+ All Categories
Home > Documents > PENYULUH Edisi Jubileum GBI.pdf - Berita Bethel

PENYULUH Edisi Jubileum GBI.pdf - Berita Bethel

Date post: 07-Jan-2023
Category:
Upload: khangminh22
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
79
Transcript

RIS Hospital melayani:Kamar Bersalin - Rawat Inap Anak

Rawat Inap Dewasa - Bedah & Penyakit Dalam Poli Umum - Poli Gigi - Radiologi

Laboratorium - UGD 24 Jam

Jl Lengkong Gudang Timur Raya, No. 777, BSD City - Tangerang Selatan, Banten - Indonesia

Tel: 621-29660954-56 - Fax: 621-29660954Email : [email protected] - Web: www.rishospital.org

Selamat Ulang Tahun GBI ke-50

Selamat Ulang Tahun GBI ke-50

Pdt. Dr Rubin Adi AbrahamSehatiMenuntaskan Amanat Agung

02

Sejarah Hymne GBI30

Pdt. dr. Josafat Mesach, M.ThPenyuluh Digital06

32

08Amos HoseaTantangan dan PeluangPekerjaan Misi

12

Lahirnya GBI di Sumatera Utara, Maluku, Jawa Timur, Papua dan Australia

16

Pdt. Timotius Sutomo, MA., MM.EdSejarah Logo GBI28

Laporan Departemen BPH GBI40

Dr. Rode Rini

Pdt. dr. Josafat Mesach, M.Th

Paul Titihalawa

Langkah Baru APB

Menjadi Saksi Kristus

50 Tahun GBIMerawat Mimpi Pdt. H.L. Senduk

Staf BPHDari Masa ke Masa

Perkenalan Staf BPH GBI

Ucapan Jubileum GBI

66

70

72

Ladang MisiMisi di Suku Wana Sulawesi TengahPelayanan ke Suku Asmat, Papua

38

74

52

ALAMAT REDAKSI:Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 65Cempaka Putih TimurJakarta Pusat - 10510Tel. 021-4280 3664Fax. 021-4280 3786www.sinodegbi.or.id

Cover Story50 tahun GBI Sehati Menuntaskan Amanat Agung.

No. REKENING BPH GBI:BCA Cab. K.S. Tubun :a/n. BPSinode GBINo. rek. 526-030018-2BRI Cab. Kelapa Gading : a/n. Gereja Bethel Indonesia (BPH GBI)No. rek. 0416-01-00027530-9CIMB Niaga Cab. Melawai :a/n. BPH GBI No. rek. 402-01-00355-00-6Wesel Pos : BPH GBI Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 65Cempaka Putih TimurJakarta Pusat - 10510

PENERBIT

Badan Pekerja HarianGereja Bethel Indonesia

IZIN TERBIT

No. 1004/Ditjen PP.6/STT/1993

PENDIRI

Pdt. DR. H. L. Senduk

PENASIHAT

Pdt. Dr. Rubin Adi AbrahamPdt. dr. Josafat Mesach, M.ThPdt. Dr. Heru CahyonoPdt. Naftali Untung, M.ThPdt. Jauhar Wahyudi, M.ThPdt. Himawan LeenardoPdt. Ir. Suwito H. HartantoPdt. Gilbert LumoindongPdt. Ir. Epafras Djohan Handojo, M.ThPdt. Dr. Yonathan WiryohadiPdt. Hengky So, M.ThPdt. Juan Mogi, MAPdt. Josia Abdisaputera, M.ThPdt. Dr. Ronny Daud Simeon

PEMIMPIN REDAKSI

Pdt. Naftali Untung, M.Th

TIM REDAKSI

Pdp. Ina Vera Tobing Dr. Rode RiniDebbie Raprap R.Cynthia TomasoaPdp. Soelispramboedie, S.Th, S.Pd.k, CBC.

KORESPONDEN

BPD-BPD se-Indonesia

TEAMPENYULUH

Shalom,

Tepat 6 Oktober 2020 Gereja Bethel Indonesia merayakan Ulang Tahun Jubelium ke-50. Kita bersyukur sejak tahun 1970 Tuhan telah memimpin GBI dan di momen yang sangat istimewa ini, Penyuluh boleh kembali hadir di tengah-tengah kita setelah kurang lebih dua tahun tidak terbit.

Untuk penerbitan kali ini, Penyuluh hadir dengan Edisi Digital dan bisa di akses di media sosial. Penyuluh Digital kali ini terbit di bulan Oktober yang merupakan bulan sejarah lahirnya GBI dan di bulan ini juga adalah Bulan Misi, untuk itu selain menyajikan berita-berita berkaitan dengan sejarah GBI, ucapan-ucapan Selamat HUT, kegiatan BPH GBI, program-program departemen, redaksi juga menyajikan artikel-artikel dari ladang misi.

Kami berharap, dengan hadirnya Penyuluh Digital ini dapat memberikan informasi dan materi pembelajaran dari BPH GBI bisa tersampaikan dengan baik, sehingga pekerjaan Tuhan melalui GBI di seluruh dunia boleh menjadi berkat bagi kita semua. Dan jika ada masukan serta saran, bisa disampaikan ke redaksi.

Redaksi Penyuluh Digital, menyampaikan “Selamat Ulang Tahun Jubelium GBI ke-50”. Sehati menuntaskan Amanat Agung. Tuhan memberkati! Pdt. Naftali Untung, M.Th.

UNTUK KALANGAN SENDIRI

DAFTAR ISI

Pdt. F. Irwan WidjajaMisi dalam Masa Pandemi

Menuntaskan Amanat Agung

Sehati

Pdt. Naftali Untung, M.Th

| 1

Kita bersyukur untuk anugerah Tuhan itu, tapi kita juga ingin mencapai target kuantitatif yaitu 10.000 jemaat (gereja lokal) GBI, disamping target kualitatif tentunya, yaitu dewasa rohani menjadi serupa seperti Yesus Kristus. Bagaimana caranya? Tentunya dengan menuntaskan Amanat Agung Yesus dalam Matius 28:19-20, yaitu menjadikan semua bangsa sebagai murid Kristus.desa tidak bisa melakukannya karena gagap teknologi, jaringan internet buruk, dan kendala lainnya.

SEHATIMenuntaskan

Amanat Agung

Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham,Ketua Umum BPH GBI

2 |

>>

Upaya penuntasan Amanat Agung Yesus itu tampaknya agak terhambat oleh munculnya pandemi virus covid-19 yang merebak ke seluruh dunia dan menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit, kerugian ekonomi yang sangat hebat dan dampak buruk lainnya. Sejak pertengahan Maret 2020, Presiden Ir. Joko Widodo mengumumkan agar masyarakat belajar, bekerja dan beribadah di rumah. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah meluasnya penularan virus corona. Sejak saat itu jemaat tidak bisa beribadah di gedung gereja. Sebagian gereja membuat siaran online untuk jemaatnya, namun banyak gereja di desa tidak bisa melakukannya karena gagap teknologi, jaringan internet buruk, dan kendala lainnya.

Menjelang pertengahan Mei 2020 di Indonesia muncul wacana “new normal” atau adaptasi kebiasaan baru, yaitu hidup berdampingan dengan corona. Ini adalah kebijakan Pemerintah untuk membuka kembali aktivitas ekonomi, sosial dan kegiatan publik secara terbatas untuk menyelamatkan perekonomian negara dan warganya. Tentu aktivitas ini dibarengi dengan protokol kesehatan ketat, seperti penyemprotan disinfektan, memakai masker, menjaga jarak atau social distancing, mencuci tangan dengan sabun, dan sebagainya. Tapi ternyata “new normal” ini tidak berjalan mulus karena banyak masyarakat yang tidak disiplin. Akibatnya perkantoran, toko/mal, tempat hiburan, bahkan gereja seringkali harus buka-tutup ketika misalnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan.

Dalam situasi seperti ini banyak orang bertanya, apakah covid-19 ini adalah tanda akhir zaman atau tanda bahwa Tuhan akan segera datang kembali? Tentu kita harus selalu bersiap sedia karena Tuhan bisa datang kapan saja Dia mau. Namun, sebelum kedatangan-Nya kembali masih ada beberapa tanda yang harus

digenapi, diantaranya seperti yang dicatat dalam Matius 24:14, “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” Jadi, kita menunggu-nunggu kapan Tuhan Yesus akan datang kembali, padahal Tuhan Yesus juga sedang menunggu-nunggu kita untuk memberitakan Injil, sebab Dia belum akan datang sebelum Matius 24:14 tadi digenapi. Disinilah pentingnya kita menuntaskan amanat agung Yesus untuk menjadikan semua bangsa menjadi murid Kristus (Mat. 28:19-20).

Alkitab mendorong kita untuk selalu memberitakan firman, siap sedia baik atau tidak baik waktunya (2 Tim. 4:2). Justru di saat pandemi ini, di mana banyak orang stress karena takut mati kena virus, atau menguatirkan kondisi keuangan dan masa depannya, mereka sangat terbuka kepada kabar baik dari Injil yang membawa pengharapan, bukan hanya untuk hidup kini dan disini, melainkan juga dalam kekekalan. Dengan demikian mestinya pandemi ini tidak menghalangi kita menuntaskan Amanat Agung Yesus, sebaliknya mendorong kita lebih giat memberitakan Injil.

Ada beberapa hal di masa ini yang bisa dilakukan untuk menuntaskan Amanat Agung Yesus Kristus antara lain:

Pertama, MEMURIDKAN KELUARGA DAN JEMAAT

Pandemi covid-19 menimbulkan disrupsi (gangguan) khususnya bagi gereja. Gereja ibaratnya mengalami gempa 10 skala Richer yang mengguncang semua sendinya, yang tidak mungkin balik lagi pada masa “old normal”. Untuk itu pemimpin gereja harus cepat tanggap dan bisa mengantisipasi perubahan di masa new normal ini, antara lain: melakukan ibadah yang bukan berpusat di gedung gereja tapi di rumah-rumah,

3| 3

>>>>

seperti halnya jemaat mula-mula (Kis. 2:46, 5:42). Untuk itu penting sekali pemimpin gereja melengkapi anggota jemaatnya agar bisa melakukan mezbah keluarga di rumah-rumah, apalagi pemerintah tetap menghimbau kelompok usia yang rentan terjangkit virus penyakit, yaitu anak dan lanjut usia untuk tidak beribadah di gedung gereja. Setiap ayah harus diajar fungsinya sebagai imam dalam keluarga, sedangkan istri menjadi penolong. Badan Pekerja Harian (BPH) GBI telah membuat panduan mezbah keluarga dan ibadah keluarga mingguan secara offline, yang membantu proses pemuridan itu bisa terjadi. Dengan pemuridan diharapkan setiap orang akan lebih mengenal Tuhan lewat firman-Nya dan doa, mulai melayani satu sama lain, dan dibentuk karakternya menjadi lebih serupa dengan Kristus. Yang pertama harus dimuridkan adalah keluarga, baru kemudian jemaat melalui kelompok sel. Pertemuan kelompok sel jemaat bisa dilakukan secara langsung/onsite, atau pun secara online di masa pandemi ini.

Kedua, MELAKUKAN PELAYANAN ONLINE.

Ini bukan sekadar menyiarkan ibadah Minggu secara live stream dari gedung gereja, melainkan menggunakannya sebagai sarana penginjilan kepada orang-orang yang belum bergereja supaya mereka bisa mencicipi hadirat Tuhan dan mengerti Firman yang relevan dengan kebutuhan mereka. Karena itu, perlu ada para pelayan online yang bergantian melayani sehingga bisa dihubungi setiap saat untuk memberikan penjelasan, mengkonseling, mendoakan, dan menolong mereka untuk tumbuh secara rohani. Dengan demikian kerajaan Allah diperluas karena Injil Yesus “menyerbu” ke rumah-rumah.

Pandemi ini telah menyadarkan banyak orang tentang betapa rapuhnya hidup mereka sehingga mereka mulai mencari Tuhan, walaupun mungkin belum mau terikat dengan institusi gereja tertentu. Diskusi tentang perkara rohani pun bisa dilakukan melalui sosial media, yang tidak terhalang oleh jarak. Pelayanan online adalah

sarana efektif yang bisa dipakai oleh gereja. Roh Kudus tidak terbatas memakai berbagai sarana, termasuk kemajuan teknologi internet untuk menjangkau mereka yang tidak dapat dijangkau melalui metode klasik (gereja fisik). Tujuannya bukan untuk menggantikan pelayanan gereja secara konvensional, tapi justru untuk memperluas jangkauan pelayanannya. Pemberitaan injil dan pelayanan pun bisa dilakukan oleh setiap pribadi lewat internet melalui beragam platform sosial media seperti instagram, facebook, youtube dan sebagainya. Kita tidak perlu lagi menunggu undangan khotbah dari gereja tertentu untuk memberitakan Firman. Kita bisa melakukannya setiap hari melalui beragam platform sosial media tersebut. Dengan demikian firman Tuhan tidak hanya terkurung pada empat tembok gereja tapi bisa meluas ke masyarakat di seluruh dunia. Seorang alumnus STT Kharisma Bandung yang saya pimpin misalnya, sejak beberapa tahun yang lalu tekun membuat bahan renungan harian melalui youtube. Pelayanan ini memberkati banyak orang sehingga tiap hari puluhan ribu orang yang mendengar pesannya itu, bahkan sekarang subscriber kanalnya sudah lebih dari 400.000 orang. Bukankah ini pelayanan yang sungguh berdampak?

Ketiga, MENANAM GEREJA BARU.

Peter Wagner pernah menyatakan bahwa penanaman gereja adalah metode pekabaran Injil yang paling efektif di bawah kolong langit ini. Melalui penanaman gereja maka jiwa baru yang diinjili sehingga menerima Yesus itu bisa dirawat kerohaniannya untuk tumbuh dewasa secara rohani. Mereka juga bisa dibina menjadi anggota gereja yang bertanggung jawab. Pembukaan gereja baru ini bisa diawali dengan penginjilan pribadi, membuka komsel, membuka ibadah anak sekolah minggu dan cara lainnya. Karena penanaman gereja inilah GBI bisa berkembang pesat sampai hari ini. Bahkan di masa sulit ini, ada ratusan gereja baru GBI yang ditanam di seluruh Indonesia dalam tempo satu tahun terakhir.

4 |

>>Keempat, MENDUKUNG MISI DUNIA.

Ladang misi bukan hanya orang di lingkungan kita saja, tapi meliputi semua bangsa. Untuk membangun kesadaran itu maka kita perlu: (a) Menginformasikan, agar jemaat peduli misi, lewat khotbah, seminar, alat peraga seperti peta, foto, lagu, film misi; (b) Mendoakan, agar Tuhan mengirimkan lebih banyak lagi penuai untuk tuaian itu (Mat. 9:37-38); (c) Mengutus misionaris (Roma 10:13-15). Ini bisa mulai dilakukan misalnya dengan mengadopsi suku tertentu, mengadakan mission trip jangka pendek, baru kemudian menempatkan seorang misionaris untuk melayani dalam jangka panjang disana; (d) Mendanai. Pendanaan penting untuk menunjang penuntasan amanat agung seperti halnya para wanita yang mendukung pelayanan Yesus dan para murid (Luk. 8:1-3). Pendanaan bisa dilakukan untuk mendukung sekolah Alkitab yang menyiapkan orang muda untuk terjun ke pelayanan, mendukung penanaman gereja baru, mensupport pelayanan melalui media dan mendukung kebutuhan hidup dan pelayanan para misionaris yang diutus.

Penuntasan amanat agung ini harus dilakukan dengan sehati, bukan untuk membangun kerajaan sendiri tapi kerajaan Allah. Dalam periode ini saya juga telah menguraikan bahwa SEHATI itu bisa bermakna: Sinergi Potensi, Erat Dengan Roh Kudus, Harmonisasi Pelayanan dan Keluarga, Aktivasi Pemimpin Muda, Teknologi Terpadu dan Transparansi, Implementasi Misi dan Pemuridan. Ini merupakan hal yang perlu dilakukan untuk mencapai penuntasan Amanat Agung Yesus itu. Mari kita sehati melakukan tugas mulia ini.

5| 5

Salam dalam kasih Kristus,

Setelah hampir dua tahun Penyuluh tidak menjumpai saudara, maka dalam rangka HUT Jubelium, 50

Tahun Gereja Bethel Indonesia, Penyuluh dapat hadir kembali, bukan di meja saudara tetapi dilayar kaca

saudara, baik itu kaca handphone, kaca Ipad, kaca laptop maupun kaca personal komputer saudara.

Dengan era digital ini maka Penyuluh dapat sampai di tangan saudara dalam format digital. Saudara

dapat membacanya kapan saja dan dimana saja, mungkin ketika sedang santai, menunggu anak

sekolah, sedang dalam perjalanan atau memang menyediakan waktu khusus untuk membacanya.

Memang kami sadari, bahwa belum semua pejabat memiliki smart phone yang dapat mengakses

Penyuluh Digital ini, namun kami berharap kawan-kawan yang baik hati dapat mencetakkannya bagi

mereka.

Kiranya melalui Penyuluh Digital ini maka semua informasi dan materi pembelajaran dari BPH dapat

tersampaikan dengan baik. Selain Penyuluh Digital maka ada sarana on line lain untuk belajar dan

mencari berita BPH, seperti Berita Bethel, GBI TV, Instagram, Facebook, Youtube dan yang terbaru

adalah Bethel E-Learning. Nikmatilah layanan digital kami. Amin.

Pdt. dr. Josafat Mesach, M.Th. Sekretaris Umum BPH GBI

penyuluh digital

6 |

| 7 7

MISIMASA PANDEMI

Mengakhiri tahun 2019, saya dan beberapa teman selaku akademisi dan praktisi misi mengisi tulisan dalam seminar International yang diadakan Perguruan Tinggi Negeri di Tarutung, Sumatera Utara. 1st International Conference on Education, Society, Economy, Humanity and Environment (ICESHE 2019). Tulisan tersebut berbicara Repositioning Mission in Postmodern Culture (https://www.atlantis-press.com/proceedings/iceshe-19/125936174). Adapun inti dari tulisan, misi harus mereposisi keberadaannya. Mengingat dari tahun 2016-2019, ramai masyarakat dunia berbicara milenial kill everything. Jika gereja dan misinya tidak melakukan pendekatan dan pola penjangkauan yang disesuaikan dengan keadaan zaman, dikhawatirkan misi dan gereja akan terseok-seok

dalam penjangkauan bahkan susah untuk bertahan.

Pdt. F. Irwan Widjaja

Ternyata tidak di sangka-sangka, corona kill everything di awal Maret 2020. Termasuk program, gagasan, strategi dan misi dari departemen yang berencana menanam seribu gereja per-tahun. Rakernas 14-16 Januari 2020, yang memuat SWOT per wilayah per pulau besar dan SMART Goal untuk BPD-BPD yang akan di-follow up dalam sidang-sidang MD GBI, ternyata tidak bisa diesekusi lanjutan karena covid-19.

Sejak corona virus (covid-19) masuk ke Indonesia yang diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (2/3) lalu, agama dan corona virus saling berhadapan di banyak sisi. Dan pada 22 Maret 2020, hampir serentak GBI di berbagai tempat meliburkan ibadah dan dengan sekejap, semua kegiatan berhenti total. (Saya masih ingat, ketika gereja stop total, tingkat keterjangkitan 514 orang, meninggal 48 orang, 22 maret 2020) dan

sekarang ketika tulisan ini dibuat, tingkat terjangkit 266.845 orang dan yang meninggal 10.218 orang.

Depatemen Misi Penanaman Gereja dan Suku Terabaikan sempat vakum sesaat. Namun, setelah melewati waktu kritis di awal pandemi, mulai memikirkan langkah-langkah startegis yang akan diadakan. Diputuskan, tanggal 12 Juni 2020 Rembuk Nasional bersama Ketua Umum BPH GBI, Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham dan Sekretaris Umum BPH GBI, Pdt. dr. Josafat Mesach, M.Th, serta Wakil Ketua yang membidangi Misi bersama dengan departemen dan seluruh Kabid Misi dan para Ketua BPD GBI yang rindu kegerakkan penjangkauan. Beberapa poin penting yang ada untuk melengkapi “re-shapping” atau “new-landscape” misi harus segera melakukan penyesuaian.

DALAM

8 |

Lingkungan, budaya, ekonomi dan kelangsungan

hidup “kita” sebagai manusia dan banyak spesies

saling terkait. Kita perlu melihat pada krisis kesehatan

saat ini dan respons kita untuk melihat bahwa jalur

biasa telah berubah. Pembelajaran jarak jauh & bisnis

berbasis web, hingga ibadah online, mencerminkan

keterkaitan akan perubahan, survive or die.

Sementara ibadah apapun di dunia, selalu ada

unsur jalinan pertemuan, rasa kebersamaan, makna

kongregasi di mana makna praksis ritual tubuh

saleh telah berubah secara dramatis melintasi

batas sektarian. Semua orang melepaskan atribut

pendidikan, status sosial, latar belakang, saat

beribadah menyembah Sang Khalik, seperti larut

dalam kebersamaan yang hakiki.

Tetapi corona tidak mengenal ibadah, menghantam

setiap lapisan masyarakat, baik jemaat maupun imam,

tidak terlepas dari serangan “roh maut” ini. Dan yang

merespon soal kematian adalah pemerintah, dengan

melarang ibadah. Terus bagaimana kita bersikap?

Bukankah firman Tuhan berkata dalam Kis. 1:8, “Tetapi

kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun

ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di

Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan

sampai ke ujung bumi.”

Hari-hari ini, melalui situasi dan peraturan pemerintah

Tuhan menyuruh kita berdiam tinggal di rumah. Jangan

tinggalkan kota, bagaimana kita harus begerak? Dari

sejarah Alkitab, kita bisa tahu, bagaimana berdiam

& hasil setelah berdiam. Bagaimana Nuh harus

berdiam selama satu tahun ketika banjir meluluh-

lantakan bumi, tetapi ketika dia keluar dari bahtera,

keturunannya menduduki wilayah-wilayah tertentu.

Bagaimana kita melihat Yunus, harus berdiam selama

3 hari dan tiga malam sebelum satu kota Niniwe

bertobat, juga ada banyak contoh lain.

Sama seperti Petrus mengatakan, sebab tidak

mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang

apa yang telah kami lihat dan yang telah kami

dengar (Kis. 4:12). Kita percaya situasi tidak bisa

membungkam kita untuk bersaksi.

Perlu diketahui, data kasar dari jumlah suku-suku di

Indonesia yang belum mengenal Yesus sebanyak 130

suku, tanpa akses injil secara leluasa dengan total

kurang lebih 225juta jiwa. Inilah tuaian kita (harvest).

Total gereja di Indonesia kurang lebih ada 61.000

gedung, tempat ibadah (belum lagi yang di mall-

mall) di mana 10 persennya ada GBI (6.100 jemaat).

Jika total orang Kristen adalah 25 juta, jemaat GBI

adalah sekitar 2,5 juta. Inilah tenaga-tenaga penuai

(harvest force). Sementaara tugas kita (the task in

perspective) cukup satu orang memenangkan satu

jiwa (one more person for Jesus) atau kalau semua

terpanggil, satu jiwa memuridkan sembilan jiwa (1:9)

ini adalah perhitungan maksimal.

PERUBAHAN YANG DIPAKSAKAN

Yohanes 4:35, Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi

tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah

menguning dan matang untuk dituai.

Sejak zaman Yesus hingga saat ini, masalahnya tidak berbeda jauh, ladang menguning siap dituai

tetapi masalahnya penuai tidak siap. Ayo, mari kita bangkit!

| 9 9

LANGKAH PRAKTIS di Ladang MisiYang perlu dipersiapkan bagi para gereja Tuhan, gembala dan jemaat Tuhan:

PENGUATAN PEMURIDAN.

Ini adalah kunci pemuridan utusan misalnya pekerja lapangan, jemaat yang dimuridkan akan tetap bertahan di situasi apapun (1 Kor 3:12-14). Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan di uji oleh api itu. Dan, jangan gagal paham seperti Yudas.

1.

Content (isi) Firman Tuhan dari dulu sampai sekarang tidak berubah, context (penyampaian) bisa di mana saja dan container (tempat ibadah bisa disesuaikan. Selama musim paceklik ini, kita akan terus menabur, kita percaya apa yang kita tabur, dari satu jiwa yang dimenangkan akan digembalakan di rumah-rumah dalam bentuk cell group dan akan terus bertumbuh menjadi gereja yang sehat (ibadah di rumah-rumah berupa gereja keluarga maupun gereja sel menjadi pilihan yang tepat. (Menstimulasi Praktik Gereja Rumah di Tengah Pandemi Covid-19, (http://e-journal.sttpb.ac.id/index.php/kurios/article/view/166).

2. MISI & PENGINJILAN DI ZONA HIJAU TETAP JALAN TERUS.

Galatia 6:2 Bertolong tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. Dalam masa yang khsusus ini, tentulah kita perhatikan para utusan misi, baik yang di utus oleh gereja lokal maupun lembaga yang ada di bawah sinode. Kita juga harus memperhatikan mereka yang di lapangan.

PERHATIAN UNTUK TENAGA MISI & UTUSAN PERINTISAN.3.

10 |

Misi akan terus bergerak menghadapi kenormalan yang baru dengan kesempatan yang baru, Hybrid in context. Artinya, di setiap context lapangan, utusan misi tidak kaku, menyesuaikan keadaan di lapangan, persilangan situasi dengan keadaan. Sebagai utusan misi harus bisa beradaptasi dengan keadaan sekarang, melakukan penyesuaian untuk bertahan (survive), landasan yang baru (platform), mungkin harus menjadi petani, guru, tukang, nelayan, wartawan, penyuluh pertanian, guru bimbel, penyuluh kesehatan dan konselor rumah tangga, konselor usaha mikro, dll. Dengan kata lain, status kependetaan, utusan misi di lepas dan menyatu dengan masyarakat awam. Dan utusan misi perlu dilengkapi dengan keahlian mendasar pertanian, perikanan, perkebunan, untuk memanfaatkan lahan yang kecil untuk ketahanan pangan mandiri. Memanfaat gadget, komputer, internet sebagai skill tambahan dalam dunia digital sangat membantu pendekatakan ke masyarakat awam baik untuk edukasi maupun e-commerce. Melihat keadaan sekarang sebagai KESEMPATAN yang Baru (new opportunity).

Awal September 2020, terdapat 44 negara yang mendeklarasikan masuk resesi, Indonesia juga akan segera, tentu gereja Tuhan harus bersiap. Kejadian masa lalu sebagai pembelajaran. Jangan sampai kita terlena dengan masa-masa kejayaan gereja, di mana kita punya banyak waktu, dulu segala sesuatunya berjalan dengan baik, dimana kita merasakan hadirat Tuhan, segala sesuatunya datang secara alami kepada kita, kita menantikan hari itu setiap pagi. Tetapi sekarang, telah berubah.

Teringat akan kejadian Yusuf di Mesir, setelah mengalami tahun-tahun kelimpahan, Mesir memasuki masa susah, di mana orang mencari makan dan menghadap pemerintah dan Firaun hanya menyuruh menghadap Yusuf. Kita harus bersiap, gereja dengan cara yang ajaib harus mempersiapkan diri.

Akan datang waktunya, penguasa, tokoh-tokoh masyarakat akan menunjuk gereja sebagai saluran berkat. Ketika seluruh negeri Mesir menderita kelaparan, dan rakyat berteriak meminta roti kepada Firaun, berkatalah Firaun kepada semua orang Mesir: “Pergilah kepada Yusuf, perbuatlah apa yang akan dikatakannya kepadamu.“ (Kej. 41:55).

Dalam Matius 14:16, orang banyak mengikuti Yesus dan hari sudah mulai gelap, murid-murid memberi usul kalau orang banyak disuruh pulang karena tidak sanggup untuk memberi mereka semua makan. (Mat 14:16) “Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan."

Perintah Yesus jelas, kamu harus memberi mereka makan! Ini adalah kesempatan, makanan rohani dan makanan jasmani akan menolong jiwa-jiwa di tempat pelayanan misi dan ini adalah suatu kesempatan. Sebagaimana Paulus berkata: “sebab di sini banyak kesempatan bagiku untuk mengerjakan pekerjaan yang besar & penting, sekalipun ada banyak penentang” (1 Kor. 16:9).

| 11

Berbicara tentang peluang dan tantangan, teringat kisah tentang dua orang penjual sepatu yang dikirim sebuah perusahaan sepatu ke sebuah daerah terpencil yang ternyata mayoritas penduduknya tidak pernah memakai sepatu.

Penjual sepatu yang pertama, ketika tiba di daerah terpencil tersebut, melihat tantangan yang harus dihadapinya karena tidak ada seorang pun penduduk yang memakai sepatu, responsnya adalah menyerah dan minta pulang.

Namun, penjual sepatu yang kedua ketika melihat tantangan di daerah tersebut justru bersemangat karena melihat peluang pasar yang sangat besar. Penjual kedua ini memiliki ide yang cemerlang, yaitu sebelum berjualan, ia melakukan pembelajaran kepada penduduk yang tidak mengenal pemakaian sepatu dengan menebar benda tajam seperti paku dan beling lalu ia menggunakan sepatu yang akan dijualnya dan berjalan di atas benda-benda yang dapat melukai kakinya.

Kemudian, pedagang ini menunjukkan kepada banyak orang yang di sana bahwa kakinya tidak terluka karena manfaat sepatu yang melindungi kakinya. Singkat cerita, seluruh penduduk di daerah tersebut mulai tertarik dan akhirnya sepatu yang dibawa untuk dijual terjual habis.

Kisah di atas dapat menjadi pembelajaran bagi siapapun juga ketika menghadapi tantangan termasuk bagi gereja Tuhan di tengah-tengah masa pandemi covid-19 untuk dapat melihat adanya peluang walaupun berhadapan dengan keadaan yang tidak mudah untuk dilalui pada masa pandemi di mana seluruh sektor kehidupan global di seluruh dunia mengalami dampak yang sulit.

Gereja pun mengalami tantangan yang tidak dapat dianggap remeh karena ibadah gereja-gereja di seluruh dunia termasuk Indonesia harus dilakukan dengan cara yang sangat berbeda dari biasanya, yaitu melalui media sosial, seperti aplikasi Youtube, Facebook, Zoom Meeting, Instagram dan sebagainya.

Bahkan, menurut penelitian Bilangan Research Center, tidak sedikit gereja-gereja di Indonesia mengalami kesulitan keuangan di tengah-tengah masa pandemi.

John F. Kennedy memiliki ungkapan, ”When written in Chinese, the word 'crisis' is composed of two characters. One represents danger and the other represents opportunity.” Kata krisis

TANTANGAN DANPELUANG PEKERJAAN MISIPADA MASA PANDEMI COVID-19

Amos Hosea

12 |

dalam bahasa Chinese terdiri atas dua kata, yaitu “bahaya” dan “peluang” artinya, di dalam situasi yang berbahaya selalu ada peluang.

Apakah gereja Tuhan mampu dengan iman dan tuntunan Roh Kudus melihat peluang untuk memberitakan kabar baik Injil Kristus di tengah-tengah krisis dan tantangan dunia akibat pandemi ini? Mengapa orang-orang percaya seharusnya dapat melihat situasi dan tantangan di tengah masa pandemi ini sebagai sebuah kesempatan dari Tuhan (kairos) untuk membawa kabar keselamatan bagi umat manusia yang sedang dilanda tekanan yang tidak pernah terjadi sebelumnya di dalam sejarah kemanusiaan?

Tantangan Dan “Ladang Yang Sudah Menguning”

Tuhan Yesus setelah berjumpa dengan perempuan Samaria akhirnya yang percaya kepada-Nya sebagai Mesias dan Juruselamat dunia (Yohanes 4:42), berkata kepada para murid untuk melihat adanya tuaian yang sudah menguning dengan berfirman, “Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.” (Yohanes 4:35).

Ungkapan “ladang yang menguning” selalu diartikan jiwa-jiwa yang siap dituai untuk menerima keselamatan di dalam Yesus Kristus. Analogi Tuhan Yesus ini dijadikan diskusi oleh para peneliti pertumbuhan gereja. Jika jiwa-jiwa digambarkan seperti ladang yang sudah menguning, maka sebenarnya ada sebuah masa di mana jiwa-jiwa di sebuah masa dan tempat tertentu siap untuk menerima Injil Yesus Kristus.

Kisah Para Rasul mencatat sebuah pola pelayanan Rasul Paulus di dalam pemberitaan Injil di mana Rasul Paulus selalu masuk ke rumah ibadat orang Yahudi. Kisah Para Rasul 17:2 Seperti biasa Paulus masuk ke rumah ibadat itu. Tiga hari Sabat berturut-turut ia membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci. Salah satu alasan mengapa Rasul Paulus selalu mengunjungi rumah sembayang orang Yahudi, karena adanya kelompok masyarakat yang disebut dalam buku Kisah Para Rasul sebagai “orang-orang yang takut akan Allah” atau “orang-orang yang beribadah kepada Allah" (Kisah Para Rasul 13:16-17).

| 13

Siapa yang dimaksud “orang-orang yang takut akan Allah”? Dalam bahasa Yunani ungkapan itu disebut “sebomenoi (phoboumenoi) ton theon”. Ternyata mereka adalah orang-orang non-Yahudi yang tertarik dengan agama Yahudi. Meskipun mereka tidak melakukan seluruh hukum Taurat tetapi mereka terlibat dalam kegiatan agama Yahudi.

Data penting yang harus diperhatikan dalam buku Kisah Para Rasul (KPR) adalah kelompok ini ternyata sangat terbuka untuk menerima injil (KPR. 13:16,26,43,50; 16:14; 17:4,17). Kelompok masyarakat ini dapat disebut sebagai orang-orang yang siap dituai alias “ladang yang telah menguning” untuk menerima Injil Yesus Kristus.

Tantangan Dan “Ladang Yang Sudah Menguning”

Hasil penelitian selalu menunjukkan bahwa perubahan kehidupan sebuah masyarakat cenderung diikuti dengan keterbukaan masyarakat tersebut terhadap Injil Yesus Kristus. Sebuah masyarakat menjadi sebuah “ladang yang menguning” ketika terjadi perubahan akibat tantangan yang harus dihadapi oleh sebuah kelompok masyarakat tertentu.

Perubahan dan tantangan yang dimaksud dapat berupa perubahan sosial, politik, ekonomi, maupun psikologis akibat pola kehidupan masyarakat yang berubah. Berbagai perubahan itu dapat ditimbulkan oleh perang, perpindahan penduduk dari sebuah daerah ke daerah lain seperti urbanisasi, resesi ekonomi, revolusi politik, perubahan dari sebuah era masyarakat ke era yang berbeda seperti ke era industrilisasi, dan sebagainya. Perubahan-perubahan itu dapat terjadi dalam skala kecil baik secara individu maupun dalam skala besar seperti perubahan di sebuah masyarakat lokal, provinsi atau pun secara nasional dari sebuah bangsa.

Wagner mengutip Win Arn mengatakan, ”Salah satu prinsip pertumbuhan gereja yang telah terbukti ialah bahwa orang-orang yang belum menerima injil itu akan bersikap lebih terbuka untuk menjadi Kristen dan menjadi anggota gereja yang bertanggung jawab dalam masa-masa transisi.”

Ketika masyarakat dunia atau individu mengalami perubahan dalam hidup saat ini akibat pandemi covid-19, maka seluruh umat manusia akan merasakan sebuah kebutuhan terhadap hal-hal tertentu sehingga terjadilah sebuah sikap keterbukaan terhadap hal-hal yang baru di dalam hidup masyarakat atau individu sehingga masyarakat dunia sebenarnya menjadi “ladang yang menguning” dan siap dituai.

Menggunakan Peluang Terhadap Tantangan Bagi Gereja Untuk Pemberitaan Kabar Baik Pada Masa Pandemi Covid-19

Bagaimana gereja dapat melakukan pelayanan misi Injil Yesus Kristus di masa Pandemi Covid-19 ini? Ada ungkapan yang berkata bahwa jika gereja tidak menuai ladang yang sudah menguning, maka tuain akan membusuk. Artinya, jika gereja tidak menuai pada masa pandemi ini, maka gereja Tuhan kehilangan sebuah momentum yang sangat berharga dalam menggenapi Amanat Agung Yesus Kristus (Matius 28:19-20).

14 |

Berikut ini beberapa pemikiran mengenai pelayanan misi praktis bagi gereja-gereja lokal untuk menggunakan peluang seperti ini dalam bentuk “Misi 4D” yaitu Data, Doa, Daya dan Dana.

a. Data (gereja mendapatkan data nyata dan relevan dari kebutuhan pelayanan misi

pada masa Pandemi).

l William Carey, salah seorang misionaris Inggris yang paling berpengaruh bagi pelayanan misi di India, pernah berkata,”To know the will of God, we need an open Bible and an open map.”

l Gereja dengan tuntutan Tuhan melihat di sekelilingnya terhadap jiwa-jiwa saat ini sangat membutuhkan jamahan kasih Kristus melalui pelayanan misi. Bisa bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk melakukan pemetaan masyarakat sekitar gereja yang sangat terdampak oleh pandemi covid-19.

l Para pejabat gereja dapat menghubungi Badan Pengurus Daerah (BPD) setempat, Departemen Misi dan Departemen Pelayanan Masyarakat GBI untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan kebutuhan pelayanan misi pada masa pandemi.

l Sampaikan khotbah seri, buatlah seminar atau pembekalan bagi para pengerja gereja dan jemaat dengan topik yang berkaitan dengan kesempatan pelayanan misi pada masa pandemi.

b. Doa (gereja lokal memiliki komitmen untuk menggerakkan jemaat berdoa khusus

bagi pelayanan misi di tengah masa Pandemi).

lMengadakan doa misi berdasarkan data yang telah gereja miliki.

lMembangun tim pendoa syafaat yang khusus menopang pelayanan misi gereja Tuhan pada saat ini.

lMendoakan kelompok masyarakat dan jiwa-jiwa yang akan gereja layani pada setiap ibadah hari Minggu.

c. Daya (gereja lokal memberdayakan potensi sumber daya jemaat untuk terlibat

langsung dalam pelayanan misi pada saat ini yang tentu saja harus memperhatikan

“Protokol Kesehatan” pada masa Pandemi).

lTerlibat langsung dengan lingkungan gereja untuk membantu masyarakat kurang mampu.

lMengadakan pengobatan gratis bagi masyarakat di sekeliling gereja.

lBekerja sama dengan perangkat kelurahan atau kecamatan untuk membangun masyarakat di wilayah lingkungan gereja.

lMelibatkan langsung orang-orang muda untuk mulai terlibat dalam pelayanan misi gereja dengan kegiatan-kegiatan yang disebutkan di atas.

lPara pelayan Tuhan secara khusus dapat melakukan pelayanan misi bersama di sebuah daerah tertentu di bawah arahan Badan Pengurus Daerah setempat dengan dukungan departemen Misi dan Departemen Pelayanan Masyarakat GBI.

d. Dana (gereja lokal memiliki komitmen untuk menopang dengan dana bagi pelayanan

misi pada masa Pandemi).

lMengumpulkan dana misi untuk menopang pelayanan misi yang telah ditetapkan gereja.

lMembuat tantangan khusus bagi jemaat untuk terlibat di dalam pembiayaan pelayanan misi pada masa pandemi.

lMengadopsi dan membiayai sebuah pelayanan misi di pedesaan secara rutin dan terencana dengan baik di tengah masa pandemi bekerja sama dengan departemen Misi GBI untuk membantu para tenaga misi di lingkungan GBI.

| 15

di Sumatera Utara, Maluku, jawa timur, Papua dan Australia

lahirnya gbi

16 |

Gereja Bethel Indonesia (GBI) lahir pada tanggal 6 Oktober 1970 di Sukabumi. Bermula dari Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) yang dipimpin oleh Pdt. Ho L. Senduk sebagai ketua Badan Penghubung (BP) Jakarta, yang melakukan kerjasama pada tahun 1967 dengan Church of God (COG), Cleveland – Tennessee, USA – gereja Pentakosta tertua dan salah satu yang terbesar di dunia.

Kerjasama ini ternyata tidak disepakati oleh sebagian pendeta GBIS dan menjadi masalah ketika GBIS menerima bantuan dari COG yang digunakan oleh BP Jakarta untuk membangun Gedung Seminari Bethel yang mendidik orang-orang muda menjadi hamba Tuhan, sedangkan sebagian lainnya menghendaki bantuan itu dibagi ke gereja-gereja di berbagai daerah untuk mendukung pelayanan mereka masing-masing.

Di akhir September 1970 dibentuklah Yayasan Gereja Bethel Indonesia di Bandung, yang kemudian mengadakan fellowship para pendeta pada tanggal 6-7 Oktober 1970 di wisma Oikumene DGI Sukabumi, dengan tema “Setia sampai Mati”.

Di tempat itu 129 orang hamba Tuhan menyatakan bergabung dengan Gereja Bethel Indonesia, maka berdirilah GBI secara nasional pada tanggal 6 Oktober 1970. Pdt. T. Jonathan dari GBI Paturiani Bandung ditunjuk dengan kesepakatan menjadi Ketua Umum pertama BP GBI, kemudian dilanjutkan oleh Pdt. Ho L. Senduk sebagai Ketua Umum kedua BP GBI, dan seterusnya.

Kini GBI telah berkembang menjadi 6303 gereja lokal yang dilayani oleh 16.867 pejabat dengan lebih dari 3 juta anggota jemaat di seluruh Indonesia dan 27 negara di dunia.

Semua ini adalah anugerah Tuhan. Mari kita minta kuasa Roh Kudus agar kita dapat menuntaskan amanat agung Yesus.

Pdt. D. E. Zakaria (U) (Tegal) berdampingan denganPdt. H.L. Senduk (U)sedang memanjatkan doakepada Tuhan bersama para peserta musyawarah.

| 17

LAHIRNYA GBI DI SUMATERA BAGIAN UTARAPRA KELAHIRAN GBI DI SUKABUMI

Kehadiran GBI di Sumatera bagian Utara adalah bagian yang tidak terlepas dari kelahiran GBI di Sukabumi. Itu sebabnya dalam tulisan ini diberi judul Sosialisasi GBI di Sumatera Utara dengan tokoh sentral Dr. H.L Senduk.

Sebelum sidang sinode GBIS pada tahun 1968 di Solo, Pdt. Sahat Napitupulu dengan beberapa hamba Tuhan yang masih muda sudah menentang kebijaksanaan pendeta senior mereka di Sumatera Utara. Hal ini diperhitungkan sebagai bukti keberpihakan dan keterhubungan dengan Pdt H.L. Senduk. Bagaimana tidak karena hamba-hama Tuhan ini mempunyai hubungan emosional dengan guru dan sekaligus menjadi pemimpim mereka. Persidangan Sinode tahun 1969 di Solo berujung pada terjadi pengusiran sesara kasar dari ruang persidangan terhadap hamba-hamba Tuhan yang loyal kepada Pdt H.L Senduk. Pdt Sahat Napitupulu, Pdt MD. Mangunsong, Pdt Kepas Sihombing dan kawan-kawan.

Peristiwa itu telah membuat kembali ke Petamburan Jakarta dengan hati penuh pertanyaan kemana than arahkan. Dengan sangat sedih hati dan jiwa yang besar bercampur aduk dengan berbagai pertanyaan dipikiran, mereka pulang dan mampir di Petamburan Jakarta. Tidak ada jalan keluar selain berdoa untuk memohon petunjuk dari Tuhan.

Jawaban atas yang mereka akuii sebagai arahan dari Tuhan adalah dengan adanya kehadiran dan penugasan dari Pdt. Dr. HL Senduk untuk meneguhkan hati mereka agar mereka pulang ke Sumatera Utara dengan hati yang mengasihi dan tetap setia melayani Tuhan. Dengan impartasi mandat itu, Pdt. Sahat Napitupulu dan temannya pulang ke daerah Sumatera Utara untuk melayani dengan semangat baru walau kala itu tanpa gereja yang jelas, namun mereka berkomitmen menjadikan Pdt. Dr. H. L Senduk menjadi pimpinan mereka.

Untuk kelancaran pelayanan di Sumatera Utara khususnya di Pematang Siantar dan Tapanuli Pdt Sahat Napitupulu ditopang seorang pengusaha yang cinta Tuhan Ev. Agus Sihombing dengan anaknya Sahat Sihombing yag telah membuka pelayanan GBIS di samping Rumahnya di Jl. Narumonda Pematang Siantar secara bersama-sama dengan beberapa pelayan yang masih muda mendirikan Yayasan Penginjilan Suara Oikumene. Pelayanan ini terhubung dengan Pdt H.L Senduk dan melaporkan secara teratur hasil pelayanan dengan mendirikan 12 Gereja.

Di ibu kota Provinsi Medan, Pdt MD. Mangunsong sebagai murid Sekolah Penginjil angkatan pertama Pdt H.L Senduk yang dinikahkan oleh H.L Senduk dengan wanita seangkatannya dari Purwakarta yang kemudian diutus melayani di Kota Medan mengadapi pergumulan yang berat karena pada waktu terjadi perbedaan silang pendapat yang berujung pada pengusiran dari persidangan di Solo, Pdt M.D. Mangunsong kala kala itu sudah menggembalakan jemaat otonom dan memiliki gedung gereja di Jl. KH. Wahid Hasyim Ps2 Sei Wampu.

KELAHIRAN GBI DI SUKABUMI

Menurut Penuturan Pdt Kepas Sihombing yang langsung dihubungi oleh Perwil Pemantang siantar, Setelah peristiwa Solo beberapa hamba Tuhan tetap menyatukan hati dan terus menerus memohon petunjuk dan perkenan Tuhan. Pada Tahun 1969 Pdt H.L. Senduk memprakarsai pertemuan para pendeta di Sukabumi utuk membangun kesepakatan, kesepakatan ini mengandung “janin GBI” (Istilah Pdt Kepas) yang mendahului kelahiran GBI.

Pada Bulan Oktober 1970, berkumpul 129 pendeta di Sukabumi memenuhi undangan Yayasan Gereja Bethel Indonesia. Dari Sumatera bagian Utara, Pdt Kepas Sihombing turut memenuhi undangan ini serta menyaksikan secara langsung proses kelahiran GBI pada tgl 06 Otober 1970.

18 |

PASCA KELAHIRAN GBI DI SUMATERA BAGIAN UTARA

Setelah kelahiran GBI di Sukabumi yang dihadiri oleh Pdt Kepas Sihombing, maka Pdt Sahat Napitupulu dan teman-teman mengadakan pertemuan sosialisasi kelahiran GBI di Jl, Narumonda Pematang Siantar dan menyepakati secara bersama pergantian nama GBIS menjadi GBI dan melanjutkan pelayanan GBI di di berbagai wilayah di Sumatera bagian Utara. Sementara di Medan terjadi sengketa peralihat Aset yang kemudian dimenangkan oleh jemaat Lokal.

SIDANG MEJELIS DAERAH GBI I DI SUMBAGUT

Setelah kelahiran GBI di Sukabumi dan semangat para Tuhan di Sumatera Bagian Utara, Pada tahun awal tahu 1972`diadakan Sidang Majelis Daerah yang pertama di GBI Jl Narumonda Atas Pematang Siantar dengan Thema: Bahwa aku ini hambamu, suruhkanlah aku” (Yesaya 6:8b). Sidang MD pertama ini memilih secara aklamasi Pdt M.D. Mangunsong menjadi Ketua BPD GBI Sumatera Utara.

DARI SIANTAR KE SUMBAGUT SEKITAR

Semangat, “Sekali GBI tetap GBI” terus bergelora dari Pematang Siantar ke Seluruh Sumatera Utara Bagian Utara sekitarnya.

1. Secara organisasi GBI selain melayani di Sumatera Utara, pelayanan sampai ke Pekanbaru. Dengan berkembangnya GBI maka sesuaI dengan Tata Gereja Pekanbaru menjadi GBI tersendiri. Pdt Kepas Sihombing menginjil sampai ke Perkan baru.

2. Pada periode Sinode 2010-2014 Dengan berbagai alasan positif, Sidang MD Sumatera Utara menyetujui permohonan seluruh pejabat GBI di Kelupauan Nias untuk dimandirikan menjadi BPD demikian pula dengan Tapanuli dikembangkan menjadi BPD tersendiri. Dengan demikian, pada umur 50 tahun (jubileum) tahun 2020 di Sumatera Utara terlang berkembang menjadi 3 Daerah antara lain: BPD SUA, BPD Kepulauan NIAS dan BPD TAPANULI

JUMLAH JEMAAT DAN PEJABAT DI JUBILEUM 2020

Pada decade 1970-1980 masih terdengr ditelinga banyak orang ejekan terhadap GBI sebegai Gereja yang memplesetkan yanyian dengar dia panggil nama saya dengan, “Bethel si jou namabalu” (Bethel pemanggil yang sudah janda). Maka pada Jubileum 50 tahun ini telah berubah.”Kita perlu melihat dan meniru kelebihan Gereja Bethel”:

Oleh anugerah Tuhan Kepala Gereja Dekade 1990 sampi hari ini, GBI di SUA telah menjadi Gereja yang dikenal di masyarakat dan pemerintah dengan jumlah anggota jemaat yang bertambah-tambah. Dan GBI di Sumatera Utara adalah pemikih Gedung Gereja Terbesar untuk Asia Tenggara. Saat ini Jemaat Lokal di SUA berjumlah 396 Jemaat Lokal dan 1052 Pejabat.

(Ditulis oleh Pdt Yafet R. Marbun berbagai sumber)

GBI SEI WAMPU Jl. K.H Wahid HasyimGBI Pertama di Medan digembalakan olehPdt. M.D. Mangunsong.

Sidang Majelis Daerah I di GBI Jl. Narumonda Atas. Pematang Siantar 1972

| 19 19

LAHIRNYA GBI DI MALUKU

Gereja Bethel Indonesia (GBI) merupakan sebuah kelompok atau sinode gereja beraliran Pentakosta, yang bernanung di bawah tiga lembaga organisasi aras gereja, yaitu Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili (PGLII)

serta Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia (PGPI).

Pada tanggal 6 Oktober tahun 1970, Pdt. H. L. Senduk (Ho Liong Seng) bersama rekan-rekannya membentuk sebuah organisasi baru, yakni Gereja Bethel Indonesia di Sukabumi Jawa Barat, dan GBI diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Agama pada tanggal 9 Desember 1972.

SEJARAH GBI MALUKULahirnya GBI di Maluku dimulai dari Kecamatan Sanana Kabupaten Maluku Utara pada akhir Oktober 1970 oleh Pdt. Sumanda Mbotengu setelah mendapatkan surat dari Pdt. H. L Senduk yang menjelaskan tentang hasil pertemuan pertama kali yang dihadiri oleh 129 hamba Tuhan di Sukabumi, Jawa Barat guna mendirikan organisasi atau lembaga GBI. Pada akhir Oktober sekitar tahun 1971 hingga 1972, Pdt. Sumanda Mbotengu, Pdt. Yakobus Dias, Pdt. Bernadus De Lima dan Pdt. Anthon Souripet bersama dengan beberapa rekan lainnya di Jalan Philips Latumahina Vardies, tengah kota Ambon secara resmi mendirikan GBI di Provinsi Maluku.

Setelah terbentuknya GBI secara resmi di provinsi Maluku dan ibukota provinsinya adalah Kota Ambon, dengan demikian Gereja Bethel Indonesia yang ada, yakni GBI Sanana, GBI Kota Ambon, GBI Kisar, GBI Saparua, dan GBI Piru sepakat untuk membentuk Pusat Pengendalian Organisasi yang awalnya Koordinator Badan Penghubung (KBP) di Kecamatan Sanana, Kabupaten Maluku Utara, dialihkan ke Ibukota Provinsi Maluku dan berubah namanya menjadi Badan Pekerja Daerah Maluku (BPD) sampai sekarang.

(Sumber: Pdt. Sudiyanto Mbotengu, Pdt. Yosua Sirain, Pdt. W. W. Wattimena, Pdt. Maria. Egbert).

Sidang Sinode ke-3

20 |

LAHIRNYA GBI DI JAWA TIMURSejak GBI berdiri pada tanggal 6 Oktober 1970 ada 31 gereja di Jawa Timur yang memutuskan untuk bergabung dengan sinode yang baru tersebut, sebagian besar berasal dari sinode sebelumnya, yaitu Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS). Berikut nama dan gembalanya:

1. GBI Jl. Wahidin 25 Ngawi (Pdt. Harun WH) 2. GBI Plaosan Magetan (Pdt. J.P.Enoch) 3. GBI Jl. Mawar Magetan (Pdt. Edi Waliman) 4. GBI Magetan (Pdt. Piet) 5. GBI Jl. Bali Ponorogo (Pdt. Yosafat Supono) 6. GBI Pacitan (Pdt. Yusuf Sudarsono) 7. GBI Nglames (Pdt. Sipat S) 8. GBI Talun Blitar (Mbah Atmo) 9. GBI Nglegok-Blitar (Pdt. Raharjo) 10. GBI Tulungagung (Pdt. Sonray) 11. GBI Jalan Untung Suropati Kediri (Pdt. J.K.Zabardjad) 12. GBI Jl. Slamet Pare (Pdt. M. Safran) 13. GBI Purwoasri Kediri (Pdt. Markus Sayono) 14. GBI Mojokerto (Pdt. Abraham Alex Tanuseputra) pindahan dari GBT 15. GBI Bangkalan (Pdt. Abdi Saputra) 16. GBI Gempol-Porong (Pdt. Hendrik V.D.Weg) 17. GBI Lawang (Pdt. Anton Wineman) 18. GBI Tumpang (Pdt. Ben Budihardjo) 19. GBI Sitiarjo (Pdt. Widigdo Harimulyo) 20. GBI Malang (Pdt. Paulus Hadi Santoso) 21. GBI Polehan Malang (Pdt. Paulus Hadi Santoso) 22. GBI Probolinggo (Pdt. Debora Setianingsih) 23. GBI Lumajang (Pdt. Sumarto) 24. GBI Kaliboto (Pdt. Prasetyo) 25. GBI Maron-Probolinggo (Pdt. Ayub Misdar) 26. GBI Krikilan (Pdt. Pilipus Kaiden) 27. GBI Tulungrejo (Pdt. Subandriyo) 28. GBI Sidomulyo (Pdt. Subandriyo) 29. GBI Parastembok (Pdt. Subandriyo) 30. GBI Gunungsari (Pdt. Subandriyo) 31. GBI Efrata Banyuwangi (Pdt. Willem Mamahit)

PARA PEMIMPIN DAERAH JAWA TIMUR (KETUA BPD):Pertama : Pdt. M. Safran dari Pare (1970-1981) Kedua : Pdt. J.P. Enoch dari Plaosan (1981-1988) Ketiga : Pdt. Ben Budihardjo dari Tumpang-Malang (1988-1997)

(Di masa ini karena GBI berkembang cukup pesat, maka BPD Jawa Timur juga menaungi Bali dan Lombok sehingga namanya menjadi Jatibalom dan kemudian Jatim-Bali-NTB. Tetapi kemudian Bali dan NTB menjadi BPD baru).

Keempat : Pdt. Samuel Lie dari Situbondo (1997-2004) Kelima : Pdt. Daniel Pingardi Yoewono dari Mojokerto (2004-2014) Keenam : Pdt. Lilik Lasmanto dari Gempol (2014-2023)

Oleh pertolongan Tuhan dan karya Roh Kudus, sejak tahun 1970 terdapat 31 jemaat GBI dan hingga saat ini telah berkembang menjadi 221 GBI. Hal ini diperjuangkan, dipergumulkan serta didoakan untuk terus bertumbuh dan berkembang demi kemuliaan Kerajaan Allah.

Dirgahayu GBI yang ke-50, maju terus sampai Maranata!

| 21 21

KEHADIRAN GBI DI PAPUA

Kehadiran Gereja Bethel Indonesia (GBI) di Bumi Cendrawasih sebenarnya sudah dimulai sejak kehadiran salah satu tokoh Pentakosta, yaitu Rev. Frederik George Van Gessel yang datang ke Irian Jaya (Nederlands Nieuw Guinea) tahun 1954, setelah sebelumnya pada tahun 1952 beliau bersama dengan Pdt. Ho Liong Seng (Dr. H. L. Senduk) mendirikan Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) di Surabaya. Rev. F. G. Van Gessel adalah pimpinan rohani/bapak rohani, dan Pdt. H. L.

Senduk adalah Pimpinan Organisasi/Ketua Badan Penghubung.

Ketika Pdt. Van Gessel tiba di Hollandia (Jayapura), pada saat itu di Kota Sorong telah dimulai pelayanan dari Gereja Pentakosta di Indonesia yang dibuka oleh Pdt. Jonathan Itaar bersama istri pada tahun 1948 (yang pada akhirnya mendirikan Gereja Bethel Gereja Pentakosta di Tahun 1956). Karena pada waktu itu Irian Jaya masih di bawah Pemerintah Belanda, maka Orgnisasi Pentakosta yang berpusat di Jakarta, Indonesia, mengalami kendala untuk membangun relasi dengan Irian Jaya. Oleh karena itu, Pdt. Jonathan Itaar bermaksud mendirikan Organisasi Pentakosta yang berdiri sendiri di Irian Jaya, namun Pemerintah Belanda (Netherlands Nieuw Guinea) menganggap tidak perlu, dan bisa melayani melalui Badan Hukum yang berlaku di Indonesia.

Di Jayapura (Hollandia/Kotabaru) Pdt. Van Gessel yang adalah juga tokoh Pentakosta berkeinginan agar perpecahan di kalangan Gereja Pentakosta yang terjadi di Indonesia agar jangan sampai terjadi di NNG (Irian Jaya), oleh karena itu maka badan hukum yang diminta adalah yang mencakup seluruh umat Pentakosta di Irian Jaya termasuk Pdt. Jonathan Itaar di Sorong. Pada tahun 1956, Pemerintah Belanda (NNG) mengeluarkan Keputusan tentang Badan Hukum Gereja dari Gereja Pentakosta dengan nama “Bethel Pinkster Kerk” in Netherlands Nieuw Guinea (Gereja Bethel Pentakosta) di Irian Jaya dengan Ketua Badan Penghubung (Istilah yang digunakan juga oleh GBIS – untuk Pengurus Pusat Organisasi) adalah Pdt. Lukas Jouwe yang kemudian terpilih menjadi Anggota DPR – GR/MPRS di Jakarta. Menurut penjelasan yang diperoleh, Anggaran Dasar/Tata Gereja “Bethel Pinkster Kerk” in Netherlands Nieuw Guinea sama dengan Tata Gereja GBIS, yang memang disusun oleh Pdt. Van Gessel bersama dengan rekan-rekan Hamba Tuhan di Surabaya pada tahun 1952.

Jadi, secara Rohani dan Tubuh Kristus, sebenarnya GBIS sudah melayani di Irian Jaya semenjak tahun 1954, namun menggunakan nama Bethel Pentakosta. Pada akhir tahun 1962 (dimana saat itu Irian Jaya berada dibawah Pemerintahan Sementara PBB dengan nama UNTEA [United Nations Temporary Executive Authority] yang mengambil alih dan mengakhiri Pemerintahan Belanda di Irian Jaya sampai pada 01 Mei 1963 dan menyerahkan pemerintahan secara penuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia) Pengurus Pusat Gereja Pentakosta di Indonesia (Pdt. E. Lesnussa dkk.) mengadakan kunjungan ke Hollandia/Kotabaru, Irian Jaya, dan diterima oleh Pdt. Jonathan Itaar. Mulai saat itu, maka resmilah GPdI melayani di Irian Jaya.

Pdt. Lukas Youwe (Ketua Badan Penghubung Gereja Bethel Pentakosta) di Irian Jaya, waktu itu sudah menjadi anggota DPR – GR/MPRS – RI, Wakil Irian Barat (Irian Jaya) tidak ikut bergabung dengan GPdI. Menurut keterangan dari beberapa hamba Tuhan bahwa dalam pertemuan dengan Pengurus Pusat GPdI, Pdt. Lukas Youwe berkata: “Semua boleh ikut bergabung dengan GPdI. Biarlah Besluit/Keputusan tahun 1956, tentang pengakuan terhadap Bethel Pinkster Kerk in Netherlands Nieuw Guinea, saya yang pegang.”

Sewaktu berada di Jakarta, Pdt. Lukas Youwe kemudian menghubungi Pdt. H. L. Senduk, Ketua Badan Penghubung Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), agar datang mengunjungi pekerjaan Tuhan di Hollandia/Kotabaru, buah pelayanan van Gessel dan Totays, akhirnya pada akhir November/permulaan Desember 1962, dengan menumpang pesawat Hercules AURI, Pdt. H. L. Senduk mengunjungi Irian Jaya, di Hollandia/Kotabaru dan ternyata masih banyak anak-anak Tuhan hasil didikan Van Gessel dan Totays yang tetap setia dengan Gereja Bethel Pentakosta. Pada kesempatan di Hollandia/Kotabaru, Pdt. H. L. Senduk melantik dan mentahbiskan beberapa Hamba Tuhan menjadi Pendeta Gereja Bethel Pentakosta di Irian Jaya, antara lain:1. Pdt Tobias Yakadewa2. Pdt. N. E. Sirwa3. Pdt. N. R. Mofu

22 |

4. Pdt. M. A. Manufandu5. Pdt. Clemens Hamong6. Pdt. Benyamin Yerap7. Pdt. Ambrosius Wambukomo8. Pdt. Johan Waicang9. Pdt. Frans Sarwom10.Pdt. Herman Korary11.Pdt. Yacob Meraudje12.Pdt. Ruben Yerap

Mereka inilah yang menjadi Tokoh Gereja Bethel Pentakosta di Irian Jaya pada masa-masa awal pemerintahan NKRI di Irian Jaya.

Dalam pertemuan di Jakarta, Pdt. Lukas Youwe dan Pdt. H. L. Senduk sepakat agar GBIS dapat mengutus Pendeta/Hamba Tuhan ke Irian Jaya utnuk membantu GBP di Irian Jaya dalam bidang rohani, sosial, dan pendidikan. Atas dasar kesepakatan dan kerja sama tersebut, maka pada tahun 1963, GBIS melalui Komando OperasiTertinggi (KOTI), mengutus 3 (tiga) orang pemuda yang baru saja menyelesaikan pendidikan pada Sekolah Penginjil Bethel Jakarta, (Lembaga Pendidikan Theologia GBIS yang kemudian menjadi Seminary Bethel Jakarta dan sempat menjadi Institut Theologia Keguruan Indonesia). Ketiga pemuda tersebut disebut oleh Church Of God, Cleveland Tennesse, UAS sebagai Native Missionary (Misionaris Pribumi) karena tidak berasal dari luar negeri, sebagaimana banyak misionaris yang bekerja di Irian Jaya pada waktu itu. Mereka adalah, Pdt. Usman Sudibyo Elisha, Pdt. Samuel Salemba, Pdt. Roebyn F. H. Weohau.

Ketiga Utusan GBIS tersebut bekerja sama dengan Gereja Bethel Pentakosta, karena pengutusan dan pelayanan ketiganya diatur oleh Pimpinan GBP Irian Jaya. Meskipun ketiganya bekerja dan melayani dalam wadah GBP di Irian Jaya, namun dalam hati kecil mereka tetap merindukan berdirinya GBIS, terlepas dari GBP. Perlu diketahui bahwa mulai tahun 1963 sampai 1969, terjadi karantina Politik di Irian Jaya dimana Organisasi Sosial Politik yang ada dan berpusat di luar Irian Jaya tidak boleh beroperasi di Irian Jaya, dan hal yang sama juga berlaku bagi organisasi gereja. Semua harus bergabung dan menjadi satu dengan organisasi gereja yang berada di Irian Jaya pada masa itu. Bisa dilihat, bahwa semua Gereja Protestan Anggota PGI bergabung dengan Gereja Kristen Injili di Irian Jaya.

Hal serupa juga semestinya berlaku bagi GPdI dan GBIS untuk masuk dan bergabung dengan GBP di Irian Jaya, namun beberapa hamba Tuhan diantaranya ada yang tetap menggunakan nama GPdI dan GBIS. Pada Akhir 1964, Pimpinan GBIS kembali mengutus beberapa Hamba Tuhan ke Hollandia/Kotabaru, di antarnya: Pdt. J. S. A. Papilaya, Pdm. Ny. Papilaya, Pdt. Domi Papilaya, Pdt. Daniel Abdul Razid.

Selama tahun 1964, Pdt. Papilaya dan kawan-kawan GBIS masih bekerja sama GBP di Irian Jaya, tetapi mulai tahun 1965, GBIS mulai beribadah sendiri. Selain Hamba-Hamba Tuhan yang datang dari Jakarta, ikut pula bergabung dengan GBIS masing-masing:1. Pdt. N. E. Sirwa - Jayapura2. Pdt. Stevanus Fosba - Kaptiau (Bonggo)3. Pdt. N.R. Mofu - Abepura4. Pdt. Benyamin Yerap - Abepura5. Pdt. Clemens Hamong - Abepura6. Pdt. Frans Sarwom - Abepura (kemudian ke Manokwari)7. Pdt. Ambrosius Wambukomo - Genyem8. Pdt. Yohan Waicang - Genyem

Di tempat mereka masing-masing berdiri GBIS, dan hamba-hamba Tuhan inilah yang menjadi Pelopor dan Tokoh GBIS di Irian Jaya. GBIS di Irian Jaya pada waktu itu dibawah kepemimpina Pdt. Papilaya, kemudian diganti oleh Pdt. N. R. Mofu sebagi ketua dan Pdt. Roebyn F. H. Weohau sebagai Sekretaris.

Pada tahun 1966, Pdt. Papilaya kembali ke Jakarta untuk meminta tambahan tenaga. Pada akhir tahun 1966, Pdt. Papilaya kembali ke Irian Jaya, namun singgah terlebih dahulu di Kota Makassar/Ujung Pandang, yang seterusnya menetap di Ujung Pandang dan melayani di sana sampai dipanggil oleh Tuhan untuk masuk kembali ke dalam kemuliaan-Nya.

Sedangkan yang datang ke Jayapura/Kotabaru pada tahun 1966 adalah, Pdt. Marthen Maukailele, Pdt.

| 23 23

Ruben Mira. Pada tahun 1968, keduanya pindah ke Sarmi dan Mawesday/Bonggo. Sehubungan Pdt. Papilaya tidak kembali lagi ke Jayapura, maka pimpinan GBIS Tetap dipimpin oleh Pdt. N. R. Mofu. Hal ini sangat penting karena kondisi politik menjelang PEPERA (Penentuan Pendapat Rakyat) di Iran Jaya 1969 semakin tidak menentu. GBIS bisa tetap berjalan karena berada di bawah kepemimpinan Pdt. N. R. Mofu sebagai putra daerah.

KEMELUT DALAM TUBUH GBISPada masa itu, gereja-gereja yang berada di Irian Jaya turut terlibat dalam kegiatan untuk mensukseskan PEPERA di Irian Jaya, dimana pada waktu itu Pdt. Roebyn F. H. Weohau yang juga sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (DPD GAMKI) Provinsi Irian Jaya turut aktif dalam upaya untuk mensukseskan pelaksanaan PEPERA.

Pada tahun 1968, sewaktu Pdt. N. R. Mofu memimpin GBIS Irian Jaya – selaku WAMADA (Wakil Majelis Daerah) ada Sidang Majelis Besar GBIS di kota Solo/Jateng. Pdt. N. R. Mofu dan Pdt. N. E. Sirwa turut menghadiri Sidang tersebut. Sangat disayangkan bahwa dalam persidangan Majelis Besar di Solo terjadi konflik besar dalam tubuh GBIS, antara kelompok yang menyetujui kerja sama dengan Church of God dan yang tidak menyetujuinya.

Kelompok yang menyetujui ialah Pdt. Dr. H. L. Senduk (Ketua Badan Penghubung), sedangkan kelompok yang menolak dipimpin oleh Pdt. Jap Setiawan (Wakil Ketua Badan Penghubung). Perpecahan ini berlarut-larut dan merembes sampai ke daerah, termasuk ke daerah Irian Jaya. Kedua Hamba Tuhan dari Irian Jaya yang turut menghadiri Sidang Majelis Besar tersebut pun berada di persimpangan jalan antara Pdt. Senduk atau Pdt. Setiawan yang didukung oleh Pdt. Papilaya yang pada waktu itu menjadi pimpinan GBIS di Irian Jaya.

Pada saat-saat genting seperti itu, Pdt. N. E. Sirwa memutuskan untuk tetap setia kepada GBIS di bawah kepemimpinan Pdt. H. L. Senduk (setelah bersama rombongan Pdt. Setiawan, termasuk Pdt. N. R. Mofu menghadap Menteri Agama, yang meminta agar Pemerintah mengakui GBIS yang dipimpin oleh Pdt. Setiawan, dan menolak GBIS yang dipimpin oleh Pdt Dr. H. L. Senduk).

Sesudah menghadap Pimpinan Departemen Agama, Pdt. N. E. Sirwa terus bergabung dengan Pdt. Dr. H. L. Senduk dan kembali ke Irian Jaya. Sedangkan Pdt. N. R. Mofu masih berada di Pulau Jawa dan melayani dalam GBIS yang dipimpin oleh Pdt. Jap Setiawan.

Setelah Pdt. N. E. Sirwa tiba di Jayapura maka pimpinan GBIS di Irian Jaya diserahkan kepada Pdt. N. E. Sirwa sampai terbentuknya Gereja Bethel Indonesia Pada 06 Oktober 1970 di Sukabumi. Sementara itu konflik yang terjadi dalam tubuh GBIS sangat terasa di luar Irian Jaya, sedangkan di Irian Jaya sendiri kurang berpengaruh karena pada waktu itu GBIS hanya memiliki beberapa jemaat, antara lain: Jayapura, Abepura, Sentani, Sarmi, Kaptiau, Mawesday, Genyem, Kwansu, dan Manokwari. Dan juga perhatian pemerintah dan masyarakat pada masa itu lebih tertuju kepada persolan politik dalam menghadapi PEPERA.

Di tengah-tengah kondisi yang semakin memanas karena konflik dalam tubuh GBIS (karena adanya campur tangan dari Menteri Agama) pada saat itu, Pdt. H. L. Senduk tetap menunjukkan perhatiannya bagi pekerjaan Tuhan di Irian Jaya dengan kembali mengirimkan dua orang Hamba Tuhan untuk melayani di Irian Jaya, yaitu, Pdt. Drs. Y. N. Wonmaly, Pdt. Sihite (beberapa bulan kemudian kembali ke Jakarta).

Agar GBIS memperoleh tenaga Rohaniawan Putra Daerah yang terdidik dan sekaligus dapat melihat perkembangan pekerjaan Tuhan di luar Irian Jaya, maka GBIS Irian Jaya telah mengirim beberapa pemuda untuk belajar di Jakarta, antara lain, Sdr. Piter Yanuaring, Sdr. Bas Felle, Pdt. Par Yom, Pdt. Piter Kabey. Diantara mereka yang diutus, yaitu Pdt.Piter Kabey dan Pdt. Par Yom tetap setia untuk melayani Tuhan dalam tubuh GBI.

LAHIRNYA GBIKonflik dan perpecahan dalam tubuh GBIS sudah tidak dapat dihindari lagi karena pimpinan GBIS yang diketuai oleh Pdt. Jap Setiawan telah meminta Menteri Agama untuk turun tangan. Dan kesempatan ini dimafaatkan oleh Menteri Agama untuk “mencampuri urusan intern gereja” yang pada prinsipnya tidak boleh ada campur tangan dari pemerintah. Untuk menyelesaikan persoalan intern GBIS, Menteri Agama mengeluarkan Keputusan No. 68 tanggal 16 Mei 1970 yang isinya mengakui GBIS kepeminpinan Pdt. Jap

24 |

Setiawan dan GBIS pimpinan Pdt. Dr. H. L. Senduk dianggap tidak ada. Keputusan yang dikeluarkan oleh Menteri Agama pada saat itu membuat goncangan yang cukup kuat GBIS di seluruh Indonesia. GBIS di Irian Jaya pada saat itu juga turut menantikan bagaimana sikap sealnjutnya dari GBIS Pusat di Jakarta dan akhirnya memilih untuk tetap setia dengan kepemimpinan Pdt. Dr. H. L. Senduk dan tidak mengakui kepemimpinan Pdt. Jap Setiawan. Di tengah kondisi seperti itu, pelayan GBIS di Irian Jaya tetap-berjalan sampai akhirnya pada tanggal 05-07 Oktober 1970 melalui Sidang Sinode Pembentukan di Sukabumi, maka Gereja Bethel Indonesia secara resmi berdiri dan diakui keberadaanya di Indonesia.

Dalam Sidang Sinode Pembentukan tersebut, hadir pula Pdt. N. E. Sirwa sebagai salah satu Hamba Tuhan dari irian Jaya yang menjadi saksi dan turut mengambil peran dalam lahirnya Sinode Gereja Bethel Indonesia.

Ketika hal ini disampaikan kepada Pimpinan Jawatan Agama Propinsi Irian Jaya, dan Gubernur selaku Kepala Daerah Propinsi Irian Jaya bahwa GEREJA BETHEL INJIL SEPENUH telah berubah nama menjadi GEREJA BETHEL INDONESIA, hal ini tidak terlalu mendapat banyak kendala karena seluruh GBIS yang ada di Irian Jaya pada waktu itu seluruhnya menyatakan untuk bergabung dengan GBI.

Sejak saat itu dimulailah babak baru dalam pelayanan GBI di Irian Jaya. GBI tidka lagi berpikir sempit dan hanya melayani di Jayapura saja, tetapi juga memulai perluasan pelayanan ke beberapa kabupaten lainnya di Irian Jaya. Pada masa itu setelah PEPERA dilaksanakan, maka karantina politikpun sudah seharusnya dicabut. Dalam masa transisi inilah, sambal menanti Rapat Majelis Daerah. Pimpinan GBI di irian Jaya dipegang oleh Pdt. Roebyn F. H. Weohau, sedangkan Pdt. N. E Sirwa sebagai Ketua Kehormatan/Penasihat, merangkap sebagai Gembala Sidang GBI di Jayapura. Dalam masa transisi seperti inipun Pdt. Dr. H. L. Senduk tetap menunjukkan komitmen dan kesetiaannya bagi prlayann pekerjaan Tuhan di Irian Jaya dengan mengutus kembali beberapa Hamba Tuhan diantaranya :1. Pdt. Ishak Rimesak (sudah di Jakarta)2. Pdt. Yahya Sumei (keluar dari GBI)3. Pdt. Berny Kitoy (melayani di Jakarta)

Selain menerima tenaga Penginjilan dari Jakarta, GBI di Irian Jaya juga memulai untuk mengirimkan beberapa Pemuda untuk belajar di Seminary Bethel Jakarta. Mereka yang dikirim antara lain :1. Pdt. Drs. Max Demetouw2. Pdm. Agus Demetouw3. Pdt. Drs. Piter Kamban4. Pdt. Freddy Ayomi5. Pdt. Libe Koridama6. Pdt. Yunus Aritonang7. Pdt. Richard Suwinta, dll

Peresmian Gd. Seminari Bethel 17 Maret 1971

| 25 25

PERKEMBANGAN PELAYANAN GEREJA BETHEL INDONESIASelanjutnya perkembangan pelayanan Gereja Bethel Indonesia di Irian Jaya semakin berkembang sampai saat ini dimana pada tahun 2004 dalam Sidang Majelis Daerah BPD Provinsi Papua dimekarkan menjadi 3 BPD yaitu:1. BPD Provinsi Papua GBI yang berpusat di Jayapura2. BPD Teluk Cendrawasih GBI yang berpusat di Kota Biak3. BPW Papua Barat yang berpusat di Kota Sorong

Dalam perkembangan pelayan selanjutnya karena melihat besarnya rentang kendali di lapangan, maka pada Sidang Majelis Daerah Tahun 2014, BPD Provinsi papua kembali memekarkan BPD Pegunungan Tengah Papua GBI sedangkan BPD Papua Barat di tahun yang sama juga melalui Sidang Majelis Daerah memekarkan BPD Manokwari Raya (BPD Papua Barat 2). Sehingga semnjak tahun 2014 sampai saat ini jumlah BPD yang ada di Papua berjumlah 5 BPD, yaitu: 1. BPD Provinsi Papua GBI. 2. BPD Teluk Cendrawasih GBI. 3. BPD Pegunungan Tengah GBI. 4. BPD Papua Barat 1 GBI (Sorong Raya). 5. BPD Papua Barat 2 GBI (Manokwari Raya).Perkembangan pelayanan GBI sendiri di dalam BPD Papua tetap berkembang sekalipun telah dimekarkan hingga menjadi 5 BPD, saat ini BPD Provinsi Papua GBI sendiri telah mencapai jumlah jemaat sebanyak 210 Jemaat lokal beserta 20 Pos PI yang tersebar di 13 Badan Pekerja Wilayah (Perwil), di antara lain :1. BPW Port Numbay 1 (Kota Jayapura)2. BPW Port Numbay 2 (Kota Jayapura)3. BPW Sentani (Kabupaten Jayapura)4. BPW Grime (Kabupaten Jayapura)5. BPW Nawa Wirwai (Kabupaten Jayapura)6. BPW Sarmi Timur (Kabupaten Sarmi)7. BPW Sarmi (Kabupaten Sarmi)8. BPW Keerom (Kabupaten Keerom)9. BPW Pegunungan Bintang (Kabupaten Pegunungan Bintang)10.BPW Boven Digoel (Kabupaten Boven Digoel)11.BPW Mappi (Kabupaten Mappi)12.BPW Merauke (Kabupaten Merauke)13.BPW Asmat (Kabupaten Asmat)

Selama 50 tahun pelayanan GBI di Provinsi Papua, tercatat sudah terjadi 12 kali pergantian kepemimpinan yang justru malah membuat GBI semakin besar dan berkembang di bumi cendrawasih tercinta.beberapa nama yang pernah Tuhan percayakan untuk memimpin GBI di Papua antara lain :

GEREJA BETHEL INJIL SEPENUH (GBIS)1. Pdt. J. S. A. Papilaya (1965 – 1966)2. Pdt. N. R. Mofu (1966 – 1968)3. Pdt. N. E. Sirwa (1968 – 1970)

GEREJA BETHEL INDONESIA (GBI)1. Pdt. Roebyn F. H. Weohau (1970 - 1972) – Masa Transisi2. Pdt. N. E. Sirwa (1972 – 1976)3. Pdt. M. E. Rumbiak (1976 – 1979)4. Pdt. Piet Ayomi (1979 – 1982)5. Pdt. Agus Ruamba (1982 – 1985)6. Pdt. Drs Max Demetouw (1985 – 1989)7. Pdt. N. E. Sirwa (1989 – 1991) – Koordinator8. Pdt. Drs. Piter Kamban (1991 – 1994) – Koordinator9. Pdt. Drs. Max Demetou (1994 – 1997)10.Pdt. Roebyn F. H. Weohau (1997 – 2004) – Dua Periode11.Pdt. Drs. Y. N. Wonmaly, MA (2004 – 2014) – Dua Periode12.Pdt. Drs. Sumiran, MA, M.Th (2014 – 2023) – Dua Periode

Dari sejarah yang sudah ada, kita semua dapat melihat bahwa Tuhan akan tetap menyertai dan memberkati pelayanan dari Gereja Bethel Indonesia di Tanah Papua mulai dari hari ini sampai maranatha. Tuhan Yesus memberkati.

26 |

GBI KE UJUNG BUMI

Sejarah Gereja Bethel Indonesia Australia berawal dari berdirinya GBI pertama di Australia pada Minggu, 14 Mei 1995 yang bertempat di Jim Southee Community Center, 117 James Cook drive,

KIngs Langley. Jemaat awal ini digembalakan oleh Pdt. Isaac Santosa.

Pada 31 Maret 1996, Pdt Benny Gerungan (alm) melantik Pdt. Isaac menjadi gembala GBI Australia jemaat Immanuel. Langkah awal yang indah ini secara berurutan diikuti oleh pembukaan GBI yang lain.

Pdt. David Silas Sie yang merupakan missionari pertama GBI di Australia yang sebelumnya menjadi pendeta di Randwick Presbyterian Chuch membuka GBI yang lain, disusul oleh Pdt. Ray Kaunang dan Pdt. Suandi Winarta yang melengkapi terbentuknya GBI di Australia pada medio 1990.

Seiring waktu berjalan pada kedatangan Pdt. S.J Mesach (alm) tahun 1998, Pdt Mesach mengusulkan GBI yang sudah ada disinergikan dan menetapkan untuk dibentuknya koordinator GBI Australia dan menunjuk Pdt. Isaac Santosa sebagai pimpinan. Dari pembentukan koordinator inilah lahir BPD Australia GBI dan berubah menjadi BPLN Australia GBI.

Setelah belasan tahun berproses dengan dukungan dari BPH GBI, tahun 2018 GBI resmi terdaftar sebagai Badan Gereja secara Federal pada Commonwealth Australia dengan nama: International Bethel Church Australia. Dengan adanya hal ini, maka peluang untuk membuka GBI di seluruh Australia sangat besar karena badan yang terdaftar secara federal akan menjadi payung organisasi yang kuat dan diakui oleh pemerintah.

Dalam kurun waktu 2 dekade ini GBI sekarang ada di 4 negara bagian (New South Wales, Victoria, South Australia, Queensland). Dari humble beginnings sekarang banyak jemaat lokal GBI yang mulai membuka lokal baru, pos PI.

Tantangan yang dihadapi dengan kultur dan bahasa yang berbeda tidak menjadi halangan bagi GBI untuk mulai menjangkau generasi baru yang berbahasa Inggris dan itu sudah dimulai dengan adanya kebaktian-kebaktian dalam Bahasa Inggris di berbagai GBI yang ada untuk menjangkau generasi baru orang Indonesia yang lahir di Australia dan English speaking people.

Kita bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang membawa Pdt. Isaac Santosa, Pdt. David Silas, Pdt. Ray Kaunang, dan Pdt. Suandi Winarta yang sejak awal dan dengan keberanian untuk membuka GBI di Australia ini. Benih baik yang sudah di tabur kiranya akan bertumbuh untuk kemuliaan Tuhan Yesus Kristus Kepala Gereja. Dengan Sehati kita menuntaskan Amat Agung Tuhan Yesus Kristus.

| 27

Sejarah

logo gbi

PROSES TERCIPTANYA LOGO GBIGereja Bethel Indonesia saat itu telah menjadi suatu sinode, untuk itu diperlukan logo GBI. Maka diadakanlah suatu sayembara berhadiah mengenai pembuatan logo GBI (ref., Pdt. Yulius Ishak). Dan, salah satu peserta sayembaranya, adalah, Pdt. Samuel Sutomo, seorang yang berjiwa seni dan multi talenta, ini tidak mau melewatkan kesempatan tersebut.

Elemen-elemen apa yang akan ditampilkan dalam logo GBI tersebut, ada dalam perencanaannya. Ide-ide bentuk huruf dipelajarinya termasuk dari sebuah buku kompilasi bentuk huruf dan ide reklame yang menyandang nama mendiang ayahnya sebagai kompilator. Namun, di antara contoh-contoh yang ada, Pdt. Samuel memilih logo PGI – “OIKUMENE” menjadi contoh huruf acuannya yang kemudian ia modifikasi. Kemiripan antara logo PGI dengan logo GBI masih bisa kita lihat terutama pada huruf “E”-nya.

Akhirnya, selesailah karya beliau yang lalu diwakilkan kepada Pdm. Sandar K. Seo (tutup usia th. 2016) seorang aktifis pemuda GBI Petamburan untuk diajukan kepada panitia sayembara. Dalam pemilihan itu ternyata karya Pdt. Samuel Sutomo yang terpilih sebagai pemenang dan diterima sebagai logo resmi Gereja Bethel Indonesia (1972).

PENYESUAIAN PADA LOGO GBI Di tahun 1988, atas usulan Pdt. Benny Gerungan, MA., yang pada waktu itu menjabat sebagai Sektretaris Umum BPH GBI agar huruf “d” dan “n” pada kata Indonesia yang tadinya huruf kecil (lower case) di ubah menjadi huruf besar (upper case).

Awalnya, Pdt. Samuel Sutomo tidak sependapat dengan usulan itu karena menurutnya logo itu tidak terikat pada kaidah penulisan bahasa baku. Contohnya, pada logo PGI kata “OIKUMENE” yang diawali huruf besar tiba-tiba terselip huruf kecil “m” dan “n” diantaranya. Tetapi akhirnya, Pdt. Samuel Sutomo menyutujui dan perubahan itu pun sudah diresmikan dalam Sinode 1988.

Pada tahun 1970, para tokoh dibawah kepemimpinan Pdt. DR. Ho Lukas Senduk (Ho Liong Seng) baru saja memisahkan diri dari Sinode GBIS untuk membentuk sebuah sinode yang baru bernama Gereja Bethel Indonesia (GBI). Dan, saat itu GBI belum memiliki logo bergambar. Gereja-gerejanya hanya membuat stempel sederhana berbentuk lingkaran dengan tulisan Gereja Bethel melengkung di bagian atas, alamat gereja mendatar di tengah

dan kata Indonesia melengkung di bawahnya (ref., Pdt. Yorry Tasik).

28 |

Pdt. Timotius Sutomo, MA., MM.Ed

Namun sayangnya, perubahan itu tidak dikerjakan oleh tangan Pdt. Samuel Sutomo sendiri sehingga karena kurang tahun asal usul huruf acuannya, maka hasilnya, penggalan kata “Indon” itu terlihat tidak senafas dengan huruf-huruf pada kata “Gereja Bethel” diatasnya. Gaya patah-patah itu tidak dikenal pada huruf-huruf yang lebih asli diatasnya. Ini pantas menjadi catatan untuk penyempurnaan lebih lanjut di masa yang akan datang.

PENGEMBANGAN WARNA DAN DIGITALISASI Sebelumnya, Logo GBI sebagai bahan cetakan selalu menggunakan warna biru polos (monochrome). Ini juga untuk menandakan keaslian kop surat di antara tulisan warna hitam di sekitarnya. Namun, dengan berkembangnya komputer, personal (multicolor) printer, media digital, dan internet, maka logo GBI pun memodernisasi dirinya dengan mengembangkan warna dan maknanya.

Pengembangan warna ini terjadi di era Pdt. Soehandoko Wirhaspati, MA., sebagai Ketua Umum BPH GBI saat itu (Tata Gereja th. 2004), dilanjutkan dengan digitalisasi di era kepemimpinan Pdt. Dr. Yakob Nahuway M.A., dan semakin penuh digunakan dalam komunikasi internet dan media sosial di era kepemimpinan Pdt. Dr. Japarlin Marbun.

Karena sangat terbukanya teknologi di kemudian hari, masih sulit untuk mengetahui siapa yang terlebih dahulu memindahkan logo GBI ini ke dalam bentuk digital untuk keperluan komunikasi di internet.

Terima kasih untuk umat Tuhan yang kompeten dan kreatif, sekarang ini kita bisa dengan mudah mengunggah logo kebanggaan kita ini untuk keperluan publikasi gereja GBI kita di mana dan kapan pun dibutuhkan. Terpujilah nama Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan Allah kita.

--Penulis adalah anak dari Pdt. Samuel Sutomo. Mengajar musik gereja di Sekolah Penginjil Bethel (1983), PGAK Bethel (1984), lalu di STT/Seminari LPTBJ (1985 – 1989). Belajar, tinggal dan melayani di USA (1990-2005). Kembali mengajar part timer 2010 di Seminari. Sejak 2016, menggembalakan jemaat rintisan Pdt. Samuel Sutomo, GBI Pintu Air Jembatan Dua/Kepanduan (ex Kalijodo) yang digusur oleh Pemda DKI tahun 2016, gereja pindah lokasi ke Jln. Pangeran Tubagus Angke 23F. Guru dan koordinator musik di Sekolah Tunas Muda Jakarta (2005-sekarang). Selain di bidang theologia dan pelayanan jemaat, juga aktif di bidang: musik pendidikan, musik gerejani, pengajaran instrument, komposisi, paduan suara, conducting, orchestra, teater, dan musical drama.

| 29

Hymne GBI diciptakan oleh Ibu Maria Triposha Haroen (almh) pada tahun 1988 atas permintaan Pdt. W.B. Gerungan yang saat itu menjabat Sekretaris Umum BPH GBI dan dinyanyikan pada Sinode 1988.

Pdm. Maria Triposha Harun yang seorang guru musik dan pencipta banyak lagu hymne dan mars ini adalah putri dari Pdt. Natan Trisno yang mengembalakan GBI jemaat Pekunden Dalam Semarang. Lagu ini mengalami perubahan kecil pada irama tanpa merubah lirik dan notasinya pada September 2020 yang dikerjakan oleh Djanuar Ishak setelah mendapat persetujuan dari keluarga Ibu Maria. Selain menciptakan Hymne GBI maka adik dari Pdt. Olly Mesach ini juga yang menciptakan hymne WBI, hymne Seminari Bethel, Mars WBI dan Mars DPA.

HYMNE GBISejarah

Agung dan SemangatG = do Agreement: Djanuar Ishak

Pdm. Maria Triposha Harun

30 |

STAF BPH GBIDari Masa Ke Masa

1. SINODE I DI SUKABUMI TAHUN 1970• Ketua : Pdt. T. Jonathan (Bandung)• Wakil Ketua I : Pdt. J.A. Soegijorahardjo (Kudus)• Wakil Ketua II : Pdt. A. Soerjadi (Jakarta)• Wakil Ketua III : Pdt. Imanuel R. (Jakarta)• Sekretaris I : Pdt. S.J. Mesach, BA (Sukabumi)• Sekretaris II : Pdt. D. Abraham (Bandung)• Bendahara : Pdt. J.D. Wijaya (Jakarta)

2. SINODE II DI JAKARTA TAHUN 1972• Ketua Umum : Pdt. Dr. H.L. Senduk (Jakarta)• Ketua I : Pdt. T. Jonathan (Bandung)• Ketua II : Pdt. J.A. Soegijorahardjo (Kudus)• Sekretaris I : Pdt. S.J. Mesach, BA (Sukabumi)• Sekretaris II : Pdt. Julius Ishac (Tasikmalaya)• Bendahara : Pdt. J.D. Wijaya (Jakarta)

3. SINODE III DI JAKARTA TAHUN 1974• Ketua Umum : Pdt. Dr. H.L. Senduk (Jakarta)• Ketua I : Pdt. D.E. Zakaria (Tegal)• Ketua II : Pdt. T. Jonathan (Bandung)• Ketua III : Pdt. S.D. Th. Mailool (Cirebon)• Sekretaris Umum : Pdt. I.A. Pelealu (Jakarta)• Sekretaris I : Pdt. Julius Ishac (Tasikmalaya)• Sekretaris II : Pdt. Samuel Sutomo (Jakarta)• Bendahara I : Pdt. J.D. Wijaya (Jakarta)• Bendahara II : Pdt. E. Kusuma (Jakarta)

4. SINODE IV DI JAKARTA TAHUN 1976• Ketua Umum : Pdt. Dr. H.L. Senduk (Jakarta)• Wakil Ketua : Pdt. D.E. Zakaria (Tegal)• Sekretaris Umum : Pdt. S.J. Mesach, BA (Sukabumi)• Sekretaris I : Pdt. A.I. Pelealu (Jakarta)• Sekretaris II : Pdt. J.L. Paruntung (Jakarta)• Bendahara I : Pdt. J.D. Wijaya (Jakarta)• Bendahara II : Pdt. E. Kusuma (Jakarta)

32 |

5. SINODE V DI JAKARTA TAHUN 1978• Ketua Umum : Pdt. Dr. H.L. Senduk (Jakarta)• Wakil Ketua : Pdt. A.I. Pelealu (Jakarta)• Sekretaris I : Pdt. S.J. Mesach, BA (Sukabumi)• Sekretaris II : J. Nahuway (Jakarta)• Bendahara : Pdt. J.D. Wijaya (Jakarta)

6. SINODE VI DI JAKARTA TAHUN 1981• Ketua Umum : Pdt. Dr. H.L. Senduk (Jakarta)• Ketua I : Pdt. A.I. Pelealu (Jakarta)• Ketua II : Pdt. Julius Ishac (Tasikmalaya)• Sekretaris Umum : Pdt. S.J. Mesach, BA (Sukabumi)• Sekretaris I : Pdt. A. Soerjadi (Jakarta)• Sekretaris II : Pdt. M. Silitonga (Jakarta)• Bendahara : Pdt. J.D. Wijaya (Jakarta)

7. SINODE VII DI SALATIGA TAHUN 1985• Ketua Umum : Pdt. Dr. H.L. Senduk (Jakarta)• Ketua I : Pdt. S.J. Mesach, BA (Sukabumi)• Ketua II : Pdt. Julius Ishac (Tasikmalaya)• Sekretaris Umum : Pdt. W.B. Gerungan (Jakarta)• Sekretaris I : Pdt. A. Soerjadi, M.Sc. (Jakarta)• Sekretaris II : Pdt. M. Silitonga (Jakarta)• Bendahara : Pdt. J.D. Wijaya (Jakarta)

8. SINODE VIII DI JAKARTA TAHUN 1988• Ketua Umum : Pdt. Dr. H.L. Senduk (Jakarta)• Ketua I : Pdt. A. Soerjadi, M.Sc. (Jakarta)• Ketua II : Pdt. Julius Ishac (Tasikmalaya)• Ketua III : Pdt. Drs. Soedarso (Jakarta)• Sekretaris Umum : Pdt. W.B. Gerungan (Jakarta)• Sekretaris I : Pdt. Pudjo St. Abednego, S.Th. (Jakarta)• Sekretaris II : Pdt. Soeprapto Sapari, S.Th. (Jakarta)• Bendahara I : Pdt. Jonathan Tahir (Jakarta)• Bendahara II : Pdt. Helen Theska (Jakarta)• Ketua Dep. Theologia : Pdt. J.L. Paruntung, M.Th. (Jakarta)• Ketua Dep. WBI : Pdt. Dr. E.E. Mesach (Jakarta)• Ketua DPA : Pdt. Daud Hadipranoto, BA (Sukabumi)• Ketua Dep. Pelmas : Pdt. S.J. Mesach, M.Th. (Jakarta)• Ketua Dep. Misi : Pdt. Dr. Alex Tanusaputera (Surabaya)• Ketua Dep. Pend. Umum : Pdm. Drg. A. Indra Gunawan (Jakarta)• Ketua Dep. PI : Pdt. Julius Ishak, M.Sc. (Tasikmalaya)

| 33 33

9. SINODE IX DI SURABAYA TAHUN 1991• Ketua Umum : Pdt. Dr. H.L. Senduk (Jakarta)• Ketua I : Pdt. A. Soerjadi, M.Sc. (Jakarta)• Ketua II : Pdt. Drs. Soedarso (Jakarta)• Ketua III : Pdt. Dr. Alex Tanusaputera (Surabaya)• Ketua IV : Pdt. Jacob Nahuway, MA (Jakarta)• Ketua V : Pdt. Jorry Tasik N.H. (Jakarta)• Sekretaris Umum : Pdt. W.B. Gerungan, MA (Jakarta)• Sekretaris I : Pdt. Pudjo St. Abednego, S.Th.• Sekretaris II : Pdt. Soeprapto Sapari, S.Th. (Jakarta)• Sekretaris III : Pdt. Japarlin Marbun, S.PAK (Jakarta)• Bendahara I : Pdt. Jonathan Tahir (Jakarta)• Bendahara II : Pdt. Drs. Hendra Gunawan Yusuf (Jakarta)• Ketua Dep. Theologia : Pdt. J.L. Paruntung, M.Th. (Jakarta)• Ketua Dep. Pelmas : Pdt. S.J. Mesach, M.Th. (Jakarta)• Ketua WBI : Pdt. Dr. O.E. Mesach (Jakarta)• Ketua Dep. PI : Pdt. Ferry Haurisa (Jakarta)• Ketua DPA : Pdt. D. Hadipranoto (Jakarta)• Ketua Dep. Misi : Pdt. Freddy Z. Riva (Solo)• Ketua Dep. Pend. Umum : Pdt. Drg. A. Indra Gunawan (Jakarta)• Ketua Dep. Informasi & Komunikasi: Pdt. Ferry Lembong, S.Th. (Jakarta)

11. SINODE X DI JAKARTA TAHUN 1994• Ketua Umum : Pdt. A. Soerjadi, M.Sc. (Jakarta)• Ketua : Pdt. Jacob Nahuway, MA (Jakarta)• Ketua : Pdt. Pdt. Drs. Soedarso (Jakarta)• Ketua : Pdt. Dr. A. Alex Tanusaputera (Surabaya)• Ketua : Pdt. S.J. Mesach, M.Th. (Jakarta)• Ketua : Pdt. Jorry Tasik N.H. (Jakarta)• Sekretaris Umum : Pdt. W.B. Gerungan, MA (Jakarta)• Sekretaris : Pdt. Pdt. Pudjo St. Abednego, S.Th.• Sekretaris : Pdt. Soeprapto Sapari, S.Th. (Jakarta)• Sekretaris : Pdt. Japarlin Marbun, S.PAK (Jakarta)• Bendahara Umum : Pdt. Jonathan Tahir (Jakarta)• Bendahara : Pdt. Drs. Hendra Gunawan Yusuf (Jakarta)• Bendahara : Pdt. Prawito Sugeng, MA (Jakarta)• Ketua Dep. Teologia : Pdt. Ishak Roedi, M.Th. (Jakarta)• Ketua Dep. WBI : Pdt. Dr. O.E. Mesach (Jakarta)• Ketua DPA : Pdt. G.S. Tapiheru, MA (Jakarta)• Ketua Dep. Pelmas : Pdt. Ir. Niko Njotorahardjo (Jakarta)• Ketua Dep. Misi : Pdt. Ir. Timotius Arifin (Surabaya)• Ketua Dep. Pendidikan : Pdt. Drg. A. Indra Gunawan (Jakarta)• Ketua Dep. Penginjilan : Pdt. Ferry Haurissa (Jakarta)• Ketua Dep. Umum : Pdt. Drg. A. Indra Gunawan (Jakarta)• Ketua Dep Usaha & Dana : Pdt. J.L. Paruntung, M.Th. (Jakarta)

34 |

12. SINODE XI DI JAKARTA TAHUN 1997• Ketua Umum : Pdt. A. Soerjadi, M.Sc. (Jakarta)• Ketua : Pdt. S.J. Mesach, M.Th. (Jakarta)• Ketua : Pdt. Julius Ishak, M.Sc. (Tasikmalaya)• Ketua : Pdt. Dr. A. Alex Tanusaputera (Surabaya)• Ketua : Pdt. Jacob Nahuway, MA (Jakarta)• Ketua : Pdt. Pudjo St. Abednego, S.Th.• Sekretaris Umum : Pdt. Soehandoko Wirhaspati, MA (Jakarta)• Sekretaris : Pdt. Soeprapto Sapari, S.Th. (Jakarta)• Sekretaris : Pdt. Japarlin Marbun, S.PAK (Jakarta)• Sekretaris : Pdt. Dr. O.E. Mesach (Jakarta)• Bendahara Umum : Pdt. Jonathan Tahir (Jakarta)• Bendahara : Pdt. Dr. O.E. Mesach (Jakarta)• Bendahara : Pdt. Drs. Hendra Gunawan, MA (Jakarta)• Ketua Dep. Teologia : Pdt. Johanes Setiawan, M.Th. (Jakarta)• Ketua Dep. WBI : Pdt. Dr. O.E. Mesach (Jakarta)• Ketua Dep. Pelmas : Pdt. Andreas Hani (Sumba)• Ketua Dep. Misi : Pdt. Ir. Timotius Arifin (Surabaya)• Ketua Dep. Pend Umum : Pdt. Drg. A. Indra Gunawan (Jakarta)• Ketua Dep. Penginjilan : Pdt. G.S. Tapiheru, MA (Jakarta)• Ketua Dep. Usaha & Investasi:Pdt. Titus Handoyo (Jakarta) Pdt. Dr. H.L. Senduk (Jakarta) Pdt. A.I. Pelealu (Jakarta) Pdt. Yahya Handoyo (Jakarta) Pdt. Jusuf T. (Surabaya) Pdt. Dr. S.D. Th. Mailool (Cirebon) Pdt. Drs. Soedarso (Jakarta) Pdt. T. Jonathan (Bandung)• BPK Pdt. A.I. Pelealu (Jakarta) Pdt. Jorry N.H. Tasik (Jakarta) Pdt. Drs. Prawito Sugeng (Jakarta)

13. SINODE XII DI JAKARTA TAHUN 2000• Ketua Umum : Pdt. Soehandoko Wirhaspati, MA (Jakarta)• Ketua I : Pdt. Pudjo St. Abednego, S.Th.• Ketua II : Pdt. Soeprapto Sapari, S.Th. (Jakarta)• Ketua III : Pdt. Ir. Niko Njotorahardjo (Jakarta)• Sekretaris Umum : Pdt. Japarlin Marbun, S.PAK (Jakarta)• Sekretaris I : Pdt. Andreas Yon Sando, M. Div (Jakarta)• Sekretaris II : Pdt. Heru Cahyono, MA (Jakarta)• Ketua DPA : Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham (Tasimalaya)• Ketua Dep. WBI : Pdt. Yuliana Abednego, M.Min (Jakarta)• Ketua Dep. PI Misi : Pdt. Yosia Abdisaputra, S.PAK (Jakarta)• Ketua Dep. Teologia : Pdt. G.S. Tapiheru, MA (Jakarta)• Ketua Dep. Pelmas : Pdt. Dr. Josafat Mesach (Jakarta)• Ketua Dep. Media : Pdt. Hendra Suryanto, S.Th. (Jakarta)• Ketua Dep. Investasi & Dana : Pdt. Sonny Waplau (Jakarta)• Ketua Dep. Pendidikan : Pdm. Prof. Dr. Sasmoko (Jakarta)• Ketua Komisi Litbang : Pdt. Frans Pantan, MA (Jakarta)

| 35 35

Anggota:1. Pdt. Drs. Max Demetouw (IRJA)2. Pdt. Andreas Hani, MA (Sumba)3. Pdt. H. Manurung (Sumut)4. Pdt. Ir. Timotius Arifin (Bali)5. Pdt. DR. Abraham Conrad Supit (Jakarta)6. Pdt. Jos Lamel (Jakarta)

Anggota Badan Pembinaan Rohani Sinode:1. Pdt. Dr. H.L. Senduk (Sesepuh)2. Pdt. T. Jonathan (Sesepuh)3. Pdt. DR. S.D. Th. Mailool (Sesepuh)4. Pdt. A. Soerjadi, M.Sc. (Ketua05. Pdt. T.L. Henoch (Sekretaris)6. Pdt. A.I. Pelealu (Anggota)7. Pdt. Dr. Jonathan A. Trisna (Anggota)8. Pdt. Jorry H.N. Tasik (Anggota)9. Pdt. DR. S.J. Mesach (Anggota)10. Pdt. Dr. O.E. Mesach (Anggota)11. Pdt. Ir. B. Simangunsong (Anggota)

Anggota Pembina Perbendaharaan Sinode:1. Pdt. Julius Ishak, M.Sc. (Tasikmalaya)2. Pdt. Drs. Hendra Gunawan (Jakarta)

14. SINODE XIII DI JAKARTA TAHUN 2004Ketua Umum : Pdt. DR. Jacob Nahuway, MAKetua Umum : Pdt. DR Jacob Nahuway, MAKetua : Pdt. Pudjo St Abednego, Ph.D.Ketua : Pdt. DR. dr. Dwidjo Saputro, SpKJKetua : Pdt. DR. Japarlin MarbunKetua : Pdt. Yosia Abdi Saputera, S.PAKSekretaris Umum : Pdt. Ferry Haurissa, K. S.ThSekretaris I : Pdt. Yohannes Marbun, S.PAK, M.Psy., D.Min.Sekretaris II : Pdt. E.P. Gunawan, S.Th.Bendahara Umum : Pdt. Ir. Arwijanto, S.Th.Bendahara I : Pdt. Ir. Suyapto Tandywasesa, MABendahara II : Pdt. Drs. Hendra Gunawan, MAKetua-ketua Departemen:Theologia : Pdt. Gernaida Pantan, M.Th, D. Min.Pendidikan : Pdm. Prof. Dr. SasmokoWanita : Pdt. Yuliana Abednego, M.MinPemuda & Anak : Pdt. Purim Marbun, M.Th.Media & Litbang : Pdt. Frans Pantan, MA, D.MinPekabaran Injil : Pdt. Jason Balompapueng, M.Sc, MBAMisi : Pdt. Ir. Suyatna SubrataPelayanan Masyarakat : Pdt dr. Yosafat Stephanus Mesach, MAHukum & Advokasi : Pdt. Sukamto Prakoso, MA, MHkGereja & Masyarakat : Pdt. Djoko Prasetio MintohardjoUsaha & Dana : Pdt. Temmy L. BerhitoeHub. Luar Negeri : Pdt. Parlin Napitupulu, MA, D.Min.

36 |

15. SINODE XIV DI JAKARTA TAHUN 20081. Ketua Umum : Pdt. DR. Jacob Nahuway, MA2. Ketua : Pdt. Dr. Pudjo St. Abednego, Ph.D.3. Ketua : Pdt. Dr. dr. Dwidjo Saputro, SpKJ.4. Ketua : Pdt. DR. Japarlin Marbun5. Sekretaris Umum : Pdt. Melianus Kakiay, M.Th.6. Sekretaris I : Pdt. E.P. Gunawan, M.Th.7. Sekretaris II : Pdt. Fecki Angkouw, MA8. Bendahara Umum : Pdt. Ir. Arwijanto Tjokro9. Bendahara I : Pdt. Ir. Suyapto Tandyawasesa, M.Th.10. Bendahara II : Pdt. Drs. Hendra Gunawan, MA

KETUA DEPARTEMEN11. Dep.Pendidikan & Theologia : Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham, MA12. Departemen Wanita : Pdt. dr. Noenik Dwidjo Saputro, M.Kes.13. Dep. Pemuda & Anak : Pdm. Timotius Tan, MA14. Dep. Pekabaran Injil : Pdt. Drs. Jason Balompapueng, M.Sc. MBA15. Departemen Pelmas & Misi : Pdt. dr. Josafat Mesach, M.Th.16. Dep. Hukum dan Organisasi : Pdt. Sukamto Prakoso, MA, MH, M.Th.17. Dep. Hub.Luar Negeri : Pdt. dr. Parlin Napitupulu, MA, D.Min.18. Bethel World Mission : Pdt. Esrom Lempao

16. SINODE XV DI SENTUL, BOGOR TAHUN 20141. Ketua Umum : Pdt. DR. Japarlin Marbun2. Ketua Pembinaan Keluarga : Pdt. Dr. dr. Dwidjo Saputro, Sp.KJ3. Ketua Pembinaan Wilayah : Pdt. Melianus Kakiay, M.Th.4. Ketua Litbang dan Networking : Pdt. Josia Abdisaputra, M.Th.5. Ketua Teologia dan Pendidikan : Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham6. Ketua Misi & Pengembangan Masyarakat :Pdt. dr. Josafat Mesach, M.Th.7. Sekretaris Umum : Pdt. Paulus R. Widjaja8. Sekretaris I : Pdt. Himawan Leenardo9. Sekretaris II : Pdt. Naftali Untung, M.Th.10. Bendahara Umum : Pdt. Ir. Suyapto Tandyawasesa, M.Th.11. Bendahara : Pdt. Budyanto TotongKetua Departemen

12. Departemen Theologia : Pdt. Hengky So, M.Th.

13. Departemen Pendidikan & Latihan : Pdt. Dr. Purim Marbun

14. Departemen Wanita : Pdt. dr. Eunike Stephanie Mesach

15. Departemen Pemuda dan Anak : Pdt. Timotius Tan, MA

16. Departemen PI/Misi : Pdt. Dr. Ronny Daud Simeon, SE., MPM

17. Departemen Pelayanan Masyarakat : Pdt. Dr. Wiryohadi, M.Th.

18. Departemen Pembinaan Regional I : Pdt. Heru Cahyono, M.Th.

19. Departemen Pembinaan Regional II : Pdt. Dr. Ec. M. Sudhi Dharma

20. Departemen Pembinaan Regional II : Pdt. Steve Retraubun, SH

21. Departemen Litbang dan Jaringan : Pdt. Juan Mogi, MA

22. Bethel World Mission : Pdt. Ir. Epafras Djohan Handojo, M.Th

| 37 37

Badan Pekerja Harian GBI dalam kepengurusan saat ini Sehati menuntaskan Amanat Agung. Untuk itu melalui pekerjan misi, mengutus tenaga misinya Buaris Batmanlusi, S.Th, ke pedalaman Indonesia, salah satunya Suku Wana, Sulawesi Tengah. Suku ini tinggal di pegunungan dan hidup berpindah-pindah serta tidak mau berhubungan dengan dunia luar. Tapi, kita bersyukur karena injil telah masuk di sana dan sudah ada gereja serta sekolah-sekolah bagi anak-anak suku Wana.

Tujuan utusan misi ke Suku Wana adalah untuk pekerjaan Tuhan dengan membantu pelayanan di sana, pembangunan serta survey penginjilan pelayanan dan adobsi GBI.

Dalam menjalankan tugas-tugas tersebut, mahasiswa lulusan STTBI ini harus menjalani berbagai tantangan

dan kendala seperti, harus melewati hutan, sungai dan jalanan yang berlumpur. Untuk itu, ia membutuhkan kendaraan motor untuk menunjang pelayanannya di Suku Wana tersebut. Dibalik semua tantangan dan kendala yang harus dihadapi, pria asal Maluku Tenggara ini tetap bersyukur kepada Tuhan. “Saya bersukacita karena Tuhan Yesus selalu melindungi saya dan terima kasih kepada BPH GBI yang telah memberikan support melalui doa dan bantuan dana,” paparnya.

Kita berdoa agar Tuhan menolong setiap orang Kristen di Suku Wana agar benar-benar memahami makna sejati keselamatan yang telah mereka terima. Dan kita kita juga berdoa agar Tuhan memakai fasilitas-fasilitas yang ada di Suku Wana untuk menjangkau mereka, baik itu fasilitas pendidikan, kesehatan, maupun fasilitas lainnya.

LADANG

Misi Misi diSuku Wana, Sulawesi Tengah

Buaris Batmanlusi, S.Th.

38 |

Suku Asmat Papua adalah salah satu suku terbesar yang ada di Papua. Mereka tinggal menyebar di pedalaman dan di tepi pantai dengan rumah-rumah berbentuk seperti jamur yang disebut Jew. Secara tradisional, masyarakatnya masih menganut animisme dan kepercayaan yang kompleks berdasar pada konsep alam semesta yang dualistik dan seimbang. Namun, syukurlah, sekitar 80 persen suku Asmat yang berbicara dalam bahasa Kasuarina ini, telah mengenal Injil.Dalam penuntasan Amanat Agung, maka kepengurusan Badan Pekerja Harian GBI saat ini, terus konsen dan sangat gencar pada misi penginjilan bagi suku-suku pedalaman Indonesia. Untuk itu, melalui Departemen Misi BPH mengutus tenaga-tenaga misinya. Dan, Rita Betteria Tinambunan adalah satu satu utusan misi di Suku Asmat sebagai seorang guru. Menurut pengakuan Rita yang asli Batak ini, sebelum di utus ke Suku Asmat tepatnya di Agats, ia adalah seorang TKI di Selangor, Malaysia. Tapi, Tuhan Yesus mengubahkan hidupnya dimulai dari jemaat, aktifis, pengerja hingga menjadi gembala cool (sel group) di GBI BCM Sg Way Malaysia. Juga mengikuti kuliah paruh waktu Blok Teaching kemudian lulus ia mendaftar online untuk menjadi Guru Misi dan pelatihan kelas survival (kelas khusus mata pelajaran POAB) di Bogor. Selama pelatihan tersebut, Rita merasa semua konsep hidupnya berubah dan ia semakin yakin untuk di utus. Sebelum di utus ke Suku Asmat, ia menjadi relawan gempa/tsunami di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. “Di sana, saya harus mengajar di tiga sekolah (SD, SMP, SMU) di mana terjadi kekosongan guru-guru dan di luar jam-jam mengajar saya membantu di gereja-gereja lokal,” tutur wanita kelahiran Lampung 39 tahun lalu yang dibesarkan di Toba, Sumatra Utara ini. Dilanjutkannya, setelah 4 bulan di Sulteng, ia dan tim berangkat ke Papua melalui Makasar dengan menumpangi KM Sirimau selama 9 hari.

Sesampainya di Papua (waktu itu 19 Januari 2019), menurutnya semuanya lebih susah khususnya air, karena masyarakat di sana bergantung kepada air hujan sedangkan hujan sudah lama tidak turun di sana. “Kami tidak mandi berhari-hari juga sembako mahal, tingkat pendidikan yang rendah dimana (maaf) anak SMU di sana tidak bisa baca juga klinik kesehatan yang terbatas,” ungkapnya seraya menambahkan bahwa ia dan timnya tetap bersyukur walau dalam keadaan yang serba kekurangan tersebut, Rita dan rekan-rekan guru misinya ini bisa melayani di sana.

Seiring berjalannya waktu, pelayanan Rita di Suku Asmat ini, akhirnya ia jatuh cinta kepada anak-anak Papua tersebut yang menurutnya “mutiara hitam” yang terpendam di dalam lumpur. “Sudah saatnya kita buat supaya bisa memancarkan kemilauan sinarnya, meskipun harus dengan lelah, kesabaran, waktu & tenaga yang ekstra,” tutur Rita. Menurut pengakuannya, transportasi di sana sangatlah sulit karena itu untuk ke sekolah tempat ia mengabdi, harus menempuh perjalanan 1 jam dimana jalanan di sana terbatas dan di atas kayu papan. Tetapi, ia bersyukur karena setelah enam bulan kemudian ia boleh memiliki motor listrik dan selain sebagai guru ia beternak hurje (babi) ada empat ekor. Hal itu sangat membantu pelayanannya di Suku Asmat tersebut. Ia juga membantu perintisan dan pembangunan GBI Jemaat Kembang Fajar Agats Asmat.

Dalam perjalanan pelayanannya, Rita bersyukur kepada Tuhan karena dijauhkan dari penyakit Malaria yang berbahaya dan yang banyak mengancam masyarakat setempat. “Doakan saya di Asmat ini supaya Tuhan pakai lebih dahsyat lagi dan boleh terus menjadi berkat buat Tanah Papua,” demikian harapnya.

Misi

Rita B. Tinambunan

Pelayanan keSuku Asmat, Papua

39

Pujian syukur bagi kemuliaan Kristus Yesus Tuhan, oleh anugerah-Nya Departemen Pekabaran Injil (PI) BPH GBI dapat melaksanakan tugas mulia dalam Sehati Menuntaskan Amanat Agung Tuhan. Tidak terasa telah memasuki bulah akhir dari satu periode pelaksanaan progran MPL GBI sejak Oktober 2019-Juli 2020.

Mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ketua Badan Pekerja Harian GBI dan Ketua 1 BPH GBI yang membawahi Departemen Penginjilan Gereja Bethel Indonesia atas dukungannya dalam pelaksanaan program sejak Oktober 2019-Juli 2020. Program-program yang telah terlaksana antara lain adalah: (1) KKR di Banda Aceh yang berlangsung pada 23-24 Januari 2020 dengan sasaran kodam dan gereja-gereja di Aceh; (2) Seminar, KKR dan Pelayanan Penjara di BPD Kalsel dan Barito dengan sasaran memperlengkapi tim daerah, yang berlangsung pada 9-12 Maret 2020.

Program yang sudah direncanakan tidak semua dapat terlaksa, dikarenakan wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Namun demikian, Departemen PI tetap melaksanakan program dalam menghadapi masa Covid-19 seperti berikut: (1) Pembagian Sembako bagi jemaat yang kekurangan pada awal April 2020 sehingga banyak umat yang tertolong; (2) 1.100 APD dengan tujuan membantu Pemerintah di seluruh Indonesia melalui rumah sakit dan Puskesmas yang berlangsung pada akhir April hingga awal Mei 2020; (3) Mitra BA dengan tujuan pemberian Sembako dan mendapat respons positif dari para penerima Sembako tersebut; (4) Bencana Lampung. Banyak umat korban bencana di Lampung tertolong dengan pemberian bantuan tersebut di akhir Mei 2020 lalu; (5) Buka Puasa Bersama pada akhir Mei-Juni 2020; (6) Makan Siang Bersama yang menjadi berkat pada Juli 2020; (7) Bencana di Luwu, Sulawesi Selatan pada Juli 2020 dengan program ini banyak orang yang tertolong; (8) Bencana di Sorong pada Juli 2020 dan banyak orang tertolong.

DEPARTEMEN PEKABARAN INJIL

Pdt. Gilbert Lumoindong. - Ketua Departemen PI BPH GBI

PI DAPAT MELAKSANAKAN TUGAS MULIA

40 |

Departemen Pemuridan BPH GBI telah melaksanakan beberapa programnya, antara lain:

v Finalisasi Buku Panduan Komsel bertujuan agar gereja lokal memiliki panduan bagi komunitas sel. Sasaran program yang dilaunching pada September 2020 ini adalah agar materi-materi komsel di gereja lokal lebih terarah dan tersistematis.

v Booklet Big Picture Pemuridan. Program yang berlangsung pada Juli 2020 ini bertujuan memberikan edukasi mengenai mentoring dan pemuridan dengan sasaran agar setiap gembala dan pejabat mengetahui arah, tujuan dan visi pemuridan GBI.

v Buletin Build bertujuan update informasi Departemen Pemuridan dengan memiliki sasaran memberikan materi-materi pemuridan dan perkembangan-perkembangan isu pemuridan. Program ini berlangsung pada November-Maret dan Agustus-September.

v Instagram Build adalah sebagai media informasi Departemen Pemuridan dengan sasaran memberikan materi dan update informasi pemuridan yang berlangsung pada Oktober 2019 hingga saat ini.

Dalam menjalankan program-program yang terlaksana, ada juga yang belum bisa dilaksanakan akibat pademi global saat ini. Namun, Departemen Pemuridan telah melaksanakan beberapa program terkait pasca covid-19, antara lain; Diskusi Nasional Depatemen Pemuridan dengan BPD yang membawahi bidang pemuridan dengan tujuan menyampaikan arah dan visi pemuridan BPH GBI yang berlangsung pada 20 Juni 2020. Diadakan juga program pembekalan pemuridan pejabat BPD Kalteng pada 7-8 Juli 2020 dengan tujuan menyampaikan arah dan visi pemuridan dan data faktual urgensi pemuridan di tengah pademi Covid-19. Sasarannya adalah brainstorming strategi pemuridan jemaat di tengah pandemi Covid-19.Program yang tak kalah menarik yang akan dilaksanakan pada 19 Oktober 2020 yaitu, Webinar "I Will Build My Church". Program ini bertujuan membekali para pejabat GBI dengan berbagai materi pemuridan yang berhubungan dengan penuntasan Amanat Agung. Sasarannya, para pejabat GBI dan peserta memahami secara komprehensif mengenai pemuridan dan diharapkan mampu mempraktikkan di gereja lokal atau di komunitas.

DEPARTEMEN PEMURIDAN

| 41

Pdt. Togi Valentino Simanjuntak - Ketua Departemen Pemuridan BPH GBI

PEMURIDAN

41

Program Kerja sesuai keputusan Sidang MPL GBI yang terlaksana, antara lain:

vPOAB (Pusat Orientasi Apostolik Bethel) I – Program melatih & mengutus tenaga misi ke lapangan (10-20 siswa) yang bertujuan mempersiapkan utusan misi untuk perintisan gereja baru di wilayah yang membutuhkan dengan sasasaran pemuda/i gereja yang mempunyai beban misi. Telah dilaksanakan di Pontianak (September-Desember 2019) lalu. Juga Supervisi POAB merupakan program telah yang berlangsung di Perwokerto dan STA Manado-Makasar pada 17-20 Februari 2020.

vRakernas (14-16 Januari 2020) tujuan sosialisasi & sinergi program ke daerah.

Untuk beberapa program lain yang tidak dapat diselesaikan karena kondisi force majeur yang terjadi yaitu, pandemi global saat ini. Namun, ada kebijakan akibat pandemi Covid-19 yaitu, berupa Bantuan Dana Misi bagi 142 hamba Tuhan/utusan misi di daerah sebesar Rp 500.000,-/bulan selama April-Juni 2020. Selain itu, ada Rapat Koordinasi pada 21-25 April 2020. Juga program Rembuk Nasional Departemen Misi (via Zoom apps), 12 Juni 2020 dengan tujuan menampung aspirasi, rencana dan kegiatan misi yang dapat dilakukan dalam masa pandemi. Selain itu, program on going seperti Webinar Nasional Workshop GBI Menuju Ketahanan Pangan Mandiri dari Hulu Ke Hilir. Program ini bertujuan memperlengkapi utusan misi dan hamba Tuhan dalam kontekstualisasi “new normal situation” yang berlangsung sejak 14 Agustus 2020 dengan indikator, keterampilan dikembangkan dan terjadinya penguatan ekonomi jemaat di masa pandemi.

DEPARTEMEN MISI PENANAMAN GEREJA & SUKU TERABAIKAN

Jiwa-jiwa diselamatkan dan mengenal kasih karunia serta keselamatan merupakan kerinduan Tuhan bagi umat manusia. Ada harga yang harus dibayar untuk menjangkau jiwa tetapi merupakan sukacita besar ketika mereka percaya dan menjadikan Kristus sebagai Tuhan dan uruselamatnya. Gereja Bethel Indonesia sebagai sinode yang terus bergerak maju, menangkap kerinduan hati llah ini, sekuat tenaga menunaikan Amanat Agung Yesus Kristus. Untuk itu melalui Departemen Misi sebagai perpanjangan tangan BPH GBI, tetap berjuang di ladang misi Indonesia walau terkendala pandemi global saat ini. Dalam penjangkauannya, Departemen Misi bekerja secara bijak, onstektual dan rencana serta kerjanya dikoordinasikan menyeluruh juga serempak

bersama BPD-BPD se-Indonesia dan para utusan daerah.

Pdt. Irwan Widjaja. - Ketua Departemen Misi, PG & STA BPH GBI

BERJUANG DI LADANG MISI

42 |

Departemen Teologia (DT) adalah departemen yang dibentuk oleh Badan Pekerja Harian Gereja Bethel Indonesia yang memiliki visi Sehati dengan misi menekankan pengajaran yang Alkitbiah bercirikan Pentakosta, pembinaan teologi GBI yang kuat melalui forum teologi, seminar; serta melengkapi buku pengajaran dasar, sikap teologi GBI; bahan & sosialisasi BELL

Dalam menjalankan program kerjanya DT memiliki berbagai stategi antara lain: meningkatkan pembinaan teologia kepada pejabat (dan jemaat) GBI, membenahi ajaran teologia di lingkungan GBI serta memfasilitasi dan mendukung gereja lokal GBI dalam hal pengajaran Teologia.

Sesuai Keputusan Sidang MPL I GBI beberapa program DT yang terlaksana sejak Oktober 2019-Juli 2020, antara lain: (1) Forum Diskusi Teologi adalah wadah untuk membahas perkembangan teologia dan sebagai acuan untuk panduan teologis GBI terhadap suatu ajaran. Tujuannya, mendiskusikan teologi kontemporer dan membuat sikap GBI terhadap teologi tsb. Program ini berlangsung pada 30 Januari-1 Februari 2020, 7 Mei 2020, 17 Juli 2020; (2) Seminar Teologia di BPD-BPD GBI yang berlangsung pada 7 Desember 2019 lalu, bertujuan memberikan pemahaman teologis mengenai perayaan natal dengan indikator keberhasilannya, peserta bisa memahami sejarah dan dasar teologis perayaan hari natal; (3) Kajian Teologis dan Penelitian adalah penelitian terhadap ajaran teologi yang berkembang di GBI. Program ini berlangsung 30 Januari-1 Februari 2020, 7 Mei 2020 dengan indikator ajaran-ajaran yang beredar di lingkungan GBI bisa di evaluasi.

Dari beberapa program yang terlaksana, namun ada juga yang belum bisa terlaksana akibat pandemi Covid-19 di antaranya: penerbitan buku ajaran teologi sehingga isi buku masih dalam proses dan Rakernas DT. Di samping itu, berdasarkan kebijakan situasi covid-19 saat ini ada beberapa program yang dilaksanakan, yaitu: (1) Shooting video Ajaran merupakan pengajaran GBI yang mudah diakses dan dipahami oleh warga GBI dengan sasaran pejabat dan jemaat GBI. Shooting tersebut berlangsung pada 7 Juli 2020; (2) Webinar Teologi adalah memberikan pemahaman teologis kepada warga GBI mengenai mujizat di masa pandemi. Webinar yang berlangsung pada 20 Juli 2020 lalu, diharapkan pesertanya bisa memiliki pandangan yang benar mengenai mujizat tersebut.

DEPARTEMEN TEOLOGIA & AJARAN

Pdt. Dr. Gernaida Pakpahan - Ketua Departemen Teologi BPH GBI

PROGRAM AJARAN TEOLOGIGBI YANG BENAR

| 43 43

Dalam tugas dan misinya, Demitrak berfokus

dalam tiga hal yaitu, (1) Art, Media, Sport dan

Entertaiment (Seni, Media, Olahraga dan Dunia

Pertunjukan); (2) Business (Bisnis dan Dunia Usaha);

(3) Government (Politik dan Pemerintahan).

Beberapa program yang telah terlaksana sebagai

hasil Sidang MPL I GBI sejak Oktober 2019-Agustus

2020, antara lain: (1) Creative Entrepreneurship Program, yang bertujuan melatih jemaat

dan warga sekitar gereja untuk menjadi

entrepreneur dan melakukan pendampingan

untuk mengembangkan usaha yang telah dirintis.

Program yang dilaksanakan selama 2 kali sejak

tahun 2019 s.d. 2020 ini memiliki indikator

keberhasilan, seperti munculnya entrepreneur

baru, lapangan pekerjaan baru dan meningkatnya

hubungan positif antara gereja dan lingkungan

sekitarnya; (2) Penyediaan Operasional Demitrak (2019-2020); (3) Rapat dan Sosialisasi Program (2019-2020).

Disamping itu, ada juga beberapa program

yang tidak terlaksana karena situasi pandemi.

Sebaliknya, terdapat program kebijakan antara

lain: (1) Rakernas I Demitrak (14-16 Januari

2020), bertujuan memperkenalkan pelayanan

Mitra Kreatif sebagai ujung tombak pelayanan

baru gereja, menyusun program sinergi

Demitrak BPH dan Bimitrak BPD, koordinasi dan

menginventarisir potensi jemaat untuk menjadi

misionaris di bidang Mitra Kreatif. Program yang

mempunyai sasaran para Ketua Bimitrak BPD/

BPLN ini memiliki indikator keberhasilan; selain

terjalinnya komunikasi yang baik antara pengurus

pusat dan daerah juga bisa memahami pentingnya

pelayanan Mitra Kreatif juga lahirnya komunitas

seni, media, bisnis dan politik di setiap daerah.

(2) Sosialisasi Mitra Kreatif pada Rakerda BPD DKI Jakarta dan Sidang MD BPD Maluku Utara

dengan tujuan memperkenalkan dan menjelaskan

tugas pokok dan fungsi Demitrak ke daerah,

koordinasi dan pembentukan pengurus Bimitrak.

Program yang mempunyai sasaran gembala dan

pejabat GBI, BPD/BPLN ini memiliki indikator

keberhasilan: pelayanannya bisa berjalan dan

komunikasi yang baik serta terbentuknya Bimitrak

BPD/BPLN dan ketuanya. Program berlangsung

pada 6 Februari, 18-19 Maret 2020.

(3) Raker PP Demitrak (11 Maret dan 6 Juli 2020).

DEPARTEMEN MISI TRANSFORMASI KREATIF

Departemen Misi Transformasi Kreatif (Demitrak) BPH GBI merupakan salah satu departemen yang ada dalam Sinode GBI (BPH GBI). Demitrak bertugas melakukan pelayanan misi transformatif dengan cara yang kreatif di lingkungan gereja dan masyarakat. Harapannya melalui sepak terjang departemen ini akan terjadi perubahan-perubahan yang signifikan di lingkungan gereja (GBI) dan masyarakat (umum) menuju keadaan yang lebih baik, sehingga dapat membantu pemerintah dalam melakukan

terobosan baru dan mensejahterakan bangsa.

Pdt. Yohannes Nahuway, M.Th. - Ketua Departemen Demitrak BPH GBI

MEMBAWA PERUBAHANDAN HARAPAN BARU

44 |

Program yang bertujuan selain koordinasi juga

untuk fellowship PP Demitrak. Indikatornya,

terjalin komunikasi yang baik dan terlaksannya

program.

(4) Webinar Nasional Mitra Kreatif Pemberdayaan Ekonomi Jemaat melalui UMKM. Program ini bertujuan

mensosialisasikan program pemerintah yang

berkaitan dengan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM), kepada gembala dan

warga jemaat, terciptanya para pelaku UMKM

yang baru di lingkungan gereja, pemerintah

memfasilitasi pembinaan dan pendampingan

bagi UMKM jemaat. Program yang

berlangsung pada 10, 15, 19 Agustus 2020 ini,

memiliki indikator munculnya pelaku UMKM di

lingkungan gereja, adanya sinergi dan koneksi

dengan pemerintah terkait bantuan UMKM.

Tak kalah penting yaitu, program Webinar

Artisan Indonesia Mission (AIM) yang

berlangsung pada 12 Agustus 2020 lalu,

bertujuan sebagai pertemuan, seminar dan

kolaborasi pertama komunitas Art Nasional

dengan sasaran pelaku seni GBI se-Indonesia.

Indikator keberhasilannya terbentuknya

komunitas seni nasional dan terjalinnya

komunikasi antara pelaku seni GBI.

Kita berdoa agar Mitra Kreatif menjadi

penggerak warga Gereja Bethel Indonesia

untuk mampu menjadi terang dan garam

yang menerangi dan memberkati masyarakat,

bangsa dan negara Indonesia bahkan sampai

dunia. Harapannya melalui pelayanan Mitra

Kreatif, akan mengubah pola misi Gereja Bethel

Indonesia ke arah yang lebih baik, menjangkau

lebih banyak jiwa untuk kemuliaan Tuhan.

| 45 45

DEPARTEMEN ADVOKASI DAN HUKUM

Departemen Advokasi & Hukum BPH GBI terus melaksanakan program bantuan hukum bagi jemaat GBI dan beberapa program yang telah

terlaksana berdasar hasil keputusa MPL GBI, antara lain:

Pembukaan Cabang LBH Bethel Indonesia di BPD NTT pada 16-18 Desember 2019 lalu. Program ini bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan dan bantuan hukum di kalangan GBI serta mengoptimalkan pemberian bantuan hukum di tengah masyarakat luas.

Bantuan dan Pendampingan Hukum, Penyuluhan hukum dan Pemberdayaan Masyarakat. Bantuan dan pendampingan terhadap kasus seperti, kekerasan pada anak, pengancaman, penipuan & penggelapan investasi, ketenagakerjaan, dll yang dilaksanakan secara rutin/non stop. Indikator program ini adalah terpenuhinya hak-hak dari BPH, BPD, gereja lokal maupun jemaat yang memerlukan maupun yang kurang mampu saat berhadapan dengan hukum yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Up Grading Kualitas SDM Departemen Advokasi & Hukum BPH GBI. Mengupas tuntas OSS 1.1. (Justika Solusi Indonesia Online), Pelatihan Arbitrase Online. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas tim Departemen Advokasi & Hukum yang bersifat keahlian.

Ada beberapa program departemen yang tidak bisa terlaksana akibat pandemi global saat ini. Namun, sesuai kebijakan akibat pandemi Covid-19 maka Departemen Advokasi & Hukum melakukan beberapan program seperti, Pengadaan Fasilitas Zoom Meeting (Standart Pro dan 500 Participants meeting pada 9 Juli 2020 lalu. Tujuannya, sebagai sarana layanan Online, paralegal studies for Churches, pemberdayaan masyarakat online, mediasi online. Tak kalah menarik adalah program Layanan “Suara Hukum Bethel” dimulai Maret 2020 hingga saat ini yang bertujuan, sebagai sarana layanan konsultasi online bagi warga gereja dan masyarakat umum yang berkonsultasi melalui No. Kontak: 081291280055 dan 021-4220750.

Juga pada Maret 2020 hingga saat ini telah melakukan program E-Court Litigation yang merupakan program persidangan secara elektronik guna merespon masa new normal yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dengan indikator proses persidangan selesai hingga ada putusan dan atau vonis. Selain itu, dilakukan pelatihan hukum online bagi paralegal studies for churches dan kelas hukum tematik bagi warga gereja dan masyarakat umum, yang berlangsung pada Juli 2020 hingga saat ini. Program ini bertujuan sebagai edukasi seputar pengetahuan hukum terkini dengan metode diskusi tematik, webinar.

OPTIMALKAN BANTUAN HUKUMBAGI MASYAKAT UMUM

Dr. Hanan Soeharto, S.H., M.H., Ketua Departemen Advokasi dan Hukum

46 |

1

2

3

4

(1) Visitasi Kanwil Menkumham DKI Jakarta.(2) Penyuluhan Hukum Ketenagakerjaan di Masa Pandemi Covid-19.(3) Ucapan Syukur Ruangan Kantor Departemen Hukum dan Advokasi BPH GBI(4) LBH BETHEL INDONESIA sebagai Narasumber Rancangan PERMENKUMHAM

tentang Program Bantuan Hukum.

| 47 47

Menjadi wanita yang berbeda dengan wanita lain, yang memancarkan sinar terang kemuliaan Allah sehingga dapat dipakai oleh Tuhan sesuai kehendak-Nya dalam menuai ladang gandum yang sudah menguning, demikian visinya. Sedangkan misinya, adalah memberdayakan setiap anggota WBI agar efektif dan efisien dalam pelayanan semua bidang pelayanan wanita baik dalam keluarga, gereja dan masyarakat, di dalam maupun di luar negeri secara holistik supaya dapat menuai jiwa-jiwa bagi kerajaan Allah.Dalam menjalankan programnya di periode Oktober 2019-2020, sesuai Keputusan Sidang MPL I GBI sebagian besar boleh terlakana dengan baik disamping ada beberapa yang belum terkait pandemi covid-19. Berikut program-program yang telah terlaksana tersebut, antara lain:l Pembuatan Modul WCB 3 "Healthy Mind, Healthy Me". Progarm ini bertujuan merancang topik-topik berkaitan dengan kesehatan mental wanita; menentukan pemateri yang berkompeten dengan sasaran pemateri membuat materi sesuai maksud dan arahan. Sedangkan indikator keberhasilannya, yaitu bisa terselesainya modul WCB 3. Program ini berlangsung pada April-Juli 2020.l Seminar Istri Hamba Tuhan yang bertujuan mengembangkan potensi dan karunia istri hamba Tuhan; melatih istri hamba Tuhan agar cakap menjalankan perannya. Sasarannya, para istri hamba Tuhan di Korda Sumsel, Jateng, Kalteng, Sulut, Papua, Teluk Cenderawasih. Indikatornya, para istri hamba Tuhan bisa terlatih dan cakap dalam pelayanan. Program telah berlangsung di Sumsel, 4-5 Maret 2020 lalu.l TFT WCB 1 dan 2. Program yang berlangsung di Kepulauan Nias pada 19-20 Maret 2020 ini, adalah melatih pemimpin-pemimpin wanita di daerah agar cakap mengajarkan materi WCB. Sasarannya, trainer di Korda Nias, Kaltara dan 2 korda lainnya (ditentukan kemudian). l Pembuatan Rekaman Materi WCB 1 & 2. Program ini adalah untuk memberikan arahan dan menyamakan persepsi tentang materi WCB agar dapat disampaikan sesuai tujuan yang diharapkan. Memiliki sasaran para pembicara WCB di

seluruh Indonesia. Indikatornya, tersedianya CD rekaman materi WCB. Program berlangsung pada April-Mei 2020.l Kelanjutan WCB 1 & 2 (Cetak Buku), bertujuan menjadikan wanita cakap dan berdampak dalam keluarga, gereja dan masyarakat. Dan, setiap wanita dalam wadah WBI bisa berubah pola pikir dan pola hidupnya, demikian indikator keberhasilannya. Ini diperuntukkan bagi WBI, baik yang telah mengikuti WCB maupun yang belum. Progam ini berlangsung sesuai kebutuhan daerah.l Sosialisasi Isu Hukum Seputar UU ITE. Program ini bertujuan membuka wawasan seluruh wanita di Indonesia tentang bahaya secara hukum menyebarkan hoaks melalui media sosial. Program yang berlangsung pada Desember 2019 lalu memiliki indikator agar seluruh WBI sadara akan bahaya menyebarkan hoaks di Medos.l Mengadakan Ibadah, Doa & Puasa Serempak di Seluruh Indonesia, dengan tujuan membangun kesehatian wanita dalam doa. Indikator keberhasilannya adalah seluruh WBI di Indonesia mengambil bagian berdoa dan puasa dan di DKI Jakarta sendiri terdapat 200 pendoa yang berkumpul dan berdoa pada 7 April 2020 lalu.l Membuat 15.000 Slip Alkitab Isi Pokok Doa. Tujuannya, informasi tentang pokok doa tersosialisasi dengan baik. Sasarannya, khusus WBI di Kalimantan agar seluruh WBI di sana bisa mendapatkan slip Alkitab berisi pokok doa. Program berlangsung pada Januari 2020 lalu.l Mengikuti Sidang Raya Perempuan PGI. Sidang yang berlangsung di Sumba, 2-5 November 2019 telah diikuti oleh 3 utusan Departemen Wanita. Program ini bertujuan untuk menjalin kerja sama antarorganisasi wanita Kristen dengan sasaran PP WBI.l Pembuatan Pos Yandu Lansia di tiap Korwil. Program yang focus kepada para lansia ini telah berdiri di setiap korwil Seluruh Indonesia. Program berlangsung pada Agustus 2019 hingga Juli 2020.l Pengadaan Perlengkapan Posyandu Berupa Timbangan Badan. Program yang berlangsung pada Januari 2020 ini

DEPARTEMEN WANITA BETHEL INDONESIA

Wanita Bethel Indonesia (WBI) adalah salah satu departemen dalam Badan Pekerjaan Harian GBI yang dikhususkan untuk memberikan pelayanan bagi wanita, baik di tengah keluarga, gereja maupun masyarakat. Dalam BPH GBI, WBI telah resmi menjadi wadah bagi pelayanan wanita sejak akhir tahun 1970-an. Dan, atas pertolongan Tuhan Yesus Kristus Sang Kepala Gereja, Departemen WBI telah menyelesaikan banyak program sejak MPL I GBI 2019 lalu hingga saat ini, juga berkat dukungan penuh dari BPH GBI serta kerja sama yang terbina antara Pengurus Pusat WBI dengan Koordinator Daerah WBI dan BPD GBI se-Indonesia.

Pdt. dr. Eunike S. Mesah – Ketua Departemen WBI

PERTOLONGAN TUHAN WBI TELAH MENYELESAIKAN BANYAK PROGRAM

48 |

bertujuan mendukung berjalannya posyandu di 38 Korda di Indonesia dan melengkapi fasilitas posyandunya dengan pemberian timbangan badan. l Pemberian Hadiah Natal untuk Janda Gembala GBI. Program ini adalah bentuk kepedulian Departemen WBI kepada para janda gembala GBI dengan memberikan hadiah di hari Natal tersebut. Hadiah diberikan pada Desember 2019 lalu.l Pembentukan WBI Lokal Baru. Bertujuan mendorong setiap GBI untuk membuka Kebaktian Wanita (WBI). Dan hingga saat ini, telah terbukanya 100 kebaktian Wanita baru di GBI seluruh Indonesia (Agustus 2019-Juli 2020).l Pelaksanaan Rakernas 1. Rapat Kerja Nasional WBI telah berlangsung dengan baik pada 14-17 Januari 2020 lalu bertujuan memberikan pembekalan kepada seluruh ketua korda; Sosialisasi Program Departemen Wanita ke Ketua Korda; Mensinergikan program 1 tahun berjalan.l Menghadiri Rakerda Koordinator Daerah di Seluruh Indonesia. Tujuan Rakerda ini adalah memberikan pembekalan kepada pemimpin-pemimpin WBI di setiap daerah dan mensosialisasikan ke WBI Lokal. Sasarannya, peserta Rakerda di 42 Korda. Hasilnya, seluruh peserta Korda mendapatkan pembekalan dari PP WBI. Rakerda telah dilaksanakan di Eropa, Bekasi, Bali, Jateng, JBU, Sumbar, Kep. Nias dan berlangsung hingga Maret 2020.l Operasional Tutin Kantor PP WBI (Agustus 2019 hingga Juli 2020).

PROGRAM BANTUANDalam menjalankan sekian banyak program, WBI juga berorientasi memberikan bantuannya yang bisa dibuktikan dalam program-program berikut:lOperasional Asrama Putri Pontianak dan Renovasi Asrama.

Progran ini bertujuan memberikan dukungan materil bagi 14 anak di Asrama Putri Pontianak sehingga ketika lulus SMA/SMK bisa terpelihara dengan baik di asrama tersebut. Operasional diberikan pada Agustus 2019-Juli 2020 lalu.l Pemberian Beasiswa Bagi Mahasiswi STTBI Jakarta dan Donasi. Tujuannya, memberi dukungan secara materiil dalam bentuk beasiswa kepada para mahasiswi STTBI. Dan telah membiayai uang kuliah untuk 2 (dua) orang mahasiswi STTBI Jakarta setiap semester. Program berlangsung sejak Agustus 2019-Juli 2020.l Pemberian Bantuan Korban Bencana Alam. Tujuan program ini adalah mengembangkan rasa peduli bagi sesama yang mengalami musibah bencana alam di wilayah Indonesia. Bantuan telah diberikan saat bencana di Lampung, Masama (Sulawesi Selatan) dan Entikong (Kalimantan Barat).l Bedah Rumah Hamba Tuhan Wanita. Bertujuan mengimplementasikan rasa peduli terhadap hamba Tuhan wanita yang rumahnya kurang layak untuk ditinggali. Bedah rumah telah dilakukan bagi 3 orang hamba Tuhan wanita GBI di Maluku, Papua dan Kalimantan Selatan.l Penerbitan Newsletter merupakan program sarana penyampaian informasi seputar kegiatan pusat & daerah serta persepuluhan WBI di seluruh Indonesia agar mereka bisa menerima informasi melalui Newsletter tersebut yang terbit pada Desember 2019 lalu.l Membangun Kerja Sama Dengan Organisasi Lain (PGI, PGLPI, Kemen3A, dll). Tujuan proram ini adalah agar Departemen Wanita kita bisa terserap dan melakukan kegiatan bersama dengan organisasi wanita lain, baik organisasi gereja maupun pemerintah. Program berlangsung pada Agustus 2019 hingga Juli 2020.

Memberikan Bantuan pada Masyarakat Korban Bencana Alam di Lampung, Masamba, Sulawesi Selatan dan Entikong, Kalimantan Barat.

Renovasi Asrama Putri “Narwastu” Pontianak, Kalimantan Barat

Wanita Bethel Indonesia di Seluruh Indonesia dan Luar Negeri Berdoa bersama melalui Aplikasi “Zoom”

SEMINAR ISTRI HAMBA TUHANPALEMBANG, 4-5 MARET 2020

| 49 49

Beberapa program kerja periode Oktober 2019-Juli 2020 yang telah terlaksana berdasarkan keputusan Sidang MPL GBI, yaitu:

Pelatihan Bapa Sepanjang Kehidupan (BSK) bertujuan agar setiap laki-laki menjalankan fungsi dan peran sebagai Bapa. Pelatihan telah dilaksanakan di beberapa BPD seperti, Sumba (4 Oktober 2019), Bekasi (26 Oktober 2019), Nias (22 November 2019); Kalimantan Barat (3 Desember 2019); DKI Jakarta Perwil Jaksel (15 Februari 2020), Perwil Jakpus (22 Februari 2020), Perwil Jakut (7 Maret 2020), Perwil Jaktim (7 Maret 2020); Banten (22 Februari 2020; GBI Sentral Tomang (29 Februari 2020).

Buku Pelayanan Persiapan Pernikahan adalah untuk menyediakan panduan bagi para gembala GBI sehingga memudahkan mereka dalam bimbingan pranikah jemaatnya.

Yang tak kalah menarik program Buku Bulan Keluarga juga bertujuan memperlengkapi dan menuntun gereja-gereja lokal dengan materi khotbah dalam sebulan. Namun, karena terkendala Pandemi maka buku tersebut hanya dibuat format e-book dan Power Point yang telah didistribusikan ke setiap gereja lokal GBI.

Informasi dan Sosialisasi Kegerakan Keluarga juga merupakan program yang terlaksana demi tersedianya secara aktif media komunikasi

antardepartemen (IG, Youtube, FB dan Twiter).

Pembuatan Booklet MEKAR (Melindungi Keluarga Anak & Remaja) dengan mencetak 1.000 buku pada Desember 2019. Dan, tersedia bagi Satgas MEKAR di seluruh BPD GBI.

Sekolah Minggu Sahabat Keluarga (SMHK) telah dilakukan Webinar pada 19 Agustus 2020 dan enam kelas parenting & pewarisan iman pada 21, 24, 29, 31 Agustus 2020 dan 4, 11 September 2020. TFT SMHK diadakan di 2 BPD.

Mengadakan Acara Puncak Perayaan Bulan Keluarga GBI. Tetap terlaksana walau acara tersebut dilakukan secara online dalam Webinar “Bangkitlah Keluarga Indonesia” yang diadakan pada 7 April 2020, 5 Mei 2020, 4 Juni 2020, 9 Juni 2020, 12 Juni 2020, 16 Juni 2020.

Pembentukan Satgas MEKAR dengan tujuan melindungi keluarga, anak & remaja) dan telah dilaksanakan pembentukan dan pelatihan di 5 BPD, hanya terlaksana satu kali dalam bentuk fellowship Satgas Mekar Banten pada 9 Desember 2019 lalu.Untuk beberapa program lain tidak bisa terlaksana karena kondisi force majeur yang terjadi yaitu pandemi global saat ini. Namun, Departemen Pembinaan Keluarga terus mengupayakan program yang merupakan akibat dari Pandemi Covid-19 yaitu, Penuntun Mezbah Keluarga Harian.

DEPARTEMEN PEMBINAAN KELUARGA

Keluarga adalah fondasi dari kehidupan masyarakat dan bangsa. Demikian dengan gereja, dimana gereja terdiri atas kumpulan keluarga di dalamnya. Untuk itu, GBI memandang keluarga harus diprioritaskan dan dilakukan pembinaan serius yaitu, pembinaan holistik dimulai sejak bayi lahir, remaja, dewasa muda, hingga lansia, serta bidang-bidang pembinaan parenting, pernikahan baik pranikah maupun pasca pernikahan, peningkatan peran ayah, ibu, anak-anak serta lansia. Untuk itu Departemen Pembinaan Keluarga BPH GBI menciptakan program-program yang bertujuan membangun keluarga sehat yang missioner untuk melahirkan generasi ilahi.

Pdm. Antonius Sitompul, M.Th, Ketua Departemen Pembinaan Keluarga BPH GBI

PERAN KELUARGABAGI JEMAAT DAN MASYARAKAT

50 |

Kelas Parenting & Pewarisan Iman Bagi Orang Tua yang memiliki anak usia 0-12 tahun “Sekolah Minggu Sahabat Keluarga”

TFT, Pelatihan & Pembinaan Kaum Bapa “Bapa Sepanjang Kehidupan”

PenuntunMezbah Keluarga Harian

51| 51

Pdt. O.E. Mesach: HIDUP RUKUN DAN DAMAI

Ulang tahun siapakah hari ini? Hari ini adalah 50 tahun sejak lahirnya Gereja Bethel Indonesia di Wisma Oikumene, Sukabumi, tahun 1970. Pada waktu itu, ada yang berperan sebagai orang tua yang melahirkan, ada bidan yang membantu untuk melahirkan juga ada pendukung yang lain. Dan paling bahagia, adalah ketika mereka selalu hidup rukun dan damai dan bisa menyelesaikan berbagai konflik dengan kesehatian.

Kami percaya, bahwa Sinode GBI yang akan datang, mungkin yang terakhir di bumi adalah sinode yang paling meriah serta tidak adanya konflik tetapi semua berangkulan dalam Tuhan kemudian bersama-sama naik ke atas awan-awan pada hari kedatangan Tuhan yang kedua kali dan tidak ada seorang pun anggotanya yang ketinggalan.

Oleh Karena itu, kita memasuki tahun 2021 tidak hanya GBI tetapi seluruh gereja, yaitu, tubuh Kristus di muka bumi ini dapat terangkat bersama-sama masuk ke dalam pernikahan sang Anak Domba.

Gereja Bethel Indonesia (GBI) merupakan sebuah kelompok atau sinode gereja beraliran Pentakosta, yang bernanung di bawah tiga lembaga organisasi aras gereja, yaitu Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili (PGLII) serta Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia (PGPI).

Pada tanggal 6 Oktober tahun 1970, Pdt. H. L. Senduk (Ho Liong Seng) bersama rekan-rekannya membentuk sebuah organisasi baru, yakni Gereja Bethel Indonesia di Sukabumi Jawa Barat, dan GBI diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Agama pada tanggal 9 Desember 1972.

52 |

Pdt T.L. Henoch:CIPTAKAN KERUKUNAN DAN SALING MENGASIHI

Saya bersyukur kepada Tuhan karena saudara-saudari telah diberi karunia untuk mengambalakan jemaat Tuhan di seluruh Tanah Air dan luar negeri. Pesan saya, adalah, agar saudara-saudari tetap setia memberitakan injil, agar semua diselamatkan. Mari kita ciptakan kerukunan! Perbedaan pendapat bisa terjadi tapi jangan sampai diperuncing apalagi sampai bermusuhan satu sama lain. Ingat Tuhan akan segera datang! Apakah kita semua tetap dalam keadaan rukun dan mengasihi satu sama lain?

Mari kita dukung kepemimpinan BPH sekarang ini agar mereka dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Mereka adalah hamba-hamba Tuhan yang melayani kita, jadi kita harus topang dengan kuasa doa dan finansial.

Tuhan menyertai saudara untuk melayani Tuhan. Maju terus, pantang mundur dan ciptakan kerukunan!

Pdt. Kefas Sihombing: KERENDAHAN HATI DAN KESEHATIAN MENCAPAI 10.000 JEMAAT

Gereja Bethel Indonesia dimulai dengan tuntunan Tuhan kepada Pdt. H.L. Senduk. Pekerjaan di ladang Tuhan adalah peperangan rohani dan ketekunan adalah perintah Tuhan.

Saat ini GBI sudah berkembang dengan sangat pesat menjadi organisasi yang besar dan itu rahasia Tuhan yang telah diletakkan pada para pendiri GBI. Untuk itu, pesan saya kepada rekan-rekan hamba Tuhan agar tidak ada kesombongan karena gereja adalah Am dan sebagai alat transformator Tuhan. Kita semua harus merendahkan hati di hadapan Tuhan karena perjuangan dan tugas kita sebagai hamba-Nya belum selesai. Marilah terus berjuang dalam kesehatian GBI, sehingga untuk memenuhi 10.000 jemaat dalam tahun ini, boleh tercapai.

Kita bersyukur dan sangat bahagia karena kepengurusan BPH GBI saat ini adalah orang-orang yang bisa membimbing dan mau mengikuti nasihat kami sebagai orang-orang tua. Terima kasih BPH GBI.

Selamat HUT Jubelium ke-50 GBI. Maju terus!

Pdt. Jorry TasikBERSATU KITA TEGUH BERCERAI KITA RUNTUH

GBI lahir 1970 di Sukabumi dengan tekad dari Sukabumi sampai ujung bumi. Mari kita bertekad sekali dalam Tuhan tetap dalam Tuhan, sekali Bethel tetap Bethel, sekali rumah Tuhan tetap rumah Tuhan sampai rumah Tuhan di sorga. Tuhan tolong kita tetap di dalam urapan dan pimpinan Tuhan.

Di masa pandemi saya percaya kita tetap dalam Tuhan. Marilah GBI tetap bersatu, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Satukanlah kita sebagai gereja yang sehat, komunitas yang sehat, jangan saling bertentangan. Biarlah GBI melakukan pengajaran dasar GBI yang diawali dengan pengakuan GBI supaya doktrin dan visi-misi kita, tidak salah.

Selamat HUT ke-50 GBI. Tuhan memberkati kita. Amin.

| 53 53

Dr. Tim Hill, General Overseer, Church of God

Saya sebagai General Overseer Church of God [Dr. Timothy M Hill] mengucapkan selamat secara khusus pada HUT ke-50 Gereja Bethel Indonesia. Saya khusus mengirimkan ucapan kepada Ketua Umum Sinode Gereja Bethel Indonesia, Rubin Adi Abraham. Tiap hari saya dan Church of God membawa nama anda dan Sinode Gereja Bethel Indonesia dalam doa.

Kami melihat bahwa pelayanan anda [Sinode Gereja Bethel Indonesia] mendatangkan dampak-dampak positif dan menjangkau berjuta-juta orang untuk kemuliaan nama Tuhan. Saya percaya penuaian jiwa-jiwa [terjadi]. Selamat Hari Ulang Tahun Gereja Bethel Indonesia dan saya ingin berkunjung kembali ke Indonesia.

Prof. Dr. Thomas Pentury, M.Si.(Direktur Jenderal Bimas Kristen)

Shalom dan Salam Sejahtera untuk kita sekalian yang Tuhan Yesus kasihi.

Hari ini kita bersyukur kepada Tuhan karena bisa merayakan pelayanan GBI tahun yang ke-50. Sebagai Dirjen Bimas Kristen kami menyampaikan, selamat kepada Pimpinan dan seluruh jajaran pelayanan GBI yang telah mengabdikan dirinya bagi pelayanan Tuhan di bumi khusus di Indonesia.

Pelayanan Pekabaran Injil di Indonesia dewasa ini mengalami tantangan yang luar biasa, karena itu kita diminta untuk terus bertahan dan melakukan yang terbaik dalam tugas-tugas Amanat Agung yang Tuhan berikan bagi kita.

GBI 50 tahun adalah usia yang relatif dewasa dan sesungguhnya telah banyak dilakukan oleh GBI. Pelayanan yang telah dilakukan oleh GBI dalam kurun waktu 50 tahun telah memberikan dampak positif bagi pembangunan kehidupan keagamaan di Indonesia terutama pembangunan harmoni internal kekristenan, antarumat beragama dan antara umat Kristen dengan pemerintah. Memang kita akui di sana-sini masih ada persoalan penerapan peraturan perudang-undangan yang terkait dengan kehidupan kegamaan kita. Tapi kita meyakini bahwa semua ada dalam rencana Tuhan. Dan itu merupakan tantangan tersendiri bagi kehidupan keagamaan kita terutama tugas pekabara injil. Tugas PI tidak akan berhenti hanya karena ada tantangan. PI akan terus dilakukan selama kita ada dan hidup dan diberi kesempatan oleh Tuhan dalam Yesus Kristus yang kita Imani.

Selamat HUT GBI ke-50. Sukses selalu dalam pelayanan. Tuhan memberkati kita sekalian.

Pdt. Tommy Smith, Perwakilan CHURCH OF GOD

Ini hari yang sangat berbahagia tanggal 6 Oktober 2020 kita merayakan HUT ke-50 GBI. Filipi 1:3 “Aku mengucapkan syukur kepada Allah setiap kali aku mengingat kamu”, Haleluya, ini dari saya kepada semua hamba Tuhan GBI dari Sabang sampai Merauke dan 27 bangsa lain. Saya selalu mengucapkan doa dan kasih. Saya selalu berdoa supaya GBI dipakai melalui Roh Kudus melawat Indonesia dan bersama dengan COG kita akan menyelesaikan Amanat Agung perintah Yesus Kristus injil dari Yerusalem, Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung bumi. Indonesia menjadi selamat dan orang Indonesia dari GBI membawa injil kepada bangsa-bangsa. Tuhan memberkati. Shalom!

54 |

Pdt. Pudjo St. Abednego, Ketua Majelis Pertimbangan GBITANTANGAN BANYAK TAPI GBI KELUAR SEBAGAI PEMENANG

Ulang tahun GBI ke-50 adalah ulang tahun emas. Itu sebabnya dalam usia yang memasuki setengah abad ini sangat tepatlah apabila kita mengevaluasi kinerja kita di GBI.

Dalam perjalanan GBI tahun demi tahun dalam melaksanakan panggilan dan tugas gereja untuk melayani, bersaksi, bersekutu memang banyak pergumulan dan tantangan yang dihadapi baik dari dalam maupun dari luar. Tetapi kita patut bersyukur dan memuji nama Tuhan Yesus Kristus walau begitu berat pergumulan dan tantangan yang dihadapi GBI tetapi bisa keluar kepada kemenangan yang satu kepada kemenangan yang lain sehingga GBI tetap di dalam kasih dan kedamaian yang senantiasa terasa dalam kehidupan pelayanan.

Dalam Lukas 1:17 kalimat terakhir, “menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya”. Pertanyaannya, dengan bertambahnya usia GBI apakah sudah menunjukkan bertambahnya kedewasaan para pejabat dan jemaatnya? Bertambah baik, mulia, mutu, kerukunan dan kesehatian dan bertambah saling mengasihi dan keteladanan untuk ditiru oleh gereja-gereja lain?

Ratapan 3:22-23 “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tidak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” Ini kita bisa rasakan dalam pelayanan GBI apalagi menghadapi tantangan pandemi global yang melanda seluruh dunia.

Mungkin iblis berkata, ‘Yesus, aku tutup gereja-Mu’ tapi Yesus berkata, ‘tidak iblis, justru aku membuka tiap-tiap rumah di seluruh dunia yaitu rumah anak-anak-Ku untuk mengadakan persekutuan dan kebaktian dan jumlahnya tak terhitung banyaknya di seluruh dunia. Aku melihat kesehatian di setiap keluarga, sehingga kerukunan semakin terjadi dan sudah mulai terlihat di dalam gereja.’

Memang pandemi global ini merupakan tantangan tapi kita tidak boleh mundur bersama Yesus kita pasti menang! Karena doa dari GBI kiranya Tuhan memberikan hikmat akal budi bagi para ahli yang bekerja keras di laboratorium supaya lekas menemukan vaksin dan obatnya sehingga rakyat Indonesia boleh mendapatkan pertolongan.

Akhirnya, saya mewakili seluruh anggota MP GBI mengucapkan, Dirgahayu GBI ke-50 selamat memasuki usia emas. Biarlah GBI semakin berkilauan di antara gereja-gereja lain dan seluruh pejabat menjadi teladan bagi seluruh dunia. Tuhan memberkati.

Pdt. Soehandoko Wirhaspati, MA (Ketua Umum BPH GBI Periode 2000-2004)KEMBANGKAN PELAYANAN UNTUK JANGKAU JIWA

Dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan mengucapkan Selamat Hari Ulang Tahun GBI ke-50. Sungguh luar biasa pimpinan dan pertolongan Tuhan yang terjadi sampai hari ini, oleh karena keberadaan GBI dengan kasih karunia Tuhan saya berdoa untuk hari-hari ke depan GBI lebih lagi dipakai Tuhan untuk meneruskan dan mengembangkan pelayanan-pelayanan untuk menjangkau jiwa-jiwa baik secara nasional dan internasional. Tuhan memberkati dan menolong seluruh hamba-hamba Tuhan dan jemaat GBI.

| 55

Pdt. Kiky Tjahjadi – Ketua BPD DKI Jakarta GBI

Saya mewakili rekan-rekan seluruh pejabat GBI di DKI Jakarta mengucapkan Selamat Ulang Tahun GBI ke-50. Doa kami di ulang tahun ke-50 ini tahun Jobel digenapi buat GBI: Pertama, Indonesia akan mengalami kebebasan dari covid-19. Kedua, Indonesia boleh dipakai Tuhan menjadi berkat bagi bangsa kita dan bagi banyak gereja serta dunia sehingga Tuhan dipermuliakan. Selamat menikmati penggenapan janji Tuhan yaitu, tahun Jobel di mana kita mengalami pembebasan-pembebasan yang Tuhan akan lakukan melalui wadah GBI. Tuhan Yesus memberkati.

Pdt. Satrya – Ketua BPD Jawa Barat GBI

Seluruh Staf Pengurus BPD dan Anggota MPL Jabar GBI dan seluruh pejabat GBI Jabar mengucapkan Selamat atas 50 tahun GBI. Kiranya GBI boleh semakin bersinar, semakin menjadi berkat dan kita bersehati menuntaskan Amanat Agung. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.

Pdt. DR. Jacob Nahuway, MA (Ketua Umum BPH GBI Periode 2004-2010)IKUTI TELADAN OM HO

Saya mantan Ketua Sinode GBI dan sekarang Ketua PGPI mengucapkan, Selamat Ulang Tahun ke-50 GBI. Kami sangat mengharapkan GBI ) ini, biarlah kita semua saling bergandengan tangan untuk kemajuan pekerjaan Tuhan ke depan. Om Ho adalah moto dari pelayanan kita dan saya menganggap Om Ho sebagai Bapak pelayanan GBI. Mengapa demikian? Karena beliau adalah teladan bagi kita dan beliau hidup hanya untuk Tuhan. Saya tidak bisa bicara banyak karena mengidolakan beliau sebagai pendeta teladan dalam menabur. Gaya hidup inilah yang mendorong saya untuk mengikuti teladan beliau.

Generasi muda banyak di negeri ini telah menjadi orang-orang hebat karena didikan beliau. Dengan demikian saya kira teladan Om Ho harus kita ikuti karena kita tidak bisa menuai jika kita tidak menabur. Shalom! Tuhan memberkati.

Pdt. Dr. Japarlin Marbun (Ketua Umum BPH GBI Periode 2000-2004)TERUS MENANGKAN JIWA

Selamat jumpa kepada kepada seluruh pejabat dan jemaat GBI dimanapun berada. Kita bersyukur pada kesempatan ini kita merayakan Ulang Tahun GBI ke-50, bersyukur dapat menjalani peristiwa bersejarah ini dimana kita mengenang karya Tuhan yang luar biasa bagi gereja kita oleh karena GBI telah memasuki usia ke-50.

Kita bersyukur dan berterima kasih atas pimpinan Tuhan yang luar biasa sehingga melalui GBI banyak jiwa-jiwa yang dimenangkan bagi Tuhan. Saya melihat karya Tuhan yang luar biasa ini karena saya telah terlibat dalam kepengurusan GBI selama 30 tahun. Tahun 1988 saya diangkat menjadi salah satu sekretaris di BPH, gereja ini masih kecil dan sederhana tapi sekarang telah berubah menjadi gereja yang sangat besar bahkan bukan saja di Indonesia tetapi tersebar di seluruh dunia. Ini merupakan anugerah Tuhan yang luar biasa yang patut kita syukuri tetapi juga kita harus jaga dan kembangkan maka melalui gereja ini akan banyak jiwa yang dimenangkan bagi Tuhan, dari Sukabumi hingga ke ujung bumi.

Mari terus singsingkan lengan kita untuk memenangkan jiwa bagi kemuliaan Tuhan! Selamat HUT GBI ke-50 dan selamat berkarya bagi Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

56 |

Pdt. Sudhi Dharma – Ketua BPD Surabaya GBI

Keluarga besar BPD Surabaya GBI mengucapkan rasa syukur dan bangga untuk GBI khususnya bagi bapak-bapak yang ada di BPH GBI. Kami menyampaikan selamat berulang tahun ke-50 GBI. Kiranya GBI dengan seluruh keberadaannya terus maju dalam melayani pekerjaan Tuhan untuk semakin menjadi berkat bukan saja di sekitar kita tapi juga untuk bangsa dan Negara. Kiranya kasih mula-mula yang sudah dikerjakan dan diajarkan oleh bapak-bapak GBI terus mewarnai kehidupan pelayanan keluarga besar GBI sampai Tuhan Yesus datang untuk kali yang kedua. Dirgahayu GBI semakin mantap memberi dampak bagi bangsa! Amin.

Pdt. Lilik Lasmanto – Ketua BPD Jawa Timur GBI

Mengucapakan Selamat Ulang Tahun GBI ke-50. Di Jawa Timur sejak kelahiran GBI tanggal 6 Oktober 1970 telah ada 31 gereja yang bergabung dengn GBI. 30 gereja berasal dari GBIS dan 1 gereja berasal dari gereja Tabernakel. Dan, oleh karena kemurahan Tuhan sekarang telah bertambah menjadi 221 GBI di Jawa Timur. Kita merindukan semakin bertumbuh dan berkembang lebih banyak lagi GBI yang akan lahir di Jatim ini. Terpujilah Tuhan kita Yesus Kristus Kepala Gereja yang melakukan karya-Nya melalui Roh Kudus sehingga terjadi perkembangan pertumbuhan yang seperti ini. GBI semakin maju untuk kemuliaan Bapa. Tuhan Yesus memberkati!

Pdt. Gideon Rusli – Ketua BPD Jateng-DIY GBI

Pengurus BPD Jateng-DIY mengucapkan Selamat Ulang Tahun GBI ke-50 untuk Gereja Bethel Indonesia yang kita cintai. Kita bersyukur GBI sudah diberkati sampai tahun ke-50 ini dengan luar biasa. Tapi kita tahu bahwa ini belum berakhir, perjalanan masih terus berlanjut untuk itu saya mengajak kita untuk bergandengan tangan bersama-sama mendukung visi dari Ketua Umum BPH GBI dengan Sehati sehingga penanaman gereja 10.000 jemaat dapat tercapai dalam waktu pelayanan ini. Kiranya Tuhan terus memberkati dan memberikan kepada kita anugerah-Nya yang luar biasa. Tuhan Yesus Kristus dimuliakan. Amin.

Pdt. Samuel Irwan – Ketua BPD Kaltim GBI

Pengurus BPD Kaltim GBI bersama seluruh pejabat GBI Kaltim mengucapkan Dirgahayu GBI ke-50 kepada Sinode GBI. Bahagia sekali jika di usia yang keemasan ini kita semua selaku pejabat dan hamba-hamba Tuhan GBI bersehati mendoakan dan mendukung GBI mencapai tahun-tahun yang penuh keemasan di bawah kepengurusan Pdt. Rubin Adi dan seluruh staf BPH GBI dipakai Tuhan untuk mencapai rencana dan destiny Allah di GBI. Biarlah karya-karya keemasan semakin dipercaya Tuhan bagi kita semua dan Tuhan mengaruniakan kesempatan berkarya, mengisi buku kehidupan kita dengan sejarah memuliakan Tuhan sehingga GBI dikenal sebagai gereja yang Sehati memenuhi Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus. Mari tetap semangat & menujunjung tinggi nilai-nilai dan kaidah-kaidah GBI untuk menjadi berkat. Tuhan memberkati.

| 57 57

Pdt. Soleman Pangngi – Ketua BPD Sulbar GBI

Mewakili segenap pejabat GBI dan seluruh warga GBI se-Sulawesi Barat mengucapkan Selamat Ulang Tahun ke-50 Sinode GBI dengan menyampaikan terima kasih kepada Tuhan Yesus adalah Kepala Gereja yang telah memakai Pdt. Omboh dan segenap pendiri GBI. Kiranya di usia ke-50 tahun ini, Tuhan memberi berkat dan semangat dan semakin bernilai emas kepada kita semua. Salam Sehati dari BPD Sulbar! Semakin maju dan semangat! Haleluya.

Pdt. Drs. Basuki Tri Nugroho – Ketua BPD Sulawesi Selatan GBI

Happy Jubelium 50th Anniversary GBI. Doa kami dari BPD Sulsel, GBI terus berjalan dan bertumbuh dalam anugerah-Nya, bergerak dalam pimpinan dan kuasa Roh Kudus, menggemakan suara kenabian bagi bangsa ini dan memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang. Oleh anugerah Tuhan kami percaya, 10.000 GBI di seluruh Indonesia bahkan dunia akan terjadi dalam periode ini. Berkat melimpah bagi GBI. Tuhan memberkati.

Pdt. Yohanes A. Tirie - Ketua BPD Kalimantan Selatan GBI

Pengurus BPD Kalimantan Selatan GBI mengucapkan Selamat Ulang Tahun GBI ke-50. Kita bersyukur dalam 50 tahun berjalan ini, pekerjaan Tuhan telah dimulai hingga berkembang luas di seluruh Indonesia dan dunia. Kami rindu, 50 tahun ini pekerjaan Tuhan di Kalsel lebih berkembang lagi karena masih banyak daerah-daerah yang belum terjangkau. Biarlah moment 50 tahun ini membangkitkan manusia rohani kita dan semakin memiliki hati Tuhan yang penuh kasih, iman dan pengharapan. Kita bersyukur dan Sehati untuk memiliki kekuatan luar biasa dalam bergandengan tangan, saling mendukung, berkorban untuk menyenangkan hati Bapa. Kita percaya, pekerjaan Tuhan di Kalsel ke depan semakin bertambah dan meluas luar biasa untuk kemuliaan Tuhan. Haleluya!

Pdt. Damai Jinal – Ketua BPD Kalimantan Tengah GBI

Mengucapkan Selamat Hari Ulang Tahun Jubelium GBI ke-50, 6 Oktober 2020. Kiranya kita tetap Sehati untuk menuntaskan Amanat Agung dan terus menjadi berkat bagi bangsa Indonesia yang kita cintai ini bahkan bagi bangsa-bangsa. Tuhan Yesus memberkati.

Pdt. Kenny Worter – Ketua BPD Kalimantan Barat GBI

Mewakili 211 pejabat GBI Kalbar mengucapkan Selamat Ulang Tahun GBI ke-50 tahun. Doa kami, semakin bertambah usia GBI, semakin maju, semakin Sehati dan terus menjadi berkat sampai menjangkau bangsa-bangsa. Salam Sehati dalam kasih Kristus, GBI terus maju bagi kemuliaan nama Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

58 |

Pdt. Marthen Aru - Ketua BPD Barito GBI

Mengucapkan Selamat Ulang Tahun GBI ke-50. Doa kami kepada Tuhan, pertama, supaya ke depan GBI dipakai Tuhan secara luar biasa dan menjadi berkat memenangkan jiwa sebanyak-banyaknya dan memberitakan kabar baik kepada semua orang. Kedua, agar seluruh staf BPH, BPD, Perwil, MPL, MP dan seluruh pejabat GBI dalam dan luar negeri, tetap Sehati sekalipun banyak masalah persoalan di gereja kita, Tuhan akan membela perkara kita. Ketiga, walau dalam situasi covid-19 kita tetap menjadi berkat, menolong orang-orang yang perlu kita tolong sehingga GBI dalam usia yang ke-50 semakin dipakai Tuhan dengan luar biasa. Tuhan memberkati.

Pdt. Yavet Marbun – Ketua BPD Sumut-Aceh GBI

Pengurus BPD Sumatra Utara-Aceh GBI menyampaikan, Sumatra Utara telah terbagi menjadi 3 BPD: BPD Sumut-Aceh, Nias, Tapanuli. Tapi oleh anugerah Tuhan, dengan ini BPD Sumut-Aceh bersama 396 jemaat lokal GBI di Sumut-Aceh dan 1.052 pejabat GBI dengan gembira kami pada hari ini mengucapkan, Jubelium Gereja Behel Indonesia! Sehati menuntaskan Amanat Agung! Tuhan Yesus memberkati.

Pdt. Theo Kumendong – Ketua BPD Maluku Utara GBI

Dari Indonesia Timur kami Pengurus BPD dan seluruh pejabat serta jemaat GBI Maluku Utara mengucapkan, Selamat Hari Ulang Tahun GBI ke-50. Doa dan harapan kami, Tuhan semakin memberkati dan memakai GBI untuk menjadi berkat bagi Indonesia dan bangsa-bangsa sampai ke ujung bumi. Dengan bertambahnya usia, saya percaya GBI akan bertambah kuat untuk menghadapi tantangan dan cobaan baik dari dalam maupun luar GBI. Juga bertambah maju mengembangkan diri menjadi gereja yang menjawab kebutuhan zaman dan teristimewa semakin Sehati dalam menuntaskan Amanat Agung sehingga setiap lutut bertelut setiap lidah mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Salam Sehati, tetap semangat dan Tuhan memberkati. Amin!

Pdt. Ekel Sihotang – Ketua BPD Riau GBI

GBI di Riau mengawali pelayanan tahun 1975, banyak tantangan yang dihadapi tapi

tidak menghalangi pertumbuhan jemaatnya hingga saat ini telah lebih dari 200

jemaat lokal dan 600-an pejabat. Perkembangan GBI di Riau tidak lepas dari kerja

sama yang baik antara pengurus pusat dan daerah. Salah satunya saat pandemi

covid-19, BPH melahirkan program Dompet Peduli Hamba Tuhan (DPHT) bekerja

sama dengan BPD untuk menyalurkan uang tunai menopang kehidupan para hamba

Tuhan yang terdampak. Begitu juga dengan pelayanan Pelmas dan PI-Misi.

Kami yakin kerja sama ini terus membawa dampak baik bagi pertumbuhan GBI

di Riau sehingga banyak orang bisa menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan

dan Juruselamat. Selamat HUT Jubelium GBI yang ke-50. Maju, tetap setia dan jadi

berkat bagi Indonesia sampai ke bangsa-bangsa. Tuhan Yesus memberkati.

| 59

Pdt. Simon Pitna – Ketua BPD Maluku GBI

Mengucapkan Selamat dan Sukses kepada GBI ke-50 tahun (Jubelium). Semoga di usia yang ke-50 GBI semakin semarak, dewasa dan eksis dalam pelayanan. Sehati menuntaskan Amanat Agung! Tuhan Yesus memberkati.

Pdt. Fatiziduhu Hura – Ketua BPD Kep. Nias GBI

Mengucapkan Selamat HUT GBI ke-50. Dalam usia ke-50 ini, GBI memiliki usia yang cukup dewasa. Harapan dan doa kita bersama, GBI tidak hanya dewasa dalam usia tetapi harus memiliki hati, pikiran dan sikap yang dewasa pula untuk memenuhi dan melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus, baik para pejabat GBI maupun seluruh umat-Nya. Doa kita bersama agar GBI menjadi berkat di manapun kepada siapapun dan dalam situasi apapun juga. Salam Sehati untuk kita semua! Salam untuk seluruh Pengurus Lengkap BPH GBI, MP GBI, Anggota MPL GBI serta BPD dan BPLN dimanapun berada. Tuhan memberkati. Shalom!

Pdt. Priyo Widodo - Ketua BPD Sulteng GBI)

Kami mengucapkan Selamat Ulang Tahun GBI ke-50. Semoga GBI semakin diberkati dan dipakai oleh Tuhan dengan luar biasa untuk menjadi berkat bagi Indonesia dan dunia. GBI semakin jaya dilawat di darat dan udara bahkan sampai ke sorga. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Shalom!

Pdt. Dr. Edison Tjitojo – Ketua BPD Kaltara GBI

Mengucapkan Selamat Hari Ulang Tahun ke-50 kepada Sinode GBI. Kiranya GBI tetap jaya dalam melaksanakan Amanat Agung. Salam GBI Sehati! Tuhan Yesus memberkati.

Pdt. Debora Hani – Ketua BPD Sumba GBI

Kami BPD Sumba GBI yang mewakili 340 hamba Tuhan mengucapkan Selamat Ulang Tahun GBI ke-50. Doa kami kiranya dengan anugerah Tuhan GBI semakin menjadi berkat bagi Indonesia dan seluruh dunia dan semakin banyak jiwa yang dimenangkan untuk Kerajaan Sorga. Semua itu boleh terjadi hanya untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan. Salam Sehati! amin.

60 |

Pdt. Kirenius Bole - Ketua BPD NTT GBI

Mengucapkan selamat HUT GBI ke-50 (Jubelium GBI). Saya berharap dalam usia yang ke-50 ini kita semua baik dalam berbagai tingkatan BPH, BPD, Perwil sampai kepada gembala-gembala jemaat, terus meningkatkan kerja sama dan kesehatian kita dalam menuntaskan Amanat Agung, ‘pergi dan jadikan semua bangsa murid Tuhan Yesus’. Hal-hal yang telah kami lakukan: (1) Pemberian bantuan berkaitan dengan pandemi Covid-19; (2) Persemian pendirian jemaat baru di beberapa tempat. Biar semua kita sebagai pejabat GBI, para jemaat GBI, pimpinan di berbagai tingkatannya terus bekerja sama dan selalu sehati dalam menjalankan tanggung jawab yang Tuhan berikan kepada kita. Sehati. Shalom. Tuhan Yesus memberkati.

Pdt. Sumiran - Ketua BPD Papua GBI

BPD GBI Papua bersyukur GBI sudah 50 tahun. Dan, salah satu tokoh Papua, Pdt. N.I. Siriwa adalah salah satu hamba Tuhan dari 129 pendeta yang hadir di Sukabumi. Juga Pdt. Ruben Wehaouw, Pdt. Y.N. Wonmally, Pdt. Mailoa dan para hamba Tuhan senior lainnya yang telah memulai perintisan di Tanah Papua ini. Diawali dari 1 hingga 3 jemaat walau cukup lama tetapi telah berkembang menjadi 5 BPD dan luar biasanya saat ini terdapat lebih dari 600 GBI di jemaat lokal. Haleluya! Hanya karena Tuhan dan di ulang tahun yang ke-50 ini biarlah kita tuntaskan Amanat Agung. Saya bersama dengan semua jemaat GBI di Tanah Papua, kami mengucapkan Selamat HUT GBI ke-50 (Jubelium GBI). GBI Sehati, Tuhan Yesus memberkati!

Pdt. Dangas Marbun - Ketua BPD Tapanuli GBI

Mengucapkan Selamat HUT Jubelium GBI ke-50. Doa dan harapan saya, kiranya GBI semakin hari semakin maju dan diberkati oleh Tuhan dan biar kesehatian dan kebersamaan tetap terjadi dan terjalin di tengah-tengah kita sekalian, mulai dari pengurus Pusat, daerah sampai semua pejabatnya dimanapun berada. Tetap bersatu dan Sehati untuk menuntaskan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus sampai maranatha! (Matius 28:19). Tuhan Yesus memberkati kita. Haleluya, Shalom!

Pdt. Samuel Kusnadi – Ketua BPD Banten GBI

Seluruh staf BPD Banten GBI dan Anggota MPL GBI mengucapkan Selamat Hari Ulang Tahun ke-50 GBI. Inilah saatnya kita bersama-sama bersehati dengan satu perkataan dari Sukabumi sampai ke ujung bumi, Sehati bergandengan tangan melakukan tugas yang belum selesai agar visi GBI menjadi kenyataan di empat tahun ke depan. Saya percaya, GBI bukan hanya menjadi berkat bagi kota dan Indonesia tetapi jika kita setia, kita akan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Saya selalu diingatkan, terlalu kecil jika kita hanya memikirkan sinode kita, kota dan bangsa kita, tetapi Tuhan akan memberkati kita menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan sampai ke ujung bumi. Selamat bekerja dan melayani, mari kita Sehati! Tuhan Yesus memberkati. Amin.

| 61

Pdt. Sahala Nainggolan – Ketua BPD Bekasi GBI

Mewakili rekan-rekan gembala dan para jemaat yang ada di Bekasi saya menyampaikan Selamat Ulang Tahun GBI ke-50. Kiranya Tuhan memberkati gereja ini dan kita semua tetap bersehati untuk menuntaskan Amanat Agung Yesus Kristus, sehingga banyak lagi jiwa-jiwa yang dimenangkan untuk hormat kemuliaan bagi nama Tuhan. Tuhan Yesus memberkati kita semua, amin. Shalom!

Pdt. Eldy Rachmat Tedja – Ketua BPD Bali-NTB GBI

Mewakili seluruh pengurus dan pejabat Bali-NTB, saya mengucapkan Selamat Ulang Tahun GBI ke-50 kepada seluruh pejabat dan juga pengurus pusat GBI. Tuhan memberkati kita semuanya, kita semakin maju semakin menjangkau banyak jiwa dan jangan takut dengan badai yang sedang kita hadapi. Tuhan sedang membawa kita terbang tinggi naik danjangan lupa untuk kemuliaan Tuhan. Maju terus, Tuhan memberkati. Shalom!

Pdt. Drs. Abraham Uniplaita - Ketua BPD Teluk Cenderawasih GBI

Atas nama seluruh jemaat dan pejabat GBI di BPD Teluk Cenderawasih mengucapkan Selamat Ulang Tahun ke-50 GBI, pada tanggal 6 Oktober 2020. Doa kami GBI tetap Sehati, maju dan berkembang serta berdampak bagi masyarakat untuk kemuliaan bagi Yesus Kristus, amin.

Pdt. Rienetje Adriansz - Ketua BPD Kepri GBI

Pengurus BPD Kepri GBI mengajak menangkan jiwa dan tanam gereja baru berapa pun harganya, setialah melayani di GBI sampai maut menjemput. Bahagia selalu memayungi GBI di setiap waktu, Tuhan Yesus pemilik GBI memberkati, memperluas memberikan terobosan di usia GBI yang ke-50. Happy Birthday GBI ke-50! Salam Sehati dari BPD Kepri GBI. GBI jaya! GBI maju! GBI sukses! GBI bagi kemuliaan Yesus Kristus! Amin.

Pdt. Sapta J. Tandy – Ketua BPD Sumsel GBI

Mengucapkan Selamat HUT Jubelium GBI 50 tahun. Sehati Menuntaskan Amanat Agung dari Sukabumi sampai ujung bumi menuju 10.000 jemaat lokal. Tuhan Yesus memberkati.

Pdt. Dr. Ivan Sihombing – Ketua BPLN Eropa GBI

Selamat HUT GBI ke-50. Mari kita sama-sama Sehati menuntaskan Amanat Agung Tuhan Yesus. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Salam dari Eropa.

62 |

Pdt. Manuntun Nainggolan – Ketua BPD Jamkulu GBI

Mengucapkan Selamat Ulang Tahun GBI yang kita cintai Jubelium atau sudah setengah abad GBI melayani Tuhan di muka bumi ini khususnya di Indonesia. Kita bersyukur dalam perjalanannya melayani Tuhan ada banyak hal dan masalah sudah dilewati dan membuat GBI semakin dewasa, maju. Kita bersyukur perjalanan 50 tahun ini GBI semakin semangat untuk menuai jiwa. Hamba-hamba Tuhan, para pelayan Tuhan, para pendeta GBI semakin Sehati untuk menuntaskan Amanat Agung Tuhan Yesus untuk itulah kita dipanggil melayani Dia memenangkan jiwa untuk kemuliaan nama Tuhan. Shalom.

Pdt. Arie Mabel – Ketua BPD Peg. T. Papua GBI

Mengucapkan Selamat Ulang Tahun Jubelium GBI ke-50. Tuhan memimpin GBI cukup lama sehingga gereja kita berkembang dengan baik di seluruh Indonesia. Saya melihat bahwa visi Tuhan yang dipercayakan ke GBI 10.000 jemaat mencapai sebelum kedatangan Tuhan kedua kali. Dalam mencapainya, kita semua harus bekerja sama baik BPH, BPD, Perwil dan BPLN. Saya bersyukur kepada Tuhan dan bangga kalau saya ada di GBI sehingga gereja ini cepat sekali berkembang. Satu hal yang tidak bisa dilupakan saat ini, adalah penyakit yang melanda dunia bahkan Indonesia maka gereja-gereja tutup semua dan semua orang harus memakai masker untuk kesehatan. Tapi, antusias gembala-gembala dan jemaat, luar biasa, sehingga itu bisa berlangsung dengan baik dan lama-kelamaan penyakit ini Tuhan angkat. Kita bersyukur kepada Tuhan dan harus tetap setia sampai Tuhan datang. Tetap semangat! Salam Sehati! Tuhan Yesus memberkati.

Pdt. Gustaf Rawing – Ketua BPD Bangka Belitung GBI

Ketua BPD Bangka Belitung bersama Anggota MPL GBI serta Pdt. Isac Zen (91) seorang saksi sejarah, perintis dan tokoh kegerakan GBI Bangka Belitung mengucapkan Selamat Ulang Tahun GBI ke-50. Shalom!

Pdt. Suwito Adi - Ketua BPD Lampung GBI

Mewakili gereja-gereja Betel Indonesia di Lampung saya mengucapkan Selamat Ulang Tahun ke-50 GBI. Tetap semangat untuk menuntaskan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus. Tuhan memberkati kita semua.

Pdt. Eddy Djaja Gunawan - Ketua BPLN Canada GBI

BPLN Canada menyampaikan Happy 50th Anniversarry. Tuhan Yesus pakai wadah GBI semakin lebih lagi untuk mempersiapkan penuai-penuai akhir zaman pada seluruh pejabat dan jemaat GBI mengucapkan selamat HUT ke-50 GBI. Mari kita semakin Sehati menyelesaikan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus. Salam Sehati! Tuhan Yesus memberkati.

| 63

Pdt. Daniel Ginting – Ketua BPLN Asia GBI

Mengucapkan Happy Birthday GBI ke-50. Gereja yang telah melatih & melahirkan banyak hamba-hamba Tuhan yang luar biasa, militan dan berdampak dan menjadi berkat bagi Indonesia dan banyak bangsa. Doa dan harapan saya, GBI teruslah melahirkan hamba-hamba Tuhan yang cinta Tuhan, rendah hati, mengasihi jiwa-jiwa. Dan biarlah dari GBI ini banyak orang datang kepada terang Tuhan, di musim tuaian besar ini GBI dipakai menjadi alat Tuhan untuk penuaian besar di akhir zaman. Bangkitlah GBI, gereja apostolik, semangat semua hamba-hamba Tuhan! Tuhan memberkati. Shalom!

Pdt. Abraham Living Taning – Ketua BPLN Timor Leste GBI

Mengucapkan Selamat HUT GBI ke-50. Kiranya anugerah Tuhan Yesus terus menyertai perjalanan GBI. Kita harus tetap Sehati menuntaskan Amanat Agung sekalipun tantangan wabah covid-19 kita tetap menjangkau jiwa-jiwa. Kita harus berdoa kiranya pertolongan Roh Kudus menolong agar wabah ini boleh cepat berlalu, amin. Tuhan Yesus memberkati. Salam Sehati!

Pdt. David Olland Ferry Tasik, S.Th - Ketua BPLN East Coast Amerika GBI

Mengucapkan Dirgahayu GBI ke-50. Kita bangga menjadi GBI karena tidak hanya berada di Indonesia tetapi sudah ada di bangsa-bangsa, berkat yang luar biasa buat GBI. Tetap semangat, sampai Tuhan datang yang kedua kali. Haleluya!

Tabitha Tandialo - Karyawan BPH GBI

Selamat Ulang Tahun GBI yang ke -50 Doa dan harapan saya GBI tetap jaya sebagai alat Tuhan yang semakin lebih baik terus bekerja keras dan berinovasi untuk kemulian Tuhan. GBI SEHATI maju terus.

Suratno - Karyawan BPH GBI

Salam sejahtera dalam kasih Tuhan Yesus Kristus. Kami atas nama karyawan Sinode Gereja Bethel Indonesia mengucapkan Selamat Ulang Tahun GBI ke 50 kami berdoa GBI semakin bertumbuh dan menjadi berkat untuk memenangkan jiwa bagi hormat dan kemuliaan nama Tuhan. Tuhan memberkati.

Pdt. Dr. Ray Norman Kaunang - Ketua BPLN Eropa GBI

Di tengah-tengah dunia yang memerlukan jawaban untuk sebuah kepastian, GBI hadir untuk memberikan jawaban akan pertanyaan yang diajukan kepada kita. 50 tahun GBI ada dan sudah menyebar ke seluruh dunia dan di Australia GBI menjadi berkat yang sangat luar biasa bagi jemaat Indonesia. Selamat Ulang Tahun GBI ke-50, kita percaya GBI akan terus menjadi obor dan penyemangat dalam pekabaran injil seluruh dunia bisa dijangkau dan GBI merupakan integral kegerakan rohani yang ada di seluruh dunia ini untuk bisa menjangkau lebih banyak lagi. Doa kami, tetap semangat, GBI luar biasa dan kita Sehati menuntaskan Amanat Agung! GBI-GBI yang ada di seluruh Australia dan BPLN menyampaikan dahsyat GBI!

64 |

65

Pendidikan merupakan salah satu dari 7 pokok program Gereja Bethel Indonesia tahun 2019-2023. Gereja Bethel Indonesia mengemban tugas untuk melakukan pemantapan peran gereja dalam mengembangkan masyarakat, salah satunya di bidang pendidikan. GBI terpanggil untuk mengembangkan pendidikan di lingkungan GBI mulai dari PAUD sampai dengan Perguruan Tinggi. Tujuannya adalah agar setiap lulusan pendidikan di lingkungan GBI memiliki value menjadi manusia unggul, berkualitas dan berkarakter Kristus. Pemantapan pendidikan GBI dilakukan dengan membangun jejaring dan sinergi PAUD sampai pendidikan tinggi GBI yang telah ada, dan membangun pendidikan-pendidikan baru yang bekualitas sehingga dapat menjawab kebutuhan gereja dan kebutuhan jaman.

Selama satu dekade terakhir, Asosiasi Pendidikan Bethel (APB) yang dibentuk pada bulan Mei

tahun 2009 di Bandung di hadiri oleh 200 peserta dari 75 lembaga pendidikan di lingkungan

GBI telah menjadi wadah pemersatu yang mensinergikan sekolah-sekolah mulai dari PAUD

sampai dengan perguruan tinggi di lingkungan GBI. Dalam periode ini, APB diharapkan dapat

melakukan percepatan membangun jejaring, dan menanamkan value kekeritenan, sehingga

ranah pendidikan di lingkungan GBI tidak hanya menjadi kuat, namun juga bernilai.

Untuk mewujudkan visi mulia tersebut, pada tanggal 15 September 2020, BPH GBI telah

menunjuk Dr. Ir. Samuel Tarigan sebagai Ketua Umum Asosiasi Pendidikan Bethel. Tak

butuh waktu lama, pada tanggal 22 September 2020 Dr. Ir. Samuel Tarigan telah menyusun

pengurus pusat Asosiasi Pendidkan Bethel untuk memulai langkah dan melakukan percepatan

mewujudkan visi besar GBI.

Langkah baruASOSIASI PENDIDIKAN BETHEL

Dr. Rode Rini

66 |

Susunan Pengurus Pusat Asosiasi Pendidikan Bethel

Ketua Umum : Dr. Ir. Samuel Tarigan

Sekretaris : Dr. Rode Rini

Ketua Bidang Teologi : Dr. Junifrius Gultom

Koordinator Bethel e-Learning : Dr. Yanto Paulus Hermanto

Joko Prihanto, M.Th

Ketua Bidang Pendidikan Umum-PAUD : Vonny A. Susanta, S.Pd., M.Pd.K

Ketua Pendidikan Dasar dan Homeschooling : Anny Pangellah

Ketua Pendidikan Menengah dan Tinggi : Pdt. Basirun Sirait

MENGENAL ASOSIASI PENDIDIKAN BETHEL

APB dibentuk pada Konferensi Teologia dan Pendidikan (KTP) GBI 2009. Konferensi perdana ini mengusung tema Menggalang Sinergi Melalui Koordinasi dihadiri oleh 200 peserta dari 75 lembaga pendidikan di lingkungan GBI dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua. Ketua APB adalah ketua Departemen Teologi dan Pendidikan yang saat itu dijabat oleh Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham. Ketua APB membawahi dua

Bidang, yaitu Direktur Pendidikan Teologia dan Direktur Pendidikan Umum

Visi APB

Menjadi menjadi wadah bagi lembaga-lembaga pendidikan di lingkungan Gereja Bethel Indonesia untuk merealisasikan potensi sinergi di antara lembagalembaga pendidikan, para pendidik, donatur dan jemaat gereja

Misi APB

u Mengidentifikasi dan merealisasikan potensi sinergi di antara para anggota APB, donatur serta jemaat GBI (program rekomendasi/promosi, program afiliasi sekolah, program beasiswa, dll.)

u Meningkatkan mutu pendidikan para anggotanya (pengajar, materi, dan pengelolaan) sehingga diakui luas oleh masyarakat Indonesia

u Mendorong para anggotanya untuk menjalankan misi kerajaan Allah melalui lembaga pendidikan yang telah ada

u Mendorong GBI untuk mendirikan sekolah-sekolah baru.

67| 67

MANFAAT ASOSIASI PENDIDIKAN BETHEL

Untuk GBI

l Sarana misi pemberitaan Injil

l Membantu pertumbuhan jumlah jemaat melalui siswa/i yang dijangkau

l Menjadi kontribusi nyata gereja bagi masyarakat dan bangsa

l Dalam jangka panjang, lembaga pendidikan milik Gereja dapat menjadi sumber dana bila dikelola dengan baik

Untuk Jemaat

l Mendapat pendidikan yang berkualitas, termasuk di daerah yang kurang

l Mengenali sekolah yang memiliki misi kerajaan Allah

l Mendapat kemudahan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi

l Mendapat prioritas untuk mendapat peluang beasiswa dari anggota APB

l Mendapat berbagai pelatihan untuk jemaat yang diselenggarakan oleh APB

Untuk Anggota APB

l Mendapatkan promosi/rekomendasi di lingkungan GBI

l Mendapatkan pelatihan/sertifikasi guru

l Mendapatkan bantuan pelatihan pengelolaan pendidikan

l Mendapatkan peluang mencari tenaga pendidik di lingkungan GBI

l Mendapatkan peluang melakukan teacher/student exchange sesama anggota APB

l Mendapatkan afilitas lembaga untuk lanjutan ke jenjang lebih tinggi

l Mendapatkan prioritas bagi lulusannya untuk kebutuhan SDM pada perusahaan-perusahaan milik jemaat GBI

KEANGGOTAAN ASOSIASI PENDIDIKAN BETHEL

Syarat Keanggotaan APB

l Lembaga pendidikan didirikan / dikelola oleh GBI atau anggota jemaat GBI

l Komitmen pimpinan lembaga untuk memanfaatkan lembaga pendidikannya sebagai sarana untuk memenangkan jiwa bagi Kristus dan sebagai sarana untuk mendidik lulusan yang kompeten, termotivasi serta siap menjadi terang Kristus di tengah masyarakat

l Komitmen pimpinan lembaga untuk mengelola lembaga pendidikannya sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitabiah

Registrasi dan Registrasi Ulang Keanggotaan APB

Anggota Baru:

Lembaga pendidikan yang hendak menjadi anggota APB dapat melakukan pendaftaran keanggotaan APB melalui link: http://bit.ly/daftarAPB

Registrasi Ulang:

Untuk anggota APB yang telah terdaftar keanggotaanya dapat melakukan registasi ulang untuk pemuktahiran data APB melalui link: http://bit.ly/daftarulangAPB

68 |

69

Pertama dan utama dengan cara apa dan bagaimana kita menuntaskan Amanat Agung adalah dengan kuasa Roh Kudus, karena setelah menerima kuasa Roh Kudus barulah kita bisa menjadi saksi Kristus yang benar. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi (Kisah Para Rasul 1:8). Ayat ini sangat sering kita sampaikan dalam khotbah-khotbah misi, sering juga dikatakan sebagai sebuah strategi penjangkauan, mulai dari lingkungan terdekat, meluas keluar lingkungan kita, ke kota dan ke semua bagian dari negara kita

dan akhirnya sampai ke ujung bumi. Orang GBI lalu mengadopsinya dengan kalimat: “Dari Sukabumi Sampai Ujung Bumi”. Untuk apa sampai ke ujung bumi: “kamu akan menjadi saksi-Ku. You shall be witnesses to Me.”

Tugas saksi adalah memberikan keterangan yang benar, yang sesungguhnya, otentik dan asli, bukan asumsi apalagi gossip. Seorang saksi yang memberikan keterangan palsu juga akan menerima konsekuensinya, ia akan kena hukuman. Jadi, keterangan apa yang harus disampaikan dalam posisi kita sebagai saksi Kristus? Ssudah jelas: Kabar Baik, perbuatan-perbuatan dan perkataan Kristus.

MENJADISAKSI KRISTUS

Seperti telah kita ketahui bersama bahwa tema besar GBI pada periode ini adalah “Sehati Menuntaskan Amanat Agung”, maka menjadi pertanyaan, dengan cara apa dan bagaimana

kita menuntaskan Amanat Agung itu?

Pdt. dr. Josafat Mesach, M.Th.Sekretaris Umum BPH GBI

70 |

>>

>>

>>

>>

Roh Tuhan ada padaku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang (Lukas 4:18-19).

Jika Roh Kudus ada di dalam kita dan mengurapi kita maka kita akan sanggup memberitakan kabar baik. Menjadi saksi Kristus yang sesungguhnya dimulai dengan menjadi saksi Kristus yang harus bisa dipercaya. Mulai dari mana kita membangun kepercayaan itu sehingga kita menjadi orang yang bisa dipercayai?

1) Kelola keuangan anda dengan baik.

Lukas 16:11, Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?

2) Pelihara keluargamu dengan baik.

1 Timotius 5:8, Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.

3) Jaga moralmu dengan baik.

Efesus 5:3, Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut sajapun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus.

4) Pertahankan intergitasmu dengan baik.

Matius 5:37, Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.

Kesimpulannya, jika kita ingin menjadi saksi Kristus, kita harus bisa dipercayai orang lain, berarti kita harus bisa menjaga nama baik. Ingatlah pepatah ini: “nama baik susah nempel gampang lepas, nama

buruk gampang nempel susah lepas.” Orang tidak akan mau mendengar kita sebagai saksi Kristus jika kita mempunyai nama buruk, bahkan orang tidak akan percaya pada apa yang kita sampaikan.

Selain menjadi saksi yang bisa dipercaya maka kita harus juga menjadi saksi yang efektif. Bagaimana bisa menjadi saksi yang efektif, perhatikan beberapa hal dibawah ini.

1) Fokus pada satu area sampai semua orang di area itu dapat melakukan penginjilan lagi pada orang lain. Bukan hit and run tapi lanjutkan dengan follow up.

2) Setia pada tema utama kesaksian kita, yaitu Yesus Kristus. Tema utama tidak boleh bergeser menjadi kemuliaan diri sendiri.

3) Harus punya validitas atas kesaksian kita, punya dasar firman Tuhan yang kuat dan harus punya pengetahuan yang benar.

4) Mampu mendemonstrasikan kuasa Roh Kudus. Karena itu Roh Kudus harus ada di dalam dan menguasai hidup kita.

5) Bersedia bersinergi dengan saksi-saksi yang lain. Jangan rebutan kavling dan berlomba-lomba menaikan bendera kita.

6) Ada support yang jelas. Ada gereja lokal, BPD atau BPH, perusahaan, parachurch atau pribadi-pribadi yang berkomitmen untuk siap mendukung pelayanan kesaksian sampai tuntas.

Jika kita bisa menjadi saksi Kristus yang efektif, maka kita akan bekerja dengan efektif dan efisien, tidak membuang-buang waktu, uang maupun kesempatan dan kita dapat menghasilkan dampak yang lebih besar.

Pada akhirnya, untuk dapat ikut dalam gerakan Sehati Menuntaskan Amanat Agung, mintalah Roh Kudus mengusasi hidup anda, jadilah saksi Kristus yang bisa dipercaya dan jadilah saksi Kristus yang efektif.

Salam Kegerakan: “Selamatkan jiwa berapa pun harganya, beritakan injil transformasi terjadi”.

71| 71

Tidak banyak orang termasuk pejabat GBI sendiri yang kenal dekat dengan Pendiri Gereja Bethel Indonesia, Pdt. H.L.Senduk. Tapi beliau sangat dikenal karena mimpi besar yang spektakuler, 10.000 jemaat lokal. Saya bersyukur walau hanya sekali berjumpa beliau di Petamburan, itupun mendampingi Pdt. Ferry Kakiay untuk sedikit wawancara beliau dalam rangka penyempurnaan manuskrip buku Pdt. H.L.Senduk Bapa Rohani GBI, karya Pdt. Ferry Kakiay.

Pdt. H.L. Senduk tidak dibesarkan oleh mimpi, tapi dibesarkan oleh visi. Kemudian diterjemahkan sebagai mimpi. Ini yang membedakan beliau dengan tokoh gereja lainnya. Mimpi Pdt. H.L. Senduk bukan sebuah ilusi isapan jempol. Detik terakhir menjelang ajal, mimpi itu hampir terealisasi.

GBI telah tersebar merata di seluruh dunia, mencapai enam puluh persen dari target penanaman 10.000 gereja baru. Tepatnya, dipaparkan oleh dr. Jossy Mesach, Sekum GBI ialah 6.047 jemaat lokal dan 16.867 pejabat serta lebih dari tiga juta anggota jemaat prestisius!

Pdt. H.L.Senduk sudah kembali ke rumah Bapa di Sorga dalam keabadian iman. Kalau dipikir sullit rasanya GBI memiliki tokoh seperti beliau, super kharismatik! 50 tahun lalu Pdt. H.L. Senduk telah menetapkan titik koordinat gerak pacu aktualisasi misi eklesialitas GBI di pusaran transformasi kharismatik.

50 tahun kemudian GBI hampir kehilangan asas tunggal dari esensi kharismatik GBI itu. Pola adaptasi otonomisasi frenchise yang tumbuh subur mekar di sekujur tubuh Sinode GBI ternyata juga ikut melahirkan kaum new kharismatik aristokrat. Lalu melahirkan empat faksi di tubuh GBI yakni, kharismatik tradisional, kharismatik modern, kharismatik naturalis, kharismati primordial. Faksi-faksi ini telah menjadi dapur rivalitas di setiap aksi kepemimpinan GBI lalu menggeser esensi kharismatik GBI, bahkan sedikit turut menggembos spektakularitas di GBI. Akibatnya, GBI bertubi-tubi dihantam badai besar resistensialitas. Tidak mudah bagi GBI agar bisa melepaskan diri dari dampak spirit aristokrasi ini. Sejak awal Pdt. H.L. Senduk telah membangun satu sistem pilar utama esensi kharismatik GBI dengan baik yaitu, “pembapaan” (senioritas). Namun, ada banyak dari pejabat GBI yang terdampak di pusaran aristokrasi. Pada Sinode GBI 2014 di Sentul, beberapa tokoh muda GBI yakni, Pdt. Hengky So, Pdt. Yosia Abdisaputera dan Pdt. Rubin Adi Abraham yang saat itu mereka memimpin peran penting tentang

50 Tahun gbimerawat Mimpi Pdt. H.L. senduk

Paul Titihalawa

Sebuah Perenungan

72 |

memberikan sikap penghargaan yang tertinggi kepada senior; mundur dari bursa Ketum GBI, mengagumkan!

Kelak, GBI mesti memikirkan kembali arah baru kepemimpinan kharismatik GBI itu. Asumsi dasar yang mesti dibangun dan dipublikasikan kepada seluruh pejabat GBI bahwa puncak tertinggi karir pelayanan seorang pejabat GBI adalah gembala jemaat. Inilah spirit otorisasi kepemimpinan kharismatik yang dibangun oleh Pdt. H.L. Senduk untuk GBI.

Masih ada empat puluh persen mimpi Pdt. H.L. Senduk yang belum terealisasi dari target 10.000 jemaat lokal. Apakah aristokrasi adalah bagian dari spirit kharismatik GBI yang juga ikut mendorong laju kecepatan dan percepatan penanaman dan pertumbuhan GBI? Tanpa sadar, di usia emas GBI, kita lagi mengubah wajah GBI dari senyuman indah kharismatik ke sinisme aristokrasi. Harganya sangat mahal, sayang sekali. GBI tetap saja masih menarik. Ada banyak rahasia Allah yang masih tersusun, terawat, tersimpan rapih di lemari pelayanan GBI. Umat lagi menunggu karya agung apa lagi yang akan Allah lakukan bagi dunia melalui GBI.

Tidak salah merawat mimpi dan visi Pdt. H.L.Senduk. Mimpinya adalah great vision yang Allah berikan kepada GBI untuk selalu memberkati bangsa ini!

Pdt. H.L. Senduk tidak dibesarkan oleh mimpi,tapi dibesarkan oleh visi.

Paul Titihalawa

73| 73

Perkenalan Staf B P H G B I

Shalom,

Setelah selesainya Sinode GBI XVI di SICC, Sentul, Jawa Barat maka Staf BPH GBI mulai bekerja dengan semangat dan berikut ini Susunan Staf Pengurus BPH periode 2019-2023.

Namun, ketika sedang bersemangat untuk melaksanakan program-program yang telah diputuskan Sidang MPL 1 GBI, datanglah pandemi Covid-19. Apakah Program berhenti? Tidak, program terus berjalan dengan penyesuaian. Banyak program akhirnya dilakukan secara online. Tetaplah mendukung BPH GBI dengan doa, keikutsertaan dalam acara-acara BPH serta memberikan persepuluhan gereja lokal anda. Tuhan Yesus memberkati. (Pdt. dr. Josafat Mesach, M.Th.)

74 |

| 75


Recommended