+ All Categories
Home > Documents > privasi di media massa

privasi di media massa

Date post: 25-Apr-2023
Category:
Upload: usu-id
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
29
PRIVASI DI MEDIA MASSA Disusun Oleh: Hilfani Shaliha 130904080 Ninditha C. Purba 130904092 Novarina Lumban Gaol 130904096 Daud Mangatas Sihite 130904106 Vivi Natalia Simatupang 130904112 Binsar Halomoan 130904113 Wentina Magdalena 130904118 Bil Jef Pasaribu 130904125 Elma Lisa Bancin 130904133 Vera Siringo-ringo 130904143 Herlina Pakpahan 130904167 ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 i 1
Transcript

PRIVASI DI MEDIA MASSADisusun Oleh:

Hilfani Shaliha 130904080

Ninditha C. Purba 130904092

Novarina Lumban Gaol 130904096

Daud Mangatas Sihite 130904106

Vivi Natalia Simatupang 130904112

Binsar Halomoan 130904113

Wentina Magdalena 130904118

Bil Jef Pasaribu 130904125

Elma Lisa Bancin 130904133

Vera Siringo-ringo 130904143

Herlina Pakpahan 130904167

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARAMEDAN2015

i1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang

MahaEsa atas berkat dan penyertaanNya kami dapat menyelesaikan

makalah ini dengan baik.

Makalah ini merupakan tugas kelompok matakuliah Etika dan

Filsafat Komunikasi yang membahas tentang Privasi di Media

Massa.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, diantaranya :

1. Rekan-rekan satu kelompok yang telah bekerjasama dengan

baik sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan

baik.

2. Teman-teman satu kelas dan semua pihak yang tidak dapat

disebutkan satu per satu.

Harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Kami menyadari penyusunan makalah ini masih memiliki banyak

kekurangan, baik dari segi isi maupun tata cara penulisan.

Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran

dari pembaca sekalian demi perbaikan pada masa yang akan

datang. Sekian dan terimakasih.

Medan, Juni

2015

2

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

Kata

Pengantar ....................................................

..............................................................

.. i

Daftar

Isi ..........................................................

..............................................................

...... ii

BAB I

PENDAHULUAN ..................................................

................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian

Privasi ......................................................

....................................... 3

3

2.2. Dimensi

Privasi............................................................

....................................... 4

2.3. Orientasi

Privasi.......................................................

........................................... 6

2.4. Faktor yang MempengaruhiPrivasi.................................................................... 6

2.5. FungsiPrivasi..................................................................................................... 8

2.6. PrivasiOnline..................................................................................................... 8

2.7. KebebasanInformasi.......................................................................................... 10

2.8. Arti Penting Pengaturan Perlindungan Privasi Datadan Informasi................... 10

2.9. Anonimitas dalam AktifitasOnline................................................................... 11

2.10. Pelanggaran Hak Privasi................................................................................... 14

BAB III PENUTUP

4

3.1.

Kesimpulan...............................................

.........................................................

. 15

DAFTAR

PUSTAKA ......................................................

.................................................... 17

iii

BAB IPENDAHULUAN

Media memiliki fungsi yang sangat penting untukperkembangan masyarakat. Fungsi media adalah sebagai wadahpenyampaian informasi mengenai berita apapun yang sedangterjadi. Berita-berita yang disajikanpun terdiri dari berbagaimacam topik yang beragam mulai dari aspek sosial, politik,ekonomi, kebudayaan dan lain-lain. Masyarakat menjadisangat dimudahkan dengan keberadaan media, dalam hal inimereka menjadi lebih mudah untuk mengetahui berbagai macamkejadian yang ada di luar sana hanya dengan mengkonsumsi suatu

5

media tanpa harus melihat langsung kejadian tersebut. Perilakumasyarakarat yang gemar dalam mengkonsumsi media, tentunyaakan memberikan suatu dampak tersendiri bagi masyarakattersebut. Dalam hal ini dapat dipastikan, kegiatanmengkonsumsi media ini secara tidak langsung akan mempengaruhiperilaku sosial masyarakat.

Ketika media massa berada dalam ranah sosial dandikonsumsi oleh khalayak maka pada saat itu media massaberhadapan langsung dengan masalah etika. Etika menjadi salahsatu unsur penting yang harus diperhatikan dalam sebuah media.Pada dasarnya, media masa merupakan salah satu elemen yangtidak bebas nilai. Hal ini dikarenakan pada kenyataannyaseluruh proses produksi, distribusi dan konsumsi pesankomunikasi merupakan hasil dari interaksi para pelaku,konsumen dan distributor komunikasi. Proses interaksi ini yangmenempatkan proses komunikasi dalam kerangka tindakan manusia.Tindakan inilah yang kemudian dapat kita ukur sebagai suatuperilaku mana yang baik dan mana yang buruk. Hal tersebut yangkemudian menjadi poin penting yang kita sebut dengan etika.

Media massa sebagai sumber informasi sudah seharusnyamemperhatikan etika-etika dalam suatu media massa. Etika dalamhal ini merupakan sebuah bentuk aturan yang berwujud nilai-nilai yang digunakan untuk membimbing para pelaku komunikasiatas segala tindakan dan sikap yang dianggap perlu karena haktersebut akan berkaitan erat dengan proses komunikasi itusendiri. Oleh karena itu, etika sebagai sebuah nilai dapatmemberikan suatu tolak ukur mengenai baik dan buruknya suatutindakan yang dilakukan oleh para pelaku komunikasi. Denganadanya etika ini, diharapkan agar para pelaku media dapatmemenuhi standar etika komunikasi, guna terciptanyaketeraturan dan keselarasan proses komunikasi.

Namun, pada faktanya saat ini masih banyak saja parapelaku media yang mencoba untuk melanggar etika-etikakomunikasi. Pelanggaran ini dilakukan dengan berbagai macamcara dan bentuk. Seperti contohnya saja masih banyak terjadi

6

berbagai macam penyimpangan informasi, memberitakan beritayang bias, tidak adanya cover both side dalam suatu berita danlain-lain.

Privasi merupakan suatu hal yang sangat penting baik bagiindividu maupun lembaga atau instansi untuk berhadapan danberinteraksi dengan individu lain atau lembaga lain. Salahdalam menyampaikan informasi yang memiliki kemungkinanbernilai confidential, classified dan rahasia tidak dapatdipungkiri akan menyebabkan kerugian baik material maupun nonmaterial. Apalagi jika sifat informasi tersebut merupakanrahasia berisi peta kekuatan dan strategi yang akan dirancangmenghadapi persaingan dengan produk kompetitor, terlebih lagijika rahasia tersebut berkaitan dengan organisasi. Kalauberkaitan dengan informasi pribadi yang tidak ingin dibagi dandiketahui oleh umum, namun sudah terlanjur tersebar dandiketahui oleh khalayak luas, kejadian ini akan menjadi sangatkrusial dan mungkin dapat membahayakan posisi dan kredibilitasyang bersangkutan.

Mungkin masih hangat dalam ingatan beberapa fenomena yangterjadi dalam kurun waktu terakhir ini, mulai dari uploadfoto-foto pribadi artis yang menurut versi pemilik fototersebut adalah koleksi pribadi dan bukan untuk konsumsi umumnamun terlanjur beredar luas di dunia maya, kecerdikanWikileaks mengungkap tabir beberapa informasi rahasia darisumber dinas rahasia CIA, maupun skenario negara adikuasaAmerika untuk menekan dan mengintervensi kepentingan negara-negara seperti di negara Asia, Arab serta negara yang dianggapmemungkinkan memberi ancaman terhadap keamanan dan kedaulatanAmerika.

Paparan sekelumit contoh di atas memberi pelajaranberharga, betapa privasi itu penting, mahal bahkan harusdijaga baik-baik, ditutup rapat-rapat dan tidak boleh setiaporang mengetahuinya. Menjaga privasi tidak hanya dalamkehidupan atau aktifitas interaksi secara personal langsungsecara tatap muka atau face to face, namun ada baiknya dalam

7

setiap aktifitas apapun terutama dengan perkembangan ICT(Information Communication Technology) yang cukup pesat dengandiintrodusirnya internet, pada akhirnya setiap orang dituntutmerubah pola perilaku keseharian dalam mengelola privasi.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. Pengertian Privasi

Privasi dan anonimitas dalam kehidupan sehari-hari adalahsesuatu yang biasa dilakukan, namun tidak demikian halnya saatberaktifitas melalui internet. Tanpa disadari, saat menjelajahweb, chatting bahkan FTP atau Files Transfer Protocolsekalipun, sebagian kecil identitas diri pribadi dapatdiketahui oleh pengelola service yang bersangkutan atau bahkanorang lain.

8

Banyak alasan seseorang harus menjaga identitas diinternet. Mungkin seorang aktivis, yang hanya inginmenyampaikan pendapat tanpa takut diintimidasi oleh pihakmanapun hanya karena identitas tersebut tidak ingin diketahuiorang lain. Dengan alasan dan tujuan apapun, mengumpulkaninformasi tentang siapapun tentu saja mengurangi kebebasan dankemerdekaan sebagai individu di internet. Pertanyaan yangmasih tersisa dan akan diuraikan dalam tulisan ini adalahmasih adakah privasi saat berinteraksi dengan internet?Potensi aktifitas internet atau online apa saja yangmemungkinkan seorang individu dapat dilacak oleh orang lain?Serta bagaimana cara pencegahannya?

Sebelum membahas lebih lanjut tentang privasi dan segalahal yang berkaitan dengan aktifitas seseorang saat online,akan dijelaskan definisi privasi agar memiliki pemahaman yanglebih lengkap dan komprehensif. Privasi merupakan konsepabstrak yang mengandung banyak makna. Penggambaran populermengenai privasi antara lain adalah hak individu untukmenentukan apakah dan sejauh mana seseorang bersedia membukadirinya kepada orang lain atau privasi adalah hak untuk tidakdiganggu.

Privasi merujuk padanan dari Bahasa Inggris privacy adalahkemampuan satu atau sekelompok individu untuk mempertahankankehidupan dan urusan personalnya dari publik, atau untukmengontrol arus informasi mengenai diri mereka.

Literatur psikologis memberikan penjelasan mengenai privasi,antara lain:

a. Westin (1967) menjelaskan hubungan antara kerahasiaan danprivasi. Privasi sebagai "klaim individu, kelompok, ataulembaga untuk menentukan kapan, bagaimana dan sejauh manainformasi tentang mereka dikomunikasikan kepada orang lain"(hal. 7)

b. Altman (1975) menggabungkan baik sosial dan lingkunganpsikologi dalam memahami sifat privasi. Privasi sebagai “akses

9

kontrol selektif terhadap privasi diri“ (hal. 24) dan dicapaimelalui pengaturan interaksi sosial, yang pada gilirannyadapat memberikan umpan balik pada kemampuan kita untukberurusan dengan dunia dan akhirnya mempengaruhi definisi kitatentang diri.

c. Hak khusus untuk mendapatkan kebebasan (particular right offreedom). Privasi adalah tingkatan interaksi atau keterbukaanyang dikehendaki oleh seseorang pada suatu kondisi atausituasi tertentu (Hartono dalam Prabowo, 1998).

d. Rapoport (dalam Prabowo, 1998) mendefinisikan privasisebagai suatu kemampuan untuk mengontrol interaksi, kemampuanuntuk memperoleh pilihan-pilihan dan kemampuan untuk mencapaiinteraksi seperti yang diinginkan.

Secara konteks hukum, privasi adalah hak untuk “right tobe let alone” menurut Warren & Brandeis, 1890. Sedangkan acuanproduk hukum Indonesia yang melindungi tentang privasibersumber Undang-Undang Teknologi Informasi ayat 19 yangmenyatakan bahwa privasi adalah hak individu untukmengendalikan penggunaan informasi tentang identitas pribadibaik oleh dirinya sendiri atau oleh pihak lainnya. Bahkandiatur pula sanksi bila terjadi pelanggaran terhadap privasiyaitu Hukuman dan Pidana tentang privasi pada Pasal 29:Pelanggaran Hak Privasi yang berbunyi;

“Barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum memanfaatkanTeknologi Informasi untuk mengganggu hak privasi individudengan cara menyebarkan data pribadi tanpa seijin yangbersangkutan, dipidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahundan paling lama 7 (tujuh) tahun”.

Konsep privasi sangat erat dengan konsep ruang personaldan teritorialitas. Ruang personal adalah ruang sekelilingindividu, yang selalu dibawa kemana saja orang pergi, danorang akan merasa terganggu jika ruang tersebut diinterfensi.Artinya, ruang personal terjadi ketika orang lain hadir, danbukan semata-mata ruang personal, tetapi lebih merupakan ruang

10

interpersonal. Pengambilan jarak yang tepat ketikaberinteraksi dengan orang lain merupakan suatu cara untukmemenuhi kebutuhan akan privasi.

Dinamika psikologis dari privasi merupakan proses sosialantara privasi, teritorial dan ruang personal. Privasi yangoptimal terjadi ketika privasi yang dibutuhkan sama denganprivasi yang dirasakan. Privasi yang terlalu besar menyebabkanorang merasa terasing. Sebaliknya terlalu banyak orang lainyang tidak diharapkan, perasaan kesesakan (crowding) akanmuncul sehingga orang merasa privasinya terganggu. Privasimemang bersifat subjektif dan terbuka hanya bagi impresi ataupemeriksaan individual.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, privasi adalah tingkataninteraksi atau keterbukaan yang dikehendaki oleh seseorangpada suatu kondisi atau situasi tertentu, dimana situasi yangdirasa sebagai privat atau tidak yang menentukan adalahsubjektifitas dan kontrol (ruang interpersonal danterritorial) dari seseorang tersebut.

2.2. Dimensi Privasi

Schofield dalam Barak, 2008 menjelaskan beberapa dimensiprivasi antara lain:

a. Informational (psychological) privacy yaitu: berhubungandengan penentuan bagaimana, kapan, dan sejauh mana informasimengenai diri suatu individu akan dirilis secara benar kepadaorang lain (Westin, 1967) atau organisasi. Hal ini mencakupinformasi pribadi seperti data keuangan, detail rekam medis,dan seterusnya. Sehingga pada akhirnya seseorang dapatmemutuskan siapa yang memiliki akses kepada siapa dantujuannya untuk apa.

b. Accessibility (physical) privacy berhubungan dengan sejauhmana seseorang secara fisik dapat “diakses” orang lain.Mengijinkan individu untuk mengendalikan keputusan tentang

11

siapa yang memiliki akses fisik melalui akal persepsi,pengamatan, atau kontak tubuh (DeCew, 1997, hal 76-77).Dimensi ini didasarkan kebutuhan biologis kita untuk ruangpribadi.

c. Expressive (interactional) privacy yaitu perlindunganmengekspresikan identitas diri atau kepribadian melaluipembicaraan atau kegiatan. Melindungi kemampuan untukmemutuskan serta melanjutkan perilaku saat kegiatan tersebut,membantu mendefinisikan diri sebagai orang, terlindung darigangguan, tekanan dan paksaan dari pemerintah atau darilainnya individu "(DeCew, 1997, hal 77). Dengan demikian,pengendalian internal atas ekspresi diri dan meningkatkankemampuan untuk membangun hubungan interpersonal, sedangkankontrol sosial eksternal dibatasi atas pilihan gaya hidup dansebagainya (Schoeman, 1992)

Pada literatur lain yang membahas tentang privasimenyebutkan bahwa privasi pada dasarnya merupakan konsep yangterdiri atas proses 3 dimensi (Altman dalam Prabowo, 1998),hal ini mencakup mengontrol dan mengatur dengan mekanismeperilaku, yaitu:

a. Perilaku Verbal

Perilaku ini dilakukan dengan cara mengatakan kepada oranglain secara verbal, sejauh mana orang lain boleh berhubungandengannya.

b. Perilaku Non-verbal

Perilaku ini dilakukan dengan menunjukan ekspresi wajah ataugerakan tubuh tertentu sebagai tanda senang atau tidak senang.

c. Mekanisme Kultural

Budaya mempunyai bermacam-macam adat istiadat, aturan ataunorma yang menggambarkan keterbukaan dan ketertutupan kepadaorang lain dan hal ini sudah diketahui banyak orang padabudaya tertentu.

12

d. Ruang Personal

Ruang personal adalah salah satu mekanisme perilaku untukmencapai tingkat privasi personal. Karakteristik ruangpersonal adalah daerah batas (maya) yang boleh dimasuki olehorang lain. Ruang personal ini melekat pada diri seseornangdan dibawa kemana-mana. Kawasan personal adalah dinamis, yangberubah-ubah besarnya sesuai situasi danwaktu (Fisher dalamPrabowo,1998). Pelanggaran ruang personal orang lain akandirasakan sebagai ancaman sehingga daerah personal inidikontrol dengan kuat.

e. Teritorialitas

Pembentukan kawasan territorial adalah mekanisme perilaku lainuntuk mencapai privasi tertentu. Kalau mekanisme ruangpersonal tidak memperlihatkan dengan jelas kawasan yangmenjadi pembatas antar dirinya dengan orang lain, maka padateritorialitas batas-batas tersebut nyata dengan tempat yangrelatif tetap. Teritorialitas berkaitan dengan kepemilikanatau hak seseorang akan hak geografis tertentu.

2.3. Orientasi Privasi

Sarwono (1992) mengemukakan enam jenis orientasi tentangprivasi yang dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar,yaitu:

a. Tingkah Laku Menarik Diri (Withdrawl)

1) Solitude (keinginan untuk menyendiri)

2) Seclusion (keinginan untuk menjauh dari pandangan dangangguan suara orang di dekatnya serta kebisingan)

3) Intimacy (keinginan untuk dekat dengan keluarga dan orangtertentu, tetapi jauh dari orang lain)

13

b. Tingkah Laku Mengontrol Informasi

1) Anonymity (keinginan untuk merahasiakan jati diri)

2) Reverse (keinginan untuk tidak mengungkapkan diri terlalubanyak kepada orang lain)

3) Not-neighboring (keinginan untuk tidak terlibat bertetanggaatau berinteraksi dengan orang di dekatnya).

2.4. Faktor yang Mempengaruhi Privasi

Terdapat faktor yang mempengaruhi privasi yaitu faktorpersonal, faktor situasional, dan faktor budaya (Prabowo,1998).

a. Faktor Personal

Perbedaan dalam latar belakang pribadi akan berhubungan dengankebutuhan akan privasi. Penelitian Walden (dalam Prabowo,1998) menemukan adanya perbedaan jenis kelamin mempengaruhikebutuahan akan privasi dan cara merespon kondisi padat atausesak.

b. Faktor Situasional

Kepuasan terhadap kebutuhan akan privasi sangat berhubungandengan seberapa besar lingkungan mengijinkan orang-orang didalamnya untuk menyediri. Situasi fisik sekitar jugamempengaruhi kebutuhan privasi seseorang.

c. Faktor Budaya

Dalam beberapa riset, menunjukan bahwa pada tiap-tiap budayatidak ditemukan adanya perbedaan dalam banyaknya privasi yangdiingikan, tetapi sangat berbeda dalam cara bagaimana merekamendapatkan privasi. Desain lingkungan yang dipengaruhi

14

budaya, seperti rumah adat juga mempengaruhi privasi. Artinyasetiap budaya memiliki standar privasi masing-masing dan jugacara mereka memperoleh privasi.

d. Kepadatan

Banyaknya orang dalam suatu tempat mempengaruhi jarak sosial.

Robert Gifford (1997) berpendapat ruang personal mempengaruhiprivasi, berikut beberapa unsur yang mempengaruhi ruangpersonal seseorang:

1) Jenis Kelamin

Umumnya laki-laki memiliki ruang yang lebih besar, walaupundemikian faktor jenis kelamin bukanlah faktor yang berdirisendiri.

2) Kepribadian

Orang-orang yang berkepribadian terbuka, ramah atau cepatakrab biasanya memiliki ruang personal yang lebih kecil.Demikian halnya dengan orang-orang yang lebih mandiri lebihmemilih ruang personal yang lebih kecil. Sebaliknya sipencemas akan lebih mengambil jarak dengan orang lain,demikian halnya dengan orang yang bersifat kompetitif danterburu-buru.

3) Trauma

Pengalaman traumatis seseorang mempengaruhi sikapnya saat ini

4) Ketertarikan

Ketertarikan, keakraban dan persahabatan membawa pada kondisiperasaan positif dan negatif antara satu orang dengan oranglain. Namun yang paling umum adalah kita biasanya akanmendekati sesuatu jika tertarik. Dua sahabat akan berdiri padajarak yang berdekatan dibanding dua orang yang saling asing.Sepasang suami istri akan duduk saling berdekatan dibandingsepasang laki-laki dan perempuan yang kebetulan mendudukibangku yang sama di sebuah taman.

15

5) Rasa Aman/Ketakutan

Kita tidak keberatan berdekatan dengan seseorang jika merasaaman dan sebaliknya. Kadang ketakutan tersebut berasal daristigma yang salah pada pihak-pihak tertentu,misalnya kitasering kali menjauh ketika berpapasan dengan orang cacat, atauorang yang terbelakang mental atau bahkan orang gemuk. Mungkinrasa tidak nyaman tersebut muncul karena faktor ketidakbiasaandan adanya sesuatu yang berbeda.

6) Jarak Sosial

Sesuai dengan teori jarak sosial Edward Hall (1966) yangmembedakan empat macam jarak yang menggambarkan macam-macamhubungan, seperti jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial,jarak publik.

2.5. Fungsi Privasi

Menurut Altman (dalam Prabowo, 1998), ada tiga fungsi dariprivasi, yaitu:

a. Pengatur dan pengontrol interaksi interpersonal yangberarti sejauh mana hubungan dengan oang lain diinginkan,kapan waktunya menyendiri dan kapan waktunya bersama-samadengan orang lain dikehendaki.

b. Merencanakan dan membuat strategi untuk berhubungan denganorang lain, yang meliputi keintiman atau jarak dalamberhubungan dengan orang lain.

c. Memperjelas identitas diri

2.6. Privasi Online

Selama beberapa tahun terakhir, internet telah menjadiperbincangan hangat dan suatu tools yang sangat penting danmenjadi ciri dari kehidupan sehari-hari di negara maju

16

(misalnya, belanja online, berbagi dokumen, dan berbagaibentuk komunikasi online lainnya). Hal ini dapat meningkatkanjumlah penggunaan internet, serta bagaimana informasidikumpulkan dan digunakan mulai berubah.

Berbagai data informasi kini dikumpulkan dengan peningkatanfrekuensi dan dalam konteks yang berbeda, membuat individumenjadi lebih transparan. Bahk an, terkadang seseorang denganmudahnya mengungkapkan segala isi hatinya dalam beberapacomment di akun jejaring sosial yang akrab dan digandrungiremaja, seperti misalnya: twitter, facebook, friendster, dansebagainya. Mereka mengungkapkan komentar tersebut secaraterbuka bahkan ada pula yang terkesan vulgar, dan tidakmenyadari bahaya yang mengancam terkait sasaran komentartersebut. Bisa jadi pribadi yang dikomentari tersebut tidakbisa menerima, atau ada orang lain yang terkait dengan masalahyang dibicarakan juga tidak bisa menerima komentar yangditulis dalam akun tersebut.

Tidak salah jika muncul pendapat bahwa “saat ini masalahprivasi bukan hal besar, karena perkembangan teknologi telahmenyebabkan munculnya informasi dari “masyarakat“ yang mampumengumpulkan, menyimpan dan menyebarluaskan serta meningkatkanjumlah data tentang individu. (Byford Schatz, 1996, p. 1)

Terkait dengan uraian di atas, biaya sosial dan finansialyang ditanggung untuk memperoleh dan menganalisis data inimeningkat tajam seiring dengan kemajuan teknologi. Fenomenaini menimbulkan masalah antara lain privasi. Ada kekhawatiranbahwa Internet tampaknya dapat mengikis privasi (Rust, Kannan,& Peng, 2002) dan bahwa masalah privasi dalam interaksi sosialsecara offline atau tatap muka semakin diperbesar masalahtersebut dalam interaksi secara online (Privasi KnowledgeBase, 2005).

Sebagai contoh, Ingham (1978) juga menyatakan, "Padaindividu dalam kehidupan sosial sehari-hari jarang dihadapkandengan invasi privasi mereka, meskipun jumlah potensi ancamansangat besar "(hal. 40). Namun, karena ini penelitian awal,

17

teknologi baru (dan khususnya Internet) telah memicuperdebatan dan kontroversi tentang invasi potensi danpelanggaran terhadap privasi (Dinev & Hart, 2004)

Ada sejumlah ancaman khusus ketika melakukan transaksisecara online berkaitan dengan privasi. Sebagai contoh,pengaruh saat berselancar melalui media internet (Weiser,1988) berarti bahwa saat beraktifitas secara online, secaratidak langsung kita meninggalkan data berupa jejak digital dibanyak bidang kehidupan kita yang sebelumnya dianggap"offline." Perkembangan yang sangat cepat dengan dayakomputasi, seperti pengolahan kecepatan, meningkatkankapasitas penyimpanan, konektivitas komunikasi yang lebihluas, dan ukuran kapasitas koneksi dengan biaya rendah semuapada akhirnya mempengaruhi privasi (Sparck-Jones, 2003).

Secara khusus, konsepsi fitur konektivitas Internet (Sparck-Jones, 2003) berarti bahwa hal itu memungkinkan untukmelakukan komunikasi dua arah secara interaktif dan dapatdijalin pada kehidupan masyarakat secara intim lebih darimedia yang lain seperti menghubungkan orang dengan tempat danorang dengan orang. Dengan demikian, hal ini akan menimbulkanancaman privasi informasi. Kemajuan pesat ini memberikan maknabahwa informasi yang didapat dan diolah secara lebih efisiendan murah dapat dikumpulkan, disimpan, dan dipertukarkan,bahkan data yang mungkin dianggap sensitif oleh individu yangbersangkutan. Dengan demikian, peran database yang cukup besardan informasi seperti catatan internet tentang sejarahkeuangan dan kredit perorangan, catatan medis, pembelian, dansebagainya sangat rentan untuk dilihat dan dibaca olehindividu yang tidak memiliki kewenangan terhadap hal tersebut.

Oleh karena itu, ada isu-isu privasi penting terkait denganaktivitas online (Earp, Anton, Aiman-Smith, & Stufflebeam,2005) seperti biasa seperti membeli belanjaan mingguan melaluiweb (misalnya, apakah menyimpan informasi pengecer padapembelian online? Apakah dijual kepada pihak ketiga sehinggamereka dapat mengirim informasi tentang individu untuk

18

ditargetkan pada junk mail) atau? Dari hasil penelitianpsikologi online (misalnya, adalah mengidentifikasi informasiyang dikumpulkan mengenai peserta? Apakah kerahasiaan dapatdijamin?).

Tentu saja, ada juga manfaat bagi kemajuan teknologi yangdijelaskan seperti (layanan pribadi, kenyamanan, efisiensiditingkatkan). Pengguna dapat memberikan informasi berhargatentang diri mereka sendiri untuk mengambil keuntungan danmanfaat. Seperti aktifitas yang dilakukan American Life Survey(2001) melaporkan bahwa lebih dari dua-pertiga dari penggunabersedia untuk berbagi informasi pribadi mereka di bawahbeberapa keadaan. Dalam beberapa situasi, privasi ekspresifdapat diperoleh melalui hilangnya privasi informasi kepadapihak ketiga. Misalnya, seseorang mungkin mengungkapkaninformasi pribadi dan informasi kartu kredit untuk kenyamananmenyelesaikan sebuah transaksi online. Dengan cara ini,koleksi pribadi, informasi privasi ini dapat dianggap sebagai"pedang bermata dua" (Malhotra, Kim, & Agarwal, 2004).

2.7. Kebebasan Informasi

Kebebasan termasuk suatu yang bersifat asasi, yangumumnya para ahli memiliki konsepsi yang sama bahwa kebebasanada pada setiap insan. Secara dekripsi, kebebasan senantiasaada batasan baik kelemahan yang bersifat internal maupuneksternal. Pada dasarnya kebebasan bukan berarti berbuatkehendak hati melainkan ada batasnya untuk mengakui danmenghormati hak dan kewajiban setiap manusia pada umumnya.

Informasi telah mengenalkan suatu etika baru, bahwasetiap pihak yang mempunyai informasi memiliki naluri yangsenantiasa mendesiminasikan kepada pihak lain, begitu pulasebaliknya. Teknologi informasi menjanjikan bahwa komunitasabad 21 akan memiliki jaringan komunikasi dan teknologi multimedia sebagai tulang punggunya. Penghargaan atas privasi dalamkomunitas informastika yang mengglobal, amat sangat berbeda

19

dalam suasana yang fiscal, demikian pula dalam kepentinganatas privasi data. Keperluan menjaga kerahasiaan data daninformasi pribadi tampak menjadi prioritas untuk meletakkankepercayaan dalam jaringan interaksi komunikasi.

Perlindungan atas data dan informasi sesorang menyangkutsoal-soal hak asasi manusia. Persoalan perlindungan terhadapprivasi atau hak privasi muncul karena keprihatinan akanpelanggaran privasi yang dialami oleh orang dan atau badanhukum. Perlindungan privasi merupakan hak setiap warga negara,harus dihormati dan diberikan perlindungan. Termasuk konsepsiPrivacy Information (Security) dimana sebuah informasi harusaman, dalam arti hanya diakses oleh pihak–pihak yangberkepentingan saja sesuai dengan sifat dan tujuan dariinformasi tersebut.

2.8. Arti Penting Pengaturan Perlindungan Privasi Data danInformasi

Kemajuan dan perkembangan komunikasi multimedia, ruanglingkup dan kecepatan komunikasi lintas batas meningkat.Perkembangan tersebut telah mendorong berbagai foruminternasional memahami fenomena komunikasi multimedia sebagaisalah satu pemanfaatan teknologi informasi. Dalam hal inidiperlukan kerja sama untuk mencapai tujuan tanpa melanggarprinsip yang berlaku dalam hukum intenasional. Negara-negaratersebut hakekatnya dapat disebut sebagai embrio dalammewujudkan masyarakat internasional dalam bidang komunikasi.

Di internet hal demikian susah didapat, e-mail yangdikirimkan adalah text murni. Orang lain bisa saja membacasurat tersebut. Bagi yang berada di kantor dan koneksi keinternet dengan proxy server kantor, admin bisa kapan sajamembaca isi surat yang baru saja dikirimkan tadi. Lebih buruklagi, e-mail tersebut dapat dipalsukan misalnya mengirimkan e-mail atas nama yang bersangkutan kepada orang lain dan tidak

20

ada yang bisa dilakukan untuk membuktikan bahwa e-mailtersebut bukan kiriman kita sendiri.

Untuk mencegah hal demikian, diperlukan sebuah programyang dapat mengacak (encrypt) e-mail tersebut sekaligusmemverifikasi bahwa e-mail tersebut adalah benar-benarindividu tersebut sendiri yang mengirimnya. Program yangdimaksud adalah PGP (Pretty Good Privacy). Dengan PGP bukansaja surat seseorang tidak dapat dibaca oleh pihak lainmelainkan keabsahannya juga terjaga.

Hal lain yang perlu diperhitungkan dalam menjaga privasiadalah steganografi. Steganografi adalah seni menyembunyikansesuatu ke dalam sesuatu. Penjelasan ini mungkin agakmembingungkan. Tapi percayakah jika e-mail seseorang dapatdisembunyikan di dalam file BMP atau WAV? Hal tersebut dapatdilakukan dengan steganografi. Jika seorang individumengirimkan e-mail-nya dalam keadaan terenkripsi maka mungkinsesorang dapat dengan sengaja memblokir e-mail tersebut danmenghapusnya, karena kesal tidak dapat membaca e-mail. Pesanindividu tersebut tidak akan pernah sampai. Tapi bagaimanajika individu tersebut mengirimkan e-mail biasa dengan bodykosong bersubjek “Foto reuni” dan attachment berupa file BMP?Tentu orang akan berasumsi bahwa yang dikirim hanyalah fotodan tidak ada apapun yang menarik untuk diperhatikan. Di lainpihak, rekan rahasia individu tersebut mengetahui seseorangmengirimkan e-mail lewat foto BMP tersebut dan mendeskripsinyadengan software khusus steganografi maka e-mail tersebutselamat sampai tujuan dalam keadaan utuh. Hal ini dapatdikombinasikan dengan PGP sehingga walaupun seseorang tahubahwa proses mengirimkan e-mail lewat file gambar namun tetaptidak dapat mengamati apa yang telah ditulis.

2.9. Anonimitas dalam Aktifitas Online

Anonimitas adalah tidak beridentitas. Contohnya bagi yang ikutpemilu tentu saja sewaktu nyoblos tidak menuliskan nama pada

21

kertas suara. Ini untuk menjamin kerahasiaan pada saat pemilu.Privasi dan anonimitas adalah 2 hal yang sangat erat kaitannyadan mirip. Tapi prinsipnya Anonimitas adalah untuk privasisedangkan privasi belum tentu membutuhkan anonimitas, walaupunbiasanya memerlukan. Privasi bisa saja didapat denganmenerapkan sekuritas misalnya enkripsi. Contohnya, saatmengirimkan e-mail yang disertai alamat dan nama, namun isinyadiacak dengan PGP untuk mencegah orang lain melihat isi e-mail.

Di media digital seperti internet, apapun service yangdigunakan sedikitnya seseorang telah membuka identitasnyasendiri. Bagaimana dan apa tentang diri seseorang tersebutyang bisa diketahui orang lain dibahas di bawah ini (Arif,2009):

E-mail Salah jika seseorang beranggapan e-mail yang tidakberisi nama dan e-mail asli tidak dapat dilacak kembali. Atau,sangatlah aman memakai free web based e-mail seperti Yahoo danlain-lain. Ini adalah persepsi salah yang sangat banyakditemui. Setiap e-mail yang dikirim telah dicap dengan IPseseorang yang terdapat di header e-mail. Free web based e-mail selalu menyertakan IP seseorang di setiap e-mail yangdikirim.

WWW Setiap kali berkunjung ke situs apapun, sedikitnyaseseorang telah membuka informasi tentang darimana asal orangtersebut berada. Banyak situs web internet menggunakanfasilitas log IP untuk mengetahui darimana asal pengunjungnya.Cookie yang ditanam di PC akan memberikan informasi ke webserver asal tentang berapa kali seseorang berkunjung ke situsyang bersangkutan, sudah berapa kali belanja online, sudahpernahkah melihat iklan banner ABC dan lain-lain. Sedangkanweb browser sendiri akan mengekspos versi browser, sistemoperasi, resolusi dan lain-lain.

FTP Mendownload di server FTP juga akan mengekspos tentangdarimana asal dan provider seseorang. IP seseorang tersebutakan di log selama berada di dalam server FTP tersebut.

22

IRC Dengan menggunakan nick name dan real name yang palsutidak menjamin identitas seseorang tidak akan diketahui oranglain. Sekali lagi, IP memegang peranan penting disini.Seseorang dapat diketahui darimana berasal dan memakaiprovider apa dengan bermodal IP tersebut.

Tanpa adanya IP ini siapapun tidak mungkin dapatmenggunakan internet. Dapat diibaratkan bahwa IP adalah nomortelepon, jadi setiap siapapun ingin dihubungi orang lain tentuorang tersebut harus mengetahui nomor telepon tersebut barubisa berhubungan.

Untuk melindungi privasi ada beberapa cara yang dapatditerapkan berdasarkan servis internet yang digunakan. Jikamenggunakan WWW, maka gunakanlah web proxy. E-mail gunakanremailer atau “nym account”. IRC, gunakan Wingate proxy.

Privasi atau tidak?

Adalah sesuatu yang kontroversial untuk menetapkan apakahprivasi perlu diterapkan di internet atau tidak. Di satu sisiprivasi adalah hak asasi, di lain sisi fasilitas untuk inisering disalahgunakan dengan tujuan iseng atau balas dendammisalnya posting anonim dengan pesan yang disertai flame.

Pemerintah Amerika Serikat sangat anti terhadap masalahprivasi (Arif, 2009). Ini terbukti dari larangan eksporteknologi enkripsi bit tinggi ke luar AS. Mereka inginmengontrol/menyensor semua e-mail yang masuk ke atau keluardari AS. Dikhawatirkan jika teknologi enkripsi bit tinggi (diatas 64 bit) tersebar ke luar maka agen rahasia AS akan sulitmelacak dan mengawasi e-mail yang akan mereka monitor terhadappihak-pihak tertentu di luar AS yang dicurigai melakukantindak kejahatan tingkat tinggi/internasional. Enkripsi ber-bit tinggi hanya boleh dipakai di dalam AS karena masih dalamwewenang pemerintah AS. Privasi dan anonimitas adalah bagaikanpisau bermata dua. Di tangan yang benar menjadikannya bergunadan di tangan yang salah menjadikannya bencana.

23

Walaupun sebenarnnya dengan kecanggihan teknologiinformasi pula aktivitas kita di internet telah terekam olehsistem yang mencatat ID ataupun IP (internet protocol) daripengguna internet sehingga ketika ada penyalahgunaan data bisaditelusuri. Akan tetapi, alangkah lebih baiknya kita berhati-hati dengan segala data privasi yang kita miliki untuk tidakbegitu saja menaruh di belantara dunia maya. Berikut inilangkah-langkah yang bisa dilakukan guna menjaga privasiketika berselancar di dunia maya.

1.Sering-seringlah mencari nama Anda sendiri melalui mesinpencari Google. Kedengarannya memang aneh, tetapi setidaknyainilah gambaran untuk mengetahui sejauh mana data Anda dapatdiketahui khalayak luas.

2.Mengubah nama Anda. Saran ini tidak asing lagi karenasebelumnya, Chief Executive Google Eric Schmidt telahmengatakannya supaya ketika dewasa tidak dibayang-bayangi masalalu.

3.Mengubah pengaturan privasi atau keamanan. Pahami dangunakan fitur setting pengamanan ini seoptimal mungkin.

4.Buat kata sandi sekuat mungkin. Ketika melakukan registrasionline, sebaiknya lakukan kombinasi antara huruf besar dankecil, angka, dan simbol supaya tak mudah terlacak.

5.Rahasiakan password yang Anda miliki. Usahakan jangan sampaiada yang mengetahuinya.

6.Untag diri sendiri. Perhatikan setiap orang yang men-tagfoto-foto Anda. Segera saja untag foto tersebut jika Andatidak mengenali siapa yang "mengambil" foto tersebut.

7.Jangan gunakan pertanyaan mengenai tanggal lahir, alamat,nama ibu karena pertanyaan tersebut hampir selalu digunakansebagai pertanyaan keamanan untuk database bank dan kartukredit. Ini memberi peluang bagi peretas untuk mencuriidentitas dan mencuri uang Anda.

24

8.Jangan tanggapi pos-el yang tak jelas. Apabila ada suratelektronik dari pengirim yang belum diketahui atau dari negeriantah berantah, tak perlu ditanggapi. Kalau perlu, jangandibuka karena bisa saja pos-el itu membawa virus.

9.Selalu log out. Selalu ingat untuk keluar dari akun Anda,khususnya jika menggunakan komputer fasilitas umum.

10.Wi-FI. Buat kata sandi untuk menggunakan wi-fi, jika tidak,mungkin saja ada penyusup yang masuk ke jaringan Anda.

2.10. Pelanggaran Hak Privasi

Setiap orang yang merasa privasinya dilanggar memiliki hak untuk mengajukan gugatan yang dikenal dengan istilah Privacy Tort.

William Prosser membagi bentuk-bentuk pelanggaran privasi menjadi sebagai berikut:

ü Intrusion, yaitu tindakan mendatangi atau mengintervensi wilayah personal seseorang tanpa diundang atau tanpa ijin yangbersangkutan. Tindakan mendatangi dimaksud dapat berlangsung baik di properti pribadi maupun di luarnya.

ü Public disclosure of embarassing private facts, yaitu penyebarluasan informasi atau fakta-fakta yang memalukan tentang diri seseorang. Penyebarluasan ini dapat dilakukan dengan tulisan atau narasi maupun gambar.

ü Publicity which places some one false light in the public eye, yaitu publikasi yang mengelirukan pandangan orang banyak terhadap seseorang.

ü Appropriation of name or likeness, yaitu penyalahgunaan nama atau kemiripan seseorang untuk kepentingan tertentu. Peristiwa ini lebih terkait pada tindakan pengambilan keuntungan sepihak atas ketenaran seorang selebritis. Nama atau kemiripan si selebritis dipublisir tanpa ijin.

25

BAB IIIPENUTUP

3.1. Kesimpulan

Istilah “keep your mouth” yang secara awam dipahamisebagai bahasa simbol dengan arti “tutup mulut”, nampaknyasangat krusial pula diterapkan dalam beraktifitas secaraonline. Pemahaman bahwa harus menjaga rahasia dengan bahasasimbolik tutup mulut tersebut menyiratkan pentingnya untukselalu menjaga atau menyimpan rahasia secara rapat tanpadiketahui oleh orang lain.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, isu privasi dankepercayaan adalah sangat krusial tidak hanya untuk desain

26

sistem komputer tapi juga bagaimana penelitian dilakukansecara online. Kami percaya bahwa perlindungan privasi (dalamberbagai bentuk), bersama mekanisme untuk mempromosikankepercayaan, sangat penting untuk kedua desain sistem sosialonline dan juga sebagai pertimbangan penting bagi orangbertujuan untuk melakukan penelitian menggunakan Internet.Namun, perkembangan pesat dari masyarakat menimbulkantantangan unik terkait dengan privasi karena meningkatnyakebutuhan pengungkapan diri (self eksposure) pada tingkatinterpersonal dan tingkat organisasi. Demikian pula,menggunakan Internet untuk mengumpulkan data surveimenimbulkan tantangan privasi bagi para peneliti yang terlaludapat mempengaruhi pola respon (Joinson, Woodley, & Reips,2007).

Ada sejumlah langkah yang dapat diambil untuk memastikan bahwaperangkat lunak sosial baik melindungi privasi danmemungkinkan pengembangan kepercayaan.

Pertama, pengembang sistem pada beberapa lembaga atau instansiyang mengelola informasi personal harus menerapkan pedomanatau semacam juklak atau SOP (Standar Operasional Prosedur)untuk membatasi jumlah informasi pribadi yang dikumpulkan danperan kebijakan privasi (privacy policy) yang membutuhkanpengungkapan jati diri pada dasar Must Know (apa sajainformasi yang perlu diketahui), karena berdasarkan asumsiumum bahwa semua administrator pengelola informasi memilikiakses penuh ke data pengguna, sehingga ada kemungkinan untukperlunya regulasi yang cukup ketat.

Kedua, perlu dibangun kepercayaan (trust) ke dalam rancanganlayanan Internet, baik melalui kegiatan rancang bangunpengelolaan suatu sistem yang lebih mengedepankan userpriority.

Ketiga, jika memungkinkan, user diberikan pilihan mekanismekontrol terhadap perlu tidaknya dalam mengungkapkan informasipribadi dan penggunaannya. Pengumpulan informasi pribadi yangberlebihan, dan hilangnya kepercayaan, menimbulkan tantangan

27

untuk mempertanyakan kembali manfaat dari internet, padahalsemua pasti memaklumi internet merupakan tawaran teknologidalam interaksi sosial yang kaya dengan konten yang beragam.

Keempat, selalu dikembangkan sikap skeptis dan kehati-hatiandalam setiap beraktifitas dan bertransaksi secara online,serta mampu bersikap realistis dan dewasa dalam bertindaksehingga informasi yang diberikan tidak sampai merugikan parauser sendiri. Semoga.

28

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Muhammad. 2009. Privasi dan Anonimitas di Internet.

Baran, J. Stanley. 2008. Pengantar Komunikasi Massa. MelekMedia dan Budaya. Jakarta: Erlangga

Atkinson, L Rita; Atkinson, C Richard & Hilgard, R Ernest.1983. Pengantar Psikologi – Edisi Kedelapan. Jakarta: PenerbitErlangga.

Prabowo, Hendro. 1998. Pengantar Psikologi Lingkungan.Jakarta. Gunadarma

https://www.academia.edu/9363298/etika_dan_filsafat_komunikasi_privasi

Altman, I. 1975. The environment and social behaviour.Monterey, CA: Brooks/Cole.

Privacy Knowledge Base. 2005. Retrieved on June 20, 2005, fromhttp://privacyknowledgebase.com.

29


Recommended