+ All Categories
Home > Documents > PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Date post: 27-Nov-2023
Category:
Upload: independent
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
13
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Farida Yufarlina Rosita IAIN Surakarta Email: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan menghasilkan media pembelajaran berbicara untuk siswa kelas IV SD berupa software yang dilengkapi dengan panduan sebagai bahan pendukung dalam mengoperasikan media pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua model pengembangan, yaitu model R2D2 dan model Dick and Carey dengan sifat saling melengkapi. Validasi dilakukan oleh tiga ahli dan satu praktisi dalam bidangnya, serta uji coba lapangan kepada siswa untuk mendapatkan produk yang akurat. Poin-poin yang divalidasi adalah isi, penyajian, dan kelayakan bahasa. Nilai terakhir hasil validasi media pembelajaran adalah 87,33%, sedangkan hasil validasi buku panduan adalah 92,5%. Berdasarkan kualifikasi yang telah ditentukan, media pembelajaran ini memenuhi kualifikasi nilai 85-100%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media ini sangat layak digunakan siswa kelas IV SDN 2 Sukosari, Dagangan, Madiun. Kata kunci: pengembangan, media pembelajaran, berbicara Abstract This research was conducted to produce a speaking learning media for fourth grade students in the form of software equipped with the guide as supportive material in operating the media. This research was conducted by using two models: R2D2 and Dick and Carey development models in mutually complementing characteristics. Three points validated in this research are content, performance, and language appropriateness which is conducted by three experts and a practitioner of the field, and proper test to the students to gain the accuracy of the product. The score as the result of media validation is 87,33%, while the guide book validation is 92.5%. Based on the predetermined qualification, this learning media is fulfilling the qualification score of 85-100%. Thus, it can be concluded that this media is appropriate to be used by the fourth grade students of SDN 2 Sukosari, Dagangan, Madiun. Keywords: development, learning media, speaking PENDAHULUAN Berbicara merupakan hal penting karena digunakan sebagai bentuk Komunikasi antarmanusia. Berbicara juga merupakan suatu bentuk yang paling unik karena menyangkut berbagai masalah yang sangat kompleks. Hal ini diperkuat oleh Djiwandono (1996:68) yang menyatakan bahwa berbicara adalah kemampuan yang aktif produktif karena dalam berbicara dituntut prakarsa nyata dalam menggunakan bahasa untuk mengungkapkan diri secara lisan. Selain itu, berbicara sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat untuk menyampaikan suatu maksud, belajar dengan orang lain, berbagi pengalaman, bekerja sama, dan meningkatkan kemampuan intelektual dan kesastraan. 25
Transcript

25

Farida Yufarlina Rosita, PEngembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Berbicarabagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

25

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIFUNTUK PEMBELAJARAN BERBICARA

BAGI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Farida Yufarlina RositaIAIN Surakarta

Email: [email protected]

AbstrakPenelitian ini bertujuan menghasilkan media pembelajaran berbicara untuk siswa kelas

IV SD berupa software yang dilengkapi dengan panduan sebagai bahan pendukung dalammengoperasikan media pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua modelpengembangan, yaitu model R2D2 dan model Dick and Carey dengan sifat saling melengkapi.Validasi dilakukan oleh tiga ahli dan satu praktisi dalam bidangnya, serta uji coba lapangankepada siswa untuk mendapatkan produk yang akurat. Poin-poin yang divalidasi adalah isi,penyajian, dan kelayakan bahasa. Nilai terakhir hasil validasi media pembelajaran adalah87,33%, sedangkan hasil validasi buku panduan adalah 92,5%. Berdasarkan kualifikasi yangtelah ditentukan, media pembelajaran ini memenuhi kualifikasi nilai 85-100%. Dengan demikian,dapat disimpulkan bahwa media ini sangat layak digunakan siswa kelas IV SDN 2 Sukosari,Dagangan, Madiun.

Kata kunci: pengembangan, media pembelajaran, berbicara

AbstractThis research was conducted to produce a speaking learning media for fourth grade

students in the form of software equipped with the guide as supportive material in operatingthe media. This research was conducted by using two models: R2D2 and Dick and Careydevelopment models in mutually complementing characteristics. Three points validated inthis research are content, performance, and language appropriateness which is conductedby three experts and a practitioner of the field, and proper test to the students to gain theaccuracy of the product. The score as the result of media validation is 87,33%, while theguide book validation is 92.5%. Based on the predetermined qualification, this learningmedia is fulfilling the qualification score of 85-100%. Thus, it can be concluded that thismedia is appropriate to be used by the fourth grade students of SDN 2 Sukosari, Dagangan,Madiun.

Keywords: development, learning media, speaking

PENDAHULUANBerbicara merupakan hal penting

karena digunakan sebagai bentukKomunikasi antarmanusia. Berbicara jugamerupakan suatu bentuk yang paling unikkarena menyangkut berbagai masalah yangsangat kompleks. Hal ini diperkuat olehDjiwandono (1996:68) yang menyatakanbahwa berbicara adalah kemampuan yang

aktif produktif karena dalam berbicaradituntut prakarsa nyata dalam menggunakanbahasa untuk mengungkapkan diri secaralisan. Selain itu, berbicara sangat pentingdalam kehidupan bermasyarakat untukmenyampaikan suatu maksud, belajardengan orang lain, berbagi pengalaman,bekerja sama, dan meningkatkankemampuan intelektual dan kesastraan.

25

JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), Volume 1, Nomor 1, Mei 2015, hal. 25-37

26

Berbicara bukanlah hal yang sulit jikadilakukan dalam situasi informal, sepertibersenda gurau dan sekedar ngobrol.Namun, keterampilan berbicara dalamforum formal akan terasa sangat sulit danmenjadi masalah besar jika dilakukan padaseseorang yang belum terlatih. Orang yangmahir berbicara pun belum tentu bisa menjadipembicara yang baik di depan publik.

Pembelajaran berbicara diajarkansejak siswa duduk di bangku sekolah dasardengan tujuan agar siswa dapatmenyampaikan buah pikiran, gagasan danide dengan bahasa yang dapat dipahamiorang lain dengan tingkat kebahasaansesuai dengan karakter umur dankelompok kelas siswa bersangkutan(Rosita, 2011: 3). Lebih lanjut, Gani(1987:310) menjelaskan bahwa tujuanpembelajaran berbicara adalah untukmenumbuhkan kemampuan siswa untukberbicara secara lancar denganmenggunakan kalimat dan kosakata yangbenar serta tepat sesuai dengan kaidahtata bahasa, tempat, dan situasi. Secaralebih khusus, tujuan pembelajaran berbicarauntuk siswa sekolah dasar adalahmenumbuhkan penguasaan kemampuansiswa untuk menggunakan struktur sertakosa kata bahasa Indonesia dalamkomunikasi yang normal pada suatupembicaraan di antara penutur-penuturbahasa Indonesia.

Dengan berbicara, segala unek-unek,gagasan, ide, dan pendapat akantersampaikan. Dengan melatih siswa aktifdalam pembelajaran berbicara, maka akandihasilkan manusia-manusia unggul danberhasil di kemudian hari. Akan tetapi,selama ini masih banyak siswa yang belumikut berperan aktif dalam kegiatan berbicaradi kelas, baik untuk mengungkapkanpendapat, bertanya, ataupun menjelaskankembali pelajaran yang telah diterimanya.

Sebenarnya, kemampuan berbicara siswasudah cukup baik, namun siswa masihkesulitan dalam mengungkapkan sebuah ide.Hal tersebut karena kurangnya rasa percayadiri dan kurang keberanian dalam berbicara.Siswa lebih sering mengabaikan ketika gurumengajarkan keterampilan berbicara. Halini karena siswa menganggap bahwaketerampilan berbicara sangat mudah,sehingga tidak perlu dipelajari dan gurutidak mempunyai materi yang bervariasidalam mengajarkan keterampilan berbicara.

Penelitian ini bertujuan untukmenghasilkan multimedia interaktif dalampembelajaran berbicara untuk siswa SD/MIkelas IV yang dikemas dalam CD (compactdisc) dalam bentuk software yang berisimateri singkat, contoh, latihan, quiz, dantugas-tugas berbicara untuk siswa SD kelasIV. Media pembelajaran ini dikembangkandari segi isi, penyajian, dan kelayakan bahasa.Dari segi ini, indikator media pembelajaranyang dikembangkan adalah (a) kesesuaianmedia pembelajaran dengan materi,(b) kemudahan isi media pembelajaran,(c) kesesuaian isi media pembelajaranberbicara dengan KD-KD dalam standar isi,(d) kesesuaian isi media pembelajaranberbicara, (e) keaktualan isi mediapembelajaran berbicara dilihat dari kebutuhansiswa, (f) kejelasan petunjuk yang menyertaimedia, dan (g) kemanfaatan mediapembelajaran. Dari segi penyajian, indikatormedia pembelajaran yang dikembangkan yaitu(a) kevariasian materi, (b) ketersediaanpembangkit motivasi, (c) keruntutan dankonsistensi konsep, (d) keotentikan materi,(e) keaktualan contoh-contoh dalammedia, (f) kesesuaian sajian mediapembelajaran dengan alur berpikir induktif,serta (g) ketersediaan bahan pendukung.Dari segi bahasa, indikator mediapembelaran yang dikembangkan adalah(a) kesesuaian penggunaan bahasa, (b) bentuk

27

Farida Yufarlina Rosita, PEngembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Berbicarabagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

27

bahasa, (c) kekomunikatifan bahasa, dan(d) kemudahan penyampaian pesan.

Media pembelajaran ini juga dilengkapidengan buku panduan untuk guru dalammenerapkan penggunaan media tersebutdalam pembelajaran. Berdasarkan isinya,buku panduan ini disusun dengan kriteria(a) kejelasan petunjuk, (b) penggunaanbahasa dalam buku panduan,(c) kekomunikatifan bahasa, serta (d)tampilan buku panduan.

Multimedia dalam proses belajarmengajar dapat digunakan dalam tiga fungsi.Pertama, multimedia dapat berfungsisebagai alat bantu instruksional. Kedua,multimedia dapat berfungsi sebagai tutorialinteraktif, misalnya dalam simulasi. Ketiga,multimedia dapat berfungsi sebagai sumberpetunjuk belajar, misalnya, multimediadigunakan untuk menyimpan serangkaianslide mikroskop atau radiograf (Mardika,2009:6). Tanpa menggunakan media,proses belajar mengajar tidak dapatberkembang dengan baik, terlebih jika inginmenciptakan pola penyajian yang interaktif.Oleh karena itu, media menjadi saran yangtepat untuk digunakan oleh para pendidik.

Pengembangan media pembelajaranberbicara ini memiliki tujuan untukmemperkaya ilmu pengetahuan, menjadisumbangan untuk pembelajaran berbicarabahasa Indonesia sebagai usahamemperbaiki mutu pendidikan, menambahpengetahuan, wawasan, pengalaman gurudalam memberikan materi kepada siswa,dan dapat digunakan oleh guru sebagaimedia utama untuk membantu prosesbelajar mengajar. Selain itu, mediapembelajaran ini bertujuan untukmeningkatkan minat belajar siswa,khususnya dalam belajar berbicara siswasekolah dasar, serta meningkatkanpemahaman siswa terhadap apa yang telahia lihat, dengar, dan dipelajari.

Berbicara merupakan kegiatanberbahasa lisan. Dalam berbicara seseorangmenyampaikan informasi melalui suara ataubunyi bahasa (Tarigan, dkk, 1986:86).Selain itu, PGMI (2008) menyatakan bahwaberbicara merupakan ungkapan pikiran danperasaan pikiran seseorang dalam bentukbunyi-bunyi bahasa. Dengan berbicara,seseorang dapat menyampaikan gagasan,ide, pemikiran, harapan, dan keinginannya.Dua pendapat tersebut pada dasarnya samasaja, yakni berbicara merupakanketerampilan atau kemampuan untukmenyampaikan pesan berupa pikiran,gagasan dan perasaan melalui bahasa lisankepada orang lain.

Saksomo (1997:2) menjelaskanbahwa berbicara dipandang sebagai suatubentuk komunikasi lisan, suatu cabang ilmutentang bahasa lisan, atau suatu aktivitaskebahasaan dengan menggunakan bahasalisan. Dalam definisi tersebut dapatdisimpulkan bahwa berbicara merupakansalah satu aspek keterampilan berbahasa,yaitu aspek lisan produktif (menghasilkanbahasa secara lisan).

Berbicara adalah salah satu prosesmengomunikasikan informasi kepadaorang lain. Oleh karena itu, berbicara sangaterat hubungannya dengan kebutuhan sosial.Saksomo (1997:24) menjelaskan bahwatujuan berbicara adalah untuk merealisasikandiri dalam penyesuaian sosial dan pribadinya.

Keterampilan berbicara pada dasarnyaharus dimiliki oleh semua orang yang di dalamkegiatannya membutuhkan komunikasi, baikyang bersifat satu maupun dua arah (timbalbalik). Seseorang yang memiliki keterampilanberbicara yang baik akan memiliki kemudahandalam pergaulan, baik di dalam atau di luarrumah. Dengan keterampilannya, segala pesanyang disampaikan akan mudah dicerna,sehingga komunikasi dapat berjalan lancardengan siapa saja.

JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), Volume 1, Nomor 1, Mei 2015, hal. 25-37

28

Djiwandono (1996:68) menyatakanbahwa berbicara adalah kemampuan aktif-produktif karena dalam berbicara dituntutprakarsa nyata dalam menggunakan bahasauntuk mengungkapkan diri secara lisan.Keterampilan berbicara pada dasarnyaharus dimiliki oleh semua orang yang didalam kegiatannya membutuhkankomunikasi, baik yang bersifat satu maupundua arah (timbal balik). Seseorang yangmemiliki keterampilan berbicara yang baikakan memiliki kemudahan di dalampergaulan, baik secara umum atau pribadi,di dalam atau di luar rumah, dan secaraformal atau informal. Dengan keterampilann,segala pesan yang disampaikan akan mudahdicerna, sehingga komunikasi dapat berjalanlancar dengan siapa saja. Karena pentingnyaberbicara itulah, keterampilan ini sudah harusdiajarkan sejak siswa duduk padapendidikan formal jenjang sekolah dasar.

Gani (1987:310) menjelaskan bahwatujuan pembelajaran berbicara adalah untukmenumbuhkan kemampuan siswa untukberbicara secara lancar dengan menggunakankalimat dan kosakata yang benar serta tepatsesuai dengan kaidah tata bahasa, tempat,dan situasi. Secara lebih khusus, tujuanpembelajaran berbicara untuk siswa sekolahdasar adalah menumbuhkan penguasaankemampuan siswa untuk menggunakanstruktur serta kosa kata bahasa Indonesiadalam komunikasi yang normal pada suatupembicaraan di antara penutur-penuturbahasa Indonesia.

Dalam pembelajaran, perlu adanyaperantara (media) agar dapat digunakanuntuk membantu pendidik dalammenjelaskan serta menyampaikan materipelajaran. Asror (2011:10) mengungkapkanbahwa media pembelajaran adalah segalasesuatu (alat, bahan, atau perangkat) yangdigunakan dalam proses pembelajaran untukmenyampaikan pesan atau informasi sehingga

dapat merangsang pikiran, perhatian, danminat siswa demi tercapainya tujuaninstruksional. Hal tersebut senada denganpendapat Santyasa (2007:3) bahwa mediapembelajaran merupakan segala sesuatuyang dapat digunakan untuk menyalurkanpesan (bahan pembelajaran), sehingga dapatmerangsang perhatian, minat, pikiran, danperasaan siswa dalam kegiatan belajar untukmencapai tujuan belajar.

Dalam penelitian ini, dirancang sebuahmedia pembelajaran yang diharapkan mampumembantu siswa dalam proses pembelajaran,khususnya dalam keterampilan berbicarasiswa sekolah dasar. Semakin baik mediatersebut dirancang serta digunakan, semakinbaik pula media tersebut dalam menjalankanfungsinya sebagai penyalur pesan.

Pembelajaran berbicara untuk siswasekolah dasar merupakan salah satu hal yangpenting. Hal ini dilaksanakan sebagaipembentukan pondasi kepada siswa agarsemua hal yang muncul ketika berbicara, sepertikeberanian, keluwesan, kelancaranmengungkapkan gagasan, dan kepercayadiriandapat secara otomatis tertanam dalam diri siswa.

Menurut teori perkembangan kognitifyang dikemukakan oleh Piaget, Sunartodan Hartono (2002:24) menjelaskan bahwaanak usia kelas IV sekolah dasar beradapada tingkat operasional konkret. Padatingkat ini, seorang anak mulai berpikirrasional. Hal ini menunjukkan bahwa anakmemiliki operasi-operasi logis yang dapatditerapkan pada masalah-masalah konkret.Anak juga sudah dapat menentukan hal-hal yang membuat mereka lebih tertarikkepada beberapa pilihan yang ditawarkankepada mereka.

Sehubungan dengan hal tersebut,Nurgiyantoro (2005:52) menyatakanbahwa karakteristik anak pada usia 7-11tahun ada empat. Pertama, anak dapatmembuat klasifikasi sederhana, meng-

29

Farida Yufarlina Rosita, PEngembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Berbicarabagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

29

klasifikasikan objek berdasarkan sifat-sifatumum, misalnya klasifikasi warna, dankarakter tertentu. Kedua, anak dapatmembuat urutan sesuatu secara semestinya,mengurutkan abjad, angka, besar, kecilmdan lain-lain. Ketiga, anak mulai dapatmengembangkan imajinasinya ke masa laludan masa depan. Hal ini karena adanyaperkembangan pola pikir yang egosentrisyang menjadikannya lebih mudah untukmengidentifikasi sesuatu dengan sudutpandang yang berbeda. Keempat, anakmulai dapat berpikir argumentatif danmemecahkan masalah sederhana. Adakecenderungan memeroleh ide-idesebagaimana yang dilakukan oleh orangdewasa, namun belum berpikir tentangsesuatu yang abstrak karena jalanberpikirnya masih terbatas pada situasiyang konkret.

Media pembelajaran yang dikhususkanpada keterampilan berbicara untuk siswasekolah dasar memiliki karakteristik khusussesuai dengan karakteristik anak pada usia7-11 tahun. Karakteristik tersebutdiantaranya menggunakan bahasasederhana, memuat visualisasi yang menarikminat siswa pada usianya, sesuai denganperkembangan emosi dan intelektual siswa,dirancang dengan warna-warna cerah, dandifokuskan pada keterampilan berbicarasecara khusus.

Dasar lain dari pengembangan mediapembelajaran berbicara untuk siswasekolah dasar ini adalah pernyataan yangdiungkapkan Sunarto dan Hartono(2002:25) bahwa proses belajar mengajardapat berhasil dengan baik jika siswaberinteraksi dengan semua alat inderanya.Seorang pendidik berupaya menampilkansemua rangsangan yang dapat diprosesdengan berbagai indera. Semakin banyakindera yang digunakan untuk menerimadan mengolah berbagai informasi, semakin

besar informasi tersebut dapat dimengertidan dipertahankan dalam ingatan siswa.

Hal tersebut semakin menguatkanpengembangan media pembelajaranberbicara untuk siswa sekolah dasar inikarena media pembelajaran, khususnyauntuk siswa sekolah dasar, akan membuatanak memiliki gambaran yang lebih jelasterhadap materi yang dipelajarinya.

METODEPenelitian ini dilaksanakan dengan

menggunakan dua model pengembangan.Model pengembangan tersebut adalahmodel R2D2 (Recursive, ReflectiveDesign and Development) dan modelpengembangan Dick and Carey. Dalampenelitian ini, kedua model pengembangantersebut digabung berdasarkan ciri-ciri danlangkah-langkah yang terdapat padamasing-masing model dengan sifat salingmelengkapi.

Prosedur penelitian dan pengembangandirumuskan dalam beberapa tahapan sesuaidengan model pengembangan R2D2 danDick and Carey. Model pengembanganR2D2 memiliki tiga fokus utama, yaitu(a) fokus penetapan (define focus),(b) fokus desain dan pengembangan(design and development focus), dan(c) fokus diseminasi (disseminationfocus). Akan tetapi, prosedur yangdigunakan dalam penelitian danpengembangan ini hanya sampai padafokus desain dan pengembangan (designand development focus). Selain itu, modelpengembangan Dick and Carey yangdigunakan dalam penelitian ini diadaptasisesuai kebutuhan pengembangan. Dalampenelitian ini, kegiatan evaluasi formatifdalam model pengembangan Dick andCarey disebut sebagai kegiatan validasiproduk. Hal ini digunakan untukmendapatkan hasil pengembangan yangmaksimal.

JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), Volume 1, Nomor 1, Mei 2015, hal. 25-37

30

Data penelitian ini ada dua macam,yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Datakualitatif berupa data identifikasi awal, datahasil validasi dan uji lapangan yang berupadata verbal (catatan, saran, komentar,koreksi, masukan, dan usul langsung)terhadap media pembelajaran yangdikembangkan. Data kuantitatif berupa datahasil validasi atau telaah ahli dan ujilapangan yang berupa angka terhadapproduk yang dihasilkan. Kedua jenis datatersebut diperoleh dari para ahli, praktisi,dan siswa.

Pengumpulan data kualitatif dilakukandengan menggunakan beberapa instrumen,yaitu lembar observasi, lembar wawancara,dan lembar angket. Lembar observasidigunakan sejak awal prosespengembangan, yaitu pada fokus penetapanmaupun fokus desain dan pengembangan.Lembar wawancara digunakan sebagaipanduan dalam rangka mengumpulkaninformasi awal, analisis kebutuhan, danjuga digunakan untuk uji coba lapangan,khusus untuk data verbal seperti saran,masukan, dan usul langsung. Lembarangket digunakan untuk menghimpun datadari para ahli, praktisi (guru), maupun siswapada kegiatan validasi oleh ahli danpraktisi, serta uji lapangan kepada siswa.Lembar angket ini juga digunakan untukmengumpulkan data kuantitatif.

Teknik analisis data kualitatif dalampenelitian dan pengembangan inidilaksanakan secara deskriptif kualitatifdengan langkah-langkah sebagai berikut:a) mengumpulkan data verbal seperti

data identifikasi awal, data analisiskebutuhan siswa, dan data verballainnya dari hasil uji validasi oleh ahlidan praktisi dan uji lapangan,

b) mencatat, menghimpun, dan menyeleksidata-data yang telah dikumpulkan,

c) melakukan klarifikasi dan analisis data,dan

d) merumuskan hasil analisis tersebut untukdigunakan dalam merevisi mediapembelajaran yang dikembangkan.

Data kuantitatif dianalisis secarastatistik deskriptif, yaitu untuk datanumerikal yang diperoleh dari validasi olehahli dan praktisi, serta uji lapangan olehsiswa. Langkah-langkah analisis tersebutadalah sebagai berikut:a) mengumpulkan data numerikal,b) mencatat, menghimpun, dan

menyeleksi data-data yang telahdikumpulkan,

c) menganalisis data dengan caramemberikan rata-rata nilai, dan

d) menyimpulkan hasil analisis datadalam bentuk persentase seperti padaTabel 3.1.Data yang sudah dianalisis tersebut

dijadikan acuan untuk merevisi mediapembelajaran yang dikembangkan.

Tabel 3.1 Kualifikasi Hasil ValidasiDan Uji Coba

HASIL DAN PEMBAHASANData ini merupakan data hasil

pengembangan yang telah ditelaah olehpara ahli dan praktisi (guru) sertadiujicobakan kepada siswa. Data hasilpengembangan meliputi penyajian data,analisis data, dan revisi produk yang berupaangket, saran, masukan, dan atau catatan.Revisi produk digunakan untukmemperbaiki isi media pembelajaran yangkurang sempurna mengacu dari saran ahli/pakar, guru, dan siswa.

31

Farida Yufarlina Rosita, PEngembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Berbicarabagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

31

Dalam penelitian ini, terdapat tiga poinatau aspek yang dinilai atau divalidasi.Aspek-aspek tersebut adalah isi, penyajian,dan kelayakan bahasa pada mediapembelajaran dan buku panduan. Berikutadalah data hasil pengembangan mediapembelajaran dari masing-masing segi.

Data Hasil Pengembangan MediaPembelajaran dari Aspek Isi

Isi materi yang dikembangkan mengacupada standar kompetensi yang sesuaidengan Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan dan disajikan secara bertahapuntuk memudahkan siswa belajar secaraberkelompok.

Pengembangan isi materi dalampenelitian ini meliputi materi dari kompetensidasar: (a) mendeskripsikan tempat sesuaidengan denah atau gambar dengan kalimatyang runtut dan (b) menjelaskan petunjukpenggunaan suatu alat dengan bahasa yangbaik dan benar.

Analisis data hasil validasi terhadappakar/ahli dan guru bahasa Indonesia yangdiperoleh dari angket mendapatkanpenilaian “baik” dan “sangat baik” olehahli 1, ahli 2, ahli 3, dan guru. Selain itu,data yang dihimpun dari hasil uji cobaterhadap siswa menunjukkan bahwa semuasiswa sepakat dengan menjawab “ya”terhadap beberapa aspek, dan terdapatjawaban “tidak” terhadap beberapa aspekyang lain.

Dari keseluruhan data yang diperoleh,dibuktikan bahwa pengembangan mediapembelajaran berbicara dari aspek isimasih terdapat kekurangan. Kekurangantersebut diantaranya belum sempurnanyamateri tentang petunjuk berbicara yangbaik dan benar. Selain itu, materi belumcukup untuk keterampilan berbicara. Dalammedia pembelajaran yang dikembangkan,masih terdapat beberapa materi yang tidakdekat dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Selain itu, materi dalam media belumseluruhnya sesuai dengan tingkatperkembangan intelektual dan emosionalsiswa (cara berpikir, pengetahuan, danketertarikan siswa).

Data Hasil Pengembangan MediaPembelajaran dari Aspek Penyajian

Tuntutan berbicara untuk siswa didesainbervariasi untuk meningkatkan minat belajarsiswa dan membuat siswa tidak bosan.Tuntutan berbicara dalam media pembelajaranini divariasikan dalam beberapa bentuk latihanberkelompok dan individu. Dalam mediapembelajaran disediakan pembangkit motivasiberupa ilustrasi, gambar, foto, video, animasi,dan warna-warna yang sesuai dengan jenjangpendidikan SD/MI kelas IV. Foto, ilustrasi,dan gambar disajikan dalam tiap bagian mediapembelajaran agar minat siswa dalammempelajari media pembelajaran inimeningkat.

Media pembelajaran ini juga dilengkapidengan bagian pendahulu yang memuatmateri prasyarat untuk memahamiketerampilan berbicara yang disajikan dalammedia pembelajaran. Begitu juga dengandilengkapinya konteks-konteks yang dekatdengan siswa, seperti pengenalan alat-alat,nama tempat, dan kegiatan-kegiatan lainnya.Contoh-contoh dalam media pembelajaranini juga disesuaikan dengan hal-hal yangkonkret, nyata, dan aktual. Pola urutan dankomponen sajian kegiatan belajar dalammedia pembelajaran ini juga didesain secarakonsisten.

Analisis data pengembangan penya jianmedia pembelajaran menunjukkan bahwapenyajian yang dikembangkan dalammedia pembelajaran berbicara ada yangharus direvisi karena ketersediaanpembangkit motivasi khususnya warna-warna dalam media pembelajaran masihada yang belum relevan dengan teks ataubagian-bagian dalam media pembelajaran.

JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), Volume 1, Nomor 1, Mei 2015, hal. 25-37

32

Data Hasil Pengembangan MediaPembelajaran dari Aspek KelayakanBahasa

Bahasa dalam media pembelajaran inidikembangkan sesuai dengan tingkatperkembangan intelektual dan emosionalsiswa SD/MI kelas IV. Selain itu, terdapatpesan-pesan yang disampaikan kepadasiswa yang menggunakan bahasa menarik,jelas, dan tidak menimbulkan makna gandasehingga siswa dapat memahami pesan-pesan tersebut. Pilihan kata yang digunakandalam media pembelajaran ini disesuaikandengan kaidah bahasa Indonesia denganpenggunaan ejaan dan tanda baca yangtepat. Kalimat dalam paragraf-paragaf jugadisesuaikan dengan tingkat pemahamansiswa sehingga tetap terkesan komunikatifdan tidak bertele-tele agar siswa lebihtermotivasi untuk tetap mempelajari mediapembelajaran ini.

Dari keseluruhan data yang diperolehdari kegiatan validasi oleh pakar/ahli danguru, serta ujicoba kepada siswa,dibuktikan bahwa pengembangan mediapembelajaran dari segi kelayakan bahasaterdapat beberapa kekurangan, antara lain(a) terdapat pilihan kata dan kalimat yangtidak sesuai dengan kaidah bahasa,(b) terdapat beberapa bahasa dalam mediapembelajaran kurang dapat dipahami olehsiswa, (c) terdapat kata-kata yang sulitdipahami siswa, dan (d) terdapat beberapaparagraf yang terlalu panjang, sehinggakurang mudah dipahami siswa.

Data Hasil Pengembangan PanduanPenggunaan Media Pembelajaran

Kegiatan validasi terhadap bukupanduan oleh pakar/ahli materi dan gurubahasa Indonesia dilakukan denganmengacu pada beberapa indikator, yaitu(a) kejelasan petunjuk; (b) kesesuaianpenggunaan bahasa yang meliputi ejaan,

tanda baca, pilihan kata, bentukan kata,struktur kalimat, dan aspek-aspek mekaniklainnya; (c) kekomunikatifan bahasa; dan(d) tampilan buku panduan.

Data kegiatan validasi dan uji cobalapangan, disimpulkan bahwa panduanpenggunaan media pembelajaran terdapatbeberapa kekurangan, yaitu sampul bukuharus menunjukkan isi buku, sehinggagambar yang terdapat dalam sampul harusada di dalam isi buku. Selain itu, bukupanduan sesuai fungsinya sebagai bahanpendukung, tidak diperbolehkan memilikiisi yang lebih lengkap dari bahan utama,termasuk pada sampul belajarnya

Keberadaan media dalam pem-belajaran bukanlah suatu hal yang utama.Akan tetapi, media memiliki peran pentingdalam keberhasilan pembelajaran. Mediapembelajaran dapat berfungsi untukmembangkitkan motivasi belajar danketertarikan siswa, mencegah kebosanansiswa dalam proses belajar mengajar,mengefektifkan proses belajar mengajar,dan memperkuat pemahaman siswa(Asnewastri, 2006 :25).

Media pembelajaran merupakan segalasesuatu yang dapat digunakan untukmenyalurkan pesan (bahan pembelajaran),sehingga dapat merangsang perhatian, minat,pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatanbelajar untuk mencapai tujuan belajar(Santyasa, 2007:3). Media pembelajaranadalah segala sesuatu (alat, bahan, atauperangkat) yang digunakan dalam prosespembelajaran untuk menyampaikan pesanatau informasi sehingga dapat merangsangpikiran, perhatian, dan minat siswa demitercapainya tujuan instruksional (Asror,2011:10). Dari beberapa pengertian tersebut,dapat disimpulkan bahwa mediapembelajaran meliputi segala sesuatu yangberfungsi sebagai alat bantu belajar siswauntuk dapat lebih mudah dalam memahami

33

Farida Yufarlina Rosita, PEngembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Berbicarabagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

33

pelajaran. Hal tersebut dapat digunakandalam pembelajaran dengan perantara guruataupun tidak (dapat dilaksanakan secaramandiri).

Media pembelajaran memiliki jenisyang beragam, mulai yang sederhana,murah sampai dengan yang rumit danmahal. Media pembelajaran dapat berupabahan cetak, alat peraga, dan benda-bendayang berada di sekitar siswa. Selain itumedia pembelajaran juga terdapat dalambentuk audio (rekaman, radio, kaset, CD),visual (gambar, foto, maket), audio visual(VCD, film, video), dan multimedia(interaktif, computer based, dan internet).

Adapun media pembelajaran yangdihasilkan dalam penelitian ini berupamultimedia interaktif. Setiyono (2008:13)menjelaskan pengertian multimedia interaktifsebagai media yang dilengkapi dengan alatpengontrol yang dapat dioperasikan olehpengguna. Interaktif dalam hal ini memilikipengertian bahwa terjadi komunikasi duaarah atau lebih dari komponen-komponenkomunikasi. Komponen komunikasi dalammultimedia interaktif adalah hubunganantara manusia (sebagai user atau penggunaproduk) dan komputer (software, aplikasi,atau produk dalam format file). Lebihlanjut Majid (2008:181) memaparkanbahwa media pembelajaran berupamultimedia interaktif telah banyakdimanfaatkan karena di samping menarikjuga memudahkan penggunanya dalammempelajari suatu bidang tertentu.

Sehubungan dengan hal tersebut,media pembelajaran berbicara untuk siswasekolah dasar yang dihasilkan dalampenelitian ini dapat digunakan karena didalamnya dilengkapi dengan alat pengontrolyang dapat dioperasikan oleh penggunasebagai komunikasi dua arah atau lebihdari komponen-komponen komunikasi.Selain itu, media pembelajaran ini dirancangmenarik untuk membangkitkan motivasi

belajar dan ketertarikan siswa, mencegahkebosanan siswa dalam proses belajarmengajar, dan mengefektifkan prosesbelajar mengajar.

Dalam pembelajaran, penggunaanmedia pembelajaran dipilih berdasarkanpertimbangan-pertimbangan tertentu.Menurut Sudjana (1990: 4-5), kriteria yangharus diperhatikan dalam memilih mediapembelajaran, yaitu (1) ketepatan mediadengan tujuan pengajaran; (2) dukunganterhadap isi bahan pelajaran;(3) kemudahan memperoleh media;(4) keterampilan guru dalammenggunakannya; (5) ketersediaan waktuuntuk menggunakannya; dan (6) sesuaidengan taraf berfikir anak. Secara umum,media yang dihasilkan dalam penelitian initelah dirancang dengan memperhatikanbeberapa pertimbangan tersebut, sehinggamedia pembelajaran ini layak untukdiimplementasikan dalam pembelajaran.

Wujud media pembelajaran yangdihasilkan dalam penelitian ini terdiri atastiga bagian. Bagian tersebut adalah bagianpendahuluan, isi, dan penutup. Bagianpendahuluan memuat materi prasyarat untukmemahami media pembelajaran utama.Bagian isi dimuat dalam menu latihan danquiz. Menu ini menuntut siswa untuk dapatmempraktikkan kegiatan berbicara secaralangsung. Bagian penutup berisi tugasperformansi siswa dalam mempraktikkankegiatan berbicara sebagai penilaian individuketercapaian kompetensi siswa.

Pengembangan Media Pembelajarandari Aspek Isi

Materi yang dikembangkan dalammedia pembelajaran ini diambil dandiperoleh dari berbagai sumber dan telahdisesuaikan dengan jenjang pendidikansiswa. Selain itu, materi yang dikembangkanjuga dipilih secara tepat. Pemilihan materiyang tepat dan sesuai diharapkan dapat

JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), Volume 1, Nomor 1, Mei 2015, hal. 25-37

34

memberi kesempatan kepada siswa untukmelakukan eksplorasi pengetahuan,keterampilan, dan sikap melalui berbagaitahapan kegiatan yang memudahkan siswauntuk belajar. Tahapan-tahapan kegiatandalam media pembelajaran ini meliputipaparan teori dalam menu materi, contoh-contoh atau modeling dalam menu latihan,tugas dalam menu quiz, dan performansidalam menu tugas.

Media pembelajaran berbicara inidirancang untuk mengondisikan siswa agardapat belajar secara mandiri danberkelompok, sehingga siswa dapat denganmudah memahami dan mempraktikkanmateri yang dipelajarinya. Belajarkelompok dalam hal ini adalah belajardengan orang lain (teman) yang membuatsiswa memiliki pandangan lebih luasmengenai suatu hal, sehingga siswa dapatberpikir lebih kritis dalam memahamisebuah materi. Media pembelajaran inijuga menyediakan tempat untuk siswabelajar secara berpasangan pada kegiatandalam menu quiz. Pada tahapan kegiatanini, siswa melakukan kegiatan berbicaradan peer assessment. Kegiatan tersebutmemiliki maksud agar siswa dapat bekerjasama dengan orang lain. Selain itu, kegiatanini digunakan juga untuk menguji kejujuransiswa dalam belajar berbicara dan menilaikegiatan berbicara orang lain.

Siswa pada jenjang sekolah dasarmemiliki ketertarikan tinggi pada hal-halbaru, termasuk media pembelajaran berupamedia audio visual. Cara berpikir siswapada jenjang ini juga masih sederhana,cara berpikir induktif yang dimulai darisesuatu yang khusus menjadi lebih luas,dari yang sederhana ke yang lebih rumit.Hal tersebut sesuai dengan yangdiungkapkan oleh Nurgiyantoro (2005:52)bahwa anak pada usia 7-11 tahun memilikikecenderungan memeroleh ide-idesebagaimana yang dilakukan oleh orang

dewasa, namun belum berpikir tentangsesuatu yang abstrak karena jalanberpikirnya masih terbatas pada situasiyang konkret.

Pengembangan Media Pembelajarandari Aspek Penyajian

Media pembelajaran disusun dengantujuan melibatkan siswa untuk lebih aktifdalam pembelajaran dan membantu siswadalam mencapai penguasaan kompetensidasar. Ketrampilan berbicara tidak dapatdilatihkan secara maksimal apabila hanyadengan menggunakan materi berbahancetak. Oleh karena itu, diperlukan materipendamping berupa contoh berbahasa lisanlangsung dalam bentuk media pembelajaranaudio visual seperti ini sebagai sarana untukmengantarkan siswa kepada pencapaiankompetensi.

Dalam media pembelajaran ini, tuntutanyang diberikan kepada siswa disajikanbervariasi agar siswa dapat melakukankegiatan yang bermanfaat dan tidakmonoton. Oleh sebab itu, mediapembelajaran memerlukan bahan-bahanpembangkit motivasi agar tujuandirancangnya media pembelajaran dapattercapai. Bahan-bahan pembangkitmotivasi yang terdapat dalam mediapembelajaran yang dihasilkan ini berupaanimasi, gambar-gambar, foto, ilustrasi, danvideo yang terdapat pada setiap unit.

Media pembelajaran berbicara inidirancang dengan sistematika penyajianyang runtut. Selain itu, pola urutan kegiatanpada masing-masing unit disusun secarakonsisten. Dalam media ini, paparan teoridijadikan bagian pendahulu sebagai materiprasyarat untuk memahami mediapembelajaran utama yang disajikanselanjutnya.

Menurut teori perkembangan kognitifyang dikemukakan oleh Piaget, Sunarto

35

Farida Yufarlina Rosita, PEngembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Berbicarabagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

35

dan Hartono (2002:24) menjelaskan bahwaanak usia kelas IV sekolah dasar beradapada tingkat operasional konkret. Padatingkat ini, seorang anak mulai berpikirrasional. Hal ini menunjukkan bahwa anakmemiliki operasi-operasi logis yang dapatditerapkan pada masalah-masalah konkret.Anak usia ini masih memiliki alur berpikirinduktif. Alur berpikir induktif memilikipengertian bahwa pola atau alur berpikiryang digunakan yaitu memahami hal-halyang bersifat khusus, kemudian disimpulkankedalam hal-hal yang umum. Selain itu,media pembelajaran dirancang sesuaidengan konteks yang dekat dengan siswapada setiap bagian untuk memudahkanpemahaman siswa.

Pengembangan Media Pembelajarandari Aspek Kelayakan Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam mediapembelajaran ini terdiri atas kesesuaianbahasa dengan tingkat perkembanganintelektual siswa, kesesuaian bahasa dengantingkat emosional siswa, pesan yangdisampaikan kepada siswa, ketepatanpenggunaan ejaan dan tanda baca,kesesuaian pilihan kata dengan kaidahbahasa Indonesia yang benar, penyusunanparagraf, kekomunikatifan bahasa, dangrafika yang ditampilkan dalam mediapembelajaran.

Seorang anak memiliki beberapatahap perkembangan aspek kejiwaan.Tahap pekembangan tersebut adalah tahapperkembangan intelektual, perkembanganmoral, perkembangan emosional, danperkembangan bahasa (Nurgiyantoro,2005:51). Menurut Kurniawan (2009:40),berdasarkan perkembangan intelektual,anak pada rentang usia 7-11 tahun beradapada tahap operasional berpikir konkret.Pada masa usia ini, anak sudah memilikikemampuan untuk menguasai keterampilan

berbahasa yaitu menyimak, berbicara,membaca, dan menulis. Hal tersebutmenunjukkan bahwa anak pada usia inisudah menguasai bahasa dengan lengkapsesuai dengan kemampuan berpikirnya.Selain itu, sesuai dengan perkembanganbahasanya, anak sudah dapat berbicaralancar. Mereka tidak lagi pada tahapmemahami kalimat, tetapi sudah pada tahapmemahami makna dari kalimat, bahkanteks secara keseluruhan.

Dalam media pembelajaran ini, bahasayang digunakan bersifat komunikatif agarmembuat siswa dapat mengenal selangkahlebih jauh terhadap media pembelajarantersebut. Dengan demikian, siswa akandekat dan menyukai media pembelajaranini sebagai sarana penguasaan kompetensipembelajaran. Hal tersebut sesuai denganpernyataan Zhuldyn (2012) bahwapembelajaran yang optimal memerlukanbahasa yang komunikatif yangmemungkinkan semua pihak yang terlibatdalam interaksi belajar mengajar dapatberperan secara aktif dan produktif.

Pengembangan Panduan PenggunaanMedia Pembelajaran

Petunjuk penggunaan yang terdapatdalam buku panduan ini memuat langkah-langkah menggunakan media pembelajaranketerampilan berbicara. Petunjukpenggunaan juga diberikan pada tiap langkahdalam tahapan pembelajaran. Hal tersebutbertujuan agar media pembelajaran dapatdigunakan dengan baik sesuai denganlangkah-langkah yang telah ditentukan.

Sesuai dengan fungsinya sebagai bukupanduan, buku ini memuat panduan atauaturan-aturan dalam menjalankan mediapembelajaran. Selain itu, buku ini jugamemuat rambu-rambu jawaban yangdigunakan oleh siswa dalam tahapankegiatan yang terdapat dalam media. Hal-

JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), Volume 1, Nomor 1, Mei 2015, hal. 25-37

36

hal tersebut menunjukkan bahwa petunjukdalam buku panduan ini jelas dan dapatdimanfaatkan secara maksimal dalammengoperasikan media.

Dalam buku panduan ini, penggunaansarana-sarana tatabahasa digunakan dengantepat. Selain itu, kosakata, pola tatabahasa,dan struktur kalimat yang digunakan dalambuku panduan ini dipilih secara saksamadan mengacu pada kaidah-kaidah atauaturan-aturan penulisan agar tulisan dapatdipahami dengan mudah oleh pembaca.

SIMPULANBerdasarkan penelitian yang telah

dilaksanakan, terdapat beberapakesimpulan. Pertama, dengan meng-gunakan multimedia interaktif ini,pembelajaran di kelas menjadi lebih efektif,bermakna, dan siswa dapat lebih berperanaktif dalam pembelajaran berbicara.Kedua, multimedia interaktif seperti inidapat diaplikasikan ke dalam semuakondisi kelas agar pembelajaran dapatberjalan lebih efektif dan menarik. Ketiga,multimedia interaktif ini dapat dimanfaatkanoleh semua guru agar membantu dalampelaksanaan pembelajaran. Keempat,multimedia interaktif dapat dikembangkanlebih lanjut karena metode ini dapatmengaktifkan kelas dan membuatpembelajaran menjadi semakin menarik danbermakna.

Pengembangan media pembelajaranlebih lanjut juga dapat dilakukan oleh gurumelalui forum MGMP. Guru adalah pihakyang memahami betul kebutuhan dalambidang belajar mengajar. Oleh karena itu,guru dapat mengembangkan mediapembelajaran yang sesuai dengankebutuhan siswa, sehingga tujuanpembelajaran dapat tercapai dengan baik.

DAFTAR PUSTAKAAsror, M. Bisrul. 2011. Pengembangan

Media Pembelajaran Audio Visualpada Pokok Bahasan LaporanKeuangan Perusahaan Jasa diSMA Negeri 3 Blitar. Skripsi tidakditerbitkan. Malang: FakultasEkonomi. Universitas Negeri Malang.

Asnewastri. 2006. Keefektifan PenggunaanMedia Pembelajaran dalamMeningkatkan Prestasi Belajar Siswapada Mata Pelajaran Sejarah. “JurnalIlmu Pendidikan”. Ditulis dalam http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/Ed3082426.pdf; diakses 5 Desember2012.

Djiwandono, M. Soenardi. 1996. TesBahasa dalam Pengajaran.Bandung: ITB Bandung.

Gani, Zainal A. 1987. Pengajaran BahasaIndonesia di Sekolah Dasar. Jakarta:Pusat Pembinaan dan PengembanganBahasa.

Kurniawan, Heru. 2009. Sastra Anakdalam Kajian Strukturalisme,Sosiologi, Semiotika, HinggaPenulisan Kreatif. Yogyakarta: GrahaIlmu.

Majid, Abdul. 2008. PerencanaanPembelajaran: MengembangkanStandar Kompetensi Guru.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mardika, I Nyoman. 2009. PengembanganMultimedia dalam Pembelajaran KosakataBahasa Inggris di SD. “Jurnal IlmuPendidikan”. Ditulis dalam http://mardikanyom. tripod.com/Multimedia.pdf; diakses 1 Desember 2012.

Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak:Pengantar Pemahaman DuniaAnak. Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press.

Rosita, Farida Yufarlina. 2011.Pengembangan Bahan AjarKeterampilan Berbicara BahasaIndonesia untuk Siswa SD/MI Kelas

37

Farida Yufarlina Rosita, PEngembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Berbicarabagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

37

IV Berbasis Cooperative Learning.Skripsi tidak diterbitkan. FakultasSastra. Universitas Negeri Malang.

Saksomo, Nur. 1997. KemampuanBerbicara sebagai WahanaKominukasi. Jakarta: Yayasan Obor.

Santyasa, I Wayan. 2007. LandasanKonseptual Media Pembelajaran.Makalah disajikan dalam WorkshopMedia Pembelajaran bagi Guru-guruSMA Negeri Banjar Angkan, BanjarAngktdan Klungkung, 10 Januari.

Setiyono. 2008. PengembanganPembelajaran dengan MenggunakanMultimedia Interaktif untukPembelajaran yang Berkualitas.Karya Tulis Ilmiah tidak diterbitkan.Madiun: SMP Negeri 1 Dagangan.

Sudjana, Nana & Rivai Ahmad. 1990.Media Pengajaran. Bandung: SinarBaru Algesindo.

Sunarto dan Hartono, Agung. 2002.Perkembangan Peserta Didik.Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Membacasebagai Suatu KeterampilanBerbahasa. Bandung: Angkasa.

Zhuldyn. 2012. “Perkembangan BahasaAnak SD”. Ditulis dalam http://zhuldyn.wordpress.com/materii-lain/perkembangan-peserta-didik/perkembangan-bahasa-anak-sd/;diakses 4 Juni 2013.


Recommended