+ All Categories
Home > Documents > PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MATERI ...

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MATERI ...

Date post: 17-Jan-2023
Category:
Upload: khangminh22
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
10
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MATERI ORGAN PERNAPASAN MANUSIA DAN HEWAN MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE Sudarti 1 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 4, Oktober 2017 ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MATERI ORGAN PERNAPASAN MANUSIA DAN HEWAN MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE Sudarti SD Negeri 1 Kincang Rakit Banjarnegara Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini dilatar belakangi oleh masih rendahnya nilai IPA dalam materi organ pernapasan pada manusia dan hewan, serta masih rendahnya tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan kualitas pembelajaran IPA melalui model Lerning Cycle materi organ pernapasan manusia. Penelitian ini menggunakan model Spiral dari Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes dan observasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik Statistik Deskriptif Kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi alat pernapasan manusia dan hewan Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar IPA pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. © 2017 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia Kata Kunci: IPA; materi organ pernapasan manusia dan hewan; picture and picture PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan wahana untuk mengembangkan anak berpikir rasional dan ilmiah agar mencapai hasil yang maksimal. Peningkatan prestasi belajar siswa merupakan tujuan yang diikuti upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang mencakup materi cukup luas. Sains atau ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari lingkungan alam sekitar, konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses alamiah antara lain penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan-gagasan. Pembelajaran IPA di sekolah dasar (SD) bukan hanya pemberian dan penyajian materi berupa kumpulan pengetahuan, konsep, teori dan prinsip-prinsip, melainkan lebih diarahkan pada proses pembelajaran penemuan (inkuiri). Pembelajaran IPA terutama pada materi alat pernapasan manusia dan hewan merupakan materi pelajaran kelas V semester 1 yang membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam, maka dibutuhkan model pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat menguasai kompetensi yang telah ditentukan dan diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat. Alat pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung, pangkal tenggorokan, tenggorokan (trakea), dan paru-paru. Seperti halnya pada manusia, hewan juga memiliki alat pernapasan, ada beberapa jenis alat pernapasan pada hewan yang tentunya berbeda satu dan lainnya. Kucing, sapi, dan kerbau bernapas dengan paru-paru sedangkan sebagian besar jenis ikan bernapas dengan insang. Lain halnya dengan serangga yang bernapas dengan trakea (Sulistyanto, 2008). Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai ulangan harian dan ulangan akhir semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 di SD N 2 Kincang, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara terhadap mata pelajaran IPA belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70. Dari
Transcript

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MATERI ORGAN PERNAPASAN MANUSIA

DAN HEWAN MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

Sudarti

1

Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)

Vol. 2, No. 4, Oktober 2017

ISSN 2477-2240 (Media Cetak).

2477-3921 (Media Online)

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MATERI ORGAN

PERNAPASAN MANUSIA DAN HEWAN MELALUI

MODEL PICTURE AND PICTURE

Sudarti

SD Negeri 1 Kincang Rakit Banjarnegara Jawa Tengah

Abstrak

Penelitian ini dilatar belakangi oleh masih rendahnya nilai IPA dalam materi organ pernapasan

pada manusia dan hewan, serta masih rendahnya tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti proses

belajar. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan kualitas

pembelajaran IPA melalui model Lerning Cycle materi organ pernapasan manusia. Penelitian ini

menggunakan model Spiral dari Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian dilaksanakan dalam dua

siklus. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes dan observasi. Data

yang diperoleh dianalisis dengan teknik Statistik Deskriptif Kuantitatif. Berdasarkan hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa model picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA

materi alat pernapasan manusia dan hewan Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil

belajar IPA pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

© 2017 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia

Kata Kunci: IPA; materi organ pernapasan manusia dan hewan; picture and picture

PENDAHULUAN

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan wahana untuk mengembangkan anak berpikir

rasional dan ilmiah agar mencapai hasil yang maksimal. Peningkatan prestasi belajar siswa

merupakan tujuan yang diikuti upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Pelajaran IPA merupakan

salah satu mata pelajaran yang mencakup materi cukup luas. Sains atau ilmu pengetahuan alam (IPA)

merupakan ilmu yang mempelajari lingkungan alam sekitar, konsep yang terorganisasi tentang alam

sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses alamiah antara lain penyelidikan,

penyusunan, dan pengujian gagasan-gagasan. Pembelajaran IPA di sekolah dasar (SD) bukan hanya

pemberian dan penyajian materi berupa kumpulan pengetahuan, konsep, teori dan prinsip-prinsip,

melainkan lebih diarahkan pada proses pembelajaran penemuan (inkuiri).

Pembelajaran IPA terutama pada materi alat pernapasan manusia dan hewan merupakan

materi pelajaran kelas V semester 1 yang membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam, maka

dibutuhkan model pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat menguasai kompetensi yang telah

ditentukan dan diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat. Alat pernapasan pada manusia terdiri

dari rongga hidung, pangkal tenggorokan, tenggorokan (trakea), dan paru-paru. Seperti halnya pada

manusia, hewan juga memiliki alat pernapasan, ada beberapa jenis alat pernapasan pada hewan yang

tentunya berbeda satu dan lainnya. Kucing, sapi, dan kerbau bernapas dengan paru-paru sedangkan

sebagian besar jenis ikan bernapas dengan insang. Lain halnya dengan serangga yang bernapas dengan

trakea (Sulistyanto, 2008).

Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai ulangan harian dan ulangan akhir semester 1 Tahun

Pelajaran 2016/2017 di SD N 2 Kincang, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara terhadap mata

pelajaran IPA belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70. Dari

2 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 4, Oktober 2017

15 siswa yang mencapai KKM hanya 2 siswa. Demikian pula dari hasil observasi awal yang

dilaksanakan pada siswa kelas V diperoleh data bahwa masih banyak konsep Ilmu Pengetahuan Alam

belum di pahami siswa, antara lain konsep tentang organ pernapasan manusia.

Berdasarkan diskusi dengan tim kolaborasi, untuk memecahkan masalah tersebut maka

menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA menggunakan salah

satu model pembelajaran inovatif yaitu model Kooperatif tipe picture and picture. Pembelajaran kooperatif

model ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara

memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara seperti ini

diharapkan siswa mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Hasil

belajar IPA yang sangat rendah merupakan suatu permasalahan harus segera diatasi. Untuk

mengatasi masalah tersebut guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.

Kegiatan pembelajaran dapat tercipta bila guru menggunakan metode bervariasi, media pembelajaran

relevan dengan materi IPA serta menggunakan pendekatan pembelajaran. Siswa akan merasa tertarik

mempelajari IPA, mencoba dan membuktikan sendiri, sehingga akan memperkuat kemampuan

kognitifnya dengan demikian pembelajaran menjadi lebih bermakna serta tujuan pembelajaran IPA

SD dapat tercapai. Dalam memperbaiki proses pembelajaran, peneliti menetapkan pemecahan

masalah dengan menggunakan pendekatan kooperatif. Guru dalam pendekatan kooperatif menciptakan

sebuah revolusi pembelajaran di dalam kelas.

Tujuan Umum dalam penelitian ini adalah meningkatkan kualitas pembelajaran IPA melalui

model Picture and Picture materi organ pernapasan manusia

METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 yaitu

pada bulan Agustus sampai dengan November 2016. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada jam

mengajar sehingga tidak mengganggu pelajaran lainnya. Tempat penelitian adalah SD Negeri 1

Kincang, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara, pada kelas V Semester 1 Tahun Pelajaran

2016/2017. Subyek penelitian adalah siswa kelas V yang memiliki jumlah siswa 15 anak, terdiri dari

8 anak perempuan dan 7 anak laki-laki.

Prosedur Penelitian

Siklus I

1. Tahap perencanaan mencakup :

a. Menelaah materi organ pernapasan manusia beserta alat-alat pernapasan yang digunakan

manusia untuk bernapas.

b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai indikator yang telah ditetapkan dan

skenario pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Picture and picture.

c. Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar dari masing-masing bidang studi yang

bisa dipadukan.

d. Menentukan indikator dan tujuan pembelajaran bersama tim kolaborasi.

e. Menyusun RPP tematik sesuai indikator yang telah ditetapkan dengan sintaks model Picture and

picture.

f. Menyiapkan alat evaluasi yang berupa tes tertulis, dan lembar kerja siswa melalui pengamatan

proses dan hasil.

g. Membuat instrumen penelitian yaitu :

1) Lembar observasi untuk kegiatan siswa, yaitu untuk mengumpulkan data mengenai penilaian

aspek afektif dan psikomotorik siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

2) Tes tertulis sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan

kompetensi dasar dan indikator kompetensi yang telah ditentukan.

3) Menyiapkan lembar kerja siswa

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MATERI ORGAN PERNAPASAN MANUSIA

DAN HEWAN MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

Sudarti

3

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Pelaksanaan tindakan pada Siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan yaitu dilaksanakan

pada hari Rabu tanggal 14 September 2016 dan hari Kamis tanggal 15 September 2016 yang bertempat

di SD N 1 Kincang, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara.

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini mengacu pada RPP yang telah disiapkan. Berikut

ini adalah gambaran pelaksanaan tindakan pada Siklus I :

a. Guru mengkondisikan siswa agar siap melaksanakan pembelajaran.

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

c. Bertanya jawab tentang materi organ pernapasan pada manusia.

d. Siswa membaca teks pendek tentang materi bagian tubuh organ pernapasan pada manusia.

e. Siswa menjawab pertanyaan tentang teks pendek yang dibaca.

f. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar kegiatan tentang materi organ pernapasan

pada manusia.

g. Guru dan siswa bertanya jawab tentang gambar organ pernapasan pada manusia.

h. Guru menjelaskan cara menyusun gambar.

i. Guru memberikan gambar kepada siswa untuk menyusun menjadi urutan yang logis.

j. Guru menunjuk siswa ke depan kelas melaporkan hasil kerja kelompok.

k. Secara bergantian siswa memasang/mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis.

l. Guru menanyakan alasan dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

m. Guru menanamkan konsep urutan gambar sesuai kompetensi yang dicapai.

n. Siswa mengerjakan soal evaluasi.

o. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.

p. Mengakhiri pembelajaran.

3. Tahap mengamati (Observation) mencakup :

Observasi dilakukan untuk mengetahui apakah sudah ada peningkatan dari pada siklus

sebelumnya, observasi lebih difokuskan untuk mengetahui lebih dalam peningkatan dalam

pembelajaran. Observasi ini meliputi:

a. Mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran.

b. Guru mengevaluasi hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung

Aspek pengamatan dalam penelitian ini mencakup aspek pengamatan pada siswa. Adapun

aspek-aspek yang diamati terhadap aktivitas siswa adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Aspek pengamatan afektif siswa Siklus I

No Aspek yang diamati Kegiatan

1 Aspek afektif 1. Kesiapan mengikuti pelajaran

2. Minat terhadap topik pembahasan yang akan

berlangsung

3. Aktif dalam pembelajaran

4. Memperhatikan penjelasan guru

5. Kerjasama dalam kelompok

6. Berani

7. Menghargai teman

2 Aspek psikomotorik 1. Keterampilan dalam memperagakan media

model organ pernapasan manusia

2. Kecepatan dan ketepatan dalam memperagakan

media model organ pernapasan manusia

4 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 4, Oktober 2017

4. Tahap refleksi

Pada tahap refleksi ini yang dilakukan adalah mencari kemungkinan penyebab kekurangan-

kekurangan yang ada pada saat pelaksanaan penggunaan model pembelajaran Picture and picture.

Berdasarkan penyebab kekurangan yang ada selanjutnya dicari alternatif tindakan perbaikan untuk

dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Siklus II

Siklus II dilaksanakan setelah adanya refleksi dari Siklus I. Diharapkan dengan adanya Siklus

II, maka peningkatan kegiatan dan hasil belajar IPA materi organ pernapasan manusia dan hewan

dapat lebih ditingkatkan. Pelaksanaan Siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari

Rabu tanggal 21 September 2016 dan hari Kamis tanggal 22 September 2016. Berikut ini adalah

tahapan dalam pelaksanaan Siklus II yaitu :

1. Tahap Perencanaan mencakup :

a. Menelaah materi organ pernapasan hewan beserta alat-alat pernapasan yang digunakan oleh

berbagai macam hewan.

b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai indikator yang telah ditetapkan dan

skenario pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Picture and picture.

c. Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar dari masing-masing bidang studi yang bisa

dipadukan.

d. Menentukan indikator dan tujuan pembelajaran bersama tim kolaborasi.

e. Menyusun RPP tematik sesuai indikator yang telah ditetapkan dengan sintaks model Picture and

picture.

f. Menyiapkan alat evaluasi yang berupa tes tertulis, dan lembar kerja siswa melalui pengamatan

proses dan hasil.

g. Membuat instrumen penelitian yaitu :

1) Lembar observasi untuk kegiatan siswa, yaitu untuk mengumpulkan data mengenai penilaian

aspek afektif dan psikomotorik siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

2) Tes tertulis sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan

kompetensi dasar dan indikator kompetensi yang telah ditentukan.

3) Menyiapkan lembar kerja siswa

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Pelaksanaan tindakan pada Siklus II direncanakan dilakukan dalam dua kali pertemuan yaitu

dilaksanakan pada hari Senin tanggal 19 September 2016 dan hari Selasa tanggal 20 September 2016

yang bertempat di SD N 2 Kincang, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara. Pelaksanaan

pembelajaran pada siklus II ini mengacu pada RPP yang telah disiapkan. Berikut ini adalah gambaran

pelaksanaan tindakan pada Siklus II.

3. Tahap observasi atau pengamatan

Observasi dilakukan untuk mengetahui apakah sudah ada peningkatan dari pada siklus

sebelumnya, observasi lebih difokuskan untuk mengetahui lebih dalam peningkatan dalam

pembelajaran. Observasi ini meliputi:

a. Mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran.

b. Guru mengevaluasi hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung.

Aspek pengamatan dalam penelitian ini mencakup aspek pengamatan pada siswa. Adapun

aspek-aspek yang diamati terhadap aktivitas siswa adalah sebagai berikut :

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MATERI ORGAN PERNAPASAN MANUSIA

DAN HEWAN MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

Sudarti

5

Tabel 2. Aspek pengamatan afektif Siklus II

No Aspek yang diamati Kegiatan

1 Aspek afektif 1. Kesiapan mengikuti pelajaran

2. Minat terhadap topik pembahasan yang akan berlangsung

3. Aktif dalam pembelajaran

4. Memperhatikan penjelasan guru

5. Kerjasama dalam kelompok

6. Berani

7. Menghargai teman

2 Aspek psikomotorik 1. Keterampilan dalam memperagakan media model organ

pernapasan manusia.

2. Kecepatan dan ketepatan dalam memperagakan media

model organ pernapasan manusia

4. Tahap refleksi

Pada tahap refleksi ini diharapkan nilai hasil belajar siswa sudah mencapai indikator

keberhasilan yang ditetapkan sehingga penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sudah dapat

diselesaikan, meskipun masih ada beberapa kekurangan-kekurangan yang ada selama pelaksanaan

penelitian pada tahap Siklus II..

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Deskripsi Data Siklus II

Tabel 3. Rekapitulasi nilai hasil belajar Siklus II

No Klasfikasi

Ketuntasan

Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2

Frekuensi Persen Frek

uensi

Persen

1 Tuntas 11 73,33% 13 86,67 %

2 Belum tuntas 4 26,67 % 2 13,34 %

Nilai rata-rata 69,34 71,67

Tabel 4. Hasil perbandingan ketuntasan belajar Pra-Siklus, Siklus I, dan Siklus II

No Klasifikasi

Ketuntasan

Pratindakan Siklus I Siklus II

F Persen F Persen F Persen

1 Tuntas 2 12,5 % 6 37,5 % 13 86,67 %

2 Belum tuntas 14 87,5 % 10 62,5 % 2 13,34 %

Nilai rata-rata 51,5 65,93 71,67

Gambaran ketuntasan belajar pada tabel di atas dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 1. Ketuntasan belajar Pra-Siklus, Siklus I, dan Siklus II

2

14

6

10

13

2

0

5

10

15

Tuntas Belum tuntas

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

6 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 4, Oktober 2017

a. Hasil observasi penilaian aspek afektif pada Siklus II

Tabel 5. Penilaian aspek afektif pada Siklus II

No Klasifikasi penilaian Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua

Frekuensi Persen Frekuensi Persen

1 Sangat baik

(Skor 21-24) 4 26,67 % 6 40 %

2 Baik

(Skor 17-20) 7 46,66 % 5 33,33 %

3 Cukup

(Skor 13-16) 4 26,67% 4 26,67 %

4 Kurang

(Skor 8-12) 0 0 % 0 0 %

Gambar 2. Perbandingan hasil penilaian aspek afektif pada Siklus II

b. Penilaian aspek psikomotorik pada Siklus II

Tabel 6. Penilaian aspek psikomotorik pada Siklus II

No Klasifikasi penilaian Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua

Frekuensi Persen Frekuensi Persen

1 Sangat baik

(Skor 6) 4 26,67 % 5 33,33 %

2 Baik

(Skor 5) 5 33,33 % 8 53,33 %

3 Cukup

(Skor 4) 6 40 % 2 13,34 %

4 Kurang

(Skor 2-3) 0 0 % 0 0 %

Hasil perbandingan aspek psikomotorik dari kedua pertemuan pada Siklus I dapat dilihat pada

diagram batang di bawah ini:

0

1

2

3

4

5

6

7

sangat baik baik cukup kurang

4

7

4

0

6

5

4

0

pertemuan pertama

pertemuan kedua

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MATERI ORGAN PERNAPASAN MANUSIA

DAN HEWAN MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

Sudarti

7

Gambar 3. Perbandingan hasil penilaian aspek afektif pada Siklus II

2. Pembahasan

Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif

Tabel 7. Rekapitulasi ketuntasan belajar Siklus I dan Siklus II

No Klasifikasi Ketuntasan Pratindakan Siklus I Siklus II

F Persen F Persen F Persen

1 Tuntas 2 13,34 % 6 37,5 % 13 86,67 %

2 Belum tuntas 13 86,67 % 10 62,5 % 2 13,34 %

Nilai rata-rata 51,5 65,93 71,67

Berdasarkan data pada tabel di atas, terlihat bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar mengalami

kenaikan pada setiap tahapnya. Pada tahapan Pra-Siklus hanya ada 2 anak yang tuntas belajar atau

12,5 % sedangkan 14 siswa belum tuntas belajar atau dengan prosentase 87,5 %. Pada tahapan Siklus

I mengalami kenaikan yaitu jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 6 anak atau 37,5 % dan yang

belum tuntas belajar sebanyak 62,5 %. Sedangkan pada Siklus II terjadi kenaikan maksimal yaitu

jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 13 siswa atau 86,67 % dan yang belum tuntas belajar

sebanyak 2 siswa atau 12,34 %.

Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketuntasan

belajar pada siswa menurut Slameto (2010). Faktor-faktor itu berasal dari faktor internal yaitu faktor-

faktor yang berasal dari dalam diri individu. Faktor-faktor internal ini antara lain: 1) faktor jasmaniah

yang meliputi faktor kesehatan dan faktor bentuk fisik; 2) faktor psikologis yaitu keadaan psikologis

seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar, yang meliputi intelegensi, perhatian, minat,

bakat, motif, kematangan, dan kesiapan; 3) faktor kelelahan juga menjadi penentu dalam

pembelajaran di mana kelelahan mencakup kelelahan fisik dan mental. Sedangkan faktor eksternal

yang mempengaruhi belajar antara lain: 1) faktor keluarga, faktor keluarga terdiri dari cara orang tua

mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian dari

orang tua, dan latar belakang keluarga; 2) faktor sekolah, di mana faktor sekolah terdiri dari metode

mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat

pengajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah; 3) faktor masyarakat,

faktor ini terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, dan bentuk

kehidupan masyarakat.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

sangat baik baik cukup kurang

4

5

6

0

5

8

2

0

pertemuan pertama

pertemuan kedua

8 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 4, Oktober 2017

Penggunaan metode picture and picture dapat meningkatkan kemampuan belajar IPA pada kelas

V SD N 2 Kincang, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara pada Semester 1 Tahun Pelajaran

2016/2017. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Sugandi (2008) yang menyatakan bahwa

peningkatan hasil belajar merupakan refleksi keleluasaan, kedalaman, dan kekompleksitasan yang

digambarkan secara jelas serta dapat diukur dengan teknik penilaian tertentu. Untuk mengetahui

seberapa penyampaian hasil belajar yang diperoleh individu (siswa) harus dilakukan suatu penilaian.

Sedang menurut Sudjana (2004) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajar. Menurut Hamalik (2002), bila seseorang telah belajar maka

akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan

dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Hasil belajar afektif Siklus I dan Siklus II

Tabel 81. Rekapitulasi hasil belajar aspek afektif Siklus I dan Siklus II

No Kategori Keterangan Siklus I Siklus II

Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase

1 A Sangat baik 3 20 % 6 40 %

2 B Baik 7 46,67 % 5 33,33 %

3 C Cukup 5 33,33 % 4 26,67 %

4 D Kurang 0 0 % 0 0 %

JUMLAH 15 100 % 15 100 %

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pada aspek afektif terjadi kenaikan hasil yaitu pada

Siklus I dengan kategori sangat baik hanya 3 anak atau 20 % dan mengalami kenaikan pada Siklus II

menjadi 40 %; pada kategori baik Siklus I ada 7 anak atau 46,67 % dan pada Siklus II mengalami

penurunan jumlah menjadi 5 anak atau 33,33 %. Pada kategori cukup Siklus I ada 5 anak atau 33,33

% dan mengalami kenaikan pada Siklus II menjadi 4 anak atau 26, 67 %. Sedangkan untuk kategori

kurang baik pada Siklus I maupun Siklus II sudah tidak ada atau 0 %. Hal ini sesuai dengan yang

dikatakan oleh Nur (2011) yang menyatakan bahwa hasil belajar afektif berkenaan dengan sikap, nilai,

minat, perhatian, dan lain-lain. Hasil belajar pada aspek afektif timbul setelah dikuasainya hasil

belajar kognitif. Kategori hasil belajar afektif meliputi: penerimaan, penanggapan, penilaian,

pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup.

Hasil belajar psikomotorik Siklus I dan Siklus II

Tabel 9. Rekapitulasi aspek psikomotorik Siklus I dan Siklus II

No Kategori Keterangan Siklus I Siklus II

Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase

1 A Sangat baik 4 26,67 % 5 33,33 %

2 B Baik 5 33,33 % 8 53,33 %

3 C Cukup 6 40 % 2 13,34 %

4 D Kurang 0 0 % 0 0 %

JUMLAH 15 100 % 15 100

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pada aspek psikomotorik terjadi kenaikan hasil yaitu

pada Siklus I dengan kategori sangat baik ada 4 anak atau 26,67 % dan mengalami kenaikan pada

Siklus II menjadi 5 anak atau 33,33 %. Pada kategori baik, jumlah anak pada Siklus I sebanyak 5 anak

atau 33,33 % dan mengalami kenaikan pada Siklus II menjadi 8 anak atau 53,33 %. Pada kategori

cukup, jumlah anak pada Siklus I sebanyak 6 anak atau 40 % dan pada Siklus II sebanyak 2 anak atau

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MATERI ORGAN PERNAPASAN MANUSIA

DAN HEWAN MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

Sudarti

9

13,34 %. Sedangkan untuk kategori kurang baik pada Siklus I maupun Siklu II sudah tidak ada atau

0 %. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Nur (2011) yang menyatakan bahwa hasil belajar

psikomotorik berkenaan dengan keterampilan motorik. Hasil belajar psikomotorik pada umumnya

digunakan dalam pengajaran yang sifatnya praktek seperti olahraga, keterampilan, kerja

laboratorium, praktek mengajar, dan lain-lain. Kategori hasil belajar psikomotorik meliputi: persepsi,

kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, dan kreativitas. Dari

beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada

siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran dan faktor-faktor pembelajaran lainnya. Hasil belajar

siswa mencakup tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Adapun indikator hasil belajar ranah kognitif diantaranya: 1) Menyebutkan ciri-ciri makhluk

hidup, 2) Membedakan makhluk hidup dan makhluk tak hidup dengan mengamati ciri-ciri yang

dimilikinya. Adapun indikator hasil belajar ranah afektif diantaranya: 1) kesiapan siswa dalam

mengikuti pembelajaran IPA, 2) tertib pada saat pembentukan kelompok, 3) aktif menanggapi karya

teman yang telah dipresentasikan. Adapun indikator ranah psikomotorik diantaranya: 1)

mengumpulkan data dan informasi dalam upaya penyelesaian masalah, 2) melakukan kegiatan

percobaan, 3) mengembangkan karya.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model picture and picture dapat

meningkatkan hasil belajar IPA materi alat pernapasan manusia dan hewan pada siswa kelas V SD N

2 Kincang, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017.

Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar IPA pada aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Penilaian hasil kognitif atau tes tertulis memperlihatkan hasil pada tahapan Pra-Siklus

hanya ada 2 anak yang tuntas belajar atau 12,5 % sedangkan 14 siswa belum tuntas belajar atau

dengan prosentase 87,5 %. Pada tahapan Siklus I mengalami kenaikan yaitu jumlah siswa yang tuntas

belajar sebanyak 6 anak atau 37,5 % dan yang belum tuntas belajar sebanyak 62,5 %. Sedangkan pada

Siklus II terjadi kenaikan maksimal yaitu jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 13 siswa atau

86,67 % dan yang belum tuntas belajar sebanyak 2 siswa atau 12,34 %.

Penilaian pada aspek afektif memperlihatkan hasil yaitu pada Siklus I dengan kategori sangat

baik hanya 3 anak atau 20 % dan mengalami kenaikan pada Siklus II menjadi 40 %; pada kategori

baik Siklus I ada 7 anak atau 46,67 % dan pada Siklus II mengalami penurunan jumlah menjadi 5

anak atau 33,33 %. Pada kategori cukup Siklus I ada 5 anak atau 33,33 % dan mengalami kenaikan

pada Siklus II menjadi 4 anak atau 26, 67 %. Sedangkan untuk aspek psikomotorik terjadi kenaikan

hasil yaitu pada Siklus I dengan kategori sangat baik ada 4 anak atau 26,67 % dan mengalami

kenaikan pada Siklus II menjadi 5 anak atau 33,33 %. Pada kategori baik, jumlah anak pada Siklus I

sebanyak 5 anak atau 33,33 % dan mengalami kenaikan pada Siklus II menjadi 8 anak atau 53,33 %.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, Supatmo. 2000. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Aly,Abdullah. Eny Rahma.1991.

Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Aqib,Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV.

Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hartiny, Rosma. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta:Teras.

Haryanto. 2007. IPA SD Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.

Kastolani. 2014. Model Pembelajaran Inovatif Teori dan Aplikasi. Salat iga:STAIN Salat iga Pres.

Mudjijo. 1995. Tes Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja RosdaKarya.

Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya.

10 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 4, Oktober 2017

Silaban, Permin. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Jakarta: PT. Kloang Putra Timur.

Somadayo,Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sriyanti, dkk. 2009. Teori-teori Belajar. Salat iga: STAIN Salat iga Press.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Widoyoko, Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis bagi Pendidik dan Calon Pendidik.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Winkel, WS. 1996. Psikologi Pendidikan.Jakarta: Gramedia.

Ngazizah, Nur. 2011. Penerapan Model Picture and picture untuk Meningkatkan

Prestasi Belajar Materi Peluang Siswa Kelas XI MA At-Tauhid Sidoresno,


Recommended