+ All Categories
Home > Documents > pengaruh penggunaan media pendingin air

pengaruh penggunaan media pendingin air

Date post: 29-Apr-2023
Category:
Upload: khangminh22
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
75
i PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PENDINGIN AIR AQUADES DAN RADIATOR COOLANT MERK XTRAKOOL TERHADAP TEMPERATUR MESIN PADA MOBIL TOYOTA AVANZA VVT-i TAHUN 2010 LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang Program Diploma Tiga Disusun oleh: Nama : Hanif Fajar Budiman Nim : 17021009 PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL 2020
Transcript

i

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PENDINGIN AIR

AQUADES DAN RADIATOR COOLANT MERK XTRAKOOL

TERHADAP TEMPERATUR MESIN PADA MOBIL TOYOTA

AVANZA VVT-i TAHUN 2010

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

jenjang Program Diploma Tiga

Disusun oleh:

Nama : Hanif Fajar Budiman

Nim : 17021009

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

2020

ii

LAPORAN TUGAS AKHIR

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PENDINGIN AIR AQUADES DAN

RADIATOR COOLANT MERK XTRAKOOL TERHADAP

TEMPERATUR MESIN PADA MOBIL TOYOTA AVANZA VVT-i

TAHUN 2010

Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Sidang Tugas Akhir

Disusun oleh

Nama : Hanif Fajar Budiman

NIM : 17021009

Telah diperiksa dan dikoreksi dengan baik dan cermat karena itu pembimbing

menyetujui mahasiswa tersebut untuk diuji

Tegal, 5 Juni 2020 Pembimbing I Pembimbing II

Amin Nur Akhmadi, M.T M.Taufik Qurohman, M.Pd. NIDN. 0622048302 NIPY. 0621028701

Mengetahui, Ketua Program Studi DIII Teknik Mesin,

Politeknik Harapan Bersama Tegal

Drs.Agus Suprihadi, MT NIPY. 07.010.054

HALAMAN PENGESAHAN

iii

LAPORAN TUGAS AKHIR

JUDUL : PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PENDINGIN AIR

AQUADES DAN RADIATOR COOLANT MERK

XTRAKOOL TERHADAP TEMPERATUR MESIN PADA

MOBIL TOYOTA AVANZA VVT-i TAHUN 2010

Nama : Hanif Fajar Budiman

NIM : 17021009

Program Studi : DIII Teknik Mesin

Jenjang : Diploma Tiga (DIII)

Dinyatakan LULUS setelah dipertahankan di depan Tim Penguji Sidang Tugas

Akhir Program Studi DIII Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Tegal.

1. Penguji I Tanda Tangan

Amin Nur Akhmadi, M.T ........................................ NIDN. 0622048302

2. Penguji II Tanda Tangan

Mukhamad Khumaidi Usman, M.Eng ......................................... NIDN. 0608058601

3. Penguji III Tanda Tangan

Nur Aidi Ariyanto, M.T ......................................... NIDN. 9906966991

Mengetahui,

Ketua program Studi DIII Teknik Mesin

Politeknik Harapan Bersama

Drs. Agus Suprihadi, MT NIPY.07.010.054

iv

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Hanif Fajar Budiman

NIM : 17021009

Judul Tugas Akhir : Pengaruh Penggunaan Media Pendingin Air Aquades dan

Radiator Coolant Merk Xtrakool Terhadap Temperatur

Mesin pada Mobil Toyota Avanza VVT˗ i Tahun 2010.

Menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini merupakan karya ilmiah

hasil pemikiran sendiri secara orisinil dan saya susun secara mandiri dengan tidak

melanggar kode etik hak karya cipta. Laporan Tugas Akhir ini juga bukan

merupakan karya yang pernah di ajukan untuk memperoleh gelar akademik

tertentu suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis atau di terbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan di sebutkan dalam daftar

pustaka.

Apabila kemudian hari ternyata Laporan Tugas Akhir ini terbukti

melanggar kode etik karya cipta atau merupakan karya yang di kategorikan

mengandung unsur plagiarisme, maka saya bersedia untuk melakukan penelitian

baru dan menyusun laporan sebagai Laporan Tugas Akhir sesuai ketentuan yang

berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan sesungguhnya.

Tegal, 9 Juni 2020

Yang membuat pernyataan,

Hanif Fajar Budiman

NIM, 17021009

v

vi

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Kegagalan adalah kesempatan untuk memulai kembali.

2. Kesalan dan membuat orang belajar dan menjadi lebih baik.

3. Jawaban sebuah keberhasilan adalah terus belajar dan tanpa putus asa.

4. Ilmu adalah harta yang tak akan pernah habis.

5. Apabila kita rela pada sesuatu yang mengecewakan hati kita, maka

percayalah ALLAH SWT menggantikan kekecewaan ini dengan sesuatu

yang tidak terjangka.

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah karya ini di persembahkan kepada :

1. Ibunda dan Ayahanda atas kasih sayang, dukungan, dan do’a beliau berdua.

2. Bapak dan ibu dosen DIII Teknik Mesin yang telah membimbing selama

melaksanakan studi kuliah di Politeknik Harapan Bersama Tegal.

3. Dosen pembimbing yang telah membantu dalam pembuatan laporan.

4. Saudara ˗ saudara yang selalu dekat di hati.

vii

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PENDINGIN AIR AQUADES DAN RADIATOR COOLANT MERK TERHADAP TEMPERATUR MESIN

PADA MOBIL TOYOTA AVANZA VVT-i TAHUN 2010

Disusun oleh :

HANIF FAJAR BUDIMAN NIM : 17021009

Teknologi pada bidang otomotif khususnya motor pembakaran dalam,

sirkulasi air pada radiator berperan sebagai pendingin. Sistem pendingin merupakan hal yang sangat penting dalam kendaraan bermotor, dimana sistem pendingin berfungsi untuk menjaga temperatur kerja dari kendaraan bermotor, agar temperaturnya tidak melebihi ambang batasnya (over heating), salah satu penyebab terjadinya panas yang berlebihan adalah penggunaan air pendingin dalam radiator. Penelitian ini menggunakan mesin mobil Toyota Avanza VVT-i tahun 2010, bahan bakar yang digunakan adalah pertamax dengan media pendingin air aquades dan radiator coolant merk Xtreakool, dan oli pelumas Mesran Super SAE 20W-50. Pengujian ini dilakukan pada putaran 1000 rpm, 1500 rpm, 200 rpm dan 2500 rpm. Data hasil penelitian akan diolah menggunakan rumus perbandingan prosentase. Hasil pengujian temperatur mesin menggunakan media pendingin air aquades pada putaran mesin 1000 rpm sebesar 75,6˚C dan radiator coolant merk Xtrakool sebesar 74˚C, putaran mesin 1500 rpm menggunakan media pendingin air aquades menghasilkan temperatur mesin 77˚C dan radiator coolant merk Xtrakool sebesar 76˚C, putaran mesin 2000 rpm menggunakan media pendingin air aquades menghasilkan temperatur mesin 79˚C dan radiator coolant merk Xtrakool sebesar 78˚C, dan putaran mesin 2500 rpm menggunakan media pendingin air aquades menghasilkan temperatur mesin 83˚C dan radiator coolant merk Xtrakool sebesar 81˚C. Dengan demikian hasil penelitian menunjukan terjadinya penurunan temperatur mesin tertinggi menggunakan media pendingin radiator coolant merk xtrakool dibanding air aquades pada putaran mesin 2500 rpm sebesar 2,409 % dengan temperatur mesin 81˚C dan penurunan tempertaur mesin terendah pada putaran mesin 2000 rpm sebesar 1,265 % dengan temperatur 78˚C. Kata kunci : Media Pendingin Air Aquades dan Radiator Coolant Xtrakool, bahan bakar pertamax , variasi putaran mesin, putaran mesin.

viii

ABSTRACT

THE EFFECT OF THE USE OF AQUADES WATER COOLING AND BRAND COOLANT RADIATOR ON MACHINE TEMPERATURE IN

TOYOTA AVANZA VVT-i CAR IN 2010

Arranged by :

HANIF FAJAR BUDIMAN

NIM : 17021009

Technology in the automotive field, especially internal combustion motors, water circulation in the radiator acts as a cooler. The cooling system is very important in motor vehicles, where the cooling system functions to maintain the working temperature of the motorized vehicle, so that the temperature does not exceed the threshold (over heating), one of the causes of excessive heat is the use of cooling water in the radiator. This research uses a Toyota Avanza VVT-i car engine in 2010, the fuel used is Pertamax with water cooling media and Xtreakool radiator coolant, and Mesran Super SAE 20W-50 lubricant oil. This test is carried out at 1000 rpm, 1500 rpm, 200 rpm and 2500 rpm rotation. Research data will be processed using a percentage comparison formula. The results of engine temperature testing using aquades water cooling media at 1000 rpm engine speed of 75.6 ˚C and Xtrakool brand coolant radiators at 74˚C, 1500 rpm engine speed using aquades water cooling media produces engine temperature 77˚C and Xtrakool radiator coolant brands of 76˚C, 2000 rpm engine speed using aquades water cooling media produces engine temperature 79˚C and Xtrakool brand coolant radiators at 78˚C, and 2500 rpm engine speed using aquades water cooling media produces 83˚C engine temperatures and radiator coolant brands Xtrakool is 81˚C. Thus the results of the study showed the highest engine temperature reduction using the xtrakool coolant radiator coolant media compared to aquades water at 2500 rpm engine speed of 2.409% with 81˚C engine temperature and the lowest engine temperature reduction at 2000 rpm engine speed of 1.265% with 78 temperature ˚C.

Keywords: Aquades Water Cooling Media and Coolant Xtrakool Radiator, Pertamax fuel, variations in engine speed, engine speed.

ix

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha

Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah

dan inayah-Nya hingga terselesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Pengaruh

Penggunaan Media Pendingin Air Aquades dan Radiator Coolant Merk Xtrakool

Terhadap Temperatur Mesin pada Mobil Toyota Avanza VVT ˗i Tahun 2010”.

Tugas Akhir ini disusun sebagai persyaratan kelulusan pada program Studi

Teknik Mesin Diploma III Politeknik Harapan Bersama Tegal. Dalam penyusunan

Tugas Akhir ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak, Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Moch. Chambali, B.Eng., M.Kom selaku Direktur Politeknik

Harapan Bersama Tegal.

2. Bapak Drs. Agus Suprihadi, M.T selaku Ketua Program Studi DIII Teknik

Mesin Politeknik Harapan Bersama Tegal.

3. Bapak Amin Nur Akhmadi, M.T selaku dosen pembimbing I laporan Tugas

Akhir dan Bapak M. Taufik Qurohman, M.Pd selaku pembimbing II laporan

Tugas Akhir.

4. Dan semua pihak yang telah mendukung, membantu serta mendoakan

sehingga Tugas Akhir ini dapat selesai dengan baik.

Penulis menyadari apa yang ada dalam laporan ini baik proses maupun

hasilnya masih jauh dari sempurna, untuk itu mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca sangat berguna bagi penulis demi kesempurnaan laporan ini.

Demikian yang bisa penulis sampaikan. Terimakasih atas segala dukungan.

Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tegal,10 Juni 2020

Hanif Fajar Budiman

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN TUGAS AKHIR ................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN . ................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN . ................................................................. iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............. v

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN . ................................... vi

ABSTRAK . ............................................................................................... vii

ABSTRACT . .............................................................................................. viii

KATA PENGANTAR . ............................................................................. ix

DAFTAR ISI .............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL .................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvi

BAB I PENDAHULAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 3

1.3 Batasan Masalah .......................................................................... 3

1.4 Tujuan Penelitian ......................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................... 4

1.6 Sistematika Penulisan . ................................................................ 4

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 6

2.1. Mesin Bensin .............................................................................. 6

2.2. Prinsip Kerja Mesin Bensin ........................................................ 6

2.3. Mesin EFI ................................................................................... 9

2.3.1. Pengertian Sistem EFI ...................................................... 9

2.3.2. Prinsip Sistem Kontrol EFI ............................................. 9

2.4. Mesin VVT-i ( Variable Valve Timing - intelligent) ................. 12

xi

2.4.1. Pengertian Sistem VVT-i ................................................. 12

2.4.2. Prinsip Kerja Sistem VVT-i ............................................. 12

2.4.3. Komponen Sistem VVT-i ................................................. 13

2.5. Bahan Bakar................................................................................ 15

2.6. Reaksi Pembakaran ..................................................................... 17

2.6. Proses Pembakaran ..................................................................... 18

2.8. Sistem Pendingin ........................................................................ 19

2.8.1. Pengertian Sistem Pendingin ............................................ 19

2.8.2. Fungsi Sistem Pendingin .................................................. 20

2.9. Komponen Sistem Pendingin ..................................................... 21

2.9.1. Radiator ............................................................................ 21

2.9.2. Tutup Radiator .................................................................. 23

2.9.3. Pompa Air ......................................................................... 24

2.9.4. Kipas Pendingin ................................................................ 25

2.9.5. Tangki Cadangan .............................................................. 26

2.9.6. Thermostat ........................................................................ 26

2.9.7. Pipa Pipa Saluran .............................................................. 27

2.9.8. Water mperatur SwicthTe ................................................. 28

2.10. Prinsip Sistem Pendingin .......................................................... 29

2.11. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 30

BAB III METODELOGI PENELITIAN ................................................ 34

3.1. Diagram Alur Penelitian ............................................................. 34

3.2. Alat Dan Bahan Penelitian.......................................................... 35

3.2.1 Alat Penelitian. ............................................................... 35

3.2.2 Bahan Penelitian. ............................................................ 37

3.3. Metode pengumpulan Data ......................................................... 39

3.4. Variabel Penelitian...................................................................... 40

3.5. Proses Pengambilan Data ............................................................ 40

3.6. Metode Analisa Data ................................................................ 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 46

4.1. Data Hasil Pengujian .................................................................. 46

xii

4.2. Perhitungan Temperatur Mesin .................................................. 48

4.3. Analisa Hasil Penelitian .............................................................. 49

BAB V PENUTUP KESIMPULSN DAN SARAN….. ........................... 50

5.1. Kesimpulan ................................................................................. 50

5.2. Saran ........................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 52

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Pembakaran Mesin Bensin .................................................... 6

Gambar 2.2. Mesin Motor Bensin 4 Langkah ............................................. 7

Gambar 2.3. Sistem Kontrol EFI ................................................................ 10

Gambar 2.4. Saat Mesin Kondisi Dingin ................................................... 11

Gambar 2.5. Saat Mesin Akselerasi EFI ..................................................... 11

Gambar 2.6. Radiator .................................................................................. 22

Gambar 2.7. Inti Radiator............................................................................ 23

Gambar 2.8. Tutup Radiator........................................................................ 24

Gambar 2.9. Pompa Air. ............................................................................. 25

Gambar 2.10. Kipas Pendingin .................................................................. 25

Gambar 2.11. Tangki Cadangan.................................................................. 26

Gambar 2.12. Thermostat ............................................................................ 27

Gambar 2.13. Pipa Radiator ........................................................................ 28

Gambar 2.14. Water Temperatur Swicth .................................................... 29

Gambar 3.1. Diagram Alur.......................................................................... 34

Gambar 3.2. Multiscan. ............................................................................... 35

Gambar 3.3. Stopwacth .............................................................................. 36

Gambar 3.4. Engine Stand .......................................................................... 37

xiv

Gambar 3.5. Bahan Bakar Pertamax ........................................................... 38

Gambar 3.6 Air Aquades............................................................................ 38

Gambar 3.7. Radiator Coolant Xtrakool ..................................................... 39

Gambar 3.8. Air Aquades............................................................................ 41

Gambar 3.9. Radiator Coolant Xtrakool. .................................................... 41

Gambar 3.10. Pengisian Bahan Bakar......................................................... 42

Gambar 3.11. Memilih Jenis Kendaraan ..................................................... 42

Gambar 3.12. Engine Control ..................................................................... 43

Gambar 3.13. Curent Data .......................................................................... 43

Gambar 3.14. Hasil Pengujian Pada Setiap RPM ....................................... 44

Gambar 4.1. Hasil Pengujian Temperatur Mesin ........................................ 46

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Data Teknis Multiscan ............................................................... 35

Tabel 3.2. Data teknis Toyota Avanza VVT-i tahun 2010 ......................... 37

Tabel 4.1. Hasil pengujian dengan air aquades ........................................... 47

Tabel 4.2. Hasil pengujian dengan radiator coolant xtrakool ..................... 47

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A1. Hasil Pengujian Temperatur Mesin .................................... 54

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meningkatnya jumalah penduduk perkotaan di Indonesia saat ini, yang

menuntut terjadinya peningkatan sarana transportasi sebagai mobilitas

masyaratakat dalam kegiatann sehari-hari. Dalam hal ini permintaan barang

khususnya kendaraan roda empat yang terus meningkat dikarenakan permintaan

konsumen, dimana kendaraan sebagai pendukung kegiatan sehari-hari. Konsumen

khususnya masyarakat menengah saat ini lebih menginginkan kendaraan yang

bisa mengangkut penumpang lebih banyak dengan harga yang terjangkau (Ariga,

dkk., 2015)

Kemanjuan teknologi di bidang otomotif sangatlah cepat berkembang

sehingga mendorong manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan

teknologi. Pada suatu kendaraan lambat laun seiring penggunaanya akan terjadi

kendala dan kerusakan pada suatu kendaran, dan haruslah ditelusiri sampai

ditemukan sistem yang mengalami kerusakan. Sistem yang ada pada setiap

kendaraan merupakan sistem yang saling berhubungan, jika suatu sistem yang

paling terkecil pada kendaraan tidak bisa diperbaiki maka akan menjadi suatu

kerusakan yang besar dan fatal pada kendaraan (Maksum, dkk., 2017).

Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah sistem pendingin, karena

teknologi pada bidang otomotif khususnya motor pembakaran dalam, sirkulasi air

pada radiator berperan sebagai pendingin. Sistem pendingin merupakan hal yang

sangat penting dalam kendaraan bermotor, dimana sistem pendingin berfungsi

2

untuk menjaga temperatur kerja dari kendaraan bermotor, agar temperaturnya

tidak melebihi ambang batasnya (over heating). Pada prinsipnya sistem pendingin

banyak mempengaruhi kerja mesin yang akan menghasilkan usaha (Ariga, dkk.,

2015).

Melalui sistem ini, temperatur mesin akan dijaga agar tidaak berlebihan.

Sehingga meskipun dipacu dalam RPM tinggi serta dihidupkan dalam waktu yang

lama, temperatur mesin tidak akan berlebihan. Sistem pendingin memiliki 3 jenis

sitem pendingin, yaitu sistem pendingin udara, sistem pendingin oli, dan sistem

pendingin air. Namun pada era sekarang lebih banyak menggunakan sistem

pendingin air, karena lebih efektif bekerja untuk mengontrol tingkat panas mesin.

Tetapi tingkat panas mesin tergantung dari pemilihan air pendingin yang akan

digunakan dalam sistem ini. Jadi beda air pendingin akan berbeda juga terhadap

tingkat panas mesin. Maka berdasarkan kesimpulan di atas judul dalam tugas

akhir ini adalah “Pengujian Temperatur Mesin Menggunakan Media Pendingin

Air Aquades dan Radiator Coolant Merk XtraKool “ karena fungsi utama dari

sistem pendingin yaitu mengkontrol tingkat panas pada mesin, sehingga jika

berbeda air pendingin maka akan berbeda pula tingkat panas mesin.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan temperature mesin

dengan menggunakan Media Pendingin Air Aquades dan Radiator Coolant Merk

XtraKool. Oleh karena itu maka peneliti mengambil judul “Pengaruh Penggunaan

Media Pendingin Air Aquades dan Radiator Coolant Merk Xtrakool Terhadap

Temperatur Mesin pada Mobil Toyota Avanza VVT-i Tahun 2010” sebagai Tugas

Akhir.

3

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang terjadi pada sistem pendingin khususnya pada engine

bertegnologi Injeksi VVT-i banyak macamnya. Agar tidak terjadi masalah ,

menganalisa dan mengatasi permasalahan, maka perlu dilakukan perumusan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh penggunaan radiator coolant merk Xtrakool terhadap

temperatur mesin mobil Toyota Avanza?

2. Bagaimana pengaruh penggunaan air aquades terhadap temperatur mesin

mobil Toyota Avanza?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka batasan penelitian ini sebagai

berikut:

1. Media pendingin radiator coolant merk xtrakool dan air aquades.

2. Mesin yang digunakan adalah mesin Toyota Avanza VVT-i.

3. Pengujian dilakukan pada RPM 1000 rpm, 1500 rpm, 2000 rpm, dan

2500 rpm.

4. Jenis oli yang digunakan Mesran Super dengan SAE 20W-50.

5. Jenis busi yang digunakan Denso tipe K20PR-110 dengan celah busi

0,8 mm.

6. Bahan bakar Pertamax 92.

7. Suhu ruangan 30˚ C.

8. Suhu awal mesin 70˚ C.

4

1.4 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penyusunanl laporan tugas akhir

ini antara lain :

1. Mendapatkan media pendingin yang menghasilkan temperatur mesin paling

rendah

2. Mengetahui pengaruh penggunaan radiator coolant merk Xtrakool.

3. Mengetahui pengaruh penggunaan air aquades.

1.5 Manfaat

Manfaat yang kita peroleh dari penelitian ini adalah memaksimalkan kinerja

mesin.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam laporan ini meliputi :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang uraian dasar mengenai permasalahan

yang mencangkup latar belakang, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan laporan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi tentang motor bensin, prinsip kerja motor

bensin, konstruksi motor bensin, mesin Efi, prinsip sistem control

Efi, sistem pendingin.

5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang diagram alur penelitian, metode

pengumpulan data, metode analisis data serta alat dan bahan yang

di gunakan dalam proses penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini memaparkan dari hasil yang di peroleh saat penelitian

dan dilengkapi dengan pembahasannya.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari penelitian

yang telah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka berisi tentang daftar buku yang berkaitan dengan

penelitian.

LAMPIRAN

Lampiran berisi informasi tambahan yang mendukung kelengkapan

laporan, seperti data perhitungan, tabel perhitungan data, surat

kesediaan membimbing, tanda terima penyerahan laporan,

dokumentasi hasil penelitian, tabel hasil penelitian, tabel hasil

pengujian, dan lain̠lain.

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Motor Bensin

Motor bensin merupakan mesin pembangkit tenaga yang mengubah bahan

bakar bensin menjadi tenaga panas dan akhirnya menjadi tenaga mekanik. Mesin

bensin bekerja memanfaatkan energi dari hasil gas panas hasil proses pembakaran,

dimana proses pembakaran berlangsung di dalam silinder mesin itu sendiri

sehingga gas pembakaran sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja menjadi tenaga

atau energi panas. (Seta S. dan Muhammad Ilyas S., 2014)

Gambar 2.1 Pembakaran Mesin Bensin (Seta S. dan Muhammad Ilyas S., 2014)

2.2 Prinsip Kerja Motor Bensin

Motor bensin adalah motor yang setiap siklus kerjanya diselesaikan dalam

empat kali gerak bolak balik langkah piston atau dua kali putaran poros engkol

(crank shaft). Langkah piston adalah gerak piston tertinggi/teratas disebut titik

mati atas (TMA) sampai yang terendah/terbawah disebut titik mati bawah (TMB)

7

Sedangkan siklus kerja adalah rangkaian proses yang dilakukan oleh gerak bolak-

balik translasi piston yang membentuk rangkaian siklus tertutup. Proses siklus

motor bensin dilakukan oleh gerak piston dalam silinder tertutup, yang bekerja

sesuai dengan pengaturan gerak katup atau mekanisme katup pada katup isap dan

katup buang (Seta S., dan Ilyas Sikki M., 2014).

Gambar 2.2 Mesin Motor Bensin 4 Langkah (Seta S. dan Muhammad Ilyas S.,

2014)

Prinsip kerja motor bensin ada 4 langkah sebagai berikut :

1. Langkah Hisap

Di dalam langkah ini piston bergerak dari titik mati atas (TMA) menuju titik

mati bawah (TMB). Katup hisap dibuka dan katup buang ditutup, sehingga

tekanan di dalam silinder menjadi tekanan rendah atau vacuum selanjutnya

campuran udara dan bahan bakar terisap masuk melalui katup isap untuk mengisi

ruang silinder.

8

2. Langkah Kompresi

Dalam langkah ini piston bergerak dari titk mati bawah (TMB) menuju titik

mati atas (TMA). Katup isap dan katup buang ditutup. Pada proses ini campuran

bahan bakar dan udara ditekan atau kompresi, akibatnya tekanan dan

temperaturnya naik sehingga akan memudahkan proses pembakaran.

3. Langkah Usaha

Dalam langkah ini piston bergerak dari titik mati atas (TMA) menuju titik mati

bawah (TMB). Katup isap dan katup buang masih ditutup. Sesaat piston

menjelang titik mati atas busi pijar menyalakan percikan api seketika campuran

bahan bakar dan udara terbakar secara cepat berupa ledakan. Dengan terjadinya

ledakan meghasilkan tekanan sangat tinggi untuk mendorong piston ke bawah,

sebagai tenaga atau usaha yang dihasilkan mesin.

4. Langkah Buang

Dalam langkah ini piston bergerak dari titik mati bawah (TMB) menuju titik

mati atas (TMA). Katup isap ditutup dan katup buang dibuka. Pada

langkah/proses ini gas-gas bekas pembakaran didorongan torak (piston) ke atas

sampai TMA selanjutnya dibuang melewati katup buang. Dalam satu siklus kerja

motor, poros engkol berputar dua kali putaran atau empat kali gerak bolak-balik

torak (Seta S. dan Muhammad Ilyas S., 2014)

9

2.3 Mesin EFI (Electronic Fuel Injection)

2.3.1 Pengertian Sistem EFI

EFI adalah sebuah sistem penyemprotan bahan bakar yang dalam kerjanya

dikontrol secara elektronik agar didapatkan nilai campuran udara dan bahan bakar

selalu sesuai dengan kebutuhan motor bakar, maka proses pembakaran yang

terjadi diruang bakar akan terjadi secara sempurna sehingga didapatkan daya

motor yang optimal serta didapatkan gas buang yang ramah lingkungan. Proses

pemberian bahan bakar dari ECU (Electronic Control Unit) ke injector yang

didasarkan pada signal-signal dari sensor-sensor antara lain sensor air flow meter,

manifold absolute pressure, sensor putaran mesin, water temperature sensor,

throttle position sensor dan lain-lain (Ruswid, 2008).

EFI dipakai oleh merk Toyota, sedangkan merk lain mempunyai nama yang

berbeda, yakni ; PGMFI/ Honda (Programed Fuel Injection), EPI/ Suzuki

(Electronic Petrol Injection), EGI/ Mazda (Electronic Gasoline Injection),

Jetronik (Bosch), Multec/ General Motor (Multi Technology) dan lain-lain akan

tetapi prinsip dari semua sistem tersebut adalah sama.

2.3.2 Pinsip Sistem Kontrol EFI

Sistem yang digunakan pada electronic fuel injection terbagi atas

sensorsensor dan actuator. Sensor-sensor merupakan informan atau pemberi

informasi tentang kondisi-kondisi yang berkaitan dengan penentuan jumlah bahan

bakar yang harus diinjeksikan. Pemberian informasi dapat berupa sinyal analog

ataupun digital. Sensor-sensor yang mengirim informasi dalam bentuk analog

10

seperti misalnya TPS (Throttle Position Sensor dan mass air flow). Sedangkan

actuator merupakan bagian/komponen yang akan diperintah oleh ECU dan

perintah dapat berupa analog ataupun digital. Pemberian perintah berupa analog

diberikan pada pompa bensin elektrik dan lampu engine kontrol. Sedangkan

pemberian perintah berupa sinyal digital diberikan pada injector, coil pengapian,

katup pernapasan tangki, pengatur idle, pemanas sensor lamda dan steker

diagnosa.

Gambar 2.3. Sistem control EFI (Ruswid, 2008)

1. Saat Mesin Dalam Kondisi Dingin

Pada sistem EFI suplay bahan bakar saat mesin dalam kondisi dingin akan

ditentukan atau diatur oleh ECU (Electronic Control Unit) yang didasarkan pada

informasi dari kondisi suhu kerja mesin dan besarnya tekanan udara pada intake

manifold. Dari informasi atau datadata tersebut ECU akan memerintahkan injector

untuk menyemprotkan bahan bakar lebih banyak. Kondisi saat mesin dingin

terlihat pada Gambar 2.4.

11

Gambar 2.4. Saat mesin kondisi dingin (Ruswid, 2008)

2. Saat Mesin Akselerasi

Pada syistem EFI suplay bahan bakar saat mesin diakselerasi akan diatur

oleh ECU berdasar informasi dari besarnya/banyaknya aliran udara yang mengalir

ke intake manifold yang terukur oleh air flow meter. Kemudian dari data tersebut

ECU akan memerintahkan injector menambah bahan bakar yang diinjeksikan.

Saat mesin akselerasi terlihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5. Saat mesin akselerasi (Ruswid, 2008)

12

2.4 Mesin VVT-i (Variable Valve Timing - intelligent)

2.4.1 Pengertian Sistem VVT-i (Variable Valve Timing - intelligent)

Sistem teknologi VVT-i (Variable Valve Timing - Intelligent) merupakan

serangkaian peranti untuk mengontrol penggerak camshaft yang diperkenalkan

pada tahun 1996. Pada teknologi VVT-i ini bagian yang divariasikan adalah

timing (waktu buka tutup) intake valve dengan mengubah atau menggeser posisi

intake camshaft terhadap puli camshaft drive. Fluida yang digunakan sebagai

aktuator untuk menggeser posisi camshaft adalah oli mesin yang diberikan

tekanan (Tulus, 2009).

Jadi disini maksudnya puli pada intake camshaft adalah fleksibel, camshaft

bisa diputar maju atau mundur yang berguna untuk menyesuaikan waktu bukaan

katup dengan kondisi mesin sehingga bisa didapat torsi optimal di setiap tingkat

kecepatan, sekaligus menghemat bahan bakar dan mengurangi emisi gas buang.

2.4.2 Prinsip Kerja Sistem VVT-i (Variable Valve Timing - intelligent)

Waktu bukaan camshaft biasa bervariasi pada rentang 60o. Misalnya, pada

saat start dimana kondisi mesin dingin dan mesin stasioner tanpa beban, timing

dimundurkan 30o. Cara ini akan menghilangkan overlap yaitu peristiwa

membukanya katup masuk dan buang secara bersamaan di akhir langkah

pembuangan karena katup masuk baru akan membuka beberapa saat setelah katup

buang menutup penuh. Logikanya, pada kondisi ini mesin tak perlu bekerja ekstra.

Dengan tertutupnya katup buang, tak ada bahan bakar yang terbuang saat terhisap

ke ruang bakar. Konsumsi bahan bakar menjadi hemat dan mesin menjadi lebih

13

ramah lingkungan. Sedangkan saat ada beban, timing akan maju 30o. Derajat

overlaping akan meningkat. Tujuannya untuk membantu mendorong gas buang

serta memanaskan campuran bahan bakar dan udara yang masuk.

2.4.3 Komponen Sistem VVT-i (Variable Valve Timing - intelligent)

1. ECU (Electronic Control Unit)

Electronic Control Unit (ECU) merupakan perangkat yang bertugas

menerima masukan dari sensor yang kemudian dikalkulasi untuk mencari kondisi

optimum dan memberi perintah ke aktuator untuk melakukan fungsinya. Misalkan

memerintahkan injector menyemprotkan bahan bakar atau memerintahkan

ignition coil untuk melepaskan listrik tegangan tinggi ke busi sehingga akan

timbul bunga api. Jadi, aktuator berfungsi sebagai peralatan ECU sehingga mesin

bekerja dalam kondisi optimalnya. Guna mengetahui berapa bahan bakar yang

harus disemprot dan berapa derajat sebelum titik mati atas busi harus dinyalakan,

ECU dilengkapi dengan database yang lazim dikenal dengan engine mapping.

ECU selalu membandingkan hasil masukan sensor dengan engine mapping guna

mengetahui apa yang harus diperintahkan kepada aktuator.

2. CPS (Camshaft Position Sensor)

Camshaft Position Sensor (CPS) berguna untuk mengetahui kedudukan

camshaft. Jika ada perubahan beban mesin atau perubahan putaran mesin yang

semuanya diolah oleh ECU dan dihitung untuk mendapatkan sebesar mungkin

efisiensi volumetrik, dari perhitungan ECU ini didapatlah kedudukan camshaft

yang harus diubah. ECU ini akan memerintahkan module VVT-i untuk merubah

14

kedudukan camshaft. Setelah Module VVT-i menerima perintah dari ECU untuk

mengubah kedudukan camshaft, maka module VVT-i akan mengirimkan signal ke

OCV (Oil Control Valve) untuk mengatur tekanan oli yang akan diteruskan ke

sprocket. Dengan adanya perubahan tekanan oli yang dilakukan oleh OCV ini

yang sampai ke sprocket, maka sprocket akan berubah posisinya. Karena sprocket

itu menjadi satu sama camshaft, maka camshaft akan berubah posisinya sesuai

yang diinginkan oleh ECU. Kedudukan camshaft yang baru ini dideteksi oleh

CPS dan signalnya dikirimkan ke ECU sebagai update posisi / kedudukan

camshaft dan kedudukan camshaft ini akan menentukan timing dari valve, begitu

seterusnya.

3. Camshaft Timing Oil Control Valve

Mengendalikan posisi spool valve berdasarkan sinyal yang dikirim ECU

hingga mengalokasikan tekanan oli ke VVT-i Controller untuk sisi maju dan sisi

mundur. Ketika mesin berhenti, Camshaft Timing Oil Control Valve berada dalam

sisi mundur.

4. Crankshaft Position Sensor

Sensor ini memberitahu ECU kecepatan putaran mesin dengan tepat. Pada

sistem penyemprotan bahan bakar, sensor ini juga memberitahu ECU waktu yang

tepat untuk menyemprotkan bahan bakar yang kemudian diteruskan ke injector

bahan bakar.

15

2.5 Bahan Bakar

1. Premium

Premium adalah senyawa organik yang dibutuhkan dalam suatu pembakaran

dengan tujuan untuk mendapatkan energi atau tenaga. Bahan bakar premium

sering digunakan sebagai bahan bakar untuk kendaraan bermotor. Premium

merupakan campuran komplek senyawa-senyawa hidrokarbon yang memiliki titik

didih sekitar 40˚C sampai 180˚C. Bahan bakar ini sering disebut juga dengan

gasoline atau petrol. Penggunaan premium dalam mesin berkompresi tinggi akan

menyebabkan mesin mengalami knocking atau ngelitik sehingga premium di

dalam mesin kendaraan akan terbakar dan meledak tidak sesuai dengan gerakan

piston. Premium memiliki research octane number (RON) sebesar 88 (PT.

Pertamina Indonesia, 2012).

2. Pertalite

Merupakan bahan bakar gasoline yang memiliki angka oktan 90 serta

berwarna hijau terang dan jernih ini sangat tepat digunakan oleh kendaraan

dengan kompresi 9:1 hingga 10:1. Bahan bakar Pertalite memiliki angka oktan

yang lebih tinggi daripada bahan bakar Premium 88 sehingga lebih tepat

digunakan untuk kendaraan bermesin bensin yang saat ini beredar di Indonesia.

Dengan tambahan additive, Pertalite mampu menempuh jarak yang lebih jauh

dengan tetap memastikan kualitas dan harga yang terjangkau (PT. Pertamina

Indonesia, 2020).

16

3. Pertamax

Merupakan bahan bakar bensin dengan angka oktan minimal 92 berstandar

international. Pertamax sangat direkomendasikan untuk digunakan pada

kendaraan yang memiliki kompresi rasio 10:1 hingga 11:1 atau kendaraan

berbahan bakar bensin yang menggunakan teknologi setara dengan Electronic

Fuel Injection (EFI). Dengan ecosave technology, Pertamax mampu

membersihkan bagian dalam mesin (detergency), Pertamax juga dilengkapi

dengan pelindung anti karat pada dinding tangki kendaraan, saluran bahan bakar

dan ruang bakar mesin (corrotion inhibitor), serta mampu menjaga kemurnian

bahan bakar dari campuran air sehingga pembakaran menjadi lebih sempurna

(demulsifier).

4. Pertamax Turbo

Merupakan bahan bakar untuk kendaraan bermesin bensin yang

dikembangkan bersama antara Pertamina dan Lamborghini yang dirancang untuk

memenuhi persyaratan mesin berteknologi tinggi. Pertamax Turbo pertama kali

diluncurkan di Belgia sebagai bahan bakar resmi pada Lamborghini Supertrofeo

European Series pada 29 Juli 2016. Pertamax turbo dikembangkan dengan

formula yang disebut Ignition Boost Formula (IBF) dengan angka oktan 98, dan

kadar sulfur rendah sehingga tidak merusak kualitas udara di sekitar kita. Saat ini,

Pertamax Turbo menuju standard Euro IV.

17

2.6 Reaksi Pembakaran

Reaksi pembakaran adalah reaksi kimia bahan bakar dan oksigen yang

diperoleh dari udara yang akan menghasilkan panas dan gas sisa pembakaran yang

berlangsung dalam waktu yang sangat cepat. Reaksi pembakaran tersebut akan

menghasilkan produk hasil pembakaran yang komposisinya tergantung dari

kualitas pembakaran yang terjadi dalam pembakaran proses yang terjadi adalah

oksidasi dengan reaksi sebagai berikut :

a. Karbon + Oksigen = Karbon dioksida +panas

b. Hidrogen + Oksigen = uap air + panas

c. Sulfur +Oksigen = Sulphur Dioksida + panas (1)

Pembakaran akan dikatakan sempurna apabila campuran bahan bakar dan

oksigen (dari udara) mempunyai perbandingan yang tepat (stoichiometric),

hingga tidak diperoleh sisa. Bila oksigen terlalu banyak, dikatakan campuran

kurus dan hasil pembakarannya menghasilkan api oksidasi. Sebaliknya, bila bahan

bakarnya terlalu banyak (tidak cukup oksigen), dikatakan campuran kaya (rich)

sehingga pembakaran ini menghasilkan api reduksi. Pada motor bensin,

campuran udara dan bahan bakar tersebut dinyalakan dalam silinder oleh bunga

api dari busi pada akhir langkah kompresi dengan suhu pembakaran berkisar

antara 2100°K sampai 2500°K. waktu pembakaran yang teratur lamanya kira-kira

3 mili detik (Sadar Wahjudi, 2017).

Oleh karena reaksi pembakaran yang sangat cepat akan mengakibatkan

terjadinya gangguan dalam sistem pembakaran, antara lain terjadi pembakaran

18

sendiri (self ignition) oleh karena adanya sisa bahan bakar yang tidak terbakar.

Hal ini disebabkan oleh halhal sebagai berikut :

a. angka oktan yang terlalu rendah

b. penyetelan sudut pengapian yang tidak tepat

c. busi terlalu panas

d. pendinginan terlalu miskin

e. terbakarnya sisa pembakaran sebelumnya

f. bentuk ruang bakar yang tidak sesuai

2.7 Proses Pembakaran

Pembakaran pada motor bakar torak adalah proses reaksi kimia antara bahan

bakar dan oksigen yang terjadi dalam ruang bakar, yang menghasilkan energi

kalor. Oksigen ini diperoleh dari campuran bahan bakar dengan udara yang masuk

ke dalam mesin. Komposisi dari udara tersebut sebagian besar mengandung

Oksigen dan Nitrogen serta sebagian kecil dari udara tersebut mengandung gas

yang lain (Sadar Wahjudi, 2017).

Pada pembakaran sempurna setelah penyalaan dimulai, api menjalar dari

busi dan menyebar ke seluruh arah dalam waktu yang sebanding dengan 20

derajat sudut engkol atau lebih untuk membakar campuran sampai mencapai

tekanan maksimum. Kecepatan api umumnya kurang dari 10 – 30 m/ detik. Panas

pembakaran dari TMA diubah dalam bentuk kerja dengan efisiensi yang tinggi.

19

Bila Proses pembakaran dimulai dari awal sebelum TMA (menjauhi TMA),

tekanan hasil pembakaran meningkat, sehingga gaya dorong piston meningkat

(kerja piston menuju gas pada ruang bakar). Jika proses sudut penyalaan

dimundurkan mendekati TMA, maka tekanan hasil pembakaran maksimum

lebih rendah, bila dibandingkan tekanan hasil pembakaran maksimum, bila sudut

penyalaan dimulai normal. Hal ini dikarenakan, pada saat sudut penyalaan terlalu

dekat dengan TMA, pada saat busi memercikkan bunga api dan api mulai

merambat, gerakan piston sudah melewati TMA sehingga volume ruang bakar

mulai membesar. Sehingga walaupun terjadi kenaikan tekanan hasil pembakaran,

sebagian telah diubah menjadi perubahan volume ruang bakar. Efek yang terjadi

adalah kecilnya kerja ekspansi yang diterima oleh piston (Machmud, dkk., 2013)

2.8 Sistem Pendingin

Sistem pendingin adalah Teknologi pada bidang otomotif khususnya motor

pembakaran dalam,sirkulasi air pada radiator berperan sebagai pendingin. Sistem

pendingin merupakan hal yang sangat penting dalam kendaraan bermotor, dimana

sistem pendingin berfungsi untuk menjaga temperatur kerja dari kendaraan

bermotor, agar temperaturnya tidak melebihi ambang batasnya atau over heating

(Ariga, dkk., 2015).

2.8.1 Pengertian Sistem Pendingin

Sistem pendingin adalah jenis sistem pendingin tertutup,dimana sistem

pendingin dilakukan oleh air pendingin. Panas yang diserap air pendingin

kemudian air pendingin bersirkulasi masuk kembali ke sistem pendingin mesin.

20

Sistem pendinginan mutlak diperlukan pada setiap kendaraan,hal ini dimaksudkan

untuk mencegah panas yang berlebihan pada mesin. Sistem pendinginan air

sebagai bahan pendingin adalah air karena sistem pendingin air pendinginannya

cukup baik dan tidak menimbulkan suara. Perpindahan panas yang terjadi pada

dinding penukar kaloradalah kombinasi dari perpindahan secara konveksi dan

konduksi. Sehingga perpindahan panas yang terjadi disebut dengan perpindahan

kalor menyeluruh. Perpindahan panas untuk di perhitungan jumlah kalor yang di

transfer adalah atas dasar besarnya perbedaan menyeluruh temperatur rata - rata.

Temperatur masuk dan keluar dari radiator dengan kapasitas sesuai pompa yang

digunakan untuk sirkulasi, dimana debit sirkulasi air tawar dalam sistem

pendingin adalah konstan yaitu Qfw = 0,0005 m3 / menit ( Wiji, dkk., 2017 ).

2.8.2 Fungsi Sistem Pendingin

Fungsi dari sistem pendinginan pada kendaraan dapat dibagi menjadi

empat yaitu :

1. Mencegah terjadinya over heating.

Panas yang dihasilkan oleh pembakaran campuran bahan bakar dengan

udara dapat mencapai temperatur sekitar 2500˚C pada ruang bakar. Panas

yang cukup tinggi ini dapat merusak logam atau bagian lain yang digunakan

pada motor, hal ini disebabkan karena logam dan minyak pelumas pada suhu

yang tinggi akan merusak komponen-komponen pada mesin dan apabila

motor tidak dilengkapi dengan sistem pendinginan dapat merusak bagian-

bagian dari motor tersebut.

21

2. Mempertahankan temperatur motor.

Temperatur motor harus dipertahankan, agar selalu pada temperatur kerja

yang efisien. Hal ini dapat dilakukan dengan menyerap panas yang dihasilkan

oleh proses pembakaran yang berlebihan, berputarnya kipas pendingin ketika

mesin dalam kondisi panas, dan katup thermostat yang membuka dalam

kondisi msin pada suhu kerja.

3. Mempercepat motor mencapai temperatur kerja.

Mempermudah pencapaian suhu kerja pada awal pengoperasian mesin.

4. Memanaskan ruangan di dalam ruang penumpang.

Pemanaskan ruangan di dalam ruang penumpang berlaku pada

negara negara yang mengalami musim dingin.

2.9 Komponen – komponen Sistem Pendingin

Sistem pendingin terdiri dari berbagai komponen yang berhubungan satu

dengan yang lain sehingga membentuk suatu kesatuan unit kerja. Dari berbagai

komponen tersebut, masing-masing komponen memiliki fungsi dan kegunaan

yang beragam. Komponen sistem pendingin adalah sebagai berikut :

2.9.1. Radiator

Radiator berfungsi sebagai alat untuk mendinginkan air pendingin yang

menyerap panas dari mesin dengan cara membuang panas tersebut melalui

22

siripsirip radiator. Air dari radiator tersebut dikirim ke bagian yang didinginkan

melalui selang radiator, baik dari radiator ke blok silinder ataupun dari blok

silinder ke radiator ( Ade, 2007 ).

Gambar 2.6 Radiator ( Ade, 2007 )

Konstruksi radiator memiliki 3 jenis komponen terdiri dari :

1. Tangki Atas.

Tangki atas berfungsi untuk menampung air panas dari mesin.

Tangki ini juga dilengkapi dengan lubang pengisian, pipa pembuangan

dan saluran masuk air dari mesin. Pipa pembuangan berhubungan

dengan tangki reservoir untuk membuang kelebihan air sehingga tidak

terdapat gelembung air dalam sistem.

23

2. Inti Radiator.

Inti radiator berfungsi untuk membuang panas dari air ke udara agar

temperatur menjadi lebih rendah dari sebelumnya. Inti radiator terdiri dari

pipapipa air untuk mengalirkan air dari tangki atas ke tangki bawah dan

sirip-sirip pendingin untuk membuang panas air yang ada pada pipa.

Gambar 2.7 Inti Radiator ( Ade, 2007 )

3. Tangki Bawah.

Tangki bawah berfungsi untuk menampung air yang telah

didinginkan oleh inti radiator dan selanjutnya disalurkan ke mesin melalui

kerja pompa. Selain itu tangki bawah juga berhubungan dengan saluran

pembuangan air pada saat dilakukan pengurasan air radiator.

2.9.2. Tutup Radiator

Tutup radiator adalah penutup lubang pengisian air radiator.

Fungsi tutup radiator antara lain :

24

1. Penutup radiator agar tidak terjadi kebocoran.

2. Membuat sistem menjadi bertekanan sehingga dapat mencegah terjadinya

penguapan air dalam sistem (fungsi relief valve) dan mempercepat

pencapaian suhu kerja mesin.

3. Untuk mengurangi tekanan apabila tekanan di dalam sistem berlebihan

sehingga dapat mencegah kerusakan dari bagian sistem.

4. Mengalirkan air dari radiator ke penampung atau reservoir dan memasukkan

kembali pada saat tekanan dalam radiator turun (fungsi katub vacum).

Gambar 2.8 Tutup Radiator ( Ade, 2007 )

2.9.3 Pompa air

Pompa air berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin dari radiator ke

silinder mesin. Pompa air yang digunakan dalam sistem pendingin Isuzu Panther

adalah pompa tipe sentrifugal yang akan dipasangkan pada bagian depan blok

silinder. Gerak putar pompa diperoleh dari putaran poros engkol melalui pully

yang dihubungkan dengan belt.

25

Gambar 2.9 Pompa Air ( Ade, 2007 )

2.9.4 Kipas Pendingin

Untuk memastikan aliran udara yang benar melalui inti radiator dan sekitar

mesin, pasangkan kipas dengan engkol mesin dan roda-roda puli. Kipas ini terdiri

dari sebuah daun atau bilah yang terbuat dari baja tipis atau bahan plastik. Ketika

baling-baling berputar, bilah (blade) menggerakan udara ke dalam unit mesin (

Ade, 2007 ).

Gambar 2.10 Kipas Pendingin ( Ade, 2007 )

26

2.9.5 Tangki Cadangan

Tangki cadangan (reservoir tank) dihubungkan ke radiator dengan selang

over flow. Apabila tempertur dan tekanan air pendingin naik menyebabkan cairan

pendingin berekpansi. Saat tekanan dan volume melebihi kemampuan kerja tutup

radiator maka cairan pendingin yang berlebihan akan dikirim ke reservoir.

Apabila temperatur turun, maka cairan pendingin yang ada di dalam tangki

cadangan akan kembali ke radiator. Hal ini untuk mencegah terbuangnya cairan

pendingin saat diperlukan agar jumlahnya tetap. Pada Isuzu Panther menggunakan

reservoir tank berbahan dasar plastik dan berwarna putih, hal ini dimaksudkan

untuk memudahkan dalam pengecekan volume air pendingin dalam radiator (

Ade, 2007 ).

Gambar 2.11 Tangki Cadangan ( Ade, 2007 )

2.9.6 Thermostat

Thermostat yang berfungsi untuk menahan air pendingin yang berada

didalam water jacket mesin agar bersirkulasi pada mesin saat suhu mesin masih

rendah, dan akan membuka saluran dari mesin ke radiator setelah temperatur kerja

mesin mencapai suhu idealnya. Pada umumnya efisiensi operasi mesin yang

27

tertinggi apabila temperaturnya kirakira pada 86˚– 80˚C, kerja Thermostat

tergantung oleh suhu, apabila suhunya naik maka thermostat membuka dan

sebaliknya (Legiman, Fahmi, 2014).

Gambar 2.12 Thermostat (Ade, 2007)

2.9.7 Pipa-Pipa Saluran

Pemasangan saluran pendingin memerlukan pipa saluran yang fleksibel,

seperti saluran utama bagian atas dan bagian bawah radiator serta saluran bypass

dan saluran lainnya bisa digunakan untuk memindahkan zat pendingin menuju

atau keluar dari mesin. Saluran radiator membentuk suatu hubungan fleksibel

dengan mesin dan radiator, sehingga memungkinkan untuk disirkulasikan dan

meredam dari getaran mesin yang bergerak. Pipa atau selang terbuat dari karet,

agar dapat menjaga kestabilan temperatur, dan tekanan dalam sistem (Daryanto,

2002).

28

Bagian luar selang dibalut dengan selang penjepit yanr berfungsi: membalut

permukaan, menjaga tekanan dalam sistem dengan menahan kelenturanya dan

menjadi peredam suhu dalam sistem pendinginan (Daryanto, 2002).

Gambar 2.13 Pipa Radiator (Juan Prasetyadi, 2016)

2.9.8 Water Temperature Switch

Water Temperature Switch terpasang pada saluran inlet sebelum

thermostat. Fungsi dari komponen ini yaitu mengukur suhu temperatur mesin.

Cara kerjanya yaitu apabila kunci kontak ON mesin bekerja namun temperatur

air masih dibawah 92˚C, Water Temperature Switch pada keadaan ini tahanan

pada water Temperature Switch akan tinggi sehingga jarum pada thermometer

pada dash bord bergerak ke bawah.

29

Gambar 2.14 Water Temperatur Switch ( Ade, 2007 )

2.10 Prinsip Sistem Pendingin

Prinsip kerja sistem pendingin adalah sirkulasi air pendingin dimulai dari

radiator kemudian air ditekan oleh pompa air dan dikirim ke kantong-kantong

(water jacket) pada silinder mesin, pompa ini terpasang pada bagian depan dari

mesin dan digerakkan oleh poros engkol melalui V-belt. Air yang berada di water

jacket berfungsi untuk mendinginkan mesin. Jumlah debit air dalam water jacket

harus selalu dalam keadaan penuh dan tidak boleh terdapat gelembung air yang

dapat mengakibatkan penguapan.

Saat mesin hidup (dalam kondisi dingin) air pendingin dalam radiator tidak

dapat bersirkulasi karena adanya termostat. Keadaan ini akan mempercepat proses

naiknya temperatur kerja mesin. Katub Thermostat akan membuka penuh apabila

suhu air telah mencapai suhu kerja mesin sekitar 82 ˚C – 90 ˚C. Terbukanya katup

Thermostat menyebabkan air pendingin dapat bersirkulasi dan mendinginkan

mesin dan mempertahankan suhu kerja mesin. Air yang telah menyerap panas

mesin mengalir menuju radiator melalui selang atas dan didinginkan dengan

30

persinggungan udara yang dilewatkan pada sirip-sirip yang menyelubungi pipa

air. Apabila tekanan pada sistem pendingin mesin berlebihan maka tutup radiator

akan mengalirkan air menuju reservoir tank.

Air yang telah didinginkan dalam radiator kemudian ditekan oleh pompa air

kembali menuju water jacket dalam silinder dan mengambil panas dari mesin dan

bersirkulasi menuju kepala silinder dan kembali ke thermostat menuju saluran

masuk untuk di dinginkan pada radiator oleh kerja kipas pendingin. Demikian

seterusnya siklus kerja dalam sistem pendingin mesin Isuzu Panther untuk

mempertahankan suhu kerja antara 820C sampai dengan 900C sehingga dapat

menghasilkan tenaga yang optimal dari mesin.

2.11 Tinjauan Pustaka

Menurut Seta Samsiana dan Muhammad Ilyas Sikki, 2014 Meneliti tentang

Analisi Pengaruh Bentuk Permukaan Piston Model Kantur Radius Dan

Gelombang Sinus Terhadap Kinerja Motor Bensin Secara garis besar motor

bensin tersusun oleh beberapa komponen utama meliputi : blok silinder (cylinder

block), kepala silinder (cylinder head), poros engkol (crank shaft), torak (piston),

batang piston (connecting rod), roda penerus (fly wheel), poros cam (cam shaft)

dan mekanik katup (valve mechanic).

Menurut Tulus Burhanuddin Sitorus, 2009 Meneliti tentang Tinjauan

Teoritis Performa Mesin Berteknologi VVT-i adalah teknologi pembakaran

pengaturan katup. Perbedaan mendasar dimiliki oleh sistem VVT-i adalah asupan

cam rotasi tidak perlu sama persis dengan rotasi mesin. Pada mobil tanpa sistem

31

VVT-i, intake cam hanya membuat satu pola pembukaan katup mesin tidak bisa

memaksimalkan tenaga mesin saat dibutuhkan dan tenaga yang besar tidak bisa

meminimalkan bahan bakar yang digunakan saat daya yang dibutuhkan tidak

besar. Sementara di dalam mobil dengan mesin VVT-I Teknologi, ketika

pengemudi membutuhkan kekuatan yang lebih besar, mekanisme katup akan

diatur demikian torsi mesin dapat ditingkatkan. Sebaliknya, saat itu hanya

membutuhkan tenaga mesin sedikit, Mekanisme katup akan diatur sehingga bahan

bakar yang digunakan jauh lebih sedikit dan tentu saja hasilnya pembersih gas

buang

Menurut Dwi Randa Ariga, dkk (2015), Perbandingan Penggunaan Aditif

Pada Sistem Pendingin Air Terhadap Tingkat Panas Mesin Mobil Toyota Avanza

1,3 G M/T, Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental untuk

mengetahui perbandingan temperatur kerja mesin dari penggunaan beberapa jenis

aditif coolant dan air biasa. Air pendingin yang digunakan adalah Toyota Long

Life Coolant, Dex Coolcoolant, Top 1 Coolant, dan Air biasa. Pengujian ini

dilakukan pada putaran 800 RPM, 1500 RPM dan 2500 RPM. Objek dari

penelitian ini adalah mobil Toyota avanza 1,3 G M/T. Data hasil penelitian akan

diolah menggunakan rumus perbandingan persentase. Dari hasil penelitian

diperoleh bahwa, tingkat tertinggi setelah diambil rata-rata dari setiap putaran

mesinnya adalah terletak pada penggunaan air biasa, dimana air biasa memiliki

rata-rata temperatur sebesar 96,1OC atau mengalami kenaikan sebesar 1,131%

pada setiap putaran mesinnya. Kemudian disusul coolant dengan merek Top 1

Coolant, yaitu memiliki temperatur rata-rata sebesar 93,6˚C ata

32

u mengalami kenaikan sebesar 1,101% pada setiap putaran mesinnya. Kemudian

diikuti dengan coolant merek Dex Coolcoolant, dimana memiliki temperatur rata-

rata sebesar 91,3˚C atau mengalami kenaikan sebesar 1,074% pada setiap putaran

mesinnya. Kemudian yang memiliki kenaikan temperatur paling rendah adalah

coolant merek Toyota Super Long Life Coolant (SLLC) dengan temperatur rata-

rata sebesar 91˚C atau mengalami kenaikan sebesar 1,070% pada setiap putaran

mesinnya.

Berdasarkan Hasan Maksum, Toto Sugiarto, Nico L. H. Saragih (2017)

Pengaruh Variasi Cairan Pendingin (Coolant) Terhadap Efektivitas Radiator Pada

Engine Diesel, Penelitian ini dilakukan menggunakan mobil Mitsubishi Colt L300

Pick-up tahun 2003. Adapun sampel cairan pendingin (coolant) yang digunakan

yaitu air, Mitsubishi Long Life Coolant, TOP1 Super Coolant, dan Prestone.

Pengujian efektivitas dilakukan pada putaran konstan 1500 rpm dan dalam waktu

5 me nit, 10 menit dan 15 menit. Pengambilan data dilakukan 2 kali untuk setiap

penggunaan coolant. Nilai efektivitas radiator pada penggunaan Mitsubishi LLC

0,1943 atau lebih tinggi 0,0094 (5,08%). Nilai efektivitas radiator pada

penggunaan TOP1 SC 0,1965 atau lebih tinggi 0,0116 (6,27%). Sedangkan nilai

efektivitas radiator pada penggunaan Prestone 0,2001 atau lebih tinggi 0,0152

(8,22%) dibandingkan dengan efektivitas radiator pada penggunaan air sebagai

coolant.

Sedangkan menurut Wiji, Lestari, Harini (2017) Analisa Pengaruh Sistem

Pendingin Terhadap Mesin Bensin Xenia Type Xi 1300 Cc 4 Silinder 16 Valve (

K3 – De Dohc ) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

33

pengaruh sistem pendingin terhadap perputaran mesin baik pada saat kondisi

pompa normal maupun pada saat kondisi tidak normal. Kapasitas aliran air tawar

(Qfw) pada kondisi pompa normal sebesar 0,0005 m3/menit dengan massa jenis ρ

= 971,95 kg/m3 maka massa aliran air tawar permenit adalah 0,48597 kg/menit.

Sedangkan Kapasitas aliran air tawar (Qfw) pada kondisi pompa tidak normal

sebesar 0,0003 m3/menit dengan massa jenis ρ = 968,62 kg/m3 maka massa

aliran air tawar permenit adalah 0,290586 kg/menit.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Alur Penelitian

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian.

Hasil dan Pembahasan

Pengaruh Penggunaan Media

Pendingin Air Aquades dan

Radiator Coolant Merk Xtrakool

Terhadap Temperatur Mesin

Pada Mobil Toyota Avanza VVT-i

Tahun 2010”

Persiapan Alat dan Bahan

Kesimpulan dan Saran

Mulai

Selesai

Studi Pustaka

35

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Pada pengujian temperatur mesin alat uji yang digunakan adalah :

1. Multiscan

Scaner digunakan untuk melihat temperatur mesin saat mesin bekerja,

terlihat pada Gambar 3.2, data teknis scanner Hanatech terlihat pada table 3.1.

Gambar 3.2 Multiscan

A. Hardware - CPU : 16bit, 33MHz

- RAM : 1 Mbyte ( SRAM ) - Program Cartridge Memory :128Mbytes Flash Memory - Display : 320 x 240 Monochrome Graphic LCD with Back Light - Key Pad : 20 membrane keys , embossing lype - Serial Port : USB and RS232 - Printer : general PC Printer - Power : DC 8-18v, 800mA or hig her

B. Environmental specification

- Indoor use only - Operating temperature : Max 50˚C / 122˚F - Maximum relative humidity : 80% (up to 31˚C/88˚F) and 50% (40˚C/104˚F or higher) - Instaliation overvoilage calegories : CAT II - Maximum measurable voilage : DC 30V Max - Polution degree 2 - Max Alitude : Up to 2000m

36

C. Mechanical Dimensions

- Length : 222mm / 9” - Width : 187mm / 7.5 ” - Heiht : 51mm / 2” - Weight : 950g / 2.1 ib (head unit only) - Body Color : Dark Grey - Safety Boot Color : Blue

Tabel 3.1. Data teknis scanner Hanatech.

2. Stopwacth

Stopwatch digunakan untuk mengukur waktu pada saat pengujian

temperatur mesin pada Engine Stand, terlihat pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 Stopwacth

3. Thermometer

Thermometer digunakan untuk mengukur suhu ruangan bengkel tempat

pengujian temperatur mesin, terlihat pada gambar 3.4

Gambar 3.4 Thermometer

37

3.2.2 Bahan

Bahan yang diperlukan adalah :

1. Engine Stand

Engine stand menggunakan mesin mobil Toyota Avanza VVT-i tahun 2010

dengan spesifikasi terlihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Data teknis Toyota Avanza VVT-i tahun 2010 (PT. Toyota Astra

Motor).

No Data Mesin Spesifikasi

1 Tipe Mesin 4 Silinder segaris

2 Mekanisme Katup 16-Valve DOHC

3 Volume Silinder 1.297 cc

4 Daya Maksimum 63 kw pada 6000 rpm

5 Torsi Maksimum 117 Nm pada 3200 rpm

Untuk lebih jelas Engine Stand Toyota Avanza terlihat pada Gambar 3.5

Gambar 3.5 Engine Stand

38

2. Bahan Bakar Pertamax

Bahan bakar pertamax merupakan bahan bakar yang di gunakan dalam

pengujian, terlihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6 Bahan Bakar Pertamax 92

3. Air Aquades

Air Aquades sebagai bahan media pendingin mesin yang akan di gunakan

dalam pengujian, terlihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 Air Aquades

39

4. Radiator Coolant Merk XtraKool

Radiator coolant merk XtraKool sebagai media pendingin akan di gunakan

dalam perbandingan temperatur mesin dalam pengujian, terlihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8 Radiator Coolant XtraKool

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode, yaitu :

1. Metode Literatur

Pada metode ini penulis melakukan pengumpulan data dengan cara

mengumpulkan data-data dari internet, baik buku referensi maupun jurnal-jurnal

yang relevan terkait dengan topik penelitian yang di bahas.

2. Metode Interview

Pada metode ini penulias melakukan pengumpulan data yang digunakan

untuk mendapatkan keterangan atau pendirian responden melalui tanya jawab

langsung kepada dosen pembimbing.

3. Metode Eksperimen

Pada metode ini penulis melakukan pengumpulan data dengan cara

melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu

yang dipelajari.

40

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan pada pengujian temperature mesin,

yaitu :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini yaitu penggunaan media pendingin

menggunakan air Aquades dan media pendingin radiator coolant merk XtraCool

dengan menggunakan variasi putaran mesin 1000 rpm, 1500 rpm, 2000 rpm, dan

2500 rpm.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah temperatur mesin yang akan

dihasilkan di dalam pengujian temperatur mesin.

3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu temperatur awal mesin 70˚C

dengan suhu ruangan 30˚C, oli mesin menggunakan oli pertamina mesran super

SAE 20W-50, dan menggunakan busi Denso tipe K20PR-110 dengan celah busi

0,8 mm.

3.5 Proses Pengambilan Data

Proses pengambilan data perbedaan temperatur mesin dengan media

pendingin cairan Aquades di bandingkan dengan radiator coolant merk XtraCool.

Bahan bakar yang digunakan adalah pertamax dengan temperatur awal mesin 70˚

C dan suhu ruang 30˚ C. Pengujuan dilakukan dengan variasi putaran mesin 1000

rpm, 1500 rpm, 2000 rpm, dan 2500 rpm dengan waktu 60 detik setiap putaran

mesinnya pada mesin Toyota Avanza VVT-i Tahun 2010. Adapun langkah –

langkah dalam proses penelitian sebagai berikut :

1. Menyiapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam

pengujian.

2. Untuk pengujian pertama kali menggunakan media pendingin air

aquades, seperti terlihat pada Gambar 3.9, sedangkan untuk pengujian kedua

41

menggunakan media pendingin radiator coolant merk xtrakool terliha pada

Gambar 3.10.

Gambar 3.9 Media Pendingin Air Aquades

Gambar 3.10 Radiator Coolant Merk Xtrakool

3. Siapkan thermometer untuk mengukur suhu ruangan bengkel tempat dilakukan

pengujian.

4. Isi bahan bakar pertamak pada tangki engine stand yang akan digunakan untuk

pengujian, telihat pada Gambar 3.11.

42

Gambar 3.11 Pengisian Pertamax

5. Pasang konektor scanner pada konektor diagnostic throuble code (DTC)

mesin, posisikan kontak di posisi On lalu pilih jenis mobil pada scanner terlihat

pada Gambar 3.12 dan pilih menu engine control, terlihat pada Gambar 3.13

Gambar 3.12 Jenis Kendaraan

43

Gambar 3.13 Engine Control

6. Selanjutnya pilih current data agar terlihat temperatur mesin dan putaran

mesin pada scanner tersebut setelah mesin dihidupkan, terlihat pada Gambar 3.14

Gambar 3.14 Current Data

7. Kemudian nyalakan mesin agar scaner mulai membaca temperatur mesin

dan putaran mesin yang akan di ujikan. Panaskan mesin mencapai temperatur

awal mesin yang akan di ujikan yaitu 70 ˚C.

8. Sambil menunggu mesin sampai temperatur yang di tentukan, siapkan

stopwacth yang akan digunakan untuk menghitung lamanya pengujian temperatur

mesin yaitu 60 detik setiap pengujian dengan variasi putaran mesin masing-

masing.

44

9. Jika temperatur sudah mencapai 70 ˚C, selanjutnya tekan tombol mulai pada

stopwacth untuk melakukan pengujian selama 60 detik.

10. Setelah 60 detik lalu foto data pada layar scanner untuk mengetahui hasil

temperatur mesin tersebut, terlihat pada gambar 3.14

Gambar 3.14 Hasil Pengujian Pada Setiap RPM

11. Selanjutnya catat temperatur mesin yang dihasilkan pada tabel pengujian.

12. Selanjutnya matikan mesin dan diamkan mesin hingga temperatur mesin

menurun sampai kembali ke 70 ˚C untuk melakukan pengujian pada putaran

mesin selanjutnya yang akan di ujikan.

13. Setelah kurang lebih 15 menit, cek kembali temperatur mesinnya dengan

menghidupkan mesin dan melihat temperatur pada layar scanner.

14. Jika temperatur sudah menurun sampai 70 ˚C, maka siapkan stopwatch

untuk kembali melakukan pengujian temperatur mesin pada putaran mesin

selanjutnya.

15. Jika pengujian temperatur mesin dengan media pendingin air aquades sudah

selesai, maka tunggu sampai mesin dingin dan air pendingin di ganti dengan

radiator coolant merk xtrakool.

16. Selanjutnya lakukanlah pengujian kembali dengan urutan cara pengambilan

data seperti cara di atas untuk pengambila data setiap putaran mesin yang akan di

ujikan.

45

3.6 Metode Analisa Data

Data hasil pengujian perbedaan tingkat panas mesin dengan media

pendingin air aquades dan radiator coolant merk XtraCool menggunakan bahan

bakar pertamax menggunakan variasi putaran mesin 1000 rpm, 1500 rpm, 2000

rpm, dan 2500 rpm pada mesin Toyota Avanza VVT-i Tahun 2010 dianalisis

dalam bentuk tabel dan grafik menggunakan software Microsoft Word dan

Microsoft Excel.

46

BAB IV

HASIL DAN PERHITUNGAN PENGUJIAN

Bab ini berisikan tentang data yang disajikan dalam bentuk tabel dan

grafik pengujian perbedaan temperatur mesin menggunakan media pendingin air

aquades dibandingkan dengan radiator coolant merk xtrakool dan menggunakan

pertamax sebagai bahan bakar dengan variasi putaran mesin 1000 rpm, 1500 rpm,

2000 rpm, dan 2500 rpm pada mesin Toyota Avanza VVT-i Tahun 2010.

4.1. Data Hasil Pengujian

Pengujian temperatur mesin menggunakan media pendingin air aquades di

bandingkan radiator coolant merk xtrakool dan pertamax sebagai bahan bakar

dengan variasi putaran mesin 1000 rpm, 1500 rpm, 2000 rpm, dan 2500 rpm tanpa

pembebanan. Hasil pengujian akan dibandingkan untuk mengetahui peningkatan

atau penurunan temperatur mesin yang terjadi. Hasil grafik pengujian perbedaan

temperatur mesin dengan menggunakan media pendingin air aquades di

bandingkan radiator coolant merk xtrakool dengan variasi putaran mesin 1000

rpm, 1500 rpm, 2000 rpm, dan 2500 rpm, terlihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Hasil pengujian temperatur mesin menggunakan media

pendingin air aquades dibandingkan radiator coolant merk xtrakool dengan putaran mesin.

65

70

75

80

85

1000 1500 2000 2500

Te

mp

era

tur

Me

sin

( ˚

C )

Putaran Mesin ( rpm )

XTRAKOOL

AQUADES

47

Berikut ini adalah hasil pengujian temperatur mesin menggunakan media

pendingin air aquades dengan variasi putaran mesin, terlihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil pengujian temperatur mesin menggunakan media pendingin air aquades dengan variasi putaran mesin. Waktu Rata-rata (detik)

Temperatur Awal (˚C)

Temperatur Ruang (˚C)

Putaran Mesin (rpm)

Hasil Pengujian (˚C)

Rata-rata Temperatur (˚C)

60

70

30

1000

75 76 76

75,6

60

70

30

1500

77 77 77

77

60

70

30

2000

79 79 79

79

60

70

30

2500

83 83 83

83

Sedangkan hasil pengujian temperatur mesin dengan menggunakan media

pendingin radiator coolant merk xtrakool dengan variasi putaran mesin, terlihat

pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil pengujian temperatur mesin dengan menggunakan media pendingin radiator coolant merk xtrakool dengan variasi putaran mesin. Waktu Rata-rata (detik)

Temperatur Awal (˚C)

Temperatur Ruang (˚C)

Putaran Mesin (rpm)

Hasil Pengujian (˚C)

Rata-rata Temperatur (˚C)

60

70

30

1000

74 74 74

74

60

70

30

1500

76 76 76

76

60

70

30

2000

78 78 78

78

60

70

30

2500

81 81 81

81

48

4.2. Perhitungan Temperatur Mesin

4.2.1. Perhitungan prosentase perbedaan temperatur mesin

Perhitungan prosentase perbedaan temperatur mesin dengan media pendingin air

aquades di bandingkan radiator coolant merk xtrakool dengan menggunakan

variasi putaran mesin 1000 rpm, 1500 rpm, 2000 rpm, dan 2500 rpm sebagai

berikut :

1. Perhitungan prosentase perbedaan temperatur mesin pada putaran mesin 1000

rpm.

Temperatur mesin =temp. mesin aquades − temp. mesin extrakool

temp. mesin aquades� 100%

Temperatur mesin =75,6 − 74

75,6� 100%

Temperatur mesin = 2,116%

2. Perhitungan prosentase perbedaan temperatur mesin pada putaran mesin 1500

rpm.

Temperatur mesin =temp. mesin aquades − temp. mesin extrakool

temp. mesin aquades� 100%

Temperatur mesin =77 − 76

77� 100%

Temperatur mesin = 1,298%

49

3. Perhitungan prosentase perbedaan temperatur mesin pada putaran mesin 2000

rpm.

Temperatur mesin =temp. mesin aquades − temp. mesin extrakool

temp. mesin aquades� 100%

Temperatur mesin =79 − 78

79� 100%

Temperatur mesin = 1,265%

4. Perhitungan prosentase perbedaan temperatur mesin pada putaran mesin 2500

rpm.

Temperatur mesin =temp. mesin aquades − temp. mesin extrakool

temp. mesin aquades� 100%

Temperatur mesin =83 − 81

83� 100%

Temperatur mesin = 2,409%

4.3. Analisa Hasil Penelitian Perbedaan Temperatur Mesin

Dari hasil penelitian perbedaan temperatur mesin dengan media pendingin

air aquades di bandingkan radiator coolant merk xtrakool dengan menggunakan

variasi putaran mesin 1000 rpm, 1500 rpm, 2000 rpm, media oli pelumas Mesran

Super SAE 20W-50, bahan bakar pertamax, temperature mesin 70 ˚C, temperatur

ruang 30 ˚C, busi standar denso tipe K20PR-110 tanpa beban pada mesin dapat

disimpulkan sebagai berikut :

50

1. Terjadi penurunan temperatur mesin menggunakan radiator coolant merk

xtrakool di bandingkan air aquades pada putaran 1000 rpm sebesar 2,116 %.

2. Terjadi penurunan temperatur mesin menggunakan radiator coolant merk

xtrakool di bandingkan air aquades pada putaran 1500 rpm sebesar 1,298 %.

3. Terjadi penurunan temperatur mesin menggunakan radiator coolant merk

xtrakool di bandingkan air aquades pada putaran 2000 rpm sebesar 1,165 %.

4. Terjadi penurunan temperatur mesin menggunakan radiator coolant merk

xtrakool di bandingkan air aquades pada putaran 2500 rpm sebesar 2,409 %.

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dengan demikian hasil kesimpulan penelitian menunjukan terjadinya

penurunan temperatur mesin menggunakan media pendingin radiator coolant

merk xtrakool dibanding air aquades dengan variasi putaran mesin 1000 rpm,

1500 rpm, 2000 rpm, dan 2500 tanpa pembebanan mesin. Penurunan temperatur

mesin tertinggi menggunakan media pendingin radiator coolant merk xtrakool

dibanding air aquades pada putaran mesin 2500 rpm sebesar 2,409 % dengan

temperatur mesin 81˚C dan penurunan tempertaur mesin terendah pada putaran

mesin 2000 rpm sebesar 1,265 % dengan temperatur 78 ˚C.

5.2. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini yaitu :

1. Masih bisa dikembangkan dengan menggunakan media pendingin jenis

lainnya agar dapat mengetahui tingkat panas temperatur mesin yang ideal.

2. Penelitian ini masih bisa dikembangkan dengan putaran mesin yang lebih

tinggi.

52

DAFTAR PUSTAKA

Ade irfan S., 2007. Analisis Sistem Pendinginan pada Isuzu Panther. Laporan

Proyek Akhir Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang.

Dwi Randa Ariga, Martias, Toto Sugiarto, 2015. Perbedaan Penggunaan Aditif

Pada Sistem Pendingin Air Terhadap Tingkat Panas Mesin Mobil Toyota

Avanza 1,3 G M/T. Jurnal Teknik Otomotif, Fakultas Teknik Universitas

Negeri Padang, Sumatra.

Daryanto. 2002. “Pemeliharaan Sistem Pendingin dan Sistem Pelumasan Mobil”.

Bandung: Krama Widya

Juan Prasetyadi, 2016. Komponen Komponen Sistem Pendingin Air,

http://www.teknik-otomotif.com/2016/08/komponen-komponen-sistem-

pendinginan-air.html?=1#, diakses pada 9 Juni2020 pukul 18.00 wib.

Legiman & Fahmi Sulaiman, 2014. Perawatan dan Perbaikan Sistem Pendingin

Mesin Mitsubishi Galant 2500 cc. Jurnal Teknovasi, 1(1), Politeknik LP3I

Medan.

Machmud Setiadi, 2010. Analisis Variasi Derajat Pengapian Terhadap Kinerja

Mesin. Jurnal Teknik Mesin Universitas Janabadra, Yogyakarta.

Hasan Maksum, Toto Sugiarto, Nico Saragih, 2017. Pengaruh Variasi Cairan

Pendingin (Coolant) Terhadap Efektivitas Radiator Pada Engine Diesel.

Jurnal Teknik Otomotif Universitas Negeri Padang.

PT. Pertamina Indonesia, 2012. Pengertian Dan Keunggulan Bahan Bakar

Premium, Jakarta Indonesia.

PT. Pertamina Indonesia, 2020. BBM RETAIL Bahan Bakar Bermesin Bensin,

Jakarta Indonesia.

Ruswid, 2008. Modul 4 Elecronic Fuel Injection EFI.

Sadar Wahjudi, 2017. Analisis Pencampuran Bahan Bakar Premium – Pertamax

Terhadap Kinerja Mesin Konvensional. Jurnal Teknik Mesin Politeknik

Negeri Malang.

Tulus Burhanuddin Sitorus, 2009. Tinjauan Teoritis Performansi Mesin

Berteknologi VVT-i. Vol. 1, No. 05, Hal 17-29.

53

Seta Samsiana Dan Muhammad Ilyas Sikki, 2014. Analisis Pengaruh Bentuk

Permukaan Piston Model Kontur Radius Gelombang Sinus Terhadap

Kinerja Motor Bensin. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, 2(1), Universitas Islam

45, Bekasi.

Wawan Sukma Pribadi, 2017. Analisis Sistem Pendingin Yamaha Vixion. Jurnal

Fakultas Teknik Universitas Nusantara PGRI Kediri.

Wiji, Lestari, Harini, 2017. Analisa Pengaruh Sistem Pendingin Terhadap Mesin

Bensin Xenia Type XI 1300 Cc 4 Silinder 16 Valve (K3 – DE DOHC),

Jurnal Kajian Teknik Mesin, 2(1), Universitas 17 Agustus 1945, Jakarta.

54

LAMPIRAN A

Hasil Pengujian Temperatur Mesin Menggunakan Media Pendingin Air Aquades dan Radiator Coolant Merk Xtrakool

No Putaran Mesin (Rpm)

Waktu Pemakaian

(Detik)

Temperatur Mesin 0C dengan

Aquades(T1)

Temperatur Mesin 0C dengan

Xtrakool(T2)

Rata –

Rata 0C

(T1)

Rata –

Rata 0C

(T2) 1. 1000

60 detik

75 74 75,6

74

1000 76 74 1000 76 74

2. 1500 77 76 77

76 1500 77 76

1500 77 76 3. 2000 79 78

79

78 2000 79 78 2000 79 78

4. 2500 83 81 83

81 2500 83 81

2500 83 81

55

Lampiran A.3 : Lembar Pembimbingan Tugas Akhir

LEMBAR PEMBIMBINGAN TUGAS AKHIR

NAMA : Hanif Fajar Budiman NIM : 17021009 Produk Tugas Akhir : Engine Stand Judul Tugas Akhir : Pengaruh Penggunaan Media Pendingin Air Aquades

dan Radiator Coolant Merk Xtrakool Terhadap Temperatur

Mesin Pada Mobil Toyota Avanza VVT-i Tahun 2010

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA

2020

31

56

57

58

59


Recommended