Date post: | 20-Apr-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | kompasiana |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini membahas mengenai “Pengolahan Limbah Cair Domestik
” yang disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah
Ilmu Lingkungan pada Semester 100 2014/2015.
Keberhasilan penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan serta arahan dari berbagai pihak baik itu secara
individu maupun secara umum untuk itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih Ibu Erna M.Si selaku dosen mata
kuliah Ilmu Lingkungan yang telah membimbing dan mencurahkan
ilmu kepada kami serta teman-teman semua yang telah ikut serta
membantu dan memberikan semangat sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak, oleh
karena itu penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini
masih banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalamnya,
untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritikan dan
masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi penulis sendiri dan orang lain pada masa-masa
yang akan datang.
Jakarta, 27 Maret 2014
Pengolahan Limbah Cair Domestik 1
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI
2
BAB I PENDAHULUAN
3
A. Latar Belakang ………………………………………………………….. 3
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………. 4
C. Tujuan Pengamatan …………………………………………………….. 4
D. Manfaat Pengamatan …………………………………………………... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Limbah ……………………………………………………………………. 6
B. Limbah cair domestic ………………………………………………….... 7
Pengolahan Limbah Cair Domestik 2
C. Jenis limbah cair ………………………………………………………… 10
D. Teknik pengolahan limbah …………………………………………..... 11
BAB III METODE PENGAMATAN 15
A. Tempat dan Waktu Pengamatan ……………………………………… 15
B. Metode Pengamatan …………………………………………………… 15
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 16
A. Aspek-aspek pengamatan pengolahan limbah cair
domestik .......... 16
BAB IV PENUTUP 19
DAFTAR PUSTAKA 20
LAMPIRAN FOTO 21
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap aktivitas yang dilakukan manusia akan menghasilkan
limbah, limbah ini dalam skala kecil tidak akan menimbulkan
masalah karena alam memiliki kemampuan untuk menguraikan
kembali komponen-komponen yang terkandung dalam limbah. Namun
bila terakumulasi dalam skala besar, akan timbul permasalahan
yang dapat menggangu keseimbangan lingkungan hidup.
Permasalahan lingkungan saat ini yang dominan adalah
limbah cair yang berasal dari hasil kegiatan rumah tangga dan
Pengolahan Limbah Cair Domestik 3
industri. Limbah cair yang tidak dikelola akan menimbulkan
dampak pada perairan. Pengelolaan limbah cair dalam proses
produksi dimaksudkan untuk meminimalkan limbah yang terjadi,
serta untuk menghilangkan atau menurunkan kadar bahan pencemar
yang terkandung di dalam perairan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 112
Tahun 2003, air limbah domestik terdiri dari parameter BOD,
TSS, pH, minyak dan lemak yang apabila keseluruhan parameter
tersebut dibuang langsung ke badan penerima, maka akan
mengakibatkan pencemaran air. Oleh karena itu sebelum dibuang
ke badan penerima air, terlebih dahulu harus diolah sehingga
dapat memenuhi standar air yang baik.
Permasalahan lingkungan hidup akan terus muncul secara
serius diberbagai pelosok bumi sepanjang penduduk bumi tidak
segera memikirkan dan mengusahakan keselamatan dan
keseimbangan lingkungan. Demikian juga di Indonesia,
permasalahan lingkungan hidup seolah-olah seperti dibiarkan
menggelembung sejalan dengan intensitas pertumbuhan industri,
walaupun industrialisasi itu sendiri sedang menjadi prioritas
dalam pembangunan. Tidak kecil jumlah korban ataupun kerugian
yang justru terpaksa ditanggung oleh masyarakat luas tanpa ada
konpensasi yang sebanding dari pihak industri.
Walaupun proses perusakan lingkungan tetap terus berjalan
dan kerugian yang ditimbulkan harus ditanggung oleh banyak
pihak, tetapi solusinya yang tepat tetap saja belum bisa
ditemukan. Bahkan di sisi lain sebenarnya sudah ada perangkat
hukum yaitu Undang-Undang Lingkungan Hidup, tetapi tetap saja
pemecahan masalah lingkungan hidup menemui jalan buntu. Hal
Pengolahan Limbah Cair Domestik 4
demikian pada dasarnya disebabkan oleh adanya kesenjangan yang
tetap terpelihara menganga antara masyarakat, industri dan
pemerintah termasuk aparat penegak hukum.
Kesan pelik semakin jelas bisa dilihat apabila kita
mencoba memperhatikan respon maupun persepsi para pihak yang
berwenang mengenai permasalahan lingkungan hidup, baik hakim,
jaksa, kepolisian, pengacara, pengusaha maupun masyarakat
umum. Respon dan persepsi mereka mengenai konsep, konteks,
substansi dan pensangannan terhadap lingkungan hidup sangan
berbeda dan beragam. Padahal untuk menangani suatu kasus
lingkungn hidup, misalnya pencemaran suatu sungai, segenap
pihak yang berwenang menanganinya harus mempunyai visi dan
persepsi yang sama mengenai lingkungan hidup, sehingga bisa
diperoleh solusi yang optimal dan dirasakan adil bagi berbagai
pihak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Darimana sumber limbah cair domestik rawabebek
berasal ?
2. Apa teknologi yang digunakan dalam pengolahan limbah
cair domestik ?
3. Apa hasil olahan limbah cair domestik tersebut ?
4. Berapa kapasitas limbah yang ditampung di lokasi
rawabebek ?
5. Bagaimana perbandingan limbah sebelum dengan sesudah
diolah ?
Pengolahan Limbah Cair Domestik 5
6. Apa saja kendala dalam pengolahan limbah cair
domestik ?
7. Apakah terdapat limbah sampingan dari pengolahan
tersebut ?
8. Apa saja pemanfaatan hasil dari limbah cair domestik
tersebut ?
C. Tujuan Pengamatan
Tujuan pengamatan dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sumber limbah cair domestik rawabebek
2. Untuk mengetahui teknologi yang digunakan dalam
pengolahan limbah cair domestik
3. Untuk mengetahui hasil olahan limbah
4. Untuk menghitung kapasitas limbah yang ditampung
5. Untuk membandingan limbah sebelum dengan sesudah
diolah
6. Untuk mengetahui kendala dalam pengolahan limbah cair
domestik
7. Untuk limbah sampingan dari pengolahan
8. Untuk mengetahui pemanfaatan hasil dari limbah cair
domestik
D. Manfaat Pengamatan
Manfaat Pengamatan dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Agar masyarakat mengetahui proses pengolahan limbah
cair domestik
Pengolahan Limbah Cair Domestik 6
2. Menjadikan hasil pengamatan untuk membandingkan limbah
cair domestik yang sudah di olah dengan yang langsung
dibuang tanpa pengolahan
3. Memberikan informasi mengenai proses pengolahan limbah
cair domestik
BAB 2Pengolahan Limbah Cair Domestik 7
TINJAUAN PUSTAKA
A. Limbah
1. Pengertian Limbah
Limbah adalah permasalahan setiap negara. Sebuah
penelitian menyebutkan bahwa 85% aktivitas manusia di
muka bumi ini selalu menghasilkan sampah. Bila tidak
ditangani dengan serius, masalah limbahini akan menjadi
isu global yang bisa menjadi masalah bagi manusia di muka
bumi ini.
Berdasarkan asalnya, limbah dibedakan menjadi 3,
yaitu: limbah pertanian, limbah pabrik, dan limbah
domestik. Limbah pertanian biasanya berasal dari
pemakaian pestisida ataupun insektisidan pertanian.
Sedangkan limbah pabrik atau yang juga disebut dengan
limbah industri adalah limbah yangg dihasilkan sebagai
akibat dari sebuah proses produksi. Limbah domestik
sendiri sering disebut dengan limbah rumah tangga karena
limbah domestik merupakan limbah yang berasal dari rumah
tangga.
Pada limbah domestik, dibedakan menjadi 2
berdasarkan bentuknya, yaitu limbah domestik cair dan
limbah domestiik padat. Limbah domestik cair biasanya
berupa air bekas cucian yang mengandung detergen, air
bekas mandi yang mengandung sabun, minyak goreng bekas,
dll. Sedangkan limbah domestik padat bisa berupa sisa
sayur, sisa makanan, dll. Belum lagi bila sebuah rumah
tangga sedanga mengadakan sebuah acara, bisa dipastikan
Pengolahan Limbah Cair Domestik 8
jumlah sampah domestik yang dihasilkan meningkat sampai
berlipat - lipat.
Limbah domestik menjadi permasalahan pelik bagi
sejumlah kota besar yang padat penduduknya seperti
Jakarta, Surabaya, Medan, dll. Pemerintah setempat tentu
sudah menggalakkan pemisahan sampah berdasarkan jenisnya.
Biasanya disediakan 2 tempat sampah yang berbeda, yaitu
untuk sampah basah dan untuk sampah kering. Dengan
dipisahkannya sampah bassah dan sampah keringg diharapkan
akan lebih mudah dalam melakukan daur ulang sehingga bisa
mengurangi jumlah sampah domestik yang jumlahnya semakin
meningkat.
B. Limbah Cair Domestik
Limbah cair baik domestik maupun non domestik
mempunyai beberapa karakteristik sesuai dengan sumbernya,
karakteristik limbah cair dapat digolongkan pada
karakteristik fisik, kimia, dan biologi sebagai berikut
(Metcalf and Eddy, 2003) :
1. Karakteristik Fisika
Karakteristik fisika ini terdiri dari beberapa
parameter, diantaranya :
a. Total Solid (TS)
Padatan terdiri dari bahan padat organik maupun
anorganik yang dapat larut, mengendap atau
tersuspensi. Bahan ini pada akhirnya akan mengendap
di dasar air sehingga menimbulkan pendangkalan pada
dasar badan air penerima
b. Total Suspended Solid (TSS)
Pengolahan Limbah Cair Domestik 9
Merupakan jumlah berat dalam mg/l kering lumpur
yang ada didalam air limbah setelah mengalami
penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron.
c. Warna.
Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi
seiring dengan waktu dan menigkatnya kondisi
anaerob,warna limbah berubah dari yang abu–abu
menjadi kehitaman.
d. Kekeruhan
Kekeruhan disebabkan oleh zat padat tersuspensi,
baik yang bersifat organik maupun anorganik, serta
menunjukkan sifat optis air yang akan membatasi
pencahayaan kedalam air.
e. Temperatur
Merupakan parameter yang sangat penting
dikarenakan efeknya terhadap reaksi kimia, laju
reaksi, kehidupan organisme air dan penggunaan air
untuk berbagai aktivitas sehari-hari.
f. Bau
Bau yang disebabkan oleh udara yang dihasilkan
pada proses dekomposisi materi atau penambahan
substansi pada limbah.
2. Karakteristik Biologi
Pengolahan Limbah Cair Domestik 10
Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur
kualitas air terutama air yang dikonsumsi sebagai air
minum dan air bersih.
Parameter yang biasa digunakan adalah banyaknya
mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah.
Pengolahan air limbah secara biologis dapat didefinisikan
sebagai suatu proses yang melibatkan kegiatan
mikroorganisme dalam air untuk melakukan transformasi
senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam air menjadi
bentuk atau senyawa lain. Mikroorganisme mengkonsumsi
bahan-bahan organik membuat biomassa sel baru serta zat-
zat organik dan memanfaatkan energi yang dihasilkan dari
reaksi oksidasi untuk metabolismenya (Metcalf and Eddy,
2003).
3. Karakteristik Kimia.
Karakteristik kimia ini terdiri dari beberapa
parameter, diantaranya :
a. Biological Oxygen Demand (BOD)
Biological Oxygen Demend ( BOD ) atau kebutuhan oksigen
biologis adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan
oleh mikroorganisme di dalam lingkungan air untuk
memecah atau mendegdrasi atau mengoksidasi limbah
organic yang terdapat di dalam air.
Pengolahan Limbah Cair Domestik 11
b. Chemical Oxygen Demand (COD)
Chemical Oxygen Demand (COD) merupakan jumlah
kebutuhan oksigen dalam air untuk proses reaksi
secara kimia guna menguraikan unsur pencemar yang
ada. COD dinyatakan dalam ppm (part per milion)
(Metcalf and Eddy, 2003).
c. Protein
Protein merupakan bagian yang penting dari makhluk
hidup, termasuk di dalamnya tanaman, dan hewan
bersel satu. Di dalam limbah cair, protein
Pengolahan Limbah Cair Domestik 12
merupakan unsur penyabab bau, karena adanya proses
pembusukan dan peruraian oleh bakteri. (Metcalf
and Eddy, 2003).
d. Karbohidrat
Karbohidrat antara lain : gula, pati, sellulosa
dan benang-benang kayu terdiri dari unsur C, H,
dan O. Gula dalam limbah cair cenderung
terdekomposisi oleh enzim dari bakteri-bakteri
tertentu dan ragi menghasilkan alkohol dan gas CO2
melalui proses fermentasi.
e. Minyak dan Lemak
Minyak dan lemak merupakan bahan pencemar yang
banyak ditemukan di berbagai perairan, salah satu
sumber pencemarnya adalah dari agroindustri.
f. Detergen
Deterjen termasuk bahan organik yang sangat banyak
digunakan untuk keperluan rumah tangga, hotel, dan
rumah sakit. Fungsi utama deterjen adalah sebagai
pembersih dalam pencucian, sehingga tanah, lemak
dan lainnya dapat dipisahkan.
g. Derajat keasaman (pH)
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu
kehidupan mempunyai pH sekitar 6,5 – 7,5. Air akan
bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya
pH. Bila pH di bawah pH normal, maka air tersebut
bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH di
atas pH normal bersifat basa.
h. Alkalinitas
Pengolahan Limbah Cair Domestik 13
Tinggi rendahnya alkalinitas air ditentukan
senyawa karbonat, bikarbonat, garam hidroksida,
kalium, magnesium dan natrium dalam air. Semakin
tinggi kesadahan suatu air semakin sulit air
membuih.
i. Besi dan Mangan
Besi dan mangan yang teroksida dalam air berwarna
kecoklatan dan tidak larut, menyebabkan penggunaan
air menjadi terbatas. Air tidak dapat digunakan
untuk keperluan rumah tangga dan industri.
h. Chlorida
Chlorida banyak dijumpai dalam pabrik kaustik
soda. Chlorida merupakan zat terlarut dan tidak
menyerap. Sebagai chlor bebasberfungsi sebagai
disinfektans, tapi dalam bentuk ion yang
bersenyawa dengan ion natrium menyebabkan air
menjadi asin dan merusak pipa-pipa instalasi.
i. Phospat
Kandungan phospat yang tinggi menyebabkan suburnya
algae dan organisme lainnya. Pengukuran kandungan
phospat dalam air limbah berfungsi untuk mencegah
tingginya kadar phospat sehingga tidak merangsang
pertumbuhan tumbuhan-tumbuhan dalam air. Sebab
pertumbuhan subur akan menghalangi kelancaran
arus air dan pada danau akan mengakibatkan
berkurangnya oksigen terlarut serta kesuburan
tanaman lainnya.
j. Sulfur
Pengolahan Limbah Cair Domestik 14
Sulfat dalam jumlah besar akan menaikan keasaman
air. Dalam bentuk H2S bersifat racun dan berbau
busuk. H2S akan menghitamkan air dan lumpur yang
bila terikat dengan senyawabesi membentuk Fe2S.
m. Logam berat dan beracun
Logam berat pada umumnya seperti tembaga, perak,
seng, cadmium, air raksa, timah, chromium, besi,
dan nikel. Logam ini dalam konsentrasi tertentu
membahayakan bagi manusia.
n. Fenol
Istilah fenol dalam air limbah tidak hanya
terbatas pada fenol (C6H5–OH) tapi bermacam-macam
campuran organik yang terdiri dari satu atau lebih
gugusan hidroxil. Fenol yang dengan konsentrasi
0,005/liter dalam air minum menciptakan rasa dan
bau apabila bereaksi dengan chlor membentuk
chlorophenol.
C. Jenis Limbah Cair
1. Limbah cair domestik
Yaitu limbah cair hasil buangan dari perumahan (rumah
tangga), perkantoran, bangunan perdagangan, dan sarana
jenis. Contoh : air detergen sisa cucian
2. Limbah cair industri
Yaitu limbah cair hasil buangan industri. Contoh :
cairan sisa pewarna tekstil dari industri tekstil.
3. Rembesan dan luapan
Pengolahan Limbah Cair Domestik 15
Yaitu limbar cair yang berasal dari berbagai sumber
yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui
rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari
permukaan. Contoh : luapan air buangan talang atap,
pendingin ruangan.
4. Air hujan
Yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan
diatas permukaan tanah.
D. Teknik Pengolahan Limbah
1. Pengolahan Primer (Primary Treatment)
Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar
adalah berupa proses pengolahan secara fisika.
a. Penyaringan (Screening)
Limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan
disaring menggunakan jeruji saring. Metode ini
merupakan cara yang efisien dan murah untuk
menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari
air limbah.
b. Pengolahan Awal (Pretreatment)
Limbah yang sudah disaring kemudian disalurkan ke
suatu tangki atau bak yanf berfungsi untuk
memisahkan pasir dan partikel padat tersuspensi lain
yang berukuran relatif besar.
c. Pengendapan
Setelah itu limbah cair akan dialirkan ke tangki
atau bak pengendapan. Di tangki pengendapan, limbah
Pengolahan Limbah Cair Domestik 16
cair didiamkan agar partikel-partikel padat yang
tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke
dasar tangki. Endapan partikel tersebut akan
membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari
air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih
lanjut.
d. Pengapungan (Floation)
Metode ini efektif untuk menyingkirkan polutan
berupa minyak atau lemak. Proses pengapungan
dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat
menghasilkan gelembung-gelembung udara berukuran
kecil (30-120 mikron). Gelembung udara tersebut akan
membawa partikel-partikel minyak dan lemak ke
permukaan air limbah sehingga kemudian dapat
disingkirkan.
2. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan
secara biologis, yaitu dengan melibatkan mikroorganisme
yang dapat mengurai/mendegradasi bahan organik.
Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri
aerob. Terdapat 3 metode pengolahan secara biologis,
yaitu :
a. Metode Trickling Filter
Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk
mendegradasi bahan organik melekat dan tumbuh pada
suatu lapisan media kasar, bisanya berupa serpihan
batu atau plastik, dengan ketebalan 1-3 m. Limbah
Pengolahan Limbah Cair Domestik 17
cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan
dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama
proses perembesan, bahan organik yang terkandung
dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob.
Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media,
limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan
kemudian disalurkan ke tangki pengendapan dan
selanjutnya mengalami proses pengendapan.
b. Metode Activated Sludge
Pada metode lumpur aktif ini, limbah cair disalurkan
ke suatu tangki dan didalamnya limbah dicampur
dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses
degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama
beberapa ja, dibantu dengan pemberian gelembung
udara aerasi. Aerasi dalam mempercepat kerja bakteri
dalam mendegradasi limbah.
c. Metode Treatment Ponds/Lagoons
Metode perlakuan kolam merupakan metode yang murah
namun proses nya berlangsung relatif lamba. Pada
metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-
kolam terbuka. Algae yang tumbuh dipermukaan kolam
akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen
tersebut kemudian digunakan bakteri aerob untuk
proses degradasi bahan organik dalam limbah. Selama
proses degradasi di kolam, limbah juga akan
mengalami proses pengendapan.
3. Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)
Pengolahan Limbah Cair Domestik 18
Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan
primer dan sekunder masih terdapat zat tertentu dalam
limbah cair yang membahayakan bagi lingkungan dan
masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya
pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat yang
tersisa dalam air limbah. Contoh metode pengolahan
tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan
pasir, saringan multimedia, precoal filter,
micristaining, vacum filter, dan osmosis bolak-balik.
Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada
fasilitas pengolahan limbah karena biaya yang dilakukan
untuk proses pengolahan ini cenderung tinggi sehingga
tidak ekonomis.
4. Desinfeksi (Desinfection)
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujan untuk
membunuh atau mengurangi mikroorganisme patogen yang
ada dalan limbar cair. Mekanisme desinfeksi dapat
secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat
tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Dalam menentukan
senyawa untuk membunuh mikroorganisme, terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
Daya racun zat
Waktu kontak yang diperlukan
Efektivitas zat
Kadar dosis yang digunakan
Tidsk boleh bersifat toksik terhadap manusi dan
hewan
Pengolahan Limbah Cair Domestik 19
Tahan terhadap air
Biayanya murah
Proses desinfeksi limbah cair biasanya dilakukan
setelah proses pengolahan limbah selesai, yaitu setelah
pengolahan primer, sekunder, atau tersier, sebelum
limbah dibuang ke lingkungan.
5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Setiap tahap pengolahan limbar cair, baik primer,
sekunder maupun tersier, akan menghaslkan endapan
polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat
dibuang secara langsung, melainkan perlu diolah lebih
lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan limbah biasanya
akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob,
kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu
dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill),
dijadikan pupuk kompos, atau dibakar.
BAB III
METODE PENGAMATAN
A. Tempat dan Waktu Pengamatan
Pengamatan pengolahan limbah cair domestic ini dikakukan
di Rawa Bebek, Cakung, Jakarta timur. Pada hari Rabu tanggal
30 Maret 2014
B. Metode Pengamatan
Pengolahan Limbah Cair Domestik 20
Metode yang dilakukan pada pengamatan kali ini adalah
dengan cara pengamatan langsung ke pengolahan limbah tersebut
sambil mewawancarai petugas yang mendampingi pengamatan
lapangan kami. Petugas yang kami wawancarai adalah ketua
koordinasi peralatan, yakni bapak Walim.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengolahan Limbah Cair Domestik 21
A. Aspek-aspek Pengamatan Pengolahan Limbah domestic cair
(septik tank)
No
.
Aspek yang diamati Hasil pengamatan
1. Asal sumber limbah cair
domestic Rawa bebek
Limbah berasal dari limbah cair
rumah tangga khususnya septic
tank warga, toilet umum,
perusahaan sekitar disekitar
lokasi pengolahan.
2. Teknologi yang digunakan
dalam pengolahan limbah
cair domestic
Teknologi yang sekarang
digunakan dalam pengolahan
limbah ada dua, yakni semi
teknologi, dan teknologi.3. Hasil olahan limbah cair
domestic
Olahan limbah cair ini ada dua
bentuk, yakni:
- cairan
Biasanya bentuk cair
setelah diuji mutunya dan
memenuhi persyaratan bahwa
tidak mengandung BOD dan
COD yang tinggi, maka
langsung begitu saja
dibuang ke kali di sekitar
tempat pengolahan, selain
itu bisa juga dijadikan
sebagai pupuk cair
- padatan
Pengolahan Limbah Cair Domestik 22
bentuk padatan ini awalnya
berupa lumpur setelah
diendapkan dan dibuang
airnya yang tersisa
hanyalah lumpur. Lumpur
ini biasa dimanfaatkan
sebagai pupuk. Sudah
banyak diteliti dan memang
pupuk ini baik untuk
pertanian, khususnya padi
dan jagung. Meskipun
demikian, sebelum lumpur
digunakan sebagai pupuk,
lumpur ini harus
ditambahnya beberapa zat
agar tanaman lebih baik
tumbuhnya, seperti fosfor
dan kalium
4. Kapasitas limbah yang
ditampung di pengolahan
limbah septic tank
Rawabebek
Setiap kolam memiliki ukuran 125m
x 20m x 1,5m sehingga dapat
menampung sekitar 3750 m3
5. Perbandingan limbah
sebelum dengan sesudah
diolah
Perbandingan yang sangat
terlihat adalah kadar COD dan
BOD dalam limbah yang sebelum
dan sesudah diolah.
Pengolahan Limbah Cair Domestik 23
Kadar COD dan BOD pada limbah
sebelum diolah sekitar dan
setelah diolah menjadi.
sehingga limbah tersebut bisa
diterima oleh alam dan tidak
membahayakan jika langsung
dibuang ke alam6. Kendala dalam pengolahan
limbah cair domestic
Ada beberapa kendala yang
dialami seperti :
1. Mesin mengalami macet dan
rusak
2. Limbah mengandung sampah
yang menyebabkan sulit di
olah
3. Bau limbah yang menyengat
menyebabkan warga sekitar
terganggu dan resah
4. Kurang sosialisasi,
sehingga hasil olahan
limbah kurang di
manfaatkan oleh warga
sekitar. Karna mengingat
hasil olahan limbah
tersebut berasal dari
tinja.7. Limbah sampingan dari
pengolahan tersebut
Tidak ada, karena semua yang
sudah diolah didipengolahan
ini tidak lagi mengandung
Pengolahan Limbah Cair Domestik 24
limbah, karena kadar BOD dan
COD sudah rendah, sehingga
sudah bisa diterima oleh alam8. Pemanfaatan hasil dari
pengolahan limbah cair
domestic
Dapat dimanfaatkan sebagai
pupuktanaman, sebagai bahan
penelitian,
9. Tahapan pengolahan limbah
cair domestic di Rawa Bebek
Kolam penampungan
Kolam aerasi
Mesin decanter
Pengendapan lumpur
Oksidasi
Netralisasi
Pengolahan Limbah Cair Domestik 25
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Limbah cair domestik di Rawa Bebek, Cakung Jakarta
Timur berasal berasal dari limbah cair rumah tangga
khususnya septic tank warga, toilet umum, perusahaan
sekitar di sekitar lokasi pengolahan. Limbah cair
domestik Rawa Bebek sudah mengalami tahapan proses
pengolahan yang cukup baik sehingga menghasilkan olahan
berupa pupuk cair dan pupuk padat (lumpur) yang memiliki
kadar BOD dan COD rendah dan tidak membahayakan jika
dibuang ke alam. Hasil olahan pupuk sudah banyak diteliti
dan memang pupuk ini baik untuk pertanian, khususnya padi
dan jagung. Meskipun demikian, sebelum lumpur digunakan
sebagai pupuk, lumpur ini harus ditambahnya beberapa zat
agar tanaman lebih baik tumbuhnya, seperti fosfor dan
kalium.
Pengolahan limbah cair domestik Rawa Bebek juga
memiliki beberapa kendala, yaitu : mesin macet dan rusak,
adanya sampah dalam limbah, bau menyengat yang menggangu.
B. Saran
Penulisan laporan pengamatan pengolahan limbah cair
domestik di Rawa Bebek, Cakung masih ada kekurangan dan
kesalahan mohon kritik, saran dan masukkan agar dapat
memberikan informasi dan menambah wawasan para pembaca.
Pengolahan Limbah Cair Domestik 26
DAFTAR PUSTAKA
Djajadiningrat, A., 1999. Pengolahan Limbah Cair. Penelitian
Pengelolaan
Limbah. ITB. Bandung.
Firdus dan Muchlisin ZA. 2010. Degradation Rate Of Sludge and Water
Quality of Tangki septik (Water Closed) by Using Starbio and Freshwater
Catfish as Biodegradator. Jurusan Biologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala
Darussalam. Banda Aceh, Aceh. Jurnal Natural Vol.10No. 1
Sa’adah, N. R dan P. Winarti. 2009. Pengolahan Limbah Cair Domestik
Menggunakan Lumpur Aktif Proses Anaerob. Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. Diakses
dari
http://eprints.undip.ac.id/11591/2/laporan_penlit_Puji_Ra
hmi.pdf Pada tanggal 5 mei 2014 Pukul 19.40 WIB.
Said N. I. dan H.D.Wahjono. 1999. Alat Pengolah Air Limbah Rumah
Tangga Semi Komunal Kombinasi Biofilter Anaerob dan Aerob. Kelompok
Pengolahan Limbah Cair Domestik 27
Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair Direktorat Teknologi
Lingkungan, Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, Material dan
Lingkungan. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi,
Jakarta.
Seabloom, R. B. 2004. University Curriculum Development for Decentralized
Wastewater Management : Septic Tanks. Emeritus Professor of Civil
and Environmental Engineering Dept. of Civil and
Environmental Engineering, University of Washington.
Sutapa I.DA. 1999. Lumpur Aktif: Alternatif Pengolah Limbah Cair. Jurnal
Studi Pembangunan, Kemasyarakatan dan Lingkungan Vol I
No. 3: 25-38.
Suhardjo, D. 2008. Penurunan COD, TSS, danTotal Fosfat Pada Tangki septik Limbah
Mataram Citra Sembada Catering Dengan Menggunakan Wastewater
Garden.Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas
Islam Indonesia. Jurnal Manusia Dan Lingkungan Vol. 15,
No.2:79-89.
Lampiran Foto
(Tempat penampungan limbah) (Kolam limbah)
Pengolahan Limbah Cair Domestik 28
( Penyaringan limbah )
(Mesin penyedot)
(Kolam Aerasi)
(Gas metana untuk kompor)
(Mesin Lumpur)
( Kolam Pengeringan lumpur )
( Kolam Oksidasi)
(Kolam Klorisasi)
Pengolahan Limbah Cair Domestik 29