Kolokium Jalan dan Jembatan 2014
A Avioffarbella, I Purba, R Permata, A Delitriana, J Firmansjah 1
PELAKSANAAN JEMBATAN SEGMENTAL PRECAST BOX GIRDERDENGAN METODE SPAN BY SPAN: PROYEK TOL BOGOR RING
ROAD
CONSTRUCTION OF SEGMENTAL PRECAST BOX GIRDER BRIDGEWITH SPAN BY SPAN METHOD: BOGOR RING ROAD TOLL ROAD
PROJECT
Andra Avioffarbella1, Iskandar Purba2, Robby Permata3, Arvila Delitriana4,Jodi Firmansjah5
1,4PT. Cipta Graha Abadi – Design Reviewer2PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.- Kontraktor
3Universitas Bung Hatta,5Institut Teknologi Bandung
1,4Jl. Tubagus Ismail VI No.14 Bandung/ [email protected]
2Jl. D.I. Panjaitan Kav.9 Jakarta 13340/ [email protected]
3Jl. Sumatera Padang/ [email protected]
5Jalan Ganesha 10 Bandung/ [email protected]
ABSTRAK
Paper ini menjelaskan aspek teknis pada perencanaan dan konstruksi jembatanmenggunakan box girder pracetak dengan metode konstruksi span by span overhead,yang belum pernah digunakan sebelumnya di Indonesia. Studi kasus yang dipelajariadalah Jembatan Tol Bogor Ring Road Seksi IIA. Lokasi jembatan yang berada di atasatau paralel dengan jalan utama, dimana hampir seluruh badan jembatan melalui jalaneksisting yang memberikan persyaratan agar pelaksanaan pekerjaan jembatan tidakboleh mengganggu lalu lintas yang berada di bawahnya untuk waktu yang lama.Metode span by span dipilih untuk mengatasi hal ini. Dengan metode span by span,satu per satu segmen box girder pracetak diangkat dengan menggunakan gantry dandisatukan sehingga menjadi satu kesatuan dek jembatan dengan panjang tertentu,kemudian dek jembatan tersebut dihubungkan dengan kolom jembatan. Metode inibisa mempercepat masa konstruksi dan meminimalisir gangguan terhadap arus lalulintas di bawah jembatan. Bentangan optimal yang tidak mengganggu lalu – lintas dibawahnya adalah 50 meter, dengan panjang total jembatan 1472.85 meter. Beberapahal yang penting untuk diperhatikan dalam metode ini adalah beban yang diterima olehstruktur kolom jembatan pada saat konstruksi lebih besar karena alat yang digunakanadalah gantry dengan ukuran besar, selain itu perlu adanya perkuatan tambahan padastruktur box girder.
Kata kunci: segmental, pracetak, box girder, span by span, gantry
ABSTRACT
This paper explains about technical aspects in design and construction of precast boxgirder bridge with overhead span by span construction method which have not beenused in Indonesia . A bridge in Bogor Ring Road Section IIA toll roads was used as theexample for case study. The bridge location which is above the main road where thebridge structure is almost parallel to the existing road, gave restriction that theconstruction should not disrupt traffic underneath for a long period. In order toovercome this challenge, span by span construction method was selected. In span byspan method, precast box girder segments were lifted one by one using a huge gantryand then assembled to become a single unit bridge deck with certain length and thenconnected to the bridge columns. This method can speed up the construction time and
Kolokium Jalan dan Jembatan 2014
A Avioffarbella, I Purba, R Permata, A Delitriana, J Firmansjah
minimize disruption to traffic flow below the bridge. The optimal span length of thebridge that is not disturbing the traffic below is 50 meter, with the total bridge length of1472.85 meters. Several important things were noted, such larger load sustained bythe bridge columns during construction due to the gantry size, and need for additionalreinforcement in the box girder structure.
Keyword: segmental, precast, box girder, span by
1. PENDAHULUAN1.1. Berbagai Alternatif Metode Untuk Jembatan
Konstruksi jembatanmacam metode, diantaranya adalah dengan metodeLaunching Method(ILM), dan metodeberbeda satu dengan lainnya, dimulai dari peralatan yang digunakanpekerjaan, dan respons struktur yang terjadi selama pelaksanaan dan kondisi akhir.
Masing – masing metode memiliki kemenjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan metode pelaksanaan struktur jembatanpada suatu pekerjaan proyek
Gambar. 1 Ilustrasi metode balac
2014
R Permata, A Delitriana, J Firmansjah
minimize disruption to traffic flow below the bridge. The optimal span length of thebridge that is not disturbing the traffic below is 50 meter, with the total bridge length of
meters. Several important things were noted, such larger load sustained bythe bridge columns during construction due to the gantry size, and need for additionalreinforcement in the box girder structure.
Keyword: segmental, precast, box girder, span by span, gantry
Berbagai Alternatif Metode Untuk Jembatan Box Girder Pracetak
Konstruksi jembatan box girder pracetak dapat dilakukan dengan berbagaimacam metode, diantaranya adalah dengan metode balanced cantilever
, dan metode span by span. Ketiga metode tersebut tentunyaberbeda satu dengan lainnya, dimulai dari peralatan yang digunakan
dan respons struktur yang terjadi selama pelaksanaan dan kondisi akhir.masing metode memiliki keunggulan dan kelemahan yang harus
menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan metode pelaksanaan struktur jembatanpada suatu pekerjaan proyek yang akan dibahas lebih lanjut pada bab selanjutnya.
Ilustrasi metode balaced cantilever
2
minimize disruption to traffic flow below the bridge. The optimal span length of thebridge that is not disturbing the traffic below is 50 meter, with the total bridge length of
meters. Several important things were noted, such larger load sustained bythe bridge columns during construction due to the gantry size, and need for additional
Pracetak
pracetak dapat dilakukan dengan berbagaibalanced cantilever, Incremental
. Ketiga metode tersebut tentunyaberbeda satu dengan lainnya, dimulai dari peralatan yang digunakan, urutan
dan respons struktur yang terjadi selama pelaksanaan dan kondisi akhir.unggulan dan kelemahan yang harus
menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan metode pelaksanaan struktur jembatanyang akan dibahas lebih lanjut pada bab selanjutnya.
Kolokium Jalan dan Jembatan 2014
A Avioffarbella, I Purba, R Permata, A Delitriana, J Firmansjah
Gambar. 2 Ilustrasi ILM
Gambar. 3 Ilustrasi metode
1.2. Metode Span By Span
Metode span by spangirder pracetak, di mana satu bentang jembatan dikerjakan sampai selesai, kemudian
2014
R Permata, A Delitriana, J Firmansjah
Ilustrasi metode span by span
Span By Span
span by span adalah metode pelaksanaan konstruksi jembatanpracetak, di mana satu bentang jembatan dikerjakan sampai selesai, kemudian
3
metode pelaksanaan konstruksi jembatan boxpracetak, di mana satu bentang jembatan dikerjakan sampai selesai, kemudian
Kolokium Jalan dan Jembatan 2014
A Avioffarbella, I Purba, R Permata, A Delitriana, J Firmansjah
berlanjut ke bentang berikutnya.jembatan tersambung.
2. DESKRIPSI PROYEK2.1. Lokasi
Proyek bogor ring road seksi IIA berlokasiSareal. Jembatan melintasmerupakan jalan utama.
2.2. Deskripsi Umum Jembatan
Jalan tol Bogor Ring Road seksi IIAgirder, dengan rincian sebagai berikut:
Jalan utama: Tipe jembatan Lebar jembatan: 10.3 m (tipikal), Jumlah lajur Panjang jembatan Tinggi pier
2014
R Permata, A Delitriana, J Firmansjah
berlanjut ke bentang berikutnya. Proses tersebut berulang sampai seluruh bentang
DESKRIPSI PROYEK
Proyek bogor ring road seksi IIA berlokasi di kota Bogor, kecamatan TanahSareal. Jembatan melintas di atas ruas jalan kedung halang – kedung badak yang
Deskripsi Umum Jembatan
Jalan tol Bogor Ring Road seksi IIA menggunakan struktur yang berupasebagai berikut:
: box girder pracetak dan non-pracetak: 10.3 m (tipikal), 10.3 m – 12.5 m (pelebaran di tikungan)
: 2 lajur (box utara), 2 lajur (box selatan): 1472.85 meter: variabel, 10.3 meter – 21.8 meter
4
Proses tersebut berulang sampai seluruh bentang
di kota Bogor, kecamatan Tanahkedung badak yang
menggunakan struktur yang berupa box
12.5 m (pelebaran di tikungan)
Kolokium Jalan dan Jembatan 2014
A Avioffarbella, I Purba, R Permata, A Delitriana, J Firmansjah
Gambar. 4 Potongan memanjang jembatan
Gambar. 5 Potongan memanjang bentang tipikal
Gambar. 6 Dimensi box
2014
R Permata, A Delitriana, J Firmansjah
Potongan memanjang jembatan
otongan memanjang bentang tipikal
box girder
5
Kolokium Jalan dan Jembatan 2014
A Avioffarbella, I Purba, R Permata, A Delitriana, J Firmansjah
Gambar.
2.3. Tantangan Yang Dihadapi Pada Saat Konstruksi
Pelaksanaan konstruksi dengan menggunakan metodemenghadapi beberapa kendala selama masa konstruksi.salah satu tantangan yang harus dihadapi, karena hal ini berpengaruh besar terhadapkesesuaian jadwal pelaksanaan.
Kendala lain yang terjadi adalah pengangkutan segmen di lapangan untukkemudian diangkat oleh gantry. Biasanya segmendiantarkan melalui dek jembatan yang sudah jadi, atau dari pangkal jembatan untukbentang pertama. Namun jika metode tersebut tidak memungkinkan, terpaksapengakatan segmen dilakukan dari bawah jembatan, di mana prosesnya amengganggu lalu lintas di bawahnya.adalah di lalu lintas di sepanjang jalan utama yang berada di bawah jembatan
3. PERBANDINGAN ANTARAALTERNATIF METODE IN
Perbedaan yang bisa dibandingkan sebagai bahan pertimbangan untukpemilihan metode pelaksanaanpelaksanaan, peralatan yang digunakan, dan biaya. Perbandingan antara metodekonstruksi tersebut bisa dilihat pada tabel
Tabel. 1 Perbandingan metode pelaksanaan
BalancedCantilever
Sistem struktur Komponenstruktur temporermenjadipermanentidak dibutuhkanseluruhnya padamasa
2014
R Permata, A Delitriana, J Firmansjah
Gambar. 7 Dimensi pier
Tantangan Yang Dihadapi Pada Saat Konstruksi
Pelaksanaan konstruksi dengan menggunakan metode span by spanmenghadapi beberapa kendala selama masa konstruksi. Pasokan segmen adalahsalah satu tantangan yang harus dihadapi, karena hal ini berpengaruh besar terhadapkesesuaian jadwal pelaksanaan.
Kendala lain yang terjadi adalah pengangkutan segmen di lapangan untukkemudian diangkat oleh gantry. Biasanya segmen yang sudah tersedia di lapangandiantarkan melalui dek jembatan yang sudah jadi, atau dari pangkal jembatan untukbentang pertama. Namun jika metode tersebut tidak memungkinkan, terpaksapengakatan segmen dilakukan dari bawah jembatan, di mana prosesnya amengganggu lalu lintas di bawahnya. Lalu lintas yang tidak boleh terganggu arusnyaadalah di lalu lintas di sepanjang jalan utama yang berada di bawah jembatan
PERBANDINGAN ANTARA METODE SPAN BY SPANALTERNATIF METODE INSTALASI SEGMEN PRACETAK LAINNYA
Perbedaan yang bisa dibandingkan sebagai bahan pertimbangan untukmetode pelaksanaan diantaranya adalah dari segi system struktur, waktu
pelaksanaan, peralatan yang digunakan, dan biaya. Perbandingan antara metodedilihat pada tabel.
erbandingan metode pelaksanaan box girder pracetak
BalancedCantilever
ILM Span by Span
Komponenstruktur temporermenjadipermanen, tetapitidak dibutuhkanseluruhnya padamasa layan
Komponenstruktur temporermenjadipermanen, tetapitidak dibutuhkanseluruhnya padamasa layan
Komponenstruktur temporersesuai dengankebutuhanmasa layan
6
span by spanPasokan segmen adalah
salah satu tantangan yang harus dihadapi, karena hal ini berpengaruh besar terhadap
Kendala lain yang terjadi adalah pengangkutan segmen di lapangan untukyang sudah tersedia di lapangan
diantarkan melalui dek jembatan yang sudah jadi, atau dari pangkal jembatan untukbentang pertama. Namun jika metode tersebut tidak memungkinkan, terpaksapengakatan segmen dilakukan dari bawah jembatan, di mana prosesnya akan
Lalu lintas yang tidak boleh terganggu arusnyaadalah di lalu lintas di sepanjang jalan utama yang berada di bawah jembatan.
SPAN BY SPAN DENGANLAINNYA
Perbedaan yang bisa dibandingkan sebagai bahan pertimbangan untukdiantaranya adalah dari segi system struktur, waktu
pelaksanaan, peralatan yang digunakan, dan biaya. Perbandingan antara metode
Span by Span
Komponenstruktur temporeresuai dengan
kebutuhan padamasa layan
Kolokium Jalan dan Jembatan 2014
A Avioffarbella, I Purba, R Permata, A Delitriana, J Firmansjah
Waktu instalasiuntuk lalu lintasyang padat
Windowterbatas
Peralatan yangdigunakan
Gantry
Perbandinganbiaya
Tidak adaperbedaan yangsignifikan
Perbandingan sistem struktur ketiga metode di atasgambar berikut.
Gambar. 8 Perbandingankondisi as built
Gambar. 9 Perbandingankondisi as built
Gambar. 10 Perbandingan
3.1. Urutan Pekerjaan
Pekerjaan pemasangan segmen dimulai dari penempatansetelah posisi gantry berada di posisi yang tepat, barulah pengangkatanbisa dimulai.
2014
R Permata, A Delitriana, J Firmansjah
Window timeterbatas
Window time tidakterbatas
Windowtidak terbatas
Gantry Launchingnose
Heavygantry
Tidak adaperbedaan yangsignifikan
Tidak adaperbedaanyangsignifikan
Tidak adaperbedaan yangsignifikan
Perbandingan sistem struktur ketiga metode di atas secara kualitatif dapat dilihat pada
Perbandingan momen span by span saat konstruksi
momen balanced cantilever saat konstruksi
Perbandingan momen ILM dengan momen kondisi as built
Pekerjaan pemasangan segmen dimulai dari penempatan gantryberada di posisi yang tepat, barulah pengangkatan
7
Window timetidak terbatas
Heavy liftinggantry
Tidak adaperbedaan yangsignifikan
dapat dilihat pada
dengan momen
dengan momen
dengan momen kondisi as built
gantry pada pier,berada di posisi yang tepat, barulah pengangkatan box girder
Kolokium Jalan dan Jembatan 2014
A Avioffarbella, I Purba, R Permata, A Delitriana, J Firmansjah
Gambar. 11 Persiapan gantr
Sebagian besar segmen diantar melalui dek yang sudah selesai dipasang,namun segmen boleh diambil dari bawah(jalan) dengan catatan kondisi lalu lintasmemungkinkan.
Box girder diangkut dan digantung dengankemudian diatur posisinya. Setelah seluruhsatu per satu diturunkan ke elevasi yang sudah ditentukan untuk diatur posisinya,dimulai dari segmen yang posisinya paling dekat dengan
Setelah segmen pertama berada pada posisi yanditurunkan dan disambungkan dengan epoxy dan PT bar temporerdilanjutkan dengan segmen kedua dansegmen tersambung.
Gambar. 12 Penggantungan
Gambar. 13 Posisi PT bar temporer
2014
R Permata, A Delitriana, J Firmansjah
Persiapan gantry untuk pengangkatan segmen
Sebagian besar segmen diantar melalui dek yang sudah selesai dipasang,diambil dari bawah(jalan) dengan catatan kondisi lalu lintas
diangkut dan digantung dengan gantry di posisi terntentu untukosisinya. Setelah seluruh box girder untuk satu bentang digantung,
satu per satu diturunkan ke elevasi yang sudah ditentukan untuk diatur posisinya,dimulai dari segmen yang posisinya paling dekat dengan pier.
Setelah segmen pertama berada pada posisi yang tepat, segmen berikutnyaditurunkan dan disambungkan dengan epoxy dan PT bar temporerdilanjutkan dengan segmen kedua dan proses tersebut berulang sampai seluruh
Penggantungan box girder
Posisi PT bar temporer
Segmen yang akan dikerjakan
8
Sebagian besar segmen diantar melalui dek yang sudah selesai dipasang,diambil dari bawah(jalan) dengan catatan kondisi lalu lintas
di posisi terntentu untukuntuk satu bentang digantung,
satu per satu diturunkan ke elevasi yang sudah ditentukan untuk diatur posisinya,
g tepat, segmen berikutnyaditurunkan dan disambungkan dengan epoxy dan PT bar temporer, kemudian
roses tersebut berulang sampai seluruh
Segmen yang akan dikerjakan
Kolokium Jalan dan Jembatan 2014
A Avioffarbella, I Purba, R Permata, A Delitriana, J Firmansjah
Gambar. 14 Tampak samping posisi PT bar
Gambar. 15 Pengaturan posisi
Setelah segmen tersambung, tendon mulai dipasang dan wet joint yangmenyambungkan segmen dengan kepalajoint mencapai mutu beton yang disyaratkan. Setelah semua tendon permanen ditarikdan beban ditransfer kepadadipindahkan posisinya untuk mengerjakan bentang selanjutnya.
segmen
bracket
2014
R Permata, A Delitriana, J Firmansjah
Tampak samping posisi PT bar
Pengaturan posisi box girder
Setelah segmen tersambung, tendon mulai dipasang dan wet joint yangmenyambungkan segmen dengan kepala pier mulai dicor. Tendon ditarikjoint mencapai mutu beton yang disyaratkan. Setelah semua tendon permanen ditarikdan beban ditransfer kepada pier, PT bar temporer bisa dilepas dandipindahkan posisinya untuk mengerjakan bentang selanjutnya.
segmen
PT bar
9
Setelah segmen tersambung, tendon mulai dipasang dan wet joint yangendon ditarik setelah wet
joint mencapai mutu beton yang disyaratkan. Setelah semua tendon permanen ditarikPT bar temporer bisa dilepas dan gantry bisa
Kolokium Jalan dan Jembatan 2014
A Avioffarbella, I Purba, R Permata, A Delitriana, J Firmansjah
Gambar. 16 Layout tendon permanen tipikal
Gambar. 17 Perpindahan gantry
Siklus pengerjaan untuk satu bentang dengan box girder ganda(utara danselatan) berlangsung selama sembilan hari jika disertai dengan pengantaran segmenyang konsisten dalam rentang waktu 12 jam.
4. ANALISIS STRUKTU4.1. Diagram Momen Pada Dek Saat Masa Konstuksi
Gaya momen yang terjadi pada dekkonstruksi bentuknya menyerupai gaya momenbeberapa titik, untuk lebih jelasnya dapat
2014
R Permata, A Delitriana, J Firmansjah
tendon permanen tipikal
gantry ke bentang selanjutnya
Siklus pengerjaan untuk satu bentang dengan box girder ganda(utara danselatan) berlangsung selama sembilan hari jika disertai dengan pengantaran segmenyang konsisten dalam rentang waktu 12 jam.
ANALISIS STRUKTUR PADA MASA KONSTRUKSIDiagram Momen Pada Dek Saat Masa Konstuksi
yang terjadi pada dek akibat beban sendiri struktur pada masakonstruksi bentuknya menyerupai gaya momen pada struktur yang ditumpu dibeberapa titik, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar.
10
Siklus pengerjaan untuk satu bentang dengan box girder ganda(utara danselatan) berlangsung selama sembilan hari jika disertai dengan pengantaran segmen
akibat beban sendiri struktur pada masaada struktur yang ditumpu di
Kolokium Jalan dan Jembatan 2014
A Avioffarbella, I Purba, R Permata, A Delitriana, J Firmansjah 11
Gambar. 18 Momen akibat beban mati bentang 1
Gambar. 19 Momen akibat beban mati bentang 2
Gambar. 20 Momen akibat beban mati bentang 3
Gambar. 21 Momen akibat beban mati bentang 4
7000 kNm
35000 kNm
25000 kNm
31000 kNm
25000 kNm
31000 kNm
25000 kNm
31000 kNm
Kolokium Jalan dan Jembatan 2014
A Avioffarbella, I Purba, R Permata, A Delitriana, J Firmansjah 12
Gambar. 22 Momen akibat beban mati bentang 5
Gambar. 23 Momen akibat beban mati bentang 6
Gambar. 24 Momen akibat beban mati pada kondisi akhir konstruksi
4.2. Deformasi Pada Masa Konstruksi
Deformasi yang terjadi pada dek akibat beban sendiri struktur pada masakonstruksi bentuknya menyerupai gaya momen pada struktur yang ditumpu dibeberapa titik, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar.
25000 kNm
31000 kNm
25000 kNm
31000 kNm
32000 kNm
31000 kNm
Kolokium Jalan dan Jembatan 2014
A Avioffarbella, I Purba, R Permata, A Delitriana, J Firmansjah 13
Gambar. 25 Deformasi akibat beban mati bentang 1
Gambar. 26 Deformasi akibat beban mati bentang 2
Gambar. 27 Deformasi akibat beban mati bentang 3
Gambar. 28 Deformasi akibat beban mati bentang 4
10 mm
20 mm
30 mm
40 mm
50 mm
60 mm
10 mm
20 mm
30 mm
40 mm
50 mm
10 mm
20 mm
30 mm
40 mm
50 mm
10 mm
20 mm
30 mm
40 mm
50 mm
Kolokium Jalan dan Jembatan 2014
A Avioffarbella, I Purba, R Permata, A Delitriana, J Firmansjah 14
Gambar. 29 Deformasi akibat beban mati bentang 5
Gambar. 30 Deformasi akibat beban mati bentang 6
Gambar. 31 Deformasi akibat beban mati pada kondisi akhir konstruksi
4.3. Gaya Dalam Pada Pier
Struktur pier menerima beban tambahan selama masa konstruksi akibat adanyagantry yang berdiri di atasnya. Selama masa konstruksi, posisi gantry tidak selaluberada di tengah pier, tetapi berada di posisi segmen yang dikerjakan, akibatnyaadalah terjadi gaya momen tambahan akibat adanya eksentrisitas terhadap as pier.
10 mm
20 mm
30 mm
40 mm
50 mm
10 mm
20 mm
30 mm
40 mm
50 mm
10 mm
20 mm
30 mm
40 mm
50 mm
Kolokium Jalan dan Jembatan 2014
A Avioffarbella, I Purba, R Permata, A Delitriana, J Firmansjah
Gambar. 32 Posisi gantry pada kondisi
Gambar. 33 Posisi gantry pada saat pengangkatan dan pemasangan segmen
Gaya aksial yang terjadi akibat beban mati ditambah denganlebih besar dari gaya aksial pada kondisi servis.
4.4. Perkuatan Pada Stuktur Saat Konstruksi
Pelaksanaan konstruksi jembatan dengan menggunakanmemiliki beberapa kelemahanpier yang relatif lebih besar daripada beban hiduppier dan disalurkan ke pondasi, maka dari itu gaya tambahan akibatdimasukkan ke dalam perhitungan pondasi. Selain itu, beban eksentris akibat posisigantry pada saat memasang segmen akan menimbulkan momen yang cukup besarpada pier dan pondasi.
Perkuatan sementara adalah salah satu solusi untuk mengatasi beban yangterjadi akibat gantry, contohnya adalah memasang perancah di bawahmenahan beban tersebut, sehingga gaya dan deformasi yang terjadi padadan pier berkurang.
2014
R Permata, A Delitriana, J Firmansjah
pada kondisi di tengah pier
pada saat pengangkatan dan pemasangan segmen
Gaya aksial yang terjadi akibat beban mati ditambah dengan gantrygaya aksial pada kondisi servis.
Perkuatan Pada Stuktur Saat Konstruksi
Pelaksanaan konstruksi jembatan dengan menggunakan gantrymemiliki beberapa kelemahan, antara lain adalah gaya tambahan yang bekerja pada
yang relatif lebih besar daripada beban hidup. Beban gantry tersebut dipikul olehdan disalurkan ke pondasi, maka dari itu gaya tambahan akibat
dimasukkan ke dalam perhitungan pondasi. Selain itu, beban eksentris akibat posisia saat memasang segmen akan menimbulkan momen yang cukup besar
Perkuatan sementara adalah salah satu solusi untuk mengatasi beban yang, contohnya adalah memasang perancah di bawahrsebut, sehingga gaya dan deformasi yang terjadi pada
15
pada saat pengangkatan dan pemasangan segmen
gantry besarnya
try ukuran besar, antara lain adalah gaya tambahan yang bekerja pada
tersebut dipikul olehdan disalurkan ke pondasi, maka dari itu gaya tambahan akibat gantry perlu
dimasukkan ke dalam perhitungan pondasi. Selain itu, beban eksentris akibat posisia saat memasang segmen akan menimbulkan momen yang cukup besar
Perkuatan sementara adalah salah satu solusi untuk mengatasi beban yang, contohnya adalah memasang perancah di bawah pierhead untukrsebut, sehingga gaya dan deformasi yang terjadi pada pierhead
Kolokium Jalan dan Jembatan 2014
A Avioffarbella, I Purba, R Permata, A Delitriana, J Firmansjah
Gambar. 34 Perkuatan pada
Selain perkuatan akibat beban gantry, ada juga perkuatan pada box girder akibatdari pemasangan temporary PT bar. Temporary PT bar hanya diperlukan pada saatpenyambungan segmen, maka dari itu PT bar dipasang di luar segmen denganmenggunakan bracket bajadipasang di sekitar lubang yang dibuat untuk dipasangi
5. KESIMPULAN DAN SARAN
1) Pemillihan metode konstruksi jembatan segmental pracetak sangat tergantungdari kondisi lapangan dan tipe stkekurangan masing –
2) Pada proyek Tol Bogor Ring Road seksi IIA, pemilihan metodecukup efektif, mengingatlalu lintas di bawah jembatan.
3) Pekerjaan jembatan dengan metodebesar. Salah satu kekurangan dari penggunaan alat ini adalah beban tambahanyang cukup besar yang terjadi pada
4) Perkuatan tambahan selama konstruksi diperlukan ketikuat menahan gaya temporer yang terjadi pada struktur. Jika desain struktursudah mempertimbangkan gaya tambahan yang terjadi selama masa konstruksi,kebutuhan perkuatan tambahan menjadi minim.
5) Gaya momen akibat berat sendiri struktmemiliki pola yang sama, walaupun dengan besaran yang berbeda. Hal inimembuat layout tendon prategang menjadi lebih efisien jika dibandingkan denganmetode pelaksanaan lainnya.
6) Perlu adanya pertimbangan mengenai kbox girder di lapangan. Tujuannya adalah untuk menghindari penumpukangirder pracetak, dan kemudahan pemasokan segmen ke lokasi pekerjaan.
2014
R Permata, A Delitriana, J Firmansjah
Perkuatan pada pierhead akibat beban gantry yang tidak seimbang
Selain perkuatan akibat beban gantry, ada juga perkuatan pada box girder akibatemasangan temporary PT bar. Temporary PT bar hanya diperlukan pada saat
penyambungan segmen, maka dari itu PT bar dipasang di luar segmen denganbaja yang ditanam pada pelat box girder. Perkuatan pada box
dipasang di sekitar lubang yang dibuat untuk dipasangi bracket baja.
DAN SARAN
Pemillihan metode konstruksi jembatan segmental pracetak sangat tergantungdari kondisi lapangan dan tipe struktur. Tiap metode memiliki keunggulan dan
– masing.Pada proyek Tol Bogor Ring Road seksi IIA, pemilihan metodecukup efektif, mengingat window time yang sangat sempit, terkait dengan kondisilalu lintas di bawah jembatan.Pekerjaan jembatan dengan metode span by span memerlukan gantry berukuranbesar. Salah satu kekurangan dari penggunaan alat ini adalah beban tambahanyang cukup besar yang terjadi pada pierhead dan pier.
tambahan selama konstruksi diperlukan ketika struktur tidak cukupkuat menahan gaya temporer yang terjadi pada struktur. Jika desain struktursudah mempertimbangkan gaya tambahan yang terjadi selama masa konstruksi,kebutuhan perkuatan tambahan menjadi minim.Gaya momen akibat berat sendiri struktur pada saat konstruksi dan kondisi akhirmemiliki pola yang sama, walaupun dengan besaran yang berbeda. Hal inimembuat layout tendon prategang menjadi lebih efisien jika dibandingkan denganmetode pelaksanaan lainnya.Perlu adanya pertimbangan mengenai ketersediaan lahan untuk penyimpanan
di lapangan. Tujuannya adalah untuk menghindari penumpukanpracetak, dan kemudahan pemasokan segmen ke lokasi pekerjaan.
16
yang tidak seimbang
Selain perkuatan akibat beban gantry, ada juga perkuatan pada box girder akibatemasangan temporary PT bar. Temporary PT bar hanya diperlukan pada saat
penyambungan segmen, maka dari itu PT bar dipasang di luar segmen denganyang ditanam pada pelat box girder. Perkuatan pada box
Pemillihan metode konstruksi jembatan segmental pracetak sangat tergantungruktur. Tiap metode memiliki keunggulan dan
Pada proyek Tol Bogor Ring Road seksi IIA, pemilihan metode span by spanyang sangat sempit, terkait dengan kondisi
memerlukan gantry berukuranbesar. Salah satu kekurangan dari penggunaan alat ini adalah beban tambahan
ka struktur tidak cukupkuat menahan gaya temporer yang terjadi pada struktur. Jika desain struktursudah mempertimbangkan gaya tambahan yang terjadi selama masa konstruksi,
ur pada saat konstruksi dan kondisi akhirmemiliki pola yang sama, walaupun dengan besaran yang berbeda. Hal inimembuat layout tendon prategang menjadi lebih efisien jika dibandingkan dengan
etersediaan lahan untuk penyimpanandi lapangan. Tujuannya adalah untuk menghindari penumpukan box
pracetak, dan kemudahan pemasokan segmen ke lokasi pekerjaan.
Kolokium Jalan dan Jembatan 2014
A Avioffarbella, I Purba, R Permata, A Delitriana, J Firmansjah 17
DAFTAR PUSTAKA
Podolny, Walter, Jr., dan Jean M. Muller, 1982. Construction and Design ofPrestressed Concrete Segmental Bridges. New York: Wiley.
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. 2013. Span by Span Erection Method. Onsite. PT.Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT. Cipta Graha Abadi, 2013. Design Report A1 – P6. Bandung. PT. Cipta GrahaAbadi.
PT. Cipta Graha Abadi, 2013. Design Report P6 – P12. Bandung. PT. Cipta GrahaAbadi.
PT. Cipta Graha Abadi, 2013. Design Report P12 – P18. Bandung. PT. Cipta GrahaAbadi.
PT. Cipta Graha Abadi, 2013. Design Report P18 – P25. Bandung. PT. Cipta GrahaAbadi.