+ All Categories
Home > Documents > PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF ...

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF ...

Date post: 07-Jan-2023
Category:
Upload: khangminh22
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
191
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF PADA SISWA KELAS VIII A SMPN 2 BAROMBONG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Skripsi pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh NURUL AQIDAH 10536 5045 15 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2019
Transcript

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF PADA SISWA

KELAS VIII A SMPN 2 BAROMBONG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Skripsi pada Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

NURUL AQIDAH

10536 5045 15

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

2019

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Jangan lelah untuk berjuang

setelah terjatuh berkali-kali

jatuh bangun lagi... gagal coba lagi....

kupersembahkan karya ini untuk kedua orang tuaku

saudara dan sahabat-sahabatku

atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis

mewujudkan harapan menjadi kenyataan

ABSTRAK

Nurul Aqidah. 2019. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Melalui Model Pembelajaran Generatif Pada Siswa Kelas VIII A SMPN 2 Barombong. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Sukmawati dan Pembimbing II Kristiawati.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik pada siswa kelas VIII A SMPN 2 Barombong. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMPN 2 Barombong pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020, dengan jumlah siswa 36 orang. Siklus I dilaksanakan selama 4 kali pertemuan dan siklus II dilaksanakan selama 4 kali pertemuan. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui tentang tingkat kreativitas siswa, aktivitas siswa dan keterlaksanaan pembelajaran selama pembelajaran berlangsung, dan tes untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa setelah pemberian tindakan. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) terjadi peningkatan untuk semua indikator yang diamati yaitu: fleksibilitas meningkat dari 70,75 % menjadi 82,5 %. Sedangkan kategori fluency meningkat dari 70,75 % menjadi 84 %, dan (b) skor rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa pada siklus I sebesar 71,44 dengan standar deviasi 14,73 dan pada siklus II diperoleh skor rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa sebesar 83,33 dengan standar deviasi 9,79. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya model pembelajaran generatif maka kemampuan berpikir kreatif matematik siswa kelas VIII A SMPN 2 Barombong meningkat. Kata Kunci: Kemampuan berpikir kreatif, model pembelajaran generatif

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW

beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

Alhamdulillah atas izin Allah SWT dan dengan doa, usaha serta semangat

yang penulis miliki, akhirnya penyusunan skripsi yang berjudul

“PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF PADA SISWA

KELAS VIII A SMPN 2 BAROMBONG” dapat terselesaikan dengan baik

sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis persembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat

dikasihi dan sayangi ayahanda tercinta Lahamuddin dan ibunda Irmayanti, yang

senantiasa mengiringi setiap perjalanan penulis dengan do’a restu, memberi

harapan, semangat, perhatian, kasih sayang yang tulus tanpa pamrih, selalu

memberi jalan menerima setiap pulang serta menjadi tempat rebah terbaik bagi

penulis saat asa kian terpuruk dan harap tak lagi kokoh, ibarat lilin yang rela

lenyap hanya untuk menerangi setiap jalanku. Cinta yang luar biasa ini tidak akan

pernah mampu penulis balas hanya dengan selembar kertas bertuliskan kata cinta

dan persembahan.

Untuk kakanda tersayang dan adik-adik tercinta yang selalu memberi

dukungan moril dan materil serta mendukung dan memberikan semangat disetiap

keluh juga kesah. Sungguh tiada yang paling mengharukan ketika ukiran senyum

yang kalian berikan dikala melihat tawa lepas menceritakan betapa indahnya hari

yang penulis lalui harus digadai dengan jarak hanya untuk meyelesaikan studi.

Serta terimakasih kepada seluruh keluarga besar atas segala kasih sayang,

dukungan yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu.

Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya

penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan

yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, S.E., M.M. Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Bapak Mukhlis, S.Pd., M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. Sukmawati, M.Pd. selaku Pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga

skripsi selesai dengan baik.

5. Ibu Kristiawati, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah berkenan

membantu memberi saran dan masukan selama penyusunan sehingga skripsi

selesai dengan baik.

6. Bapak/ Ibu dan Asisten Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak membantu dalam

proses penyelesaian skripsi ini dan membekali penulis selama perkuliahan.

7. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Sahabat seperjuangan DH. Mutmainnah Hasanuddin, Siti Aisyah Ramadhani

MIM, Tuty Halwiyah, Fanisa Septarina Ahmad, Nuul Fatma dan Wirnayanti

yang senantiasa menjadi pendengar terbaik bagi penulis dan teman-teman

mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi

Pendidikan Matematika Angkatan 2015 terkhusus kepada kelas 2015 B yang

tidak mampu penulis sebut satu per satu.

9. Keluarga besar Posko Lappo-lappo Squad yang tidak sempat penulis sebut

satu persatu. Terima kasih telah menerima penulis sebagai keluarga dan

bersedia merajut kisah cinta, cita, juga juang yang terbingkai oleh goresan

waktu hingga abadi dalam ruang yang kita sebut kenangan.

10. Para Beloved terima kasih untuk segala sabar yang tak ada habisnya. Terima

kasih untuk setiap racikan tawa yang kalian seduh demi melarutkan gundah

yang kian membatu. Aku yakin bertemu dengan kalian adalah bentuk

kecintaan-Nya padaku. Terima kasih untuk pundak yang selalu lapang

untukku ketika juang menertawakan asa yang kian menciut dan untuk setiap

kedai mimpi yang kalian bangun untukku dikala cita yang penulis

perjuangkan meruntuhkan segalanya.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak, utamanya kepada Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena

itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan.

Billahi Fisabilil Haq Fastabiqul Khairat, Wassalamualaikum Wr. Wb

Makassar, November 2019

Nurul Aqidah

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN ................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian....................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori................................................................................ 7

1. Hakikat Matematika .............................................................. 7

2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik .............................. 8

3. Model Pembelajaran Generatif ............................................ 11

4. Materi Ajar. ......................................................................... 17

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................. 21

C. Kerangka Pikir ......................................................................... 22

D. Hipotesis Tindakan .................................................................. 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ....................................................................... 25

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ................................................. 25

C. Faktor yang Diselidiki ............................................................ 25

D. Prosedur Penelitian ................................................................. 26

E Instrumen Penelitian. ............................................................... 31

F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 32

G. Teknik Analisis Data .............................................................. 33

H. Indikator Keberhasilan ........................................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Siklus I ......................................................... 36

B. Hasil Penelitian Siklus II ........................................................ 45

C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 55

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................. 58

B. Saran ........................................................................................ 59

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 60

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Langkah-langkah model pembelajaran generatif ............................ 13

Tabel 3.1 Pedoman penskoran tes kemampun berpikir kreatif ....................... 32

Tabel 3.2 Ilutrasi pemberian skor tes .............................................................. 33

Tabel 3.3 Kategori kemampuan berpikir kreatif ............................................. 33

Tabel 3.4 Kategori kemampuan guru mengelolah pembelajaran.................... 34

Tabel 4.1 Data hasil lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran

matematika melalui model pembelajaran generatif siklus I .......... 36

Tabel 4.2 Persentase aktivitas siswa selama pembelajaran matematika melalui

model pembelajaran generatif siklus I ............................................ 38

Tabel 4.3 Ketercapaian indikator kemampuan berpikir kreatif ...................... 41

Tabel 4.4 Statistik skor kemampuan berpikir kreatif matematik melalui model

pembelajaran generatif pada siklus I ............................................. 42

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi dan persentase skor kemampuan berpikir kreatif

matematik melalui model pembelajaran generatif siklus I ............. 42

Tabel 4.6 Persentase ketuntasan kemampuan berpikir kreatif matematik

melalui model pembelajaran generatif siklus I ............................... 43

Tabel 4.7 Data hasil lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran

matematika melalui model pembelajaran generatif siklus II .......... 45

Tabel 4.8 Persentase aktivitas siswa selama pembelajaran matematika melalui

model pembelajaran generatif siklus II .......................................... 47

Tabel 4.9 Ketercapaian indikator kemampuan berpikir kreatif ...................... 51

Tabel 4.10 Statistik skor kemampuan berpikir kreatif matematik melalui

model pembelajaran generatif pada siklus I ................................... 51

Tabel 4.11 Distribusi frekuensi dan persentase skor kemampuan berpikir

kreatif matematik melalui model pembelajaran generatif siklus II 52

Tabel 4.12 Persentase ketuntasan kemampuan berpikir kreatif matematik

Melalui model pembelajaran generatif pada siklus II . 53

Tabel 4.13 Perbandingan hasil tes kemampuan berpikir kreatif setiap

indikator .......................................................................................... 56

tabel 4.14 Perbandingan hasil tes kemampuan berpikir kreatif setiap

siklus ............................................................................................... 56

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tahapan model pembelajaran generatif ...................................... 13

Gambar 3.1 Diagram alur penelitian ............................................................... 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

pihak mendapatkan informasi secara melimpah, cepat dan mudah dari

berbagai sumber. Untuk itu manusia dituntut memiliki kemampuan dalam

memperoleh, memilih, mengelolah dan menindaklanjuti informasi. Aktivitas

manusia tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan berpikir. Kegiatan berpikir

salah satunya adalah pada saat memecahkan persoalan atau menentukan

strategi yang tepat dalam mengambil suatu keputusan. Kemampuan berpikir

harus dikembangkan salah satunya melalui kegiatan pembelajaran di sekolah.

Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan

tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah

seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa

depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh kedepan dan memikirkan apa yang

dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang.

Tujuan mata pelajaran matematika berdasarkan Badan Standar

Nasional Pendidikan (2006) secara umum adalah agar siswa dapat memiliki

kemampuan pemecahan masalah secara fleksibel, akurat, tepat dan efisien.

Selain itu, siswa juga diharapkan dapat memiliki kemampuan dalam

memahami masalah serta memberikan penafsiran terhadap solusi yang

diperoleh. Tujuan mata pelajaran matematika lainnya sebagaimana dalam

Jurnal Pena Ilmiah: Vol 2, No 1 (2017) secara umum meliputi tiga aspek,

yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Depdiknas (dalam Cahyaningsih & Asikin, 2015) juga mengemukakan

bahwa tujuan diberikannya mata pelajaran matematika kepada para siswa

yaitu untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir kreatif.

Berdasarkan hal tersebut, maka pembelajaran matematika harus diupayakan

agar menjadi penunjang kemampuan berpikir kreatif siswa dapat berkembang.

Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan individu untuk

mencari cara, strategi, ide atau gagasan baru bagaimana memperoleh

penyelesaian terhadap suatu permasalahan yang dihadapi. Sukmadinata (2012)

mengemukakan bahwa berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk

meningkatkan kemurnian (originality) dan ketajaman pemahaman (insight)

dalam mengembangkan sesuatu yang relatif baru.

Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal

sekarang ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini nampak

pada rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat

memperihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran

yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta

didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk

belajar).

Dalam arti yang lebih substansi, bahwa proses pembelajaran hingga

dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses

bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan

proses berpikirnya yang dapat menyebabkan kemampuan belajar siswa tidak

meningkat. Peningkatan kemampuan belajar siswa, tentunya tidak akan

terlepas dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran disekolah. Misalnya

dengan adanya penataran guru, penyediaan buku paket, dan alat-alat

laboratorium serta penyempurnaan kurikulum.

Demikian halnya yang terjadi di SMP Negeri 2 Barombong Kabupaten

Gowa, berdasarkan informasi yang diberikan guru matematika pada tanggal

26 oktober 2018 bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa dalam hal

penyelesaian soal dikategorikan masih tergolong rendah yakni kurang dari

30% dari jumlah siswa yang mampu mencapai kategori kreatif atau sangat

kreatif dalam hal kemampuan berpikirnya. Hal tersebut dikarenakan

kurangnya kemampuan siswa dalam memberikan alasan terhadap jawaban

yang diberikan serta menyimpulkan materi pembelajaran yang diberikan.

Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Kinanti (2012) yang

menjelaskan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematik siswa tingkat

menengah pertama masih dalam kategori 46,67%. Contohnya dalam

mengerjakan soal ditekankan pada banyaknya jawaban benar dan banyaknya

strategi yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah. Namun,

mayoritas siswa hanya menjawab dengan satu strategi saja. Siswa tidak

didorong untuk mengajukan pertanyaan dan menggunakan daya imajinasinya

dan mengajukan masalah-masalah sendiri.

Kemampuan berpikir kreatif siswa tidak dapat berkembang dengan

baik apabila dalam proses pembelajaran guru tidak melibatkan siswa secara

aktif dalam pembentukan konsep. Metode pembelajaran yang digunakan di

sekolah masih secara konvensional, yaitu pembelajaran yang masih berpusat

pada guru. Pembelajaran tersebut dapat menghambat perkembangan

kreativitas dan aktivitas siswa seperti dalam hal mengkomunikasikan ide dan

gagasan sehingga keadaan ini tidak lagi sesuai dengan target dan tujuan

pembelajaran matematika.

Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila perencanaan dan metode

yang digunakan dapat mempengaruhi potensi dan kemampuan yang dimiliki

peserta didik dan keberhasilan tersebut akan tercapai apabila peserta didik

dilibatkan dalam proses berpikirnya. Dengan demikian model yang tepat

digunakan oleh guru matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran generatif.

Model pembelajaran generatif merupakan suatu model pembelajaran

yang menekankan pada pengintegrasian secara aktif pengetahuan baru dengan

menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya. Dalam

salah satu penelitian yang dilakukan oleh Sugilar (2013) mengatakan bahwa

pembelajaran generatif mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

matematika siswa. Satu inovasi yang menarik mengiringi perubahan

paradigma tersebut adalah ditemukan dan diterapkannya model pembelajaran

generatif atau lebih tepat dalam mengambangkan dan menggali pengetahuan

peserta didik secara konkrit dan mandiri. Inovasi ini bermula diadopsi dari

metode kerja para ilmuan dalam menemukan suatu pengetahuan baru.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti mengambil judul

penelitian yaitu “Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik

melalui model pembelajaran generatif pada siswa kelas VIII A SMPN 2

Barombong”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan

menggunakan model pembelajaran generatif dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kreatif matematik siswa kelas VIII A SMPN 2 Barombong?.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah: Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa

kelas VIII A SMPN 2 Barombong dengan menerapkan model pembelajaran

generatif.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagi guru, sebagai salah satu pedoman dalam bidang studi matematika

untuk mengembangkan metode mengajar dalam upaya meningkatkan

kemampuan siswa sehingga proses pembelajaran tidak monoton pada

metode ceramah saja.

2) Bagi siswa, dapat membuat siswa lebih aktif dalam belajar matematika dan

memiliki kemungkinan menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi

dalam memecahkan masalah sehingga memperoleh hasil yang lebih baik.

3) Bagi peneliti, dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan

wawasan dalam memahai peningkatan kemampuan berpikir kreatif

melalui model pembelajaran generatif.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Matematika

Kata “Matematika” berasal dari bahasa Yunani Kuno (mathema), yang

berarti pengkajian, pembelajaran, ilmu dan arti teknisnya menjadi “pengkajian

matematika”., bahkan demikian juga pada zaman kuno. Kata sifatnya adalah

(mathematikos) berkaitan dengan pengkajian, atau tekun belajar (Wikipedia,

2011).

Matematika memiliki potensi untuk meningkatkan kemampuan

berpikir, berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah

sehari-hari. Potensi tersebut dapat terwujud bila pembelajaran matematika

menerangkan pada aspek peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi

yang mengharuskan siswa memanipulasi informasi serta ide-ide dalam cara

tertentu yang memberikan mereka pengertian dalam implikasi baru (Noer,

2009).

Matematika adalah ilmu yang paling inti dari ilmu-ilmu yag lainnya,

artinya ilmu matematika tidak tergantung kepada bidang ilmu lainnya. Seperti

dikatakan Fehr, bahwa “Matematika adalah ratunya ilmu sekaligus pelayan

ilmu”. Sebagai ratu matematika merupakan bentuk tertinggi dari logika.

Sebagai pelayan, mtematika memberikan tidak hanya sistem

pengorganisasian ilmu yang bersifat logis tetapi juga pernyataan-pernyataan

dalam bentuk model matematika.

Secara istilah dalam menguraikan tentang hakikat matematika banyak

dikemukakan beberapa pendapat para tokoh dari sudut pandangnya masing-

masing. Hudoyo (2001) mengatakan bahwa hakikat matematika adalah

“Berkenalan dengan ide-ide, stuktur, dan hubungannya yang diatur menurut

urutan yang logis.

Sementara itu Soejadi (1999) mengemukakan beberapa pendapat

mengenai hakekat matematika yaitu:

a. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir

secara sistematik.

b. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi

c. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan

berhubungan dengan bilangan.

d. Matematika adalah pengetahuan tengtang fakta-fakta kuantitatif dan

masalah tentang ruang dan bentuk.

e. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logis

f. Matematika adalah pengetahuan tentang unsur-unsur yang ketat.

2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik

Berpikir kreatif adalah menemukan cara baru yang lebih baik untuk

mengerjakan segala sesuatu (Schwartz, 2007). Tentunya sebagai pusat

kendali dari berpikir kreatif adalah otak manusia yang beratnya tidak lebih

dari 1,5 kg namun merupakan pusat berpikir, berperilaku, serta pusat emosi

manusia yang mencerminkan seluruh dirinya (selfhood), kebudayaan,

kejiwaan, serta bahasa dan ingatan. Yang tentunya perlu didukung oleh rasa

percaya diri, kreativitas dan gairah, serta mempunyai keyakinan bahwa masa

depan akan gilang-gemilang. Adapun tahapan proses berpikir kreatif

sebagaimana termuat dalam sejarah psikologi kognitif (Solso, 2008) sebagai

berikut:

a. Tahap persiapan, seorang pemikir atau creator memformulasikan

masalahnya dan mengumpulkan semua fakta dan data yang dibutuhkan

untuk memecahkan masalah yang kadang-kadang muncul meski telah

lama berkonsentrasi pada pemecahan masalah yang belum juga muncul.

b. Tahap inkubasi, pemikir mengalihkan perhatian dari persoalan yang

sedang dihadapinya, dimana pada tahap ini ide-ide yang mencampuri dan

mengganggu cenderung menghilang, sementara pengalaman baru dapat

menambah kunci bagi pemecahan masalah.

c. Tahap iluminasi, pemikir mengalami insight atau tiba-tiba muncul dalam

pemecahan masalah dengan sendirinya.

d. Tahap evaluasi, dilakukan setelah adanya pemecahan masalah dengan

tujuan untuk menilai sudah tepat atau belum, apabila belum maka kembali

lagi ke tahap awal.

e. Tahap revisi, merupakan perbaikan masalah agar menjadi lebih tepat.

Berpikir kreatif matematik sangat erat kaitannya dengan adanya

masalah matematika. Pemecahan masalah ini bergantung pada kemampuan

untuk mengatasi segala hambatan yang dihadapi dalam rangka

mengembangkan berpikir kreatif. Berpikir kreatif merupakan kunci dari

berpikir untuk merancang, memecahkan masalah untuk melakukan

perubahan dan perbaikan untuk memperoleh gagasan baru (De Bono,

2007).

Kemampuan berpikir kreatif matematik adalah kemampuan untuk

menyelesaikan permasalahan matematika dengan penyelesaian yang

berbeda namun tetap diterima keabsahannya. Kemampuan seperti ini perlu

dikembangkan karena dapat memberikan manfaat yang sangat luas

terhadap kehidupan siswa. Contohnya adalah dalam memahami dan

mengaplikasikan materi matematika dalam kehidupan sehari-hari. Siswa

yang kreatif cenderung dapat menyelesaikan masalah dengan baik dan

senantiasa memiliki pemikiran yang lebih mendalam terhadap situasi dan

masalah yang mereka temukan.

Kemampuan berpikir kreatif tidak bisa muncul dengan sendirinya

melainkan butuh suatu latihan. Dalam hal ini seorang guru harus bisa

melatih dan mengasah kemampuan berpikir kreatif siswa dengan

pembelajaran yang memunculkan permasalahan sehari-hari yang sifatnya

tidak rutin yakni mmembutuhkan prosedur perencanaan penyelesaian,

tidak sekedar menggunakan rumus dan teori.

Beberapa buku banyak mendiskusikan mengenai cara

mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, tetapi masih sedikit yang

fokus kepada kemampuan berpikir kreatif matematik. Menurut Schwartz

(2007) ada 3 langkah dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif

yakni: (1) percaya bahwa ada solusi dari setiap permasalahan, (2) jangan

biarkan tradisi melumpuhkan pikiran kreatif dan (3) praktekkan bertanya

dan mendengarkan.

Adapun ciri-ciri kemampuan berfikir kreatif (Mahmudi, 2012)

yakni: (1) kefasihan, yaitu kemampuan untuk menghasilkan pemikiran

gagasan atau pertanyaan dalam jumlah yang banyak, (2) fleksibilitas,

yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam pikiran, dan

mudah berpindah dari satu jenis pemikiran kepemikiran lainnya, (3)

orisinalitas, yaitu kemampuan untuk berpikir dengan cara yang baru atau

kemampuan untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran yang tidak lazim

dari pemikiran yang jelas diketahui sebelumnya dan (4) elaborasi, yaitu

kemampuan untuk menambah atau memperinci hal-hal yang detail dari

suatu objek, gagasan atau situasi.

Berdasarkan uraian diatas, indikator berpikir kreatif yang

digunakan dalam penelitian ini adalah berpikir lancar (fluency) dan

berpikir luwes (flexibility),

a. Fluency mengacu pada kemampuan siswa untuk menghasilkan

jawaban benar dan bernilai benar.

b. Flexibility mengacu pada kemampuan siswa menghasilkan

berbagai macam ide dengan pendekatan yang berbeda untuk

menyelesaikan masalah.

3. Model Pembelajaran Generatif

Pembelajaran generatif atau generative learning yaitu suatu model

pembelajaran yang menekankan pada pengintegrasian secara aktif

pengetahuan baru dengan menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki

siswa sebelumnya. Pengetahuan baru itu akan diuji dengan cara

menggunakannya dalam menjawab persoalan atau gejala yang terkait.

Jika pengetahuan baru itu berhasil menjawab permasalahan yang

dihadapi, maka pengetahuan baru itu akan disimpan dalam memori

jangka panjang.

Pembelajaran generatif merupakan pembelajaran yang dimodelkan

dari aliran pendidikan kontsruktivisme yakni proses membangun atau

menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan

pengalaman. Oleh sebab itu, pengetahuan terbentuk oleh sekurang-

kurangnya dua faktor penting, yaitu objek yang menjadi bahan

pengamatan dan kemampuan subjek untuk menginterprestasi objek

tersebut. Dengan demikian pengetahuan tersebut tidak bersifat statis

tetapi bersifat dinamis tergantung individu yang melihat dan

mengontruksinya.

Dalam proses belajar generatif setiap guru perlu memahami tipe

balajar dalam dunia siswa, artinya guru perlu menyesuaikan gaya

mengajar terhadap gaya belajar siswa. Dalam proses pembelajaran ini hal

yang sering dilupakan oleh seorang gurua dalah tidak ada perubahan

mengajar baik secara penyajian maupun penyampaian materi. Adapun

langkah-langkah pembelajaran generatif adalah sebagai berikut:

Gam

bar 2.1 Tahapan Model Pembelajaran Generatif

Tahap eksplorasi, yakni langkah pertama yang dimana guru

membimbing siswa untuk melakukan eksplorasi terhadap pengetahuan, ide,

atau konsepsi awal yang diperoleh dari pengalaman sehari-hari atau

diperoleh pada tingkat kelas sebelumnya. Untuk mendorong siswa agar

mampu melakukan eksplorasi, guru dapat memberikan stimulus berupa

beberapa aktivitas atau tugas-tugas seperti demonstrasi terhadap sebuah

permasalahan yang dapat menunjukkan data dan fakta yang terkait dengan

konsep yang akan dipelajari.

Pemfokusan atau tahap pengungkapan ide, yakni siswa diberi

kesempatan untuk mengemukakan ide mereka mengenai konsep yang

dipelajari. Pada tahap ini guru bertindak sebagai fasilitator yang menyangkut

kebutuhan sumber, memberi bimbingan dan arahan sehingga para siswa

dapat melakukan proses pembelajaran dengan baik.

Tantangan atau tahap pengenalan konsep. Pada tahap ini guru

memberikan tantangan kepada siswa untuk mempersentasikan temuannya

berdasarkan data-data yang dimiliki melalui diskusi kelas yang akan

menimbulkan sharing atau tukar pengalaman antara siswa. Dalam tahap ini

siswa berlatih untuk berani mengeluarkan ide, kritik, saran, dan menghargai

perbedaan pendapat diantara temannya dan guru sebagai moderator sekaligus

berperan penting dalam menjaga kestabilan dalam diskusi.

Penerapan, yakni pada tahap ini siswa diajak untuk dapat

memecahkan masalah yang berkaitan dengan hal-hal praktis dalam

kehidupan sehari-hari dan pemberian tugas rumah atau tugas proyek yang

dikerjakan siswa diluar jam pertemuan merupakan bentuk penerapan yang

baik untuk dilakukan. Pada tahap ini siswa perlu diberi banyak latihan soal.

Dengan adanya latihan soal, siswa akan semakin memahami konsep secara

lebih mendalam dan bermakna. Pada akhirnya konsep yang dipelajari akan

masuk ke memori jangka panjang (Wena, 2014:180).

Untuk lebih jelasnya, kegiatan operasional guru dan siswa selama

proses pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut (Wena, 2014: 181-

183).

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran Generatif

No. Tahapan Pembelajaan

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Eksplorasi Mengetahui ide siswa.

Mengeksplorasi pengetahuan, ide atau konsep awal yang diperoleh siswa dari pengalaman sehari-hari atau dari pembelajaran pada tingkat sebelumnya. Pada tahap ini siswa diberikan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari untuk mengetahui konsep awal siswa.

2. Pemfokusan Memberikan motivasi melalui pengalaman.

Melibatkan diri pada kegiatan yang diberikan guru berkaitan dengan pengalaman sehari-hari sesuai dengan konsep yang akan dipelajari.

Memberi pertanyaan

No. Tahapan Pembelajaan

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Menafsirkan ide siswa

mengenai masalah ataupun kegiatan yang diberikan.

Memberikan pendapat yang mereka ketahui mengenai masalah tersebut.

Menjelaskan konsep yang mereka miliki.

Mempresentasikan ide mereka dalam diskusi kelompok di depan kelas.

3. Tantangan Mengarahkan dan memfasilitasi siswa agar terjadi pertukaran ide antar siswa.

Menjamin semua ide atau pendapat siswa dipertimbangkan.

Membuka diskusi.

Mengusulkan demonstrasi jika diperlukan.

Berdiskusi kelompok

Mempertimbangkan ide siswa lain baik dalam kelompok masing-masing maupun dalam kelas.

4. Penerapan Membuat masalah atau kegiatan yang dapat dipecahkan oleh pengetahuan konsep siswa yang baru.

Menyelesaikan masalah berdasarkan pengetahuan konsep yang baru.

No. Tahapan Pembelajaan

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Membantu siswa untuk memahami pengetahuan baru yang dimiliki.

Berdiskusi mengenai penyelesaian yang tepat dan efektif.

Dalam penerapan pembelajaran generatif ini banyak para ahli yang

berpendapat akan lebih mudahnya ketika langkah-langkah ini

disederhanakan sedemikian rupa untuk membantu para tenaga pengajar agar

sekiranya dapat memahami strategi pembelajaran ini secara baik yang

diantaranya secara garis besar ada dua langka dikerjakan oleh guru dalam

pembelajaran (Wena, 2014: 183) yakni:

a. Guru perlu melakukan identifikasi pendapat siswa tentang pelajaran yang

dipelajari, dan siswa perlu mengeksplorasi konsep dari pengalaman dan

situasi kehidupan sehari-hari dan kemudian menguji pendapatnya.

b. Lingkungan harus nyaman dan kondusif sehingga siswa dapat

mengutarakan pendapat tanpa rasa takut dari ajakan dan kritikan dari

temannya. Dalam hal ini guru perlu menciptakan suasana yang

menyenangkan bagi semua siswa.

Adapun kelebihan dari model pembelajaran generatif sebagaimana

yang dikemukakan Shoimin (2014: 79) yaitu: (a) memberikan peluang

kepada siswa untuk belajar secara koperatif, (b) merangsang rasa ingin tahu

siswa, (c) pembelajaran generatif cocok untuk meningkatkan keterampilan

proses, (d) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, diantaranya dengan

bertukar pikiran dengan siswa yang lainnya, menjawab pertanyaan dari

guru, serta berani tampil untuk mempresentasikan hipotesisnya. Konsep

yang dipelajari siswa akan masuk ke memori jangka panjang.

Selain kelebihan diatas, Shoimin (2014: 79) juga mengemukakan

kekurangan pembelajaran generatif diantaranya: (a) membutuhkan waktu

yang relatif lama, dan (b) dikawatirkan akan terjadi salah konsep. Agar tidak

terjadi salah konsep, maka guru harus membimbing siswa dalam

mengeksplorasi pengetahuan dan mengevaluasi hipotesis siswa pada tahap

tantangan setelah siswa melakukan presentasi, sehingga siswa bisa

memahami materi dengan benar, meskipun usaha menggali pengetahuan

sebagian besar adalah dari siswa itu sendiri.

4. Materi Pembelajaran

1. Relasi

a. Pengertian relasi

Relasi adalah sebuah himpunan yang menyatakan hubungan anggota-

anggota himpunan A dengan anggot-anggota himpunan B.

Contoh 1:

Pada saat liburan sekolah, sekumpulan anak sedang melakukan

hobi mereka masing-masing. Budi melakukan hobi renang, andi

melakukan hobi olahraga, dan chika melakukan hobinya yaitu

membaca.

Dari keterangan diatas, kata “melakukan hobi”

menghubungkan dua himpunan, yaitu himpunan A dengan himpunan

B. Kedua himpunan tersebut dapat dinyatakan dengan notasi berikut:

Himpunan A={budi,andi,chika}

Himpunan B={renang, membaca,olahraga}

Dalam hal ini kata ”melakukan hobi” disebut sebagai relasi

yang menghubungkan antara himpunan A dengan himpunan B.

b. Menyatakan relasi

Relasi antara dua himpunan dapat dinyatakan dengan tiga cara yakni:

a. Diagram panah

b. Himpunan pasangan berurutan

c. Diagram kartesius

Contoh 2:

Misal A dan B keduanya adalah himpunan. Relasi dari A ke B

adalah aturan yang menghubungkan anggota himpunan A ke anggota

himpunan B. Terdapat tiga cara penyajian himpunan, yakni:

1. Diagram kartesius

Relasi dari A ke B, 𝐴 = {1,2,3,4,5}dan 𝐵 = {2,3,4}

2. Diagram panah

Relasi dari C ke D, C = {2, 3, 4, 5} dan D = {6, 7, 8, 9, 10, 11}

3. Himpunan pasangan berurut

Relasi dari C ke D, C = {2, 3, 4, 5} dan D = {6, 7, 8, 9, 10, 11}.

𝑅𝑒𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝐶 𝑘𝑒 𝐷 = {(2,6), (2,8), (2,10), (3,6), (3,9), (5,10)}

2. Fungsi

a. Pengertian fungsi

Fungsi/ pemetaan adalah sebuah relasi khusus yang memasangkan

setiap anggota himpunan A dengan tepat satu anggota B.

b. Notasi fungsi

Sebuah fungsi dapat dinotasikan dengan huruf kecil sepeti f, g,

h. Misal, fungsi f memetakan himpunan A ke himpunan B

dinotasikan f(x) dengan aturan f : x → 3x+3. Artinya fungsi f

memetakan x ke 3x+3. Jadi daerah bayangan x oleh fungsi f adalah

3x + 3 sehingga dapat dinotasikan dengan f(x) = 3x + 3. Dari uraian

ini dapat dirumuskan:

Jika fungsi f : x → ax +b dengan x anggota domain f ,

maka rumus fungsif adalah f(x) = ax+b

c. Menyatakan fungsi

Fungsi antara dua himpunan dapat dinyatakan dengan diagram

panah, diagram kartesius dan himpunan pasangan berurutan.

d. Menentukan rumus fungsi jika nilainya diketahui

Misalnya saja fungsi f dinyatakan f : x = ax + b, dengan x sebagai

variabel sedangkan a dan b merupakan konstanta maka bisa kita

rumuskan fungsinya f(x) = ax + b. Bila nilai variabel dari x = m,

maka nilai dari f(m) = am + b.

Contoh:

Jika diketahui f(x) = ax + b,

Tentukan bentuk fungsi dari f(1) = 3, dan f(2) = 5

Jawab :

1. Karena bentuk dari fungsi f(x) = ax + b, maka bentuk dari fungsi

adalah fungsi linear f(1) = 3

f(1) = a (1) + b = 3

a+ b = 3

a = 3 – b

f(2) = 5

f(2) = a (2) + b = 5

2a+ b = 5

Dan untuk menentukan nilai dari b, kita masukan a = 3 – b ke dalam

persamaan 2a+ b = 5, jadi

2a+ b = 5

2(3 – b) + b = 5

6 – 2b + b = 5

– b = – 1

b = 1. Dan untuk menentukan nilai dari a, nilai dari b = 1 ke dalam

persamaan,

a = 3 – b

a = 3 – 1

a = 2

Jadi bentuk fungsinya ialah f(x) = 2x + 3

e. Menghitung nilai fungsi jika variabel berubah

Fungsi f : x → 3x + 3

Rumus fungsi: f(x) = 3x+3

1. f(3) = 3(3) + 3 = 12

2. bayangan (-2) oleh f sama dengan f (-2), jadi f(-2) = 3(-2) + 3 = -3

3. nilai f untuk x = -4 adalah f (-4) = 3(-4) + 3 = -9

4. nilai x untuk f(x) = 6 adalah

3x + 3 = 6

3x = 6 - 3

3x = 3

x = 1

5. nilai a jika f(a) = 12

3a + 3 = 12

3a = 12 – 3

3a = 9

a = 3

f. Tabel fungsi

Diketahui fungsi f dari P = {1,2,3,4,5} ke Q = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10}.

Relasi yang didefinisikan adalah “setengah kali dari”. Relasi ini

dapat dinyatakan dengan tabel berikut:

X 1 2 3 4 5

f(x) 2 4 6 8 10

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang

dilakukan, yaitu:

1. Dini Kinanti Fardah, (2012). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

pola berpikir kreatif siswa kategori tinggi sebanyak 20% dari seluruh

siswa, pola berpikir kreatif siswa kategori sedang sebanyak 33,33% dari

seluruh siswa dan pola berpikir kreatif siswa kategori rendah sebanyak

46,67% dari seluruh siswa.

2. Lusiana dkk, (2009). Dalam penelitiannya memperoleh kesimpulan

bahwa keefektifan penerapan model pembelajaran generatif untuk

pembelajaran matematika dikelas X SMA Negeri 8 Palembang masuk

dalam kategori efektif, dengan rincian keaktifan siswa selama

diterapkan model pembelajaran generatif tergolong sangat tinggi dan

ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 76,32%, serta sikap

siswa terhadap penerapan model pembelajaran generatif tergolong

positif.

3. Hamdan Sugilar (2013). Dalam penelitiannya mengatakan bahwa

pembelajaran generatif mampu meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif matematika siswa.

C. Kerangka Pikir

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang berperan

penting dalam pendidikan. Mengajar disekolah tidak hanya membuat siswa

memahami materi matematika yang diajarkan. Namun terdapat tujuan-

tujuan lain yang harus dicapai oleh siswa serta keterampilan tertentu yang

harus diperoleh setelah belajar matematika.

Pada kondisi awal siswa kelas VIII SMPN 2 Barombong

mempunyai kemampuan berpikir kreatif yang rendah. Hal ini diakibatkan

pemilihan strategi pembelajaran yang kurang tepat sehingga siswa enggan

untuk terlibat aktif sepenuhnya dalam pembelajaran yang berlangsung. Salah

satu pembelajaran aktif yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif siswa dalam proses pembelajaran matematika adalah model

pembelajaran generatif.

Pembelajaran generatif merupakan suatu model pembelajaran yang

menekankan pada pengintegrasian secara aktif pengetahuan baru dengan

menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya.

Pengetahuan baru itu akan diuji dengan menggunakannya dalam menjawab

persoalan atau gejala yang terkait. Jika pengetahuan baru itu berhasil

menjawab permasalahan yang dihadapi, maka pengetahuan baru itu akan

disimpan dalam memori jangka panjang.

Model pembelajaran generatif terdiri dari 4 tahap, yakni tahap

eksplorasi, tahap pemfokusan, tahap pengenalan konsep dan tahap

penerapan konsep. Tahapan-tahapan dalam pembelajaran generatif

memungkinkan siswa mendapat kebebasan dalam mengajukan ide-ide,

pertanyaan dan masalah-masalah sehingga belajar matematikalebih efektif

dan bermakna. Melihat hal tersebut, peneliti beranggapan bahwa model

pembelajaran generatif dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

matematik siswa.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir tersebut, maka

dapat dirumuskan hipotesis “jika model pembelajaran generatif diterapkan

maka dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa

kelas VIII A SMPN 2 Barombong”.

Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik

melalui penerapan model generatif pada siswa kelas

VIII A SMPN 2 Barombong

Pembelajaran Matematika

Masalah

Rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematik siswa

Dengan menerapkan model pembelajaran generatif, maka indikator berpikir kreatif akan

tercapai. yakni:

Berpikir Lancar (Fluency)

Berpikir Luwes (Flexibility)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom Action

Research). Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan dalam 4 tahapan

yakni perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observe) dan

refleksi (reflect).

Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan sebagai strategi

pemecahan masalah dengan memanfaatkan tindakan nyata kemudian

merefleksi terhadap hasil tindakan yang dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan

dengan berkolaborasi antara peneliti dengan guru mata pelajaran matematika.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Barombong yang terletak dijalan

poros barombong kabupaten Gowa.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMPN 2 Barombong

sebanyak 36 orang dengan jumlah siswa laki-laki 18 orang dan

perempuan 18 orang.

C. Faktor yang Diselidiki

1. Faktor input, yaitu melihat seberapa besar tingkat kemampuan berpikir

kreatif siswa sebelum diterapkan model pembelajaran generatif

berdasarkan hasil observasi awal mata pelajaran matematika pada siswa

kelas VIII A.

2. Faktor proses, yaitu dengan melihat bagaimana kinerja siswa serta

kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung,

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai materi yang akan

diajarkan.

b. Guru memberikan apersepsi sehingga siswa dapat termotivasi untuk

mempelajari materi yang akan disampaikan guru.

c. Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran generatif.

d. Guru memberikan tes kemampuan berpikir kreatif untuk melihat

sejauh mana kemampuan siswa dalam berpikir kreatif.

3. Faktor Output, yaitu kemampuan berpikir kreatif meningkat setelah

diterapkan model pembelajaran generatif.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan selama dua siklus yang

merupakan kegiatan saling berkaitan. Dalam artian bahwa pelaksanaan siklus

II merupakan perbaikan dari siklus I. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan

perubahan yang ingin dicapai. Model penelitian tindakan kelas yang

digunakan seperti pada gambar berikut dimodifikasi dari model Kemmis dan

MC Taggart.

Perencanaan I

Refleksi I Pelaksanaan I

Pengamatan I

Perencanaan II

Refleksi II Pelaksanaan II

Pengamatan II

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian

Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat

dijabarkan sebagai berikut.

Gambaran umum siklus I:

Siklus I dilaksanakan selama 4 pertemuan dengan 3 kali pertemuan

pembelajaran dan 1 pertemuan untuk tes siklus, dengan rincian kegiatan

sebagai berikut:

1. Tahap perencanaan (planning) merupakan persiapan yang dilakukan

peneliti untuk melaksanakan penelitian. Adapun langkah-langkah pada

tahap ini adalah:

SIKLUS I I I

SIKLUS II

a. Mengadakan pertemuan dengan guru matematika untuk menelaah

kurikulum dan mempersiapkan materi pembelajaran.

b. Membuat perangkat pembelajaran untuk setiap pertemuan, yang

meliputi: rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terkait

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran generatif

dan media pembelajaran yang digunakan jika diperlukan.

c. Menyiapkan lembar observasi aktivitas belajar siswa ketika proses

pembelajaran berlangsung.

d. Membuat soal tes kemampuan berpikir kreatif untuk tes pada setiap

akhir siklus.

2. Tahap tindakan (action) adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang

telah direncanakan dalam bentuk tindakan dan mensosialisasikan model

pembelajaran generatif. Adapun langkah-langkah pelaksanaan pada tahap

tindakan ini adalah:

Siklus I

a. Kegiatan awal (pendahuluan)

1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan

mengarahkan siswa untuk berdoa sebelum memulai kegiatan

belajar mengajar.

2. Guru mengecek dan menanyakan kehadiran siswa.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada

pembelajaran dengan model pembelajaran generatif.

b. Kegiatan inti

Tahap pertama: tahap eksplorasi

1. Guru menjelaskan materi pembelajaran .

2. Guru memberikan sebuah kasus untuk untuk digunakan sebagai

latihan aplikasi pengetahuan yang dapat merangsang pegetahuan

siswa. Pada tahap ini pengetahuan awal siswa terkait ide mulai

diukur.

3. Guru membagi siswa kedam kelompok

4. Guru membagikan LKPD kepada setiap kelompok

5. Guru mengajak siswa untuk menggali pemahaman terkait konsep

yang dipelajari dengan menghubungkannya dengan kasus yang

diberikan sebelumnya.

6. Guru membimbing siswa untuk mengklarifikasi pendapatnya.

Tahap kedua: tahap pemfokusan

1. Guru mengawasi kegiatan diskusi kelompok dan membimbing

kelompok yang mengalami kesulitan.

2. Guru memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk

mengemukakan ide terkait pandangan siswa

Tahap ketiga: tahap tantangan

1. Siswa kemudian mengumpulkan fakta-fakta yang ditemukan

kemudian menuliskannya dalam lembar diskusi.

2. Guru mendorong siswa untuk saling bertukar ide dengan temannya.

3. Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok

untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas.

4. Guru bersama-sama dengan siswa membahas hasil diskusi yang

telah dipaparkan sebelumnya.

Tahap keempat: tahap penerapan

Guru memberikan berbagai persoalan dengan konteks yang

berbeda untuk diselesaikan oleh siswa berdasarkan pengetahuan yang

diperoleh sebelumnya. Maksudnya adalah memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan pada situasi yang baru.

c. Kegiatan akhir (penutup)

1. Guru bersama siswa menyimpulkan secara singkat materi yang telah

dipelajari.

2. Guru memberikan penguatan kepada siswa untuk senantiasa belajar

dan mengulang pelajaran dirumah.

3. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

3. Tahap pengamatan (observation)

Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi dengan menggunakan

lembar observasi untuk melihat dan mengamati aktivitas siswa saat

pembelajaran berlangsung dengan model pembelajaran yang diterapkan

serta menganalisis kesesuaian tindakan yang diterapkan dalam proses

pembelajaran

4. Tahap Refleksi (reflection)

Refleksi merupakan kegiatan evaluasi tentang perubahan yang

terjadi atau hasil yang diperoleh atas data yang terhimpun sebagai bentuk

dampak tindakan yang telah dirancang. Refleksi dilakukan untuk

mengetahui adanya kelebihan dan kekurangan yang terjadi pada saat

pembelajaran berlangsung. Hasil pemikiran refleksi kemudian digunakan

sebagai dasar untuk menentukan siklus berikutnya apakah perlu dilakukan

tindakan modifikasi. Kegiatan refleksi pada penelitian ini adalah:

a. Mengingat dan merenungkan kembali kesesuaian tindakan yang

telah dilakukan melalui hasil observasi.

b. Mendiskusikan hasil refleksi yang telah dibuat bersama dengan

guru mata pelajaran matematika.

c. Mengevaluasi tingkat keberhasilan yang telah dicapai sesuai

dengan tuuan pemberian tindakan.

Gambaran umum siklus II:

Tahap ini dilaksanakan selama 4 kali pertemuan, 3 kali pertemuan

digunakan untuk proses belajar mengajar dan 1 kali pertemuan digunakan

untuk tes siklus. Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus ini relatif sama

dengan perencanaan pada siklus 1. Namun, pada beberapa bagian dilakukan

perbaikan atau penambahan sesuai dengan kenyataan dan masalah-masalah

yang ditemukan khususnya berkaitan dengan jenis tindakan seperti,

merumuskan tindakan selanjutnya berdasarkan refleksi siklus 1 yaitu dengan

memberikan penekanan lebih dengan menggunakan metode lain tentang

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

E. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes kemampuan berpikir kreatif dalam bentuk uraian

Tes kemampuan berpikir kreatif dimaksudkan untuk mengukur

kemampuan berpikir kreatif siswa setelah mengikuti pembelajaran. Tes

kemampuan berpikir kreatif disusun untuk penelitian dalam bentuk tes

uraian. Bentuk tes ini menuntut kemampuan siswa untuk menyampaikan,

memilih, dan menyusun gagasan yang dimilikinya dengan pengetahuannya

sendiri.

2. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui data tentang

kehadiran, aktivitas siswa, keterlaksanaan pembelajaran dan kreativitas siswa

dalam mengikuti poses pembelajaran di kelas. Lembar observasi ini harus

diisi oleh observer saat pembelajaran berlangsung.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi :

1. Observasi

Observasi dilakukan di kelas yang menjadi subyek yang diteliti

untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa di

kelas. Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengetahui adanya

perubahan tingkah laku tindakan belajar siswa yaitu perningkatan

kemampuan berpikir kreatif matematika melalui model pembelajaran

generatif.

2. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes

digunakan kepada semua siswa pada akhir siklus.

G. Teknik Analisis Data

Seluruh data yang diperoleh dari penelitian ini selanjutnya diolah

dengan menggunakan metode statistika deskriptif. Untuk keperluan tersebut

digunakan tabel distribusi, rata-rata, standar deviasi dan persentase. Pemberian

skor penilaian kemampuan berpikir kreatif untuk setiap indikator pada

penelitian ini mulai dari 0-4. Adapun pedoman penskoran kemampuan

berpikir kreatif adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Aspek yang

diukur Skor Respon siswa terhadap masalah

Fluency 0 Tidak memberikan jawaban

1 Memberikan sebuah ide yang tidak relevan dan mengarah kepada jawaban yang salah

2 Memberikan sebuah ide yang tidak relevan dan mengarah kepada jawaban yang benar.

3 Memberikan sebuah ide yang relevan dan mengarah kepada jawaban yang benar

4 Memberikan lebih dari satu ide yang relevan dan mengarah kepada jawaban yang benar.

Flexibility 0 Tidak memberikan jawaban

1 Tidak memberikan jawaban beragam dan hasil akhir perhitungan salah.

2 Tidak memberikan jawaban beragam dan hasil akhir perhitungan benar

3 Memberikan jawaban beragam dan hasil akhir perhitungan salah.

Aspek yang

diukur Skor Respon siswa terhadap masalah

4 Memberikan jawaban beragam dan hasil akhir perhitungan benar

Ilustrasi untuk pemberian skor pada tes kemampuan berpikir

kreatif adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Ilustrasi Pemberian Skor Tes

Nomor Soal

Komponen Berpikir Kreatif Skor Maksimal

Kelancaran Fleksibilitas

1 4 - 4

2 4 - 4

3 - 4 4

Total skor 8 4 12

Setelah diperoleh data dari skor siswa, maka akan dilakukan

pengkategorian. Pengkategorian skor hasil tes digunakan kriteria berikut:

Tabel 3.3 Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif

Rentang Nilai Kategori

90 – 100 Sangat tinggi

80-89 Tinggi

65-79 Sedang

50-64 Rendah

< 49 Sangat rendah

(Surahman, 2015:40)

2. Data hasil observasi

a. Data pengamatan aktivitas belajar siswa

Data hasil observasi aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung

dianalisis dan dideskripsikan. Adapun analisis observasi kegiatan

siswa menggunakan teknik persentase:

NP = x 100

Keterangan:

NP = nilai yang dicari atau diharapkan

R = skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksimum penilaian aktivitas

b. Data keterlaksanaan pembelajaran

Data mengenai kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran

dianalisis dengan menggunakan persentase skor rata-tara dan

selanjutnya dikonfirmasikan dengan interval penentuan kategori

kemampuan guru mengelolah pembelajaran, sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kategori Kemampuan Guru Mengelolah Pembelajaran

Tingkat Penguasaan (%) Kriteria

0,00 - 0,49 Tidak Baik

0,50 – 1,49 Kurang Baik

1,50 – 2,49 Cukup Baik

2,50 – 3,49 Baik

3,50 – 4.00 Sangat Baik

Zakaria (2014:35)

H. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dapat dikatakan berhasil jika “peningkatan kemampuan

berpikir kreatif siswa dengan menunjukkan jumah siswa yang mencapai

kategori tinggi dan sangat tinggi lebih dari 70% dari keseluruhan jumlah

siswa”.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini dibahas hasil penelitian yang memperlihatkan

peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa setelah diterapkan

model pembelajaran generatif. Data hasil penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II serta hasil observasi selama

pelaksanaan tindakan.

Data yang dianalisis secara kualitatif yaitu data yang diperoleh dari

hasil observasi aktivitas siswa pada setiap pertemuan, data yang diperoleh dari

hasil keterlaksanaan pembelajaran, sedangkan data yang dianalisis secara

kuantitatif adalah skor hasil tes kemampuan berpikir kreatif yang diperoleh

setelah pelaksanaan siklus I dan II. Skor tersebut dianalisis dengan menggunakan

statistika deskriptif yaitu skor rata-rata, standar deviasi, frekuensi dan persentase

nilai terendah dan tertinggi yang dicapai siswa pada tes tersebut. Kekurangan

yang didapatakan pada siklus pertama dicari pemecahannya dan diterapkan pada

siklus berikutnya.

A. Hasil Penelitian Siklus I

a. Data Keterlaksanaan Pembelajaran

Kegiatan observasi terhadap keterlaksanaan pembelajaran

dilakukan pada setiap pertemuan dalam proses pembelajaran. Hasil

pengamatan terhadap keterlaksanaan pembelajaran siklus I, disajikan

dalam tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Data Hasil Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Generatif Siklus I

No Indikator yang diamati Pertemuan Ke- Rata-

rata Kategori

I II III IV

1. Membuka pelajaran dengan salam dan doa

4 4 4

S

I

K

L

U

S

I

3,00 Sangat baik

2. Mengecek dan menanyakan kehadiran siswa

4 4 4 3,33 Sangat baik

3. Menyampaikan topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

2 3 4 4,00 Baik

4. Menyampaikan materi dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika belum mengerti

3 3 4 3,33 Baik

5. Memberikan lembar kerja kepada setiap siswa dan menjelaskan cara pengisian lembar kerja.

4 4 4 3,33 Sangat baik

6. Mengajak siswa untuk menggali pemahaman terkait konsep awal yang dipelajari dengan menggabungkan dengan kasus sebelumnya (tahap eksplorasi)

3 4 3 3,67 Baik

7. Mengawasi kegiatan diskusi yang dilakukan setiap kelompok dan membimbing kelompok yang kesulitan

3 3 4 4,00 Baik

8. Menafsirkan dan menerangkan pandangan siswa (tahap pemfokusan)

4 3 4 3,67 Baik

9. Meminta perwakilan setiap kelompok siswa untuk menuliskan hasil yang diperoleh (tahap tantangan)

4 4 4 3,00 Sangat baik

10. Membahas hasil diskusi 4 3 4 4,00 Baik

No Indikator yang diamati Pertemuan Ke- Rata-

rata Kategori

I II III IV

bersama siswa

11. Memberikan masalah baru untuk dipecahkan berdasarkan konsep yang dipelajari (tahap penerapan)

3 3 3 4,00 Baik

12. Membantu siswa memahami pengetahuan baru yang dimiliki

4 4 4 4,00 Sangat baik

13. Mengingatkan siswa untuk mengulang kembali pelajaran yang telah diperoleh

4 4 4 4,00 Sangat baik

14. Mengumpulkan lembar kerja kelompok hasil diskusi

4 4 4 3,00 Sangat baik

15. Menutup pembelajaran dengan salam

4 4 4 3,33 Sangat baik

Jumlah

Rata-rata

55,3

3,69

Sangat

Baik

(Sumber Olahan Data lampiran B)

Aspek yang diamati pada keterlaksanaan pembelajaran matematika

dengan model pembelajaran generatif pada materi pembelajaran relasi dan

fungsi dan deskripsi keterlasksanaan pembelajaran dengan rata-rata pada

lembar observasi adalah 3,69 dengan kategori sangat baik.

2. Data Aktivitas Siswa

Pengamatan terhadap aktivitas selama kegiatan pembelajaran

menggunakan lembar observasi aktivitas siswa untuk mengetahui

perubahan tingkah laku siswa selama pemberian tindakan dengan model

pembelajaran generatif. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam

pembelajaran matematika setiap kali pertemuan selama tiga kali tatap

muka dinyatakan dengan persentase berikut:

Tabel 4.2 Persentase Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Generatif Siklus I

No Indikator yang diamati % Setiap Pertemuan Rata-

rata % 1 2 3 4

1. Siswa yang hadir tepat waktu pada saat proses pembelajaran berlangsung

92 100 100

S

I

K

L

U

S

I

97

2. Siswa yang menyimak dan mendengarkan penjelasan guru

92 100 100 97

3. Siswa yang mengamati permasalahan terkait konsep yang diberikan (tahap eksplorasi)

92 100 100 97

4. Siswa yang mengajukan pertanyaan beragam terkait dengan materi yang dipelajari

19,4 16,6 19,4 18,47

5. Siswa yang memberikan pendapat terkait masalah yang diberikan (tahap pemfokusan)

16,6 13,8 13,8 14,73

6. Siswa yang berani mempresentasikan hasil kerjanya dipapan tulis (tahap tantangan)

16,6 19,4 16,6 17,53

7. Siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan baru yang diberikan guru (tahap penerapan)

11,1 16,6 22,2 16,63

8. Siswa yang melakukan aktivitas lain (bercerita,

19,4 22,2 22,2 21,27

No Indikator yang diamati % Setiap Pertemuan Rata-

rata % 1 2 3 4

tidur, bermain hp ) dan sebagainya

Jumlah 91,55

(Sumber Olahan data Lampiran B)

Berdasarkan data hasil observasi pada tabel 4.2 diatas, tentang hasil

observasi siswa dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pertemuan pertama pada siklus I yang merupakan awal penerapan

model pembelajaran generatif yang baru dialami oleh siswa, sehingga

dalam pertemuan ini merupakan tahap pengenalan dan adaptasi

terhadap suasana belajar yang baru dan berbeda dengan pertemuan

sebelumnya.

2. Kehadiran siswa pada pertemuan pertama dalam pembelajaran pada

siklus I adalah 92 % dari jumlah siswa, sedangkan pada pertemuan

kedua dan ketiga siswa yang hadir mencapai 100 %.

3. Siswa yang menyimak dan mendengarkan penjelasan guru selama

pembelajaran lebih banyak dengan antusias siswa dalam

memperhatikan penjelasan yang dipaparkan oleh guru

4. Siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru cenderung masih

sedikit yaitu 19,4 % pada pertemuan pertama, 16,6 % pada pertemuan

kedua dan 19,4 % dari jumlah siswa pada pertemuan ketiga pada

siklus I.

5. Siswa yang memberikan pendapat terkait masalah yang diberikan

juga terlihat masih sedikit, siswa belum berani untuk mengeluarkan

pendapatnya karena merasa kurang percaa diri. Pada pertemuan

pertama mencapai 16,6 % siswa yang berani berpendapat, pertemuan

kedua dan pertemuan ketiga sebanyak 13,8 % dari jumlah siswa.

6. Siswa yang berani mempresentasikan hasil kerjanya dipapan tulis

terlihat dengan 16,6 % pada pertemuan pertama, 19,4 % pada

pertemuan kedua dan 16,6 % siswa pada pertemuan ketiga

7. Siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan baru yang diberikan

guru masih cenderung rendah dengan 11,1 % siswa yang mampu

menyelesaikan permasalahan pada pertemuan pertama, 16,6 % siswa

pada pertemuan kedua dan 22,2 % siswa pada pertemuan ketiga.

Dari tabel terlihat bahwa pada siklus I siswa masih kurang

termotivasi belajar sehingga kurang terfokus pada materi. Hal ini nampak

pada banyaknya siswa yang mengajukan pertanyaan pada masalah yang

diberikan masih dan kurangnya keberanian siswa dalam mengajukan

solusi. Sikap siswa umumnya masih kurang memberikan respon positif

terhadap model yang digunakan. Hal ini disebabkan siswa belum terbiasa

diberikan pertanyaan sebelum proses pembelajaran apalagi bekerja secara

berkelompok untuk menyelesaikan masalah.

3. Deskripsi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siklus I

1. Deskripsi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa

Tiap Indikator

Peneliti menganalisis kemampuan berpikir kreatif matematika

siswa pada siklus I ditinjau dari setiap indikatornya yaitu, fluency

(kelancaran) dan fleksibility (keluwesan). Adapun deskriptif

ketercapaian indikator kemampuan berpikir kreatif matematika siswa

pada siklus I dapat dilihat pada table 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika

No.

Indikator Skor Ideal

Siklus I

Skor Siswa Rata-rata

Persentase (%)

1. Fluency 4 102 2,83 70,75

2. Fleksibility 4 204 2,83 70,75

Pencapaian indikator kemampuan berpikir kreatif dalam

pembelajaran matematika siswa pada siklus I yaitu pada indikator

Fluency (Kelancaran) dan pada indikator Fleksibility (Keluwesan)

persentase ketercapaiannya adalah sebesar 70,75%.

b. Deskripsi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa

Secara Keseluruhan

Pelaksanaan tes siklus I dalam penelitian ini dilakukan sebagai

bentuk evaluasi hasil kemampuan berpikir kreatif siswa setelah

pemberian tindakan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Tes

siklus I terdiri dari 3 butir soal dalam bentuk uraian (essay).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka

diperoleh data hasil berpikir kreatif siswa pada siklus I.

Adapun analisis deskriptif skor kemampuan berpikir kreatif

siswa kelas VIII SMPN 2 Barombong setelah diterapkan model

pembelajaran generatif, disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Statistik Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Melalui Model Pembelajaran Generatif pada Siklus I

Statistik Nilai Statistik

Subyek 36

Skor ideal 100

Skor Tertinggi 100

Skor Terendah 50

Rentang skor 50

Skor rata-rata 71,44

Variansi 216,9

Standar Deviasi 14,73

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dikemukakan bahwa jumlah

siswa yang mengikuti tes akhir siklus I berjumlah 36 orang.

Dimana skor tertinggi yaitu 100, sedangkan skor terendah yaitu 50,

rentang skor 50 (selisih skor tertinggi dengan skor terendah),

dimana skor rata-ratanya adalah 71,44 dengan standar deviasi

14,73.

Apabila Skor kemampuan berpikir kraetif siswa pada siklus

I tersebut dikelompokkan kedalam lima kategori (kelas Interval)

sesuai tabel 3.3, maka diperoleh distribusi frekuensi skor yang

ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Melalui Model Pembelajaran Generatif pada Siklus I

Interval Nilai Kategori Frekuensi Presentase (%)

90-100 Sangat tinggi 5 14

80-89 Tinggi 8 22

65-79 Sedang 10 28

55-64 Rendah 9 25

< 55 Sangat rendah 4 11

Jumlah 36 100

Berdasarkan Tabel 4.5, maka dapat disimpulkan bahwa

skor rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematik siswa pada

siklus I dari 36 siswa, ada 4 orang siswa yang berada pada kategori

sangat rendah dengan persentase 11, 9 orang siswa yang berada

pada kategori rendah dengan persentase 25, 10 orang siswa berada

pada kategori sedang dengan persentase 28, 8 orang siswa yang

berada pada kategori tinggi dengan pesentase 22 dan 5 orang siswa

yang berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase 14.

Adapun Persentase ketuntasan kemampuan berpikir kreatif

matematik melalui model pembelajaran generatif pada tes akhir

siklus I ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6 Persentase Ketuntasan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Melalui Model Pembelajaran Generatif pada Siklus I

No. Skor Kategori Frekuensi Persentase

(%)

1 0-69 Tidak tuntas 18 50

2 70-100 Tuntas 18 50

Jumlah 36 100

Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh 18 siswa dikategorikan

tuntas dengan persentase 50 dan 18 orang siswa dikategorikan

tidak tuntas dengan persentase 50.

4. Refleksi siklus I

Pada awal pembelajaran siklus I dengan diterapkan model

pembelajaran generatif pada umumnya siswa belum mampu mengikuti

proses pembelajaran dengan baik. Hal ini ditandai dengan adanya siswa

yang kurang aktif dalam proses pembelajaran, karena pada umumnya

siswa hanya mendengar dan melakukan apa yang diperintahkan oleh guru.

Siswa masih merasa kaku dan tegang unuk mengungkapkan pendapatnya

atau pertanyaannya, sehingga guru sesering mungkin memberikan

penguatan kepada siswa.

Selain itu, suasana ribut dalam kelas yang sering terjadi pada saat

pembelajaran berlangsung yang dipicu oleh responden yang tidak

memperhatikan penjelasan peneliti dan memilih mengganggu temannya.

Pada siklus ini siswa yang aktif hanya terihat pada siswa yang sama

disetiap pertemuannya yakni siswa yang tergolong “bisa”, tetapi hal ini

dapat memberikan contoh dan motivasi kepada temannya.

Pada minggu kedua penelitian, siswa sudah mulai beradaptasi

meskipun terbilang sangat kecil, yaitu hanya sebatas pada siswa yang

tergolong pintar, meskipun demikian adanya usaha dari mereka untuk

mencari dan menemukan jawaban dari masalah-masalah yang disajikan.

Siswa kurang mampu mengungkapkan ide dengan cara yang baru sehingga

kurang aktif dalam pembelajaran. Kurangnya kemampuan tersebut

menyebabkan pengetahuan yang dimiiki siswa cenderung pada hal-hal

yang sudah diketahui sebelumnya sehingga membuat siswa lebih pasif

dalam belajar.

Pada akhir pertemuan siklus I, siswa diberikan tes untuk menguji

kemampuan mereka terhadap materi yang telah dibahas selama

pembelajaran pada siklus I. Dalam pelaksanaan tes tersebut berlangsung

dengan tertib dan lancar, walau masih ada siswa yang berusaha

menyontek pekerjaan temannya. Berdasarkan hasil analisis kuantitatif dan

hasil observasi serta masalah-masalah yang muncul pada siklus I, maka

penelitian ini dilanjutkan ke siklus II.

B. Hasil Penelitian Siklus II

Pada siklus II ini, soal latihan yang diberikan lebih banyak dibanding

pada siklus I. Siswa yang dianggap kurang dalam memahami materi diminta

untuk menyelesaikan soal dipapan tulis. Hal tersebut dilakukan untuk

menjelaskan lebih detail dan memperdalam pemahaman siswa pada materi

yang diajarkan sekaligus mengatasi suasana keributan yang sering terjadi

dalam kelas.

1. Data Keterlaksanaan Pembelajaran

Kegiatan observasi terhadap keterlaksanaan pembelajaran

siklus II dilakukan di SMP Negeri 2 Barombong. Pengamatan ini

dilakukan pada setiap pertemuan saat proses pembelajaran

berlangsung. Hasil pengamatan terhadap keterlaksanaan

pembelajaran siklus II, disajikan dalam tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Data Hasil Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Generatif Siklus II

No Indikator yang diamati Pertemuan Ke- Rata-

rata Kategori

V VI VII VIII

1. Membuka pelajaran dengan salam dan doa

4 4 4

S

I

K

L

U

S

4 Sangat baik

2. Mengecek dan menanyakan kehadiran siswa

4 4 4 4 Sangat baik

3. Menyampaikan topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

4 4 4 4 Sangat baik

4. Menyampaikan materi dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika belum mengerti

4 4 4 4 Sangat baik

5. Memberikan lembar kerja kepada setiap siswa dan menjelaskan cara pengisian lembar kerja.

4 4 4 4 Sangat baik

6. Mengajak siswa untuk menggali pemahaman terkait konsep awal yang dipelajari dengan menggabungkan dengan kasus sebelumnya (tahap eksplorasi)

3 3 3 3 Baik

7. Mengawasi kegiatan diskusi yang dilakukan setiap kelompok dan membimbing kelompok yang kesulitan

4 4 4 4 Sangat baik

8. Menafsirkan dan menerangkan pandangan siswa (tahap

4 4 4 4 Sangat baik

No Indikator yang diamati Pertemuan Ke- Rata-

rata Kategori

V VI VII VIII

pemfokusan)

9. Meminta perwakilan setiap kelompok siswa untuk menuliskan hasil yang diperoleh (tahap tantangan)

3 4 4 3,7 Baik

10. Membahas hasil diskusi bersama siswa

4 4 4 II 4 Sangat baik

11. Memberikan masalah baru untuk dipecahkan berdasarkan konsep yang dipelajari (tahap penerapan)

4 3 4 3,7 Baik

12. Membantu siswa memahami pengetahuan baru yang dimiliki

3 3 4 3,3 Baik

13. Mengingatkan siswa untuk mengulang kembali pelajaran yang telah diperoleh

4 4 4 4 Sangat baik

14. Mengumpulkan lembar kerja kelompok hasil diskusi

4 4 4 4 Sangat baik

15. Menutup pembelajaran dengan salam

4 4 4 4 Sangat baik

Jumlah

Rata-rata

57,67

3,8

Sangat Baik

(Sumber Olahan data Lampiran B)

Aspek yang diamati pada keterlaksanaan pembelajaran

matematika materi relasi dan fungsi melalui model pembelajaran

generatif dan deskripsi keterlaksanaan pembelajaran untuk setiap

pertemuan mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa

keterlaksanaan pembelajaran meningkat dengan sangat baik.

2. Data Aktivitas Siswa

Pengamatan terhadap aktivitas siswa selama kegiatan

pembelajaran menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Hasil

pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika

setiap pertemuan dinyatakan dalam persentase berikut:

Tabel 4.8 Persentase Aktivitas Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran Melalui Model Pembelajaran Generatif Siklus II

No Indikator yang

diamati

% Setiap Pertemuan Rata-rata % V VI VII VIII

1. Siswa yang hadir tepat waktu pada saat proses pembelajaran berlangsung

100 100 100

S

I

K

100

2. Siswa yang menyimak dan mendengarkan penjelasan guru

100 100 100 100

3. Siswa yang mengamati permasalahan terkait konsep yang diberikan (tahap eksplorasi)

100 100 100 100

4. Siswa yang mengajukan pertanyaan beragam terkait dengan

22,2 22,2 27,7 24

No Indikator yang

diamati

% Setiap Pertemuan Rata-rata % V VI VII VIII

materi yang dipelajari

L

U

S

5. Siswa yang memberikan pendapat terkait masalah yang diberikan (tahap pemfokusan)

22,2 19,4 25 22,2

6. Siswa yang berani mempresentasikan hasil kerjanya dipapan tulis (tahap tantangan)

16,6 9,4 19,4 18,5

7. Siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan baru yang diberikan guru (tahap penerapan)

16,6 22,2 22,2

II

20,3

8. Siswa yang melakukan aktivitas lain (bercerita, tidur, bermain hp )

13,8 16,6 13,8 14,7

Jumlah

Rata-rata

39,8

49,97

(Sumber: Olahan data Lampiran B)

Berdasarkan data hasil observasi pada tabel 4.8 diatas, tentang

hasil observasi siswa dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kehadiran siswa pertemuan pertama dalam pembelajaran pada

siklus II mencapai 100% siswa yang hadir pada pertemuan

pertama sampai dengan petemuan ketiga.

2. Siswa yang menyimak dan mendengarkan penjelasan guru selama

pembelajaran lebih banyak dengan antusias siswa dalam

memperhatikan penjelasan yang dipaparkan oleh guru

3. Siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru terlihat

mengalami peningkatan pada siklus II yaitu 22,3% siswa pada

pertemuan pertama dan pertemuan kedua, 27,7% siswa pada

pertemuan ketiga.

4. Siswa yang memberikan pendapat terkait masalah yang diberikan

juga terlihat lebih banyak. Pada pertemuan pertama sebanyak

22,2% siswa yang berani berpendapat, pertemuan kedua 19,4%

siswa dan pertemuan ketiga ada 25% dari keseluruhan siswa.

5. Siswa yang berani mempresentasikan hasil kerjanya dipapan tulis

juga terlihat 16,6% pada pertemuan pertama, 22,2% siswa pada

pertemuan kedua dan pertemuan ketiga

6. Siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan baru yang

diberikan guru juga mengalami peningkatan dengan 16,6% siswa

pada pertemuan pertama dan 22,2% siswa pada pertemuan kedua

dan pertemuan ketiga.

Pada siklus II sudah nampak adanya kelompok yang bersaing

dan kelihatan bahwa sudah muncul rasa ingin tahu terhadap materi

yang dibahas. Pada minggu ke dua siklus II ini pada dasarnya hampir

sama dengan siklus minggu pertama siklus II, hanya saja pada

minggu ke dua ini perhatian dan motivasi semakin meningkat. Hal

ini ditandai dengan semakin meningkatnya frekuensi siswa yang

mengajukan solusi ketika guru memberikan masalah, mengajukan

pertanyaan terhadap masalah yang diberikan dan mengajukan solusi

atau memberikan tanggapan dalam kelompok. Hal ini menandakan

bahwa kesungguhan siswa untuk belajar.

3. Hasil kemampuan berpikir kreatif

a. Deskripsi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika

Siswa Tiap Indikator

Peneliti menganalisis kemampuan berpikir kreatif

matematika siswa pada siklus II ditinjau dari setiap indikatornya

yaitu, fluency (kelancaran) dan fleksibility (keluwesan). Adapun

deskriptif ketercapaian indikator kemampuan berpikir kreatif

matematika siswa pada siklus II dapat dilihat pada table 4.9

sebagai berikut:

Tabel 4.9 Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif

No.

Indikator

Skor Ideal

Siklus II

Skor Siswa

Rata-rata

Persentase (%)

1. Fluency (Kelancaran)

4 242 3,36 84

2. Fleksibility (Keluwesan)

4 119 3,30 82,5

Pencapaian indikator kemampuan berpikir kreatif dalam

pembelajaran matematika siswa pada siklus II yaitu pada

indikator Fluency (Kelancaran) persentase ketercapaiannya

adalah sebesar 84% dan pada indikator Fleksibility (Keluwesan)

persentase ketercapaiannya adalah sebesar 82,5%.

b. Deskripsi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika

Siswa Secara Keseluruhan

Tabel 4.10 Statistik Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Melalui Model Pembelajaran Generatif pada Siklus II

Statistik Nilai Statistik

Subyek 36

Skor ideal 100

Skor Tertinggi 100

Skor Terendah 67

Rentang skor 33

Skor rata-rata 83,33

Variansi 95,94

Standar Deviasi 9,79

Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa dari

skor 0-100, skor terendah yang diperoleh yaitu skor 67,

sedangkan skor tertinggi yang diperoleh siswa skor 100. Hal

Ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa

pada siklus II mencapai nilai KKM. Jika Skor kemampuan

berpikir kreatif siswa pada siklus II tersebut dikelompokkan

kedalam 5 kategori sebagai berikut :

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Melalui Model Pembelajaran Generatif pada Siklus II

Interval Nilai

Kategori Frekuensi Presentase

(%)

90-100 Sangat tinggi 9 25

80-89 Tinggi 16 44

65-79 Sedang 11 31

55-64 Rendah - -

< 55 Sangat rendah - -

Jumlah 36 100

Berdasarkan Tabel 4.11, maka dapat disimpulkan

bahwa skor rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematik

siswa pada siklus I dari 36 siswa, ada 11 orang siswa berada

pada kategori sedang dengan persentase 31, 16 orang siswa

yang berada pada kategori tinggi dengan pesentase 44 dan 9

orang siswa yang berada pada kategori sangat tinggi dengan

persentase 25.

Adapun Persentase ketuntasan kemampuan berpikir

kreatif matematik melalui model pembelajaran generatif pada

tes akhir siklus II ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.12 Persentase Ketuntasan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Melalui Model Pembelajaran Generatif pada Siklus II

No. Skor Kategori Frekuensi Persentase

(%)

1 0-69 Tidak tuntas 3 8

2 70-100 Tuntas 33 92

Jumlah 36 100

Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh 33 siswa

dikategorikan tuntas dengan persentase 92 dan 3 orang siswa

dikategorikan tidak tuntas dengan persentase 8. Dari hasil yang

diperoleh ini, dapat dinyatakan bahwa pada siklus II ini telah

terjadi peningkatan dalam kemampuan berpikir siswa.

4. Refleksi Siklus II

Pada awal pembelajaran siklus II dengan diterapkannya model

pembelajaran generatif umumnya tidak berbeda dengan pertemuan-

pertemuan pada siklus I yang tak lepas dari dorongan guru

memberikan penguatan sehingga mulai aktif disetiap proses

pembelajaran yang diberikan.

Keaktifan siswa dalam kelas tak lepas dari upaya guru dalam

memberikan dorongan dan masukan kepada siswa untuk berani

mengungkapkan ide-ide yang dimiliki. Selain itu, pemberian tugas-

tugas latihan sangat berpengaruh terhadap cara belajar siswa, dimana

siswa akan fokus menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

Dari hasil observasi menunjukkan terjadinya peningkatan

aktivitas belajar seperti pada mulanya siswa hanya diam kini mulai

terlihat aktif dan kreatif dalam mengemukakan pendapatnya atau

jawabannya. Siswa mulai aktif mengemukakan konsep, dan

pendapatnya sendiri melalui proses, sehingga siswa tidak hanya

menghafal namun memahami, mengingat dan mengaplikasikan materi

yang diperolehnya.

Kesadaran dan perhatian siswa semakin memperlihatkan

kemajuan. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti

arahan dan tantangan yang diberikan oleh guru. Semangat dan minat

siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar pada akhir siklus II

ini juga menampakkan kemajuan. Ini ditandai dengan semakin

banyaknya siswa yang mengajukan pertanyaan dan tanggapan

terhadap suatu permasalahan yang belum jelas bagi mereka. Di

samping itu, tingkat kepercayaan diri siswa juga semakin meningkat.

Hal ini dapat dilihat dari beberapa siswa yang berebutan untuk

tampil di depan kelas untuk mengerjakan soal di papan tulis ataupun

menampilkan hasil diskusi kelompoknya. Mengenai cara mengajar

guru dalam hal ini peneliti sendiri, sebagian siswa merasa senang,

nmun ada juga siswa yang sering mengeluh karena terlalu sering

diberikan latihan dan pekerjaan rumah.

Dari hasil tes kemampuan berpikir kreatif pada siklus II,

memperlihatkan bahwa siswa telah mampu mengemukakan ide atau

gagasannya dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan cara

yang beragam. Hal tersebut menunjukkan adanya kemampuan siswa

dalam melatih kemampuan berpikir kreatifnya.

Dari hasil refleksi ini, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan,

maka peneliti memutuskan bahwa penelitian ini hanya sampai pada

siklus II.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil-hasil penelitian secara

umum berupa hasil penelitian analisis kualitaif dan kuantitatif. Hasil penelitian

ini akan memberikan gambaran tentang kemampun berpikir kreatif siswa

dalam belajar matematika setelah diterapkan model pembelajaran generatif.

a. Keterlaksanaan Pembelajaran

Selama berlangsungnya proses pembelajaran, interaksi antara guru

dengan siswa, dan siswa dengan siswa terjalin dengan baik sehingga

proses pembelelajaran dalam kelas berlangsung dengan baik. Dengan

melihat perkembangan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan

menggunakan model pembelajaran generatif, peneliti memberikan

perhatian yang besar terhadap proses pembelajaran yang dialami

diantaranya aktivitas siswa dan kehadiran siswa.

b. Aktivitas Siswa

Seiring dengan keterlaksanaan pembelajaran yang semakin baik,

terlihat antusias siswa yang gemar bertanya diawal-awal pembelajaran,

serta semakin meningkatnya siswa yang mengacungkan tangan untuk

mengerjakan soal dipapan tulis , dalam artian bahwa siswa berani untuk

mengambil resiko kesalahan.

Hal ini juga dapat dilihat dari lembar observasi yang menunjukkan

bahwa terjadi perubahan dalam kemampuan berpikir siswa pada frekuensi

siklus II jika dibandingkan dengan siklus I pada setiap indikator yang

diamati. Terdapat 2 indikator dalam kemampuan berpikir kreatif yang

diamati yakni fleksibilitas dan kelancaran. Indikator kelancaran dapat

diidentifikasi dari kemampuan siswa dalam memecahkan permasalahan

yang diberikan, sedangkan pada indikator fleksibilitas dengan

pengungkapan/ menggunakan gagasan/ide/cara yang beragam.

c. Kemampuan Berpikir Kreatif

Peningkatan yang terjadi dalam berpikir kreatif siswa dapat dilihat

berdasarkan ketercapaian tiap indikator pada tabel 4.13 dan dari

keseluruhan sebagai berikut:

Tabel 4.13 Perbandingan Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Setiap Indikator

No. Indikator

Siklus I Siklus II

Rata-rata Persentase Rata-rata Persentase

1. Fluency (Kelancaran)

2,83 70,75 2,83 70,75

2. Fleksibility (Keluwesan)

3,36 84 3,30 82,5

Tabel 4.14 Perbandingan Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Setiap

Siklus

Siklus Nilai

terendah Nilai

tertinggi Rata- rata St. Dev

I 50 100 71,44 14,73

II 67 100 83,33 9,79

Setelah melihat hasil penelitian yang telah dianalisis dapat

diketahui bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa setelah diberikan

pembelajaran dengan model pembelajaran generatif ternyata mengalami

peningkatan.

Dari hasil penelitian ini dapat membuktikan bahwa model

pembelajaran generatif efektif digunakan dalam pembelajaran matematika.

Namun, model pembelajaran generatif tidak dapat dikatakan sebagai satu-

satunya model dalam pembelajaran matematika yang baik, melainkan

model tersebut dijadikan pertimbangan sebagai salah satu alternatif dalam

pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif siswa dalam belajar.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang berlangsung selama dua siklus maka

dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan model pembelajaran generatif dalam pembelajaran matematika

dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan subyek 36

siswa kelas VIII A SMPN 2 Barombong. Hal ini terlihat dari skor rata-

rata dari setiap indikator kemampuan berpikir kreatif yang mengalami

peningkatan, yakni kategori flexibility meningkat dari 70,75 % menjadi

82,5 %. Sedangkan kategori fluency meningkat dari 70,75 % menjadi 84

%

2. Selain dari indikator diatas, adanya peningkatan kemampuan berpikir

kreatif dalam belajar matematika siswa, juga terlihat adanya peningkatan

dari sisi:

a. Skor tes dari siklus I sebesar 71,44 menjadi 83,33 pada siklus II.

b. Rata-rata keterlaksanaan pembelajaran dari pertemuan pertama

sampai pertemuan kedelapan mengalami peningkatan dengan

kategori sangat baik.

c. Rata-rata persentase aktivitas siswa dari petemuan pertama sampai

pertemuan kedelapan telah menunjukkan bahwa aktivitas dalam

model pembelajaran generatif pada materi relasi dan fungsi sesuai

yang diharapkan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka ditemukan saran-saran

sebagai beikut:

a. Guru diharapkan lebih mengintensifkan model pembelajaran generatif

dalam pembelajaran karena melihat hasil penelitian yang dipeoleh, model

pembelajaran generatif adalah salah satu altenatif pembelajaran yang

dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar

matematika.

b. Keberhasilan peneliti dengan menerapkan model pembelajaran generatif

hanya pada materi relasi dan fungsi sehingga diharapkan kepada peneliti

yang ingin melakukan penelitian dengan model pembelajaran generatif

agar menerapkannya pada materi lain agar kita dapat mengetahui

bersama materi apa yang cocok dengan model pembelajaran generatif.

c. Diharapkan kepada peneliti lain dalam bidang kependidikan khususnya

pendidikan matematika supaya dapat meneliti lebih lanjut tentang model

pembelajaran yang efektif dan efisien untuk mengatasi kesulitan siswa

dalam mempelajari matematika serta mencari cara atau strategi lain yang

dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mahmudi. (2012). Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian. Diakses 22 maret, pukul 19.00.

BSNP. (2006). Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Cahyaningsih, R. & Asikin, M. (2015). Komparasi Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis Siswa Menggunakan Pembelajaran Matematika Humanistik Dan Problem Based Learning Dalam Setting Model Pelatihan Innomatts. Jurnal nalar pendidikan, 3(1), hlm.280-286. https://scholar.google.co.id. Diakses pada 12 juni 2019.

De Bono, E. (2007). Revolusi Berfikir. Bandung: Kaifa.

Hudoyo, Herman. (2001). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: IKIP Malang.

Johnson, E. B. (2011) Contextual Teaching and Learning. Bandung: Kaifa.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2007. Jakarta.

Katmuji. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Make A Match. Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK). Vol 2 no. 1(1-6). https://i-rpp.com/index.php/jipk/article/download/726. Diakses pada 15 juni 2019 pukul 17.00 WIB.

Kinanti Fardah, Dina. (2012). Analisis Proses Dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Matematika Melalui Open-Ended. Jurnal KREANO diterbitkan oleh jurusan matematika FMIPA UNNES Volume 3 Nomor 2 Desember 2012. https://journal.unnes.ac.id. Diakses pada 2 juni 2019.

Lusiana dkk, (2009). Penerapan Model Pembelajaran Generatif (MPG) Untuk Pelajaran Matematika Dikelas X SMA Negeri 8 Palembang. Jurnal Pendidikan Metematika Vol 3 no 2 hal. 30. https://ejournal.unsri.ac.id. Diakses pada 31 mei 2019.

Majid, Abdullah. (2014). Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moma, La. (2014). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis, Self-Efficacy dan Soft Skills Siswa SMP Melalui Pembelajaran Generatif.

Noer, S.H. (2009). Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Apa, Mengapa Dan

Bagaimana? (pp. 521-526). Prosidir Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta. https://scholar.google.co.id. Diakses pada 2 juni 2019.

Rasmianti. (2012). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Generatif Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Ipa Sma Negeri 1 Baraka Kabupaten Enrekang. Skripsi UIN Alauddin Makassar: Tidak diterbitkan.

Safei. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Makassar. Laboratorium Biologi

Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan.

Bandung: Kencana Prenada Media Group. Schwartz, D.J. (2007). Berfikir dan Berjiwa Besar. Batam: Binarupa. Shoimin, Aris (2014). Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Soejadi, R. (1999). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Dirjen

Dikti. Solso, R.L.dkk. (2008). Psikologi kognitif. Jakarta: Erlangga. Sugilar, Hamdan. (2013). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan

Disposisi Matematik Siswa Madrasah Tsanawiyah Melalui Pembelajaran Generatif.Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung. 2 (2), 156-158. tersedia http://e-journal.stkipsiliwsngi.ac.id/index.php/infinity/article/view/32/31. Diakses 3 april 2019.

Sukmadinata, N, S, dan Syaodih, E. (2012).Kurikulum Dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Refika Aditama.

Surahman, Edi. (2015). Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model Koperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI) Pada Siswakelas X SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Makassar.

Trianto. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group.

Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PrestasiPustaka.

Wena, Made. (2014). Strategi Pembelajaran Inovatif dan Kontemporer. Jakarta:

PT. Bumi Aksara.

Wikipedia. (2011). Matematika (online), http://id.wikipedia.org/wiki/Matematika, diakses 18 agustus 2019.

Zakaria Yusran. (2014). Peningkatan Kreativitas Belahjr Matematika Melalui

Pendekatan Open Ended Problem Siswa Kelas XI TKJ I SMK Nasional Makassar. Universitas Muhammadiyah Makassar.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Barombong

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII / Ganjil

Materi Pokok : Penyajian Relasi

Alokasi Waktu : Pertemuan ke-1 (2 x 40 menit)

A. Kompetensi Inti

KI1 dan KI2: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang

dianutnya serta Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi

secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,

keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,

negara, dan kawasan regional.

KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan

kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji

secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif,

dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

B. Kompetensi Dasar

3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan

menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram

dan persamaan.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

3.3.1 Memahami pengertian relasi.

3.3.2 Memahami beberapa relasi yang terjadi diantara dua himpunan

3.3.3 Memahami bentuk penyajian relasi

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok peserta

didik dapat :

1. Mendefinisikan relasi

2. Memberikan contoh relasi dalam kehidupan sehari-hari

3. Menunjukkan suatu relasi dengan diagram panah, diagram kartesius, dan

pasangan berurutan

E. Materi Pembelajaran

Relasi

Relasi merupakan suatu tatanan atau aturan yang menghubungkan antara

himpunan satu dengan himpunan yang lain, sehingga setiap anggota himpunan yang

satu mempunyai pasangan dengan anggota himpunan yang kedua.

Pak Budi mempunyai lima orang anak, yaitu Riska, Dimas, Candra, Dira, dan

Reni. Masing-masing anak mempunyai kegemaran berolah raga yang berbeda-

beda. Riska gemar berolah raga badminton dan renang. Dimas gemar berolah raga

sepak bola. Candra gemar berolah raga sepak bola. Sedangkan Dira dan Reni

mempunyai kegemaran berolah raga yang sama yaitu basket dan badminton.

Jika anak-anak Pak Budi dikelompokkan menjadi satu dalam himpunan A,

maka anggota dari himpunan A adalah Riska, Dimas, Candra, Dira, dan Reni.

Himpunan A tersebut kita tuliskan sebagai

A = {Riska, Dimas, Candra, Dira, Reni}

Sedang jenis olah raga yang digemari anak-anak Pak Budi dapat

dikelompokkan dalam himpunan B.

Himpunan B dituliskan :

B = {Badminton, Renang, Basket, Sepak bola}

Terhadap kegemaran anak-anak pak Budi, terdapat hubungan antara himpunan

A dan himpunan B. Hubungan tersebut berkait dengan gemar berolah raga dari

anak-anak pak Budi.

Riska gemar berolah raga badminton dan renang,

Dimas gemar berolah raga sepakbola,

Candra gemar berolah raga sepakbola,

Dira gemar berolah raga badminton dan basket,

Reni gemar berolah raga badminton dan basket.

Apabila gemar berolah raga kita notasikan dengan tanda panah, pernyataan-

pernyataan di atas dapat digambarkan sebagai gemar berolah raga.

Contoh 1:

Pada saat liburan sekolah, sekumpulan anak sedang melakukan hobi

mereka masing-masing.Budi melakukan hobi renang, andi melakukan hobi

olahraga, dan chika melakukan hobinya yaitu membaca.

Dari keterangan di atas, kata “melakukan hobi” menghubungkan dua

himpunan, yaitu himpunan A dengan himpunan B. kedua himpunan tersebut

dapat dinyatakan dengan notasi berikut:

Himpunan A={budi,andi,chika}

Himpunan B={renang, membaca,olahraga}

Dalam hal ini kata ”melakukan hobi” disebut sebagai relasi yang

menghubungkan antara himpunan A dengan himpunan B.

Contoh 2: Misal A dan B keduanya adalah himpunan. Relasi dari A ke B

adalah aturan yang menghubungkan anggota himpunan A ke anggota

himpunan B. Terdapat tiga cara penyajian himpunan, yakni:

1. Diagram kartesius

Relasi dari A ke B, 𝐴 = {1,2,3,4,5}dan 𝐵 = {2,3,4}

2. Diagram panah

Relasi dari C ke D, C = {2, 3, 4, 5} dan D = {6, 7, 8, 9, 10, 11}

3. Himpunan pasangan berurut

Relasi dari C ke D, C = {2, 3, 4, 5} dan D = {6, 7, 8, 9, 10, 11}.

𝑅𝑒𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝐶 𝑘𝑒 𝐷 = {(2,6), (2,8), (2,10), (3,6), (3,9), (5,10)}

F. Metode Pembelajaran

Model : Model pembelajaran generatif dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Pendahuluan

2. Pemfokusan

3. Tantangan

4. Penerapan

Metode : Tanya jawab, ceramah, dan penugasan

G. Alat dan Sumber Ajar

Alat : Buku, papan tulis, spidol, lembar diskusi kelompok

Sumber : Buku Matematika kurikulum 2013 edisi revisi 2017

H. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Guru Siswa

Pendahuluan

Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan meminta siswa untuk berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran

Guru mengecek dan menanyakan kehadiran siswa

Guru memberikan infomasi kepada siswa mengenai topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai

Siswa menjawab salam dan berdoa sebelum memulai pembelajaran

Siswa menjawab petanyaan guru jika ada yang tidak hadir

Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru

10 menit

Inti

Tahap 1: eksplorasi

Guru menciptakan suasana kelas yang nyaman, menyenangkan dan kondusif agar siswa dapat leluasa dalam belajar (menyampaikan ide-idenya)

Guru menjelaskan materi pembelajaran

Guru membagi siswa kedalam kelompok dan membagikan lembar diskusi

Guru membagikan LKPD kepada setiap kelompok dan

Siswa mempersiapkan diri untuk belajar

mempehatikan penjelasan guru

Siswa duduk dengan kelompoknya

60 menit

Tahap 2: pemfokusan

meminta mereka mendiskusikan dan mengerjakan LKPD tersebut

Guru mengajak siswa untuk menggali pemahaman terkait konsep awal yang dipelajari dengan menggabungkannya dengan kasus yang diberikan sebelumnya.

Guru mengawasi kegiatan diskusi yang dilakukan setiap kelompok dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan

Guru menafsirkan ide dan menerangkan pandangan siswa

Guru meminta perwakilan siswa tiap kelompok untuk menuliskan hasil yang diperolehnya

Guru bersama siswa membahas hasil diskusi

Guru memberikan masalah baru (masalah kehidupan

Mendiskusikan dan mengerjakan LKPD dengan teman kelompok

Siswa mengamati

permasalahan yang diberikan terkait materi yang dipelajari

Siswa bertanya kepada guru apabila ada hal yang belum dipahami

Siswa memberikan pendapat yang mereka ketahui mengenai masalah tersebut

Salah satu siswa menuliskan jawabannya

Tahap 3 : tantangan

Tahap 4: penerapan

sehari-hari) untuk dipecahkan siswa berdasarkan konsep yang telah dipelajarinya

Guru membantu siswa untuk memahami pengetahuan baru yang telah dimilki

Siswa bersama guru membahas hasil diskusi kelompok

Siswa menyelesaikan masalah berdasarkan konsep baru yang diketahuinya

Siswa menyimak arahan guru

Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran

Guru mengingatkan siswa untuk mengulang kembali pelajaran

Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

Siswa bersama guru meyimpulkan materi pembelajaran

Siswa mendengarkan arahan guru

Siswa mengucapkan salam

10 menit

I. Penilaian

a. Teknik penilaian : tes

b. Bentuk instrumen : tes uraian

Barombong, september 2019

Guru Bidang Studi Peneliti

Nurhafidah, S.Pd Nurul Aqidah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Barombong

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII / Ganjil

Materi Pokok : Fungsi

Alokasi Waktu : Pertemuan ke-2 (2 x 40 menit)

A. Kompetensi Inti

KI1 dan KI2: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang

dianutnya serta Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi

secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,

keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,

negara, dan kawasan regional.

KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan

kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji

secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif,

dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

B. Kompetensi Dasar

3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan

menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram

dan persamaan).

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

3.3.4 Memahami pengertian dan contoh fungsi.

3.3.5 Memahami ciri-ciri fungsi, daerah asal atau domain dan daerah kawan

atau kodomain dan menemukan daerah hasil atau range

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok

peserta didik dapat :

1. Memahami pengertian dan contoh fungsi.

2. Memahami ciri-ciri fungsi.

3. Memahami daerah asal atau domain dan daerah kawan atau kodomain

4. Menemukan daerah hasil atau range.

E. Materi Pembelajaran

Pengertian Fungsi

Fungsi/ pemetaan adalah sebuah relasi khusus yang memasangkan setiap

anggota himpunan A dengan tepat satu anggota B.

Jika sebuah relasi dari A ke B adalah pemetaan / fungsi, maka:

1. Himpunan A disebut domain/ daerah Asal

2. Himpunan B disebut kodomain/ daerah Kawan/ daerah Bayangan /

daerah Peta

3. Anggota himpunan B yang menjadi pasangan dari anggota A disebut

bayangan/ peta.

Himpunan dari semua anggota himpunan B yang menjadi pasangan

dari anggota himpunan A disebut range / daerah hasil.

2. Menyatakan Fungsi

Untuk menyatakan fungsi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:

1) Diagram panah.

- Masing-masing himpunan dinyatakan dalam kurva tertutup

- Anggota-anggotanya dituliskan didalam kurva berupa noktah yang

disusun berurutan dari atas ke bawah

- Fungsi dinyatakan berupa panah berarah.

2) Himpunan Pasangan Berurutan

Berupa himpunan dari pasangan anggota himpunan A dengan

anggota himpunan B dibuat berurutan sebagai berikut: { (x, y) | x ε

A dan y ε B}.

3) Diagram Kartesuis

Fungsi diatas bila dinyatakan dalam Diagram Kartesius adalah

sebagai berikut : Himpunan A dinyatakan dalam sumbu mendatar,

himpunan B dinyatakan dalam sumbu tegak, sedangkan hasil fungsi

dinyatakan sebagai titik koordinat.

Ciri-ciri Fungsi (Pemetaan)

Pemetaan dari himpunan A ke himpunan B berlaku ketentuan

berikut:

1. Himpunan A dan himpunan B bukan himpunan kosong

2. Pasangan setiap anggota himpunan A tidak boleh lebih dari satu.

3. Setiap anggota himpunan A harus mempunyai pasangan di himpunan B.

4. Anggota himpunan B boleh tidak mempunyai pasangan di A atau

mempunyai pasangan lebih dari satu.

Coba kalian perhatikan gambar yang ada di bawah ini!

Dari diagram-diagram panah di atas, diagram yang manakah yang

merupakan diagram panah fungsi? Dan berikan alasannya.

Jawab : Nah, untuk menjawab contoh soal di atas, kita terlebih dahulu

harus paham dengan syarat dari suatu relasi yang bisa dikatakan

sebuah fungsi.

Dikatakan sebuah fungsi jika setiap anggota A memiliki satu

pasangan terhadap anggota B

Dikatakan bukan sebuah fungsi jika ada salah satu anggota A tidak

memiliki pasangan terhadap anggota B

Dikatakan bukan sebuah fungsi jika ada anggota A tidak memiliki

pasangan anggota B serta ada salah satu dari anggota A yang

mempunya pasangan anggota B lebih dari satu

Dan dikatakan bukan sebuah fungsi jika adalah satu satu dari

anggota A memiliki lebih dari satu pasangan anggota B

Menentukan domain, kodomain dan range

Misal A dan B keduanya adalah himpunan. Fungsi atau pemetaan

dari A ke B merupakan suatu relasi khusus yang memetakan setiap

anggota A ke tepat satu anggota B.

Domain atau daerah asal adalah himpunan yang setiap anggotanya

dipetakan ke anggota himpunan lainnya dalam fungsi.

Kodomain atau daerah kawan adalah himpunan yang sebagian atau

seluruh anggotanya memiliki prapeta pada domain.

Range atau daerah hasil adalah himpunan bagian dari kodomain yang

setiap anggotanya memiliki prapeta pada domain.

F. Metode Pembelajaran

Model : Model pembelajaran generatif dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Pendahuluan

2. Pemfokusan

3. Tantangan

4. Penerapan

Metode : Tanya jawab, ceramah, dan penugasan

G. Alat dan Sumber Ajar

Alat : Buku, papan tulis, spidol, lembar diskusi kelompok

Sumber : Buku Matematika kurikulum 2013 edisi revisi 2017

H. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Guru Siswa

Pendahuluan

Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan meminta siswa untuk berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran

Guru mengecek dan menanyakan kehadiran siswa

Guru memberikan

Siswa menjawab salam dan berdoa sebelum memulai pembelajaran

10 menit

infomasi kepada siswa mengenai topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai

Siswa menjawab petanyaan guru jika ada yang tidak hadir

Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru

Inti

Tahap 1: eksplorasi

Guru menciptakan suasana kelas yang nyaman, menyenangkan dan kondusif agar siswa dapat leluasa dalam belajar (menyampaikan ide-idenya)

Guru menjelaskan materi pembelajaran

Guru membagi siswa kedalam kelompok dan membagikan lembar diskusi

Guru membagikan LKPD kepada setiap kelompok dan meminta mereka mendiskusikan dan mengerjakan LKPD tersebut

Guru mengajak siswa untuk menggali pemahaman terkait konsep awal yang dipelajari dengan menggabungkannya dengan kasus yang diberikan sebelumnya.

Guru mengawasi kegiatan diskusi yang dilakukan

Siswa mempersiapkan diri untuk belajar

mempehatikan penjelasan guru

Siswa duduk dengan kelompoknya

Mendiskusikan dan mengerjakan LKPD dengan teman kelompok

Siswa mengamati

permasalahan yang diberikan terkait materi yang dipelajari

60 menit

Tahap 2: pemfokusan

Tahap 3 : tantangan

setiap kelompok dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan

Guru menafsirkan ide dan menerangkan pandangan siswa

Guru meminta perwakilan siswa tiap kelompok untuk menuliskan hasil yang diperolehnya

Guru bersama siswa membahas hasil diskusi

Guru memberikan masalah baru (masalah kehidupan sehari-hari) untuk dipecahkan siswa berdasarkan konsep yang telah dipelajarinya

Guru membantu siswa untuk memahami pengetahuan baru yang telah dimilki

Siswa bertanya kepada guru apabila ada hal yang belum dipahami

Siswa memberikan pendapat yang mereka ketahui mengenai masalah tersebut

Salah satu siswa menuliskan jawabannya

Siswa bersama guru membahas hasil diskusi kelompok

Siswa menyelesaikan masalah berdasarkan konsep baru yang diketahuinya

Siswa menyimak arahan guru

Tahap 4: penerapan

Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran

Guru mengingatkan siswa untuk mengulang kembali pelajaran

Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

Siswa bersama guru meyimpulkan materi pembelajaran

Siswa mendengarkan arahan guru

Siswa mengucapkan salam

10 menit

I. Penilaian

a. Teknik penilaian : tes

b. Bentuk instrumen : tes uraian

Barombong, september 2019

Mengetahui,

Guru Bidang Studi Peneliti

Nurhafidah, S.Pd Nurul Aqidah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Barombong

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII / Ganjil

Materi Pokok : Fungsi

Alokasi Waktu : Pertemuan ke-3 (2 x 40 menit)

A. Kompetensi Inti

KI1 dan KI2: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang

dianutnya serta Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi

secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,

keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,

negara, dan kawasan regional.

KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan

kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji

secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif,

dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

B. Kompetensi Dasar

3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan

menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram

dan persamaan).

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

3.3.5 Memahami ciri-ciri fungsi, daerah asal atau domain dan daerah

kawan atau kodomain dan menemukan daerah hasil atau range

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok

peserta didik dapat :

1. Memahami daerah asal atau domain dan daerah kawan atau kodomai

2. Menemukan daerah hasil atau range.

E. Materi Pembelajaran

Menentukan domain, kodomain dan range

Misal A dan B keduanya adalah himpunan. Fungsi atau pemetaan

dari A ke B merupakan suatu relasi khusus yang memetakan setiap

anggota A ke tepat satu anggota B.

Domain atau daerah asal adalah himpunan yang setiap anggotanya

dipetakan ke anggota himpunan lainnya dalam fungsi.

Kodomain atau daerah kawan adalah himpunan yang sebagian atau

seluruh anggotanya memiliki prapeta pada domain.

Range atau daerah hasil adalah himpunan bagian dari kodomain yang

setiap anggotanya memiliki prapeta pada domain.

F. Metode Pembelajaran

Model : Model pembelajaran generatif dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Pendahuluan

2. Pemfokusan

3. Tantangan

4. Penerapan

Metode : Tanya jawab, ceramah, dan penugasan

G. Alat dan Sumber Ajar

Alat : Buku, papan tulis, spidol, lembar diskusi kelompok

Sumber : Buku Matematika kurikulum 2013 edisi revisi 2017

H. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Guru Siswa

Pendahuluan

Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan meminta siswa untuk berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran

Guru mengecek dan menanyakan kehadiran siswa

Guru memberikan infomasi kepada siswa mengenai topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai

Siswa menjawab salam dan berdoa sebelum memulai pembelajaran

Siswa menjawab petanyaan guru jika ada yang tidak hadir

Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru

10 menit

Inti

Tahap 1: eksplorasi

Guru menciptakan suasana kelas yang nyaman, menyenangkan dan kondusif agar siswa dapat leluasa dalam belajar (menyampaikan ide-idenya)

Guru menjelaskan materi pembelajaran

Siswa mempersiapkan diri untuk belajar

60 menit

Guru membagi siswa kedalam kelompok dan membagikan lembar diskusi

Guru membagikan LKPD kepada setiap kelompok dan meminta mereka mendiskusikan dan mengerjakan LKPD tersebut

Guru mengajak siswa untuk menggali pemahaman terkait konsep awal yang dipelajari dengan menggabungkannya dengan kasus yang diberikan sebelumnya.

Guru mengawasi kegiatan diskusi yang dilakukan setiap kelompok dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan

Guru menafsirkan ide dan menerangkan pandangan siswa

Guru meminta perwakilan siswa tiap kelompok untuk menuliskan hasil yang diperolehnya

Guru bersama siswa membahas hasil diskusi

mempehatikan penjelasan guru

Siswa duduk dengan kelompoknya

Mendiskusikan dan mengerjakan LKPD dengan teman kelompok

Siswa mengamati

permasalahan yang diberikan terkait materi yang dipelajari

Siswa bertanya kepada guru apabila ada hal yang belum dipahami

Siswa memberikan pendapat yang mereka ketahui mengenai masalah tersebut

Tahap 2: pemfokusan

Tahap 3 : tantangan

Tahap 4: penerapan

Guru memberikan masalah baru (masalah kehidupan sehari-hari) untuk dipecahkan siswa berdasarkan konsep yang telah dipelajarinya

Guru membantu siswa untuk memahami pengetahuan baru yang telah dimilki

Salah satu siswa menuliskan jawabannya

Siswa bersama guru membahas hasil diskusi kelompok

Siswa menyelesaikan masalah berdasarkan konsep baru yang diketahuinya

Siswa menyimak arahan guru

Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran

Guru mengingatkan siswa untuk mengulang kembali pelajaran

Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

Siswa bersama guru meyimpulkan materi pembelajaran

Siswa mendengarkan arahan guru

Siswa mengucapkan salam

10 menit

I. Penilaian

a. Teknik penilaian : tes

b. Bentuk instrumen : tes uraian

Barombong, september 2019

Mengetahui,

Guru Bidang Studi Peneliti

Nurhafidah, S.Pd Nurul Aqidah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Barombong

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII / Ganjil

Materi Pokok : Penyajian Fungsi

Alokasi Waktu : Pertemuan ke-4 (2 x 40 menit)

A. Kompetensi Inti

KI1 dan KI2: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang

dianutnya serta Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi

secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,

keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,

negara, dan kawasan regional.

KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan

kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji

secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif,

dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

B. Kompetensi Dasar

3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan

menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram

dan persamaan).

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

3.3.6 Memahami bentuk penyajian fungsi dalam bentuk bentuk himpunan

pasangan berurutan dan diagram panah dan diagram kartesius.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok

peserta didik dapat :

1. Memahami bentuk penyajian fungsi dalam bentuk himpunan pasangan

berurutan dan diagram panah dan diagram kartesius.

2. Menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan fungsi.

E. Materi Pembelajaran

Menyajikan suatu fungsi

F. Metode Pembelajaran

Model : Model pembelajaran generatif dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Pendahuluan

2. Pemfokusan

3. Tantangan

4. Penerapan

Metode : Tanya jawab, ceramah, dan penugasan

G. Alat dan Sumber Ajar

Alat : Buku, papan tulis, spidol, lembar diskusi kelompok

Sumber : Buku Matematika kurikulum 2013 edisi revisi 2017

H. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Guru Siswa

Pendahuluan

Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan meminta siswa untuk berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran

Guru mengecek dan menanyakan kehadiran siswa

Guru memberikan infomasi kepada siswa mengenai topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai

Siswa menjawab salam dan berdoa sebelum memulai pembelajaran

Siswa menjawab petanyaan guru jika ada yang tidak hadir

Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru

10 menit

Inti

Tahap 1: eksplorasi

Guru menciptakan suasana kelas yang nyaman, menyenangkan dan kondusif agar siswa dapat leluasa dalam belajar (menyampaikan ide-idenya)

Guru menjelaskan materi pembelajaran

Guru membagi

Siswa mempersiapkan diri untuk belajar

60 menit

siswa kedalam kelompok dan membagikan lembar diskusi

Guru membagikan LKPD kepada setiap kelompok dan meminta mereka mendiskusikan dan mengerjakan LKPD tersebut

Guru mengajak siswa untuk menggali pemahaman terkait konsep awal yang dipelajari dengan menggabungkannya dengan kasus yang diberikan sebelumnya.

Guru mengawasi kegiatan diskusi yang dilakukan setiap kelompok dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan

Guru menafsirkan ide dan menerangkan pandangan siswa

Guru meminta perwakilan siswa tiap kelompok untuk menuliskan hasil yang diperolehnya

Guru bersama siswa membahas hasil

mempehatikan penjelasan guru

Siswa duduk dengan kelompoknya

Mendiskusikan dan mengerjakan LKPD dengan teman kelompok

Siswa mengamati

permasalahan yang diberikan terkait materi yang dipelajari

Siswa bertanya kepada guru apabila ada hal yang belum dipahami

Siswa memberikan pendapat yang mereka ketahui mengenai masalah

Tahap 2: pemfokusan

Tahap 3 : tantangan

Tahap 4: penerapan

diskusi

Guru memberikan masalah baru (masalah kehidupan sehari-hari) untuk dipecahkan siswa berdasarkan konsep yang telah dipelajarinya

Guru membantu siswa untuk memahami pengetahuan baru yang telah dimilki

tersebut

Salah satu siswa menuliskan jawabannya

Siswa bersama guru membahas hasil diskusi kelompok

Siswa menyelesaikan masalah berdasarkan konsep baru yang diketahuinya

Siswa menyimak arahan guru

Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran

Guru mengingatkan siswa untuk mengulang kembali pelajaran

Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

Siswa bersama guru meyimpulkan materi pembelajaran

Siswa mendengarkan arahan guru

Siswa mengucapkan salam

10 menit

I. Penilaian

a. Teknik penilaian : tes

b. Bentuk instrumen : tes uraian

Barombong, september 2019

Mengetahui,

Guru Bidang Studi Peneliti

Nurhafidah, S.Pd Nurul Aqidah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Barombong

Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII / Ganjil

Materi Pokok : Menghitung Nilai Fungsi

Alokasi Waktu : Pertemuan ke-5 (2 x 40 menit)

A. Kompetensi Inti

KI1 dan KI2: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang

dianutnya serta Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi

secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,

keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,

negara, dan kawasan regional.

KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan

kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji

secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif,

dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

B. Kompetensi Dasar

3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan

menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram

dan persamaan.

C. Indikator pencapaian kompetensi

3.3.7 Memahami bentuk penyajian fungsi dalam bentuk persamaan fungsi.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok

peserta didik dapat menghitung nilai fungsi dalam bentuk persamaan fungsi

E. Materi Pembelajaran

Sebuah fungsi dapat dinotasikan dengan huruf kecil sepeti f, g, h.

Misal, fungsi f memetakan himpunan A ke himpunan B dinotasikan f(x)

dengan aturan f : x → 3x+3. Artinya fungsi f memetakan x ke 3x+3. Jadi

daerah bayangan x oleh fungsi f adalah 3x+3 sehingga dapat dinotasikan

dengan f(x) = 3x+3. Dari uraian ini dapat dirumuskan:

Jika fungsi f : x → ax +b dengan x anggota domain f , maka rumus

fungsif adalah f(x) = ax+b

Dengan menghitung nilai fungsi, kita dapat mengetahui nilai fungsi

yang dapat menghasilkan himpunan kawan (kodomain) dari himpunan asal

(domain). Supaya lebih jelas, coba kerjakan contoh soal di bawah ini ya.

Diketahui fungsi f : x → 3x + 3 pada himpunan bilangan bulat. Tentukan:

1. f(3)

2. bayangan (-2) oleh f

3. nilai f untuk x = -4

4. nilai x untuk f(x) = 6

5. nilai a jika f(a) = 12

Jawab: Fungsi f : x → 3x + 3

Rumus fungsi: f(x) = 3x+3

5. f(3) = 3(3)+3 = 12

6. bayangan (-2) oleh f sama dengan f (-2), jadi f(-2) = 3(-2)+3 = -3

7. nilai f untuk x = -4 adalah f (-4) = 3(-4)+3 = -9

8. nilai x untuk f(x) = 6 adalah

3x + 3 = 6

3x = 6-3

3x = 3

x = 1

5. nilai a jika f(a) = 12

3a + 3 = 12

3a = 12 – 3

3a = 9

a = 3

F. Metode Pembelajaran

Model : Model pembelajaran generatif dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Pendahuluan

2. Pemfokusan

3. Tantangan

4. Penerapan

Metode : Tanya jawab, ceramah, dan penugasan

G. Alat dan Sumber Ajar

Alat : Buku, papan tulis, spidol, lembar diskusi kelompok

Sumber : Buku Matematika kurikulum 2013 edisi revisi 2017

H. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Guru Siswa

Pendahuluan

Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan meminta siswa untuk berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran

Guru mengecek dan menanyakan kehadiran siswa

Guru memberikan infomasi kepada siswa mengenai topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai

Siswa menjawab salam dan berdoa sebelum memulai pembelajaran

Siswa menjawab petanyaan guru jika ada yang tidak hadir

Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru

10 menit

Inti

Tahap 1: eksplorasi

Guru menciptakan suasana kelas yang nyaman, menyenangkan dan kondusif agar siswa dapat leluasa dalam belajar (menyampaikan ide-idenya)

Guru menjelaskan materi pembelajaran

Guru membagi siswa kedalam kelompok dan membagikan lembar diskusi

Guru membagikan LKPD kepada setiap kelompok dan meminta mereka

Siswa mempersiapkan diri untuk belajar

mempehatikan penjelasan guru

Siswa duduk dengan kelompoknya

Mendiskusikan dan mengerjakan

60 menit

Tahap 2: pemfokusan

mendiskusikan dan mengerjakan LKPD tersebut

Guru mengajak siswa untuk menggali pemahaman terkait konsep awal yang dipelajari dengan menggabungkannya dengan kasus yang diberikan sebelumnya.

Guru mengawasi kegiatan diskusi yang dilakukan setiap kelompok dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan

Guru menafsirkan ide dan menerangkan pandangan siswa

Guru meminta perwakilan siswa tiap kelompok untuk menuliskan hasil yang diperolehnya

Guru bersama siswa membahas hasil diskusi

Guru memberikan masalah baru (masalah kehidupan sehari-hari) untuk

LKPD dengan teman kelompok

Siswa mengamati

permasalahan yang diberikan terkait materi yang dipelajari

Siswa bertanya kepada guru apabila ada hal yang belum dipahami

Siswa memberikan pendapat yang mereka ketahui mengenai masalah tersebut

Salah satu siswa menuliskan jawabannya

Siswa bersama guru membahas hasil diskusi

Tahap 3 : tantangan

Tahap 4: penerapan

dipecahkan siswa berdasarkan konsep yang telah dipelajarinya

Guru membantu siswa untuk memahami pengetahuan baru yang telah dimilki

kelompok

Siswa menyelesaikan masalah berdasarkan konsep baru yang diketahuinya

Siswa menyimak arahan guru

Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran

Guru mengingatkan siswa untuk mengulang kembali pelajaran

Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

Siswa bersama guru meyimpulkan materi pembelajaran

Siswa mendengarkan arahan guru

Siswa mengucapkan salam

10 menit

I. Penilaian

a. Teknik penilaian : tes

b. Bentuk instrumen : tes uraian

Barombong, september 2019

Mengetahui,

Guru Bidang Studi Peneliti

Nurhafidah, S.Pd Nurul AqidaH

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Barombong

Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII / Ganjil

Materi Pokok : Menentukan Bentuk Fungsi

Alokasi Waktu : Pertemuan ke-6 (2 x 40 menit)

A. Kompetensi Inti

KI1 dan KI2: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang

dianutnya serta Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi

secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,

keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,

negara, dan kawasan regional.

KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan

kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji

secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif,

dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

B. Kompetensi Dasar

3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan

menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram

dan persamaan.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

3.3.8 Memahami bentuk fungsi jika diketahui nilai dan data fungsinya.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok

peserta didik dapat memahami bentuk fungsi jika diketahui nilai dan data

fungsinya.

E. Materi Pembelajaran

Misalnya saja fungsi f dinyatakan f : x = ax + b, dengan x sebagai

variabel sedangkan a dan b merupakan konstanta maka bisa kita rumuskan

fungsinya f(x) = ax + b. Bila nilai variabel dari x = m, maka nilai dari f(m)

= am + b.

Contoh:

Jika diketahui f(x) = ax + b,

Tentukan bentuk fungsi dari f(1) = 3, danf(2) = 5

Jawab :

1. Karena bentuk dari fungsi f(x) = ax + b, maka bentuk dari fungsi adalah

fungsi linear

f(1) = 3

f(1) = a (1) + b = 3

a+ b = 3

a = 3 – b

f(2) = 5

f(2) = a (2) + b = 5

2a+ b = 5

Dan untuk menentukan nilai dari b, kita masukan a = 3 – b ke

dalam persamaan 2a+ b = 5, jadi

2a+ b = 5

2(3 – b) + b = 5

6 – 2b + b = 5

– b = – 1

b = 1

Dan untuk menentukan nilai dari a, nilai dari b = 1 ke dalam persamaan,

a = 3 – b

a = 3 – 1

a = 2

Jadi bentuk fungsinya ialah f(x) = 2x + 3

F. Metode Pembelajaran

Model : Model pembelajaran generatif dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Pendahuluan

2. Pemfokusan

3. Tantangan

4. Penerapan

Metode : Tanya jawab, ceramah, dan penugasan

G. Alat dan Sumber Ajar

Alat : Buku, papan tulis, spidol, lembar diskusi kelompok

Sumber : Buku Matematika kurikulum 2013 edisi revisi 2017

H. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Guru Siswa

Pendahuluan

Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan meminta siswa untuk berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran

Guru mengecek dan menanyakan kehadiran siswa

Guru memberikan infomasi kepada siswa mengenai topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai

Siswa menjawab salam dan berdoa sebelum memulai pembelajaran

Siswa menjawab petanyaan guru jika ada yang tidak hadir

Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru

10 menit

Inti

Tahap 1: eksplorasi

Guru menciptakan suasana kelas yang nyaman, menyenangkan dan kondusif agar siswa dapat leluasa dalam belajar

Siswa mempersiapkan diri untuk belajar

60 menit

(menyampaikan ide-idenya)

Guru menjelaskan materi pembelajaran

Guru membagi siswa kedalam kelompok dan membagikan lembar diskusi

Guru membagikan LKPD kepada setiap kelompok dan meminta mereka mendiskusikan dan mengerjakan LKPD tersebut

Guru mengajak siswa untuk menggali pemahaman terkait konsep awal yang dipelajari dengan menggabungkannya dengan kasus yang diberikan sebelumnya.

Guru mengawasi kegiatan diskusi yang dilakukan setiap kelompok dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan

Guru menafsirkan ide dan menerangkan pandangan siswa

Guru meminta perwakilan siswa

mempehatikan penjelasan guru

Siswa duduk dengan kelompoknya

Mendiskusikan dan mengerjakan LKPD dengan teman kelompok

Siswa mengamati

permasalahan yang diberikan terkait materi yang dipelajari

Siswa bertanya kepada guru apabila ada hal yang belum dipahami

Siswa memberikan

Tahap 2: pemfokusan

Tahap 3 : tantangan

Tahap 4: penerapan

tiap kelompok untuk menuliskan hasil yang diperolehnya

Guru bersama siswa membahas hasil diskusi

Guru memberikan masalah baru (masalah kehidupan sehari-hari) untuk dipecahkan siswa berdasarkan konsep yang telah dipelajarinya

Guru membantu siswa untuk memahami pengetahuan baru yang telah dimilki

pendapat yang mereka ketahui mengenai masalah tersebut

Salah satu siswa menuliskan jawabannya

Siswa bersama guru membahas hasil diskusi kelompok

Siswa menyelesaikan masalah berdasarkan konsep baru yang diketahuinya

Siswa menyimak arahan guru

Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran

Guru mengingatkan siswa untuk mengulang kembali pelajaran

Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

Siswa bersama guru meyimpulkan materi pembelajaran

Siswa mendengarkan arahan guru

Siswa mengucapkan salam

10 menit

I. Penilaian

a. Teknik penilaian : tes

b. Bentuk instrumen : tes uraian

Barombong, september 2019

Mengetahui,

Guru Bidang Studi Peneliti

Nurhafidah, S.Pd Nurul Aqidah

KISI - KISI TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Barombong

Materi Pelajaran : Relasi dan Fungsi

Kelas/Semester : VIII/Ganjil

Jumlah Soal : 3 nomor

Bentuk Soal : Uraian

Alokasi waktu : 2 x 40 menit

Materi Kompetensi

Dasar Indikator

Indikator

Berpikir Kreatif

No.

Soal

RELASI

DAN

FUNGSI

Mendeskripsikan

dan menyatakan

relasi dan fungsi

dengan

menggunakan

berbagai

representasi

(kata-kata, tabel,

grafik, diagram

dan persamaan.

3.3.3 Memahami bentuk penyajian relasi

3.3.5 Memahami ciri-ciri fungsi

3.3.5 Menentukan daerah asal, daerah lawan

dan daerah hasil

Flexibiity

Fluency

Flexibility

3

1

KISI - KISI TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Barombong

Materi Pelajaran : Relasi dan Fungsi

Kelas/Semester : VIII/Ganjil

Jumlah Soal : 3 nomor

Bentuk Soal : Uraian

Alokasi waktu : 2 x 40 menit

Materi Kompetensi

Dasar Indikator

Indikator

Berpikir Kreatif

No.

Soal

RELASI

DAN

FUNGSI

Mendeskripsikan

dan menyatakan

relasi dan fungsi

dengan

menggunakan

berbagai

representasi

(kata-kata, tabel,

grafik, diagram

dan persamaan.

3.3.7 Menghitung nilai fungsi dalam bentuk

persamaan fungsi

3.3.7 Menentukan rumus fungsi jika nilainya

diketahui

flexibility

fluency

1

2, 3

Petunjuk

1. Tulislah terlebih dahulu nama dan nis anda

2. Berdoalah sebelum mengerjakan

3. Dahulukan soal yang dianggap mudah

Nama :

Nis :

Waktu : 80 menit

Jawablah pertanyaan berikut dengan benar !

1. Dari diagram panah berikut, manakah yang merupakan diagram panah fungsi?

berikan alasan anda!

2. Pada pemetaan jika daerah asalnya {x | x < 5, x € bilangan asli }, maka daerah

hasilnya adalah …

3. Diketahui A = dan B = . Nyatakan relasi

himpunan A ke himpunan B yang menunjukkan relasi “setengah dari” dalam bentuk:

a. diagram panah

b. diagram kartesius

c. himpunan pasangan berurutan

~SELAMAT BEKERJA~

TES KEMAMPUAN BERPIKIR

KREATIF SIKLUS 1

Petunjuk

1. Tulislah terlebih dahulu nama dan nis anda

2. Berdoalah sebelum mengerjakan

3. Dahulukan soal yang dianggap mudah

Nama :

Nis :

Waktu : 80 menit

Jawablah pertanyaan berikut dengan benar !

1. H adalah himpunan bilangan asli {1,2,3,4,...} ke himpunan bilangan real R dengan

rumus h(n) = 2n-1. Nyatakan fungsi tersebut dalam bentuk:

a. Pasangan berurutan

b. Diagam panah

c. Tabel fungsi

d. Grafik fungsi

2. Fungsi f dinyatakan dengan rumus

f (x) = a x + b, jika f (2) = 13 dan f (5) = 22. Tentukan :

a. Nilai a dan b

b. Rumus fungsi f (x)

c. Tentukan nilai f (10)

3. Suatu fungsi linear f memiliki nilai 5 saat x = 1 dan memiliki nilai 1 saat x = -1.

Tentukanlah bentuk fungsinya!

~SELAMAT BEKER

TES KEMAMPUAN BERPIKIR

KREATIF SIKLUS 2

DAFTAR HADIR KELAS VIII A

N

o

.

Nama Siswa

Pertemuan Ke-

I II III IV V VI VII VII

I

Jum

at

13/0

9/19

Sela

sa

17/0

9/19

Jum

at

20/0

9/19

Sela

sa

24/0

9/19

Jum

at

27/0

9/19

Sela

sa

01/1

0/19

Jum

at

04/1

0/19

Sela

sa

08/1

0/19

1 Afdal Arianto

2 Ajuna Nuwahid

Zainal

3 Haerul Anwar

4 Imam Saputra

Bahri

5 Muh. Aqshar

Ramadhan R

6 Muh. Nur Tariif B

7 Muhammad

Faathir

A

8 Andi Fiqhi

Febriansyah

9 Asrianto

1

0

Abd. Rahman

1

1

Ahmad

Muhaimin

1

2

Dandy Saputra

Syarif

1

3

Muh. Fajar

1 Muhammad

4 Takdir

1

5

Muhammad

Yusran Sahrir

1

6

Nur Ilham

1

7

Supriadi

1

8

Usyair

1

9

Andini Septriasa

2

0

Anggun

2

1

Fiani

2 Herawati Basri

2

2

3

Inayah

Paharuddin

2

4

Husnul Khotimah

2

5

Nova Salsabila S

2

6

Nur Mulya

Rahmadani

2

7

Nur Rahmadani

2

8

Nuraini

2

9

Ramlah Ansar

3 Reva Anatasya S

0

3

1

Riska S

3

2

Siti Aulia

Dermawan

3

3

Suci Farida

Nasaruddin

3

4

Suci Ramadhani

3

5

Amanda

3

6

Arini Puspita

Keterangan a = alfa s = sakit i = izin

pelaksanaan tes siklus

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

No. Hari/Tanggal Pokok Bahasan

1 Jumat, 13 september 2017 Menjelaskan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan relasi

2 Selasa, 17 september 2019 Menjelaskan fungsi dan ciri-ciri fungsi

3 Jumat, 20 september 2019 Menentukan domain, kodomain dan range

4 Selasa, 24 september 2019 Tes siklus 1

5 Jumat, 27 september 2019 Menjelaskan penyajian fungsi

6 Selasa, 01 oktober 2019 Menghitung nilai fungsi dalam bentuk persamaan fungsi

7 Jumat, 04 oktober 2019 Menentukan rumus fungsi jika nilainya diketahui

8 Selasa, 08 0ktober 2019 Tes siklus II

DAFTAR NILAI SIKLUS

N

o

.

Nama Siswa

SIKLUS KETUNTASAN BELAJAR

I II I II

1 Afdal Arianto 75 83 Tuntas Tuntas

2 Ajuna Nuwahid Zainal 58 100 Tidak Tuntas Tuntas

3 Haerul Anwar 75 83 Tuntas Tuntas

4 Imam Saputra Bahri 75 92 Tuntas Tuntas

5 Muh. Aqshar Ramadhan

R 75 67 Tuntas Tidak Tuntas

6 Muh. Nur Tariif B 67 75 Tidak Tuntas Tuntas

7 Muhammad Faathir 58 75 Tidak Tuntas Tuntas

8 Andi Fiqih Febriansyah 58 83 Tidak Tuntas Tuntas

9 Asrianto 50 70 Tidak Tuntas Tuntas

1

0 Abd. Rahman 50 83 Tidak Tuntas Tuntas

1

1 Ahmad Muhaimin 75 100 Tuntas Tuntas

1

2 Dandy Saputra Syarif 50 83 Tidak Tuntas Tuntas

1

3 Muh. Fajar 58 67 Tidak Tuntas Tidak Tuntas

1

4 Muhammad Takdir 58 67 Tidak Tuntas Tidak Tuntas

1

5

Muhammad Yusran

Sahrir 58 83 Tidak Tuntas Tuntas

1

6 Nur Ilham 67 83 Tidak Tuntas Tuntas

1 Supriadi 58 83 Tidak Tuntas Tuntas

7

1

8 Usyair 50 75 Tidak Tuntas Tuntas

1

9 Andini Septriasa 83 83 Tuntas Tuntas

2

0 Anggun 83 75 Tuntas Tuntas

2

1 Fiani 92 100 Tuntas Tuntas

2

2 Herawati Basri 92 83 Tuntas Tuntas

2

3 Inayah Paharuddin 83 83 Tuntas Tuntas

2

4 Husnul Khotimah 58 83 Tidak Tuntas Tuntas

2 Nova Salsabila 92 83 Tuntas Tuntas

5

2

6 Nur Mulya Rahmadani 67 83 Tidak Tuntas Tuntas

2

7 Nur Rahmadani 100 100 Tuntas Tuntas

2

8 Nuraini 58 75 Tidak Tuntas Tuntas

2

9 Ramlah Ansar 67 92 Tidak Tuntas Tuntas

3

0 Reva Anatasya 100 100 Tuntas Tuntas

3

1 Riska 83 75 Tuntas Tuntas

3

2 Siti Aulia Dermawan 83 83 Tuntas Tuntas

3 Suci Farida Nasaruddin 83 100 Tuntas Tuntas

3

3

4 Suci Ramadhani 67 83 Tidak Tuntas Tuntas

3

5 Amanda 83 92 Tuntas Tuntas

3

6 Arini Puspita 83 75 Tuntas Tuntas

LAMPIRAN SPSS

Frequencies

Statistics

siklus I siklus II

N Valid 36 36

Missing 0 0

Mean 71,4444 83,3333

Median 71,0000 83,0000

Mode 58,00 83,00

Std. Deviation 14,73081 9,79504

Variance 216,997 95,943

Range 50,00 33,00

Minimum 50,00 67,00

Maximum 100,00 100,00

Sum 2572,00 3000,00

Frequency Table

siklus I

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 50,00 4 11,1 11,1 11,1

58,00 9 25,0 25,0 36,1

67,00 5 13,9 13,9 50,0

75,00 5 13,9 13,9 63,9

83,00 8 22,2 22,2 86,1

92,00 3 8,3 8,3 94,4

100,00 2 5,6 5,6 100,0

Total 36 100,0 100,0

siklus II

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 67,00 3 8,3 8,3 8,3

70,00 1 2,8 2,8 11,1

75,00 7 19,4 19,4 30,6

83,00 16 44,4 44,4 75,0

92,00 3 8,3 8,3 83,3

100,00 6 16,7 16,7 100,0

Total 36 100,0 100,0

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

siklus I 36 50,00 100,00 71,4444 14,73081 216,997

siklus II 36 67,00 100,00 83,3333 9,79504 95,943

Valid N (listwise) 36

LAMPIRAN HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

Indikator

Penilaian

Pertemuan Ke-

I II III IV Rata-rata V VI VII VIII Rata-

rata

1 33 36 36

Siklus I

35,0 36 36 36

Siklus II

36,0

2 33 36 36 35,0 36 36 36 36,0

3 33 36 36 35,0 36 36 36 36,0

4 7 6 7 6,7 8 8 10 8,7

5 6 5 5 5,3 8 7 9 8,0

6 6 7 6 6,3 6 7 7 6,7

7 4 6 8 6,0 6 8 8 7,3

8 7 8 8 7,7 5 6 5 5,3

jumlah 129 140 142 137 141 144 147 144

Rata-rata 16,125 17,5 17,75 17,125 17,625 18,0 18,375 18

LAMPIRAN HASIL OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN

Aspek

yang

diamati

Pertemuan ke-

I II III IV Rata-

rata V VI VII VIII

Rata-

rata

1 4 4 4

Siklus

I

4,00 4 4 4

Siklus II

4,0

2 4 4 4 4,00 4 4 4 4,0

3 2 3 4 3,00 4 4 4 4,0

4 3 3 4 3,33 4 4 4 4,0

5 4 4 4 4,00 4 4 4 4,0

6 3 4 3 3,33 3 3 3 3,0

7 3 3 4 3,33 4 4 4 4,0

8 4 3 4 3,67 4 4 4 4,0

9 4 4 4 4,00 3 4 4 3,7

10 4 3 4 3,67 4 4 4 4,0

11 3 3 3 3,00 4 3 4 3,7

12 4 4 4 4,00 3 3 4 3,3

13 4 4 4 4,00 4 4 4 4,0

14 4 4 4 4,00 4 4 4 4,0

15 4 4 4 4,00 4 4 4 4,0

Jumlah 54 54 58 55,3 57 57 59 57,67

Rata-rata 3,6 3,6 3,9 3,69 3,8 3,8 3,9 3,8

KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN

Kunci Jawaban Sk

or

Siklus I

1.

Diagram (i) karena:

Setiap anggota A memiliki satu pasangan terhadap anggota

B

Himpunan A dan himpunan B bukan himpunan kosong

Himpunan A dan B bukan merupakan himpunan kosong

Anggota himpunan B boleh tidak mempunyai pasangan di A

atau mempunyai pasangan lebih dari satu

4

2. Diketahui daerah asalnya {x | x < 5, x € bilangan asli } 4

Maka

x = {1, 2, 3, 4, 5}

f (1) = 4 (1) = 4 f (4) = 4 (4) = 16

f (2) = 4 (2) = 8 f (5) = 4 (5) = 20

f (3) = 4 (3) = 12

daerah hasilnya = {4, 8, 12, 16, 20}

3. Diketahui : A = dan B =

Ditanyakan : relasi dalam bentuk digram panah, diagram kartesius dan

pasangan berurutan?

Dengan diagram panah A Setengah dari B

Digram kartesius

4

1

2

3

4

5

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Himpunan pasangan berurutan

Skor Total 12

Siklus II

1. a. pasangan berurutan { (1,1),(2,3),(3,5),(4,7),....(2n-1) }

b. diagram panah

4

1

2

3

4

.

n

.

2

1

3

5

7

2n-1

c. tabel fungsi

h 1 2 3 4

.

.

.

n

R 1 3 5 7

.

.

.

2

n

-

1

d. grafik fungsi

sumbu x = h dan sumbu R= y

2. a) f (x) = a x + b, jika f (2) = 13 maka : f (2) = 2 a + b → 2 a + b =

13 … (1)

f (x) = a x + b, jika f (5) = 22 maka :

f (5) = 5 a + b → 5 a + b = 22 … (2)

4

Eliminasi b dari pers. (1) dan (2)

2 a + b = 13

5 a + b = 22 –

−3 a = −9 → a = 3

Substitusikan a = 3 ke pers. 2 a + b = 13 → 2 (3) + b =

13

6 + b = 13 → b = 7

a) Substitusikan a = 3 dan b = 7 ke fungsi f,maka rumus fungsi menjadi

:

f (x) = 3 x + 7

b) f (x) = 3 x + 7, jika f (10) maka f (10) = 3 (10) + 7= 30 + 7 = 37

3. Diketahui f(1)= 5 dan f(-1)=1

f(x)= ax + b maka f(1)= a(1) + b = 5 a + b = 5..........(1)

f(x)= ax + b maka f(-1)= a(-1) + b = 5 - a + b = 1..........(2)

dari persamaan (1) dan (2) diperoleh:

a + b = 5

- a + b = 1

2a = 4 a = 2

maka nilai a = 2 disubtitusi kesalah satu persamaan untuk

memperoleh nilai b . a + b = 5 2 + b = 5 b = 3.

4

Jadi rumus fungsinya adalah f(x) = 2x + 3

Total skor 12

Aspek yang diukur

Skor Respon siswa terhadap masalah

Fluency 0 Tidak memberikan jawaban

1 Memberikan sebuah ide yang tidak relevan dan mengarah kepada jawaban yang salah

2 Memberikan sebuah ide yang tidak relevan dan mengarah kepada jawaban yang benar.

3 Memberikan sebuah ide yang relevan dan mengarah kepada jawaban yang benar

4 Memberikan lebih dari satu ide yang relevan dan mengarah kepada jawaban yang benar.

Flexibility 0 Tidak memberikan jawaban

1 Tidak memberikan jawaban beragam dan hasil akhir perhitungan salah.

2 Tidak memberikan jawaban beragam dan hasil akhir perhitungan benar

3 Memberikan jawaban beragam dan hasil akhir perhitungan salah.

4 Memberikan jawaban beragam dan hasil akhir perhitungan benar

HASIL PEROLEHAN NILAI SISWA SIKLUS I

NO. NAMA SISWA

SOAL SIKLUS 1

1 (Fluency) 2

(Flexibility) 3 (Flexibility)

1 Afdal Arianto 4 1 4

2

Ajuna

Nuwahid

Zainal

2 1 4

3 Haerul Anwar 4 1 4

4 Imam Saputra

Bahri 4 1 4

5 Muh. Aqshar

Ramadhan R 4 1 4

6 Muh. Nur

Tariif B 2 1 4

7 Muhammad

Faathir 2 1 4

8 Andi Fiqhi

Febriansyah 2 1 4

9 Asrianto 1 1 2

10 Abd. Rahman 3 1 2

11 Ahmad

Muhaimin 4 1 4

12 Dandy Saputra

Syarif 1 1 4

13 Muh. Fajar 2 1 4

14 Muhammad

Takdir 2 1 4

15 Muhammad

Yusran 2 1 4

16 Nur Ilham 3 1 4

17 Supriadi 3 1 4

18 Usyair 2 1 1

19 Andini

Septriasa 3 3 4

20 Anggun 3 4 4

21 Fiani 3 4 4

22 Herawati Basri 4 3 4

23 Inayah

Paharuddin 3 3 4

24 Husnul

Khotimah 2 1 4

25 Nova Salsabila 3 4 4

26 Nur Mulya

Rahmadani 3 1 4

27 Nur

Rahmadani 4 4 4

28 Nuraini 2 1 4

29 Ramlah Ansar 3 1 4

30 Reva Anatasya 4 4 4

31 Riska 3 3 4

32 Siti Aulia

Dermawan 3 3 4

33 Suci Farida

Nasaruddin 3 3 4

34 Suci

Ramadhani 3 1 4

35 Amanda 3 3 4

36 Arini Puspita 3 3 4

Jumlah 102 67 137

Rara-rata 2,83 2,83

HASIL PEROLEHAN NILAI SISWA SIKLUS II

NO. NAMA SISWA SOAL SIKLUS 1I

1(Flexibility) 2 (Fluency) 3 (Fluency)

1 Afdal Arianto 2 4 4

2 Ajuna Nuwahid Zainal 4 4 4

3 Haerul Anwar 4 4 2

4 Imam Saputra Bahri 4 4 3

5 Muh. Aqshar Ramadhan R 2 4 2

6 Muh. Nur Tariif B 1 4 4

7 Muhammad Faathir 1 4 4

8 Andi Fiqhi Febriansyah 4 4 2

9 Asrianto 4 4 3

10 Abd. Rahman 4 4 2

11 Ahmad Muhaimin 4 4 4

12 Dandy Saputra Syarif 4 4 2

13 Muh. Fajar 1 4 2

14 Muhammad Takdir 1 4 2

15 Muhammad Yusran Sahrir 4 4 2

16 Nur Ilham 4 4 2

17 Supriadi 4 4 2

18 Usyair 3 4 2

19 Andini Septriasa 4 4 2

20 Anggun 1 4 4

21 Fiani 4 4 4

22 Herawati Basri 4 4 2

23 Inayah Paharuddin 4 4 2

24 Husnul Khotimah 4 4 2

25 Nova Salsabila 4 4 2

26 Nur Mulya Rahmadani 4 4 2

27 Nur Rahmadani 4 4 4

28 Nuraini 4 3 2

29 Ramlah Ansar 3 4 4

30 Reva Anatasya 4 4 4

31 Riska 2 4 3

32 Siti Aulia Dermawan 4 4 2

33 Suci Farida Nasaruddin 4 4 4

34 Suci Ramadhani 4 4 2

35 Amanda 4 4 3

36 Arini Puspita 2 4 3

Jumlah 119 143 99

Rara-rata 3,30 3,36

Jawaban Siklus I

Jawaban Siklus II

PERSURATAN DAN VALIDASI

POWER POINT

DOKUMETASI

RIWAYAT HIDUP

Nurul Aqidah. Lahir di Bontotangnga Kecamatan Bontotiro

Kabupaten Bulukumba pada tanggal 17 november 1997. Anak

pertama dari dua bersaudara dan merupakan buah cinta dari

pasangan Bapak Lahamuddin dan Ibu Irmayanti. Penulis

menempuh pendidikan pertama kali di Taman Kanak-kanak

Jati Luhur Kabupaten Bulukumba pada tahun 2001 sampai tahun 2003. Kemudian

penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri No.152 Jatia Kabupaten

Bulukumba pada tahun 2003 dan tamat tahun 2009, tamat di MTs Negeri 2

Bontotanga (MTsN 4 Bulukumba) tahun 2012, dan tamat di SMA Negeri 11

Bulukumba tahun 2015. Pada tahun yang sama (2015), penulis melanjutkan

pendidikan pada program Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

dan selesai tahun 2019.


Recommended