+ All Categories
Home > Documents > Problem Kejiwaan Setadewa terhadap Nasionalisme dalam Novel

Problem Kejiwaan Setadewa terhadap Nasionalisme dalam Novel

Date post: 03-May-2023
Category:
Upload: ui
View: 2 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
29
Problem Kejiwaan Setadewa terhadap Nasionalisme dalam Novel Burung-Burung Manyar Karya Y.B. Mangunwijaya Amirah Wulansari Arifin Mentari International School Jakarta (diterima 28 Juni 2015, disetujui___, revisi terakhir__) Abstrak 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebebasan mengungkapkan pendapat adalah hak setiap manusia, begitu juga di Negara Indonesia. Setiap warga Negara berhak menyatakan buah pikirannya untuk kemajuan bangsa. Banyak cara yang bisa dilakukan oleh kita sebagai warga Negara untuk berkontribusi dalam pembangunan Indonesia, salah satu yang dapat kita lakukan adalah melalui meneliti aspek dan konsep yang terdapat pada novel yang sangat legendaris yang bernama Burung-Burung Manyar larya Y.B. Mangunwijaya. Y.B. Mangunwijaya adalah salah satu sastrawan yang terbesar di Indonesia. Ia juga seorang rohaniawan, arsitek, dan budayawan. Kepeduliannya kepada rakyat kecil sangat besar, beliau percaya bahwa betapa pentingnya
Transcript

Problem Kejiwaan Setadewa terhadap Nasionalisme dalamNovel Burung-Burung Manyar Karya Y.B. Mangunwijaya

Amirah Wulansari ArifinMentari International School Jakarta

(diterima 28 Juni 2015, disetujui___, revisi terakhir__)

Abstrak

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebebasan mengungkapkan pendapat adalah hak setiap

manusia, begitu juga di Negara Indonesia. Setiap warga

Negara berhak menyatakan buah pikirannya untuk kemajuan

bangsa. Banyak cara yang bisa dilakukan oleh kita sebagai

warga Negara untuk berkontribusi dalam pembangunan

Indonesia, salah satu yang dapat kita lakukan adalah

melalui meneliti aspek dan konsep yang terdapat pada

novel yang sangat legendaris yang bernama Burung-Burung

Manyar larya Y.B. Mangunwijaya.

Y.B. Mangunwijaya adalah salah satu sastrawan yang

terbesar di Indonesia. Ia juga seorang rohaniawan,

arsitek, dan budayawan. Kepeduliannya kepada rakyat kecil

sangat besar, beliau percaya bahwa betapa pentingnya

pedidikan dasar bagi masyarakat Indonesia, terutama

kelah bawah. Rasa kepeduliannya terhadap anak-anak

memotivasi dirinya untuk membuat sistem pendidikan dasar

bagi anak-anak terutama yang tiba dari keluarga kurang

mampu.

Salah satu karya sastranya yang bernama Burung-Burung

Manyar menceritakan kondisi era Agresi Militer ke 1 dan

2. Agresi Militer pertama pada tahun 1947, bercokol di

Indonesia sejak Perundingan Linggarjati, Belanda meminta

Indonesia untuk berdiri sebagai federal, namun Indonesia

menjadi Republik Indonesia Serikat. Penolakan tersebut

menyebabkan mulainya Agresi Militer pertama. Agresi

Militer kedua terjadi pada saat Belanda, kembali lagi

untuk menjaajh Indonesia setelah merdeka.

Dalam era tersebut, Indonesia sedang berjuang untuk

membebasi Ibu Pertiwi dari penjajah. Kondisi yang sangat

kritis ini, memotivasi para pejuang untuk mengeluarkan

segalanya demi Tanah Air. Namun di sisi lain, rakyat

Indonesia terbelenggung dalam mengungkapkan pikiran dan

pendapatnya. Dalam novel Burung-Burung Manyar, terdapat

konsep-konsep nasionalisme dan patriotisme yang

diggambarkan oleh tokoh-tokoh dan pejuang Indonesia.

Dari uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti

sikap dan konsep nasionalisme yang berhubungan dengan

kemerdekaan Indonesia di novel ini.

1.2 Rumusan Masalah

Dari novel karya Y.B. Mangunwijaya, saya bisa melihat

beberapa konsep nasionalime yang dapat diangkat sebagai

permasalahan dalam karya tulis ini, berikut ini adalah

masalah-masalah yang dapat didiskusikan di karya tulis:

1. Mengapa Setadewa berbalik membenci Indonesia?

2. Seberepa tinggikah rasa nasionalisme Setadewa

terhadap Indonesia?

3. Apakah nasionalisme Setadewa memberikan efek

terhadap sikap Setadewa?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan tiga permasalahan yang diangkat dalam

tulisan ini, saya bermaksud untuk menambah wacana

terhadap Problem Kejiwaan Setadewa terhadap Nasionalisme

dalam Burung-Burung Manyar yang merupakan kondisi

masyarakat padak saat penjajahan dan mengeksplor lebih

dalam pemikiran dan ekspresi masyarakat pada waktu itu.

Selain itu, tulisan ini juga bertujuan untuk meningkatkan

pemahaman atas konsep nasionalism di dunia sastra.

1.4 Manfaat Penulisan

Approaches to Learning, menambah refleksi terhadap negara

sendiri dan sekaligus menambah ilmu tentang Indonesia.

Juga saya dapat mengetahui tokoh-tokoh yang hidup di era

Agresi Militer dan memecahkan masalah yang terdapat pada

karya tulis ini.

Human Ingenuity, faktor-faktor penting yang berpengaruh

dengan kehidupan sehari-hari secara sosial dan apa yang

akan saya dapatkan setelah memperoleh karya tulis

tersebut.

Health and Social Education, karya tulis ini mempengaruhi

kehidupan sehari-hari saya, tentu saja banyak hal yang

mempengaruhi kehidupan saya sehari-hari seperti

meningkatkan rasa nasionalisme di diri saya dan keluarga.

Juga, apakah karya tulis ini akan berguna untuk masa yang

akan mendatang, tentu saja pembaca akan selalu

mendapatkan ilmu dari seluruh karya tulis yang sudah

diperoleh siswa-siswi sebelumnya.

Environment, merupakan ringkasan dari sejarah

Indonesia yang perlu kita hormati, juga untuk para

pemuda-pemudi untuk menghargai pahlawan Indonesia. Sebab,

tanpa mereka kita tidak akan menempati Indonesia sekarang

1.5 Metode Penelitian dan Data

Bentuk penulisan merupakan deskritif kualitatif. Sama

halnya dengan penelitian, penulisan kualitatif adalah

salah satu metode penulisan yang menggunakan data

kualitatif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan

terhadap suatu obyek. Metode deskriptif dapat digambarkan

sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan

menggambarkan atau melukiskan suatu keadaan atau obyek

pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak.

Tujuan utama deskriptif statistic adalah untuk

memahami fenomena atau gejala social dengan menitik

beratkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena yang

dikaji disbanding dengan memerincinya menjadi variable-

variabel yang saling terkait. Harapannya adalah diperoleh

pemahaman yang mendalam tentang fenomena, untuk

selanjutnya dihasilkan sebuah teori. Karena tujuannya

berbeda dengan deskriptif kuantitatif, maka prosedur

peroleh data dan jenis penulisan kuantitatif juga

berbeda.

Teknik pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh

informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan

penulisan. Karya tulis ini menggunakan salah satu teknik

pengumpulan data, yaitu studi dokumentasi. Teknik ini

dipilih mengingat obyek dari tulisan adalah analisis,

yang merupakan ungkapan perasan dari tokoh- tokokh dari

novel Burung-Burung Manyar terhadap kondisi masyarakat

dan nasionalisme di sekitar. Studi dokumentasi ini

dipilih karena dapat menjangkau jauh ke masa lalu dan

tidak langsung ditujukan kepada obyek penulisan.

2. KAJIAN TEORI

2.1 Latar Belakang Sejarah Indonesia

Sejarah Indonesia mempunyai suatu durasi waktu yang

panjang dan juga dimulai sejak zaman prasejarah oleh

“Manusia Jawa” pada masa sekitar 500.000 tahun yang lalu.

Indonesia memiliki periode sejarah yang bisa di pisah

menjadi lima grup: era pra kolonial, munculnya kerajaan-

kerajaan Hindu-Buddha serta Islam di Jawa dan Sumatera

yang terutama mengandalkan perdagangan; era kolonial,

masuknya penjajah seperti Spanyol, Portugal, Jepang dan

(terutama Belanda) yang menginginkan rempah-rempah

mengakibatkan penjajahan oleh Belanda selama sekitar 365

tahun dimulai dengan awal abad ke-17 hingga pertengahan

abad ke-20; era kemerdekaan, pasca Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia (1945) sampai jatuhnya Soekarno (1966); era

Orde Baru, 32 tahun masa pemerintahan Soeharto (1966–

1998); serta era reformasi yang berlangsung sampai

sekarang.

2.1.1 Sejarah Indonesia Periode 1934—1944

Bulan Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan

Konoe sebagai Perdana Menteri Jepang. Terjadinya perang

pasifik sangat berpengaruh besar terhadap gerakan

kemerdekaan negara-negara di Asia Tenggara, termasuk

Indonesia. Tujuan Jepang menjajah Hindia-Belanda adalah

untuk menguasai sumber daya alam, guna mendukung potensi

perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang

sebagai pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer di

Asia Tenggara, dan daerah Sumatera sebagai sumber minyak

utama.

Bala Tentara Nippon adalah sebutan pemerintahan

militer pada masa pemerintahan Jepang. Menurut UUD ‘45

No. 1 (7 Maret 1942), pembesar Bala Tentara Nippon

memegang militer dan segala 'kekuasaan yang dulu dipegang

oleh Gubernur Jenderal pada masa Belanda. Dalam

pelaksanaan sistem pemerintahan ini, kekuasaan atas

wilayah Indonesia dipegang oleh dua angkatan perang yaitu

angkatan darat (Rikugun) dan angkatan laut (Kaigun).

Masing-masing angkatan mempunyai wilayah kekuasaan. Lalu,

Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah kekuasaan yaitu:

a. Daerah Jawa dan Madura dengan pusatnya Batavia

berada di bawah kekuasaan Rikugun.

b. Daerah Sumatera dan Semenanjung Tanah Melayu dengan

pusatnya Singapura berada di bawah kekuasaan

Rikugun. Daera Sumatera dipisahkan pada tahun 1943,

tapi masih berada di bawah kekuasaan Rikugun.

c. Daerah Kalimantan, Sulawesi, Nusatenggara, Maluku,

Irian berada di bawah kekuasaan Kaigun.

2.1.2 Sejarah Indonesia Periode 1945—1950

Dalam Revolusi Nasional tahun 1945—1949, sejarah

menggambarkan masa perundingan dan kebuntuan yang lama

diantara hubungan oleh Indonesia-Belanda, yang diselingi

oleh masa pertempuran yang lebih pendek. Tempat

perundingan itu sering kali berpindah tempat dari

Indonesia lalu Belanda dan kemudian ke markas PBB

(Persaruan Bangsa-Bangsa) di New York. Sementara garis

front Republik Indonesia di bawah tekanan Belanda

terpaksa berpindah dari kota-kota besar ke pedalaman.

Dalam bagian pertama tahun 1949, namun demikian akhirnya

garis front itu tidak ada lagi ketika Belanda merebut

ibukota Republik di Yogyakarta.

2.1.3 Sejarah Indonesia Periode 1968—1978

Indonesia memasuki Orde Baru. Kondisi politik,

ekonomi, sosial dan budaya di Indonesia pada tahun 1960-

1966 mulai diwarnai oleh pemerintahan Orde Baru. Orde

Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden

Soeharto di Indonesia. Orde Baru dimulai dari tahun 1966.

Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang

pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik

korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu,

kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga

semakin melebar.

Orde Baru merupakan tatanan seluruh kehidupan rakyat,

bangsa, dan negara, yang diletakan pada kemurnian

pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 dan juga dapat

dikatakan bahwa Orde Baru merupakan koreksi terhadap

penyelewangan pada masa lampau, dan berusaha untuk

menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan

stabilitas nasional guna mempercepat proses pembangunan

bangsa. Indonesia diserang krisis keuangan dan ekonomi

Asia disertai dengan harga –harga sembako yang semakin

jatuh. Presiden Soeharto diminta rakyat untuk

mengundurkan diri atas perbuatan serakah tersebut yang

berlangsung. Krisis tersebut menjadi gejala buat

masyarakat seperti kemiskinan, kelaparan, dan kematian.

2.2 Nasionalisme

Menurut saya nasionalisme adalah suatu rasa

kebanggaan yang terdapat pada masyarakat di dalam suatu

Negara. Sebagai warga Negara Indonesia saya harus merasa

bangga dan mempunyai cukup keyakinan untuk kerja keras

masyarakat Indonesia guna mempermudah kehidupan sehari-

hari. Dalam perkembangannya nasionalisme di Indonesia

sangat kecil dan tidak banyak orang yang menghormati satu

sama lain. Salah satu contoh perilaku tersebut adalah

pertikaian antar suku dan antar pemeluk umat agama yang

berbeda.

Untuk memperbaiki runtuhnya nasionalisme di

Indonesia, yang akan saya lakukan pertama adalah mengajak

orang-orang di sekitar saya, seperti tetangga, saudara,

dan teman-teman untuk memakai produk-produk asal

Indonesia. Dengan menggunakan macam-macam produk dalam

negeri, kita bisa mempromosikan produk tersebut kepada

Negara luar dan membuktikan Negara kita bukanlah Negara

yang lemah. Kita juga bisa membantu memperbaiki tempat

wisata lokal, pantai asuhan, membuang sampah pada

tempatnya dan aktivitas lainnya untuk fasilitas dan

kenyamanan yang lebih baik.

Di Indonesia kita mempunyai banyak tempat wisata

yang telah di sediakan dan sangat dicintai masyarakat dan

turis luar negri. Contoh-contohnya adalah Bromo di Jawa

Timur, Bali, Bukit Tinggi, Pulau Seribu, dan Pulau

Komodo. Dengan mengunjungi tempat wisata tersebut kita

dapat mengenali lebih dalam keindahan yang ada di

Indonesia.

Problem nasionalisme yang terdapat di Indonesia saat

ini adalah para pemuda generasi sekarang banyak yang

lebih menyukai tradisi luar negeri. Seperti memakai

pakaian seperti orang Barat, mengkonsumsi ‘fastfood’,

dan berbicara bahasa asing seperti bahasa Inggris. Untuk

memperbaiki problem ini, kita dapat melestarikan budaya

Indonesia yang sangat bergam, seperti mamakai batik dan

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Rasa nasionalisme di Indonesia semakin berkurang.

Sebagai generasi penerus kita harus memperbaiki masa

depan bangsa kita, salah satunya yaitu memperbaiki and

menghormati Tanah Air untuk memperkuat nasionalisme.

3. PEMBAHASAN

Novel karya Y.B. Mangunwijaya ini sering disebut

sebagai novel spikologis. Novel ini berkisah tentang anak

manusia yang merasa gagal dalam menjalani kehidupannya

karena trauma masa lalunya. Seting cerita zaman modern

dengan latar belakang kehidupan masa revolusi (penjajahan

Jepang dan Belanda) dikisahkan oleh Mangunwijaya dengan

sangat teratur. Brurung-Burung Manyar banyak sekali

mengisahkan elemen- elemen nasionalisme melalui tokoh-

tokoh yang ada di dalam novel ini.

3.1 Pengaruh Unsur Sejarah terhadap Kejiwaan Tokoh

Setadewa

Nasionalisme adalah kata yang sering kali kita dengar.

Apabila, kita berbicara mengenai Tanah Air, bangsa, dan

negara. Dalam keseharian nasionalisme mempunai makna yang

sangat luas. Secara umum, sebagian orang berpendapat

bahwa nasionalisme adalah rasa cinta Tanah Air dan

kebangsaan. Namun demikian, dalam arti yang lebih sempit

nasionalisme dapat pula mengandung makna yang membuktikan

tingkah laku kita merupakan cerminan tingginya rasa

kebangsaan.

Tulisan ini akan membahas mengenai sikap nasionalisme

dalam novel ‘Burung-burung Manyar’. Burung-burung Manyar

adalah salah satu karya sastra terbaik pernyair

Indonesia, yaitu Y.B. Mangunwijaya (1981). Burung-burung

Manyar merupakan roman yang ditulis dengan penuh

keberanian dan kejujuran tentang hidup anak manusia yang

terlibat dalam perang kemerdekaan. Didalam novel,

diceritakan kehidupan seorang Teto, yang bernama asli

Setadewa. Teto adalah anak seorang Letnan KNIL yang

bernama Basuki dan wanita berkebangsaan Belanda yang

bernama Marice. Dalam tubuh Teto, mengalir dua darah yang

berbeda, yaitu Indonesia dan Belanda.

Secara struktural tokoh-tokoh yang dikisahkan dalam

Burung-burung Manyar seperti Atik dan Teto, banyak

mengalami konflik batin mengenai arti nasionalisme. Atik,

yang merupakan puteri dari Antana, pegawai pemerintah di

Bogor dan wanita asli Indonesia yang populer dengan nama

Bu Antana, dikisahkan mempunyai rasa cinta tanah air yang

sangat tinggi. Tingginya nasionalisme Atik bukan tanpa

sebab. Dia dididik dengan tata kerama Jawa yang sangat

kental. Tutur bahasanya mencerminkan gadis Jawa yang

menghargai orang tua dan menjunjung tinggi harkat dan

martabat sebagai wanita Indonesia yang terhormat.

Dalam novel, diceritakan bahwa Atik pada saat dewasa

bekerja sebagai sekretaris Syahrir, yang merupakan

Perdana Menteri Indonesia. Rasa cinta dan bangga sebagai

orang Indonesia, terpupuk saat dia bekerja pada Syahrir.

Atik sangat menikmati pekerjaannya, meskipun di sisi

lain, Teto, yang merupakan kekasih Atik sangat tidak

mendukung dan selalu mengecam Atik karena berkerja untuk

Republik Indonesia.

Teto sangat membenci Indonesia, karena di matanya

bangsa Indonesia adalah pengkhianat dan menyebut

masyarakat Republik sebagai pengecut. Kebencian Teto

terhadap bangsa Indonesia bisa jadi dipicu karena ayahnya

yang berkerja sebagai Letnan di kesatuan tentara Belanda,

yang pada saat itu disebut KNIL. Teto melihat bangsa

Belanda lebih tinggi daripada bangsa Indonesia, baik dari

sisi ekonomi, pendidikan dan tata kerama. Teto

berkeyakinan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang

terbelakang dam berisi orang-orang yang bodoh .

Pertentangan batin terjadi antara Atik dan Teto.

Keduanya adalah sepasang kekasih. Namun, memiliki rasa

kebangsaan yang berbeda. Atik, sangat mendukung proses

kemerdekaan Indonesia, karena baginya hanya Indonesia

yang terpatri dalam hati, dan melekat di sanubari,

“Kalau Indonesia kelak merdeka, negara kita tidak akan kejam” (46)

namun Pak Antana membalas Atik dengan kepercayaan yang

rendah kutipan tersebut menjelaskan bahwa Atik memiliki

kepercayaan yang sangat tinggi terhadap kemerdekaan

Indonesia dibanding dengan ayahnya, Pak Antana. Walaupun

ayahnya kehilangan harapan dengan kemerdekaan Indonesia,

namun Atik berkata “Tidak boleh mudah-mudahan, Pap. Harus.” (46).

Sementara itu, Teto sangat cinta dengan segala hal

yang berbau Belanda. Dia berkerja untuk KNIL dan

mengabdikan hidupnya untuk Kerajaan Belanda. Kedua anak

manusia ini bertentangan satu sama lain dalam menjunjung

rasa nasionalisme, Atik sangat cinta Indonesia, dan Teto

mencintai Belanda, seakan-akan Belanda adalah tanah

kelahirannya.

“Memang kita dari dunia yang berlainan, Atik…ya

beginilah…jadi Atik berkerja sebagai sekretaris pada pemerintah

pemberontak itu?...Mulai sekarang kita akan membuktikan,

siapa yang benar. Dengan realita kejam!...Kau juga Tik, semoga

kau dan ibumu semoga kau dan ibumu selalu terlindung…oleh

Tuhan, kalau itu ada, Tik.” (71)

Dalam novel penulis mengangkat konflik sikap

kebangsaan diantara para tokoh. Seperti diuraikan di

atas, Atik dan Teto sering kali bersiteggang mengenai

sikap nasionalisme dan cinta Tanah Air. Keadaan yang

tidak kodusif ini membawa efek negative terhadap

pasangan tersebut. Teto dan Atik berkali-kali terlibat

dalam percakapan yang meruncing dan seperti ingin

berpisah, dalam Bab sepuluh Teto berkata:

“Pasukanku menang, Kapitein Setajaya. Tetapi kehilangan

Larasati. Barangkali…barangkali toh aku salah pilih” (127).

Kutipan di atas menunjukkan rasa dan pikiran Teto

terhadap Atik dan juga minatnya untuk selalu mendampingi

Atik telah memudar. Langkah demi langkah Teto dalam

proses untuk menghindari diri dari kekasihnya, Atik.

Juga, fakta bahwa tidak adanya chemistry lagi di antara

pasangan. Perbedaan rasa nasionalisme di antrara pasangan

tersebut memberikan perngaruh negatif bagi kepribadian

keduanya. Efek negatif terutama terdapat pada Teto, Teto

akan memiliki probabilitas yang besar bahwa ia akan

kehilangan Atik, karena mereka berkerja dalam sisi yang

“berbeda”, dan sisi tersebut memiliki keingininan yang

berlawanan. Juga, KNIL dapat mengklaim bahwa ia adalah

seorang tentara pengkhianat bagi Kerajaan Belanda, karena

ia berada dalam kontak dengan Atik, yang asli Indonesia

dan kedudukannya sebagai tentara KNIL terancam hilang

bila dia terus berhubungan dengan Atik.

Bagi Atik, meruncingnya hubungan dengan Teto

memberikan pukulan yang cukup besar. Dia akan kehilangan

kesempatan untuk berjumpa dengan Teto, karena

pekerjaannya yang cukup ketat dan memegangnya untuk tetap

fokus keadaan Indonesia yang sedang memburu perjuangan.

Juga, dia sedang di dalam kondisi marah bahaya, karena

pekerjaanya adalah sebagai sekretaris Perdana Menteri

Syahrir. Belanda sering kali mengincar Syahrir untuk

mengakhiri hidupnya, karena dia telah menjadi ancaman

terhadap Belanda. Atik mungkin juga menjadi salah satu

target untuk Belanda.

Novel Burung-Burung Manyar karya Y.B. Mangunwijaya,

banyak memberikan gambaran mengenai arti nasionalisme.

Tokoh-tokoh di dalam roman ini dikisahkan mengalami

pertentangan batin karena adanya perbedaan pengertian dan

penerapan arti nasionalisme pada kehidupan sehari-hari.

Novel ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda

Indonesia mengenai nilai kebangsaan dan rasa cinta

terhadap Tanah Air.

Jaman sekarang banyak sekali budaya luar yang masuk ke

Indonesia dan ini memberikan baik pengaruh negatif dan

positif terhadap masyarakat Indonesia. Pengaruh yang

terdapat dalam tersebarnya budaya luar antara lain

bahasa, pakaian, makanan, karakteristik, dan maupun gaya

hidup. Ini bisa membawa kemajuan untuk masyarakat,

seperti kedisiplinan, pengetahuan yang lebih luas, dan

menyadari keadaan luar.

Dampak negatif yang terlibat adalah lupanya kita

terhadap budaya kita sendiri, membenci tradisi negara,

dan lunturnya gaya hidup Indonesia, seperti jaman

sekarang banyak sekali remaja yang berpakain model barat,

karena terlihat modern dan menarik. Tetapi jarang sekali

kita melihat remaja berkeliling memakai batik, padahal

batik adalah salah satu budaya yang harus kita banggakan

sebagai orang Indonesia. Bahasa juga salah satu dampak

yang kurang membantu, bahasa Inggris merupakan salah satu

bahasa yang sering dipakai untuk kehidupan sehari-hari di

Indonesia. Dengan ini, kadang-kadang orang lupa dengan

bahasa sendiri dan cenderung untuk berlatih bahasa asing.

Untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta terhadap

Tanah Air, semuanya harus bermula dari keluarga karena

keluarga adalah awal dari terbentuknya karakter dan

kepribadian setiap anak. Anak membutuhkan role model, tidak

hanya melulu nasihat dan kisah-kisah yang bombastis.

Namun, contoh nyata perilaku orang tua yang selalu

menanamkan serta menumbuhkan rasa cinta Tanah Air secara

langsung maupun tidak langsung mengkristalisasi dalam

kepribadian setiap anak. Dalam perjalanannya sekolah,

lingkungan sekitar serta teman sepermainan ikut berperan

membentuk pribadi yang cinta Tanah Air dengan sifat

nasionalisme tinggi.

3.2 Kondisi Kehidupan Setadewa Periode 1934—1944

Di periode 1934—1944, Setadewa masih seorang anak

kecil dengan julukannya “Anak Kolong”. Ayahnya yang

berkerja sebagai Letnan di KNIL, memiliki kedudukan yang

sangat tinggi, maka demikian ia sangat dihormtai dengan

tentara-tentara lain. Kedudukan tersebut mengasih Teto

kenyamanan untuk hidup dengan kedua orang tuanya. Teto

berasal dari keluarga yang cukup terpandang oleh penulis,

dan ia juga seing kali bermain dengan anak-anak miskin,

namun ayahnya seringkali marah kepadanya. Pada saat ini

Teto sedang berkembang dan mengikuti perintah orang

tuanya.

Lalu tidak lama kemudian, Teto bertemu seorang teman

gadis yang bernama Atik. Mereka bertemu pada saat Atik

memandang burung-burung berterbangan dan Teto sempat

menggangunya. Atik sangat marah kepada Teto atas gangguan

yang diperoleh Teto. Pada saat ini Teto belum paham apa

arti cinta yang sebenarnya. Teto dan Atik masih hanya

teman biasa dan perasaan diantaranya belumlah berkembang.

Penulis juga mengisahkan dengan kehidupan Teto

sebagai murid SMA yang baru saja lulus di masa remaja.

Masa remaja sangatlah sulit, sebab kita kita berubah

secara fisik, emosional, dan mental. Pada saat ini

Indonesia sedang dalam proses jajahan Jepang. Teto

mendengar kabar soal jajahan ini yang akan mendatang. Ia

ingin sekali mengambil aksi untuk menggagalkan Jepang

untuk datang. Sebab jika mereka datang kedudukan Teto

sebagai anak Letnan KNIL makin menurun. Keluarga Teto

sedang mengalami malapetaka, karena KNIL makin runtuh

dijajah Jepang. Lalu kedua orang tuanya ditangkap oleh

penjajah Jepang, yang telah mempengaruhi Teto sangat

parah.

Teto tertinggal sendiri, kedua orang tuanya telah di

ambil oleh Jepang. Ia harus mencari jalan keluar untuk

beradaptasi dengan halangan-halangan yang mendatang.

Sekarang, Teto sedang ada di dalam kondisi yang sangat

kritis. Namun, ada kabar baik yang menghampirinya, yaitu

bahwa kedua orang tua Atik mau mengurusi Teto. Bahkan

orang tua Atik sangat menyukai Teto dan mereka bisa

menjadi teman dekat yang baik. Juga, kedua orang tua Atik

mendambakan mereka untuk menjadi pasangan.

3.3 Kondisi Kehidupan Setadewa Periode 1945—1950

Kondisi kehidupan Setadea pada periode tersebut

sangatlah menantang. Teto memasuki militer tentara KNIL.

Sejak ia memasuki KNIL, sifatnya menjadi ganas, liar, dan

benci kepada Jepang, karena ibunya dijadikan gundik. Teto

juga membenci Indonesia dan mengatakan bahwa pahlawan-

pahlawan Indonesia adalah pengecut. Kesetiaannya terhadap

Indonesia juga semakin punah, sebab Indonesia tidak dapat

memimpin rakyat dan selalu percaya bahwa Belanda memiliki

qualitas kepemimpinan yang jauh lebih bagus.

Lalu, ia bertemu dengan Mayoor Verbruggen, ini dimana

hidup Teto agak berubah, karena Mayoor Verbruggen juga

berhubungan dengan Teto. Mayoor Verbruggen adalah

mantannya Maurice, ibu Teto. Ia sangat mencintai Maurice,

tetapi telah tertolak olehnya. Namun demikian, cintanya

terhadap Maurice masih tersimpan di dalam hatinya.

Buktinya, Mayoor Verbruggen sangat peduli terhadap Teto

dan selalu menanyakan kabar Maurice. Sebelum Maurice

meninggalkan Teto, ia meminta Mayoor supaya Teto dapat

bergabung dengan tentara Kerajaan Belanda.

Saat ia mulai bergabung dengan KNIL, emosinya sangat

meningkat ketika melihat musuh. Terutama Syahrir, seorang

perdana menteri Indonesia. Syahrir adalah seorang

pemimpin yang sangat diplomatis dan pemberani, ia siap

untuk menantang tentara penjajah. Pada saat Teto serta

bawahannya mengawal Syahrir, ia berteriak-teriak

kepadanya. Tetapi Syahrir hanya tersenyum dan

meninggalkan Tetyo kesal sendiri. Saat-saat ini adalah

yang paling tegang, sebab Teto dalam kondisi yang tak

bisa di kontrol.

Dalam kondisi ini, ketakutan terbesarnya Teto adalah

Indonesia merdeka dan KNIL runtuh. Maka demikian ia

berusaha untuk menghancurkan Indonesia dengan cara

memaki-maki dan menghancurkan usaha para pahlawan. Ia

sangat emosi sekali ketika melihat pahlawan Indonesia

gagah dan berani, hal tersebut membuatnya berpikir bahwa

Belanda akan kalah. Jika KNIL kalah kedudukan keluara

Teto akan hancur. Namun, sekarang misi nomer satu Teto

adalah untuk memastikan ibunya, Atik dan dirinya dapat

bertahan hidup. Walaupun ayahnya sudah di beri tahu telah

meninggal dunia, sekarang Teto wajib menggantikan ayahnya

untuk mengurusi ibunya.

3.4 Kondisi Kehidupan Setadewa Periode 1968—1978

Kondisi kehidupan Teto pada periode ini sangat rumit

dan banyak masalah. Terutama pada saat tentara Belanda

semakin lemah. Kekuatan Belanda semakin pudar sebab para

pahlawan Indonesia sudah mulai memajukan diri untuk

membela Republik. Maka Teto harus juga berjuang negara

yang di belanya yaitu Belanda. Walaupun hal tersebut

terlihat mustahil, sepertinya perjuangan Belanda akan

menurun. Negara luar sudah mulai membantu Indonesia,

secara ekonomi, politik dan sosial.

Dengan kelemahan Belanda, Indonesia mempunyai

keberuntunga untuk merdeka setelah Konferensi Meja

Bundar. Dimana para pahlawan Indonesia bebas keluar untuk

memimpin negara. Juga, mereka berhak untuk mengusir

Belanda dari Tanah Air, dan musuh harus turung tangan.

Mendengar kabar ini, Teto langsung sedih dan juga kesal,

karena negaranya kalah. Dia harus memilih salah satu

pilihan, yaitu menetap sebagai penduduk Republik atau

pergi balik ke Belanda.

Hubungannya dengan Atik juga semakin menjauh,

walaupun Teto jarang sekali bertemuan dengan Atik, Teto

selalu memikirkannya. Di hadapan Teto, Atik adalah

semuanya, dimanapun Teto berada Atik akan selalu muncul

dipikirannya. Maka saat ini adalah saat yang sangat

kritis bagi Teto, demi perjuangan untuk Belanda maupun

cintanya kepada Atik.

4. SIMPULAN

Di dalam novel Burung-Burung Manyar banyak sekali

makna-makna nasionalisme yang dihasilkan para tokoh

karakter. Seperti, karakter antagonis di novel ini,

Setadewa. Dia dilahirkan dengan dua darah yang berbeda,

yaitu Belanda dan Indonesia. Namun, di lebih menyaring

cara hidup Belanda dan mendukungnya.

Walaupun Teto tidak mempunyai rasa nasionalisme

terhadap Republik pada awalnya, dia mulai merasakan

nasionalisme pada saat dia dekat Atik dan saat masa

dewasanya. Atik adalam seorang wanita yang mempunyai rasa

nasionalisme yang tinggi, dia selalu beraksi dan membela

sisi Indonesia. Teto mulai menunjukkan rasa

nasionalismenya pada saat dia bernai membela Indonesia

yang telah ditipu oleh perusahaan-perusahaan yang licik.

Dia dengan dukungan keluarga Atik, dipecak oleh

perusahaan pekerjaanya atas pembongakaran skandal

penipuan. Walaupun dia sudah dipecat, resiko akan tetap

layak atas perjuangannya.

Banyak pendekatan yang dilakukan untuk menganalisa

dan meringkas suatu karya sastra. Y.B. Mangunwijaya

adalah penyair yang sangat aktif mengkritik pemerintah

pada saat kemerdekaan. Sang penyair dengan berapi-api dan

berani mengungkapkan kondisi kemerdekaan dan bagaimana

rakyat bertarung kepada Belanda. Alur bahasa dan kosa

kata yang digunakan tajam menghujam dan akan meluluhkan

hati pembaca yang membacanya. Ketidakadilan, keserakahan

dan manipulasi Belanda menghiasi setiap kata demi kata

dalam buku Burung-burung Manyar.

Secara keseluruhan penulis mendapat banyak perspektif

mengenai bagaimana melakukan analisa dan meringkas buku

Burung-Burung Manyar. Kami yakin banyak manfaat yang

dapat diperoleh dari proses analisa dan ringkasan ini.

Meskipun tulisan kami atas ringkasan tersebut masih jauh

dari sempurna, kami berharap dapat memberi manfaat bagi

yang membacanya.

DAFTAR PUSAKA

"All You Need: Ringkasan Sejarah Negara Republik Indonesia." All You Need: Ringkasan Sejarah Negara Republik Indonesia. N.p., n.d. Web. 1 Dec. 2013.

http://oye-zone.blogspot.com/2011/07/ kemarin-dapat-tugas-dari-sekolah.html

"Andrevetronius’s Weblog." Andrevetroniuss Weblog. N.p., n.d.Web. 1 Dec. 2013. http://andrevetronius.wordpress.com/2008/03/27/latar-belakangkedatangan-jepang-ke-indonesia/

"IPS TERPADU." periode sejarah indonesia. N.p., n.d. Web. 1 Dec. 2013. http://endangsahrini.blogspot.com/2012/04/periode-sejarah-indonesia.html

"Peristiwa setelah kemerdekaan NKRI." Timetoast N.p., n.d. Web. 1 Dec. 2013. http://www.timetoast.com/timelines/peristiwa-setelah-kemerdekaan-nkri

"Revolusi Nasional Indonesia." sejarahkritis. N.p., n.d. Web.1 Dec. 2013. http://sejarahkritis.wordpress.com/2012/04/10/kritik-buku - revolusi-nasional-indonesia/

"Sejarah Penjajahan Jepang di Indonesia." - Kumpulan Sejarah.N.p., n.d. Web. 1 Dec. 2013.


Recommended