Tujuan Pembelajaran Definisi, klasifikasi, epidemiologi nyeri kepala Faktor Resiko dan Etiologi Mekanisme nyeri kepala dan TTH Penegakkan diagnosis dan DD Penatalaksanaan (Farmakologi dan Non Farmakologi)
Komplikasi dan Prognosis
Definisi Nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada seluruh daerah kepala dengan batas bawah dari dagu sampai kedaerah belakang kepala ( daerah oksipital dan sebagian daerah tengkuk) (Sjahrir, 2008).
Nyeri diartikan sebagai sensasi tidak menyenangkan yang melibatkan emosi dengan atau tanpa kerusakan jaringan(Sembulingam, 2006). Menurut Oxford Concise Medical Dictionary, nyeri adalah sensasi tidak menyenangkan yang bervariasi dari nyeri yang ringan hingga ke nyeri yang berat.
Nyeri kepala bisa merupakan keluhan primer atau sekunder Primer = nyeri kepala merupakan diagnosis utama, bukan disebabkan karena adanya penyakit lain Sekunder = nyeri kepala merupakan gejala ikutan karena adanya penyakit lain (hipertensi, radang sinus, premenstrual disorder, dll.)
Etiologi Gangguan Fungsional
1. Stress2. Bekerja dlm posisi menetap di waktu yg
lama (eye strain)3. Kelelahan (Tiredness)4. Kecemasan (Ansietas)5. Ketidakseimbangan neurotransmitter seperti
dopamin, serotonin
Millea PJ, Brodie JJ. Tension-type headache. Am Fam Physician 2002;66:797-805.
Faktor Resiko1. Usia dan Jenis kelamin2. Tidak mampu relaks setelah bekerja3. Gangguan tidur
Millea PJ, Brodie JJ. Tension-type headache. Am Fam Physician 2002;66:797-805.
Reseptor nyeri Serat saraf aferen :1. A-alfa (A-α)2. A-beta (A-β)3. A-delta (A-δ)4. C
Nyeri cepat :1. Stimulasi mekanis
dan suhu2. A- delta halus
bermielin, kecepatan 30m/dtk
3. Sensasi tajam menuk
4. Mudah diketahui lokalisasinya
5. Muncul pertam kali
Nyeri lambat :1. Stimulasi polimodal2. Serat C halus tak
bermielin, kecepatan 12m/dtk
3. Sensasi tumpul, panas, pegal
4. Lokalisasinya tidak diketahui
5. Muncul berikutnya, menetap lebih lama
Stimulus
Impuls terlokalisasi buruk, kualitas seperti terbakar, berdenyut dan pegal
Melepaskan histamin, bradikinin, kaliumn
Kerusakan sel/jaringan
Sensasi tajam, menusuk, terlokalisir,
Serabut CSerabut A-δ
Impuls saraf (menyebar disepanjang serabut saraf aferen)
Rangsangan nyeri1. Mekanis2. Suhu3. Listrik4. kimiawi
Ditransmisikan sepanjang saraf aferen (prostaglandin)
Kornu dorsalis, medula spinalis
Dilepaskan neurotransmiter : sub P ditransmisikan ke saluran spinotalamus
SPP di otak (pembentukan retikuler, sist limbik, talamus, korteks sensori, korteks asosiasi)
Kompensasi tubuh (mengirim stimulus kembali ke bawah kornu dorsalis di medula
spinalis)
Neoregulator
Nyeri berkurang
Anamnesis Keluhan Utama: Nyeri kepala Onset : <7 hari yang lalu (episodik), >15
hari yang lalu (kronik) Letak : Frontal bilateral dan nucho-oksipital Kualitas: Seperti diikat, tidak berdenyut, bilateral,
tidak diperberat rutinitas normal
Kuantitas : 30 menit – 7 hari (episodik) dan 15 hari/bulan selama 6 bulan
(kronik)
Ariputra, Andi dan Tiara Arindhita. 2014. Tension Type Headache. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
Anamnesis Faktor memperingan : istirahat (refreshing), tidur
cukup, pola makan yang baik Faktor memperberat : Stress, depresi, gelisah Kronologi : rasa pusing muncul saat pasien sedang
dalam tekanan atau stress Keluhan lain: Tidak ada gejala atau tanda nyeri kepala
sekunder, Insomnia, sulit berkonsentrasi, adanya mual, muntah dan kelaian visual seperti adanya fonofobia dan fotofobia
Tinjauan sistem:
Ariputra, Andi dan Tiara Arindhita. 2014. Tension Type Headache. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
Anamnesis•RPK : TTH•RPD : -•RKP : Jarang olahraga, makan tidak teratur, kerja lembur, overthinking
Ariputra, Andi dan Tiara Arindhita. 2014. Tension Type Headache. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
Tanda Vital Tekanan darah Nadi Frekuensi napas Suhu
Pemeriksaan neurologis Saraf Kranial Rangsang Meningen Refleks Fisiologis Refleks Patologis
Inspeksi tampak kontraksi otot leher
Palpasi pada otot perikranial1. M. masseter2. M. temporalis3. M. frontalis4. M. pterygoideus lateralis5. M. trapezius6. M. sternocleidomastoideus7. Insersi m. occipitalis8. Prosesus mastoideus
Skor NyeriSkor Respon pasien
0 Tidak ada reaksi yang terlihat
1Reaksi ringan pada
mimik wajah, tidak ada laporan verbal
2Reaksi nyeri dan tidak
nyaman pada wajah, ada laporan verbal
3Reaksi meringis atau
menjauh disertai laporan verbal
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium Hemoglobin Hematokrit Trombosit Limfosit
• Umumnya hasil tes laboratorium bersifat normal, namun bila ada kelainan pada hasil lab darah bisa ada kemungkinan penyakit lain
CT-Scan dan MRI diperlukan bila nyeri kepala menjurus kearah yang parah. Bukan lagi tergolong nyeri kepala primer (migrain, tension headache, cluster). Perlu dilihat bila ada kelainan abnormal pemeriksaan neurologis yang mendukung
Lebih diperhatikan terhadap nyeri kepala aura (gangguan visual) dan disertai gangguan sensorik dan motorik, sehingga diperlukan neuroimaging
Neuroimaging direkomendasikan untuk : Nyeri kepala dengan pola atipikal Riwayat kejang Dijumpai tanda/gejala neurologis Penyakit simtomatis seperti: AIDS (acquired immunodefi ciency syndrome), tumor, atau neurofibromatosis
Migren tanpa aura• Berdenyut • Lokasi unilateral
/ bilateral• Lama nyeri 6-48
jam• Sporadik• Dengan gejala
penyerta : mual, muntah, malaise, fotofobia, fonofobia
Migren dengan aura• Gelajanya mirip
dengan migren tanpa aura
• Adanya gangguan pada pengelihatan seperti kilatan atau cahaya tajam
klaster Menjemukan, tajam Terdapat di Unilateral, orbital
5 – 120 menit Wajah merah, hidung tersumbat, mata berair
NO Penyakit Sifat Nyeri Lokasi Durasi Frekuensi
Keluhan Lain
1 Migren Tanpa Aura
• Kualitas berdenyut• Intensitas nyeri sedang-berat• Nyeri diperparah dengan aktifitas fisik
2/3 unilateral1/3 bilateral
4-72 jam bila tidak diobati
Sporadik beberapa kali perbulan
• mual, muntah, fotofobia• tidak berkaitan dengan penyakit yang lain
2 Migren dengan Aura
Berdenyut Unilateral 3-12 jam
Sporadik Prodoma visual, mual, muntah, malaise, fotofobia
3 Klaster Menjemukan, tajam
Unilateral, orbital
5-120 menit
Serangan berkelompok
Wajah merah, hidung tersumbat
NO Penyakit Sifat Nyeri Lokasi Durasi Frekuensi Keluhan Lain
4 Tipe Tegang
Tumpul, ditekan
Difus, bilateral
Terus-menerus
konstan depresi
5 Neuralgia Trigeminus
Ditusuk-tusuk
Dermatom saraf v
Singkat, 15-60 detik
Beberapa kali sehari
Zona pemicu nyeri
6 sinus Tumpul/tajam
Di atas sinus
bervariasi Sporadik / konstan
rinore
TUJUAN TERAPIJangka Pendek Jangka Panjang
Mengurangi frekuensi dan keparahan serangan
Mengurangi patient disability selama serangan
Memperbaiki kualitas hidup pasien
Mencegah serangan berikutnya
Menghindarkan penggunaan obat yang makin bertambah
Mengedukasi pasien untuk dapat menatalaksana penyakitnya
Menghilangkan
gejala/nyeri
Saat seranga
n
Mencegah
serangan
Terapi Aborti
f
Analgesik ringan
NSAIDs
Golongan triptan
Ergotamin
metoklopramid
Kortikosteroid
Analgesik opiat
Obat untuk Terapi AbortifAnalgesik ringan : aspirin (drug of choice), parasetamolNSAIDs : Menghambat sintesis prostaglandin, agragasi platelet, dan pelepasan 5-HT
Naproksen terbukti lebih baik dari ergotamin Pilihan lain : ibuprofen, ketorolak Golongan triptan Agonis reseptor 5-HT1D menyebabkan vasokonstriksi
Menghambat pelepasan takikinin, memblok inflamasi neurogenik
Efikasinya setara dengan dihidroergotamin, tetapi onsetnya lebih cepat
Sumatriptan oral lebih efektif dibandingkan ergotamin per oral
Ergotamin Memblokade inflamasi neurogenik dengan menstimulasi reseptor 5-HT1 presinaptik
Pemberian IV dpt dilakukan untuk serangan yang beratMetoklopramid Digunakan untuk mencegah mual muntah Diberikan 15-30 min sebelum terapi antimigrain, dapat diulang setelah 4-6 jamKortikosteroid Dapat mengurangi inflamasiAnalgesik opiat Contoh : butorphanol
Terapi Profilaks
is
Beta Blocker
Antidepresan
trisiklik
Metisergid
Asam / Na
valporatNSAIDs
Verapamil
Topiramat
Obat untuk Terapi ProfilaksisBeta bloker Merupakan drug of choice untuk prevensi migrainContoh: atenolol, metoprolol, propanolol, nadololAntidepresan trisiklik Pilihan: amitriptilin, bisa juga: imipramin, doksepin, nortriptilin
Punya efek antikolinergik, tidak boleh digunakan untuk pasienglaukoma atau hiperplasia prostatMetisergid Mrpkn senyawa ergot semisintetik, antagonis 5-HT2Asam/Na Valproat Dapat menurunkan keparahan, frekuensi dan durasi pada 80%penderita migrain
NSAIDs Aspirin dan naproksen terbukti cukup efektif Tidak disarankan penggunaan jangka panjang karena dpt
menyebabkan gangguan GI Verapamil Merupakan terapi lini kedua atau ketiga Topiramat Sudah diuji klinis, terbukti mengurangi kejadian migrain
TATALAKSANA NON-FARMAKOLOGI Psycho-behavioural treatments EMG Biofeedback
Membantu pasien untuk mengenali dan mengendalikan ketegangan otot dengan memberikan umpan balik terus menerus tentang aktivitas otot.
Cognitive-behavioural Therapy Membantu pasien untuk mengidentifikasi pikiran dan keyakinan yang menghasilkan stres dan memperburuk sakit kepala.
Relaxation TrainingMembantu pasien untuk mengenali dan mengontrol ketegangan, karena ketegangan dapat muncul dalam aktivitas sehari-hari.
TATALAKSANA NON-FARMAKOLOGI Physical Therapy Termasuk perbaikan postur, massage, manipulasi
tulang belakang, pengobatan oromandibular, program latihan, hot and cold packs, ultrasound dan stimulasi listrik, namun sebagian besar modalitas ini belum terbukti keampuhannya.
Acupunture Akupunktur bisa menjadi pilihan bagi pasien
yang sering menderita TTH.
Complications TTH Dependence on/addiction to narcotic analgesics GI bleed from use of NSAIDs Risk of epilepsy 4 times greater than that of the general population
Rebound headache
http://www.scribd.com/docs/98924744http://emedicine.medscape.com/article/792384-overview#a7
Prognosis Prognosis untuk TTH bervariasi, sekitar 45% dewasa dengan TTH frequent atau kronik mengalami remisi saat diperiksa 3 tahun
39% masih mengalami sakit keppala frekuen 16% memiliki TTH kronik. Keluaran yang buruk berkaitan dengan adanya TTH kronik pada garis dasar, bersamaan dengan migrain, tidak menikah dan terdapat gangguan tidur.
http://www.medicinesia.com/harian/sakit-kepala/
Prognosis TTH dapat menyebabkan nyeri yang menyakitkan tetapi tidak membahayakan.
Nyeri bisa sembuh dengan perawatan ataupun dengan menyelesaikan latar belakang timbulnya.
Latar belakangnya psikis bisa disembuhkan dengan terapi obat (analgesia)
Prognosisnya baik dan dengan penatalaksanaan yang baik >90% sembuh.
http://www.scribd.com/docs/98924744
Prognosis episodic tension-type headache prognosisnya lebih baik karena merupakan penyakit benigna yang akan membaik seiring berjalannya waktu.
Chronic tension-type headache prognosisnya kurang baik karena adanya faktor komorbid lain seperti gangguan psikiatrik dan migren.
http://rury-ikhwan.blogspot.co.id/2014/01/nyeri-kepala-tipe-tegang-tension-type.html
Prognosis Tension-type headaches (TTH) may be painful, but are not harmful. Most cases are intermittent and do not interfere with work or normal life span. However, they may become chronic if life stressors are not changed
http://emedicine.medscape.com/article/792384-overview#a7
Daftar Pustaka Bendtsen, L., S. Evers, M. Linde, D. D. Mitsikostas, G. Sandrini, and J. Schoenen. "EFNS Guideline on the Treatment of Tension-type Headache - Report of an EFNS Task Force." European Journal of Neurology (2010)
"Tension-type Headache. Symptoms of Tension Type Headaches | Patient." Patient. Patient, n.d. Web : http://patient.info/health/tension-type-headache-leaflet