+ All Categories
Home > Documents > Pengolahan Limbah Cair Domestik Rawabebek

Pengolahan Limbah Cair Domestik Rawabebek

Date post: 20-Apr-2023
Category:
Upload: kompasiana
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
30
Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini membahas mengenai “Pengolahan Limbah Cair Domestik ” yang disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Ilmu Lingkungan pada Semester 100 2014/2015. Keberhasilan penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan serta arahan dari berbagai pihak baik itu secara individu maupun secara umum untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih Ibu Erna M.Si selaku dosen mata kuliah Ilmu Lingkungan yang telah membimbing dan mencurahkan ilmu kepada kami serta teman-teman semua yang telah ikut serta membantu dan memberikan semangat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak, oleh karena itu penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalamnya, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritikan dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis sendiri dan orang lain pada masa-masa yang akan datang. Jakarta, 27 Maret 2014 Pengolahan Limbah Cair Domestik 1
Transcript

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

karena atas rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini membahas mengenai “Pengolahan Limbah Cair Domestik

” yang disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah

Ilmu Lingkungan pada Semester 100 2014/2015.

Keberhasilan penulisan makalah ini tidak terlepas dari

bantuan serta arahan dari berbagai pihak baik itu secara

individu maupun secara umum untuk itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih Ibu Erna M.Si selaku dosen mata

kuliah Ilmu Lingkungan yang telah membimbing dan mencurahkan

ilmu kepada kami serta teman-teman semua yang telah ikut serta

membantu dan memberikan semangat sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini.

Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak, oleh

karena itu penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini

masih banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalamnya,

untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritikan dan

masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Penulis berharap semoga laporan ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi penulis sendiri dan orang lain pada masa-masa

yang akan datang.

Jakarta, 27 Maret 2014

Pengolahan Limbah Cair Domestik 1

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI

2

BAB I PENDAHULUAN

3

A. Latar Belakang ………………………………………………………….. 3

B. Rumusan Masalah ………………………………………………………. 4

C. Tujuan Pengamatan …………………………………………………….. 4

D. Manfaat Pengamatan …………………………………………………... 5

BAB II  TINJAUAN PUSTAKA 6

A. Limbah ……………………………………………………………………. 6

B. Limbah cair domestic ………………………………………………….... 7

Pengolahan Limbah Cair Domestik 2

C. Jenis limbah cair ………………………………………………………… 10

D. Teknik pengolahan limbah …………………………………………..... 11

BAB III METODE PENGAMATAN 15

A. Tempat dan Waktu Pengamatan ……………………………………… 15

B. Metode Pengamatan …………………………………………………… 15

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 16

A. Aspek-aspek pengamatan pengolahan limbah cair

domestik .......... 16

BAB IV PENUTUP 19

DAFTAR PUSTAKA 20

LAMPIRAN FOTO 21

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap aktivitas yang dilakukan manusia akan menghasilkan

limbah, limbah ini dalam skala kecil tidak akan menimbulkan

masalah karena alam memiliki kemampuan untuk menguraikan

kembali komponen-komponen yang terkandung dalam limbah. Namun

bila terakumulasi dalam skala besar, akan timbul permasalahan

yang dapat menggangu keseimbangan lingkungan hidup.

Permasalahan lingkungan saat ini yang dominan adalah

limbah cair yang berasal dari hasil kegiatan rumah tangga dan

Pengolahan Limbah Cair Domestik 3

industri. Limbah cair yang tidak dikelola akan menimbulkan

dampak pada perairan. Pengelolaan limbah cair dalam proses

produksi dimaksudkan untuk meminimalkan limbah yang terjadi,

serta untuk menghilangkan atau menurunkan kadar bahan pencemar

yang terkandung di dalam perairan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 112

Tahun 2003, air limbah domestik terdiri dari parameter BOD,

TSS, pH, minyak dan lemak yang apabila keseluruhan parameter

tersebut dibuang langsung ke badan penerima, maka akan

mengakibatkan pencemaran air. Oleh karena itu sebelum dibuang

ke badan penerima air, terlebih dahulu harus diolah sehingga

dapat memenuhi standar air yang baik.

Permasalahan lingkungan hidup akan terus muncul secara

serius diberbagai pelosok bumi sepanjang penduduk bumi tidak

segera memikirkan dan mengusahakan keselamatan dan

keseimbangan lingkungan. Demikian juga di Indonesia,

permasalahan lingkungan hidup seolah-olah seperti dibiarkan

menggelembung sejalan dengan intensitas pertumbuhan industri,

walaupun industrialisasi itu sendiri sedang menjadi prioritas

dalam pembangunan. Tidak kecil jumlah korban ataupun kerugian

yang justru terpaksa ditanggung oleh masyarakat luas tanpa ada

konpensasi yang sebanding dari pihak industri.

Walaupun proses perusakan lingkungan tetap terus berjalan

dan kerugian yang ditimbulkan harus ditanggung oleh banyak

pihak, tetapi solusinya yang tepat tetap saja belum bisa

ditemukan. Bahkan di sisi lain sebenarnya sudah ada perangkat

hukum yaitu Undang-Undang Lingkungan Hidup, tetapi tetap saja

pemecahan masalah lingkungan hidup menemui jalan buntu. Hal

Pengolahan Limbah Cair Domestik 4

demikian pada dasarnya disebabkan oleh adanya kesenjangan yang

tetap terpelihara menganga antara masyarakat, industri dan

pemerintah termasuk aparat penegak hukum.

Kesan pelik semakin jelas bisa dilihat apabila kita

mencoba memperhatikan respon maupun persepsi para pihak yang

berwenang mengenai permasalahan lingkungan hidup, baik hakim,

jaksa, kepolisian, pengacara, pengusaha maupun masyarakat

umum. Respon dan persepsi mereka mengenai konsep, konteks,

substansi dan pensangannan terhadap lingkungan hidup sangan

berbeda dan beragam. Padahal untuk menangani suatu kasus

lingkungn hidup, misalnya pencemaran suatu sungai, segenap

pihak yang berwenang menanganinya harus mempunyai visi dan

persepsi yang sama mengenai lingkungan hidup, sehingga bisa

diperoleh solusi yang optimal dan dirasakan adil bagi berbagai

pihak.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Darimana sumber limbah cair domestik rawabebek

berasal ?

2. Apa teknologi yang digunakan dalam pengolahan limbah

cair domestik ?

3. Apa hasil olahan limbah cair domestik tersebut ?

4. Berapa kapasitas limbah yang ditampung di lokasi

rawabebek ?

5. Bagaimana perbandingan limbah sebelum dengan sesudah

diolah ?

Pengolahan Limbah Cair Domestik 5

6. Apa saja kendala dalam pengolahan limbah cair

domestik ?

7. Apakah terdapat limbah sampingan dari pengolahan

tersebut ?

8. Apa saja pemanfaatan hasil dari limbah cair domestik

tersebut ?

C. Tujuan Pengamatan

Tujuan pengamatan dalam makalah ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sumber limbah cair domestik rawabebek

2. Untuk mengetahui teknologi yang digunakan dalam

pengolahan limbah cair domestik

3. Untuk mengetahui hasil olahan limbah

4. Untuk menghitung kapasitas limbah yang ditampung

5. Untuk membandingan limbah sebelum dengan sesudah

diolah

6. Untuk mengetahui kendala dalam pengolahan limbah cair

domestik

7. Untuk limbah sampingan dari pengolahan

8. Untuk mengetahui pemanfaatan hasil dari limbah cair

domestik

D. Manfaat Pengamatan

Manfaat Pengamatan dalam makalah ini sebagai berikut :

1. Agar masyarakat mengetahui proses pengolahan limbah

cair domestik

Pengolahan Limbah Cair Domestik 6

2. Menjadikan hasil pengamatan untuk membandingkan limbah

cair domestik yang sudah di olah dengan yang langsung

dibuang tanpa pengolahan

3. Memberikan informasi mengenai proses pengolahan limbah

cair domestik

BAB 2Pengolahan Limbah Cair Domestik 7

TINJAUAN PUSTAKA

A. Limbah

1. Pengertian Limbah

Limbah adalah permasalahan setiap negara. Sebuah

penelitian menyebutkan bahwa 85% aktivitas manusia di

muka bumi ini selalu menghasilkan sampah. Bila tidak

ditangani dengan serius, masalah limbahini akan menjadi

isu global yang bisa menjadi masalah bagi manusia di muka

bumi ini.

Berdasarkan asalnya, limbah dibedakan menjadi 3,

yaitu: limbah pertanian, limbah pabrik, dan limbah

domestik. Limbah pertanian biasanya berasal dari

pemakaian pestisida ataupun insektisidan pertanian.

Sedangkan limbah pabrik atau yang juga disebut dengan

limbah industri adalah limbah yangg dihasilkan sebagai

akibat dari sebuah proses produksi. Limbah domestik

sendiri sering disebut dengan limbah rumah tangga karena

limbah domestik merupakan limbah yang berasal dari rumah

tangga.

Pada limbah domestik, dibedakan menjadi 2

berdasarkan bentuknya, yaitu limbah domestik cair dan

limbah domestiik padat. Limbah domestik cair biasanya

berupa air bekas cucian yang mengandung detergen, air

bekas mandi yang mengandung sabun, minyak goreng bekas,

dll. Sedangkan limbah domestik padat bisa berupa sisa

sayur, sisa makanan, dll. Belum lagi bila sebuah rumah

tangga sedanga mengadakan sebuah acara, bisa dipastikan

Pengolahan Limbah Cair Domestik 8

jumlah sampah domestik yang dihasilkan meningkat sampai

berlipat - lipat.

Limbah domestik menjadi permasalahan pelik bagi

sejumlah kota besar yang padat penduduknya seperti

Jakarta, Surabaya, Medan, dll. Pemerintah setempat tentu

sudah menggalakkan pemisahan sampah berdasarkan jenisnya.

Biasanya disediakan 2 tempat sampah yang berbeda, yaitu

untuk sampah basah dan untuk sampah kering. Dengan

dipisahkannya sampah bassah dan sampah keringg diharapkan

akan lebih mudah dalam melakukan daur ulang sehingga bisa

mengurangi jumlah sampah domestik yang jumlahnya semakin

meningkat.

B. Limbah Cair Domestik

Limbah cair baik domestik maupun non domestik

mempunyai beberapa karakteristik sesuai dengan sumbernya,

karakteristik limbah cair dapat digolongkan pada

karakteristik fisik, kimia, dan biologi sebagai berikut

(Metcalf and Eddy, 2003) :

1. Karakteristik Fisika

Karakteristik fisika ini terdiri dari beberapa

parameter, diantaranya :

a. Total Solid (TS)

Padatan terdiri dari bahan padat organik maupun

anorganik yang dapat larut, mengendap atau

tersuspensi. Bahan ini pada akhirnya akan mengendap

di dasar air sehingga menimbulkan pendangkalan pada

dasar badan air penerima

b. Total Suspended Solid (TSS)

Pengolahan Limbah Cair Domestik 9

Merupakan jumlah berat dalam mg/l kering lumpur

yang ada didalam air limbah setelah mengalami

penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron.

c. Warna.

Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi

seiring dengan waktu dan menigkatnya kondisi

anaerob,warna limbah berubah dari yang abu–abu

menjadi kehitaman.

d. Kekeruhan

Kekeruhan disebabkan oleh zat padat tersuspensi,

baik yang bersifat organik maupun anorganik, serta

menunjukkan sifat optis air yang akan membatasi

pencahayaan kedalam air.

e. Temperatur

Merupakan parameter yang sangat penting

dikarenakan efeknya terhadap reaksi kimia, laju

reaksi, kehidupan organisme air dan penggunaan air

untuk berbagai aktivitas sehari-hari.

f. Bau

Bau yang disebabkan oleh udara yang dihasilkan

pada proses dekomposisi materi atau penambahan

substansi pada limbah.

2. Karakteristik Biologi

Pengolahan Limbah Cair Domestik 10

Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur

kualitas air terutama air yang dikonsumsi sebagai air

minum dan air bersih.

Parameter yang biasa digunakan adalah banyaknya

mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah.

Pengolahan air limbah secara biologis dapat didefinisikan

sebagai suatu proses yang melibatkan kegiatan

mikroorganisme dalam air untuk melakukan transformasi

senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam air menjadi

bentuk atau senyawa lain. Mikroorganisme mengkonsumsi

bahan-bahan organik membuat biomassa sel baru serta zat-

zat organik dan memanfaatkan energi yang dihasilkan dari

reaksi oksidasi untuk metabolismenya (Metcalf and Eddy,

2003).

3. Karakteristik Kimia.

Karakteristik kimia ini terdiri dari beberapa

parameter, diantaranya :

a. Biological Oxygen Demand (BOD)

Biological Oxygen Demend ( BOD ) atau kebutuhan oksigen

biologis adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan

oleh mikroorganisme di dalam lingkungan air untuk

memecah atau mendegdrasi atau mengoksidasi limbah

organic yang terdapat di dalam air.

Pengolahan Limbah Cair Domestik 11

b. Chemical Oxygen Demand (COD)

Chemical Oxygen Demand (COD) merupakan jumlah

kebutuhan oksigen dalam air untuk proses reaksi

secara kimia guna menguraikan unsur pencemar yang

ada. COD dinyatakan dalam ppm (part per milion)

(Metcalf and Eddy, 2003).

c. Protein

Protein merupakan bagian yang penting dari makhluk

hidup, termasuk di dalamnya tanaman, dan hewan

bersel satu. Di dalam limbah cair, protein

Pengolahan Limbah Cair Domestik 12

merupakan unsur penyabab bau, karena adanya proses

pembusukan dan peruraian oleh bakteri. (Metcalf

and Eddy, 2003).

d. Karbohidrat

Karbohidrat antara lain : gula, pati, sellulosa

dan benang-benang kayu terdiri dari unsur C, H,

dan O. Gula dalam limbah cair cenderung

terdekomposisi oleh enzim dari bakteri-bakteri

tertentu dan ragi menghasilkan alkohol dan gas CO2

melalui proses fermentasi.

e. Minyak dan Lemak

Minyak dan lemak merupakan bahan pencemar yang

banyak ditemukan di berbagai perairan, salah satu

sumber pencemarnya adalah dari agroindustri.

f. Detergen

Deterjen termasuk bahan organik yang sangat banyak

digunakan untuk keperluan rumah tangga, hotel, dan

rumah sakit. Fungsi utama deterjen adalah sebagai

pembersih dalam pencucian, sehingga tanah, lemak

dan lainnya dapat dipisahkan.

g. Derajat keasaman (pH)

Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu

kehidupan mempunyai pH sekitar 6,5 – 7,5. Air akan

bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya

pH. Bila pH di bawah pH normal, maka air tersebut

bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH di

atas pH normal bersifat basa.

h. Alkalinitas

Pengolahan Limbah Cair Domestik 13

Tinggi rendahnya alkalinitas air ditentukan

senyawa karbonat, bikarbonat, garam hidroksida,

kalium, magnesium dan natrium dalam air. Semakin

tinggi kesadahan suatu air semakin sulit air

membuih.

i. Besi dan Mangan

Besi dan mangan yang teroksida dalam air berwarna

kecoklatan dan tidak larut, menyebabkan penggunaan

air menjadi terbatas. Air tidak dapat digunakan

untuk keperluan rumah tangga dan industri.

h. Chlorida

Chlorida banyak dijumpai dalam pabrik kaustik

soda. Chlorida merupakan zat terlarut dan tidak

menyerap. Sebagai chlor bebasberfungsi sebagai

disinfektans, tapi dalam bentuk ion yang

bersenyawa dengan ion natrium menyebabkan air

menjadi asin dan merusak pipa-pipa instalasi.

i. Phospat

Kandungan phospat yang tinggi menyebabkan suburnya

algae dan organisme lainnya. Pengukuran kandungan

phospat dalam air limbah berfungsi untuk mencegah

tingginya kadar phospat sehingga tidak merangsang

pertumbuhan tumbuhan-tumbuhan dalam air. Sebab

pertumbuhan subur akan menghalangi kelancaran

arus air dan pada danau akan mengakibatkan

berkurangnya oksigen terlarut serta kesuburan

tanaman lainnya.

j. Sulfur

Pengolahan Limbah Cair Domestik 14

Sulfat dalam jumlah besar akan menaikan keasaman

air. Dalam bentuk H2S bersifat racun dan berbau

busuk. H2S akan menghitamkan air dan lumpur yang

bila terikat dengan senyawabesi membentuk Fe2S.

m. Logam berat dan beracun

Logam berat pada umumnya seperti tembaga, perak,

seng, cadmium, air raksa, timah, chromium, besi,

dan nikel. Logam ini dalam konsentrasi tertentu

membahayakan bagi manusia.

n. Fenol

Istilah fenol dalam air limbah tidak hanya

terbatas pada fenol (C6H5–OH) tapi bermacam-macam

campuran organik yang terdiri dari satu atau lebih

gugusan hidroxil. Fenol yang dengan konsentrasi

0,005/liter dalam air minum menciptakan rasa dan

bau apabila bereaksi dengan chlor membentuk

chlorophenol.

C. Jenis Limbah Cair

1. Limbah cair domestik

Yaitu limbah cair hasil buangan dari perumahan (rumah

tangga), perkantoran, bangunan perdagangan, dan sarana

jenis. Contoh : air detergen sisa cucian

2. Limbah cair industri

Yaitu limbah cair hasil buangan industri. Contoh :

cairan sisa pewarna tekstil dari industri tekstil.

3. Rembesan dan luapan

Pengolahan Limbah Cair Domestik 15

Yaitu limbar cair yang berasal dari berbagai sumber

yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui

rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari

permukaan. Contoh : luapan air buangan talang atap,

pendingin ruangan.

4. Air hujan

Yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan

diatas permukaan tanah.

D. Teknik Pengolahan Limbah

1. Pengolahan Primer (Primary Treatment)

Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar

adalah berupa proses pengolahan secara fisika.

a. Penyaringan (Screening)

Limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan

disaring menggunakan jeruji saring. Metode ini

merupakan cara yang efisien dan murah untuk

menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari

air limbah.

b. Pengolahan Awal (Pretreatment)

Limbah yang sudah disaring kemudian disalurkan ke

suatu tangki atau bak yanf berfungsi untuk

memisahkan pasir dan partikel padat tersuspensi lain

yang berukuran relatif besar.

c. Pengendapan

Setelah itu limbah cair akan dialirkan ke tangki

atau bak pengendapan. Di tangki pengendapan, limbah

Pengolahan Limbah Cair Domestik 16

cair didiamkan agar partikel-partikel padat yang

tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke

dasar tangki. Endapan partikel tersebut akan

membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari

air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih

lanjut.

d. Pengapungan (Floation)

Metode ini efektif untuk menyingkirkan polutan

berupa minyak atau lemak. Proses pengapungan

dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat

menghasilkan gelembung-gelembung udara berukuran

kecil (30-120 mikron). Gelembung udara tersebut akan

membawa partikel-partikel minyak dan lemak ke

permukaan air limbah sehingga kemudian dapat

disingkirkan.

2. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)

Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan

secara biologis, yaitu dengan melibatkan mikroorganisme

yang dapat mengurai/mendegradasi bahan organik.

Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri

aerob. Terdapat 3 metode pengolahan secara biologis,

yaitu :

a. Metode Trickling Filter

Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk

mendegradasi bahan organik melekat dan tumbuh pada

suatu lapisan media kasar, bisanya berupa serpihan

batu atau plastik, dengan ketebalan 1-3 m. Limbah

Pengolahan Limbah Cair Domestik 17

cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan

dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama

proses perembesan, bahan organik yang terkandung

dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob.

Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media,

limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan

kemudian disalurkan ke tangki pengendapan dan

selanjutnya mengalami proses pengendapan.

b. Metode Activated Sludge

Pada metode lumpur aktif ini, limbah cair disalurkan

ke suatu tangki dan didalamnya limbah dicampur

dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses

degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama

beberapa ja, dibantu dengan pemberian gelembung

udara aerasi. Aerasi dalam mempercepat kerja bakteri

dalam mendegradasi limbah.

c. Metode Treatment Ponds/Lagoons

Metode perlakuan kolam merupakan metode yang murah

namun proses nya berlangsung relatif lamba. Pada

metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-

kolam terbuka. Algae yang tumbuh dipermukaan kolam

akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen

tersebut kemudian digunakan bakteri aerob untuk

proses degradasi bahan organik dalam limbah. Selama

proses degradasi di kolam, limbah juga akan

mengalami proses pengendapan.

3. Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)

Pengolahan Limbah Cair Domestik 18

Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan

primer dan sekunder masih terdapat zat tertentu dalam

limbah cair yang membahayakan bagi lingkungan dan

masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya

pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat yang

tersisa dalam air limbah. Contoh metode pengolahan

tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan

pasir, saringan multimedia, precoal filter,

micristaining, vacum filter, dan osmosis bolak-balik.

Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada

fasilitas pengolahan limbah karena biaya yang dilakukan

untuk proses pengolahan ini cenderung tinggi sehingga

tidak ekonomis.

4. Desinfeksi (Desinfection)

Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujan untuk

membunuh atau mengurangi mikroorganisme patogen yang

ada dalan limbar cair. Mekanisme desinfeksi dapat

secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat

tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Dalam menentukan

senyawa untuk membunuh mikroorganisme, terdapat

beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

Daya racun zat

Waktu kontak yang diperlukan

Efektivitas zat

Kadar dosis yang digunakan

Tidsk boleh bersifat toksik terhadap manusi dan

hewan

Pengolahan Limbah Cair Domestik 19

Tahan terhadap air

Biayanya murah

Proses desinfeksi limbah cair biasanya dilakukan

setelah proses pengolahan limbah selesai, yaitu setelah

pengolahan primer, sekunder, atau tersier, sebelum

limbah dibuang ke lingkungan.

5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)

Setiap tahap pengolahan limbar cair, baik primer,

sekunder maupun tersier, akan menghaslkan endapan

polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat

dibuang secara langsung, melainkan perlu diolah lebih

lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan limbah biasanya

akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob,

kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu

dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill),

dijadikan pupuk kompos, atau dibakar.

BAB III

METODE PENGAMATAN

A. Tempat dan Waktu Pengamatan

Pengamatan pengolahan limbah cair domestic ini dikakukan

di Rawa Bebek, Cakung, Jakarta timur. Pada hari Rabu tanggal

30 Maret 2014

B. Metode Pengamatan

Pengolahan Limbah Cair Domestik 20

Metode yang dilakukan pada pengamatan kali ini adalah

dengan cara pengamatan langsung ke pengolahan limbah tersebut

sambil mewawancarai petugas yang mendampingi pengamatan

lapangan kami. Petugas yang kami wawancarai adalah ketua

koordinasi peralatan, yakni bapak Walim.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengolahan Limbah Cair Domestik 21

A. Aspek-aspek Pengamatan Pengolahan Limbah domestic cair

(septik tank)

No

.

Aspek yang diamati Hasil pengamatan

1. Asal sumber limbah cair

domestic Rawa bebek

Limbah berasal dari limbah cair

rumah tangga khususnya septic

tank warga, toilet umum,

perusahaan sekitar disekitar

lokasi pengolahan.

2. Teknologi yang digunakan

dalam pengolahan limbah

cair domestic

Teknologi yang sekarang

digunakan dalam pengolahan

limbah ada dua, yakni semi

teknologi, dan teknologi.3. Hasil olahan limbah cair

domestic

Olahan limbah cair ini ada dua

bentuk, yakni:

- cairan

Biasanya bentuk cair

setelah diuji mutunya dan

memenuhi persyaratan bahwa

tidak mengandung BOD dan

COD yang tinggi, maka

langsung begitu saja

dibuang ke kali di sekitar

tempat pengolahan, selain

itu bisa juga dijadikan

sebagai pupuk cair

- padatan

Pengolahan Limbah Cair Domestik 22

bentuk padatan ini awalnya

berupa lumpur setelah

diendapkan dan dibuang

airnya yang tersisa

hanyalah lumpur. Lumpur

ini biasa dimanfaatkan

sebagai pupuk. Sudah

banyak diteliti dan memang

pupuk ini baik untuk

pertanian, khususnya padi

dan jagung. Meskipun

demikian, sebelum lumpur

digunakan sebagai pupuk,

lumpur ini harus

ditambahnya beberapa zat

agar tanaman lebih baik

tumbuhnya, seperti fosfor

dan kalium

4. Kapasitas limbah yang

ditampung di pengolahan

limbah septic tank

Rawabebek

Setiap kolam memiliki ukuran 125m

x 20m x 1,5m sehingga dapat

menampung sekitar 3750 m3

5. Perbandingan limbah

sebelum dengan sesudah

diolah

Perbandingan yang sangat

terlihat adalah kadar COD dan

BOD dalam limbah yang sebelum

dan sesudah diolah.

Pengolahan Limbah Cair Domestik 23

Kadar COD dan BOD pada limbah

sebelum diolah sekitar dan

setelah diolah menjadi.

sehingga limbah tersebut bisa

diterima oleh alam dan tidak

membahayakan jika langsung

dibuang ke alam6. Kendala dalam pengolahan

limbah cair domestic

Ada beberapa kendala yang

dialami seperti :

1. Mesin mengalami macet dan

rusak

2. Limbah mengandung sampah

yang menyebabkan sulit di

olah

3. Bau limbah yang menyengat

menyebabkan warga sekitar

terganggu dan resah

4. Kurang sosialisasi,

sehingga hasil olahan

limbah kurang di

manfaatkan oleh warga

sekitar. Karna mengingat

hasil olahan limbah

tersebut berasal dari

tinja.7. Limbah sampingan dari

pengolahan tersebut

Tidak ada, karena semua yang

sudah diolah didipengolahan

ini tidak lagi mengandung

Pengolahan Limbah Cair Domestik 24

limbah, karena kadar BOD dan

COD sudah rendah, sehingga

sudah bisa diterima oleh alam8. Pemanfaatan hasil dari

pengolahan limbah cair

domestic

Dapat dimanfaatkan sebagai

pupuktanaman, sebagai bahan

penelitian,

9. Tahapan pengolahan limbah

cair domestic di Rawa Bebek

Kolam penampungan

Kolam aerasi

Mesin decanter

Pengendapan lumpur

Oksidasi

Netralisasi

Pengolahan Limbah Cair Domestik 25

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Limbah cair domestik di Rawa Bebek, Cakung Jakarta

Timur berasal berasal dari limbah cair rumah tangga

khususnya septic tank warga, toilet umum, perusahaan

sekitar di sekitar lokasi pengolahan. Limbah cair

domestik Rawa Bebek sudah mengalami tahapan proses

pengolahan yang cukup baik sehingga menghasilkan olahan

berupa pupuk cair dan pupuk padat (lumpur) yang memiliki

kadar BOD dan COD rendah dan tidak membahayakan jika

dibuang ke alam. Hasil olahan pupuk sudah banyak diteliti

dan memang pupuk ini baik untuk pertanian, khususnya padi

dan jagung. Meskipun demikian, sebelum lumpur digunakan

sebagai pupuk, lumpur ini harus ditambahnya beberapa zat

agar tanaman lebih baik tumbuhnya, seperti fosfor dan

kalium.

Pengolahan limbah cair domestik Rawa Bebek juga

memiliki beberapa kendala, yaitu : mesin macet dan rusak,

adanya sampah dalam limbah, bau menyengat yang menggangu.

B. Saran

Penulisan laporan pengamatan pengolahan limbah cair

domestik di Rawa Bebek, Cakung masih ada kekurangan dan

kesalahan mohon kritik, saran dan masukkan agar dapat

memberikan informasi dan menambah wawasan para pembaca.

Pengolahan Limbah Cair Domestik 26

DAFTAR PUSTAKA

Djajadiningrat, A., 1999. Pengolahan Limbah Cair. Penelitian

Pengelolaan

Limbah. ITB. Bandung.

Firdus dan Muchlisin ZA. 2010. Degradation Rate Of Sludge and Water

Quality of Tangki septik (Water Closed) by Using Starbio and Freshwater

Catfish as Biodegradator. Jurusan Biologi Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala

Darussalam. Banda Aceh, Aceh. Jurnal Natural Vol.10No. 1

Sa’adah, N. R dan P. Winarti. 2009. Pengolahan Limbah Cair Domestik

Menggunakan Lumpur Aktif Proses Anaerob. Jurusan Teknik Kimia

Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. Diakses

dari

http://eprints.undip.ac.id/11591/2/laporan_penlit_Puji_Ra

hmi.pdf Pada tanggal 5 mei 2014 Pukul 19.40 WIB.

Said N. I. dan H.D.Wahjono. 1999. Alat Pengolah Air Limbah Rumah

Tangga Semi Komunal Kombinasi Biofilter Anaerob dan Aerob. Kelompok

Pengolahan Limbah Cair Domestik 27

Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair Direktorat Teknologi

Lingkungan, Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, Material dan

Lingkungan. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi,

Jakarta.

Seabloom, R. B. 2004. University Curriculum Development for Decentralized

Wastewater Management : Septic Tanks. Emeritus Professor of Civil

and Environmental Engineering Dept. of Civil and

Environmental Engineering, University of Washington.

Sutapa I.DA. 1999. Lumpur Aktif: Alternatif Pengolah Limbah Cair. Jurnal

Studi Pembangunan, Kemasyarakatan dan Lingkungan Vol I

No. 3: 25-38.

Suhardjo, D. 2008. Penurunan COD, TSS, danTotal Fosfat Pada Tangki septik Limbah

Mataram Citra Sembada Catering Dengan Menggunakan Wastewater

Garden.Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas

Islam Indonesia. Jurnal Manusia Dan Lingkungan Vol. 15,

No.2:79-89.

Lampiran Foto

(Tempat penampungan limbah) (Kolam limbah)

Pengolahan Limbah Cair Domestik 28

( Penyaringan limbah )

(Mesin penyedot)

(Kolam Aerasi)

(Gas metana untuk kompor)

(Mesin Lumpur)

( Kolam Pengeringan lumpur )

( Kolam Oksidasi)

(Kolam Klorisasi)

Pengolahan Limbah Cair Domestik 29

(Mesin pemisah lumpur dansampah)

(Kolam lumpur cair)

(Lumpur padat )

(Endapan lumpur akhir)

Pengolahan Limbah Cair Domestik 30


Recommended