Date post: | 26-Feb-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | adipermana |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
PERAN KONSELOR PROFESIONAL TERHADAP REMAJA KORBAN MODE
Muhammad Rafi
Abstrak
Mode merupakan pola, contoh atau acuan yangdijadikan rujukan oleh seseorang. Mode umumnyadikaitkan dengan pakaian atau potongan rambut.Namun, dalam perkembangan berikutnya, mode telahbanyak berkembang terutama kearah perilaku. Jadi,mode dapat berupa acuan atau contoh dalam bentukfisik dapat pula dalam bentuk mental dan perilaku.Seorang konselor yang mampu menjalankan tugasnyadengan maksimal akan terlihat dari bagaimanakonselor itu akan menjalankan tugasnya secaranyata. Konselor yang mampu menjalankan tugasnyadengan baik dapat dilihat dari apapun yang akanmenjadikan seorang konselor yang profesionaltersebut menjadi seorang yang profesional.Olehkarena itu, konselor dapat berperan penting dalammenghadapi remaja korban mode pada saat sekarangini, karena pada zaman modern saat ini akan dapatkita lihat dari fungsi seorang konselor yangprofesional itu sendiri. Fungsinya yang akanterlihat dari perannya sebagai tenaga ahli sehinggamampu membuat seorang klien atau remaja yangterjerumus oleh pergaulan, remaja mode yang tidaksesuai dengan aturan yang ada maka dibutuhkanseorang tenaga ahli seperti konselor yang memilikiintegritas, kualitas yang bermutu agar mampumenjadikan remaja tidak terjerumus oleh mode yangtidak sesuai dengan ajaran islam. Jadi, berdasarkanfungsi dan tujuan dari konseling itu sendiri akanterlihat tugas dan tanggung jawab konselor sebagaitenaga ahli yang mapu menjadi fasilitator agarremaja pada zaman modern saat sekarang ini tidakterjerumus oleh mode yang tidak sesuai denganaturan agama islam.
Kata Kunci : Konselor, Profesional, Remaja, dan
Korban Mode
A. PENDAHULUAN
Berbicara tentang remaja merupakan sesuatu yang
tidak heran lagi bagi kalangan orang. Pada zaman
modern saat sekarang ini remaja menjadi salah satu
pembicaraan yang aktual. Pergaulan remaja dan mode
remaja saat sekarang ini dikenal sebagai zaman
jahiliah modern. Zaman jahiliah modern merupakan
zaman yang jauh dari ajaran agama islam dan akidah
seseorang telah merosot dikarenakan oleh pengaruh
budaya barat pada zaman modern saat sekarang ini.
Dunia modern tengah mengalami ancaman degradasi
moral secara global. Generasi muda yang tidak
terbatas pada generasi islam saja tengah dihadapkan
pada penghancuran moral besar-besaran. Remaja,
merupakan sasaran utama bagi yahudi agar terjerumus
didalam akhlak dan akidah. Oleh karena itu, pada
makalah ini penulis akan membahas bagaimana
sebenarnya remaja yang sudah terkena korban mode.
Pada topik ini akan membahas tentang Mode pada
zaman modern. Modern adalah sesuatu yang maju,
bukan hanya dalam bidang iptek tapi juga imtaq
tidak semua dikatakan modern jika hanya teknologi
yang maju sementara akhlak jauh terjerembab
kelembah jahiliah. Mode sangat menunjang penampilan
semua orang dalam bergaul ataupun menghadapi orang
lain. Remaja yang tahu mode akan menampilkan segala
macam penampilan untuk mampu terlihat ideal sesuai
dengan yang diinginkan, tanpa memikirkan apapun
akibat dari mode yang mereka pakai. Pakaian, make -
up, gaya itupun akan ditonjolkan oleh remaja yang
terkena korban mode pada zaman modern saat ini.
Konselor sebagai penunjang dan sangat berperan agar
remaja pada zaman modern saat sekarang ini tidak
terjerumus ke dalam mode barat.
Penulis membuat makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan dari pembaca agar mampu menjadi
seorang tenaga pendidik ataupun konselor sehingga
dapat memperhatikan perkembangan remaja pada era
modern saat sekarang ini. Kemudian, penulis membuat
makalah ini, bertujuan untuk memenuhi mata kuliah
karya tulis ilmiah.
Pada makalah ini penulis akan membahas yang
terkait dengan:
a) Pengertian konselor profesional
b) Hakikat remaja
c) Pengertian Mode
d) Faktor remaja korban mode
e) Tugas dan tanggung jawab konselor terhadap remaja
korban mode
B.Pembahasan
A. Pengertian Konselor Profesional
Konselor adalah orang yang melakukan konseling
secara langsung sehingga mampu untuk mengentaskan
masalah yang berhubungan dengan profesinya.
Profesional berasal dari kata “profesi”. Profesi
adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut
keahlian dari para petugasnya. Artinya, pekerjaan
yang disebut profesi itu tidak bisa dilakukan oleh
orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara
khusus terlebih dahulu untuk melakukan pekerjaan
itu.
Tugas dari seorang konselor terhadap remaja korban
mode dapatdilihat dari fungsi konseling itu
sendiri.Menurut Prayitno dan Erman Amti“ konseling
adalah proses pemberianbantuan yang dilakukan
melalui wawancara konseling oleh ahli
(disebutkoselor) kepada individu yang sedang
mengalami masalah (disebutklien) yang bermuara
kepada terentas nya masalah yang di hadapi klien”1.
Seperti yang dijelaskan Prayitno, Tohirin juga
berpendapat bahwa:
“Konseling merupakan proses bantuan yang diberikan
oleh pembimbing (konselor) kepada individu
(konseli) melalui pertemuan tatap muka atau
hubungan timbal balik antara kedunya, agar konseli
memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan
menemukan masalahnya serta mampu memecahkan
masalahnya sendiri”2.
SebagimanaPrayitnodanTohirinAfifuddinjugamenjelask
ankonselingpadaprinsipnyaadalah:
“Proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh
seorang ahli kepada seorang atau beberapa orang
individu dalam hal memahami diri sendiri,
1PrayitnodanErmanAmti, Dasar-dasarBimbingandanKonseling, (Jakarta:PT.RinejaCipta, 2004). h. 105
2Tohirin, BimbingandanKonselingdisekolahdanMadrasah(berbasisintegrasi), (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada,2007). h. 28
Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa
konseling merupakan suatu proses layanan bantuan
yang di berikan oleh orang yang profesional di
bidang konseling yang disebut dengan konselor
kepada orang yang mengalami masalah dan membutukan
bantuan yang disebut dengan klien atau konseli,
dimana kegiatan ini dilakukan dengan adanya tatap
muka dan adanya hubungan timbal balik antara
konselor dengan klien, dimana layanan itu bertujaun
untuk mengentaskan masalah yang dihadapi oleh klien
dan mengembangkan segenap kemampuan yang dimiliki
oleh klien agar bisa menjalankan kehidupannya
dengan efektif.
Profesionalisme menunjuk kepada komitmen para
anggota suatu strategi-strategi yang digunakannay
dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan
profesinya. Profesi untuk meningkatkan kemampuan
profesionalnya dan terus menerus mengembangkannya.
Sedangkan, profesionalitas mengacu kepada sikap
para anggota suatu profesi terhadap profesinya
serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka
miliki dalam rangka melakukan pekerjaan.”3
Tenaga ahli yang mampu memberikan pengentasan
terhadap masalah yang dihadapi klien. Konselor3 Prayitno, Dasar-dasar Konseling,(Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1999), h.338.
adalah orangnya sedangkan wadah dalam pemberian
bantuan itu sebagai proses konseling. Konseling
memilki hal-hal yang akan mengentaskan dari
permasalahan yang tengah dihadapi oleh remaja pada
saat ini. Khususnya remaja yang terkena korban mode.
Pada zaman sekarang, banyak kita lihat remaja yang
korban mode tanpa mengikuti aturan dalam berpakaian,
berpenampilan menurut ajaran yang sebenarnya. Gejala
perasaan sangat menentukan dari prinsip konselor
agar mampu menjalankan tugasnya secara maksimal.
Seorang konselor yang mampu menjalankan tugasnya
dengan maksimal akan terlihat dari bagaimana
konselor itu akan menjalankan tugasnya secara nyata.
Konselor yang mampu menjalankan tugasnya dengan baik
dapat dilihat dari apapun yang akan menjadikan
seorang konselor yang profesional tersebut menjadi
seorang yang profesional.
Profesionalisme berasal dari kata profesi yang
artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan
di tekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan
sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang
mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus
yang diperoleh dari pendidikan akademis yang
intensif (Webstar, 1989). Jadi, profesi adalah suatu
pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian
tertentu.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu
atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi (UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen).
B. Hakikat Remaja
a)Pengertian Remaja
Sebelum dibahas mengenai remaja ada baiknya
diketahui bahwa masa remaja merupakan masa yang
sudah dilalui dan sudah dialami oleh setiap manusia
yang sudah dewasa. Dalam John W. Santrock (2007),
pandangan lama mengatakan bahwa masa remaja
merupakan satu-satunya priode transisi manuju dunia
dewasa. “Dalam Jhon W. Santrok 2007 dijelaskan bahwa
transisi dari masa kanak-kanak kemasa remaja
melibatkan sejumlah perubahan biologis, kognitif,
dan sosio-emosional”4.
Di antara perubahan-perubahan biologis yang ada
adalah pertambahan tinggi tubuh yang cepat,
perubahan hormonal dan kematangan seksual yang
muncul ketika seseorang memasuki masa pubertas.
Perubahan kognitif pada masa transisi dari masa4 Monks dalam Fadhillah Syafwar, Remaja Perkembangan,(Batusangkar: STAIN Batusangkar Press, 2011), h.7.
anak-anak ke masa remaja berupa meningkatnya
kemampuan berfikir abstrak, idealistik dan berfikir
secara logis. Sebaliknya mereka juga mulai berfikir
ka arah egosentris. Perubahan sosio-emosional pada
masa transisi dari anak-anak ke remaja di tandai
dengan mulai muncul sifat-sifat ingin mandiri.
Begitu juga masa ini mereka yang berada pada masa
transisi, keinginan melakukan interaksi dengan teman
sebaya begitu kuat, sebaliknya berangsur-angsur
mengurangi interaksi dengan orang tua.
Dari sumber lain diketahui bahwa remaja
sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka
sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi
belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk
ke golongan orang dewasa. Remaja ada di antara anak
dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja sering
dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase
“topan dan badai”. Di samping itu remaja masih belum
menguasai dan mengfungsikan secara maksimal fungsi
fisik maupun psikhisnya (Monks dkk., 1989)”. 5
Masa remaja bila di tinjau dari pengertian, bahwa
ada pengertian atau istilah yang dapat dipakai dan
dijadikan pedoman mengenai defenisi remaja,
diantaranya adalah : Remaja berasal dari bahasa
latin adolecense yang berarti tumbuh atau tumbuh5 Ibid,8
menjadi dewasa. Adolecense berasal dari bahasa latin
adolecense yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk
mencapai kematangan”. Istilah adolecense mempunyai
arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan
mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock,1992).
Dalam John W. Santrock (2007: 20) didefinisikan masa
remaja (adolenscere) sebagai periode transisi
perkembamgan antara masa kanak-kanak dengan masa
dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan
biologis, kognitif dan sosio-emosional.
C. Pengertian Mode
Apa yang dimaksud mode itu? Kenapa bermode di era
modern cukup berbahaya? Menurut, Kamus Besar Bahasa
Indonesia mode adalah ragam,(cara, bentuk) yang baru
pada suatu waktu tertentu seperti pakaian, potongan
rambut, corak hiasan dan sebagainya.
“Mode adalah pola, contoh atau acuan yang
dijadikan rujukan oleh seseorang. Mode umumnya
dikaitkan dengan pakaian atau potongan rambut.
Namun, dalam perkembangan berikutnya, mode telah
banyak berkembang terutama kearah perilaku. Jadi,
mode dapat berupa acuan atau contoh dalam bentuk
fisik dapat pula dalam bentuk mental dan perilaku”6.
6 Abu Alghifari, Remaja Korban Mode, (Bandung: Mujahid, 2003), h.14.
Mode ini sifatnya temporer atau hanya waktu
tertentu seperti pada kamus di atas. Suatu mode akan
hilang dengan sendirinya seiring munculnya mode
baru. Karena itu, mode sering disebut pula trend.
Namun, di era modern ini pergantian suatu mode
umumnya bukan beralih atau berganti kepada yang
lebih baik, tapi lebih mencelakakan lagi.
Seperti yang kita saksikan saat ini, dulu remaja
putri malu jika harus berbaju ketat. Namun kini hal
itu sudah biasa atau sudah menjadi mode atau trend.
Bahkan banyak pula yang tidak malu-malu menampakkan
sebagian auratnya, umpamanya baju setengah dada atau
memperlihatkan pusarya dan rok mini yang nyaris
memperlihatkan organ vital. Belum lagi gerakan-
gerakan erotis yang nampaknya telah menjadi trend.
Periode transisi perkembamgan antara masa kanak-
kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-
perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional.
Masa remaja merupakan masa yang rentan oleh gangguan
dan pengaruh-pengaruh lingkungan dia berada karena,
lingkungan sangat mempengaruhi dari bagaimana
perkembangan dari remaja tersebut. Karena remaja
akan mudah menjadi sasaran pada budaya modern yang
berkembang pada zaman ini karena dengan perkembangan
remaja itu sangat mudah bagi budaya barat untuk
mengganggu dan mempengaruhi dari perkembangan remaja
itu.
Remaja korban mode adalah mereka yang sadar atau
tidak, telah terjerumus atau menjerumuskan diri pada
mode-mode jahiliah. Korban berarti kerugian.
Disadari atau tidak mereka telah dirugikan oleh
mode-mode tersebut. Kerugian itu dapat berupa
kehilangan masa depan. Dalam islam, menjerumuskan
diri dalam kerugian atau kecelakaan hukumnya haram.
Menjerumuskan diri pada kecelakaan berarti berbuat
kerusakan walaupun terhadap diri sendiri.
Firman Allah swt:
“Janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan,dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”( QS. Al-Baqarah: 195). Dari ayat di atas dapat kita ambil kesimpulan,
bahwasanya kita dilarang oleh Allah untuk mencelakai
diri sendiri dan terjerumus dalam kebinasaan.
Karena, jika kita mencelakai diri sendiri maka sama
saja kitatidak menghargai nikmat yang telah
diberikan Allah.
Dalam masalah remaja anak mulai memikirkan
mengenai tampangnya dan bentuk badan yang diidam-
idamkannya. Bentuk badannya merupakan suatu hal yang
sangat mencemaskan anak remaja. Dia selalu
membandingkan dirinya dengan ganbar-gambar reklame
dan dalam film-film. Dan dia selalu khawatir, bahwa
dia terlalu gemuk, terlalu kurus, tidak sekuat orang
lain, dan sebagainya”.7
Remaja sangat memikirkan bagaimana dengan
penampilan tubuhnya karena remaja sangat memikirkan
penampilan terhadap apa yang ditampilkannya. Remaja
bukan saja sangat mementingkan Bagaimana keadaan
kondisi fisiknya saja kemudian, dengan wajahnya dia
juga sangat begitu resah karena penampilannya. Oleh
karena itu, remaja banyak terkena korban iklan
karena merasa dengan iklan dia bisa menjadi lebih
baik. Iklan salah satu pengaruh remaja terlibat
korban mode karena korban mode, dia dia bisa menjadi
remaja yang larut terkena iklan.
Sebagai contoh, sebagian remaja akhirnya menderita
anorexia atau penyakit kehilangan nafsu makan yang
disebabkan diet yang telalu ketat. Diet itu
dilakukan sebagai upaya menyesuaikan tuntutan mode
yang mengharuskannya selalu langsing. Ada juga
remaja yang telah kehilangan akal sehatnya dengan
memuja-muja artis secara eksesif atau berlebihan
sehingga nyaris semua tingkah laku artis menjadi
panutan atau contoh.
A. Faktor-faktor Remaja Korban Mode7 Soesilo windradini, Psikologi Perkembangan Masa Remaja,(Surabaya:Usaha Nasional,2007), h.147.
Remaja yang terjerumus oleh mode akan terlihat
oleh faktor-faktor dan hal-hal yang akan menjadikan
remaja tersebut terlihat sebagai remaja korban mode.
Diantara faktor penyebab remaja korban mode yaitu:
Keluarga faktor penyebab remaja korban mode
karena, lingkungan keluarga merupakan lingkungan
yang terdekat untuk membesarkan, mendewasakan anak
di dalamnya anak mendapatkan pendidikan yang pertama
kali. Keluarga merupakan kelompok masyarakat yang
kecil lingkungan yang paling kuat dalam membesarkan
anak terutama bagi anak yang belum sekolah. Keluarga
yang baik akan berpengaruh positif bagi perkembangan
anak sedangkan keluarga yang jelek akan berpengaruh
negatif. Apalagi, pengaruh terhadap mode ini sangat
besar dari pendidikan di dalam keluarga. Berhubungan
karena remaja adalah sasaran utama terlebih oleh
zaman modern terhadap mode pada saat sekarang ini,
maka banyak dari kalangan remaja yang terkena korban
mode.
Kemudian, Faktor-faktor penyebab remaja korban
mode adalah karena era imitasi. Imitasi adalah
sesuatu yang murah, palsu atau tiruan. Benda ini
biasanya mudah didapat dipedagang kaki lima.Brang
murahan ini ada karena terdorong popularitas benda
yang asli. Pemilik imitasi biasanya kagum dengan
barang yang aslinya, namun, tidak mampu membelinya.
Didalam kehidupan masyarakat sering kita jumpai
perilaku imitasi tersebut. Pola imitasi yang
diterapkan seperti wabah penyakit yang gampang
sekali terjangkit. Gampang sekali tersebar meluas.
Era modern era gudangnya perilaku imitasi. Menurut
majalah islam sabili, imitasi dalam pola kehidupan
adalah suatu tingkah laku yang mengidentifikadikan
atau menyamakan dirinya dengan tokoh yang dikagumi
atau tokoh favorit ataupun kebanggaan atas sesuatu.
Pada perkembangan remaja sangat dipengaruhi oleh
zaman. Mode sangat menjadi trend dikalangan remaja
pada zaman modern saat ini, karena dengan mode itu
semua remaja akan terpengaruh karena trend. Faktor
lain yang menyebabkan remaja korban mode adalah
karena terperangkap iklan. Remaja modern telah masuk
pada perangkap televisi. Mereka termakan bujuk rayu
iklan. Secara kasat mata kita dapat meihat, berapa
banyak remaja yang larut dalam pembiusan keadaan
hanya sekadar pengen memperoleh legitimasi “modern”
atu setidaknya mereka senang apabila stempel “kuno”
atau “kuper” (kurang pergaulan) luput dari julukan
yang diberikan rekan-rekannya. Akibatnya bukan hanya
pemborosan waktu yang merenggutnya, tetapi
pemborosan materi tanpa disadari telah memangsanya
dan merekapun akhirnya tergiring ke suatu kondisi
yang segalanya bersifat pragmatis dan prestisius.
Artinya, pengakuan seolah-olah menjadi jaminan
(garansi) hidup yang harus diperebutkan, walaupun
harus ditebus dengan biaya yang mahal.
Iklan mempengaruhi pola dan perilaku hubungan
antarpribadi dan kelompok.Pengaruh itu bisa positif
dan negatif. Iklan dapat persepsi selektif mungkin
bisa mengakibatkan diteruskannya suatu pesan pada
komunikasi antar pribadi.
B. Tugas dan Tanggung Jawab Konselor
terhadap Remaja Korban Mode
Tanggung jawab seorang konselor terhadap remaja
korban mode merupakan hal yang sangat penting
dilakukan oleh seorang konselor yang mampu menjadi
panutan bagi peserta didik agar mampu mengentaskan
masalah yang dihadapi oleh seorang konselor. Disini,
akan terlihat tugas dari konselor pada proses
konseling yang dilakukan. Berdasarkan fungsi
konseling yang dilakukan maka harus dapat dilakukan
secara optimal dan baik sehingga mampu menjadikan
klien sebagai remaja yang dapat menjalani hidup yang
sesuai dengan aturan yang ada. Maka dengan fungsi
konseling itu sendiri dapat menjadi tugas seorang
konselor agar dapat mengentaskan masalahremaja yang
terkena korban mode.
Jadi, fungsi konseling itu bisa disebut juga sama
dengan tujuan koseling. Dimana fungsi konseling
itu bersifat luas, mencakup semua hal tidak bisa
di batasi, namun bisa dirumuskan secara garis besar
sesuaikan dengan yang selalu dilakukan oleh
konselor dalam layanan koseling, dimana fungsi
konseling itu ada lima yaitu:
1. Fungsi pemahaman
Usaha yang dilakukan untuk pemberian pemahaman
kepada klien. Agar klien kenal dan paham akan
dirinya baik itu kelemahannya ataupun kelebihannya
dan juga pemahaman tentang lingkungannya
2. Fungsi pencegahan
Usaha yang dilakukan konselor untuk menjauhkan
klien darri hal-hal yang akan mengganggu klien.
3. Fungsi pengentasan
Pengentasan merupakan usaha yang sangat dominan
dilakukan konselor dalam layanan bimbingan
konseling, dimana konselor berusaha mengeluarkan
klien dari masalah yang tengah klien hadapi.
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan merupakan
langkah lanjutan dari fungsi pengentasan.
Memelihara segenap kemampuan dan keadaan klien yang
telah keluar dari masalah dan mengembangkan keadaan
itu ataupun sesuatu yang klien miliki agar semua
menjadi lebih baik lagi.
5. Fungsi advokasi
Fungsi advokasi merupakan pemeliharaan terhadap
hak-hak klien yang terlanggar oleh pihak lain yang
berakibat klien tidak dapat mengembangkan
kemampuannya secara efektif bahkan bisa membunuh
kemampuan yang dimiliki klien.
Berdasarkan fungsi di atas dapat kita kaitkan
dengan tugas konselor terhadap remaja korban mode
tersebut. Dari fungsi tersebut makaakan dijalankan
tugas-tugas dari konselor itu sendiri.
C. PENUTUP
A. Kesimpulan
Mode merupakan pola, contoh atau acuan yang
dijadikan rujukan oleh seseorang. Mode umumnya
dikaitkan dengan pakaian atau potongan rambut.
Namun, dalam perkembangan berikutnya, mode telah
banyak berkembang terutama kearah perilaku. Jadi,
mode dapat berupa acuan atau contoh dalam bentuk
fisik dapat pula dalam bentuk mental dan perilaku
Mode ini sifatnya temporer atau hanya waktu
tertentu seperti pada kamus di atas. Suatu mode
akan hilang dengan sendirinya seiring munculnya
mode baru. Karena itu, mode sering disebut pula
trend. Namun, di era modern ini pergantian suatu
mode umumnya bukan beralih atau berganti kepada
yang lebih baik, tapi lebih mencelakakan lagi.
Seorang konselor yang mampu menjalankan tugasnya
dengan maksimal akan terlihat dari bagaimana
konselor itu akan menjalankan tugasnya secara
nyata. Konselor yang mampu menjalankan tugasnya
dengan baik dapat dilihat dari apapun yang akan
menjadikan seorang konselor yang profesional
tersebut menjadi seorang yang profesional.
Oleh karena itu, konselor dapat berperan penting
dalam menghadapi remaja korban mode pada saat
sekarang ini, karena pada zaman modern saat ini
akan dapat kita lihat dari fungsi seorang konselor
yang profesional itu sendiri. Fungsinya yang akan
terlihat dari perannya sebagai tenaga ahli sehingga
mampu membuat seorang klien atau remaja yang
terjerumus oleh pergaulan, remaja mode yang tidak
sesuai dengan aturan yang ada maka dibutuhkan
seorang tenaga ahli seperti konselor yang memiliki
integritas, kualitas yang bermutu agar mampu
menjadikan remaja tidak terjerumus oleh mode yang
tidak sesuai dengan ajaran islam. Jadi, berdasarkan
fungsi dan tujuan dari konseling itu sendiri akan
terlihat tugas dan tanggung jawab konselor sebagai
tenaga ahli yang mapu menjadi fasilitator agar
remaja pada zaman modern saat sekarang ini tidak
terjerumus oleh mode yang tidak sesuai dengan
aturan agama islam.
B. Saran
Didalam makalah ini penulis menyarankan bagi
seorang konselor yang profesional dan bagi tenaga
pendidik harus mampu mengentaskan permasalahan yang
sedang dihadapi oleh remaja yang terkena korban
mode pada zaman modern sekarang. Semoga makalah ini
dapat bemanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya.
Remaja saat sekarang banyak yang dihadapkan oleh
mode yang mengacu kepada zaman jahiliah maka,
penulis menyarankan agar seorang konselor mampu
memberikan layanan secara optimal terhadap remaja
yang terkena korban mode pada saat sekarang ini.
Kepustakaan
Afinuddin. (2010). Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka
Setia.
Alghifari, A. (2003). Remaja Korban Mode. Bandung: Mujahid.
Amti, P. d. (2004). Dasar-dasar Bimbngan dan Konseling. Jakarta:PT.Rineja Cipta.
Prayitno. (1999). Dasar-dasar Konseling. Jakarta: PT.Rineka
Cipta.
Syafwar, F. (2011). Remaja Perkembangan .Batusangkar: STAINBatusangkar Press.
Tohirin. (2007). Bimbingan dan Konseling di sekolah danMadrasah(Berbasis Integritas). Jakarta: PT.Raja Grafindo.
BIODATA PENULIS
1.NamaLengkap Peserta :Muhammad Rafi
2. NPM :1310015211169
3. Jenis Kelamin : LakiLaki
4. Tempat, Tanggal Lahir : Batusangkar, 20 September 1995
5. Alamat : Air Pacah
6. No. Hp : 087896129262
7. Alamat Email : [email protected]
8. JudulKaryaTulis : Peran konselor Profesional Terhadap
Remaja Korban Mode