Date post: | 31-Mar-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | independent |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
1 Pembelajaran Modular
Pembelajaran modular adalah pembelajaran yang sebagian atau seluruhnya
didasarkan atas penggunaan modul. Pembelajaran modular di Indonesia dikembangkan sejak
tahun 1974. Sampai saat ini, pembelajaran modul masih digunakan di sekolah dan
universitas. Dalam pembelajaran modular, peserta didik belajar secara individual, mereka
dapat menyesuaikan kecepatan belajarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Pembelajaran modular menerapkan strategi belajar
siswa aktif, karena dalam proses pembelajarannya, siswa
tidak lagi berperan sebagai pendengar dan pencatat ceramah
guru, tetapi mereka adalah pelajar yang aktif. Dalam
pembelajaran modul, guru berperan sebagai pengelola,
pengarah, pembimbing, fasilisator, dan pendorong aktivitas
belajar siswa. Pembelajaran modul juga menerapkan konsep
multi media dan multi metode. Meskipun pada prinsipnya
pembelajaran modul bersifat individual, tetapi ada saat/tugas-
tugas tertentu yang menuntut siswa bekerja sama dalam
kelompok.
Pembelajaran dengan modul adalah pendekatan
pembelajaran mandiri yang berfokuskan penguasaan
kompetensi dari bahan kajian yang dipelajari peserta didik
dengan waktu tertentu sesuai dengan potensi dan
kondisinya. Sistem belajar mandiri adalah cara belajar yang
lebih menitikberatkan pada peran otonomi belajar peserta
didik. Belajar mandiri adalah suatu proses di mana individu
mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain
untuk mendiagnosa kebutuhan belajarnya sendiri;
merumuskan/menentukan tujuan belajarnya sendiri;
mengidentifikasi sumber-sumber belajar; memilih dan
2 Pembelajaran Modular
melaksanakan strategi belajarnya; dan mengevaluasi hasil
belajarnya sendiri. Belajar mandiri adalah cara belajar yang
memberikan derajat kebebasan, tanggung jawab dan
kewenangan lebih besar kepada peserta didik. Peserta didik
mendapatkan bantuan bimbingan dari guru/tutor atau orang
lain, tapi bukan berarti harus bergantung kepada mereka.
Belajar mandiri dapat dipandang sebagai proses atau produk.
Sebagai proses, belajar mandiri mengandung makna sebagai
cara untuk mencapai tujuan pendidikan di mana peserta didik
diberikan kemandirian yang relatif lebih besar dalam kegiatan
pembelajaran. Belajar mandiri sebagai produk mengandung
makna bahwa setelah mengikuti pembelajaran tertentu
peserta didik menjadi seorang pebelajar mandiri.
Implikasi utama kegiatan belajar mandiri adalah perlunya
mengoptimalkan sumber belajar dengan tetap memberikan
peluang otonomi yang lebih besar kepada peserta didik
dalam mengendalikan kegiatan belajarnya. Peran guru/tutor
bergeser dari pemberi informasi menjadi fasilitator belajar
dengan menyediakan berbagai sumber belajar yang
dibutuhkan, merangsang semangat belajar, memberi peluang
untuk menguji/mempraktikkan hasil belajarnya, memberikan
umpan balik tentang perkembangan belajar, dan membantu
bahwa apa yang telah dipelajari akan berguna dalam
kehidupannya. Untuk itulah diperlukan modul sebagai sumber
belajar utama dalam kegiatan belajar mandiri.
3 Pembelajaran Modular
Pembelajaran menggunakan modul bermanfaat untuk hal-hal sebagai
berikut:
1. meningkatkan efektivitas pembelajaran tanpa harus melalui tatap muka secara teratur karena kondisi
geografis, sosial ekonomi, dan situasi masyarakat
2. menentukan dan menetapkan waktu belajar yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan belajar
peserta didik
3. secara tegas mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik secara bertahap melalui kriteria yang telah
ditetapkan dalam modul
4. mengetahui kelemahan atau kompetensi yang belum dicapai peserta didik berdasarkan kriteria yang
ditetapkan dalam modul sehingga tutor/ guru dapat memutuskan dan membantu peserta didik untuk
memperbaiki belajarnya serta melakukan remediasi.
4 Pembelajaran Modular
Tujuan pembelajaran menggunakan modul untuk mengurangi keragaman kecepatan belajar peserta didik
melalui kegiatan belajar mandiri. Pelaksanaan pembelajaran modul lebih banyak melibatkan peran peserta didik
secara individual dibandingkan dengan guru.
Guru sebagai fasilitator kegiatan belajar, hanya membantu peserta didik memahami tujuan pembelajaran,
pengorganisasian materi pelajaran, melakukan evaluasi, serta menyiapkan dokumen. Penggunaan modul
didasarkan pada fakta bahwa jika peserta didik diberikan waktu dan kondisi belajar memadai maka akan
menguasai suatu kompetensi secara tuntas.
Bila peserta didik tidak memperoleh cukup waktu dan kondisi memadai, maka ketuntasan pelajaran akan
dipengaruhi oleh derajat pembelajaran. Kesuksesan belajar menggunakan modul tergantung pada kriteria peserta
didik didukung oleh pembelajaran tutorial. Kriteria tersebut meliputi ketekunan, waktu untuk belajar, kadar
pembelajaran, mutu kegiatan pembelajaran, dan kemampuan memahami petunjuk dalam modul.
5 Pembelajaran Modular
Tujuan Pembelajaran Modular
Tujuan pembelajaran modul adalah agar siswa :
1. Dapat belajar sesuai dengan kesanggupan dan menurut lamanya waktu yang digunakan mereka masing-
masing.
2. Dapat belajar sesuai dengan cara dan teknik mereka masing-masing.
3. Memberikan peluang yang luas untuk memperbaiki kesalahan dengan remedial dan banyaknya ulangan.
4. Siswa dapat belajar sesuai dengan topik yang diminati
6 Pembelajaran Modular
Prinsip-prinsip Pembelajaran Modul
Prinsip-prinsip pembelajaran modul diantaranya :
1. Prinsip fleksibilias yaitu dapat disesuaikan dengan perbedaan siswa yang menyangkut dalam kecepatan
belajar mereka, gaya belajar, dan bahan pelajaran .
2. Prinsip balikan (feedback) yaitu memberikan balikan segera sehingga siswa dapat mengetahui dan
memperbaiki kesalahannya dengan segera,di samping siswa juga dapat mengetahui dengan segera terhadap
hasil belajarnya.
3. Prinsip penguasaan tuntas (mastery learning) yaitu siswa belajar secara tuntas dan mendapat kesempatan
memperoleh nilai setinggi-tingginya tanpa membandingkan dengan prestasi siswa lainnya.
4. Prinsip remidial yaitu siswa diberi kesempatan untuk segera memperbaiki kesalahan-kesalahan yang
ditemukan mereka berdasarkan evaluasi secara kontinyu. Siswa tidak perlu mengulangi seluruh bahan
pelajaran tetapi hanya bagian-bagian yang dianggap/ berkenaan dengan kesalahan saja.
5. Prinsip motivasi dan kerja sama yaitu pengajaran modul dapat membimbing peserta didik secara teratur
dengan langkah-langkah tertentu dan dapat pula menimbulkan motivasi yang kuat untuk belajar dengan giat.
6. Prinsip pengayaan yaitu siswa dapat menyelesaikan dengan cepat belajarnya dan mendapat kesempatan
untuk mendengarkan ceramah dari guru atau pelajaran tambahan sebagai pengayaan. Di samping itu, guru
dapat memberi bantuan individual bagi siswa yang membutuhkannya.
7 Pembelajaran Modular
Karakteristik Pembelajaran Modular
Pembelajaran dengan sistem modul memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Setiap modul harus memberikan informasi dan petunjuk pelaksanaan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh
peserta didik, bagaimana melakukan, dan sumber belajar apa yang harus digunakan. Modul merupakan pembelajaran
individual, sehingga mengupayakan untuk melibatkan sebanyak mungkin karakteristik peserta didik.
Dalam setiap modul harus :
a. memungkinkan peserta didik mengalami kemajuan belajar sesuai dengan kemampuannya
b. memungkinkan peserta didik mengukur kemajuan belajar yang telah diperoleh;
c. memfokuskan peserta didik pada tujuan pembelajaran yang spesifik dan dapat diukur.
2. Pengalaman belajar dalam modul disediakan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran seefektif dan
seefisien mungkin, serta memungkinkan peserta didik untuk melakukan pembelajaran secara aktif, tidak sekedar
membaca dan mendengar tapi lebih dari itu, modul memberikan kesempatan untuk bermain peran (role playing),
simulasi dan berdiskusi.
3. Materi pembelajaran disajikan secara logis dan sistematis, sehingga peserta didik dapat mengetahui kapan dia memulai
dan mengakhiri suatu modul, serta tidak menimbulkan pertanyaaan mengenai apa yang harus dilakukan atau dipelajari.
4. Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan belajar peserta didik, terutama untuk memberikan
umpan balik bagi peserta didik dalam mencapai ketuntasan belajar.
8 Pembelajaran Modular
Perbedaan Pembelajaran Modular
Dengan Pembelajaran Konvensional
PERBEDAAN PEMBELAJARAN MODULAR PEMBELAJARAN TRADISIONAL
Tujuan
dirumuskan dalam bentuk kelakuan murid, apa yang diharapkan dapat dilakukannya setelah dijalaninya pelajaran . Tujuan ini disampaiakan kepada murid sebelum pelajaran dimulai sehingga tiap murid tahu dengan jelas apa yang harus dipelajarinya dalam pelajaran itu.
1. tidak dirumuskan secara spesifik dalam bentuk kelakuan yang dapat diamati dan diukur.
Penyajian bahan
pelajaran
bahan pelajaran disajikan secara individual. Tiap siswa dapat mempelajari sebagian atau seluruh bahan pelajaran menurut waktu yang diinginkan masing-masing.
bahan pelajaran disajikan kepada kelompok, kepada kelas secara keseluruhan tanpa memperhatikan murid-murid secara individual. Pelajaran diberikan pada jam-jam tertentu menurut jadwal pelajaran
Kegiatan
instruksional
menggunakan aneka ragam kegiatan belajar yang dapat meningkatkan proses belajar . Media yang digunakan berdasarkan efektifitasnya yang ternyata melalui / percobaan pada siswa.
bahan pelajaran kebanyakan berbentuk ceramah, kuliah, tugas tertulis dan media lain menurut pertimbangan guru.
Pengalaman belajar
berorientasi pada kegiatan murid dengan pengajaran kepada murid secara individual dengan tekanan pada proses belajar.
berorientasi pada kegiatan guru dengan mengutamakan proses belajar.
Partisipasi
peserta didik
Para siswa selalu aktif belajar dengan melakukan berbagai kegiatan untuk menguasai bahan pelajaran sepenuhnya.
murid-murid kebanyakan bersikap “Pasif”, karena terutama harus mendengarkan uraian guru.
9 Pembelajaran Modular
Kecepatan belajar
tiap siswa maju menurut kecepatannya masing-masing
murid semuanya harus belajar menurut kecepatan yang kebanyakan ditentukan oleh kecepatan guru mengajar.
Penguatan
(reinforcement)
Penguatan sering diberikan yakni segera setelah mempelajari sebagian kecil dari bahan pelajaran itu.
penguatan biasanya baru diberikan setelah diadakannya ulangan atau ujian. Itupun jika ulangan itu kemudian dibicarakan.
Keberhasilan belajar
dengan adanya tujuan yang jelas dalam bentuk kelakuan yang dapat diamati dan diukur, maka keberhasilan belajar dapat dinilai secara obyektif berdasarkan hasil belajar murid.
keberhasilan kebanyakan dinilai oleh guru secara subyektif.
Penguasaan materi
bila diberikan waktu yang cukup, maka semua siswa diharapkan dapat mencapai tujuan pelajaran sepenuhnya
diharapkan bahwa hanya sebagian kecil saja akan menguasai bahan pelajaran sepenuhnya, sebagian lagi akan menguasainya untuk sebagian saja dan ada lagi yang akan gagal.
Peranan guru
pengajar memegang berbagai peranan sekaligus, sebagai pendiagnosis kekurangan murid, pemberi motivasi, pembimbing belajar , dan sebagai manusia sumber.
pengajar terutama berfungsi sebagai penyebar atau penyalur pengetahuan.(sumber utama)
Ujuan/ tes
tes diadakan untuk mengukur keberhasilan belajar mengenai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan pada awal pelajaran atau kuliah.
siswa biasanya menempuh beberapa tes atau ulangan mengenai bahan yang telah dipelajari dan berdasarkan beberapa angka itu ditentukan angka rapornya untuk sementara itu.
10 Pembelajaran Modular
Keunggulan Pembelajaran Modular
Beberapa keunggulan pembelajaran dengan sistem modul dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Berfokus pada kemampuan individual peserta didik, karena pada hakekatnya mereka memiliki kemampuan untuk
bekerja sendiri dan lebih bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.
2. Adanya kontrol terhadap hasil belajar melalui penggunaan standar kompetensi dalam setiap modul yang harus
dicapai oleh peserta didik.
3. Relevansi kurikulum ditunjukkan dengan adanya tujuan dan cara pencapaiannya, sehingga peserta didik dapat
mengetahui keterkaitan antara pembelajaran dan hasil yang akan diperolehnya.
Keuntungan yang diperoleh dari pembelajaran dengan penerapan modul
adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan motivasi siswa, karena setiap kali mengerjakan tugas pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan
sesuai dengan kemampuan.
b. Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, pada modul yang mana siswa telah berhasil dan
pada bagian modul yang mana mereka belum berhasil.
c. Siswa mencapai hasil sesuai dengan kemampuannya.
d. Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester
e. Pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran disusun menurut jenjang akademik.
11 Pembelajaran Modular
Jadi dapat disimpulkan bahwa
tujuan utama sistem pembelajaran modular
adalah untuk
“meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pembelajaran di sekolah, baik waktu,
dana, fasilitas, maupun tenaga guna
mencapai tujuan pembelajaran secara
optimal”
12 Pembelajaran Modular
Referensi
Budiningsih, C. Asri. (2003). Desain Pesan Pembelajaran. Yogyakarta: UNY Press.
Ahmadi, Abu H. dkk. (2005). SBM (Strategi Belajar Mengajar). Bandung : Pustaka setia.
Blank, William E. (1982). Handbook for Developing Competency Based Training Programme. London: Prentice hall.
Wijaya, Cece. (1992). Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda.
Karya, B. Suryosubroto. (1983). Sistem Pengajaran dengan Modul. Jakarta: Bina Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Teknik Belajar dengan Modul. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar
dan Menengah.