Date post: | 17-Jan-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | khangminh22 |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MATERI ORGAN PERNAPASAN MANUSIA
DAN HEWAN MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE
Sudarti
1
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)
Vol. 2, No. 4, Oktober 2017
ISSN 2477-2240 (Media Cetak).
2477-3921 (Media Online)
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MATERI ORGAN
PERNAPASAN MANUSIA DAN HEWAN MELALUI
MODEL PICTURE AND PICTURE
Sudarti
SD Negeri 1 Kincang Rakit Banjarnegara Jawa Tengah
Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi oleh masih rendahnya nilai IPA dalam materi organ pernapasan
pada manusia dan hewan, serta masih rendahnya tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti proses
belajar. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan kualitas
pembelajaran IPA melalui model Lerning Cycle materi organ pernapasan manusia. Penelitian ini
menggunakan model Spiral dari Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian dilaksanakan dalam dua
siklus. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes dan observasi. Data
yang diperoleh dianalisis dengan teknik Statistik Deskriptif Kuantitatif. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa model picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA
materi alat pernapasan manusia dan hewan Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil
belajar IPA pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
© 2017 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia
Kata Kunci: IPA; materi organ pernapasan manusia dan hewan; picture and picture
PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan wahana untuk mengembangkan anak berpikir
rasional dan ilmiah agar mencapai hasil yang maksimal. Peningkatan prestasi belajar siswa
merupakan tujuan yang diikuti upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Pelajaran IPA merupakan
salah satu mata pelajaran yang mencakup materi cukup luas. Sains atau ilmu pengetahuan alam (IPA)
merupakan ilmu yang mempelajari lingkungan alam sekitar, konsep yang terorganisasi tentang alam
sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses alamiah antara lain penyelidikan,
penyusunan, dan pengujian gagasan-gagasan. Pembelajaran IPA di sekolah dasar (SD) bukan hanya
pemberian dan penyajian materi berupa kumpulan pengetahuan, konsep, teori dan prinsip-prinsip,
melainkan lebih diarahkan pada proses pembelajaran penemuan (inkuiri).
Pembelajaran IPA terutama pada materi alat pernapasan manusia dan hewan merupakan
materi pelajaran kelas V semester 1 yang membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam, maka
dibutuhkan model pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat menguasai kompetensi yang telah
ditentukan dan diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat. Alat pernapasan pada manusia terdiri
dari rongga hidung, pangkal tenggorokan, tenggorokan (trakea), dan paru-paru. Seperti halnya pada
manusia, hewan juga memiliki alat pernapasan, ada beberapa jenis alat pernapasan pada hewan yang
tentunya berbeda satu dan lainnya. Kucing, sapi, dan kerbau bernapas dengan paru-paru sedangkan
sebagian besar jenis ikan bernapas dengan insang. Lain halnya dengan serangga yang bernapas dengan
trakea (Sulistyanto, 2008).
Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai ulangan harian dan ulangan akhir semester 1 Tahun
Pelajaran 2016/2017 di SD N 2 Kincang, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara terhadap mata
pelajaran IPA belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70. Dari
2 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 4, Oktober 2017
15 siswa yang mencapai KKM hanya 2 siswa. Demikian pula dari hasil observasi awal yang
dilaksanakan pada siswa kelas V diperoleh data bahwa masih banyak konsep Ilmu Pengetahuan Alam
belum di pahami siswa, antara lain konsep tentang organ pernapasan manusia.
Berdasarkan diskusi dengan tim kolaborasi, untuk memecahkan masalah tersebut maka
menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA menggunakan salah
satu model pembelajaran inovatif yaitu model Kooperatif tipe picture and picture. Pembelajaran kooperatif
model ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara seperti ini
diharapkan siswa mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Hasil
belajar IPA yang sangat rendah merupakan suatu permasalahan harus segera diatasi. Untuk
mengatasi masalah tersebut guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Kegiatan pembelajaran dapat tercipta bila guru menggunakan metode bervariasi, media pembelajaran
relevan dengan materi IPA serta menggunakan pendekatan pembelajaran. Siswa akan merasa tertarik
mempelajari IPA, mencoba dan membuktikan sendiri, sehingga akan memperkuat kemampuan
kognitifnya dengan demikian pembelajaran menjadi lebih bermakna serta tujuan pembelajaran IPA
SD dapat tercapai. Dalam memperbaiki proses pembelajaran, peneliti menetapkan pemecahan
masalah dengan menggunakan pendekatan kooperatif. Guru dalam pendekatan kooperatif menciptakan
sebuah revolusi pembelajaran di dalam kelas.
Tujuan Umum dalam penelitian ini adalah meningkatkan kualitas pembelajaran IPA melalui
model Picture and Picture materi organ pernapasan manusia
METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 yaitu
pada bulan Agustus sampai dengan November 2016. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada jam
mengajar sehingga tidak mengganggu pelajaran lainnya. Tempat penelitian adalah SD Negeri 1
Kincang, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara, pada kelas V Semester 1 Tahun Pelajaran
2016/2017. Subyek penelitian adalah siswa kelas V yang memiliki jumlah siswa 15 anak, terdiri dari
8 anak perempuan dan 7 anak laki-laki.
Prosedur Penelitian
Siklus I
1. Tahap perencanaan mencakup :
a. Menelaah materi organ pernapasan manusia beserta alat-alat pernapasan yang digunakan
manusia untuk bernapas.
b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai indikator yang telah ditetapkan dan
skenario pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Picture and picture.
c. Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar dari masing-masing bidang studi yang
bisa dipadukan.
d. Menentukan indikator dan tujuan pembelajaran bersama tim kolaborasi.
e. Menyusun RPP tematik sesuai indikator yang telah ditetapkan dengan sintaks model Picture and
picture.
f. Menyiapkan alat evaluasi yang berupa tes tertulis, dan lembar kerja siswa melalui pengamatan
proses dan hasil.
g. Membuat instrumen penelitian yaitu :
1) Lembar observasi untuk kegiatan siswa, yaitu untuk mengumpulkan data mengenai penilaian
aspek afektif dan psikomotorik siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
2) Tes tertulis sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan
kompetensi dasar dan indikator kompetensi yang telah ditentukan.
3) Menyiapkan lembar kerja siswa
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MATERI ORGAN PERNAPASAN MANUSIA
DAN HEWAN MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE
Sudarti
3
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pelaksanaan tindakan pada Siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan yaitu dilaksanakan
pada hari Rabu tanggal 14 September 2016 dan hari Kamis tanggal 15 September 2016 yang bertempat
di SD N 1 Kincang, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini mengacu pada RPP yang telah disiapkan. Berikut
ini adalah gambaran pelaksanaan tindakan pada Siklus I :
a. Guru mengkondisikan siswa agar siap melaksanakan pembelajaran.
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
c. Bertanya jawab tentang materi organ pernapasan pada manusia.
d. Siswa membaca teks pendek tentang materi bagian tubuh organ pernapasan pada manusia.
e. Siswa menjawab pertanyaan tentang teks pendek yang dibaca.
f. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar kegiatan tentang materi organ pernapasan
pada manusia.
g. Guru dan siswa bertanya jawab tentang gambar organ pernapasan pada manusia.
h. Guru menjelaskan cara menyusun gambar.
i. Guru memberikan gambar kepada siswa untuk menyusun menjadi urutan yang logis.
j. Guru menunjuk siswa ke depan kelas melaporkan hasil kerja kelompok.
k. Secara bergantian siswa memasang/mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis.
l. Guru menanyakan alasan dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
m. Guru menanamkan konsep urutan gambar sesuai kompetensi yang dicapai.
n. Siswa mengerjakan soal evaluasi.
o. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.
p. Mengakhiri pembelajaran.
3. Tahap mengamati (Observation) mencakup :
Observasi dilakukan untuk mengetahui apakah sudah ada peningkatan dari pada siklus
sebelumnya, observasi lebih difokuskan untuk mengetahui lebih dalam peningkatan dalam
pembelajaran. Observasi ini meliputi:
a. Mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran.
b. Guru mengevaluasi hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung
Aspek pengamatan dalam penelitian ini mencakup aspek pengamatan pada siswa. Adapun
aspek-aspek yang diamati terhadap aktivitas siswa adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Aspek pengamatan afektif siswa Siklus I
No Aspek yang diamati Kegiatan
1 Aspek afektif 1. Kesiapan mengikuti pelajaran
2. Minat terhadap topik pembahasan yang akan
berlangsung
3. Aktif dalam pembelajaran
4. Memperhatikan penjelasan guru
5. Kerjasama dalam kelompok
6. Berani
7. Menghargai teman
2 Aspek psikomotorik 1. Keterampilan dalam memperagakan media
model organ pernapasan manusia
2. Kecepatan dan ketepatan dalam memperagakan
media model organ pernapasan manusia
4 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 4, Oktober 2017
4. Tahap refleksi
Pada tahap refleksi ini yang dilakukan adalah mencari kemungkinan penyebab kekurangan-
kekurangan yang ada pada saat pelaksanaan penggunaan model pembelajaran Picture and picture.
Berdasarkan penyebab kekurangan yang ada selanjutnya dicari alternatif tindakan perbaikan untuk
dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Siklus II
Siklus II dilaksanakan setelah adanya refleksi dari Siklus I. Diharapkan dengan adanya Siklus
II, maka peningkatan kegiatan dan hasil belajar IPA materi organ pernapasan manusia dan hewan
dapat lebih ditingkatkan. Pelaksanaan Siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari
Rabu tanggal 21 September 2016 dan hari Kamis tanggal 22 September 2016. Berikut ini adalah
tahapan dalam pelaksanaan Siklus II yaitu :
1. Tahap Perencanaan mencakup :
a. Menelaah materi organ pernapasan hewan beserta alat-alat pernapasan yang digunakan oleh
berbagai macam hewan.
b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai indikator yang telah ditetapkan dan
skenario pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Picture and picture.
c. Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar dari masing-masing bidang studi yang bisa
dipadukan.
d. Menentukan indikator dan tujuan pembelajaran bersama tim kolaborasi.
e. Menyusun RPP tematik sesuai indikator yang telah ditetapkan dengan sintaks model Picture and
picture.
f. Menyiapkan alat evaluasi yang berupa tes tertulis, dan lembar kerja siswa melalui pengamatan
proses dan hasil.
g. Membuat instrumen penelitian yaitu :
1) Lembar observasi untuk kegiatan siswa, yaitu untuk mengumpulkan data mengenai penilaian
aspek afektif dan psikomotorik siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
2) Tes tertulis sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan
kompetensi dasar dan indikator kompetensi yang telah ditentukan.
3) Menyiapkan lembar kerja siswa
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pelaksanaan tindakan pada Siklus II direncanakan dilakukan dalam dua kali pertemuan yaitu
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 19 September 2016 dan hari Selasa tanggal 20 September 2016
yang bertempat di SD N 2 Kincang, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara. Pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II ini mengacu pada RPP yang telah disiapkan. Berikut ini adalah gambaran
pelaksanaan tindakan pada Siklus II.
3. Tahap observasi atau pengamatan
Observasi dilakukan untuk mengetahui apakah sudah ada peningkatan dari pada siklus
sebelumnya, observasi lebih difokuskan untuk mengetahui lebih dalam peningkatan dalam
pembelajaran. Observasi ini meliputi:
a. Mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran.
b. Guru mengevaluasi hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung.
Aspek pengamatan dalam penelitian ini mencakup aspek pengamatan pada siswa. Adapun
aspek-aspek yang diamati terhadap aktivitas siswa adalah sebagai berikut :
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MATERI ORGAN PERNAPASAN MANUSIA
DAN HEWAN MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE
Sudarti
5
Tabel 2. Aspek pengamatan afektif Siklus II
No Aspek yang diamati Kegiatan
1 Aspek afektif 1. Kesiapan mengikuti pelajaran
2. Minat terhadap topik pembahasan yang akan berlangsung
3. Aktif dalam pembelajaran
4. Memperhatikan penjelasan guru
5. Kerjasama dalam kelompok
6. Berani
7. Menghargai teman
2 Aspek psikomotorik 1. Keterampilan dalam memperagakan media model organ
pernapasan manusia.
2. Kecepatan dan ketepatan dalam memperagakan media
model organ pernapasan manusia
4. Tahap refleksi
Pada tahap refleksi ini diharapkan nilai hasil belajar siswa sudah mencapai indikator
keberhasilan yang ditetapkan sehingga penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sudah dapat
diselesaikan, meskipun masih ada beberapa kekurangan-kekurangan yang ada selama pelaksanaan
penelitian pada tahap Siklus II..
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Deskripsi Data Siklus II
Tabel 3. Rekapitulasi nilai hasil belajar Siklus II
No Klasfikasi
Ketuntasan
Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2
Frekuensi Persen Frek
uensi
Persen
1 Tuntas 11 73,33% 13 86,67 %
2 Belum tuntas 4 26,67 % 2 13,34 %
Nilai rata-rata 69,34 71,67
Tabel 4. Hasil perbandingan ketuntasan belajar Pra-Siklus, Siklus I, dan Siklus II
No Klasifikasi
Ketuntasan
Pratindakan Siklus I Siklus II
F Persen F Persen F Persen
1 Tuntas 2 12,5 % 6 37,5 % 13 86,67 %
2 Belum tuntas 14 87,5 % 10 62,5 % 2 13,34 %
Nilai rata-rata 51,5 65,93 71,67
Gambaran ketuntasan belajar pada tabel di atas dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 1. Ketuntasan belajar Pra-Siklus, Siklus I, dan Siklus II
2
14
6
10
13
2
0
5
10
15
Tuntas Belum tuntas
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
6 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 4, Oktober 2017
a. Hasil observasi penilaian aspek afektif pada Siklus II
Tabel 5. Penilaian aspek afektif pada Siklus II
No Klasifikasi penilaian Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua
Frekuensi Persen Frekuensi Persen
1 Sangat baik
(Skor 21-24) 4 26,67 % 6 40 %
2 Baik
(Skor 17-20) 7 46,66 % 5 33,33 %
3 Cukup
(Skor 13-16) 4 26,67% 4 26,67 %
4 Kurang
(Skor 8-12) 0 0 % 0 0 %
Gambar 2. Perbandingan hasil penilaian aspek afektif pada Siklus II
b. Penilaian aspek psikomotorik pada Siklus II
Tabel 6. Penilaian aspek psikomotorik pada Siklus II
No Klasifikasi penilaian Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua
Frekuensi Persen Frekuensi Persen
1 Sangat baik
(Skor 6) 4 26,67 % 5 33,33 %
2 Baik
(Skor 5) 5 33,33 % 8 53,33 %
3 Cukup
(Skor 4) 6 40 % 2 13,34 %
4 Kurang
(Skor 2-3) 0 0 % 0 0 %
Hasil perbandingan aspek psikomotorik dari kedua pertemuan pada Siklus I dapat dilihat pada
diagram batang di bawah ini:
0
1
2
3
4
5
6
7
sangat baik baik cukup kurang
4
7
4
0
6
5
4
0
pertemuan pertama
pertemuan kedua
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MATERI ORGAN PERNAPASAN MANUSIA
DAN HEWAN MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE
Sudarti
7
Gambar 3. Perbandingan hasil penilaian aspek afektif pada Siklus II
2. Pembahasan
Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif
Tabel 7. Rekapitulasi ketuntasan belajar Siklus I dan Siklus II
No Klasifikasi Ketuntasan Pratindakan Siklus I Siklus II
F Persen F Persen F Persen
1 Tuntas 2 13,34 % 6 37,5 % 13 86,67 %
2 Belum tuntas 13 86,67 % 10 62,5 % 2 13,34 %
Nilai rata-rata 51,5 65,93 71,67
Berdasarkan data pada tabel di atas, terlihat bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar mengalami
kenaikan pada setiap tahapnya. Pada tahapan Pra-Siklus hanya ada 2 anak yang tuntas belajar atau
12,5 % sedangkan 14 siswa belum tuntas belajar atau dengan prosentase 87,5 %. Pada tahapan Siklus
I mengalami kenaikan yaitu jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 6 anak atau 37,5 % dan yang
belum tuntas belajar sebanyak 62,5 %. Sedangkan pada Siklus II terjadi kenaikan maksimal yaitu
jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 13 siswa atau 86,67 % dan yang belum tuntas belajar
sebanyak 2 siswa atau 12,34 %.
Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketuntasan
belajar pada siswa menurut Slameto (2010). Faktor-faktor itu berasal dari faktor internal yaitu faktor-
faktor yang berasal dari dalam diri individu. Faktor-faktor internal ini antara lain: 1) faktor jasmaniah
yang meliputi faktor kesehatan dan faktor bentuk fisik; 2) faktor psikologis yaitu keadaan psikologis
seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar, yang meliputi intelegensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan, dan kesiapan; 3) faktor kelelahan juga menjadi penentu dalam
pembelajaran di mana kelelahan mencakup kelelahan fisik dan mental. Sedangkan faktor eksternal
yang mempengaruhi belajar antara lain: 1) faktor keluarga, faktor keluarga terdiri dari cara orang tua
mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian dari
orang tua, dan latar belakang keluarga; 2) faktor sekolah, di mana faktor sekolah terdiri dari metode
mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pengajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah; 3) faktor masyarakat,
faktor ini terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, dan bentuk
kehidupan masyarakat.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
sangat baik baik cukup kurang
4
5
6
0
5
8
2
0
pertemuan pertama
pertemuan kedua
8 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 4, Oktober 2017
Penggunaan metode picture and picture dapat meningkatkan kemampuan belajar IPA pada kelas
V SD N 2 Kincang, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara pada Semester 1 Tahun Pelajaran
2016/2017. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Sugandi (2008) yang menyatakan bahwa
peningkatan hasil belajar merupakan refleksi keleluasaan, kedalaman, dan kekompleksitasan yang
digambarkan secara jelas serta dapat diukur dengan teknik penilaian tertentu. Untuk mengetahui
seberapa penyampaian hasil belajar yang diperoleh individu (siswa) harus dilakukan suatu penilaian.
Sedang menurut Sudjana (2004) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajar. Menurut Hamalik (2002), bila seseorang telah belajar maka
akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan
dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Hasil belajar afektif Siklus I dan Siklus II
Tabel 81. Rekapitulasi hasil belajar aspek afektif Siklus I dan Siklus II
No Kategori Keterangan Siklus I Siklus II
Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase
1 A Sangat baik 3 20 % 6 40 %
2 B Baik 7 46,67 % 5 33,33 %
3 C Cukup 5 33,33 % 4 26,67 %
4 D Kurang 0 0 % 0 0 %
JUMLAH 15 100 % 15 100 %
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pada aspek afektif terjadi kenaikan hasil yaitu pada
Siklus I dengan kategori sangat baik hanya 3 anak atau 20 % dan mengalami kenaikan pada Siklus II
menjadi 40 %; pada kategori baik Siklus I ada 7 anak atau 46,67 % dan pada Siklus II mengalami
penurunan jumlah menjadi 5 anak atau 33,33 %. Pada kategori cukup Siklus I ada 5 anak atau 33,33
% dan mengalami kenaikan pada Siklus II menjadi 4 anak atau 26, 67 %. Sedangkan untuk kategori
kurang baik pada Siklus I maupun Siklus II sudah tidak ada atau 0 %. Hal ini sesuai dengan yang
dikatakan oleh Nur (2011) yang menyatakan bahwa hasil belajar afektif berkenaan dengan sikap, nilai,
minat, perhatian, dan lain-lain. Hasil belajar pada aspek afektif timbul setelah dikuasainya hasil
belajar kognitif. Kategori hasil belajar afektif meliputi: penerimaan, penanggapan, penilaian,
pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup.
Hasil belajar psikomotorik Siklus I dan Siklus II
Tabel 9. Rekapitulasi aspek psikomotorik Siklus I dan Siklus II
No Kategori Keterangan Siklus I Siklus II
Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase
1 A Sangat baik 4 26,67 % 5 33,33 %
2 B Baik 5 33,33 % 8 53,33 %
3 C Cukup 6 40 % 2 13,34 %
4 D Kurang 0 0 % 0 0 %
JUMLAH 15 100 % 15 100
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pada aspek psikomotorik terjadi kenaikan hasil yaitu
pada Siklus I dengan kategori sangat baik ada 4 anak atau 26,67 % dan mengalami kenaikan pada
Siklus II menjadi 5 anak atau 33,33 %. Pada kategori baik, jumlah anak pada Siklus I sebanyak 5 anak
atau 33,33 % dan mengalami kenaikan pada Siklus II menjadi 8 anak atau 53,33 %. Pada kategori
cukup, jumlah anak pada Siklus I sebanyak 6 anak atau 40 % dan pada Siklus II sebanyak 2 anak atau
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MATERI ORGAN PERNAPASAN MANUSIA
DAN HEWAN MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE
Sudarti
9
13,34 %. Sedangkan untuk kategori kurang baik pada Siklus I maupun Siklu II sudah tidak ada atau
0 %. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Nur (2011) yang menyatakan bahwa hasil belajar
psikomotorik berkenaan dengan keterampilan motorik. Hasil belajar psikomotorik pada umumnya
digunakan dalam pengajaran yang sifatnya praktek seperti olahraga, keterampilan, kerja
laboratorium, praktek mengajar, dan lain-lain. Kategori hasil belajar psikomotorik meliputi: persepsi,
kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, dan kreativitas. Dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada
siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran dan faktor-faktor pembelajaran lainnya. Hasil belajar
siswa mencakup tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Adapun indikator hasil belajar ranah kognitif diantaranya: 1) Menyebutkan ciri-ciri makhluk
hidup, 2) Membedakan makhluk hidup dan makhluk tak hidup dengan mengamati ciri-ciri yang
dimilikinya. Adapun indikator hasil belajar ranah afektif diantaranya: 1) kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran IPA, 2) tertib pada saat pembentukan kelompok, 3) aktif menanggapi karya
teman yang telah dipresentasikan. Adapun indikator ranah psikomotorik diantaranya: 1)
mengumpulkan data dan informasi dalam upaya penyelesaian masalah, 2) melakukan kegiatan
percobaan, 3) mengembangkan karya.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model picture and picture dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi alat pernapasan manusia dan hewan pada siswa kelas V SD N
2 Kincang, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar IPA pada aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Penilaian hasil kognitif atau tes tertulis memperlihatkan hasil pada tahapan Pra-Siklus
hanya ada 2 anak yang tuntas belajar atau 12,5 % sedangkan 14 siswa belum tuntas belajar atau
dengan prosentase 87,5 %. Pada tahapan Siklus I mengalami kenaikan yaitu jumlah siswa yang tuntas
belajar sebanyak 6 anak atau 37,5 % dan yang belum tuntas belajar sebanyak 62,5 %. Sedangkan pada
Siklus II terjadi kenaikan maksimal yaitu jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 13 siswa atau
86,67 % dan yang belum tuntas belajar sebanyak 2 siswa atau 12,34 %.
Penilaian pada aspek afektif memperlihatkan hasil yaitu pada Siklus I dengan kategori sangat
baik hanya 3 anak atau 20 % dan mengalami kenaikan pada Siklus II menjadi 40 %; pada kategori
baik Siklus I ada 7 anak atau 46,67 % dan pada Siklus II mengalami penurunan jumlah menjadi 5
anak atau 33,33 %. Pada kategori cukup Siklus I ada 5 anak atau 33,33 % dan mengalami kenaikan
pada Siklus II menjadi 4 anak atau 26, 67 %. Sedangkan untuk aspek psikomotorik terjadi kenaikan
hasil yaitu pada Siklus I dengan kategori sangat baik ada 4 anak atau 26,67 % dan mengalami
kenaikan pada Siklus II menjadi 5 anak atau 33,33 %. Pada kategori baik, jumlah anak pada Siklus I
sebanyak 5 anak atau 33,33 % dan mengalami kenaikan pada Siklus II menjadi 8 anak atau 53,33 %.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Supatmo. 2000. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Aly,Abdullah. Eny Rahma.1991.
Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Aqib,Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV.
Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hartiny, Rosma. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta:Teras.
Haryanto. 2007. IPA SD Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.
Kastolani. 2014. Model Pembelajaran Inovatif Teori dan Aplikasi. Salat iga:STAIN Salat iga Pres.
Mudjijo. 1995. Tes Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja RosdaKarya.
Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya.
10 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 4, Oktober 2017
Silaban, Permin. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: PT. Kloang Putra Timur.
Somadayo,Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sriyanti, dkk. 2009. Teori-teori Belajar. Salat iga: STAIN Salat iga Press.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Widoyoko, Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis bagi Pendidik dan Calon Pendidik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Winkel, WS. 1996. Psikologi Pendidikan.Jakarta: Gramedia.
Ngazizah, Nur. 2011. Penerapan Model Picture and picture untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Materi Peluang Siswa Kelas XI MA At-Tauhid Sidoresno,