+ All Categories
Home > Documents > POWER POINT ISPA

POWER POINT ISPA

Date post: 02-Dec-2023
Category:
Upload: ary
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
17
KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN PENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) DI UPT. PUSKESMAS PORSEA KABUPATEN TOBA SAMOSIR BERDASARKAN BUKU POLIKLINIK PADA TAHUN 2014 NAMA: MARNITA SITORUS NIM: 12.05.0015 NAMA: MARNITA SITORUS NIM: 12.05.0015
Transcript

KARYA TULIS ILMIAHGAMBARAN KARAKTERISTIK DAN PENGGUNAAN OBAT PADA

PASIEN PENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAFASANATAS (ISPA) DI UPT. PUSKESMAS PORSEA KABUPATEN

TOBA SAMOSIR BERDASARKAN BUKUPOLIKLINIK PADA TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAHGAMBARAN KARAKTERISTIK DAN PENGGUNAAN OBAT PADA

PASIEN PENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAFASANATAS (ISPA) DI UPT. PUSKESMAS PORSEA KABUPATEN

TOBA SAMOSIR BERDASARKAN BUKUPOLIKLINIK PADA TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAHGAMBARAN KARAKTERISTIK DAN PENGGUNAAN OBAT PADA

PASIEN PENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAFASANATAS (ISPA) DI UPT. PUSKESMAS PORSEA KABUPATEN

TOBA SAMOSIR BERDASARKAN BUKUPOLIKLINIK PADA TAHUN 2014

NAMA: MARNITA SITORUSNIM: 12.05.0015

NAMA: MARNITA SITORUSNIM: 12.05.0015

Bab 1 PENDAHULUAN1.1 Latar belakang

Bab 1 PENDAHULUAN1.1 Latar belakang

Infeksi SaluranPernafasan

PelayananKefarmasian

Infeksi saluran pernafasanatas dan infeksi saluran

pernafasan bawah

Berdasarkan Fakta diIndonesia, Provinsi Sumatera

Utara, Kabupaten Samosir, danPuskesmas yang sedang diteliti.

Fasilitas PelayananKesehatan (Puskesmas)

dalam pengobatan infeksisaluran pernafasan

Polifarmasi yang dilakukandalam pengobatan Infeksisaluran pernafasan dan

Terapi Suportifnya

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran karakteristik pasienpenderita infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) diUPT. Puskesmas Porsea pada tahun 2014 berdasarkanjenis kelamin.

Untuk mengetahui gambaran karakteristik pasienpenderita infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) diUPT. Puskesmas Porsea pada tahun 2014 berdasarkanjenis kelamin.

Untuk mengetahui gambaran karakteristik pasienpenderita infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) diUPT. Puskesmas Porsea pada tahun 2014 berdasarkanumur.

Untuk mengetahui gambaran karakteristik pasienpenderita infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) diUPT. Puskesmas Porsea pada tahun 2014 berdasarkanumur.

Untuk mengetahui gambaran karakteristik pasienpenderita infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) di UPT.Puskesmas Porsea pada tahun 2014 berdasarkan statuspasien.

Untuk mengetahui gambaran karakteristik pasienpenderita infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) di UPT.Puskesmas Porsea pada tahun 2014 berdasarkan statuspasien.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Gambaran karakteristikdan penggunaan obat pada pasienpenderita infeksi saluranpernafasan atas (ISPA) diUPT.Puskesmas Porsea KabupatenToba Samosir Pada Tahun 2014?

Untuk mengetahui gambaran karakteristik pasienpenderita infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) di UPT.Puskesmas Porsea pada tahun 2014 berdasarkan statuspasien.

Untuk mengetahui gambaran karakteristik pasienpenderita infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) di UPT.Puskesmas Porsea pada tahun 2014 berdasarkan statuspasien.

Untuk mengetahui gambaran karakteristik pasienpenderita infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) di UPT.Puskesmas Porsea pada tahun 2014 berdasarkankunjungan pasien.

Untuk mengetahui gambaran karakteristik pasienpenderita infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) di UPT.Puskesmas Porsea pada tahun 2014 berdasarkankunjungan pasien.

Untuk mengetahui gambaran penyakit ikutan (diagnosasekunder) pada pasien penderita infeksi saluranpernafasan atas (ISPA) di UPT. Puskesmas Porsea padatahun 2014.

Untuk mengetahui gambaran penyakit ikutan (diagnosasekunder) pada pasien penderita infeksi saluranpernafasan atas (ISPA) di UPT. Puskesmas Porsea padatahun 2014.

Untuk mengetahui gambaran penggunaan obat padapasien penderita infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) diUPT. Puskesmas Porsea.

Untuk mengetahui gambaran penggunaan obat padapasien penderita infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) diUPT. Puskesmas Porsea.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Gambaran karakteristikdan penggunaan obat pada pasienpenderita infeksi saluranpernafasan atas (ISPA) diUPT.Puskesmas Porsea KabupatenToba Samosir Pada Tahun 2014?

Lanjutan…Lanjutan…1.4 ManfaatPenelitian

Sebagai informasi tentang karakteristik padapasien penderita infeksi saluran pernafasan atas(ISPA) di UPT. Puskesmas Porsea.

Sebagai informasi tentang karakteristik padapasien penderita infeksi saluran pernafasan atas(ISPA) di UPT. Puskesmas Porsea.

Sebagai gambaran penggunaan obat padapasien penderita infeksi saluran pernafasanatas (ISPA) di UPT. Puskesmas Porsea.

Sebagai gambaran penggunaan obat padapasien penderita infeksi saluran pernafasanatas (ISPA) di UPT. Puskesmas Porsea.

Sebagai gambaran penggunaan obat padapasien penderita infeksi saluran pernafasanatas (ISPA) di UPT. Puskesmas Porsea.

Sebagai gambaran penggunaan obat padapasien penderita infeksi saluran pernafasanatas (ISPA) di UPT. Puskesmas Porsea.

Sebagai sumber informasi bagi UPT. PuskesmasPorsea tentang penggunaan obat dankarakteristik Pasien pada tahun 2014.

Sebagai sumber informasi bagi UPT. PuskesmasPorsea tentang penggunaan obat dankarakteristik Pasien pada tahun 2014.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKABAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

• Infeksi saluran napas berdasarkan wilayahinfeksinya terbagi menjadi infeksi saluran napasatas dan infeksi saluran napas bawah. Infeksisaluran napas atas meliputisinusitis, faringitis, otitis. Sedangkan infeksisaluran napas bawah meliputi infeksi padabronkhus, alveoli sepertibronkhitis, bronkhiolitis, pneumonia

• Infeksi saluran napas berdasarkan wilayahinfeksinya terbagi menjadi infeksi saluran napasatas dan infeksi saluran napas bawah. Infeksisaluran napas atas meliputisinusitis, faringitis, otitis. Sedangkan infeksisaluran napas bawah meliputi infeksi padabronkhus, alveoli sepertibronkhitis, bronkhiolitis, pneumonia

2.1 Infeksi SaluranPernafasan Atas (ISPA)

• 2.1.1.1 Otitis Media• Otitis media merupakan inflamasi

pada telinga bagian tengah.• 2.1.1.2 Sinusitis• Sinusitis adalah peradangan pada

membran mukosa sinus.• 2.1.1.3 Faringitis• Faringitis adalah peradangan yang

terjadi pada faring.

• Infeksi saluran napas berdasarkan wilayahinfeksinya terbagi menjadi infeksi saluran napasatas dan infeksi saluran napas bawah. Infeksisaluran napas atas meliputisinusitis, faringitis, otitis. Sedangkan infeksisaluran napas bawah meliputi infeksi padabronkhus, alveoli sepertibronkhitis, bronkhiolitis, pneumonia

• 2.1.1.1 Otitis Media• Otitis media merupakan inflamasi

pada telinga bagian tengah.• 2.1.1.2 Sinusitis• Sinusitis adalah peradangan pada

membran mukosa sinus.• 2.1.1.3 Faringitis• Faringitis adalah peradangan yang

terjadi pada faring.

• 2.1.1.1 Otitis Media• Otitis media merupakan inflamasi

pada telinga bagian tengah.• 2.1.1.2 Sinusitis• Sinusitis adalah peradangan pada

membran mukosa sinus.• 2.1.1.3 Faringitis• Faringitis adalah peradangan yang

terjadi pada faring.

2.1.1 Jenis-jenis InfeksiSaluran PernafasanAtas (ISPA)

2.2. Terapi Infeksi Saluran Pernafasan Atas(ISPA)2.2. Terapi Infeksi Saluran Pernafasan Atas(ISPA)

• Terapi Otitis MediaTujuan yang ingin dicapai adalah mengurangi

nyeri, eradikasi infeksi, dan mencegah komplikasi. Terapiotitis media meliputi pemberian antibiotika oral dan tetesbila disertai pengeluaran sekret.

• Terapi SinusitisMembebaskan obstruksi, mengurangi viskositas

sekret, dan mengeradikasi kuman.• Terapi Faringitis

Terapi antibiotika ditujukan untuk faringitis yangdisebabkan oleh Streptococcus Grup A, sehingga pentingsekali untuk dipastikan penyebab faringitis sebelum terapidimulai.

2.2.1 Terapi Obat Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)• Terapi Otitis Media

Tujuan yang ingin dicapai adalah menguranginyeri, eradikasi infeksi, dan mencegah komplikasi. Terapiotitis media meliputi pemberian antibiotika oral dan tetesbila disertai pengeluaran sekret.

• Terapi SinusitisMembebaskan obstruksi, mengurangi viskositas

sekret, dan mengeradikasi kuman.• Terapi Faringitis

Terapi antibiotika ditujukan untuk faringitis yangdisebabkan oleh Streptococcus Grup A, sehingga pentingsekali untuk dipastikan penyebab faringitis sebelum terapidimulai.

• Analgesik/Antipiretik• Antitusif/ekpektoran• Anti Dekongestan• Anti Histamin• Anti Emetika• Kortikosteroid• Vitamin• Anti Hipertensi

• Analgesik/Antipiretik• Antitusif/ekpektoran• Anti Dekongestan• Anti Histamin• Anti Emetika• Kortikosteroid• Vitamin• Anti Hipertensi

• Antidepresan• Anti Angina• Anti Maag• Anti Asma• Anti Anemia• Anti Osteoporosis• Anti spasmodik• Anti diare• Anti Diabetes

• Antidepresan• Anti Angina• Anti Maag• Anti Asma• Anti Anemia• Anti Osteoporosis• Anti spasmodik• Anti diare• Anti Diabetes

2.2.2 Terapi Supportif

• Analgesik/Antipiretik• Antitusif/ekpektoran• Anti Dekongestan• Anti Histamin• Anti Emetika• Kortikosteroid• Vitamin• Anti Hipertensi

• Analgesik/Antipiretik• Antitusif/ekpektoran• Anti Dekongestan• Anti Histamin• Anti Emetika• Kortikosteroid• Vitamin• Anti Hipertensi

• Antidepresan• Anti Angina• Anti Maag• Anti Asma• Anti Anemia• Anti Osteoporosis• Anti spasmodik• Anti diare• Anti Diabetes

• Antidepresan• Anti Angina• Anti Maag• Anti Asma• Anti Anemia• Anti Osteoporosis• Anti spasmodik• Anti diare• Anti Diabetes

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANBAB IV HASIL DAN PEMBAHASANNO FREKUENSI PERSENTASE

a. Jenis Kelamin

1. Laki-laki

2. Perempuan

189

158

54,47

45,53

347 100

Umur :

1. Masa balita (0 - 5 tahun)

2. Masa kanak-kanak (6 - 11 tahun)

3. Masa remaja Awal (12 - 16 tahun)

4. Masa remaja Akhir (17 - 25 tahun)

5. Masa dewasa Awal (26- 35 tahun)

6. Masa dewasa Akhir (36- 45 tahun)

7. Masa Lansia Awal (46- 55 tahun)

8. Masa Lansia Akhir (56 - 65 tahun)

9. Masa Manula 66 - sampai atas.

Umur :

1. Masa balita (0 - 5 tahun)

2. Masa kanak-kanak (6 - 11 tahun)

3. Masa remaja Awal (12 - 16 tahun)

4. Masa remaja Akhir (17 - 25 tahun)

5. Masa dewasa Awal (26- 35 tahun)

6. Masa dewasa Akhir (36- 45 tahun)

7. Masa Lansia Awal (46- 55 tahun)

8. Masa Lansia Akhir (56 - 65 tahun)

9. Masa Manula 66 - sampai atas.

85

55

11

4

19

27

33

33

80

24,49

15,85

3,17

1,15

5,48

7,78

9,15

9,15

23,06

347 100

a. Status Pasien

1. Pasien Umum

2. Pasien Peserta Husada Bakti (PHB)

3. Pasien Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)

4. Pasien Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS)

5. Asuransi Kesehatan (Askes)

6. Pasien Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda)

1709747

25

71

48,9927,9513.55

7,21

2,010,29

347 100

a. Kunjungan pasien

1. Pasien baru

2. Pasien lama

167

180

48,13

51,87

347 100

a. Diagnosa

1. ISPA

2. ISPA + Hipertensi

3. ISPA + GEA

4. ISPA + Dispepsia

5. ISPA + Gatal-gatal

6. ISPA + Yaricella

7. ISPA + Mencret

8. ISPA + Perut Mules

9. ISPA + Chest Pain

10. ISPA + Excoriated Word

11. ISPA + DM

12. ISPA + Pilek + Dermatitis

13. ISPA +Dermatitis + Alergi

297

30

5

5

2

1

1

1

1

1

1

1

1

85,59

8,65

1,44

1,44

0,59

0,29

0,29

0,29

0,29

0,29

0,29

0,29

0,29

a. Diagnosa

1. ISPA

2. ISPA + Hipertensi

3. ISPA + GEA

4. ISPA + Dispepsia

5. ISPA + Gatal-gatal

6. ISPA + Yaricella

7. ISPA + Mencret

8. ISPA + Perut Mules

9. ISPA + Chest Pain

10. ISPA + Excoriated Word

11. ISPA + DM

12. ISPA + Pilek + Dermatitis

13. ISPA +Dermatitis + Alergi

297

30

5

5

2

1

1

1

1

1

1

1

1

85,59

8,65

1,44

1,44

0,59

0,29

0,29

0,29

0,29

0,29

0,29

0,29

0,29

347 100

Lanjutan…Lanjutan…

No Penggolongan obat

Pasien yang

menggunakan

Pasien yang tidak

menggunakanJumlah

F % F % F %

1 Antibiotik 298 85,88 49 14,12 347 100

2Analgesik/

Antipiretik254 73,20 88 25,4 347 100

3 Antitusif/ekpektoran 289 83,29 58 16,71 347 100

4 Anti Dekongestan 3 0.87 344 99,13 347 100

5 Anti Histamin 135 38,91 212 61.09 347 1005 Anti Histamin 135 38,91 212 61.09 347 100

6 Anti Emetika 24 6,92 323 93,08 347 100

7 Kortikosteroid 166 47,84 181 52,16 347 100

8 Vitamin 201 57,93 146 42,07 347 100

9 Anti Hipertensi 36 10,38 311 89,62 347 100

10 Antidepresan 5 1,44 342 98,56 347 100

11 Anti Angina 3 0,86 344 99,14 347 100

12 Anti Maag 51 14,60 296 85,30 347 100

13 Anti Asma 7 2,02 340 97,98 347 100

14 Anti Anemia 2 0,58 345 99,42 347 100

15 Anti Osteoporosis 4 1,15 343 98,85 347 100

16 Anti Spasmodik 4 1,15 343 98,85 347 100

17 Anti Diare 13 3,75 334 96,25 347 100

18 Anti Diabetes 1 0,29 346 99,71 347 100

85.88

73.2

83.29

38.91

47.84

57.93

25.4

99.13

61.09

93.08

52.1642.07

89.62

98.56

99.14

85.3

97.98

99.42

98.85 96.25

99.7198.85

40

60

80

100

120

0.876.92

10.38

1.440.86

14.6

2.020.58

1.15

3.75

0.291.15

14.12

25.4

16.71

0

20

Pasien yang menggunakan obat Pasien yang tidak menggunakan obat

Gambar 4.6 Distribusi pasien penderita ISPA berdasarkan penggolongan obat

BAB VKESIMPULAN DAN SARANBAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan1. Gambaran karakteristik Penderita ISPA berdasarkan jenis kelamin yakni jenis kelaminlaki- laki sebesar (54,47%) sedangkan jenis kelamin perempuan sebesar (45,53%).2. Gambaran karakteristik Penderita Infeksi saluran pernafasan Atas (ISPA) berdasarkanumur yakni pada masa balita 0-5 tahun sebesar (24,49%), dan pasien masa remaja akhir(17-25 tahun) sebanyak 1,15 %.3. Gambaran karakteristik Penderita ISPA berdasarkan status pasien yakni Pasien Umumsebesar (48,99 %), Pasien Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) sebesar (0,29 %).•Penderita ISPA berdasarkan kunjungan pasien yakni pasien baru sebesar (48,13%), pasienlama sebesar (51,87%).4. Gambaran karakteristik Penderita ISPA berdasarkan penyakit utama dan ikutan(diagnosa sekunder) yaitu ISPA sebesar (85,59%), ISPA + Hipertensi sebesar (8,65%),ISPA + Dispepsia sebesar (1,44%), ISPA + Yaricella sebesar (0,29%), ISPA + Gatal-gatalsebesar (0,59%), ISPA + Mencret sebesar (0,29%), ISPA + Perut Mules sebesar (0,29%%),ISPA + Chest Pain sebesar (0,29%), ISPA + Excoriated Word sebesar (0,29%), ISPA +GEA sebesar (1,44%), ISPA + DM sebesar (0,29%), ISPA + Pilek + Dermatitis sebesar(0,29%), ISPA + Dermatitis + Alergi sebesar (0,29%).

5.1 Kesimpulan1. Gambaran karakteristik Penderita ISPA berdasarkan jenis kelamin yakni jenis kelaminlaki- laki sebesar (54,47%) sedangkan jenis kelamin perempuan sebesar (45,53%).2. Gambaran karakteristik Penderita Infeksi saluran pernafasan Atas (ISPA) berdasarkanumur yakni pada masa balita 0-5 tahun sebesar (24,49%), dan pasien masa remaja akhir(17-25 tahun) sebanyak 1,15 %.3. Gambaran karakteristik Penderita ISPA berdasarkan status pasien yakni Pasien Umumsebesar (48,99 %), Pasien Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) sebesar (0,29 %).•Penderita ISPA berdasarkan kunjungan pasien yakni pasien baru sebesar (48,13%), pasienlama sebesar (51,87%).4. Gambaran karakteristik Penderita ISPA berdasarkan penyakit utama dan ikutan(diagnosa sekunder) yaitu ISPA sebesar (85,59%), ISPA + Hipertensi sebesar (8,65%),ISPA + Dispepsia sebesar (1,44%), ISPA + Yaricella sebesar (0,29%), ISPA + Gatal-gatalsebesar (0,59%), ISPA + Mencret sebesar (0,29%), ISPA + Perut Mules sebesar (0,29%%),ISPA + Chest Pain sebesar (0,29%), ISPA + Excoriated Word sebesar (0,29%), ISPA +GEA sebesar (1,44%), ISPA + DM sebesar (0,29%), ISPA + Pilek + Dermatitis sebesar(0,29%), ISPA + Dermatitis + Alergi sebesar (0,29%).

5.1 Kesimpulan1. Gambaran karakteristik Penderita ISPA berdasarkan jenis kelamin yakni jenis kelaminlaki- laki sebesar (54,47%) sedangkan jenis kelamin perempuan sebesar (45,53%).2. Gambaran karakteristik Penderita Infeksi saluran pernafasan Atas (ISPA) berdasarkanumur yakni pada masa balita 0-5 tahun sebesar (24,49%), dan pasien masa remaja akhir(17-25 tahun) sebanyak 1,15 %.3. Gambaran karakteristik Penderita ISPA berdasarkan status pasien yakni Pasien Umumsebesar (48,99 %), Pasien Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) sebesar (0,29 %).•Penderita ISPA berdasarkan kunjungan pasien yakni pasien baru sebesar (48,13%), pasienlama sebesar (51,87%).4. Gambaran karakteristik Penderita ISPA berdasarkan penyakit utama dan ikutan(diagnosa sekunder) yaitu ISPA sebesar (85,59%), ISPA + Hipertensi sebesar (8,65%),ISPA + Dispepsia sebesar (1,44%), ISPA + Yaricella sebesar (0,29%), ISPA + Gatal-gatalsebesar (0,59%), ISPA + Mencret sebesar (0,29%), ISPA + Perut Mules sebesar (0,29%%),ISPA + Chest Pain sebesar (0,29%), ISPA + Excoriated Word sebesar (0,29%), ISPA +GEA sebesar (1,44%), ISPA + DM sebesar (0,29%), ISPA + Pilek + Dermatitis sebesar(0,29%), ISPA + Dermatitis + Alergi sebesar (0,29%).

5.1 Kesimpulan1. Gambaran karakteristik Penderita ISPA berdasarkan jenis kelamin yakni jenis kelaminlaki- laki sebesar (54,47%) sedangkan jenis kelamin perempuan sebesar (45,53%).2. Gambaran karakteristik Penderita Infeksi saluran pernafasan Atas (ISPA) berdasarkanumur yakni pada masa balita 0-5 tahun sebesar (24,49%), dan pasien masa remaja akhir(17-25 tahun) sebanyak 1,15 %.3. Gambaran karakteristik Penderita ISPA berdasarkan status pasien yakni Pasien Umumsebesar (48,99 %), Pasien Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) sebesar (0,29 %).•Penderita ISPA berdasarkan kunjungan pasien yakni pasien baru sebesar (48,13%), pasienlama sebesar (51,87%).4. Gambaran karakteristik Penderita ISPA berdasarkan penyakit utama dan ikutan(diagnosa sekunder) yaitu ISPA sebesar (85,59%), ISPA + Hipertensi sebesar (8,65%),ISPA + Dispepsia sebesar (1,44%), ISPA + Yaricella sebesar (0,29%), ISPA + Gatal-gatalsebesar (0,59%), ISPA + Mencret sebesar (0,29%), ISPA + Perut Mules sebesar (0,29%%),ISPA + Chest Pain sebesar (0,29%), ISPA + Excoriated Word sebesar (0,29%), ISPA +GEA sebesar (1,44%), ISPA + DM sebesar (0,29%), ISPA + Pilek + Dermatitis sebesar(0,29%), ISPA + Dermatitis + Alergi sebesar (0,29%).

5. Gambaran penggunaan obat pada Penderita ISPA berdasarkan penggolongan yaknipasien yang menggunakan antibiotik sebesar (85,88%), antitusif/ekspektoran sebesar (83,29%),analgesik/antipiretik (73,20%), vitamin sebesar (57,93%), kortikosteroid sebesar (47,84%),antihistamin sebesar (38,91%), antimaag sebesar (14,6%), antihipertensi sebesar (10,30%),antiemetika sebesar (6,92%), antidiare sebesar (3,75%), antiasma sebesar (2,02%), antidepresansebesar (1,44%), antiosteoporosis sebesar (1,15%), antidekongestan sebesar (0,87%), antianginasebesar (0,86%), antianemia sebesar (0,58%), antidiabetes sebesar (0,29%). Gambaranpenggunaan obat pada penderita ISPA berdasarkan macam/jenis obat yakni Golonganantibiotik yang banyak digunakan yaitu Ciprofloxacin sebesar (33,22%), analgetik/antipiretikyaitu Paracetamol sebesar (86,56%), antitusif/ekspektoran yaitu Ambroxol HCL sebesar(68,16%), antidekongestan yaitu actifet sirup sebesar (66,67%), antihistamin yaitu CTM sebesar(49,63%), antiemetika yaitu domperidone sebesar (100%) dengan pasien 24 orang,kortikorsteroid yaitu dexametason (87,35%), vitamin yaitu vitamin B compleks sebesar(46,53%), antihipertensi yaitu amlodipine sebesar (72,22%), antidepresan yaitu diazepam sebesar(60%), antiangina yaitu nifedipin sebesar (100%) dengan pasien 3 orang, antimaag yaitu ranitidinsebesar (45,09%), anti asma yaitu aminofilin sebesar (71,43%), antiosteoporosis calcium laktatsebesar (100%) dengan pasien 2 orang, antidiare yang banyak digunakan yaitu diaform, vitazim,dan curcuma sebesar (23,08%), dan antidiabetes yaitu metformin sebesar (100%) dengan pasien 1orang; Anti spasmodik yaitu papaverin HCL sebesar (25%) dan ekstrakbeladon sebesar (75%).5.2 Saran

Kepada peneliti selanjutnya agar meneliti hubungan karakteristik pasien denganprevalensi penderita infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) di UPT. Puskesmas Porsea

5. Gambaran penggunaan obat pada Penderita ISPA berdasarkan penggolongan yaknipasien yang menggunakan antibiotik sebesar (85,88%), antitusif/ekspektoran sebesar (83,29%),analgesik/antipiretik (73,20%), vitamin sebesar (57,93%), kortikosteroid sebesar (47,84%),antihistamin sebesar (38,91%), antimaag sebesar (14,6%), antihipertensi sebesar (10,30%),antiemetika sebesar (6,92%), antidiare sebesar (3,75%), antiasma sebesar (2,02%), antidepresansebesar (1,44%), antiosteoporosis sebesar (1,15%), antidekongestan sebesar (0,87%), antianginasebesar (0,86%), antianemia sebesar (0,58%), antidiabetes sebesar (0,29%). Gambaranpenggunaan obat pada penderita ISPA berdasarkan macam/jenis obat yakni Golonganantibiotik yang banyak digunakan yaitu Ciprofloxacin sebesar (33,22%), analgetik/antipiretikyaitu Paracetamol sebesar (86,56%), antitusif/ekspektoran yaitu Ambroxol HCL sebesar(68,16%), antidekongestan yaitu actifet sirup sebesar (66,67%), antihistamin yaitu CTM sebesar(49,63%), antiemetika yaitu domperidone sebesar (100%) dengan pasien 24 orang,kortikorsteroid yaitu dexametason (87,35%), vitamin yaitu vitamin B compleks sebesar(46,53%), antihipertensi yaitu amlodipine sebesar (72,22%), antidepresan yaitu diazepam sebesar(60%), antiangina yaitu nifedipin sebesar (100%) dengan pasien 3 orang, antimaag yaitu ranitidinsebesar (45,09%), anti asma yaitu aminofilin sebesar (71,43%), antiosteoporosis calcium laktatsebesar (100%) dengan pasien 2 orang, antidiare yang banyak digunakan yaitu diaform, vitazim,dan curcuma sebesar (23,08%), dan antidiabetes yaitu metformin sebesar (100%) dengan pasien 1orang; Anti spasmodik yaitu papaverin HCL sebesar (25%) dan ekstrakbeladon sebesar (75%).5.2 Saran

Kepada peneliti selanjutnya agar meneliti hubungan karakteristik pasien denganprevalensi penderita infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) di UPT. Puskesmas Porsea

5. Gambaran penggunaan obat pada Penderita ISPA berdasarkan penggolongan yaknipasien yang menggunakan antibiotik sebesar (85,88%), antitusif/ekspektoran sebesar (83,29%),analgesik/antipiretik (73,20%), vitamin sebesar (57,93%), kortikosteroid sebesar (47,84%),antihistamin sebesar (38,91%), antimaag sebesar (14,6%), antihipertensi sebesar (10,30%),antiemetika sebesar (6,92%), antidiare sebesar (3,75%), antiasma sebesar (2,02%), antidepresansebesar (1,44%), antiosteoporosis sebesar (1,15%), antidekongestan sebesar (0,87%), antianginasebesar (0,86%), antianemia sebesar (0,58%), antidiabetes sebesar (0,29%). Gambaranpenggunaan obat pada penderita ISPA berdasarkan macam/jenis obat yakni Golonganantibiotik yang banyak digunakan yaitu Ciprofloxacin sebesar (33,22%), analgetik/antipiretikyaitu Paracetamol sebesar (86,56%), antitusif/ekspektoran yaitu Ambroxol HCL sebesar(68,16%), antidekongestan yaitu actifet sirup sebesar (66,67%), antihistamin yaitu CTM sebesar(49,63%), antiemetika yaitu domperidone sebesar (100%) dengan pasien 24 orang,kortikorsteroid yaitu dexametason (87,35%), vitamin yaitu vitamin B compleks sebesar(46,53%), antihipertensi yaitu amlodipine sebesar (72,22%), antidepresan yaitu diazepam sebesar(60%), antiangina yaitu nifedipin sebesar (100%) dengan pasien 3 orang, antimaag yaitu ranitidinsebesar (45,09%), anti asma yaitu aminofilin sebesar (71,43%), antiosteoporosis calcium laktatsebesar (100%) dengan pasien 2 orang, antidiare yang banyak digunakan yaitu diaform, vitazim,dan curcuma sebesar (23,08%), dan antidiabetes yaitu metformin sebesar (100%) dengan pasien 1orang; Anti spasmodik yaitu papaverin HCL sebesar (25%) dan ekstrakbeladon sebesar (75%).5.2 Saran

Kepada peneliti selanjutnya agar meneliti hubungan karakteristik pasien denganprevalensi penderita infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) di UPT. Puskesmas Porsea

5. Gambaran penggunaan obat pada Penderita ISPA berdasarkan penggolongan yaknipasien yang menggunakan antibiotik sebesar (85,88%), antitusif/ekspektoran sebesar (83,29%),analgesik/antipiretik (73,20%), vitamin sebesar (57,93%), kortikosteroid sebesar (47,84%),antihistamin sebesar (38,91%), antimaag sebesar (14,6%), antihipertensi sebesar (10,30%),antiemetika sebesar (6,92%), antidiare sebesar (3,75%), antiasma sebesar (2,02%), antidepresansebesar (1,44%), antiosteoporosis sebesar (1,15%), antidekongestan sebesar (0,87%), antianginasebesar (0,86%), antianemia sebesar (0,58%), antidiabetes sebesar (0,29%). Gambaranpenggunaan obat pada penderita ISPA berdasarkan macam/jenis obat yakni Golonganantibiotik yang banyak digunakan yaitu Ciprofloxacin sebesar (33,22%), analgetik/antipiretikyaitu Paracetamol sebesar (86,56%), antitusif/ekspektoran yaitu Ambroxol HCL sebesar(68,16%), antidekongestan yaitu actifet sirup sebesar (66,67%), antihistamin yaitu CTM sebesar(49,63%), antiemetika yaitu domperidone sebesar (100%) dengan pasien 24 orang,kortikorsteroid yaitu dexametason (87,35%), vitamin yaitu vitamin B compleks sebesar(46,53%), antihipertensi yaitu amlodipine sebesar (72,22%), antidepresan yaitu diazepam sebesar(60%), antiangina yaitu nifedipin sebesar (100%) dengan pasien 3 orang, antimaag yaitu ranitidinsebesar (45,09%), anti asma yaitu aminofilin sebesar (71,43%), antiosteoporosis calcium laktatsebesar (100%) dengan pasien 2 orang, antidiare yang banyak digunakan yaitu diaform, vitazim,dan curcuma sebesar (23,08%), dan antidiabetes yaitu metformin sebesar (100%) dengan pasien 1orang; Anti spasmodik yaitu papaverin HCL sebesar (25%) dan ekstrakbeladon sebesar (75%).5.2 Saran

Kepada peneliti selanjutnya agar meneliti hubungan karakteristik pasien denganprevalensi penderita infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) di UPT. Puskesmas Porsea


Recommended