+ All Categories
Home > Documents > PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP YATI HARDIYANTI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011

PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP YATI HARDIYANTI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011

Date post: 15-May-2023
Category:
Upload: fpsi-uinjkt
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
20
1 MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN DOSEN PENGAMPU : PROF. DR. HAEDAR AKIB, M.Si PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP YATI HARDIYANTI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011
Transcript

1

MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU : PROF. DR. HAEDAR AKIB, M.Si

PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

YATI HARDIYANTI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2011

2

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah modal utama yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Dengan

pendidikan akan meninggikan manusia dan merendahkan manusia yang lain, manusia akan

dianggap berharga bila memiliki pendidikan yang berguna bagi sesamanya.

Masa dari pendidikan sangatlah panjang, banyak orang yang beranggapan bahwa

pendidikan itu berlangsung hanya disekolah saja, tetapi dalam kenyataanya pendidikan

berlangsung seumur hidup melalui pengalaman-pengalaman yang dijalani dalam

kehidupanya. Islam juga menekankan pentingnya pendidikan seumur hidup, Nabi pernah

bersabda : Tuntutlah ilmu dari buain sampai meninggal dunia. Dalam kenyataan hidup

sehari-hari dari dahulu sudah dapat dilihat bahwa pada hakikatnya orang belajar sepanjang

hidup, meskipun dengan cara yang berbeda dan melalui proses yang tidak sama. Pendeknya

tidak ada batas usia yang menunjukkan tidak mungkinnya dan tidak dapatnya orang belajar.

Dorongan belajar sepanjang hayat itu terjadi karena dirasakan sebagai kebutuhan.setiap

orang merasa butuh untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya dalam menghadapi

dorongan-dorongan dari dalam dan alam sekitar, yang selalu berubah. Sepanjang hidupnya

manusia memang tidak pernah berada di dalam suatu vakum. Mereka dituntut untuk

mampu menyesuaikan diri secara aktif, dinamis, kreatif, dan inovatif terhadap diri dan

kemajuan zaman.

Pendidikan seumur hidup didasarkan pada konsep bahwa seluruh individu harus memiliki

kesempatan yang sistemik, terorganisir untuk “instruction”, studi dan “learning” di setiap

kesempatan. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan berlangsung tanpa batas yaitu mulai

sejak lahir sampai kita meninggal dunia. Selain itu islam juga mengajarkan untuk

4

mempelajari tidak hanya ayat qouliyah saja, tetapi ayat-ayat kauniyah, atau kejadian-

kejadian di sekitar kita. Maka jelaslah sudah bahwa pendidikan seumur hidup itu sangat

benar adanya didalam kehidupan kita.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan dibahas lebih jauh,

antara lain:

1. Apa saja pengertian pendidikan seumur?

2. Apa saja makna dan urgensi pendidikan seumur hidup?

3. Apa tujuan pendidikan seumur hidup?

4. Apa konsep dasar pendidikan seumur hidup?

C. Tujuan

Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan seumur

2. Untuk mengetahui makna dan urgensi pendidikan seumur hidup

3. Untuk mengetahui tujuan pendidikan seumur hidup

4. Untuk mengetahui konsep dasar pendidikan seumur hidup

D. Manfaat

Makalah ini ditulis dengan tujuan agar dapat memberikan gambaran umum kepada

masyarakat luas tentang pendidikan seumur hidup kepada peserta didik, sehingga

pendidikan dapat terlaksana dengan baik dan tepat sasaran. Selain itu juga diharapkan dapat

menambah kepustakaan tentang pendidikan.

5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Seumur Hidup

Menurut Stephens, pokok pendidikan seumur hidup adalah seluruh individu harus

memiliki kesempatan yang sistematik, terorgonisir untuk instruction, studi dan learning di

setiap kesempatan sepanjang hidup mereka. Adapun tujuannya adalah menyembuhkan

kemunduran akan pendidikan sebelumnya memproleh keterampilan baru, meningkatkatkan

keahlian, mengembangkan kepribadian dan sebagainya.

Menurut silva “ pendidikan seumur hidup berkenaan dengan prinsip

pengorganisasian yang akhirnya memungkinkan pendidikan untuk melakukan fungsinya

yaitu: proses perubahan yang menuntut perkembangan individu”. Dalam garis-garis besar

haluan Negara dikatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di

dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat.

Menurut Cropley ”pendidikan seumur hidup sebagai tujuan atau ide formal untuk

pengorganisasian dan perstrukturan pengalaman pendidikan. Pengorganisasian dan

perstrukturan ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling muda

sampai paling tua.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan seumur hidup atau pendidikan sepanjang hayat

adalah suatu prinsip yang menjadi dasar yang menjiwai seluruh organisasi sistem

pendidikan yang ada.

6

B. Makna dan Urgensi Pendidikan Seumur Hidup

1. Keadilan

Paul Lengrand berhasil menunjukkan bahwa makna pendidikan seumur hidup adalah

mendorong seluruh masyarakat dan status setiap masyarakat agar memiliki kesempatan

sepenuhnya untuk merealisasikan potensi mereka dan persamaan jalan untuk memproleh

keuntungan sosial, ekonomi dan politik. Pernyataan Bowley lebih tegas menyatakan

bahwa sekolah melaksanakan reproduksi relasi sosial produksi dan berbeda dengan

pendidikan seumur hidup yang pada prinsipnya adalah untuk mengeleminasikan peranan

sekolah sebagai alat untuk melaksanakan ketidakadilan.

2. Pertimbangan Ekonomi

Croplay dan Gross menyebutkan terdapat kebutuhan yang semakin meningkat untuk

memperbesar pelayanan pendidikan, memperluas daya serap sekolah dan lebih

meragukan jenis-jenis pendidikan. Pendapat Zhamin Konstanian berpendapat perlunya

pembentukan sistem pendidikan yang berfungsi sebagai basis untuk memproleh

keterampilan tipe baru yang secara ekonomis berharga untuk masyarakat.

Di negara sedang berkembang biaya untuk perluasan pendidikan dan meningkatkan

kulaitas pendidikan hampir-hampir tak tertanggulangi. Di satu sisi tantangan untuk

mengejar keterlambatan pembangunan dirasakan, sedangkan di sisi lain keterbatasan

biaya dirasakan menjadi penghambat. Tidak terkecuali di negara yang sudah maju

teknologinya, yaitu dengan munculnya kebutuhan untuk memacu kualitas pendidikan

dan jenis-jenis pendidikan.

Beberapa alternatif dilakukan untuk mengatasi masalah pembiayaan itu antara lain

dengan cara memperbesar daya serap sekolah misalnya dengan sistem double shift,

memperpendek masa pendidikan, meningkatkan pendayagunaan teknologi pendidikan,

mendiseminasikan inovasi-inovasi pendidikan dan sebagainya. Dalam hubungannya

7

dengan masalah tersebut pendidikan sepanjang hayat yang secara radikal mendasarkan

diri pada konsep baru dalam pemrosesan pendidikan memiliki implikasi pembiayaan

pendidikan yang lebih luas dan lebih longgar (Cropley: 35)

3. Peranan keluarga yang sedang berubah

Dalam mengatasi keluarga yang sedang berubah pendidikan seumur hidup dapat

memperlengkapi kerangka organisasi yang memungkinkan pendidikan mengambil alih

tugas yang dulunya ditangani oleh keluarga.

4. Peranan sosial yang sedang berubah

Perkembangan ilmu dan teknologi di masyarakat yang sedang berkembang di mana

berbagai perubahan tampak pada masyarakat tersebut secara jelas. Keadaan ini

menyebabkan pendidikan, khususnya harus berisi training yang kuat dan memainkan

peranan sosial yang amat beragam untuk memparmudah individu melakukan

penyesuaian terhadap perubahan hubungan antara mereka dengan orang lain.

5. Perkembangan Iptek

Betapa luasnya pengaruh perkembangan Iptek dalam semua sektor pembangunan.

Meskipun diakui bahwa pengaruh tersebut di dalam dunia pendidikan belum sejauh yang

terjadi pada dunia pertanian, industri, transportasi, dan komunikasi, namun intervensinya

di dalam dunia pendidikan telah menggejala dalam banyak hal. Di kawasan Asean

berbagai inovasi pendidikan sudah banyak yang didesiminasikan sejak tahun 70-an,

seperti SD Pamong, SMP Terbuka, Belajar Jarak Jauh, dan lain-lain. Di segi lain muncul

pendekatan-pendekatan baru dan perubahan orientasi dalam proses belajar mengajar,

konsep pengembangan tingkah laku, perubahan peran guru dan siswa, munculnya

berbagai tenaga kependidikan nonguru, pendayagunaan sumber belajar yang semakin

bervariasi, dan lain-lain.

8

C. Konsep Dasar Pendidikan Seumur Hidup

Konsep pendidikan seumur hidup, sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh para

pakar pendidikan dari zaman ke zaman. Apalagi bagi umat Islam, jauh sebelum orang-

orang barat mengangkatnya, Islam sudah mengenal pendidikan seumur hidup, sebagaimana

dinyatakan oleh hadits Nabi SAW yang artinya: tuntutlah ilmu dari buaian sampai

meninggal dunia.

Azas pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu azas bahwa proses pendidikan

merupakan suatu proses kontinue, yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga

meninggal dunia. Proses pendidikan ini mencakup bentuk-bentuk belajar secara informal,

non formal maupun formal baik yang berlangsung dalam keluarga, di sekolah, dalam

pekerjaan dan dalam kehidupan masyarakat.

Untuk Indonesia sendiri, konsepsi pendidikan seumur hidup baru mulai di masyarakat

melalui kebijakan Negara ( Tap MPR No. IV / MPR / 1970 jo. Tap No. IV/ MPR / 1978

Tentang GBHN ) yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional, antara lain :

1. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (arah

pembangunan jangka panjang )

2. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam keluarga (rumah

tangga ), sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab

bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. (BAB IV GBHN bagian

pendidikan ).

Di dalam UU Nomor 20 tahun 2003, penegasan tentang pendidikan seumur hidup,

dikemukakan dalam pasal 13 ayat (1) yang berbunyi: "Jalur pendidikan terdiri atas

pendidikan formal, non formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan

9

memperkaya". Jadi dapat pula dikatakan bahwa pendidikan dapat diperoleh dengan 2 jalur,

yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan diluar sekolah. Jalur pendidikan

sekolah meliputi pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah,

dan pendidikan tinggi. Dan jenis pendidikan ini mencakup pendidikan umum, kejuruan,

akademik profesi, vokasi, keagamaan dan khusus.

Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah meliputi pendidikan nonformal dan informal.

Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan

pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap pendidikan

formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal

berfungsi mengembalikan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan

pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta mengembangkan sikap keprobadian hidup.

Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini,

pendidikan kepemudan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan,

pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain

yang ditujukan untuk mengembangkan peserta didik.

Pendidikan informal yaitu kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan

lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. pendidikan keluarga termasuk jalur

pendidikan luar sekolah merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa

melalui pengalaman seumur hidup. Pendidikan keluarga memberikan keyakinan agama,

nilai budaya yang mencakup nilai moral dan aturan-aturan pergaulan serta pandangan,

ketrampilan dan sikap hidup yang mendukung kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara kepada anggota keluarganya yang bersangkutan. peserta didik berkesempatan

untuk mengembangkan kemampuan dirinya dengan belajar pada setiap saat dalam

perjalanan hidupnya sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan masing-masing. "setiap

warga Negara berkesempatan seluas-luasnya untuk menjadi peserta didik melalui

pendidikan sekolah ataupun luar sekolah dengan demikian, setiap warga Negara diharapkan

10

dapat belajar pada tahap-tahap mana saja dari kehidupanya dalam mengembangkan dirinya

sebagai manusia Indonesia ".

Dasar dari pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas keyakinan, bahwa proses pendidikan

berlangsung selama manusia hidup, baik dalam maupun diluar sekolah.

Faktor-faktor yang mendorong bagi penyebaran dan pelaksanaan asas pendidikan seumur

hidup tersebut, seperti :

1. Perubahan sosial yang sangat cepat

Dunia pada akhir dari abad XX telah terjadi perubahan-perubahan besar yang berbeda

dengan masa-masa yang silam. Perubahan ini disebabkan : pengaruh ilmu Negara barat,

munculnya ideologi-ideologi baru, pengaruh faktor demografik, pengaruh demokrasi dan

sebagainya. Pengaruh perubahan dunia tersebut terdapat dunia pendidikan tampak antara

lain :

- banjirnya anak didik

- kekurangan sumber secara akut, baik sumber keuangan, materiil maupun insani.

- Kenaikan kost per anak didik

- Tidak sesuainya hasil pendidikan dengan kebutuhan masyarakat

- Inertia dan inefficiency dari sistem administrasi pendidikan.

2. Munculnya negara-negara merdaka baru simultan dengan berkembangnya cita-cita

demokratisasi pendidikan.

3. Besarnya angka drop out khususnya pada tingkat sekolah dasar

11

4. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat menuntut kita untuk terus

menerus belajar.

5. Perubahan teknologi

Perubahan teknologi ini menyebabkan adanya ketidakpastian keterampilan yang

diperlukan, menurunkan peranan sosial dan berbagai interpersonal dan sebagainya. Di

sinilah betapa besar peranan pendidikan yang diselenggarakan dalam kosepsi yang luas

sehingga setiap manusia dapat menggunakan jasa pendidikan yang ada.

6. Faktor-faktor vokasional

Berbagai macam keterampilan/kejuruan dibutuhkan oleh orang-orang dewasa sejalan

dengan laju kebutuhan manusia dan kemajuan zaman, yang berbeda dengan tahun-tahun

sebelumnya.

Inilah sebabnya, maka praktek penyelenggaraan pendidikan hendaknya melengkapi pelajar

dengan keterampilan untuk merealisasikan secara positif terhadap perubahan baik dari segi

meneruskan kemampuan yang secara kejuruan berguna bagi masyarakat maupun

kemampuan untuk mempertahankan identitas dalam menghadapi jenis pekerjaan yang

berbeda.

7. Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa

Sejalan dengan melajunya jenis pekerjaan dan perkembangan ilmu dan teknologi, orang

dewasa merasakan kekurangan akan keterampilan yang selama ini dimiliki dan sekaligus

perlunya keterampilan-keterampilan baru yang relevan. Jadi, disini setiap pendidikan

hendaknya diorganisir, untuk membantu belajar masa dewasa di seluruh tingkatan

masyarakat. Inilah perlunya politik pendidikan seumur hidup.

12

8. Kebutuhan anak-anak awal

Masa kanak-kanak awal merupakan fase perkembangan yang mempunyai karakteristik

tersendiri oleh karena anak-anak telah memiliki kemampuan untuk berpikir dan mengerti

yang menentukan perkembangan anak-anak tersebut selanjutnya. Dengan demikian betapa

pentingnya pendidikan seumur hidup yang memberi kesempatan anak-anak usia pra-

sekolah menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan lebih lanjut dapat menuntun anak

kearah jenjang kerja sesuai dengan bakat dan kemampuan dirinya. Drs H Fuad Ihsan

(1996:44-45) dalam buku Dasar-dasar Kependidikan, menulis beberapa dasar pemikiran --

ditinjau dari beberapa aspek-- tentang urgensi pendidikan seumur hidup, antara lain: Aspek

ideologis, setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini memiliki hak yang sama untuk

memperoleh pendidikan, meningkatkan pengetahuan dan menambah keterampilannya.

pendidikan seumur hidup akan membuka jalan bagi seseorang untuk mengembangkan

potensi diri sesuai dengan kebutuhan hidupnya.

Aspek ekonomis, pendidikan merupakan cara yang paling efektif untuk dapat keluar dari

“Lingkungan Setan Kemelaratan” akibat kebodohan. pendidikan seumur hidup akan

memberi peluang bagi seseorang untuk meningkatkan produktivitas, memelihara dan

mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya, hidup di lingkungan yang

menyenangkan-sehat, dan memiliki motivasi dalam mendidik anak-anak secara tepat

sehingga pendidikan keluarga menjadi penting.

Aspek sosiologis, di negara berkembang banyak orangtua yang kurang menyadari

pentingnya pendidikan sekolah bagi anak-anaknya, ada yang putus sekolah bahkan ada

yang tidak sekolah sama sekali. pendidikan seumur hidup bagi orang tua merupakan

problem solving terhadap fenomena tersebut. Aspek politis, pendidikan kewarganegaraan

perlu diberikan kepada seluruh rakyat untuk memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR, dan

13

lembaga-lembaga negara lainnya. Tugas pendidikan seumur hidup menjadikan seluruh

rakyat menyadari pentingnya hak-hak pada negara demokrasi.

Aspek teknologis, pendidikan seumur hidup sebagai alternatif bagi para sarjana, teknisi dan

pemimpin di negara berkembang untuk memperbaharui pengetahuan dan keterampilan

seperti dilakukan negara-negara maju. Aspek psikologis dan pedagogis, sejalan dengan

makin luas, dalam dan kompleknya ilmu pengetahuan, tidak mungkin lagi dapat diajarkan

seluruhnya di sekolah. Tugas pendidikan sekolah hanya mengajarkan kepada peserta didik

tentang metode belajar, menanamkan motivasi yang kuat untuk terus-menerus belajar

sepanjang hidup, memberikan keterampilan secara cepat dan mengembangkan daya

adaptasi. Untuk menerapkan pendidikan seumur hidup perlu diciptakan suasana yang

kondusif.

D. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup

Implikasi disini diartikan sebagai akibat lansung atau konsekuensi dari suatu keputusan.

Dengan demikian maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut atau follow-up

dari suatu kebijakan atau keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup.

Penerapan azas pendidikan seumur hidup pada isi program pendidikan dan sasaran

pendidikan di masyarakat mengandung kemungkinan yang luas. Implikasi pendidikan

seumur hidup pada program pendidikan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori

yaitu:

1. Pendidikan baca tulis fungsional

Program ini tidak saja penting bagi pendidikan seumur hidup dikarenakan relefansinya

yang ada pada Negara-negara berkembang dengan sebab masih banyaknya penduduk yang

buta huruf, mereka lebih senang menonton TV, mendengarkan Radio, Mengakses internet

dari pada membaca. Meskipun cukup sulit untuk membuktikan peranan melek huruf

14

fungsional terhadap pembangunan sosial ekonomi masyarakat, namun pengaruh IPTEK

terhadap kehidupan masyarakat misalnya petani, justru disebabkan oleh karena

pengetahuan-pengetahuan baru pada mereka. Pengetahuan baru ini dapat diperoleh melalui

bahan bacaan utamanya. Oleh sebab itu, realisasi baca tulis fungsional, minimal memuat

dua hal, yaitu:

a. Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3M) yang fungsional bagi

anak didik.

b. Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih

lanjut kecakapan yang telah dimilikinya.

2. Pendidikan vokasional.

Pendidikan vokasional adalah sebagai program pendidikan diluar sekolah bagi anak diluar

batas usia sekolah, ataupun sebagai pendidikan formal dan non formal, sebab itu program

pendidikan yang bersifat remedial agar para lulusan sekolah tersebut menjadi tenaga yang

produktif menjadi sangat penting. Namun yang lebih penting ialah bahwa pendidikan

vokasional ini tidak boleh dipandang sekali jadi lantas selesai.dengan terus berkembang dan

majunya ilmu pengetahuan dan teknologi serta makin meluasnya industrialisasi, menuntut

pendidikan vokasiaonal itu tetap dilaksanakn secara kontinue.

3. Pendidikan professional.

Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup,dalam kiat-kiat profesi telah tercipta Built in

Mechanism yang memungkinkan golongan profesional terus mengikuti berbagai kemajuan

dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, terminologi dan sikap

profesionalnya. Sebab bagaimanapun apa yang berlaku bagi pekerja dan buruh, berlaku

pula bagi professional, bahkan tantangan buat mereka lebih besar.

15

4. Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan.

Diakui bahwa diera globalisasi dan informasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan

IPTEK, telah mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan masyarakat, dengan cara masak

yang serba menggunakan mekanik, sampai dengan cara menerobos angkasa luar.

Kenyataan ini tentu saja konsekuensinya menurut pendidikan yang berlangsung secara

kontinue (lifelong education).

Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu

mengikuti perubahan sosial dan pembangunan juga merupakan konsekuensi penting dari

azas pendidikan seumur hidup.

5. Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik

Disamping tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dalam kondisi

sekarang dimana pola pikir masyarakat. Yang semakin maju dan kritis, baik rakyat biasa,

maupun pemimpin pemerintahan di Negara yang demokratis, diperlukan pendidikan

kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap warga Negara. Pendidikan seumur

hidup yang bersifat kontinue dalam koteks ini merupakan konsekuensinya.

16

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan antara lain :

Pendidikan adalah suatu gajala universal dalam kehidupan manusia. Sejak dari awal

kehidupan, dimana saja dan kapan saja pendidikan telah berlangsung sesuai keadaan

masyarakat dan bangsa. Dari zaman ke zaman barikutnya, pendidikan berfungsi dalam

mempertahankan eksistensi dan mengembangkan kebudayaan suatu masyarakat.

pendidikan seumur hidup adalah seluruh individu harus memiliki kesempatan yang

sistematik, terorgonisir untuk instruction, studi dan learning di setiap kesempatan sepanjang

hidup mereka. Adapun tujuannya adalah menyembuhkan kemunduran akan pendidikan

sebelumnya memproleh keterampilan baru, meningkatkatkan keahlian, mengembangkan

kepribadian dan sebagainya.

Makna pendidikan seumur hidup :

1. Keadilan

2. Pertimbangan ekonomi

3. Peranan keluarga yang sedang berubah

4. Peranan sosial yang sedang berubah

5. Perubahan teknologi

6. Faktor-faktor vokasional

7. Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa

8. Kebutuhan anak-anak awal

Konsepsi pendidikan manusia ( Indonesia ) seutuhnya dan seumur hidup ini merupakan

orientasi baru yang mendasar. Ini berarti kebijaksanaan pendidikan nasional kita telah

17

tidak berorientasi kepada sistem dan teori pendidikan Eropah kontinental yang diajarkan

oleh Prof. Dr. M.J. Langeveld yang mengajarkan adanya batas umur dan batas waktu

pendidikan. Misalnya, adanya batas-bawah antara 5 - 6 tahun dan batas-atas antara 18- 25

tahun yang dianggap sebagai tingkat kedewasaan ( kematangan ) pribadi. Dalam konsep

pendidikan seumur hidup pendidikan informal, non formal adalah saling mengisi dan

memperkuat.

Fuad Hassan berpendapat, pendidikan dalam arti luas merupakan ikhtiar yang

ditempuh melalui tiga pendekatan, yaitu pembiasaan, pembelajaran, dan peneladanan.

Ketiga aspek itu berlangsung sepanjang perjalanan hidup manusia.

Pendidikan merupakan suatu proses berkelanjutan yang mengandungi unsur-unsur

pengajaran, latihan, bimbingan dan pimpinan dengan tumpuan khas kepada pemindahan

berbagai ilmu, nilai agama dan budaya serta kemahiran yang berguna untuk diaplikasikan

oleh individu (pengajar atau pendidik) kepada individu yang memerlukan pendidikan.

Asas pendidikan seumur hidup bertitik-tolak atas keyakinan, bahwa proses pendidikan

dapat berlangsung selama manusia hidup, baik didalam maupun diluar sekolah.

B. Saran

Dengan mengetahui tinjauan psikologis pendidikan diharapkan calon pendidik dapat

memberikan pengetahuan kepada peserta didik tentang hukum dasar perkembangan jiwa

manusia dan proses pendidikan autoaktivitas manusia yang terdiri dari motivasi internal

dan motivasi eksternal sehingga tujuan untuk menumbuhkembangkan potensi kemanusiaan

dapat dilakukan dengan tepat dan benar.

18

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Pendidikan Seumur Hidup: http://educare-aspirasi.blogspot.com,diakses

pada tanggal 04 Juni 2011 hari Sabtu pukul 13.00 Wita.

Anonim, 2010. Pendidikan Seumur Hidup: http.www.Wikipedia Pendidikan com. ,diakses

pada tanggal 06 Juni 2011 hari Senin pukul 10.00 Wita.

Tirtaraharja Umar,La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

19

409

20


Recommended