+ All Categories
Home > Documents > PERAN KONSELOR PROFESIONAL TERHADAP REMAJA KORBAN MODE

PERAN KONSELOR PROFESIONAL TERHADAP REMAJA KORBAN MODE

Date post: 26-Feb-2023
Category:
Upload: adipermana
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
21
PERAN KONSELOR PROFESIONAL TERHADAP REMAJA KORBAN MODE Muhammad Rafi Abstrak Mode merupakan pola, contoh atau acuan yang dijadikan rujukan oleh seseorang. Mode umumnya dikaitkan dengan pakaian atau potongan rambut. Namun, dalam perkembangan berikutnya, mode telah banyak berkembang terutama kearah perilaku. Jadi, mode dapat berupa acuan atau contoh dalam bentuk fisik dapat pula dalam bentuk mental dan perilaku. Seorang konselor yang mampu menjalankan tugasnya dengan maksimal akan terlihat dari bagaimana konselor itu akan menjalankan tugasnya secara nyata. Konselor yang mampu menjalankan tugasnya dengan baik dapat dilihat dari apapun yang akan menjadikan seorang konselor yang profesional tersebut menjadi seorang yang profesional.Oleh karena itu, konselor dapat berperan penting dalam menghadapi remaja korban mode pada saat sekarang ini, karena pada zaman modern saat ini akan dapat kita lihat dari fungsi seorang konselor yang profesional itu sendiri. Fungsinya yang akan terlihat dari perannya sebagai tenaga ahli sehingga mampu membuat seorang klien atau remaja yang terjerumus oleh pergaulan, remaja mode yang tidak sesuai dengan aturan yang ada maka dibutuhkan seorang tenaga ahli seperti konselor yang memiliki integritas, kualitas yang bermutu agar mampu menjadikan remaja tidak terjerumus oleh mode yang tidak sesuai dengan ajaran islam. Jadi, berdasarkan fungsi dan tujuan dari konseling itu sendiri akan terlihat tugas dan tanggung jawab konselor sebagai tenaga ahli yang mapu menjadi fasilitator agar remaja pada zaman modern saat sekarang ini tidak terjerumus oleh mode yang tidak sesuai dengan aturan agama islam.
Transcript

PERAN KONSELOR PROFESIONAL TERHADAP REMAJA KORBAN MODE

Muhammad Rafi

Abstrak

Mode merupakan pola, contoh atau acuan yangdijadikan rujukan oleh seseorang. Mode umumnyadikaitkan dengan pakaian atau potongan rambut.Namun, dalam perkembangan berikutnya, mode telahbanyak berkembang terutama kearah perilaku. Jadi,mode dapat berupa acuan atau contoh dalam bentukfisik dapat pula dalam bentuk mental dan perilaku.Seorang konselor yang mampu menjalankan tugasnyadengan maksimal akan terlihat dari bagaimanakonselor itu akan menjalankan tugasnya secaranyata. Konselor yang mampu menjalankan tugasnyadengan baik dapat dilihat dari apapun yang akanmenjadikan seorang konselor yang profesionaltersebut menjadi seorang yang profesional.Olehkarena itu, konselor dapat berperan penting dalammenghadapi remaja korban mode pada saat sekarangini, karena pada zaman modern saat ini akan dapatkita lihat dari fungsi seorang konselor yangprofesional itu sendiri. Fungsinya yang akanterlihat dari perannya sebagai tenaga ahli sehinggamampu membuat seorang klien atau remaja yangterjerumus oleh pergaulan, remaja mode yang tidaksesuai dengan aturan yang ada maka dibutuhkanseorang tenaga ahli seperti konselor yang memilikiintegritas, kualitas yang bermutu agar mampumenjadikan remaja tidak terjerumus oleh mode yangtidak sesuai dengan ajaran islam. Jadi, berdasarkanfungsi dan tujuan dari konseling itu sendiri akanterlihat tugas dan tanggung jawab konselor sebagaitenaga ahli yang mapu menjadi fasilitator agarremaja pada zaman modern saat sekarang ini tidakterjerumus oleh mode yang tidak sesuai denganaturan agama islam.

Kata Kunci : Konselor, Profesional, Remaja, dan

Korban Mode

A. PENDAHULUAN

Berbicara tentang remaja merupakan sesuatu yang

tidak heran lagi bagi kalangan orang. Pada zaman

modern saat sekarang ini remaja menjadi salah satu

pembicaraan yang aktual. Pergaulan remaja dan mode

remaja saat sekarang ini dikenal sebagai zaman

jahiliah modern. Zaman jahiliah modern merupakan

zaman yang jauh dari ajaran agama islam dan akidah

seseorang telah merosot dikarenakan oleh pengaruh

budaya barat pada zaman modern saat sekarang ini.

Dunia modern tengah mengalami ancaman degradasi

moral secara global. Generasi muda yang tidak

terbatas pada generasi islam saja tengah dihadapkan

pada penghancuran moral besar-besaran. Remaja,

merupakan sasaran utama bagi yahudi agar terjerumus

didalam akhlak dan akidah. Oleh karena itu, pada

makalah ini penulis akan membahas bagaimana

sebenarnya remaja yang sudah terkena korban mode.

Pada topik ini akan membahas tentang Mode pada

zaman modern. Modern adalah sesuatu yang maju,

bukan hanya dalam bidang iptek tapi juga imtaq

tidak semua dikatakan modern jika hanya teknologi

yang maju sementara akhlak jauh terjerembab

kelembah jahiliah. Mode sangat menunjang penampilan

semua orang dalam bergaul ataupun menghadapi orang

lain. Remaja yang tahu mode akan menampilkan segala

macam penampilan untuk mampu terlihat ideal sesuai

dengan yang diinginkan, tanpa memikirkan apapun

akibat dari mode yang mereka pakai. Pakaian, make -

up, gaya itupun akan ditonjolkan oleh remaja yang

terkena korban mode pada zaman modern saat ini.

Konselor sebagai penunjang dan sangat berperan agar

remaja pada zaman modern saat sekarang ini tidak

terjerumus ke dalam mode barat.

Penulis membuat makalah ini bertujuan untuk

menambah wawasan dari pembaca agar mampu menjadi

seorang tenaga pendidik ataupun konselor sehingga

dapat memperhatikan perkembangan remaja pada era

modern saat sekarang ini. Kemudian, penulis membuat

makalah ini, bertujuan untuk memenuhi mata kuliah

karya tulis ilmiah.

Pada makalah ini penulis akan membahas yang

terkait dengan:

a) Pengertian konselor profesional

b) Hakikat remaja

c) Pengertian Mode

d) Faktor remaja korban mode

e) Tugas dan tanggung jawab konselor terhadap remaja

korban mode

B.Pembahasan

A. Pengertian Konselor Profesional

Konselor adalah orang yang melakukan konseling

secara langsung sehingga mampu untuk mengentaskan

masalah yang berhubungan dengan profesinya.

Profesional berasal dari kata “profesi”. Profesi

adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut

keahlian dari para petugasnya. Artinya, pekerjaan

yang disebut profesi itu tidak bisa dilakukan oleh

orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara

khusus terlebih dahulu untuk melakukan pekerjaan

itu.

Tugas dari seorang konselor terhadap remaja korban

mode dapatdilihat dari fungsi konseling itu

sendiri.Menurut Prayitno dan Erman Amti“ konseling

adalah proses pemberianbantuan yang dilakukan

melalui wawancara konseling oleh ahli

(disebutkoselor) kepada individu yang sedang

mengalami masalah (disebutklien) yang bermuara

kepada terentas nya masalah yang di hadapi klien”1.

Seperti yang dijelaskan Prayitno, Tohirin juga

berpendapat bahwa:

“Konseling merupakan proses bantuan yang diberikan

oleh pembimbing (konselor) kepada individu

(konseli) melalui pertemuan tatap muka atau

hubungan timbal balik antara kedunya, agar konseli

memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan

menemukan masalahnya serta mampu memecahkan

masalahnya sendiri”2.

SebagimanaPrayitnodanTohirinAfifuddinjugamenjelask

ankonselingpadaprinsipnyaadalah:

“Proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh

seorang ahli kepada seorang atau beberapa orang

individu dalam hal memahami diri sendiri,

1PrayitnodanErmanAmti, Dasar-dasarBimbingandanKonseling, (Jakarta:PT.RinejaCipta, 2004). h. 105

2Tohirin, BimbingandanKonselingdisekolahdanMadrasah(berbasisintegrasi), (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada,2007). h. 28

Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa

konseling merupakan suatu proses layanan bantuan

yang di berikan oleh orang yang profesional di

bidang konseling yang disebut dengan konselor

kepada orang yang mengalami masalah dan membutukan

bantuan yang disebut dengan klien atau konseli,

dimana kegiatan ini dilakukan dengan adanya tatap

muka dan adanya hubungan timbal balik antara

konselor dengan klien, dimana layanan itu bertujaun

untuk mengentaskan masalah yang dihadapi oleh klien

dan mengembangkan segenap kemampuan yang dimiliki

oleh klien agar bisa menjalankan kehidupannya

dengan efektif.

Profesionalisme menunjuk kepada komitmen para

anggota suatu strategi-strategi yang digunakannay

dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan

profesinya. Profesi untuk meningkatkan kemampuan

profesionalnya dan terus menerus mengembangkannya.

Sedangkan, profesionalitas mengacu kepada sikap

para anggota suatu profesi terhadap profesinya

serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka

miliki dalam rangka melakukan pekerjaan.”3

Tenaga ahli yang mampu memberikan pengentasan

terhadap masalah yang dihadapi klien. Konselor3 Prayitno, Dasar-dasar Konseling,(Jakarta: PT. Rineka Cipta,

1999), h.338.

adalah orangnya sedangkan wadah dalam pemberian

bantuan itu sebagai proses konseling. Konseling

memilki hal-hal yang akan mengentaskan dari

permasalahan yang tengah dihadapi oleh remaja pada

saat ini. Khususnya remaja yang terkena korban mode.

Pada zaman sekarang, banyak kita lihat remaja yang

korban mode tanpa mengikuti aturan dalam berpakaian,

berpenampilan menurut ajaran yang sebenarnya. Gejala

perasaan sangat menentukan dari prinsip konselor

agar mampu menjalankan tugasnya secara maksimal.

Seorang konselor yang mampu menjalankan tugasnya

dengan maksimal akan terlihat dari bagaimana

konselor itu akan menjalankan tugasnya secara nyata.

Konselor yang mampu menjalankan tugasnya dengan baik

dapat dilihat dari apapun yang akan menjadikan

seorang konselor yang profesional tersebut menjadi

seorang yang profesional.

Profesionalisme berasal dari kata profesi yang

artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan

di tekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan

sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang

mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus

yang diperoleh dari pendidikan akademis yang

intensif (Webstar, 1989). Jadi, profesi adalah suatu

pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian

tertentu.

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber

penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,

kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu

atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan

profesi (UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen).

B. Hakikat Remaja

a)Pengertian Remaja

Sebelum dibahas mengenai remaja ada baiknya

diketahui bahwa masa remaja merupakan masa yang

sudah dilalui dan sudah dialami oleh setiap manusia

yang sudah dewasa. Dalam John W. Santrock (2007),

pandangan lama mengatakan bahwa masa remaja

merupakan satu-satunya priode transisi manuju dunia

dewasa. “Dalam Jhon W. Santrok 2007 dijelaskan bahwa

transisi dari masa kanak-kanak kemasa remaja

melibatkan sejumlah perubahan biologis, kognitif,

dan sosio-emosional”4.

Di antara perubahan-perubahan biologis yang ada

adalah pertambahan tinggi tubuh yang cepat,

perubahan hormonal dan kematangan seksual yang

muncul ketika seseorang memasuki masa pubertas.

Perubahan kognitif pada masa transisi dari masa4 Monks dalam Fadhillah Syafwar, Remaja Perkembangan,(Batusangkar: STAIN Batusangkar Press, 2011), h.7.

anak-anak ke masa remaja berupa meningkatnya

kemampuan berfikir abstrak, idealistik dan berfikir

secara logis. Sebaliknya mereka juga mulai berfikir

ka arah egosentris. Perubahan sosio-emosional pada

masa transisi dari anak-anak ke remaja di tandai

dengan mulai muncul sifat-sifat ingin mandiri.

Begitu juga masa ini mereka yang berada pada masa

transisi, keinginan melakukan interaksi dengan teman

sebaya begitu kuat, sebaliknya berangsur-angsur

mengurangi interaksi dengan orang tua.

Dari sumber lain diketahui bahwa remaja

sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka

sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi

belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk

ke golongan orang dewasa. Remaja ada di antara anak

dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja sering

dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase

“topan dan badai”. Di samping itu remaja masih belum

menguasai dan mengfungsikan secara maksimal fungsi

fisik maupun psikhisnya (Monks dkk., 1989)”. 5

Masa remaja bila di tinjau dari pengertian, bahwa

ada pengertian atau istilah yang dapat dipakai dan

dijadikan pedoman mengenai defenisi remaja,

diantaranya adalah : Remaja berasal dari bahasa

latin adolecense yang berarti tumbuh atau tumbuh5 Ibid,8

menjadi dewasa. Adolecense berasal dari bahasa latin

adolecense yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk

mencapai kematangan”. Istilah adolecense mempunyai

arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan

mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock,1992).

Dalam John W. Santrock (2007: 20) didefinisikan masa

remaja (adolenscere) sebagai periode transisi

perkembamgan antara masa kanak-kanak dengan masa

dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan

biologis, kognitif dan sosio-emosional.

C. Pengertian Mode

Apa yang dimaksud mode itu? Kenapa bermode di era

modern cukup berbahaya? Menurut, Kamus Besar Bahasa

Indonesia mode adalah ragam,(cara, bentuk) yang baru

pada suatu waktu tertentu seperti pakaian, potongan

rambut, corak hiasan dan sebagainya.

“Mode adalah pola, contoh atau acuan yang

dijadikan rujukan oleh seseorang. Mode umumnya

dikaitkan dengan pakaian atau potongan rambut.

Namun, dalam perkembangan berikutnya, mode telah

banyak berkembang terutama kearah perilaku. Jadi,

mode dapat berupa acuan atau contoh dalam bentuk

fisik dapat pula dalam bentuk mental dan perilaku”6.

6 Abu Alghifari, Remaja Korban Mode, (Bandung: Mujahid, 2003), h.14.

Mode ini sifatnya temporer atau hanya waktu

tertentu seperti pada kamus di atas. Suatu mode akan

hilang dengan sendirinya seiring munculnya mode

baru. Karena itu, mode sering disebut pula trend.

Namun, di era modern ini pergantian suatu mode

umumnya bukan beralih atau berganti kepada yang

lebih baik, tapi lebih mencelakakan lagi.

Seperti yang kita saksikan saat ini, dulu remaja

putri malu jika harus berbaju ketat. Namun kini hal

itu sudah biasa atau sudah menjadi mode atau trend.

Bahkan banyak pula yang tidak malu-malu menampakkan

sebagian auratnya, umpamanya baju setengah dada atau

memperlihatkan pusarya dan rok mini yang nyaris

memperlihatkan organ vital. Belum lagi gerakan-

gerakan erotis yang nampaknya telah menjadi trend.

Periode transisi perkembamgan antara masa kanak-

kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-

perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional.

Masa remaja merupakan masa yang rentan oleh gangguan

dan pengaruh-pengaruh lingkungan dia berada karena,

lingkungan sangat mempengaruhi dari bagaimana

perkembangan dari remaja tersebut. Karena remaja

akan mudah menjadi sasaran pada budaya modern yang

berkembang pada zaman ini karena dengan perkembangan

remaja itu sangat mudah bagi budaya barat untuk

mengganggu dan mempengaruhi dari perkembangan remaja

itu.

Remaja korban mode adalah mereka yang sadar atau

tidak, telah terjerumus atau menjerumuskan diri pada

mode-mode jahiliah. Korban berarti kerugian.

Disadari atau tidak mereka telah dirugikan oleh

mode-mode tersebut. Kerugian itu dapat berupa

kehilangan masa depan. Dalam islam, menjerumuskan

diri dalam kerugian atau kecelakaan hukumnya haram.

Menjerumuskan diri pada kecelakaan berarti berbuat

kerusakan walaupun terhadap diri sendiri.

Firman Allah swt:

“Janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan,dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”( QS. Al-Baqarah: 195). Dari ayat di atas dapat kita ambil kesimpulan,

bahwasanya kita dilarang oleh Allah untuk mencelakai

diri sendiri dan terjerumus dalam kebinasaan.

Karena, jika kita mencelakai diri sendiri maka sama

saja kitatidak menghargai nikmat yang telah

diberikan Allah.

Dalam masalah remaja anak mulai memikirkan

mengenai tampangnya dan bentuk badan yang diidam-

idamkannya. Bentuk badannya merupakan suatu hal yang

sangat mencemaskan anak remaja. Dia selalu

membandingkan dirinya dengan ganbar-gambar reklame

dan dalam film-film. Dan dia selalu khawatir, bahwa

dia terlalu gemuk, terlalu kurus, tidak sekuat orang

lain, dan sebagainya”.7

Remaja sangat memikirkan bagaimana dengan

penampilan tubuhnya karena remaja sangat memikirkan

penampilan terhadap apa yang ditampilkannya. Remaja

bukan saja sangat mementingkan Bagaimana keadaan

kondisi fisiknya saja kemudian, dengan wajahnya dia

juga sangat begitu resah karena penampilannya. Oleh

karena itu, remaja banyak terkena korban iklan

karena merasa dengan iklan dia bisa menjadi lebih

baik. Iklan salah satu pengaruh remaja terlibat

korban mode karena korban mode, dia dia bisa menjadi

remaja yang larut terkena iklan.

Sebagai contoh, sebagian remaja akhirnya menderita

anorexia atau penyakit kehilangan nafsu makan yang

disebabkan diet yang telalu ketat. Diet itu

dilakukan sebagai upaya menyesuaikan tuntutan mode

yang mengharuskannya selalu langsing. Ada juga

remaja yang telah kehilangan akal sehatnya dengan

memuja-muja artis secara eksesif atau berlebihan

sehingga nyaris semua tingkah laku artis menjadi

panutan atau contoh.

A. Faktor-faktor Remaja Korban Mode7 Soesilo windradini, Psikologi Perkembangan Masa Remaja,(Surabaya:Usaha Nasional,2007), h.147.

Remaja yang terjerumus oleh mode akan terlihat

oleh faktor-faktor dan hal-hal yang akan menjadikan

remaja tersebut terlihat sebagai remaja korban mode.

Diantara faktor penyebab remaja korban mode yaitu:

Keluarga faktor penyebab remaja korban mode

karena, lingkungan keluarga merupakan lingkungan

yang terdekat untuk membesarkan, mendewasakan anak

di dalamnya anak mendapatkan pendidikan yang pertama

kali. Keluarga merupakan kelompok masyarakat yang

kecil lingkungan yang paling kuat dalam membesarkan

anak terutama bagi anak yang belum sekolah. Keluarga

yang baik akan berpengaruh positif bagi perkembangan

anak sedangkan keluarga yang jelek akan berpengaruh

negatif. Apalagi, pengaruh terhadap mode ini sangat

besar dari pendidikan di dalam keluarga. Berhubungan

karena remaja adalah sasaran utama terlebih oleh

zaman modern terhadap mode pada saat sekarang ini,

maka banyak dari kalangan remaja yang terkena korban

mode.

Kemudian, Faktor-faktor penyebab remaja korban

mode adalah karena era imitasi. Imitasi adalah

sesuatu yang murah, palsu atau tiruan. Benda ini

biasanya mudah didapat dipedagang kaki lima.Brang

murahan ini ada karena terdorong popularitas benda

yang asli. Pemilik imitasi biasanya kagum dengan

barang yang aslinya, namun, tidak mampu membelinya.

Didalam kehidupan masyarakat sering kita jumpai

perilaku imitasi tersebut. Pola imitasi yang

diterapkan seperti wabah penyakit yang gampang

sekali terjangkit. Gampang sekali tersebar meluas.

Era modern era gudangnya perilaku imitasi. Menurut

majalah islam sabili, imitasi dalam pola kehidupan

adalah suatu tingkah laku yang mengidentifikadikan

atau menyamakan dirinya dengan tokoh yang dikagumi

atau tokoh favorit ataupun kebanggaan atas sesuatu.

Pada perkembangan remaja sangat dipengaruhi oleh

zaman. Mode sangat menjadi trend dikalangan remaja

pada zaman modern saat ini, karena dengan mode itu

semua remaja akan terpengaruh karena trend. Faktor

lain yang menyebabkan remaja korban mode adalah

karena terperangkap iklan. Remaja modern telah masuk

pada perangkap televisi. Mereka termakan bujuk rayu

iklan. Secara kasat mata kita dapat meihat, berapa

banyak remaja yang larut dalam pembiusan keadaan

hanya sekadar pengen memperoleh legitimasi “modern”

atu setidaknya mereka senang apabila stempel “kuno”

atau “kuper” (kurang pergaulan) luput dari julukan

yang diberikan rekan-rekannya. Akibatnya bukan hanya

pemborosan waktu yang merenggutnya, tetapi

pemborosan materi tanpa disadari telah memangsanya

dan merekapun akhirnya tergiring ke suatu kondisi

yang segalanya bersifat pragmatis dan prestisius.

Artinya, pengakuan seolah-olah menjadi jaminan

(garansi) hidup yang harus diperebutkan, walaupun

harus ditebus dengan biaya yang mahal.

Iklan mempengaruhi pola dan perilaku hubungan

antarpribadi dan kelompok.Pengaruh itu bisa positif

dan negatif. Iklan dapat persepsi selektif mungkin

bisa mengakibatkan diteruskannya suatu pesan pada

komunikasi antar pribadi.

B. Tugas dan Tanggung Jawab Konselor

terhadap Remaja Korban Mode

Tanggung jawab seorang konselor terhadap remaja

korban mode merupakan hal yang sangat penting

dilakukan oleh seorang konselor yang mampu menjadi

panutan bagi peserta didik agar mampu mengentaskan

masalah yang dihadapi oleh seorang konselor. Disini,

akan terlihat tugas dari konselor pada proses

konseling yang dilakukan. Berdasarkan fungsi

konseling yang dilakukan maka harus dapat dilakukan

secara optimal dan baik sehingga mampu menjadikan

klien sebagai remaja yang dapat menjalani hidup yang

sesuai dengan aturan yang ada. Maka dengan fungsi

konseling itu sendiri dapat menjadi tugas seorang

konselor agar dapat mengentaskan masalahremaja yang

terkena korban mode.

Jadi, fungsi konseling itu bisa disebut juga sama

dengan tujuan koseling. Dimana fungsi konseling

itu bersifat luas, mencakup semua hal tidak bisa

di batasi, namun bisa dirumuskan secara garis besar

sesuaikan dengan yang selalu dilakukan oleh

konselor dalam layanan koseling, dimana fungsi

konseling itu ada lima yaitu:

1. Fungsi pemahaman

Usaha yang dilakukan untuk pemberian pemahaman

kepada klien. Agar klien kenal dan paham akan

dirinya baik itu kelemahannya ataupun kelebihannya

dan juga pemahaman tentang lingkungannya

2. Fungsi pencegahan

Usaha yang dilakukan konselor untuk menjauhkan

klien darri hal-hal yang akan mengganggu klien.

3. Fungsi pengentasan

Pengentasan merupakan usaha yang sangat dominan

dilakukan konselor dalam layanan bimbingan

konseling, dimana konselor berusaha mengeluarkan

klien dari masalah yang tengah klien hadapi.

4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan

Fungsi pemeliharaan dan pengembangan merupakan

langkah lanjutan dari fungsi pengentasan.

Memelihara segenap kemampuan dan keadaan klien yang

telah keluar dari masalah dan mengembangkan keadaan

itu ataupun sesuatu yang klien miliki agar semua

menjadi lebih baik lagi.

5. Fungsi advokasi

Fungsi advokasi merupakan pemeliharaan terhadap

hak-hak klien yang terlanggar oleh pihak lain yang

berakibat klien tidak dapat mengembangkan

kemampuannya secara efektif bahkan bisa membunuh

kemampuan yang dimiliki klien.

Berdasarkan fungsi di atas dapat kita kaitkan

dengan tugas konselor terhadap remaja korban mode

tersebut. Dari fungsi tersebut makaakan dijalankan

tugas-tugas dari konselor itu sendiri.

C. PENUTUP

A. Kesimpulan

Mode merupakan pola, contoh atau acuan yang

dijadikan rujukan oleh seseorang. Mode umumnya

dikaitkan dengan pakaian atau potongan rambut.

Namun, dalam perkembangan berikutnya, mode telah

banyak berkembang terutama kearah perilaku. Jadi,

mode dapat berupa acuan atau contoh dalam bentuk

fisik dapat pula dalam bentuk mental dan perilaku

Mode ini sifatnya temporer atau hanya waktu

tertentu seperti pada kamus di atas. Suatu mode

akan hilang dengan sendirinya seiring munculnya

mode baru. Karena itu, mode sering disebut pula

trend. Namun, di era modern ini pergantian suatu

mode umumnya bukan beralih atau berganti kepada

yang lebih baik, tapi lebih mencelakakan lagi.

Seorang konselor yang mampu menjalankan tugasnya

dengan maksimal akan terlihat dari bagaimana

konselor itu akan menjalankan tugasnya secara

nyata. Konselor yang mampu menjalankan tugasnya

dengan baik dapat dilihat dari apapun yang akan

menjadikan seorang konselor yang profesional

tersebut menjadi seorang yang profesional.

Oleh karena itu, konselor dapat berperan penting

dalam menghadapi remaja korban mode pada saat

sekarang ini, karena pada zaman modern saat ini

akan dapat kita lihat dari fungsi seorang konselor

yang profesional itu sendiri. Fungsinya yang akan

terlihat dari perannya sebagai tenaga ahli sehingga

mampu membuat seorang klien atau remaja yang

terjerumus oleh pergaulan, remaja mode yang tidak

sesuai dengan aturan yang ada maka dibutuhkan

seorang tenaga ahli seperti konselor yang memiliki

integritas, kualitas yang bermutu agar mampu

menjadikan remaja tidak terjerumus oleh mode yang

tidak sesuai dengan ajaran islam. Jadi, berdasarkan

fungsi dan tujuan dari konseling itu sendiri akan

terlihat tugas dan tanggung jawab konselor sebagai

tenaga ahli yang mapu menjadi fasilitator agar

remaja pada zaman modern saat sekarang ini tidak

terjerumus oleh mode yang tidak sesuai dengan

aturan agama islam.

B. Saran

Didalam makalah ini penulis menyarankan bagi

seorang konselor yang profesional dan bagi tenaga

pendidik harus mampu mengentaskan permasalahan yang

sedang dihadapi oleh remaja yang terkena korban

mode pada zaman modern sekarang. Semoga makalah ini

dapat bemanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya.

Remaja saat sekarang banyak yang dihadapkan oleh

mode yang mengacu kepada zaman jahiliah maka,

penulis menyarankan agar seorang konselor mampu

memberikan layanan secara optimal terhadap remaja

yang terkena korban mode pada saat sekarang ini.

Kepustakaan

Afinuddin. (2010). Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka

Setia.

Alghifari, A. (2003). Remaja Korban Mode. Bandung: Mujahid.

Amti, P. d. (2004). Dasar-dasar Bimbngan dan Konseling. Jakarta:PT.Rineja Cipta.

Prayitno. (1999). Dasar-dasar Konseling. Jakarta: PT.Rineka

Cipta.

Syafwar, F. (2011). Remaja Perkembangan .Batusangkar: STAINBatusangkar Press.

Tohirin. (2007). Bimbingan dan Konseling di sekolah danMadrasah(Berbasis Integritas). Jakarta: PT.Raja Grafindo.

BIODATA PENULIS

1.NamaLengkap Peserta :Muhammad Rafi

2. NPM :1310015211169

3. Jenis Kelamin : LakiLaki

4. Tempat, Tanggal Lahir : Batusangkar, 20 September 1995

5. Alamat : Air Pacah

6. No. Hp : 087896129262

7. Alamat Email : [email protected]

8. JudulKaryaTulis : Peran konselor Profesional Terhadap

Remaja Korban Mode


Recommended