Date post: | 07-Jan-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | khangminh22 |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF PADA SISWA
KELAS VIII A SMPN 2 BAROMBONG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Skripsi pada Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
NURUL AQIDAH
10536 5045 15
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2019
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Jangan lelah untuk berjuang
setelah terjatuh berkali-kali
jatuh bangun lagi... gagal coba lagi....
kupersembahkan karya ini untuk kedua orang tuaku
saudara dan sahabat-sahabatku
atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis
mewujudkan harapan menjadi kenyataan
ABSTRAK
Nurul Aqidah. 2019. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Melalui Model Pembelajaran Generatif Pada Siswa Kelas VIII A SMPN 2 Barombong. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Sukmawati dan Pembimbing II Kristiawati.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik pada siswa kelas VIII A SMPN 2 Barombong. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMPN 2 Barombong pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020, dengan jumlah siswa 36 orang. Siklus I dilaksanakan selama 4 kali pertemuan dan siklus II dilaksanakan selama 4 kali pertemuan. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui tentang tingkat kreativitas siswa, aktivitas siswa dan keterlaksanaan pembelajaran selama pembelajaran berlangsung, dan tes untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa setelah pemberian tindakan. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) terjadi peningkatan untuk semua indikator yang diamati yaitu: fleksibilitas meningkat dari 70,75 % menjadi 82,5 %. Sedangkan kategori fluency meningkat dari 70,75 % menjadi 84 %, dan (b) skor rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa pada siklus I sebesar 71,44 dengan standar deviasi 14,73 dan pada siklus II diperoleh skor rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa sebesar 83,33 dengan standar deviasi 9,79. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya model pembelajaran generatif maka kemampuan berpikir kreatif matematik siswa kelas VIII A SMPN 2 Barombong meningkat. Kata Kunci: Kemampuan berpikir kreatif, model pembelajaran generatif
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW
beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
Alhamdulillah atas izin Allah SWT dan dengan doa, usaha serta semangat
yang penulis miliki, akhirnya penyusunan skripsi yang berjudul
“PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF PADA SISWA
KELAS VIII A SMPN 2 BAROMBONG” dapat terselesaikan dengan baik
sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis persembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat
dikasihi dan sayangi ayahanda tercinta Lahamuddin dan ibunda Irmayanti, yang
senantiasa mengiringi setiap perjalanan penulis dengan do’a restu, memberi
harapan, semangat, perhatian, kasih sayang yang tulus tanpa pamrih, selalu
memberi jalan menerima setiap pulang serta menjadi tempat rebah terbaik bagi
penulis saat asa kian terpuruk dan harap tak lagi kokoh, ibarat lilin yang rela
lenyap hanya untuk menerangi setiap jalanku. Cinta yang luar biasa ini tidak akan
pernah mampu penulis balas hanya dengan selembar kertas bertuliskan kata cinta
dan persembahan.
Untuk kakanda tersayang dan adik-adik tercinta yang selalu memberi
dukungan moril dan materil serta mendukung dan memberikan semangat disetiap
keluh juga kesah. Sungguh tiada yang paling mengharukan ketika ukiran senyum
yang kalian berikan dikala melihat tawa lepas menceritakan betapa indahnya hari
yang penulis lalui harus digadai dengan jarak hanya untuk meyelesaikan studi.
Serta terimakasih kepada seluruh keluarga besar atas segala kasih sayang,
dukungan yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu.
Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya
penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan
yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, S.E., M.M. Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Bapak Mukhlis, S.Pd., M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. Sukmawati, M.Pd. selaku Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga
skripsi selesai dengan baik.
5. Ibu Kristiawati, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah berkenan
membantu memberi saran dan masukan selama penyusunan sehingga skripsi
selesai dengan baik.
6. Bapak/ Ibu dan Asisten Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak membantu dalam
proses penyelesaian skripsi ini dan membekali penulis selama perkuliahan.
7. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
8. Sahabat seperjuangan DH. Mutmainnah Hasanuddin, Siti Aisyah Ramadhani
MIM, Tuty Halwiyah, Fanisa Septarina Ahmad, Nuul Fatma dan Wirnayanti
yang senantiasa menjadi pendengar terbaik bagi penulis dan teman-teman
mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi
Pendidikan Matematika Angkatan 2015 terkhusus kepada kelas 2015 B yang
tidak mampu penulis sebut satu per satu.
9. Keluarga besar Posko Lappo-lappo Squad yang tidak sempat penulis sebut
satu persatu. Terima kasih telah menerima penulis sebagai keluarga dan
bersedia merajut kisah cinta, cita, juga juang yang terbingkai oleh goresan
waktu hingga abadi dalam ruang yang kita sebut kenangan.
10. Para Beloved terima kasih untuk segala sabar yang tak ada habisnya. Terima
kasih untuk setiap racikan tawa yang kalian seduh demi melarutkan gundah
yang kian membatu. Aku yakin bertemu dengan kalian adalah bentuk
kecintaan-Nya padaku. Terima kasih untuk pundak yang selalu lapang
untukku ketika juang menertawakan asa yang kian menciut dan untuk setiap
kedai mimpi yang kalian bangun untukku dikala cita yang penulis
perjuangkan meruntuhkan segalanya.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak, utamanya kepada Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan.
Billahi Fisabilil Haq Fastabiqul Khairat, Wassalamualaikum Wr. Wb
Makassar, November 2019
Nurul Aqidah
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori................................................................................ 7
1. Hakikat Matematika .............................................................. 7
2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik .............................. 8
3. Model Pembelajaran Generatif ............................................ 11
4. Materi Ajar. ......................................................................... 17
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................. 21
C. Kerangka Pikir ......................................................................... 22
D. Hipotesis Tindakan .................................................................. 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 25
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ................................................. 25
C. Faktor yang Diselidiki ............................................................ 25
D. Prosedur Penelitian ................................................................. 26
E Instrumen Penelitian. ............................................................... 31
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 32
G. Teknik Analisis Data .............................................................. 33
H. Indikator Keberhasilan ........................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Siklus I ......................................................... 36
B. Hasil Penelitian Siklus II ........................................................ 45
C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................. 58
B. Saran ........................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 60
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah-langkah model pembelajaran generatif ............................ 13
Tabel 3.1 Pedoman penskoran tes kemampun berpikir kreatif ....................... 32
Tabel 3.2 Ilutrasi pemberian skor tes .............................................................. 33
Tabel 3.3 Kategori kemampuan berpikir kreatif ............................................. 33
Tabel 3.4 Kategori kemampuan guru mengelolah pembelajaran.................... 34
Tabel 4.1 Data hasil lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran
matematika melalui model pembelajaran generatif siklus I .......... 36
Tabel 4.2 Persentase aktivitas siswa selama pembelajaran matematika melalui
model pembelajaran generatif siklus I ............................................ 38
Tabel 4.3 Ketercapaian indikator kemampuan berpikir kreatif ...................... 41
Tabel 4.4 Statistik skor kemampuan berpikir kreatif matematik melalui model
pembelajaran generatif pada siklus I ............................................. 42
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi dan persentase skor kemampuan berpikir kreatif
matematik melalui model pembelajaran generatif siklus I ............. 42
Tabel 4.6 Persentase ketuntasan kemampuan berpikir kreatif matematik
melalui model pembelajaran generatif siklus I ............................... 43
Tabel 4.7 Data hasil lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran
matematika melalui model pembelajaran generatif siklus II .......... 45
Tabel 4.8 Persentase aktivitas siswa selama pembelajaran matematika melalui
model pembelajaran generatif siklus II .......................................... 47
Tabel 4.9 Ketercapaian indikator kemampuan berpikir kreatif ...................... 51
Tabel 4.10 Statistik skor kemampuan berpikir kreatif matematik melalui
model pembelajaran generatif pada siklus I ................................... 51
Tabel 4.11 Distribusi frekuensi dan persentase skor kemampuan berpikir
kreatif matematik melalui model pembelajaran generatif siklus II 52
Tabel 4.12 Persentase ketuntasan kemampuan berpikir kreatif matematik
Melalui model pembelajaran generatif pada siklus II . 53
Tabel 4.13 Perbandingan hasil tes kemampuan berpikir kreatif setiap
indikator .......................................................................................... 56
tabel 4.14 Perbandingan hasil tes kemampuan berpikir kreatif setiap
siklus ............................................................................................... 56
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tahapan model pembelajaran generatif ...................................... 13
Gambar 3.1 Diagram alur penelitian ............................................................... 26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua
pihak mendapatkan informasi secara melimpah, cepat dan mudah dari
berbagai sumber. Untuk itu manusia dituntut memiliki kemampuan dalam
memperoleh, memilih, mengelolah dan menindaklanjuti informasi. Aktivitas
manusia tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan berpikir. Kegiatan berpikir
salah satunya adalah pada saat memecahkan persoalan atau menentukan
strategi yang tepat dalam mengambil suatu keputusan. Kemampuan berpikir
harus dikembangkan salah satunya melalui kegiatan pembelajaran di sekolah.
Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan
tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah
seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa
depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh kedepan dan memikirkan apa yang
dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang.
Tujuan mata pelajaran matematika berdasarkan Badan Standar
Nasional Pendidikan (2006) secara umum adalah agar siswa dapat memiliki
kemampuan pemecahan masalah secara fleksibel, akurat, tepat dan efisien.
Selain itu, siswa juga diharapkan dapat memiliki kemampuan dalam
memahami masalah serta memberikan penafsiran terhadap solusi yang
diperoleh. Tujuan mata pelajaran matematika lainnya sebagaimana dalam
Jurnal Pena Ilmiah: Vol 2, No 1 (2017) secara umum meliputi tiga aspek,
yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Depdiknas (dalam Cahyaningsih & Asikin, 2015) juga mengemukakan
bahwa tujuan diberikannya mata pelajaran matematika kepada para siswa
yaitu untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir kreatif.
Berdasarkan hal tersebut, maka pembelajaran matematika harus diupayakan
agar menjadi penunjang kemampuan berpikir kreatif siswa dapat berkembang.
Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan individu untuk
mencari cara, strategi, ide atau gagasan baru bagaimana memperoleh
penyelesaian terhadap suatu permasalahan yang dihadapi. Sukmadinata (2012)
mengemukakan bahwa berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk
meningkatkan kemurnian (originality) dan ketajaman pemahaman (insight)
dalam mengembangkan sesuatu yang relatif baru.
Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal
sekarang ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini nampak
pada rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat
memperihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran
yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta
didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk
belajar).
Dalam arti yang lebih substansi, bahwa proses pembelajaran hingga
dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses
bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan
proses berpikirnya yang dapat menyebabkan kemampuan belajar siswa tidak
meningkat. Peningkatan kemampuan belajar siswa, tentunya tidak akan
terlepas dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran disekolah. Misalnya
dengan adanya penataran guru, penyediaan buku paket, dan alat-alat
laboratorium serta penyempurnaan kurikulum.
Demikian halnya yang terjadi di SMP Negeri 2 Barombong Kabupaten
Gowa, berdasarkan informasi yang diberikan guru matematika pada tanggal
26 oktober 2018 bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa dalam hal
penyelesaian soal dikategorikan masih tergolong rendah yakni kurang dari
30% dari jumlah siswa yang mampu mencapai kategori kreatif atau sangat
kreatif dalam hal kemampuan berpikirnya. Hal tersebut dikarenakan
kurangnya kemampuan siswa dalam memberikan alasan terhadap jawaban
yang diberikan serta menyimpulkan materi pembelajaran yang diberikan.
Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Kinanti (2012) yang
menjelaskan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematik siswa tingkat
menengah pertama masih dalam kategori 46,67%. Contohnya dalam
mengerjakan soal ditekankan pada banyaknya jawaban benar dan banyaknya
strategi yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah. Namun,
mayoritas siswa hanya menjawab dengan satu strategi saja. Siswa tidak
didorong untuk mengajukan pertanyaan dan menggunakan daya imajinasinya
dan mengajukan masalah-masalah sendiri.
Kemampuan berpikir kreatif siswa tidak dapat berkembang dengan
baik apabila dalam proses pembelajaran guru tidak melibatkan siswa secara
aktif dalam pembentukan konsep. Metode pembelajaran yang digunakan di
sekolah masih secara konvensional, yaitu pembelajaran yang masih berpusat
pada guru. Pembelajaran tersebut dapat menghambat perkembangan
kreativitas dan aktivitas siswa seperti dalam hal mengkomunikasikan ide dan
gagasan sehingga keadaan ini tidak lagi sesuai dengan target dan tujuan
pembelajaran matematika.
Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila perencanaan dan metode
yang digunakan dapat mempengaruhi potensi dan kemampuan yang dimiliki
peserta didik dan keberhasilan tersebut akan tercapai apabila peserta didik
dilibatkan dalam proses berpikirnya. Dengan demikian model yang tepat
digunakan oleh guru matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran generatif.
Model pembelajaran generatif merupakan suatu model pembelajaran
yang menekankan pada pengintegrasian secara aktif pengetahuan baru dengan
menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya. Dalam
salah satu penelitian yang dilakukan oleh Sugilar (2013) mengatakan bahwa
pembelajaran generatif mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
matematika siswa. Satu inovasi yang menarik mengiringi perubahan
paradigma tersebut adalah ditemukan dan diterapkannya model pembelajaran
generatif atau lebih tepat dalam mengambangkan dan menggali pengetahuan
peserta didik secara konkrit dan mandiri. Inovasi ini bermula diadopsi dari
metode kerja para ilmuan dalam menemukan suatu pengetahuan baru.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti mengambil judul
penelitian yaitu “Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik
melalui model pembelajaran generatif pada siswa kelas VIII A SMPN 2
Barombong”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan
menggunakan model pembelajaran generatif dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif matematik siswa kelas VIII A SMPN 2 Barombong?.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah: Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa
kelas VIII A SMPN 2 Barombong dengan menerapkan model pembelajaran
generatif.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Bagi guru, sebagai salah satu pedoman dalam bidang studi matematika
untuk mengembangkan metode mengajar dalam upaya meningkatkan
kemampuan siswa sehingga proses pembelajaran tidak monoton pada
metode ceramah saja.
2) Bagi siswa, dapat membuat siswa lebih aktif dalam belajar matematika dan
memiliki kemungkinan menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi
dalam memecahkan masalah sehingga memperoleh hasil yang lebih baik.
3) Bagi peneliti, dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan dalam memahai peningkatan kemampuan berpikir kreatif
melalui model pembelajaran generatif.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Matematika
Kata “Matematika” berasal dari bahasa Yunani Kuno (mathema), yang
berarti pengkajian, pembelajaran, ilmu dan arti teknisnya menjadi “pengkajian
matematika”., bahkan demikian juga pada zaman kuno. Kata sifatnya adalah
(mathematikos) berkaitan dengan pengkajian, atau tekun belajar (Wikipedia,
2011).
Matematika memiliki potensi untuk meningkatkan kemampuan
berpikir, berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah
sehari-hari. Potensi tersebut dapat terwujud bila pembelajaran matematika
menerangkan pada aspek peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi
yang mengharuskan siswa memanipulasi informasi serta ide-ide dalam cara
tertentu yang memberikan mereka pengertian dalam implikasi baru (Noer,
2009).
Matematika adalah ilmu yang paling inti dari ilmu-ilmu yag lainnya,
artinya ilmu matematika tidak tergantung kepada bidang ilmu lainnya. Seperti
dikatakan Fehr, bahwa “Matematika adalah ratunya ilmu sekaligus pelayan
ilmu”. Sebagai ratu matematika merupakan bentuk tertinggi dari logika.
Sebagai pelayan, mtematika memberikan tidak hanya sistem
pengorganisasian ilmu yang bersifat logis tetapi juga pernyataan-pernyataan
dalam bentuk model matematika.
Secara istilah dalam menguraikan tentang hakikat matematika banyak
dikemukakan beberapa pendapat para tokoh dari sudut pandangnya masing-
masing. Hudoyo (2001) mengatakan bahwa hakikat matematika adalah
“Berkenalan dengan ide-ide, stuktur, dan hubungannya yang diatur menurut
urutan yang logis.
Sementara itu Soejadi (1999) mengemukakan beberapa pendapat
mengenai hakekat matematika yaitu:
a. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir
secara sistematik.
b. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi
c. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan
berhubungan dengan bilangan.
d. Matematika adalah pengetahuan tengtang fakta-fakta kuantitatif dan
masalah tentang ruang dan bentuk.
e. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logis
f. Matematika adalah pengetahuan tentang unsur-unsur yang ketat.
2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik
Berpikir kreatif adalah menemukan cara baru yang lebih baik untuk
mengerjakan segala sesuatu (Schwartz, 2007). Tentunya sebagai pusat
kendali dari berpikir kreatif adalah otak manusia yang beratnya tidak lebih
dari 1,5 kg namun merupakan pusat berpikir, berperilaku, serta pusat emosi
manusia yang mencerminkan seluruh dirinya (selfhood), kebudayaan,
kejiwaan, serta bahasa dan ingatan. Yang tentunya perlu didukung oleh rasa
percaya diri, kreativitas dan gairah, serta mempunyai keyakinan bahwa masa
depan akan gilang-gemilang. Adapun tahapan proses berpikir kreatif
sebagaimana termuat dalam sejarah psikologi kognitif (Solso, 2008) sebagai
berikut:
a. Tahap persiapan, seorang pemikir atau creator memformulasikan
masalahnya dan mengumpulkan semua fakta dan data yang dibutuhkan
untuk memecahkan masalah yang kadang-kadang muncul meski telah
lama berkonsentrasi pada pemecahan masalah yang belum juga muncul.
b. Tahap inkubasi, pemikir mengalihkan perhatian dari persoalan yang
sedang dihadapinya, dimana pada tahap ini ide-ide yang mencampuri dan
mengganggu cenderung menghilang, sementara pengalaman baru dapat
menambah kunci bagi pemecahan masalah.
c. Tahap iluminasi, pemikir mengalami insight atau tiba-tiba muncul dalam
pemecahan masalah dengan sendirinya.
d. Tahap evaluasi, dilakukan setelah adanya pemecahan masalah dengan
tujuan untuk menilai sudah tepat atau belum, apabila belum maka kembali
lagi ke tahap awal.
e. Tahap revisi, merupakan perbaikan masalah agar menjadi lebih tepat.
Berpikir kreatif matematik sangat erat kaitannya dengan adanya
masalah matematika. Pemecahan masalah ini bergantung pada kemampuan
untuk mengatasi segala hambatan yang dihadapi dalam rangka
mengembangkan berpikir kreatif. Berpikir kreatif merupakan kunci dari
berpikir untuk merancang, memecahkan masalah untuk melakukan
perubahan dan perbaikan untuk memperoleh gagasan baru (De Bono,
2007).
Kemampuan berpikir kreatif matematik adalah kemampuan untuk
menyelesaikan permasalahan matematika dengan penyelesaian yang
berbeda namun tetap diterima keabsahannya. Kemampuan seperti ini perlu
dikembangkan karena dapat memberikan manfaat yang sangat luas
terhadap kehidupan siswa. Contohnya adalah dalam memahami dan
mengaplikasikan materi matematika dalam kehidupan sehari-hari. Siswa
yang kreatif cenderung dapat menyelesaikan masalah dengan baik dan
senantiasa memiliki pemikiran yang lebih mendalam terhadap situasi dan
masalah yang mereka temukan.
Kemampuan berpikir kreatif tidak bisa muncul dengan sendirinya
melainkan butuh suatu latihan. Dalam hal ini seorang guru harus bisa
melatih dan mengasah kemampuan berpikir kreatif siswa dengan
pembelajaran yang memunculkan permasalahan sehari-hari yang sifatnya
tidak rutin yakni mmembutuhkan prosedur perencanaan penyelesaian,
tidak sekedar menggunakan rumus dan teori.
Beberapa buku banyak mendiskusikan mengenai cara
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, tetapi masih sedikit yang
fokus kepada kemampuan berpikir kreatif matematik. Menurut Schwartz
(2007) ada 3 langkah dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
yakni: (1) percaya bahwa ada solusi dari setiap permasalahan, (2) jangan
biarkan tradisi melumpuhkan pikiran kreatif dan (3) praktekkan bertanya
dan mendengarkan.
Adapun ciri-ciri kemampuan berfikir kreatif (Mahmudi, 2012)
yakni: (1) kefasihan, yaitu kemampuan untuk menghasilkan pemikiran
gagasan atau pertanyaan dalam jumlah yang banyak, (2) fleksibilitas,
yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam pikiran, dan
mudah berpindah dari satu jenis pemikiran kepemikiran lainnya, (3)
orisinalitas, yaitu kemampuan untuk berpikir dengan cara yang baru atau
kemampuan untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran yang tidak lazim
dari pemikiran yang jelas diketahui sebelumnya dan (4) elaborasi, yaitu
kemampuan untuk menambah atau memperinci hal-hal yang detail dari
suatu objek, gagasan atau situasi.
Berdasarkan uraian diatas, indikator berpikir kreatif yang
digunakan dalam penelitian ini adalah berpikir lancar (fluency) dan
berpikir luwes (flexibility),
a. Fluency mengacu pada kemampuan siswa untuk menghasilkan
jawaban benar dan bernilai benar.
b. Flexibility mengacu pada kemampuan siswa menghasilkan
berbagai macam ide dengan pendekatan yang berbeda untuk
menyelesaikan masalah.
3. Model Pembelajaran Generatif
Pembelajaran generatif atau generative learning yaitu suatu model
pembelajaran yang menekankan pada pengintegrasian secara aktif
pengetahuan baru dengan menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki
siswa sebelumnya. Pengetahuan baru itu akan diuji dengan cara
menggunakannya dalam menjawab persoalan atau gejala yang terkait.
Jika pengetahuan baru itu berhasil menjawab permasalahan yang
dihadapi, maka pengetahuan baru itu akan disimpan dalam memori
jangka panjang.
Pembelajaran generatif merupakan pembelajaran yang dimodelkan
dari aliran pendidikan kontsruktivisme yakni proses membangun atau
menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan
pengalaman. Oleh sebab itu, pengetahuan terbentuk oleh sekurang-
kurangnya dua faktor penting, yaitu objek yang menjadi bahan
pengamatan dan kemampuan subjek untuk menginterprestasi objek
tersebut. Dengan demikian pengetahuan tersebut tidak bersifat statis
tetapi bersifat dinamis tergantung individu yang melihat dan
mengontruksinya.
Dalam proses belajar generatif setiap guru perlu memahami tipe
balajar dalam dunia siswa, artinya guru perlu menyesuaikan gaya
mengajar terhadap gaya belajar siswa. Dalam proses pembelajaran ini hal
yang sering dilupakan oleh seorang gurua dalah tidak ada perubahan
mengajar baik secara penyajian maupun penyampaian materi. Adapun
langkah-langkah pembelajaran generatif adalah sebagai berikut:
Gam
bar 2.1 Tahapan Model Pembelajaran Generatif
Tahap eksplorasi, yakni langkah pertama yang dimana guru
membimbing siswa untuk melakukan eksplorasi terhadap pengetahuan, ide,
atau konsepsi awal yang diperoleh dari pengalaman sehari-hari atau
diperoleh pada tingkat kelas sebelumnya. Untuk mendorong siswa agar
mampu melakukan eksplorasi, guru dapat memberikan stimulus berupa
beberapa aktivitas atau tugas-tugas seperti demonstrasi terhadap sebuah
permasalahan yang dapat menunjukkan data dan fakta yang terkait dengan
konsep yang akan dipelajari.
Pemfokusan atau tahap pengungkapan ide, yakni siswa diberi
kesempatan untuk mengemukakan ide mereka mengenai konsep yang
dipelajari. Pada tahap ini guru bertindak sebagai fasilitator yang menyangkut
kebutuhan sumber, memberi bimbingan dan arahan sehingga para siswa
dapat melakukan proses pembelajaran dengan baik.
Tantangan atau tahap pengenalan konsep. Pada tahap ini guru
memberikan tantangan kepada siswa untuk mempersentasikan temuannya
berdasarkan data-data yang dimiliki melalui diskusi kelas yang akan
menimbulkan sharing atau tukar pengalaman antara siswa. Dalam tahap ini
siswa berlatih untuk berani mengeluarkan ide, kritik, saran, dan menghargai
perbedaan pendapat diantara temannya dan guru sebagai moderator sekaligus
berperan penting dalam menjaga kestabilan dalam diskusi.
Penerapan, yakni pada tahap ini siswa diajak untuk dapat
memecahkan masalah yang berkaitan dengan hal-hal praktis dalam
kehidupan sehari-hari dan pemberian tugas rumah atau tugas proyek yang
dikerjakan siswa diluar jam pertemuan merupakan bentuk penerapan yang
baik untuk dilakukan. Pada tahap ini siswa perlu diberi banyak latihan soal.
Dengan adanya latihan soal, siswa akan semakin memahami konsep secara
lebih mendalam dan bermakna. Pada akhirnya konsep yang dipelajari akan
masuk ke memori jangka panjang (Wena, 2014:180).
Untuk lebih jelasnya, kegiatan operasional guru dan siswa selama
proses pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut (Wena, 2014: 181-
183).
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran Generatif
No. Tahapan Pembelajaan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Eksplorasi Mengetahui ide siswa.
Mengeksplorasi pengetahuan, ide atau konsep awal yang diperoleh siswa dari pengalaman sehari-hari atau dari pembelajaran pada tingkat sebelumnya. Pada tahap ini siswa diberikan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari untuk mengetahui konsep awal siswa.
2. Pemfokusan Memberikan motivasi melalui pengalaman.
Melibatkan diri pada kegiatan yang diberikan guru berkaitan dengan pengalaman sehari-hari sesuai dengan konsep yang akan dipelajari.
Memberi pertanyaan
No. Tahapan Pembelajaan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Menafsirkan ide siswa
mengenai masalah ataupun kegiatan yang diberikan.
Memberikan pendapat yang mereka ketahui mengenai masalah tersebut.
Menjelaskan konsep yang mereka miliki.
Mempresentasikan ide mereka dalam diskusi kelompok di depan kelas.
3. Tantangan Mengarahkan dan memfasilitasi siswa agar terjadi pertukaran ide antar siswa.
Menjamin semua ide atau pendapat siswa dipertimbangkan.
Membuka diskusi.
Mengusulkan demonstrasi jika diperlukan.
Berdiskusi kelompok
Mempertimbangkan ide siswa lain baik dalam kelompok masing-masing maupun dalam kelas.
4. Penerapan Membuat masalah atau kegiatan yang dapat dipecahkan oleh pengetahuan konsep siswa yang baru.
Menyelesaikan masalah berdasarkan pengetahuan konsep yang baru.
No. Tahapan Pembelajaan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Membantu siswa untuk memahami pengetahuan baru yang dimiliki.
Berdiskusi mengenai penyelesaian yang tepat dan efektif.
Dalam penerapan pembelajaran generatif ini banyak para ahli yang
berpendapat akan lebih mudahnya ketika langkah-langkah ini
disederhanakan sedemikian rupa untuk membantu para tenaga pengajar agar
sekiranya dapat memahami strategi pembelajaran ini secara baik yang
diantaranya secara garis besar ada dua langka dikerjakan oleh guru dalam
pembelajaran (Wena, 2014: 183) yakni:
a. Guru perlu melakukan identifikasi pendapat siswa tentang pelajaran yang
dipelajari, dan siswa perlu mengeksplorasi konsep dari pengalaman dan
situasi kehidupan sehari-hari dan kemudian menguji pendapatnya.
b. Lingkungan harus nyaman dan kondusif sehingga siswa dapat
mengutarakan pendapat tanpa rasa takut dari ajakan dan kritikan dari
temannya. Dalam hal ini guru perlu menciptakan suasana yang
menyenangkan bagi semua siswa.
Adapun kelebihan dari model pembelajaran generatif sebagaimana
yang dikemukakan Shoimin (2014: 79) yaitu: (a) memberikan peluang
kepada siswa untuk belajar secara koperatif, (b) merangsang rasa ingin tahu
siswa, (c) pembelajaran generatif cocok untuk meningkatkan keterampilan
proses, (d) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, diantaranya dengan
bertukar pikiran dengan siswa yang lainnya, menjawab pertanyaan dari
guru, serta berani tampil untuk mempresentasikan hipotesisnya. Konsep
yang dipelajari siswa akan masuk ke memori jangka panjang.
Selain kelebihan diatas, Shoimin (2014: 79) juga mengemukakan
kekurangan pembelajaran generatif diantaranya: (a) membutuhkan waktu
yang relatif lama, dan (b) dikawatirkan akan terjadi salah konsep. Agar tidak
terjadi salah konsep, maka guru harus membimbing siswa dalam
mengeksplorasi pengetahuan dan mengevaluasi hipotesis siswa pada tahap
tantangan setelah siswa melakukan presentasi, sehingga siswa bisa
memahami materi dengan benar, meskipun usaha menggali pengetahuan
sebagian besar adalah dari siswa itu sendiri.
4. Materi Pembelajaran
1. Relasi
a. Pengertian relasi
Relasi adalah sebuah himpunan yang menyatakan hubungan anggota-
anggota himpunan A dengan anggot-anggota himpunan B.
Contoh 1:
Pada saat liburan sekolah, sekumpulan anak sedang melakukan
hobi mereka masing-masing. Budi melakukan hobi renang, andi
melakukan hobi olahraga, dan chika melakukan hobinya yaitu
membaca.
Dari keterangan diatas, kata “melakukan hobi”
menghubungkan dua himpunan, yaitu himpunan A dengan himpunan
B. Kedua himpunan tersebut dapat dinyatakan dengan notasi berikut:
Himpunan A={budi,andi,chika}
Himpunan B={renang, membaca,olahraga}
Dalam hal ini kata ”melakukan hobi” disebut sebagai relasi
yang menghubungkan antara himpunan A dengan himpunan B.
b. Menyatakan relasi
Relasi antara dua himpunan dapat dinyatakan dengan tiga cara yakni:
a. Diagram panah
b. Himpunan pasangan berurutan
c. Diagram kartesius
Contoh 2:
Misal A dan B keduanya adalah himpunan. Relasi dari A ke B
adalah aturan yang menghubungkan anggota himpunan A ke anggota
himpunan B. Terdapat tiga cara penyajian himpunan, yakni:
1. Diagram kartesius
Relasi dari A ke B, 𝐴 = {1,2,3,4,5}dan 𝐵 = {2,3,4}
2. Diagram panah
Relasi dari C ke D, C = {2, 3, 4, 5} dan D = {6, 7, 8, 9, 10, 11}
3. Himpunan pasangan berurut
Relasi dari C ke D, C = {2, 3, 4, 5} dan D = {6, 7, 8, 9, 10, 11}.
𝑅𝑒𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝐶 𝑘𝑒 𝐷 = {(2,6), (2,8), (2,10), (3,6), (3,9), (5,10)}
2. Fungsi
a. Pengertian fungsi
Fungsi/ pemetaan adalah sebuah relasi khusus yang memasangkan
setiap anggota himpunan A dengan tepat satu anggota B.
b. Notasi fungsi
Sebuah fungsi dapat dinotasikan dengan huruf kecil sepeti f, g,
h. Misal, fungsi f memetakan himpunan A ke himpunan B
dinotasikan f(x) dengan aturan f : x → 3x+3. Artinya fungsi f
memetakan x ke 3x+3. Jadi daerah bayangan x oleh fungsi f adalah
3x + 3 sehingga dapat dinotasikan dengan f(x) = 3x + 3. Dari uraian
ini dapat dirumuskan:
Jika fungsi f : x → ax +b dengan x anggota domain f ,
maka rumus fungsif adalah f(x) = ax+b
c. Menyatakan fungsi
Fungsi antara dua himpunan dapat dinyatakan dengan diagram
panah, diagram kartesius dan himpunan pasangan berurutan.
d. Menentukan rumus fungsi jika nilainya diketahui
Misalnya saja fungsi f dinyatakan f : x = ax + b, dengan x sebagai
variabel sedangkan a dan b merupakan konstanta maka bisa kita
rumuskan fungsinya f(x) = ax + b. Bila nilai variabel dari x = m,
maka nilai dari f(m) = am + b.
Contoh:
Jika diketahui f(x) = ax + b,
Tentukan bentuk fungsi dari f(1) = 3, dan f(2) = 5
Jawab :
1. Karena bentuk dari fungsi f(x) = ax + b, maka bentuk dari fungsi
adalah fungsi linear f(1) = 3
f(1) = a (1) + b = 3
a+ b = 3
a = 3 – b
f(2) = 5
f(2) = a (2) + b = 5
2a+ b = 5
Dan untuk menentukan nilai dari b, kita masukan a = 3 – b ke dalam
persamaan 2a+ b = 5, jadi
2a+ b = 5
2(3 – b) + b = 5
6 – 2b + b = 5
– b = – 1
b = 1. Dan untuk menentukan nilai dari a, nilai dari b = 1 ke dalam
persamaan,
a = 3 – b
a = 3 – 1
a = 2
Jadi bentuk fungsinya ialah f(x) = 2x + 3
e. Menghitung nilai fungsi jika variabel berubah
Fungsi f : x → 3x + 3
Rumus fungsi: f(x) = 3x+3
1. f(3) = 3(3) + 3 = 12
2. bayangan (-2) oleh f sama dengan f (-2), jadi f(-2) = 3(-2) + 3 = -3
3. nilai f untuk x = -4 adalah f (-4) = 3(-4) + 3 = -9
4. nilai x untuk f(x) = 6 adalah
3x + 3 = 6
3x = 6 - 3
3x = 3
x = 1
5. nilai a jika f(a) = 12
3a + 3 = 12
3a = 12 – 3
3a = 9
a = 3
f. Tabel fungsi
Diketahui fungsi f dari P = {1,2,3,4,5} ke Q = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10}.
Relasi yang didefinisikan adalah “setengah kali dari”. Relasi ini
dapat dinyatakan dengan tabel berikut:
X 1 2 3 4 5
f(x) 2 4 6 8 10
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang
dilakukan, yaitu:
1. Dini Kinanti Fardah, (2012). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
pola berpikir kreatif siswa kategori tinggi sebanyak 20% dari seluruh
siswa, pola berpikir kreatif siswa kategori sedang sebanyak 33,33% dari
seluruh siswa dan pola berpikir kreatif siswa kategori rendah sebanyak
46,67% dari seluruh siswa.
2. Lusiana dkk, (2009). Dalam penelitiannya memperoleh kesimpulan
bahwa keefektifan penerapan model pembelajaran generatif untuk
pembelajaran matematika dikelas X SMA Negeri 8 Palembang masuk
dalam kategori efektif, dengan rincian keaktifan siswa selama
diterapkan model pembelajaran generatif tergolong sangat tinggi dan
ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 76,32%, serta sikap
siswa terhadap penerapan model pembelajaran generatif tergolong
positif.
3. Hamdan Sugilar (2013). Dalam penelitiannya mengatakan bahwa
pembelajaran generatif mampu meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif matematika siswa.
C. Kerangka Pikir
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang berperan
penting dalam pendidikan. Mengajar disekolah tidak hanya membuat siswa
memahami materi matematika yang diajarkan. Namun terdapat tujuan-
tujuan lain yang harus dicapai oleh siswa serta keterampilan tertentu yang
harus diperoleh setelah belajar matematika.
Pada kondisi awal siswa kelas VIII SMPN 2 Barombong
mempunyai kemampuan berpikir kreatif yang rendah. Hal ini diakibatkan
pemilihan strategi pembelajaran yang kurang tepat sehingga siswa enggan
untuk terlibat aktif sepenuhnya dalam pembelajaran yang berlangsung. Salah
satu pembelajaran aktif yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif siswa dalam proses pembelajaran matematika adalah model
pembelajaran generatif.
Pembelajaran generatif merupakan suatu model pembelajaran yang
menekankan pada pengintegrasian secara aktif pengetahuan baru dengan
menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya.
Pengetahuan baru itu akan diuji dengan menggunakannya dalam menjawab
persoalan atau gejala yang terkait. Jika pengetahuan baru itu berhasil
menjawab permasalahan yang dihadapi, maka pengetahuan baru itu akan
disimpan dalam memori jangka panjang.
Model pembelajaran generatif terdiri dari 4 tahap, yakni tahap
eksplorasi, tahap pemfokusan, tahap pengenalan konsep dan tahap
penerapan konsep. Tahapan-tahapan dalam pembelajaran generatif
memungkinkan siswa mendapat kebebasan dalam mengajukan ide-ide,
pertanyaan dan masalah-masalah sehingga belajar matematikalebih efektif
dan bermakna. Melihat hal tersebut, peneliti beranggapan bahwa model
pembelajaran generatif dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
matematik siswa.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir tersebut, maka
dapat dirumuskan hipotesis “jika model pembelajaran generatif diterapkan
maka dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa
kelas VIII A SMPN 2 Barombong”.
Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik
melalui penerapan model generatif pada siswa kelas
VIII A SMPN 2 Barombong
Pembelajaran Matematika
Masalah
Rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematik siswa
Dengan menerapkan model pembelajaran generatif, maka indikator berpikir kreatif akan
tercapai. yakni:
Berpikir Lancar (Fluency)
Berpikir Luwes (Flexibility)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom Action
Research). Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan dalam 4 tahapan
yakni perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observe) dan
refleksi (reflect).
Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan sebagai strategi
pemecahan masalah dengan memanfaatkan tindakan nyata kemudian
merefleksi terhadap hasil tindakan yang dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan
dengan berkolaborasi antara peneliti dengan guru mata pelajaran matematika.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Barombong yang terletak dijalan
poros barombong kabupaten Gowa.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMPN 2 Barombong
sebanyak 36 orang dengan jumlah siswa laki-laki 18 orang dan
perempuan 18 orang.
C. Faktor yang Diselidiki
1. Faktor input, yaitu melihat seberapa besar tingkat kemampuan berpikir
kreatif siswa sebelum diterapkan model pembelajaran generatif
berdasarkan hasil observasi awal mata pelajaran matematika pada siswa
kelas VIII A.
2. Faktor proses, yaitu dengan melihat bagaimana kinerja siswa serta
kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung,
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai materi yang akan
diajarkan.
b. Guru memberikan apersepsi sehingga siswa dapat termotivasi untuk
mempelajari materi yang akan disampaikan guru.
c. Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran generatif.
d. Guru memberikan tes kemampuan berpikir kreatif untuk melihat
sejauh mana kemampuan siswa dalam berpikir kreatif.
3. Faktor Output, yaitu kemampuan berpikir kreatif meningkat setelah
diterapkan model pembelajaran generatif.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan selama dua siklus yang
merupakan kegiatan saling berkaitan. Dalam artian bahwa pelaksanaan siklus
II merupakan perbaikan dari siklus I. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan
perubahan yang ingin dicapai. Model penelitian tindakan kelas yang
digunakan seperti pada gambar berikut dimodifikasi dari model Kemmis dan
MC Taggart.
Perencanaan I
Refleksi I Pelaksanaan I
Pengamatan I
Perencanaan II
Refleksi II Pelaksanaan II
Pengamatan II
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian
Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat
dijabarkan sebagai berikut.
Gambaran umum siklus I:
Siklus I dilaksanakan selama 4 pertemuan dengan 3 kali pertemuan
pembelajaran dan 1 pertemuan untuk tes siklus, dengan rincian kegiatan
sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan (planning) merupakan persiapan yang dilakukan
peneliti untuk melaksanakan penelitian. Adapun langkah-langkah pada
tahap ini adalah:
SIKLUS I I I
SIKLUS II
a. Mengadakan pertemuan dengan guru matematika untuk menelaah
kurikulum dan mempersiapkan materi pembelajaran.
b. Membuat perangkat pembelajaran untuk setiap pertemuan, yang
meliputi: rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terkait
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran generatif
dan media pembelajaran yang digunakan jika diperlukan.
c. Menyiapkan lembar observasi aktivitas belajar siswa ketika proses
pembelajaran berlangsung.
d. Membuat soal tes kemampuan berpikir kreatif untuk tes pada setiap
akhir siklus.
2. Tahap tindakan (action) adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang
telah direncanakan dalam bentuk tindakan dan mensosialisasikan model
pembelajaran generatif. Adapun langkah-langkah pelaksanaan pada tahap
tindakan ini adalah:
Siklus I
a. Kegiatan awal (pendahuluan)
1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan
mengarahkan siswa untuk berdoa sebelum memulai kegiatan
belajar mengajar.
2. Guru mengecek dan menanyakan kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada
pembelajaran dengan model pembelajaran generatif.
b. Kegiatan inti
Tahap pertama: tahap eksplorasi
1. Guru menjelaskan materi pembelajaran .
2. Guru memberikan sebuah kasus untuk untuk digunakan sebagai
latihan aplikasi pengetahuan yang dapat merangsang pegetahuan
siswa. Pada tahap ini pengetahuan awal siswa terkait ide mulai
diukur.
3. Guru membagi siswa kedam kelompok
4. Guru membagikan LKPD kepada setiap kelompok
5. Guru mengajak siswa untuk menggali pemahaman terkait konsep
yang dipelajari dengan menghubungkannya dengan kasus yang
diberikan sebelumnya.
6. Guru membimbing siswa untuk mengklarifikasi pendapatnya.
Tahap kedua: tahap pemfokusan
1. Guru mengawasi kegiatan diskusi kelompok dan membimbing
kelompok yang mengalami kesulitan.
2. Guru memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk
mengemukakan ide terkait pandangan siswa
Tahap ketiga: tahap tantangan
1. Siswa kemudian mengumpulkan fakta-fakta yang ditemukan
kemudian menuliskannya dalam lembar diskusi.
2. Guru mendorong siswa untuk saling bertukar ide dengan temannya.
3. Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas.
4. Guru bersama-sama dengan siswa membahas hasil diskusi yang
telah dipaparkan sebelumnya.
Tahap keempat: tahap penerapan
Guru memberikan berbagai persoalan dengan konteks yang
berbeda untuk diselesaikan oleh siswa berdasarkan pengetahuan yang
diperoleh sebelumnya. Maksudnya adalah memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan pada situasi yang baru.
c. Kegiatan akhir (penutup)
1. Guru bersama siswa menyimpulkan secara singkat materi yang telah
dipelajari.
2. Guru memberikan penguatan kepada siswa untuk senantiasa belajar
dan mengulang pelajaran dirumah.
3. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
3. Tahap pengamatan (observation)
Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi dengan menggunakan
lembar observasi untuk melihat dan mengamati aktivitas siswa saat
pembelajaran berlangsung dengan model pembelajaran yang diterapkan
serta menganalisis kesesuaian tindakan yang diterapkan dalam proses
pembelajaran
4. Tahap Refleksi (reflection)
Refleksi merupakan kegiatan evaluasi tentang perubahan yang
terjadi atau hasil yang diperoleh atas data yang terhimpun sebagai bentuk
dampak tindakan yang telah dirancang. Refleksi dilakukan untuk
mengetahui adanya kelebihan dan kekurangan yang terjadi pada saat
pembelajaran berlangsung. Hasil pemikiran refleksi kemudian digunakan
sebagai dasar untuk menentukan siklus berikutnya apakah perlu dilakukan
tindakan modifikasi. Kegiatan refleksi pada penelitian ini adalah:
a. Mengingat dan merenungkan kembali kesesuaian tindakan yang
telah dilakukan melalui hasil observasi.
b. Mendiskusikan hasil refleksi yang telah dibuat bersama dengan
guru mata pelajaran matematika.
c. Mengevaluasi tingkat keberhasilan yang telah dicapai sesuai
dengan tuuan pemberian tindakan.
Gambaran umum siklus II:
Tahap ini dilaksanakan selama 4 kali pertemuan, 3 kali pertemuan
digunakan untuk proses belajar mengajar dan 1 kali pertemuan digunakan
untuk tes siklus. Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus ini relatif sama
dengan perencanaan pada siklus 1. Namun, pada beberapa bagian dilakukan
perbaikan atau penambahan sesuai dengan kenyataan dan masalah-masalah
yang ditemukan khususnya berkaitan dengan jenis tindakan seperti,
merumuskan tindakan selanjutnya berdasarkan refleksi siklus 1 yaitu dengan
memberikan penekanan lebih dengan menggunakan metode lain tentang
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
E. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Tes kemampuan berpikir kreatif dalam bentuk uraian
Tes kemampuan berpikir kreatif dimaksudkan untuk mengukur
kemampuan berpikir kreatif siswa setelah mengikuti pembelajaran. Tes
kemampuan berpikir kreatif disusun untuk penelitian dalam bentuk tes
uraian. Bentuk tes ini menuntut kemampuan siswa untuk menyampaikan,
memilih, dan menyusun gagasan yang dimilikinya dengan pengetahuannya
sendiri.
2. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui data tentang
kehadiran, aktivitas siswa, keterlaksanaan pembelajaran dan kreativitas siswa
dalam mengikuti poses pembelajaran di kelas. Lembar observasi ini harus
diisi oleh observer saat pembelajaran berlangsung.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi :
1. Observasi
Observasi dilakukan di kelas yang menjadi subyek yang diteliti
untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa di
kelas. Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengetahui adanya
perubahan tingkah laku tindakan belajar siswa yaitu perningkatan
kemampuan berpikir kreatif matematika melalui model pembelajaran
generatif.
2. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes
digunakan kepada semua siswa pada akhir siklus.
G. Teknik Analisis Data
Seluruh data yang diperoleh dari penelitian ini selanjutnya diolah
dengan menggunakan metode statistika deskriptif. Untuk keperluan tersebut
digunakan tabel distribusi, rata-rata, standar deviasi dan persentase. Pemberian
skor penilaian kemampuan berpikir kreatif untuk setiap indikator pada
penelitian ini mulai dari 0-4. Adapun pedoman penskoran kemampuan
berpikir kreatif adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Aspek yang
diukur Skor Respon siswa terhadap masalah
Fluency 0 Tidak memberikan jawaban
1 Memberikan sebuah ide yang tidak relevan dan mengarah kepada jawaban yang salah
2 Memberikan sebuah ide yang tidak relevan dan mengarah kepada jawaban yang benar.
3 Memberikan sebuah ide yang relevan dan mengarah kepada jawaban yang benar
4 Memberikan lebih dari satu ide yang relevan dan mengarah kepada jawaban yang benar.
Flexibility 0 Tidak memberikan jawaban
1 Tidak memberikan jawaban beragam dan hasil akhir perhitungan salah.
2 Tidak memberikan jawaban beragam dan hasil akhir perhitungan benar
3 Memberikan jawaban beragam dan hasil akhir perhitungan salah.
Aspek yang
diukur Skor Respon siswa terhadap masalah
4 Memberikan jawaban beragam dan hasil akhir perhitungan benar
Ilustrasi untuk pemberian skor pada tes kemampuan berpikir
kreatif adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Ilustrasi Pemberian Skor Tes
Nomor Soal
Komponen Berpikir Kreatif Skor Maksimal
Kelancaran Fleksibilitas
1 4 - 4
2 4 - 4
3 - 4 4
Total skor 8 4 12
Setelah diperoleh data dari skor siswa, maka akan dilakukan
pengkategorian. Pengkategorian skor hasil tes digunakan kriteria berikut:
Tabel 3.3 Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif
Rentang Nilai Kategori
90 – 100 Sangat tinggi
80-89 Tinggi
65-79 Sedang
50-64 Rendah
< 49 Sangat rendah
(Surahman, 2015:40)
2. Data hasil observasi
a. Data pengamatan aktivitas belajar siswa
Data hasil observasi aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung
dianalisis dan dideskripsikan. Adapun analisis observasi kegiatan
siswa menggunakan teknik persentase:
NP = x 100
Keterangan:
NP = nilai yang dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimum penilaian aktivitas
b. Data keterlaksanaan pembelajaran
Data mengenai kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran
dianalisis dengan menggunakan persentase skor rata-tara dan
selanjutnya dikonfirmasikan dengan interval penentuan kategori
kemampuan guru mengelolah pembelajaran, sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kategori Kemampuan Guru Mengelolah Pembelajaran
Tingkat Penguasaan (%) Kriteria
0,00 - 0,49 Tidak Baik
0,50 – 1,49 Kurang Baik
1,50 – 2,49 Cukup Baik
2,50 – 3,49 Baik
3,50 – 4.00 Sangat Baik
Zakaria (2014:35)
H. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dapat dikatakan berhasil jika “peningkatan kemampuan
berpikir kreatif siswa dengan menunjukkan jumah siswa yang mencapai
kategori tinggi dan sangat tinggi lebih dari 70% dari keseluruhan jumlah
siswa”.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini dibahas hasil penelitian yang memperlihatkan
peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa setelah diterapkan
model pembelajaran generatif. Data hasil penelitian ini adalah data yang diperoleh
dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II serta hasil observasi selama
pelaksanaan tindakan.
Data yang dianalisis secara kualitatif yaitu data yang diperoleh dari
hasil observasi aktivitas siswa pada setiap pertemuan, data yang diperoleh dari
hasil keterlaksanaan pembelajaran, sedangkan data yang dianalisis secara
kuantitatif adalah skor hasil tes kemampuan berpikir kreatif yang diperoleh
setelah pelaksanaan siklus I dan II. Skor tersebut dianalisis dengan menggunakan
statistika deskriptif yaitu skor rata-rata, standar deviasi, frekuensi dan persentase
nilai terendah dan tertinggi yang dicapai siswa pada tes tersebut. Kekurangan
yang didapatakan pada siklus pertama dicari pemecahannya dan diterapkan pada
siklus berikutnya.
A. Hasil Penelitian Siklus I
a. Data Keterlaksanaan Pembelajaran
Kegiatan observasi terhadap keterlaksanaan pembelajaran
dilakukan pada setiap pertemuan dalam proses pembelajaran. Hasil
pengamatan terhadap keterlaksanaan pembelajaran siklus I, disajikan
dalam tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Data Hasil Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Generatif Siklus I
No Indikator yang diamati Pertemuan Ke- Rata-
rata Kategori
I II III IV
1. Membuka pelajaran dengan salam dan doa
4 4 4
S
I
K
L
U
S
I
3,00 Sangat baik
2. Mengecek dan menanyakan kehadiran siswa
4 4 4 3,33 Sangat baik
3. Menyampaikan topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
2 3 4 4,00 Baik
4. Menyampaikan materi dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika belum mengerti
3 3 4 3,33 Baik
5. Memberikan lembar kerja kepada setiap siswa dan menjelaskan cara pengisian lembar kerja.
4 4 4 3,33 Sangat baik
6. Mengajak siswa untuk menggali pemahaman terkait konsep awal yang dipelajari dengan menggabungkan dengan kasus sebelumnya (tahap eksplorasi)
3 4 3 3,67 Baik
7. Mengawasi kegiatan diskusi yang dilakukan setiap kelompok dan membimbing kelompok yang kesulitan
3 3 4 4,00 Baik
8. Menafsirkan dan menerangkan pandangan siswa (tahap pemfokusan)
4 3 4 3,67 Baik
9. Meminta perwakilan setiap kelompok siswa untuk menuliskan hasil yang diperoleh (tahap tantangan)
4 4 4 3,00 Sangat baik
10. Membahas hasil diskusi 4 3 4 4,00 Baik
No Indikator yang diamati Pertemuan Ke- Rata-
rata Kategori
I II III IV
bersama siswa
11. Memberikan masalah baru untuk dipecahkan berdasarkan konsep yang dipelajari (tahap penerapan)
3 3 3 4,00 Baik
12. Membantu siswa memahami pengetahuan baru yang dimiliki
4 4 4 4,00 Sangat baik
13. Mengingatkan siswa untuk mengulang kembali pelajaran yang telah diperoleh
4 4 4 4,00 Sangat baik
14. Mengumpulkan lembar kerja kelompok hasil diskusi
4 4 4 3,00 Sangat baik
15. Menutup pembelajaran dengan salam
4 4 4 3,33 Sangat baik
Jumlah
Rata-rata
55,3
3,69
Sangat
Baik
(Sumber Olahan Data lampiran B)
Aspek yang diamati pada keterlaksanaan pembelajaran matematika
dengan model pembelajaran generatif pada materi pembelajaran relasi dan
fungsi dan deskripsi keterlasksanaan pembelajaran dengan rata-rata pada
lembar observasi adalah 3,69 dengan kategori sangat baik.
2. Data Aktivitas Siswa
Pengamatan terhadap aktivitas selama kegiatan pembelajaran
menggunakan lembar observasi aktivitas siswa untuk mengetahui
perubahan tingkah laku siswa selama pemberian tindakan dengan model
pembelajaran generatif. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam
pembelajaran matematika setiap kali pertemuan selama tiga kali tatap
muka dinyatakan dengan persentase berikut:
Tabel 4.2 Persentase Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Generatif Siklus I
No Indikator yang diamati % Setiap Pertemuan Rata-
rata % 1 2 3 4
1. Siswa yang hadir tepat waktu pada saat proses pembelajaran berlangsung
92 100 100
S
I
K
L
U
S
I
97
2. Siswa yang menyimak dan mendengarkan penjelasan guru
92 100 100 97
3. Siswa yang mengamati permasalahan terkait konsep yang diberikan (tahap eksplorasi)
92 100 100 97
4. Siswa yang mengajukan pertanyaan beragam terkait dengan materi yang dipelajari
19,4 16,6 19,4 18,47
5. Siswa yang memberikan pendapat terkait masalah yang diberikan (tahap pemfokusan)
16,6 13,8 13,8 14,73
6. Siswa yang berani mempresentasikan hasil kerjanya dipapan tulis (tahap tantangan)
16,6 19,4 16,6 17,53
7. Siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan baru yang diberikan guru (tahap penerapan)
11,1 16,6 22,2 16,63
8. Siswa yang melakukan aktivitas lain (bercerita,
19,4 22,2 22,2 21,27
No Indikator yang diamati % Setiap Pertemuan Rata-
rata % 1 2 3 4
tidur, bermain hp ) dan sebagainya
Jumlah 91,55
(Sumber Olahan data Lampiran B)
Berdasarkan data hasil observasi pada tabel 4.2 diatas, tentang hasil
observasi siswa dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pertemuan pertama pada siklus I yang merupakan awal penerapan
model pembelajaran generatif yang baru dialami oleh siswa, sehingga
dalam pertemuan ini merupakan tahap pengenalan dan adaptasi
terhadap suasana belajar yang baru dan berbeda dengan pertemuan
sebelumnya.
2. Kehadiran siswa pada pertemuan pertama dalam pembelajaran pada
siklus I adalah 92 % dari jumlah siswa, sedangkan pada pertemuan
kedua dan ketiga siswa yang hadir mencapai 100 %.
3. Siswa yang menyimak dan mendengarkan penjelasan guru selama
pembelajaran lebih banyak dengan antusias siswa dalam
memperhatikan penjelasan yang dipaparkan oleh guru
4. Siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru cenderung masih
sedikit yaitu 19,4 % pada pertemuan pertama, 16,6 % pada pertemuan
kedua dan 19,4 % dari jumlah siswa pada pertemuan ketiga pada
siklus I.
5. Siswa yang memberikan pendapat terkait masalah yang diberikan
juga terlihat masih sedikit, siswa belum berani untuk mengeluarkan
pendapatnya karena merasa kurang percaa diri. Pada pertemuan
pertama mencapai 16,6 % siswa yang berani berpendapat, pertemuan
kedua dan pertemuan ketiga sebanyak 13,8 % dari jumlah siswa.
6. Siswa yang berani mempresentasikan hasil kerjanya dipapan tulis
terlihat dengan 16,6 % pada pertemuan pertama, 19,4 % pada
pertemuan kedua dan 16,6 % siswa pada pertemuan ketiga
7. Siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan baru yang diberikan
guru masih cenderung rendah dengan 11,1 % siswa yang mampu
menyelesaikan permasalahan pada pertemuan pertama, 16,6 % siswa
pada pertemuan kedua dan 22,2 % siswa pada pertemuan ketiga.
Dari tabel terlihat bahwa pada siklus I siswa masih kurang
termotivasi belajar sehingga kurang terfokus pada materi. Hal ini nampak
pada banyaknya siswa yang mengajukan pertanyaan pada masalah yang
diberikan masih dan kurangnya keberanian siswa dalam mengajukan
solusi. Sikap siswa umumnya masih kurang memberikan respon positif
terhadap model yang digunakan. Hal ini disebabkan siswa belum terbiasa
diberikan pertanyaan sebelum proses pembelajaran apalagi bekerja secara
berkelompok untuk menyelesaikan masalah.
3. Deskripsi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siklus I
1. Deskripsi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa
Tiap Indikator
Peneliti menganalisis kemampuan berpikir kreatif matematika
siswa pada siklus I ditinjau dari setiap indikatornya yaitu, fluency
(kelancaran) dan fleksibility (keluwesan). Adapun deskriptif
ketercapaian indikator kemampuan berpikir kreatif matematika siswa
pada siklus I dapat dilihat pada table 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika
No.
Indikator Skor Ideal
Siklus I
Skor Siswa Rata-rata
Persentase (%)
1. Fluency 4 102 2,83 70,75
2. Fleksibility 4 204 2,83 70,75
Pencapaian indikator kemampuan berpikir kreatif dalam
pembelajaran matematika siswa pada siklus I yaitu pada indikator
Fluency (Kelancaran) dan pada indikator Fleksibility (Keluwesan)
persentase ketercapaiannya adalah sebesar 70,75%.
b. Deskripsi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa
Secara Keseluruhan
Pelaksanaan tes siklus I dalam penelitian ini dilakukan sebagai
bentuk evaluasi hasil kemampuan berpikir kreatif siswa setelah
pemberian tindakan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Tes
siklus I terdiri dari 3 butir soal dalam bentuk uraian (essay).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka
diperoleh data hasil berpikir kreatif siswa pada siklus I.
Adapun analisis deskriptif skor kemampuan berpikir kreatif
siswa kelas VIII SMPN 2 Barombong setelah diterapkan model
pembelajaran generatif, disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Statistik Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Melalui Model Pembelajaran Generatif pada Siklus I
Statistik Nilai Statistik
Subyek 36
Skor ideal 100
Skor Tertinggi 100
Skor Terendah 50
Rentang skor 50
Skor rata-rata 71,44
Variansi 216,9
Standar Deviasi 14,73
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dikemukakan bahwa jumlah
siswa yang mengikuti tes akhir siklus I berjumlah 36 orang.
Dimana skor tertinggi yaitu 100, sedangkan skor terendah yaitu 50,
rentang skor 50 (selisih skor tertinggi dengan skor terendah),
dimana skor rata-ratanya adalah 71,44 dengan standar deviasi
14,73.
Apabila Skor kemampuan berpikir kraetif siswa pada siklus
I tersebut dikelompokkan kedalam lima kategori (kelas Interval)
sesuai tabel 3.3, maka diperoleh distribusi frekuensi skor yang
ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Melalui Model Pembelajaran Generatif pada Siklus I
Interval Nilai Kategori Frekuensi Presentase (%)
90-100 Sangat tinggi 5 14
80-89 Tinggi 8 22
65-79 Sedang 10 28
55-64 Rendah 9 25
< 55 Sangat rendah 4 11
Jumlah 36 100
Berdasarkan Tabel 4.5, maka dapat disimpulkan bahwa
skor rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematik siswa pada
siklus I dari 36 siswa, ada 4 orang siswa yang berada pada kategori
sangat rendah dengan persentase 11, 9 orang siswa yang berada
pada kategori rendah dengan persentase 25, 10 orang siswa berada
pada kategori sedang dengan persentase 28, 8 orang siswa yang
berada pada kategori tinggi dengan pesentase 22 dan 5 orang siswa
yang berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase 14.
Adapun Persentase ketuntasan kemampuan berpikir kreatif
matematik melalui model pembelajaran generatif pada tes akhir
siklus I ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6 Persentase Ketuntasan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Melalui Model Pembelajaran Generatif pada Siklus I
No. Skor Kategori Frekuensi Persentase
(%)
1 0-69 Tidak tuntas 18 50
2 70-100 Tuntas 18 50
Jumlah 36 100
Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh 18 siswa dikategorikan
tuntas dengan persentase 50 dan 18 orang siswa dikategorikan
tidak tuntas dengan persentase 50.
4. Refleksi siklus I
Pada awal pembelajaran siklus I dengan diterapkan model
pembelajaran generatif pada umumnya siswa belum mampu mengikuti
proses pembelajaran dengan baik. Hal ini ditandai dengan adanya siswa
yang kurang aktif dalam proses pembelajaran, karena pada umumnya
siswa hanya mendengar dan melakukan apa yang diperintahkan oleh guru.
Siswa masih merasa kaku dan tegang unuk mengungkapkan pendapatnya
atau pertanyaannya, sehingga guru sesering mungkin memberikan
penguatan kepada siswa.
Selain itu, suasana ribut dalam kelas yang sering terjadi pada saat
pembelajaran berlangsung yang dipicu oleh responden yang tidak
memperhatikan penjelasan peneliti dan memilih mengganggu temannya.
Pada siklus ini siswa yang aktif hanya terihat pada siswa yang sama
disetiap pertemuannya yakni siswa yang tergolong “bisa”, tetapi hal ini
dapat memberikan contoh dan motivasi kepada temannya.
Pada minggu kedua penelitian, siswa sudah mulai beradaptasi
meskipun terbilang sangat kecil, yaitu hanya sebatas pada siswa yang
tergolong pintar, meskipun demikian adanya usaha dari mereka untuk
mencari dan menemukan jawaban dari masalah-masalah yang disajikan.
Siswa kurang mampu mengungkapkan ide dengan cara yang baru sehingga
kurang aktif dalam pembelajaran. Kurangnya kemampuan tersebut
menyebabkan pengetahuan yang dimiiki siswa cenderung pada hal-hal
yang sudah diketahui sebelumnya sehingga membuat siswa lebih pasif
dalam belajar.
Pada akhir pertemuan siklus I, siswa diberikan tes untuk menguji
kemampuan mereka terhadap materi yang telah dibahas selama
pembelajaran pada siklus I. Dalam pelaksanaan tes tersebut berlangsung
dengan tertib dan lancar, walau masih ada siswa yang berusaha
menyontek pekerjaan temannya. Berdasarkan hasil analisis kuantitatif dan
hasil observasi serta masalah-masalah yang muncul pada siklus I, maka
penelitian ini dilanjutkan ke siklus II.
B. Hasil Penelitian Siklus II
Pada siklus II ini, soal latihan yang diberikan lebih banyak dibanding
pada siklus I. Siswa yang dianggap kurang dalam memahami materi diminta
untuk menyelesaikan soal dipapan tulis. Hal tersebut dilakukan untuk
menjelaskan lebih detail dan memperdalam pemahaman siswa pada materi
yang diajarkan sekaligus mengatasi suasana keributan yang sering terjadi
dalam kelas.
1. Data Keterlaksanaan Pembelajaran
Kegiatan observasi terhadap keterlaksanaan pembelajaran
siklus II dilakukan di SMP Negeri 2 Barombong. Pengamatan ini
dilakukan pada setiap pertemuan saat proses pembelajaran
berlangsung. Hasil pengamatan terhadap keterlaksanaan
pembelajaran siklus II, disajikan dalam tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Data Hasil Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Generatif Siklus II
No Indikator yang diamati Pertemuan Ke- Rata-
rata Kategori
V VI VII VIII
1. Membuka pelajaran dengan salam dan doa
4 4 4
S
I
K
L
U
S
4 Sangat baik
2. Mengecek dan menanyakan kehadiran siswa
4 4 4 4 Sangat baik
3. Menyampaikan topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
4 4 4 4 Sangat baik
4. Menyampaikan materi dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika belum mengerti
4 4 4 4 Sangat baik
5. Memberikan lembar kerja kepada setiap siswa dan menjelaskan cara pengisian lembar kerja.
4 4 4 4 Sangat baik
6. Mengajak siswa untuk menggali pemahaman terkait konsep awal yang dipelajari dengan menggabungkan dengan kasus sebelumnya (tahap eksplorasi)
3 3 3 3 Baik
7. Mengawasi kegiatan diskusi yang dilakukan setiap kelompok dan membimbing kelompok yang kesulitan
4 4 4 4 Sangat baik
8. Menafsirkan dan menerangkan pandangan siswa (tahap
4 4 4 4 Sangat baik
No Indikator yang diamati Pertemuan Ke- Rata-
rata Kategori
V VI VII VIII
pemfokusan)
9. Meminta perwakilan setiap kelompok siswa untuk menuliskan hasil yang diperoleh (tahap tantangan)
3 4 4 3,7 Baik
10. Membahas hasil diskusi bersama siswa
4 4 4 II 4 Sangat baik
11. Memberikan masalah baru untuk dipecahkan berdasarkan konsep yang dipelajari (tahap penerapan)
4 3 4 3,7 Baik
12. Membantu siswa memahami pengetahuan baru yang dimiliki
3 3 4 3,3 Baik
13. Mengingatkan siswa untuk mengulang kembali pelajaran yang telah diperoleh
4 4 4 4 Sangat baik
14. Mengumpulkan lembar kerja kelompok hasil diskusi
4 4 4 4 Sangat baik
15. Menutup pembelajaran dengan salam
4 4 4 4 Sangat baik
Jumlah
Rata-rata
57,67
3,8
Sangat Baik
(Sumber Olahan data Lampiran B)
Aspek yang diamati pada keterlaksanaan pembelajaran
matematika materi relasi dan fungsi melalui model pembelajaran
generatif dan deskripsi keterlaksanaan pembelajaran untuk setiap
pertemuan mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa
keterlaksanaan pembelajaran meningkat dengan sangat baik.
2. Data Aktivitas Siswa
Pengamatan terhadap aktivitas siswa selama kegiatan
pembelajaran menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Hasil
pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika
setiap pertemuan dinyatakan dalam persentase berikut:
Tabel 4.8 Persentase Aktivitas Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran Melalui Model Pembelajaran Generatif Siklus II
No Indikator yang
diamati
% Setiap Pertemuan Rata-rata % V VI VII VIII
1. Siswa yang hadir tepat waktu pada saat proses pembelajaran berlangsung
100 100 100
S
I
K
100
2. Siswa yang menyimak dan mendengarkan penjelasan guru
100 100 100 100
3. Siswa yang mengamati permasalahan terkait konsep yang diberikan (tahap eksplorasi)
100 100 100 100
4. Siswa yang mengajukan pertanyaan beragam terkait dengan
22,2 22,2 27,7 24
No Indikator yang
diamati
% Setiap Pertemuan Rata-rata % V VI VII VIII
materi yang dipelajari
L
U
S
5. Siswa yang memberikan pendapat terkait masalah yang diberikan (tahap pemfokusan)
22,2 19,4 25 22,2
6. Siswa yang berani mempresentasikan hasil kerjanya dipapan tulis (tahap tantangan)
16,6 9,4 19,4 18,5
7. Siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan baru yang diberikan guru (tahap penerapan)
16,6 22,2 22,2
II
20,3
8. Siswa yang melakukan aktivitas lain (bercerita, tidur, bermain hp )
13,8 16,6 13,8 14,7
Jumlah
Rata-rata
39,8
49,97
(Sumber: Olahan data Lampiran B)
Berdasarkan data hasil observasi pada tabel 4.8 diatas, tentang
hasil observasi siswa dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kehadiran siswa pertemuan pertama dalam pembelajaran pada
siklus II mencapai 100% siswa yang hadir pada pertemuan
pertama sampai dengan petemuan ketiga.
2. Siswa yang menyimak dan mendengarkan penjelasan guru selama
pembelajaran lebih banyak dengan antusias siswa dalam
memperhatikan penjelasan yang dipaparkan oleh guru
3. Siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru terlihat
mengalami peningkatan pada siklus II yaitu 22,3% siswa pada
pertemuan pertama dan pertemuan kedua, 27,7% siswa pada
pertemuan ketiga.
4. Siswa yang memberikan pendapat terkait masalah yang diberikan
juga terlihat lebih banyak. Pada pertemuan pertama sebanyak
22,2% siswa yang berani berpendapat, pertemuan kedua 19,4%
siswa dan pertemuan ketiga ada 25% dari keseluruhan siswa.
5. Siswa yang berani mempresentasikan hasil kerjanya dipapan tulis
juga terlihat 16,6% pada pertemuan pertama, 22,2% siswa pada
pertemuan kedua dan pertemuan ketiga
6. Siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan baru yang
diberikan guru juga mengalami peningkatan dengan 16,6% siswa
pada pertemuan pertama dan 22,2% siswa pada pertemuan kedua
dan pertemuan ketiga.
Pada siklus II sudah nampak adanya kelompok yang bersaing
dan kelihatan bahwa sudah muncul rasa ingin tahu terhadap materi
yang dibahas. Pada minggu ke dua siklus II ini pada dasarnya hampir
sama dengan siklus minggu pertama siklus II, hanya saja pada
minggu ke dua ini perhatian dan motivasi semakin meningkat. Hal
ini ditandai dengan semakin meningkatnya frekuensi siswa yang
mengajukan solusi ketika guru memberikan masalah, mengajukan
pertanyaan terhadap masalah yang diberikan dan mengajukan solusi
atau memberikan tanggapan dalam kelompok. Hal ini menandakan
bahwa kesungguhan siswa untuk belajar.
3. Hasil kemampuan berpikir kreatif
a. Deskripsi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika
Siswa Tiap Indikator
Peneliti menganalisis kemampuan berpikir kreatif
matematika siswa pada siklus II ditinjau dari setiap indikatornya
yaitu, fluency (kelancaran) dan fleksibility (keluwesan). Adapun
deskriptif ketercapaian indikator kemampuan berpikir kreatif
matematika siswa pada siklus II dapat dilihat pada table 4.9
sebagai berikut:
Tabel 4.9 Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif
No.
Indikator
Skor Ideal
Siklus II
Skor Siswa
Rata-rata
Persentase (%)
1. Fluency (Kelancaran)
4 242 3,36 84
2. Fleksibility (Keluwesan)
4 119 3,30 82,5
Pencapaian indikator kemampuan berpikir kreatif dalam
pembelajaran matematika siswa pada siklus II yaitu pada
indikator Fluency (Kelancaran) persentase ketercapaiannya
adalah sebesar 84% dan pada indikator Fleksibility (Keluwesan)
persentase ketercapaiannya adalah sebesar 82,5%.
b. Deskripsi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika
Siswa Secara Keseluruhan
Tabel 4.10 Statistik Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Melalui Model Pembelajaran Generatif pada Siklus II
Statistik Nilai Statistik
Subyek 36
Skor ideal 100
Skor Tertinggi 100
Skor Terendah 67
Rentang skor 33
Skor rata-rata 83,33
Variansi 95,94
Standar Deviasi 9,79
Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa dari
skor 0-100, skor terendah yang diperoleh yaitu skor 67,
sedangkan skor tertinggi yang diperoleh siswa skor 100. Hal
Ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa
pada siklus II mencapai nilai KKM. Jika Skor kemampuan
berpikir kreatif siswa pada siklus II tersebut dikelompokkan
kedalam 5 kategori sebagai berikut :
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Melalui Model Pembelajaran Generatif pada Siklus II
Interval Nilai
Kategori Frekuensi Presentase
(%)
90-100 Sangat tinggi 9 25
80-89 Tinggi 16 44
65-79 Sedang 11 31
55-64 Rendah - -
< 55 Sangat rendah - -
Jumlah 36 100
Berdasarkan Tabel 4.11, maka dapat disimpulkan
bahwa skor rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematik
siswa pada siklus I dari 36 siswa, ada 11 orang siswa berada
pada kategori sedang dengan persentase 31, 16 orang siswa
yang berada pada kategori tinggi dengan pesentase 44 dan 9
orang siswa yang berada pada kategori sangat tinggi dengan
persentase 25.
Adapun Persentase ketuntasan kemampuan berpikir
kreatif matematik melalui model pembelajaran generatif pada
tes akhir siklus II ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.12 Persentase Ketuntasan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Melalui Model Pembelajaran Generatif pada Siklus II
No. Skor Kategori Frekuensi Persentase
(%)
1 0-69 Tidak tuntas 3 8
2 70-100 Tuntas 33 92
Jumlah 36 100
Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh 33 siswa
dikategorikan tuntas dengan persentase 92 dan 3 orang siswa
dikategorikan tidak tuntas dengan persentase 8. Dari hasil yang
diperoleh ini, dapat dinyatakan bahwa pada siklus II ini telah
terjadi peningkatan dalam kemampuan berpikir siswa.
4. Refleksi Siklus II
Pada awal pembelajaran siklus II dengan diterapkannya model
pembelajaran generatif umumnya tidak berbeda dengan pertemuan-
pertemuan pada siklus I yang tak lepas dari dorongan guru
memberikan penguatan sehingga mulai aktif disetiap proses
pembelajaran yang diberikan.
Keaktifan siswa dalam kelas tak lepas dari upaya guru dalam
memberikan dorongan dan masukan kepada siswa untuk berani
mengungkapkan ide-ide yang dimiliki. Selain itu, pemberian tugas-
tugas latihan sangat berpengaruh terhadap cara belajar siswa, dimana
siswa akan fokus menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
Dari hasil observasi menunjukkan terjadinya peningkatan
aktivitas belajar seperti pada mulanya siswa hanya diam kini mulai
terlihat aktif dan kreatif dalam mengemukakan pendapatnya atau
jawabannya. Siswa mulai aktif mengemukakan konsep, dan
pendapatnya sendiri melalui proses, sehingga siswa tidak hanya
menghafal namun memahami, mengingat dan mengaplikasikan materi
yang diperolehnya.
Kesadaran dan perhatian siswa semakin memperlihatkan
kemajuan. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti
arahan dan tantangan yang diberikan oleh guru. Semangat dan minat
siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar pada akhir siklus II
ini juga menampakkan kemajuan. Ini ditandai dengan semakin
banyaknya siswa yang mengajukan pertanyaan dan tanggapan
terhadap suatu permasalahan yang belum jelas bagi mereka. Di
samping itu, tingkat kepercayaan diri siswa juga semakin meningkat.
Hal ini dapat dilihat dari beberapa siswa yang berebutan untuk
tampil di depan kelas untuk mengerjakan soal di papan tulis ataupun
menampilkan hasil diskusi kelompoknya. Mengenai cara mengajar
guru dalam hal ini peneliti sendiri, sebagian siswa merasa senang,
nmun ada juga siswa yang sering mengeluh karena terlalu sering
diberikan latihan dan pekerjaan rumah.
Dari hasil tes kemampuan berpikir kreatif pada siklus II,
memperlihatkan bahwa siswa telah mampu mengemukakan ide atau
gagasannya dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan cara
yang beragam. Hal tersebut menunjukkan adanya kemampuan siswa
dalam melatih kemampuan berpikir kreatifnya.
Dari hasil refleksi ini, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan,
maka peneliti memutuskan bahwa penelitian ini hanya sampai pada
siklus II.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil-hasil penelitian secara
umum berupa hasil penelitian analisis kualitaif dan kuantitatif. Hasil penelitian
ini akan memberikan gambaran tentang kemampun berpikir kreatif siswa
dalam belajar matematika setelah diterapkan model pembelajaran generatif.
a. Keterlaksanaan Pembelajaran
Selama berlangsungnya proses pembelajaran, interaksi antara guru
dengan siswa, dan siswa dengan siswa terjalin dengan baik sehingga
proses pembelelajaran dalam kelas berlangsung dengan baik. Dengan
melihat perkembangan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan
menggunakan model pembelajaran generatif, peneliti memberikan
perhatian yang besar terhadap proses pembelajaran yang dialami
diantaranya aktivitas siswa dan kehadiran siswa.
b. Aktivitas Siswa
Seiring dengan keterlaksanaan pembelajaran yang semakin baik,
terlihat antusias siswa yang gemar bertanya diawal-awal pembelajaran,
serta semakin meningkatnya siswa yang mengacungkan tangan untuk
mengerjakan soal dipapan tulis , dalam artian bahwa siswa berani untuk
mengambil resiko kesalahan.
Hal ini juga dapat dilihat dari lembar observasi yang menunjukkan
bahwa terjadi perubahan dalam kemampuan berpikir siswa pada frekuensi
siklus II jika dibandingkan dengan siklus I pada setiap indikator yang
diamati. Terdapat 2 indikator dalam kemampuan berpikir kreatif yang
diamati yakni fleksibilitas dan kelancaran. Indikator kelancaran dapat
diidentifikasi dari kemampuan siswa dalam memecahkan permasalahan
yang diberikan, sedangkan pada indikator fleksibilitas dengan
pengungkapan/ menggunakan gagasan/ide/cara yang beragam.
c. Kemampuan Berpikir Kreatif
Peningkatan yang terjadi dalam berpikir kreatif siswa dapat dilihat
berdasarkan ketercapaian tiap indikator pada tabel 4.13 dan dari
keseluruhan sebagai berikut:
Tabel 4.13 Perbandingan Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Setiap Indikator
No. Indikator
Siklus I Siklus II
Rata-rata Persentase Rata-rata Persentase
1. Fluency (Kelancaran)
2,83 70,75 2,83 70,75
2. Fleksibility (Keluwesan)
3,36 84 3,30 82,5
Tabel 4.14 Perbandingan Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Setiap
Siklus
Siklus Nilai
terendah Nilai
tertinggi Rata- rata St. Dev
I 50 100 71,44 14,73
II 67 100 83,33 9,79
Setelah melihat hasil penelitian yang telah dianalisis dapat
diketahui bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa setelah diberikan
pembelajaran dengan model pembelajaran generatif ternyata mengalami
peningkatan.
Dari hasil penelitian ini dapat membuktikan bahwa model
pembelajaran generatif efektif digunakan dalam pembelajaran matematika.
Namun, model pembelajaran generatif tidak dapat dikatakan sebagai satu-
satunya model dalam pembelajaran matematika yang baik, melainkan
model tersebut dijadikan pertimbangan sebagai salah satu alternatif dalam
pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif siswa dalam belajar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang berlangsung selama dua siklus maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan model pembelajaran generatif dalam pembelajaran matematika
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan subyek 36
siswa kelas VIII A SMPN 2 Barombong. Hal ini terlihat dari skor rata-
rata dari setiap indikator kemampuan berpikir kreatif yang mengalami
peningkatan, yakni kategori flexibility meningkat dari 70,75 % menjadi
82,5 %. Sedangkan kategori fluency meningkat dari 70,75 % menjadi 84
%
2. Selain dari indikator diatas, adanya peningkatan kemampuan berpikir
kreatif dalam belajar matematika siswa, juga terlihat adanya peningkatan
dari sisi:
a. Skor tes dari siklus I sebesar 71,44 menjadi 83,33 pada siklus II.
b. Rata-rata keterlaksanaan pembelajaran dari pertemuan pertama
sampai pertemuan kedelapan mengalami peningkatan dengan
kategori sangat baik.
c. Rata-rata persentase aktivitas siswa dari petemuan pertama sampai
pertemuan kedelapan telah menunjukkan bahwa aktivitas dalam
model pembelajaran generatif pada materi relasi dan fungsi sesuai
yang diharapkan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka ditemukan saran-saran
sebagai beikut:
a. Guru diharapkan lebih mengintensifkan model pembelajaran generatif
dalam pembelajaran karena melihat hasil penelitian yang dipeoleh, model
pembelajaran generatif adalah salah satu altenatif pembelajaran yang
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar
matematika.
b. Keberhasilan peneliti dengan menerapkan model pembelajaran generatif
hanya pada materi relasi dan fungsi sehingga diharapkan kepada peneliti
yang ingin melakukan penelitian dengan model pembelajaran generatif
agar menerapkannya pada materi lain agar kita dapat mengetahui
bersama materi apa yang cocok dengan model pembelajaran generatif.
c. Diharapkan kepada peneliti lain dalam bidang kependidikan khususnya
pendidikan matematika supaya dapat meneliti lebih lanjut tentang model
pembelajaran yang efektif dan efisien untuk mengatasi kesulitan siswa
dalam mempelajari matematika serta mencari cara atau strategi lain yang
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mahmudi. (2012). Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian. Diakses 22 maret, pukul 19.00.
BSNP. (2006). Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Cahyaningsih, R. & Asikin, M. (2015). Komparasi Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis Siswa Menggunakan Pembelajaran Matematika Humanistik Dan Problem Based Learning Dalam Setting Model Pelatihan Innomatts. Jurnal nalar pendidikan, 3(1), hlm.280-286. https://scholar.google.co.id. Diakses pada 12 juni 2019.
De Bono, E. (2007). Revolusi Berfikir. Bandung: Kaifa.
Hudoyo, Herman. (2001). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: IKIP Malang.
Johnson, E. B. (2011) Contextual Teaching and Learning. Bandung: Kaifa.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2007. Jakarta.
Katmuji. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Make A Match. Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK). Vol 2 no. 1(1-6). https://i-rpp.com/index.php/jipk/article/download/726. Diakses pada 15 juni 2019 pukul 17.00 WIB.
Kinanti Fardah, Dina. (2012). Analisis Proses Dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Matematika Melalui Open-Ended. Jurnal KREANO diterbitkan oleh jurusan matematika FMIPA UNNES Volume 3 Nomor 2 Desember 2012. https://journal.unnes.ac.id. Diakses pada 2 juni 2019.
Lusiana dkk, (2009). Penerapan Model Pembelajaran Generatif (MPG) Untuk Pelajaran Matematika Dikelas X SMA Negeri 8 Palembang. Jurnal Pendidikan Metematika Vol 3 no 2 hal. 30. https://ejournal.unsri.ac.id. Diakses pada 31 mei 2019.
Majid, Abdullah. (2014). Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Moma, La. (2014). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis, Self-Efficacy dan Soft Skills Siswa SMP Melalui Pembelajaran Generatif.
Noer, S.H. (2009). Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Apa, Mengapa Dan
Bagaimana? (pp. 521-526). Prosidir Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta. https://scholar.google.co.id. Diakses pada 2 juni 2019.
Rasmianti. (2012). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Generatif Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Ipa Sma Negeri 1 Baraka Kabupaten Enrekang. Skripsi UIN Alauddin Makassar: Tidak diterbitkan.
Safei. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Makassar. Laboratorium Biologi
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan.
Bandung: Kencana Prenada Media Group. Schwartz, D.J. (2007). Berfikir dan Berjiwa Besar. Batam: Binarupa. Shoimin, Aris (2014). Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Soejadi, R. (1999). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Dirjen
Dikti. Solso, R.L.dkk. (2008). Psikologi kognitif. Jakarta: Erlangga. Sugilar, Hamdan. (2013). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan
Disposisi Matematik Siswa Madrasah Tsanawiyah Melalui Pembelajaran Generatif.Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung. 2 (2), 156-158. tersedia http://e-journal.stkipsiliwsngi.ac.id/index.php/infinity/article/view/32/31. Diakses 3 april 2019.
Sukmadinata, N, S, dan Syaodih, E. (2012).Kurikulum Dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Refika Aditama.
Surahman, Edi. (2015). Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model Koperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI) Pada Siswakelas X SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Makassar.
Trianto. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group.
Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PrestasiPustaka.
Wena, Made. (2014). Strategi Pembelajaran Inovatif dan Kontemporer. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Wikipedia. (2011). Matematika (online), http://id.wikipedia.org/wiki/Matematika, diakses 18 agustus 2019.
Zakaria Yusran. (2014). Peningkatan Kreativitas Belahjr Matematika Melalui
Pendekatan Open Ended Problem Siswa Kelas XI TKJ I SMK Nasional Makassar. Universitas Muhammadiyah Makassar.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Barombong
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Penyajian Relasi
Alokasi Waktu : Pertemuan ke-1 (2 x 40 menit)
A. Kompetensi Inti
KI1 dan KI2: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya serta Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi
secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan regional.
KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan
kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif,
dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
B. Kompetensi Dasar
3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan
menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram
dan persamaan.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3.1 Memahami pengertian relasi.
3.3.2 Memahami beberapa relasi yang terjadi diantara dua himpunan
3.3.3 Memahami bentuk penyajian relasi
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok peserta
didik dapat :
1. Mendefinisikan relasi
2. Memberikan contoh relasi dalam kehidupan sehari-hari
3. Menunjukkan suatu relasi dengan diagram panah, diagram kartesius, dan
pasangan berurutan
E. Materi Pembelajaran
Relasi
Relasi merupakan suatu tatanan atau aturan yang menghubungkan antara
himpunan satu dengan himpunan yang lain, sehingga setiap anggota himpunan yang
satu mempunyai pasangan dengan anggota himpunan yang kedua.
Pak Budi mempunyai lima orang anak, yaitu Riska, Dimas, Candra, Dira, dan
Reni. Masing-masing anak mempunyai kegemaran berolah raga yang berbeda-
beda. Riska gemar berolah raga badminton dan renang. Dimas gemar berolah raga
sepak bola. Candra gemar berolah raga sepak bola. Sedangkan Dira dan Reni
mempunyai kegemaran berolah raga yang sama yaitu basket dan badminton.
Jika anak-anak Pak Budi dikelompokkan menjadi satu dalam himpunan A,
maka anggota dari himpunan A adalah Riska, Dimas, Candra, Dira, dan Reni.
Himpunan A tersebut kita tuliskan sebagai
A = {Riska, Dimas, Candra, Dira, Reni}
Sedang jenis olah raga yang digemari anak-anak Pak Budi dapat
dikelompokkan dalam himpunan B.
Himpunan B dituliskan :
B = {Badminton, Renang, Basket, Sepak bola}
Terhadap kegemaran anak-anak pak Budi, terdapat hubungan antara himpunan
A dan himpunan B. Hubungan tersebut berkait dengan gemar berolah raga dari
anak-anak pak Budi.
Riska gemar berolah raga badminton dan renang,
Dimas gemar berolah raga sepakbola,
Candra gemar berolah raga sepakbola,
Dira gemar berolah raga badminton dan basket,
Reni gemar berolah raga badminton dan basket.
Apabila gemar berolah raga kita notasikan dengan tanda panah, pernyataan-
pernyataan di atas dapat digambarkan sebagai gemar berolah raga.
Contoh 1:
Pada saat liburan sekolah, sekumpulan anak sedang melakukan hobi
mereka masing-masing.Budi melakukan hobi renang, andi melakukan hobi
olahraga, dan chika melakukan hobinya yaitu membaca.
Dari keterangan di atas, kata “melakukan hobi” menghubungkan dua
himpunan, yaitu himpunan A dengan himpunan B. kedua himpunan tersebut
dapat dinyatakan dengan notasi berikut:
Himpunan A={budi,andi,chika}
Himpunan B={renang, membaca,olahraga}
Dalam hal ini kata ”melakukan hobi” disebut sebagai relasi yang
menghubungkan antara himpunan A dengan himpunan B.
Contoh 2: Misal A dan B keduanya adalah himpunan. Relasi dari A ke B
adalah aturan yang menghubungkan anggota himpunan A ke anggota
himpunan B. Terdapat tiga cara penyajian himpunan, yakni:
1. Diagram kartesius
Relasi dari A ke B, 𝐴 = {1,2,3,4,5}dan 𝐵 = {2,3,4}
2. Diagram panah
Relasi dari C ke D, C = {2, 3, 4, 5} dan D = {6, 7, 8, 9, 10, 11}
3. Himpunan pasangan berurut
Relasi dari C ke D, C = {2, 3, 4, 5} dan D = {6, 7, 8, 9, 10, 11}.
𝑅𝑒𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝐶 𝑘𝑒 𝐷 = {(2,6), (2,8), (2,10), (3,6), (3,9), (5,10)}
F. Metode Pembelajaran
Model : Model pembelajaran generatif dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Pendahuluan
2. Pemfokusan
3. Tantangan
4. Penerapan
Metode : Tanya jawab, ceramah, dan penugasan
G. Alat dan Sumber Ajar
Alat : Buku, papan tulis, spidol, lembar diskusi kelompok
Sumber : Buku Matematika kurikulum 2013 edisi revisi 2017
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan meminta siswa untuk berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran
Guru mengecek dan menanyakan kehadiran siswa
Guru memberikan infomasi kepada siswa mengenai topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
Siswa menjawab salam dan berdoa sebelum memulai pembelajaran
Siswa menjawab petanyaan guru jika ada yang tidak hadir
Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru
10 menit
Inti
Tahap 1: eksplorasi
Guru menciptakan suasana kelas yang nyaman, menyenangkan dan kondusif agar siswa dapat leluasa dalam belajar (menyampaikan ide-idenya)
Guru menjelaskan materi pembelajaran
Guru membagi siswa kedalam kelompok dan membagikan lembar diskusi
Guru membagikan LKPD kepada setiap kelompok dan
Siswa mempersiapkan diri untuk belajar
mempehatikan penjelasan guru
Siswa duduk dengan kelompoknya
60 menit
Tahap 2: pemfokusan
meminta mereka mendiskusikan dan mengerjakan LKPD tersebut
Guru mengajak siswa untuk menggali pemahaman terkait konsep awal yang dipelajari dengan menggabungkannya dengan kasus yang diberikan sebelumnya.
Guru mengawasi kegiatan diskusi yang dilakukan setiap kelompok dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan
Guru menafsirkan ide dan menerangkan pandangan siswa
Guru meminta perwakilan siswa tiap kelompok untuk menuliskan hasil yang diperolehnya
Guru bersama siswa membahas hasil diskusi
Guru memberikan masalah baru (masalah kehidupan
Mendiskusikan dan mengerjakan LKPD dengan teman kelompok
Siswa mengamati
permasalahan yang diberikan terkait materi yang dipelajari
Siswa bertanya kepada guru apabila ada hal yang belum dipahami
Siswa memberikan pendapat yang mereka ketahui mengenai masalah tersebut
Salah satu siswa menuliskan jawabannya
Tahap 3 : tantangan
Tahap 4: penerapan
sehari-hari) untuk dipecahkan siswa berdasarkan konsep yang telah dipelajarinya
Guru membantu siswa untuk memahami pengetahuan baru yang telah dimilki
Siswa bersama guru membahas hasil diskusi kelompok
Siswa menyelesaikan masalah berdasarkan konsep baru yang diketahuinya
Siswa menyimak arahan guru
Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran
Guru mengingatkan siswa untuk mengulang kembali pelajaran
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
Siswa bersama guru meyimpulkan materi pembelajaran
Siswa mendengarkan arahan guru
Siswa mengucapkan salam
10 menit
I. Penilaian
a. Teknik penilaian : tes
b. Bentuk instrumen : tes uraian
Barombong, september 2019
Guru Bidang Studi Peneliti
Nurhafidah, S.Pd Nurul Aqidah
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Barombong
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Fungsi
Alokasi Waktu : Pertemuan ke-2 (2 x 40 menit)
A. Kompetensi Inti
KI1 dan KI2: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya serta Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi
secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan regional.
KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan
kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif,
dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
B. Kompetensi Dasar
3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan
menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram
dan persamaan).
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3.4 Memahami pengertian dan contoh fungsi.
3.3.5 Memahami ciri-ciri fungsi, daerah asal atau domain dan daerah kawan
atau kodomain dan menemukan daerah hasil atau range
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok
peserta didik dapat :
1. Memahami pengertian dan contoh fungsi.
2. Memahami ciri-ciri fungsi.
3. Memahami daerah asal atau domain dan daerah kawan atau kodomain
4. Menemukan daerah hasil atau range.
E. Materi Pembelajaran
Pengertian Fungsi
Fungsi/ pemetaan adalah sebuah relasi khusus yang memasangkan setiap
anggota himpunan A dengan tepat satu anggota B.
Jika sebuah relasi dari A ke B adalah pemetaan / fungsi, maka:
1. Himpunan A disebut domain/ daerah Asal
2. Himpunan B disebut kodomain/ daerah Kawan/ daerah Bayangan /
daerah Peta
3. Anggota himpunan B yang menjadi pasangan dari anggota A disebut
bayangan/ peta.
Himpunan dari semua anggota himpunan B yang menjadi pasangan
dari anggota himpunan A disebut range / daerah hasil.
2. Menyatakan Fungsi
Untuk menyatakan fungsi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
1) Diagram panah.
- Masing-masing himpunan dinyatakan dalam kurva tertutup
- Anggota-anggotanya dituliskan didalam kurva berupa noktah yang
disusun berurutan dari atas ke bawah
- Fungsi dinyatakan berupa panah berarah.
2) Himpunan Pasangan Berurutan
Berupa himpunan dari pasangan anggota himpunan A dengan
anggota himpunan B dibuat berurutan sebagai berikut: { (x, y) | x ε
A dan y ε B}.
3) Diagram Kartesuis
Fungsi diatas bila dinyatakan dalam Diagram Kartesius adalah
sebagai berikut : Himpunan A dinyatakan dalam sumbu mendatar,
himpunan B dinyatakan dalam sumbu tegak, sedangkan hasil fungsi
dinyatakan sebagai titik koordinat.
Ciri-ciri Fungsi (Pemetaan)
Pemetaan dari himpunan A ke himpunan B berlaku ketentuan
berikut:
1. Himpunan A dan himpunan B bukan himpunan kosong
2. Pasangan setiap anggota himpunan A tidak boleh lebih dari satu.
3. Setiap anggota himpunan A harus mempunyai pasangan di himpunan B.
4. Anggota himpunan B boleh tidak mempunyai pasangan di A atau
mempunyai pasangan lebih dari satu.
Coba kalian perhatikan gambar yang ada di bawah ini!
Dari diagram-diagram panah di atas, diagram yang manakah yang
merupakan diagram panah fungsi? Dan berikan alasannya.
Jawab : Nah, untuk menjawab contoh soal di atas, kita terlebih dahulu
harus paham dengan syarat dari suatu relasi yang bisa dikatakan
sebuah fungsi.
Dikatakan sebuah fungsi jika setiap anggota A memiliki satu
pasangan terhadap anggota B
Dikatakan bukan sebuah fungsi jika ada salah satu anggota A tidak
memiliki pasangan terhadap anggota B
Dikatakan bukan sebuah fungsi jika ada anggota A tidak memiliki
pasangan anggota B serta ada salah satu dari anggota A yang
mempunya pasangan anggota B lebih dari satu
Dan dikatakan bukan sebuah fungsi jika adalah satu satu dari
anggota A memiliki lebih dari satu pasangan anggota B
Menentukan domain, kodomain dan range
Misal A dan B keduanya adalah himpunan. Fungsi atau pemetaan
dari A ke B merupakan suatu relasi khusus yang memetakan setiap
anggota A ke tepat satu anggota B.
Domain atau daerah asal adalah himpunan yang setiap anggotanya
dipetakan ke anggota himpunan lainnya dalam fungsi.
Kodomain atau daerah kawan adalah himpunan yang sebagian atau
seluruh anggotanya memiliki prapeta pada domain.
Range atau daerah hasil adalah himpunan bagian dari kodomain yang
setiap anggotanya memiliki prapeta pada domain.
F. Metode Pembelajaran
Model : Model pembelajaran generatif dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Pendahuluan
2. Pemfokusan
3. Tantangan
4. Penerapan
Metode : Tanya jawab, ceramah, dan penugasan
G. Alat dan Sumber Ajar
Alat : Buku, papan tulis, spidol, lembar diskusi kelompok
Sumber : Buku Matematika kurikulum 2013 edisi revisi 2017
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan meminta siswa untuk berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran
Guru mengecek dan menanyakan kehadiran siswa
Guru memberikan
Siswa menjawab salam dan berdoa sebelum memulai pembelajaran
10 menit
infomasi kepada siswa mengenai topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
Siswa menjawab petanyaan guru jika ada yang tidak hadir
Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru
Inti
Tahap 1: eksplorasi
Guru menciptakan suasana kelas yang nyaman, menyenangkan dan kondusif agar siswa dapat leluasa dalam belajar (menyampaikan ide-idenya)
Guru menjelaskan materi pembelajaran
Guru membagi siswa kedalam kelompok dan membagikan lembar diskusi
Guru membagikan LKPD kepada setiap kelompok dan meminta mereka mendiskusikan dan mengerjakan LKPD tersebut
Guru mengajak siswa untuk menggali pemahaman terkait konsep awal yang dipelajari dengan menggabungkannya dengan kasus yang diberikan sebelumnya.
Guru mengawasi kegiatan diskusi yang dilakukan
Siswa mempersiapkan diri untuk belajar
mempehatikan penjelasan guru
Siswa duduk dengan kelompoknya
Mendiskusikan dan mengerjakan LKPD dengan teman kelompok
Siswa mengamati
permasalahan yang diberikan terkait materi yang dipelajari
60 menit
Tahap 2: pemfokusan
Tahap 3 : tantangan
setiap kelompok dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan
Guru menafsirkan ide dan menerangkan pandangan siswa
Guru meminta perwakilan siswa tiap kelompok untuk menuliskan hasil yang diperolehnya
Guru bersama siswa membahas hasil diskusi
Guru memberikan masalah baru (masalah kehidupan sehari-hari) untuk dipecahkan siswa berdasarkan konsep yang telah dipelajarinya
Guru membantu siswa untuk memahami pengetahuan baru yang telah dimilki
Siswa bertanya kepada guru apabila ada hal yang belum dipahami
Siswa memberikan pendapat yang mereka ketahui mengenai masalah tersebut
Salah satu siswa menuliskan jawabannya
Siswa bersama guru membahas hasil diskusi kelompok
Siswa menyelesaikan masalah berdasarkan konsep baru yang diketahuinya
Siswa menyimak arahan guru
Tahap 4: penerapan
Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran
Guru mengingatkan siswa untuk mengulang kembali pelajaran
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
Siswa bersama guru meyimpulkan materi pembelajaran
Siswa mendengarkan arahan guru
Siswa mengucapkan salam
10 menit
I. Penilaian
a. Teknik penilaian : tes
b. Bentuk instrumen : tes uraian
Barombong, september 2019
Mengetahui,
Guru Bidang Studi Peneliti
Nurhafidah, S.Pd Nurul Aqidah
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Barombong
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Fungsi
Alokasi Waktu : Pertemuan ke-3 (2 x 40 menit)
A. Kompetensi Inti
KI1 dan KI2: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya serta Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi
secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan regional.
KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan
kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif,
dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
B. Kompetensi Dasar
3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan
menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram
dan persamaan).
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3.5 Memahami ciri-ciri fungsi, daerah asal atau domain dan daerah
kawan atau kodomain dan menemukan daerah hasil atau range
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok
peserta didik dapat :
1. Memahami daerah asal atau domain dan daerah kawan atau kodomai
2. Menemukan daerah hasil atau range.
E. Materi Pembelajaran
Menentukan domain, kodomain dan range
Misal A dan B keduanya adalah himpunan. Fungsi atau pemetaan
dari A ke B merupakan suatu relasi khusus yang memetakan setiap
anggota A ke tepat satu anggota B.
Domain atau daerah asal adalah himpunan yang setiap anggotanya
dipetakan ke anggota himpunan lainnya dalam fungsi.
Kodomain atau daerah kawan adalah himpunan yang sebagian atau
seluruh anggotanya memiliki prapeta pada domain.
Range atau daerah hasil adalah himpunan bagian dari kodomain yang
F. Metode Pembelajaran
Model : Model pembelajaran generatif dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Pendahuluan
2. Pemfokusan
3. Tantangan
4. Penerapan
Metode : Tanya jawab, ceramah, dan penugasan
G. Alat dan Sumber Ajar
Alat : Buku, papan tulis, spidol, lembar diskusi kelompok
Sumber : Buku Matematika kurikulum 2013 edisi revisi 2017
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan meminta siswa untuk berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran
Guru mengecek dan menanyakan kehadiran siswa
Guru memberikan infomasi kepada siswa mengenai topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
Siswa menjawab salam dan berdoa sebelum memulai pembelajaran
Siswa menjawab petanyaan guru jika ada yang tidak hadir
Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru
10 menit
Inti
Tahap 1: eksplorasi
Guru menciptakan suasana kelas yang nyaman, menyenangkan dan kondusif agar siswa dapat leluasa dalam belajar (menyampaikan ide-idenya)
Guru menjelaskan materi pembelajaran
Siswa mempersiapkan diri untuk belajar
60 menit
Guru membagi siswa kedalam kelompok dan membagikan lembar diskusi
Guru membagikan LKPD kepada setiap kelompok dan meminta mereka mendiskusikan dan mengerjakan LKPD tersebut
Guru mengajak siswa untuk menggali pemahaman terkait konsep awal yang dipelajari dengan menggabungkannya dengan kasus yang diberikan sebelumnya.
Guru mengawasi kegiatan diskusi yang dilakukan setiap kelompok dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan
Guru menafsirkan ide dan menerangkan pandangan siswa
Guru meminta perwakilan siswa tiap kelompok untuk menuliskan hasil yang diperolehnya
Guru bersama siswa membahas hasil diskusi
mempehatikan penjelasan guru
Siswa duduk dengan kelompoknya
Mendiskusikan dan mengerjakan LKPD dengan teman kelompok
Siswa mengamati
permasalahan yang diberikan terkait materi yang dipelajari
Siswa bertanya kepada guru apabila ada hal yang belum dipahami
Siswa memberikan pendapat yang mereka ketahui mengenai masalah tersebut
Tahap 2: pemfokusan
Tahap 3 : tantangan
Tahap 4: penerapan
Guru memberikan masalah baru (masalah kehidupan sehari-hari) untuk dipecahkan siswa berdasarkan konsep yang telah dipelajarinya
Guru membantu siswa untuk memahami pengetahuan baru yang telah dimilki
Salah satu siswa menuliskan jawabannya
Siswa bersama guru membahas hasil diskusi kelompok
Siswa menyelesaikan masalah berdasarkan konsep baru yang diketahuinya
Siswa menyimak arahan guru
Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran
Guru mengingatkan siswa untuk mengulang kembali pelajaran
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
Siswa bersama guru meyimpulkan materi pembelajaran
Siswa mendengarkan arahan guru
Siswa mengucapkan salam
10 menit
I. Penilaian
a. Teknik penilaian : tes
b. Bentuk instrumen : tes uraian
Barombong, september 2019
Mengetahui,
Guru Bidang Studi Peneliti
Nurhafidah, S.Pd Nurul Aqidah
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Barombong
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Penyajian Fungsi
Alokasi Waktu : Pertemuan ke-4 (2 x 40 menit)
A. Kompetensi Inti
KI1 dan KI2: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya serta Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi
secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan regional.
KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan
kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif,
dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
B. Kompetensi Dasar
3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan
menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram
dan persamaan).
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3.6 Memahami bentuk penyajian fungsi dalam bentuk bentuk himpunan
pasangan berurutan dan diagram panah dan diagram kartesius.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok
peserta didik dapat :
1. Memahami bentuk penyajian fungsi dalam bentuk himpunan pasangan
berurutan dan diagram panah dan diagram kartesius.
2. Menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan fungsi.
E. Materi Pembelajaran
Menyajikan suatu fungsi
F. Metode Pembelajaran
Model : Model pembelajaran generatif dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Pendahuluan
2. Pemfokusan
3. Tantangan
4. Penerapan
Metode : Tanya jawab, ceramah, dan penugasan
G. Alat dan Sumber Ajar
Alat : Buku, papan tulis, spidol, lembar diskusi kelompok
Sumber : Buku Matematika kurikulum 2013 edisi revisi 2017
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan meminta siswa untuk berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran
Guru mengecek dan menanyakan kehadiran siswa
Guru memberikan infomasi kepada siswa mengenai topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
Siswa menjawab salam dan berdoa sebelum memulai pembelajaran
Siswa menjawab petanyaan guru jika ada yang tidak hadir
Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru
10 menit
Inti
Tahap 1: eksplorasi
Guru menciptakan suasana kelas yang nyaman, menyenangkan dan kondusif agar siswa dapat leluasa dalam belajar (menyampaikan ide-idenya)
Guru menjelaskan materi pembelajaran
Guru membagi
Siswa mempersiapkan diri untuk belajar
60 menit
siswa kedalam kelompok dan membagikan lembar diskusi
Guru membagikan LKPD kepada setiap kelompok dan meminta mereka mendiskusikan dan mengerjakan LKPD tersebut
Guru mengajak siswa untuk menggali pemahaman terkait konsep awal yang dipelajari dengan menggabungkannya dengan kasus yang diberikan sebelumnya.
Guru mengawasi kegiatan diskusi yang dilakukan setiap kelompok dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan
Guru menafsirkan ide dan menerangkan pandangan siswa
Guru meminta perwakilan siswa tiap kelompok untuk menuliskan hasil yang diperolehnya
Guru bersama siswa membahas hasil
mempehatikan penjelasan guru
Siswa duduk dengan kelompoknya
Mendiskusikan dan mengerjakan LKPD dengan teman kelompok
Siswa mengamati
permasalahan yang diberikan terkait materi yang dipelajari
Siswa bertanya kepada guru apabila ada hal yang belum dipahami
Siswa memberikan pendapat yang mereka ketahui mengenai masalah
Tahap 2: pemfokusan
Tahap 3 : tantangan
Tahap 4: penerapan
diskusi
Guru memberikan masalah baru (masalah kehidupan sehari-hari) untuk dipecahkan siswa berdasarkan konsep yang telah dipelajarinya
Guru membantu siswa untuk memahami pengetahuan baru yang telah dimilki
tersebut
Salah satu siswa menuliskan jawabannya
Siswa bersama guru membahas hasil diskusi kelompok
Siswa menyelesaikan masalah berdasarkan konsep baru yang diketahuinya
Siswa menyimak arahan guru
Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran
Guru mengingatkan siswa untuk mengulang kembali pelajaran
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
Siswa bersama guru meyimpulkan materi pembelajaran
Siswa mendengarkan arahan guru
Siswa mengucapkan salam
10 menit
I. Penilaian
a. Teknik penilaian : tes
b. Bentuk instrumen : tes uraian
Barombong, september 2019
Mengetahui,
Guru Bidang Studi Peneliti
Nurhafidah, S.Pd Nurul Aqidah
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Barombong
Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Menghitung Nilai Fungsi
Alokasi Waktu : Pertemuan ke-5 (2 x 40 menit)
A. Kompetensi Inti
KI1 dan KI2: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya serta Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi
secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan regional.
KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan
kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif,
dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
B. Kompetensi Dasar
3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan
menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram
dan persamaan.
C. Indikator pencapaian kompetensi
3.3.7 Memahami bentuk penyajian fungsi dalam bentuk persamaan fungsi.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok
peserta didik dapat menghitung nilai fungsi dalam bentuk persamaan fungsi
E. Materi Pembelajaran
Sebuah fungsi dapat dinotasikan dengan huruf kecil sepeti f, g, h.
Misal, fungsi f memetakan himpunan A ke himpunan B dinotasikan f(x)
dengan aturan f : x → 3x+3. Artinya fungsi f memetakan x ke 3x+3. Jadi
daerah bayangan x oleh fungsi f adalah 3x+3 sehingga dapat dinotasikan
dengan f(x) = 3x+3. Dari uraian ini dapat dirumuskan:
Jika fungsi f : x → ax +b dengan x anggota domain f , maka rumus
fungsif adalah f(x) = ax+b
Dengan menghitung nilai fungsi, kita dapat mengetahui nilai fungsi
yang dapat menghasilkan himpunan kawan (kodomain) dari himpunan asal
(domain). Supaya lebih jelas, coba kerjakan contoh soal di bawah ini ya.
Diketahui fungsi f : x → 3x + 3 pada himpunan bilangan bulat. Tentukan:
1. f(3)
2. bayangan (-2) oleh f
3. nilai f untuk x = -4
4. nilai x untuk f(x) = 6
5. nilai a jika f(a) = 12
Jawab: Fungsi f : x → 3x + 3
Rumus fungsi: f(x) = 3x+3
5. f(3) = 3(3)+3 = 12
6. bayangan (-2) oleh f sama dengan f (-2), jadi f(-2) = 3(-2)+3 = -3
7. nilai f untuk x = -4 adalah f (-4) = 3(-4)+3 = -9
8. nilai x untuk f(x) = 6 adalah
3x + 3 = 6
3x = 6-3
3x = 3
x = 1
5. nilai a jika f(a) = 12
3a + 3 = 12
3a = 12 – 3
3a = 9
a = 3
F. Metode Pembelajaran
Model : Model pembelajaran generatif dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Pendahuluan
2. Pemfokusan
3. Tantangan
4. Penerapan
Metode : Tanya jawab, ceramah, dan penugasan
G. Alat dan Sumber Ajar
Alat : Buku, papan tulis, spidol, lembar diskusi kelompok
Sumber : Buku Matematika kurikulum 2013 edisi revisi 2017
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan meminta siswa untuk berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran
Guru mengecek dan menanyakan kehadiran siswa
Guru memberikan infomasi kepada siswa mengenai topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
Siswa menjawab salam dan berdoa sebelum memulai pembelajaran
Siswa menjawab petanyaan guru jika ada yang tidak hadir
Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru
10 menit
Inti
Tahap 1: eksplorasi
Guru menciptakan suasana kelas yang nyaman, menyenangkan dan kondusif agar siswa dapat leluasa dalam belajar (menyampaikan ide-idenya)
Guru menjelaskan materi pembelajaran
Guru membagi siswa kedalam kelompok dan membagikan lembar diskusi
Guru membagikan LKPD kepada setiap kelompok dan meminta mereka
Siswa mempersiapkan diri untuk belajar
mempehatikan penjelasan guru
Siswa duduk dengan kelompoknya
Mendiskusikan dan mengerjakan
60 menit
Tahap 2: pemfokusan
mendiskusikan dan mengerjakan LKPD tersebut
Guru mengajak siswa untuk menggali pemahaman terkait konsep awal yang dipelajari dengan menggabungkannya dengan kasus yang diberikan sebelumnya.
Guru mengawasi kegiatan diskusi yang dilakukan setiap kelompok dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan
Guru menafsirkan ide dan menerangkan pandangan siswa
Guru meminta perwakilan siswa tiap kelompok untuk menuliskan hasil yang diperolehnya
Guru bersama siswa membahas hasil diskusi
Guru memberikan masalah baru (masalah kehidupan sehari-hari) untuk
LKPD dengan teman kelompok
Siswa mengamati
permasalahan yang diberikan terkait materi yang dipelajari
Siswa bertanya kepada guru apabila ada hal yang belum dipahami
Siswa memberikan pendapat yang mereka ketahui mengenai masalah tersebut
Salah satu siswa menuliskan jawabannya
Siswa bersama guru membahas hasil diskusi
Tahap 3 : tantangan
Tahap 4: penerapan
dipecahkan siswa berdasarkan konsep yang telah dipelajarinya
Guru membantu siswa untuk memahami pengetahuan baru yang telah dimilki
kelompok
Siswa menyelesaikan masalah berdasarkan konsep baru yang diketahuinya
Siswa menyimak arahan guru
Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran
Guru mengingatkan siswa untuk mengulang kembali pelajaran
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
Siswa bersama guru meyimpulkan materi pembelajaran
Siswa mendengarkan arahan guru
Siswa mengucapkan salam
10 menit
I. Penilaian
a. Teknik penilaian : tes
b. Bentuk instrumen : tes uraian
Barombong, september 2019
Mengetahui,
Guru Bidang Studi Peneliti
Nurhafidah, S.Pd Nurul AqidaH
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Barombong
Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Menentukan Bentuk Fungsi
Alokasi Waktu : Pertemuan ke-6 (2 x 40 menit)
A. Kompetensi Inti
KI1 dan KI2: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya serta Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi
secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan regional.
KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan
kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif,
dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
B. Kompetensi Dasar
3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan
menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram
dan persamaan.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3.8 Memahami bentuk fungsi jika diketahui nilai dan data fungsinya.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok
peserta didik dapat memahami bentuk fungsi jika diketahui nilai dan data
fungsinya.
E. Materi Pembelajaran
Misalnya saja fungsi f dinyatakan f : x = ax + b, dengan x sebagai
variabel sedangkan a dan b merupakan konstanta maka bisa kita rumuskan
fungsinya f(x) = ax + b. Bila nilai variabel dari x = m, maka nilai dari f(m)
= am + b.
Contoh:
Jika diketahui f(x) = ax + b,
Tentukan bentuk fungsi dari f(1) = 3, danf(2) = 5
Jawab :
1. Karena bentuk dari fungsi f(x) = ax + b, maka bentuk dari fungsi adalah
fungsi linear
f(1) = 3
f(1) = a (1) + b = 3
a+ b = 3
a = 3 – b
f(2) = 5
f(2) = a (2) + b = 5
2a+ b = 5
Dan untuk menentukan nilai dari b, kita masukan a = 3 – b ke
dalam persamaan 2a+ b = 5, jadi
2a+ b = 5
2(3 – b) + b = 5
6 – 2b + b = 5
– b = – 1
b = 1
Dan untuk menentukan nilai dari a, nilai dari b = 1 ke dalam persamaan,
a = 3 – b
a = 3 – 1
a = 2
Jadi bentuk fungsinya ialah f(x) = 2x + 3
F. Metode Pembelajaran
Model : Model pembelajaran generatif dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Pendahuluan
2. Pemfokusan
3. Tantangan
4. Penerapan
Metode : Tanya jawab, ceramah, dan penugasan
G. Alat dan Sumber Ajar
Alat : Buku, papan tulis, spidol, lembar diskusi kelompok
Sumber : Buku Matematika kurikulum 2013 edisi revisi 2017
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan meminta siswa untuk berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran
Guru mengecek dan menanyakan kehadiran siswa
Guru memberikan infomasi kepada siswa mengenai topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
Siswa menjawab salam dan berdoa sebelum memulai pembelajaran
Siswa menjawab petanyaan guru jika ada yang tidak hadir
Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru
10 menit
Inti
Tahap 1: eksplorasi
Guru menciptakan suasana kelas yang nyaman, menyenangkan dan kondusif agar siswa dapat leluasa dalam belajar
Siswa mempersiapkan diri untuk belajar
60 menit
(menyampaikan ide-idenya)
Guru menjelaskan materi pembelajaran
Guru membagi siswa kedalam kelompok dan membagikan lembar diskusi
Guru membagikan LKPD kepada setiap kelompok dan meminta mereka mendiskusikan dan mengerjakan LKPD tersebut
Guru mengajak siswa untuk menggali pemahaman terkait konsep awal yang dipelajari dengan menggabungkannya dengan kasus yang diberikan sebelumnya.
Guru mengawasi kegiatan diskusi yang dilakukan setiap kelompok dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan
Guru menafsirkan ide dan menerangkan pandangan siswa
Guru meminta perwakilan siswa
mempehatikan penjelasan guru
Siswa duduk dengan kelompoknya
Mendiskusikan dan mengerjakan LKPD dengan teman kelompok
Siswa mengamati
permasalahan yang diberikan terkait materi yang dipelajari
Siswa bertanya kepada guru apabila ada hal yang belum dipahami
Siswa memberikan
Tahap 2: pemfokusan
Tahap 3 : tantangan
Tahap 4: penerapan
tiap kelompok untuk menuliskan hasil yang diperolehnya
Guru bersama siswa membahas hasil diskusi
Guru memberikan masalah baru (masalah kehidupan sehari-hari) untuk dipecahkan siswa berdasarkan konsep yang telah dipelajarinya
Guru membantu siswa untuk memahami pengetahuan baru yang telah dimilki
pendapat yang mereka ketahui mengenai masalah tersebut
Salah satu siswa menuliskan jawabannya
Siswa bersama guru membahas hasil diskusi kelompok
Siswa menyelesaikan masalah berdasarkan konsep baru yang diketahuinya
Siswa menyimak arahan guru
Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran
Guru mengingatkan siswa untuk mengulang kembali pelajaran
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
Siswa bersama guru meyimpulkan materi pembelajaran
Siswa mendengarkan arahan guru
Siswa mengucapkan salam
10 menit
I. Penilaian
a. Teknik penilaian : tes
b. Bentuk instrumen : tes uraian
Barombong, september 2019
Mengetahui,
Guru Bidang Studi Peneliti
Nurhafidah, S.Pd Nurul Aqidah
KISI - KISI TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Barombong
Materi Pelajaran : Relasi dan Fungsi
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Jumlah Soal : 3 nomor
Bentuk Soal : Uraian
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Materi Kompetensi
Dasar Indikator
Indikator
Berpikir Kreatif
No.
Soal
RELASI
DAN
FUNGSI
Mendeskripsikan
dan menyatakan
relasi dan fungsi
dengan
menggunakan
berbagai
representasi
(kata-kata, tabel,
grafik, diagram
dan persamaan.
3.3.3 Memahami bentuk penyajian relasi
3.3.5 Memahami ciri-ciri fungsi
3.3.5 Menentukan daerah asal, daerah lawan
dan daerah hasil
Flexibiity
Fluency
Flexibility
3
1
KISI - KISI TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Barombong
Materi Pelajaran : Relasi dan Fungsi
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Jumlah Soal : 3 nomor
Bentuk Soal : Uraian
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Materi Kompetensi
Dasar Indikator
Indikator
Berpikir Kreatif
No.
Soal
RELASI
DAN
FUNGSI
Mendeskripsikan
dan menyatakan
relasi dan fungsi
dengan
menggunakan
berbagai
representasi
(kata-kata, tabel,
grafik, diagram
dan persamaan.
3.3.7 Menghitung nilai fungsi dalam bentuk
persamaan fungsi
3.3.7 Menentukan rumus fungsi jika nilainya
diketahui
flexibility
fluency
1
2, 3
Petunjuk
1. Tulislah terlebih dahulu nama dan nis anda
2. Berdoalah sebelum mengerjakan
3. Dahulukan soal yang dianggap mudah
Nama :
Nis :
Waktu : 80 menit
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar !
1. Dari diagram panah berikut, manakah yang merupakan diagram panah fungsi?
berikan alasan anda!
2. Pada pemetaan jika daerah asalnya {x | x < 5, x € bilangan asli }, maka daerah
hasilnya adalah …
3. Diketahui A = dan B = . Nyatakan relasi
himpunan A ke himpunan B yang menunjukkan relasi “setengah dari” dalam bentuk:
a. diagram panah
b. diagram kartesius
c. himpunan pasangan berurutan
~SELAMAT BEKERJA~
TES KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF SIKLUS 1
Petunjuk
1. Tulislah terlebih dahulu nama dan nis anda
2. Berdoalah sebelum mengerjakan
3. Dahulukan soal yang dianggap mudah
Nama :
Nis :
Waktu : 80 menit
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar !
1. H adalah himpunan bilangan asli {1,2,3,4,...} ke himpunan bilangan real R dengan
rumus h(n) = 2n-1. Nyatakan fungsi tersebut dalam bentuk:
a. Pasangan berurutan
b. Diagam panah
c. Tabel fungsi
d. Grafik fungsi
2. Fungsi f dinyatakan dengan rumus
f (x) = a x + b, jika f (2) = 13 dan f (5) = 22. Tentukan :
a. Nilai a dan b
b. Rumus fungsi f (x)
c. Tentukan nilai f (10)
3. Suatu fungsi linear f memiliki nilai 5 saat x = 1 dan memiliki nilai 1 saat x = -1.
Tentukanlah bentuk fungsinya!
~SELAMAT BEKER
TES KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF SIKLUS 2
DAFTAR HADIR KELAS VIII A
N
o
.
Nama Siswa
Pertemuan Ke-
I II III IV V VI VII VII
I
Jum
at
13/0
9/19
Sela
sa
17/0
9/19
Jum
at
20/0
9/19
Sela
sa
24/0
9/19
Jum
at
27/0
9/19
Sela
sa
01/1
0/19
Jum
at
04/1
0/19
Sela
sa
08/1
0/19
1 Afdal Arianto
2 Ajuna Nuwahid
Zainal
3 Haerul Anwar
4 Imam Saputra
Bahri
5 Muh. Aqshar
Ramadhan R
6 Muh. Nur Tariif B
7 Muhammad
Faathir
A
8 Andi Fiqhi
Febriansyah
9 Asrianto
1
0
Abd. Rahman
1
1
Ahmad
Muhaimin
1
2
Dandy Saputra
Syarif
1
3
Muh. Fajar
1 Muhammad
4 Takdir
1
5
Muhammad
Yusran Sahrir
1
6
Nur Ilham
1
7
Supriadi
1
8
Usyair
1
9
Andini Septriasa
2
0
Anggun
2
1
Fiani
2 Herawati Basri
2
2
3
Inayah
Paharuddin
2
4
Husnul Khotimah
2
5
Nova Salsabila S
2
6
Nur Mulya
Rahmadani
2
7
Nur Rahmadani
2
8
Nuraini
2
9
Ramlah Ansar
3 Reva Anatasya S
0
3
1
Riska S
3
2
Siti Aulia
Dermawan
3
3
Suci Farida
Nasaruddin
3
4
Suci Ramadhani
3
5
Amanda
3
6
Arini Puspita
Keterangan a = alfa s = sakit i = izin
pelaksanaan tes siklus
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
No. Hari/Tanggal Pokok Bahasan
1 Jumat, 13 september 2017 Menjelaskan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan relasi
2 Selasa, 17 september 2019 Menjelaskan fungsi dan ciri-ciri fungsi
3 Jumat, 20 september 2019 Menentukan domain, kodomain dan range
4 Selasa, 24 september 2019 Tes siklus 1
5 Jumat, 27 september 2019 Menjelaskan penyajian fungsi
6 Selasa, 01 oktober 2019 Menghitung nilai fungsi dalam bentuk persamaan fungsi
7 Jumat, 04 oktober 2019 Menentukan rumus fungsi jika nilainya diketahui
8 Selasa, 08 0ktober 2019 Tes siklus II
DAFTAR NILAI SIKLUS
N
o
.
Nama Siswa
SIKLUS KETUNTASAN BELAJAR
I II I II
1 Afdal Arianto 75 83 Tuntas Tuntas
2 Ajuna Nuwahid Zainal 58 100 Tidak Tuntas Tuntas
3 Haerul Anwar 75 83 Tuntas Tuntas
4 Imam Saputra Bahri 75 92 Tuntas Tuntas
5 Muh. Aqshar Ramadhan
R 75 67 Tuntas Tidak Tuntas
6 Muh. Nur Tariif B 67 75 Tidak Tuntas Tuntas
7 Muhammad Faathir 58 75 Tidak Tuntas Tuntas
8 Andi Fiqih Febriansyah 58 83 Tidak Tuntas Tuntas
9 Asrianto 50 70 Tidak Tuntas Tuntas
1
0 Abd. Rahman 50 83 Tidak Tuntas Tuntas
1
1 Ahmad Muhaimin 75 100 Tuntas Tuntas
1
2 Dandy Saputra Syarif 50 83 Tidak Tuntas Tuntas
1
3 Muh. Fajar 58 67 Tidak Tuntas Tidak Tuntas
1
4 Muhammad Takdir 58 67 Tidak Tuntas Tidak Tuntas
1
5
Muhammad Yusran
Sahrir 58 83 Tidak Tuntas Tuntas
1
6 Nur Ilham 67 83 Tidak Tuntas Tuntas
1 Supriadi 58 83 Tidak Tuntas Tuntas
7
1
8 Usyair 50 75 Tidak Tuntas Tuntas
1
9 Andini Septriasa 83 83 Tuntas Tuntas
2
0 Anggun 83 75 Tuntas Tuntas
2
1 Fiani 92 100 Tuntas Tuntas
2
2 Herawati Basri 92 83 Tuntas Tuntas
2
3 Inayah Paharuddin 83 83 Tuntas Tuntas
2
4 Husnul Khotimah 58 83 Tidak Tuntas Tuntas
2 Nova Salsabila 92 83 Tuntas Tuntas
5
2
6 Nur Mulya Rahmadani 67 83 Tidak Tuntas Tuntas
2
7 Nur Rahmadani 100 100 Tuntas Tuntas
2
8 Nuraini 58 75 Tidak Tuntas Tuntas
2
9 Ramlah Ansar 67 92 Tidak Tuntas Tuntas
3
0 Reva Anatasya 100 100 Tuntas Tuntas
3
1 Riska 83 75 Tuntas Tuntas
3
2 Siti Aulia Dermawan 83 83 Tuntas Tuntas
3 Suci Farida Nasaruddin 83 100 Tuntas Tuntas
3
3
4 Suci Ramadhani 67 83 Tidak Tuntas Tuntas
3
5 Amanda 83 92 Tuntas Tuntas
3
6 Arini Puspita 83 75 Tuntas Tuntas
LAMPIRAN SPSS
Frequencies
Statistics
siklus I siklus II
N Valid 36 36
Missing 0 0
Mean 71,4444 83,3333
Median 71,0000 83,0000
Mode 58,00 83,00
Std. Deviation 14,73081 9,79504
Variance 216,997 95,943
Range 50,00 33,00
Minimum 50,00 67,00
Maximum 100,00 100,00
Sum 2572,00 3000,00
Frequency Table
siklus I
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 50,00 4 11,1 11,1 11,1
58,00 9 25,0 25,0 36,1
67,00 5 13,9 13,9 50,0
75,00 5 13,9 13,9 63,9
83,00 8 22,2 22,2 86,1
92,00 3 8,3 8,3 94,4
100,00 2 5,6 5,6 100,0
Total 36 100,0 100,0
siklus II
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 67,00 3 8,3 8,3 8,3
70,00 1 2,8 2,8 11,1
75,00 7 19,4 19,4 30,6
83,00 16 44,4 44,4 75,0
92,00 3 8,3 8,3 83,3
100,00 6 16,7 16,7 100,0
Total 36 100,0 100,0
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
siklus I 36 50,00 100,00 71,4444 14,73081 216,997
siklus II 36 67,00 100,00 83,3333 9,79504 95,943
Valid N (listwise) 36
LAMPIRAN HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Indikator
Penilaian
Pertemuan Ke-
I II III IV Rata-rata V VI VII VIII Rata-
rata
1 33 36 36
Siklus I
35,0 36 36 36
Siklus II
36,0
2 33 36 36 35,0 36 36 36 36,0
3 33 36 36 35,0 36 36 36 36,0
4 7 6 7 6,7 8 8 10 8,7
5 6 5 5 5,3 8 7 9 8,0
6 6 7 6 6,3 6 7 7 6,7
7 4 6 8 6,0 6 8 8 7,3
8 7 8 8 7,7 5 6 5 5,3
jumlah 129 140 142 137 141 144 147 144
Rata-rata 16,125 17,5 17,75 17,125 17,625 18,0 18,375 18
LAMPIRAN HASIL OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
Aspek
yang
diamati
Pertemuan ke-
I II III IV Rata-
rata V VI VII VIII
Rata-
rata
1 4 4 4
Siklus
I
4,00 4 4 4
Siklus II
4,0
2 4 4 4 4,00 4 4 4 4,0
3 2 3 4 3,00 4 4 4 4,0
4 3 3 4 3,33 4 4 4 4,0
5 4 4 4 4,00 4 4 4 4,0
6 3 4 3 3,33 3 3 3 3,0
7 3 3 4 3,33 4 4 4 4,0
8 4 3 4 3,67 4 4 4 4,0
9 4 4 4 4,00 3 4 4 3,7
10 4 3 4 3,67 4 4 4 4,0
11 3 3 3 3,00 4 3 4 3,7
12 4 4 4 4,00 3 3 4 3,3
13 4 4 4 4,00 4 4 4 4,0
14 4 4 4 4,00 4 4 4 4,0
15 4 4 4 4,00 4 4 4 4,0
Jumlah 54 54 58 55,3 57 57 59 57,67
Rata-rata 3,6 3,6 3,9 3,69 3,8 3,8 3,9 3,8
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN
Kunci Jawaban Sk
or
Siklus I
1.
Diagram (i) karena:
Setiap anggota A memiliki satu pasangan terhadap anggota
B
Himpunan A dan himpunan B bukan himpunan kosong
Himpunan A dan B bukan merupakan himpunan kosong
Anggota himpunan B boleh tidak mempunyai pasangan di A
atau mempunyai pasangan lebih dari satu
4
2. Diketahui daerah asalnya {x | x < 5, x € bilangan asli } 4
Maka
x = {1, 2, 3, 4, 5}
f (1) = 4 (1) = 4 f (4) = 4 (4) = 16
f (2) = 4 (2) = 8 f (5) = 4 (5) = 20
f (3) = 4 (3) = 12
daerah hasilnya = {4, 8, 12, 16, 20}
3. Diketahui : A = dan B =
Ditanyakan : relasi dalam bentuk digram panah, diagram kartesius dan
pasangan berurutan?
Dengan diagram panah A Setengah dari B
Digram kartesius
4
1
2
3
4
5
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Himpunan pasangan berurutan
Skor Total 12
Siklus II
1. a. pasangan berurutan { (1,1),(2,3),(3,5),(4,7),....(2n-1) }
b. diagram panah
4
1
2
3
4
.
n
.
2
1
3
5
7
2n-1
c. tabel fungsi
h 1 2 3 4
.
.
.
n
R 1 3 5 7
.
.
.
2
n
-
1
d. grafik fungsi
sumbu x = h dan sumbu R= y
2. a) f (x) = a x + b, jika f (2) = 13 maka : f (2) = 2 a + b → 2 a + b =
13 … (1)
f (x) = a x + b, jika f (5) = 22 maka :
f (5) = 5 a + b → 5 a + b = 22 … (2)
4
Eliminasi b dari pers. (1) dan (2)
2 a + b = 13
5 a + b = 22 –
−3 a = −9 → a = 3
Substitusikan a = 3 ke pers. 2 a + b = 13 → 2 (3) + b =
13
6 + b = 13 → b = 7
a) Substitusikan a = 3 dan b = 7 ke fungsi f,maka rumus fungsi menjadi
:
f (x) = 3 x + 7
b) f (x) = 3 x + 7, jika f (10) maka f (10) = 3 (10) + 7= 30 + 7 = 37
3. Diketahui f(1)= 5 dan f(-1)=1
f(x)= ax + b maka f(1)= a(1) + b = 5 a + b = 5..........(1)
f(x)= ax + b maka f(-1)= a(-1) + b = 5 - a + b = 1..........(2)
dari persamaan (1) dan (2) diperoleh:
a + b = 5
- a + b = 1
2a = 4 a = 2
maka nilai a = 2 disubtitusi kesalah satu persamaan untuk
memperoleh nilai b . a + b = 5 2 + b = 5 b = 3.
4
Jadi rumus fungsinya adalah f(x) = 2x + 3
Total skor 12
Aspek yang diukur
Skor Respon siswa terhadap masalah
Fluency 0 Tidak memberikan jawaban
1 Memberikan sebuah ide yang tidak relevan dan mengarah kepada jawaban yang salah
2 Memberikan sebuah ide yang tidak relevan dan mengarah kepada jawaban yang benar.
3 Memberikan sebuah ide yang relevan dan mengarah kepada jawaban yang benar
4 Memberikan lebih dari satu ide yang relevan dan mengarah kepada jawaban yang benar.
Flexibility 0 Tidak memberikan jawaban
1 Tidak memberikan jawaban beragam dan hasil akhir perhitungan salah.
2 Tidak memberikan jawaban beragam dan hasil akhir perhitungan benar
3 Memberikan jawaban beragam dan hasil akhir perhitungan salah.
4 Memberikan jawaban beragam dan hasil akhir perhitungan benar
HASIL PEROLEHAN NILAI SISWA SIKLUS I
NO. NAMA SISWA
SOAL SIKLUS 1
1 (Fluency) 2
(Flexibility) 3 (Flexibility)
1 Afdal Arianto 4 1 4
2
Ajuna
Nuwahid
Zainal
2 1 4
3 Haerul Anwar 4 1 4
4 Imam Saputra
Bahri 4 1 4
5 Muh. Aqshar
Ramadhan R 4 1 4
6 Muh. Nur
Tariif B 2 1 4
7 Muhammad
Faathir 2 1 4
8 Andi Fiqhi
Febriansyah 2 1 4
9 Asrianto 1 1 2
10 Abd. Rahman 3 1 2
11 Ahmad
Muhaimin 4 1 4
12 Dandy Saputra
Syarif 1 1 4
13 Muh. Fajar 2 1 4
14 Muhammad
Takdir 2 1 4
15 Muhammad
Yusran 2 1 4
16 Nur Ilham 3 1 4
17 Supriadi 3 1 4
18 Usyair 2 1 1
19 Andini
Septriasa 3 3 4
20 Anggun 3 4 4
21 Fiani 3 4 4
22 Herawati Basri 4 3 4
23 Inayah
Paharuddin 3 3 4
24 Husnul
Khotimah 2 1 4
25 Nova Salsabila 3 4 4
26 Nur Mulya
Rahmadani 3 1 4
27 Nur
Rahmadani 4 4 4
28 Nuraini 2 1 4
29 Ramlah Ansar 3 1 4
30 Reva Anatasya 4 4 4
31 Riska 3 3 4
32 Siti Aulia
Dermawan 3 3 4
33 Suci Farida
Nasaruddin 3 3 4
34 Suci
Ramadhani 3 1 4
35 Amanda 3 3 4
36 Arini Puspita 3 3 4
Jumlah 102 67 137
Rara-rata 2,83 2,83
HASIL PEROLEHAN NILAI SISWA SIKLUS II
NO. NAMA SISWA SOAL SIKLUS 1I
1(Flexibility) 2 (Fluency) 3 (Fluency)
1 Afdal Arianto 2 4 4
2 Ajuna Nuwahid Zainal 4 4 4
3 Haerul Anwar 4 4 2
4 Imam Saputra Bahri 4 4 3
5 Muh. Aqshar Ramadhan R 2 4 2
6 Muh. Nur Tariif B 1 4 4
7 Muhammad Faathir 1 4 4
8 Andi Fiqhi Febriansyah 4 4 2
9 Asrianto 4 4 3
10 Abd. Rahman 4 4 2
11 Ahmad Muhaimin 4 4 4
12 Dandy Saputra Syarif 4 4 2
13 Muh. Fajar 1 4 2
14 Muhammad Takdir 1 4 2
15 Muhammad Yusran Sahrir 4 4 2
16 Nur Ilham 4 4 2
17 Supriadi 4 4 2
18 Usyair 3 4 2
19 Andini Septriasa 4 4 2
20 Anggun 1 4 4
21 Fiani 4 4 4
22 Herawati Basri 4 4 2
23 Inayah Paharuddin 4 4 2
24 Husnul Khotimah 4 4 2
25 Nova Salsabila 4 4 2
26 Nur Mulya Rahmadani 4 4 2
27 Nur Rahmadani 4 4 4
28 Nuraini 4 3 2
29 Ramlah Ansar 3 4 4
30 Reva Anatasya 4 4 4
31 Riska 2 4 3
32 Siti Aulia Dermawan 4 4 2
33 Suci Farida Nasaruddin 4 4 4
34 Suci Ramadhani 4 4 2
35 Amanda 4 4 3
RIWAYAT HIDUP
Nurul Aqidah. Lahir di Bontotangnga Kecamatan Bontotiro
Kabupaten Bulukumba pada tanggal 17 november 1997. Anak
pertama dari dua bersaudara dan merupakan buah cinta dari
pasangan Bapak Lahamuddin dan Ibu Irmayanti. Penulis
menempuh pendidikan pertama kali di Taman Kanak-kanak
Jati Luhur Kabupaten Bulukumba pada tahun 2001 sampai tahun 2003. Kemudian
penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri No.152 Jatia Kabupaten
Bulukumba pada tahun 2003 dan tamat tahun 2009, tamat di MTs Negeri 2
Bontotanga (MTsN 4 Bulukumba) tahun 2012, dan tamat di SMA Negeri 11
Bulukumba tahun 2015. Pada tahun yang sama (2015), penulis melanjutkan
pendidikan pada program Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
dan selesai tahun 2019.