensi Bolt Unifed

Gambar 13. Dimensi Bolt Metric

Gambar 14. Detail Keterangan Bolt Metric dan Unifed

Pengetahuan Dasar Overhaul

PEMASANGAN BOLTSaat pemasangan bolt, bila ada keraguan mengenai diameter bolt

tersebut, kencangkan bolt dengan tangan tapi jangan sampai menyentuh dasarnya, lalu gerak – gerakkan bolt tersebut kesamping. Tidak boleh ada gerakan atau hanya sedikit saja gerakannya.

Aturan umum yang dapat digunakan untuk memilih panjang thread sebuah bolt adalah pilih bolt yang mempunyai panjang thread minimum 1 ½ kali diameternya.

PELUMASAN PADA BOLTPada beberapa shop manual disebutkan bolt harus diberi lubrikasi pada

threadnya sebelum pemasangan. Harus diperhatikan sekali bahwa bolt tersebut hanya boleh dilumasi tipis saja, sedang lubangnya jangan diberi pelumas. Karena olinya dapat terjebak saat pemasangan dan dapat menyebabkan crack.Pelumasan yang sering dipakai dapat menggunakan oli atau anti seize, sesuai prosedur yang ditunjukkan dalam shopmanual.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 15

Gambar 15. Pemasangan Bolt

Gambar 16. Lubrikasi pada Bolt

Pengetahuan Dasar Overhaul

PENGENCANGAN BOLT MENGGUNAKAN TORQUE WRENCH

Penggunaan torque wrench yang benar, harus memperhatikan hal berikut :

1. Pastikan nilai torque yang kita berikan pada bolt benar (check standard thightening torque bolt pada shpmanual).

2. Pilih Torque Wrench yang sesuai dengan ukuran dan torque bolt, dan pastikan socket yang kita gunakan sesuai dengan ukuran bolt.

3. Pasang socket pada torque wrench dan pasang pada bolt, tarik handle wrench sampai menunjukkan nilai thightening torque bolt. Jika kita menggunakan wrench yang dapat di adjust, adjust nilai torque sesuai thightening bolt (misal : 20 Nm atau 15 Kgm), tarik secara perlahan sehingga jika gaya yang kita berikan sesuai nilai torque maka torque wrench akan berbunyi.

4. Pemberian gaya haruslah lembut dan besarnya konstan untuk mendapatkan nilai torque yang akurat. Pemberian gaya yang dihentak akan membuat pengencangan tidak akurat.

5. Setelah bolt mendapatkan torque yang sesuai, bersihkan sekitar bolt dan periksa adanya kerusakan pada bolt (misal : patah, penyok, carck, dsb),

6. Jika harus menggunakan extension tambahan pada torque wrench yang terletak antara bolt dan wrench, pastikan nilai yang terukur pada torque wrench sesuai (perlu perhitungan).

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 16

Gambar 17. Torque Wrench

Gambar 18. Extension torque Wrench

Tw = Ta

L

L + A

Pengetahuan Dasar Overhaul

7. Setelah Bolt telah di kencangkan, pastikan bolt tersebut di beri tanda (marking) untuk membedakan dengan bolt yang belum di kencangkan.

8. Pengecekan torque pada bolt yang telah dikencangkan, tidak mungkin dilakukan secara akurat. Bila kita ragu apakah sebuah bolt sudah dikencangkan dengan torque yang sesuai, maka fastener tersebut harus dikendorkan ½ sampai 1 putaran penuh kemudian ditorque kembali sesuai standardnya.

9. Khusus untuk Bolt yang memegang getaran atau goncangan yang kuat (contoh : bolt cylinder head engine), metodhe pengencangan harus memperhatikan prosedure shopmanual, serta bolt hanya dapat dipakai hingga 3 kali mendapatkan torque. Jadi pastikan marking pada bolt dengan tanda punch pada bolt setelah bolt mengalami pengencangan.

10. jika di shopmanual di tunjukkan harus menggunakan Angle Methode dalam thightening bolt, pastikan marking yang diberikan sesuai (misal : 50Nm + 90º)

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 17

Gambar 19. prosedur pengechekan ulang thightening torque

Gambar 20. penggunaan Angle Methode

Pengetahuan Dasar Overhaul

BAB IIIBEARING

Bearing adalah Part yang sangat familiar, bearing berfungsi untuk mendukung kontak part-part yang bergerak dan berputar, selain itu bearing juga akan mengurangi gaya gesek dan keausan pada part tersebut.

1. Tipe bearing :a) Plain bearing ( bushing )b) Anti friction bearing

Plain bearing memberikan kontak geser ( sliding contact ) antara dua permukaan yang saling bertemu. Biasa disebut bushing atau journal bearingAnti friction baring memberikan kontak gelinding ( rolling contact ) antara dua permukaan yang saling bertemu. Menggunakan ball atau roller.

A. Tipe antifriction bearing :1. Ball bearing2. Roller bearing3. Needle bearing

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 18

Gambar 21. Type-type bearing

Gambar 22. Plain Bearing dan Anti Friction bearing

Pengetahuan Dasar Overhaul

B. Bagian – bagian antifriction bearing :1) Dua ring baja, disebut race2) Ball, roller atau needle terbuat dari baja yang menggelinding diantara

race tersebut3) Separator atau cage ( terbuat dari baja, kuningan atau plastic ) yang

memisahkan bagian – bagian yang berputar.

C. Kapasitas bearingKemampuan bearing dalam menahan beban ditentukan oleh 3 kondisi :a) Dimensi bearing

Makin besar dimensi bearing, makin besar beban yang mampu ditahan oleh bearing tersebut,

b) Jumlah rolling elementMakin banyak jumlah rolling element, makin besar besar beban yang mampu ditahan oleh bearing tersebut,

c) tipe race

Tipe ball bearing

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 19

Gambar 23. Struktur bearing

Inner Race

Cage

Rolling Element

Outer Race

Gambar 24. Type-type Ball bearing

Pengetahuan Dasar Overhaul

Tipe roller bearingUntuk menahan beban yang berat, digunakan roller bearing untuk menggantikan ball Bearing

Tipe needle bearing

2. PEKERJAAN PEMASANGAN BEARING

Dalam pekerjaan yang berhubungan dengan bearing, ada beberapa yang harus diperhatikan untuk handling, storage dan pemasangannya. Berikut ini item yang harus kita pahami dalam pekerjaan bearing.

A. Penanganan bearing• Hindari melekatnya material asing seperti debu pada bearing

dengan cara selalu membungkus bearing selama penyimpanan, karena material asing yang menimbulkan keausan premature pada bearing, saat bearing berputar.

• Hindari penanganan yang kasar atau benturan yang keras

B. Kombinasi bearing (untuk tapered roller bearing)• Jangan mengkombinasikan outer race dan inner race dari

tapered roller bearing yang diproduksi oleh pabrik yang berbeda karena tidak ada interchange antara pabrik – pabrik tersebut.

• Kombinasi bearing yang sama part number dan dibuat oleh pabrik yang sama dapat diterima. Tapi lebih bagus gunakan bearing yang didelivery sudah dalam satu set.

• Kombinasi dari bearing yang harus disetel saat pemasangan, tidak diperbolehkan.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 20

Gambar 25. Type-type Roller bearing

Gambar 26. Type-type Roller bearing

Pengetahuan Dasar Overhaul

C. Pemasangan bearing dengan cara press fitAdalah pemasangan dengan cara ditekan / dipress pada suhu normal.

• Periksa permukaan yang akan di press harus bebas dari luka, scratch dan menempelnya material asing.

• Berikan oli pada permukaan yang akan dipress.• Jangan menggunakan hammer dalam pekerjaan press fit bearing

• Gunakan press fit jig yang sesuai dalam pekerjaan press fit bearing

• Jangan menekan outer race pada pengepressan inner race, dan jangan menekan inner race pada pengepressan outer race.

• Jangan menekan bearing yang posisinya miring relative terhadap lubang atau shaft . Luruskan dudukan bearing dengan cara dipukul – pukul dengan hammer sebelum press fitting. Jika bearing di press fit dalam kondisi miring akan menyebabkan kerusakan.

• Periksa bahwa permukaan bearing benar – benar contact dengan bahu shaft setelah dipress. Jika tidak contact, preload akan berubah dan bearing dapat rusak.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 21

Gambar 27. pemasangan tapered bearing atau cone bearing

Gambar 28. pemasangan tidak boleh dipukul

Gambar 29. Pemasangan pressfit perhatikan yang mendapat tekanan

Pengetahuan Dasar Overhaul

D. Pemasangan bearing dengan cara shrinkage fitAdalah pemasangan dengan cara ditekan pada suhu tinggi agar

dapat duduk dengan pas dan terikat ketat saat suhu bearing turun.• Jangan menaikkan suhu pemanasan lebih dari 120oC, karena

kekerasan material akan rusak dan umur bearing akan pendek• Berikan oli pada bagian roller setelah pemasangan

E. Pemasangan bearing dengan cara expansion fitAdalah pemasangan dengan cara ditekan pada suhu rendah ( dingin )

agar dapat duduk pas dan terikat ketat saat suhu bearing kembali normal.• Pekerjaan pemasangan harus dilakukan dengan cepat karena suhu

cepat sekali naik • Jangan memukul bearing dengan hammer besi, karena saat dingin

sekali bearing menjadi getas.• Berikan oli pada bagian roller setelah pemasangan.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 22

Pengetahuan Dasar Overhaul

BAB IVSEALS

Seals digunakan untuk mencegah supaya fluida atau gas tidak bocor dan kotoran atau uap air tidak masuk ke system, terkadang untuk menjaga tekanan atau kevakuman. Seal dikatakan baik jika seal tersebut mampu mencegah kebocoran, tetapi tidak semua dapat seperti itu, untuk dynamic seal harus ada kebocoran sedikit untuk melumasi dan menjadikan lapisan film tipis sebagai lubrikasi dan pendingin bagian yang bergerak.

Dalam aplikasi sebuah seal adalah komplek dan sangat presisi dan secara pemasangannya harus diperhatikan secara teliti. Jika terjadi kesalahan pemasangan seal dan berakibat kebocoran pada system, akan berakibat kerusakan yang lebih fatal. Disinilah pentingnya seal dan bermacam-macam type seal sesuai kebutuhan dalam system (dipengaruhi oleh : pressure, temperature, gesekan dan sifat fluida atau gas yang disekat).

Ada dua tipe seal dasar :1. Dynamic seal, untuk menyekat bagian – bagian yang bergerak.

contoh : shaft and rod seal, compression packing dan piston ring.2. Static seal, untuk menyekat bagian – bagian yang tidak bergerak.

contoh : gasket, O-ring atau packing dan sealant.

TIPE DYNAMIC SEAL

A. Radial lip sealUmumnya digunakan untuk menyekat lubricant didalam system yang mempunyai shaft yang berputar.

1. Single lip seal without spring, tidak menggunakan spring, untuk menjaga fuida sangat kental seperti grease.

2. Single lip seal with spring, untuk menyekat fluida yang lebih encer pada shaft yang berputar lebih cepat pada lingkungan yang bersih.

3. Double lip seal, satu sisi menggunakan spring untuk menyekat oli dan sisi yang lain tidak ada spring untuk menahan debu.

4. Dual lip seal, kedua lip nya menggunakan spring, untuk menahan fluida di satu sisi dan menyekat fluida di sisi yang lain.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 23

Gambar 30. type radial lips seal

Pengetahuan Dasar Overhaul

Keuntungan menggunakan Lip seal adalah :1. Dapat masuk pada ruangan yang sempit2. Harga tidak terlalu mahal3. mudah dalam pemasangan4. sangat efektif dalam penyekatan.

B. Exclusion sealDigunakan untuk menjaga agar material–material asing keluar dari bagian–

bagian yang bergerak translasi ( maju mundur ) pada suatu machine. Seal jenis ini sangat rentan terhadap material abrasive.

1. Radial seal 2. Wiper : sering digunakan untuk reciprocating shaft, daya sekat

tergantung tingkat tekan seal terhadap shaft.3. Scraper : bentuk mirip dengan Wiper tetapi dilengkapi dengan metal

scraper untuk menscrap material yang menempel pada shaft.4. Axial seal : seal yang dipakai untuk axial contact bersama dengan radial

lip jika radial kurang efectif.5. Bellow atau Boot : untuk mencegah masuknya material asing (debu)

dalam system mechanical.

C. Face seal ( Floating seal )Face seal membentuk penyekatan diantara permukaan yang rata dan

sangat halus. Floating seal ini sering kita temukan untuk penyekatan terhadap part yang bergerak berputar dan housing yang diam. Keuntungan dari seal ini adalah kebocoran yang sangat kecil tetapi jika permukan seal mengalami abrasive akan berakibat kebocoran yang parah.Face seal terdiri dari :

1. Seal ring yang berputar2. Seal ring yang tidak berputar3. Static seal ( O-ring)

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 24

Gambar 31. Floating Seal dalam track roller

Pengetahuan Dasar Overhaul

D. Molded packingFluida yang disekat memberikan tekanan untuk menyekat packing

terhadap permukaan rod atau silinder.1. Lip adalah jenis dynamic seal yang sering dipakai untuk penyekatan oil

pressure pada piston hydraulic cylinder (contoh : U-packing, V-packing), lip seal akan mengembang dan menutup sesuai arah dan tekanan fluida yang disekat. Berikut ini aplikasi lip sea pada piston cylinder.

2. Molded Squeeze (digencet) packing adalah dibuat beragam ukuran dan bentuk (contoh : O-ring), seal ini memiliki keuntungan sseperti : harga murah, mudah pemasangannya, efisien, tidak perlu adjustment, memiliki toleransi yang terhadap temperature, pressure dan fluida yang disekat, dapat menyekat dari dua arah. Aplikasi yang sering kita temukan adalah pada piston seal da hydraulic actuator dan pada valve plug packing. Seal ini tidak di pakai pada high speed shaft.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 25

Gambar 32. Aplikasi U-Paking dalam piston hydraulic cylinder

Gambar 33. Aplikasi V-Paking dalam piston hydraulic cylinder

Pengetahuan Dasar Overhaul

E. Diaphragm sealDiaphragm terbagi dari membrane yang terbentang pada celah antara bagian yang bergerak (piston) dan housing. Seperti halnya seal diaphragm digunakan untuk memisahkan fluida dari dua chamber yang terpisah.

TIPE STATIC SEAL

Gasket adalah contoh salah satu static seal, gasket berfungsi untuk mencegah kebocoran antara du buah part yang dilekatkan dan diikat secara mechanical, jika kedua part tersebut menempel tidak rata maka akan berakibat adanya kebocoran fluida atau gas. yang termasuk dalam static seal antara lain :

1. Non metallic gasket contoh : paper gasket2. Static O-ring3. Metalic gasket, contoh : gasket cylinder head

Kekuatan dan ketahanan static seal sangat tergantung dari :a. Material seal, misal : gasket kertas, plastic, asbestos akan memiliki

tingkat kekuatan yang berbeda.b. Internal Pressure, adalah pressure dalam system yang menekan ke seal

sehingga akan berakibat pada kekuatan seal.c. Sealed fluid : bahan yang di sekat akan menentukan jenis bahan seal itu

sendiri dan kekuatan yang diinginkan (life time)d. Width/Thickness Ratio : perbandingan perubahan bentuk dari seal

sebelum dipress dan setelah mengalami tekanan. Diharapkan setelah mengalami tekanan seal tidak kehilangan daya sekat terbaiknya.

e. Shape factor : seal harus dapat menyekat pada tekanan tertentu tanpa mengalami stress setelah mendapat tekanan, sehingga berakibat seal rapuh dan kerusakan.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 26

Gambar 34. Aplikasi diaphragm pada chamber

Pengetahuan Dasar Overhaul

A. PEMASANGAN OIL SEAL DAN DUST SEAL

1. Pasang seal dengan main lip menghadap ke sisi oli ( hydraulic side )

2. Pastikan bahwa permukaan shaft yang akan contact dengan seal terbebas dari karat dan scratch.

3. Lakukan pemasangan seal dengan cara press fit menggunakan tool yang sesuai

4. Berikan adhesive atau sealant pada bagian press fit dari oil seal. Untuk housing yang terbuat dari cast iron harus digunakan pipe sealant untuk mencegah kebocoran.

5. Perhatikan saat pemasangan oil seal tidak boleh miring.6. Berikan grease pada daerah lip setelah pemasangan

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 27

Pengetahuan Dasar Overhaul

B. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA SAAT MEMASANG FLOATING SEAL.

Final drive, track roller, dsb adalah komponen berputar yang selalu diliputi lumpur, tanah dan pasir dan floating seal digunakan digunakan untukmencegah kebocoran oli dan mencegah material asing masuk dan bercampur dengan oli. Floating seal terdiri dari dua O-ring dan dua ring metalik. O-ring tersebut dalam aplikasinya akan diperas sambil dipilin, dan selanjutnya akan menekan seal ring metalik dalam arah aksial dan akan membangkitkan tekanan yang merata (3,5 – 6 kg/cm2) pada permukaan luncur (sliding survace) dari seal ring.

PERHATIAN !!

• Kerusakan pada komponen biasanya disebabkan oleh kombinasi dari berbagai faktor dibanding satu sebab saja, tetapi banyak kerusakan yang hanya memiliki satu jenis penyebab biasa ; KESALAHAN ASSEMBLING !

• Floating seal harus selalu dipasang dengan pasanganya yang sesuai, yaitu, ring yang keduanya baru atau dua ring yang telah berputar bersama-sama.

• Setiap assembling, Selalulah menggunakan o-ring (Toric ring) yang baru.

1. Jangan pernah menjatuhkan atau memukul seal ring dengan benda keras, karena seal terbuat dari cast iron dan sangat getas.

2. Untuk seal ring bekas pakai, ia dapat dipakai kembali bila memenuhi kriteria sbb:a) X > Y/2 (ketebalan bagian colarnya tidak kurang dari ½ tebal

semula.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 28

Gambar 35. Penyekatan Floating Seal

Pengetahuan Dasar Overhaul

b) A > 0.5 mm (Lebar dari bagian yang tidak mengkilap tidak kurang dari 0.5 mm ketika bagian yang mengkilap tersebut mencapai diameter dalam.

c) Pastikan bahwa permukaan seal (seal surface) harus terbebas dari debu, scratch(baret), chiping (cuil) atau retak.

3. Pastikan permukaan yang kontak dengan o-ring terbebas dari oli

4. Jangan memberikan oli atau grease pada O-ring !O-ring dengan kuat menahan dan menekan floating seal dengan gaya memilin dalam arah sesuai tanda panah pada gambar dibawah. Ketika oli masuk, O-ring akan tergelincir dan gaya tekan yang sesuai tidak dapat dihasilkan, sehingga dapat menyebabkan kebocoran.

5. Saat pemasangan O-ring ke seal ring, pastikan o-ring tidak terpuntir dan duduk tertahan oleh retaining lip dari seal ring ramp. Gunakan lampu senter kecil sebagai pandauan untuk meemriksa o-ring tersebut terpuntir atau tidak selama assembling. Sinar lampu senter harus lurus dan seragam di sekeliling O-ring tersebut.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 29

Pengetahuan Dasar Overhaul

6. Saat memasang satu bagian seal ring assy ke housingnya, berikan tekanan secara tiba-tiba dan meratauntuk mendorong o-ring masuk masuk melalui retaining lip dari housingnya. Jika diperlukan sedikit adjustment, jangan gunakan tool yang ujungnya tajam sebagai penekan.

7. Periksa variasi ketinggian pemasangan seal ring assy di empat tempat. Variasi ketinggian tidak boleh lebih dari 1mm.

8. Berikan lapisan oli yang tipis pada masing-masing permukaan seal ring dan dengan menggunakan jari tangan oli ke seluruh permukaan seal ring. Pastikan tidak ada oli yang mengenai o-ring atau permukaan yang kontak dengan o-ring.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 30

Pengetahuan Dasar Overhaul

BAB VADHESIVE, SEALANT & LUBRICANT

Adhesive adalah bahan perekat yang tujuannya untuk merekatkan dua material agar terikat dengan kuat, dalam dunia alat berat adhesive sangat dibutuhkan untuk mendapatkan kekuatan ikatan suatu part (misal : kekencangan bolt pada drive shaft, dsb) dengan beban getaran dan puntiran yang sangat kuat agar ikatan bolt tidak mudah terlepas. Contoh bahan adhesive adalah :Threadlock dan sebagainya.

Sealant atau perapat adalah suatu bahan yang digunakan untuk merapatkan atau menutup celah antara duabenda yang ditempelkan, untuk mencegah terjadinya kebocoran fluida atau gas. Yang termasuk bahan Sealant antara lain gasket sealant, retaining compound, dan sebagainya.

Lubricant atau atau pelican, berfungsi untuk melumasi dua benda yang bergesekan agar tidak terjadi keausan atau jammed (macet) karena karat. Aplikasi Lubricant disini adalah Anti seize yang berguna untuk melumasi thread bolt agar memudahkan dalam pelepasan kembali. Penggunaan anti seize sendiri hanya untuk bolt pada posisi tertentu, seperti bolt yang terkena temperature yang tinggi, atau yang menyebabkan mudah berkarat.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 31

Gambar 36. Contoh bahan Adhesive, Sealant dan Lubricant

Gambar 37. Aplikasi Gasket Sealant

Pengetahuan Dasar Overhaul

1. Threadlocking adhesiveMenjamin kekuatan hasil rakitan dengan mencegah kendurya nut, bolt

screw akibat getaran atau puntiran.

Contoh produk Threebond & Loctite :a. Threadlocking 243

Adhesive berkekuatan sedang untuk pemakaian umum, cocok untuk bolt hingga M36

b. Removable threadlocker 242Adhesive kekuatan sedang untuk bolt hingga M36. Dapat dibuka kembali menggunakan kunci biasa.

c. Permanen threadlocker 262Adhesive berkekuatan tinggi untuk mengunci segala bolt yang harus menghadapi goncangan dan getaran hebat.

d. High strength threadlocker 271Adhesive berkekuatan sangat tinggi untuk bolt sampai dengan M36, dan untuk baut-baut yang tidak akan dibuka kembali.

2. Thread sealing / Pipe sealantMenjamin pencegahan kebocoran di celah – celah ulir. Mengisi celah yang

sangat tahan terhadap zat kimia. Berfungsi sebagai pelumas pada pemasangan ulir pipa, mencegah gesekan serta memberikan torsi yang konstan.Contoh produk Loctite :

a. PST Pipe sealant 565Cepat kering, tahan bahan pelarut, menyegel seketika pada tekanan rendah, kekuatana dapat diatur untuk memudahkan pembongkaran kembali.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 32

Gambar 38. macam-macam Thread Lock

Gambar 39. macam-macam Pipe Sealant dan Thread Sealing

Pengetahuan Dasar Overhaul

b. PST Pipe sealant 577Cepat kering dan kental, menyekat dengan cepat, bila sudah mongering kekuatan seal dapat mencapai titik ledak pipa.

c. PST Pipe sealant 567Sealant pipa untuk pemakaian pada stainless steel dan sambungan metal, sangat efektif untuk tekanan tinggi. Memiliki ketahanan tinggi terhadap bahan pelarut. Sebagai pelumas saat pemasanganan pipa.

3. Gasket sealantMenutup kebocoran dan lebih efektif dari pada gasket biasa, karena kontak metal ke metal lebih rapat, hanya mengisi jalur yang bocor.

Contoh produk Threebond & Loctite :a. Gasket Eliminator 515

Sealant untuk pemakaian umum, terutama untuk pembuatan gasket yang fleksibel.

b. Gasket eliminator 518Anaerobic yang cepat kering dan fleksibel untuk membuat gasket dirancang khusus untuk metal yang pasif dan bisa menyesuaikan gerakan flange. Tegangan gesernya sangat tinggi , mengisi celah sampai ketebalan 0.5 mm.

c. Gasket eliminator 510Sealan yang tahan panas tinggi khusus dirancang untuk membuat atau melapisi gasket dalam kondisi perakitan yang ekstrem.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 33

Gambar 40. macam-macam Pipe Sealant dan Thread Sealing

Pengetahuan Dasar Overhaul

4. Retaining compoundDipakai sebagai perekat untuk bushing, bearing, pin, pulley, dll.

Memperkuat part yang dipasang dengan cara dipress. Atau mengencangkan kembali bagian yang sudah kendor dengan cara mengisi celahnya. Mengatasi kebocoran cairan melalui bagian rakitan.

Contoh produk Loctite :a. Retaining compound 609

Bahan yang cepat kering, mengisi celah sampai dengan 0.15 mm, untuk pemakaian umum, tegangan geser mencapai 24 N/mm2 pada baja.

b. Retaining compound 603Adhesive yang cepat kering dan encer, dipakai untuk merekat bagian-bagian silindris yang tidak mungkin dihilangkan seluruh minyaknya.

c. Retaining compound 641Adhesive berkekuatan sedang untuk merakit bagian yang sewaktu – waktu dapat dibongkar kembali

d. Retaining compound 648Adhesive berkekuatan tinggi dan cepat kering dengan tegangan geser 26 N/mm2 pada baja.

5. Anti-seizeAdalah pelumas untuk mencegah korosi dan keausan. Untuk melumasi ulir-ulir baut dan plug yang sering terkena suhu tinggi atau rawan terkena karat, agar mudah dibuka kembali saat pembongkaran.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 34

Gambar 41. macam-macam Pipe Sealant dan Thread Sealing

Gambar 42. macam-macam Pipe Sealant dan Thread Sealing

Pengetahuan Dasar Overhaul

A. PEMBERIAN LIQUID ADHESIVE (THREAD LOCK)

1. Bersihkan oli / grease yang menempel pada bagian ulir yang akan diberi thread lock maupun pasangannya, dengan menggunakan cairan pembersih. Juga bersihkan air yag menempel pada bagian – bagian tersebut dengan angin. Kekuatan pengencangan akan berkurang hingga 70% bila ada oli atau grease, dan thread lock akan mengapung tidak bisa mengeras bila ada air.

2. Berikan thread lock ke sekeliling ulir.

3. Jangan menambahkan pengencangan atau pengendoran pada baut yang sudah dikencangkan sebelumnya, karena thread lock sudah mengeras dan tidak dapat diharapkan lagi pengencangan tambahan.

B. PEMBERIAN PIPE SEALANT

1. Pastikan bahwa ulir part maupun pasangannya terbebas dari luka, debu, grease atau oli.

2. Berikan pipe sealant ke sekeliling ulir secara merata, karena kecilnya clearance dari ulir elbow, nipple atau taper plug, sehingga tidak bias bila kita hanya memberikan pipe sealant di satu titik saja.

3. Hindari pemberian pipe sealant pada ulir female, karena sealant akan

masuk ke oli saat pengencangan.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 35

Pengetahuan Dasar Overhaul

4. Berikan lagi sealant bila part tersebut harus dikencangkan atau dikendorkan lagi.

5. Gunakan seal tape sebagai pengganti pipe sealant bila grease atau oli tidak dapat dibersihkan dari bagian berulit tersebut.

C. PEMBERIAN LIQUID GASKET

1. Pastikan bagian yang berpasangan bebas dari luka, kotoran, grease maupun oli.

2. Berikan liquid gasket ke sekaliling permukaan yang akan dipasangkan tanpa terputus, dan segera pasangkan part tersebut, jangan biarkan liquid gasket sampai mengeras.

3. Jangan menggerakkan cover setelah dipasang, karena liquid gasket dapat rusak.

4. Berikan lagi liquid gasket bila cover kemudian dilepas lalu dipasang kembali.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 36

Pengetahuan Dasar Overhaul

BAB VSPECIAL & MEASURING TOOLS

Special Tools dan Measuring Tools adalah adalah tools sealian common tools yang telah disediakan dalam toolbox mekanik, fungsi dari special tools adalah tools yang digunakan untuk keperluan tertentu sesuai letak atau bentuk dari posisi bolt atau nut yang tidak bisa dilepas atau dikencangkan dengan common tools (misal : hook wrench, push tool, dsb). Measurement tools adalah tool yang kita gunakan untuk melakukan pengukuran dan mendapatkan data secara akurat (contoh : dial gauge, micrometer, dsb).

A. SPECIAL TOOLSSeperti yang tersebut diatas special tools hanya akan dipakan pada

posisi dan bentuk yang tidak dapat dilakukan dengan common tools. Special tools ini sangat beragam sekali sesuai dengan factory. Penggunaan special tools akan selalu mengacu pada prosedure yang ditunjukkan shopmanual.Contoh special tools :

1. Hook Wrench : adalah special tool yang digunakan untuk melepas atau mengencangkan nut circular nut yang terdapat groove.

2. Circular Nut wrench : Secara prinsip mirip dengan hook wrench tetapi digunakan untuk posisi-posisi tertentu dan butuh kekuatan yang lebih dari pada hook wrench.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 37

Gambar 43. Aplikasi dari hook wrench

Gambar 44. Aplikasi dari Circular Nut wrench

Pengetahuan Dasar Overhaul

B. MEASUREMENT TOOLSSeperti yang telah dijelaskan diatas measurement tools dipakai untuk

melakukan pengukuran terhadap suatu part, untuk mengambil data secara akurat. Dalam proses overhaul data part sangat penting sekali ada karena akan digunakan untuk pengambilan keputusan apakah part tersebut rusak atau dapat dipakai ulang. Jika mengalami kerusakan berarti langkah selanjutnya adalah part tersebut harus di order. Tanpa data yang jelas, kesalahan dalam order part akan menyebabkan biayya overhaul membengkak atau berakibat pada re-do pekerjaan.

Measurement tools yang sering digunakan dalam pekerjaan overhaul adalah :

1). Vernier Caliper2). Miccrometer3). Dial Gauge

Berikut penjelasan masing-masing fungsi dari measurement tools tersebut diatas :

1. VERNIER CALIPERVernier caliper atau yang sering kita kenal dengan nama sigmat atau jangka sorong adalah sebuah alat ukur yang dapat dipakai untuk mengukur Outside diameter, Inside diameter dan depth atau kedalaman celah. Vernier caliper ini dapat mengukur dengan tingkat ke akuratan sampai dengan 0,05mm.

Aplikasi vernier caliperditunjukkan sesuai gambar berikut :a). Mengukur outside diameter

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 38

Gambar 45. bagian-bagian dari vernier caliper

Pengetahuan Dasar Overhaul

b). Mengukur Inside diameter

c). Mengukur kedalaman

Dalam aplikasi pemakaian verniier caliper yang sangat perlu diperhatikan selain dari pemakaian yang tepat, juga pada cara pembacaan skala yang ditunjukkan oleh meter. Dallam vernier caliper terdapat dua skala yang salin terkait dan mendukung keakuratan data yang akan kita dapatkan.

Pengukuran diameter luar dengan vernier caliper :

Hasil Pengukuran : skala utama + skala keduaSkala Utama : 23 mmSkala kedua : 0,5 mm

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 39

Gambar 46. Skala pada vernier caliper

Gambar 47. contoh pengukuran outside dengan vernier caliper

Pengetahuan Dasar Overhaul

PERHATIAN DALAM PENGUKURAN DENGAN VERNIER CALIPERa. Pastikan Vernier Caliper yang kita gunakan dalam kondisi baik,

lakukan pengetesan dengan cara seperti gambar dibawah ini :

a.1. posisikan caliper seperti gambar disamping,

a.2. amati penunjukan skala utama dan skala kedua, semua harus pada posisi nol,

a.3. amati celah antara jaws dan beaks harus benar-benar rapat dan tidak ada celah sedikitpun,

a. 4. jika kita akan menggunakan bar untuk mengukur kedalaman suatu celah atau lubang pastikan pada posisi ini semua bar masuk dan rata dengan skala utama.

a.5. jika salah satu syarat diatas tidak dipenuhi berarti caliper tersebut sudah tidak akurat.

b. Pegang tools pada skala utama dan jari telunjuk kita pada posisi skala kedua, sehingga skala kedua caliper dapat kita geser dengan telunjuk kita,

c. Pasang part yang akan kita ukur pada jaws (outside), beak (inside) atau bar (untuk kedalaman) pada posisi yang tepat,

d. Geser skala kedua sehingga part yang akan terukur dapat dipegangi oleh caliper, kunci lock agar skala tidak berubah,

e. Baca skala utama dan skala kedua dengan akurat, amati dengan tepat agar hasil tidak salah dalam pembacaan,

f. Berikut ini adalah posisi pengukuran yang tepat :

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 40

Gambar 47. kalibrasi vernier caliper

Gambar 49. posisi pengukuran yang tepat

Pengetahuan Dasar Overhaul

g. Pastikan juga untuk diperhatikan posisi part yang diukur terhadap caliper

2. MICROMETERMicrometer adalah alat ukur mirip dengan vernier caliper, tetapi jika kita gunakan vernier caliper tingkat keakuratan yang didapat adalah 0,05mm, sedang dengan menggunakan micrometer kita dapat lebih akurat dan presisi dengan tingkat keakuratan 0,01mm. Jadi micrometer ini sangat berguna untuk pekerjaan yang membutuhkan tingkat kepresisian yang sangat teliti.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 41

Gambar 50. posisi pengukuran yang tepat

Gambar 51. bagian dari sebuah micrometer

Pengetahuan Dasar Overhaul

Aplikasi micrometer dalam pengukuran sebuah part tidak selengkap vernier caliper, micrometer paling banyak hanya digunakan untuk mengukur outside diameter atau panjang :

CARA PEMBACAAN SKALA MICROMETER :Dalam sebuah micrometer terdapat dua skala, skala utama terletak pada sleeve dengan jarak skala 1mm, skala kedua terdapat pada thimble dengan jarak skala 0,05mm yang terbbagi menjadi 0,01mm. Thimble dapat bergerak berputar mengitari sleeve untuk menentukan panjang dari benda yang diukur. Pada saat thimble berputar akan mengatur jarak panjang skala yang ditunjukkan oleh sleeve.

Untuk mendapatkan hasl ukur yang tepat, pembacaan skala yang tepat akan menjadi sebuah critical point dalam pemakaian micrometer.

Micrometer yang dipakai dalm waktu lama, akan mengalami deviasi pada pembacaan titik nol nya. Untuk itu harus dilakukan penyetelan titik nol atau perlu dikalibrasi.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 42

Gambar 54. bagian dari sebuah micrometer

Gambar 53. bagian dari sebuah micrometer

Gambar 52. pengukuran dengan micrometer

Pengetahuan Dasar Overhaul

Kalibrasi sebuah micrometer, adjustment kembali ke titik nol untuk mendapatkan hasil ukur yang lebih presisi. Ada berapa methode kalibrasi micrometer, tergantung dari tingkat simpangan skala micrometer.

Metode 1Jika penyimpangan titik nol 2 garis atau kurang

a) kunci spindle dengan spindle lockb) Masukkan kunci kedalam lubang di sleeve c) Putar sleeve untuk memperbaiki peyimpangan tersebutd) Periksa kembali titik nol nya

Metode 2Jika penyimpangan titik nol lebih dari 2 garis

a) Kunci spindle dengan spindle lockb) Masukkan kunci pada lubang di rachet sleevec) Pegang thimble, putar achet sleeve berlawanan jarum

jamd) Dorong thimble kearah luar ( menuju rachet stop ), dan

thimble dapat berputar dengan bebas. e) Posisikan thimble pada posisi yang diperlukan untuk

mengoreksi titik nol.f) Putar rachet sleeve kearah dalam dan kencangkan

dengan kunci.g) Periksa kembali titik nol, jika masih ada sedikit

Penyimpangan, koreksi dengan metode 1

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENGGUNAKAN MICROMETER.1. Pilih micrometer yang sesuai dengan benda yang akan diukur,

karena micrometer memiliki banyak mancam batas ukur, seperti range antara 0 – 25mm, 0 – 50mm dan sebagainya,

2. perubahan temperatur ruang saat berpengaruh terhadap hasil pengukuran, jadi pastikan kalibrasi tools sebelum melakukan pengukuran,

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 43

Gambar 55. adjustment zero point atau kalibrasi

Pengetahuan Dasar Overhaul

3. check kondisi fisik micrometer, bersihkan dari debu dan kotoran, puratan thimble harus smooth, lock berfungsi dengan baik dan semua anvil dan key harus dalam kondisi ada.

4. ukur atau posisikan micrometer terhadap object yang diukur tepat.

5. lakukan pengukuran sebanyak 3 kali untuk menjamin hasil pengukuran lebih akurat.

6. jika micrometer mengalami kerusakan atau kalibrasi tidak dapat dilakukan, labeli micrometer yang rusak dan singkirkan atau ganti dengan yang baru. Jangan dipaksakan untuk melakukan pengukuran karena hasil yang didapat akan salah.

3. DIAL GAUGEDial gauge adalah alat ukur yang mutlak ada saat kila

melakukan overhaul, tools ini sangat penting untuk mendapatkan data-data yang sangat critical, seperti : endplay, backlash, bending, portision cylinder lyner, valve shinking, dan sebagainya.

Cara pembacaan dial gauge :Skala utama yang ditunjukkan dengan skala yang besar

dengan jarum besar (long hand), satu potaran rotasi adalah menunjukkan 1 mm akan ditunjukkan dengan skala jarum pendek (short hand). jika jarum pendek telah berputar sekali maka jarum pendek akan bergerak satu strip berarti telah terjadi pergerakan probe sebesar 1mm.

Tingkat akurasi dial indicator adalah sbb :Metric system : 0,01 mm atau 0,001 mmEnglish system : 0,001 in. atau 0,0005 in. atau 0,0001 in.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 44

Gambar 56 Dial Gauge

Pengetahuan Dasar Overhaul

Aplikasi pengukuran dengan mengunakan dial gauge, contohnya untuk mengukur :

a. Endplay,b. Backash,c. Run out, dsb

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 45

Gambar 55. Pengukuran Endplay crankshaft

Gambar 56 Pengukuran Backlash timing gear

Gambar 57 Pengukuran Run-Out chrankshaft

Pengetahuan Dasar Overhaul

HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENGGUNAKAN DIAL GAUGE

1. Pastikan dial gauge yang kita pakai dalam kondisi masih baik dan akurat sesuai standarda. Check kondisi jarum apakan pada posisi Nol (0) semua,b. Gerakkan probe secara perlahan dan tanpa tekanan keatas,

amati pergerakan jarum smooth seperti gerakan probe,c. Lepas probe secara perlahan, amati pergerakan jarum harus

kembali keposisi awal jarum sebelum digerakkan,d. Jangan memberikan hentakan atau tekanan secara spontan

pada probe saat melakukan test maupun pemasangan pada part yang akan diukur.

2. Pastikan dial gauge terpasang pada magnetic base stand dengan kuat dan pada posisi yang datar.

3. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, usahakan posisi dial pada saat pengukuran adalah vertikal dan probe dapat bergerak bebas naik dan turun.

4. Gerakkan part yang diukur secara perlahan, agar pergerakan jarum dapat bergerak smooth dan mudah dibaca.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 46

Pengetahuan Dasar Overhaul

LAMPIRAN-LAMPIRANa. Symbol – symbol dalam shop manualb. Coating Material seperti Adhesive, Sealant dan Greasec. Standard Thightening Torque

A. SYMBOL Symbol ini sangat penting digunakan untuk petunjuk saat proses assembly dan dis-assembly, seperti safety saat lifting harus menggunakan tools yang sesuai, dan sebagainya.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 47

Pengetahuan Dasar Overhaul

B. COATING MATERIALAdalah bahan-bahan yang sangat dibutuhkan dalam proses assembly, seperti Adhesive, sealant dan grease yang sesuai dengan rekomendasi factory dan dapat dengan mudah didapatkan di pasaran.

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 48

Pengetahuan Dasar Overhaul

C. STANDARD THIGHTENING TORQUE

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 49

Pengetahuan Dasar Overhaul

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 50

Pengetahuan Dasar Overhaul

Refferensi :

1. Sukardi, “PENGETAHUAN DASAR REMOVE & INSTALL”; Training Centre UNITED TRACTORS Batukajang, 2006

2. Sukarmin, Presentasi : “Basic Overhaul” ; Technical Training Department, Jakarta, 2007

3. Team TC UT Jakarta, “Basic Mechanic Course”, Tools & Basic Machine Element, Technical Training Department, Jakarta, 2007

4. Baladi, “Pengetahuan dasar Bolt” ; Artikel Techno Info, Training Centre Batukajang, May 2008

5. Shop Manual Komatsu Product, “170 Series Engine Shop Manual” ; KOMATSU Japan, 2006

6. John E Kuhar, “BEARING and SEALS, a basic guide to failure and repair”; Fundamental Of Service (FOS), John Deere Publising, 1992

7. ______ , Presentasi : “BASIC BEARING TRAINING” ; PT SLS Bearindo Balikpapan, 2006

8. Adhesive; Wikipedia, the free encyclopedia; www.wikipedia.com

9. Loctite – Loctite ThreadLocker – Product – Henkel; www.loctite.com

10. Threebond Chemical & Sealant; www.threebond.com

BSCOVH-HAN/08/00/DCY 51


Recommended