Date post: | 25-Apr-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | khangminh22 |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
KOMUNIKASI DATA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE AMPLITUDE SHIFT
KEYING (ASK): PENERAPAN PADA SISTEM TRAFFIC LIGHT NIRKABEL
Elisabet Rosi1)
, Jannus Marpaung 2)
,Redi Ratiandi Yacoub3)
1,2,3)Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak
Email: [email protected]
ABSTRAK Modul FS 1000A sebagai pemancar gelombang UHF 433 MHz dapat bekerja dengan baik melakukan
modulasi ASK (Amplitude Shift Keying), dimana data digital berasal dari program aplikasi yang tersimpan pada
memori Arduino UNO Board. Sedangkan modul XY-MK-5V sebagai penerima gelombang UHF 433 MHz bekerja
dengan baik melakukan demodulasi data digital yang berasal dari pemancar. Berdasarkan hasil perancangan, realisasi
dan pengujian yang telah dilakukan pada traffic light nirkabel menggunakan modul Pemancar FS1000A dan modul
penerima XY-MK-5V, diperoleh jangkauan jarak komunikasi antara pemancar dan penerima yang efektif sejauh 60
meter tanpa penghalang. Dengan jarak jangkauan komunikasi yang tersebut penulis membuat program aplikasi traffic
light, dimana terdapat 1 pemancar dengan 4 penerima. Dengan mengatur waktu perubahan fase-fase perlintasan yang
disebut dengan delay pada sketch Arduino IDE maka didapat 1 siklus selama 36 detik. Untuk memahami siklus
perubahan warna lampu dapat dilihat pada diagram pewaktuan fase-fase perubahan warna lampu.
Kata Kunci : ASK, traffic light, modul FS1000A, modul XY-MK-5V 1. PENDAHULUAN
Lampu lalu lintas (menurut UU no. 22/2009
tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan: alat pemberi
isyarat lalu lintas atau APILL) adalah lampu yang
mengendalikan arus lalu lintas yang terpasang di
persimpangan jalan, tempat penyeberangan pejalan
kaki (zebra cross), dan tempat arus lalu lintas lainnya.
Lampu ini yang menandakan kapan kendaraan harus
berjalan dan berhenti secara bergantian dari
berbagai arah. Pengaturan lalu lintas di persimpangan
jalan dimaksudkan untuk mengatur pergerakan
kendaraan pada masing-masing kelompok pergerakan
kendaraan agar dapat bergerak secara bergantian
sehingga tidak saling mengganggu antar-arus yang ada.
Tujuan dipasangnya suatu traffic light pada
persimpangan jalan adalah utnuk menghindari
hambatan pergerakan kendaraan karena adanya
perbedaan arus jalan, memfasilitasi persimpangan
antara jalan utama untuk kendaraan dan pejalan kaki
dengan jalan sekunder sehingga kelancaran arus lalu
lintas dapat terjamin, mengurangi tingkat kecelakaan
yang diakibatkan oleh tabrakan karena perbedaan arus
jalan.
Pemasangan traffic light dapat menggunakan
teknologi pengkabelan artinya lampu-lampu pada
persimpangan jalan dihubungkan dengan pengendali
utamanya dengan cara membentangkan kabel di dalam
tanah. Cara ini adalah cara konvensional yang masih
banyak diterapkan di lapangan. Kelemahan dari
teknologi ini adalah pemasangan pengkabelan yang
relatif rumit dan pemeliharaan atau perbaikan jaringan
kabel dalam tanah jika terjadi gangguan. Teknologi
lain dalam mengaktifkan sistem traffic light adalah
tanpa kabel dalam tanah disebut juga wireless traffic
light. Teknologi ini memanfaatkan media udara untuk
membawa gelombang elektromagnetik dalam frekuensi
radio sehingga lampu-lampu traffic light bisa terhubung
dengan pengendali utamanya.
Menggunakan media udara adalah memanfaatkan
gelombang elektromagnetik dengan frekuensi tertentu.
Sinyal-sinyal listrik berupa informasi yang frekuensi
rendah ditumpangkan ke gelombang elektromagnetik
yang berfekuensi tinggi kemudian dipancarkan ke
udara.
Sinyal-sinyal listrik berupa penyalaan sinyal
lampu pada tiap-tiap simpang dengan durasi dan urutan
yang teratur ditumpangkan ke gelombang frekuensi
tinggi. Dengan memanfaatkan teknologi nirkabel pada
sistem traffic light maka akan terjadi penghematan dari
segi kerumitan pemasangan kabel dalam tanah dan
lebih mudah dalam pemeliharaan nya jika terjadi
gangguan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Sebuah skripsi yang dirampungkan Muhammad
Abdul Cholik, 2016, berjudul Perancangan Traffic
Light dengan Microcontroller Atmega 328,
membahas bahwa Traffic Light dengan Microcontroller
Atmega 328 dapat beroperasi dengan baik, akan tetapi
masih ada kekurangan seperti komunikasi antara sistem
Traffic Light dan PC yang masih menggunakan koneksi
LAN, akan lebih baik jika mengunakan koneksi wifi.
Penelitian ini didasarkan pada sistem existing, yaitu
Traffic Light dengan sistem kontrol SMS gateway,
memiliki kelemahan pada pengawasannya.
Sebuah conference paper oleh Bilal Ghazal, April
2016, berjudul “Smart Traffic Light Control System”,
mengusulkan sistem Traffic Light berdasarkan PIC
mikrokontroler yang mengevaluasi kepadatan lalu
lintas menggunakan sensor IR dan menyelesaikan slot
timing dinamis dengan berbagai level. Selain itu,
perangkat pengontrol portabel dirancang untuk
menyelesaikan masalah kendaraan darurat terjebak di
jalan yang penuh sesak. Pemikiran ini didasarkan pada
sistem traffic light konvensional tidak menangani
aliran variabel yang mendekati persimpangan. Selain
itu, saling mengganggu antara traffic light yang
berdekatan sistem cahaya, perbedaan mobil mengalir
dengan waktu, kecelakaan, jalan kendaraan darurat,
dan persimpangan pejalan kaki tidak diterapkan dalam
sistem lalu lintas yang ada. Ini mengarah ke kemacetan
dan kemacetan lalu lintas.
Sebuah jurnal internasional oleh Malik Tubaishat,
2007, berjudul “Adaptive Traffic Light Control
withWireless Sensor Networks”, tulisan ini
menngusulkan mengusulkan sebuah cara baru (novel)
kontrol traffic light yang didesentralisasi menggunakan
jaringan sensor nirkabel. Sistem arsitektur
diklasifikasikan menjadi tiga lapisan; sensor nirkabel
jaringan, kebijakan model arus lalu lintas yang
dilokalkan, dan semakin tinggi koordinasi tingkat agen
lampu lalu lintas. Nirkabel sensor dikerahkan di jalur
masuk dan keluar persimpangan. Sensor-sensor ini
mendeteksi jumlah, kecepatan, dan lain-lain.
Kontribusi utama kami adalah kontrol adaptif real-time
dari lampu lalu lintas. Tujuannya memaksimalkan arus
kendaraan dan mengurangi penantian waktu sambil
menjaga keadilan di antara lampu lalu lintas lainnya.
Setiap persimpangan lampu lalu lintas yang
dikendalikan memiliki persimpangan agen kontrol
yang mengumpulkan informasi dari node sensor. Agen
kontrol persimpangan mengelola persimpangannya
dengan mengendalikan lampu lalu lintasnya.
2.2 Modulasi ASK (Apmplitue Shift Keying)
Amplitude Shift Keying adalah suatu bentuk
modulasi yang mewakili data digital sebagai variasi
amplitudo dari gelombang pembawa. Amplitudo dari
sinyal carrier analog bervariasi sesuai dengan aliran bit
(modulasi sinyal), menjaga frekuensi dan fase konstan.
Tingkat amplitudo dapat digunakan untuk
mewakili logika 0 dan 1. Amplitude Shift Keying
merupakan suatu modulasi dimana logika 1 diwakili
dengan adanya sinyal dan logika 0 diwakili
dengan adanya kondisi tanpa sinyal pembawa (carrier).
Suatu sinyal ASK dalam domain waktu diberikan
sebagai berikut:
+= )cos(
2)(1)( t
Atvtv c
cmASK
Dimana:
• ASKv adalah sinyal termodulasi ASK (Volt).
• )(tvm adalah sinyal pesan digital (Volt).
• 2/cA adalah amplituda carrier (Volt),
• c adalah frekuensi sinyal carrier (rad/s).
• cf adalah frekuensi sinyal carrier (Hertz).
Sinyal pesan )(tvm adalah bentuk gelombang yang
dinormalisasikan secara biner (logika 1 dan logika 0).
Apabila sinyal pesan berlogika 1 dinormalisasikan
menjadi +1 Volt, sehingga sinyal termodulasi ASK
menjadi: ( ))cos()( tAtv ccASK = , demikian juga
untuk sinyal pesan berlogika 0 dinormalisasi menjadi
teganga -1Volt maka sinyal ASK menjadi
0)( =tvASK .
Gambar 1. Proses Modulasi ASK
2.3 Pemancar UHF 433 MHz
Pemancar UHF dengan frekuensi 433 MHz ini
berfungsi memancarkan sinyal yang termodulasi ASK
ke udara. Besar frekuensi 433 MHz berasal dari sebuah
kristal osilator sinusoidal, sinyal 433 MHz ini disebut
juga sebagai sinyal carrier (pembawa). Masukan dari
pemancar ini adalah sinyal digital (biner) yang
“diumpankan” pada basis transistor penguat.
Gambar 2. Pemancar UHF 433 MHz Menggunakan
Modul FS1000A
2.4 Penerima UHF 433 MHz
Penerima UHF dengan frekuensi 433 MHz ini
berfungsi “menangkap” sinyal yang termodulasi ASK
dari udara dengan frekuensi 433 MHz. Pada penerima
terdapat resonantor LC (induktor-kapasitor) yang di-
tuning frekuensinya sama dengan frekuensi sinyal
pemancar. Selanjutnya sinyal “tertangkap” tersebut
didemodulasi untuk memisahkan sinyal carrier 433
MHz dan sinyal pesan yang terkandung di dalamnya.
Gambar 3 Penerima UHF 433 MHz Menggunakan
Modul XY-MK-5V
2.5 Aruino UNO Board
Arduino UNO adalah sebuah board
mikrokontroler yang didasarkan pada ATmega328.
Arduino UNO mempunyai 14 pin digital input/output
(6 di antaranya dapat digunakan sebagai output PWM),
6 input analog, sebuah osilator Kristal 16 MHz, sebuah
koneksi USB, sebuah power jack, sebuah ICSP header,
dan sebuat tombol reset. Arduino UNO memuat semua
yang dibutuhkan untuk menunjang mikrokontroler,
mudah menghubungkannya ke sebuah komputer
dengan sebuah kabel USB atau mensuplainya dengan
sebuah adaptor AC ke DC atau menggunakan baterai
untuk memulainya.
Gambar 4. Arduino UNO Board
Gambar 5. Fungsi Pinout Dalam Arduino Board
2.6 Arduino IDE
Software arduino yang digunakan adalah driver
dan IDE, walaupun masih ada beberapa software lain
yang sangat berguna selama pengembangan arduino.
IDE atau Integrated Development Environment
merupakan suatu program khusus untuk suatu
komputer agar dapat membuat suatu rancangan atau
sketsa program untuk papan Arduino. IDE arduino
merupakan software yang sangat canggih ditulis
dengan menggunakan java.
Aplikasi Arduino IDE berfungsi untuk membuat,
membuka, dan mengedit program yang akan kita
masukkan ke dalam board Arduino. Aplikasi Arduino
IDE dirancang agar memudahkan penggunanya dalam
membuat berbagai aplikasi. Arduino IDE memiliki
struktur bahasa pemrograman yang sederhana dan
fungsi yang lengkap, sehingga mudah untuk dipelajari
oleh pemula sekalipun.
2.7 Group LED
Lampu Traffic Light dibangun dari sejumlah LED
yang membentuk konfigurasi lingkaran konsentris.
LED-LED disusun dalam group-group, dimana setiap
group terdiri dari 3 atau 4 buah LED yang disusun seri.
Setiap group LED dihubungkan secara paralel, untuk 1
group LED yang terdiri dari 3 buah LED yang tersusun
seri pada gambar di bawah ini:
Gambar 6. Tiga buah LED Dalam Rangkaian Seri
Parameter penting dari sebuah LED adalah
tegangan maju (forward voltage) dan arus kerjanya,
keduanya tergantung material pembangun LED. Tetapi,
dalam kondisi praktis tegangan maju tergantung warna
LED dan kualitas LED yang digunakan, sedangkan
arus kerjanya ditetapkan 1mA sampai dengan 20mA.
Nilai R1 dihitung dengan persamaan:
LED
cc
I
VVVVR
)( 3211
++−=
2.8 Penguat Arus
Dalam rancangan miniatur Traffic Light ini,
gabungan group LED atau satu warna lampu LED
mengkonsumsi sebesar dengan tegangan kerja ,
sinyal-sinyal untuk mengaktivasi berasal dari Arduino
Board. Sebagaimana dengan spesifikasi kemampuan
arus yang dikeluarkan 1 pinout Arduino Board sebesar
20mA (maksimum) maka diperlukan sebuah rangkaian
penguat arus agar pinout Arduino Board tidak bekerja
pada kondisi arus maksimum. Rangkaian yang
dibutuhkan adalah sebuah transistor penguat dalam
mode kerja switching seperti ditunjukkan pada gambar
berikut:
Gambar 7. Rangkaian Transistor Switching
Nilai RBA dihitung dengan persamaan:
A
QAA
AIB
VBEViRB
−=
2.9 Fase Perlintasan Satu Simpang
Diasumsikan lampu-lampu Traffic Light
dimulai dari atas ke bawah dengan susunan Merah (M),
Kuning (K) dan Hijau (H). Lampu pertama menyala
adalah lampu warna Hijau kemudian Kuning dan
berkahir di warna Merah.
Gambar 8. Fase penyalaan Lampu-Lampu Traffic Light
Dengan diagram pewaktuan perubahan/peralihan
dari satu warna lampu ke warna lampu lainnya dapat
dijelaskan dengan diagram pewaktuan berikut:
Gambar 9. Diagram Pewaktuan Peralihan Penyalaan
Lampu Traffic Light
Pada gambar di atas, pulsa detak ditandai dengan
serangkaian angka dari 1, 2 dan seterusnya. Lamanya
pulsa ke 1 sampai ke 2 disebut 1 perioda, nilai pulsa
detak ini merupakan basis waktu (time base) yang
dibangkitkan program aplikasi Traffic Light dan
dikeluarkan oleh Arduino Board. Apabila diasumsikan
1 perioda waktu bernilai 1 detik maka nilai Delay_HK
adalah 5 detik, nilai Delay KM adalah 2 detik
sedangkan Delay_MH adalah peralihan dari Merah di
satu simpang ke Hijau di simpang berikutnya yang
nilainya ditentukan untuk “pengosongan jucntion box”
pada sistem Traffic Light di persimpangan jalan.
2.10 Diagram Alir Fase-Fase Penyalaan
Dalam pemrograman fase-fase penyalaan
lampu-lampu Traffic Light akan digunakan
pemahaman dalam diagram alir sebagai berikut:
Gambar 10. Diagram Alir Penyalaan Lampu Traffic
Light Di Satu Simpang
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Berikut ini bahan-bahan yang digunakan:
No. Komponen Qty Satuan
1 Superbright LED Merah 76 buah
2 Superbright LED Kuning 76 buah
3 Superbright LED Hijau 76 buah
4 PCB lampu traffic light dan penguat 10 keping
5 Transistor penguat arus 16 buah
6 Resistor pembatas arus 50 buah
7 Adaptor/power supplay 5 buah
8 Arduino Board 5 buah
9 Transmitter 433MHz 1 buah
10 Receiver 433Mhz 4 buah
11 Kabel penghubung lsm secukupnya
12 Timah solder lsm secukupnya
13 breadboard 5 buah
14 Kabel data Aruino to Laptop 2 buah
15 Model 4 Persimpangan Jalan 1 set
16 Paku ½”, 1”, 1½” lsm secukupnya
17 Cat Pilox 4 botol
18 Pipa paralon 3/8 inci 1 batang
Berikut ini alat-alat yang digunakan:
No. Komponen Qty Satuan
1 Laptop DELL 1 set
2 Software Aruino IDE versi 1.8.13 1 set
3 Software Express PCB 1 set
4 Software Proteus 8.7 1 set
5 Solder 120 Watt 1 buah
6 Multimeter digital 2 buah
7 Solder Holder 1 unit
8 Lampu penerangan untuk kerja 1 unit
9 Tang kombinasi 1 buah
10 Tang potong 1 buah
11 Pinset (penjepit) 1 buah
12 Penyedot timah 1 buah
13 Palu (martil) 1 buah
14 Gergaji papan/tripleks 1 buah
15 Mesin bor PCB 1 set
16 Mesin bor papan/besi 1 set
17 Mesin Gerinda 1 set
3.2 Perencanaan Sistem Traffic Light
Sistem traffic light yang direncanakan adalah
berupa sebuah miniatur traffic light di empat
persimpangan jalan, dengan skema sebagai berikut:
Gambar 11. Skema Miniatur Sistem Traffic Light.
Keterangan gambar:
• TX adalah unit pemancar sinyal informasi
termodulasi ASK dengan frekuensi UHF 433MHz.
• Pengendali Utama adalah Tx yang dilengkapi
dengan Arduino Board yang mengatur sinyal-sinyal
traffic light. Arduino Board berisi program aplikasi
yang bisa melakukan modulasi ASK.
• RX adalah penerima sinyal UHF 433MHz
sekaligus melakukan demodulasi dari sinyal ASK
menjadi sinyal informasi yang Arduino Board
sebagai pengolah dan diteruskan ke rangkaian
penguat arus sehingga dapat mengaktifasi lampu-
lampu traffic light.
• Barat, Utara, Timur dan Selatan adalah jalur jalan 4
persimpangan yang berisi 1 set lampu-lapu traffic
light.
• RYG adalah singkatan Red, Yellow dan Green
merupakan 1 set lampu-lampu traffic light yang
berada di setiap jalur jalan.
A. Unit Pemancar Tx
Pemancar sinyal termodulasi ini digambarkan
dengan blok diagram berikut ini:
Gambar 12. Pemancar UHF 433MHz
B. Unit Penerima Rx
Penerima sinyal termodulasi ASK ini
digambarkan dengan blok diagram berikut ini:
Gambar 13. Blok Diagram Penerima
C. Rangkaian Group LED Lampu Traffic Light
Rancangan lampu ini dibuat dengan program
aplikasi Express PCB sebagai berikut:
Gambar 14. Layout 3 Buah Lampu RYG Dalam 1 PCB
D. Pembuatan Miniatur Traffic Light
Berikut ini adalah miniature traffic light yang
telah direalisasikan:
Gambar 15. Miniatur Traffic Light Yang Diinginkan
4. PENGUJIAN DAN ANALISIS
4.1 Rangkaian Arus Ttraffic Light
Rangkaian pengujian untuk 1 lampu
Traffic light, adalah sebagai berikut:
Gambar 16. Pengukuran Arus dan Tegangan Lampu
Traffic Light
Tabel 1. Data Pengukuran Pada Lampu Traffic Light
No Prosedur/Variasi beban Alat Ukur
A1 A2 V
1 A. 1 (satu) Lampu TL 1,25mA 23,5mA 11,8V
2 B. 3 (tiga) Lampu TL 1,8mA 68,5mA 11,5V
3 C. 4 (empat) Lampu TL 1,82mA 89,5mA 11,4V
4 D. 12 (dua belas) lampu 2,6mA 345,5mA 11,2V
Analisis dan Diskusi
Data pengukuran menunjukkan pengingkatan/
penambahan jumlah lampu Traffic Light dari 1, 3, 4
dan 12 buah menyebabkan kenaikan arus A1, A2
sedangkan tegangan V menurun. Kenaikan arus A1
yaitu arus yang dikeluarkan pin digital AUB
disebabkan kenaikan arus kolektor dari transistor
switching. Arus kolektor terbesar adalah 345,5mA
yang “menguras” arus pin digital AUB sebesar
2,86mA, kenaikan arus pin digital AUB ini sesuai
dengan rumus penguatan DC dari transistor switching,
yaitu (peningkatan) arus basis merupakan
perbandingan antara arus kolektornya terhadap
penguatan gain DC nya.
Arus yang dikeluarkan pin digital AUB ini masih
dalam batas normal dari spesifikasinya, dimana arus
maksimum 1 pin digital AUB adalah sebesar 20mA.
Setiap lampu Traffic Light dihubungkan dengan 1 set
transistor switching dan 1 pin digital AUB. Kondisi
operasi normal pengoperasian Traffic Light dalam
moniatur ini adalah hanya menyala 4 lampu untuk
setiap perubahan warna lampu sesuai dengan urutan
fase penyalaan lampu Traffic Light.
Penurunan tegangan pada lampu Traffic Light
disebabkan oleh bertambah besarnya arus yang
dikeluarkan sumber tegangannya. Sumber tegangan
mengeluarkan arus yang semakin besar, menyebabkan
drop tegangan internalnya menjadi bertambah besar
ditambah drop tegangan antara kolektor emitor pada
transistor. Sehingga tegangan pada lampu tidak lagi
+12V seperti rencana dalam perhitungan tetapi
menurun yang disebabkan oleh adalah kedua drop
tegangan yang terjadi. Tidak terjadi efek yang
menggangu pada lampu Traffic Light sebagai akibat
dari drop tegangan ini, sebab semua LED yang berada
dalam group-group LED mendapat tegangan maju
yang cukup dengan arus kerja yang berada dalam batas
normal.
4.2 Pengujian Koneksitas Modul Pemancar Dan
Penerima
Berikut ini ditunjukkan diagram pengujian
konektifitas antara pemancar yang berisi program
dalam sketch TX1.ino dan penerima yang berisi
program dalam RX1.ino
Gambar 17. Diagram Pengujian Konektifitas Pemancar
dan Penerima
Untuk membuktikan konektifitas antara pemancar
dan penerima digunakan dua cara yaitu melalui LED
indikator dan Serial Monitor yang berada pada menu
Tools dari Arduino IDE. Pada pemancar, setelah sketch
TX1.ino dari laptop diupload ke AUB maka AUB bisa
dilepaskan dari laptop kemudian power AUB
menggunakan adaptor +5V yang bisa berasal dari
power bank. Sedangkan pada penerima, laptop tetap
dikoneksikan dengan AUB walaupun sketch RX1.ino
sudah diupload. Hal ini dilakukan untuk pengujian
dalam jangkauan/jarak dekat saja, sedangkan untuk
pengujian dalam jangkauan/jarak jauh, yang akan
dilakukan di lapangan, tidak lagi menggunakan Serial
Monitor melainkan menggunakan LED indikator untuk
mendeteksi konektifitas antara pemancar dan penerima.
Untuk itu laptop AUB dilepaskan dari laptop dan
power untuk AUB menggunakan power bank yang
kedua, karena power juga mensuplai tegangan +5V ke
AUB.
A. Program Aplikasi Pada Pemancar
Pada sketch TX1.ino, baris pertama program
aplikasi disertakan (included) library yang dibutuhkan
sebagai driver program, yaitu library RH_ASK.h dan
SPI.h. Format penulisannya adalah sebagai berikut:
#include < RH_ASK.h >
#include <SPI.h>
Kedua libary di atas diperlukan AUB agar bisa
memproses sinyal yang dipancarkan oleh modul
pemancar dan penerima. Sinyal berupa program dalam
sketch TX1.ino pada AUB dimodulasi oleh modul
transceiver, kemudian dipancarkan ke udara melalui
antena kawat sederhana. #include <RH_ASK.h>
#include <SPI.h>
RH_ASK driver;
void setup() {
Serial.begin(9600);
if (!driver.init())
Serial.println("init failed");
}
void loop() {
const char *msg = "UjiCobaPemancar";
driver.send((uint8_t *)msg,
strlen(msg));
driver.waitPacketSent();
delay(500);
Serial.println(msg);
}
Inti dari sketch di atas adalah sebuah pesan teks
“UjiCoba Pemancar” sebagai data yang hendak
dipancarkan dimana teks tersebut dikirim secara terus
menerus setiap 5 detik.
Pada rangkaian pemancar, setelah sketch TX1.ino
diupload ke AUB maka kabel konektor mini USB
(kabel data) antara laptop dengan AUB bisa dilepaskan,
kemudian digunakan tenaga yang berasal dari power
bank yang mensuplai tegangan +5V ke AUB.
Gambar 18. Rangkaian Pemancar Yang Diisi Sketch
TX1.ino
B. Program Uji Coba Pada Penerima
Sama seperti pada sketch pemancar, pada sketch
penerima dengan nama file RX1.ino, baris pertama
program aplikasi disertakan (included) library yang
dibutuhkan sebagai driver program, yaitu library
RH_ASK.h dan SPI.h.
Rangkaian penerima, AUB dan laptop
ditunjukkan pada Gambar 4.4, setelah program
diupload ke AUB maka kabel konektor mini USB
(kabel data) bisa dilepaskan ke AUB kemudian diganti
dengan sumber tegangan +5V yang berasal dari
adaptor +5V (power bank/hanphone charger).
#include <RH_ASK.h>
#include <SPI.h>
RH_ASK driver;
void setup() {
Serial.begin(9600);
if (!driver.init())
Serial.println("init failed");
}
void loop()
{
uint8_t buf[15];
uint8_t buflen =sizeof(buf);
if (driver.recv(buf, &buflen))
{
int i;
Serial.print("Message: ");
Serial.println((char *)buf);
}
}
Inti dari sketch di atas adalah menampilkan
semua pesan teks yang diterima dengan panjang teks
sebesar 15 karakter (buf[15]). Pada rangkaian
penerima, setelah sketch RX1.ino diupload ke AUB
maka kabel konektor mini USB (kabel data) antara
laptop dengan AUB tetap terpasang, power +5V untuk
AUB berasal dari laptop dan layar laptop digunakan
untuk melihat data yang dikirimkan oleh pemancar
.
Gambar 19. Rangkaian Penerima Dengan Monitoring
Pada Laptop
C. Langkah-Langkah Dan Data Hasil Pengujian
Kondisi awal, rangkaian sudah siap bekerja dengan
kondisi:
Pada pemancar: AUB 1 sudah terisi program TX1.ino
dan AUB sudah mendapat tegangan
+5V dari adaptor, modul pemancar
FS1000A sudah mendapat tegangan
+5V dan kabel-kebel data sebagai
pemroses data serial sudah
terpasang dengan tepat pda pin
D12.
Pada Penerima: Pada AUB2 sudah terisi program
RX1.ino dan AUB2 sudah
mendapat tenaga (tegangan) dari
kabel mini USB dari laptop 2,
modul penerima XY-MK-5V sudah
mendapat tegangan +5V dari AUB2
dan kabel-kebel data sebagai
pemroses data serial sudah
terpasang dengan tepat. LED
indikator sudah terpasang pada pin
D11 dan Tools Serial Monitor
sudah “standby” pada laptop 2.
Selanjutnya adalah melakukan pengujian dengan
langkah-langkah dalam jarak dekat dekat sebagai
berikut:
1. Pada sketch TX1.ino dituliskan message: UjiCoba-
1.
2. Pada RX1.ino ditetapkan buffer size sebesar : 9.
3. Pemancarnya dipindahkan menjauhi penerima
dengan pertambahan jarak setiap 2 meter dengan
jarak terjauh 20 meter.
4. Mencatat hasil penunjukkan pada Serial Monitor
dan LED indikator.
5. Kembali ke langkah -1 mengubah message menjadi
: UjiCoba-2, UjiCoba-3, dan UjiCoba-4 kemudian
dilanjutkan ke langkah berikutnya.
6. Selesai
D. Data Hasil Pengujian
Berikut ini ditunjukkan data penunjukan pada
serial monitor sketch RX1.ino untuk jarak pengukuran
2, 4, ..., 20 meter. Jarak
x LED Indikator
Serial
Monitor Keterangan
2 Berkedip UjiCoba-1 Tersambung normal
4 Berkedip UjiCoba-1 Tersambung normal
8 Berkedip UjiCoba-1 Tersambung normal
10 Berkedip UjiCoba-1 Tersambung normal
12 Berkedip UjiCoba-1 Tersambung normal
14 Berkedip UjiCoba-1 Tersambung normal
16 Berkedip UjiCoba-1 Tersambung normal
18 Berkedip UjiCoba-1 Tersambung normal
20 Berkedip UjiCoba-1 Tersambung normal
Sinyal yang diterima pada serial monitor RX1.ino
ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Dengan
menggerakkan/memindahkan pemancar dengan
tahapan pertambahan jarak sejauh 2 meter sesuai tabel
di atas.
Gambar 20. Screenshoot Serial Monitor Penerima (1)
E. Analisis Hasil Pengujian Koneksi Pemancar Dan
Penerima UHF 433 MHz
Untuk menguji koneksi (keterhubungan) antara
pemcar dan penerima dapat dilakukan dengan cara
“mengisi” program sederhana pada pemancar yaitu
mengirim suatu teks singkat yang diulang setiap ½
detik (500ms). Teks tersebut dapat ditentukan
sembarang (bebas), dalam pengujian ini teks tersebut
adalah UjiCoba-1 sampai dengan UjiCoba-4. Pin D12
pada AUB pemancar dihubungkan dengan pin DATA
pada pemancar FS1000A.
Pada rangkaian penerima XY-MK-5V, diisi
program pada AUB dengan sketch RX1.ino. Program
tersebut berisi penerimaan sinyal dari AUB melalui pin
D11, untuk memeriksa data apa yang dikirimkan maka
dapat diperiksa pada Serial Monitor sketc RX1.ino.
Dari pengujian yang dilakukan, mulai jarak 2m,
4m sampai dengan 20m, terlihat LED indikator selalu
berkedip dengan durasi menyala ½ detik, kemudian
pada serial monitor RX1.ino ditampilkan data berupa
pesan UjiCoba-1 (untuk pengujian 2 – 20meter),
UjiCoba-2 (untuk pengujian 2 – 20meter), UjiCoba-3
(untuk pengujian 2 – 20meter), UjiCoba-4 (untuk
pengujian 2 – 20meter).
Oleh karena data yang ditampilkan pada serial
monitor selalu sama dengan data yang dipancarkan
FS1000A dengan selang waktu yang konstan setiap 5
detik, hal ini menunjukkan bahwa koneksi antara
pemancar dan penerima berjalan dengan baik.
4.3. Pengujian Kinerja Miniatur Traffic Light
Nirkabel
A. Rangkaian Pengujian Rangkaian pengujian sistem Traffic Light nirkabel
yang dirancang ditunjukkan pada diagram berikut:
Gambar 21. Diagram Pengujian Traffic Light Nirkabel
Lampu Traffic Light disusun mengikuti model
empat persimpangan jalan dengan penyebutan arah
mata angin, yaitu Simpang Utara, Barat, Selatan dan
Timur. Setiap simpang mengandung rangkaian
pemancar/penerima (transceiver), power untuk setiap
rangkaian dalam miniatur ini adalah berasal dari
adaptor +12V dan power bank +5V. Untuk penerapan
di lapangan bisa menggunakan power sendiri (stand
alone power supply) seperti sistem tenaga surya,
sehingga tidak ada pengkabelan bawah tanah untuk
menghubungkan antar lampu Traffic Light.
Lampu Traffic Light di simpang Utara dijadikan
acuan atau starting point untuk penyalaan lampu Hijau
pertama sekali, sehingga kendaraan bisa bergerak dari
arah itu, dilanjutkan lampu Hijau menyala di simpang
Timur, kemduian di simpang Selatan dan terakhir di
simpang Barat. Setelah dari simpang Barat kembali lagi
ke simpang Utara dan seterusnya, sampai tahap ini
sudah didapatkan satu siklus/perioda. Siklus/perioda ini
ada berulang terus menerus sesuai dengan penetapan
waktu yang dibuat oleh progammernya.
Dalam pengujian ini waktu peralihan dari warna
lampu ke warna lampu lainnya ditetapkan berdasarkan
asumsi, asumsi yang diberikan selanjutnya diprogram
dalam sketch yang pada akhirnya diupload pada setiap
AUB.
B Langkah-Langkah Pengujian
1. Menetapkan waktu delay setiap warna lampu di
setiap simpang jalan:
Utara : Delay_H1K1= 5 detik, Delay_K1M1=2
detik, Delay_M1K1=29 detik.
Timur : Delay_M2aH2=7 detik,
Delay_H2K2=5detik, Delay_K2M2=2
detik dan Delay_M2bH2=22 detik.
Selatan : Delay_M3aH3=16 detik,
Delay_H3K3=5 detik, Delay_K3M3=2
dan Delay_M3bH3=13 detik.
Barat : Delay_M4aH4=25 detik,
Delay_H4K4=5 detik, Delay_K4M4=2
detik dan Delay_M4bH4=4 detik.
2. Membuat program akivatifasi atau sketch dan
mengupload sketch tersebut ke AUB pada
pemancar. Teks yang dipancarkan adalah
“TrafficLightOci” dengan delay pemancaran setiap
100 ms (0,1 detik).
3. Membuat program akivatifasi atau sketch dan
mengupload sketch tersebut ke AUB di rangkaian
simpang Utara. Sketch berfungsi sebagai penerima
untuk mengaktifasi lampu Traffic Light pada
simpang Utara saja, buffer size yang digunakan
adalah adalah 5 yang dibandingkan dengan teks
“Traff”.
4. Membuat program akivatifasi atau sketch dan
mengupload sketch tersebut ke AUB di rangkaian
simpang Timur. Sketch berfungsi sebagai penerima
untuk mengaktifasi lampu Traffic Light pada
simpang Timursaja, buffer size yang digunakan
adalah adalah 7 yang dibandingkan dengan teks
“Traffic”.
5. Membuat program akivatifasi atau sketch dan
mengupload sketch tersebut ke AUB di rangkaian
simpang Selatan. Sketch berfungsi sebagai penerima
untuk mengaktifasi lampu Traffic Light pada
simpang Selatan saja,buffer size yang digunakan
adalah adalah 12 yang dibandingkan dengan teks
“Traffic Light”.
6. Membuat program akivatifasi atau sketch dan
mengupload sketch tersebut ke AUB di rangkaian
simpang Barat. Sketch berfungsi sebagai penerima
untuk mengaktifasi lampu Traffic Light pada
simpang Barat saja, buffer size yang digunakan
adalah adalah 15 yang dibandingkan dengan teks
“Traffic LightOci”.
7. Setelah AUB dari setiap rangkaian lampu Traffic
Light berisi program aktifasi maka seluruh rangkain
disusun mengikuti formasi 4 persimpangan jalan
dan power sudah dihubungkan pada setiap
rangkaian.
Mengamati dan mencatat setiap perubahan/peralihan
warna lampu dan mendapatkan siklus/perioda sistem
Traffic Light yang dirancang.
C. Hasil Pengujian
Pencatatan waktu peralihan penyalaan warna
lampu menggunakaan stop watch pada HP. Gambar di
bawah ini menunjukkan lampu Hijau, Kuning dan
Merah (bersama) menyala di simpang Utara. Tercatat
Delay_H1K1 5,35 detik, Delay_K1M1 2,25 dan
Delay_M1H2 2 detik.
D. Diskusi dan Pembahasan
Waktu yang tercatat pada stopwatch handphone
sedikit berbeda dengan settingan waktu pada sketch,
hal ini disebabkan oleh beberapa hal, seperti pencatatan
waktu dilakukan secara manual yaitu menekan tombol
“Hitung” saat terjadi peralihan warna lampu. Ada
sedikit perbedaan waktu saat terjadi peralihan dengan
kecepatan menekan tombol “Hitung”. Namun kisaran
perbedaannya dalam ukuran beberapa mili detik (tidak
melewati 1 detik) yang berarti perbedaan yang tipis ini
masih dalam batas toleransi yaitu tidak melewati satuan
detik yang ditetapkan.
Peralihan penyalaan lampu terjadi secara terus
menerus dengan urutan yang sudah sesuai dengan yang
ditetapkan, yaitu dari simpang Utara, simpang Timur,
simpang Selatan dan simpang Barat, dan kembali lagi
ke simpang Utara dan seterusnya. Artinya, urutan yang
peralihan yang diinginkan sudah sesuai dengan
realisasinya. Yang berarti bahwa program pemancar
dan penerima yang dirancang sudah sesuai dengan
implementasinya.
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perancangan, realisasi dan
pengujian yang telah dilakukan pada traffic light
nirkabel menggunakan modul Pemancar FS1000A dan
modul penerima XY-MK-5V, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Modul Pemancar FS1000A dan modul penerima
XY-MK-5V berfungsi dengan baik dengan jarak
maksimal 20 meter, yang berarti pemancaran sinyal
termodulasi pada frekuensi UHF 433 MHz dapat
diterima dengan baik sehingga proses demodulasi
dapat dilakukan untuk mendapatkan sinyal data
yang dikirimkan.
2. Pin-pin digital Arduino UNO Board (AUB) bekerja
dengan normal dengan arus keluaran 1,25 mA yang
berarti hanya 6,25% dari arus maksimumnya
(20mA).
3. Lampu-lampu traffic light mengeluarkan cahaya
normal (tidak redup atau terlalu terang) oleh karena
arus kerja LED, yaitu 3mA untuk warna Hijau dan
6mA untuk warna Kuning dan Merah, berada
dalam batas arus kerja maksimumnya, yaitu 25mA.
4. Sistem traffic light bekerja sesuai dengan program
aktifikasi (sketch) yang diupload pada setiap
Arduino UNO Board. Waktu-waktu peralihan
(delay time) penyalaan suatu warna lampu ke warna
lampu lainnya sudah sesuai dengan yang
direncanakan, pengamatan atau pengukuran
menunjukkan selisih beberapa mili detik yang
disebabkan pencatatan dilakukan secara manual
menggunakan stop watch pada handphone.
5.2 Saran
Dalam penelitian ini diperlukan pengembangan
lebih lanjut guna perbaikan di masa mendatang, yaitu:
1. Diperlukan alat ukur berupa osiloscope dan
spectrum analyzer yang bisa bekerja pada frekuensi
tinggi sampai 2400 MHz agar bisa dilakukan
pengamatan bentuk gelombang termodulasi dan
energi sinyal yang dipancarkan dan dikirimkan.
2. Pada penelitian ini, lampu-lampu traffic light sudah
bisa mendapatkan dan mengolah sinyal
menggunakan modul Pemancar FS1000A dan
modul penerima XY-MK-5V tanpa menggunakan
jaringan kabel, namun power untuk semua lampu
masih berasal dari adaptor +12V dan +5V. Untuk
membuat lampu-lampu setiap simpang bisa bekerja
sendiri (stand alone) maka diperlukan power yang
berasal dari sistem tenaga surya, sehingga tidak
memerlukan jaringan kabel untuk menghubungkan
rangkaian lampu traffic light dari satu simpang ke
simpang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 2011, Membangun Sistem Jaringan
Wireless Untuk Pemula, Kerja Sama Penerbit
Andi Dengan Madcoms.
2. Anonim , 2015, Mudah Membangun Jaringan
Wireless Untuk Pemula, Kerja Sama Penerbit
Andi Dengan MADCOMS.
3. Abdul Kadir, 2014, Pengenalan System
Informasi Edisi Revisi, Andi, Yogyakart.
4. Fraidoon Mazda, 1996, Switching System,
And Applications, Focal Press, Oxford.
5. Feri Sulianta, 2017, Teknik Perancangan
Arsitektur Sistem Informasi, Andi,
Yogyakarta.
6. Goutam Saha, 2011, 7th "DIGITAL
PRINCIPLES AND APPLICATIONS",
edition, McGraw-Hill companies, New Delhi.
7. H. Visit and K. Jaturapith, 2007 “An agent
approach for intelligent tranffic-light control,”
proceeding s of the first asia international
conference on modeling & simulation
(ams’07).
8. Jason Gilliam, 2017 "Four-Way Traffic
Lights", ECE 2700 Winter.
9. Jame Martin, 1990 Telecommucotions And
The Computer,Prentic-Hall, New Jersey.
10. Mudrik Alaydrus, 2011, Antena prinsip dan
aplikasi, Grahalimu, yokyakarta.
11. S.Hamid Nawab,2000,Sinyal Dan Sistem,
Jilid 1 Edisi Kedua, Erlangga Jakarta.
12. William R.Mcshane, Roger R.Roess, 1990
Traffic Engineering, Prenticel Hall
Polytechnic Series In Transportation,New
Jersey.
13. Yi-Sheng Huang, 2006 "Design of Traffic
Light Control Systems Using Statecharts", The
Computer Journal, Vol. 49 No. 6.
14. Z. Fuqiang, Y. Bo, and C. Yitao, 2009
“Traffic light control for a single intersection
based on wireless sensor network,” Electronic
Measurement & Instruments, ICEMI ’09. 9th
International Conference, pp. 1-1040 – 1-
1044.
BIOGRAFI
Elisabet Rosi, lahir di Muara Kayan
Kabupaten Sanggau pada tanggal 05 November 1997. Menempuh
pendidikan dasar di SDN 02 Beduwai dan lulus tahun 2010. Kemudian
melanjutkan pendidikan ke SMPN 01
Beduwai dan lulus tahun 2013. Lalu melanjutkan pendidikan ke SMKN 1 Entikong dan
lulus tahun 2016. Memperoleh gelar Sarjana dari
Program Studi Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Pontianak pada tahun 2020.
DIGITAL DATA COMMUNICATION USING AMPLITUDE SHIFT KEYING (ASK)
METHOD: APPLICATION OF THE WIRELESS LIGHT TRAFFIC SYSTEM
ABSTRACT
The FS 1000A module as a 433 MHz UHF wave transmitter can work properly to
perform ASK modulation (Amplitude Shift Keying), where digital data comes from
application programs stored on the Arduino UNO Board memory. Meanwhile, the XY-MK-
5V module is a receiver for digital data waves originating from the transmitter. Based on the
results of the design, realization and examination that has been carried out on wireless traffic
lights using the FS1000A transmitter module and the XY-MK-5V receiver module, the
effective communication distance between the transmitter and receiver is obtained as far as
60 meters without obstructions. Hereby the communication range, writer makes a traffic light
application program, where there is one transmitter with four receivers. By adjusting the time
to change the crossing phases which is called the delay on the Arduino IDE sketch, one cycle
of 36 seconds is obtained. To understand the color change cycle, notice the timing diagram of
the lamp color change phases.
Key words: ASK, traffic light, FS1000A module, XY-MK-5V module